ANALISIS FAKTOR – FAKTOR BAURAN PEMASARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI SURABI LA VIVA CAFÉ BANDUNG.

(1)

Tri Febri Handayani, 2013

No. Daftar FPIPS: 1406 / UN.40.2.5.3 / PL / 2012

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR BAURAN PEMASARAN DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI SURABI LA VIVA CAFE BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Disusun oleh :

Tri Febri Handayani 0806687

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Tri Febri Handayani, 2013

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR BAURAN PEMASARAN DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI SURABI LA VIVA CAFE BANDUNG

Oleh

Tri Febri Handayani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Tri Febri Handayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan cetak ulang, di foto kopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

Tri Febri Handayani, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

“ANALISIS FAKTOR – FAKTOR BAURAN PEMASARAN DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

DI SURABI LA VIVA CAFE BANDUNG”

Skripsi disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof.Dr.H.Eeng Ahman, MS NIP.19611022.198603.1.002

Pembimbing II

Agus Sudono, SE.,MM NIP.19820508.200812.1.002. 200812.2.

Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen Industri Katering

Agus Sudono, SE.,MM. NIP. 19820508.200812.1.002

Tanggung Jawab Yuridis

Tri Febri Handayani NIM.0806687


(4)

Tri Febri Handayani, 2013

ABSTRAK

Tri Febri Handayani. 2012. 0806687. Analisis Faktor – Faktor Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Surabi La Viva Café Bandung, Pembimbing Prof.Dr.H.Eeng Ahman, MS dan Agus Sudono, SE.,MM.

Penelitian ini diawali dari adanya suatu permasalahan yaitu, terjadinya penurunan jumlah konsumen dalam melakukan keputusan pembelian di Surabi La Viva Café Bandung yang diduga karena penerapan dalam bauran pemasaran yang belum dilakukan secara maksimal.

Pada penelitian ini terdapat lima variabel yaitu produk, harga, saluran distribusi, promosi dan keputusan pembelian. Metode yang digunakan adalah deskriptif verifikatif. Penelitian ini menggunakan teknik sampling probability sampling (simple random sampling) dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sempel dalam penelitian ini adalah 100 pengunjung Surabi La Viva Café Bandung. Teknik analisis yang digunakan regresi linier berganda dan analisis korelasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen pada Surabi La Viva Café Bandung. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan secara simultan variabel produk, harga, saluran distribusi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Secara parsial variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dimana variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah saluran distribusi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 66% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.


(5)

Tri Febri Handayani, 2013

ABSTRACT

Tri Febri Handayani. 2012. 0806687. Analisis Of The Marketing Mix Factors And Influence On Consumer Against Buying Decision At Surabi La Viva Café Bandung. Under Guidance Of: Prof.Dr.H.Eeng Ahman, MS and Agus Sudono, SE., MM.

This study starts from the existence of a problem that there is a decline in the number of consumers in making purchasing decisions Surabi La Viva Café Bandung allegedly due to the application of the marketing plan that has not optimally performed.

There were five variables which was studied in this study, those were products, price, channels of distribution, promotion and purchasing decisions. The method used is descriptive verification. This study uses sampling probability sampling technique (random sampling) in which decision-member sample of the population randomly without regarding to the strata in the population. The sample used in this study were consists of 100 visitors of Surabi La Viva Café Bandung. The analysis technique used is multiple linear regression and correlation analysis.

The purpose of this study was to determine the extent of the influence of marketing mix on consumer purchasing decisions at La Viva Café Surabi Bandung. From the data analysis, it can be concluded simultaneously that the variable of products, price, place and promotion channels have a positive and significant impact on consumer purchasing decisions. Partially, variables of products, price, place and promotion have a positive and significant impact on consumer purchasing decisions in which variables have the most impact is the distribution channel.

The results indicate that the products, price, place and promotion influence consumer purchase decisions by 66% while the rest is influenced by other factors that are not examined.


(6)

Tri Febri Handayani, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Konsep Pemasaran ... 11

2.1.2 Tujuan Pemasaran ... 12

2.1.3 Bauran Pemasaran ... 13

2.1.3.1 Produk ... 14

2.1.3.2 Harga ... 21

2.1.3.3 Tempat ... 25

2.1.3.4 Promosi ... 29

2.1.4 Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian ... 37

2.1.4.1 Perilaku Konsumen ... 37


(7)

Tri Febri Handayani, 2013

2.1.4.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 40

2.1.4.4 Model Perilaku Konsumen ... 45

2.1.4.5 Peranan Konsumen dalam Keputusan Pembelian ... 46

2.1.4.6 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen ... 47

2.1.4.7 Tahap Proses Keputusan Pembelian ... 47

2.1.5 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian ... 49

2.2 Kerangka Pemikiran ... 50

2.3 Hipotesis ... 55

2.3.1 Hipotesis Mayor ... 56

2.3.1 Hipotesis Minor ... 56

2.4 Kajian Terdahulu ... 57

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 58

3.1 Objek Penelitian ... 58

3.2 Metode Penelitian... 58

3.3 Oprasional Variabel ... 59

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 61

3.5 Populasi dan Sempel ... 62

3.5.1 Populasi ... 62

3.5.1 Sempel ... 62

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 64

3.8 Methode of Successive Interval ... 65

3.9 Pengujian Validitas dan Realibilitas ... 70

3.10 Teknik Analisis Data ... 71

3.10.1 Analisis Korelasi ... 71

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 73

3.10.3 Kofisien Determinasi ... 74


(8)

Tri Febri Handayani, 2013

3.11.1 Pengujian Koefesien Regresi Secara Parsial (uji t) ... 75

3.11.2 Uji signifikansi secara simultan (uji f) ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78

4.1 Hasil Penelitian ... 78

4.1.1 Gambaran Umum Surabi La Viva Café Bandung ... 78

4.1.2 Deskripsi Responden Penenlitian ... 80

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 81

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 82

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 83

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 84

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan... 85

4.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 87

4.2.1 Deskripsi Variabel Bauran Pemasaran ... 87

A. Tanggapan Responden Mengenai Produk ... 87

B. Tanggapan Responden Mengenai Harga ... 94

C. Tanggapan Responden Mengenai Tempat ... 101

D. Tanggapan Responden Mengenai Promosi ... 109

E. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Surabi La Viva Café Bandung ... 115

4.2.2 Deskripsi Variabel Proses Keputusan Pembelian ... 119

A.Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan Keunikan Cita Rasa ... 119

B.Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan Kelengkapan Fasilitas ... 121

C.Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan Kemudahan Menjangkau Lokasi ... 122

D. Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan Lokasi Yang Strategis Dan Kenyamanan ... 123


(9)

Tri Febri Handayani, 2013

E.Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan

Kenyamanan Untuk Dikunjungi Pada Saat Weekends ... 124

F.Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan Jam Oprasi Yang Nyaman Dan Tepat Bagi Semua Pengunjung ... 125

