I AM NOT THE OWNER PENGARUH KOMPETENSI

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ISSN 2302-0164
pp. 49- 56

8 Pages

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN
INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
(Studi pada Inspektorat Kabupaten Bireuen)
Aidil Syahputra1, Muhammad Arfan2, Hasan Basri3
Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2, 3)
Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia.
1)

Abstract: This study aimed to examine the effect of competence, independence, experience and integrity (either
simultaneously or partially) on audit quality of official government internal control (APIP) (study on
Inspectorate Bireuen). This is a hypothesis testing research which was based on the data that collected by

questionnaires and analyzed using multiple linear regressions. The population comprised of 38 employees,
consisting of JFA Auditor, JF2UPD, and Staff Inspector at the Inspectorate Bireuen. Data analysis was
performed using SPSS (Statistical Package for Social Science) version 20. The results showed that the
competence, independence, experience, and integrity, either simultaneously or partially influence on audit
quality of official government internal control.
Keywords:

Competence, Independence, Experience, Integrity And Audit Quality.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh kompetensi, independensi, pengalaman dan

integritas (baik secara bersama-sama maupun parsial) terhadap kualitas audit aparat pengawasan interrn
pemerintah (APIP) (studi pada Inspektorat Kabupaten Bireuen). Penelitian ini merupakan hypothesis testing
research dengan pengujian menggunakan regresi linier berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner.
Populasi penelitian yaitu 38 pemeriksa, yang terdiri dari Auditor JFA, JF2UPD, dan Staff Pemeriksa pada
Inspektorat Kabupaten Bireuen. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social
Science) versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, independensi, pengalaman, dan integritas,
baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan interrn
pemerintah.


Kata Kunci: Kompetensi, Independensi, Pengalaman, Integritas, Kualitas Audit.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79

PENDAHULUAN
Peran aparat pengawasan intern pemerintah
(APIP) diakui semakin strategis dan bergerak
mengikuti kebutuhan zaman. Saat yang sama, APIP
sebagai agen perubahan merupakan salah satu unsur
manajemen

pemerintah

yang

penting

untuk

mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel.

Peran tersebut dapat terwujud jika didukung dengan
standar mutu yang

sesuai

dengan mandat

penugasan, sehingga siapapun auditor bertugas dapat
menghasilkan mutu hasil audit yang sama (Warta
Pengawasan, 2011).

49 -

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

Tahun 2005 dalam pasal 24 dinyatakan bahwa
pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah
dilaksanakan

oleh


Aparat

Pengawas

Intern

Pemerintah (APIP) sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya. Terkait dengan pengawasan dan
pemeriksaan yang menjadi tupoksi APIP, audit yang
dilaksanakan oleh APIP Inspektorat Kabupaten
Bireuen saat ini masih menjadi sorotan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Indikatornya adalah masih banyaknya temuan
audit yang tidak terdeteksi oleh APIP sebagai auditor

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
internal,


akan

tetapi

ditemukan

auditor

pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),

eksternal yaitu BPK. Berdasarkan hasil pemeriksaan

audit yang dilaksanakan auditor tersebut dapat

terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar

(LKPD) Kabupaten Bireuen Tahun Anggaran 2011


auditing.

s.d 2013 oleh BPK, terdapat kelemalahan atas sistem

profesional

(profesional

pengendalian intern (SPI) sejumlah 32 temuan dan

independen,

pertimbangan

ketidakpatuhan

digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

terhadap


peraturan

oleh

perundang-

undangan sejumlah 40 temuan. Jumlah temuan audit

Pemerintah Daerah Kabupaten Bireuen memperoleh
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK
dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Fenomenafenomena tersebut, menunjukkan belum efektifnya
fungsi audit dan masih lemahnya kualitas audit oleh

Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu
memberikan perhatian yang lebih serius terhadap
pengawasan dan pengedalian pengelolaan keuangan
Pada

dasarnya


banyak

faktor

yang

mempengaruhi kualitas audit, beberapa faktor yang
diduga dapat mempengaruhi kualitas audit APIP
diantaranya

faktor

qualities)

mutu
auditor

(judgment)

yang


publik,

menurut

No.PER/05/M.PAN/03/2008,
kualitas

audit

atas

Permenpan
pengukuran

laporan

keuangan,

khususnya yang dilakukan oleh APIP, wajib

menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN).
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

APIP Kabupaten Bireuen.

daerah.

mencakup

Berkaitan dengan hal tersebut untuk
sektor

Sementara itu kondisi lima tahun terakhir,

auditing

laporan auditor (SA Seksi 150, 2001).

yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah

dari tahun 2009 s.d 2013.

Standar

kompetensi,

independesi,

pengalaman audit, dan integritas.

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
mewajibkan kepada Pimpinan Instansi Pemerintah
untuk

mengendalikan

penyelenggaran

kegiatan

pemerintah dalam rangka efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
Negara.
Hubungan kompetensi terhadap kualitas audit
APIP
Menurut Rai (2008:63) kompetensi auditor

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menguji
pengaruh kompetensi, independesi, pengalaman
audit, dan integritas baik secara bersama-sama
maupun parsial terhadap kualitas audit APIP pada
Inspektorat Kabupaten Bireuen.

adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melaksanakan audit dengan benar.
Seorang

auditor

kemampuan,

ahli

yang
dan

harus

mempunyai

berpengalaman

dalam

memahami kriteria dalam menentukan jumlah bahan
bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung

KAJIAN
KEPUSTAKAAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS

DAN

Rahayu, 2010:2)

Kualitas Audit
Menurut Deis dan Groux (1992), kualitas
audit

adalah

kesimpulan yang akan diambilnya (Suhayati &

probabilitas

untuk

menemukan

pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis
auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran
tergantung pada independensi auditor. Mengacu

Oleh karena itu, organisasi pemeriksa harus
memiliki

prosedur

rekrutmen,

pengangkatan,

pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas
pemeriksa untuk membantu organisasi pemeriksa
dalam mempertahankan pemeriksa yang memiliki

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 50

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kompetensi yang memadai.
H1: kompetensi berpengaruh terhadap kualitas

Hubungan integritas terhadap kualitas audit
APIP
Menurut

audit APIP.
Hubungan independensi terhadap kualitas audit
APIP
Berdasarkan pernyataan standar umum kedua

Mulyadi

(2007:145),

integritas

adalah kemampuan orang untuk mewujudkan apa
yang telah diucapkan atau dijanjikan oleh orang
tersebut menjadi suatu kenyataan. Sementara itu,

(SPKN, 2007) dinyatakan: “dalam semua hal yang

berdasarkan

berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi

PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat

pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap

Pengawasan Intern Pemerintah menyebutkan bahwa

mental dan penampilan dari gangguan pribadi,

“prinsip-prinsip perilaku yang wajib dipatuhi auditor

ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi

adalah

independensinya”. Menurut Mulyadi (2002:26),

kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani,

independensi adalah sikap mental yang bebas dari

bijaksana,

pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak

membangun kepercayaan guna memberikan dasar

tergantung pada orang lain.

bagi pengambilan keputusan yang andal.

H2: Independensi berpengaruh terhadap kualitas
audit APIP.

Permenpan

integritas”.
dan

Auditor

No.

harus

bertanggung

memiliki

jawab

untuk

H4: integritas berpengaruh terhadap kualitas audit
APIP

Hubungan pengalaman terhadap kualitas audit
APIP
Menurut Suraida (2005) pengalaman audit

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis
yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel

adalah pengalaman yang diperoleh auditor selama

kompetensi,

melakukan proses audit laporan keuangan baik dari

integitas

segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan

penelitian yang digunakan adalah hyphotesis testing

yang pernah ditangani. Penggunaan pengalaman

research, unit analisis yang digunakan adalah

didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan

individual, dan horizon waktu yang digunakan

secara berulang-ulang memberikan peluang untuk

adalah cross-sectional.

