PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI.

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO

STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh Ai Karwati

1001076

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO

STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

Oleh Ai Karwati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Ai Karwati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

AI KARWATI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO

STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd. NIP: 195305221980021001

Pembimbing II

Dr. Yayan Sanjaya, M.Si. NIP: 197112312001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M.Si NIP: 196305011988031002


(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI” ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menaggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Ai Karwati 1001076


(5)

(6)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada Materi Sistem Ekskresi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dari pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Posttes Design. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, diambil satu kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 2. Teknik pengumpulan data untuk ranah kognitif atau penguasaan konsep siswa menggunakan metode tes yang terdiri dari tes awal dan tes akhir, sedangkan aspek afektif menggunakan lembar observasi. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan, siswa mengisi angket. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil tes awal sebesar 43,75 dan tes akhir sebesar 75, sehingga diperoleh gain sebesar 30,9 dan indeks gain sebesar 0,55 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Dari hasil penguasaan konsep tersebut terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil kognitif siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Nilai rata-rata persentase ranah afektif siswa 92,7% yang masuk ke dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Two Stay Two Stray, Hasil Belajar, Sistem Ekskresi


(7)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Application Cooperative Learning Two Stay Two Stray Type on Excretion System Topic to Increase Student XI Grade Learning Outcomes

ABSTRACT

This research’s goal is to know application of cooperative learning two stay two

stray type on excretory system topic to increase student XI grade learning outcomes. This research used weak experimental method with purposive sampling technique and has been selected one experiment it is XI science grade 2. Collecting data technique for cognitive or concept mastery of student used test method which was include pretest and posttest, whereas for affective aspect measured by observation sheet. To know how student opinion toward the method learning that has been undergone, student filled the questionnaire. Analysis data technique for hypothesis underwent using t test. Based on the research result showed that average of pretest is 43,75 and posttest is 75, so gain of the student is 30,9 with the gain index is 0,55 which is include in medium category. From concept mastery result showed that there are increasing of cognitive result of student before and after interference. Average value percentage for affective is 92,7 % which is include in good category. Thus, can be concluded that cooperative learning with two stay two stray type on excretory system topic can increase senior high school student in XI grade learning outcomes.

Keywords: cooperative learning, two stay two stray, learning outcomes, excretory system.


(8)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN.………... i

ABSTRAK………... ii

KATA PENGANTAR………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….. v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……….... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 5

C. Tujuan Penelitian……….. 5

D. Batasan Masalah………... 5

E. Asumsi……….. 6

F. Hipotesis………... 6

G. Manfaat Penelitian……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…….………. 7

A. Pembelajaran Kooperatif……….………… 7

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray…………... 11

C. Hasil Belajar………. 17


(9)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN………... 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 28

B. Populasi dan Sampel……… 28

C. Teknik Pengambilan Sampel………... 28

D. Metode Penelitian………. 29

E. Desain Penelitian……….. 29

F. Definisi Operasional………. 29

G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya……….. 30

H. Teknik Pengumpulan Data………... 36

I. Analisis Data……… 36

J. Tahapan Penelitian………... 41

K. Alur Penelitian……….. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 44

A. Hasil Penelitian……… 44

B. Pembahasan……….. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 64

A. Kesimpulan………...………... 64

B. Saran………. 65

DAFTAR PUSTAKA………. 66

LAMPIRAN………. 70


(10)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Belajar Kelompok

Biasa………... 10

2.2 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dengan Tipe Jigsaw ………...……... 16

2.3 Relevansi Penanaman 18 Karakter dengan Ranah Afektif.……… 22

2.4 Komposisi Urin Primer ……….………. 25

3.1 One Group Pretest-Posttes Design ………..………. 29

3.2 Kisi-kisi Soal Objektif ……….……….. 31

3.3 Kisi-kisi Format Penilaian Afektif ……… 31

3.4 Kisi-kisi Angket ……… 32

3.5 Kriteria Daya Pembeda……….. 33

3.6 Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen ……….. 33

3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ………... 34

3.8 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen ………..………. 34

3.9 Indeks Reliabilitas ………. 35

3.10 Indeks Validitas ………. 35

3.11 Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen……….... 36

3.12 Kategori N-gain (<g>)……….... 37


(11)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.14 Hasil Uji Homogenitas ……….. 39

3.15 Kategori Aspek Afektif ……… 40

3.16 Kategori Angket ……….... 41

4.1 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Materi Sistem Ekskresi ……….…… 45

4.2 Prosentase Siswa Berdasarkan Kategori Indeks Gain ……….. 46

4.3 Hasil Perhitungan Uji t-Test One Sample ………. 47

4.4 Prosentase Rerata Kemampuan Ranah Afektif Siswa Tiap Aspek ... 48

4.5 Prosentase Setiap Jenjang Afektif ………. 49

4.6 Prosentase Hasil Tanggapan Siswa ………... 51


(12)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagan struktur kelompok model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay Two Stray ………...…… 12

2.2 Struktur ginjal……… 23

3.1 Bagan Alur Penelitian……… 43

4.1 Rerata Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Materi

Sistem Ekskresi ………. 46


(13)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

A.Perangkat Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1……… 70

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2……… 76

A.3 Lembar Kerja Siswa 1………. 80

A.4 Lembar Kerja Siswa 2………. 96

B.Instrumen Penelitian B.1 Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep……….. 112

B.2 Kisi-kisi Penilaian Afektif………..………. 113

B.3 Kisi-kisi Angket……….………. 115


(14)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.5 Rubrik Penilaian Afektif…….……… 128

