Analisa Manajemen Strategi Bisnis dalam

TESIS

  Disusun Oleh

  HELMI 55409120001

  PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015

ABSTRAK

  Kemajuan teknologi ICT (Information Communication Technology) saat ini sudah mengarah akan adanya convergence atau kolaborasi antara teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi sehingga kita harus memperhatikan kedua sistem ini menjadikan satu kesatuan sistem yang dapat dijalankan dengan baik, mudah dan murah. Dengan teknologi Unified Communication maka kini kita dapat mengkolaboraskan antara voice, video, chatting, email, presence dan data yang selama ini merupakan sistem berbeda menjadi satu kesatuan sistem yang dapat diimplementasikan, dikontrol dan dimonitor sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dan produktifitas kerja suatu perusahaan. Saat ini PT. Damai Sejati sebagai distributor untuk peralatan Telekomunikasi Panasonic telah memulai untuk mengembangkan bisnis ini, akan tetapi persaingan bisnis ini sudah ketat dengan adanya pemainvendor lama dan yang baru masuk ke pasar ini, sehingga muncul beberapa masalah dalam bisnis yang sedang dirintis oleh perusahaan. Penulis akan menganalisa permasalahan yang muncul ini dengan menggunakan management model SWOT dan Porter’s Five Forces.

  Kata kunci : unified communication, strategi bisnis, SWOT, Porter’s Five Forces

  PENGESAHAN TESIS

  Judul

  : Analisa Manajemen Strategi Bisnis dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Unified

  Communication, Studi Kasus di PT. Damai Sejati (Panasonic ITComm)

  : Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

  Konsentrasi

  : Manajemen Telekomunikasi

  Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro

  Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus

  Pembimbing I

  (Dr. Ir. Iwan Krisnadi, MBA)

PERNYATAAN

  Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa seluruh tulisan dan pernyataan dalam Tesis ini :

  Judul

  : Analisa Manajemen Strategi Bisnis dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Unified

  Communication, Studi Kasus di PT. Damai Sejati (Panasonic ITComm)

  : Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

  Konsentrasi

  : Manajemen Telekomunikasi

  Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya saya sendiri dengan bimbingan Pembimbing yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Universitas mercu Buana.

  Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua informasi, data, dan hasil pengolahannya yang digunakan, telah dinyatakan secara jelas sumbernya dan dapat diperiksa kebenarannya.

  Jakarta, Januari 2015

  (Helmi)

KATA PENGANTAR

  Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

  1. Keluarga tercinta, yang telah mendukung selama mengikuti perkulihan dan penulisan tesis ini.

  2. Bapak Dr. Ir. Iwan Krisnadi, MBA selaku Dosen Pembimbing Tesis yang telah membantu dalam memberikan arahan dan masukan yang sangat berharga dan bermanfaat dalam penulisan Tesis ini dari awal hingga selesai

  3. Kepada teman-teman di Program Studi MTEL khsususnya MTEL angkatan 6, terima kasih atas dukungannya

  4. Kepada karyawan PT. Damai Sejati dan PT. Safir Eletronik Indonesia yang telah mendukung penulisan Tesis ini

  5. Kepada semua rekan, kolega, teman-teman MTEL angkatan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, Terima kasih atas bantuan dan dukungannya

  Saya menyadari bahwa penulisan Tesis ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan- kekurangan sehingga diperlukan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Dan akhir kata penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

  Jakarta, Januari 2015

  Helmi

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

  Suatu perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan usahanya haruslah memandang keluar untuk melihat pangsa pasar sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan.

Dalam menghadapi pasar yang sangat dinamis ada tiga pertanyaan mendasar yang berkaitan dengan perusahaan yaitu [1] :

   Bagaimanakah kondisi perusahaan pada saat ini?  Mau kemana perusahaan akan dibawa? dan apa tujuannya?  Bagaimana caranya untuk menuju kesana? Dari tiga pertanyaan mendasar tersebut diatas maka harus dipilih strategi bisnis yang tepat

  agar perusahaan mencapai tujuannya.

  Strategi bisnis ini diharapkan mampu menjadi alat dalam menghadapi perubahan-perubahan serta memberdayakan semua potensi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dimana dapat memberikan arah yang tepat bagi semua anggota perusahaan.

  Tujuan dasar sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada biaya modal yang telah dikeluarkan. Untuk mencapai perihal tersebut diatas maka perusahaan dapat menempuh dua cara yaitu :

 Menemukan industri yang menguntungkan yang dapat menghasilkan tingkat pegembalian

  yang tinggi dari rata- rata industri lainnya.

  [1] Thompson, A. et al. (2010). Crafting and Executing Strategy: The quest for competitive advantage, 17th Edition, New York, McGraw ‐Hill.

 Memperoleh keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya di dalam suatu

  industri sehingga perusahaan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari rata-rata perusahaan pesaingnya tersebut.

  Strategi bisnis merupakan pedoman untuk memutuskan pilihan mana yang harus diambil dan secara spesifik menentukan cara perusahaan dalam membagi sumber daya yang dimiliki sehingga dapat mencapai target dan sasaran jangka panjang, serta bagaimana caranya mengorganisir perusahaan untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

  PT. Damai Sejati (ITComm) adalah perusahaan yang bergerak dalam industri telekomunikasi dimana sebelumnya mengkhususkan pada bisnis PABX sebagai distributor tunggal merek Panasonic di Indonesia. Dalam perkembangannya sejak tahun 2009 mengalami dampak PT. Damai Sejati (ITComm) adalah perusahaan yang bergerak dalam industri telekomunikasi dimana sebelumnya mengkhususkan pada bisnis PABX sebagai distributor tunggal merek Panasonic di Indonesia. Dalam perkembangannya sejak tahun 2009 mengalami dampak

  Melihat kebutuhan diatas mendorong penulis sebagai salah satu karyawan PT. Damai Sejati untuk melakukan penelitian tentang kondisi perusahaan saat ini, sejauh mana perkembangan serta achievement yang telah dicapai, dan sejauh mana efektifitas strategi bisnis yang digunakan saat ini mampu mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada.

