PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA DI KELAS V SD NEGERI 010145 LABUHAN RUKU.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA DI

KELAS V SD NEGERI 010145 LABUHAN RUKU

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

SRI REZKI MAULINA AZMI

NIM. 8126182038


(2)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA DI

KELAS V SD NEGERI 010145 LABUHAN RUKU

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

SRI REZKI MAULINA AZMI

NIM. 8126182038

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

APRIANA, Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sains Siswa di Kelas V SD Negeri 010145 Labuhan Ruku. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana UNIMED, 2014.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase peningkatan aktivitas dan hasil belajar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas V SDN 010145 Labuhan Ruku T.P 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu sebuah penelitian kolaboratif dengan teman sejawat untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 32 orang, terdiri dari 17 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk essai sebanyak 10 soal dan lembar observasi aktivitas siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terbukti dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya di kelas V, hal ini dibuktikan dari: 1) terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 28% melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi sifat-sifat cahaya di kelas V, yaitu pada siklus I terdapat 56% siswa yang tergolong aktif belajar dan pada siklus II meningkat menjadi 84% siswa yang tergolong aktif belajar. 2) terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 57,1% setelah diterapkan tindakan siklus I dibandingkan sebelum tindakan yaitu rata-rata nilai pretest sebelum diberikan tindakan sebesar 13,34 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 0% dan setelah dilakukan tindakan siklus I, hasil belajar sains siswa meningkat dengan rata-rata nilai postest sebesar 62,81 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 66%; selanjutnya setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 49,1% dibandingkan siklus I, serta mengalami peningkatan sebesar 78,1% dibandingkan sebelum diberikan tindakan (prasiklus) yaitu dengan rata-rata postest siklus II sebesar 81,06 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 91%; 3) ranah kognitif siswa yang berkembang setelah dilakukan siklus I adalah C2 sebesar 89,7% (tinggi); C1 sebesar 89,1% (tinggi); C3 sebesar 74,3% (tinggi); C5 sebesar 59,3% (sedang); C4 sebesar 50,4% (sedang); dan C6 sebesar 31,1% (sedang). Setelah dilakukan tindakan siklus II, ranah kognitif siswa yang berkembang adalah C2 sebesar 100% (tinggi); C1 sebesar 96,7% (tinggi); C3 sebesar 94,4% (tinggi); C6 sebesar 75,8% (tinggi); C5 sebesar 69,0% (sedang); dan C4 sebesar 64,2% (sedang).


(7)

ABSTRACT

SRI REZKI MAULINA AZMI, Application of Constructivist Approach to Cooperative Learning Model Type Numbered Heads Together (NHT) To Improve Science Activities and Learning Outcomes Students in Class V SDN 010145 Labuhan Ruku. Thesis, Medan: Basic Education Program, Postgraduate Program, State University of Medan (UNIMED), 2014.

Research conducted aimed to determine the percentage of increase in activity and learning outcomes of students in materials science properties of light through the application of a constructivist approach to cooperative learning model NHT in class V SDN 010145 Labuhan Ruku Academic Year 2013/2014. This study is a classroom action research is a collaborative study with colleagues to create a better school performance. Subjects in this study were fifth grade students, amounting to 32 people, consisting of 17 female students and 15 male students. Data collection techniques using achievement test in the form of essays by 10 questions and observations of student activity sheets. The data analysis technique used is the qualitative and quantitative data analysis.

Results of research conducted concluded that the application of a constructivist approach to cooperative learning model NHT shown to improve learning outcomes of students in materials science properties of light in class V SD, this is evidenced from: 1) an increase in students' learning activity by 28% through the implementation of a constructivist approach to cooperative learning model NHT on the material properties of the light in the class V, namely in the first cycle there are 56% of students were classified as active learning and the second cycle increased to 84% of students were classified as active learning; 2) an increase in student learning outcomes of 57.1% after the first cycle of the action is applied before the procedure compared with an average pretest score of 13.34 before the given actions with classical completeness percentage of 0% and after the act of the first cycle, the result of increased student learning science with an average posttest score of 62.81 with classical completeness percentage of 66%; further improvement after the second cycle, student learning outcomes increased by 49.1% compared to the first cycle, and an increase of 78.1% compared to before the given action (pre-cycle) that the posttest mean of 81.06 with a second cycle classical completeness percentage of 91%; 3) cognitive student develops after the first cycle is C2 at 89.7% (high); C1 at 89.1% (high); C3 was 74.3% (high); C5 was 59.3% (moderate); C4 of 50.4% (moderate); and C6 at 31.1% (moderate). After the second cycle, students are developing cognitive domain is C2 at 100% (high); C1 at 96.7% (high); C3 was 94.4% (high); C6 amounted to 75.8% (high); C5 was 69.0% (moderate); and C4 was 64.2% (moderate).


