PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI TERHADAP MUTU PROSES PELAKSANAAN KERJA DAN MUTU KINERJA PEGAWAI : Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah.

(1)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

PERNYATAAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK... xx

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1 Latar Belakang ... 1

2 Identifikasi Masalah... 13

3 Batasan Masalah... 14

4 Rumusan Masalah... 15

5 Tujuan Penelitian... 15

6 Manfaat Penelitian... 16

BAB II : KAJIAN PUSTAKA... 17

2. Landasan Teori... 17

2.1 Sejarah Kompetensi ... 17

2.2 Tingkat Kompetensi... 27


(2)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

2.4 Mutu Kinerja... 46

2.5 Kerangka Pemikiran... 55

2.6 Asumsi... 57

2.7 Paradigma Penelitian... 58

2.8 Hipotesis... 58

BAB III : METODE PENELITIAN... 60

3. Pendekatan Penelitian... 60

3.1 Lokasi Penelitian ... 61

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 61

3.3 Deskripsi Karakteristik Responden... 64

1. Umur... 65

2. Jenis Kelamin... 66

3. Pendidikan... 67

4. Pangkat dan Golongan... 69

5. Masa Kerja... 70

3.4 Operasional Variabel Penelitian... 71

1. Variabel bebas... 72

2. Variabel terikat... 72

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 74

3.6 Instrumen Penelitian... 74

3.7 Uji Instrumen Penelitian... 79

1. Uji Validitas... 79

2. Uji Reabilitas... 84

3.8 Uji Prasyarat Pengolahan Data... 87

1. Method Successive Interval (MSI) 88 2. Uji Normalitas... 89

3. Uji Linearitas... 89


(3)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x

3.10 Rancangan Analisis Deskriptif... 93

3.11 Rancangan Analisis Verifikatif ... 94

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 101 4. Hasil Penelitian ... 101

4.1 Deskripsi Variabel Penelitian... 101

4.1.1 Deskripsi Variabel Kompetensi Pegawai 102 1. Dimensi Pengetahuan... 104

2. Dimensi Ketrampilan... 107

3. Dimensi Sikap... 109

4.1.2 Deskripsi Variabel Mutu Proses Pelaksanaan Kerja... 111

1. Dimensi Visi dan Misi Lembaga 114 2. Dimensi Komunikasi... 116

3. Dimensi Sumber Daya Manusia 118 4. Dimensi Struktur Birokrasi... 120

4.1.3 Deskripsi Mutu Kinerja Pegawai... 122

1. Dimensi Kualitas Hasil Kerja... 125

2. Dimensi Kuantitas Hasil Kerja 127 3. Dimensi Ketepatan Waktu... 129

4.2 Analisis Verifikatif... 132

4.2.1 Uji Asumsi... 133

4.2.2 Analisis Korelasi dan Regresi... 133

1. Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja... 134

2. Pengaruh Mutu Proses Pelaksanaan Kerja terhadap Mutu Kinerja... 136

3. Pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Mutu Kinerja... 139


(4)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi

4. Pengaruh Kompetensi Pegawai dan

Mutu Proses Pelaksanaan Kerja

Terhadap Mutu Kinerja Pegawai 142

4.3 Model Hipotesis Jalur... 146

1. Analisis Jalur Model -1... 148

2. Analisis Jalur Model – 2... 149

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 154

4.4.1 Gambaran Kompetensi Pegawai LPMP Provinsi Kalimantan Tengah... 154

4.4.2 Gambaran Mutu Proses Pelaksanaan Kerja... 156

4.4.3 Gambaran Mutu Kinerja Pegawai 157 4.4.4 Kompetensi Pegawai berpengaruh terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja... 159

4.4.5 Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Berpengaruh Terhadap Mutu Kinerja Pegawai... 164

4.4.6 Kompetensi Pegawai berpengaruh secara tidak Langsung terhadap Mutu Kinerja Pegawai... 169

4.4.7 Kompetensi Pegawai dan Mutu Prose Pelaksanaan Kerja Terhadap Mutu Kinerja Pegawai... 172

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 175 5. Kesimpulan... 175


(5)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xii

DAFTAR PUSTAKA... 180


(6)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi

suatu lembaga atau organisasi. Pegawai yang berkualitas adalah pegawai yang

berkompetensi, yang berkemampuan melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan

secara bertanggungjawab dan layak.

