Persepasi karyawan terhadap peran auditor internal (studi kasus di PT. Mitra Karya Plastindo)
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN
AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
CINDY FATRESIA NIM : 122114146
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(2)
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN
AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
CINDY FATRESIA NIM : 122114146
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
(3)
Skripsi
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo)
Oleh:
CINDY FATRESIA NIM : 122114146
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing,
Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A. Tanggal: 24 Januari 2017
(4)
(5)
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTASI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN
AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo) Diajukan pada tanggal 24 Januari 2017 adalah karya Saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 24 Januari 2017 Yang membuat penyataan:
Cindy Fatresia NIM: 122114146
iv
(6)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Cindy Fatresia Nomor Mahasiswa : 122114146
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus di PT. Mitra Karya Plastindo)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 28 Februari 2017 Yang menyatakan
Cindy Fatresia
(7)
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
“Faith is not the belief that God will do what you want. It is the belief that God will do what is right.”― Max Lucado
“Learn everything you can, anytime you can, from anyone you can;
there will always come a time when you will be grateful you did.” -
Sarah Caldwell
Mazmur 37: 3-6
“Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik; diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka
Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaran seperti terang, dan hakmu seperti siang.”
Ku persembahkan untuk: Kakek di Surga Urbanus Elly (Heng Chai Thuan) & Asiam, Nenek Maria Kwa Gek Cheng & Tjipah, Papa Alexander & Mama Theresia Sudiarna, Saudaraku Albertus Haryanto. Dan Semua Keluarga Tercintaku.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang senantiasa membimbing, mendampingi dan memberkati peneliti sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal (Studi kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo). Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat selesai dengan baik karena adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang tulus dan rasa syukur penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Suhainita dan segenap karyawan PT. Mitra Karya Plastindo yang telah memberikan izin penelitian dan bimbingannya selama penelitian sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Orang tua peneliti, Papa Alexander dan Mama Theresia Sudiarna yang selalu mendoakan, memberi semangat, dukungan, nasihat dan cinta kasih
(9)
yang luar biasa sehingga dapat menghantarkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Untuk keluarga tercinta Nenek Maria Kwa Gek Cheng & Tjipah, Tante Kecilku Maria Natalia Vera, Adikku Albertus Haryanto, Om Alex dan Tante Yuni terimakasih atas segala dukungannya.
6. Untuk sahabatku (Lasma, Rosalina, Ira, Junita, Natalia, Dessy, Vivi, Martina, Jessica, Puspita). Terimakasih atas kebersamaan kita bersama dulu, sekarang dan selamanya.
7. Teman-teman Akuntansi 2012 (khususnya Mitha, Putri, Sandra, Enno) terimakasih atas kebersamaan kita selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma, semoga kita sukses selalu.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangung. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, 24 Januari 2017 Penulis,
Cindy Fatresia 122114146
viii
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMAN LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Persepsi ... 7
B. Audit Internal ... 8
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal ... 8
D. Fungsi dan Tangggung Jawab Audit Internal ... 9
E. Standar Profesional Audit Internal ... 10
F. Peran Audit Internal ... 12
G. Definisi Peran Watchdog, Konsultan, dan Katalisator ... 15
H. Desain Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Jenis Penelitian ... 19
B. Objek dan Subjek Penelitian ... 19
ix
(11)
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20
1. Variabel Penelitian ... 20
2. Definisi Operasional ... 35
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
F. Data ... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ... 36
H. Pengujian Instrumen Penelitian... 37
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 37
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 38
3. Uji Normalitas ... 39
I. Teknik Analisis Data ... 39
1. Pengolah Data ... 39
2. Penarikan Kesimpulan ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAN ... 41
A. Sejarah Perusahaan Mitra Karya Plastindo ... 41
B. Tujuan Mitra Karya Plastindo ... 43
C. Jenis Usaha Mitra Karya Plastindo ... 43
1. Proses Produksi... 43
2. Hasil Produksi... 45
3. Pemasaran ... 45
D. Struktur Organisasi ... 46
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Deskripsi Data ... 64
B. Pengujian Instrumen... 68
1. Uji Validitas ... 68
2. Uji Reliabilitas ... 69
3. Uji Normalitas ... 70
C. Hasil Analisis Peran ... 71
1. Peran Watchdog ( Pengawas) ... 71
2. Peran Konsultan ... 73
3. Peran Katalisator ... 76
D. Analisis Peran Auditro Internal yang Paling Berperan di PT. Mitra Karya Plastindo ... 78
1. Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Peran Auditor Internal Berdasarkan Rata-Rata Skor Total Seluruh Responden ... 78
2. Hasil Analisis Persepsi Peran Auditor Internal dengan Uji Korelasi Pearson ... 79
E. Pembahasan ... 80
BAB VI PENUTUP ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Keterbatasan Penelitian ... 86
x
(12)
C. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN ... 90
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru Internal
Auditor ... 13
2.2 Perbedaan Peran internal Auditor... 14
3.1 Definisi Operasional... 35
3.2 Skor Penilaian Kuesioner... ... 37
5.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64
5.2 Data Responden Berdasarkan Kelompok Usia ... 65
5.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 65
5.4 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66
5.5 Data Responden Berdasarkan Jabatan Responden ... 67
5.6 Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal ... 68
5.7 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Jumlah Data yang Diproses ... 69 5.8 Hasil Uji Statistik Reliabilitas ... 70
5.9 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ... 70
5.10 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Wathcdog (Pengawas) ... 71
5.11 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Konsultan ... 74
5.12 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Katalisator ... 76
5.13 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Total Seluruh Responden Kuesioner Persepsi Peran Auditor Internal ... 78
5.14 Hasil Uji One Way Anova ... 80
(14)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Desain Penelitian ... 18 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 46
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 91
Lampiran 2 Output Uji Validitas ... 94
Lampiran 3 Output Uji Reliabilitas ... 98
Lampiran 4 Output Uji Normalitas ... 99
Lampiran 5 Output Uji Statisti Parametik One Way Anova ... 100
Lampiran 6 Output Skor Kuesioner Responden Terhadap Peran Auditor Internal ... 101
Lampiran 7 Output Perhitungan Skor Total Rata-rata Seluruh Responden Tentang Peran Audit Internal ... 102
(16)
ABSTRAK
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP
PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo
Cindy Fatresia NIM : 122114146
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi karyawan terhadap peran auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo apakah sebagai watchdog, konsultan atau katalisator.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Teknik pengujian instrumen menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas.Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik parametik One Way Anova untuk melihat nilai rata-rata tertinggi sebagai peran auditor internal yang paling berperan.
Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa peran auditor internal yang paling berperan adalah sebagai Watchdog dengan total nilai 821 (delapan ratus dua puluh satu) dengan mean 30,41 (tiga puluh koma empat puluh satu) kemudian diikuti dengan peran katalisator mendapatkan total nilai 816 (delapan ratus enam belas) dengan mean 30,22 (tiga puluh koma dua puluh dua) dan terakhir peran konsultan mendapatkan total nilai 810 dengan mean 30,00 (tiga puluh koma nol nol).
Kata Kunci: peran auditor internal, watchdog, konsultan, dan katalisator
(17)
ABSTRACT
EMPLOYEE‟S PERCEPTION TOWARDS THE ROLE OF
INTERNAL AUDITOR
(A Case Study at PT. Mitra Karya Plastindo)
Cindy Fatresia 122114146
Sanata Dharma University Yogyakarta 2017
This researchaimsto find outabout the role ofemployee‟s perception towards the role ofinternal auditor at PT. Mitra Karya Plastindo whether as a watchdog, a consultant or a catalyst.
This research is a case study. Data collection techniques used is survey through questionnaires. The analysis used in this research is descriptive analysis. The instruments were tested using validity test, reliability test and normality test. Data analysis technique used is One Way Anova parametric statistics to see the highest average value of the role of internal auditors.
The results of data analysis showed that the role of the internal auditor as watchdog have a total value of 821 (eight hundred and twenty one) with a mean of 30.41 (thirty point forty one) followed by catalyst with total value of 816 (eight hundred and sixteen) and mean of 30.22 (thirty point twenty two) and finally the role of a consultant with total value of 810 (eight hundred and ten) with mean 30.00 (thirty point zero zero).
Keywords:internalauditorrole,watchdog, consultant,andcatalyst
(18)
.BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha semakin pesat ditandai dengan semakin ketatnya persaingan yang juga mempengaruhi berkembangnya suatu perusahaan, dimana perusahaan dituntut lebih meningkatkan kualitas pengelolaan usaha dan kegiatannya harus lebih efisien dan efektif. Kegiatan yang dijalankan manajemen perusahaan dimana pimpinan perusahaan dapat secara langsung mengawasi kegiatan-kegiatan yang terjadi di pabrik, seiring dengan kegiatan perusahaan yang semakin kompleks sehingga pimpinan perusahaan tidak mungkin bisa mengawasi setiap kegiatan- kegiatan yang ada di dalam perusahaan secara rinci.
Keadaan ini memaksa pimpinan perusahaan untuk melimpahkan sebagian wewenangnya kepada bawahannya, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain dilakukan dengan harapan agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengendalian internal untuk menangkal risiko, yang dalam kegiatannya memerlukan peran audit internal sebagai alat bantu manajemen untuk mengawasi pelaksanaan pengendalian internal di dalam perusahan.
Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola secara independen dan objektif, yang dirancang sebagai penambah nilai untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Secara efektif, auditor internal menyediakan informasi yang dibutuhkan manajer dalam melaksanakan tanggung
(19)
jawab. Penilaian secara independen dilakukan auditor internal pada suatu perusahaan untuk menilai kegiatan operasional dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efektivitas dan efisiensi dari kinerja perusahaan dan berperan penting dalam pengelolaan perusahaan beserta risiko -risiko yang terkait dalam melaksanakan usahanya (Sawyer 2005:7).
Audit internal sebelumnya dikenal sebagai pendekatan berbasis pada sistem, kemudian beralih menjadi audit internal berbasis proses. Awalnya auditor internal lebih berperan sebagai pengawas atau mata dan telinga manajemen karena manajemen membutuhkan kepastian terkait dengan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan untuk menghindari tindakan yang menyimpang.
Di sini audit intern lebih berorientasi pada pelaksanaan tindakan pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan para pihak pelaksana dengan ketentuan-ketentuan yang ada (compliance). Peran dan fungsi audit intern sebagai “watchdog” ini secara berangsung-angsur mulai ditinggalkan (Tampubolon 2005: 1).
Seiring dengan berjalannya waktu, fokus utama audit intern adalah membantu satuan kerja operasional mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah -masalah dan memberikan saran untuk tindakan perbaikan yang dapat memberikan tambahan nilai sebagai amunisi memperkuat organisasi. Dengan posisinya sebagai mitra Auditee dan konsultan bagi kliennya, auditor intern memiliki peran yang lebih luas. Bahkan untuk masa mendatang auditor intern dimungkinkan untuk berperan sebagai katalisator yang akan ikut serta dalam penentuan tujuan dari suatu perusahaan (Tampubolon 2005: 2).
(20)
Sebagai perusahan besar yang sedang berkembang, PT. Mitra Karya Plastindo memerlukan auditor internal, dimana posisi audit internal dirasakan mampu melakukan tugas pemeriksaan kepada seluruh bagian manajemen PT. Mitra Karya Plastindo dan tetap menjaga independensi auditor internal itu sendiri sehingga laporan hasil audit yang dihasilkan menjadi berkualitas, dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
Mengingat pentingnya peran auditor internal dalam menilai kinerja perusahaan, peran auditor internal masa kini tidak hanya bertugas sebagai pengawas saja, namun diharapkan auditor internal dapat berperan sebagai konsultan maupun katalisator. Tugas sebagai konsultan dan katalisator merupakan pengembangan peran auditor yang dapat membantu perusahaan untuk lebih berkembang.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan, agar pihak perusahaan memiliki pandangan yang jelas mengenai persepsi karyawan terhadapa peran auditor internal. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak manajemen kelak terhadap kinerja auditor internal dalam perusahaan. Evaluasi secara terus menerus akan membantu perushaan dalam mencapai kinerja operasional yang efektif, efisien dan ekonomis.
