HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI YANG TINGGAL DI KOS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI YANG TINGGAL DI KOS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh :

H. Krisna Dyah Susanti 079114057 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO Wanita masalahnya “cantik” lewat melukis kekuatan

Tersenyum tertekan

saat

Bertambah pengharapan

kuat dan

dalam doa

  Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya Sebab Ia yang memelihara kamu (I Petrus 5 : 7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya ini saya persembahkan untuk :Bapak dan Ibu   Kakak-kakakku

  ( Mutiara yang paling berharga dalam hidup ) I love you all…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI

DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

PADA REMAJA PUTRI YANG TINGGAL DI KOS

H. Krisna Dyah Susanti

  

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri

dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri yang tinggal di kos. Hipotesis yang diajukan

adalah ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dan perilaku seksual pranikah pada remaja

putri yang tinggal di kos. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 18-24 tahun,

sedang/pernah menjalin relasi heteroseksual, belum menikah, dan tinggal di kos wilayah

Yogyakarta sebanyak 97 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala dalam bentuk

kuesioner. Alat pengumpul data yang digunakan terdiri dari dua alat ukur yaitu skala kepercayaan

diri dan skala perilaku seksual pranikah yang disusun berdasar metode rating yang dijumlahkan.

Berdasarkan seleksi item dan reliabilitas pada skala kepercayaan diri diperoleh 45 item gugur dan

45 item lolos dengan koefisien reliabilitas alpha cronbach sebesar 0,924, sedangkan dari skala

perilaku seksual diperoleh semua item lolos yang berjumlah 50 item dengan koefisien reliabilitas

alpha cronbach sebesar 0,986. Dari data penelitian menunjukkan bahwa sebaran data untuk salah

satu skala yaitu skala perilaku seksual pranikah dinyatakan tidak normal. Data penelitian dianalisis

dengan menggunakan teknik korelasi rho- Spearman. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah -

0,329 (r = -0,329) pada taraf signifikansi 0,000 (p 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa

hipotesis penelitian ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dan perilaku seksual pranikah

pada remaja putri yang tinggal di kos dinyatakan diterima. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa variabel kepercayaan diri memberi sumbangan sebesar 10,2% terhadap variabel perilaku seksual pranikah. Kata kunci : Kepercayaan diri, Perilaku seksual pranikah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONFIDENCE

AND PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOR

OF YOUNG FEMALES LIVING IN BOARDING HOUSE

  

H. Krisna Dyah Susanti

ABSTRACT

This research aims to determine the possibility of the relationship between self-

confidence and premarital sexual behavior of young females living in boarding house. The

hypothesis suggests the negative relationship between self confidence and premarital sexual

behavior of young females living in boarding house. The subject of this research is 97 young

females aged ranging from 18 to 24 who have ever been heterosexually interlacing with somebody,

not married, and lived in boarding house in the region of Yogyakarta. This research uses a

purposive sampling method. The scale in the form of questioner is used to collect the data. The

data collector means consists of two measuring instrument, self-confidence scale and pre-marital

sexual behavior scale which is arranged base methods of summated ratings. According to the item

selection and the reliability on self-confidence, there are 45 failed items and 45 valid ones. Its

reliability coefficient alpha cronbach is 0,924. Meanwhile, it is got 50 valid items from sexual

behavior scale and its reliability coefficient alpha cronbach is 0,986. The result of the research

shows that the data distribution of premarital behavior scale is abnormal. After analyzed by

Spearman’s rank correlation method, the correlation coefficient got is -0,329 (r=-0,329) on the

significance level 0,000 (p<0,05). It shows that the hypothesis indicating the negative relationship

between self confidence and premarital sexual behavior of young females living in boarding house

is accepted. It also points out that self-confidence variable contribute 10,2 % to pre-marital sexual

behavior variable.

  Key Word: Self Confidence, Premarital Sexual Behavior.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas

penyertaan-Nya selama proses pengerjaan sehingga skripsi dengan judul

“Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja

Putri Yang Tinggal di Kos” dapat diselesaikan dengan baik.

  Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi syarat kelulusan sehingga

memperoleh gelar sarjana Psikologi di fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dari penyusunan dan penulisan

skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

  1. Bapak (L. Subardi) dan ibu (M. Tri Rahayu) tercinta atas kasih sayang,

kesabaran, ketulusan yang luar biasa dan tak terbatas. I LOVE YOU…

  2. Kakak-kakak tersayang (Th. Ika Agung, C. Novianto D.H, N. Andriyana W.S., M. Fitria Dyah .P.) yang telah banyak membantu dan mendampingi.

  3. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta

  5. Ibu Agnes Indar E., S.Psi, Psi, M.Si. selaku Wakaprodi Fakultas Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan arahan pada penulis selama penyusunan skripsi ini.

  7. Ibu MM Nimas Eki S., S.Psi,Psi.,M.Si. selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih untuk bimbingan yang telah diberikan selama penulis menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  8. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis selama penulis menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  9. Seluruh staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (Mbak Nanik, Mas Gandung, Pak Gi, Mas Muji dan Mas Doni), terima kasih atas semua bantuan dan pelayanannya selama penulis belajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  10. SMSK Stefanus Adi P. “You give me wings and make me fly, you touch my hand i can touch the sky”. Trimakasih atas semangat luar biasa yang diberikan.

  11. Semua responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah diberikan penulis.

  12. Agustina Indrastuti, Skolastika, Wiwik, Cornelia Ira, yang sudah ikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13. Emelia D. Satriavi dan Lusiana Bintang Siregar, untuk goresan crayon yang melengkapi setiap suka dukaku selama menjalani studi di psikologi.

  14. Willigis Bondan, Jessica Karina, Hayu Sikharini, Novian untuk kerja sama yang panjang selama proses penulisan skripsi ini.

  15. DARK (Dion Mahetala, Anita Woro, Febryan Pratama) untuk semangat dan tawa yang diberikan ketika mulai jenuh dengan proses ini.

  16. Oktiesa, Rosalia Widi, Rosalia Putri untuk canda tawa selama masih satu atap dan hingga saat ini ketika sudah berbeda atap.

  17. Alexander Deny, Adelbertus, Maria Wening, “Nyeeet thanks ya buat waktu-waktu untuk berbagi suka duka, pengalaman”. Mba We makasih untuk bukunya. Adel “makasih untuk pengalaman-pengalaman berharga”. Clara, Novi, Mba Yupa “makasih buat waktu bersama buat mengolah data”. Te Winnie, Inong, Maak. Lumpar Project meninggalkan kesan yang mendalam buatku kawan!.

  18. Keluarga Paduan Suara Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma especially Panca Sona Adji dan Damianus Deni. Terimakasih untuk kekeluargaan yang menghiasi nada-nada kehidupanku di Sanata Dharma.

  Mas Mbong makasih untuk kesabaran, kesetiaan dan cerita-cerita “seru”nya. Deni “makasih untuk bantuan translate’nya” .

  19. Teman-teman OMK Tegalgondo (Poppy Rahardjo, Albertus Heri, Mas Contring, Romana Devi, Dek Laras n lain-lain yang tidak bisa disebut satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20. Teman-teman Staf PMB dan Promosi Universitas Sanata Dharma : Clay, Agus, Lusi, David, Galih, Ita, Anggita, Adi, Tatik, Fajar, Daniel, Nana, Wina,Lia untuk semangat yang diberikan terutama ketika akan menjelang pengujian skripsi ini.

