6984084514 LAKIP Tahun 2015 8e687c8d548dec2adcd9bdc51129cdfe
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar selaku unsur pembantu pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja.Pembenahan kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar sebagai sub sistem dari sistem Pemerintahan Daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat.
Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Blitar, capaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan kondisitasnya dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup pemerintahan Kota, Propinsi dan Nasional. Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak.
(2)
Berkenaan dengan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka diterbitkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam salah satu pasal dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperluakan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Laporan kinerja dipergunakan sebagai :
1. Sarana/instrumen penting untuk melaksanakan reformasi dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat;
(3)
2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur pemerintah dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan fungsi-fungsi manajemen kinerja secara taat asas (konsisten);
3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan; 4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau
kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan misi, tugas/jabatan, sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja; dan
5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan, metode kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan.
Penyusunan LKjIP Dinas Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2015 dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan, berdasarkan pengukuran kinerja tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan.
B. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Walikota Blitar Nomor:
821/114/410.201.2/2015, Struktur Organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sebagai berikut:
(4)
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BLITAR
KEPALA DINAS Dra. EKA ATIKAH
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pengawas
BINTI SUNDARI, SP,MH
SEKRETARIS SAD SASMINTARTI, SH,MM
KASUBAG KEUANGAN DAN PROGRAM
SUMIATI, A.KS KASUBAG UMUM, KEPEGAWAIAN
DAN KEARSIPAN UMI ISLAMIAH, S.Sos
KEPALA BIDANG SOSIAL NENY FARIDA, SE
KEPALA BIDANG PENEMPATAN DAN PRODUKTIFITAS KERJA
KUSNO, S.Sos
KEPALA BIDANG PENGAWASAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL AGUS SUHERLI, SH
KASI PELAYANAN DAN REHABSOS
SRI ROHANA S,A.KS KASI BANTUAN, JAMSOS & PERLINSOS PROPI IDA K, A.KS
KASI PEMBERDAYAAN PSKS SOEGIJONO, S.Sos
KASI HUB. PERSYARATAN
KERJA BURHANI
KASI PENGAWASAN &
PERLIND. TK DWI ANDRI S, SH KASI PENINGKATAN
TK & TRANSMIGRASI SUHARNANIK, S.Sos
KASI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA
(5)
Sesuai struktur organisasi tersebut di atas, berdasarkan Peraturan Walikota Blitar Nomor 27 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok , Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar, Tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Blitar sebagai berikut :
1.1Tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
1.2Fungsi
Dalam menjalankan tugas pokoknya dimaksud, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar mempunyai fungsi:
1. perumusan kebijakan di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan peraturan perundang-undangan ;
2. pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;
3. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian serta pelayanan umum di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;
4. pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;
5. penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah tangga Dinas;
6. pelaksanaan pengendalian, pengawasan, dan pembinaan di bidang administrasi kepegawaian, kearsipan, ketetatalaksanaan, ketatausahaan, pengelolaan anggaran, perlengkapan, kehumasan dan pelaksanaan tugas dinas;
7. penyelenggaraan keamanan, kebersihan, dan kenyamanan bekerja di lingkungan kantor;
(6)
8. penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sesuai dengan kewenangan Daerah
9. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP);
10. pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);
11. pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan;
12. pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;
13. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian secara berkala melalui sub domainwebsite Pemerintah Daerah;
14. pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; dan
15. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.
C. Isu Strategis
Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-2015 menetapkan 7 (tujuh) isu strategis Kota Blitar, sebagai berikut :
1. Bidang Pemerintahan 2. Bidang Pendidikan 3. Bidang Kesehatan 4. Bidang Ekonomi
(7)
6. Bidang Lingkungan Hidup
7. Wawasan kebangsaan dan religiusitas
Isu strategis yang terkait tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar adalah isu strategis ke-5 (kelima) yaitu Bidang Kesejahteraan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.
Permasalahan Utama ( strategic issued ) di bidang sosial dan ketenagakerjaan saat ini dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Bidang Sosial
a. Angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih cukup tinggi
b. Kemandirian dan produktifitas penyandang disabilitas masih rendah c. Aksesibilitas fasilitas umum bagi penyandang disabilitas belum
memadai
d. Kualitas Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS ) belum maksimal
e. Peran Lembaga Kesejahteraan Sosial belum optimal dan manajemen / pengelola yang belum professional
2. Bidang Ketenagakerjaan
a. Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja
b. Kualitas daya saing calon tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan pasar
c. Sarana prasarana penyelenggara pelatihan kerja belum sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja
d. Sistem informasi ketenagakerjaan belum memadai
e. Perlunya perbaikan sistem hubungan industrial perusahaan yang harmonis
f. Perlindungan Tenaga Kerja belum optimal
(8)
Strategi Urusan Sosial dan Ketenagakerjaan disusun untuk mencapai misi 4 RPJMD Kota Blitar 2011-2015 ( Memantapkan pelaksanaan perekonomian daerah yang berbasis kerakyatan dan penanggulangan kemiskinan) difokuskan pada:
1. Bidang Sosial
a.Peningkatan Pelayanan, perlindungan, pemberian bantuan sosial, jaminan sosial serta rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
b.Peningkatan kemandirian dan produktifitas penyandang disabilitas melalui pemberian keterampilan sesuai minat dan potensi penyandang disabilitas
c. Bersinergi dengan SKPD terkait agar penyandang disabilitas mendapat kemudahan dalam mengakses fasilitas-fasilitas umum d.Pembinaan dan optimalisasi peran / keterlibatan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial ( PSKS ) dalam upaya kesejahteraan social e. Pembinaan dan monitoring Lembaga Kesejahteraan Sosial
2. Bidang Ketenagakerjaan
a.Meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan mendorong tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru
b.Pembinaan lembaga pelatihan kerja berbasis kompetensi ( SKKNI ) dan penguatan sarana prasarana penyelenggara pelatihan kerja sesuai dengan perkembangan pasar kerja
c. Penyediaan informasi ketenagakerjaan berbasis IT
d.Perbaikan syarat-syarat kerja ( PP,PK,dan PKB) dan sistem pengupahan sesuai perundang-undangan
e. Mendorong pembentukan dan berfungsinya LKS Bipartit serta Serikat Pekerja
f. Mendorong Penerapan Norma K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) secara optimal
(9)
g. Perlunya Pelayanan Wajib lapor ketenagakerjaan perusahaan berbasis IT
D. Landasan Hukum
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar ini disusun berdasarkan :
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; b. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
e. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi pemerintah;
g. Peraturan Walikota Blitar Nomor 27 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar
(10)
E. Sistematika Laporan
Sistematika Penulisan Laporan Kinerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2015 sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif Berisi ringkasan pencapaian kinerja/tujuan dan
sasaran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2015
BAB I Pendahuluan Menguraikan tentang Gambaran Umum Dinas
Tenaga Kerja Kota Blitar, stuktur organisasi & tugas dan fungsi, Permasalahan Utama ( Strategic issued ), landasan hukum penyusunan, dan sistematika penyusunan LKjIP
BAB II Perencanaan
Kinerja
Menguraikan tentang Perencanaan ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja Tahun 2015
BAB III Akuntabilitas
Kinerja
Menguraikan tentang pengukuran kinerja, capaian
kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja.
BAB IV Penutup Penutup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) Tahun 2015
Lampiran Berisi lampiran Renstra Dinas Sosial dan tenaga
Kerja Kota Blitar Tahun 2011-2015, Rencana Kinerja tahunan (RKT) 2015 dan pengukuran Kinerja Tahun 2015
(11)
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEJIK
1. Visi
Pada hakekatnya membuat visi organisasi merupakan upaya untuk menggali cita-cita bersama tentang masa depan yang hendak dicapai sebagai wujud komitmen bersama dari pemilik organisasi itu sendiri. Oleh karena itu, visi harus menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi yang mampu menjadi akselerasi kegiatan instansi yang bersangkutan. Dengan kata lain visi merupakan cara pandang jauh kedepan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antipatif dan inovatif sehingga memiliki gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan (visioner) yang diinginkan. Visi yang merupakan komitmen bersama dan hendak dicapai Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar adalah
“ TERWUJUDNYA PENINGKATAN TARAF KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN TENAGA KERJA YANG BERDAYA SAING, PRODUKTIF DAN SEJAHTERA ”
Adapun makna dari visi tersebut di atas adalah :
a. Peningkatan taraf kesejahteraan sosial yaitu peningkatan kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga masyarakat kota Blitar agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. b. Tenaga kerja yang berdaya saing, produktif dan sejahtera yaitu kemampuan tenaga kerja yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standard yang ditetapkan untuk meningkatkan produktivitas, disiplin dan etos kerja sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
(12)
c. Kesejahteraan pekerja adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah baik di dalam maupun di luar hubungan kerja yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
2. Misi
Misi merupakan kebijakan yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.Visi dapat terwujud apabila mempunyai Misi yang jelas sehingga dapat menyeleraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi.
Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Daerah Kota Blitar yang menggambarkan amanat yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui upaya pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS ).
2. Perwujudan optimalisasi pemanfaatan sumber pelayanan kesejahteraan sosial melalui peningkatan profesionalitas pelayanan sosial serta pembentukan perluasan jaringan kerja.
3. Perwujudan peningkatan sinkronisasi antara kalangan dunia usaha dengan serikat pekerja dan semua pihak bagi upaya kesejahteraan tenaga kerja.
4. Penurunan angka pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan dan mengembangkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
5. Peningkatan pengelolaan dan perawatan terhadap sarana dan prasarana Pemakaman ( Pengelolaan TMP Raden Wijaya )
6. Peningkatan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja dalam segala aspek serta memfasilitasi terlaksananya hubungan industrial yang dinamis dan dialogis.
(13)
3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan fungsinya.Secara kolektif, tujuan organisasi menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi.Penetapan tujuan didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.
Adapun tujuan yang ditetapkan dalam Perencanaan Strategis Dinas Sosial Dan tenaga Kerja Kota Blitar untuk masa 5 (lima) tahun ( 2011-2015 ) meliputi :
a) Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat yang terwujud melalui upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sejahtera bagi setiap orang yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sejahtera dalam lingkungan yang memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesejahteraan yang bermutu, secara adil dan merata serta memiliki derajat sosial yang optimal.
b) Meningkatkan kualitas pengelolaan kesejahteraan sosial yang terwujud dalam tata kehidupan dan penghidupan yang memungkinkan bagi setiap warga masyarakat untuk mengadakan
usaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
perorangan,keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia serta nilai sosial budaya.
(14)
c) Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. d) Sementara itu menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
4. Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan dari Kepala Dinas yang akan dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan pada Bidang-Bidang. Setiap tahun dalam Perencanaan Strategis ditetapkan kebijakan Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Kebijakan untuk mencapai sasaran ditempuh melalui :
a) Membuat regulasi yang mendorong pencapaian upaya kesejahteraan b) Pemberdayaan PMKS dan perlindungan sosial masyarakat.
c) Meningkatkan partisipasi angkatan kerja
5. Program
Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah ditetapkan.Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan pelaksanaan tujuan dan sasaran serta kebijakan dengan demikian program disusun secara nyata, sistematis dan terpadu.Program dipilih dari sejumlah program yang telah ditetapkan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri
(15)
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Program-program Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar yang strategis tahun 2014 yaitu :
1) Program Pemberdayaan fakir miskin (FM) komunitas adat terpencil (KAT) dan PMKS lainnya
2) Program Pembinaan Lingkungan Sosial
3) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Daerah 4) Program Peningkatan Kesempatan Kerja
5) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
6) Program Pembinaan Lingkungan Sosial ( Ketenagakerjaan ) 7) Program Pengelolaan Areal Pemakaman
8) Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
6. Kegiatan
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan setiap unit SKPD sebagai bahan dari pencapaian sasaran terukur pada satu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya untuk menghasilkan keluaran.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar dalam tahun 2014 antara lain :
a. Fasilitasi Warga Miskin
b. Perlindungan Dan Pembinaan Sosial Bagi Orang – orang Terlantar dan PMKS Lainnya
c. Fasilitasi Pendamping Keluarga harapan
d. Penguatan dan Pembinaan Ekonomi Masayarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran di Bidang Sosial
(16)
e. Penanganan Masalah-Masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat Dan Kejadian Luar Biasa
f. Fasilitasi Anak Bermasalah Sosial
g. Fasilitasi Kegiatan Kelompok Lansia
h. Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai
i. Pengembangan Kelembagaan Produktivtas dan Pelatihan Kewirausahaan
j. Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
k. Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan
l. Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
m. Pemantauan Kinerja Lembaga Penyalur Tenaga Kerja
n. Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja dan Pelatihan Manajemen Usaha Kecil
o. Survei Kebutuhan Hidup Layak Pekerja
p. Pembinaan Hubungan Industrial bagi Pengusaha dan Pekerja
q. Pembinaan dan Penguatan Kemampuan dan Keterampilan Kerja Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau di Bidang Ketenagakerjaan
r. Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman
s. Peningkatan jejearing Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial masyarakat
t. Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat
u. Pembinaan Juru Kunci Makam
(17)
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2015
RENSTRA Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2011 – 2015 dijabarkan dalam Rencana Kinerja yang disusun setiap tahun. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) memuat informasi tentang : (a) Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun yang bersangkutan; (b) Cara mencapai tujuan dan sasaran berupa : Kebijakan, Program; dan Kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan target capaian.
Tabel 1.3
FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN
DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BLITAR TAHUN 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3
Terwujudnya
peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui pemberdayaan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Kue
20 Orang Jumlah PMKS yang terampil
dibidang Opak Gambir
20 Orang Jumlah PMKS yang terampil
dibidang Salon
21 Orang Jumlah PMKS yang terampil
dibidang Sablon
20 Orang Jumlah PMKS yang terampil
dibidang Membuat Terang Bulan dan Martabak
20 Orang
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Menjahit
21 Orang Jumlah PMKS yang terampil
dibidang Keripik Tempe
20 Orang Prosentase psikotik/eks.psikotik
yang dikirim ke RS Jiwa/ Panti rehabilitasi
10 org
Jumlah pemulangan orang
terlantar
25 org
Jumlah peserta pelatihan
penanganan klien psikotik
(18)
Jumlah warga miskin yang menderita sakit atau mendapat musibah lainnya yang terpenuhi kebutuhan pokoknya
70 orang
Jumlah penyandang disabilitas
yang menerima bantuan sarana mobilitas
18 orang
Jumlah/ prosentase verifikasi dan
validasi data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan ( PBI JKN )
9 bulan
Jumlah Peserta Pembinaan PKH 21 Kel
Terwujudnya Optimalisasi
pemanfaatan sumber pelayanan
kesejahteraan sosial melalui peningkatan profesionalitas
pelayanan sosial serta pembentukan
perluasan jaringan kerja pembentukan perluasan jaringan kerja
Jumlah peserta Lomba Orsos 50 orang Jumlah peserta Rakerda PSKS 65 orang Jumlah peserta Temu Karya
Karang Taruna
60 orang Jumlah peserta Pengukuhan
Karang Taruna
70 Orang Jumlah LKS anak dan lanjut usia
yang menerima Bantuan Sosial
10 LKS
Jumlah Fasilitasi dan Pembinaan
Guru Ngaji, P3N, Guru Sekolah Minggu , Konghucu/klenteng, Budha,Hundu, Pertuni, Pepabri, Anjal, YGA dan Pemulung TPA Ngegong
3.560 orang
Jumlah Lembaga Sosial
Keagamaan yang menerima
Bansos/ hibah sarana
pembelajaran
40 lembaga
Jumlah Anak Yatim yang
mengikuti Buka Bersama
1450 orang
Jumlah Guru Ngaji yang menerima
seragam batik
1606 orang
Jumlah peserta Peringatan Tahun
Baru Muharam
(19)
Jumlah Juru Kunci yang
menerima tambahan
Kesejahteraan dan bantuan peralatan kerja
84 orang
Jumlah masyarakat yang
mengikuti Peringatan HUT PETA
1000 orang
Frekuensi Peringatan Hari
Pahlawan
1 kali
Jumlah perintis/ janda perintis
kemerdekaan yang menerima Pemberian tali asih
65 orang
Jumlah Siswa yang mengikuti
Sarasehan Kepahlawanan
500 orang
Jumlah Anak SD Bermasalah yang
difasilitasi ke Panti Petirahan Anak.