Tren Konvergensi Telekomunikasi di Perkantoran

  Kemajuan teknologi ICT (Information Communication Technology) saat ini sudah mengarah akan adanya convergence atau kolaborasi antara teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi sehingga kita harus memperhatikan kedua sistem yang sebelumnya berbeda jalur ini menjadikan dalam satu kesatuan sistem yang dapat dijalankan dengan baik, mudah dan murah.

  Dengan teknologi inovasi dan tepat maka saat ini kita dapat mengkolaborasi antara voice, video, chatting, email, presence dan data yang selama ini merupakan sistem yang berbeda menjadi satu kesatuan sistem yang dapat kita implementasikan, dikontrol dan dimonitor walaupun mempunyai banyak kantor cabang di lokasi yang berjauhan, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja telekomunikasi dan informasi yang tentunya juga akan meningkatkan produktifitas kerja yang baik terhadap perusahaan.

  Kalau kita melihat arah trend dari industri IT dan Telekomunikasi maka saat ini sering kita mendengar istilah NGN (Next Generation Network) yang nantinya akan mempunyai peranan penting bagi perkembangan Telekomunikasi di dunia. NGN sendiri merupakan evolusi dari industri IT dan Telekomunikasi dimana kedua teknologi ini akan menyatu dalam satu jaringan yang melewati informasi-informasi dari voice, video dan data melalui Internet Protocol (IP) maka sering disebut juga dengan IP NGN.

  Gambar 1.1 Tren Konvergensi Telekomunikasi Perkantoran

  Kemudian sekarang timbul pertanyaan : peralatan atau sistem apa sajakah yang dapat menjalankan teknologi IP NGN ini? Jawabannya adalah Unified Communication (UC). UC adalah sistem yang mengabungkan teknologi IT dan Telekomunikasi seperti voice, video, chatting, fax, email, sms, dan lain-lain kedalam sebuah interface atau perangkat komunikasi. Mungkin untuk mudahnya dikehidupan sehari-hari adalah kalau dulu dan sampai sekarang kita melihat jalur telepon dan komputer merupakan dua sistem yang berbeda maka dengan adanya UC sangat memungkinkan berjalan dalam satu sistem karena adanya convergence atau kolaborasi diantara sistem-sistem yang berlainan ini dimana si pengguna dengan mudahnya untuk dapat berpindah sesi pekerjaan dengan semua orang yang diinginkannya.

Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka secara garis besar rumusan masalah yakni : “Apa strategi bisnis yang tepat bagi PT. Damai Sejati dalam menghadapi persaingan penjualan Unified Communication di Indonesia?”

  Batasan Penelitian

Untuk menghindari meluasnya materi pembahasan penelitian ini, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

   Penelitian hanya mencakup analisa strategi bisnis Unified Communication dengan PT.

  Damai Sejati sebagai objek studi kasusnya  Area di Indonesia.

Tujuan Penelitian

  Berikut ini adalah tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : memberikan rekomendasi strategi bisnis bagi PT. Damai Sejati sehingga mampu mengoptimalkan potensi perusahaan dengan melakukan identifikasi dan analisa kondisi internal perusahaan mencakup kekuatan dan kelemahannya serta potensi dan faktor-faktor eksternal yang mampu memberikan dampak bagi perusahaan baik positif maupun negatif.

Tentang PT. Damai Sejati

  Perusahaan ini sering juga disebut dengan nama ITComm, berdiri pada tahun 1978 . Sebelumnya perusahaan ini bernama Indo Tiga atau disingkat dengan Inti. Awalnya adalah merupakan distributor peralatan elektronik merek National yang berlokasi hanya di kota Jakarta saja.

  Dengan berjalannya waktu akhirnya dipercaya menjadi distributor tunggal di Indonesia untuk peralatan-peralatan telekomunikasi dengan merek dagang Panasonic. Saat ini ada beberapa produk yang dipasarkan oleh PT. Damai Sejati yaitu antara lain :

1. IP PBX Salah satu peralatan pengolah voice yang banyak diimplementasikan pada sebuah

  perusahaan untuk mendistribusikan proses voice kepada semua karyawan. Perlatan ini berbasis IP sehingga akan lebih mudah untuk dikolaborasikan dengan system lain dan dengan mudah pula untuk diintegrasikan dengan cabang yang berlainan lokasi walaupun dengan jarak jauh sekalipun dikarenakan bisa disatukan pada jalur data yang ada.

2. Fixed Wireless Terminal Peralatan yang digunakan untuk mengkonversi signal GSMCDMA ke signal analog dan

  sebaliknya sehingga dengan mudah bisa digabungkan dengan CO analog yang terdapat di IP PBX.

3. Voice Mail Voice Processing System Peralatan ini adalah mesin pengolah voice yang bisa digabungkan dengan data,

  penyimpanan pesan dan email. Biasanya kita hanya menggunakan voice hanya sebatas menerima atau menelpon ke tempat lain, dengan menggunakan peralatan ini maka voice sudah mulai diproses sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

4. IP Camera Alat ini digunakan untuk menggabungkan voice dan image menjadi video conference

  sehingga kalobarasi ini bisa sebagai solusi pertemuanmeeting jarak jauh tanpa harus berpergian dan dapat mengurangi biaya perjalanan yang mungkin memerlukan biaya yang sangat tinggi.