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sains Siswa di Kelas V SD Negeri 010145 Labuhan Ruku”, dengan baik dan tepat waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya secara khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Yusnadi, M.S dan Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak dan sabar memberikan pengarahan, saran, masukan, dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Hasrudin, M.Pd., Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si., dan Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku nara sumber dan tim penguji yang telah memberi kritik dan saran untuk kesempurnan penulisan tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Kepala SD Negeri 010145 Labuhan Ruku, Bapak/Ibu Pembantu Kepala Sekolah, guru kelas V dan seluruh guru-guru beserta siswa/i SD Negeri 010145 Labuhan Ruku, atas bantuan dan kerjasamanya sehingga terlaksananya penelitian ini. Secara khusus penulis juga menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orangtuaku tercinta Ayahanda H. Azro’I, SP.d dan Ibunda Roslaini, S.Pd, serta


(9)

suami Basri Syahputra, SH, dan anak-anakku tercinta Raja Azka Buqori Pratama dan Ratu Annisa Ummairoh, terima kasih atas kasih sayang, bantuan, motivasi dan doa kalian sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah swt. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, semoga tesis ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca. Amin

Medan, Juli 2014 Penulis,

Sri Rezeki Maulina Azmi NIM. 8126182038


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9

A. Kerangka Teoretis ... 9

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Sains ... 9

2. Hakikat Aktivitas Belajar Sains ... 16

3. Hakikat Pembelajaran ... 23

a. Pendekatan Kontruktivisme ... 27

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ... 33

4. Materi Sifat-Sifat Cahaya Kelas V SD ... 38

B. Kerangka Berpikir ... 40

C. Hipotesis Tindakan ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Subjek Penelitian ... 43

C. Defenisi Operasional ... 43

D. Rancangan Penelitian ... 44

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 51

G. Indikator Keberhasilan ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Kondisi Awal ... 54

B. Deskripsi Hasil Siklus I ... 56

1. Perencanaan Siklus I ... 56

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 58

3. Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus I ... 62


(11)

C. Deskripsi Hasil Siklus II ... 70

1. Perencanaan Siklus II ... 71

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 72

3. Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus II ... 77

4. Hasil Analisis dan Refleksi Siklus II ... 80

D. Pembahasan ... 83

1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 83

2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 85

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 89

A. Simpulan ... 89

B. Implikasi ... 90

C. Saran ... 91


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintak Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme ... 32

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif NHT ... 37

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian... 46

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 49

Tabel 4.1. Rata-Rata Skor Tiap Indikator Aktivitas yang Diamati ... 63

Tabel 4.2. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Setelah Siklus I ... 65

Tabel 4.3. Refleksi Aktivitas Siswa Selama Siklus I ... 68

Tabel 4.4. Rata-Rata Skor Tiap Indikator Aktivitas yang Diamati ... 78

Tabel 4.5. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Setelah Siklus II ... 79

Tabel 4.6. Refleksi Aktivitas Siswa Selama Siklus II ... 82

Tabel 4.7. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa... 83

Tabel 4.8. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 85


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Hirarki Istilah dalam Proses Pembelajaran ... 27 Gambar 3.1. Desain PTK Model Taggart dan Kemmis ... 45 Gambar 4.1. Guru (peneliti) membimbing siswa membentuk kelompok

dan memberikan nomor pada setiap siswa ... 59 Gambar 4.2. Guru membimbing siswa melakukan percobaan dalam

kelompoknya masing-masing ... 60 Gambar 4.3. Guru sedang membimbing siswa dalam diskusi kelas dengan

meminta siswa-siswa dengan nomor tertentu menjawab pertanyaan dan mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya ... 61 Gambar 4.4. Keaktifan Siswa Pada Siklus I ... 63 Gambar 4.5. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I ... 65 Gambar 4.6. Guru membimbing kelompok siswa yang masih bingung dan

mengalami kesulitan saat melakukan percobaan ... 73 Gambar 4.7. Para siswa sedang aktif melakukan percobaan dalam

kelompoknya masing-masing dan memastikan setiap siswa terlibat secara aktif ... 74 Gambar 4.8. Guru sedang membimbing para siswa melakukan diskusi

kelas membahas tugas-tugas (LKS) yang diberikan guru ... 76 Gambar 4.9. Keaktifan Siswa Pada Siklus II... 77 Gambar 4.10. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II ... 79


