PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUTOGRAPH.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUTOGRAPH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memenuhi Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

ARSAD HALOMOAN SIPAHUTAR NIM: 8136172009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Arsad Halomoan Sipahutar. Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Berbantuan Autograph. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Kata Kunci : Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share, Autograph

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah peningkatan kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tanpa bantuan Autograph ditinjau dari setiap indikator kemampuan representasi. (2) apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tanpa bantuan Autograph ditinjau dari setiap aspek kemampuan pemahaman. (3) aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan Autograph. (4) bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menjawab soal pada masing-masing pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen di SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan. Pemilihan sampel dilakukan secara random. Penelitian ini diawali dengan tes ujicoba perangkat dan instrumen penelitian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan ketuntasan, aktifitas dan variasi jawaban siswa. Analisis inferensial yang digunakan adalah analisis dengan uji-t satu pihak. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa : (1) kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share menggunakan Autograph lebih tinggi yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 67,38 sedangkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share tanpa Autograph memperoleh nilai rata-rata sebesar 58,75 (2) kemampuan pemahaman matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share lebih tinggi yaitu dengan nilai rata-rata 69,81 sedangkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tanpa Autograph memperoleh nilai rata-rata sebesar 59,81 (3) aktivitas siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share menggunakan Autograph adalah baik, (4) pola jawaban siswa lebih bervariasi. Dengan demikian yang menjadi saran selanjutnya adalah (i) Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berbantuan Autograph merupakan salah satu alternatif bagi guru matematika dalam menyajikan materi pelajaran matematika (ii) kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan matematika yang lain dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berbantuan Autograph.


(7)

ii ABSTRACT

Arsad Halomoan Sipahutar. Increasing Mathematical Representation and Understanding Students of SMK Through Cooperative Learning Model Assisted Autograph Think Pair Share. Thesis. Medan: Post Graduate Program, State University of Medan, 2015.

Keywords: Representation and Understanding of Mathematical Ability, Cooperative Learning Model Think Pair Share, Autograph

This study aims to: (1) to know how the increased ability of representation of students learning using cooperative learning model Think Pair Share with help Autograph higher than the capability of representation of students learning by using cooperative learning model Think Pair Share without Autograph terms of any indicator of the ability of representation. (2) to know how an increase in the ability of the students' understanding that learning using cooperative learning model Think Pair Share with help Autograph higher than the capability of understanding student learning using cooperative learning model Think Pair Share without Autograph terms of every ability aspects of understanding. (3) to know how the activities of students during the learning process takes place that learning using cooperative learning model Think Pair Share with helping of Autograph. (4) To know how the process of answers that is made by the students in answering the questions in each lessons.

This study was an experimental study in SMK IT Marinah Al Hidayah Medan. Sample is randomly. This study began with a trial test research tools and instruments. The data were analyzed using descriptive statistics and inferential analysis. Descriptive analysis is intended to describe the completeness, activities and variations in students' answers. Inferential analysis used was the analysis by the t-test.

The results showed that: (1) the ability of students who take the mathematical representation of cooperative learning Think-Pair-Share using Autograph higher than the average value 67.38 while a group of students who take cooperative learning Think-Pair-Share without Autograph scored an average of 58.75 (2) the ability of students who take the mathematical understanding of cooperative learning Think-Pair-Share is higher than the average value of 68.65 while a group of students who take cooperative learning Think Pair Share without Autograph scored an average 59.81 (3) the activity of students with cooperative learning Think Pair Share using Autograph is good, (4) the student answers are more varied patterns.

So that, who will be the next suggestion is (i) learning with cooperative learning type Think Pair Share using autograph is one of alternative for mathematics teacher in serve the mathematics learning topic (ii) for another researcher is able to continue the research in sub topic and another mathematics competence by using cooperative learning model with type think pair share using autoghraph


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdullillahirobbila’lamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini secara umum menelaah Peningkatan kemampuan representasi dan pemahaman matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan sampel penelitian siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk mendukung ketercapaian kompetensi yang dikembangkan pada mata pelajaran matematika dalam kurikulum yang berlaku pada saat ini, dan juga didasarkan pada kenyataan dari pembelajaran matematika sendiri yang kurang memberikan ruang bagi siswa untuk terlibat secara lebih aktif baik secara mental, fisik, maupun sosial dalam merekonstruksi pengetahuannya sendiri.

Tesis ini dibagi dalam lima bab. Pada BAB I, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional. BAB II, berupa kajian teoritis yang terdiri dari konsep dasar pembelajaran kooperatif, software Autograph, perbedaan antara pembelajaran kooperatif dengan Autograph dan kooperatif, Representasi matematis, pemahaman


(9)

iv

matematis dan penelitian yang relevan. Bab III berupa metode penelitian yang terdiri dari metode dan desain penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian dan pengembangannya, prosedur dan pelaksanaan penelitian, dan teknik analisis data. Dalam Bab IV disajikan hasil penelitian serta pembahasannya dan Bab V menguraikan kesimpulan, implikasi dan saran-saran.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun. Penulis berharap bahwa karya tulis ini dapat memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam matematika khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Atas bantuan semua pihak dalam penyelesaian tesis ini, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya, semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan lebih.

Medan , Agustus 2015


(10)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ed, Ph.D. dan Bapak Dr. Martua Manullang M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan II ditengah-tengah kesibukannya, telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

2. Bapak Prof.Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Prof. Dr. Hasratuddin, M. Pd , selaku Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Medan yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak Dapot Tua Manullang, M.Pd selaku pegawai Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis.

4. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan dan kemajuan berpikir untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, serta memberikan bimbingan bagi penulis selama mengikuti studi.

5. Bapak Fadliansyah Nasution, S.Kom selaku Kepala Sekolah SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan dan Seluruh Dewan Guru yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Ayahanda H. Amran Sipahutar dan Ibunda Hj. Romisyah Ritonga, serta kakakku Nurleli Adriyanti, Juni Liliyanti, Denny Julitawari, Martika Hariani, serta abangku Ali


(11)

vi

Sahbana yang dengan sabar, penuh doa dan cinta kasih, pelita bagi hatiku dan teladan jiwaku, yang selalu memberikan dorongan dan semangat baik moril maupun materil selama mengikuti perkuliahan maupun selama penyusunan tesis ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika PPs di Universitas Negeri Medan angkatan 2013, Khususnya DIKMAT B-3 Atas cintanya, sumbangan pemikiran, dorongan dan motivasinya, selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga semua amal baiknya mendapat pahala di sisi Allah SWT.

Medan, September 2015


(12)

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI. ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 11

1.3 Batasan Masalah ... 12

1.4 Rumusan Masalah ... 12

1.5 Tujuan Penelitian ... 13

1.6 Manfaat Penelitian ... 14

1.7 Defenisi Operasional ... 15

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. ... 17

2.1 Kemampuan Representasi Matematik ... 17

2.2 Kemampuan PemahamanMatematis ... 20

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 24

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. ... 27

2.5 Teori Belajar Pendukung. ... 30

2.6 Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran Matematika. ... 31

2.7 Software Autograph ... 34

2.8 Materi Pertidaksamaan Linear dengan Menggunakan Autograph. ... 38

2.9 Perbedaan Antara Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS dengan Bantuan Autograph dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipeTPS Tanpa Bantuan Autograph. ... 43

2.10 Hasil Penelitian yang Relevan. ... 45

2.11 Kerangka Konseptual... 46

2.12 Hipotesis Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ... 52

BAB III. METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Jenis Penelitian ... 54

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 54

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

3.4 Desain Penelitian ... 55

3.5 Variabel Penelitian... 57

3.6 Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 58

3.6.1 Tes Kemampuan Representasi Matematis Siswa... 58

3.6.2 Tes Kemampuan Matematis Siswa ... 60

3.6.3 Lembar Observasi (Pengamatan) ... 62


(13)

viii

3.7 Uji Coba Instrumen... 64

3.7.1 Analisis Validitas Tes. ... 64

3.7.2 Analisis Reliabilitas Tes. ... 65

3.7.3 Analisis Daya Beda Tes. ... 66

3.7.4 Analisis Tingkat Kesukaran Tes. ... 67

3.8 Tahap Analisis Data. ... 68

3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian. ... 74

3.10 Waktu Pelaksanaan Penelitian. ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 77

4.1 Hasil Penelitian. ... 77

4.1.1 Validasi/Penilaian Ahli. ... 78

4.1.2 Uji Coba Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Aktivitas Siswa. ... 79

4.1.3 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 80

4.1.4 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 81

4.1.5 Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 82

4.2 Hasil Penelitian Kemampuan Representasi Matematis . ... 84

4.3 Hasil Penenlitian Kemampuan Pemahaman Matematis... ... 85

4.4 Uji Hipotesis. ... 105

4.4.1 Uji Hipotesis Pertama. ... 105

4.4.2 Uji Hipotesis Kedua. ... 107

4.4.3 Hasil Penelitian Terhadap Aktivitas Siswa... ... 109

4.4.4 Deskripsi Variasi Jawaban Siswa Tentang Tes Kemampuan Representasi Matematis. ... 113

4.4.5 Deskripsi Variasi Jawaban Siswa Tentang Tes Kemampuan Pemahaman Matematis. ... 118

4.5 Pembahasan Penelitian. ... 121

4.5.1 Kemampuan Representasi Matematis Siswa... ... 122

4.5.2 Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa... ... 123

4.5.3 Aktivitas Siswa... ... 124

4.5.4 Keterbatasan Penelitian. ... 127

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... ... 128

5.1 Simpulan... ... 128

5.2 Implikasi. ... 129

5.3 Saran. ... 130


(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Bentuk Operasional Kemampuan Representasi Matematis. ... 19

2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif. ... 26

2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share... ... 28

2.4 Cara Penyelesaian Contoh Soal Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Menggunakan Autograph. ... 42

2.5 Perbedaan Pedagogik antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS menggunakan Autograph dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS tanpa Autograph ... ... 44

3.1 Desain Penelitian ... 56

3.2 Tabel Weiner ... 57

3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Representasi Matematis Siswa. ... 59

3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Matematis Siswa. ... 59

3.5 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa. ... 61

3.6 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa. ... 62

3.7 AktivitasSiswaSelamaPembelajaranpadaKelasEksperimen1 ... 63

3.8 AktivitasSiswaSelamaPembelajaranpadaKelasEksperimen2 ... 63

3.9 Kriteria kadara ktivitas siswa dalam pembelajaran. ... 63

3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 65

3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas. ... 66

3.12 Klasifikasi Daya Pembeda ... 67

3.13 KeterkaitanPermasalahan, HipotesisdanJenisUjiStatistik yangdigunakan. ... 70

3.14 Waktu Pelaksanaan Penelitian. ... 76

4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran. ... 78

4.2 Hasil Validasi Tes Representasi Matematis. ... 79

4.3 Hasil Validasi Tes Pemahaman Matematis ... 79

4.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 81

4.5 Rangkuman Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 82

4.6 Rangkuman Hasil Analisis Daya Pembeda Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 82

4.7 Pretes Kemampuan Representasi Matematis Kelompok Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS menggunakan Autograph Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS tanpa Autograph... ... 83