5. Telepon Alat ini adalah terminal dari sentral PBX, dimana ada beberapa model seperti antara lain

  adalah IP telephony, analog telepon, digital telepon, IP softphone, voice conference telepon, DECT wireless telepon dan lainnya.

6. Video Conference Alat untuk melakukan conference secara visual dan audio dengan menumpang teknologi

  data.

7. Aplikasi CTI (Computer Telephony Interface) CTI adalah interface yang menghubungkan PBXtelephony dengan jalur data sehingga

  mempunyai peranan yang sangat penting untuk kolaborasi. Dengan berkembangnya teknologi maka lahirlah produk baru yaitu unified communication yang juga dipegang kedistributorannya oleh PT. Damai Sejati. unified communication ini adalah suatu sistem yang dapat menyatukan semua sistem yang berbeda diatas menjadi satu kesatuan sistem.

Hipotesa Awal

  Hipotesa awal yang didapatkan penulis dari hasil pengamatan awal adalah sebagai berikut:

 Posisi PT. Damai Sejati dengan produknya merek Panasonic terancam oleh munculnya

  pendatang baru seperti PT. Safir Eletronik Indonesia dengan merek produknya adalah Ericsson LG.

   Perubahan tren telekomunikasi yang dinamis mengharuskan PT. Damai Sejati untuk

  mempersiapkan ekspansi produk dan layanan dari yang telah tersedia pada saat ini

  Sistematika Penulisan

  Penulisan tesis ini terdiri dari beberapa topik yang disusun secara sistematis sesuai dengan urutan kegiatan penilitian, sebagai berikut:

  BAB I

  PENDAHULUAN

  Pada bab ini akan memberikan informasi latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, hipotesa awal serta sistematika penulisan.

  BAB II

  STUDI LITERATUR

  Bab ini akan membahas mengenai informasi unified communication dari berbagai sumber dan tinjauan jurnal sebagai rujukan penelitian ini. Menguraikan referensi konsep tentang unified communication serta teori-teori seputar strategi bisnis dan manajemen perusahaan yang relevan dengan penelitian

  BAB III

  METODOLOGI PENELITIAN

  Bab ini akan membahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, dimulai dari pengumpulan data (kuesioner), Analisa Porter’s 5 Forces dan Analisa SWOT

  BAB IV

  ANALISA DATA

  Pada Bab ini akan menganalisa kondisi perusahaan dengan strategi yang digunakan saat ini menggunakan metode analisa Porter’s 5 Forces dan SWOT

  BAB V

  KESIMPULAN

  Bab ini akan menjelaskan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan.

BAB II. STUDI LITERATUR

2.1. Konsep Manajemen Strategi

  Konsep mengenai strategi terus berkembang selama 30 tahun terakhir, difinisi strategi pertama di kemukakan oleh Chandler (1962) yaitu: ”Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”

  Jhon A. Bryne mendefinisikan yaitu: ”strategi sebagai sebuah pola yang mendasar dari sasaran yang berjalan dan yang direncanakan, penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing dan faktor – faktior lingkungan”.

  Sementara ini Jack Trout dalam bukunya Rout On Strategy mengulas bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang berbeda di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan, dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realita pasar dengan menjadi yang pertama dan lebih baik.

  Porter (1985) mengatakan bahwa ”Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing”

  Strategi secara umum adalah istilah yang sering diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan suatu masalah. Istilah strategi diterapkan untuk berbagai lapisan masyarakat atau organisasi dari tingkat pelaksana sampai pimpinan puncak organisasi

  Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep–konsep lain yang berkaitan sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

2.2. SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threath)

  Menurut David (2009) analisis SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahan, atau analisis sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (external environment) dan lingkungan internal (internal environment), peluang serta ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahan.

  Dari masing–masing lingkungan ini akan dihasilkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

  Faktor yang berasal dari lingkungan eksternal disebut External Factor Strategy (EFE), disusun untuk merumuskan kerangka Opportunities dan Threats. Sementara faktor yang berasal dari lingkungan internal disebut dengan Internal Factor Strategy (IFE) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka strengths dan weaknesses.

  Selanjutnya akan didapatkan kesimpulan dari kedua analisis tersebut menjadi satu ringkasan analisis strategis yang disebut SFAS (Strategic Factors Analysis Summary).

1. Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

  Analisa faktor strategi eksternal, difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya disusun tabel faktor-faktor strategis eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary EFAS), adapun identifikasi faktor-faktor strategi eksternal meliputi aspek sebagai berikut: teknologi, sosial, ekonomi dan regulasi.

2. Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS)

  Analisa faktor strategi internal, adalah analisa untuk menilai prestasi atau kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan. Penilaian analisa internal suatu produk meliputi faktor kekuatan dan kelemahan serta didasarkan pada faktor-faktor yang dapat dibandingkan dengan pesaingnya. Adapun identifikasi faktor-faktor strategi internal meliputi aspek sebagai berikut: produk atau layanan, distribusi dan promosi, perusahaan, SDM.

  Analisa SWOT digunakan untuk menguji sifat permintaan dan tekanan pihak eksternal, mengidentifikasi peluang dan kendala sumber

  daya, menetapkan

  peluang program,

  menemukan ancaman, menetapkan tujuan dan prioritas organisasi dan menilai kapasitas internal, dimana dengan berdasarkan pertimbangan ini maka strategi yang berupa perencanaan dan tindakan dapat dikembangkan untuk mencapai aliansi kerjasama organisasi dengan lingkungannya.