  21. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penulisan skripsi sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Terima kasih semua. Penulis menyadari akan kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada

dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi

dunia Psikologi.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………....iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………………iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….........v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………..vi

ABSTRAK ……………………………………………………..……………….vii

ABSTRACT ………………………………………………………………........viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………………...ix

KATA PENGANTAR …………………………………………….…………….. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………........xiv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….……xviii

DAFTAR SKEMA ………………………………………………..………....... xix

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………..……………..xx

  

BAB I. PENDAHULUAN …………………..………………………………….1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….………..8 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………........8 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..8

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Pengertian …………………………………………………….……..10

  2. Tugas Perkembangan Remaja ………………………………………11

  3. Ciri-ciri Masa Remaja Akhir…………………………………………12

  4. Perkembangan Kelenjar Seks dan Seksual Remaja Akhir Putri….......................………………....... 14

  5. Remaja Putri yang Tinggal di Kos…………………………………….15

  B. Perilaku Seksual Pranikah ……………………………………….……...17

  1. Pengertian ……………………………………….…………………..17

  2. Tahap-tahap Perilaku Seksual.........................................………….....18

  3. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Seksual Pranikah............................19

  4. Dampak Terjadinya Perilaku Seksual Pranikah ……….....……........23

  5. Penelitian Tentang Perilaku Seksual Pranikah ……………......…......24

  C. Kepercayaan Diri ……………………………………….……………….25

  1. Pengertian …………………………………………….……………..25

  2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri ………………………….………….26

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri ......................................................... 27

  4. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri ……………………….………..30

  5. Ciri-ciri Individu yang Kurang Percaya Diri…………………............31

  D. Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Perilaku Seksual Pranikah…………………………………………...33

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………...……………………….38

A. Jenis Penelitian …………………………………………………….........38 B. Variabel Penelitian….…………………………………………………...38 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………………….........38 D. Subjek Penelitian ………………………………………………………..39 E. Metode Pengambilan Data ……………………………………….……..40 F. Kredibilitas Alat Ukur……………………………………………..……..43

  1. Estimasi Validitas………………………………………………...…..43

  2. Seleksi Item…………………………………………………………..44

  3. Estimasi Reliabilitas…………………………………………….........44

  4. Pelaksanaan Uji Coba Skala…………………………………….........45

  G. Uji Asumsi…………………………………………………………......... 47

  H. Analisis Data………………………………………………………..........49

  

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………….50

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ……………………………..........50 B. Data Demografi Subjek …………………………………………………51 C. Uji Asumsi………………………………………………………………. 51

  1. Uji Normalitas………………………………………………………..51

  2. Uji Linearitas…………………………………………………………51

  D. Hasil Penelitian………………………………………………………….. 52

  1. Uji Hipotesis Hubungan………………………………………...........52

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB V. PENUTUP.............................................................................................. 58

A. Kesimpulan ............................................................................................... .58 B. Saran58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61

LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................. 64

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor Item Kepercayaan Diri ………………………………...................41

Tabel 2 Tabel Spesifikasi Skala Kepercayaan Diri

  (sebelum uji coba) …….………………………………………….…41

Tabel 3 Skor Item Perilaku Seksual Pranikah ………………………………...42

Tabel 4 Tabel Spesifikasi Skala Perilaku Seksual Pranikah (sebelum uji coba) …………………………………………………...43 Tabel 5 Tabel Item Lolos Skala Kepercayaan Diri (setelah uji coba) ................................................................................. 46 Tabel 6 Tabel Spesifikasi Item Skala Kepercayaan Diri (setelah uji coba) ................................................................................. 47 Tabel 7 Tabel Spesifikasi Skala Perilaku Seksual Pranikah (setelah uji coba) ................................................................................. 48

Tabel 8 Data Usia Subjek Penelitian …………………………………………51

Tabel 9 Data Empiris dan Teoritis ................................................................... 53

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan Perilaku Seksual Pranikah……………………………………....36

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SKALA UJI COBA .................................................................... 65

Lampiran 2 RELIABILITAS SKALA ........................................................... 79

Lampiran 3 SKALA PENELITIAN .............................................................. 84

Lampiran 4 HASIL PENELITIAN ................................................................ 95

