Analisis persepsi karyawan terhadap peran auditor internal (studi kasus di Kebun Raya Dan Kebun Binatang Gembira Loka Zoo).

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL

(Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta) Rendy Zidane

NIM : 102114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap peran auditor internal. Peran auditor dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu peran auditor sebagai pengawas, peran auditor sebagai konsultan dan peran auditor sebagai katalisator. Jenis penelitian studi kasus ini dilakukan pada Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.

Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu karyawan di Gembira Loka Zoo yang memahami peran auditor internal. Teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert 1 (satu) sampai 5 (lima). Teknik pengujian instrumen penelitian ini dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan melihat nilai rata-rata (rank mean) untuk mengetahui peran auditor internal di Gembira Loka Zoo.

Hasil dari analisis data menunjukan persepsi dari ketiga peran auditor internal di Gembira Loka Zoo. Peran auditor internal sebagai konsultan merupakan peran

yang paling dominan dengan persepsi “sangat setuju”. Sedangkan setelah konsultan

yaitu peran auditor internal sebagai pengawas dengan persepsi “setuju” dan terakhir

yaitu peran auditor internal sebagai katalisator dengan persepsi “tidak setuju”. Kata Kunci: Peran Auditor Internal, pengawas, konsultan, dan katalisator


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF EMPLOYEE’S PERCEPTION TO THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR

(A Case Study at Gembira Loka Zoo, Yogyakarta) Rendy Zidane

NIM : 102114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

The purpose of this study is to determine the employees' perception to the role of internal auditors. The role of internal auditors is divided into three roles: the role as watchdog, the role as a consultant and the role as a catalyst. This Case study was conducted at the Gembira Loka Zoo Yogyakarta.

The research used purposive sampling method; the subject is only employees in Gembira Loka Zoo who understand the role of the internal auditor. The data collection technique used in this research was a questionnaire with likert scales from 1 (one) to 4 (four). Research instruments testing techniques used were validity and reliability test. The data analysis technique used was descriptive analysis to determine the mean rank to know the role of internal auditors in Gembira Loka Zoo.

The results of the analysis showed that the role of internal auditors as consultants is the most dominant role, while role of internal auditors as a watchdog is following and the last is the role of internal auditors as a catalyst.


(3)

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL

(Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Rendy Zidane NIM : 102114099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL

(Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Rendy Zidane NIM : 102114099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Segala perkara dapat ku tanggung di dalam D ia yang memberi kekuatan kepada ku

(Filipi 4 :1 3 )

Barang siapa ingin mutiara harus berani terjun di lautan yang dalam

(Ir. Soekarno)

knowledge paves the way to love and love in its turn fosters understanding, and leads one along the path of great common achievements

(Emperor Haile Selassie I)

Ku persembahkan skripsi ini untuk: Tuhan Yesus yang selalu meberkatiku Kedua orang tuaku dan kakakku Saudara-saudaraku Sahabat-sahabatku


(8)

v

Kata Pengantar

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat

limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal” studi kasus pada Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogykarta, dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan

skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Ilsa Haruti Suryandari S.E., S.IP., M.Sc., Akt., selaku Dosen Pembimbing

yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan, saran, kritik yang sangat berharga, dan motivasi sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.si.,Ak.,QIA., selaku dosen pembimbing akademik


(9)

vi

4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., dan Antonius Diksa Kuntara, S.E.,

MFA., QIA. selaku dosen penguji yang sudah memberikan masukan, saran

serata perbaikan dalam skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

atas bimbingan dan bantuannya selama penulis berproses di Universitas

Sanata Dharma.

6. Staff Pojok Bursa Efek Indonesia atas pelayanannya membantu penulis

mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ayahku, Ibuku, kakakku, abang Yus, serta saudara-saudaraku yang telah memberikan dorongan, semangat, doa dan perhatian tanpa henti dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan tugas ini.

8. Adinda Febri Higina yang selalu memberi dukungan dan selalu menemani serta mendoakan dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk perhatiannya dan waktunya yang selalu memberi semangat..

9. Youth Energy, Acoustic Worship, Living Stones, AADT, Tim Musik GSJA

Agape dan Tim pelayanan GSJA Agape yang selalu memberi doa, semangat,

dukungan yang tak henti-henti.

10.Mba Tuti Marya dan Mba Tutik Idris yang membantu dalam kelancaran

skripsi ini.

11.Timmy Timbo yang selalu menemani dan ganguin dalam pembuatan skripsi

ini.

12.Teman - teman MPT (Krisna, Angga, Billy, Teles, leon dan lain-lain) terima


(10)

vii

13.Teman-teman Akuntansi kelas C, Cleo, Hade, Yosa, Yan, Puput dan Hana.

Terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala

dukungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 30 November 2015


(11)

viii

UNIVERSITAS SANATA DHARAMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL

(Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Zoo Yogyakarta)

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 26 November 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagaian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 30 November 2015 Yang membuat pernyataan


(12)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rendy Zidane Nomor Mahasiswa : 102114099

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudu:

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL

(Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama masih mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 November 2015

Yang menyatakan


(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Persepsi Karyawan ... 9

B. Audit ... 11

C. Peran Auditor Internal Sebagai Watchdog, Konsultan dan………. Katalisator ... 19

D. Penelitian Sebelumnya ... 25


(14)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subyek dan Obyek Penelitian... 28

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

D. Definisi Operasional Variabel ... 29

E. Sumber Data ... 32

F. Populasi dan Sampel ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Pengukuran Data ... 35

I. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 42

A. Sejarah berdirinya Gembira Loka Zoo ... 42

B. Visi dan Misi Gembira Loka Zoo ... 44

C. Tujuan Gembira Loka Zoo ... 45

D. Fasilitas Gembira Loka Zoo ... 46

E. Struktur Organisasi ... 51

F. Fungsi dan Tugas ... 52

G. Daftar Penghargaan Gembira Loka Zoo ... 54

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Deskripsi Data ... 56

B. Pengujian Instrumen Penelitian ... 64

C. Hasil Analisis Peran Auditor Internal di Gembira Loka Zoo ... 68

BAB VI PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Keterbatasan Penelitian ... 91

C. Saran ... 92


(15)

xii

LAMPIRAN ... 95

A. Lampiran A (Kuesioner Penelitian) ... 96

B. Lampiran B (Output Descriptive Statistics) ... 104

C. Lampiran C (Output Uji Validitas dan Reliabilitas) ... 110

D. Lampiran D (Output Mean Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas, Konsultan dan Katalisator) ... 119


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan antara Auditor Internal dengan Auditor Eksternal ... 16

Tabel 2.2 Peran Auditor Internal ... 19

Tabel 2.3 Paradigma Lama dengan Paradigma Baru ... 20

Tabel 3.1 Operasional Variabel Peran Auditor Internal ... 31

Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner ... 36

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian ... 39

Tabel 3.4 Persepsi Karyawan Terhdap Peran Auditor Internal di Gwmbira Loka Zoo ... 40

Tabel 5.1 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas ... 65

Tabel 5.2 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan ... 65

Tabel 5.3 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator ... 66

Tabel 5.4 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas ... 67

Tabel 5.5 Uji Reliabilitas Peran Auditor Internal ... 68

Tabel 5.6 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas ... 69

Tabel 5.7 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan ... 71

Tabel 5.8 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator ... 73

Tabel 5.9 Skor Rata-rata Persepsi Responden Bagian Administrasi Terhadap Peran Auditor Internal ... 75

Tabel 5.10 Skor Rata-rata Persepsi Responden Bagian Marketing Terhadap Peran Auditor Internal ... 78

Tabel 5.11 Skor Rata-rata Persepsi Responden Bagian HRD Terhadap Peran Auditor Internal ... 81


(17)

xiv

Tabel 5.13 Deskriptif Statistik Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas ... 83 Tabel 5.14 Deskriptif Statistik Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan ... 85 Tabel 5.15 Deskriptif Statistik Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator ... 86 Tabel 5.16 Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal di Gembira Loka


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Desain Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gembira Loka Zoo ... 51

Gambar 5.1 Bagian/ Jabatan Staff Gembira Loka Zoo... 57

Gambar 5.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Gambar 5.3 Responden Berdasarkan Usia ... 60

Gambar 5.4 Tingkat Pendidikan Terakhir... 62


(19)

xvi

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL

(Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta) Rendy Zidane

NIM : 102114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap peran auditor internal. Peran auditor dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu peran auditor sebagai pengawas, peran auditor sebagai konsultan dan peran auditor sebagai katalisator. Jenis penelitian studi kasus ini dilakukan pada Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.

Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu karyawan di Gembira Loka Zoo yang memahami peran auditor internal. Teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert 1 (satu) sampai 5 (lima). Teknik pengujian instrumen penelitian ini dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan melihat nilai rata-rata (rank mean) untuk mengetahui peran auditor internal di Gembira Loka Zoo.

Hasil dari analisis data menunjukan persepsi dari ketiga peran auditor internal di Gembira Loka Zoo. Peran auditor internal sebagai konsultan merupakan peran

yang paling dominan dengan persepsi “sangat setuju”. Sedangkan setelah konsultan

yaitu peran auditor internal sebagai pengawas dengan persepsi “setuju” dan terakhir

yaitu peran auditor internal sebagai katalisator dengan persepsi “tidak setuju”. Kata Kunci: Peran Auditor Internal, pengawas, konsultan, dan katalisator


(20)

xvii

ABSTRACT

ANALYSIS OF EMPLOYEE’S PERCEPTION TO THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR

(A Case Study at Gembira Loka Zoo, Yogyakarta) Rendy Zidane

NIM : 102114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

The purpose of this study is to determine the employees' perception to the role of internal auditors. The role of internal auditors is divided into three roles: the role as watchdog, the role as a consultant and the role as a catalyst. This Case study was conducted at the Gembira Loka Zoo Yogyakarta.

The research used purposive sampling method; the subject is only employees in Gembira Loka Zoo who understand the role of the internal auditor. The data collection technique used in this research was a questionnaire with likert scales from 1 (one) to 4 (four). Research instruments testing techniques used were validity and reliability test. The data analysis technique used was descriptive analysis to determine the mean rank to know the role of internal auditors in Gembira Loka Zoo.

The results of the analysis showed that the role of internal auditors as consultants is the most dominant role, while role of internal auditors as a watchdog is following and the last is the role of internal auditors as a catalyst.


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke lima belas. Pada awal

abad ke lima belas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun

pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan

yang pesat baru terjadi pada abad 21 (Jusup, 2001: 8). Perkembangan di

Indonesia berawal pada masa penjajahan Belanda yang hanya terdapat pada

perusahaan-perusahaan milik Belanda. Tonggak penting perkembangan

terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma

Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan

tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit

yang berlaku di Amerika Serikat (Jusup, 2001: 9).

Perkembangan auditor internal berkembang sangat pesat sehingga

banyak organisasi atau perusahaan membutuhkan jasa auditor. Setiap

organisasi atau perusahaan mengharapkan tercapainya sebuah tujuan yang

telah direncanakan oleh pimpinan perusahaan. Agar setiap tujuan tersebut

dapat terwujud maka organisasi memerlukan adanya pengendalian dan

pengawasan secara menyeluruh. Seorang manajer tidak mampu jika

melakukan pengendalian dan pengawasan secara menyeluruh, salah satu


(22)

evaluasi atas efektifitas organisasi, yang dilakukan oleh orang atau

sekelompok orang yang kompeten dan independen. Salah satu proses yang

dilakukan adalah melalui kegiatan yang disebut auditing. Setiap organisasi

akan sangat terbantu dengan adanya kehadiran auditor guna memperbaiki

kelemahan dan kekurangan yang dimiliki setiap organisasi dan meningkatkan

kualitas kinerja karyawan sehingga akan membantu tugas manajemen dalam

menjalankan tugasnya.

Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola

secara independen dan objektif, yang dirancang sebagai penambah nilai untuk

meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Secara efektif, auditor

internal menyediakan informasi yang dibutuhkan manajer dalam

melaksanakan tanggung jawab. Sawyer et al. (2005: 7), Penilaian secara

independen dilakukan auditor internal pada suatu perusahaan untuk menilai

kegiatan operasional dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol

serta efektivitas dan efisiensi dari kinerja perusahaan dan berperan penting

dalam pengelolaan perusahaan beserta risiko-risiko yang terkait dalam

melaksanakan usahanya.

Audit internal sebelumnya dikenal sebagai pendekatan berbasis pada

sistem, kemudian beralih menjadi audit internal berbasis proses. Awalnya

auditor internal lebih berperan sebagai pengawas atau mata dan telinga


(23)

pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan untuk menghindari tindakan

yang menyimpang (Tampubolon, 2005: 1). Seiring berjalannya waktu auditor

internal mengalami pergeseran peran dari pengawas menjadi konsultan.

Semakin banyaknya perkembangan, peran pengawas dan konsultan belum

cukup guna memenuhi tujuan suatu organisasi atau perusahaan, lalu peran

auditor internal berkembang menjadi katalisator.

Peran internal auditor sebagai pengawas (watchdog) telah berlangsung

lama sekitar tahun 1940-an, sedangkan peran sebagai konsultan baru muncul

sekitar tahun 1970-an. Adapun peran internal auditor sebagai katalisator baru

berkembang sekitar tahun 1990-an. Terdapat pergeseran filosofi internal

auditing dari paradigma lama menuju paradigma baru, yang ditandai dengan

perubahan orientasi dan peran profesi internal auditor (Effendi, 2007).

Persepsi karyawan terhadap peran auditor internal sebagai pengawas,

konsultan, dan katalisator kerap menimbulkan persepsi yang berbeda-beda,

mulai dari persepsi yang menilai auditor internal secara baik hingga

munculnya persepsi yang menilai auditor internal secara buruk. Ada beberapa

persepsi dari karyawan yang menganggap auditor internal sebagai kawan

karena dengan keberadaan auditor internal sebagai konsultan dan katalisator

dapat memberikan kontribusi berupa saran atau masukan dalam pencapaian

tujuan di perusahaan dan ada juga persepsi bahwa auditor internal sebagai

lawan karena melihat peran sebagai pengawas yang dijalankan auditor internal


(24)

auditor internal sebagai lawan dan kawan akan memberikan dampak pada

kegiatan operasional dari setiap organisasi.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh

Tjahyono (2012) dengan judul “Analisis Peran Auditor Internal di Perguruan

Tinggi Swasta” Studi Kasus di Universitas Sanata Dharma. Tjahyono (2012)

menyatakan bahwa hasil dari peran auditor internal sebagai pengawas,

konsultan dan katalisator dinyatakan setuju oleh responden namun peran

auditor internal yang paling dominan adalah konsultan. Sedangkan peran

auditor sebagai pengawas terdapat diperingkat kedua yang paling dominan

dan katalisator diperingkat ketiga. Hasil analisis ini dibuktikan dengan total

skor dan peringkat nilai rata-rata (rank mean). Perbedaan antara penelitian ini

dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini dilakukan di bidang wisata

pada Gembira Loka Zoo Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu

dilakukan di bidang pendidikan pada Universitas Sanata Dharma.