B.6 Angket………...……….. 131

C.Analisis Butir Soal C.1 Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Soal………. 132

C.2 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal………...…. 143

D.Data Hasil Penelitian D.1 Hasil Tes Penguasaan Konsep………..……….. 145

D.4 Hasil Penilaian Afektif Siswa………. 146

D.6 Hasil Angket………... 148

E.Hasil Uji Statistika Data Penelitian E.1 Uji Normalitas Pretest………... 149

E.2 Uji Normalitas Posttest……… 150

E.3 Uji Homogenitas………. 151

E.4 Uji Hipotesis……… 151

F.Dokumentasi………. 152

F.1 Dokumentasi Penelitian………... 152

G. Perizinan dan Judgment…………....……….………... 153

G.1 Surat Ijin Penelitian………. 153

G.2 Surat Bukti Penelitian………. 154

G.3 Surat Ijin Uji Instrumen………... 155

G.4 Surat Judgment 1………. 156

G.5 Surat Judgment 2………. 157


(15)

Ai KAaarwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI


(16)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Slameto (2003) mengatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik. Dalam proses belajar mengajar biologi selalu melibatkan siswa secara aktif untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir rasional, kritis, dan kreatif. Salah satu kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran adalah membuat siswa aktif. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa, berkomunikasi dan bekerja sama. Menurut Fleming dan Ferkins (2010) tampak bahwa sistem pendidikan saat ini tampaknya menekankan keberadaan ruang kelas untuk tujuan kompetitif. Siswa dengan berbagai karakter dan kemampuan selain menjadikan ruang kelas sebagai tempat belajar juga menjadikan ruang kelas sebagai tempat untuk berkompetisi menunjukkan kemampuannya untuk menjadi yang paling unggul di kelasnya.

Dalam struktur tujuan kompetitif, kegagalan individu memainkan peran penting dalam keberhasilan individu yang lain. Siswa mencoba untuk berkompetisi "mengalahkan" rekan-rekannya dalam rangka untuk meningkatkan peluang keberhasilan mereka (Ling, 2006). Siswa yang bekerja sama saling membantu dalam mencapai tujuan bersama bisa mencapai keberhasilan lebih dari siswa-siswa yang bekerja sendirian. Selain itu, prestasi tidak selalu diperoleh melalui pembelajaran yang bersifat klasikal seperti belajar sendiri-sendiri di kelas, tapi prestasi juga dapat diraih melalui belajar kelompok atau diskusi kelompok karena banyak siswa yang tidak berani bertanya langsung kepada guru ketika menemukan kesulitan dalam belajar. Kebanyakan siswa bertanya pada temannya (Lyana, 2011).


(17)

2

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pernyataan di atas dikembangkanlah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menempatkan siswa dalam kelompok kecil untuk bekerja pada tugas-tugas tertentu menuju pencapaian tujuan bersama (Slavin, 2009). Salah satu karakteristik yang unik dalam pembelajaran kooperatif adalah pengelompokkan dengan sifat heterogen dalam hal kemampuan dan jenis kelamin. Tugas yang terstruktur sedemikian rupa membuat setiap anggota bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar sendiri tetapi juga untuk rekan-rekannya.

Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa berinteraksi satu sama lain, menghasilkan alternatif ide-ide dan membuat kesimpulan melalui diskusi. Dengan demikian menyediakan bahan-bahan untuk proses berpikir yang lebih tinggi. Pada penelitian ini salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dipilih yaitu pembelajaran kooperatif tipe Two

Stay Two Stray (TSTS) yang lebih menekankan keaktifan peserta didik dalam

interaksi kelompok belajar. Menurut Hammiddy (2010), TSTS pada dasarnya adalah diskusi kelompok dan setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab masing-masing. Ngalimun (2009 dalam Hammiddy, 2010) menyatakan bahwa TSTS adalah cara peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain.

Pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah kerja kelompok, dua bertamu ke kelompok lain dan dua peserta didik lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, dan laporan kelompok. Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe pembelajaran, tapi peneliti memilih menggunakan tipe TSTS karena pada tipe kooperatif yang lain setiap anggota kelompok diberi satu tugas untuk dikerjakan, kemudian hasilnya dijelaskan kepada anggota sekelompoknya seperti Jigsaw sedangkan pada tipe TSTS hasil tugas setiap anggota kelompok/ pengetahuan yang diperoleh tidak hanya ditularkan kepada teman satu kelompok saja tetapi juga dikomunikasikan kepada anggota


(18)

3

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok lain yang berkunjung. Sehingga setiap anggota kelompok bertugas menyampaikan informasi yang dimilikinya dan juga sekaligus mendapatkan informasi dari anggota kelompok yang lain. Diharapkan dengan pembelajaran ini peserta didik mampu memahami setiap ide yang dituangkan oleh setiap kelompok secara bergiliran (Hammidy, 2010).

Beberapa peneliti sebelumnya juga pernah melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa. Digitaliawati (2005) melakukan penelitian pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Two Stay

Two Stray terhadap hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa SMP

dan diperoleh hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan tipe Two Stay Two Stray dengan kelas yang menggunakan kerja kelompok biasa. Perbedaannya yaitu hasil belajar yang dilihat dari N-gain kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan N-gain dari kelas kontrol. Selain itu, Ersah (2007) juga pernah melakukan penelitian deskriptif untuk melihat penerapan tipe Two Stay Two Stray terhadap kemampuan berkomunikasi siswa SMA pada mata pelajaran matematika. Hasil dari penelitian Ersah menunjukkan bahwa penerapan tipe ini mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa SMA. Oleh karena itu, peneliti juga memilih tipe Two Stay Two Stray pada penelitian ini.

