Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB IV

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan analisis dan hasil pembahasan mengenai permasalahan yang dite-liti. Hasil analisis dan pembahasan pada bab IV ini secara keseluruhan akan diuraikan menyangkut karakteristik responden dilihat dari segi usia, tingkat pendidikan, masa kerja sebagai Kepala sekolah, rekrutmen sebagai Kepala Sekolah, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

4.1 Karakteristik Sampel

Subjek penelitian ini terdiri dari 18 oang Kepala Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Kranggan yang terdiri dari 11 orang berstatus PNS dan 7 orang berstatus non PNS. Karakteristik sampel berdasarkan usia, tingkat pendidikan, masa kerja dan rekrutmen sebagai kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.


(2)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Kepala Sekolah

No Karakteristik Jumlah Persentase

(%) 1

2 3 4

A Menurut usia 20-30 21-40 41-50 51-60 2 5 4 7 11.11% 27.77% 22.22% 38.88%

Total 18 100%

1 2 3 4

B Menurut kualifikasi Pendidikan SMA Diploma II Sarjana Magister 4 9 5 0 22.22% 50% 27.77% 0%

Total 18 100%

1 2 3 4

C menurut Masa Kerja 0-10 11-20 21-30 31-40 3 4 3 8 16.66% 22.22% 16.66% 44.44%

Total 18 100%

1 2

D menurut rekrutmen Kepala Sekolah = < 2004

> 2004 5

13

27.77 72.23

Total 18 100%

Sumber data: Arsip UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Keranggan, 2013

Dari angket yang ditanyakan kepada Kepala Sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dilihat dari segi

usia, mereka berusia antara 20 – 60 tahun, mayoritas

responden yang berusia 51-60 tahun, berjumlah 7 orang (38,88%), yang berusia 21-41 tahanu berjumlah 5 orang (27,77%); antara usia 41-50 tahun berjumlah


(3)

4 orang (22,22%); dan usia 20-30 tahun berjumlah 2 orang (11,11%). Ini berarti sebagian besar responden Kepala Sekolah sudah tua dan mendekati batas usia pensiun.

Ditinjau dari kualifikasi pendidikan terakhir adalah Diploma 2 sebanyak 9 orang (50%), S1 seba-nyak 5 orang (27,77%) dan yang berijazah SMA sebanyak 4 orang (22,22%). Mayoritas responden belum sesuai dengan standar kualifikasi pendidikan (S1), hal ini dikarenakan sebagian besar berstatus sebagai Kepala TK dari yayasan Desa, sehingga mereka tidak mendapatkan tunjangan yang layak sebagai Kepala Sekolah.

Apabila dihubungkan dengan masa kerjanya mereka bepengalaman sebagai kepala Sekolah 0-40 tahun. Sebagian besar responden Kepala Sekolah mempunyai masa kerja 31-40 tahun, yaitu sejumlah 8 orang (44,44%); masa kerja 11-20 tahun sejumlah 4 orang (22,22%); sedangkan masa kerja 0-30 tahun masing-masing 3 orang (16,16%). Ini berarti sebagian besar responden menurut masa kerja sebagai Kepala Sekolah sudah cukup berpengalaman dalam mengelola Sekolahan ke arah yang lebih baik.

Dilihat dari rekrutmen sebagai Kepala Sekolah, mayoritas diangkat sebelun tahun 2004 sebanyak 13 orang (72,22%) sedangkan yang diangkat sesudah tahun 2004 sejumlah 5 orang (27,77%). Hal ini berarti


(4)

hampir seluruh responden Kepala Sekolah sudah memahami betul Tupoksi sebagai Kepala Sekolah.

Subjek penelitian responden Guru terdiri dari 18 Sekolah Taman Kanak-kanak dengan jumlah Guru 58 orang yang terdiri dari 6 Guru PNS dan 52 orang berstatus Guru Wiyata Bakti. Karakteristik sampel berdasarkan usia, tingkat pendidikan, masa kerja dan rekrutmen sebagai kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Guru

No Karakteristik Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4

A Menurut usia 20-30 21-40 41-50 51-60 24 16 10 8 41.38% 10.34% 17.24% 13.8%

Total 58 100%

1 2 3 4

B Menurut kualifikasi Pendidikan SMA Diploma II Sarjana Magister 8 37 13 0 13,8% 63,79% 22,41% 0 %

Total 58 100%

1 2 3 4

C menurut Masa Kerja 0-10 11-20 21-30 31-40 7 11 18 22 12.02% 18.96% 31.03% 37.93%

Total 58 !00%

Sumber data: arsip UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Keranggan, 2013.