4.8 Postes KemampuanRepresentasi Matematis Kelompok Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph... ... 85

4.9 Rataan Gain Kemampuan Representasi Matematis Kelompok Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph... ... 86

4.10 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelompok TPS+Autograph dan TPS-Autograph... ... 89


(15)

x

4.11 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Representasi

Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... ... 91 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Representasi

Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... 91 4.13 Uji Homogenitas Pretes dan Postes Kemampuan Representasi

Matematis Siswa KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph... .. ... 92 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Kemampuan Representasi

Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... ... 93 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes Kemampuan Representasi

Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... ... 94 4.16 Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelompok Data

Pembelajaran Kooperatif TipeTPS menggunakanAutograph dan Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS tanpa Autograph ... 95 4.17 Postes KemampuanPemahaman Matematis Kelompok

Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph

Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph ... 96 4.18 Rataan Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Kelompok

Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph

Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph ... 97 4.19 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa Kelompok TPS+Autograph dan TPS-Autograph ... 100 4.20 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis

Kelas Eksperimen I Dan II Dengan SPSS... 102 4.21 Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Pemahaman Matematis

Kelas Eksperimen I Dan II Dengan SPSS... 102 4.22 Uji Homogenitas Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph ... 103 4.23 Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa KelompokTPS+Autograph dan TPS Autograph

Menggunakan SPSS ... 104 4.24 Uji Homogenitas Postes Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa Kelompok TPS+Autograph dan TPSAutograph

Menggunakan SPSS ... 105 4.25 Hasil Uji-t Kemampuan Representasi

Matematis KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph... ... 106 4.26 Hasil Uji-t Kemampuan Pemahaman Matematis

KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph ... 108 4.27 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Representasi dan

Pemahaman Matematis Siswa ... 109 4.28 Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Kelas TPS

Berbantuan Autograph ... 110 4.29 Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Kelas TPS

tanpa Autograph ... 111 4.30 Perbedaan Aktivitas Pembelajaran Siswa Kelas Eksperimen I dan II ... 113


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam kehidupan berbangsa. Maju mundurnya proses pembangunan suatu bangsa dalam segala bidang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Daud Yoesoef (dalam Rosdiana:100) yang menyatakan bahwa pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar-mengajar yang membiasakan pada warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, memahami, menyadari, menguasai, menghayati dan mengamalkan semua nilai yang kita sepakati sebagai terpuji, sebagai dikehendaki dan sebagai berguna bagi kehidupan serta perkembangan diri pribadi, masyarakat, bangsa dan Negara.

Salah satu pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan manusia ini adalah pendidikan matematika, karena matematika merupakan pengetahuan yang mendasar untuk mengembangkan potensi peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Masykur dan Fathani (2009:50) yang mengemukakan bahwamatematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) dan bahkan juga di perguruan tinggi. Untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama, maka pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik sejak SD. Kemudian Cocroft (dalam Mulyono Abdurrahman:253) juga mengemukakan bahwa:


(17)

2

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena, 1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; 2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat,jelas dan singkat; 4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5) Meningkatkan kemempuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadarankeruangan; dan 6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan usaha yang menantang.

Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat dinyatakan bahwa matematika sebagai mata pelajaran yang luas cakupannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Tambunan dalam Karso (2008:42) yaitu matematika adalah salah satu cabang dari sekian banyak ilmu yang sistematis, teratur, dan eksak. Matematika adalah angka-angka perhitungan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong manusia memperkirakan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem – problem menarik. Matematika membahas faktor-faktor dan hubungan-hubungannya, serta membahas problem ruang dan bentuk. Matematika adalah ratunya ilmu.

Akan tetapi, fakta dilapangan belum menunjukkan hasil belajar matematika yang memuaskan. Dari hasil observasi nilai dan aktivitas siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah dalam pembelajaran matematika peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa para siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika sehingga pola jawaban ketika menyelesaikan persoalan tidak bervariasi, hasil belajar matematika yang diperoleh masih belum memuaskan dan pada saat ujian dilakukan masih banyak hasil ujian siswa yang tidak tuntas bahkan jauh dari ketuntasan.

Fakta di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebagian besar guru


(18)

3 cenderung menggunakan model pembelajaran biasa atau konvensional, yaitu model pembelajaran yang lebih terfokus pada guru sedangkan siswanya cenderung pasif. Siswa lebih banyak menerima saja apa yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini membuat siswa menjadi kurang aktif. Serta minimnya penggunaan media pembelajaran yang mengakibatkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak menarik.

Hal lain yang berkontribusi menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika adalah masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Siswa juga tidak menyadari bahwa kecakapan matematika yang ditumbuhkan dalam pembelajaran matematika, seperti penalaran, komunikasi, koneksi, pemecahan masalah dan representasi merupakan sumbangan matematika kepada pencapaian kecakapan hidup (life skill) yang sangat dibutuhkan siswa dalam dunia nyata tempat ia hidup dan bermasyarakat. Salah satu dari lima standar proses Prinsip-prinsip dan Standar dari NCTM, yaitu representasi (Van de Walle, 2007). Hal ini sesuai

dengan pendapat NCTM (2000) yang merekomendasikan bahwa ada lima kompetensi standar yang diutamakan yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).

