PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR” DI KB NATURA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

  

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL

MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR”

DI KB NATURA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN

  

2018/2019

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

  Oleh:

  

SITI ASYIYAH

NIM 11614010

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

  

A ii

iii

iv

  

v

MOTTO

  

بسنبلا ملعتب ملعلا

  

ILMU ITU DIDAPAT DENGAN BELAJAR, TIDAK DENGAN

NASAB(KETURUNAN)

(

  Mauidhoh)

  

K.H Ihsanudin Abdan

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Keluarga besar Bapak Sumono dan Bapak Hisom (Almarhum) yang senantiasa mendo'akan, yang telah memberikan dukungan spiritual dan kasih sayang.

  2. Mbah Uti sama Mbah Kakungku (Almarhum/almarhumah) dan Pakde Margono yang dari kecil mengasuh saya, dan mendidik saya 3. Emak Mertua Ibu Hj Sutirah yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.

  4. Suamiku tercinta Nasikun S.Pd yang telah memberi dukungan spiritual, material dan kasih sayang yang tak henti-hentinya menyemangatiku dan selalu mendoakanku.

  5. Buah hatiku tercinta Ratna cahyaning Tyas yang senantiasa menjadi sumber penyemangatku.

  6. Kakak dan adik-adik semua yang selalu mendukung 7.

  Temanku mbak Niswa dan Deddi yang selalu hadir didalam kehidupanku didalam suka maupun duka

  8. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi.

  9. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

  10. Keluarga besar KB Natura Salatiga

  

vi

KATA PENGANTAR

  

vii

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul

  Pengembangan Sikap Sosial Emosional melalui Media “Kotak Aku Bisa Pinterr” di KB Natura Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 telah selesai.

  Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

  Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Studi di Pendidikan

  Islam Anak Usia Dini 4. Bapak M.Agung Hidayatulloh, S.S.,M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar membimbing, serta mengorbankan waktu, tenaga seta fikiran untuk membimbing penulisan Skripsi hingga akhir.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  6. Dewan Guru KB Natura yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

  7. Teman-teman PIAUD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman Amin.

  Salatiga, 29 Agustus 2018 Penulis Siti Asyiyah NIM. 11614010

  

viii

  

ABSTRAK

Asyiyah, Siti. 2018 “Pengembangan Sikap Sosial Emosional melalui Media Kotak

Aku Bisa Pinterr di KB Natura Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.

  Fakultas Tarbiyah dan ILmu keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Agung Hidayatulloh, S.S. M.Pd.I.

  Kata kunci: Sikap Sosial Emosional, Media Pembelajaran, Strategi yang menarik Banyak realita yang terjadi di KB Natura antara lainbanyak terjadinya kesulitan kesulitan yang di alami para pendidik dalam pembentukan sikap pada anak usia 4-5 tahun. Perkembangan anak yang kurang optimal, masih banyaknya anak yang membawa makanan yang kurang sehat dan pembuangan sampah sembarangan.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan sikap sosial emosional melalui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” pada anak usia dini di KB Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi anak, dokumentasi, serta tes.

  Hasil dari pengembangan sikap sosial emosional melalui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” pada anak kelompok usia 4-5 tahun di KB Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Sikap sosial emosisal anak mengalami pengembangan di beberapa hal antara lain: sikap tanggung jawab, sikap sopan, mandiri dan pembawaan makanan yang sehat hal ini dapat dilihat dari peningkatan perkembangan dalam setiap siklusnya, yaitu pra siklus sebesar 0% belum muncul (BM), sedangkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus I sebesar 41% mulai muncul (MM), hasil masih dibawah standar yang diharapkan, kemudian dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meningkat menjadi 95% berkembang sangat baik (BSB).