G.Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan Surabi La Viva Sudah Sangat Terkenal ... 126

H.Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Konsumen Surabi La Viva Café Bandung ... `127

4.3 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... 130

4.3.1 Hubungan Produk (X1) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y) ... 130

4.3.2 Hubungan Harga (X2) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y) ... 131

4.3.3 Hubungan Tempat (X3) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y) ... 132

4.3.4 Hubungan Promosi (X4) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y) ... 133

4.4 Koefisien Determinasi (r2) ... 134

4.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 135

4.6 Pengujian Hipotesis Secara Silmultan (Uji f) ... 137

4.7 Model Persamaan Regresi ... 138

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 140

4.8.1 Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Surabi La Viva Café Bandung ... 141

4.8.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Surabi La Viva Café Bandung ... 142

4.8.3 Pengaruh Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Surabi La Viva Café Bandung ... 143

4.8.4 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Surabi La Viva Café Bandung ... 145

4.8.5 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Surabi La Viva Café Bandung ... 146


(10)

Tri Febri Handayani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 149

5.1 Kesimpulan ... 149 5.2 Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

Tri Febri Handayani, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penerimaan Devisa Pariwisata Tahun 2006-2010 ... 1

Tabel 1.2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 – 2010 ... 3

Tabel 1.3 Data Jumlah Pengunjung Di Surabi La Viva Café Bandung Pada Bulan April 2011 – Maret 2012 ... 5

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu... 57

Tabel 3.1 Oprasional Variabel Penelitian ... 59

Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian ... 61

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Instrumen... 68

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Reliabititas Instrumen ... 71

Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi . 72 Tabel 3.6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Determinasi (GUILFORD) ... 74

Tabel 3.7 Hipotesis Uji t ... 75

Tabel3.8 Hipotesis Uji f ... 77

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 81

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 82

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 84

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 85

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan... 86

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Banyaknya Variasi Menu Makanan/ Minuman Yang Ditawarkan Surabi La Viva ... 88

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Porsi Yang Disajikan Surabi La Viva Café Sesuai dengan Selera Anda ... 89

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Cita Rasa Makanan dan Minuman Yang Ditawarkan Surabi La Viva Café Bandung ... 89


(12)

Tri Febri Handayani, 2013

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Produk Makanan /

Minuman Yang Ditawarkan Surabi La Viva Café Bandung ... 90 Tabel 4.10 Tanggapan Responden MengenaiKepedulian Karyawan / Karyawati

Surabi La Viva Café Dalam Memberikan Pelayanan ... 91 Tabel 4.11 Kelas Interval Variabel Produk ... 93 Tabel 4.12 Variabel Produk ... 93 Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Harga Yang DItawarkan

Dengan Jumlah Porsi Yang Diberikan Surabi La Viva Café ... 95 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemudahan Pelanggan

Dalam Melihat / Membaca Harga Menu Yang Ditawarkan Surabi

La Viva Café ... 96 Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuian Harga Yang Ditawarkan

Terhadap Kualitas Produk/Jasa Yang Diberikan Surabi La Viva Café . 97 Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Harga Yang Ditawarkan Surabi

La Viva Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Pesaing ... 98 Tabel 4.17 Kelas Interval Variabel Harga... 99 Tabel 4.18 Variabel Harga ... 100 Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Dalam Menuju Lokasi

Surabi La Viva Café ... 101 Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Keterjangkauan Lokasi Surabi

La Viva Café Dengan Pusat Perbelanjaan ... 102 Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Kapasitas Kursi Yang Tersedia

di Surabi La Viva Café ... 103 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Kenyamanan Selama Berada

di Surabi La Viva Café ... 104 Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Luas Area Parkir di Surabi

La Viva Café ... 105 Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Jaminan Keamanan Yang Diberikan


(13)

Tri Febri Handayani, 2013

Surabi La Viva Café Kepada Pelanggan ... 106 Tabel 4.25 Kelas Interval Variabel Tempat ... 107 Tabel 4.26 Variabel Tempat ... 108 Tabel 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Media Promosi Yang

Digunakan Surabi La Viva Café ... 110 Tabel 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Kejelasan Iklan/ Promosi Yang

Disampaikan Surabi La Viva Café ... 111 Tabel 4.29 Tanggapan Responden Mengenai Program Periklanan Surabi La Viva

Café Melalui Media Cetak (Koran, Majalah, Barosur) ... 112 Tabel 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemudahan Pelanggan Dalam

Memahami Informasi Pada Media Promosi ... 113 Tabel 4.31 Kelas Interval Variabel Promosi ... 114 Tabel 4.32 Variabel Promosi ... 115 Tabel 4.33 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran di

Surabi La Viva Café ... 116 Tabel 4.34 Kelas Interval Variabel Bauran Pemasaran ... 118 Tavel 4.35 Variabel Bauran Pemasaran ... 118 Tabel 4.36 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan

Keunikan Cita Rasa Dari Produk Surabi La Viva Café ... 120 Tabel 4.37 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan

Kelengkapan Fasilitas Yang Tersedia di Surabi La Viva Café ... 121 Tabel 4.38 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan

Kemudahan Menjangkau Lokasi Surabi La Viva Café ... 122 Tabel 4.39 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Berdasarkan

Lokasi Yang Strategis Kenyamanan Yang Diberikan Surabi

La Viva Café ... 123 Tabel 4.40 Tanggapan Responden Mengenai Surabi La Viva Nyaman Untuk


(14)

Tri Febri Handayani, 2013

Tabel 4.41 Tanggapan Responden Mengenai Surabi La Viva Memiliki Jam Oprasi

Yang Nyaman Dan Tepat Bagi Semua Pengunjung ... 125

Tabel 4.42 Tanggapan Responden Mengenai Surabi La Viva Café Sudah Sangat Terkenal Sehingga Memiliki Daya Tarik Untuk Dipilih ... 126

Tabel4.43 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pembelian Konsumen di Surabi La Viva Café Bandung ... 127

Tabel 4.44 Kelas Interval Variabel Keputusan Pembelian ... 128

Tabel 4.45 Variabel Keputusan Pembelian Konsumen... 129

Tabel 4.46 Hubungan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 130

Tabel 4.47 Hubungan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 131

Tabel 4.48 Hubungan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 132

Tabel 4.49 Hubungan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 133

Tabel 4.50 Output Koefesien Determinasi ... 134

Tabel 4.51 Output Uji t ... 135

Tabel 4.52 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 136


(15)

Tri Febri Handayani, 2013

DARTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Pengunjung Di Surabi La Viva Café Bandung

Pada Bulan April 2011 – Maret 2012 ... 6

Gambar 2.1 4P Dalam Pemasaran ... 14

Gambar 2.2 Pengertian Produk ... 15

Gambar 2.3 Konsep Produk Total ... 16

Gambar 2.4 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 41

Gambar 2.5 Model Perilaku Konsumen ... 45

Gambar 2.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 48

Gambar 2.7 Model Perilaku Konsumen ... 54

Gambar 2.8 Pradigma Penelitian... 55

Gambar 4.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 81

Gambar 4.2 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 82

Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 84

Gambar 4.4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 85

Gambar 4.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 86

Gambar 4.6 Garis Kontinium ... 93

Gambar 4.7 Garis Kontinium ... 100

Gambar 4.8 Garis Kontinium ... 108

Gambar 4.9 Garis Kontinium ... 115

Gambar 4.10 Garis Kontinium ... 118


(16)

Tri Febri Handayani, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan wisata alam dan budaya. Semua itu dapat dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai daya tarik obyek wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan salah satu sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.