Tidak semudah yang diucapkan, kemampuan dari seorang personel dalam bekerja bukanlah hal yang gampang untuk dibentuk, dibangun, diciptakan. Bahkan, sekalipun seseorang adalah lulusan S2 atau malah S3, dia tidak selalu mumpuni bekerja. Kesesuaian bidang kerja dengan keahlian akademiknya adalah faktor pertama yang menentukan, apakah seseorang dapat bekerja dengan baik. Artinya, seseorang lulusan administrasi negara tidak dapat bekerja dengan baik sebagai teknisi komputer (Sudarmanto, 2009:xi).

Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan cara organisasi atau

lembaga agar dapat mempertahankan eksistensi kerja semua komponen

organisasi. Sebuah organisasi harus mampu mengoptimalkan kemampuan sumber

daya manusia yang dimilikinya agar pencapaian sasaran dapat terlaksana, namun

hal tersebut tidaklah sederhana perlu pemahaman yang baik tentang organisasi

atau lembaga, perlu ada strategi pengembangan yang matang agar Sumber Daya

Manusia yang dimiliki sebuah organisasi atau lembaga terpakai sesuai kebutuhan.

Selain keahlian dan waktu atau pengalaman, faktor penentu


(7)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja juga dipengaruhi oleh faktor

tersebut. Akhir-akhir ini kinerja telah menjadi terminologi atau konsep yang

sering dipakai orang dalam berbagai pembahasan dan pembicaraan dalam

kerangka mendorong tujuan dari suatu lembaga atau organisasi untuk mencapai

sasaran yang diharapkan. Oleh karena itu, tantangan utama yang dihadapi

sekarang ini dan masa mendatang adalah bagaimana mempersiapkan tenaga – tenaga pelaksana pembangunan yang berkualitas, bukan saja mampu dan terampil

melakukan pekerjaan, tetapi yang juga mempunyai inovasi dan

kreativitas tinggi serta mempunyai daya analisis dan pandangan jauh kedepan.

Pengembangan diri adalah kompetensi yang dengannya orang

menunjukkan keinginan untuk tumbuh, belajar, dan berkembang terus – menerus. Keinginan untuk tumbuh dan berkembang yang mendorong seseorang untuk

selalu belajar, selalu menambah pengetahuan dan selalu ingin lebih baik dari

kondisi sebelumnya.

Perkembangan dan keberhasilan pembangunan nasional terletak pada

pada keberhasilan aparatur negara dalam menjalankan dan melaksanakan

tugasnya. Hal yang utama dari segi kepegawaian, pemerintah memiliki peranan

yang sangat penting dalam semua aktivitas dan fungsi pemerintahan yang

menuntut reformasi yang bersih.

Pendapat lain berkaitan dengan kompetensi PNS adalah : kemampuan


(8)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

(Suprapto,2002).

Secara general, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah

kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Dalam sejumlah literatur, kompetensi sering

dibedakan menjadi dua tipe, yakni soft competency atau jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan

antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain. Contoh soft competency adalah: leadership, communication, interpersonal relation, dan lain-lain. Tipe kompetensi yang kedua sering disebut hard competency atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu

pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis

yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard competency adalah: electrical engineering, marketing research, inancial analysis, manpower planning, dan lain-lain.

Sedangkan menurut (Banowati Talim 2003) kompetensi ini bisa meliputi

aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku karyawan. Dalam arti luas,

kompetensi ini akan terkait dengan strategi organisasi dan pengertian kompetensi

ini dapatlah kita padukan dengan soft skill, hard skill, social skill, dan mental skill. Hardskill mencerminkan pengetahuan dan keterampilan fisik SDM, softskill


(9)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 menunjukkan intuisi, kepekaan SDM; social skill menunjukkan keterampilan

dalam hubungan sosial SDM,; mental skill menunjukkan ketahanan mental SDM. Di dalam perkembangan manajemen SDM, saat ini sedang ramai dibicarakan

mengenai bagaimana mengelola SDM berbasis kompetensi.

