PENGGUNAAN DENVER DEVELOPMENT SCREENING (1)

STUDI LITERATUR

PENGGUNAAN DENVER DEVELOPMENT SCREENING
TEST (DDST) UNTUK MENILAI PERKEMBANGAN ANAK
USIA 0-6 TAHUN
Herni Kurnia
Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
Herni120888@gmail.com

ABSTRAK
DDST (Denver Development Screening Test ) adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan
secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. DDST digunakan untuk
mendetaksi adanya masalah dalam perkembangan anak yang berat dan sebagai metode yang cepat
untuk mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut. DDST bukan merupakan test
kecerdasan dan bukan alat yang digunakan untuk menetapkan diagnosa. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis penggunaan DDST untuk menilai perkembangan anak usia 0-6 tahun. Metode
studi ini merupakan suatu tinjauan literatur (Literature Review). Sumber untuk melakukan tinjauan
literatur ini meliputi studi pencarian sistematis database terkomputerisasi (Iranian Journal of
Pediatrics, Pediatrics, Pediatrics Adolescent Medicine dan Infants & Young Children) bentuk
jurnal penelitian yang berjumlah 7 jurnal. Berdasarkan beberapa jurnal, didapatkan bahwa untuk

menilai perkembangan anak diperlukan suatu deteksi dini dengan menggunakan skrining
perkembangan salah satunya adalah dengan menggunakan DDST.
Kata Kunci: anak usia 0-6 tahun, DDST, tahap perkembangan

Herni Kurnia Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD, Bandung, 2015

Page1

PENDAHULUAN
Kejadian gangguan
perkembangan
dapat dilihat pada
10-15% dari anakanak
dalam
populasi
yang
berbeda. Deteksi
awal dan rujukan
yang tepat pada
anak-anak dengan

keterlambatan
perkembangan atau
gangguan
perkembangan
adalah penting. Hal
ini dapat dilakukan
dengan
pemantauan
perkembangan
secara
terus
menerus
dan
melakukan
penilaian.
Penilaian
perkembangan
dibuat
dengan deteksi dini
masalah

melalui
pengawasan
perkembangan dan
penyaringan.
Evaluasi yang tepat
dengan
menggunakan
standar dan alat
diagnostik formal
maupun evaluasi
medis,
sosial,
sejarah
keluarga
dan pemeriksaan
fisik anak. (1)
Hal
ini
sejalan
dengan

penelitian
yang
dilakukan
oleh
Soheila dkk, yang
menyatakan bahwa
Deteksi
dini
gangguan
perkembangan
memiliki peranan
penting
dalam
kesejahteraan

anak-anak
dan
keluarga mereka.
Ini
adalah

tanggung
jawab
dasar
pediatrik
penyedia
perawatan primer.
Sekitar
16-18%
anak-anak
di
berbagai populasi
memiliki gangguan
perkembangan
tetapi hanya 2030% dari mereka
diakui
sebelum
masuk
sekolah.
Fakta
ini

menunjukkan
bahwa deteksi dini
gangguan
perkembangan
harus disediakan
dalam pelayanan
primer kesehatan
anak.(3)
DDST
umumnya dikenal
sebagai
Skala
Denver.
DDST
adalah
sebuah
metode pengkajian
yang
digunakan
secara luas untuk

menilai kemajuan
perkembangan
anak
usia
0-6
tahun.
Ini
dikembangkan
oleh William K.
Frankenburg dan
pertama
kali
diperkenalkan oleh
dia dan Josiah.B.
Dobbs pada tahun
1967. Tes saat ini
dipasarkan
oleh
Denver
Developmental,

Inc, di Denver,
Colorado. Menurut
sebuah studi yang
dilakukan
oleh
Badan Kesehatan
Masyarakat
Kanada,
DDST

adalah tes yang
paling
banyak
digunakan untuk
skrining masalah
perkembangan
pada
anak-anak.
Skala
Denver

bukanlah
alat
diagnosis
akhir,
tetapi
sebuah
metode cepat untuk
memproses
sejumlah
besar
anak-anak untuk
mengidentifikasi
anak-anak
yang
harus
dievaluasi
lebih lanjut.(1)
METODE
Studi
ini

merupakan suatu
tinjauan literatur
(Literature
Review)
yang
mencoba
menganalisis
penggunaan
Denver
Developmental
Screening
Test
(DDST)
untuk
menilai
perkembangan
anak 0-6 tahun.
Sumber
untuk
melakukan

tinjauan literatur
ini meliputi studi
pencarian
sistematis
database
terkomputerisasi
(Iranian Journal of
Pediatrics
,
Pediatrics,
Pediatrics
Adolescent
Medicine
dan
Infants & Young
Children) bentuk
jurnal
penelitian
yang berjumlah 7
jurnal. Penulisan

artikel ilmiah ini
menggunakan
penulisan
daftar
pustaka vancouver.
DISKUSI
Aspek
Yang
Dinilai
Dalam
DDST
terdapat 125 tugastugas
perkembangan
dimana
semua
tugas
perkembangan itu
disusun
berdasarkan urutan
perkembangan dan
diatur dalam 4
kelompok
besar
yang disebut sektor
perkembangan,
yang meliputi :
a. Personal
Social
(Perilaku
Sosial)
Aspek
yang
berhubung
an dengan
kemampua
n mandiri,
bersosialis
asi
dan
berinteraks
i dengan
lingkungan
nya
(25
item).
b. Fine Motor
Adaptive
(Gerakan
Motorik
Halus)
Aspek
yang
berhubung
an dengan
kemampua
n
anak
untuk
mengamati
sesuatu,