  

ix

  x DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... vi MOTT

  O…………………………………………………………………… . v PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7 D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 7 E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 8 F. Definisi Operasional..................................................................... 9 G. Metode Penelitian......................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan................................................................... 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ................................................................................. 19 B. Kajian Materi Penelitian .............................................................. 41 C. Kajian Pustaka .............................................................................. 53 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………...................................... 59 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ....................................................... 72 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I................................................. 72 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II................................................ 80

  BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 87 1. Ketentuan Penelitian ............................................................... 87 2. Deskripsi Siklus I ................................................................... 89 3. Deskripsi Siklus II .................................................................. 93 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………….. 100 B. Saran ............................................................................................ 100 DaftarPustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

  xi

DAFTAR LAMPIRAN

  xii

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 6 Catatan Lapangan Lampiran 7 SKK Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah usia emas dalam pembentukan sikap anak. Ibarat lahan potensial pada masa inilah orang tua dan pendidik menabur

  benih pembiasaan sikap yang baik, Agar kelak berbuah karakter yang kuat ketika mereka tumbuh besar nanti. Sebaliknya apabila lahan potensi dibiarkan tandus tanpa stimulasi, pembiasaan dan yang seperti yang dikatakan olh Soetarno (1989 : 3.13). Secara umum ada tiga faktor penentu dalam pembentukan pola sikap anak, yaitu pola asuh keluarga, pendidikan di sekolah dan pengaruh lingkungan. Realitas yang sering terjadi kebiasaan yang terbentuk dari rumah berbeda dengan pola pembiasaan di sekolah. Perbedaan pola asuh dan pembiasaan membuat anak sulit memahami aturan dan bersikap tidak konsisten.

  Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang SISDINAS tahun 2003 mencantumkan anak usia din sebagai anak yang berusia 0 bulan (sejak lahir) hingga usia 6 tahun. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan tehnologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia terutama untuk anak usia dini, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stresor yang semakin tinggi mengakibatkan individu semakin rentan mengalami berbagai gangguan baik fisik maupun psikologis. Gangguan psikologis seperti kecemasan, stress, frustasi, agresifitas, perilaku anarkis, dan gangguan emosi lain yang semakin meningkat.

  Anak sebagai generasi penerus perlu di bekali kemampuan untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang di miliki dan meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada.

  Guru dan orang tua sebagai orang dewasa di sekitar anak, memegang peranan penting dalam mengoptimalkan potensi anak, baik fisik, kognitif, spiritual maupun emosional. Periode anak merupakan tahap awal kehidupan individu yang akan menentukan sikap, nilai, perilaku, dan kepribadian individu di masa depan. Ironisnya, perhatian terhadap pentingnya periode usia dini sebagai masa kritis bagi tumbuh kembang anak khususnya sebagai masa kritis perkembangan emosi di Indonesia belum optimal. Hal ini dapat diamati dari rendahnya stimulasi emosi yang di berikan pada anak usia dini, keterbatasan kemampuan pendidik anak usia dini dan orang tua dalam memberi rangsangan emosi bagi anak, dan keterbatasan sumber referensi tentang stimulasi emosi, merupakan salah satu kendala kurang optimalnya pemberian rangsangan emosi pada anak.

  Di sisi lain, aspek emosional dalam kehidupan individu terkait erat dengan aspek psikologis lainnya. Emosi dapat diibaratkan sebagai poros kehidupan manusia, yang terganggu aspek emosinya maka terganggu pula aspek kehidupan yang lain.Emosi merupakan sentral guna memahami respons adaptif terhadap lingkungan.

  Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolh, dan mengontrol emosi agar anak mampu merespons secara positif setip kondisi yang merangsang munculny emosi-ini. (Riana Mashar, 2011 : 60).

  Emosi memainkan peranan kritis dalam munculnya psikopatologi atau gangguan psikis pada individu.Berbagai gangguan psikis memiliki akar utama terkait dengan ekspresi atau regulasi emosi.Diminished

  

affectivity, perasaan yang tidak tepat (inappropriate affect),dan emosi yang

  tidak terkontrol merupakan tanda-tanda emosi yang terganggu. (Riana Mashar, 2011 : 16).