Pengembangan Pariwisata Indonesia telah terbukti mampu memberi dampak positif dalam memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberikan peningkatan income dan peningkatan devisa negara. Pada tahun 2010 penerimaan dari wisatawan mancanegara mencapai US$ 7.603 juta atau mengalami peningkatan 20,73% dibandingkan tahun sebelumnya. Sumbangan terbesar adalah penerimaan dari akomodasi yang mencapai US$ 3.355.25 juta atau 42.81% dan diikuti penerimaan dari makanan dan minuman sebesar US$ 1.413.54 juta atau 18.59% dari total penerimaan.

TABEL 1.1

PENERIMAAN DEVISA PARIWISATA TAHUN 2006-2010

Tahun Juta US$

2006 4.447.98

2007 5.345.98

2008 7.347.60

2009 6.297.99

2010 7.603.45


(17)

2

Tri Febri Handayani, 2013

Pariwisata dapat menciptakan sebuah nilai tambah terhadap barang / jasa sebagai kesatuan produk. Murphy (1985 : 9) dalam buku Manajemen Penyelenggaraan Hotel (2008 : 4) mengemukakan bahwa “Pariwisata merupakan gejala ekonomi karena adanya permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro perjalanan, penginapan, rumah makan) atas produk dan berbagai fasilitas yang terkait”.

Dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia No. 9/1990 menyatakan: Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Selanjutnya disebutkan bahwa, “Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelanggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut” (Agus Sulastiyono, 2008:5). Bandung sebagai salah satu kota di Jawa Barat dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Kota Bandung menjadi fokus pariwisata alam yang banyak diminati wisatawan. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, pada saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Di bawah dapat dilihat pertumbuhan kunjungan wisatawan yang datang ke provinsi Jawa Barat selama lima tahun.


(18)

3

Tri Febri Handayani, 2013

TABEL 1.2

PERTUMBUHAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE OBJEK WISATA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2006-2010

Wisatawan Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Mancanegara 227.068 338.959 330.369 741.323 720.683

Nusantara 23.859.615 23.782.302 26.287.031 24.138.855 25.066.687

Jumlah 24.086.615 24.121.261 26.671.400 24.880.178 25.787.370 Sumber: Disbudpar Kab. Kota Di Provinsi Jawa Barat

Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan jumlah kedatangan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu pariwisata sudah menjadi kekuatan di suatu daerah untuk meningkatan pendapatan daerah dan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya. Pariwisata, khususnya wisata kuliner diharapkan bisa menjadi kekuatan wisata di Bandung dan sekitarnya.

Abraham Maslow menjalaskan mengenai lima kebutuhan pokok manusia yang dikenal dengan Teori Maslow. Salah satunya adalah kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan makan, minum, tempat berlindung serta kebutuhan lainnya yang tidak dapat diwakilkan oleh orang lain. Kebutuhan ini juga berlaku pada para wisatawan yang membutuhkan makan, minum serta tempat tinggal. Inilah yang membuat para pengusaha jasaboga seperti pengusaha restoran berfikir bahwa sifat manusia yang pasti membutuhkan makanan menjadi salah satu faktor bagi para pengusaha dibidang jasaboga untuk menyajikan makanan sebagai produk mereka. Usaha jasaboga merupakan usaha restoran atau rumah makan menjadi salah satu usaha yang


(19)

4

Tri Febri Handayani, 2013

mempunyai prospek yang baik bagi pengusaha. Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua konsumennya baik berupa makanan atau minuman (Marsum, 2005:7). Salah satu tipe restauran yang ada adalah café, Café atau cafeteria merupakan suatu restauran kecil yang mengutamakan penjualan cake, sandwich, kopi dan teh (Marsum, 2005:9).

Pesatnya pertumbuhan jumlah café di kota Bandung menjadikan motivasi bagi pengusaha café untuk menarik minat pembeli dan mendatangkan konsumen agar membeli produk yang mereka tawarkan. Pengusaha perlu mengetahui keinginan dan kebutuhan pasar serta produk atau jasa yang akan dituju. Untuk itu pengusaha perlu memahami dalam memasarkan produk dan jasa guna meningkatkan jumlah pembelian.

Surabi La Viva Café berdiri sejak tahun 2008 yang merupakan salah satu cafe yang berada jl. Setiabudi 173 Bandung. Surabi La Viva Cafe ini tidak hanya menyediakan sajian surabi saja. Menu yang ditawarkan mulai dari sajian Sunda food, Western food dan Chinese food. Dalam beberapa bulan terakhir ini tingkat pembelian di Surabi La Viva Cafe ini mengalami penurunan. Dapat dilihat pada tabel 1.3 jumlah pembeli pada Surabi La Viva Café selama bulan april 2011 sampai bulan maret 2012 sebagai berikut:


(20)

5

Tri Febri Handayani, 2013

TABEL 1.3

DATA JUMLAH PENGUNJUNG DI SURABI LA VIVA CAFÉ BANDUNG PADA BULAN APRIL 2011 – MARET 2012

No Bulan / Tahun

Pengunjung

Kenaikan / Penurunan Pengunjung Kapasitas

Terpasang

Jumlah

Aktual % Jumlah %

1 April (2011) 33.270 5.060 15,21 0 0

2 Mei (2011) 34.379 4.920 14,31 -140 -2,77

3 Juni (2011) 33.270 5.120 15,39 200 4,07

4 July (2011) 34.379 4.461 12,98 -659 -12,87

5 Agustus (2011) 34.379 5.300 15,42 839 18,81

6 September (2011) 33.270 4.353 13,08 -947 -17,87

7 Oktober (2011) 34.379 4.906 14,27 553 12,70

8 November (2011) 33.270 5.648 16,98 742 15,12

9 Desember (2011) 34.379 5.817 16,92 169 2,99

10 Januari (2012) 34.379 5.616 16,34 -201 -3,46

11 Februari (2012) 32.161 4.748 14,76 -868 -15,46

12 Maret (2012) 34.379 4.572 13,30 -176 -3,71

Rata - rata 33.824 5.043 14,91 -0,20

Sumber : Data Pra Penelitian Surabi La Viva Café

Dari tabel 1.3 terlihat kenaikan dan penurunan jumlah pembeli selama satu tahun mulai dari bulan april 2011 hingga bulan maret 2012. Tentu saja hal ini tidak diharapkan oleh pihak perusahaan yang ingin selalu meningkatkan jumlah calon pembeli pada setiap bulan. Pada tabel di atas dapat dilihat jumlah pembeli yang datang ke Surabi La Viva Café rata-rata sebesar 5.043 pengunjung. Dan dapat dilihat seharusnya target calon pembeli pada Surabi La Viva dapat mencapai 33.824 pengunjung dengan presentase 14,91%. Tentu jika dibandingkan antara jumlah