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksualitas merupakan suatu hal yang kompleks. Hal tersebut tidak

  dapat digambarkan hanya dalam satu perspektif saja. Seksualitas manusia dapat dipandang dari perspektif biologis yang berfokus pada peran gen, hormon, sistem syaraf dan faktor biologis lain dalam seksualitas manusia. Selain itu, secara biologis seksualitas berkaitan juga dengan alat reproduksi yang mampu memunculkan hasrat seksual dan responnya. Berbeda dengan perspektif biologis, perspektif psikologis melihat bagaimana perilaku seksual dibentuk dari persepsi, proses belajar, pikiran, motivasi, emosi dan kepribadian. Hal itu mempengaruhi perilaku seksual manusia serta membentuk pengalaman manusia tentang dirinya sendiri sebagai perempuan maupun laki-laki (Rathus, Nevid & Fichner-Rathus, 2008).

  Seksualitas juga dapat dipandang dari perspektif sosiologi. Perspektif ini lebih melihat hubungan antara perilaku seksual dan agama, ras serta kelas sosial. Selain itu, terdapat adat budaya serta kepercayaan yang mempengaruhi perilaku seksual dan perasaan manusia akan moralitas. Setiap masyarakat mempunyai perbedaan dalam perilaku seksual. Hampir sama dengan perspektif sosiologi, perspektif sejarah memfokuskan seksualitas pada sejarah yang menempatkan sikap dan perilaku seksual dalam masing-masing konteks. waktu dan dari tempat satu ke tempat yang lain. Sejarah juga menunjukkan bagaimana agama memberi pengaruh dalam pemahaman nilai dan perilaku seksual (Rathus, dkk., 2008).

  Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis (Sarwono, 2007). Selanjutnya, menurut Purnomowardani dan Koentjoro (2000) perilaku seksual adalah manifestasi dari adanya dorongan seksual yang dapat diamati secara langsung melalui perbuatan yang tercermin dalam tahap- tahap perilaku seksual dari tahap yang paling ringan hingga yang paling berat. Menurut Rathus, dkk (2008) perilaku seksual pranikah adalah semua jenis aktivitas fisik yang menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau afeksi sebelum ada ikatan pernikahan .

  Adanya perubahan-perubahan hormonal menyebabkan hasrat seksual meningkat termasuk pada remaja. Peningkatan hasrat seksual ini sangat membutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku seksual (Sarwono, 2007). Selain itu, organ seksual yang dimiliki juga sudah mengalami kematangan. Hal ini membuat remaja putri sama halnya dengan remaja putra mempunyai rasa keingintahuan yang besar akan hal yang berhubungan dengan seksualitas.

  Besarnya keingintahuan tersebut membuat remaja selalu berusaha mencari tahu lebih banyak informasi tentang hal itu (Santrock, 2003).

  Berbagai usaha dilakukan oleh remaja termasuk remaja putri untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut. Salah satunya menjangkau media seksualitas. Tidak jarang muncul keinginan pada diri remaja untuk bereksperimen langsung dengan sesuatu yang berhubungan dengan hal itu termasuk akan perilaku-perilakunya. Eksperimen akan perilaku seksual tersebut berpotensi memunculkan kesenangan pada dirinya (Santrock, 2003).

  Hal ini didukung oleh pendapat Carlson (dalam Hartono, 2004) yang menyatakan bahwa perilaku seksual akan menimbulkan kesenangan yang direkam di dalam otak sehingga menimbulkan keinginan untuk selalu mengulang aktivitas tersebut.

  Di sisi lain, remaja menjalani berbagai macam aktivitas antara lain adalah sekolah, kuliah ataupun bekerja. Dalam melaksanakan aktivitas tersebut, remaja memilih mencari sarana yang memudahkan mereka untuk melakukan itu terutama bagi remaja yang berasal dari luar daerah. Sarana pendukung yang paling pokok adalah tempat tinggal. Tempat tinggal yang sering dijangkau oleh remaja termasuk remaja putri salah satunya yaitu rumah kos. Kos merupakan tempat yang digunakan sebagai tempat beristirahat, belajar, berdiskusi, berkreasi, mengerjakan tugas-tugas kuliah dan kebutuhan lainnya (Syamsudin, 2004).