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis merumuskan judul penelitian “Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal pada PT. Mitra Karya Plastindo”.
(21)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai
watchdog (pengawas) ?
2. Apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai konsultan ?
3. Apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai katalisator ?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan yaitu hanya didasarkan pada persepsi karyawan tentang peran auditor internal di perusahaan sebagai watchdog (pengawas), konsultan, ataukah sebagai katalisator.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai watchdog (pengawas).
2. Mengetahui apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai konsultan.
3. Mengetahui apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai katalisator.
(22)
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Penulis, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah ke dalam praktik kehidupan perusahaan dan untuk memperoleh gambaran langsung bagaimana teori-teori audit internal dapat diterapkan.
2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan menambah pengetahuan yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai persepsi karyawan tentang peran audit internal sebagai pengawas, katalisator atau konsultan.
3. Bagi Pembaca, sebagai tambahan sumber pengetahuan khususnya bagi mahasiswa diharapkan hasil penelitian ini dapat memeberikan masukan yang bermanfaat dan pengetahuan menegnai persepsi karyawan tentang peran aduitor internal sebagai pengawas, konsultan atau katalisator dalam perusahaan.
F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan
Bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan enelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
(23)
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi teori yang mendukung penulisn meliputi pengertian persepsi, audit, tujuan auditinternal, peran audit internal serta tanggung jawab audit internal, pengertian watchdog (pengawas), konsultan, dan katalisator. Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan metode yang digunakan untuk
mengolah data yang didapat dan prosedur yang digunakan dalam menarik kesimpulan.
Bab IV Gambaran Umum
Bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah singkat
perusahaan beserta struktur, pembagian tugas dan wewenang setiap jabatan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan deskripsi data, pengujian instrumen dan langkah-langkah analisi data untuk memperoleh jawaban dari penelitian serta dalam pengambilan kesimpulan dan pembahasan mengenai hasil penelitian.
Bab VI Penutup
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penuli dan saran bagi PT. Mitra Karya Plastindo dan saran untuk penelitian berikutnya.
(24)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
Menurut Kreitner dan Kinicki (2003: 208), persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami lingkungan di sekitar kita. Penafsiran tersebut merupakan pandangan kita tentang lingkungan atau tempat di mana kita berada. Menurut Matlin dan Solso dalam Suharnan (2005: 23), “Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung”.
Menurut Walgito (2010: 99), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Persepsi didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1061) sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan persepsi sebagai pandangan, tanggapan yang ditangkap melaui panca indera dapat berpengaruh
(25)
besar atas terbentuknya sikap seseorang karena setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda terhadap situasi yang sama.
B. Audit Internal
Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melaui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance (Standar Profesi Audit Internal 2004: 9).
Definisi audit internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah suatu aktivitas yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktifitas-aktifitas organisasi sebagai pemberi bantuan bagi manajemen.
Sedangkan menurut Hiro Tugiman dalam bukunya yang berjudul “Standar Profesional Audit Internal” menyebutkan bahwa internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan mencakup pula pengembangan wawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.”
(26)
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Tujuan suatu audit ialah mengangkat tingkat kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan keuangan itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai apakah laporan keuangan disusun, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (Tuanakotta 2012: 84).
Menurut Hery (2010: 39), audit internal secara umum memiliki tujuan untuk membantu segenap anggota manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif, dengan memberi mereka analisis, penilaian, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa”. Lingkup pekerjaan audit internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab (Hiro Tugiman 1997: 41). D. Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal
Fungsi audit internal menurut Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) adalah: “Fungsi audit internal dapat terdiri dari satu atau lebih individu yang melaksanakan aktivitas audit internal dalam suatu entitas Mereka secara teratur memberikan informasi tentang berfungsinya pengendalian, memfokuskan sebagian besar perhatian mereka pada evaluasi terhadap desain tentang kekuatan dan kelemahan dan rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal”.
(27)
Menurut Hiro Tugiman (1997: 79) pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat dan bertanggung jawab mengelola bagian auidt internal sehingga:
1) Pekerjaan pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang disetujui oleh manajemen senior dan diterima oleh dewan.
2) Sumber daya bagian audit internal dipergunakan secara efisiendan efektif.
3) Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar profesi.
Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab pimpinan audit untuk memperoleh persetujuan dari manajemen senior dan dewan terhadap dokumen tertulis yang formal untuk bagian audit internal.
E. Standar Profesional Audit Internal
Standar Profesional Audit Internal (Hiro Tugiman: 1997) sebagai berikut: 1. Independensi
Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana sanagt diperlukan atau penting bagi pemeriksa sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif para auditor internal.
(28)
2. Kemampuan Profesional
Pemeriksaan internal harus dilakukan secara ahli dan dengan ketelitian profesional. Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki pegetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas.
3. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pemeriksa internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang meliputi Keadalan Informasi: pemeriksa internal harus meninjau keadalan berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan atau operasi, serta berbagai cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi.
4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
Kegiatan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow up). Pemeriksaan internal (internal auditor) bertanggung jawab untuk merencankan dan melaksanakan tugas
(29)
pemeriksaan yang harus disetujui dan ditinjau atau direview oleh pengawas.
5. Manajemen Bagian Audit Internal
Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat yang dapat dilihat melalui hal berikut:
a) Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab: pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tentang tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab untuk bagian audit internal.
b) Perencanaan: pimpinan audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian audit internal.
c) Berbagai Kebijakan dan Prosedur: pimpinan audit internal harus membuat berbagai kebijakan dan prosedurs ecara tertulis sebagai pedoman bagi staf pemeriksa.
d) Manajemen Personel: pimpinan audit internal harus menetapkan suatu program untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian audit internal.
e) Auditor Eksternal: pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha atau kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.
f) Pengendalian Mutu: pimpinan audit internal harus menetapkan dan mengembangkan program pengendalian mutu untuk mengevaluasi berbagai kegiatan dari bagian audit intenal.