Merancang sumber daya yang diperlukan, baik sumberdaya alam,

sumber daya kapital, sumber daya manusia, teknologi dan mekanisme kerja yang

ditempuh dalam mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Perencanaan kinerja

dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang berada diluar kekuasaan organisasi

atau lembaga. Namun tidak kalah pentingnya adalah faktor-faktor internal yang

masih dalam kewenangan organisasi atau lembaga sendiri. Hal yang dapat

menjawab kebutuhan lembaga atau masyarakat madani adalah pegawai yang

mandiri dan profesional yang berorientasi pada kebutuhan lembagai atau

masyarakatnya. Keahlian yang ditandai profesionalisme pegawai yang

memperhatikan mutu, tidak akan ada lagi intervensi terhadap tugas-tugas

utamanya yaitu pelayanan lembaga dan publik.

Menurut (Lyle Spencer and Signe Spencer, 1993) karakteristik dasar

kompetensi memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang

dijadikan acuan efektif atau berperformansi superior di tempat kerja atau situasi

tertentu. Lembaga harus cepat tanggap terhadap berbagai perubahan yang cepat

yang dihadapinya dalam bentuk kebijakan – kebijakan dan aksi-aksi yang tepat. Dalam mutu proses pelaksanaan kerja harus diarahkan kepada pencapaian mutu


(10)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5 Makna kompentensi sebagai an underlying characteristic’s merupakan

sesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi

tingkat kinerjanya. Sesuatu yang dimaksud, bisa menyangkut motif, konsep diri,

sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian. Kompentensi individu yang

berupa kemampuan dan pengetahuan bisa dikembangkan melalui pendidikan dan

pelatihan. Sedangkan motif kompentensi dapat diperoleh pada saat proses seleksi.

Causally related artinya kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja. Sedangkan kata criterion-referenced

mengandung makna bahwa kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang

berkinerja baik dan kurang baik, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan.

Lebih dalam ditegaskan oleh (Prayitno, 2002), bahwa standar kompetensi

mencakup 3 hal, yaitu : (1) Ketrampilan, yaitu kemampuan untuk menunjukkan

tugas pada tingkat kriteria yang dapat diterima secara terus menerus dengan

kegiatan yang paling sedikit; (2) Pengetahuan, yakni fakta dan angka dibalik

aspek teknis; (3) Sikap, yaitu kesan yang ditunjukkan kepada pelanggan dan orang

lain bahwa yang bersangkutan mampu berada dalam lingkungan kerja. Secara

spesifik lebih lanjut dijelaskan bahwa : Kualifikasi PNS dapat ditinjau dari tiga

unsur, yaitu : Pertama, Keahlian, yang dimaksud bahwa setiap PNS harus : a) Memiliki pengalaman yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, b) Memiliki

pengetahuan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, c) Memiliki wawasan yang


(11)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6 memahami tugas-tugas di bidangnya. Ketiga, Sifat-sifat personil yang baik, antara

lain harus memiliki disiplin tinggi, jujur. Menaruh minat, terbuka, obyektif,

pandai berkomunikasi, selalu siap dan terlatih.

Mutu proses pelaksanaan kerja merupakan suatu standar kerja bagi

pegawai untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. Maka Komunikasi merupakan

bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi atau lembaga. Hal ini

dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas

terhadap kehidupan organisasi atau lembaga, misalnya konflik antar pegawai, dan

sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja

sama dan kepuasan kerja. Oleh karena itu hubungan komunikasi yang terbuka

harus diciptakan dalam organisasi atau lembaga.

Kemungkinan bisa terjadi pendistribusian pekerjaan yang tidak merata

diantara para pegawai, beban kerja yang dilaksanakan oleh seorang pegawai yang

dipandang mampu oleh pimpinan jauh lebih berat daripada pegawai lainnya

karena dituntut pekerjaan harus segera selesai, sehingga tidak jarang pegawai

yang dipandang mampu oleh pimpinan bekerja overtime. Jelas pembagian kerja seperti itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip the right man on the right places. Adanya distribusi pekerjaan yang tidak merata, di satu sisi ada beberapa pegawai

yang selalu melaksanakan pekerjaan sampai overtime (lembur) tapi di sisi lain terdapat pegawai yang tidak mempunyai pekerjaan (sangat santai).