  Keprihatinan muncul karena seringkali remaja yang tinggal di kos memperoleh pengawasan yang minim baik dari lingkungan baik orang tua maupun pemilik kos. Minimnya pengawasan tersebut membentuk suatu lingkungan yang permisif terhadap aktivitas remaja itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Pangkahila (dalam Listyawati dan Suprayogo, 2007) bahwa tempat tinggal yang permisif berpengaruh terhadap terjadinya perilaku seksual pranikah pada remaja.

  Hasil polling yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara Indonesia) selama tahun 2000- 2002 menyebutkan bahwa dari sekitar 1000 remaja terdapat 44,8% mahasiswa dan remaja Kabupaten Bandung telah melakukan perilaku seksual pranikah dalam bentuk hubungan seksual. Sebagian besar peserta tersebut berada di wilayah tempat kos mahasiswa yang kuliah di PTN dan PTS terbesar di Bandung. Hal serupa dapat dilihat dari hasil penelitian Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa sebanyak 47% remaja di Kota Bandung mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah (47% Remaja

  Berhubungan Seks, 2009). Pada data Depkes RI tahun 2006, menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka

  Penelitian menyatakan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual. yang dilakukan oleh Jaringan Epidemiologi Nasional menyebutkan bahwa 15% dari 2.224 mahasiswa di sepuluh universitas negeri dan swasta di Indonesia telah biasa melakukan hubungan seks di luar nikah. Sebagian besar perilaku seksual pranikah tersebut dilakukan di rumah kos sebanyak 121 responden (Agustiar, 2007).

  Data lain yang menunjukkan rentannya remaja melakukan hubungan seksual pranikah yaitu data penelitian di Yogyakarta oleh Lembaga Studi PUSBIH) mulai Juli 1999-Juli 2002 yang menemukan bahwa 1.660 mahasiswi dari 16 PTN dan PTS di Yogyakarta yang berusia 17-23 tahun, 97,05% pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Sebanyak 14% dilakukan di tempat kos putri. Di antara mahasiswi tersebut, 98 orang mengaku pernah melakukan aborsi (Kurniawan, 2002). Selain itu, data survey Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) Ponorogo yang dilakukan selama enam bulan menyebutkan bahwa jumlah remaja putri di Ponorogo yang pernah melakukan hubungan pranikah atau seks bebas mencapai 80 % (An, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2004) diperoleh hasil bahwa dari 69 mahasiswi di Malang 24,5% pernah berperilaku seksual, 7,2% dari itu pernah berperilaku seksual dalam bentuk seks genital, sedangkan yang melakukan seks oral sebanyak 17,3%.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Andisti dan Ristandiyono (2008), dapat diketahui ada hubungan negatif yang signifikan antara religiositas dengan perilaku seks bebas pada dewasa awal dilakukan di tempat kos wilayah Beji Kota, Depok. Hal lain yaitu hubungan antara konformitas kelompok dan perilaku seks bebas diteliti oleh Cynthia (2007). Dari analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas kelompok dengan perilaku seks bebas.

  Pada sebagian kasus perilaku seksual pranikah tersebut, terjadi dampak negatif yang cukup serius. Dampak tersebut antara lain perasaan bersalah, kehamilan dan terpaksa menggugurkan kandungannya (Simpkins dalam Sarwono, 2007). Cemoohan serta penolakan dari masyarakat juga tak jarang terjadi karena perubahan pada fisik remaja putri akibat perilaku seks yang tidak terkendali. Remaja putri akan mengalami kebingungan peran sosialnya yang tiba-tiba berubah jika dirinya mengalami kehamilan tanpa direncana (Sarwono, 2007).

