IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEDOSFER DI KELAS X SMA NEGERI 1 AEK KUASAN TAHUN AJARAN 2013-2014.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PEDOSFER DI KELAS X SMA NEGERI 1

AEK KUASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

JULIANA KHAIRUNISA NIM. 3103331028

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Juliana Khairunisa. Nim 3103331028. Implementasi Model Pembelajaran Modelling The Way untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

pada Materi Pedosfer di Kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Aktivitas belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014. (2) Hasil belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 36 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I yang terdiri dari I pertemuan dan siklus II juga terdiri I pertemuan. Teknik pengumpul data yang digunakan yaitu teknik observasi dan komunikasi tidak langsung, kemudian data dianalisis dengan teknik analisis inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pedosfer. Hal ini terbukti dari hasil siklus I yakni 61,95% meningkat menjadi 85,5% pada siklus ke II, (2) Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pedosfer. Hal ini ditunjukkan dari hasil siklus I yaitu 67% meningkat menjadi 89% pada siklus II.


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Anugerah dan Rahmat yang diberikannya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul Implementasi Model Pembelajaran

Modelling The Way Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Pedosfer Kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014 dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat hambatan, namun banyak yang telah memberikan bantuan. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor UNIMED beserta staf yang mendampingi beliau.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, saran, serta dukungan yang tidak ternilai harganya. 4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku seketaris Jurusan Pendidikan Geografi.

5. Ibu Dra. Elfayetti, M.P selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahan.

6. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan waktu, saran maupun dukungan dalam penulisan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Maringan Sirait, S.U selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan waktu, saran maupun dukungan dalam penulisan skripsi ini. 8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi.

9. Bapak Hayat Siagian selaku staf administrasi yang telah banyak memberikan dukungan serta membantu kelancaran administrasi penulis.

10. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih dengan setulus hati kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Kahat dan Ibunda Ngatirah. Karena atas doa kasih sayang, motivasi dan dukungan yang tidak ternilai serta dukungan moral dan material kepada ananda yang tidak pernah putus serta memelihara dan membesarkan ananda dari kecil hingga dewasa serta menyekolahkan sehingga ananda dapat menyelesaikan studi sampai ke bangku sarjana dengan penuh kesabaran dan keikhlasan serta jerih payah dan pengorbanan yang tanpa mengenal lelah dan letih untuk memenuhi kebutuhan ananda. Semoga Allah memberikan balasan yang tidak terhingga dengan syurganya yang mulia, Amin. Dan kepada Nenek tercinta dan Adik penulis Juan Khara Sari serta adik ipar Gunawan Ritonga beserta keponakan penulis afifa salsabil ritonga, meme dan rifki. Dan tidak lupa kepada yang terkasih Frimsyah Ginting yang tidak pernah bosan memberikan dukungan.


(6)

11. Kepada seluruh pihak SMA Negeri 1 Aek Kuasan. Terutama Bapak Drs. H. Ismed Daniel KN, MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Aek Kuasan dan wakil Kepala Sekolah Bapak Mazli S.Pd serta Ibu Seprinalia Manik, S.Pd selaku guru bidang studi Geografi yang telah banyak membantu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

12. Kepada siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan tanpa kalian penelitian ini tidak akan dapat berjalan dengan baik.

13. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2010 terkhusus buat teman-teman di kelas BEST GO dan teman-teman terbaikku (Ayu, Heldiana, Rhenny, Titin, Nurhasanah, Melda dan Rosani) yang selalu setia menjadi teman dalam suka dan duka selama di perkuliahan.

14. Sahabat-sahabat saya yang tinggal di kost Gg Bunga No 20 A. Terkhusus Ayu Nengsih, Maghdalena, Hertika Rahayu Pohan, Zubaidah Siregar, dan Fitri Ritonga. Terima kasih atas doa dan semangatnya dan setia menemani penulis untuk berjuang bersama-sama.

15. Seluruh teman-teman PPL di SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar Terkhusus kepada Hartini, Madhyta, Ridwan, Ridhan, Faisal, Putri, Ana, Nina, Wida, Ing, Rio, Geovan, Aris, Lidya, Juli, Dhea, Tria dan Nia.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya jurusan pendidikan geografi. Amin.

Medan, Juni 2014 Penulis

Juliana Khairunisa NIM: 3103331028


(7)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E.Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Kerangka Teoritis ... 8

B.Penelitian Yang Relevan ... 23

C.Kerangka Berpikir ... 25

D.Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A.Lokasi Penelitian ... 27

B.Subjek dan Objek Penelitian ... 27

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 27

D.Jenis Penelitian ... 28

E.Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 33


(8)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 39

A.Kondisi Fisik ... 39

B.Kondisi Non Fisik ... 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A.Hasil Penelitian ... 50

B.Pembahasan ... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 70

A.Kesimpulan ... 70

B.Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(9)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Prosedur Penelitian ... 30

2. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 34

3. Kisi-kisi Tes ... 35

4. Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar ... 41

5. Data Pegawai ... 42

6. Keadaan Siswa ... 42

7. Fasilitas Belajar... 43

8. Kategori Aktivitas Siswa Siklus I ... 54

9. Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus I ... 54

10. Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 56

11. Kategori Aktivitas Siswa Siklus II ... 61

12. Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus II ... 62

13. Peningkatan Aktivitas Siswa dari Siklus I ke Siklus II ... 62


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Profil Tanah ... 18

2. Skema Kerangka Berfikir ... 26

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 29

4. Ruang Pepustakaan ... 44

5. Ruang Laboratorium IPA ... 44

6. Lapangan Bola Volley... 45

7. Struktur Organisasi ... 47

8. Denah Lokasi ... 48

9. Peta Kecamatan Aek Kuasan ... 49

10. Peneliti Menyajikan Materi Pelajaran ... 52

11. Demonstrasi Kelompok 1 ... 52

12. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I ... 55

13. Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 56

14. Siswa Kelompok 3 Melakukan Demonstrasi pH Tanah ... 59

15. Demonstrasi Kelompok 4 pada Materi pH Tanah ... 59

16. Observer sedang Mengamati Aktivitas Siswa ... 61

17. Grafik Aktivitas Siswa Siklus II ... 63

19. Siswa Mengerjakan Post Tes pada Siklus II ... 64

20. Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II... 65

21. Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II ... 66

22. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke II ... 66


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Uji Validitas ... 74

2. Uji Validitas Analisis Soal No 1dan 2 ... 75

3. Tabel Validitas Tiap Butir Soal ... 79

4. Perhitungan Reliabilitas Tes ... 80

5. Silabus ... 82

6. RPP Siklus I ... 84

7. RPP Siklus II ... 89

8. Lembar Aktivitas Siswa ... 95

9. Post Tes Siklus I ... 96

10. Post Tes Siklus II ... 99

11. Kunci Jawaban Post Tes Siklus I dan II ... 102

12. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 103

13. Kunci Jawaban Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 106

14. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 114

15. Kunci Jawaban Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 116

16. Aktivitas Siswa Siklus I ... 122

17. Aktivitas Siswa Siklus II ... 124

18. Hasil Post Tes Siklus I ... 126

19. Hasil Post Tes Siklus II ... 128

20. Hasil LKK Siklus I ... 130

21. Hasil LKK Siklus II ... 131

22. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ... 132


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Achmad. 2011. Efektivitas model pembelajaran Active learning tipe Modelling The

Way dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan

jajar genjang dan belah ketupat di Kelas VII MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

Binham.wordpress.com, Diakses 18 Februari 2014 Pkl 17.50.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fina, Nasru. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan

Modelling The Way Pada Siswa kelas IV SDN 064996 Medan Marelan Tahun

Ajaran 2012/2013. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hestiyanto, Yusman. 2007. Geografi SMA kelas X. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Hidayah, Veti. 2012. Penerapan Modelling The Way Terhadap Pembelajaran IPA

Kelas III SDN 32 Kabupaten Kubu Raya. Skripsi. Pontianak: FKIP Universitas Tanjung Pura.

Idris, Jamaludin. 2011. Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Persada Grafindo.

Meurah, Cut (dkk). 2006. Geografi untuk SMA kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Mukaromah, Laili. 2009. Implementasi Model Pembelajaran Active Learning Tipe

Modelling The Way Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa

Kelas VII MTS Himmatul Ummah Kampar Riau Tahun Pelajaran 2008/2009.

Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah


(13)

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rasyidin, Al dan Wahyudin Nur Nasution. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Medan: Perdana Publishing.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Silberman, L Melvin. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Wienda, Deti. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Modelling

The Way Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Globalisasi Pada Siswa

Kelas IV SD Negeri 02 Giriroto. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasikan Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zaini, Hisyam (dkk). 2002. Desain pembelajaran. Yogyakarta: Center For Teaching Staff Development (CTSD).

Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya, karena pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan Undang - Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sanjaya, 2007).

Melalui pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa. Cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan cara pembaharuan sistem pendidikan. Upaya pembaharuan tersebut, terletak pada tanggung jawab guru dan pemerintah. Dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dengan melakukan perubahan kurikulum dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) hingga kurikulum yang terbaru saat ini yakni Kurikulum 2013. Selain itu pemerintah juga menambah sarana dan prasarana pendidikan serta melakukan peningkatan kualitas tenaga pendidik. Dalam hal ini guru mengadakan pendidikan dan latihan (Diklat), lokakarya, penataran, serta seminar tentang kompetensi guru,


(15)

karena salah satu kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah guru.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok. Aspek yang diubah dan diperbaiki dalam sistem pendidikan adalah proses belajar mengajar. Salah satu indikator pendidikan yang berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Idris (2011) mengatakan bahwa penilaian merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh guru dan siswa. Oleh karena itu kompetensi guru dalam mengelola kelas dan aktivitas belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keaktifan siswa untuk menjalankan aktivitas belajarnya, selain itu faktor yang berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar yaitu pemilihan dan penerapan model-model pembelajaran.

Guru perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menyusun, mengembangkan, serta menilai bahan atau materi memilih strategi dan model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penentuan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang sangat penting, melalui penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran akan membantu peningkatan hasil belajar. Sebagai fasilitator, guru memberikan kemudahan kepada siswa dalam menanamkan konsep yang menjadi tuntutan kurikulum. Sebagai dinamisator, guru menciptakan kondisi kelas yang hidup dan tidak monoton


(16)

sehingga semangat belajar siswa meningkat. Sebagai mediator, guru berperan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa. Sebagai evaluator, guru perlu menilai kemajuan belajar siswa sebagai upaya perbaikan-perbaikan sehingga hasil belajar siswa meningkat. Guru juga berperan sebagai instruktur untuk memberikan perintah yang baik dalam bentuk tugas-tugas agar siswa lebih aktif belajar (Sanjaya, 2007).

Proses pembelajaran dalam pendidikan yang digunakan selama ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa dan dalam penyampaian materi pelajaran masih menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, menjelaskan materi di papan tulis dan memberi beberapa soal untuk dikerjakan oleh siswa secara individual. Guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswa lebih pasif sehingga aktivitas siswa saat proses belajar mengajar menjadi rendah, dengan demikian pembelajaran menjadi tidak tidak efektif.