(12)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7 Tingkat pendidikan dalam tubuh pegawai memang secara klasifikasi

sudah terbentuk saat orang masuk ke dalam institusi tersebut. Semakin tinggi

jabatan atau kedudukan seseorang, tanggung jawab atas pekerjaannya pun

semakin besar. Beberapa studi menunjukkan masih rendahnya mutu kinerja

lembaga tercermin dari mutu proses pelaksanaan kerja dasarnya yang belum

optimal. Tenaga–tenaga yang terpilih diharapkan menjadi dinamisator pembangunan. Gerak dan laju pembangunan banyak ditentukan oleh jumlah,

mutu, kemampuan dan kecocokan sarjana dan lulusan dunia pendidikan yang

dihasilkan dengan kubutuhan nyata dalam masyarakat.

Dari pegawai yang mempunyai golongan II pun dapat dilihat bahwa

tidak semua berlatar belakang pendidikan SLTA. Serta pegawai yang golongan III

tidak semuanya juga dengan latar belakang sarjana. Terdapat juga pegawai dengan

latar belakang pendidikan SLTA. Hal ini dapat dimungkinkan karena telah lulus

ujian dinas atau sesuai peraturan kepegawaian baru yang menyatakan bahwa

seseorang yang menjabat dapat dinaikkan pangkatnya dipercepat apabila telah

memenuhi syarat tertentu. Hal ini menyebabkan hubungan yang semakin jauh

antara staf dan pejabat.

Dalam penelitian dihasilkan bahwa pegawai yang berkinerja tinggi

adalah lebih inovatif, dan kreatif dan mereka lebih terstimulasi oleh pekerjaan

mereka dan bekerja keras, lebih loyal terhadap institusi, mencapai prestasi yang

lebih besar dari pekerjaan mereka serta lebih berkemauan dalam mengambil


(13)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8 Peraturan kerja digunakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif.

Peraturan dibuat untuk membuat kelancaran pekerjaan, bagaimana agar suatu

tugas pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sehingga tujuan

organisasi dapat dicapai. Kinerja seseorang ada kalanya mengalami peningkatan,

dan ada kalanya mengalami suatu penurunan. Demikian pula dengan mutu kinerja

pegawai, ada saatnya mengalami penurunan dan mengalami peningkatan. Namun

demikian, harapan terciptanya kinerja harus diciptakan seiring dengan reformasi

dalam tubuh pegawai sehingga terciptanya budaya mutu di setiap lembaga atau

organisasi.

Kualitas dan kuantitas para tenaga-kerja juga harus disesuaikan dengan

kebutuhan lembaga agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan juga efisien.

Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya

sangat ditentukan oleh sumber daya manusia atau pegawai yang kompeten. Dalam

organisasi sumber daya manusia yang baik dapat dilihat dari tingkah laku setiap

orang yang baik, hubungan atau kerja sama yang baik setiap anggotanya, penataan

susunan lembaga atau organisasi secara rapi, dan prosedur kerja dalam roda

organisasi, sedangkan kompetensi pegawai adalah suatu uraian keterampilan,

pengetahuan dan sikap yang utama diperlukan untuk mencapai kinerja yang

efektif dalam pekerjaan. Efektif mengandung pengertian bila suatu tujuan dapat


(14)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9 Kinerja seorang pegawai pada kenyataannya akan dapat berbeda dengan

karyawan lain. Agar kinerja dari setiap pegawai dapat meningkat diperlukan suatu

pendorong atau faktor yang dapat membuat kinerja pegawai tersebut sesuai

dengan yang diterapkan oleh lembaga.

Menurut (Maluyu S.P. Hasibuan , 2001 : 34), kinerja adalah suatu hasil

kerja yang dapat dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu.

Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan kemampuan &

ketrampilan yang dimilikinya (the right man on the right place). Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan bisa dikerjakan atau diselesaikan dengan

baik, maka uraian pekerjaan akan sangat membantu dalam penentuan sasaran

pekerjaannya.

Apabila dikaitkan dengan mutu kinerja pegawai, tentunya kinerja yang

dicapai oleh pegawai dalam suatu lembaga atau organisasi akan menyangkut

kinerja yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas demi kemajuan dan

perkembangan lembaga atau organisasi.