  Perilaku seksual pranikah tersebut juga dapat menimbulkan beberapa akibat lain seperti terganggunya kesehatan dan resiko kehamilan serta kematian bayi yang tinggi, putus sekolah bagi remaja putri, penyakit menular seksual (Sarwono, 2007). Tingginya perilaku seksual pranikah tersebut akan berpotensi menyebabkan kasus kehamilan tidak diinginkan yang semakin banyak. Data konseling PKBI DIY menyebutkan bahwa pada tahun 2005 terdapat sejumlah 550 kasus kehamilan tidak diinginkan pada remaja dengan tingkatan usia 18-24 tahun. Sebagian kasus kehamilan tidak diinginkan tersebut cenderung berujung pada aborsi seperti pada data PKBI tahun 1994 bahwa 62 % remaja berusia 15-24 tahun yang belum menikah melakukan aborsi (Listyawati dan Suprayogo, 2007).

  Terjadinya perilaku seksual pranikah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan mengenai HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS), sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri, aktivitas sosial, tingkat religiositas.

  Nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentupun juga faktor lain yang berpengaruh pada terjadinya hubungan seksual pranikah pada remaja yaitu kepercayaan diri (Suryoputro, Ford, Shaluhiyah, 2006).

  Menurut Rini (2002) kepercayaan diri merupakan sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Individu yang percaya diri akan mampu mengintegrasikan harapan, pikiran, dan keyakinannya dengan positif. Dengan kepercayaan diri, remaja diharapkan mampu menciptakan sikap positif sehingga dirinya mampu mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Semakin individu tidak percaya diri, maka akan semakin sulit bagi individu tersebut memutuskan yang terbaik untuk dirinya.

  Menurut Koentjaraningrat (dalam Afiatin dan Martaniah, 1998), salah satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah kurangnya kepercayaan diri.

  Hal itu menimbulkan banyak permasalahan. Permasalahan yang muncul antara lain terganggunya hubungan sosial, munculnya aspirasi serta emosi yang kurang sehat (Andayani dan Afiatin, 1996). Emosi yang kurang sehat pada remaja akan cenderung memunculkan perilaku seksual pranikah karena dorongan seksual merupakan bagian dari tingkah laku emosi (Pudjono dalam Widowati, 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widowati (2009) yang menyebutkan bahwa emosi yang kurang matang pada remaja menyebabkan terjadinya perilaku seksual pranikah. Oleh karena itu, yang matang. Hal ini menjadi salah satu faktor internal dari diri remaja itu sendiri untuk meminimalkan terjadinya perilaku seksual pranikah.

  Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melihat hubungan kepercayaan diri dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri yang tinggal di kos.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri yang tinggal di kos?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri yang tinggal di kos. Selain itu, penelitian ini akan mendeskripsikan tinggi rendahnya kepercayaan diri dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri yang tinggal di kos.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini akan memberikan sumbangan terutama di bidang

  Psikologi tentang hubungan antara kepercayaan diri dan perilaku seksual pranikah pada remaja putri yang tinggal di kos.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini akan memberikan kontribusi pada remaja putri yang tinggal di kos tentang pentingnya peran kepercayaan diri dalam meminimalkan terjadinya perilaku seksual pranikah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Akhir Putri

1. Pengertian

  Remaja diartikan dengan istilah adolescentia, istilah adolescentia ini sendiri berasal dari bahasa latin adolescentia yang mempunyai pengertian luas meliputi semua perubahan. Menurut Anna Freud remaja didefinisikan sebagai suatu proses perkembangan meliputi perubahan- perubahan berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka. Piaget juga menyebutkan bahwa remaja merupakan suatu fase hidup dengan perubahan-perubahan penting pada fungsi inteligensi tercakup dalam perkembangan aspek kognitif. Selain itu, Neidhart melihat masa remaja sebagai masa peralihan ditinjau dari kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke kehidupan dengan kedudukan mandiri (Gunarsa dan Gunarsa, 2003).