Gembira Loka Zoo merupakan tempat wisata ternama dan terkenal di

Yogyakarta. Namun pada tahun 2006 akibat gempa Gembira Loka Zoo

mengalami keterpurukan. Gembira Loka Zoo terkesan kotor, bau, kumuh dan

gersang. Pada masa itu Gembira Loka Zoo hanya dikunjungi kurang lebih 354

ribu pengunjung. Namun pada tahun 2011 Gembira Loka Zoo mulai membaik

dan terus berkembang sampai saat ini hingga mencapai 1,2 juta pengunjung.

Dalam memperbaiki keadaan terpuruk manajer membutuhkan pengendalian


(25)

manajer harus bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat agar bisa

berkunjung kembali di Gembira Loka Zoo. Peran auditor internal merupakan

pihak yang dipercayai oleh Gembira Loka Zoo untuk melakukan evaluasi

pada pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sebagai tindakan atau upaya dalam

membantu pencapaian tujuan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan judul penelitian

yaitu “Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal” (Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta).

B. Rumusan Masalah

Audit internal memiliki peran yang penting dalam setiap pencapaian

tujuan organisasi, didalam peran tersebut terdapat 3 jenis peran auditor

internal yang berbeda yaitu sebagai pengawas, konsultan, dan katalisator.

Setiap karyawan memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap peranan

auditor internal, sehingga peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana persepsi karyawan terhadap peran auditor internal sebagai

pengawas, konsultan dan katalisator di Gembira Loka Zoo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai yaitu, untuk melihat bagaimana persepsi karyawan terhadap

peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan dan katalisator di Gembira


(26)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Auditor Internal

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman akan

kondisi perusahaan yang sering terjadi saat ini agar auditor mampu

menempatkan diri secara lebih tepat dan lebih bijak dalam menjalankan

tugasnya di suatu perusahaan.

2. Bagi Gembira Loka Zoo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

informasi bagi auditor internal perusahaan tentang peran yang dijalankan

menurut persepsi karyawan di Gembira Loka Zoo terkait dalam upaya

pencapaian tujuan perusahaan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pengembangan

pengetahuan khususnya dalam bidang audit internal serta dapat menambah

pengetahuan mengenai realita perusahaan pada umumnya.

4. Bagi Penulis Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk


(27)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan secara garis besar dibagi menjadi 6 (enam) bab.

Materi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan antara lain latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini akan memaparkan tentang teori-teori yang digunakan

untuk mendukung proses penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, subyek dan

obyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, definisi

operasional variabel, teknik sumber data, populasi dan sampel,

teknik pengumpulan data, teknik pengukuran data, dan teknik

analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi mengenai gambaran umum secara singkat dari

perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menyajikan deskripsi data langkah-langkah analisis


(28)

Bab VI Penutup

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan,

keterbatasan penulis, dan saran-saran yang berguna bagi

peneliti selanjutnya dan Gembira Loka Zoo untuk masa yang


(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI A. Persepsi Karyawan

1. Pengertian Persepsi

Walgito (2005: 99), persepsi merupakan suatu proses yang didahului

oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu

tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses

selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dari

proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan proses pendahulu dari

proses persepsi.

2. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persepsi

Walgito (2005: 101), persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa

faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,

tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan

yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai


(30)

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat

untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan

syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk

mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.

3. Karyawan

Undang-Undang Nomer 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 dikatakan bahwa karyawan

adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya

kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan

profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karyawan adalah orang yang

bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji


(31)

Dari beberapa penjelasan tersebut, penulis mengambil kesimpulan

bahwa persepsi karyawan adalah orang yang bekerja di suatu perusahaan yang

memiliki profesi atau tugas pekerjaan yang berbeda-beda memiliki tanggapan

atau kesan yang diperoleh dari setiap proses masuknya pesan atau informasi

yang diterima melalui alat indra penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan

pencium.

B. Audit

1. Pengertian Audit

Jusup (2001: 11) menjelaskan pengertian audit sebagai berikut:

“Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan

mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak

yang berkepentingan”. 2. Jenis-Jenis Audit

Jusup (2001: 15), audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga

golongan yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan

keuangan sebagai keseluruhan – yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa – dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan


(32)

adalah bahwa laporan keuangan tersebut akan digunakan oleh berbagai

pihak untuk berbagai tujuan.

b. Audit kesesuaian

Audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit

telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh

pihak yang berwenang.

c. Audit Operasional

Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari

prosedur dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan

untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

3. Jenis-Jenis Auditor

Jusup (2001: 17) menyatakan auditor pada umumnya dikelompokkan

menjadi tiga golongan yaitu:

a. Auditor Pemerintah

Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas

keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk

sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-undang Dasar 1945

yang berbunyi sebagai berikut:

“untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan


(33)

dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat”.

b. Auditor Internal

Auditor Internal merupakan auditor yang bekerja pada suatu

perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada

perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu

manajemen perusahaan tempat dimana auditor bekerja.

c. Auditor Independen atau Akuntan Publik

Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi

pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.

Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu

perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar

modal, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta

organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.

4. Audit Internal dan Auditor Internal

a. Pengertian Audit Internal

Pengertian audit internal menurut IIA (Institute of Internal

Auditors) yang diterjemahkan oleh Andayani (2008: 9) Audit internal

adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang

dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi.

Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan


(34)

meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses

tata kelola.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004: 9)

mendefinisikan audit internal sebagai kegiatan assurance dan

konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi

organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai

tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko,

pengendalian, dan proses governance.

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan

obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol

yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1)

informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2)

risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan

diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur

internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang

memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara

efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara

efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan


(35)

b. Auditor Internal

Jusup (2001: 18) Auditor internal adalah auditor yang bekerja

pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai

pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama

ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan. Pada umumnya

auditor internal wajib memberikan laporan langsung kepada pemimpin

tertinggi perusahaan (misalnya kepala kontroler), atau bahkan ada pula

yang berkewajiban melapor kepada komite audit yang dibentuk oleh

dewan komisaris. Tanggung jawab auditor internal pada berbagai

perusahaan sangat beranekaragam tergantung pada kebutuhan

perusahaan yang bersangkutan. Agar dapat melakukan tugasnya secara

efektif, auditor internal harus independen terhadap fungsi-fungsi lini

dalam organisasi tempat auditor bekerja, namun demikian ia tidak bisa

independen terhadap perusahannya karena ia adalah pegawai dari

perusahaan yang diaudit. Auditor internal berkewajiban memberi

informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan


(36)

Sawyer et al. (2005 :8), perbedaan auditor internal dan auditor

eksternal pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan Antara Auditor Internal dengan Auditor Eksternal

Auditor Internal Auditor Eksternal

Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen.

Merupakan orang yang independen di luar perusahaan.

Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.

Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan.

Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.

Fokus pada ketetapan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.

Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.

Sekali-sekali memerhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan memengaruhi laporan keuangan secara material.

Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen.

Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental

Menelaah aktivitas scara terus-menerus.

Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik – biasanya sekali setahun.

Sumber: Sawyer et al. (2005 :8)

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan

manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.


(37)

internal sangat memperhatikan pemborosan dan kecurangan, dari

mana pun sumbernya dan sekecil apa pun jumlahnya (Sawyer et al,

2005:7).

5. Fungsi Audit Internal

Fungsi audit internal adalah sebuah departemen, bagian, divisi, satuan,

tim konsultan atau pihak lain yang memberikan jasa assurance dan jasa

konsultasi secara obyektif dan independen, yang dirancang untuk memberi

nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi (Konsorsium Organisasi

Profesi Audit Internal, 2004: 27). Fungsi audit internal harus independen, dan

auditor internal harus obyektif dalam melaksanakan pekerjaannya

(Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004: 15).

Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Sawyer et al.

(2005:32) yang menggolongkan secara terperinci:

a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh

manajemen puncak.

b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.

c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.

d. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.

e. Membantu proses pengambilan keputusan.

f. Menganalisis masa depan, bukan hanya masa lalu.