Mutu kinerja merupakan unsur penting dalam manajemen. Definisi lain

yang dimaksud dengan kinerja atau performance adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar


(15)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 10 telah disepakati bersama. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam

melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Konsep manajemen mutu dibangun berdasarkan konsep manajemen

secara umum. Managemen adalah proses sistematika untuk mencapai tujuan

melalui fungsi perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan tindak lanjut semua unsur

organisasi baik internal maupun ekternal yang tercakup dalam dimensi material,

metode, mesin, dana, manusia, lingkungan dan informasi untuk merealisasikan

komitmen, kebijakan dan sasaran mutu yang telah ditetapkan dalam rangka

memberikan kepuasan kepada pegawai untuk masa sekarang maupun dimasa

depan. (Willy Susilo, 2003).

Selama ini LPMP Provinsi Kalimantan Tengah telah menjalankan

sistem manajemen mutu standar internasional ISO 9001:2000, tetapi belum

sepenuhnya menjalankan sistem tersebut secara 100 persen. Tetapi hal ini tidak

mempengaruhi efektifitas dan mutu kinerja pegawai selama ini.

Hal yang mempengaruhi mutu kinerja pegawai LPMP Provinsi

Kalimantan Tengah selama ini yaitu kompetensi dan pelaksanaan kerja terhadap

pekerjaan. LPMP perlu tindakan pelaksanaan yang tetap untuk perbaikan dan

peningkatan mutu karena merupakan kegiatan yang berkelanjutan yang harus

dijalankan secara sistematis dengan menerapkan pendekatan manajemen. Sebelum


(16)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 11 Kondisi yang tidak diinginkan biasanya adalah masalah, seperti pelaksanaan

penempatan kerja pegawai. Mengenai kualitas atau mutu kerja, pendidikan

memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber

daya manusia.

LPMP Provinsi Kalimantan Tengah sebagai lembaga penjaminan mutu

di daerah harus menyesuaikan diri dengan tujuan kinerja dan mutu, ini

merupakan tanggung jawab setiap orang. Setiap rangkaian kerja merupakan

proses yang unik yang memberikan sumbangan pada hasil keluaran. Mutu

ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja didalam keseluruhan proses kerja.

Lembaga atau organisasi terdiri dari berbagai unsur sumber daya yang

harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik demi tercapainya tujuan organisasi

atau lembaga. (Claman, 1998) dalam (Sudarmanto, 2009:5) mengatakan bahwa

sumber daya manusia tidak lagi dipandang sebagai komponen yang dapat dengan

begitu saja diganti dengan komponen lain. Tuntutan kemampuan akan berbeda

apabila yang disoroti adalah mutu kerja pegawai pada tugas-tugas yang bersifat

teknis, mekanistik, dan repetitif. Meskipun pada tingkat tertentu kemampuan

intelektual tetap diperlukan.

Pemerintah telah mengamanatkan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3

disebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka


(17)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 12 didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Perlunya peningkatan kinerja pegawai LPMP Provinsi Kalimantan

Tengah harus dilaksanakan dengan terencana, berkesinambungan dan

berkelanjutan, sebab peningkatan mutu kinerja merupakan bagian terpenting

untuk pengembangan ketenagaan dalam setiap bidang ilmu.

Dalam lingkungan organisasi modern, sumber daya manusia

mempunyai peran baru yaitu: 1). Pendorong produktivitas; 2). Membuat

perusahaan atau lembaga menjadi lebih tanggap terhadap inovasi produk dan

perubahan teknologi; 3). Menghasilkan jasa pelanggan yang unggul; 4).

Membangun komitmen karyawan; dan 5). Semakin pentingnya SDM dalam

mengembangkan dan mengimplementasikan strategi (Dessler : 1999).

Beberapa kondisi yang menunjukkan masih rendahnya mutu kinerja

pegawai LPMP Provinsi Kalimantan Tengah, sering terlambat masuk kantor,

terlambat menyelesaikan pekerjaan, dan sering meniggalkan kantor disaat jam

kerja. Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pegawai LPMP Provinsi

Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan yang tepat


(18)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 13 Pendidikan dapat meningkatkan kinerja seorang pegawai, hal ini

disebabkan bahwa semakin tinggi daya analisisnya maka akan mampu

memecahkan masalah yang dihadapi. Pendidikan seorang pegawai juga dapat

memperbaiki kualitasnya dalam menjalankan tugas. Menurut Hasibuan (2003:54)

Pendidikan adalah suatu indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang

untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.