  Menurut Santrock (2003) remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Sedangkan Sarwono (2007) menggunakan batasan usia untuk remaja Indonesia dengan usia 11 sampai dengan 24 tahun dan belum menikah.

  Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu berusia 11 sampai dengan 24 tahun yang mengalami mengalami perkembangan psikoseksual, aspek kognitif, biologis, sosial-emosional serta mengalami perubahan menuju kehidupan yang lebih mandiri.

2. Tugas Perkembangan Remaja

  Robert Havigurst (dalam Sarwono, 2007) mengemukakan tentang teori tugas perkembangan yaitu bahwa pada setiap tahapan usia, individu mempunyai tujuan untuk mencapai suatu kepandaian, ketrampilan, pengetahuan, sikap dan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pribadi yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan tuntutan yang datang dari masyarakat sekitarnya.

  Tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut :

  a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan.

  b. Mencapai peran sosial laki-laki dan perempuan.

  c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

  d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

  e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang f. Mempersiapkan karier ekonomi.

  g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

  h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi.

3. Ciri-ciri Masa Remaja Akhir

  Soesilowindradini (tanpa tahun) menyebutkan bahwa ciri-ciri dari masa remaja akhir adalah sebagai berikut : a. Kestabilan bertambah

  Pada masa ini, remaja mulai stabil baik dalam hal pemilihan jabatan, pakaian, rekreasi, persahabatan dengan lawan jenis maupun dengan jenis kelamin yang sama serta tingkah laku yang berhubungan dengan emosinya. Sikap-sikap yang dimiliki tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.

  b. Lebih matang dalam menghadapi masalah Remaja lebih dapat menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga ia lebih pandai menyesuaikan diri, lebih berbahagia dan lebih mudah menyenangkan diri dalam pergaulan. Cara penyelesaian masalahnya lebih matang. Berat atau ringan masalah yang dihadapi oleh seorang remaja tergantung dari pola kehidupan yang dijalani.

  c. Ikut campur-tangan dari orang dewasa berkurang Remaja mempunyai tingkah laku yang lebih matang, lebih depannya dan tidak bersikap menentang lagi terhadap orang dewasa. Hal ini membuat orang dewasa tidak terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan keadaannya lagi dan tidak banyak ikut campur- tangan dengan dirinya.

  d. Ketenangan emosional bertambah Pada masa ini, remaja lebih mendapatkan kebebasan, maka dirinya dapat menguasai emosi-emosinya. Dirinya lebih mendapatkan ketenangan emosional dibandingkan dengan masa awal remaja.

  e. Pikiran realistis bertambah Dirinya mampu melihat keadaan dirinya, keluarga, dan teman-temannya dengan lebih realistis. Hal ini disebabkan bertambahnya pengalaman dan kemampuannya untuk berpikir realistis.

  f. Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan Remaja pada masa ini ingin menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa dan untuk mencapai hal ini dirinya menirukan orang- orang dewasa.

4. Perkembangan Kelenjar Seks dan Seksual Remaja Akhir Putri

  Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks telah mengalami kematangan dalam usia ini, bahkan ada juga remaja yang mengalaminya 1-2 tahun sebelum akhir remaja awal. Perkembangan perilaku seks remaja akhir merupakan akibat langsung dari keadaan matang atau kemasakan kelenjar-kelenjar seks. Proses produksi kelenjar-kelenjar seks (gonads) akan tetap aktif dalam masa remaja akhir. Produksi hormon berakhir pada saat mengalami menopause. Ovaries tetap bekerja sehingga menyebabkan tetapnya perempuan mengalami menstruasi setiap bulan.

  Siklus tersebut pada masa ini juga telah mengalami keteraturan.

  Gonads yang tetap bekerja bukan saja berpengaruh pada penyempurnaan tubuh, melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan-kehidupan psikis, moral dan sosial remaja. Kehidupan psikis yang mendapat pengaruh kuat adalah minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Pola-pola kencan yang terjadi lebih serius dibandingkan masa remaja awal.