(38)

6. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

Tujuan audit internal meliputi penganalisisan, konsultasi, menilai

anggota-anggota organisasi atas efektifitas dalam melaksanakan tanggung

jawab mereka, menginformasikan tindakan-tindakan yang telah direview dan

memberikan rekomendasi (Andayani, 2008: 3).

Sawyer et al. (2005: 7), tujuan auditor internal yaitu sebagai penilai

independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan

mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja

perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal

yang berkaitan dengan pengelolaan dan risiko-risiko terkait dalam

menjalankan usaha. Auditor internal bertanggung jawab untuk memberikan

informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab

mereka secara efektif.

Ruang lingkup audit internal The Institute of Internal auditors (IIA)

yang dikutip oleh Boynton et al. (2001: 983), ruang lingkup audit internal

harus mencakup kecukupan dan efektivitas sistem kinerja organisasi dalam

melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan:

a. keandalan dan menyokong informasi,

b. sesuai dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan

kontak,

c. pengamanan aktiva,


(39)

e. tercapainya target yang ditetapkan dan tujuan program operasi.

Tugiman (2006: 17), lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus

meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem

pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan

tanggung jawab yang diberikan.

C. Peran Auditor Internal Sebagai Watchdog, Konsultan dan Katalisator

Effendi (2002), Peran internal auditor sebagai watchdog telah

berlangsung lama sekitar tahun 1940-an, sedangkan peran sebagai konsultan

baru muncul sekitar tahun 1970-an. Adapun peran internal auditor sebagai

katalisator baru berkembang sekitar tahun 1990-an. Perbedaan pokok ketiga

peran internal auditor tersebut sebagai berikut:

Tabel 2.2 Peran Auditor Internal

URAIAN WACTHDOG CONSULTANT CATALIST

Proses Audit kepatuhan (Compliance Audit)

Audit operasional Quality Assurance

Focus Adanya Variasi (penyimpangan, kesalahan atau kecurangan dll)

Pengguanan sumber daya (resources)

Nilai (values)

Impact Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang Sumber: Effendi, 2002

Terdapat pergeseran filosofi internal auditing dari paradigma lama

menuju paradigma baru, yang ditandai dengan perubahan orientasi dan peran

profesi internal auditor. Pada abad 21 ini internal auditor lebih berorientasi


(40)

(customer satisfaction). Internal auditor tidak dapat lagi hanya berperan

sebagai watchdog, namun harus dapat berperan sebagai mitra bisnis bagi

manajemen. Perbedaan antara paradigma lama (pendekatan tradisional)

dengan paradigma baru (pendekatan baru) sebagai berikut :

Tabel 2.3

Paradigma Lama dengan Paradigma Baru

URAIAN PARADIGMA

LAMA

PARADIGMA BARU

Peran Watchdog Konsultan & Katalis Pendekatan Detektif (mendeteksi

masalah)

Preventif (mencegah masalah)

Sikap Seperti polisi Sebagai mitra bisnis/ customer

Ketaatan/ kepatuhan Semua policy/ kebijakan

Hanya policy yang relevan

Fokus Kelemahan/ penyimpangan

Penyelesaian yang konstruktif

Komunikasi dengan manajemen

Terbatas Regular

Audit Financial/ compliance audit

Financial, compliance, operasional audit Jenjang karir Sempit (hanya auditor) Berkembang luas (dapat

berkarir dibagian/ fungsi lain)

Sumber: Effendi, 2002

1. Peran Auditor Internal sebagai Pengawas (Wacthdog)

Pada awalnya Internal Auditing (Audit Internal) dikenal sebagai

pendekatan berbasis pada sistem yang dalam perkembangan selanjutnya


(41)

lebih banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena

manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan

tidak akan dilaksanakan secara menyimpang oleh pegawai. Orientasi audit

internal lebih banyak dilakukan pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan

para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang ada (compliance)

(Tampubolon, 2005: 1).

Kumaat (2010: 7), Menjelaskan internal audit memang diposisikan

sebagai unit kerja yang memiliki independensi (yang terkadang bahkan

tidak masuk dalam garis struktual, yaitu secara fungsional diposisikan

langsung dibawah business owner atau top executive), hanya saja terkesan

tidak banyak kerja kecuali untuk satu hal: mewaspadai gelagat “orang dalam” yang berniat usil dan menunggu adanya pengaduan agar mengurusi “oknum bermasalah” (yang berniat melakukan kecurangan

serta tindakan yang merugikan perusahaan).

Tugiman (2006), Watchdog adalah peran tertua dari auditor

internal yang mencakup pekerjaan menginspeksi, observasi, menghitung,

cek dan ricek. Adapun tujuannya adalah memastikan ketaatan terhadap

hukum, peraturan dan kebijakan organisasi. Proses audit yang dilakukan

adalah audit kepatuhan. Fokus pemeriksaannya adalah adanya variasi atau

penyimpangan dalam sistem pengendalian internal. Audit kepatuhan

mengidentifikasi penyimpangan sehingga dapat dilakukan koreksi


(42)

peran watchdog biasanya akan menghasilkan rekomendasi yang

mempunyai dampak jangka pendek.

2. Peran Auditor Internal sebagai Konsultan (Consultant)

Tugiman (2006), melalui peran ini, manajemen akan melihat

bahwa selain sebagai watchdog, auditor internal dapat memberikan

manfaat lain berupa saran dalam pengelolaan sumber daya organisasi yang

dapat membantu tugas para manajer. Peran konsultan membawa auditor

internal untuk selalu meningkatkan pengetahuan baik tentang profesi

auditor maupun aspek bisnis, sehingga dapat membantu manajemen dalam

memecahkan masalah.

Tampubolon (2005: 1-2), begitu dunia usaha mulai menyadari

bahwa semua usaha mengandung resiko, mulailah muncul kebutuhan

untuk menerapkan Internal Auditing berbasis risiko (risk based internal

auditing). Sesuai definisi baru, kegiatan Audit Intern bertujuan untuk

memberikan layanan kepada organisasi. Karena kegiatan ini, maka selain

memiliki fungsi sebagai pemeriksa, audit internal juga sekaligus berfungsi

sebagai mitra manajemen (Auditee). Pada dasarnya seluruh tingkatan

manajemen dapat menjadi klien dari audit internal. Oleh karena itu audit

internal wajib melayani klien dengan baik dan mendukung kepentingan

klien sambil tetap mepertahankan loyalitasnya ke perusahaan.

Effendi (2002), peran auditor internal sebagai konsultan


(43)

pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat

membantu tugas para manajer operasional. Audit yang dilakukan adalah

operational audit / performance audit, yaitu meyakinkan bahwa

organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis,

efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah

menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya.

Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka

menengah.

3. Peran Auditor Internal sebagai Katalisator (Catalyst)

Tampubolon (2005: 2), dengan posisinya sebagai mitra Auditee

dan konsultan bagi kliennya ini, auditor internal memiliki peran yang

lebih luas. Bahkan untuk masa mendatang, auditor internal dimungkinkan

untuk berperan sebagai katalisator yang akan ikut menentukan tujuan

perusahaan.

Tugiman (2006), Katalis adalah suatu zat yang berfungsi untuk

mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi. Peran auditor internal

sebagai katalisator yaitu memberikan jasa kepada manajemen melalui

saran-saran konstruktif dan dapat diaplikasikan bagi kemajuan perusahaan

namun tidak ikut dalam aktivitas operasional perusahaan.

Effendi (2002), Peran internal auditor sebagai katalisator berkaitan

dengan quality assurance, sehingga internal auditor diharapkan dapat


(44)

pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk

meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan

produk / jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran

katalisator, internal auditor bertindak sebagai fasilitator dan agent of

change. Dampak dari peran katalisator bersifat jangka panjang, karena

fokus katalisator adalah nilai jangka panjang (longterm values) dari

organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat

memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang

saham (stake holder).