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 96

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 98

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 108

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 116

Lampiran 5. Soal Tes Hasil Belajar ... 119

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar ... 121

Lampiran 7. Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembalajaran ... 125

Lampiran 8. Format Lembar Observasi Kegiatan Guru (Peneliti) Selama Proses Pembalajaran ... 127

Lampiran 9. Data Pretest Siswa Sebelum Tindakan (Prasiklus) ... 128

Lampiran 10.Data Postest Siswa Setelah Tindakan Siklus I ... 129

Lampiran 11.Data Postest Siswa Setelah Tindakan Siklus II ... 130

Lampiran 12.Data Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 131

Lampiran 13.Data Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 132

Lampiran 14.Rekapitulasi Data Penelitian ... 133

Lampiran 15.Hasil Analisis SPSS 16.0 ... 135

Lampiran 16.Perkembangan Ranah Kognitif Siswa ... 137

Lampiran 17.Hasil Observasi Kegiatan Guru Selama Siklus I ... 142

Lampiran 18.Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri 010145 Labuhan Ruku ... 147 Lampiran 19.Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat

Lampiran 20.Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari Program Pascasarjana UNIMED

Lampiran 21.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dari SD Negeri No. 010145 Labuhan Ruku


(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran IPA atau sains merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga tingkat sekolah menengah atas (SMA). IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam dengan segala isinya. Dalam Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar Kurikulum 2004, dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran sains di SD adalah: 1) menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari; 2) menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positip terhadap sains dan teknologi; 3) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; 4) ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; 5) mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan 6) menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Untuk dapat mewujudkan tujuan pembelajaran sains seperti yang dijelaskan di atas, maka proses pembelajaran sains di SD seharusnya lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru sebenarnya sudah berusaha untuk mengaktifkan atau melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, namun proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas masih didominasi oleh guru (teacher centered).

Hasil observasi awal penulis di SDN010145 Labuhan Ruku menunjukkan bahwa proses pembelajaran sains yang dilakukan guru cenderung masih bersifat teacher centered; dalam proses pembelajaran guru lebih mengandalkan metode


(17)

2

ceramah dilanjutkan dengan pemberian tugas, materi-materi sains yang diajarkan juga masih kurang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sumber belajar yang ada hanyalah guru sebagai pemberi informasi dan buku, hampir tidak ada media atau alat bantu belajar selain buku, kapur dan papan tulis, aktivitas siswa dalam belajar sains juga masih tergolong rendah dimana siswa cenderung hanya aktif mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru di depan kelas, mencatat, serta mengerjakan tugas-tugas yang diperintahkan guru. Selama proses pembelajaran, siswa juga kurang diberi kesempatan bertanya maupun mengungkapkan pendapat mereka tentang materi yang dipelajari, sehingga setelah proses pembelajaran berakhir masih banyak siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan guru. Kondisi seperti di atas tentu saja menjadikan iklim pembelajaran kurang menarik, siswa cenderung menjadi penerima pasif, kurang responsif, kurang kreatif dan kritis, serta kurang memberikan pemahaman yang baik bagi siswa sehingga tidak heran jika masih banyak siswa memperoleh hasil belajar yang rendah pada mata pelajaran sains.

Lebih lanjut hasil observasi awal penulis, dari daftar kumpulan nilai dan prestasi siswa pada mata pelajaran sains diperoleh nilai hasil belajar sains siswa kelas V pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, rata-rata sebesar 63,6 atau lebih rendah dibandingkan nilai KKM mata pelajaran sains yang ditetapkan SDN 010145 Labuhan Ruku yaitu 65. Dari 32 siswa dalam satu kelas, sebanyak 11 siswa atau 34% yang memperoleh nilai lebih dari 65 atau tuntas sedangkan 21 siswa atau 66% masih memperoleh nilai kurang dari 65 atau belum tuntas. Hal ini


(18)

3

Pada dasarnya dalam belajar termasuk belajar sains, dituntut keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus berupaya agar kegiatan pembelajaran di dalam kelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengalaman siswa terlibat secara aktif dalam belajar. Agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran sains lebih bermakna, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang penerapan pendekatan konstruktivisme dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT telah banyak dilakukan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hapsari (2011), menyimpulkan bahwa penerapan model konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar IPA di SDK 6 BPK Penabur Bandung. Priyanti (2012), menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelejaran IPA konsep tanah, air dan alam sekitar kelas V SDN 1 Ujungsemi Kecamatan Kaliweli Kabupaten Cirebon, yang dibuktikan dari peningkatan hasil postes pada tiap siklus. Sepniwati (2012), menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA tentang sumber daya alam terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas IV SDN Gatot Subroto Kota Bandung.