(21)

6

Tri Febri Handayani, 2013

kapasitas terpasang dan jumlah aktual yang datang pada setiap bulannya tidak mencapai jumlah pengunjung yang seharusnya diperoleh oleh Surabi La Viva Cafe. Perhitungan tersebut dapat diasumsikan sebagai berikut :

a. Jam oprasional buka dari pukul 10.00 - 01.00 wib (15 jam) b. Di bagi menjadi 2 sesi:

1. 10.00 - 19.00 pengunjung ditargetkan sebanyak 40% 2. 19.00 - 01.00 pengunjung ditargetkan sebanyak 80% c. Surabi La Viva Café buka setiap hari

d. Lama pengunjung di Surabi La Viva rata – rata 1jam

GAMBAR 1.1

GRAFIK JUMLAH PENGUNJUNG DI SURABI LA VIVA CAFÉ BANDUNG PADA BULAN APRIL 2011 – MARET 2012

Pada gambar grafik di atas terlihat kenaikan dan penurunan jumlah pengunjung pada Surabi La Viva Café selama satu tuhun. Hal ini dapat dilihat bahwa dibandingkan dengan bulan sebelumnya, berturut-turut penurunan terjadi pada bulan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000


(22)

7

Tri Febri Handayani, 2013

Januari hingga Maret sebesar -2.77%, 4.07%, -12.87%, 18.81%, -17.87%, 12.70%, 15.12%, 2.99%, -3.46%, -15.46%, -3.71%. Permasalahan yang terjadi berdasarkan data di atas adalah adanya penurunan jumlah konsumen dari bulan ke bulan atau berkurangnya jumlah calon konsumen yang mengambil keputusan pembelian di Surabi La Viva Café yang diduga karena penerapan dalam programan bauran pemasaran yang belum dilaksanakan dengan optimal.

Keputusan pembelian timbul karena adanya penilaian yang objektif terhadap barang atau produk tertentu dan dorongan emosi yang timbul dari diri konsumen akibat adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini diperlukan upaya dalam pencapainan tujuan perusahaan dan menghadapi persaingan yang kompetitif. Konsep pemasaran yang baik dapat meningkatkan pembelian konsumen sedangkan ketidak tepatan sasaran konsep pemasaran akan mengakibatkan penurunan minat beli konsumen. Ketelitian dan kepekaan pengusaha dalam mengimplemantasikan strategi pemasaran dapat dilihat dari produk yang ditawarkan berkualitas dengan baik, penetapan harga yang terjangkau untuk pembeli, lokasi atau tempat usaha yang nyaman dan strategis bagi pembeli dan juga promosi sebagai sarana informasi yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk yang dijual.

Konsep pemasaran yang dijelaskan di atas disebut juga dengan Bauran Pemasaran (marketing mix). Buchari Alma (2007:205) menyatakan Marketing mix adalah strategi mencampurkan kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi yang maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Ada empat


(23)

8

Tri Febri Handayani, 2013

komponen yang tercakup dalam kegiatan bauran pemasaran ini yang disebut 4P yaitu terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi.

Suatu perusahaan pasti memiliki konsep bauran pemasaran tersendiri, guna mendatangkan keuntungan bagi perusahaannya. Dari konsep bauran pemasaran yang dijelaskan di atas, perusahaan harus mampu mengkombinasi dan mengordinir keputusan-keputusan dalam empat variabel yaitu: produk, harga, promosi, dan tempat atau distribusi. Penerapan bauran pemasaran yang efektif akan menciptakan keberlangsungan kegiatan oprasional yang efektif.

Berdasarkan gambaran yang telah dijelaskan di atas penulis tertarik untuk mengetahui mengenai bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café. Maka dari itu penulis memutuskan untuk menjadikan suatu penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR BAURAN PEMASARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

KONSUMEN DI SURABI LA VIVA CAFÉ BANDUNG”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis akan mengidentifikasi masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh produk terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Café?


(24)

9

Tri Febri Handayani, 2013

2. Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Café?

3. Bagaimana pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Café?

4. Bagaimana pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Café?

5. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Café?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Cafe.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Cafe.

3. Untuk mengetahui pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Cafe.

4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Cafe.

5. Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian di Surabi La Viva Cafe.


(25)

10

Tri Febri Handayani, 2013 1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai menambah khasanah ilmu pengetahuan pada program studi Manajemen Industri Katering, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi acuan yang bermanfaat bagi pengkajian dan penelitian yang sejenis sehingga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dibidang pemasaran khususnya.

2. Manfaat Praktis

Sebagai dasar masukan dan informasi kebijakan dalam rangka meningkatkan jumlah pengunjung dan merumuskan kebijakan pemasaran sehingga perusahaan dapat mengaplikasikan bauran pemasaran secara optimal.

1. Bagi Surabi La Viva Cafe

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pihak perusahaan dalam mengambail keputusan yang berhubungan dengan menentukan pemasaran dimasa yang akan datang.

2. Bagi Pemerintah (Dinas Pariwisata)

Sebagai upaya perusahaan dalam mengaplikasikan bauran pemasaran secara optimal. Untuk memeberikan kontribusi kepada pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata.


(26)

11


(27)

Tri Febri Handayani, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian di Surabi La Viva Café Bandung. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah produk, harga, tempat, promosi dan keputusan pembelian konsumen. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah para konsumen yang melakukan keputusan pembelian di Surabi La Viva Café Bandung yang terletak di jl. Setiabudi 173 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Sugiyono berpendapat bahwa “metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2008:54) Penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatau peristiwa pada masa sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan anatara fenomena yang diselidiki.

Sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan guna


(28)

59

Tri Febri Handayani, 2013

memprediksi yang dilaksanakan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya.

3.3 Operasional Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dibedakan kedalam dua kategori, yaitu:

1. Variabel bebas atau independent variabel (variabel berpengaruh) yaitu: produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4).

2. Sedangkan variabel dependent atau (variabel yang dipengaruhi) yaitu: keputusan pembelian konsumen (Y). variabel – variabel tersebut akan digambarkan agar lebih jelas dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Oprasional Variabel Penelitian

Varibel Konsep Teoritis Dimensi Konsep Analisis Skala

Keputusan Pembelian (Y)

Proses keputusan yang diambil seseorang menyangkut kepastian untuk membeli atau tidaknya suatu produk tertentu.