Simbolon (2011), Sebagai seorang auditor internal katalisator

terlibat aktif dalam penilaian resiko yang terdapat dalam proses bisnis

perusahaan. Inilah yang disebut dengan risk based audit. Pendekatan risk

based audit memerlukan keterlibatan auditor internal dalam

mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi

perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari auditor internal

dalam mengenali risiko-risiko yang dihadapi manajemen dalam mencapai

tujuan organisasinya. Auditor internal dapat menjadi mitra manajemen

dalam meminimalkan risiko kerugian (loss) serta memaksimalkan peluang

(opportunity) yang dimiliki perusahaan. Peran katalisator internal audit

tidak saja terbatas pada perbaikan dan memberikan nasehat tetapi juga

dapat berupa: Keterlibatan auditor internal dalam system design &


(45)

organisasi, keterlibatan dalam penyusunan corporate planning, evaluasi

kinerja, budgeting, strategy formulation dan usulan perubahan strategi,

dan lain sebagainya.

D. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian yang dilakukan Adhisty pada tahun 2012 yaitu Persepsi

Karyawan Tentang Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas, Konsultan

dan Katalisator dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan Studi Kasus di

Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Penelitian Adhisty pertujuan untuk

mengetahui bagaimana peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan

dan katalisator dalam pencapaian tujuan perusahaan menurut persepsi

karyawan. Hasil dari penelitian Adhisty menyatakan bahwa peran auditor

internal sebagai pengawas merupakan peran yang paling dominan

sedangkan peran yang paling rendah yaitu peran auditor internal sebagai

katalisator.

2. Penelitian yang dilakukan Tjahyono (2012) yaitu Analisis Peran Audit

Internal di Perguruan Tinggi Swasta Studi kasus di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Tujuan penelitian ini guna mengetahui peran audit

internal di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil dari penelitian

Tjahyono menyatakan bahwa peran auditor internal sebagai konsultan

merupakan peran yang paling dominan sedangkan peran yang terendah


(46)

E. Desain Penelitian

Penelitian ini membahas tentang bagaimana persepsi karyawan di

Gembira Loka Zoo yang memiliki tanggapan tentang auditor internal, apakah

auditor internal di Gembira Loka Zoo berperan sebagai pengawas (watchdog),

konsultan, atau berperan sebagai katalisator. Peran auditor dalam

perkembangan waktu tidak hanya berperan sebagai pengawas (watchdog)

melainkan berperan sebagai konsultan dan katalisator yang dapat membantu

manajer dalam pencapaian tujuan perusahaan. Di sisi lain, ada sebagian

karyawan yang memiliki persepsi positif atau negatif tentang peranan auditor

internal yang berperan sebagai pengawas, konsultan, dan katalisator. Persepsi

karyawan tidak seluruhnya memiliki tanggapan atau pernyataan yang setuju

bahkan bisa saja karyawan memiliki persepsi yang tidak setuju dengan salah

satu peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, atau katalisator. Oleh

karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi karyawan Gembira

Loka Zoo terhadap peran auditor internal. Kerangka pemikiran ini dapat


(47)

Gambar 2.1 Desain Penelitian Sampel

Konsultan Watchdog

Katalisator

Mengumpulkan data kuesioner

yang telah dibagikan

Menghitung skor rata-rata dari kuesioner

yang diisi

Kesimpulan skor untuk mencari Menganalisa total peran auditor

internal Membagikan

kuesioner yang berkaitan dengan peran auditor internal


(48)

28

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan meneliti gejala sosial

secara mendalam di Gembira Loka Zoo mengenai “Analisis Persepsi Karyawan terhadap Peran Auditor Internal”. Kesimpulan yang diambil hanya berlaku bagi Gembira Loka Zoo.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah staff management Gembira Loka Zoo dan

obyek penelitian adalah persepsi karyawan terhadap peran auditor internal

sebagai pengawas, konsultan, dan katalisator di Gembira Loka Zoo.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Gembira Loka Zoo, Jl. Kebun Raya no 2

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian


(49)

D. Definisi Operasional Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2009: 58) adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulan.

Definisi operasional variabel ini bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dengan

memberikan pengertian variabel serta indikator pengukuran variabel tersebut.

Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu persepsi karyawan, auditor

internal dalam perusahaan sebagai pengawas (watchdog), konsultan, dan

sebagai katalisator.

Persepsi karyawan yang disimpulkan oleh penulis dari Walgito (2005)

dan KBBI merupakan tanggapan atau kesan karyawan yang diperoleh dari

setiap proses masuknya pesan atau informasi yang diterima melalui alat indra

penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.

Auditor Internal sebagai pengawas “watchdog” merupakan peran auditor internal di perusahaan yang mengawasi karyawan agar dituntut untuk

mentaati/ mematuhi terhadap peraturan sesuai dengan prosedur dari

perusahaan yang telah ditetapkan. Peran pengawas didalam pengukuran

variabel dibagi menjadi empat indikator yaitu: menjadi “mata” dan ”telinga”

manajer, mendeteksi masalah, mengawasi ketaatan/ kepatuhan, memeriksa


(50)

Konsultan merupakan peran auditor internal yang bertugas untuk

memberikan jasa konsultasi berupa saran atau nasehat dalam mengelola

sumber daya dan setiap kegiatan operasional yang dapat membantu para

manajer dalam menjalankan tujuannya. Variabel konsultan akan dibagi

menjadi empat indikator meliputi: Audit internal berfungsi sebagai mitra

manajemen, memberikan saran dalam pengelolaan sumber daya organisasi,

memanfaatkan sumber daya secara 3E (ekonomis, efisien dan efektif) dan

operasional audit.

Katalisator merupakan peran auditor internal yang ikut menentukan tujuan

perusahaan yang berfungsi sebagai fasilitator dan memberikan saran-saran

konstruktif agar membimbing manajer dalam pencapaian tujuan perusahaan

dan membantu manajer untuk mengenali risiko-risiko diperusahaan. Peran

katalisator didalam pengukuran variabel akan dibagi menjadi tiga indikator

yaitu: Audit internal sebagai katalis berfungsi menjadi fasilitator dan agent of

change, mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi


(51)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Peran Auditor Internal

No. Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Pengukuran Variabel Item Pertanyaan

1 Pengawas

Wacthdog” Peran merupakan watchdog peran tertua dari auditor internal yang mencakup pekerjaan menginspeksi,

observasi,

menghitung dan cek dan ricek. Tujuannya adalah memastikan ketaatan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan organisasi (Tugiman: 2006).

1.Menjadi “mata”

dan “telinga”

manajer (Tampubolon 2005: 1). 2.mendeteksi

masalah (Effendi: 2002).

3.Ketaatan/ kepatuhan (Effendi: 2002). 4.Financial audit

dan compliance audit (Effendi: 2002).

1-2

3

4-5

6-7

2 Konsultan Peran Konsultan merupakan peran internal auditor sebagai konsultan yang diharapkan dapat memberikan manfaat berupa nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources)

organisasi sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional (Effendi: 2002).

1.Audit internal berfungsi sebagai mitra manajemen (Tampuolon: 2005).

2.Memberikan saran dalam pengelolaan sumber daya organisasi

(Tugiman: 2006). 3.Memanfaatkan

sumber daya secara (3E) ekonomis, efisien dan efektif (Effendi: 2002).