(5)

Dari angket yang ditanyakan kepada Guru Taman Kanak-kanak dapat dilihat pada Tabel 4.2. Dilihat dari segi usia, mereka berusia antara 20 – 60 tahun, mayoritas responden yang berusia 51-60 tahun berjumlah 8 orang (13,8%); yang berusia 21-40 tahun berjumlah 16 orang (10,34%); antara usia 41-50 tahun berjumlah 10 orang (17,24%); dan usia 20-30 tahun berjumlah 24 orang (41,38%). Ini berarti sebagian besar responden Guru Taman Kanak-kanak berusia 20-30 tahun (42,38%). Jadi sebagian besar responden Guru adalah Guru-guru muda yang berusia produktif.

Ditinjau dari kualifikasi pendidikan terakhir, Diploma II sebanyak 37 orang (63,79%), S1 sebanyak 13 orang (22,41%); dan yang berijazah SMA sebanyak 8 orang (13,8%). Mayoritas responden belum sesuai dengan standar kualifikasi pendidikan (S1). Hal ini dikarenakan sebagian besar berstatus sebagai Guru TK dari yayasan Desa, sehingga mereka tidak menda-patkan tunjangan yang layak sebagai Guru Taman kanak-kanak.

Apabila dihubungkan dengan masa kerjanya mereka bepengalaman sebagai Guru Taman kanak-kanak antara 0-40 tahun. Sebagian besar responden Guru mempunyai masa kerja 31-40 tahun, sejumlah 22 orang (37,93%); 21-30 tahun sejumlah 18 orang (31,03%); masa kerja 11-20 tahun sejumlah 11 orang (18,96%); sedangkan masa kerja 0-10 tahun masing-masing 7 orang (12,02%). Ini berarti sebagian besar responden menurut masa kerja sebagai Guru sudah


(6)

cukup berpengalaman dalam menggelola Sekolahan ke arah yang lebih baik.

Tabel 4.3

Hasil analisis derajat kewirausahaan Kepala Sekolah dan Guru Taman kanak-kanak

No

Pernya-taan

Responden

Contoh

Kepala Sekolah Guru

Ya % Tidak % Ya % Tidak %

1

Kemam-puan dalam membuat inovasi untuk pengem-bangan sekolah

16 88,88 2 11,11 39 67,24 19 32,75 inovasi 1. Membuat

alat permain-an eduka-tif 2. Membuat

peraga pembela-jaran 3. Menyusun

modul 2. Sikap

kerja keras untuk mencapai sekolah sebagai pembela-jar yang efektif

12 66,66 6 33,33 48 82,75 10 17,24

sikap kerja keras untuk mencapai keberhasil-an 1. mengikuti seminar 2. aktif di

kelompok kerja guru 3. membuat penelitian tindakan kelas 3.

Memoti-vasi guru untuk mencapai sukses dalam melaksa-nakan tugas pokok dan fungsi

11 61,11 7 38,88 22 37,39 36 62,06 memotivasi 1. antusias sebagai guru berpres-tasi 2. aktif mengikuti berbagai ajang lomba 3. mampu menjadi teladan


(7)

4. Kegigih-an dalam usaha untuk mengha-dapi kendala

10 55,55 8 44,44 32 55,17 26 44,82 kegigihan dalam usaha untuk menghadapi kendala 1. tidak

menunda peker-jaan 2. tanggap

dan peka terhadap situasi 3. membuat

skala prioritas 5 Kemauan

mengem-bangkan kewira-usahaan sekolah

15 93,33 3 16,66 31 53,44 26 44,82 aspek Kemauan mengem-bangkan kewira-usahaan sekolah 1. kerja sama dengan dunia usaha 2.

kerja-sama dengan orang tua siswa 3.

melaku-kan peker-jaan dengan efektif atau dapat berdaya guna

Sumber: data primer diolah 2013

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa derajat kewirausahaan pada Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak, dari kemampuan dalam mem-buat inovasi untuk pengembangan Sekolah tergolong


(8)

tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase (88,88%) dan responden Guru prosentase (67,24%) yang telah menyatakan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah membuat inovasi untuk pengembangan Sekolah. Adapun bentuk-bentuk inovasi antara lain: membuat alat permainan edukatif, membuat peraga pembelajaran, dan menyusun modul.