  Apabila anak usia dini tidak menerima stimulus emosi yang baik maka akan terbawa sampai dewasa, karena emosi poros dari aspek semuanya, dalam perkembangan emosi, proses modeling terhadap lingkungan mikro dapat terbentuk ketika anak mendapat stimulus berupa pengalaman-pengalaman emosi dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Terutama di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, di keluarga sangat berperan untuk mengoptimalkan stimulus emosi pada anak usia dini, untukitulah program pembisaan yang di terapkan untuk anak usia dini perlu diiringi dengan keteladanan. Antara keluarga, lingkungan, sekolah, harus sinkron karena ketiganya ini saling mempengaruhi dalam tumbuh kembang emosi anak usia dini, anak yang biasanya disiplin tentunya akan terbiasa melakukan hal yang sama ketika berada di sekolah. Realitas yang sering terjadi kebiasaan yang terbentuk dari rumah berbeda dengan pola pembiasaan di sekolah.Perbedaan pola asuh dan pembiasaan membuat anak sulit memahami emosinya dan bersikap tidak konsisten.

  Kesulitan dalam pembentukan sikap seperti pemaparan diatas, adalah realitas yang di temukan di lembaga KB Natura, yaitu di kelompok usia 4-5 tahun, melihat perkembangan anak yang kurang optimal kami berusaha mencari program pembiasaan yang efektif. Ada kebiasaan umum yang hampir terjadi pada anak KB Natura, yaitu seperti membawa makanan yang tidak sehat/menaruh sepatu tidak pada rak sepatu, membuang sampah tidak pada tempatnya, hal ini di sebabkan oleh program pembiasaan di lembaga KB Natura selama ini cenderung monoton dan tidak memiliki strategi yang tepat. Anak sering di ingatkan dengan kata-kata, ceramah, dan nasehat.Sementara anak usia dini masih sulit memahami konsep benar atau salah. Kelemahan lain yang membuat program pembiasaan yang kurang efektif adalah tidak ada perencanaan yang terstruktur. Program dilaksanakan sambil lalu dan tidak ada kesinambungan. Hasil yang diharapkan menjadi bias karena anak-anak terpola dalam pembiasaan kadang-kadang. Kadang dilarang, kadang diijinkan, kadang diingatkan, kadang dibiarkan.Selain itu belum ada media yang bisa di gunakan anak untuk membentuk sikap kebiasaan. Disisi lain anak masih berada dalam tahapan operasional konkret. Anak butuh benda nyata untuk memahami sesuatu melalui proses melihat, meraba, mengasosiasi dan melakukan dan memainkannya. Media yang memungkinkan anak memahami sebab akibat dari sikap atau perilaku yang di biasakan. Selain strategi dan penggunaan media yang belum efektif, pendidik dan orang tua sering mengabaikan faktor keteladanan.

  Lembaga Pendidikan anak usia dini diharapkan menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk sikap dan karakter anak usia dini. Kurikulum PAUD 2013 menempatkan pengembangan sikap sebagai komponen yang harus direncanakan secara lebih matang dan mendalam, bukan sekedar dampak ikutan dari pengembangan pengetauan dan ketrampilan. Dalam implementasinya pembentukan sikap dikembangkan dalam kegiatan yang bersifat rutin (pembiasaan) dan kegiatan yang bersifat terstuktur. Pembiasaan dalam kegiatan rutin di buat dalam standar Operasional Prosedur atau SOP. Sementara dalam kegiatan terstuktur pembentukan sikap harus dimasukkan dalam rencana pembelajaran baik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

  Dari paparan diatas sehingga dipilihlah judul, “PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA KOTAK AKU BISA PINTERR USIA 4-5 DI KB NATURA KOTA SALATIGA TAHUN PEL AJARAN 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu:Apakah media “Kotak Aku Bisa Pinterr” bisa mengembangkan sikap sosial emosional pada anak usia4-5 tahun di KB Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, yaitu: Untuk mengetahui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” dapat meningkatkan sikap sosial emosional pada anak usia 4-5 Tahun di KB

  Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

D. Hipotesis Tindakan

  Menurut Bambang Dwiloka (2012:29) menyatakan bahwa hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini yaitu: “ ADA PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA

  “KOTAK AKU BISA PINTERR” USIA 4-

5 TAHUN DI KB NATURA TAHUN PELAJARAN 2018/2019” E.

   Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

  Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu: 1.

  a.

  Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesional guru. b.

  Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya upaya mengembangkan sikap sosial emosional melalui media kotak aku bisa pinterr pada anak usia dini.

  c. Bagi guru PAUD, guru dapat menambah wawasan betapa

  pentingnya memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan media pembelajaran yang tepat yaitu dengan media kotak aku bisa pinterr.

  d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih

  kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk anak didik.

2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu: a.

  Bagi guru Guru adalah teladan dan orang tua anak di sekolah, hendaknya guru dapat mengembangkan sosial emosional

  (disiplin) pada anak dengan baik dan menjadi teladan sehari- hari bagi anak didik.

  b.

  Bagi sekolah Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan baru tentang upaya pengembangan sikap sosial emosional (disiplin) melalui media kotak aku bisa pinterr, agar dapat diwujudkan dalam suatu lembaga pendidikan yang berhasil membentuk anak yang aktif, mandiri, di siplin, peduli lingkungan, ceria dan suka menolong.

F. Definisi Operasioal 1. Pengertian Sikap Sosial Emosional

  Perkembangan emosi anak behubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia pra sekolah lebih rinci. Anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka.

  Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hamper keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.

  Tidak setiap anak berhasil melewati tugas perkembangan social emosional pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat saja terjadi. Sebagai pendidik sepatutnyalah untuk memahami perkembangan social emosional anak sebagai bekal dalam memberikan bimbingan terhadap anak agar mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dan emosinya dengan baik.

  Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini : a.

  Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan.

  b.

  Cemas, perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada objek. c.

  Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang lain, diri sendiri, maupun objek tertentu.

  d.

  Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang orang yang disayanginya.

  e.

  Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya.

  f.

  Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian dan perlindungan kepada orang lain.

  g.

  Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutinya.

  h.

  Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek yang ada disekitarnya.

  Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya hasil dari kematangan.Perkembangan sosial anak diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya.

  Pengembangan sosial emosional merupakan suatu proses yang panjang dan kompleks karena suatu keadaan yang kompleks serta menyeluruh yang dapat berupa perasaan atau pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang dalam jangka waktu yang lama.

2. Pengertian Media Kotak “Aku Bisa Pinterr”

  Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

  Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.

  Penggunaan media pembelajaran yang bernama “Kotak Aku Bisa Pinterr

  ” pemilihan akronim ini mengandung beberapa nilai filosofi yaitu :

1. Kotak adalah benda yang digunakan anak untuk menyimpan

  sesuatu seperti : makanan, minuman, peralatan sekolah. Kotak yang digunakan dalam karya ini menggunakan loker untuk menyimpan kartu reward dan punishment. Adapun warna yang di gunakan adalah warna hijau dan merah. Pemilihan warna mengambil filosofi lampu lalu lintas.Warna hijau digunakan untuk menyiman Reward (di simbolkan dengan emoticon tersenyum atau bintang berwarna hijau) bahwa kebiasaan positif harus terus dilanjutkan dan dikuatkan agar menjadi karakter yang kuat. Sementara simbol warna merah artinya berhenti, (punishment) untuk sikap negative harus di stop, di hentikan tentunya dengan sikap kasih sayang.

  2. AKU BISA mengandung arti anak bisa melakukan sesuatu

  dengan segala potensi yang dimiliki serta sumber belajar yang mendukung. Aku bisa juga mengandung arti aku terbiasa bersikap baik.

  3. PINTERR dalam bahasa jawa artinya pandai. Dengan media ini

  anak dapat memperoleh Pengetahuan, dapat memainkan,

  Terbiasa bersikap baik, Reward mendapat penghargaan terhadap sikap baik yang dimiliki anak.