Keadaan tersebut terjadi di SMA Negeri 1 Aek Kuasan. Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi Geografi yang mengajar di kelas X-2 (Seprilania, 2014) menyatakan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pedosfer masih tergolong rendah. Dalam proses belajar mengajar di kelas guru sudah pernah melakukan implementasi model pembelajaran tetapi hasilnya belum maksimal dikarenakan guru kurang maksimal dalam menggunakan atau memvariasikan media pembelajaran sehingga aktivitas guru masih cenderung dominan dalam proses pembelajaran menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah, hal ini ditandai dengan jarangnya siswa bertanya, kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti materi pelajaran yang disampaikan guru, kurang bersemangat


(17)

untuk mengeluarkan pendapat atau ide yang dimilikinya pada saat diadakan diskusi kelompok di kelas. Demikian juga pada saat pemberian tugas masih banyak dijumpai siswa yang apabila ditanya kembali secara lisan, tidak dapat mengungkapkan kembali jawaban yang ditulisnya, dan ketika guru menanyakan materi yang sudah dijelaskan hanya beberapa siswa yang dapat menjawab.

Jika dilihat dari nilai matapelajaran Geografi siswa kelas X-2 pada tahun sebelumnya dengan materi yang sama, terdapat 60 % siswa tidak tuntas. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) matapelajaran Geografi yang telah ditetapkan sekolah yakni 71, dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa di kelas tersebut tidak tuntas secara keseluruhan baik ketuntasan individual maupun ketuntasan klasikal. Oleh karena itu, diperlukan suatu perubahan dalam proses pembelajaran yang dapat menjadikan kegiatan belajar lebih menarik dan menyenangkan untuk mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan optimal.

Dari kondisi tersebut dapat diduga model yang digunakan guru selama ini belum tepat. Sebaiknya guru menggunakan model baru yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungan belajar agar siswa dapat aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan agar siswa lebih aktif antara lain dengan impelementasi model pembelajaran Modelling The Way. Modelling The Way merupakan pembelajaran yang disajikan untuk siswa dalam situasi masalah otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan.

Modelling The Way tidak dirancang untuk membantu guru memberikan


(18)

dalam mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan suatu masalah, dan memiliki keterampilan intelektual. Melalui implementasi Modelling The Way, siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi secara mendalam, sebab ia bukan hanya sekedar memahami materi akan tetapi dapat mempraktekkan atau mendemonstrasikannya. Siswa juga akan lebih tertantang sebab ia harus mampu mempraktekkan ilmu yang diketahui, melatih siswa dalam mengerjakan sesuatu secara baik dan benar, meningkatkan keberanian dalam mengerjakan sesuatu serta memiliki keterampilan sesuai dengan yang dipraktekkannya (Istarani, 2011).

Implementasi Modelling The Way sebagai alasan saya untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pedosfer karena

Modelling The Way sangat membantu untuk mengembangkan kemampuan

berfikir siswa, menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif, serta mampu mengembangkan daya fikirnya dalam mengapresiasikan pendapatnya melalui persentase di kelas. Implementasi Modelling The Way tidak hanya menerima tetapi dapat memberi dan berbagi karena tidak hanya melibatkan satu orang tetapi seluruh siswa dituntut untuk aktif. Oleh karena itu, perlu implementasi model pembelajaran Modelling The Way di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Guru kurang maksimal dalam menggunakan atau memvariasikan media pembelajaran, (2) Pembelajaran yang berlangsung selama ini lebih berpusat pada guru dan kurang berorientasi pada siswa sehingga aktivitas


(19)

belajar siswa masih rendah, (3) Rendahnya hasil belajar siswa dari Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah yakni 71.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Apakah implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014.


(20)

2. Mengetahui implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan pendidikan dan penerapan model pembelajaran untuk sekolah-sekolah pada umumnya di tingkat SMA terutama SMA Negeri 1 Aek Kuasan.

2. Bahan masukan bagi guru SMA dalam memilih strategi atau model pembelajaran yang tepat.

3. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam mempelajari Geografi.

4. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai pembelajaran menggunakan Modelling The Way.

5. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.


(21)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer di kelas X-2. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan, tiap pertemuan memiliki alokasi waktu sebanyak 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) dan pada setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi berupa tes hasil belajar. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

1. Pratindakan

Pelaksanaan pratindakan yang dilakukan adalah melakukan observasi awal yakni meminta ijin kepada pihak sekolah dan melakukan wawancara dengan guru bidang studi geografi untuk mengetahui permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta melihat hasil belajar siswa selama ini yang dilihat dari standar KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Pada pelaksanaan pratindakan ini juga dilakukan uji validitas tes yang diberikan kepada kelas lain yang tidak menjadi subjek penelitian yaitu XI IPS.

2. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti dan guru menyusun perencanaan agar permasalahan yang diperoleh pada tahap pratindakan dapat diatasi. Adapun tindakan yang akan dilakukan antara lain : (1).Menyusun Rencana Pelaksanaan


(22)

Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran

Modelling The Way (lampiran 6, hal 81), (2).Membuat lembar observasi aktivitas

siswa yang disesuaikan dengan model pembelajaran Modelling The Way dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan (lampiran 8, hal 92), (3).Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) sesuai dengan indikator pembelajaran yang akan dikerjakan siswa pada proses pembelajaran (lampiran 12, hal 100), (4).Mempersiapkan soal post tes sesuai materi yang akan diajarkan yakni 10 soal pilihan ganda yang telah di validasikan sebelumnya (lampiran 9, hal 93), (5).Pembentukan 4 kelompok yang masing-masing anggota kelompoknya terdiri dari 9 orang, (6).Mempersiapkan nomor dada untuk siswa sehingga mempermudah kegiatan observasi aktivitas yang akan dilakukan.

b. Tindakan

Pada tahap ini, yang dilakukan yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP (lampiran 6, hal 84). Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Pada kegiatan pendahuluan (6 Menit), peneliti memberikan salam pembuka, memeriksa kehadiran siswa, memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Modelling The Way serta meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan.

Pada kegiatan inti, peneliti menyajikan materi pelajaran kepada siswa secara ringkas, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan (20 Menit). Selanjutnya membagikan lembar skenario yang akan dikerjakan masing-masing kelompok (1 Menit), serta


(23)

memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menciptakan skenario kerja dan membimbing siswa dalam berdiskusi (21 Menit).

Gambar 10.Peneliti Menyajikan Materi Pelajaran di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014.

Setelah semua kelompok selesai menciptakan skenario kerja, peneliti menyuruh salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan mendemonstrasikan skenario kerja di depan kelas (25 Menit).

Gambar 13. Siswa Mendemonstrasikan Skenario Kerja di Depan Kelas

Gambar 11.Demonstrasi Kelompok 1 pada Materi Tekstur Tanah Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014


(24)

Pada kegiatan penutup peneliti menyuruh siswa mengumpulkan laporan hasil diskusi serta membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran (10 Menit), kemudian memberikan soal post-tes siklus I (lampiran 9, hal 93) kepada masing-masing siswa (10 Menit), selanjutnya mengumpulkan lembar jawaban siswa dan mengakhiri pelajaran dengan salam penutup untuk mengakhiri pertemuan siklus I (2 Menit).

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa yang terlihat di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan dapat dilihat pada lampiran 1, dimana setiap aspek yang diamati memiliki skor 1-3. Aspek-aspek yang diamati oleh observer yakni (1) Memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, (2) Bertanya mengenai materi yang belum dipahami, (3) Demonstrasi di depan kelas, (4) Berdiskusi dengan masing-masing anggota kelompok, (5) Menanggapi pertanyaan pada saat demonstrasi di depan kelas dan (6) Bersemangat.

Penilaian keenam aspek tersebut terlihat dalam proses pembelajaran menggunakan Modelling The Way, untuk membantu observer dalam mengamati aktivitas maka setiap siswa diberi nomor dada yang disesuaikan dengan nomor urut mereka dalam kelompok. Hasil data observasi aktivitas belajar siswa secara individual dapat dilihat pada lampiran 16 hal 119. Selanjutnya dapat dilihat aktivitas siswa pada tabel 8.


(25)

Tabel 8.Kategori Aktivitas Siswa Siklus I

No. Kategori Aktivitas Jumlah Persentase (%)

1. Baik 11 30,55

2. Cukup 19 52,78

3. Kurang 6 16,67

Jumlah 36 100,00

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 8 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori baik yakni 30,55% , aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori cukup yakni 52,78% , dan aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori kurang yakni 16,67%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa secara individu berada pada kategori cukup (52,78%), aktivitas belajar siswa secara individu dapat dilihat pada lampiran 16 hal 122.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer diduga rendahnya aktivitas siswa dikarenakan siswa masih takut untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat dalam proses pembelajaran. Selain itu juga masih terdapat beberapa siswa yang tidak membantu kelompoknya dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan peneliti. Hasil persentase aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 9 dan grafik aktivitas siswa yang terjadi pada siklus I dapat dilihat pada gambar 12.

Tabel 9.Aktivitas Siswa per Aspek pada Siklus I

No Aspek

yang dinilai

3 2 1 Jumlah

Rata-Rata (%)

F SC F SC F SC F SC

1 Memperhatikan 18 54 13 26 5 5 36 85 2,36 78,67

2 Bertanya 4 12 6 12 26 26 36 50 1,38 46,00

3 Demonstrasi 8 24 10 20 18 18 36 62 1,72 57,33

4 Diskusi 9 27 13 26 14 14 36 67 1,86 62,00

5 Menanggapi 3 9 7 14 26 26 36 49 1,36 45,33

6 Bersemangat 23 69 7 14 6 6 36 89 2,47 82,33

Jumlah 65 195 56 112 95 95 216 402 11,15 371,7 67 1,85 61,95


(26)

Gambar 12.Grafik Aktivitas Siswa Siklus I di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Rumus yang digunakan dalam mencari skor rata-rata aktivitas belajar

siswa yakni �

� dan untuk mencari skor persentasi yaitu

��� − ���

3 �

100, sehingga

diperoleh hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam memperhatikan (78,67%) dengan rata-rata aktivitas 2,36 dan termasuk pada kategori baik (=2,01-3,00), aktivitas bertanya (46,00%) dengan rata-rata aktivitas 1,38 dan termasuk kategori cukup (=1,00-2,00), demonstrasi (57,33%) dengan rata-rata aktivitas 1,72 yakni termasuk kategori cukup (=1,00-2,00), diskusi (62,00%) dengan rata-rata aktivitas 1,86 yang termasuk kategori cukup (=1,00-2,00), menanggapi (45,33%) dengan rata-rata aktivitas 1,36 sehingga termasuk kategori cukup (=1,00-2,00) dan bersemangat (82,33%) dengan rata-rata aktivitas 2,47 yang termasuk pada kategori baik (=2,01-3,00). Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I secara keseluruhan adalah 1,85 dan tergolong pada kriteria cukup (=1,00-2,00), sehingga perlu dilakukannya perbaikan pada siklus berikutnya.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

78.67 46 57.33 62 45.33 82.33

Bersemangat Menanggapi Berdiskusi Demonstrasi Bertanya Memperhatikan


(27)

Aktivitas siswa biasanya juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40% nilai LKK (lampiran 20, hal 130) dan 60% nilai post tes (lampiran 18, hal 126) untuk mempermudah melihat ketuntasan belajar siswa, dapat dilihat pada tabel 10 dan gambar 13.