  Kehidupan moral remaja dalam hubungannya dengan pengaruh kuat bekerjanya gonads, tidak jarang menimbulkan konflik dari dalam diri mereka. Antara dorongan-dorongan seks dengan pertimbangan- pertimbangan moral seringkali bertentangan. Remaja yang mempunyai orientasi belajar secara akademik, pada umumnya telah banyak memperhitungkan soal-soal moril ini secara matang. Mereka dapat kencan dan romans terhadap kelancaran studi mereka. Akibatnya mereka membatasi diri melakukan romans yang terlalu jauh Kehidupan sosial remaja yang menonjol sebagai akibat pengaruh kuat bekerjanya gonads, berhubungan dengan minat-minat yang mengarah pada pergaulan sosial uang bersifat rekreatif. Dalam banyak kegiatan seperti itu, remaja dapat memperoleh teman baru, mengadakan suatu jalinan cinta baik secara berdua maupun kelompok (Mappiare, 1982).

5. Remaja Putri yang Tinggal di Kos

  Kos sama artinya dengan indekos yang berarti menumpang tinggal dengan membayar (Tim Penyusun Kamus, 1989). Kos tidak hanya digunakan sebagai tempat beristirahat tetapi juga merupakan tempat belajar, berdiskusi, berkreasi, mengerjakan tugas-tugas dan kebutuhan lainnya. Kos adalah rumah kedua setelah rumah orang tua yang jauh ditinggalkan (Syamsudin, 2004).

  Remaja termasuk remaja putri yang tinggal di kos memiliki inisiatif yang lebih untuk menentukan kegiatannya sendiri. Dirinya bebas untuk menentukan kegiatan serta jadwal dari kegiatan tersebut. Remaja putri tersebut juga diharapkan bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan pada apapun kegiatan yang telah mereka pilih berdasarkan pertimbangan yang matang (Prasetyo, 2005). Peraturan akan menimbulkan perilaku menyimpang seperti perilaku seksual pranikah. Hal tersebut akan semakin mudah terjadi ketika remaja termasuk remaja putri tersebut kurang bisa mengontrol dan menjaga diri (Prastiwi, 2010).

  Menurut Goodhilds dan Zellman (dalam Sarwono, 2007), sebagian hubungan seks remaja diawali dengan agresivitas pada remaja pria. Selanjutnya, remaja putri yang menentukan sampai batas mana agresivitas pria itu dapat terpenuhi. Keinginan untuk dicintai pada remaja putri sangat memegang peranan penting sehingga akhirnya dapat menjadi perangkap baginya. Remaja putri rela memberikan segalanya termasuk dalam hal berhubungan seksual kepada pasangan yang dicintainya dan berharap kelak menjadi suaminya (Rose,1986). Hal ini didukung dengan pendapat Cassell (dalam Santrock, 2003) remaja merasionalisasi tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri bahwa mereka terhanyut dalam cinta. Sejumlah peneliti menemukan bahwa remaja putri lebih daripada putra mengatakan bahwa alasan aktif secara seksual karena jatuh cinta.

  Pada umumnya dorongan seksual tidak terlalu mendesak. Rata- rata mereka dapat mengekang dorongan itu dan tidak langsung saja mencari tempat penyalurannya secara mentah-mentah. Remaja putri dapat terangsang sedikit demi sedikit lalu ketika gejolak seksualnya mencapai titik puncak, mereka akan melakukannya juga. Namun mereka terlibat dalam suasana yang intim (Rose, 1986). Menurut Kartono (2006) pada masa remaja, setiap realitas (keaktifan riil, kegiatan nyata) yang bisa memenuhi atau memuaskan keinginan- keinginan seksual merupakan bahaya bagi diri remaja putri. Sebagai penggantinya, remaja putri melakukan represi yaitu menekan gejolak- gejolak seksual. Perempuan cenderung mempunyai sikap yang lebih negatif dan restriktif dibandingkan laki-laki (Byrne, Fisher dan Barak dalam Baron dan Byrne, 2005).