Dalam hal sikap kerja keras untuk mencapai Sekolah sebagai pembelajar yang efektif tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase (66,66%) dan responden Guru prosentase (82,75%) yang menya-takan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah bekerja keras. Adapun bentuk-bentuk kerja keras antara lain: mengikuti seminar, aktif dalam kelompok kerja guru.

Adapun dari cara memotivasi guru untuk men-capai sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase 61,11% dan responden Guru prosentase 37,39% yang telah menyatakan Ya atau Setuju, bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah memotivasi Guru. Bentuk-bentuk memotivasi Guru antara lain: antusias sebagai guru berprestasi, aktif mengikuti berbagai ajang lomba dan mampu menjadi teladan.


(9)

Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak dari kegi-gihan dalam usaha untuk menghadapi kendala ter-golong tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase 55,55% dan responden Guru prosentase 55,17%, yang telah menyatakan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah gigih dalam menghadapi kendala yang dihadapi Sekolah. Bentuk-bentuk kegigihan berupa: tidak menunda pekerjaan, peka dan tanggap terhadap situasi, serta selalu mem-buat skala prioritas.

Hasil derajat kewirausahaan Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak dari kemauan mengembangkan kewirausahaan sekolah tergolong tinggi. Hal ini ditun-jukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase 93,33% dan responden Guru prosentase 53,44% yang telah menyatakan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah mau mengembangkan

kewira-usahaan sekolah. Adapun kemauan mengembangkan

kewirausahaan sekolah antara lain: kerjasama dengan dunia usaha, kerjasama dengan orang tua siswa dan melakukan pekerjaan dengan efektif atau dapat ber-daya guna.

4.2

Pembahasan dan Analisis

Berdasarkan hasil Analisis data secara keselu-ruhan Derajat Kewirausahaan Kepala Taman


(10)

Kanak-kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan tinggi. Kecuali dari respon guru tentang bagaimana Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak dalam hal memo-tivasi guru untuk mencapai sukses dalam melaksa-nakan tugas dan fungsinyamasih rendah.

Pembahasan lebih lanjut derajat kewirausahaan Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pertama: pada aspek kemampuan dalam

melaku-kan inovasi, terlihat jika penelitian ini manghasil-kan data dengan kategori yang tinggi. Hal ini menunjukkan jika kepala sekolah memiliki kemam-puan dalam membuat inovasi untuk pengembang-an sekolah. Hasil inovasi berupa membuat alat permainan educatif, membuat alat pembelajaran serta menyusun modul. Tingginya kemampuan dalam melakukan inovasi untuk pengembangan sekolah tidak terlepas dari latar belakang kepala sekolah yang sebagian besar telah memiliki penga-laman mengajar di atas 31-40 tahun (Tabel 4.1). Pengalaman mengajar yang dimiliki dapat menjadi salah satu faktor yang turut membentuk inovasi kepala sekolah. Dengan adanya kemampuan seperti ini, tentu akan membantu sekolah untuk semakin berkualitas;

2. Kedua: untuk aspek yang kedua yaitu kerja keras,

untuk mencapai pembelajaran yang efektif, peneli-tian ini menghasilkan data pada kategori tinggi.


(11)

Hasil kerja keras untuk mencapai sukses sebagai pembelajar yang efektif seperti mengikuti seminar, aktif di kelompok kerja guru. Tingginya kerja keras untuk mencapai keberhasilan kepala sekolah mengidentifikasikan bahwa kepala sekolah akan terus mengikuti perkembangan dan menunjukkan sikap kerja keras sebagai teladan bawahan. Hal ini menunjukkan adanya keuletan dari subjek pene-litian demi mencapai tujuan pendidikan sebaik mungkin. Meskipun demikian dalam membuat penelitian tindakan kelas masih perlu belajar lebih giat lagi. Tingginya hasil penelitian di aspek ini secara tidak langsung juga menunjukkan adanya sinergisasi antara visi misi sekolah dan tim penga-jar. Dengan kondisi semacam ini, menandakan pula jika lingkungan ini sangat tepat untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar. Untuk menunjung visi misi ini, subjek penelitian ini didukung dengan adanya diklat pelatihan, dan berlatih untuk meme-cahkan masalah;

3. Ketiga: salah satu faktor paling utama untuk

men-jalankan proses kegiatan belajar mengajar adalah motivasi Guru dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok. Pada penelitian ini, aspek motivasi guru pada tugasnya memperoleh kriteria tinggi. Hal ini mengidentifikasikan bahwa peran kepala sekolah dalam memotifasi guru telah dilakukan dengan baik. Yang mana kepala sekolah dalam hal ini dinilai berdasarkan kemampuan mampu menjadi