  Strategi dan media ini dipilih agar program pembiasaan ini menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak, bahwa anak belajar melalui bermain dan memiliki tahapan perkembangan kecakapan hidup dan pembentukan karakter yaitu pembiasaan sikap positif, pembiasaan menaruh barang pada tempatnya, pembiasaan pengenalan emosi atau perasaan. Melalui strategi dan media kotak aku bisa pinterr ini anak juga diajarkan untuk memecahkan masalah dan belajar mengambil keputusan.

  Jadi judul skripsi ini adalah pengembangan sikap sosial emosional melalui media yang dimaksud “Kotak Aku Bisa Pinterr” adalah inovasi pembelajaran yang menggabungkan media kotak pembiasaan dan strategi Pinterr (Pengetahuan, Mainkan, Terbiasa, Reward). Melalui “Kotak Aku Bisa Pinterr” anak-anak terpola dalam kebiasaan dan keteladanan dalam suasana menyenangkan.

  Anak terbiasa memecahkan masalah sehari-hari dan anak mampu mangambil keputusan.

  G.

  Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian

  Tindakan Kelas. Acep Yoni (2012:7) Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

  Alasan penemuan ini menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena bisa ikut terlibat langsung dalam penelitian.

  Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti

  Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Yonny, (2012:42168) menjabarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (Yonny, 2012:168)

  Model Penelitian yang digunakan adalah model Kemmes dan Mc. Taggart, yaitu model spiral (Wardani 2012 : 2.4). Dimana dalam model spiral ini terdiri dari 2 Siklus dan dari setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi.

  Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan

  

(planning) , tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(reflecting) .

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok usia 4-5

  Tahun KB Natura yang berlokasi di wiroyudan Rt02/06 Kelurahan Tingkir Tengah, kecamatan Tingkir, kota Salatiga tahun

  pelajaran 2018/2019yang berjumlah 32 anak yang terdiri dari 19 laki-laki dan 13 perempuan. Kami memilih kelompok usia 4-5 tahun, karena usia perkembangan sosial emosional sangat penting untuk lebih diprioritaskan semenjak dini, dengan penguasaan sosial emosional anak kelompok usia 4-5 tahun akan mudah mempelajari aspek perkembangan lainnya (nilai agama moral, kognitif, fisik motorik, spiritual,bahasa dan seni), semakin banyak anak didik kelompok usia 4-5 tahun dalam menguasai sosial emosional maka akan semakin cepat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru.

  Adapun model pembelajaran yang digunakan di KB Natura menggunakan BCCT (Sentra).

  Untuk itu kami mencoba mencari suatu solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut dengan media kotak aku bisa pinterr untuk pengembangan sosial emosional yang lebih baik dan berkembang sesuai dengan tahapannya.

  3. Langkah-Langkah Penelitian Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu: a.

  Tahap Rencana 1)

  Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan media kotak aku bisa pinterr yaitu membuat (RPPH) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian. 2)

  Membuat daftar kreasi gambar emoticon seperti marah, sedih, senang, dll untuk diajarkan kepada anak didik. 3)

  Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.

  4) Membuat simulasi perbaikan b.

  Tahap Tindakan Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa pembiasaan dengan menggunakan media kotak aku bisa pinterr sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada (RPPH) Rencana Pelaksaan Pembelajaran Harian pada tahap perencanaan.

  c.

  Tahap Pengamatan Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik.

  Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.

  d.

  Tahap Analisis dan Refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi:

  1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

2) Evaluasi hasil observasi.

  3) hasil pembelajaran, memperbaiki Analisis kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah: a.

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPPH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar serta hasil penilaian b. Tes Buatan Peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang dikerjakan oleh anak didik yang berupa hasil gambar bebas ungkapan diri anak, tes buatan peneliti tersebut digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.

  c.

  Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan gambar bebas perasaan hari itu .

  d.

  Tes Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman

  Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa:Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.

  Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil pembiasaan dengan media kotak aku bisa pinterr, kemudian akan dianalisa dan diambil kesimpulannya. Tes (lisan, tulisan, aksi).

H. Sistematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:

  Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

  BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II : Landasan Teori, berisi tentang Pengertian Perkembangan, karakteristik, keterkaitan sosial emosional, prinsip pengembangan sosial emosional untuk Anak Usia Dini, Hakikat Media kotak aku bisa pinterr

  BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian, Deskripsi Pra Siklus, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan dan Saran,

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini a. Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial adalah proses dimana anak

  mengembangkan ketrampilan interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan, meningkatkan pemahamannya tentang orang di luar dirinya, dan juga belajar penalaran moral dan perilaku.

  Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Syamsuddin (1995:105) mengungkpkan bahwa “sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk social”, sedangkan menurut Lorce (1970:86) “sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain didalam lingkungan sosialnya”.

  Ali Nugraha (2008: 1.18) mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan Social self (Pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Menurut Hurlock (1978 : 250) “Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai norma, nilai atau harapan sosial.

  Menurut Hurlock (2000: 251) untuk mencapai perkembangan sosial dan mampu bermasyarakat, seorang individu memerlukan tiga proses. Proses tersebut saling berkaitan, jadi apabila terjadi kegagalan dalam salah satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Ketiga proses ini yaitu: 1)

  Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial. Setiap kelompok sosial mempunyai standar masing-masing bagi para anggotanya mengenai perilaku yang dapat diterima. Agar dapat diterima dalam suatu kelompok sosial, seorang anak harus mengetahui perilaku seperti apa yang dapat diterima. Sehingga mereka dapat berperilaku sesuai dengan patokan yang dapat diterima.

  2) Belajar memainkan peran sosial yang dapat diterima. Setiap kelompok sosial memiliki pola kebiasaan yang telah ditentukan oleh para anggotanya. Pola kebiasaan tersebut tentu saja harus dipatuhi oleh setiap anggota kelompok.

  Misalnya kesepakatan bersama untuk kebiasaan di kelas antara guru dan murid.

  3) Perkembangan proses sosial, untuk bersosialisasi dengan baik, anak harus menyukai orang dan kegiatan sosial dalam kelompok. jika mereka dapat melakukannya, maka mereka akan dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka bergabung

  4) Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periodenya. Ciri- ciri tersebut adalah sebagai berikut : a) Periode Bayi

  1-2 Bulan Belum mampu membedakan objek dan benda 3 bulan 1.

  Otak mata sudah kuat dan mampu melihat pada orang atau objek dan mengikuti gerakan

  2. Telinga sudah mampu membedakan suara. Mulai mampu membedakan objek dan orang, siap belajar untuk menjadi manusia sosial.

  3. Senyum sosial (social smiles) apabila orang yang dikenalnya datang dan menangis apabila ditinggal. 4 bulan Memperlihatkan tingkah laku, memperhatikan apabila ada orang yang bicara, membuat penyesuaian dengan tertawa padanya. 4-6 bulan

  Tersenyum dengan bayi lain. 5-6 bulan

  Bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan tidak. 7 bulan Kadang- kadang agresif, menjambak, menyakar, dan sebagainnya. 6-8 bulan

  Memegang, melihat, merebut benda dari bayi lain. 7-9 bulan

  Mengikuti suara- suara, tingkah laku yang sederhana. 9-13 bulan

  Meniru suara, mengeksplorasi bayi lain menjambak dan sebagainya. Bisa bermain dengan peermainan tanpa komunikasi.

  12 bulan/1 tahun Mengenal larangan. 13-18 bulan

  Mulai minat terhadap bayi lain.

  15 bulan Memperlihatkan minatyang tinggi terhadap orang dewasa dan selalu ingin dekat serta mutasi dengan mereka.

  24 bulan (2 tahun)

  Dapat membantu melakukan aktivitas sederhana. Menggunakan permainan sebagai alat untuk hubungan sosial. Di sini mereka bermain bersama, tetapi tidak ada interaksi – salutary a paralel play. b) Periode Prasekolah

  Piaget dalam Suwardi, dkk (2017: 219) menyatakan bahwa prkembangan kognitif manusia melalui empat tahapan sesuai dengan usianya. Adapun ciri sosialisasi periode prasekolah adalah sebagai berikut

  (1) Membuat kontak sosial dengan orang diluar rumahnya.