50 orang
Jumlah Orang Tua Calon Peserta
Tetirah yang mendapatkan
informasi pelaksanaan Tetirah
50 orang
Jumlah Lansia yang mengikuti
Jalan Sehat HUT Lansia
2000 orang
Jumlah karang werdha yang
mengikuti lomba
2 orang
Jumlah Lansia mengikuti
sarasehan lansia
200 orang
Jumlah anggota karang wedha
yang dibina
120 orang
Jumlah Lansia yang mendapatkan
bantuan sepatu olah raga
250 orang
Jumlah peserta Bimtek
Kebencanaan
40 orang
Jumlah peserta Pembinaan Tagana 40 orang
Jumlah anggota Tagana yang
menerima tambahan kesejahteraan
40 orang
Terwujudnya Peningkatan
Sinkronisasi antara kalangan dunia usaha dengan serikat
pekerja bagi upaya kesejahteraan tenaga kerja
Jumlah Himpunan Lembaga
Latihan Swasta Indonesia (HILLSI) yang dibina
27 lembaga
Terlaksanakannya survey
kebutuhan hidup layak (KHL)
4 kali Terselenggaranya pembahasan
usulan UMK Kota Blitar 2015
(20)
Terselenggaranya sosialisasi UMK dan UMSK
1 kali, 100 orang
Terselenggaranya upacara
keselamatan kesehatan kerja (K3)
1 kali
Terselenggaranya pengujian dan
pemeriksaan K3
42
perusahaan
jumlah Peserta sosialisasi sistem
management keselamatan dan kesehatan kerja
250 orang
Jumlah peserta Pembinaan Panitia
Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
75 orang
Jumlah peserta Sosialisasi Norma
Ketenagakerjaan
200 orang
Jumlah peserta Sosialisasi Norma
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja
100 orang
Jumlah fasilitasi penyelesaian
perselisihan HI
40 kasus
Jumlah peserta sosialisasi
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
513 orang
Jumlah peserta sosialisasi Mayday 200 orang
Tercapainya penurunan angka pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan dan mengembangkan tenaga kerja yang kompeten dan
berdaya saing tinggi.
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang menjahit
18 org Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang Otomotif
15 org Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang Komputer
24 org
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang Tata Boga
30 org
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang Service Elektronik
30 org
Terselenggaranya pembinaan
PPTKIS/ UP3CTKI
10 orang
Terselenggaranya pembinaan
BKK/Siswa SMK
13 orang
Jumlah/Frekuensi
penyelenggaraan bursa kerja
(21)
Jumlah/Frekuensi Kunjungan kerja ke Bandung
1 kali
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang laoundry
9 org
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang sarung bantal pachwork
10 orang 1 kali
kegiatan
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang Membuat Kue
10 orang 1 kali
kegiatan
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang
terampil dibidang potong rambut pria
5 orang 1 kali
kegiatan
Jumlah Tenaga Kerja yang
dibekali motivasi tenaga kerja
1.050 orang
Meningkatkan pengelolaan dan perawatan terhadap sarana dan prasarana situs pahlawan
Luas pembuatan pagar besi di samping kanan dan kiri TMP
8 M2 Luas/ jumlah tembok, gapura,
nisan dan kijing yang dicat
2.325 M2
Jumlah pembuatan taman
monumen potlot
1 paket
Jumlah pembuatan kamar mandi
dan gudang
1 paket
Jumlah pembuatan sumur 1 paket
Jumlah pengecatan relief patung
perjuangan dan monumen potlot
2 paket
C. PENETAPAN KINERJA 2015
Mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan ditetapkan perjanjian kerja yang dituangkan dalam bentuk penetapan kinerja. Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar menetapkan Penetapan Kinerja sebagai perjanjian kinerja Kepala Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar dengan Walikota Blitar. Penetapan kinerja merupakan dokumen penting yang berisi kesepakatan/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan untuk mewujudkan target-target kinerja tetentu dengan sumber daya baik berupa dana , orang, alat yang dimiliki oleh suatu instansi.
(22)
Adapun Penetapan Kinerja Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar tertuang dalam lampiran IV LKJIP ini. Adapun Penetapan Kinerja Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 2015 tertuang dalam table 1.4 berikut ini.
Tabel 1.4
FORMULIR PENETAPAN KINERJA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BLITAR TAHUN 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGE T PROGRAM/
KEGIATAN ANGGARAN
2 3 4 5 6
Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui pemberdayaa n Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Jumlah PMKS yang terampil dibidang
Membuat Kue
20
Orang Pembinaan Lingkungan Sosial 875,381,750 .00
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Opak Gambir 20 Orang Pembinaan Kemampuan Dan Keterampilan Masyarakat Di Lingkungan Industri Hasil Tembakau Di Bidang Sosial Dan
Penguatan Ekonomi
Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dalam rangka Pengentasan Kemiskinan dan
Pengangguran
di Bidang
Sosial 401,336,750. 00 474,045,000. 00 Jumlah PMKS
yang terampil dibidang Salon
21 Orang Jumlah PMKS
yang terampil dibidang Sablon
20 Orang
Jumlah PMKS yang terampil dibidang
Membuat Terang
Bulan dan
Martabak
20 Orang
Jumlah PMKS yang terampil dibidang
Menjahit
21 Orang
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Keripik Tempe
20 Orang
(23)
Prosentase psikotik/eks.psi
kotik yang
dikirim ke RS Jiwa/ Panti rehabilitasi
10 org Pemberdayaa
n Fakir
Miskin, Komunitas Adat
Terpencil ( KAT ) dan PMKS Lainnya 372,558,300 .00 Jumlah pemulangan orang terlantar 25 org
Jumlah peserta pelatihan penanganan klien psikotik 48 orang Kegiatan Perlindungan dan Pembinaan Sosial bagi Orang - orang Terlantar dan PMKS Lainnya
72,655,500.0
0 Jumlah warga
miskin yang menderita sakit atau mendapat musibah lainnya yang terpenuhi kebutuhan pokoknya 70 orang Jumlah penyandang disabilitas yang menerima
bantuan sarana mobilitas 18 orang Kegiatan Fasilitasi Warga Miskin 192,789,950. 00 Jumlah/ prosentase
verifikasi dan validasi data Penerima
Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan ( PBI JKN )
(24)
Jumlah Peserta Pembinaan PKH
21 Kel Fasilitasi Pendamping Keluarga Harapan 107,112,850. 00 Terwujudnya Optimalisasi pemanfaatan sumber pelayanan kesejahteraan sosial melalui peningkatan profesionalita s pelayanan sosial serta pembentukan perluasan jaringan kerja pemben tukan perluasan jaringan kerja PROGRAM PELAYANAN DAN REHABILITAS I KESEJAHTER AAN SOSIAL 1,950,343,1 00.00
Jumlah peserta Lomba Orsos 50 orang Kegiatan Peningkatan Jejaring Kerjasama
Pelaku -
pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial Masyarakat 152,950,500. 00
Jumlah peserta Rakerda PSKS
65 orang Jumlah peserta
Temu Karya
Karang Taruna
60 orang
Jumlah peserta Pengukuhan Karang Taruna
70 Orang
Jumlah LKS
anak dan lanjut
usia yang
menerima Bantuan Sosial
(25)
Jumlah
Fasilitasi dan Pembinaan Guru Ngaji, P3N, Guru Sekolah Minggu , Konghucu / klenteng,
Budha,Hundu, Pertuni, Pepabri, Anjal, YGA dan Pemulung TPA Ngegong
3.560 orang
Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat 1,626,048,25 0.00 Jumlah
Lembaga Sosial Keagamaan yang menerima
Bansos/ hibah sarana
pembelajaran Jumlah Anak
Yatim yang
mengikuti Buka Bersama 40 lembag a 1450 orang
Jumlah Guru
Ngaji yang
menerima seragam batik
1606 orang
Jumlah peserta
Peringatan
Tahun Baru
Muharam
Jumlah Juru
Kunci yang
menerima tambahan Kesejahteraan dan bantuan peralatan kerja
84 orang
Kegiatan Pembinaan Juru Kunci Makam 54,650,650.0 0 Jumlah masyarakat yang mengikuti
Peringatan HUT PETA 1000 orang Kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Perintis Kemerdekaan 116,693,700. 00
(26)
Frekuensi
Peringatan Hari Pahlawan
1 kali
Jumlah perintis/
janda perintis kemerdekaan yang menerima Pemberian tali asih
65 orang
Jumlah Siswa
yang mengikuti Sarasehan Kepahlawanan 500 orang Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraa n Daerah 375,181,850 .00
Jumlah Anak SD
Bermasalah yang difasilitasi
ke Panti
Petirahan Anak. 50 orang Kegiatan Fasilitasi Anak Bermasalah Sosial 56,634,050.0 0
Jumlah Orang
Tua Calon
Peserta Tetirah yang mendapatkan informasi pelaksanaan Tetirah 50 orang
Jumlah Lansia
yang mengikuti Jalan Sehat HUT Lansia 2000 orang Kegiatan Fasilitasi Kegiatan Kelompok Lansia 206,384,500. 00
Jumlah karang
werdha yang mengikuti lomba
2 orang
Jumlah Lansia
mengikuti
sarasehan lansia
200 orang
Jumlah anggota
karang wedha yang dibina
120 orang
(27)
Jumlah Lansia yang
mendapatkan bantuan sepatu olah raga
250 orang
Jumlah peserta
Bimtek Kebencanaan 40 orang Kegiatan Penanganan Masalah-masalah
Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa
112,163,300.