Kotler dan Amstrong (2008:229)

Skor yang diperoleh tentang presepsi konsumen atas keputusan pembelian barang / jasa

berdasarkan:

 Pemilihan Produk

 Pemilihan

penyaluran produk

 Penentuan waktu pembelian

 Pemilihan merek

O R D I N A L Bauran pemasaran

Sekumpulan alat pemasaran yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan. Philip Kotler (2000:15)

A product is a set of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price, Produk (X1)

Skor tentang persepsi konsumen

berdasarkan:

 Ragam produk

 Ukuran produk

O R D I N


(29)

60

Tri Febri Handayani, 2013

manufacturer’s prestige, and manufacturer’s and retailer, which the buyer may accept as offering want – satisfaction. W.J. Stanto dalam Buchari Alma (2007:139)

 Rasa produk

 Kualitas produk layanan

A L

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memeproleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Kotler dan Armstrong (2008:345)

Harga (X2)

Skor tentang persepsi konsumen

berdasarkan:

 Kesesuaian harga dengan ukuran produk/ jasa yang ditawarkan

 Kesesuainan harga yang ditetapkan

 Kemudahan membaca harga

 Kesesuaian harga terhadap kualitas produk / jasa

O R D I N A L Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat.

Menurut Hurriyati (2010:55)

Tempat (X3)

Skor tentang persepsi konsumen

berdasarkan:

 Akses yang mudah dijangkau

 Kapasitas kursi yang tersedia

 Kenyamanan tempat

 Keterjangkauan lokasi dengan pusat perbelanjaan

 Area parkir

Jaminan keamanan O R D I N A L Suatau komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang

Promosi (X4)

Skor tentang persepsi konsumen

berdasarkan:

 Kemudahan dalam memahami

informasi pada media promosi

 Program periklanan

O R D I N A L


(30)

61

Tri Febri Handayani, 2013

tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Djaslim Saladin (2007:123)

melalui media cetak (Koran, majalah, brosur)

 Ketertarikan iklan

 Kejelasan iklan

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelompok jenis data yaitu:

1. Data primer: data yang didapat langsung dari responden dengan menyebarkan kueisoner kepada responden.

2. Data skunder: data yang telah tersedia sebelumnya, data sekunder diperoleh dari pihak lain yaitu buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah, artikel.

Untuk lebih jelasnya sumber data penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Sumber Data Penelitian

Data Penelitian Jenis Data Sumber Data

a. Profil surabi La Viva café Bandung, Jumlah pengunjung.

Data

skunder Surabi La Viva Café b. Data Penerimaan Devisa

Pariwisata Tahun 2006-2010

Data

skunder Badan Pusat Statistik c. Pertumbuhan kunjungan

wisatawan ke objek wisata di provinsi jawa barat tahun 2006-2010

Data skunder

Disbudpar Kab. Kota Di Provinsi Jawa Barat

d. Perspsi konsumen atas produk

Surabi La Viva Café Data primer

Responden Surabi La Viva Café


(31)

62

Tri Febri Handayani, 2013

Surabi La Viva Café Viva Café

f. Perspsi konsumen atas saluran

distribusi Surabi La Viva Cafe Data primer

Responden Surabi La Viva Café

g. Perspsi konsumen atas

promosi Surabi La Viva Café Data primer

Responden Surabi La Viva Café

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2008:61) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. Sasaran populasi penelitian yang dituju adalah konsumen yang melakukan pembelian di Surabi La Viva Café Bandung dengan jumlah populasi pada penelitian ini sebesar 5043orang .

3.5.2 Sampel

Sempel menurut Sugiyono (2011:62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh populasi.

Teknik sampling menurut Sugiono (2011:62) Teknik Sempling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling adalah dimana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan


(32)

63

Tri Febri Handayani, 2013

kesepatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Jadi, yang menjadi sampel dapat dilihat sebagai berikut:

Rata-rata pengunjung yang datang ke Surabi La Viva Cafe Bandung 5043 orang perbulan.

n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran populasi keseluruhan

e = Resiko kekeliruan yang mungkin terjadi (10%)

= 5043 50,44 = 99,98 ~100

Jadi sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 orang pengunjung.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis menggunakan berbagai teknik pengumpulan data:

1) Angket

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarluaskan untuk mendapatkan keterangan dari sumber data.


(33)

64

Tri Febri Handayani, 2013

2) Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara berkunjung atau datang langsung ke objek yang akan diteliti

3) Studi Literatur

Yaitu usaha penelaahan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan objek penelitian. Ini dapat dilakukan melalui naskah, brosur, dan dokumen-dokumen yang dimiliki responden maupun literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

4) Wawancara (Interview)

Dalam memperoleh data awal digunakan secara wawancara tidak terstruktur artinya wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul sebelum digunakan didalam analisis data harus diolah terlebih dahulu, adapun teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data, yaitu untuk melihat atau memeriksa kesempurnaan, kejelasan dan benar atau tidaknya cara pengisian angket oleh responden.

2. Mentabulasi data, yaitu suatu proses merubah data mentah dari responden menjadi data yang bermakna. Data yang telah dikelompokan kemudian dimasukan ke


(34)

65

Tri Febri Handayani, 2013

dalam tabel-tabel untuk dihitung berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan variabel penelitian untuk memudahkan dalam menganalisis data.

3. Menghitung ukuran-ukuran karakteristik berdasarkan variabel-variabel penelitian. 4. Menganalisis data berdasarkan metode statistik yang telah dirancang.

5. Melakukan pengujian hipotesis yang telah digunakan dalam penelitian ini. 6. Membuat laporan penelitian.

7. Menarik kesimpulan dan saran.

3.8 Methode of Successive Interval

Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu di transformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Methode of Successive Interval. Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan penghitingan proporsi (p) setiap jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.


(35)

66

Tri Febri Handayani, 2013

4. Menghitung nilai Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

6. Mengubah Scale of Value terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformed scale of value (TSV).

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan di tentukan pasangan data variabel terikat serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

3.9 Pengujian Validitas dan Realibilitas

a. Rancangan Pengujian Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang disebar. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable.

) ( ) ( ) ( ) ( ) ( LBB sBawah LuasanBata LBA sAtas LuasanBata DBA tasAtas DensitasBa DBB tasBawah DensitasBa NS NilaiSkala   


(36)

67

Tri Febri Handayani, 2013

Dalam uji validitas digunakan metode koefisien korelasi product moment. Menurut Sugiono (2010:228) teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rata-rata, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus yang digunakan dalam menghitung kavalidan dari suatu instrument adalah rumus korelasi product moment yang digunakan oleh Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

xi = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item y = Skor total

Σx = Jumlah skor dalam distribusi x Σy = Jumlah skor dalam distribusi y

Σx² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x Σy² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y n = Banyaknya responden

(Sumber: Sugiyono, 2010:228)

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut: 1. Item pertanyaan yang diteliti dilakukan valid jika r hitung ≥ r tabel 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.