  (2) Dikenal dengan istilah pregang age. Dikatakan pregang karena anak prasekolah berkelompok belum mengikuti arti sosialisasi yang sebenarnya. Mereka mulai belajar menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan sosial.

  (3) Hubungan dengan orang dewasa melanjutkan hubungan dan selalu ingin dekat dengan orang dewasa baik dengan orang tua maupun guru. Mereka selalu berusaha untuk berkomunikasi dan menarik perhatian orang dewasa.

  (4) Hubungan dengan orang dewasa. (5) 3-4 tahun mulai bermain bersama (cooperative play).

  Mereka tampak mulai mengobrol selama bermain. Memilih teman untuk bermain,mengurangi tingkah laku bermusuhan.

  (6) Usia prasekolah adalah dari usi 0-6 Tahun c) Periode usia sekolah

  Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga.

  Mereka membentuk kelompok (gang) sehingga periode ini disebut periode gang age. Peranan teman sebaya pada tahap ini sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak.

  Diantara pengaruh yang ditimbulkannya pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini.

  (1) Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain danbertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.

  (2) Membantu anak mengembangkan nilai- nilai sosial lain di luar nilaiorang tua.

  (3) Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan.

  Snowman dalam Patmonodewo (1995: 29) mengemukakan beberapa karakteristik perilaku sosial pada anak usia prasekolah, diantaranya sebagai berikut:

  (1) Pada umumnya anak pada usia dini memiliki satu atau dua sahabat. Akan tetapi sahabat ini cepat berganti.

  Mereka pada umumnya dapat dengan cepat menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang dipilih biasanya dari jenis kelamin yang sama.

  (2) Kelompok bermainnya cenderung kelompok kecil, tidak terlalu terorganisasisecara baku sehingga kelompok tersebut cepat berganti- ganti.

  (3) Anak yang lebih kecil sering kali mengamati anak yang lebihbesar.

  (4) Pola bermain anak prasekolah lebih bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender.

  Anak dari kelas menengah lebih banyak bermain asosiatif, kooperatif, dan konstruktif, sedangkan anak perempuan lebih banyak bermain soliter, konstruktif, paralel, dan dramatic. Anak laki- laki, lebih banyak bermain fungsional solitaire dan asosiatif dramatis. (5)

  Perselisihan sering terjadi. Akan tetapi, sebentar kemudian mereka berbaikan kembali. Anak laki-laki banyak melakukan tindakan agresif dan menantang. (6)

  Setelah masuk TK, pada umumnya kesadaran mereka terhadap peran jenis kelamin telah berkembang. Anak laki- laki lebih senang bermain di luar, bermain kasar dan bertingngkah laku agresif, sedangkan anak perempuan lebih suka bermain yang bersifat kesenian, bermain boneka atau menari. Sementara itu Hurlock (1978)mengemukakan beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa kanak- kanak, yaitu sebagai berikut :

  (1) Kerja sama

  Anak belajar bermain atau bekerjasama hingga usia mereka empat tahun. Semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melatih keterampilan ini, semakin cepat mereka belajar dan menerapkannya secara nyata dalam kehidupannya. (2)

  Persaingan Persaingan ini dapat mengakibatkan perilaku baik atau burukpada anak. Jika anak melakukannya karena merasa terdorong untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin, maka hal ini dapat berakibat baik pada prestasi dan pengolahan motivasinya, namun jika persaingan dianggap sebagai pertengkaran dan kesombongan maka hal ini dapat mengakibatkan timbulnya sosialisasi yang buruk.