00
Jumlah peserta
Pembinaan Tagana
40 orang
Jumlah anggota
Tagana yang menerima tambahan kesejahteraan 40 orang Terwujudnya Peningkatan Sinkronisasi antara kalangan dunia usaha dengan serikat pekerja bagi upaya kesejahteraan tenaga kerja Program Perlindungan Dan Pengembanga
n Lembaga
Ketenagakerj aan 792,714,295 .00 Jumlah Himpunan Lembaga
Latihan Swasta Indonesia
(HILLSI) yang dibina 27 lembag a Pembinaan Lembaga Pelatihan
Kerja dan
Pelatihan Manajemen Usaha Kecil 13,098,300.0 0 Terlaksanakann
ya survey
kebutuhan
hidup layak (KHL)
4 kali Survey Kebutuhan Hidup Layak Pekerja
106,196,200.
00
Terselenggarany a pembahasan
usulan UMK
Kota Blitar 2015
4 kali
Terselenggarany a sosialisasi UMK dan UMSK
1 kali, 100 orang
(28)
Terselenggarany
a upacara
keselamatan kesehatan kerja (K3)
1 kali Kegiatan Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan
Penegakan Hukum Thd. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 182,937,000. 00 Terselenggarany a pengujian dan pemeriksaan K3
42 perusa haan
Jumlah Peserta
sosialisasi sistem management keselamatan dan kesehatan kerja 250 orang Pembinaan Hubungan Industrial bagi Pengusaha dan Pekerja
91,931,940.0
0
Jumlah peserta
Pembinaan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
75 orang
Jumlah peserta
Sosialisasi Norma Ketenagakerjaan 200 orang
Jumlah peserta
Sosialisasi Norma
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja
100 orang
Jumlah fasilitasi
penyelesaian perselisihan HI 40 kasus Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 16,511,350.0 0
(29)
Jumlah peserta sosialisasi
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan 513 orang Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerja an 138,560,550. 00
Jumlah peserta sosialisasi Mayday 200 orang Tercapainya penurunan angka pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatka n dan mengembang kan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi. program Pembinaan Lingkungan Sosial ( Ketenagakerj aan )
882,310,000
.00
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang
menjahit
18 org
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang
Otomotif
15 org Pembinaan Kemampuan Dan
Ketrampilan Masyarakat Di Lingkungan Industri Hasil Tembakau Di Bidang
Ketenagakerja
an Dan
Penguatan Ekonomi Masyarakat Masyarakat Di Lingkungan Industri Hasil Tembakau Di Bidang Ketenagakerja an 541,554,000. 00
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang
Komputer
24 org
Jumlah Calon
Tenaga Kerja yang terampil dibidang Tata Boga 30 org
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang Service Elektronik
(30)
Terselenggarany a pembinaan PPTKIS/ UP3CTKI 10 orang Pemantauan Kinerja lembaga Penyalur Tenaga Kerja 243,478,955. 00 Terselenggarany
a pembinaan BKK/Siswa SMK 13 orang Jumlah/Frekue nsi penyelenggaraan bursa kerja 1 kali 340,756,000. 00 Jumlah/Frekue
nsi Kunjungan
kerja ke
Bandung 1 kali Peningkatan Kesempatan Kerja 426,421,500 .00
Jumlah Calon Tenaga Kerja yang terampil dibidang
laoundry
9 org Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai
76,513,000.0
0
Jumlah Calon
Tenaga Kerja yang terampil dibidang sarung bantal pachwork
10 orang
Jumlah Calon
Tenaga Kerja yang terampil dibidang
Membuat Kue
10 orang
Jumlah Calon
Tenaga Kerja yang terampil dibidang potong rambut pria
(31)
Jumlah Tenaga
Kerja yang
dibekali motivasi tenaga kerja 1.050 orang Pengembanga n Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaa n : 349,908,500. 00 Meningkatka n pengelolaan dan
perawatan terhadap sarana dan prasarana situs pahlawan Program Pengelolaan Areal Pemakaman 290,779,000 .00
Luas pembuatan pagar besi di samping kanan dan kiri TMP
8 M2 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemakaman
290,779,000 .00
Luas/ jumlah tembok, gapura, nisan dan kijing yang dicat 2.325 M2 Jumlah pembuatan taman monumen potlot 1 paket Jumlah pembuatan
kamar mandi dan gudang 1 paket Jumlah pembuatan sumur 1 paket Jumlah
pengecatan relief patung
perjuangan dan monumen potlot
(32)
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ) adalah bentuk kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Penyusunan LKJIP tahun 2015 ini didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan perencanaan Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan tahun 2015.
Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal memenuhi target-target yang direncanakannya. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS).
Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja pada Dinsosnaker Kota Blitar adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2011-2015.Dimana Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas program yang bersifat strategis. Sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat
(33)
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Sedangkan dalam pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri 59 Tahun 2007 menggunakan jenis indikator kinerja mulai dari input hingga outcomes sebagai berikut.
1) Input
Indikator input adalah segala sumber daya, baik dana, orang, alat maupun sistem yang digunakan dalam kegiatan untuk menghasilkan keluaran. Input adalah segala hal yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome sedangkan indikator input adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana input tersebut digunakan untuk menghasilkan
output dan outcome. Untuk menggambarkan kinerja dalam mengelola input
tersebut, indikator kinerja input dapat dikelompokkan menjadi indikator yang menggambarkan mengenai (1) kuantitas input, (2) kualitas input, dan (3) kehematan dalam menggunakan input.
2) Proses
Indikator proses memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa. Indikator mengenai proses dapat dikelompokkan menjadi (1) frekuensi proses/kegiatan, (2) ketaatan terhadap jadwal dan (3) ketaatan terhadap standar/ketentuan yang ditentukan dalam melaksanakan proses.
3) Output
Indikator output memberikan gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu aktivitas/kegiatan. Sama halnya dengan indikator input, indikator output sebaiknya juga dibedakan dengan outputnya sendiri. Output adalah segala hal yang dihasilkan oleh suatu aktivitas/kegiatan. Sedangkan indikator output adalah alat untuk
(34)
menggambarkan bagaimana organisasi mengelola input tersebut digunakan untuk menghasilkan output dan outcome.
4) Outcome
Indikator outcome memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu organisasi.Hasil ini kadang-kadang diperoleh langsung setelah barang dan jasa selesai. Dalam banyak kondisi, hasil baru akan diperoleh dalam rentang waktu yang cukup lama. Dalam kondisi yang lain, hubungan sebab akibat antara output dan hasil tidak dikaitkan secara langsung. Indikator kinerja outcome dapat dikelompokkan menjadi indicator yang menggambarkan (1) peningkatan kuantitas setelah output / kegiatan selesai, (2) perbaikan proses setelah output / kegiatan selesai, (3) peningkatan efisiensi setelah output / kegiatan selesai, (4) peningkatan kualitas setelah output / kegiatan selesai, (5) perubahan perilaku setelah output / kegiatan selesai, (6) peningkatan efektivitas setelah output / kegiatan selesai, dan (7) peningkatan pendapatan setelah output / kegiatan selesai.
Untuk mengetahui capaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi dan rumus sebagai berikut :
a. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah pencapaian kinerja semakin rendah maka digunakan rumus sebagai berikut:
Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat
Capaian =
Realisasi
x 100 % Rencana
b. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut :
(35)
Prosentase Pencapaian
Rencana Tingkat Capaian =
Rencana-
(Realisasi-Rencana ) x 100
% Rencana
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK).