  

 

 

2 2 2

1 2 1 1 1 1 y y n x x n y x y x n rXY


(37)

68

Tri Febri Handayani, 2013

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Instrumen

No Item Pertanyaan Nilai r

Hitung

Nilai r

Tabel Ket

Produk (X1)

1 Banyaknya variasi menu makanan / minuman

yang ditawarkan Surabi La Viva Café 0,584

0,374

Valid 2 Jumlah porsi yang disajikan Surabi La Viva

Café sesuai dengan selera anda 0,535 Valid

3 Cita rasa makanan dan minuman yang ditawarkan Surabi La Viva Café sesuai selera anda

0,585 Valid

4 Kualitas produk makanan / minuman yang ditawarkan Surabi La Viva Café sesuai dengan keinginan anda

0,581 Valid

5 Kepedulian karyawan / karyawati Surabi La

Viva Cafe dalam memberikan pelayanan 0,481 Valid

Harga (X2)

6 Kesesuaian harga yang ditawarkan dengan jumlah porsi yang diberikan Surabi La Viva Café

0,514

0,374

Valid 7 Tingkat kemudahan pelanggan dalam melihat /

membaca harga menu yang ditawarkan Surabi La Viva Café

0,638 Valid

8 Keterjangkauan harga yang ditawarkan terhadap kualitas produk / jasa yang diberikan Surabi La Viva Café

0,643 Valid

9 Harga yang ditawarkan Surabi La Viva lebih

rendah dibandingkan dengan pesaing 0,458 Valid

Tempat (X3)

10 Kemudahan dalam menuju lokasi Surabi La

Viva Café 0,377

0,374

Valid 11 Keterjangkauan lokasi Surabi La Viva Café

dengan pusat perbelanjaan 0,490 Valid

12 Kapasitas kursi yang tersedia di Surabi La Viva

Café 0,571 Valid

13 Kenyamanan selama berada di Surabi La Viva

Café 0,750 Valid

14 Luas area parkir di Surabi La Viva 0,408 Valid

15 Jaminan keamanan yang diberikan Surabi La


(38)

69

Tri Febri Handayani, 2013

Promosi (X4)

16 Daya tarik media promosi yang digunakan

Surabi La Viva Café 0,673

0,374

Valid 17 Kejelasan iklan/ promosi yang disampaikan

Surabi La Viva Café 0,598 Valid

18 Program periklanan Surabi La Viva Café

melalui media cetak (Koran, majalah, brosur) 0,468 Valid 19 Tingkat kemudahan pelanggan dalam

memahami informasi pada media promosi 0,429 Valid

Keputusan Pembelian (Y)

20 Keputusan pembelian berdasarkan keunikan

cita rasa dari produk Surabi La Viva Cafe 0,714

0,374

Valid 21 Keputusan pembelian berdasarkan kelengkapan

fasilitas yang tersedia di Surabi La Viva Cafe 0,777 Valid 22 Keputusan pembelian berdasarkan kemudahan

menjangkau lokasi 0,710 Valid

23 Keputusan pembelian berdasarkan lokasi yang strategis dan kenyaman yang diberikan Surabi La Viva Café

0,681 Valid

24 Surabi La Viva nyaman untuk dikunjungi pada

saat weekends 0,763 Valid

25 Surabi La Viva memiliki jam oprasi yang

nyaman dan tepat bagi semua pengunjung 0,769 Valid

26 Surabi La Viva Café sudah sangat terkenal,

sehingga memiliki daya tarik untuk dipilih 0,884 Valid

Sumber : Pengolahan Data 2012

b. Rancangan Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002, 146).

Uji Reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi akurasi dan prediktabilitas suat alat ukur (kuisioner) yang dilakukan dalam waktu yang berbeda namun hasil penelitian tetap sama. Dalam uji reabilitas menggunakan


(39)

70

Tri Febri Handayani, 2013

rumus alpha cronbach. Pengujian realibilitas dengan teknik alpha cronbach dilakukan untuk jenis data interval atau essay. Rumus realibilitas Alpha Cronbach:


(40)

71

Tri Febri Handayani, 2013

Keputusan pengujian reliabel atau tidaknya item instrument, yaitu sebagai berikut:

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika, r hitung ≥ r tabel. 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak reliable jika, r hitung < r tabel.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel Nilai r

Hitung

Nilai r Tabel

Ket

1 Produk (X1) 0,840

0,374

Reliabel

2 Harga (X2) 0,798 Reliabel

3 Saluran Distribusi/ Tempat (X3) 0,800 Reliabel

4 Promosi (X4) 0,943 Reliabel

5 Keputusan Pembelian (Y) 0,884 Reliabel

Sumber : Pengolahan Data 2012

3.10 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunkan uji statistik.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dan analisis korelasi. Langkah-langkah dalm teknik analisis data adalah sebagai berikut:

3.10.1 Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua


(41)

72

Tri Febri Handayani, 2013

variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatife. Sedangkan kuatanya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefesien korelasi. Uji korelasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan rumus person’s product moment sebagai berikut.

Sumber : Sugiyono (2011:228)

Ukuran yang dipakai untuk mengatahui kuat atau tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r) nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (- 1 , artinya jika:

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan sangat kuat dan positif)

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan negative (mendekat -1, hubungan sangat kuat dan negative)

r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval

Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat


(42)

73

Tri Febri Handayani, 2013

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predikator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel dependennya minimal 2. Persamaan regresi untuk dua predikator adalah:

Sugiyono (2011:275)

Dimana:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

X1, X2 = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

b1, b2 = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b(+) maka terjadi kenaikan dan bila b(-) maka terjadi penurunan.

Persamaan regresi yang digunakan untuk empat prediktor adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4

Dimana:

Y = Keputusan pembelian

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan) b1 = Koefesien regresi variabel X1 b2 = Koefesien regresi variabel X2 b3 = Koefesien regresi variabel X3 b4 = Koefesien regresi variabel X4 X1 = Produk

X2 = Harga

X3 = Saluran distribusi / Tempat X4 = Promosi


(43)

74

Tri Febri Handayani, 2013

3.10.3 Kofisien Determinasi (r2)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y,

maka digunakan rumus KD (koefisien determinasi), yaitu :

Keterangan:

KD = koefisien determinasi R = koefisien korelasi

Koefisien ini disebut koefisien penentu karena varians yang terjadi pada variabel dependen dpat dijalaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Untuk mengetahui kuat lemahnya penagrauh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Determinasi (GUILFORD)

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

3.11 Pengujian Hipotesis

Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel yaitu produk (X1) harga (X2) tempat (X3) dan promosi (X4), sedangkan variabel dependent


(44)

75

Tri Febri Handayani, 2013

adalah keputusan pembelian (Y). Dengan memperhatikan karakteristik dari setiap variabel yang akan diuji, maka akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F (simultan) dan menggunakan uji t (parsial).