belajar melakukannya dengan yang terbaik.
Pengalaman kerja seseorang menunjukkan
jenis-jenis

pekerjaan

yang

pernah

dilakukan

seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi

independensi,

terhadap

kualitas

pengalaman,
audit

APIP.

dan
Jenis

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh APIP
(38 responden), oleh karena itu penelitian ini
menggunakan metode sensus.
Analisis

data

pada

penelitian

ini

seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih

menggunakan SPSS. Terhadap data yang diperoleh

baik. Pengalaman bekerja memberikan keahlian dan

dari responden melalui kuesioner dilakukan uji

keterampilan kerja yang cukup namun sebaliknya,

validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan

keterbatasan pengalaman mengakibatkan tingkat

untuk memastikan bahwa masing-masing item

keteranpilan dan keahlian yang dimiliki semakin

dalam instrumen penelitian mampu mengukur

rendah (Masrizal, 2010).

variabel yang ditetapkan dalam penelitian, yang

H3: pengalaman berpengaruh terhadap kualitas
audit APIP

51 -

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

dilakukan dengan menggunakan koefisien Pearson
Product-Moment. Ukuran data dianggap valid jika

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari nilai

Data penelitian yang digunakan yaitu data

kritis pada keyakinan 95%. Uji reliabilitas dilakukan

primer yang diperoleh melalui kuesioner yang

untuk mengetahui hasil pengukuran relatif konsisten

disampaikan kepada responden. Adapun jumlah

apabila dilakukan pengujian ulang. Uji reliabilitas

kuesioner yang diedarkan sebanyak 38 kuesioner,

dilakukan

dengan

dengan tingkat pengembalian 100 % (N = 38).

cronba ch’s

alpha.

menghitung

besarnya

nilai

Instrumen dalam penelitian

dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari
0,5. Semakin dekat cronbach’s alpha dengan 1,
semakin

tinggi

keandalan

konsistensi

Deskripsi Data Penelitian

Tabel 1.1 menunjukkan nilai stasistik deskriptif
dari masing-masing variabel dalam penelitian.

internal

Tabel 1.1
Statistik Deskriptif

(Sugiyono, 2011:121).
Teknik analisis data pada pengujian hipotesis

Mi

M

Mea

Std.

n

D

N
n

menggunakan pengujian analisis regresi linier
berganda yang merupakan teknik statistik yang

dalam

meneliti

pengaruh

variabel

konstanta, β1,2,3,4 adalah koefisien regresi, X1 adalah

.429

8

25

00

33

57

3

3.

5.

4.22

.425

8

17

00

81

22

3

3.

5.

4.31

.449

8

14

00

58

50

3

3.

5.

4.09

.454

8

00

00

87

11

3

3.

5.

4.24

.378

8

30

00

47

26

Integritas

X2 adalah independensi , X3 adalah

pengalaman, dan X4 adalah integritas dan

4.25

Pengalaman

Dimana Y adalah kualitas audit APIP, α adalah
kompetensi,

5.

Independensi

independen terhadap variabel dependen, yaitu:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 ε

3.

Kompetensi

parsial dan simultan. Persamaan model empiris yang
digunakan

3
Kualitas_Audit

digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau
lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara

ax

adalah

3
Valid N (listwise)
8

error . Model penelitian ini dapat dilihat pada

Sumber: Data Primer diolah tahun 2015

Gambar 1.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi dari variabel yang diteliti dengan jumlah

Kompetensi

responden 38 orang. Nilai standar deviasi dari semua
variabel lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini berarti

Independensi

Kualitas
Audit
Pengalaman

bahwa semua variabel tersebut memiliki sebaran
data yang cukup baik, sehingga tidak terjadi outlier
data yang mengakibatkan tidak normalnya distribusi

data.
Integritas

Hasil pengujian hipotesis
Hasil pengujian hipotesis ditampilkan dalam

Gambar 1. Model Penelitian
HASIL PEMBAHASAN

Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Hasil Pengujian Hipotesis

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 52

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Nama
Variabel

Vari
abel

Koefisien
Regresi (β)