Herni Kurnia Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD, Bandung, 2015

Page2

melakukan
gerakan
yang
melibatkan
bagianbagian
tubuh
tertentu
dan
dilakukan
dalam (29
item).
c. Language
(Bahasa)
Kemampu
an untuk
memberika
n respon
terhadap
suara,
mengikuti
perintah
dan
berbicara
spontan
(39 item)
d. Gross
Motor
(Gerak
Motorik
Kasar)
Aspek
yang
berhubung
an dengan
pergerakan
dan sikap
tubuh (32
item). (1)
Penilaian
Penilaian
apakah
lulus
(Passed: P), gagal
(Fail: F), ataukah
anak
tidak
mendapat
kesempatan
melakukan tugas
(No Opportunity:
N.O)
atau
( Refusal: R) Anak
menolak
untuk
malakukan
test.
Kemudian ditarik

garis berdasarkan
umur kronologis,
yang
memotong
garis
horisontal
tugas
perkembangan
pada
formulir
DDST. Setelah itu
dihitung
pada
masing-masing
sektor, berapa yang
P dan berapa yang
F,
selanjutnya
berdasarkan
pedoman, hasil tes
diklasifikasi dalam
normal, abnormal,
meragukan
(Questionable) dan
tidak dapat dites
(Untestable).

kotak
yang
berpotongan
dengan
garis
vertikal usia.
3. Tidak dapat
dites
- Apabila terjadi
penolakan
yang
menyebabkan hasil
tes
menjadi
abnormal
atau
meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak
tercantum dalam
kriteria tersebut di
atas. (1)

1. Abnormal
- Bila didapatkan
2
atau
lebih
keterlambatan,
pada 2 sektor atau
lebih.
- Bila dalam 1
sektor atau lebih
didapatkan 2 atau
lebih
keterlambatan plus
1 sektor atau lebih
dengan
1
keterlambatan dan
pada sektor yang
sama tersebut tidak
ada yang lulus
pada kotak yang
berpotongan
dengan
garis
vertikal usia.
2. Meragukan
- Bila pada 1
sektor didapatkan 2
keterlambatan atau
lebih.
- Bila pada 1
sektor atau lebih
didapatkan
1
keterlambatan dan
pada sektor yang
sama tidak ada
yang lulus pada

Melewati
pokok
secara
lengkap ke kanan
dari garis usia
kronologis
(dilewati
pada
kurang dari 25%
anak pada usia
lebih besar dari
anak tersebut)

Interpretasi Dari
Nilai DDST II
a. Advanced

b. Normal
Melewati,
gagal,
atau
menolak
pokok
yang
dipotong
berdasarkan garis
usia
antara
persentil ke-25 dan
ke-75.
c. Caution
Gagal atau
menolak
pokok
yang
dipotong
berdasarkan garis
usia kronologis di
atas atau diantara
persentil ke-75 dan
ke-90.
d. Delay

Gagal pada
suatu pokok secara
menyeluruh
ke
arah kiri garis usia
kronologis;
penolakan ke kiri
garis usia juga
dapat
dianggap
sebagai
kelambatan, karena
alasan
untuk
menolak mungkin
adalah
ketidakmampuan
untuk melakukan
tugas tertentu.
Interpretasi Hasil
Tes Keseluruhan
a. Normal
Tidak
ada
kelambatan
dan
maksimum
dari
satu kewaspadaan.
b. Suspect
Satu atau lebih
kelambatan
dan
dua atau lebih
banyak
kewaspadaan.
c. Untestable/
Tidak Dapat
Diuji
Penolakan
pada
satu atau lebih
pokok
dengan
lengkap
kekiri
garis usia atau
pada lebih dar satu
pokok titik potong
berdasarkan garis
usia pada area
75%-90%.(3)
Validitas
dan
Reliabilitas
DDST-II
adalah alat skrining
singkat
dan
divalidasi bahwa
banyak dokter anak
dan
tenaga
kesehatan
yang
menggunakannya.
DDST
memiliki

Herni Kurnia Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD, Bandung, 2015

Page3

tingkat sensitivitas
tinggi
(83%),
meskipun
ada
keraguan tentang
spesifisitas (43%).
(4)