3.11.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (uji t)

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial digunakan uji t, dengan formula sebagai berikut:

Uji t √

√ Sugiyono (2011:230)

Keterangan:

t = thitung atau nilai t r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

Uji parsial (t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing - masing variabel independen secara individual. Hipotetsis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

Tabel 3.7 Hipotesis Uji T Hipotesis 1: Produk (X1)

Ho : Variabel produk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Ha : Variabel produk berpengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Hipotesis 2 : Harga (X2)

Ho : Variabel harga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Ha : Variabel harga berpengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Hipotesis 3 : Tempat (X3)


(45)

76

Tri Febri Handayani, 2013

keputusan pembelian.

Ha : Variabel tempat berpengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Hipotesis 4 : Promosi (X4)

Ho : Variabel promosi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Ha : Variabel promosi berpengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan :

1. Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan.

2. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara signifikan.

3.11.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan (simultan) digunakan uji F dengan formula sebagai berikut:

Sugiyono (2011 :286) Keterangan:

R= Koefisien korelasi ganda m = jumlah variabel independen N = jumlah anggota sampel


(46)

77

Tri Febri Handayani, 2013

Uji simultan (f) digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan atau bersama-sama. Hipotetsis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

Tabel : 3.8 Hipotesis Uji F

Ho : Bauran pemasaran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan pembelian

Ha : Bauran Pemasaran mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan pembelian

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka HO diterima dan Ha ditolak, artinya terdapat pengaruh antara produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian. b. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya tidak terdapat

pengaruh antara produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian.


(47)

Tri Febri Handayani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian pada bab sebelumnya mengenai pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Produk memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung. Artinya, semakin baik kualitas produk yang diberikan perusahaan maka akan meningkat pula daya beli konsumen.

2. Harga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung. Artinya, semakin sesuai dan terjangkaunya harga yang diberikan perusahaan akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

3. Tempat memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung. Artinya, semakin strategis lokasi, kualitas kenyaman serta fasilitas yang lengkap suatu perusahaan maka akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.


(48)

150

Tri Febri Handayani, 2013

4. Promosi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung. Artinya, promosi yang dilakukan secara baik dan gencar maka akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

5. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang telah diperoleh. Penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen Surabi La Viva Cafe Bandung, yaitu:

1. Pada dimensi produk, indikator yang memperoleh skor terendah ialah kepedulian karyawan / karyawati Surabi La Viva Café dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberi pelatihan kepada pramusaji dan menambahkan peralatan produksi, hal ini guna untuk mengoptimalkan pelayanan kepada konsumen agar dapat memuaskan konsumen.

2. Pada dimensi harga, indikator yang memperoleh skor terendah ialah harga yang ditawarkan Surabi La Viva lebih rendah dibandingkan dengan pesaing. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan kesesuaian harga


(49)

151

Tri Febri Handayani, 2013

dengan produk yang diberikan. Perusahaan juga dapat memeberikan diskon kepada konsumen agar konsumen merasa puas.

3. Untuk tempat atau lokasi Surabi La Viva Cafe Bandung sangat strategis untuk dikunjungi. Hanya saja Surabi La Viva perlu mendekorasi atau merenovasi kembali bangunan serta tata ruang diperunik untuk menarik minat konsumen. Pada dimensi tempat, indikator yang memperoleh skor terendah ialah luas area parkir di Surabi La Viva Café. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan keamanan pada area pakir dengan menugaskan petugas keamanan parkir. Hal ini dikarenakan letak Surabi La Viva Café yang strategis di pinggir jalan dengan luas lahan parkir di Surabi La Viva Café tidak dapat diperluas lagi.

4. Pada dimensi promosi, indikator yang memperoleh skor terendah ialah program periklanan Surabi La Viva Café melalui media cetak (Koran, majalah, brosur). Sehingga perlu melakukan promosi lebih baik dan gencar, dengan cara:

a. Menggunakan media internet seperti mempromosikan keunikan dan keunggulan Surabi La Viva Café Bandung melalui jejaring sosial.

b. Menggunakan media cetak seperti menyebarkan brosur – brosur untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk


(50)

152

Tri Febri Handayani, 2013

pelanggan agar merasa tertarik dalam melakukan keputusan pembelian di Surabi La Viva Cafe sehingga pengunjung meningkat.

5. Pada dimensi keputusan pembelian, indikator yang memperoleh skor terendah ialah keputusan pembelian berdasarkan kelengkapan fasilitas. Oleh karena itu, perusahaan perlu melihat kebutuhan konsumen tidak hanya dari segi produk yang ditawarkan saja. Akan tetapi perusahaan perlu melihat kebutuhan pendukung seperti kelengkapan fasilitas yang disediakan agar dapat memberi rasa nyaman bagi konsumen dengan memberikan fasilitas seperti Wi-fi dan live music.


(51)

Tri Febri Handayani, 2013

DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku

Agus, Sulastiyono. (2008). Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.

Anwar, Prabu, Mangkunegara. (2002). Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Adiatma.

Amin Widjaja. (2005). Tanya Jawab :Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strateg, Jakarta : Harvarindo.

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Cintia, Sulviani, Suryana. (2009). Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Dapur Lembang

Resto And Outbond Activity). FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Dewi, Listyanti. (2007). Pengaruh kualitas produk terhadap Loyalitas Pelanggan frestea. FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Djaslim, Saladin. (2007). Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran. Bandung: Linda Karya.

Djaslim, Saladin & Yevis, Marty, Oesman. (2002). Perilaku Konsumen Dan Pemasaran Strategik. Bandung: Linda Karya.

Effendi, M, Guntur. (2010). Transformasi Manajemen Pemasaran + Membangun Citra Negara. Jakarta : CV Sagung Seto.

Forum Koordinasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS). (2001). Makanan Jajanan Kudapan Khas Jawa Barat.

Hurriyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : Alfabeta.


(52)

Tri Febri Handayani, 2013

Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran Edisi Melenium Jilid 1. Jakarta: PT Prenhallindo.

. (2000). Manajemen Pemasaran Edisi Melenium. Jakarta : Indeks. Kotler, Philip & Amstrong, Gary. (2008). Prinsip – prinsip Pemasaran Edisi 12

Jilid 1. Jakarta : PT Erlangga.

. (2001). Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1 Edisi Kesembilan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip & Keller Kevin Lane. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Philip Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Komaruddin, Sastradipoera. (2003). Manajemen Marketing Suatu Ramuan

Pendekatan Marketing. Bandung: Kappa-Singma.