Tabel 10.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

No. Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 90-100 8 22,22

2. 80-89 16 44,44

3. 70-79 4 11,11

4. 60-69 6 16,67

5. < 60 2 5,56

Jumlah 36 100,00

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Gambar 13.Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Siswa yang nilainya mencapai KKM hanya 66,67% dan siswa yang nilainya tidak mencapai KKM yaitu 33,33% dapat dilihat pada (lampiran 22, hal 132). Ketuntasan siswa secara klasikal hanya 66,67% (tidak tuntas), karena suatu kelas dikatakan tuntas apabila persentase ketuntasan klasikalnya telah mencapai

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50


(28)

minimal 85%. Hasil pengamatan siklus I dijadikan sebagai acuan untuk perencanaan pada siklus berikutnya agar ketuntasan hasil belajar siswa dapat meningkat.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis dan perolehan tes dan observasi yang dilakukan. Hasil analisis menjadi bahan dalam menentukan tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya. Pada siklus I hasil penelitian menunjukkan masih adanya permasalahan yaitu (1) Siswa masih takut atau masih sedikit siswa yang bertanya dan mengeluarkan pendapat, (2) Pada tahap demonstrasi, masih ada beberapa siswa yang tidak ikut serta dalam melakukan demonstrasi, (3) Aktivitas siswa pada siklus I termasuk kategori cukup yakni dengan skor rata-rata 1,85 (skor kriteria cukup = 1,00-2,00) (4) Hasil belajar siswa belum optimal dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I masih tergolong tidak tuntas yakni hanya mencapai 66,67% (dikatakan tuntas apabila telah mencapai minimal 85%).

3. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-langkah model pembelajaran Modelling The Way. Hasil persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I masih dikatakan tidak tuntas yaitu 66,67% dan rata-rata aktivitas siswa yaitu 1,85 yakni masih tergolong pada kategori cukup sehingga perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran.


(29)

Berdasarkan hasil refleksi dan analisis data pada siklus I masalah yang perlu diperbaiki adalah (1) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa agar tidak merasa takut dalam bertanya maupun mengeluarkan pendapat, (2) Membimbing siswa dalam diskusi kelompok agar setiap kelompok dapat bekerja sama dengan baik, sehingga setiap siswa menjadi aktif dan ikut serta dalam melakukan demonstrasi, (3) Mengarahkan siswa untuk menjawab tes yang diberikan dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya lebih optimal.

b. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP (lampiran 7, hal 89). Pada kegiatan pendahuluan (6 Menit) peneliti memberikan salam pembuka, memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan. Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi pelajaran kepada siswa secara ringkas, setelah selesai menjelaskan materi selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah diajarkan (20 Menit).

Aktivitas siswa semakin meningkat yakni banyak siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami serta tidak merasa takut dalam memberikan tanggapan. Setelah tidak ada lagi siswa yang bertanya, peneliti membagikan lembar skenario yang akan dikerjakan masing-masing kelompok (1 Menit), memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menciptakan skenario kerja dan membimbing siswa dalam berdiskusi (21 Menit).


(30)

Gambar 14.Siswa Kelompok 3 Melakukan Demonstrasi pada Materi pH Tanah Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Setelah selesai melakukan demonstrasi, siswa menganalisis hasil-hasil yang mereka temukan dan menyatukan pendapat dalam kelompok, kemudian menuliskan hasil temuannya pada lembar hasil pengamatan. Selanjutnya peneliti menyuruh salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan mendemonstrasikan skenario kerja di depan kelas, sementara itu kelompok lain memperhatikan dan menanggapi (25 Menit).

Gambar 15.Demonstrasi Kelompok 4 pada Materi pH Tanah Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014


(31)

Pada kegiatan penutup peneliti menyuruh siswa mengumpulkan laporan hasil diskusi serta membimbing siswa menyimpulkan pelajaran (10 Menit), kemudian memberikan soal post-tes siklus II (lampiran 10 hal 96) kepada masing-masing siswa yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II (10 Menit). Selanjutnya mengumpulkan lembar jawaban siswa dan mengakhiri pelajaran dengan salam (2 Menit).

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa yang terlihat di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan dapat dilihat pada lampiran 8 hal 92, dimana setiap aspek yang diamati memiliki skor 1-3. Aspek-aspek yang diamati oleh observer yakni (1) Memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, (2) Bertanya mengenai materi yang belum dipahami, (3) Demonstrasi di depan kelas, (4) Berdiskusi dengan masing-masing anggota kelompok, (5) Menanggapi pertanyaan pada saat demonstrasi di depan kelas dan (6) Bersemangat. Penilaian keenam aspek tersebut terlihat dalam proses pembelajaran menggunakan Modelling The Way. Untuk membantu observer dalam mengamati aktivitas, maka setiap siswa diberi nomor dada yang disesuaikan dengan nomor urut mereka dalam kelompok.