Konstanta
X1

Kompetensi

X2

Independensi

X3

Pengalaman

X4

Integritas
Koefisien Korelasi
= 0,505
Koefisien
Determinasi (R2)
=
0,255
Adjusted R Square
= 0,165
(R)

Sta
ndar
Error
0,9
1,408
21
0,1
0,130
93
0,2
0,188
22
0,2
0,063
02
0,2
0,290
21
a. Predictor (Constant):
Kompetensi,
Independensi,
Pengalaman dan
Integritas.
b. Dependent Variabel:
Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

koefisien regresi i (i=1,2,3,4) ≠ 0, sehingga dapat
dinyatakan

bahwa

kompetensi,

independensi,

pengalaman dan integritas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap
bermakna

bahwa

membutuhkan

kualitas audit.

peningkatan

Hal

kualitas

peningkatan

ini
audit

kompetensi,

independensi, pengalaman dan integritas secara
bersamaan.

Semakin

tinggi

kompetensi,

independensi, pengalaman dan integritas secara
bersama-sama, maka akan semakin meningkat pula
kualitas audit.

Sumber: Data Primer diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, persamaan
regresi linear berganda pada penelitian ini dapat

Berdasarkan

hasil

pengujian

hipotesis,

diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,505
yang menunjukkan hubungan (korelasi) antara

dituliskan sebagai berikut:
Y = 1,408 + 0,130X1 + 0,188X2 + 0,063X3 +
0,290X4 + ε
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
semua koefisien regresi (β) untuk masing-masing
variabel independen tidak sama dengan nol, yaitu

variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar
50,5%.

Variabel

bebas,

yaitu

kompetensi,

independensi, pengalaman dan integritas mempunyai
hubungan yang kuat dengan variabel terikat yaitu
kualitas audit. Nilai koefisien determinasi (R²)

koefisien regresi kompetensi (β1) sebesar 0,130,

sebesar 0,255 atau 25,5% menujukkan bahwa

koefisien regresi independensi (β2) sebesar 0,188,

kualitas audit (Y) dipengaruhi oleh kompetensi,

dan koefisien regresi pengalaman (β3) sebesar 0,063

independensi, pengalaman dan integritas sebesar

dan koefisien regresi integritas (β4) sebesar 0,290.

secara bersama-sama 25,5%, sedangkan selebihnya

Dengan mempergunakan

kriteria penerimaan dan

penolakan hipotesis yaitu jika 1 = 2 = β3 = β4 = 0 :

H0 diterima dan jika paling sedikit ada satu i (i =
1,2,3,4)



0

diinterpretasikan

:

H0
bahwa

ditolak,

maka

kompetensi

dapat
(X1),

independensi (X2), pengalaman (X3), dan integritas
(X4) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap

kualitas audit APIP (Y). Oleh karena itu, hasil
penelitian ini menolak hipotesis nol (H0) dan
menerima hipotesis alternatif (HA).

sebesar 74,5% dipengaruhi oleh faktor lain selain
dari variabel yang diteliti.

Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit
Hasil

pengujian

hipotesis

menunjukkan

bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. Hal ini berarti bahwa semakin
meningkatkompetensi

maka

akan

semakin

meningkat pula kualitas audit. Kompetensi auditor
merupakan seorang auditor yang harus mempunyai
kemampuan,

ahli

dan

berpengalaman

dalam

memahami kriteria dalam menentukan jumlah bahan
Kompetensi, Independensi, Pengalaman dan
Integritas secara Bersama-sama berpengaruh
terhadap Kualitas Audit

bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung
kesimpulan yang akan diambilnya (Suhayati &
Rahayu 2010)

53 -

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Pernyataan standar umum pertama (SPKN,

2002). Auditor harus memiliki kemampuan dan

2007) adalah: pemeriksa secara kolektif harus

keahlian dalam mengumpulkan setiap informasi

memiliki kecakapan profesional yang memadai

yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan

untuk

pemeriksaan.