Lupiyoadi, Hamdani dan Hamdani, A. (2011). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat.

Lupioyadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik) Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: salemba Empat.

Maryanti, Nur, Azma, Azhar. (2009). Pengaruh Bauran Pemasaran ( Marketing Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Resto Café Roemah Nenek. FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dalam Angka Tahun 2010 Dinas Pariwisata & Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.


(53)

Tri Febri Handayani, 2013

Safitri Dewi. (2010). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Internasional Visitor Arrival Statistic 2010. Jakarta: Cv Tapasuma Ratu Agung.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy. (1997) Strategi Pemasaran. Jogjakarta : Andi.

Marsum, WA. (2005). Restauran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi.

Widjaja T. Bernad. (2009). Lifestyle Marketing SERVLIST: Paradigma Baru Pemasaran Bisnis Jasa dan Lifestyle. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Internet :

Danfar. (2009). Pengertian Distribusi Pemasaran, [Internet], Tersedia: http://dansite.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-distribusi/ [8 July 2010]


(1)

150

Tri Febri Handayani, 2013

Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Surabi La Viva Cafe Bandung

4. Promosi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung. Artinya, promosi yang dilakukan secara baik dan gencar maka akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

5. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Surabi La Viva Café Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang telah diperoleh. Penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen Surabi La Viva Cafe Bandung, yaitu:

1. Pada dimensi produk, indikator yang memperoleh skor terendah ialah kepedulian karyawan / karyawati Surabi La Viva Café dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberi pelatihan kepada pramusaji dan menambahkan peralatan produksi, hal ini guna untuk mengoptimalkan pelayanan kepada konsumen agar dapat memuaskan konsumen.

2. Pada dimensi harga, indikator yang memperoleh skor terendah ialah harga yang ditawarkan Surabi La Viva lebih rendah dibandingkan dengan pesaing. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan kesesuaian harga


(2)

151

Tri Febri Handayani, 2013

Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Surabi La Viva Cafe Bandung

dengan produk yang diberikan. Perusahaan juga dapat memeberikan diskon kepada konsumen agar konsumen merasa puas.

3. Untuk tempat atau lokasi Surabi La Viva Cafe Bandung sangat strategis untuk dikunjungi. Hanya saja Surabi La Viva perlu mendekorasi atau merenovasi kembali bangunan serta tata ruang diperunik untuk menarik minat konsumen. Pada dimensi tempat, indikator yang memperoleh skor terendah ialah luas area parkir di Surabi La Viva Café. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan keamanan pada area pakir dengan menugaskan petugas keamanan parkir. Hal ini dikarenakan letak Surabi La Viva Café yang strategis di pinggir jalan dengan luas lahan parkir di Surabi La Viva Café tidak dapat diperluas lagi.

4. Pada dimensi promosi, indikator yang memperoleh skor terendah ialah program periklanan Surabi La Viva Café melalui media cetak (Koran, majalah, brosur). Sehingga perlu melakukan promosi lebih baik dan gencar, dengan cara:

a. Menggunakan media internet seperti mempromosikan keunikan dan keunggulan Surabi La Viva Café Bandung melalui jejaring sosial.

b. Menggunakan media cetak seperti menyebarkan brosur – brosur untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk


(3)

152

Tri Febri Handayani, 2013

Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Surabi La Viva Cafe Bandung

pelanggan agar merasa tertarik dalam melakukan keputusan pembelian di Surabi La Viva Cafe sehingga pengunjung meningkat.

5. Pada dimensi keputusan pembelian, indikator yang memperoleh skor terendah ialah keputusan pembelian berdasarkan kelengkapan fasilitas. Oleh karena itu, perusahaan perlu melihat kebutuhan konsumen tidak hanya dari segi produk yang ditawarkan saja. Akan tetapi perusahaan perlu melihat kebutuhan pendukung seperti kelengkapan fasilitas yang disediakan agar dapat memberi rasa nyaman bagi konsumen dengan memberikan fasilitas seperti Wi-fi dan live music.


(4)

Tri Febri Handayani, 2013

Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Surabi La Viva Cafe Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Agus, Sulastiyono. (2008). Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.

Anwar, Prabu, Mangkunegara. (2002). Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Adiatma.

Amin Widjaja. (2005). Tanya Jawab :Perilaku Konsumen dan Pemasaran

Strateg, Jakarta : Harvarindo.

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Cintia, Sulviani, Suryana. (2009). Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Dapur Lembang

Resto And Outbond Activity). FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Dewi, Listyanti. (2007). Pengaruh kualitas produk terhadap Loyalitas

Pelanggan frestea. FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Djaslim, Saladin. (2007). Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran. Bandung: Linda Karya.

Djaslim, Saladin & Yevis, Marty, Oesman. (2002). Perilaku Konsumen Dan

Pemasaran Strategik. Bandung: Linda Karya.

Effendi, M, Guntur. (2010). Transformasi Manajemen Pemasaran +

Membangun Citra Negara. Jakarta : CV Sagung Seto.

Forum Koordinasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS). (2001). Makanan Jajanan Kudapan Khas Jawa Barat.

Hurriyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : Alfabeta.


(5)

Tri Febri Handayani, 2013

Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Surabi La Viva Cafe Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran Edisi Melenium Jilid 1. Jakarta: PT Prenhallindo.

. (2000). Manajemen Pemasaran Edisi Melenium. Jakarta : Indeks. Kotler, Philip & Amstrong, Gary. (2008). Prinsip – prinsip Pemasaran Edisi 12

Jilid 1. Jakarta : PT Erlangga.

. (2001). Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1 Edisi Kesembilan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip & Keller Kevin Lane. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi

Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Philip Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Komaruddin, Sastradipoera. (2003). Manajemen Marketing Suatu Ramuan

Pendekatan Marketing. Bandung: Kappa-Singma.

Lupiyoadi, Hamdani dan Hamdani, A. (2011). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat.

Lupioyadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik)

Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: salemba Empat.

Maryanti, Nur, Azma, Azhar. (2009). Pengaruh Bauran Pemasaran ( Marketing Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Resto Café Roemah Nenek. FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dalam Angka Tahun 2010 Dinas Pariwisata & Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.


(6)

Tri Febri Handayani, 2013

Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Surabi La Viva Cafe Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Safitri Dewi. (2010). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Internasional Visitor Arrival Statistic 2010. Jakarta: Cv Tapasuma Ratu

Agung.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy. (1997) Strategi Pemasaran. Jogjakarta : Andi.

Marsum, WA. (2005). Restauran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi.

Widjaja T. Bernad. (2009). Lifestyle Marketing SERVLIST: Paradigma Baru

Pemasaran Bisnis Jasa dan Lifestyle. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Internet :

Danfar. (2009). Pengertian Distribusi Pemasaran, [Internet], Tersedia: http://dansite.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-distribusi/ [8 July 2010]