  Metode ini bisa dikatakan paling sesuai diimplementasikan pada lingkungan dimana organisasi mempunyai kapasitas yang cukup untuk melakukan pemilihan strategis, tindakan, dan preferensi yang jelas tentang sasaran dan tujuan yang akan dicapai.

  Gambar 2.1 Matriks SWOT

  Untuk memudahkan analisa maka digunakanlah matriks SWOT sebagai alat pencocokan masing- masing faktor dan pemilihan strategi.

  Terdapat empat peluang strategi yang bisa diterapkan yaitu Strategi SO (Strengths- Opportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats), Strategi WT (Weaknesses-Threats). Berikut ini adalah uraian masing-masing strategi tersebut :

  1. Strategi SO (Strengths-Opportunities), memanfaatkan kekuatan internal sebuah perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Perusahaan tentunya menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan kebijakan eksternal.

  Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi di mana mereka dapat melaksanakan Strategi SO.

  2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang- peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.

  3. Strategi ST (Strengths-Threats), menggunakan kekuatan internal sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

  4. Strategi WT (Weaknesses-Threats), adalah merupakan teknik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal ini benar-benar dalam posisi dan kondisi yang membahayakan, perusahaan semacam ini mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan marger, pengurangan karyawan, menyatakan bangkrut ataupun likuidasi.

  Berikut ini adalah kuadran analisa SWOT dimana masing-masing kuadran mengindikasikan kondisi yang berbeda-beda, demikian pula arahan strateginya dari masing-masing kondisi kuadran :

  1. Kuadran I : Kondisi yang paling baik, perusahan memiliki banyak peluang dan kekuatan, dimana strategi

  yang sesuai adalah strategi pertumbuhan (Growth Oriented strategy) atau disebut juga dengan strategi agresif (Agresif Strategy).

  2. Kuadran II : Kondisi dimana perusahaan memiliki cukup kekuatan, akan tetapi kondisi lingkungan kurang

  menguntungkan karena banyaknya ancaman, dan strategi yang sesuai adalah strategi diversifikasi (Diversification Strategy)

  3. Kuadran III : Kondisi dimana perusahaan memiliki cukup peluang, akan tetapi tidak didukung oleh kekuatan

  internal perusahan sehingga strategi yang harus digunakan adalah strategi mengubah haluan (Turn Arround Strategy)

  4. Kuadran IV : Kondisi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaaan menghadapi berbagai ancaman dan

  kelemahan internal. Strategi yang bisa digunakan adalah strategi bertahan dengan berusaha meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman sambil terus mencari peluang yang ada, kondisi ini biasanya disebut dengan strategi bertahan (Defense Strategy).

  Gambar 2.2 Kuadran SWOT

2.3. Porter’s 5 Forces

  Menurut Porter (1994) “persaingan adalah inti dari keberhasilan”. Untuk memenangkan setiap persaingan, perusahan harus memiliki keunggulan didalam bersaing. Terdapat dua hal mendasar yang menentukan keunggulan tersebut :

1. Daya Tarik Industri

  Daya tarik industri berkaitan dengan kemampuan jangka panjang (longterm profitability)

2. Penentu posisi bersaing

  Penentu posisi bersaing bersifat relatif dalam setiap industri, dalam kebanyakan industri, beberapa perusahan mampu mengungguli laba perusahan lainnya (determinant).

  Kedua poin di atas dapat dibentuk oleh perusahan yang dalam prakteknya menghasilkan pilihan- pilihan dalam strategi bersaing. Stretegi bersaing ini memiliki kekuatan besar untuk membuat suatu industry menjadi lebih atau kurang menarik. Oleh karena itu strategi bersaing tidak hanya memiliki konsekuensi terhadap lingkungan, akan tetapi juga berusaha untuk membentuk lingkungan demi keunggulan perusahan.

  Tujuan akhir strategi bersaing adalah untuk menanggulangi kekuatan lingkungan demi kepentingan perusahan. Adapun masih menurut Porter ada lima kekuatan bersaing yang menjadi tolak ukur penilaian :

1. Ancaman masuknya pendatang baru (threat of entry)

  Suatu perusahaan akan tertarik terjun ke dalam suatu industri bila industry tersebut menawarkan keuntungan yang tinggi. Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali juga sumber daya utama. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak, sehingga mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada. Ada beberapa faktor yang menjadi sumber utama rintangan masuk yaitu antara lain:

 Diferensiasi produk menggambarkan bahwa perusahaan mempunyai pelanggan yang

  setia, merek yang sudah dikenal, barang tersedia, kualiatas produk baik, tepat waktu dalam pelayanan, serta layanan purna jual yang responsif, dan bukan sekedar merupakan perusahaan yang pertama yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan penghalang untuk masuk ke suatu industri dengan membuat pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi masalah kesetiaan pelanggan.

 Biaya investasi, pendatang baru membutuhkan biaya investasi yang besar demi

  menciptakan penghalang untuk masuk ke suatu industri, terutama jika modal tersebut diperlukan untuk biaya menyediakan stok, layanan instalasi, produk yang berkualitas, dan layanan purna jual.

   Biaya beralih pemasok, kebutuhan modal, besarnya biaya investasi yang harus

  dikeluarkan pendatang baru untuk beralih dari suatu pemasok ke pemasok lain akan menciptakan penghalang untuk masuk

 Akses ke saluran distribusi tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pendatang baru,

  apalagi bila pesaing telah terikat dengan jalur distribusi yang ada, sehingga pendatang baru harus mencari jalur distribusi yang lain. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap produk akan terus menggunakan produk dari industri. Sehingga apabila pelanggan loyal untuk menggunakan produk tertentu maka akan menciptakan penghalang untuk masuknya pendatang baru.