Representasi matematika merupakan suatu hal yang selalu muncul ketika orang mempelajari matematika pada semua tingkat pendidikan sehingga representasi dipandang sebagai suatu komponen yang layak mendapatkan perhatian serius. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika di sekolah


(19)

4

kemampuan mengungkapkan gagasan/ide matematik dan merepresentasikan gagasan/ide matematik merupakan suatu hal yang harus dilalui oleh setiap orang yang sedang belajar matematika.

Kemampuan representasi itu sendiri merupakan suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Contohnya, suatu kata dapat menggambarkan suatu objek kehidupan nyata atau suatu angka dapat mewakili suatu posisi dalam garis bilangan (Goldin dalam Tarwiyah, 2011:17). Selanjutnya dalam psikologi matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol. Representasi adalah sesuatu yang melambangkan objek atau proses. Misalnya kata-kata, diagram, grafik, simulasi komputer, persamaan matematika dan lain-lain. Beberapa representasi bersifat lebih konkrit dan berfungsi sebagai acuan untuk konsep-konsep yang lebih abstrak dan sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah. Penggunaan representasi yang benar oleh siswa akan membantu siswa dalam menyederhanakan masalah dan menyelesaikan masalah tersebut secara lebih efektif.

(http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_03/secti o_03_a.html. [10 September 2014]).

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematika siswa masih tergolong rendah. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Tarwiyah (2011:8-9) yang mengemukakan bahwa kemampuan representasi siswa SMP Angkasa LANUD masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya kemampuan siswa untuk mengungkapkan gagasan atau ide, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar,


(20)

5

model pembelajaran yang diterapkan cenderung teoritik dan kurang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Eis Sri Wahyuningsih (2012:11) bahwasanya kemampuan representasi siswa masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: kurangnya motivasi siswa dalam mendengarkan dan membaca soal yang diberikan, kurangnya kemandirian siswa dalam belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain, kurangnya keberanian siswa untuk mempresentasikan jawaban yang mereka peroleh. Dari beberapa hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan reprsentasi matematika siswa masih tergolong rendah. Hal yang sama juga peneliti temukan pada siswa kelas X SMK IT Marinah Al-Hidayah bahwasanya siswa masih banyak yang belum bisa merepresentasikan ide/gagasan matematiknya. Hal ini terlihat dari jawaban siswa ketika peneliti memberikan soal tentang grafik persamaan linear, dengan soal sebagai berikut: Gambarlah grafik dari titik-titik

. Jawaban siswa ditunjukkan pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Contoh Jawaban Siswa


(21)

6

Dari jawaban siswa tersebut dapat kita lihat bahwa siswa SMK IT Marinah masih banyak yang bingung dalam menggambarkan grafik. Mereka masih bingung meletakkan titik titik dari tiap himpunan penyelesaian.

Kemudian selain kemampuan representasi, kemampuan pemahaman konsep matematis juga merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami siswa. Beberapa ahli mengungkapkan tentang pentingnya kemampuan pemahaman matematis siswa. Dahlan (2004: 46) mengungkapkan bahwa “Hampir semua teori belajar menjadikan pemahaman sebagai tujuan dari proses pembelajaran”. Sumarmo (2002) juga menyatakan bahwa pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selaras dengan pendapat ahli tersebut, Anderson et al (2001) mengatakan bahwa “pemahaman terhadap suatu masalah merupakan bagian dari pemecahan masalah.

Namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dalam menjawab soal yang diberikan guru tentang pertidaksamaan linear satu variabel. Adapun soal yang diberikan guru adalah tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan: . Adapun jawaban siswa dapat dilihat pada gambar 1.2


(22)

7

Gambar 1.2 Contoh Jawaban Siswa

Dari jawaban siswa tersebut dapat kita lihat bahwa siswa masih belum bisa memahami konsep yang ada dalam penentuan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel yang menggunakan metode eliminasi. Siswa masih bingung dalam mengaplikasikan operasi hitung (operasi penjumlahan atau pengurangan) untuk mengeliminasi salah satu variabel dari kedua persamaan tersebut. Kemampuan pemahaman matematis siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah masih rendah dapat juga dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan harian pertama siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah adalah 66.26 sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimalnya adalah 75. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Siswa pada umumnya belum memiliki pemahaman yang baik terhadap matematika. Kurangnya pemahaman siswa terhadap matematika juga disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pembelajaran yang dilakukan guru selalu membosankan.

Secara umum, ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika siswa belum maksimal sepenuhnya ketika proses pembelajaran berlangsung. Beberapa diantaranya yakni, model pembelajaran yang diterapkan guru, yang selama ini pembelajarannya masih terpusat pada guru (teacher


(23)

8

centred) serta media pembelajaran yang berbasis Information Communication and Technology (ICT) yang digunakan selama ini masih belum up to date dan pemanfaatannya masih belum terlaksana dengan baik dikarenakan masih minimnya pemahaman guru mengenai teknologi. Untuk itu, guru dalam memilih model pembelajaran perlu mempertimbangkan tugas matematika dan suasana belajar yang dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk mencapai kemampuan tersebut. Serta pertimbangan penggunaan media pembelajaran yang interaktif berbasis ICT, dan perlunya guru meningkatkan keahlian mereka dalam menggunakan media pembelajaran yang berbasis ICT.