(32)

Gambar 16.Observer sedang Mengamati Aktivitas Siswa di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Hasil data observasi aktivitas belajar siswa secara individu pada siklus II dapat dilihat pada tabel 11 dan aktivitas belajar siswa secara individu dapat dilihat pada lampiran 17 hal 124.

Tabel 11.Kategori Aktivitas Siswa Siklus II

No. Kategori Aktivitas Jumlah Persentase (%)

1. Baik 30 83,33

2. Cukup 5 13,89

3. Kurang 1 2,78

Jumlah 36 100,00

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Aktivitas siswa secara individu mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 83,33% siswa yang aktivitas belajarnya termasuk kategori baik, 13,89% siswa yang aktivitas belajarnya termasuk kategori cukup dan 2,78% siswa yang aktivitas belajarnya termasuk kategori kurang.


(33)

Hasil persentase aktivitas siswa per aspek dapat dilihat pada tabel 12, peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel 13, serta grafik aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar 17.

Tabel 12.Aktivitas Siswa per Aspek pada Siklus II

No Aspek

Yang dinilai

3 2 1 Jumlah

Rata-Rata (%)

F SC F SC F SC F SC

1 Memperhatikan 27 81 6 12 3 3 36 96 2,67 88,89

2 Bertanya 17 51 13 26 6 6 36 83 2,41 76,85

3 Demonstrasi 27 81 7 14 2 2 36 97 2,69 89,81

4 Diskusi 29 87 6 12 1 1 36 100 2,78 92,59

5 Menanggapi 18 54 10 20 8 8 36 82 2,28 75,92

6 Bersemangat 27 81 8 16 1 1 36 98 2,72 90,74

Jumlah 145 435 50 100 21 21 216 556 15,55 514,8

Rata-Rata 2,59 85,5

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Tabel 13.Peningkatan Aktivitas Siswa dari Siklus I ke Siklus II No Aspek Yang

Dinilai

Rata-Rata (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II 1 Memperhatikan 2,36 2,67 78,67 88,89 2 Bertanya 1,38 2,41 46,00 76,85 3 Demonstrasi 1,72 2,69 57,33 89,81 4 Diskusi 1,86 2,78 62,00 92,59 5 Menanggapi 1,36 2,28 45,33 75,92 6 Bersemangat 2,47 2,72 82,33 90,74 Jumlah 11,15 15,55 371,7 514,8

1,85 2,59 61,95 85,5


(34)

Gambar 17.Grafik Aktivitas Siswa Siklus II di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Rumus yang digunakan dalam mencari skor rata-rata aktivitas belajar

siswa yakni �

� dan untuk mencari skor persentasi yaitu

��� − ���

3 �

100, sehingga

diperoleh hasil aktivitas belajar siswa dalam memperhatikan meningkat menjadi 88,89%, aktivitas bertanya 76,85%, demonstrasi 89,81%, diskusi 92,59%, menanggapi 75,92% dan bersemangat 90,74%. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II adalah 2,59 dan tergolong pada kriteria baik (=2,01-3,00).

Pada akhir pembelajaran dilakukan post tes (lampiran 10, hal 100) dapat dilihat pada gambar 18 yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara individu dapat dilihat pada (lampiran 23, hal 133) dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat menjadi 88,89%, siswa yang tidak tuntas yaitu 11,11%. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

88.89 76.85 89.81 92.59 75.92 90.74

Bersemangat Menanggapi Berdiskusi Demonstrasi Bertanya Memperhatikan


(35)

Gambar 18.Siswa Kelas X-2 sedang Mengerjakan Post Tes pada Siklus II

Hasil belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40% nilai LKK (lampiran 21, hal 131) dan 60% nilai post tes (lampiran 19, hal 128). Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dilihat pada tabel 14 dan gambar 19.

Tabel 14.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

No. Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 90-100 17 47,22

2. 80-89 15 41,67

3. 70-79 3 8,33

4. 60-69 1 2,78

Jumlah 36 100,00


(36)

Gambar 19.Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Dari hasil yang diperoleh yakni 88,89% siswa yang nilainya dikatakan tuntas, dan 11,11% siswa yang nilainya tidak mencapai KKM. Dengan demikian ketuntasan siswa secara klasikal yaitu 88,89% atau dikatakan tuntas (lampiran 23, hal 133). Hal ini sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal

diperoleh jika di dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa telah mencapai nilai ≥

71.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan 2 siklus diperoleh peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II. Semua aktivitas siswa seperti memperhatikan, bertanya, demonstrasi, berdiskusi, menanggapi dan bersemangat berada dalam kategori baik, untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 20.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50


(37)

Gambar 20.Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Aktivitas siswa pada siklus I yakni 61,95% meningkat menjadi 85,5% pada siklus II. Untuk lebih mudah memahami peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 21.Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

0 20 40 60 80 100

Siklus I (%) Siklus II (%)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Siklus I Siklus II

Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)


(38)

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 66,67% dan meningkat menjadi 88,89% pada siklus II, sehingga dapat ditentukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai ketentuan 85% untuk ketuntasan klasikal suatu kelas.