Pernyataan keberhasilan atas pencapaian kinerja tersebut diberikan dengan memberikan atribut pada capaian masing-masing indikator kinerja, dengan kriteria :
NO NILAI CAPAIAN KINERJA PEMBERIAN
ATRIBUT
% KETERANGAN PRESENTASE
1. 85% s.d 100% Delapan puluh lima persen sampai
dengan seratus persen
Sangat Berhasil
2. 70% s.d < 85%
Tujuh puluh persen sampai kurang dari delapan puluh lima persen
Berhasil
3. 55% s.d < 70%
Lima puluh lima persen sampai kurang dari tujuh puluh persen
Cukup Berhasil
4. < 55% Di bawah lima puluh lima persen
(36)
1. Analisis Evaluasi Pencapaian Kinerja
Suatu pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat keberhasilan / kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi indikator kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran penilaian kinerja, tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi pembuatan keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan / kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Adapun pencapaian nilai akhir dari kinerja masing-masing sasaran di Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar adalah sebagai berikut :
Misi 1 : Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui upaya pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS ).
Kegiatan yang mendukung misi I :
a. Pembinaan Kemampuan dan keterampilan Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau di Bidang Sosial
b. Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengangguran di bidang Sosial
c. Perlindungan dan pembinaan sosial bagi orang terlantar dan PMKS d. Fasilitasi Warga Miskin
e. Fasilitasi Program keluarga Harapan
Untuk merealisasi sasaran Kegiatan ini ditetapkan beberapa IKU sebagai berikut :
1) Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Kue , membuat Opak Gambir, Salon , Sablon, Membuat Terang Bulan dan martabak Telur, Menjahit, Membuat Keripik tempe.
(37)
Untuk merealisasi sasaran Peningkatan keterampilan masyarakat ditetapkan IKU Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Kue , membuat Opak Gambir, Salon , Sablon, Membuat Terang Bulan dan martabak Telur, Menjahit, Membuat Keripik tempe. Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Pembinaan Kemampuan dan keterampilan Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau di Bidang Sosial dan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau di bidang Sosial. Keberhasilan kegiatan ini ditunjang oleh komitmen yang kuat dari staf untuk bekerja secara optimal dan tingginya animo masyarakat serta koordinasi antara pihak terkait. Dampak dari berhasilnya kegiatan ini adalah bertambahnya keterampilan pencari kerja dari keluarga miskin dalam bidang : Membuat Kue 20 ( dua puluh ) Orang, membuat Opak Gambir sejumlah 20 ( dua puluh ) Orang, Salon sejumlah 21 ( dua puluh satu ) Orang, Sablon sejumlah 20 ( dua puluh ) Orang, Membuat Terang Bulan dan martabak Telur sejumlah 20 ( dua puluh ) Orang, Menjahit sejumlah 21 ( dua puluh satu ) Orang, Membuat Keripik tempe sejumlah 20 ( dua puluh ) Orang. Sehingga pencapaian kinerja melalui kegiatan pelatihan keterampilan kinerja seluruhnya tercapai 100 %, sehingga dapat dikategorikan sangat berhasil.
(38)
2) Jumlah Pemulangan Orang Terlantar, Razia/ Penjaringan PMKS, Pengiriman Psikotik ke RSJ, Pelatihan Restren.
Untuk merealisasi sasaran Pengurangan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial ditetapkan IKU Jumlah Pemulangan Orang Terlantar, Razia/ Penjaringan PMKS, Pengiriman Psikotik ke RS Jiwa, Pengiriman Psikotik ke RSJ, Pelatihan Restren. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Perlindungan dan Pembinaan Sosial Bagi Orang
– orang Terlantar dan PMKS Lainnya. Selama Tahun 2015 Pelayanan Pemulangan Orang Terlantar sejumlah 47 ( empat puluh tujuh ) orang dan semua telah dipulangkan ke Daerah asalnya, Razia/ Penjaringan 2 ( dua ) Kali kegiatan, psikotik/ eks.psikotik yang difasilitasi pengirimannya ke RS Jiwa/ Panti rehabilitasi sebanyak 1 orang, Pelatihan Penanganan klien psikotik dengan peserta 48 orang dari kader Kesehatan Jiwa Kelurahan, PSM, TKSK dan tagana . Jika dilihat dari rata-rata capaian kinerja sasaran 115% yang dapat dikategorikan
Sangat Berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah berkurangnya jumlah PMKS serta tersedianya tenaga untuk Penanganan klien psikotik dari setiap kelurahan di Kota Blitar.
(39)
3) Prosentase Warga Miskin yang menderita sakit atau mendapat musibah lainnya yang mengajukan bantuan pemenuhan kebutuhan pokok, Jumlah penyandang disabilitas yang mendapat sarana mobilitas.
Untuk merealisasikan sasaran terpenuhinya kebutuhan pokok warga miskin yang sakit atau mendapat musibah lainnya / keluarga psikotik dan terpenuhinya sarana mobilitas bagi penyandang disabilitas ditetapkan IKU Prosentase Warga Miskin yang menderita sakit atau mendapat musibah lainnya yang mengajukan bantuan pemenuhan kebutuhan pokok sebanyak 62 orang, Jumlah penyandang disabilitas yang mendapatkan sarana mobilitas sebanyak 18 orang, verifikasi dan Validasi Data penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ( PBI-JKN) di 21 kelurahan. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Fasilitasi Warga Miskin, dari 62 ( enam puluh dua ) proposal Bantuan Sembako dari masyarakat dan 18 ( delapan belas ) proposal bantuan sarana mobilitas bagi penyandang disabilitas, semua telah direalisasi dan langsung didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Rata-rata capaian kinerja sasaran 100% sehingga dapat dikatakan
Sangat Berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan pokok warga miskin yang menderita sakit atau mendapat musibah lainnya dan terpenuhinya sarana mobilitas bagi 18 orang penyandang disabilitas untuk beraktifitas sehari – hari.
4) Jumlah peserta pembinaan Program Keluarga Harapan ( PKH ).
Untuk merealisasikan sasaran Terpenuhinya Fasilitasi Program Keluarga Harapan ( PKH ) ditetapkan IKU Jumlah peserta pembinaan Program Keluarga Harapan ( PKH ) di 21 kelurahan. dengan realisasi peserta pembinaan Program Keluarga Harapan sejumlah 21 kelurahan dengan presentasi capaian kinerja 100%. Strategi yang ditempuh adalah dengan kegiatan Fasilitasi Pendamping Program Keluarga Harapan sehingga dapat dikatakan Sangat Berhasil.
(40)
Untuk lebih jelasnya capaian kinerja sasaran 1 dapat dilihat pada table 1.5 berikut ini :
Tabel 1.5
(Tabel Capaian kinerja Misi 1 )
Sasaran Strategis
Inikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kinerja Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Kue
20 Orang
20 Orang 100
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Opak Gambir
20 Orang
20 Orang 100
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Salon
21 Orang
21 Orang 100
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Sablon
20 Orang
20 Orang 100
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Membuat Terang Bulan dan Martabak
20 Orang
20 Orang 100
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Menjahit
21 Orang
21 Orang 100
Jumlah PMKS yang terampil dibidang Keripik Tempe
20 Orang
20 Orang 100
(41)
psikotik/eks.psikotik yang dikirim ke RS Jiwa/ Panti
rehabilitasi
Jumlah pemulangan orang terlantar
25 org 47 Orang 188
Jumlah peserta
pelatihan penanganan klien psikotik
48 orang
48 orang 100
Jumlah warga miskin yang menderita sakit atau mendapat
musibah lainnya yang terpenuhi kebutuhan pokoknya
70 orang
62 orang 88,5
Jumlah penyandang cacat yang menerima bantuan sarana mobilitas
18 orang
18 orang 100
Jumlah/ prosentase verifikasi dan validasi data Penerima
Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan ( PBI JKN )
9 bulan 9 bulan 100
Jumlah Peserta Pembinaan PKH
(42)
Misi 2 : Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan sumber pelayanan kesejahteraan sosial melalui peningkatan profesionalitas pelayanan sosial serta pembentukan perluasan jaringan kerja.