audit, dimana hal tersebut harus didukung dengan

Berdasarkan pernyataan standar pemeriksaan ini

sikap independensi. Sikap independensi merupakan

semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab

hal yang melekat pada diri auditor, sehingga

untuk

pemeriksaan

independensi telah menjadi syarat mutlak yang harus

dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara

dimiliki oleh auditor. Hal tersebut sesuai dengan

kolektif

dan

hasil penelitian Kadhafi, Nadirsyah dan Abdullah

pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan

(2014) yang menunjukkan bahwa independensi

tugas tersebut. Oleh karena itu, organisasi pemeriksa

berpengaruh terhadap kualitas audit.

harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan,

Pengaruh
Audit

melaksanakan

memastikan

tugas

bahwa

memiliki

setiap

pengetahuan,

keahlian,

pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas
pemeriksa untuk membantu organisasi pemeriksa
dalam mempertahankan pemeriksa yang memiliki

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil

membuktikan

Darwanis, dan Zein (2012)

bahwa

pengujian

terhadap
hipotesis

Kualitas
berikutnya

menunjukkan bahwa pengalaman audit berpengaruh
positif terhadap kualitas audit APIP. Pengalaman

kompetensi yang memadai.

penelitian Erina,

Hasil

Pengalaman

variabel

kompetensi

berpengaruh terhadap kinerja Aparat Pengawasan

audit merupakan pengalaman yang diperoleh auditor
selama melakukan proses audit laporan keuangan
baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
penugasan yang pernah ditangani (Suraida, 2005).
APIP yang lebih berpengalaman akan lebih

Internal Pemerintah pada Inspektorat Aceh.

cepat tanggap dalam mendeteksi kekeliruan yang
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit
Hasil

pengujian

hipotesis

menunjukkan

bahwa independensi berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. Hal ini berarti bahwa bila bahwa
semakin

meningkat

independensi

maka

akan

semakin meningkat pula kualitas audit. Hasil
penelitian ini juga didukung oleh data distribusi
frekuensi variable independensi auditor yang mana
salah satu indikatornya yaitu gangguan pribadi,
dimana dalam melakukan pekerjaanya auditor
bekerja dengan penuh kejujuran dan mampu
mempertahankan sikap yang tidak memihak pada

terjadi, bertambahnya pengalaman audit juga akan
meningkatkan ketelitian dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan. Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan hasil penelitian Bolang, Sondakh dan
Morasa

(2013)

yang

menunjukkan

bahwa

pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit
aparat Inspektorat. Hal ini bisa terjadi, diakibatkan
pengalaman yang dimiliki oleh setiap pribadi
menentukan hasil yang dijalankan dalam proses
audit. Dimana pengalaman yang tinggi sangat
mempengaruhi hasil audit yang merupakan kualitas
audit dan kinerja auditor tersebut.

siapapun selama audit, ini diperlihatkan oleh tingkat
capaian respondennya dinilai baik.
Independensi merupakan sikap mental yang
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak
lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi,

Pengaruh integritas terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terakhir
yang menyatakan bahwa integritas berpengaruh
terhadap

kualitas

audit

APIP.

Prinsip-prinsip

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 54

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
adalah

memperluas unit analisis yaitu Inspektorat Provinsi

integritas. Auditor harus memiliki kepribadian yang

dan Inspektorat Kabupaten/Kota dalam Provinsi

dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan

Aceh

bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan

kualitatif atau metode campuran (kuantitatif dan

guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan

kualitatif) bagi penelitian selanjutnya sehingga akan

yang

memberikan hasil yang lebih baik dan belum

perilaku

yang

wajib

dipatuhi

andal

auditor

(Permenpan

No.

PER/04/M.PAN/03/2008).

dan

pengembangan

metode

penelitian

diuraikan dalam penelitian ini.