4. Operasional audit (Effendi: 2002)

8-9

10-11

12


(52)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Peran Auditor Internal (lanjutan)

No. Variabel Definisi

Operasional Variabel Indikator Pengukuran Variabel Kuesioner

3 Katalisator Sebagai seorang katalist IA terlibat aktif dalam penilaian risiko yang terdapat dalam proses bisnis perusahaan. Inilah yang disebut dengan risk based audit. Pendekatan risk based audit memerlukan keterlibatan IA dalam

mengidentifikasi dan

menganalisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi

perusahaan (Simbolon: 2011).

1.Audit internal sebagai katalis berfungsi

menjadi

fasilitator dan agent of change (Effendi: 2002). 2.Mengidentifikasi

dan

menganalisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi perusahaan (Effendi: 2002) 3.Quality Assurance (Effendi: 2002) 15-17 18-20 21

E. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari wawancara dan


(53)

Zoo terhadap peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan

katalisator.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2009: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pihak

yang terlibat secara langsung dengan aktivitas di Gembira Loka Zoo

Yogyakarta, antara lain top manager, manajer di tiap departemen, dan

karyawan.

2. Sampel

Sugiyono (2009: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

pengambilan sampel yang digunakan secara non probabilitas dengan

teknik purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari

populasi berdasarkan kriteria tertentu. “Pengambilan sampel bertujuan

(purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi

berdasarkan suatu kriteria tertentu” (Jogiyanto 2010: 79).

Pengambilan purposive sampling berdasarkan pertimbangan

(judgment). Pengambilan sampel mengunakan


(54)

akan menjadi sampel dalam penelitian ini, melainkan beberapa karyawan

yang telah memenuhi kriteria. Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam

pemilihan sampel pada penelitian ini yaitu manajer struktural dan

fungsional, karyawan tetap, dan karyawan yang mengetahui auditor

internal.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis selama

penelitian yaitu melalu kuesioner. Kuesioner disebarkan bertujuan untuk

memperoleh jawaban mengenai persepsi karyawan terhadap peran audit

internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalisator dalam pencapaian

tujuan perusahaan di Gembira Loka Zoo. Kuesioner terdiri dari 21

pernyataan dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang

menurut responden sesuai dengan memberi tanda Check List (√). Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian.

Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu audit internal dalam

perusahaan sebagai pengawas, konsultan, dan katalisator. Berikut ini

adalah pembagian dari ke 3 (tiga) bagian pernyataan kuesioner penelitian:

a. Bagian tentang peran auditor internal sebagai pengawas diukur dengan

pernyataan dalam kuesioner nomor 1 Sampai 7

b. Bagian tentang peran auditor internal sebagai konsultan diukur dengan


(55)

c. Bagian tentang peran auditor internal sebagai katalisator diukur

dengan pernyataan dalam kuesioner nomor 15 Sampai 21

Kuesioner penelitian ini didapat dengan kesesuaian teori-teori

menurut para ahli yaitu Tampubolon (2005), Tugiman (2006), Effendi

(2002), Kumaat (2010), dan Simbolon (2011). Setiap pernyataan yang

terdapat dalam teori tersebut penulis menggunakannya sebagai indikator

dalam penyusunan pertanyaan kuesioner. Indikator-indikator yang

digunakan dibagi menjadi 3 bagian yaitu peran auditor sebagai watchdog,

konsultan dan katalisator.

H. Teknik Pengukuran Data

Pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

skala likert. Jogiyanto (2010: 66), Skala likert digunakan untuk mengukur

respons subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama. Dengan

demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval.

Kuesioner terdiri dari 21 pernyataan yang bersifat tertutup. Setiap

jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang

diungkapkan dengan kata-kata yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak

Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor jawaban pada


(56)

Tabel 3.2

Skor Jawaban Kuesioner

Jawaban Skor Penilaian

Sangat Setuju 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Jogiyanto (2010: 67)

I. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa

yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat

ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Validitas

behubungan dengan kenyataan (actually) Jogiyanto (2010: 120).

Sugiyono (2009: 172), valid merupakan istrumen dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Tujuan uji validitas ini

adalah untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dalam

instrumen penelitian telah valid.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

Product Moment oleh Karl Pearson dalam buku Hasan (2001: 61)

antara setiap butir dengan skor totalnya yang dinyataan dengan rumus.


(57)

Keterangan:

=Koefisien korelasi setiap pernyataan

X =Skor tiap item pernyataan

Y =Skor seluruh pernyataan (total variabel)

n =Jumlah responden

Besarnya dapat dihitung dengan menggunakan korelasi

dengan taraf signifikasi (α) = 5%. Jika > r tabel, maka penelitian tersebut dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Jogiyanto (2010: 120), reliabilitas menunjukkan akurasi dan

ketepatan dari pengukurnya, reliabilitas berhubungan dengan

konsistensi dari pengukurnya.

Penelitian ini menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach.

Uyanto (2006: 273), koefisien Alpha Cronbach merupakan model

internaltency score berdasarkan korelasi purata antara butir-butir

(items) yang ekivalen. Rumus korelasi Alpha Cronbach adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

k : Jumlah butir dalam skala pengukuran


(58)

: Ragam (variance) dari skor total

Pengukuruan uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan uji

statistik Alpha Cronbach dari hasil pengolahan data dengan program

SPSS 16.0 for windows. Nunnally (1967) dalam buku Ghozali (2006),

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Alpha Cronbach > 0,60.

2. Analisis Deskriptif

Untuk mengetahui karakteristik sampel maka akan dilakukan

pengolahan data responden menggunakan perhitungan statistik deskriptif.

Pengolahan data statistik deskriptif menggunakan program SPSS 16.0 for

windows yang dibagi ke dalam usia, jenis kelamin, lama bekerja di

Gembira Loka Zoo, tingkat pendidikan terakhir dan bagian di mana

responden bertugas.

Analisis deskriptif digambarkan melalui output statistic descriptive

sebagai hasil pengelolahan data penelitian dengan mengunakan program

SPSS. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif merupakan

sebuah proses menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah

dibaca dan dipahami. Adapun yang akan dianalisis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Analisis dengan mengelompokan total skor jawaban responden yang


(59)

akan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu total skor pada pertanyaan

peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan dan katalisator

yang akan dilihat seberapa besar total skor dari setiap butir-butir

pertanyaan dalam kuesioner. Kriteria yang digunakan sebagai

indikator dalam penilaian berpacu pada tabel 3.1 skor jawaban

kuesioner.

b. Analisis dengan mengelompokan skor rata-rata (mean) berdasarkan

bagian dimana responden bertugas. Analisis ini menjelaskan hasil dari

rata-rata responden di setiap bagian yang dibagi menjadi 3 golongan

yaitu, bagian administrasi, marketing dan HRD. Setiap skor rata-rata

di tiap bagian akan diketahui tentang pernyataan responden terhadap

persepsi auditor internal dengan menggunakan kriteria yang sudah

ditentukan berdasarkan personal judgement dalam tabel 3.3 sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian

Rentang Nilai Rata-Rata Kriteria

1,00 – 1,74 Sangat Tidak Setuju 1,75 – 2,49 Tidak Setuju 2,50 – 3,24 Setuju 3,25 – 4,00 Sangat Setuju Sumber: Olah data penelitian


(60)

c. Analisis hasil dari total skor rata-rata peran auditor internal di Gembira

Loka Zoo. Analisis ini menjelaskan hasil dari rata-rata setiap peran

auditor internal (pengawas, konsultan dan katalisator). Persepsi

responden terhadap peran auditor internal akan diketahui hasil dari

rata-rata dengan menggunakan indikator kriteria penilaian yang

terdapat pada tabel 3.3. Analisis ini menggunakan statistik deskriptif

yang dapat diketahui skor minimum, skor maksimum, jumlah dan nilai

rata-rata (mean). Hasil analisis peran auditor internal dari statistik

deskriptif akan disediakan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Persepsi Karyawan Terhadap

Peran Auditor Internal di Gembira Loka Zoo

Peran Auditor Internal

Total Nilai

Mean Persepsi Karyawan

(a) (b) (c) (d) Sumber: Olah data penelitian

Keterangan tabel:

a: Peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan dan katalisator.

b: Total Nilai dari skor penilaian kuesioner.

c: Rata-rata nilai.

d:Pernyataan SS, S, TS, STS yang diukur dengan tabel 3.3.