   Kebijakan pemerintah dalam menerapkan aturan, bisa menjadi salah faktor hambatan

  untuk masuk

2. Ancaman produk layanan pengganti (threat of substitutions)

  Barang atau jasa substitusi merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk sejenis. Adanya produk atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang didapat dari suatu industri. Makin menarik alternative harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba dari suatu industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau kualitas yang lebih baik daripada produk industri atau dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. Adapun yang menjadi sumber tekanan produk pengganti adalah sebagai berikut:

   Produk atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang akan

  diperoleh dari suatu industri.  Makin lengkap fitur-fitur yang dimiliki produk pengganti, menjadi ancaman bagi suatu

  produk eksisting.

   Harga yang lebih menarik dari produk pengganti akan menjadi ancaman.  Jika produk pengganti memiliki kualitas yang lebih baik, maka pelanggan akan mudah

  beralih ke produk pengganti.  Ketersediaan produk pengganti. Jika mudah didapatkan dipasaran akan

  meningkatkan ancaman untuk masuknya produk atau jasa pengganti.  Rendahnya loyalitas pelanggan dan mudah beralih ke produk pengganti  Rendahnya biaya beralih pemasok (switching cost) sehingga pembeli mudah beralih

  ke produk lain

3. Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers)

  Berperan dalam menekan harga untuk turun, serta memberikan penawaran dalam peningkatan kualitas ataupun layanan lebih, dan membuat kompetitor saling bersaing satu sama lain. Pembeli memiliki daya tawar yang kuat bila memenuhi beberapa hal sebagai berikut :

 Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar, jika sebagian besar

  hasil penjualan suatu perusahaan merupakan pembelian dari suatu kelompok pembeli tertentu, hal ini akan mempertinggi posisi pembeli tersebut dalam industri.

 Produk yang dibeli merupakan bagian dari suatu biaya pembelian dengan jumlah

  yang cukup besar, sehingga pembeli cenderung mencari harga yang lebih rendah sehingga akan menggunakan dananya untuk melakukan pembelian secara lebih selektif.

 Produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi, sehingga

  pembeli yakin akan menemukan penjual alternatif yang memberikan penawaran lebih baik.

   Pembeli menghadapi switching cost yang kecil. Hal ini salah satunya dialami

  apabila swiching cost ditanggung oleh penjual.  Pembeli mendapatkan laba kecil sehingga ada keinginan yang besar untuk

  menekan biaya.  Pembeli menunjukkan keinginan untuk melakukan integrasi balik. Jika pembeli sudah

  terintegrasi dengan industri maka ada keinginan untuk melakukan integrasi balik yaitu memperluas jaringan pemasok.

 Kualitas produk industri penting bagi pembeli. Apabila kualitas produk industri sangat

  penting bagi pembeli maka akan meningkatkan kekuatan tawar menawar pembeli.

   Pembeli mempunyai informasi lengkap mengenai suatu produk. Seperti

  informasi tentang permintaan, harga pasar yang aktual, dan bahkan biaya yang dikeluarkan penjual sehingga posisi tawar menawar menjadi lebih kuat.

4. Daya tawar penjual (bargaining power of suppliers)

  Pemasok atau penjual dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap pembeli dalam industri dengan cara menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli. Kondisi-kondisi yang membuat posisi pemasok kuat cenderung menyerupai kondisi yang membuat pembeli kuat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat atau tidaknya daya tawar penjual atau pemasok adalah sebagai berikut:

   Pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terpusat pada industri dimana mereka menjual. Pemasok yang menjual pada pembeli yang terfragmentasi biasanya akan dapat mempengaruhi harga, kualitas, serta syarat-syarat penjualan.

   Industri bukan satu-satunya tempat pemasok menjual produknya.

   Produk pemasok sangat penting bagi pembeli, hanya mempunyai sedikit pengganti barang substitusi  Produk pemasok memiliki biaya pengalihan yang tinggi  Kelompok pemasok melakukan integrasi maju pada suatu industri dengan kata lain pemasok memiliki ancaman integrasi ke depan yang kuat  Kebijakan pemerintah dalam membatasi perilaku pemasok. Pemerintah juga mempengaruhi posisi industri dengan produk pengganti melalui regulasi, subsidi dan lain-lain.

5. Persaingan antara pesaing dalam industri yang sama (rivalry among competition)

  Menurut Porter persaingan antar pesaing dalam industri yang sama ini menjadi pusat kekuatan persaingan. Kompetitor dalam hal ini adalah pemain yang menghasilkan serta menjual produk sejenis, yang akan bersaing dalam memperebutkan marke tshare pasar. Semakin tinggi tingkat persaingan antar perusahaan mengindentifikasikan semakin tinggi pula profitabilitas industri, namun profitabilitas perusahaan mungkin menurun. Intensitas persaingan akan tinggi apabila :

   Jumlah pesaing yang seimbang. Banyaknya pemain dengan kekuatan masing-masing tentu saja akan meningkatkan intensitas persaingan dalam kompetisi.  Pertumbuhan industri yang lamban, akan mengubah persaingan menjadi ajang perebutan pangsa pasar untuk perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan ekspansi.  Kurangnya diferensiasi produk. Ketika suatu produk atau jasa dipandang sebagai komoditas, maka pilihan oleh pembeli banyak didasarkan atas harga dan pelayanan, dan desakan untuk persaingan harga dan pelayanan yang tajam dapat terjadi.