(30)
F. Peran Audit Internal
The Institute of Internal Auditor pada tahun lalu (2001) telah melakukan redifinisi terhadap internal auditing. Dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu aktivitas independen dalam menetapkan tujuan dan merancang aktivitas konsultasi (consulting activity) yang bernilai tambah (value added) dan meningkatkan operasi perusahaan. Dengan demikian internal auditing membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara pendekatan yang terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen resiko (risk management) melalui pengendalian (control) dan proses tata kelola yang baik (governance processes).
Menurut artikel Paradigma Baru Internal Auditor yang telah dimuat di Majalah Auditor, Rubrik “Kolom 1”, Edisi No. 05 tahun 2002, ISSN: 1412-5501 yang disunting oleh Muh. Arief Effendi pada tahun 2007 menyatakan terdapat pergeseran filosofi internal auditing dari paradigma lama menuju paradigma baru, yang ditandai dengan perubahan orientasi dan peran profesi internal auditor. Perbedaan antara paradigma lama (pendekatan tradisional) dengan paradigma baru (pendekatan baru) sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru Internal Auditor
URAIAN PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU
Peran Watchdog Konsultan & Katalis
Pendekatan Detektif (mendeteksi masalah)
Prefentif (mencegah masalah)
Sikap Seperti Polisi Sebagai mitra bisnis /
customer
Ketaatan / Kepatuhan Semua policy / kebijakan Hanya policy yang relevan
(31)
Sumber: Data artikel disunting oleh Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA
Peran internal auditor sebagai watchdog telah berlangsung lama sekitar tahun 1940-an, sedangkan peran sebagai konsultan baru muncul sekitar tahun 1970-an dan peran internal auditor sebagai katalist baru berkembang sekitar tahun 1990-an. Perbedaan pokok ketiga peran internal auditor tersebut sebagai berikut:
Tabel 2.2 Perbedaan Peran Internal Auditor
Sumber: Data artikel disunting oleh Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa peran watchdog yang meliputi aktivitas inspeksi, observasi, perhitungan, cek dan ricek yang bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan adalahcompliance auditdan apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian manajemen. Peran watchdog biasanya menghasilkan
Fokus Kelemahan /
penyimpangan
Penyelesaian yang konstruktif Komunikasi dengan
Manajemen Terbatas Reguler
Audit Financial / compliance audit
Financial, compliance, operasional audit. Jenjang Karir Sempit (hanya auditor)
Berkembang luas (dapat berkarir di bagian / fungsi lain)
URAIAN WATCHDOG CONSULTANT CATALIST
Proses Audit kepatuhan (Compliance Audit)
Audit operasional Quality Assurance
Fokus Adanya Variasi (penyimpangan, kesalahan atau kecurangan )
Penggunaan sumber daya (resources)
Nilai (values)
(32)
saran/rekomendasi yang mempunyaiimpactjangka pendek, misalnya perbaikan system dan prosedur atauinternal control.
Peran internal auditor sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa nasihat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang dilakukan adalah operational audit/performance audit, yaitu meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya. Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka menengah.
Peran internal auditor sebagai katalis berkaitan denganquality assurance, sehingga internal auditor diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali resiko–resiko yang mengancam pencapiana tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis, internal auditor bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Impact dari peran katalis bersifat jangka panjang, karena focus katalis adalah nilai jangka panjang (longterm values) dari organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang saham (stake holder).
(33)
G. Definisi Peran Watchdog, Konsultan, dan Katalisator 1. Watchdog (Pengawas)
Peran auditor internal sebagai watchdog, menurut Rober Tampubolon dalam bukunya berjudul “Risk and System-Based Internal Auditt” pada awalnya Internal Auditing banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang oleh pegawai. Orientasi audit intern lebih banyak dilakukan pada pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang ada (compliment). Peran dari fungsi watchdog bersifat mengawasi apa yang dikerjakan karyawan apakah telah sesuai dengan ketetapan yang ada di perusahaan.
Peran watchdog bertujuan untuk memastikan ketaatan atau kepatuhan terhhadap ketenytuan, peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pandangan audit internal seabgai watchdog yaitu audit internal yang bertugas sebagai penangkal tindakan kecurangan dengan mewaspadai kemungkinan adanya „musuh dalam selimut‟ ditengah perusahaan. Menurut Valery G Kumaat, (2010: 7) fungsi watchdog diibaratkan seperti polisi di dalam perusahaan yang biasanya menjadi motivasi awal pembentukan audit internal.
2. Konsultan
Peran auditor internal sebagai konsultan, ketika dunia usaha mulai menyadari bahwa semua usaha mengandung risiko, dan akhirnya mulailah
(34)
muncul kebutuhan untuk menerapkan internal audit berbasis risiko (risk based internal auditing). Kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan kepada perusahaan, yang artinya auditor berperan sebagai konsultan bukan hanya melakukan pemeriksaan tetapi juga menjadi mitra manajemen.
Auditor internal berperan sebagai konsultan juga mempunyai tugas memberikan masukan, saran atau pendapat sesuai dengan masalah yang dihadapai baik berkaitan dengan pengelolaan berbagai sumber daya yang terdapat dalam perusahaan. Fokus utama audit ini adalah membantu satuan kerja operasional mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat perusahaan (Tampubolon: 2005).
3. Katalisator
Peran auditor internal sebagai katalisator disadari denga berkembangnya semua aspek dalam kehidupan, begitupun di dunia bisnis yang semakin kompleks mengakibatkan berkembangnya bermacam risiko yang berasal dari dalam lingkungan usaha maupun dari luar lingkungan usaha.