Model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman matematis siswa adalah pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan

model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa secara berpasangan untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik melalui tiga tahap, yaitu: Think (berfikir), Pair (berpasangan), dan Share (berbagi). Model pembelajaran TPS ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekan dari Universitas Maryland. Model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain (Isjoni, 2009:112). Selanjutnya Trianto (2007:61) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir serta aktivitas siswa, karena siswa membangun pengetahuan melewati eksplorasi dirinya sendiri dan pengetahuan siswa juga bisa berkembang melalui transfer pola pikir dengan siswa yang lain sehingga siswa mampu menggabungkan dan membandingkan pola pikir mereka sendiri dengan pola pikir siswa yang lain. Model pembelajaran ini dapat


(24)

9

merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi karena dengan model pembelajaran ini potensi yang dimiliki oleh siswa benar-benar digali semaksimal mungkin. Sejalan dengan itu, Nurhadi (2009:77) menjelaskan bahwa keunggulan dari Model Pembelajaran TPS ini adalah memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.

Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, karena siswa disuruh untuk berlatih secara individu, kemudian siswa disuruh untuk saling bekerja sama secara berpasangan dan selanjutnya hasil diskusinya dipresentasikan di depan kelas. Dan dari pendapat ahli tersebut juga peneliti menduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini dapat meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman matematik siswa.

Kemudian dalam pembelajaran kooperatif teknologi mengambil peranan yang sangat penting untuk kemudahan proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Ahmadi (2009) bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat yang menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan baru dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi self-guided dan dari knowledge-as-possesion menjadi knowledge-as-construction. Itu artinya, teknologi diperlukan untuk kemudahan pembelajaran di dunia pendidikan saat ini.

Komputer merupakan salah satu bentuk yang menandakan adanya perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Hampir seluruh kegiatan dalam


(25)

10 kehidupan manusia dapat dipermudah dengan adanya bantuan komputer. Dengan adanya komputer akan sangat membantu proses pembelajaran. Tak heran, seiring kemajuan teknologi tersebut yang ditandai dengan maraknya penggunaan komputer di dunia pendidikan menjadikan komputer sebagai salah satu media pembelajaran yang mendapat rekomendasi untuk digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika. Hal ini didukung oleh Lee (Winarji, 2009) yang mengatakan bahwa pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan kreatifitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri akan meningkat.

Ada banyak software matematika atau perangkat lunak yang dapat digunakan pada komputer sebagai media pembelajaran berbasis ICT untuk membuat penyampaian matematika menjadi lebih mudah, menarik dan siswa termotivasi untuk belajar, salah satunya adalah software Autograph. Autograph

adalah software yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi dua dimensi dan tiga dimensi. Saat ini telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa mengajar matematika pada tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi dengan software dinamis jauh lebih efektif dan efisien, dan yang terutama adalah menyenangkan bagi siswa maupun guru. Seperti penelitian Ahmadi (2009) yang mengatakan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media software Autograph secara klasikal mencapai tingkat penguasaan 93,75% yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 yang artinya ketuntasan siswa tercapai.Manurung (2010) juga mengungkapkan :


(26)

11 Penggunaan Autograph sebagai media pembelajaran dapat menjadikan pengetahuan komputer dan pengetahuan deklaratif menjadi lebih menarik dan berkesan, sehingga pengalaman belajar dirasakan siswa lebih konkret. Penggunaan Autograph dalam pembelajaran bisa memudahkan guru dalam menyampaikan materi, dan mempermudah siswa untuk menyerap apa yang disampaikan guru.

Hal yang sama juga telah diteliti oleh Cut Latifah Zahari, dengan judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Matematika Siswa Dengan Media Autograph Pada Siswa Kelas XII IPA SMA Swasta Istiqlal Delitua TP 2009/2010”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: hasil tes siklus 1 adalah 62.4 atau 52% dan siklus II adalah 74.1 atau 90% sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (a) pembclajaran matematika dengan menggunakan media Autograph dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman matematika siswa, (b) pcmbelajaran dengan Autograph dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga respon siswa terhadap pcmbelajaran matematika menjadi lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematik Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share berbantuan Autograph”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang ditemukan, yaitu:

1. Kemampuan representasi matematis siswa masih rendah. 2. Kemampuan pemahaman matematis siswa masih rendah.


(27)

12 3. Pemanfataan media ICT belum terlaksana dengan baik dan kurang up to date nya penggunaan teknologi berbasis ICT. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan guru mengenai ICT.

4. Guru belum sepenuhnya mengembangkan dan mengaplikasikan berbagai jenis pendekatan dan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga proses belajar menjadi sangat membosankan.

5. Hasil ujian siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah masih belum tuntas.

6. Aktifitas siswa yang lebih banyak pasif selama pembelajaran berlangsung.

7. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah kurang bervariasi.

1.3 Batasan Masalah

Dari masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, jelas mencakup hal yang sangat luas. Namun permasalahan di atas penulis batasi supaya lebih fokus, yaitu:

1. Kemampuan yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan representasi dan pemahaman matematis siswa.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan Autograph.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS


(28)

13 dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph?

2. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph?

3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan bantuan Autograph dan aktivitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph?

4. Bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menjawab soal pada masing-masing pembelajaran?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai kemampuan representasi dan pemahaman matematis siswa melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan autograph. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model


(29)

14 pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph ditinjau dari setiap indikator kemampuan representasi.

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph ditinjau dari setiap aspek kemampuan pemahaman.

3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan bantuan Autograph dan aktivitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph.

4. Untuk mengetahui bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menjawab soal pada masing-masing pembelajaran.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka akan diperoleh manfaat dari penelitian tersebut, yaitu:

1. Bagi Siswa

a. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman terhadap matematika . b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan respon siswa

dalam belajar matematika serta mereka ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran.


(30)

15

2. Bagi Guru

a. Merupakan upaya dari guru untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman matematika siswa.

b. Melalui penelitian ini guru dapat membuka jalan untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang saintifik dan menggunakan teknologi dalam pembelajaran di kelas.

3. Bagi lembaga/sekolah, khususnya sekolah yang sudah memiliki fasislitas teknologi yang lengkap diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi tersebut dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan bagi penelitian yang akan datang serta dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.

1.7 Definisi Operasional

1. Kemampuan representasi matematik adalah kemampuan siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan matematika dalam suatu konfigurasi yang dapat menyajikan sesuatu hal dalam suatu cara tertentu seperti membuat model matematika, menggambar grafik, dan lain-lain.

2. Kemampuan pemahaman matematik adalah kemampuan siswa untuk menyatakan ulang sebuah konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, memilih prosedur atau operasi hitung tertentu serta mengaplikasikan konsep tersebut untuk menyelesaiakn masalah.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam


(31)

16

pembelajaran yang ditandai dengan tiga tahap, yaitu think (berpikir), pair (berpasangan) dan share (berbagi).

4. Sofware Autograph adalah suatu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika untuk dua dimensi atau tiga dimensi seperti materi transformasi, grafik fungsi kuadrat dan lain-lain.

5. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika adalah kegiatan yang dilakukan siswa mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

6. Proses jawaban adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah guna untuk melihat keragaman jawaban siswa ditinjau dari tiap indikator kemampuan yang diteliti serta melihat kesulitan yang dihasilkan oleh siswa terhadap permasalahan yang diajukan oleh guru.


(32)

127

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :

1. Kemampuan representasi matematis siswa yang diajar dengan

pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph. Ini bisa dilihat dari nilai rata-rata postes dan gain siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS berbantuan Autograph sebesar 67,38 dan 0,49 lebih tinggi dari nilai rata-rata postes dan gain siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph yaitu sebesar 58,75 dan 0,42. Dan dari hasil analisis

menggunakan uji-t satu pihak dengan α = 0,05 diperoleh thitung = 4,07 lebih

besar dari ttabel = 1,68. Dengan demikian H0 yang menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kemampuan representasi matematis antara kelompok siswa dengan pembelajaran TPS+Autograph dengan kelompok siswa dengan pembelajaran TPS-Autograph ditolak.

2. Kemampuan pemahaman matematis siswa yang diajar dengan

pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih tinggi


(33)

128

dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph. Ini bisa dilihat dari nilai rata-rata postes dan gain siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS berbantuan Autograph sebesar 69,81 dan 0,52 lebih tinggi dari nilai rata-rata postes dan gain siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan tanpa Autograph yaitu sebesar 59,81 dan 0,45. Dan dari hasil analisis

menggunakan uji-t satu pihak dengan α = 0,05 diperoleh thitung = 2,21 lebih

besar dari ttabel = 1,68. Dengan demikian H0 yang menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara kelompok siswa dengan pembelajaran TPS+Autograph dengan kelompok siswa dengan pembelajaran TPS-Autograph ditolak.

3. Aktivitas siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan

Autograph lebih baik daripada aktivitas siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph.

4. Pola jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe

TPS dengan menggunakan Autograph lebih bervariasi dibandingkan dengan pola jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph.

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, adapun implikasinya adalah terhadap pemilihan pembelajaran oleh guru matematika. Guru matematika di sekolah menengah atas harus mempunyai cukup pengetahuan teoritis maupun keterampilan dalam memilih pembelajaran yang merangsang


(34)

129

siswa untuk berani unjuk kerja mengungkapkan ide/gagasannya, mampu mengubah siswa menjadi lebih aktif, dan mampu berdiskusi dengan temannya.

Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph siswa menjadi aktif mengemukakan pendapatnya. Diskusi dalam kelompok yang terjadi menjadikan siswa saling membantu dan saling menghargai pendapat temannya. Diskusi antar kelompok menjadikan siswa lebih kritis dalam menanggapi hasil pekerjaan dari kelompok lain serta dalam diskusi terjadi refleksi atas penyelesaian yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok.

Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada terdapat pola jawaban pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih bervariasi dibandingkan kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph. Siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih kreatif dalam mengkomunikasikan penyelesaian masalah dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph.

5.3 Saran

Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Saran tersebut sebagai berikut:


(35)

130

1. Kepada Guru

a. Pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph merupakan

salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman siswa pada materi program linear.

b. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana

belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa menjadi berani beragumentasi, lebih percaya dan kreatif.

c. Dalam menerapkan pembelajaran ini sebaiknya guru

mengelompokkan siswa dalam kategori siswa dengan kemampuan yang heterogen.

d. Ketika menerapkan pembelajaran ini sebaiknya guru menyajikan

soal-soal yang dapat mengakomodasi keberagaman level kemampuan siswa, sehingga siswa akan merasa berpartisipasi dalam pembelajaran dengan mengkontruksi pengetahuan mereka.

e. Gunakan infokus untuk membantu siswa yang berlevel rendah

dalam pembelajaran.