   Penambahan kapasitas dalam jumlah besar. Pada saat skala ekonomi memaksa bahwa kapasitas harus ditingkatkan dalam jumlah besar, maka penambahan kapasitas akan merusak keseimbangan penawaran permintaan dalam industri.  Pesaing yang beragam. Pesaing mempunyai strategi beragam, asal-usul, karakteristik serta tujuan dan strategi bersaing yang berlainan.  Hambatan pengunduran diri yang tinggi. Hambatan pengunduran diri adalah faktor-faktor ekonomi, strategis, dan emosional yang membuat perusahaan tetap bersaing dalam bisnis meskipun mereka mungkin memperoleh laba atas investasi yang rendah atau bahkan negatif. Setelah melakukan identifikasi terhadap seluruh tekanan dari masing-masing komponen, berikutnya adalah melakukan perhitungan kekuatan dari setiap tekanan menggunakan data yang ada. Potensi keuntungan kompetitif akan tinggi bila akumulasi dari setiap tekanan tersebut pada masing-masing faktor adalah rendah.

  Gambar 2.3 Lima kekuatan bersaing pada Porter’s 5 Forces

  Lebih lanjut Porter merumuskan 3 pendekatan strategis generik untuk bagaimana menjadi ”superior” (memperoleh keunggulan bersaing) dibidang industri yang dimasuki suatu perusahan dan menanggulangi kelima kekuatan persaingan seperti tersebut di atas yaitu :

1. Strategi Kepemimpinan Harga (Cost Leadership)

  Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilaikualitas produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan tersebut karena memanfaatkan skala ekonomis, efesiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya.

  Gambar 2.4 Strategi Generik Porter

2. Strategi Diferensiasi

  Diferensiasi adalah apa yang dapat membedakan kita dari pesaing, sehingga kita dapat terlihat berbeda. Berbeda di sini bukan hanya lain sama sekali atau tidak sama dengan pesaing, tetapi juga dapat memberi benefit ekstra yang dirasakan oleh konsumen. Menjadi berbeda adalah strategi yang banyak diterapkan saat ini dan merupakan strategi yang cukup jitu untuk memenangi persaingan. Konsumen akan melirik produk kita apabila produk kita dapat keluar dari keramaian dan tampil berbeda. Suatu perusahaan dapat melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya dan menjadi produkjasa dambaan yang dianggap unik oleh konsumen sehingga konsumen mau memberikan nilai lebih. Sebagai contoh, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik dan brand image yang lebih unggul.

3. Strategi Fokus

  Strategi Fokus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi dan target pasar yang diharapkan. Keunggulan kompetitif dicapai dengan berkonsentrasi secara khusus pada segmen tersebut. Inti dari fokus adalah eksploitasi terhadap ceruk pasar tertentu yang berbeda dari industri lainnya.

2.4. Teknologi Unified Communication

  Teknologi Telekomunikasi saat ini terus berkembang pesat, sehingga yang menjadi kendala adalah bagaimana peralatan telekomunikasi yang telah atau akan kita investasikan ini masih bisa digunakan cukup lama dan berkesinambungan walaupun teknologi tersebut akan berkembang terus mengikuti zaman, belum lagi kita harus memikirkan bagaimana jika perusahaan juga turut berkembang sehingga mempunyai kantor cabang dan karyawan yang makin bertambah pula.

  Jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, UC dapat dilihat sebagai komunikasi konvergens dalam proses bisnis yang sesungguhnya. UC menjadi lebih baik saat tujuan bisnis dan aplikasi bisnis digunakan untuk kegunaan kompetisi perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan di pasaran yang dituju, sehingga dapat dikatakan teknologi UC menjadi solusi dalam tantangan bisnis.

  Sementara itu, implementasi UC akan bersentuhan dengan segala aspek dalam dunia IT, membutuhkan rencana yang matang, kerja sama antara anggota tim, dan tanggung jawab dalam operasional sehari-hari, sehingga UC tidak diragukan lagi untuk mengubah cara pekerja menjalankan bisnis sehari-hari. Dengan demikian, pekerja akan belajar mengenai alat-alat baru, beradaptasi pada teknologi baru, dan mengenali cara berkomunikasi yang lebih sederhana.

  Penerapan UC membutuhkan rencana yang matang. Terdapat langkah-langkah yang direkomendasikan untuk menuju UC. Misalnya saja, UC tidak boleh dilihat sebagai proyek teknologi, tapi lebih sebagai teknologi yang memungkinkan inisiatif bisnis yang lebih maju dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan kesuksesan yang diinginkan. Apa yang kita lihat dari generasi mendatang adalah perubahan proses bisnis, UC diperuntukan untuk proses bisnis bukan diperuntukan untuk sektor IT. Untuk menuju ke sana, kepemimpinan dalam proyek UC sangatlah penting. Selain itu, merger dan akuisisi perusahaan mendorong untuk perkembangan dan penggunaan UC dikarenakan biasanya dua perusahaan ini sebelumnya mempunyai system yang berbeda untuk tekonologi IT dan Telekomunikasi.

  Gambar 2.5 Produk Panasonic Unified Communication

  Sebaiknya proyek UC ini diterapkan berdasarkan target dan tidak menghilangkan tujuan bisnis dimana akhirnya si pengguna akan percaya pada teknologi ini bila mereka dapat membuat aplikasi yang dapat digunakan dengan baik dan mudah.

  Teknologi UC jauh lebih kompleks karena menggabungkan banyak sistem yang sebelumnya berbeda, tapi bukan berarti tidak memenuhi kebutuhan bisnis dan yang menjadi hal penting dalam menjembatani antara IT, Telekomunikasi dan mempertahankan proyek bisnis. Dengan demikian, implementasi unified communication akan dapat memperkaya teknologi IT dan Telekomunikasi.