Kegiatan yang mendukung misi II :
a. Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial
b. Peningkatan kualitas SDM Kesejahteraan sosial masyarakat c. Pembinaan juru kunci makam
d. Pembinaan Kesejahteraan Perintis Kemerdekaan e. Fasilitasi Anak Bermasalah Sosial
f. Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa.
g. Fasilitasi Kegiatan Kelompok Lansia
Untuk merealisasi sasaran ditetapkan beberapa indikator Kinerja sebagai berikut :
1) Fasilitasi Lomba Orsos ( Karang Taruna, LKS, PSM ), Jumlah Peserta Rakerda PSKS , Jumlah Peserta Temu Karya Karang Taruna , Jumlah Peserta Pengukuhan Karang Taruna, bantuan sosial kepada LKSA/LU. Sasaran Peningkatan Sumber Daya PSKS dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial ditetapkan IKU Fasilitasi Lomba Orsos 50 orang, Jumlah Peserta Rakerda PSKS 65 orang, Jumlah Peserta Temu Karya Karang Taruna 60 orang, Jumlah Peserta Pengukuhan Karang Taruna 70 orang, bantuan sosial kepada 10 LKSA/LU. Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku – pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial Masyarakat dengan presentase capaian kinerja 72,84% sehingga dapat dikategorikan berhasil. Kebehasilan kegiatan ini ditunjang oleh kerjasama yang baik seluruh staf dan tingginya animo Organisasi Sosial. Pengukuhan Karang taruna belum dapat dilaksanakan mengingat susunan kepengurusan belum fix sampai
(43)
dengan akhi tahun 2015. Dampak keberhasilan program ini adalah meningkatnya kualitas kerjasama pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial.
2) Jumlah peserta pembinaan Guru Ngaji, P3N/Modin, Guru Sekolah Minggu, Jumlah kelurahan penerima sarana prasarana Rukun Kematian, Jumlah Anaka yatim yang mengikuti buka bersama, Jumlah Guru Ngaji yang menerima seragam batik, Jumlah peserta peringatan Tahun Baru Muharam.
Untuk merealisasi sasaran Peningkatan Kualitas Guru Ngaji, P3N, Guru Sekolah Minggu, Lembaga Sosial Keagamaan dan Sumber Daya Manusia di Bidang Kesejahteraan Sosial ditetapkan IKU Terlaksananya pembinaan Guru Ngaji, P3N/Modin, Guru Sekolah Minggu, sebanyak 3.560 orang, penerima sarana prasarana Rukun Kematian di 21 Kelurahan, Buka bersama anak yatim dan peringatan Thun baru Muharam yang masing-masing diikuti 1.450 orang dan orang dengan rata-rata realisasi presentase capaian kinerja 100%. Sehingga dapat dikategorikan sangat berhasil. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Faktor penunjang Keberhasilan kegiatan ini ditunjang oleh komitmen yang kuat dari staf untuk bekerja secara optimal dan komitmen dengan tupoksi dan tingginya animo masyarakat serta adanya koordinasi yang baik dengan pihak terkait.
Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah peningkatan kualitas Guru Ngaji , P3N, dan Modin Perempuan melalui kegiatan Pembinaan Guru Ngaji, Pemberian Bantuan Sarana prasarana Rukun Kematian berupa tenda, sound system, kursi, kepada 21 ( dua pulu satu ) Kelurahan.
3) Peningkatan kesejahteraan dan pembinaan Juru Kunci Makam, Jumlah penerima Peralatan kerja.
(44)
Untuk mencapai sasaran Peningkatan kualitas Juru Kunci Makam dan terwujudnya kebersihan di area pemakaman ditetapkan IKU Peningkatan kesejahteraan dan pembinaan Juru Kunci Makam dan Pemberian Peralatan kerja. Strategi untuk mencapai sasaran ini melalui kegiatan Pembinaan juru Kunci Makam. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah bertambahnya kesejahteraan Juru Kunci makam melalui Pemberian insentif selama 12 bulan, pemberian bingkisan hari Raya dan pemberian bantuan sarana kerja berupa peralatan kebersihan bagi 81 ( delapan puluh satu ) orang Juru kunci serta terwujudnya kebersihan di area pemakaman di Kota Blitar dengan presentase capaian kinerja 100% sehingga dapat dikategorikan sangat berhasil.
4) Jumlah peserta peringatan HUT PETA, Jumlah peserta Peringatan Hari Pahlawan, Jumlah Penerima Tali asih bagi perintis/janda perintis kemerdekaan , Jumlah Peserta Sarasehan Kepahlawanan
Untuk mencapai sasaran Peningkatan penghormatan terhadap jasa para pejuang / perintis kemerdekaan ditetapkan IKU Terlaksananya peringatan HUT PETA, Peringatan Hari Pahlawan, Pemberian Tali asih bagi perintis/janda perintis kemerdekaan, Sarasehan Kepahlawanan. Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Perintis Kemerdekaan .
Capaian target sasaran rata-rata 100 % sehingga masuk kategori sangat berhasil. Faktor penunjang keberhasilan kegiatan ini adalah adanya staf yang komitmen dengan tupoksinya dan kerjasama yang baik dengan pihak ketiga. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah semakin bertambahnya wawasan kebangsaan melalui kegiatan Peringatan HUT PETA yang diikuti oleh pelajar dan masyarakat sejumlah 1000 orang, Upacara dalam rangka Peringatan hari pahlawan yang diikuti peserta gabungan Kota dan Kabupaten Blitar, Pemberian Tali Asih bagi Perintis / Janda perintis sejumlah 65 paket serta terlaksananya sarasehan kepahlawanan yang diikuti oleh 500 orang pelajar di Kota Blitar.
(45)
Dokumentasi: Peserta sarasehan kepahlawanan Tahun 2015
5) Jumlah Anak SD Bermasalah yang dikirim ke Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) Batu, Jumlah Peserta Bimbingan Sosial Pra Tetirah
Untuk merealisasikan sasaran berkurangnya anak anak usia SD yang bermasalah sosial ditetapkan IKU Pengiriman Anak SD Bermasalah untuk Tetirah di Panti Sosial Petirahan Anak ( PSPA ) Batu dengan jumlah realisasi sebanyak 50 orang, serta Bimbingan Sosial Pra Tetirah sebanyak 50 orang. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Fasilitasi Anak Bermasalah Sosial Dampak dari kegiatan ini adalah perubahan perilaku anak – anak usia SD yang semula bermasalah sosial menjadi lebih santun, dan berlaku normatif. Rata-rata presentase capaian kinerja adalah 100% sehingga termasuk kategori sangat berhasil.
(46)
6) Jumlah Anggota peserta Bimtek kebencanaan, Jumlah Peserta pembinaan Tagana, Jumlah Anggota Tagana yang menerima tambahan kesejahteraan.
Untuk merealisasi sasaran Kesiapan Taruna Siaga Bencana dalam Penanganan Bencana ditetapkan IKU Jumlah Anggota peserta Bimtek kebencanaan, Jumlah Peserta pembinaan Tagana, Jumlah Anggota Tagana yang menerima tambahan kesejahteraan. Strategi yang ditempuh untuk mencapai target kinerja adalah melalui kegiatan anggota materi penanggulangan kebakaran dan Tagana goes to school dilaksanakan di 6 Sekolah Menengah Atas .
Pembinaan Tagana diikuti oleh 40 orang serta Anggota Tagana yang menerima tambahan kesejahteraan sejumlah 40 orang. Rata-rata presentase capaian kinerja 100% sehingga termasuk kategori sangat berhasil. Dampak dari keberhasilan kegiatan ini adalah semakin bertambahnya relawan Taruna Siaga Bencana yang tanggap bencana khusunya bencana kebakaran.
7) Jumlah Lansia yang mengikuti jalan sehat HUT Lansia, Jumlah Karang Werdha Yang Mengikuti Lomba, Jumlah Peserta Sarasehan Lansia, Jumlah Peserta Pembinaan Karang Werdha, Jumlah Lansia yang mendapatkan sepatu olah raga.
Untuk mencapai sasaran Peningkatan Kesejahteraan Lanjut usia ditetapkan IKU Terlaksananya Kegiatan HUT Lansia dengan realiasasi sebanyak 2000 orang, karang werdha yang mengikuti lomba sebanyak 2 orang, Sarasehan Lansia sebanyak 200 orang, Pembinaan Karang Werdha sebanyak 120 orang, Pemberian sepatu olah raga sejumlah 250 orang. Rata-rata presentase capaian kinerja 100% sehingga masuk kategori sangat berhasil. Strategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Fasilitasi Kegiatan kelompok Lansia. Faktor penunjang keberkasilan kegiatan ini adalah dukungan staf yang komitmen dengan tupoksinya dan tingginya animo dari lanjut usia serta kerjasama yang
(47)
baik dengan pihak ketiga. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah semakin meningkatnya kesejahteraan Lanjut Usia.