2. Kepada peneliti Lanjutan

Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis, maka peneliti memberikan saran :

a. Sebaiknya melakukan penelitian pada sekolah yang memiliki


(36)

131

satu komputer. Dan memiliki spesifikasi yang tinggi atau yang terbaru. Tidak hanya fasilitas komputer, tetapi ada sarana lain seperti LCD Projector.

b. Perlu dilakukan penelitian yang berbeda, misalnya pada tingkat

sekolah menengah pertama. Dengan materi dan populasi penelitian yang lebih banyak lagi.

c. Perlu diteliti lebih lanjut masalah pembelajaran kooperatif tipe TPS

berbantuan Autograph apakah juga berperan dalam meningkatkan

kemampuan penalaran, problem solving dan koneksi matematik.

d. Sebaiknya berikan perlakuan yang berbeda terhadap siswa-siswa

yang memiliki kemampuan rendah. Seperti remedial maupun pelayanan secara individual.


(37)

132

DAFTAR PUSTAKA

A. Bakar, Rosdiana.2008. Pendidikan Suatu Pengantar.Bandung: CiptaPustaka. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dahlan, J. A. 2004. Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman matematis Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Melalui Pendekatan Open-Ended. Disertasi doktor PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hamdani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung. Hamruni, 2012. Strategi Pembelajaran. Insan Madani:Yogyakarta

Hasanah, A. 2004. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekankan pada Representasi Matematik. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Hu, C. 2006. Use Web-Based Simulation to Learn Trigonometry Curves. [Online]. Tersedia : http:www. Cimt. Plymouth.ac.uk/journal/chunhu.pdf. 28 Juli 2015

Imelda. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

dengan Media Software Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman matematik Siswa. Universitas Negeri Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Jaya, Indra. 2010. Statistik Penelitian Untuk Pendidikan. Cita Pustaka Media Perintis:Bandung

Karnasih, Ida. 2008. Paper Presentated in International Workshop: ICT for Teaching and Learning Mathematics, Unimed, Medan. (In Collaboration between UNIMED and QED Education Kuala Lumpur, Malaysia, 23-24 May 2008).

Karso. 2008. Pendidikan Matematika I. Universitas Terbuka:Jakarta

Kartini. 2009. Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah

Seminar Nasional. Program Pasca Sarjana Unversitas Negeri Riau: Pekan Baru.

Lie, A. 2005. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.


(38)

133

Manurung, S.L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dengan Menggunakan Software Autograph. Tesis. PPS Unimed. Medan.

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Alfabeta:Yogyakarta.

NCTM 2000. Defining Representation. [Online]. Tersedia:

http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_03/s ectio_03_a.html. [10 September 2014].

Nana Sudjana dan A. Riva’i. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.

Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.Bandung:Tarsito.

Sinaga, B. 1999. Efektivitas Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) Pada Siswa Kelas I SMU Dengan Bahan Kajian Fungsi Kuadrat. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana IKIP Surabaya. Siswadi. 2008. Aktivitas Belajar Matematika. (Online)

(http://matematikamobile.uni.cc/aktivitas-belajar-matematika, diakses 12 Januari 2015).

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media:Bandung

Sofa. 2008. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional. (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/perbedaan-pembelajaran-kooperatif-dan-pembelajaran-konvensional/). Diakses pada tanggal 11 Februari 2015.

Stix, Andi. 2007. Guru Sebagai Pelatih Kelas. Erlangga:Jakarta

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2000). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.


(39)

134

Tarwiyah. 2011. Meningkatkan Kemmapuan Pemecahan Masalah yang

Menekankan Pada Representasi Matematik Melalui Pmenbelajaran Berbasis Masalah Untuk Sekolah Menengah Pertama. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan : Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.

Trianto.2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi Konstruktivistik, Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Prestasi Pustaka : Jakarta.

Wahyuningsih, Eis. (2012). Perbadaan Peningkatan Kemampuan Penalaran dan

Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan : Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.

Wiharno. (2009). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dalam Bahasa Inggris Siswa Kelas VII RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di SMP Negeri 1 Bantul.[on line] tersedia http//www.hjhk (diakses tanggal 10 Februari 2015)

Zahari, Cut Latifah. 2010. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan

Pemahaman Matematika Siswa dengan Media Autographpada Siswa Kelas XII IPA SMU Swasta Istiqlal Delitua TA. 2009/2010. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.


(1)

siswa untuk berani unjuk kerja mengungkapkan ide/gagasannya, mampu mengubah siswa menjadi lebih aktif, dan mampu berdiskusi dengan temannya.

Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph siswa menjadi aktif mengemukakan pendapatnya. Diskusi dalam kelompok yang terjadi menjadikan siswa saling membantu dan saling menghargai pendapat temannya. Diskusi antar kelompok menjadikan siswa lebih kritis dalam menanggapi hasil pekerjaan dari kelompok lain serta dalam diskusi terjadi refleksi atas penyelesaian yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok.

Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada terdapat pola jawaban pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih bervariasi dibandingkan kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph. Siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih kreatif dalam mengkomunikasikan penyelesaian masalah dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph.