  UC sendiri adalah teknologi yang aman untuk diterapkan di lingkungan kerja. Namun tren penggunaannya di kalangan pengguna juga berpotensi besar mengganggu keamanan jaringan. Namun para IT manajer tidak seyakin itu. Mereka khawatir terhadap penggunaan teknologi yang sulit dikendalikan seperti halnya penerapan instant messaging.

  Hasil riset mengungkapkan, didalam penerapan UC motivasi perusahaan untuk memberikan keleluasaan dalam mobilitas kerja dengan alasan meningkatkan produktivitas adalah sebesar 41, sedangkan 13 dari responden bertujuan untuk mempertahankan karyawan, dan 12 demi memenuhi keinginan karyawan untuk bekerja mobile.

  Hasil riset juga mengungkapkan bahwa pekerja lebih sering menggunakan email sebagai sarana komunikasi dibandingkan telepon. Hampir seluruh responden menggunakan email, sementara 80 menggunakan telepon tetap, diikuti 76 menggunakan telepon bergerak, dan 66 menggunakan instant messaging.

2.5. Tinjauan Jurnal

  Tinjauan jurnal terhadap penelitian terkait mengacu pada 2 jurnal utama, dan masing-masing jurnal dengan penjelasan sebagai berikut.

2.5.1. Jurnal “Enhancing Unified Communication Services with Communication Context”

  Jurnal ini diterbitkan oleh “JOURNAL OF COMMUNICATIONS, VOL. 7, NO. 2, FEBRUARY 2012” Penulis : Krishna Kishore Dhara, Venkatesh Krishnaswamy, Eunsoo Shim, Xiaotao Wu, IP Communication Research Department, Avaya Labs Research, Basking Ridge, NJ, USA, Email: {dhara, venky, eshim, xwu}avaya.com

  Jurnal ini membahas unified communication dengan konteks layanan tehadap pelanggan, yaitu komunikasi antara 2 atau lebih pengguna. Komunikasi individu dibahas juga dengan membaginya dalam beberapa pembahasan seperti:

  a. Rich Communication Log

  b. Related Documents Service

  c. Predictive Meeting Assistant

  d. Predictive Contacts Beberapa tantangan yang terkait dengan layanan unified communication dibahas dalam jurnal ini

  seperti berikut:

  a. Identifying Session Relationships:

  b. Inferring User Relationships: b. Inferring User Relationships:

  d. Extracting Lexical Relationships:

2.5.2. Jurnal “COMPREHENSIVE PERFORMANCE ANALYSIS OF UNIFIED COMMUNICATIONS TECHNOLOGY”

  Jurnal ini diterbitkan oleh “Journal of Theoretical and Applied Information Technology, ©2005 - 2008 JATIT” Penulis Dr.S.S.Riaz Ahamed, Professor Head, Dept of Computer Applications, Mohamed Sathak Engg College Principal, Sathak Institute of Technology, Ramanathapuram,TamilNadu, India-623501

  Jurnal ini membahas teknologi yang digunakan pada unified communication termasuk devices yang dapat dihubungkan pada unified communication. Komponen-komponen yang terkait dengan operasional unified communicaton juga termasuk dalam pembahas jurnal ini. Berbagai manfaat pelaksanaan unified communication termasuk dalam jurnal ini yang sebelumnya menerangkan tentang evolusi unified communication.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

  Fokus tesis ini adalah untuk mengetahui strategi bisnis PT.Damai Sejati menghadapai persaingan bisnis unified communication di Indonesia dengan cara mengetahui dari segi ancaman yang ada.

  Bab ini berfokus pada desain penelitian dan prosedur metodologi yang digunakan dalam pekerjaan penelitian. Dimulai dengan pembahasan desain penelitian dan metodologi yang kemudian diikuti dengan keterangan lengkap tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini.

3.1. Metodologi

  Metode merupakan cara yang dipakai untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian merupakan penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta secara sistematis.

  Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban-jawaban atas perumusan masalah. Metode penelitian digunakan sebagai pemandu peneliti dalam melakukan penelitian sehingga diperoleh jawaban yang sesuai dengan permasalahan.

  Dalam Penelitian ini, fokus masalah yang akan dianalisa adalah bersifat kualitatif, yakni masalah yang bersifat sementara, tentative, dan akan terus berkembangberubah, seiring perkembangan lingkungan sekitar serta faktor- faktor internal dan eksternal yang saling mempengarui. Karenanya penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.

  Penelitian kualitatif itu sendiri bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) dan bertujuan menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya, tidak berdasarkan pada variabel khusus tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi (1) aspek tempat, (2) pelaku, (3) aspek aktifitas, dimana ketiganya berinteraksi secara sinergis. Riset kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi sampling tetapi lebih ditekankan pada kedalaman persoalan (kualitas) dan bukan banyaknya data (kuantitas).

  Secara umum pemilihan penggunaan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian dengan kata- kata tertulis, dan tidak mengisolasikan individu atau organisasi yang telah menjadi informan, kedalam variable atau hipotesis, akan memandangnya sebagai bagian dalam satu kesatuan utuh.

  Dengan pendekatan tersebut di atas maka jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena data yang dikumpulkan tidak dalam bentuk angka melainkan kalimat, penyataan dan konsep. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

  4. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

  5. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi atau praktek yang berlaku.