Untuk lebih jelasnya capaian kinerja sasaran 2 dapat dilihat pada tabel 1.6 berikut :
Tabel 1.6
(Tabel Capaian kinerja sasaran 2 )
Sasaran Strategis
Inikator Kinerja Target Realisasi % Capaia n Kinerja Terwujudnya Optimalisasi pemanfaatan sumber pelayanan kesejahteraan sosial melalui peningkatan profesionalitas pelayanan sosial serta pembentukan perluasan jaringan kerja pembentu kan perluasan jaringan kerja
Jumlah peserta Lomba Orsos
50 orang
50 orang 100 Jumlah peserta
Rakerda PSKS
65 orang
65 orang 100
Jumlah peserta Temu Karya Karang Taruna
60 orang
60 orang 100
Jumlah peserta Pengukuhan Karang Taruna
70 Orang
0 Orang 0
Jumlah LKS anak dan lanjut usia yang
menerima Bantuan Sosial
10 LKS 10 LKS 100
Jumlah Fasilitasi dan Pembinaan Guru Ngaji
3.560 orang 3.560 orang 100 Jumlah Kelurahan yang menerima Sarana Prasarana Rukun Kematian
21 Kel 21 Kel 100
Jumlah Anak Yatim yang mengikuti Buka Bersama 1450 orang 1450 orang 100
(48)
Jumlah Guru Ngaji yang menerima seragam batik
1606 orang
1606 orang
100
Jumlah peserta Peringatan Tahun Baru Muharam
1450 orang
1450 orang
100
Jumlah Juru Kunci yang menerima tambahan
Kesejahteraan dan bantuan peralatan kerja
84 orang
84 orang 100
Jumlah masyarakat yang mengikuti
Peringatan HUT PETA
1000 orang
1000 orang
100
Frekuensi Peringatan Hari Pahlawan
1 kali 1 kali 100
Jumlah perintis/ janda perintis kemerdekaan yang menerima
Pemberian tali asih
65 orang
65 orang 100
Jumlah Siswa yang mengikuti Sarasehan Kepahlawanan
500 orang
500 orang 100
Jumlah Anak SD Bermasalah yang difasilitasi ke Panti Petirahan Anak.
50 orang
(49)
Jumlah Orang Tua Calon Peserta Tetirah yang mendapatkan informasi pelaksanaan Tetirah
50 orang
50 orang 100
Jumlah Lansia yang mengikuti Jalan Sehat HUT Lansia
2000 orang
2000 orang
100
Jumlah karang werdha yang mengikuti lomba
2 orang 2 orang 100
Jumlah Lansia
mengikuti sarasehan lansia
200 orang
200 orang 100
Jumlah anggota Karang Werdha yang dibina
120 orang
120 orang 100
Jumlah Lansia yang mendapatkan bantuan sepatu olah raga
250 orang
250 orang 100
Jumlah peserta Bimtek Kebencanaan
40 orang
40 orang 100
Jumlah peserta
Pembinaan Tagana
40 orang
40 orang 100
Jumlah anggota
Tagana yang menerima tambahan
kesejahteraan
40 orang
(50)
Misi 3 :Terwujudnya peningkatan sinkronisasi antara kalangan dunia usaha dengan serikat pekerja semua pihak bagi upaya kesejahteraan tenaga kerja.
Kegiatan yang mendukung misi 3 :
a. Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
b. Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan c. Kegiatan Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan
Hukum Terhadap. Keselamatan dan Kesehatan Kerja d. Pemantauan Kinerja lembaga Penyalur Tenaga Kerja
e. Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja dan Pelatihan Manajemen Usaha Kecil
f. Survey Kebutuhan Hidup Layak Pekerja
g. Pembinaan Hubungan Industrial bagi Pengusaha dan Pekerja
Untuk merealiasikan sasaran program ini telah ditetapkan beberapa IKU sebagai berikut:
1) Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Untuk merealisasi sasaran terciptanya harmonisasi perusahaan dan karyawan di Kota Blitar ditetapkan IKU Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial . Starategi yang ditempuh adalah melalui kegiatan Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Dinas Sosial dan tenaga Kerja telah memfasilitasi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial berdasarkan kasus yang dilaporkan sejumlah 7 ( tujuh ) Kasus pengaduan terdiri dari Hotel Tugu Lestari 2 kasus, PT.Boerwita Citra Pratama, UD, Bumi Artha, Pengelola Telecenter Anjungan PIPP, Suzuki Finance, UD. Cemara Mas PS. 6 kasus diselesaikan secara Bipartit dan 1 kasus diselesaikan melalui mediator. Realisasi kinerja 100 % sehingga masuk kategori
(51)
2) Jumlah Peserta Sosialisasi sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Jumlah Peserta Pembinaan P2K3, jumlah peserta Sosialisasi norma ketenagakerjaan kepada pekerja/pengusaha, Jumlah peserta Sosialisasi norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja. Untuk merealisasi sasaran Peningkatan peningkatan implementasi hokum ketenagakerjaan di Kota Blitar ditetapkan IKU Jumlah Peserta Sosialisasi sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Jumlah Peserta Pembinaan P2K3, jumlah peserta Sosialisasi norma ketenagakerjaan kepada pekerja/pengusaha, Jumlah peserta Sosialisasi norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja. Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan. Realisasi Kinerja sampai dengan akhir tahun 2015 adalah Jumlah peserta Sosialisasi sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) kepada 250 orang, Pembinaan P2K3 kepada 75 orang dan jumlah peserta Sosialisasi norma ketenagakerjaan kepada pekerja/pengusaha sebanyak 200 orang , Sosialisasi norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja kepada 100 orang. Rata-rata presentase capaian kinerja 100% sehingga termasuk kategori sangat berhasil.
3) Jumlah / Frekuensi upacara K3, Jumlah peserta pembinaann Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3), Jumlah pengujian dan pemeriksaan K3.
Untuk merealisasi sasaran Terpedomaninya / terlaksananya K3 ditetapkan IKU Jumlah / Frekuensi upacara K3, Jumlah peserta pembinaann Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3), Jumlah pengujian dan pemeriksaan K3 dengan realisasi Jumlah / Frekuensi upacara K3 1 kali, Jumlah Pengujian dan pemeriksaan K3 di 42 perusahaan, Jumlah peserta pembinaann Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja 75 perusahaan.
Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Peningkatan pengawasan, Perlindungan dan penegakan Hukum terhadap Keselamatan dan
(52)
Kesehatan. Rata-rata presentase capaian kinerja 100%. Sehingga dapat dikategorikan sangat berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah terselenggaranya Upacara K3 yang diikuti oleh perusahaan yang ada di Kota Blitar dan pemasangan spanduk dan umbul-umbul selama bulan K3 yaitu mulai tanggal 12 Januari s/d 12 Februari di tempat2 strategis.
Dokumentasi : Upaca Bulan K3 di Pt. Rama Manggala Gas
4) Jumlah Peserta Pembinaan PPTKI/UP3CTKI, Jumlah /Frekuensi Pembinaan Bursa Kerja Khusus ( BKK ), Frekuensi Bursa Kerja, Jumlah / Frekuensi Kunjungan Kerja ke Bandung
Untuk merealisasi sasaran pemenuhan serta perluasan kesempatan kerja dan terwujudnya penempatan tenaga kerja ditetapkan IKU Jumlah Peserta Pembinaan PPTKI/UP3CTKI dengan realisasi sejumlah 10 orang, Jumlah Peserta Pembinaan Bursa Kerja Khusus ( BKK ) 2 kali, Frekuensi Bursa Kerja 1 kali, Jumlah / Frekuensi Kunjungan Kerja ke Bandung 1 kali. Rata-rata presentase capaian kinerja 100 %. Sehingga dapat dikategorikan sangat berhasil. Faktor penunjang keberhasilan kegiatan ini adalah adanya staf yang komitmen terhadap tupoksi serta kerjasama yang baik dengan pihak ketiga.Dampak dari keberhasilan
(53)
kegiatan ini adalah bertambahnya informasi tentang lowongan kerja di Kota Blitar dan sekitarnya. Bursa kerja yang dilaksanakan selama 2 hari diikuti oleh 35 perusahaan nasional dan local yang menyediakan 2.500 lowongan kerja.