(12)

teladan bawahannya, aktif mengikuti berbagai ajang lomba. Dengan hasil kepemimpinan kepala sekolah yang seperti itu maka akan tercipta suasana kerja yang nyaman, dan orang-orang yang bekerja di sekolahan tersebut akan terdorong untuk meningkatkan motifasinya;

4. Keempat: sebagaimana lembaga penyelenggara

pen-didikan lainnya, Taman Kanak-kanak tentu memi-liki berbagai masalah yang ada sepanjang waktu. Oleh karena itu aspek kegigihan dalam usaha untuk menghadapi kendala tentu mutlak menjadi solusinya. Hasil kegigihan dalam menghadapi ken-dala Kepala Sekolah selalu tidak menunda pekerja-an, tanggap dan peka terhadap situasi yang diha-dapi Sekolahan serta membuat skala prioritas. Penelitian ini menghasilkan jika aspek kegigihan subjek penelitian dalam kriteria tinggi. Meskipun demikian menurut responden Guru, Kepala Seko-lah perlu meningkatkan kegigihannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari kegigihan Kepala Sekolah dalam menghadapi kendala mampu bertahan sehingga sekolah terus berkembang serta terdorong untuk melaksanakan program yang sudah direncanakan;

5. Kelima: aspek terakhir yang dikaji pada penelitian

ini adalah kemauan untuk mengembangkan kewi-rausahaan sekolah. Pada aspek penelitian ini, kriteria yang diperoleh adalah tinggi. Hal ini me-nunjukkan Kepala Sekolah dalam mengembangkan


(13)

kewirausahaan sekolah seperti bekerjasama dengan dunia usaha, bekerjasama dengan orang tua wali murid dan melakukan pekerjaan dengan efektif dan dapat berdaya guna bagi Sekolah.


(1)

tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase (88,88%) dan responden Guru prosentase (67,24%) yang telah menyatakan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah membuat inovasi untuk pengembangan Sekolah. Adapun bentuk-bentuk inovasi antara lain: membuat alat permainan edukatif, membuat peraga pembelajaran, dan menyusun modul.

Dalam hal sikap kerja keras untuk mencapai Sekolah sebagai pembelajar yang efektif tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase (66,66%) dan responden Guru prosentase (82,75%) yang menya-takan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah bekerja keras. Adapun bentuk-bentuk kerja keras antara lain: mengikuti seminar, aktif dalam kelompok kerja guru.

Adapun dari cara memotivasi guru untuk men-capai sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase 61,11% dan responden Guru prosentase 37,39% yang telah menyatakan Ya atau Setuju, bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah memotivasi Guru. Bentuk-bentuk memotivasi Guru antara lain: antusias sebagai guru berprestasi, aktif mengikuti berbagai ajang lomba dan mampu menjadi teladan.


(2)

Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak dari kegi-gihan dalam usaha untuk menghadapi kendala ter-golong tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase 55,55% dan responden Guru prosentase 55,17%, yang telah menyatakan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah gigih dalam menghadapi kendala yang dihadapi Sekolah. Bentuk-bentuk kegigihan berupa: tidak menunda pekerjaan, peka dan tanggap terhadap situasi, serta selalu mem-buat skala prioritas.

Hasil derajat kewirausahaan Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak dari kemauan mengembangkan kewirausahaan sekolah tergolong tinggi. Hal ini ditun-jukkan bahwa sebagian besar responden Kepala Sekolah dengan prosentase 93,33% dan responden Guru prosentase 53,44% yang telah menyatakan Ya atau Setuju bahwa para Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak sudah mau mengembangkan kewira-usahaan sekolah. Adapun kemauan mengembangkan

kewirausahaan sekolah antara lain: kerjasama dengan dunia usaha, kerjasama dengan orang tua siswa dan melakukan pekerjaan dengan efektif atau dapat ber-daya guna.

4.2 Pembahasan dan Analisis

Berdasarkan hasil Analisis data secara keselu-ruhan Derajat Kewirausahaan Kepala Taman


(3)

Kanak-kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan tinggi. Kecuali dari respon guru tentang bagaimana Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak dalam hal memo-tivasi guru untuk mencapai sukses dalam melaksa-nakan tugas dan fungsinyamasih rendah.