Sementara itu, dalam melaksanakan tugasnya
APIP senantiasa harus menjaga integritas yang

DAFTAR PUSTAKA

dimilikinya karena sikap integritas diperlukan
berkaitan dengan kualitas audit yang dilakukan
Inspektorat Kabupaten Bireuen dan kinerja yang
dihasilkan. Dengan adanya integritas tinggi yang
diiringi dengan meningkatnya kualitas audit, akan
dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap
pemerintahan dan mendukung kelancaran dalam
pelaksanaan kegiatan Pemerintahan.Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian Tikasari (2013)
yang menunjukkan bahwa integritas

berpengaruh

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
bahwa

kompetensi,

independensi,

pengalaman, dan integritas baik secara bersamasama maupun parsial berpengaruh positif terhadap
kualitas audit APIP pada Inspektorat Kabupaten
Bireuen. Keterbatasan penelitian ini, Instansi yang
digunakan hanya Inspektorat Kabupaten Bireuen
saja, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian
masih

kurang

dan

kesimpulan

yang

diambil

mungkin hanya berlaku pada Inspektorat Kabupaten
Bireuen dan tidak dapat digeneralisasikan ke
Inspektorat Kabupaten/ Kota dalam Provinsi Aceh.
Saran
Saran

55 -

untuk

penelitian

selanjutnya

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

BPK RI. (2007). Peraturan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan
Negara.
Jakarta:
Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Deis, D. R. & G. A. Giroux. (1992). Determinants
of Audit Quality in the Public Sector. The
Accounting Review, 67(3), 462-479.

terhadap kinerja auditor pemerintah.

disimpulkan

Bolang, M.S, Jullie J.S & Jenny M (2013).
Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan
Pengalaman Terhadap Kualitas Audit
Aparat Inspektorat Kota Tomohon Dalam
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing
Goodwill, 4(2), 1-15.

agar

Erina, C, Darwanis, & Basri Z. (2012). Pengaruh
Integritas, Objektivitas, Kerahasiaan dan
Kompetensi Terhadap Kinerja Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah Pada
Inspektorat Aceh. Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Unsyiah, 2(1), 15-27.
Ghozali. I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP
Ikatan

Akuntan Indonesia.
Profesional Akuntan
Salemba Empat.

(2001).
Publik.

Standar
Jakarta:

Kadhafi, M., Nadirsyah & S. Abdullah. (2014).
Pengaruh Independensi, Etika dan Standar
audit Terhadap Kualitas Audit Inspektorat
Aceh. Jurnal Akuntansi Pascasarjana
Unsyiah, 3(1), 93-103.
Mabruri, H, & J. Winarna (2010). Pengaruh
Independensi, Obyektifitas, Pengalaman
Kerja, Pengetahuan, dan Integritas auditor
terhadap Kualitas Audit di Lingkungan
Pemerintah Daerah. Simposium Nasional

Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Akuntansi XIII Purwokerto

Warta Pengawasan BPKP. (2013), 21(3), 10-12.
Masrizal. (2010). Pengaruh pengalaman dan
pengetahuan audit terhadap pendeteksian
temuan kerugian daerah (Studi Pada
Auditor Inspektorat Aceh). Jurnal Telaah &
Riset Akuntansi Pascasarjana Unsyiah, 3(2),
173-194.
Mulyadi. (2002). Auditing, Buku 1 dan 2, Edisi 6,
Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. (2007). Sistem Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Rai, I.A. (2008). Audit Kinerja Pada Sektor Publik.
Jakarta: Grafindo.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa
Keuangan.
-------------------------, Peraturan Pemerintah Nomor
79 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
-------------------------, Peraturan Pemerintah Nomor
60
Tahun
2008
Tentang
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
-------------------------,
Permenpan
Nomor
PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode
Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
-------------------------,
Permenpan
Nomor
PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar
Audit
Aparat
Pengawasan
Intern
Pemerintah.
Suhayati, E & Rahayu S.K. (2010). Auditing,
Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan
Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suraida, I. (2005). Pengaruh Etika, Kompetensi,
Pengalaman Audit dan Risiko Audit
Terhadap Skeptisme Profesional Auditor
Dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan
Publik. Jurnal. Sosiohumaniora, 7(3), 186 202.
Supriyanto, E.B. (2006). Budaya Kerja Perbankan,
Jalan Lurus Menuju Integritas. Jakarta:
LP3ES.

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 56