Sebagai contoh risiko yang merupakan ancaman mungkin dihadapi dari luar lingkungan usaha yaitu banyaknya pesaing, maka auditor internal berperan seabagai katalisator yang ikut berperan serta menetukan tujuan dari perusahaan tersebut (Tampubolon: 2005).
(35)
H. Desain Penelitian
Paradigma penelitian merupakan alur sederhana yang mendeskripsikan pola hubungan variabel penelitian atau prosedur kerja penelitian untuk memecahkan penelitian. Alur sederhana ini dapat berupa gambar atau bagian alir (Ismani 2009: 13). Dalam penelitian ini alur sederhana dapat disusun suatu skema paradigma penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.1: Desain Penelitian
Kesimpulan
Membagikan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui peran Auditor
Internal
Katalisator Konsultan
Mencari skor total dari setiap peran Watchdog
Sampel
(36)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah studi kasus dengan metode penelitian kuantitatif dengan studi deskriptif tujuannya mempelajari aspek siapa, apa, bilamana, dan bagaimana dari suatu topik (Spillane: 2008:98). Data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi karyawan tentang peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan atau katalisator di dalam perusahaan.
B. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan tentang peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan atau katalisator di dalam perusahaan.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada Perusahaan Mitra Karya Plastindo.
(37)
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah PT. Mitra Karya Plastindo (PT. MKP) berlokasi di Jalan Magelang Km.14, Kelurahan Caturharjo Dusun Ngemplak RT 02 / RW 30 Sleman, Yogyakarta 55515.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian
Sugiyono (2012:38) variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu:
a) Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas (Watchdog) (X1): Peran Pengawas (watchdog), disebut X1, diukur dengan 7 (tujuh) pernyataan, nomor 1 sampai dengan nomor 7. Peran pengawas (watchdog) meliputi aktivitas inspeksi, observasi, perhitungan, cek & ricek yang bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan adalah compliance audit dan apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian manajemen. Peran watchdog biasanya menghasilkan saran atau rekomendasi yang mempunyai impact jangka pendek, misalnya perbaikan sistem & prosedur atau internal control. Pernyataan kuesioner yang terkait dengan indikator ini adalah pernyatan nomor 1-7. Pada nomor
(38)
1, responden dapat memberi tanda checklist (√) pilihan jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) apabila responden merasa bahwa auditor internal tidak hanya sekedar pengamat dan pendengar di perusahaan. Responden dapat checklist jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa bahwa auditor internal kadang kala hanya berfungsi sebagai pengamat dan pendengar di perusahaan. Responden dapat checklist jawaban Ragu - Ragu (RR) apabila responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal hanya sebagai pengamat dan pendengar di perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) apabila responden merasa sering kali auditor interal hanya berfungsi sebagai pendengar dan pengamat di perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) bila responden merasa memang sepatutnya berfungsi hanya sebagai pengamat dan pendengar di perusahaan. Pada kuesioner nomor 2, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden tidak pernah menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal melakukan investigasi secara berlebihan sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa bahwa dia pernah sekali menemukan atau mengetahui bahwa Auditor Internal melakukan investigasi secara berlebihan sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi karyawan perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden ragu-ragu apakah auditor internal melakukan investigasi secara berlebihan sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi karyawan
(39)
perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden lebih dari dua kali menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal melakukan investigasi secara berlebihan sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi karyawan perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden sering menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal melakukan investigasi secara berlebihan sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi karyawan perusahaan. Pada kuesioner nomor 3, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa karyawan tidak terganggu sama sekali dengan adanya audit internal. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa karyawan pernah sesekali terganggu dengan adanya audit internal. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah karyawan terganggu dengan adanya audit internal. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa karyawan sering kali terganggu dengan adanya audit internal. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responen merasa karyawan sangat terganggu dengan adanya audit Internal. Pada kuesioner nomor 4, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak mencari kesalahan dan kelemahan karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali mencari kesalahan dan kelemahan karyawan. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Ragu
(40)
-Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal mencari kesalahan dan kelemahan karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal lebih dari satu kali mencari kesalahan dan kelemahan karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal memang sepatutnya mencari kesalahan dan kelemahan karyawan. Pada kuesioner nomor 5, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui auditor internal tidak pernah melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa menemukan atau mengetahui auditor internal pernah satu kali melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal pernah melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan atau mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu kali melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden menemukan atau mengetahui auditor internal memang sepatutnya melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Pada kuesioner nomor 6, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui auditor internal
(41)
tidak pernah mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata tertib. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui auditor internal pernah satu kali mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata tertib. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata tertib. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan atau mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu kali mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata tertib. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responen menemukan atau mengetahui auditor internal selalu mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata tertib. Pada kuesioner nomor 7, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal tidak pernah memberikan pengarahan untuk kemajuan perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal pernah satu kali memberikan pengarahan untuk kemajuan perusahaan. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal pernah memberikan masukan/saran untuk kemajuan perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan atau
(42)
mengetahui bahwa auditor internal pernah lebih dari satu kali memberikan pengarahan untuk kemajuan perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responen menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal selalu memberikan pengarahan untuk kemajuan perusahaan.
b) Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan (X2): Peran internal auditor sebagai konsultan, disebut X2, diukur dengan 7 (tujuh) pernyataan, nomor 8 sampai dengan nomor 14. Peran internal auditor sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang dilakukan adalah operational audit/performance audit, yaitu meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya. Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka menengah. Pernyataan kuesioner yang terkait dengan indikator ini adalah pernyatan nomor 8-14. Pada kuesioner nomor 8, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja manajemen. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja manajemen. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu
(43)
-ragu apakah auditor internal berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja manajemen. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja manajemen manajemen. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal memang seharusnya berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja manajemen. Pada kuesioner nomor 9, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak pernah bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal memang seharusnya bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan. Pada kuesioner nomor 10, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak memiliki sifat bersahabat dengan karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah
(44)
satu kali memiliki sifat bersahabat dengan karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu -ragu apakah auditor internal memiliki sifat bersahabat dengan karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali memiliki sifat bersahabat dengan karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal memnag sepatutnya memiliki sifat bersahabat dengan karyawan. Pada kuesioner nomor 11, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak pernah berkesinambungan/berkelanjutan dalam membimbing jika ada perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali berkesinambungan /berkelanjutan membimbing jika ada perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal secara berkesinambungan/berkelanjutan dalam membimbing jika ada perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali berkesinambungan/berkelanjutan dalam membimbing jika ada perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal selalu berkesinambungan/berkelanjutan dalam membimbing jika ada perbaikan sistem dan prosedur. Pada kuesioner nomor 12, responden dapat checklist
(45)
pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak dapat membantu penyelesaian masalah yang dihadapi divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali membantu penyelesaian masalah yang dihadapi divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal membantu penyelesaian masalah yang dihadapi divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali membantu penyelesaian masalah yang dihadapi divisi. Responden dapat checklist piliha jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal selalu membantu penyelesaian masalah yang dihadapi divisi. Pada kuesioner nomor 13, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak pernah memberikan keyakinan/kepastian sistem/prosedur yang telah berfungsi dengan baik. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali memberikan keyakinan/kepastian sistem/prosedur yang telah berfungsi dengan baik. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu -Ragu (RR) responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal memberikan keyakinan/kepastian system /prosedur yang telah berfungsi dengan baik. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali memberikan keyakinan/kepastian sistem/prosedur yang telah berfungsi dengan baik. Responden dapat
(46)
memnceklis pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal selalu memberikan keyakinan/kepastian sistem/prosedur yang telah berfungsi dengan baik. Pada kuesioner nomor 14, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal tidak pernah mendampingi karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan /mengetahui auditor internal pernah satu kali mendampingi karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu -Ragu (RR) jika responden ragu–ragu apakah auditor internal mendampingi karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu kali mendampingi karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal selalu mendampingi karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi.
c) Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator (X3): Peran internal auditor sebagai katalisator, disebut X3 diukur dengan 7 (tujuh) pernyataan, nomor 15 sampai dengan 21. Peran internal auditor sebagai katalisator berkaitan denganquality assurance, sehingga internal auditor diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi.Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan
(47)
produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis, internal auditor bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Impact dari peran katalis bersifat jangka panjang, karena focus katalis adalah nilai jangka panjang (longterm values) dari organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang saham (stake holder). Pernyataan kuesioner yang terkait dengan indikator ini adalah pernyatan nomor 15-21. Pada kuesioner nomor 15, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal tidak pernah ikut serta dalam menentukan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah satu kali ikut serta dalam menentukan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika merasa ragu-ragu apakah auditor internal pernah ikut serta dalam menentukan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu kali ikut serta dalam menentukan tujuan Perusahaan. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal selalu ikut serta dalam menentukan tujuan Perusahaan. Pada kuesioner nomor 16, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal tidak pernah membantu
(48)
Perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi yang dibutuhkan divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah satu kali membantu Perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi yang dibutuhkan divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu -Ragu (RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah auditor internal pernah membantu perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi yang dibutuhkan divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu kali membantu perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi yang dibutuhkan divisi. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) responden menemukan/mengetahui auditor internal selalu membantu Perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi yang dibutuhkan divisi. Pada kuesioner nomor 17, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak pernah mengarahkan pelaksanaan kualitas barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) responden merasa auditor internal pernah satu kali mengarahkan pelaksanaan kualitas barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah auditor internal mengarahkan pelaksanaan kualitas barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden
(49)
merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali mengarahkan pelaksanaan kualitas barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal tidak pernah mengarahkan pelaksanaan kualitas barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan. Pada kuesioner nomor 18, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak pernah membantu dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang dihadapi Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali membantu dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang dihadapi Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu -Ragu (RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah auditor internal pernah membantu dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang dihadapi Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali membantu dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang dihadapi Perusahaan. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal selalu membantu dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang dihadapi perusahaan. Pada kuesioner nomor 19, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan/ mengetahui bahwa auditor internal tidak pernah melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden
(50)
menemukan/mengetahui bahwa auditor internal pernah satu kali melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu -ragu apakah auditor internal pernah melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan/mengetahui bahwa auditor internal pernah lebih dari satu kali melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (S) jika responden menemukan/mengetahui bahwa auditor internal selalu melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Pada kuesioner nomor 20, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal pernah satu kali dilibatkan dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah auditor internal pernah dilibatkan dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal pernah lebih dari satu kali dilibatkan dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis Perusahaan. Respoden dapat checklist
(51)
pilihan jawaban Sangat Setuju (S) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal selalu dilibatkan dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis Perusahaan. Pada kuesioner nomor 21, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal tidak pernah menganalisa masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan positif terhadap masukan tersebut. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal pernah satu kali menganalisa masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan positif terhadap masukan tersebut. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu -ragu apakah auditor internal pernah menganalisa masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan positif terhadap masukan tersebut. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal pernah lebih dari satu kali menganalisa masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan positif terhadap masukan tersebut. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal selalu menganalisa masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan positif terhadap masukan tersebut.
d) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel (Y) adalah persepsi karyawan.
(52)
2. Definisi Operasional
Variabel X1 : Peran auditor Internal Sebagai Pengawas Variabel X2 : Peran auditor Internal Sebagai Konsultan Variabel X3 : Peran auditor Internal Sebagai Katalisator Tabel 3.1: Definisi Operasional
Variabel Indikator Nomor Kuesioner
Peran Auditor Internal
Sebagai Pengawas (X1) 1. Aktivitas inspeksi,observasi, perhitungan, cek & ricek 2. Memastikan
ketaatan/kepatuhan terhadap peraturan /kebijakan
1 s/d 7
Peran Auditor Internal
Sebagai Konsultan (X2) Memberikan manfaat berupa nasehat dalam pengelolaan sember daya organisasi secara
ekonomis, efisien dan efektif
8 s/d 14
Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator
(X3)
1. Dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko
yang mengancam pencapaian tujuan organisasi
2. Meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan
produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan kostumer
15 s/d 21
Sumber: Hiro Tugiman (1997) dan Tampubolon (2005)
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 115) populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
(53)
kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian yakni karyawan PT.Mitra Karya Plastindo. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana teknik penentuan sampel diambil dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010: 392). Sampel penelitian dibatasi pada lingkungan Perusahaan Mitra Karya Plastindo, dengan kriteria status karyawan tetap perusahaan.
F. Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data tersebut diperoleh secara langsung dari responden dengan menyebarkan kuisioner. Kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat petanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Pernyataan dalam kuesioner yang disebar diperoleh berdasarkan Hiro Tugiman (1997), Tampubolon (2005), dan pernyataan kuesioner dalam penelitian Dionisius Putra Wijayamulya (2014).
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner yaitu berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara tertulis dilembar yang sudah disediakan. Pengukuran pernyataan peneliti dalam kuesioner menggunakan Skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2010: 132),
(54)
dalam bukunya metode penelitian bisnis adalah ”skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Kuesioner terdiri dari 21 (dua puluh satu) pernyataan yang bersifat tertutup dengan jawaban yang sudah ditentukan terlebih dahulu dan tidak ada jawaban yang lain. Pemberian skor jawaban pada kuesioner digunakan skala likert 1-5.
Tabel 3.2 Skor Penilaian Kuesioner
Sumber: (Sugiyono, 2010: 133)
H. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 172) pengertian dari valid itu sendiri adalah “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Validitas instrumen ditentukan dengan mengorelasikan antara skor yang diperoleh setiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Skor total adalah jumlah dari semua skor pertanyaan atau pernyataan. Jika skor tiap butir pernyataan berkorelasi secara signifikan dengan skor total pada tingkat alpha 5% atau α = 5% maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid. Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai r
Alternatif Jawaban Skor Penilaian
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
Tidak Setuju (TS) 2
(55)
tabel maka data dinyatakan valid dan memenuhi pengujian berikutnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah korelasi Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut:
2 2 2 2 y y n x x n y x xy n r Keterangan:r = koefisien korelasi X= skor butir
Y = skor total butir
N= jumlah sampel (responden) 2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Anwar Sanusi (2011: 81), perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Ada beberapa cara yang dapat digunakam untuk menghitung reliabilitas instrumen yang sering digunakan, untuk mengetahui tingkat reliabilitas kuesioner penulis menggunakan program software SPSS 21.0 for windows menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan nilai ketentuan Alpha >0,60 maka dinyatakan reliabel.
3. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan terdistribusi normal atau tidak. Tujuan dari pengujian normalitas ini sebagai patokan dalam menentukan alat uji untuk menarik kesimpulan, jika data terdistribusi normal maka selanjutnya akan diuji menggunakan statistik parametik, sedangkan jika data tidak normal maka selanjutnya akan
(56)
dilakukan uji dengan alat uji statistik n nonparametik. Uji Normalitas yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov yang dibantu oleh SPSS 21.0 for windows menjelaskan penetuan data terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut:
a. Jika hasil signifikansi (Sig.) < α (0,05), maka distribusi data tidak normal.
b. Jika hasil signifikansi (Sig.) ≥ α (0,05), maka distribusi data normal.
I. Teknik Analisis Data 1. Pengolahan Data
Data mentah sulit untuk dideskripsikan sehingga butuh pengelompokan dengan cara menyusun ke dalam kelas-kelas tertentu yang disebut frekuensi (Anwar Sanusi 2011: 116). Proses distribusi frekuensi dilakukan untuk mengelompokan dan mengetahui berapa banyak karyawan yang memilih skala SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu- Ragu), TS (Tidak Setuju) dan jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) dalam masing-masing kategori Pengawas, Konsultan dan Katalisator dimana, jika responden menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) maka akan diberi skor 1, jika responden menjawab Tidak Setuju (TS) akan diberi skor 2, jika responden menjawab Ragu - Ragu (RR) akan diberi skor 3, jika responden menjawab Setuju (S) akan diberi skor 4, dan jika reponden menjawab Sangat Setuju (SS) akan diberi skor 5.
(57)
2. Penarikan Kesimpulan
Hasil analisis total setiap peran akan dihasilkan nilai rata- rata dari ketiga peran Audit Internal, sehingga dapat diketahui peran Auditor Internal manakah yang paling dominan dalam Perusahan Mitra Karya Plastindo. Nilai rata-rata variabel yang akan dibedakan setelah diukur melalui pembobotan dengan skala Likert, kemudian melakukan uji statistik yang digunakan adalah uji statistik paremetris dengan asumsi data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, sehingga penulis memilih menggunakan Korelasi Pearson, perhitungan statistik yang dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata (mean) dibantu oleh program SPSS 21.0. Uji ini bertujuan untuk membantu peneliti menghasilkan mean dari ketiga variabel.
(58)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan Mitra Karya Plastindo
Mitra Karya Plastindo yang beralamat di Jalan Raya Magelang km.14, Dusun Ngemplak, RT02/RW30, Keluarahan Caturharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta mulai aktif beroperasi pada Februari 2012. Di awal berdirinya, perusahaan hanya bertempat di atas tanah seluas 5454 m2 yang terdiri dari bangunan pabrik, gudang, kantor, mushola, dan tempat parkir. Namun seiring dengan perkembangan perusahaan saat ini, pihak manajemen sudah menambah luas bangunan yang rencananya akan digunakan sebagai kantin karyawan dan gudang seluas 3.152 m2 dan saat ini sedang dilakukan proses pembangunannya.
Tahun pertama beroperasi perusahaan belum memiliki mesin extruder. Hanya 3 unit mesin vaccum forming, 3 unit mesin punch, 1 unit mesin crusher, 1 unit forklift dan beberapa mesin/peralatan pendukung operasional. Pada masa itu, perusahaan hanya membeli bahan setengah jadi berupa roll film PVC.