Hasil dari total skor rata-rata yang diolah ke dalam tabel 3.4 akan

diketahui bagaimana persepsi karyawan terhadap peran auditor


(61)

internal sebagai pengawas, konsultan dan katalisator akan dinyatakan

sangat setuju jika nilai rata-rata (mean) 3,25 – 4,00, jika dinyatakan setuju maka nilai rata-rata (mean) 2,50 – 3,24, jika dinyatakan tidak setuju maka nilai rata-rata (mean) 1,75 – 2,49, jika dinyatakan sangat tidak setuju maka nilai rata-rata (mean) 1 – 1,74.


(62)

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Gembira Loka Zoo

Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira

Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun

1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun

Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX

dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Ir.

Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena

dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo

tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh

Jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti.

Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali

ke Jakarta di tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi

sebuah ide untuk memberikan kenang-kenangan kepada masyarakat

Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang

dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat sambutan

hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum

dirasakan oleh masyarakat. Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya Yayasan

Gembira Loka Yogyakarta (sesuai akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal


(63)

maka pembangunan Kebun Rojo yang tertunda baru benar-benar dapat

direalisasikan.

Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam

VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka.

Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan

terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka.

Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal

pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesat

bagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa yang

dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu

mencapai 1,5 juta orang.

Dalam perkembangannya, pada bulan November 2009 Yayasan

Gembira Loka menjalin kerjasama dengan PT. Buana Alam Tirta untuk

mengelola Gembira Loka, dan diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan potensi Gembira Loka di masa depan. Sejak dikelola PT

BAT, pengunjung Gembira Loka terus meningkat signifikan. Terbukti, jumlah

pengunjung tahun 2011, angka pengunjung nyaris menembus 1,2 juta orang.

Terakhir, tahun 2014 jumlah pengunjung meningkat hingga 1,7 juta orang


(64)

B. Visi dan Misi Gembira Loka Zoo

1. Visi:

Melestarikan tumbuh-tumbuhan dan satwa sesuai dengan alam habitatnya,

sehingga bisa bermanfaat bagi alam dan kehidupan manusia.

2. Misi:

a. Tempat pengembangan dan pelestarian jenis-jenis tumbuhan.

b. Sebagai paru-paru kota dan cadangan air resapan di kota Yogyakarta.

c. Sebagai lembaga konservasi yang mampu mensejahterakan satwa

dengan memelihara dan merawat satwa sesuai habitatnya.

d. Mengembangbiakan tumbuhan dan menangkarkan satwa dengan

menjaga kemurnian genetic dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan

satwa.

e. Pusat penelitian satwa yang mampu memberikan informasi mengenai

jenis satwa, habitat satwa, pakan, cara reproduksi dan perawatan satwa

guna menunjang pelestarian satwa.

f. Sebagai sarana pendidikan yang mampu memberikan informasi

tentang satwa sehingga menambah pengetahuan akan manfaat

pelestarian satwa di lembaga konservasi.

g. Untuk penyadaran kepada masyarakat untuk mencintai dan

melestarikan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan.

h. Tempat rekreasi berwawasan lingkungan agar lebih dirasakan manfaat


(65)

i. Mengembangkan tempat rekreasi yang kreatif, menarik dan edukatif.

j. Melakukan promosi untuk memperkenalkan, meningkatkan dan

menjaga kunjungan.

C. Tujuan Gembira Loka Zoo

Keberadaan Gembira Loka sebagai Lembaga Konservasi diakui

dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.

393/Menhut-II/2006 tanggal 17 Juli 2006. Sebagai Lembaga Konservasi

Gembira Loka mempunyai fungsi yaitu:

1. Konservasi

Sebagai tempat perlindungan dan pelestarian alam untuk menyelamatkan

dan melestarikan jenis tumbuhan dan satwa. Usaha itu tidak terbatas pada

jenis yang terancam punah saja, tetapi juga pada jenis yang lain.

Diharapkan dapat berkembang biak di luar habitatnya.

2. Penelitian

Dapat dijadikan sebagai objek penelitian, terutama mengenai kehidupan

alami tumbuhan dan satwanya. Dengan demikian pengunjung, khususnya

kalangan pelajar dan mahasiswa, dapat menyaksikan langsung perilaku

keseharian setiap satwa termasuk perawatan kesehatan, pemberian nutrisi

dan lain sebagainya.

3. Pendidikan

Mendukung program pendidikan dengan melakukan bimbingan kepada


(66)

lapangan. Dengan didukung berbagai data tentang cara reproduksi,

perilaku, habitat asli, perawatan dan lain sebagainya dapat disaksikan

langsung lewat peragaan.

4. Rekreasi

Keberadaan Gembira Loka yang berada di tengah kota Yogyakarta

dilengkapi dengan sarana rekreasi yang cukup memadai agar menarik

masyarakat untuk berekreasi dan berapresiasi terhadap alam sekitarnya.

5. Paru-Paru Kota

Dengan menempati area seluas 19.88 hektar, di mana terdapat kurang

lebih 350 jenis tumbuhan. Hal ini secara langsung dapat membantu

penyerapan air dan polusi, sehingga dapat dikatakan sebagai paru-paru

kota.

D. Fasilitas Gembira Loka Zoo

Gembira Loka Zoo menyediakan fasilitas yang beragam-ragam dari

fasilitas wahana rekreasi hingga fasilitas pendukung lainnya untuk

memperlengkapi wisata Gembira Loka Zoo sehingga para pengunjung tidak

hanya berkunjung untuk melihat koleksi flora dan fauna melainkan dapat

merasakan fasilitas wahana rekreasi dan fasilitas lainnya yang telah

disediakan oleh Gembira Loka Zoo.

Penulis membedakan 2 bagian fasilitas yang disediakan Gembira Loka

Zoo yaitu fasilitas rekreasi dan fasilitas pendukung. Kedua fasilitas tersebut


(67)

1. Fasilitas Rekreasi

a. Kolam Sentuh

Kolam sentuh merupakan kolam yang disediakan bagi para

pengunjung yang ingin menyentuh berbagai macam jenis ikan dan

aneka satwa aquatik lainnya yang menjadi koleksi Gembira Loka Zoo.

Untuk wahana ini tidak dikenakan biaya bagi seluruh pengunjung.

b. Gajah Tunggang

Gajah tunggang disediakan bagi para pengunjung yang ingin

merasakan bagaimana menaiki mamalia terbesar di daratan, berjalan

pelan mengelilingi arena dengan biaya Rp 10.000.

c. Onta Tunggang

Onta Tunggang disediakan bagi para pengunjung yang ingin

menunggangi onta dengan membayar Rp. 10.000.

d. Kolam Tangkap

Wahana Kolam Tangkap ini dikhususkan untuk anak-anak usia balita

sampai dengan 10 tahun, karena di wahana ini ada kolam yang

kedalamannya cuma 30 cm yang berisi ikan-ikan kecil untuk

ditangkap anak-anak, dan ikan hasil tangkapan anak-anak tersebut

boleh di bawa pulang untuk dipelihara, sedangkan untuk yang tidak

berhasil menangkap ikan, petugas penjaga kolam tangkap sudah


(68)

bermain di wahana Kolam Tangkap ini dikenakan biaya Rp.10.000

/anak.

e. Terapi Ikan

Terapi ikan ini melibatkan ikan kecil untuk menggigit sel-sel kulit

mati. Pengunjung cukup mencelupkan kaki mereka ke kolam dangkal

penuh dengan ratusan ikan kecil Garra Rufa, kemudian membiarkan

sang ikan 'bekerja' menggigiti lapisan kulit mati yang bisa memberikan

micromassage di kulit bagian atas tanpa rasa sakit dengan tarif Rp.