Selanjutnya Musfirotun (2010), menyimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cooperative tipe numbered head together (NHT) serta rerata dan ketuntasan belajar IPA siswa mengalami peningkatan dan indikator keberhasilan


(19)

4

melebihi kriteria yang diinginkan. Hasil penelitian Yuliati, dkk (2012), menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA. Selain itu dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas serta perubahan perilaku siswa kelas IV di SD Negeri Kerenceng, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Hasil penelitian Rusmawati, dkk (2013), menyimpulkan bahwa penggunaan tipe NHT dapat meningkatkan pembelajaran IPA yaitu proses dan hasil, terlihat dari setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah tipe NHT.

Pendekatan konstruktivisme cocok diterapkan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Salah satu pertimbangannya adalah dalam pandangan konstruktivisme setiap siswa yang belajar sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Melalui pendekatan konstruktivisme belajar siswa akan lebih bermakna dan menyenangkan karena dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih banyak aktif mencari, menemukan, membangun sendiri pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapkan kepada mereka, mampu mengungkapkan ide atau gagasannya kepada orang lain serta mampu memahami konsep yang dipelajari dengan kata-katanya sendiri, sementara guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pelajaran juga akan lebih mudah


(20)

5

Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau penomaran berpikir bersama termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif yang pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam belajar dan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik siswa. Ciri khas model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Selain itu, kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini adalah siswa dapat meningkatkan perolehan nilai kemampuan akademik dan keterampilan sosial, setiap siswa memiliki kesiapan belajar, dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa baik secara individu maupun kelompok, dan melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Sehubungan dengan uraian dan permasalah di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan suatu penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas tentang penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sains siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan terkait proses pembelajaran sain di sekolah dasar, antara lain:

1. Rendahnya hasil belajar sains siswa.

2. Proses pembelajaran sains yang dilakukan guru termasuk di SDN 010145 Labuhan Ruku masih kurang variatif, dimana guru lebih mendominasi


(21)

6

terjadinya proses pembelajaran (berpusat pada guru) dengan cenderung hanya mengandalkan metode ceramah dan pemberian tugas.

3. Materi-materi sains yang diajarkan guru di dalam kelas juga masih kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa bahkan proses pembelajaran seringkali dilakukan mengikuti urutan buku pegangan atau buku paket halaman demi halaman termasuk soal-soalnya.

4. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sains selama ini masih tergolong rendah, dimana siswa cenderung hanya diam atau pasif mendengarkan penjelasan guru, mencatat, dan mengerjakan tugas yang ada dalam buku hanya ketika diperintahkan oleh guru.

5. Rendahnya aktivitas siswa dalam belajar juga berpengaruh buruk terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Melihat banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sains siswa di kelas V SDN 010145 Labuhan Ruku T.P 2013/2014. Materi sains yang diajarkan dibatasi pada materi sifat-sifat cahaya kelas V SD.


(22)

7

1. Seberapa besar persentase peningkatan aktivitas siswa dalam belajar sains pada materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas V SDN 010145 Labuhan Ruku T.P 2013/2014?.

2. Seberapa besar persentase peningkatan hasil belajar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas V SDN 010145 Labuhan Ruku T.P 2013/2014?.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Besarnya persentase peningkatan aktivitas siswa dalam belajar sains pada materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas V SDN 010145 Labuhan Ruku T.P 2013/2014.

2. Besarnya persentase peningkatan hasil belajar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas V SDN010145 Labuhan Ruku T.P 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.


(23)

8

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan IPTEK terutama di bidang belajar dan pembelajaran sains tingkat SD, dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan bagi guru tentang efektivitas dari penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran sains untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta merupakan solusi untuk memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran sains khususnya materi sifat-sifat cahaya sehingga guru tidak lagi menemui kesulitan dalam memilih dan merancang pendekatan maupun model pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas. Manfaat praktis lainnya adalah pengoptimalan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas khususnya keaktifan siswa dalam belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.


(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dari penelitian ini, dapat disimpulkan:

1. Terjadi peningkatan sebesar 28% aktivitas siswa dalam belajar sains pada materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas V SDN 010145 Labuhan Ruku T.P 2013/2014.