Tahun kedua operasional perusahaan atau tepatnya di tahun 2013, perusahaan mulai berinvestasi cukup besar dengan langsung membeli 2 unit mesin extruder, 2 unit mesin vaccum forming, 4 unit mesin punch, 1 unit mesin crusher dan beberapa penambahan mesin/peralatan pendukung operasional. Di tahun 2013 ini pula kita mulai membeli bahan baku berupa
(59)
PVC Resin dan beberapa campuran additive dari supplier lokal. Biaya pembelian bahan baku inilah yang memakan sekitar 85% dari total cost production.
Tahun ketiga operational di tahun 2014, perusahaan melakukan investasi kembali dengan membeli 2 unit mesin vaccum forming, 2 unit mesin punch, dan beberapa penambahan mesin/peralatan pendukung operasional.
Pada tahun 2015, perusahaan kembali berinvestasi dengan membeli 1 unit mesin extruder, 1 unit mesin vaccum forming, 2 unit mesin punch, 2 unit mesin crusher, 1 unit genset kapasitas 1250 KVA dan beberapa penambahan mesin/peralatan pendukung operasional. Dan rencananya, di awal tahun ini akan didatangkan 2 unit mesin vaccum forming baru untuk memenuhi kebutuhan customer.
Dari sisi ketenaga kerjaan, pada awal perusahaan beroperasi hanya memiliki karyawan sekitar 80 an tenaker. Di tahun 2013 jumlah karyawan sebanyak 160 an tenaker. Di tahun 2014 jumlah karyawan sebanyak 220 an tenaker. Tahun 2015 jumlah karyawan sebanyak 270 an tenakerja, dan saat ini sedang dilakukan proses recruitment untuk penambahan karyawan bagian produksi sekitar 30 tenaga kerja. Penambahan jumlah karyawan akan berbanding lurus pula dengan penambahan mesin-mesin produksi Dengan melihat adanya peningkatan-peningkatan tersebut, perusahaan memiliki rencana untuk memperluas lokasi pabrik dengan menambah luas pabrik (fisik bangunan) sehingga mendukung juga penempatan mesin-mesin
(60)
produksi yang baru. Selain itu, kami akan tetap melakukan inovasi dengan membuat produk dengan model / type baru.
B. Tujuan Mitra Karya Plastindo
Melihat besarnya peluang untuk produk plastik kemasan tersebut maka pemilik memberanikan diri untuk membangun pabrik plastik kemasan yang sekarang diberi nama “PT. MITRA KARYA PLASTINDO”.
Dengan besarnya peluang dari produk plastik kemasan ini kami harapkan agar pabrik yang dibangun dapat berkesinambungan sehingga dapat memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat dengan demikian dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Bertujuan untuk memenuhi keinginan masyarakat dengan produk yang berkualitas baik dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
C. Jenis Usaha Mitra Karya Plastindo
Pabrik plastik yang akan kami bangun kami beri nama “PT. MITRA KARYA PLASTINDO” dengan jenis usaha manufaktur yang mengolah bahan baku plastik menjadi barang jadi plastik berupa kemasan makanan. Adapun pembagian proses yang ada sebagai berikut:
1. Proses Produksi: Proses produksi plastik kemasan dibagi lagi sebagai berikut:
(1)
N 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(2)
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas menggunakan
SPSS 21.0
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 27 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 27 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 86,2222 84,641 ,786 ,944
P2 86,2593 83,353 ,826 ,943
P3 86,1852 86,157 ,630 ,946
P4 86,6296 84,550 ,523 ,948
P5 86,2222 84,641 ,786 ,944
P6 86,2593 83,353 ,826 ,943
P7 86,1852 86,157 ,630 ,946
P8 86,6296 84,550 ,523 ,948
P9 86,2222 84,641 ,786 ,944
P10 86,2593 83,353 ,826 ,943
P11 86,1852 86,157 ,630 ,946
P12 86,6296 84,550 ,523 ,948
P13 86,2222 84,641 ,786 ,944
P14 86,2593 83,353 ,826 ,943
P15 86,1852 86,157 ,630 ,946
P16 86,6296 84,550 ,523 ,948
P17 86,2222 84,641 ,786 ,944
P18 86,2593 83,353 ,826 ,943
P19 86,1852 86,157 ,630 ,946
P20 86,6296 84,550 ,523 ,948
P21 86,1111 87,179 ,529 ,947
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items ,948 21
(3)
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas menggunakan
SPSS 21.0
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum TOTAL 27 90,6296 9,65620 73,00 105,00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TOTAL
N 27
Normal Parametersa,b Mean 90,6296
Std. Deviation 9,65620 Most Extreme Differences
Absolute ,103 Positive ,103 Negative -,102 Kolmogorov-Smirnov Z ,536 Asymp. Sig. (2-tailed) ,936 a. Test distribution is Normal.
(4)
Lampiran 5. Hasil Uji Statistik Parametik,
Uji One Way Anova
menggunakan
SPSS 21.0
ANOVA
Skor_Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 2,247 2 1,123 ,104 ,901 Within Groups 841,185 78 10,784
Total 843,432 80
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Skor_Total LSD
(I) Peran (J) Peran Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Watchdog Konsultan ,407 ,894 ,650 -1,37 2,19
Katalisator ,185 ,894 ,836 -1,59 1,96 Konsultan Watchdog -,407 ,894 ,650 -2,19 1,37 Katalisator -,222 ,894 ,804 -2,00 1,56 Katalisator Watchdog -,185 ,894 ,836 -1,96 1,59
Konsultan ,222 ,894 ,804 -1,56 2,00
Test of Homogeneity of Variances
Skor_Total
Levene Statistic df1 df2 Sig.
(5)
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
4 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 3 4 84
5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 94
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 104
7 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 89
8 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 95
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 85
10 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 95
11 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 95
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
13 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 5 95
14 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 95
15 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 73
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
17 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 90
18 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 89
19 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 90
20 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 100
21 5 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 2 5 90
22 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 74
23 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 75
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
27 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 79
(6)