Segala tipe pembelajaran pada hakikatnya adalah memiliki tujuan yang sama, salah satunya yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sukmadinata (2003), hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik, atau dalam kata lain penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada dasarnya hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah pembelajaran


(19)

4

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sukmadinata, 2003). Pada penelitian ini hasil belajar yang akan dinilai adalah kognitif dan afektif. Penguasaan kognitif siswa menjadi penilaian yang akan dilihat pada penelitian ini karena penguasaan kognitif juga paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Berdasarkan hal tersebut juga terkadang penguasaan afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Menurut Sudjana (2009) sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut dan harus tampak dalam proses belajar yang dicapai oleh siswa. Selain itu, ranah afektif juga berkaitan erat dengan 18 karakter pendidikan yang sedang digalakan oleh KEMENDIKNAS yang harus ditambahkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penilaian afektif siswa maka akan terlihat keberhasilan penanaman 18 karakter pendidikan yang dimasukkan ke dalam proses pembelajaran oleh guru (Depdiknas, 2011). Oleh sebab itu, peneliti juga ingin menilai afektif siswa sehingga dapat terlihat bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif TSTS terhadap afektif siswa dan apabila penerapannya menghasilkan nilai afektif yang baik maka pembelajaran TSTS ini dapat dijadikan salah satu pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter siswa.

Dengan munculnya ketertarikan peneliti terhadap beberapa penelitian yang sudah ada, pada penelitian ini peneliti akan menerapkan pembelajaran tipe Two Stay Two Stray ini pada materi sistem ekskresi. Materi sistem ekskresi dipilih karena materi ini bersifat faktual, yaitu melibatkan konsep-konsep yang terkait dengan masalah kehidupan sehari-hari. Sifat materi yang demikian akan menuntut siswa berfikir aktif untuk memeroleh pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsepnya sehingga siswa mampu mengaitkan antara konsep dengan masalah faktual.

Penggunaan tipe pembelajaran ini dan penerapannya pada materi sistem ekskresi masih perlu dilakukan. Selain itu, peneliti memilih pembelajaran


(20)

5

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kooperatif tipe Two Stay Two Stray karena dengan tipe pembelajaran ini dapat mengarahkan siswa agar aktif dalam pembelajaran. Menurut Lie (2002), pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, tipe ini juga dapat memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk saling bertukar informasi, pendapat atau ide yang dimiliki oleh masing-masing kelompok sehingga setiap kelompok mendapat wawasan yang luas dan hasil belajar pun meningkat. Berdasarkan alasan-alasan di atas sehingga peneliti merasa tertarik untuk melihat penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana hasil belajar siswa SMA kelas XI setelah diterapkan pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi sistem ekskresi?”

Rumusan masalah tersebut dikembangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana penguasaan konsep siswa (kognitif) setelah diterapkan

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi sistem ekskresi?

2. Bagaimana sikap siswa (afektif) pada pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi sistem ekskresi?

3. Bagaimana tanggapan siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi sistem ekskresi?


(21)

6

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat penerapan Pembelajaran

Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil

belajar siswa SMA Kelas XI.

D. Batasan Masalah

1. Hasil belajar yang akan dinilai adalah kognitif dan afektif siswa.

2. Materi sistem ekskresi dalam penelitian ini adalah materi mengenai ginjal pada manusia.

E. Asumsi

1. Pembelajaran Two Stay Two Stray dimanfaatkan siswa untuk bertukar pikiran dengan siswa lain (Hammiddy, 2010).

2. Pembelajaran Two Stay Two Stray menuntut guru untuk melibatkan siswa secara aktif, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hammidy, 2010).

F. Hipotesis

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan setelah

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay

Two Stray pada materi sistem ekskresi.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, untuk masing-masing pihak akan dijelaskan secara terpisah.

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman baru berdasarkan informasi dan data yang diperoleh serta


(22)

7

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai sarana pembelajaran yang menarik untuk bekal kelak ketika menjadi seorang guru yang terjun di lingkungan sekolah secara langsung.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru kepada siswa sehingga siswa dapat membedakan bagaimana pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pencapaian tujuan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan afektif siswa dan sebagai sarana belajar bekerjasama untuk bekal di kehidupan bermasyarakat.

3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian yang relevan berkaitan dengan penerapan pembelajaran kooperatif.


(23)

28

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 2 Bandung, yang beralamat di Jalan Cihampelas No.167 Bandung. Sekolah tersebut dipilih karena pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang akan diteliti belum pernah digunakan oleh guru biologi di sekolah tersebut. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XI tahun ajaran 2013/2014 yang belum menerima pembelajaran tentang sistem ekskresi. Kelas yang dijadikan penelitian hanya satu kelas dengan jumlah siswa 32 orang. Pemilihan tingkat kelas, yakni kelas XI dipilih terkait materi pembelajaran peneliti yakni sistem ekskresi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan sebanyak 32 siswa dalam satu kelas yaitu kelas XI IPA 2.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive

sampling karena tipe TSTS ini merupakan pendekatan pembelajaran baru di

sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian sehingga dipilih sampel yang kelasnya terdiri dari siswa dengan berbagai karakter, yang memiliki tingkat keaktifan dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga diharapkan dapat terlihat bagaimana penerapan dari perlakuan terhadap siswa dengan tingkat kecerdasan dan keaktifan yang berbeda-beda.