Pembahasan lebih lanjut derajat kewirausahaan Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pertama: pada aspek kemampuan dalam

melaku-kan inovasi, terlihat jika penelitian ini manghasil-kan data dengan kategori yang tinggi. Hal ini menunjukkan jika kepala sekolah memiliki kemam-puan dalam membuat inovasi untuk pengembang-an sekolah. Hasil inovasi berupa membuat alat permainan educatif, membuat alat pembelajaran serta menyusun modul. Tingginya kemampuan dalam melakukan inovasi untuk pengembangan sekolah tidak terlepas dari latar belakang kepala sekolah yang sebagian besar telah memiliki penga-laman mengajar di atas 31-40 tahun (Tabel 4.1). Pengalaman mengajar yang dimiliki dapat menjadi salah satu faktor yang turut membentuk inovasi kepala sekolah. Dengan adanya kemampuan seperti ini, tentu akan membantu sekolah untuk semakin berkualitas;

2. Kedua: untuk aspek yang kedua yaitu kerja keras,

untuk mencapai pembelajaran yang efektif, peneli-tian ini menghasilkan data pada kategori tinggi.


(4)

Hasil kerja keras untuk mencapai sukses sebagai pembelajar yang efektif seperti mengikuti seminar, aktif di kelompok kerja guru. Tingginya kerja keras untuk mencapai keberhasilan kepala sekolah mengidentifikasikan bahwa kepala sekolah akan terus mengikuti perkembangan dan menunjukkan sikap kerja keras sebagai teladan bawahan. Hal ini menunjukkan adanya keuletan dari subjek pene-litian demi mencapai tujuan pendidikan sebaik mungkin. Meskipun demikian dalam membuat penelitian tindakan kelas masih perlu belajar lebih giat lagi. Tingginya hasil penelitian di aspek ini secara tidak langsung juga menunjukkan adanya sinergisasi antara visi misi sekolah dan tim penga-jar. Dengan kondisi semacam ini, menandakan pula jika lingkungan ini sangat tepat untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar. Untuk menunjung visi misi ini, subjek penelitian ini didukung dengan adanya diklat pelatihan, dan berlatih untuk meme-cahkan masalah;

3. Ketiga: salah satu faktor paling utama untuk

men-jalankan proses kegiatan belajar mengajar adalah motivasi Guru dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok. Pada penelitian ini, aspek motivasi guru pada tugasnya memperoleh kriteria tinggi. Hal ini mengidentifikasikan bahwa peran kepala sekolah dalam memotifasi guru telah dilakukan dengan baik. Yang mana kepala sekolah dalam hal ini dinilai berdasarkan kemampuan mampu menjadi


(5)

teladan bawahannya, aktif mengikuti berbagai ajang lomba. Dengan hasil kepemimpinan kepala sekolah yang seperti itu maka akan tercipta suasana kerja yang nyaman, dan orang-orang yang bekerja di sekolahan tersebut akan terdorong untuk meningkatkan motifasinya;

4. Keempat: sebagaimana lembaga penyelenggara

pen-didikan lainnya, Taman Kanak-kanak tentu memi-liki berbagai masalah yang ada sepanjang waktu. Oleh karena itu aspek kegigihan dalam usaha untuk menghadapi kendala tentu mutlak menjadi solusinya. Hasil kegigihan dalam menghadapi ken-dala Kepala Sekolah selalu tidak menunda pekerja-an, tanggap dan peka terhadap situasi yang diha-dapi Sekolahan serta membuat skala prioritas. Penelitian ini menghasilkan jika aspek kegigihan subjek penelitian dalam kriteria tinggi. Meskipun demikian menurut responden Guru, Kepala Seko-lah perlu meningkatkan kegigihannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari kegigihan Kepala Sekolah dalam menghadapi kendala mampu bertahan sehingga sekolah terus berkembang serta terdorong untuk melaksanakan program yang sudah direncanakan;

5. Kelima: aspek terakhir yang dikaji pada penelitian

ini adalah kemauan untuk mengembangkan kewi-rausahaan sekolah. Pada aspek penelitian ini, kriteria yang diperoleh adalah tinggi. Hal ini


(6)

me-kewirausahaan sekolah seperti bekerjasama dengan dunia usaha, bekerjasama dengan orang tua wali murid dan melakukan pekerjaan dengan efektif dan dapat berdaya guna bagi Sekolah.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB II

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB IV

0 0 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB IV

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB V

0 0 4