20.000

f. Banana Boat Orca

Wahana Banana Boat ditarik menggunakan Speed Boat dengan

kecepatan tinggi memutari Kolam buatan. Untuk tarif bermain banana

boat dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000 /orang.

g. Bumper Boat

Wahana Bumper Boat merupakan salah satu wahana air yang ada di

Gembira Loka Zoo. Dengan harga tiket Rp.20.000 /perahu dengan

kapasitas dua orang para pengunjung yang berputar-putar mengelilingi

kolam dengan Bumper boat.

h. Speed Boat

satu-satunya speed boat yang melaju di tengah kota Yogyakarta, tidak


(69)

berkendara dengan kapal cepat ini. Cukup dengan membayar Rp

20.000/ orang.

i. Skuter Air

Skuter Air ini di operasikan di kolam buatan yang ada di Gembira

Loka Zoo, Wahana ini bisa dinaiki oleh anak kecil karena hanya

dengan memegang handle gas yang ada di sebelah kanan, Skuter Air

ini akan jalan dengan sendirinya, dengan menggunakan baju

pelampung sebelum menaiki Sekuter Air. Tarif untuk berkeliling

kolam menggunakan Skuter Air ini adalah Rp.20.000 /perahu.

j. Perahu Kayuh

Perahu yang berbentuk angsa dengan kapasitas untuk memuat dua

orang dewasa dan satu anak kecil dengan tarif Rp.15.000 /perahu.

k. Perahu Katamaran

Perahu Katamaran dengan kapasitas 40 orang penumpang dan dengan

harga tiket Rp.10.000 /orang.

l. Taring (Transportasi Keliling)

Taring merupakan transportasi berbentuk kereta mini yang

mengelilingi wilayah Gembira Loka Zoo yang akan membantu para

pengunjung menuju ke tempat-tempat menarik yang ingin dikunjungi.

m. ATV (All Terrain Vehicle)

Wahana menggunakan motor beroda empat yang mengelilingi sirkuit


(70)

2. Fasilitas Pendukung

Selain fasilitas rekreasi Gembira Loka Zoo juga menyediakan beberapa

fasilitas lainnya untuk memperlengkapi beberapa sarana yang dapat

memberikan kenyamanan bagi para pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Gerai Souvenir

b. Mayang Tirta (Bangunan perahu serba guna)

c. Mushola

d. Kantin

e. Tempat Istirahat

f. Polisatwa

g. Klinik PPPK

h. Tempat Penelitian


(71)

51 Gambar 4.1

Struktur Organisasi Gembira Loka Zoo DIREKTUR UTAMA Manajer Administrasi DIREKTUR Manajer Operasional Manajer

Marketing & Pengembangan Manajer HRD Bagian Keuangan Bagian Sekretariat Bagian Rumah Tangga Bagian Usaha & Jasa

Unit Warung & Kios

Bagian Kepegawaian Bagian Keamanan Bagian Legal Bagian Humas Bagian Pemasaran Bagian Merchandise Bagian Pendidikan Bagian Perencanaan Bagian Nutrisi & Keswan

Bagian Rekreasi Bagian Kebersihan Bagian Pertamanan Bagian Sarpras Bagian Perawatan Satwa AUDITOR INTERNAL


(1)

Lampiran_D2: Olah data skor

Total Total Skor Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan

Responden Bagian 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Rata-Rata

1 Administrasi 4 4 3 4 4 3 . 22 3.14 2 Administrasi 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00 3 Administrasi 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00 4 Administrasi 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 5 Administrasi 4 4 4 3 4 3 4 26 3.71 6 Administrasi 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 7 Administrasi 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00 8 Administrasi 4 4 3 4 4 4 4 27 3.86 9 Marketing 4 3 3 4 4 4 3 25 3.57 10 Marketing 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 11 Marketing 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 12 Marketing 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 13 Marketing 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 14 Marketing 3 . 3 . 3 3 3 15 2.14 15 Marketing 3 4 3 3 4 3 3 23 3.29 16 Marketing 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 17 Marketing 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00 18 Marketing 4 3 3 4 4 4 3 25 3.57 19 Marketing 3 4 3 3 3 4 4 24 3.43 20 HRD 3 4 4 4 4 4 4 27 3.86 21 HRD 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00 22 HRD 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00 23 HRD 4 4 4 3 3 4 4 26 3.71 24 HRD 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00 25 HRD 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00


(2)

Lampiran_D3: Olah data skor

Total Total Skor Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator

Responden Bagian 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Rata-Rata

1 Administrasi . 3 . 3 . 3 . 9 1.29 2 Administrasi 3 . . 3 . 3 . 9 1.29 3 Administrasi 3 . . 3 . 3 . 9 1.29 4 Administrasi . . . 3 3 3 3 12 1.71 5 Administrasi . . . 3 3 3 3 12 1.71 6 Administrasi . 3 . 3 3 3 3 15 2.14 7 Administrasi 3 3 3 4 4 4 4 25 3.57 8 Administrasi 3 3 3 3 4 4 4 24 3.43 9 Marketing 2 2 2 3 . . 2 11 1.57 10 Marketing 3 3 . . . 6 0.86 11 Marketing 2 . 3 3 3 3 . 14 2 12 Marketing 3 . 3 3 3 3 3 18 2.57 13 Marketing . 3 3 . 3 . 3 12 1.71 14 Marketing 2 2 . . . . 3 7 1 15 Marketing 2 2 2 3 4 4 4 21 3 16 Marketing 3 . 3 3 3 3 3 18 2.57 17 Marketing 3 . 3 3 3 3 3 18 2.57 18 Marketing 3 . 3 3 3 3 3 18 2.57 19 Marketing 3 3 3 . 3 3 3 18 2.57 20 HRD 3 3 . 3 3 4 4 20 2.86 21 HRD 3 3 . 3 . 3 3 15 2.14 22 HRD 3 . . 3 4 4 4 18 2.57 23 HRD 3 3 . 3 3 3 3 18 2.57 24 HRD 3 3 . 3 3 3 3 18 2.57 25 HRD 3 3 . 3 4 4 4 21 3


(3)

Lampiran_D4: Output

Descriptive Statistics

Analisis Deskriptif Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

P01 25 2 4 73 2.92 .759

P02 25 1 4 63 2.52 1.046

P04 25 3 4 71 2.84 .898

P05 25 2 4 72 2.88 .666

P06 25 3 4 77 3.08 .759

P07 25 3 4 81 3.24 .831

TOTAL 25 10 22 437 17.48 2.616

Valid N (listwise) 25

Analisis Deskriptif Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

P08 25 3 4 88 3.52 .510

P09 25 3 4 86 3.58 .504

P10 25 3 4 85 3.40 .500

P11 25 3 4 83 3.46 .509

P12 25 3 4 89 3.56 .507

P13 25 3 4 88 3.52 .510

P14 25 3 4 84 3.50 .511

JUMLAH 25 15 28 603 24.12 3.492


(4)

Lampiran_D5: Output

Descriptive Statistics

Analisis Deskriptif Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

P15 25 2 3 59 2.36 1.114

P16 25 2 3 42 1.68 1.435

P17 25 2 3 31 1.24 1.451

P18 25 3 4 64 2.56 1.158

P19 25 3 4 56 2.24 1.615

P20 25 3 4 69 2.76 1.300

P21 25 2 4 65 2.60 1.414

JUMLAH 25 6 25 386 15.44 5.173


(5)

LAMPIRAN E


(6)