(24)

29

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experiment. Hal tersebut karena tidak sepenuhnya ada pengontrolan variabel-variabel seperti pada eksperimen sejati (Sugiyono, 2009:74). Variabel terikat pada penelitian ini yaitu hasil belajar siswa, sedangkan variabel bebasnya yaitu penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

E. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One

Group Pretest-Posttes Design (Sugiyono, 2009). Desain ini hanya melibatkan

satu kelas yaitu sebagai kelas eksperimen. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada kelas tersebut. Dalam desain penelitian ini terdapat beberapa langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian, yaitu pretest (T1), perlakuan

(X), dan posttest (T2). Perbedaan antara pretest dan posttest diasumsikan

sebagai efek dari perlakuan. Desain penelitian tersebut dapat digambakan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. One Group Pretest-Posttes Design

Group Pretest Treatment Posttest

Experiment T1 X T2

Keterangan:

T1 : Tes awal yang diberikan sebelum siswa mendapat pengalaman

pembelajaran.

X : Perlakuan yang diberikan kepada siswa berupa pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

T2 : Tes akhir yang diberikan setelah siswa mendapat pembelajaran dengan

pembelajaran kooperatif tipe TSTS.


(25)

30

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pembelajarn kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe

Two Stay Two Stray disebut pula pembelajaran Dua Tinggal Dua Pergi

yaitu pembelajaran yang bertujuan memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dari kelompok lain.yang akan dilihat penerapannya terhadap hasil belajar siswa dan dijaring dengan menggunakan instrumen berupa tes dan nontes.

2. Parameter yang diukur adalah hasil belajar siswa meliputi dua domain yaitu kognitif dan afektif.

3. Domain kognitif yang akan dilihat hasilnya yaitu merujuk pada taksonomi Bloom meliputi ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6) dan dijaring dengan instrumen tes berupa tes objektif dengan 30 soal pilihan ganda. Tes ini akan diberikan sebelum dan setelah perlakuan (tes awal dan tes akhir).

4. Perilaku atau aspek siswa yang akan dinilai dalam ranah afektif merujuk kepada Krathwohl yang terdiri dari lima perilaku antara lain penerimaan, pemberian respon, penilaian, perngorganisasian, dan karakterisasi dan akan dijaring dengan instrumen nontes berupa format penilaian afektif (format observasi) yang akan dilakukan selama pembelajaran menggunakan pembelajaran TSTS.

G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen yang digunakan untuk menyaring hasil belajar dalam penelitian ini adalah:

1. Tes Tertulis

Instrumen berupa tes tertulis digunakan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi. Tes tertulis ini berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan butir pilihan sebanyak empat butir. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran. Seluruh soal


(26)

31

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memuat ranah kognitif pada aspek hafalan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6).

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Objektif

Indikator Jenjang Kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Menjelaskan struktur dan fungsi organ ginjal

1,2 3,4 4

Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi ginjal

5,6 2

Menjelaskan proses terbentuknya urin

9 7,8,10 11 5

Menjelaskan faktor-faktor yang

memengaruhi jumlah urin

12,13 2

Menjelaskan penyakit/kelainan pada ginjal 14,17, 20,21 16,22, 23

19 15,18 10

Menyebutkan zat-zat yang terdapat/tidak dalam urin

24,28 25,29. 30

27 26 7

Jumlah 5 16 4 2 2 1 30

Prosentase (%) 16,6 53,4 13,4 6,66 6,66 3,33 100

2. Format Penilaian Afektif

Format ini digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah afektif. Instrumen ini berupa daftar cek, artinya observer hanya memberikan

tanda cek (√) jika kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan

oleh siswa.


(27)

32

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Jenjang Afektif Nomor

Pernyataan

Jumlah Pernyataan

1 Tingkat Menerima (Receving) 1,2,3,4 4

2 Tingkat Menanggapi

(Responding)

5,6,7 3

3 Tingkat Menilai (Valuing) 8 1

4 Tingkat Organisasi

(Organization)

9 1

5 Tingkat Karakterisasi Nilai

(Characterization)

10 1

Total 10 10

3. Angket Siswa

Pedoman angket untuk mengetahui tanggapan/respon siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket

No Aspek yang ditanyakan Nomor

Pernyataan

Jumlah Pernyataan

1 Pembelajaran Biologi 1,4 2

2 Materi Sistem Ekskresi khususnya mengenai ginjal manusia

2,3 2

2 Pembelajaran kooperatif TSTS 6,9,10 3

3 Pemahaman terhadap konsep 5 1

4 Rasa ingin bekerjasama, aktif dan

bertanggung jawab dalam

pembelajaran

7,8 2

Total 10 10

Sebelum dilakukan penelitian, soal tes awal dan tes akhir akan diujicobakan di kelas lain untuk diketahui daya pembeda, tingkat kesukaran, tingkat validitas dan reliabilitas soal-soal tersebut. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut.

a. Uji daya pembeda

Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai tersebut diuji dengan menggunakan indeks diskriminasi, yaitu:


(28)

33

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DP = - = PA - PB

(Arikunto, 2012) Keterangan:

DP : Daya pembeda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

JA : jumlah peserta kelompok atas

JB : jumlah peserta kelompok bawah

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda yang sering digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda

Kriteria Keterangan

Negatif Sangat jelek

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat baik

(Sumber: Arikunto, 2012)

Data rekapitulasi daya pembeda hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen

Klasifikasi No.Soal Jumlah Soal %

Baik sekali 5,31,34,36 4 10

Baik 1,2,6,9,11,15,16,19,20,23,32,33,35 13 32,5

Cukup 4,14,21,22,24,27,28,29 8 20

Jelek 3,7,8,10,12,13,17,18,25,26,30,37,38,39, 40

15 37,5

Jumlah 40 100

b. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran digunakan untuk menunjukkan sukar dan tidaknya suatu soal. Taraf kesukaran diuji dengan menggunakan rumus:

TK =


(29)

34

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2012) Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar S : jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran yang sering digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kesukaran (P)

Nilai P Keterangan

0,00 Sangat sukar

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,31 < P ≤ 0,70 Sedang

0,71 < P ≤ 1,00 Mudah

1,00 Sangat mudah

(Sumber: Arikunto, 2012)

Data rekapitulasi tingkat kesukaran butir soal hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen

Klasifikasi No.Soal Jumlah Soal %

Sukar 9,10,12,31,36 5 12,5

Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,11,13,14,15, 16,17,18,19,20,21,22,23,24, 25,26,27,28,29,30,31,32,33,

34, 35, 37, 38, 39, 40

35 87,5

Jumlah 40 100


(30)

35

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu uji dapat dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes itu dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji taraf reliabilitas suatu tes, maka digunakan rumus:

Spearman-Brown

(Arikunto, 2012) Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

p : proporsi subjek yang menjawab benar

q : proporsi subjek yang menjawab salah (q=1-p)

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Dengan Interpretasi Indeks Reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Indeks Reliabilitas

Indeks Reliabilitas Keterangan

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Cukup

0,60 – 0,79 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi (Sumber: Arikunto, 2012) d. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian antara hasil pengukuran dengan apa yang hendak di ukur. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya angka koefisien korelasi antara hasil pengukuran tersebut dengan kategorinya.

Validitas ini dapat diselidiki dengan menggunakan rumus korelasi


(31)

36

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2012) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara skor pada

pokok uji dengan skor total N = jumlah siswa

X = skor pada pokok uji Y = skor total

Dengan Interpretasi Indeks Validitas dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10. Indeks Validitas

Indeks Validitas Keterangan

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Cukup

0,60 – 0,79 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi (Sumber: Arikunto, 2012)

Data rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen

Kriteria No.Soal Jumlah Soal %

Sangat tinggi 0 0

Tinggi 34, 36 2 5

Cukup 2, 5, 11, 19, 20, 21, 31, 35 8 20

Rendah 1, 3, 4, 6, 9, 14, 15,17, 23, 28, 29, 32, 33, 38

14 35

Sangat rendah 7, 8, 10, 12, 13, 16, 18, 22, 24, 25, 26, 27, 30, 37, 39, 40

16 40

Jumlah 40 100

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(32)

37

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Tes, yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah soal mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa yaitu materi mengenai ginjal manusia. b) Observasi, dilengkapi dengan format observasi.

c) Studi kepustakaan, berguna untuk mengetahui data-data yang tertulis.

I. Analisis Data

Data yang diperoleh dari seluruh instrumen yang digunakan, kemudian dianalisis. Langkah analisis data:

1. Tes Tertulis

Skor dari soal pilihan ganda ini ditentukan oleh jawaban benar saja, sedangkan jawaban salah tidak diperhitungkan. Jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0 dengan menggunakan rumus:

S = Σ R

Arikunto (2006)

Keterangan:

S : Skor yang diperoleh

R : Jumlah jawaban yang benar

Skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus di atas kemudian diubah dengan menggunakan nilai skala 100 dengan menggunakan rumus:

NP =

x 100

Arikunto (2006)

Keterangan:

NP : Nilai yang dicari

R : Skor yang diperoleh siswa

SM : Skor maksimal dari tes yang bersangkutan

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan, maka dari data tes awal dan tes akhir dihitung gainnya yaitu selisih antara skor tes akhir (posttest) dengan skor tes awal (pretest), kemudian


(33)

38

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dihitung nilai gain ternormalisasi (N-gain). Dapat dihitung dengan menggunakan rumus N-gain (<g>):

N-gain (<g>) =

Hake (dalam Meltzar, 2002)

Tabel 3.12. Kategori N-gain (<g>)

N-gain Kategori

≥ 0,70 Tinggi

0,30 < NG > 0,70 Sedang

< 0,30 Rendah

Hake (dalam Meltzar, 2002)

a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

Chi-kuadrat. Uji normalitas merupakan suatu prasyarat uji statistik yang bertujuan

untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah nilai tes awal dan tes akhir siswa.

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas: 1) Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah

2) Menentukan rentang (r) 3) Menentukan banyak kelas (k) 4) Menentukan panjang kelas (p) 5) Mencari nilai rata-rata (x) 6) Mencari nilai varians (s2) 7) Mencari nilai standar deviasi (s)

8) Membuat daftar frekuensi pengamatan (Oi) dan frekuensi yang diharapkan

(Ei).

9) Mencari nilai z untuk tiap batas kelas, dengan menggunakan rumus: z =


(34)

39

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11)Menentukan besarnya frekuensi pengamatan (Oi) dan frekuensi yang

diharapkan (Ei).

12)Menentukan χ2 Tabel dengan derajat kebebasan k-3 dan taraf signifikansi

5% atau α = 0,05.