5.3 Saran

Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Saran tersebut sebagai berikut:


(2)

1. Kepada Guru

a. Pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman siswa pada materi program linear.

b. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa menjadi berani beragumentasi, lebih percaya dan kreatif.

c. Dalam menerapkan pembelajaran ini sebaiknya guru mengelompokkan siswa dalam kategori siswa dengan kemampuan yang heterogen.

d. Ketika menerapkan pembelajaran ini sebaiknya guru menyajikan soal-soal yang dapat mengakomodasi keberagaman level kemampuan siswa, sehingga siswa akan merasa berpartisipasi dalam pembelajaran dengan mengkontruksi pengetahuan mereka. e. Gunakan infokus untuk membantu siswa yang berlevel rendah

dalam pembelajaran. 2. Kepada peneliti Lanjutan

Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis, maka peneliti memberikan saran :

a. Sebaiknya melakukan penelitian pada sekolah yang memiliki fasilitas komputer yang memadai, artinya setiap siswa mendapatkan


(3)

satu komputer. Dan memiliki spesifikasi yang tinggi atau yang terbaru. Tidak hanya fasilitas komputer, tetapi ada sarana lain seperti LCD Projector.

b. Perlu dilakukan penelitian yang berbeda, misalnya pada tingkat sekolah menengah pertama. Dengan materi dan populasi penelitian yang lebih banyak lagi.

c. Perlu diteliti lebih lanjut masalah pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph apakah juga berperan dalam meningkatkan kemampuan penalaran, problem solving dan koneksi matematik. d. Sebaiknya berikan perlakuan yang berbeda terhadap siswa-siswa

yang memiliki kemampuan rendah. Seperti remedial maupun pelayanan secara individual.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Bakar, Rosdiana.2008. Pendidikan Suatu Pengantar.Bandung: CiptaPustaka. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dahlan, J. A. 2004. Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman matematis Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Melalui Pendekatan Open-Ended. Disertasi doktor PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hamdani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung. Hamruni, 2012. Strategi Pembelajaran. Insan Madani:Yogyakarta

Hasanah, A. 2004. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekankan pada Representasi Matematik. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Hu, C. 2006. Use Web-Based Simulation to Learn Trigonometry Curves. [Online]. Tersedia : http:www. Cimt. Plymouth.ac.uk/journal/chunhu.pdf. 28 Juli 2015

Imelda. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Media Software Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman matematik Siswa. Universitas Negeri Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Jaya, Indra. 2010. Statistik Penelitian Untuk Pendidikan. Cita Pustaka Media Perintis:Bandung

Karnasih, Ida. 2008. Paper Presentated in International Workshop: ICT for Teaching and Learning Mathematics, Unimed, Medan. (In Collaboration between UNIMED and QED Education Kuala Lumpur, Malaysia, 23-24 May 2008).

Karso. 2008. Pendidikan Matematika I. Universitas Terbuka:Jakarta

Kartini. 2009. Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Seminar Nasional. Program Pasca Sarjana Unversitas Negeri Riau: Pekan Baru.

Lie, A. 2005. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.


(5)

Manurung, S.L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dengan Menggunakan Software Autograph. Tesis. PPS Unimed. Medan.

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Alfabeta:Yogyakarta.

NCTM 2000. Defining Representation. [Online]. Tersedia: http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_03/s ectio_03_a.html. [10 September 2014].

Nana Sudjana dan A. Riva’i. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.

Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.Bandung:Tarsito.

Sinaga, B. 1999. Efektivitas Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) Pada Siswa Kelas I SMU Dengan Bahan Kajian Fungsi Kuadrat. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana IKIP Surabaya. Siswadi. 2008. Aktivitas Belajar Matematika. (Online)

(http://matematikamobile.uni.cc/aktivitas-belajar-matematika, diakses 12 Januari 2015).

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media:Bandung

Sofa. 2008. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional. (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/perbedaan-pembelajaran-kooperatif-dan-pembelajaran-konvensional/). Diakses pada tanggal 11 Februari 2015.

Stix, Andi. 2007. Guru Sebagai Pelatih Kelas. Erlangga:Jakarta

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2000). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.


(6)

Tarwiyah. 2011. Meningkatkan Kemmapuan Pemecahan Masalah yang Menekankan Pada Representasi Matematik Melalui Pmenbelajaran Berbasis

Masalah Untuk Sekolah Menengah Pertama. Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan : Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.

Trianto.2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi Konstruktivistik, Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Prestasi Pustaka : Jakarta.

Wahyuningsih, Eis. (2012). Perbadaan Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Dengan Menggunakan

Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC. Program Studi Pendidikan

Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan : Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.

Wiharno. (2009). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dalam Bahasa Inggris Siswa Kelas VII RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di SMP Negeri 1 Bantul.[on line] tersedia http//www.hjhk (diakses tanggal 10 Februari 2015)

Zahari, Cut Latifah. 2010. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematika Siswa dengan Media Autographpada Siswa Kelas XII IPA SMU Swasta Istiqlal Delitua TA. 2009/2010. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

1 25 62

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

0 10 49

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

4 14 55

DESKRIPSI DISPOSISI REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

3 14 64

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE DI SMPN 5 MEDAN.

0 4 47

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN THINK PAIR SHARE (TPS).

0 4 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 6 PADANGSIDIMPUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) BERBANTUAN AUTOGRAPH.

0 5 32

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE MENGGUNAKAN AUTOGRAPH DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE TANPA AUTOGRAPH.

0 1 28

Meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa madrasah tsanawiyah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

0 0 8