B.Pembahasan

Pembahasan ini sesuai dengan tujuan penelitian yakni (1) Implementasi

Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi

Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014, (2) Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014. Uraiannya dapat dilihat di bawah ini :

1. Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan

Aktivitas pada siklus I melalui implementasi model pembelajaran

Modelling The Way yaitu 61,95% dan pada siklus II aktivitas belajar siswa

mengalami peningkatan menjadi 85,5%. Peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu 23,55%. Aktivitas belajar siswa dalam memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran yakni 78,67% menjadi 88,89% pada siklus II, aktivitas bertanya mengenai materi yang belum dipahami pada siklus I yakni 46,00% menjadi 76,85% pada siklus II, aktivitas demonstrasi di depan kelas pada siklus I yakni 57,33% menjadi 89,81% pada siklus II, aktivitas berdiskusi dengan masing-masing anggota kelompok pada siklus I yakni 62,00% menjadi 92,59% pada siklus II, aktivitas dalam menanggapi pertanyaan pada siklus I yakni 45,33% menjadi 75,92% pada siklus II, serta peningkatan aktivitas bersemangat pada siklus I yakni 82,33% menjadi 90,74% pada siklus II.


(39)

Aktivitas belajar siswa dilihat dari setiap aspek yaitu aspek memperhatikan meningkat (10,22%), kemampuan bertanya meningkat (30,85%), demonstrasi meningkat menjadi (32,48%), diskusi meningkat menjadi (30,59%), kemampuan menanggapi meningkat menjadi (30,59) dan bersemangat meningkat menjadi (8,41%). Rata-rata aktivitas belajar siswa secara keseluruhan pada siklus I adalah 1,85 termasuk kategori cukup (1,00-2,00), pada siklus II aktivitas belajar siswa 85,5% dengan rata-rata aktivitas 2,59 termasuk kategori baik (2,01-3,00).

Rata-rata aktivitas belajar siswa per aspek pada siklus I dalam memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran yaitu 2,36 termasuk pada kategori baik dan pada siklus II menjadi 2,67 kategori baik (=2,01-3,00), rata-rata aktivitas bertanya 1,38 dan termasuk kategori cukup (=1,00-2,00) menjadi 2,41 termasuk kategori baik (=2,01-3,00) pada siklus II, aktivitas demonstrasi 1,72 yakni termasuk kategori cukup (=1,00-2,00) pada siklus I, menjadi 2,69 termasuk kategori baik (=2,01-3,00) pada siklus II, aktivitas diskusi 1,86 termasuk kategori cukup (=1,00-2,00) pada siklus I, menjadi 2,78 termasuk kategori baik (=2,01-3,00) pada siklus II, rata-rata aktivitas menanggapi pada siklus I yaitu 1,36 yang termasuk pada kategori cukup (=1,00-2,00), menjadi 2,28 pada siklus II termasuk kategori baik (=2,01-3,00), dan aktivitas bersemangat 2,47 termasuk kategori baik pada siklus I, menjadi 2,72 pada siklus II termasuk kategori baik (=2,01-3,00).

Sesuai dengan uraian tersebut maka dapat dikatakan Implementasi

Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi

Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014. Keadaan itu dibuktikan pada siklus I aktivitas belajar siswa yaitu 61,95% dan pada siklus II aktivitas belajar siswa menjadi 85,5%. Keadaan tersebut sesuai


(40)

dengan yang dikemukakan Kunandar (2008) mengatakan peningkatan aktivitas siswa adalah meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran. Hal ini seirama dengan yang dikatakan oleh Slameto (2003) bahwa bila siswa menjadi partisipan yang aktif, akan memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Belajar tanpa adanya aktivitas tidak akan mungkin berlangsung baik, ini berlaku di SMA Negeri 1 Aek Kuasan pada materi pedosfer.

2. Hasil Belajar Kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan

Hasil belajar pada siklus I yakni 66,67% siswa yang nilainya mencapai KKM sedangkan hasil belajar siswa secara individu pada siklus II yaitu 88,89%. Dengan demikian dapat diketahui implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Pedosfer sebesar 22,00%. Ini terlihat dari hasil belajar pada siklus I yakni 66,67% siswa yang nilainya dikatakan tuntas, dan 33,33% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yakni 88,89% siswa yang nilainya dikatakan tuntas dan 11,11% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas yang memperoleh nilainya < 71. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dinyatakan tuntas secara klasikal sesuai dengan standar ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 85% siswa telah mencapai KKM. Sesuai dengan hipotesa yang diajukan maka dapat dikatakan Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014.


(1)

Gambar 18.Siswa Kelas X-2 sedang Mengerjakan Post Tes pada Siklus II Hasil belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40% nilai LKK (lampiran 21, hal 131) dan 60% nilai post tes (lampiran 19, hal 128). Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dilihat pada tabel 14 dan gambar 19.

Tabel 14.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

No. Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 90-100 17 47,22

2. 80-89 15 41,67

3. 70-79 3 8,33

4. 60-69 1 2,78

Jumlah 36 100,00


(2)

Gambar 19.Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Dari hasil yang diperoleh yakni 88,89% siswa yang nilainya dikatakan tuntas, dan 11,11% siswa yang nilainya tidak mencapai KKM. Dengan demikian ketuntasan siswa secara klasikal yaitu 88,89% atau dikatakan tuntas (lampiran 23, hal 133). Hal ini sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal

diperoleh jika di dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa telah mencapai nilai ≥

71.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan 2 siklus diperoleh peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II. Semua aktivitas siswa seperti memperhatikan, bertanya, demonstrasi, berdiskusi, menanggapi dan bersemangat berada dalam kategori baik, untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 20.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50


(3)

Gambar 20.Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II di Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

Aktivitas siswa pada siklus I yakni 61,95% meningkat menjadi 85,5% pada siklus II. Untuk lebih mudah memahami peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 21.Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II Kelas X-2 SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun 2014

0 20 40 60 80 100

Siklus I (%) Siklus II (%)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Siklus I Siklus II

Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)


(4)

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 66,67% dan meningkat menjadi 88,89% pada siklus II, sehingga dapat ditentukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai ketentuan 85% untuk ketuntasan klasikal suatu kelas.