13)Menentukan χ2 hitung dengan menggunakan rumus:

χ2

=

(Sudjana, 2005:273)

14)Membuat kesimpulan berdasarkan perbandingan χ2 Tabel dengan χ2 hitung. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, diketahui bahwa χ2 hitung lebih kecil daripada χ2 Tabel, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji pada penelitian ini berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas terangkum dalam Tabel 3.13.

Tabel 3.13. Hasil Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir

Data χ2hitung χ2Tabel Keterangan

Tes Awal 3,4 7,81 Distribusi normal

Tes Akhir 2,7 7,81 Distribusi normal

Berdasarkan data pada Tabel 3.13., dapat disimpulkan bahwa kedua data

berdistribusi normal karena χ2

Tabel >χ2hitung. Dengan demikian, data penelitian

dapat dilanjutkan dengan pengujian hipotesis secara statistik parametrik.

b. Uji Homogenitas

Setelah diketahui bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas yang juga merupakan prasyarat uji statistik selanjutnya. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji F. perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mencari nilai F hitung dengan menggunakan rumus: F hit =

(Sudjana, 2005: 249) 2) Mencari nilai F Tabel dengan taraf signifikansi 5% atau α = 0,05


(35)

40

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Membuat kesimpulan berdasarkan perbandingan F Tabel dengan F hitung. Tabel 3.14. Hasil Uji Homogenitas

Data Fhitung FTabel Keterangan

Uji F 1,23 1,84 Varians homogen

Berdasarkan data pada Tabel 3.14. di atas, dapat diketahui bahwa F hitung lebih kecil daripada F Tabel, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji pada penelitian ini memiliki varians yang homogen.

c. Uji Hipotesis

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada satu kelas eksperimen, dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Data yang diuji merupakan data hasil tes akhir siswa pada materi sistem ekskresi. Menurut Toothaker (1986 dalam Meltzar 2002) uji statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis dari satu sampel yang tidak diketahui simpangan baku populasinya adalah t-test one sample. Berikut ini perhitungan

t-test one sample yang digunakan.

t =

(Sudjana, 2005)

Keterangan:

x : Rata-rata tes akhir

µ : 70

S : Standar deviasi tes akhir N : Jumlah siswa

2. Analisis Hasil Belajar Afektif

Dari data lembar observasi dihitung prosentase kemunculan tiap aspek yaitu dengan rumus:

X = x 100%

(Indiasari, 2004) Keterangan:


(36)

41

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X : Prosentase munculnya aspek selama pembelajaran n : Jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran

N : Jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran Untuk mengukur aspek afektif siswa sehingga diperoleh kesimpulan dengan menafsirkan angka prosentase yang didapat dari menganalisis data ke dalam bentuk kata sebagai berikut:

Tabel 3.15. Kategori Aspek Afektif

Prosentase Kategori

80% atau lebih Sangat Baik

60% - 79% Baik

40% - 59% Cukup

21% - 39% Rendah

0% - 20% Sangat Rendah

(Indiasari, 2004)

3. Pengolahan Data Angket

Langkah-langkah dalam menganalisis hasil angket adalah sebagai berikut: a. Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa

b. Menghitung prosentase jawaban siswa untuk masing-masing kriteria yang ditanyakan dengan perhitungan sebagai berikut:

Prosentase Jawaban =

x 100%

(Arikunto, 2006) c. Melakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori

untuk setiap kriteria berdasarkan Tabel aturan Koentjaraningrat tahun 1990 (dalam Indiasari, 2004) sebagai berikut:


(37)

42

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.16. Kategori Angket

Prosentase (%) Kategori

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir separuhnya

50 Separuhnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

J. Tahapan Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan penyusunan proposal penelitian serta kelengkapan alat, bahan dan berbagai macam instrumen penelitian diantaranya soal pretest dan posttest, lembar observasi dan LKS. Proses pengajuan proposal dan instrumen dilakukan bertahap sampai tidak ada lagi koreksi dan yang digunakan merupakan hasil revisi akhir. Selain itu, pada tahap persiapan ini mulai dilakukan pendekatan dengan pihak terkait khususnya kepada pihak sekolah sebagai objek penelitian agar didapatkan izin yang sah untuk penelitian.

2. Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan sebelum, selama dan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Sebelum kegiatan pembelajaran data yang diambil berupa data gambaran awal siswa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan soal pretest. Pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan observasi terhadap siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan dicatat dalam lembar observasi serta dilakukan pengambilan data melalui pengisian LKS. Setelah proses pembelajaran


(38)

43

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung dilakukan evaluasi pembelajaran dengan soal posttest dan siswa diminta untuk mengisi angket untuk mengetahui tanggapan/respon siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Pengolahan Data dan Interpretasi Data

Pengolahan data dimulai dengan terlebih dahulu melakukan klasifikasi data sesuai dengan kebutuhan. Untuk melihat pemahaman konsep siswa data hasil pretest-posttest merupakan data utama yang dipergunakan dengan menganalisis data gain yang didapat dari hasil pretest dan posttest ini. Data lembar observasi lebih diutamakan untuk melihat kemampuan afektif siswa dan data angket untuk mengetahui tanggapan/respon siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Setelah terkumpul data yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi data. Beberapa data dilakukan analisis dengan menggunakan metode statistik agar didapatkan hasil interpretasi data yang lebih tepat.