  (3) Kemurahan hati

  Kemurahan hati merupakan perilaku kesediaan untuk berbagi dengan anak lain. Jika hal ini meningkat pada perilaku mementingkan diri sendiri akan berkurang. Perilaku kemurahan hati sangat disukai oleh lingkungan sehingga menghasilkan penerimaan sosial yang baik (4)

  Hasrat Akan Penerimaan Sosial Jika anak memiliki hasrat yang kuat akan penerimaan sosial, hal ini akan mendorong anak untuk melakukan penyesuaian sosial secara baik. (5)

  Simpati Seorang anak belum mampu melakukan simpati sehingga mereka pernah mengalami situasi yang mirip dengan duka cita. Mereka mengekspresikan simpati dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih. (6)

  Empati Merupakan kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain serta menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya akan berkembang jika anak telah dapat memahami ekspresi wajah orang lain atau maksud pembicaraan orang lain. (7)

  Ketergantungan Kebutuhan anak akan bantuan, perhatian, dan dukungan orang lain membuat anak memperhatikan cara- cara berperilaku yang dapat diterima lingkungannya. Namun, berbeda dengan anak yang bebas, ia cenderung mengabaikan ini. (8)

  Sikap ramah Seorang anak memperlihatkan sikap ramah dengan cara melakukan sesuiatu bersama orang lain, membantu teman, dan menunjukan kaish saying. (9)

  Meniru Anak- anak melakukan peniruan terhadap orang- orang yang diterima baik oleh lingkungannya. Dengan meniru anak- anak mendapatkan respons penerimaan kelompok terhadap diri mereka.

  (10) Perilaku kelekatan

  Berdasarkan pengalamannya pada masa bayi, tatkala anak merasakan kelekatan yang hangat dan penuh cinta kasih bersama ibunya, anak mengembangkan sikap ini untuk membina persahabatan dengan anak lain.

  d) Tahapan Penerimaan Sosial

  Salah satu perkembangan sosial yang dialami anak adalah proses penerimaan sosial. Pengalaman ini akan membekali anak dalam melakukan penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Fungsi teman sangat penting dalam mengembangkan keterampilan ini. Menurut Hetherington (1987) fungsi teman ini diantaranya adalah membantu anak belajar mematuhi aturan-aturan melalui bermain, menjadi sumber informasi, teman berfungsi sebagai pendorong perilaku positif atau negatif bagi anak.

  Berkenaan dengan penerimaan sosial ini, Hurlock (1991) mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam penerimaaan oleh kelompok teman sebaya, adalah sebagai berikut :

  (1) A Reward – Cost Stage

  Pada saat ini ditandai dengan adanya harapan yang sama, aktivitas yang sama dan kedekatan. Biasanya pada anak kelas 2 dan 3, tetapi belum mendalam. (2)

  A Normative Stage Pada stage ini ditandai oleh dimilikinya nilai yang sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang diberikan. Biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5. (3)

  An Emphatic Stage Pada stage ini dimilikinya pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai mendalam. Biasanya di atas kelas 6. Jadi, Perkembangan sosial adalah proses dimana anak mampu mengembangkan ketrampilan interpersonal menjalin hubungan dengan orang lain individu mauun kelompok. Dan mampu berperilaku baik dalam bersikap yang digunakan dalam situasi kelompok dan individu, dan kesediaan berbagi, membantu, bekerjasama, merasa nyaman, aman, dan mendukung orang lain.

  Penguasaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas bisa menentukan antara baik dan buruk. Karena Manusia sudah Fitrahnya harus bisa hidup bersosial, tidak bisa hidup sendiri.

b. Pengertian emosi

  Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai “berbagai perasaan yang kuat”, seperti perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD GUGUS KANIGORO TINGKIR KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 0 13

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 102

PENINGKATAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGITAN BERMAIN DENGAN MEDIA KERTAS LIPAT PADA ANAK KELOMPOK A2 DI RA AL-AMIN 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 3 122

STRATEGI GURU DALAM PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TARBIYATUL BANIN II KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019

0 1 85

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN PLAYDOUGH DI KELOMPOK A RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 3 125

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IBADAH MATERI PUASA MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

2 10 146

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG HURUF DI KELOMPOK B TK ISLAM KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 130

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PELEPAH PISANG DI KELOMPOK A.2 RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF KECANDRAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018 SKRIPSI

1 4 117

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI MACAM-MACAM HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA MELALUI MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan untuk

0 0 194

PENGEMBANGAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMAN 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 2 109