  6. Membuat perbandingan atau evaluasi.

  7. Menentukan apa yang akan dilakukan orang lain, dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

  Fokus Penelitian mengacu pada strategi bisnis yang dijalankan saat ini, seberapa efektif dan efisien relevansinya dengan :

  1. Tren teknologi unified communication

  2. Potensi bisnis unified communication

  3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum

  4. Kemampuan finansial perusahan secara khusus

  5. Kualitas layanan produk yang diharapkan dari user atau konsumen

3.2. Metode Pengumpulan data

3.2.1. Studi Pustaka

  Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi–informasi yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Konsep-konsep teoritis dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal penelitian, buku-buku literatur,artikel dalam majalah, karya penelitian berupa tugas akhir pasca sarjana dipelajari untuk memperoleh landasan teoritis yang dapat digunakan untuk mengembangkan konsep penelitian, literatur ditekankan pada konsep strategi bisnis, Analisa SWOT, Analisa Porter’s 5 Forces serta profil kompetitif terhadap bisnis unified communication.

3.2.2. Studi Lapangan

  Studi lapangan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari langsung sistem layanan dan produk unified communication oleh PT. Damai Sejati dan beberapa sumber yang berhubungan dengan bisnis yang sama. Selain itu pengumpulan data langsung terhadap manajemenkaryawan PT. Damai Sejati sebagai salah satu distributor produk unified communication.

3.2.3. Wawancara

  Melakukan wawancara dengan pihak, tanya jawab dilakukan secara bertatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai, menggunakan pedoman wawancara secara khusus tentang manajemen strategi bisnis.

  Adapun untuk menentukan key informan penulis menggunakan purposive sampling, yaitu teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang berada pada posisi management level untuk beberapa divisi antara lain sales marketing, business development dan technicalengineer.

  Key Informan tersebut diharapkan mampu memberikan informasi sesuai dengan posisi dan kapabilitasnya serta sesuai dengan bahasan penelitian.

3.2.4. Kuisioner

  Wawancara melalui survei lapangan dilakukan dengan cara menyebarkan kuisoner kepada responden atau orang–orang yang sesuai dengan kritera yang ditentukan yakni client atau dealer yang menggunakan layanan jasa dan bisnis unified communication. Kriteria reponden : Bekerja pada perusahan yang menjadi usercustomer dan dealer dari PT. Damai Sejati.

3.2.5. Observasi

  Penulis sebagai karyawan PT. Damai Sejati, melakukan pengamatan personal dalam kurun waktu tertentu, sharing dengan karyawan lainnya, memahami lingkup penelitian secara keseluruhan dengan objektif, termasuk segala bentuk interaksi dan pemahaman internal yang kemudian bisa dijadikan acuan kesimpulan awal.

3.2.6. Dokumentasi

  Dokumentasi dalam hal ini merupakan data sekunder berupa : struktur organisasi, laporan kepegawaian, brochure, specsheet, data di server dan website, dalam hal ini maka diperoleh informasi- informasi yang bersifat historikal dari perusahaan.

3.3. Keabsahan Data

  Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi yaitu pemeriksaan teknik keabsahan data yang memanfaatkan data lain diluar data tersebut, untuk kepentingan pengecekan atau perbandingan.

  Pemeriksaan dan pengecekan dilakukan pada penelitian ini dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan informan dan hasil kuesioner, termasuk membandingkan dengan studi literature melalui penelitian sebelumnya, melalui media massa, media elekstronik dan internet.

3.4. Metode Analisa Data

  Berikut ini adalah teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian antara lain adalah :

   Mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner

   Hasil pengamatan dan studi literatur kemudian dihubungkan dengan pokok masalah penelitan, juga faktor-faktor pendukung atau penghambat yang memberikan pengaruh pada hasil penelitian

   Selanjutnya dilakukan analisa masalah dengan menggunakan metode-metode analisa seperti yang telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya yaitu Analisa SWOT dan Porter’s 5 Forces, dalam hal ini melakukan analisa kondisi perusahan dalam rangka penentuan strategi bisnis yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

   Hasil dari pemodelan dan analisa akan merupakan kesimpulan dari penelitan ini, dan berdasarkan itu juga akan diberikan rekomendasi-rekomendasi strategis bagi PT. Damai Sejati

3.4.1. Pemodelan Porter

  Pendefinisian peran dalam model Porter’s 5 Forces pada bisnis Unified Communication dijabarkan sebagai berikut :

   Pendatang baru didefinisikan sebagai pemain baru yang akan hadir dalam persaingan antar sesama industri yakni PT. Safir Elektronik Indonesia.

   Pembeli dalam industri adalah customer ataupun dealer  Penjual dalam industri unified communication ini tentunya adalah PT. Damai Sejati  Produk pengganti dalam industri ini adalah Cloud Communication.  Pesaing dalam industri yang telah diketahui sebelumnya adalah PT. Microsoft Indonesia

  Setelah melakukan identifikasi terhadap tiap-tiap komponen, kemudian dilakukan pemodelan dan perhitungan berdasarkan variabel-variabel dengan menggunakan asumsi pembobotan untuk menganalisis indikator dari masingmasing variabel yang telah ditentukan.

  Gambar 3.1 Identifikasi pemain dalam industri

  Adapun penilaian yanga akan digunakan untuk membantu menganalisa adalah dilakukan dengan cara- cara sebagai berikut :

  1. Menetapkan parameter yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal industri. Isi dari parameter ialah variabel dengan indikator variabel yang sesuai dengan keadaan industri saat ini.

  2. Pemberian bobot pada tiap-tiap faktor sesuai dengan kepentingan daripada pengaruh faktor tersebut, pembobotan dinilai dari angka 0,0 (tidak penting) hingga angka 1 (sangat penting). Pemberian bobot merupakan dimaksudkan untuk memberikan dampak terhadap faktor strategik. Pemberian bobot yang wajar dapat ditentukan dengan mendiskusikan faktor yang terkait. Jumlah bobot yang diberikan pada setiap faktor harus sama dengan 1.