4. Penyusunan Hasil Penelitian

Penyusunan hasil penelitian yang dilakukan adalah berupa pembuatan skripsi sebagai tugas akhir. Setelah data yang didapat diinterpretasikan dan didapat kecenderungan hasil akhirnya, maka dilakukan penyusunan hasil akhir penelitian ini. Pada skripsi diuraikan keseluruhan proses penelitian dari tahap awal hingga akhir sehingga didapatkan hasil dari penerapan pembelajaran koopertif tipe TSTS pada materi sistem ekskresi khususnya materi mengenai ginjal manusia terhadap hasil belajar siswa SMA kelas XI sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya.


(39)

44

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K. Alur Penelitian

Pengajuan masalah penelitian

Penyusunan instrumen dan RPP

Judgement instrumen Revisi proposal penelitian

Seminar proposal

Penyusunan proposal penelitian

Uji coba instrumen

Pelaksanaan tes awal Revisi instrumen

Pembelajaran dengan kooperatif tipe Two

Stay Two Stray dan penilaian afektif

Pelaksanaan tes akhir dan pengisian angket


(40)

45

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Alur Penelitian

Penarikan kesimpulan Pengolahan data dan analisis data


(41)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi. Hasil belajar yang diamati adalah penguasaan konsep siswa (kognitif) dan afektif siswa.

Peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat dari hasil tes awal dan tes akhir serta gain ternormalisasi (N-gain). Dari data yang diperoleh menunjukan adanya perbedaan antara skor rata-rata tes awal sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan tes akhir setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Skor rata-rata tes awal sebesar 43,75 yang tersebar diantara skor 27 sampai 74 dan skor rata-rata tes akhir sebesar 75,00 yang tersebar diantara skor 47 sampai 93, dengan selisih atau rata-rata gain sebesar 30,9. Selain itu, peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat berdasarkan skor rata-rata N-gain yang diperoleh sebesar 0,55 yang termasuk ke dalam kategori sedang.

Hasil belajar siswa ranah afektif termasuk ke dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata prosentase sebesar 92,7%. Hasil belajar ranah afektif ini diperoleh melalui format observasi afektif pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil analisis angket atau tanggapan siswa, diperoleh hasil prosentase bahwa hampir seluruh siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan hampir seluruh siswa menyukai materi sistem ekskresi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.


(42)

65

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. SARAN

Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran Biologi SMA. untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe tersebut dengan baik, maka sebaiknya sebelum pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Tersedianya fasilitas pembelajaran seperti alat-alat praktikum, media presentasi, dll.

2. Memberikan teknis pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Stray kepada siswa agar pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa tidak

merasa bingung.

3. Memperhatikan alokasi waktu, sehingga diharapkan lebih dapat mengatur waktu agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Memperhatikan tiap-tiap indikator pada aspek afektif.

5. Untuk menyempurnakan penelitian ini peneliti memberi saran bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di kelas pada materi dan jenjang yang berbeda.


(43)

66

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Basoeki, S. (1988). Anatomi dan Fisiologi Manusia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Campbell, N.A ,Reece, J.B, Mitchell, L.G. (2002). Biologi Campbell Edisi

Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2011). 18 Karakter Bangsa. [Online]. Tersedia di [ 7 Maret 2014].

Digitaliawati,N. (2005). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik

Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP.

Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Psikologi suatu Pengantar. Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK

Ersah,S. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay

Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(44)

67

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fleming, J. dan Ferkins, L. (2010). The Use of Action Learning Strategies for Cooperative Education or Work-integrated Learning Projects. Journal

of Education. 4(1), 1-4.

Fried. (2006). Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Hammiddy, M. 2010. Improving Students’ Comprehension of Poems Using Two Stay Two Stray Strategy. Journal of Social Sciences.10(1), 316-318.

Indiasari, S. K. (2004). Profil Keterampilan Kooperatif Siswa pada Model

Kegiatan dalam Pembagian Tugas dalam Praktikum Sistem Ekskresi. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik.

Bandung:Nusamedia.

Lyana, E. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two

Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP pada Pelajaran Sejarah.Skripsi Sarjana FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Meltzar, D. E. (2002). The Reliationship beetwen Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics : A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. [online]. Tersedia: http//:www.physics.iastate.edu/per/docs/Addendum on normalized gain.pfd.[Desember 2013].

Muamar. (2012). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

(TSTS) Untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afektif Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 02 Junrejo, Kota Batu. Skripsi Sarjana pada

FPMIPA UIN Malang: tidak diterbitkan.

Maryanto. (1999). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction


(45)

68

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Journal of Faculty of Educational Sciences [Online], vol 43, 18

halaman. Tersedia: http://dergiler.ankara.edu [5 Februari 2014]

Jager, T. D. (2012). Using Visual Media to Enhance Science Teaching and Learning in Historically Disadvantaged Secondary Schools. Journal

of Education. 47(1), 1-6.

Ling, E. K. H. (2006). A Teacher’s Personal Reflection On The Usage Of

Cooperative Learning Strategies In Teaching Primary School Science.

Journal of Education. 12(28),1-17.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: P.T. Gramedia.