B.Pembahasan

Pembahasan ini sesuai dengan tujuan penelitian yakni (1) Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014, (2) Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014. Uraiannya dapat dilihat di bawah ini :

1. Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan

Aktivitas pada siklus I melalui implementasi model pembelajaran Modelling The Way yaitu 61,95% dan pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 85,5%. Peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu 23,55%. Aktivitas belajar siswa dalam memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran yakni 78,67% menjadi 88,89% pada siklus II, aktivitas bertanya mengenai materi yang belum dipahami pada siklus I yakni 46,00% menjadi 76,85% pada siklus II, aktivitas demonstrasi di depan kelas pada siklus I yakni 57,33% menjadi 89,81% pada siklus II, aktivitas berdiskusi dengan masing-masing anggota kelompok pada siklus I yakni 62,00% menjadi 92,59% pada siklus II, aktivitas dalam menanggapi pertanyaan pada siklus I yakni 45,33% menjadi 75,92% pada siklus II, serta peningkatan aktivitas bersemangat pada siklus I yakni 82,33% menjadi 90,74% pada siklus II.


(5)

Aktivitas belajar siswa dilihat dari setiap aspek yaitu aspek memperhatikan meningkat (10,22%), kemampuan bertanya meningkat (30,85%), demonstrasi meningkat menjadi (32,48%), diskusi meningkat menjadi (30,59%), kemampuan menanggapi meningkat menjadi (30,59) dan bersemangat meningkat menjadi (8,41%). Rata-rata aktivitas belajar siswa secara keseluruhan pada siklus I adalah 1,85 termasuk kategori cukup (1,00-2,00), pada siklus II aktivitas belajar siswa 85,5% dengan rata-rata aktivitas 2,59 termasuk kategori baik (2,01-3,00).

Rata-rata aktivitas belajar siswa per aspek pada siklus I dalam memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran yaitu 2,36 termasuk pada kategori baik dan pada siklus II menjadi 2,67 kategori baik (=2,01-3,00), rata-rata aktivitas bertanya 1,38 dan termasuk kategori cukup (=1,00-2,00) menjadi 2,41 termasuk kategori baik (=2,01-3,00) pada siklus II, aktivitas demonstrasi 1,72 yakni termasuk kategori cukup (=1,00-2,00) pada siklus I, menjadi 2,69 termasuk kategori baik (=2,01-3,00) pada siklus II, aktivitas diskusi 1,86 termasuk kategori cukup (=1,00-2,00) pada siklus I, menjadi 2,78 termasuk kategori baik (=2,01-3,00) pada siklus II, rata-rata aktivitas menanggapi pada siklus I yaitu 1,36 yang termasuk pada kategori cukup (=1,00-2,00), menjadi 2,28 pada siklus II termasuk kategori baik (=2,01-3,00), dan aktivitas bersemangat 2,47 termasuk kategori baik pada siklus I, menjadi 2,72 pada siklus II termasuk kategori baik (=2,01-3,00).

Sesuai dengan uraian tersebut maka dapat dikatakan Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014. Keadaan itu dibuktikan pada siklus I aktivitas belajar siswa yaitu 61,95% dan pada siklus II aktivitas belajar siswa menjadi 85,5%. Keadaan tersebut sesuai


(6)

dengan yang dikemukakan Kunandar (2008) mengatakan peningkatan aktivitas siswa adalah meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran. Hal ini seirama dengan yang dikatakan oleh Slameto (2003) bahwa bila siswa menjadi partisipan yang aktif, akan memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Belajar tanpa adanya aktivitas tidak akan mungkin berlangsung baik, ini berlaku di SMA Negeri 1 Aek Kuasan pada materi pedosfer.

2. Hasil Belajar Kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan

Hasil belajar pada siklus I yakni 66,67% siswa yang nilainya mencapai KKM sedangkan hasil belajar siswa secara individu pada siklus II yaitu 88,89%. Dengan demikian dapat diketahui implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Pedosfer sebesar 22,00%. Ini terlihat dari hasil belajar pada siklus I yakni 66,67% siswa yang nilainya dikatakan tuntas, dan 33,33% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yakni 88,89% siswa yang nilainya dikatakan tuntas dan 11,11% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas yang memperoleh nilainya < 71. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dinyatakan tuntas secara klasikal sesuai dengan standar ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 85% siswa telah mencapai KKM. Sesuai dengan hipotesa yang diajukan maka dapat dikatakan Implementasi Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pedosfer di kelas X SMA Negeri 1 Aek Kuasan Tahun Ajaran 2013/2014.


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK DALAM MATERI BERNYANYI PADA SISWA KELAS VIISMPNEGERI 2BRASTAGI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 27

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN RME (REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS X SMA NEGERI 1 SEI SUKA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 7 22

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS X SMA NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERAIRAN DARAT DI KELAS X SMA NEGERI 1 KARANG BARU TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 22

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEDOSFER DI KELAS XSMA NEGERI 13 MEDAN T A 2013-2014.

0 2 43

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 SEI BAMBAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DI KELAS X SMA NEGERI 1 KUTACANE TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 2 22

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Implementasi Model Pembelajaran Modelling The Way Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII B Semester Genap SMP N 2 Ma

0 3 16

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI PEDOSFER PADA SISWA KELAS XA SEMESTER GENAP SMA NEGERI 5 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 17