Dokumentasi Suasana Bursa Pasar Kerja
5) Jumlah Himpunan Lembaga latihan Swasta ( HILLSI ) yang dibina
Untuk merealisasi sasaran peningkatan wawasan lembaga latihan swasta di Kota Blitar ditetapkan IKU Jumlah Himpunan Lembaga latihan Swasta ( HILLSI ) yang dibina. Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja dan Pelatihan Manajemen Usaha Kecil. Realisasi kegiatan adalah telah terlaksananya pembinaan kepada 32 ( tiga puluh dua ) Lembaga Pelatihan Kerja Swasta ( HILLSI ). Rata-rata presentase capaian kinerja 100%. Sehingga dapat dikategorikan sangat berhasil. Dampak keberhasilan kegiatan ini adalah terciptanya hubungan yang harmonis antara Pemerintah dan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta.
(54)
6) Jumlah / Frekuensi Survey Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) , Jumlah Frekuensi Pembahasan usulan UMK, Jumlah peserta studi banding UMK dan UMSK.
Untuk merealisasi sasaran terlaksananya perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan ditetapkan IKU Jumlah / Frekuensi Survey Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) , Jumlah Frekuensi Pembahasan usulan UMK, Jumlah peserta studi banding UMK dan UMSK, Strategi yang ditempuh melalui kegiatan Survey Kebutuhan Hidup Layak Pekerja, yaitu melakukan survey harga ke 3 ( tiga ) pasar tradisional di Kota Blitar yang dilakukan setiap bulan oleh tim survey yang berasal dari unsur BPS, Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan , Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Gapensi, Gapero, SPSI dan Apindo dengan realisasi sebanyak 6 kali; Pembahasan Usulan Upah Minimum Kab/Kota ( UMK ) Kota Blitar Tahun 2015 sebanyak 4 kali; Studi banding UMK dan UMSK sebanyak 1 kali. Rata-rata presentase capaian kinerja 100% sehingga masuk dalam kategori sangat berhasil. Upah Minimum Kota Blitar Tahun 2015 sebesar Rp. 1.250.000,-, atau naik sebesar 25 % dari tahun 2014 dengan UMK sebesar Rp. 1.000.000,-.
7) Jumlah peserta sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Jumlah peserta sosialisasi Mayday
Untuk merealisasi sasaran peningkatan konsolidasi / koordinasi Pengusaha, Pekerja dan Pemerintah ditetapkan IKU Jumlah peserta sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Jumlah peserta sosialisasi Mayday dengan realisasi Jumlah peserta sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan 513 orang, Jumlah peserta sosialisasi Mayday 200 orang.
Rata-rata presentase capaian kinerja 100%. Sehingga masuk dalam kategori sangat berhasil. Strategi untuk mencapai sasaran ini melalui kegiatan Pembinaan Hubungan Industrial bagi pengusaha dan pekerja,
(55)
sebagai forum komunikasi dan koordinasi pengusaha, pekerja dan pemerintah.
Keberhasilan capaian program dan kegiatan sasaran 4 dapat dilihat pada table 1.7 berikut :
Tabel 1.7
(Tabel Capaian kinerja sasaran 3 )
Sasaran Strategis
Inikator Kinerja Target Realisasi %
Terwujudnya Peningkatan Sinkronisasi antara
kalangan dunia usaha dengan serikat pekerja bagi upaya
kesejahteraan tenaga kerja
Jumlah Himpunan
Lembaga Latihan Swasta Indonesia (HILLSI) yang dibina
27 lembaga 27 lembaga 100
Terlaksanakannya survey kebutuhan hidup layak (KHL)
4 kali 4 kali 100
Terselenggaranya pembahasan usulan UMK Kota Blitar 2015
4 kali 4 kali 100
Terselenggaranya sosialisasi UMK dan UMSK
1 kali, 100 orang
1 kali, 100 orang
100
Terselenggaranya upacara
keselamatan kesehatan kerja (K3)
(56)
Jumlah pengujian dan pemeriksaan Alat K3
42 perusahaan
42 perusahaan
100
Jumlah Peserta sosialisasi sistem management keselamatan dan kesehatan kerja
250 orang 250 orang 100
Jumlah peserta Pembinaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
75 orang 75 orang 100
Jumlah peserta Sosialisasi Norma Ketenagakerjaan
200 orang 200 orang 100
Jumlah peserta Sosialisasi Norma Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja
100 orang 100 orang 100
Jumlah fasilitasi penyelesaian perselisihan HI
40 kasus 7 kasus 100
Jumlah peserta sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
(1)
4. Rumusan Strategi
Untuk mengatasi permasalahan atau meminimalkan kendala yang disebabkan oleh faktor-faktor penghambat tersebut, disusunlah suatu strategi sebagai berikut :
1) Mengoptimalkan koordinasi dalam rangka menyukseskan
penyelenggaraan pemerintahan , pembangunan dan kemasyarakatan
2) Mendayagunakan potensi-potensi yang ada baik itu SDM, dana dan
sarana prasarana dalam rangka menyukseskan berbagai program dan kegiatan
3) Meningkatkan sistem administrasi pemerintahan dan agar lebih
efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan
4) Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat untuk kesejahteraan
masyarakat
5) Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintah untuk kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
6) Mengoptimalkan fungsi dan peran agama dalam mengurangi penyakit
(2)
B. REALISASI ANGGARAN
Aspek keuangan merupakan salah satu penentu keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan. Dengan kata lain aspek keuangan dapat dikatakan sebagai penunjang keberhasilan dari pelaksanaan kebijakan melalui kegiatan yang telah diprogramkan. Dalam melaksanakan kebijakan melalui kegiatan yang telah diprogramkan sebelumnya, hasil capaian kegiatan telah dipaparkan secara jelas pada analisis kinerja.
Untuk mengetahui alokasi keuangan pada Dinas Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar pada tahun 2015 secara rinci diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.6
Realisasi Anggaran Tahun 2015
Uraian Kegiatan Target APBD ( Rp)
Realisasi ( Rp ) % Realisasi Misi 1
Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial
masyarakat melalui upaya pemberdayaan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS ).
(3)
Misi 2
Terwujudnya optimalisasi
pemanfaatan sumber
pelayanan kesejahteraan
sosial melalui peningkatan profesionalitas pelayanan sosial serta pembentukan perluasan jaringan kerja.
2.325.524.950,- 1.952.411.695,- 83,95%
Misi 3
Peningkatan
kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja dalam segala aspek serta memfasilitasi
terlaksananya hubungan industrial yang dinamis dan dialogis.
792.714.295,- 690.328.598,- 87,09%
Misi 4
Terwujudnya peningkatan sinkronisasi antara
kalangan dunia usaha dengan serikat pekerja semua pihak bagi upaya kesejahteraan tenaga kerja.
1.308.731.500,- 1.220.876.450,- 93,28%
Misi 5
Mewujudkan peningkatan
pengelolaan dan
perawatan terhadap
sarana dan prasarana
situs pahlawan.
(4)
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) yang disusun ini merupakan pertanggungjawaban Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar atas keberhasilan dan kegagalan penyelenggaraan Rencana Kinerja selama tahun 2015. Laporan ini juga akan dipakai sebagai sarana pengambilan keputusan dalam melakukan introspeksi dan refleksi untuk membuat langkah-langkah perbaikan dan atau peningkatan kinerja dimasa-masa mendatang.
Gambaran Kinerja Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Blitar tahun 2015 termasuk evaluasi dan analisis terhadap kinerja pencapaian sasaran dan kegiatan yang telah dicapai selama tahun 2015 sebagai realisasi atas rencana kinerja tahun 2015 juga merupakan pertanggungjawaban Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar atas keberhasilan dan kegagalan penyelenggaraan Rencana Kinerja selama tahun 2015.
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis kinerja Dinas Sosial dan tenaga Kerja Kota Blitar diperoleh kesimpulan :
1. Pencapaian kinerja kebijakan umum mencapai hasil sebagaimana yang ditargetkan dalam perencanaan sebelumnya.
2. Anggaran sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan sebagaimana diprogramkan dapat dialokasikan dengan baik sesuai dengan yang dianggarkan, bahkan terdapat penghematan/ efisiensi.
B. SARAN – SARAN.
1. Untuk meningkatkan kinerja pada setiap bidang yang menjadi kewenangan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar, maka perlu dilakukan penajaman skala prioritas sasaran dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun berikutnya.
(5)
2. Untuk mengatasi permasalahan yang sulit dilakukan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Blitar perlu ditingkatkan pelaksanaan koordinasi antar Bidang.
(6)