Validitas
isi DDST-II telah
diverifikasi dengan
meninjau buku dan
jurnal, dan dengan
pendapat
ahli
bahwa
Semua
pertanyaan
di
DDST-II memiliki
validitas isi yang
tepat,
dan
tidak
perlu
perubahan. (1)
Sensitivitas DDSTII berkisar 56-83%
dan
specificity
berkisar 43-80%.
Dalam penelitian
ini sensitivitas dan
spesifisitas DDSTII membandingkan
hasil DDST-II dan
ASQ (Ages and
Stages
Questionnaires)
adalah
masingmasing 60% dan
69%. Hal ini tidak
bisa
dianggap
sebagai validitas
tes
yang
sebenarnya, karena
ASQ bukan uji
diagnostik standar
emas. Berdasarkan
hasil
penelitian
bahwa anak lulus
ASQ (88%) dan
DDST II (65%)
dan
koefisien
konsistensi dua tes
rendah (0,21). Oleh
karena itu, ASQ
mungkin menjadi
undersensitive
dan / atau DDST-II
sensitif.
Oleh
karena itu, perlu

penelitian
selanjutnya
membandingkan
hasil tes ini dengan
hasil tes diagnostik
perkembangan. (5)
DDST-II
versi
Persia
memiliki validitas
yang baik dan
handal,
serta
dapat
digunakan
sebagai
alat
skrining
untuk
skrining
perkembangan
anak-anak di Kota
Teheran.
Untuk
menentukan
sensitivitas
dan
spesifisitas
tes,
disarankan bahwa
hasil dari masingmasing dua tes
skrining DDST-II
dan
ASQ
dibandingkan
dengan
tes
diagnostik standar
dalam
studi
selanjutnya. (1)

Kelemahan
Kelemahan
utama
DDST
yaitu
training,
waktu dan
ruang yang
dibutuhkan
untuk
mengelola
tes-itu.
Ditunjukan
pada tahun
1975
dengan
terbitnya
Kuesioner
Pra

Skrining
Perkemban
gan
(KPSP).
Kelompok
denver
pada
waktu itu
direkomen
dasikan
proses
2
langkah
skrining
perkemban
gan.
Langkah
pertama
melakukan
wawancara
kepada
orang tua
tentang
keadaan
anak.
Pertanyaan
pertanyaan
ini
didasarkan
pada
Norma
DDST.
Langkah
kedua
adalah
penilaian
DDST
hanya
untuk
anak-anak
yang
dicurigai
ada
gangguan
perkemban
gan pada
hasil
KPSP.
Studi ini
menunjukk
an bahwa
semua
kuesioner
dari KPSP
memiliki

Herni Kurnia Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD, Bandung, 2015

validitas
isi
yang
baik dan
sensitivitas
tinggi serta
tidak perlu
mengubah
salah satu
pertanyaan
. Namun
dalam
penelitian
ini
penggunaa
n
KPSP
dan DDST
secara
bersamaan
relatif
lemah. (2)
Selain itu,
kelemahan
dari DDST
adalah
tidak
mencakup
semua
kebutuhan
perkemban
gan, perlu
penggunaa
n
alat
dalam
penilaian
dan
kondisi
anak tidak
bisa di ajak
kerjasama
pada saat
dilakukan
penilaian.
(2)

DAFTAR
PUSTAKA
1. Shahshaha
ni1
S,
Vameghi2,
Azari1 N,
Sajedi F,
Kazemneja
Page4

. validity
and
reliability
determinati
on
of
denver
developme
ntal
screening
test-ii in 06 year-olds
in tehran.
Iran
J
Pediatr.
Sep 2010;
20 (3), Pp:
313-9.
2. Shahshaha
ni1
S,
Sajedi1 F,
Azari N,
Vameghi
R.
evaluating
the validity
and
reliability
of pdq-ii
and
compariso
n
with
ddst-ii for
two step
developme
ntal
screening.
Iran
J
Pediatr .
Sep 2011;
Vol 21 (3),
Pp: 343-9.
3. Frankenbu
rg
KW.
developme
ntal
surveillanc
e
and
screening
of infants
and young
children.
Pediatrics.
2001.
4. Glasco FP.
Are

overreferra
ls
on
developme
ntal
screening
tests really
a problem?
Arch
Pediatr
Adolesc
Med.
2001;155(
1):54-9.
5. American
Academy
of
Pediatrics,
Council on
Children
with
Disabilities
, Section
on
Developm
ental
Behavioral
Pediatrics,
Bright
Futures
Steering
6. Committee
and
Medical
Home
Initiatives
for
Children
with
Special
Needs
Project
Advisory
Committee
,
Identifying
Infants and
Young
Children
With
Developm
ental
Disorders
in
the
Medical
Home: An

algorithm
for
developme
ntal
surveillanc
e
and
screening.
Pediatrics.
20;118(1):
405-20.
7. Macy M.
The
Evidence
Behind
Developm
ental
Screening
Instrument
s. Infants
& Young
Children.
2012.
25(1).

Herni Kurnia Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD, Bandung, 2015

Page5

Dokumen yang terkait

VARIASI PENGGUNAAN AGREGAT BENTUK PECAH DAN BENTUK BULAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

6 148 2

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGGUNAAN BAHASA JURNALISTIK PADA TERAS BERITA HEADLINE HARIAN UMUM GALAMEDIA

8 75 43

PENGGUNAAN APLIKASI KOMPUTER PADA PEMBEL

0 1 1

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59