Pearce, E. (1985). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, M. N. (2009). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sari, R. R. (2007). Penerapan Penilaian Afektif pada Praktikum SHV (Sistematika Hewan Invertebrata) Terhadap Peningkatan Hasil Praktikum Mahasiswa FKIP Biologi. [Online]. Tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/8546/1/A420060044.pdf [Desember 2013]

Sapriati, A. (2006). Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fotosintesis. [online]. Tersedia: http://linkpdf.com/.../pengembangan-penilaian-praktikum-fotosintesis-pdf [Desember 2013]

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung: Nusamedia


(46)

69

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RAD. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2001). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suprijono, A. (1999). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Usman, U. dan Setiawati. (2002). Upaya Mengoptimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wasis dan Irianto, S. Y. (2009). Ilmu Pengetahuan Umum 3: SMP dan MTS

Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Winatasasmita, D. (1994). Tinjauan Mengenai Praktikum Pada Jurusan


(1)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi. Hasil belajar yang diamati adalah penguasaan konsep siswa (kognitif) dan afektif siswa.

Peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat dari hasil tes awal dan tes akhir serta gain ternormalisasi (N-gain). Dari data yang diperoleh menunjukan adanya perbedaan antara skor rata-rata tes awal sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan tes akhir setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Skor rata-rata tes awal sebesar 43,75 yang tersebar diantara skor 27 sampai 74 dan skor rata-rata tes akhir sebesar 75,00 yang tersebar diantara skor 47 sampai 93, dengan selisih atau rata-rata gain sebesar 30,9. Selain itu, peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat berdasarkan skor rata-rata N-gain yang diperoleh sebesar 0,55 yang termasuk ke dalam kategori sedang.

Hasil belajar siswa ranah afektif termasuk ke dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata prosentase sebesar 92,7%. Hasil belajar ranah afektif ini diperoleh melalui format observasi afektif pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil analisis angket atau tanggapan siswa, diperoleh hasil prosentase bahwa hampir seluruh siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan hampir seluruh siswa menyukai materi sistem ekskresi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.


(2)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. SARAN

Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran Biologi SMA. untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe tersebut dengan baik, maka sebaiknya sebelum pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Tersedianya fasilitas pembelajaran seperti alat-alat praktikum, media presentasi, dll.

2. Memberikan teknis pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Stray kepada siswa agar pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa tidak

merasa bingung.

3. Memperhatikan alokasi waktu, sehingga diharapkan lebih dapat mengatur waktu agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Memperhatikan tiap-tiap indikator pada aspek afektif.

5. Untuk menyempurnakan penelitian ini peneliti memberi saran bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di kelas pada materi dan jenjang yang berbeda.


(3)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Basoeki, S. (1988). Anatomi dan Fisiologi Manusia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Campbell, N.A ,Reece, J.B, Mitchell, L.G. (2002). Biologi Campbell Edisi

Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2011). 18 Karakter Bangsa. [Online]. Tersedia di [ 7 Maret 2014].

Digitaliawati,N. (2005). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik

Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP.

Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Psikologi suatu Pengantar. Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK

Ersah,S. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay

Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(4)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fleming, J. dan Ferkins, L. (2010). The Use of Action Learning Strategies for Cooperative Education or Work-integrated Learning Projects. Journal

of Education. 4(1), 1-4.

Fried. (2006). Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Hammiddy, M. 2010. Improving Students’ Comprehension of Poems Using Two Stay Two Stray Strategy. Journal of Social Sciences.10(1), 316-318.

Indiasari, S. K. (2004). Profil Keterampilan Kooperatif Siswa pada Model

Kegiatan dalam Pembagian Tugas dalam Praktikum Sistem Ekskresi. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik.

Bandung:Nusamedia.

Lyana, E. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two

Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP pada Pelajaran Sejarah.Skripsi Sarjana FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Meltzar, D. E. (2002). The Reliationship beetwen Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics : A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. [online]. Tersedia: http//:www.physics.iastate.edu/per/docs/Addendum on normalized gain.pfd.[Desember 2013].

Muamar. (2012). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

(TSTS) Untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afektif Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 02 Junrejo, Kota Batu. Skripsi Sarjana pada

FPMIPA UIN Malang: tidak diterbitkan.

Maryanto. (1999). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction


(5)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Journal of Faculty of Educational Sciences [Online], vol 43, 18

halaman. Tersedia: http://dergiler.ankara.edu [5 Februari 2014]

Jager, T. D. (2012). Using Visual Media to Enhance Science Teaching and Learning in Historically Disadvantaged Secondary Schools. Journal

of Education. 47(1), 1-6.

Ling, E. K. H. (2006). A Teacher’s Personal Reflection On The Usage Of

Cooperative Learning Strategies In Teaching Primary School Science.

Journal of Education. 12(28),1-17.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: P.T. Gramedia.

Pearce, E. (1985). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, M. N. (2009). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sari, R. R. (2007). Penerapan Penilaian Afektif pada Praktikum SHV (Sistematika Hewan Invertebrata) Terhadap Peningkatan Hasil Praktikum Mahasiswa FKIP Biologi. [Online]. Tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/8546/1/A420060044.pdf [Desember 2013]

Sapriati, A. (2006). Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fotosintesis. [online]. Tersedia: http://linkpdf.com/.../pengembangan-penilaian-praktikum-fotosintesis-pdf [Desember 2013]

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung: Nusamedia


(6)

Ai Karwati, 2014

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RAD. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2001). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suprijono, A. (1999). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Usman, U. dan Setiawati. (2002). Upaya Mengoptimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wasis dan Irianto, S. Y. (2009). Ilmu Pengetahuan Umum 3: SMP dan MTS

Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Winatasasmita, D. (1994). Tinjauan Mengenai Praktikum Pada Jurusan


Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM KELAS XI SMA.

0 6 18

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban.

0 0 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI - repository UPI S BIO 1001076 Title

0 0 5