2. Terjadi peningkatan sebesar 57,1% hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya setelah diterapkan tindakan siklus I dibandingkan sebelum diberikan tindakan. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 49,1% dibandingkan siklus I, serta mengalami peningkatan sebesar 78,1% dibandingkan sebelum diberikan tindakan (prasiklus).

3. Ranah kognitif siswa yang berkembang setelah dilakukan siklus I adalah C2 (pemahaman) sebesar 89,7% (tinggi); C1 (pengetahuan dan ingatan) sebesar 89,1% (tinggi); C3 (aplikasi) sebesar 74,3% (tinggi); C5 (evaluasi) sebesar 59,3% (sedang); C4 (analisis) sebesar 50,4% (sedang); dan C6 (kreasi atau mencipta) sebesar 31,1% (sedang). Setelah dilakukan tindakan siklus II, ranah kognitif siswa yang berkembang adalah C2 sebesar 100% (tinggi); C1 sebesar 96,7% (tinggi); C3 sebesar 94,4% (tinggi); ranah C6 sebesar 75,8% (tinggi); C5 sebesar 69,0% (sedang); dan C4 sebesar 64,2% (sedang).


(25)

90

B. Implikasi

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajaar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya di kelas V SD. Oleh karena itu, penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran sains di dalam kelas untuk melibatkan siswa secara aktif dalam belajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.

Pemberian tindakan pada siklus I dan siklus II menggambarkan bahwa ada beberapa kelemahan dalam pembelajaran sains. Namun, kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi dengan baik oleh guru. Dari kegiatan analisis dan refleksi yang dilaksanakan setelah tindakan, diketahui terdapat peningkatan baik aktivitas maupun hasil belajar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya. Dari segi proses, terdapat peningkatan pada keterampilan guru dalam mengelola kelas, serta keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran baik pada indikator visual activities, listening activities, emotional activities, oral activities, writing activities, drawing acitivities, mental activities maupun motor activities. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II.

Penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang lebih bersifat student centered (berpusat pada keaktifan


(26)

91

mengungkapkan pendapaat mereka, serta lebih aktif memecahkan masalah yang dihadapkan kepada siswa, lebih semangat, lebih percaya diri dan lebih perhatian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini berimplikasi pada penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal.

C. Saran

Sebagai tindak lanjut dari simpulan dan implikasi di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi guru perlu ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh pada kinerja guru dalam pembelajaran di dalam kelas. Untuk itu, disarankan kepada kepala sekolah agar memotivasi guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti seminar pendidikan, diklat, dan sebagainya. Di samping itu, kepala sekolah juga perlu memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran seperti alat dan bahan yang dapat digunakan guru dalam melakukan percobaan untuk melaksanakan tugas mengajarnya di kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu sekolah, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Kepala sekolah juga diharapkan untuk lebih memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan tentang berbagai pendekatan maupun model pembelajaran yang inovatif seperti penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif NHT dalam kegiatan pembelajaran.


(27)

92

2. Bagi Guru

Guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan penelitian tindakan kelas dan mengikuti forum-forum ilmiah. Di samping itu, guru hendaknya memperluas wawasan tentang penggunaan pendekatan maupun model-model pembelajaran yang inovatif yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar (berpusat pada siswa). Salah satunya diantaranya adalah dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Penerapan langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga perlu dipersiapkan dengan baik sehigga dapat melibatkan siswa aktif secara langsung dalam pembelajaran, menjadikan belajar siswa lebih menyenangkan dan bermakna sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik

3. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk selalu perhatian, semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak malu atau takut bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, berani mengungkapkan ide atau pendapat, saling menghargai pendapat orang lain (teman), aktif dalam kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sehingga diharapkan dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik yang pada akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York: Longman.

Aqib, Z., Jaiyaroh, S., Diniati, E., dan Khotimah, K., 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK, Bandung: Yrama Widya.

Arends R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Bundu, P. 2009. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Dahar, R.W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2005. The Sistematic Of Instruction. Glenview: Scott, Foresman and Company.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, M. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM Dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Lie, A. 2010. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Margaretha, S.Y., dan Irianto, D.M. 2008. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Kampus Cibiru.


(29)

94

Mulyono, A.M. 2010. Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/socialsciences/ 1961162-aktifitas-belajar/. Diakses Desember 2013.

Nasution, S. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat. Riyanto, M. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi Bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sepniwati. 2012. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Gatot Subroto Kota Bandung Semester 2 Tahun 2012. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, W. 2009. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyatna, A. 2008. Hubungan Hasil Belajar dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri, Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lampung, http://makalah-agus-semnaspend-ii. Diakses Desember 2013.


(30)

95

Usman, M.U. 2010. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardhani, IGAK. 2007. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:

Universitas Terbuka.

Yamin, M. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik: Implementasi KTSP dan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Gaung Persada Press.


(1)

90

B. Implikasi

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajaar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya di kelas V SD. Oleh karena itu, penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran sains di dalam kelas untuk melibatkan siswa secara aktif dalam belajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.

Pemberian tindakan pada siklus I dan siklus II menggambarkan bahwa ada beberapa kelemahan dalam pembelajaran sains. Namun, kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi dengan baik oleh guru. Dari kegiatan analisis dan refleksi yang dilaksanakan setelah tindakan, diketahui terdapat peningkatan baik aktivitas maupun hasil belajar sains siswa pada materi sifat-sifat cahaya. Dari segi proses, terdapat peningkatan pada keterampilan guru dalam mengelola kelas, serta keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran baik pada indikator visual activities, listening activities, emotional activities, oral activities, writing activities, drawing acitivities, mental activities maupun motor activities. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II.

Penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang lebih bersifat student centered (berpusat pada keaktifan siswa), terbukti dapat meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu siswa lebih aktif dalam melakukan percobaan, berdiskusi dalam kelompok, aktif bertanya, menjawab pertanyaan, maupun


(2)

mengungkapkan pendapaat mereka, serta lebih aktif memecahkan masalah yang dihadapkan kepada siswa, lebih semangat, lebih percaya diri dan lebih perhatian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini berimplikasi pada penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal.

C. Saran

Sebagai tindak lanjut dari simpulan dan implikasi di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi guru perlu ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh pada kinerja guru dalam pembelajaran di dalam kelas. Untuk itu, disarankan kepada kepala sekolah agar memotivasi guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti seminar pendidikan, diklat, dan sebagainya. Di samping itu, kepala sekolah juga perlu memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran seperti alat dan bahan yang dapat digunakan guru dalam melakukan percobaan untuk melaksanakan tugas mengajarnya di kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu sekolah, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Kepala sekolah juga diharapkan untuk lebih memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan tentang berbagai pendekatan maupun model pembelajaran yang inovatif seperti penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif NHT dalam kegiatan pembelajaran.


(3)

92

2. Bagi Guru

Guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan penelitian tindakan kelas dan mengikuti forum-forum ilmiah. Di samping itu, guru hendaknya memperluas wawasan tentang penggunaan pendekatan maupun model-model pembelajaran yang inovatif yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar (berpusat pada siswa). Salah satunya diantaranya adalah dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Penerapan langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga perlu dipersiapkan dengan baik sehigga dapat melibatkan siswa aktif secara langsung dalam pembelajaran, menjadikan belajar siswa lebih menyenangkan dan bermakna sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik

3. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk selalu perhatian, semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak malu atau takut bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, berani mengungkapkan ide atau pendapat, saling menghargai pendapat orang lain (teman), aktif dalam kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sehingga diharapkan dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik yang pada akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.


(4)

Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York: Longman.

Aqib, Z., Jaiyaroh, S., Diniati, E., dan Khotimah, K., 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK, Bandung: Yrama Widya.

Arends R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Bundu, P. 2009. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Dahar, R.W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2005. The Sistematic Of Instruction. Glenview: Scott, Foresman and Company.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, M. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM Dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Lie, A. 2010. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Margaretha, S.Y., dan Irianto, D.M. 2008. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Kampus Cibiru.


(5)

94

Mulyono, A.M. 2010. Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/socialsciences/ 1961162-aktifitas-belajar/. Diakses Desember 2013.

Nasution, S. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat. Riyanto, M. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi Bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sepniwati. 2012. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Gatot Subroto Kota Bandung Semester 2 Tahun 2012. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, W. 2009. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyatna, A. 2008. Hubungan Hasil Belajar dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri, Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lampung, http://makalah-agus-semnaspend-ii. Diakses Desember 2013.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Usman, M.U. 2010. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardhani, IGAK. 2007. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:

Universitas Terbuka.

Yamin, M. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik: Implementasi KTSP dan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Gaung Persada Press.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

0 8 27

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 161 Pekanbaru

0 0 13