Pendidikan sekolah yang bersifat umum, pada dasarnya hanya

mengakibatkan penguasaan pengetahuan tertentu, yang tidak dikaitkan dengan

jabatan atau tugas tertentu. Dengan menempuh tingkat pendidikan tertentu

menyebabkan seorang pegawai memiliki pengetahuan tertentu. Orang dengan

kemampuan dasar apabila mendapatkan kesempatan-kesempatan pelatihan dan

motivasi yang tepat, akan lebih mampu dan cakap untu melaksanakan

tugas-tugasnya dengan baik, dengan demikian jelas pendidikan akan mempengaruhi

kinerja pegawai.

Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan akan lebih mudah

baginya untuk melaksanakan fungsi-fungsinya di lembaga tersebut. Disamping

itu, pengalaman dan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengenyam

pendidikan akan dijadian dasar untuk melaksanakan tugasnya.

Manajemen sumber daya manusia di lembaga atau organisasi

pemerintahan di Indonesia diatur dalam Undang-undang No. 43 Tahun 1999


(19)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 14 pemerintah PKDA I LAN (2003), sebagai berikut: Peraturan Pemerintah No. 9

Tahun 2003 tentang wewenang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian.

Selain itu untuk menunjang upaya peningkatan kualitas kinerja dan

profesionalisme aparatur khususnya para pimpinan organisasi pada semua tingkat,

Badan Kepegawaian Negara telah mengeluarkan Keputusan No. 43/KEP/2001

tentang Standar Kompetensi Umum Jabatan Struktural PNS.

Selama ini kebijakan dalam tubuh LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

melakukan sistem rotasi dan mutasi pegawai antar seksi, hal ini menyebabkan

rendahnya mutu pekerjaan dan kinerja pegawai. Mutasi dan rotasi kerja pegawai

antar seksi ini tidak efektif karena masa kerja para pegawai tidak berjalan lama

(1-2 tahun) atau pergantian penempatan pegawai kurang dari (1-2 tahun sekali ini.

Akibatnya mutu pekerjaan tidak sesuai hasil yang diharapkan dikarenakan

kurangnya pengalaman dan ketrampilan pegawai dalam menguasai bidang

pekerjaan lama dan yang baru. Fenomena ini menunjukkan semakin rendahnya

mutu kinerja pegawai sehingga perlunya upaya peningkatan sumber daya manusia

karena ketidaksesuaian kualifikasi pendidikan dalam penempatan SDM akan

mengakibatkan rendahnya mutu kerja pegawai sehingga dapat mempengaruhi

mutu kinerja lembaga.

2. Identifikasi Masalah

Kondisi yang menunjukkan masih rendahnya mutu kinerja pegawai


(20)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 15 menyelesaikan pekerjaan, kurangnya kualitas dan kuantitas kerja, skill dan sering

meniggalkan kantor disaat jam kerja. Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan

bahwa pegawai LPMP Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan perlunya

kompetensi yang tepat dan perlunya proses pelaksanaan kerja yang tepat bagi

pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Berdasarkan hal diatas, sehingga masih perlu mendapat perhatian dalam

peningkatan mutu kinerja pegawai. Kurangnya pengelolaan sumber daya manusia,

masih terbatasnya peningkatan ketrampilan, dan masih terbatasnya kesadaran

pegawai untuk mendukung program kebijakan lembaga. Apabila pegawai

berkompeten maka mutu kinerja akan meningkat. Maka untuk meningkatkan

mutu kinerja harus melalui mutu proses pelaksanaan kerja yang baik dan

terencana untuk proses perbaikan berkelanjutan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul “ Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan kerja dan

Kinerja Pegawai di LPMP Provinsi Kalimantan Tengah”

3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian

ini, berikut hal yang akan menjadi fokus penelitian, masalah kompetensi pegawai

terhadap mutu proses pelaksanaan kerja, dan mutu kinerja pegawai. Hal ini

akhirnya akan berkenaan dengan pengembangan sumber daya manusia dan


(21)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 16 Tinjauan sementara oleh peneliti, pengaruh kompetensi pegawai

terhadap mutu proses pelaksanaan kerja dan mutu kinerja pegawai terdapat hasil

kerja belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Pimpinan perlu mengkaji ulang

penempatan kerja staf yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pengkaitan

mutu dengan kinerja lembaga atau organisasi yang tinggi. Perubahan terjadi di

lingkungan organisasi atau lembaga dihubungkan oleh sumber daya manusia

dalam hal ini pegawai, sehingga menjadi kekuatan yang sangat besar dalam

mengelola organisasi atau lembaga.

4. Rumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada hubungan variabel kompetensi pegawai,

mutu proses pelaksanaan kerja dan mutu kinerja pegawai. Berdasarkan latar

belakang di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kompetensi pegawai?

2. Bagaimana gambaran mutu proses pelaksanaan kerja?

3. Bagaimana gambaran mutu kinerja pegawai?

4. Apakah kompetensi pegawai mempengaruhi mutu proses pelaksanaan

kerja?

5. Apakah mutu proses pelaksanaan kerja mempengaruhi mutu kinerja

pegawai ?


(22)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 17 7. Apakah kompetensi pegawai dan mutu proses pelaksanaan kerja

mempengaruhi mutu kinerja pegawai ?

5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui mutu kinerja pegawai LPMP

Provinsi Kalimantan Tengah dengan kompetensi pegawai dan mutu proses

pelaksanaan kerja pegawai dan mutu kinerja pegawai dengan penempatan

pekerjaan.

Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu

rumusan yang tepat dalam manajemen mutu lembaga dan manajemen sumber

daya manusia sehingga dapat dijadikan suatu rujukan baik secara konseptual

maupun secara praktis bagi LPMP Provinsi Kalimantan Tengah dalam pengambil

keputusan dan kebijakan pada proses pelaksanaan kerja.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang:

1. Mengetahui gambaran kompetensi pegawai.

2. Mengetahui gambaran mutu proses pelaksanaan kerja.

3. Mengetahui gambaran mutu kinerja pegawai.

4. Mengetahui pengaruh kompetensi pegawai terhadap mutu proses

pelaksanaan kerja.

5. Mengetahui pengaruh mutu proses pelaksanaan kerja terhadap mutu


(23)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 18 6. Mengetahui pengaruh kompetensi pegawai terhadap mutu kinerja.

7. Mengetahui pengaruh kompetensi pegawai dan mutu proses pelaksanaan

kerja terhadap mutu kinerja.

6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap pengetahuan teoritis yang

telah didapatkan selama masa studi dan menambah pengetahuan akan

masalah-masalah yang terjadi di dalam tubuh pegawai, terutama di bidang manajemen

mutu dan manajemen sumber daya manusia tentang kompetensi pegawai dan

mutu proses pelaksanaan kerja terhadap mutu kinerja pegawai.

2. Bagi staf atau pegawai

Dari hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan lebih lanjut didalam pengambilan keputusan atau kebijakan untuk

meningkatkan mutu kinerja pegawai di waktu yang akan datang sehingga

penjaminan mutu lembaga dapat memenuhi kebutuhan dan kemajuan dalam setiap

aktivitas organisasi.

3. Bagi LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Sebagai evaluasi bagi pegawai untuk meningkatkan mutu kerja,


(24)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 19 lembaga dalam pengembangan sumber daya manusia yang akan meningkatkan

kualitas organisasi atau lembaga.

4. Bagi Pihak Lain

Semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi, informasi

yang akan menambah pengatahuan pembaca dan dapat menjadi dasar untuk

mengadakan penelitian sejenis yang lebih baik sehingga tercapainya mutu yang


(25)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 20


(26)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 60

BAB III

METODE PENELITIAN

3. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan

pendekatan kuantitaif dengan metode penelitian korelasional. Penelitian

korelational ini yang dimaksud yaitu bersifat menjelaskan hubungan kausal dan

pengujian hipotesis.

Jenis penelitian korelasional ini memfokuskan pada pengungkapan

hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk

menyelidiki pengaruh berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi,

dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung

sasuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel Kompetensi Pegawai

X, terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Y1 dan Mutu Kinerja Pegawai Y2.

Penelitian ini menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu

populasi dan sampel, volume dan sebarannya. Karene data hasil penelitian berupa

angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antara variabel-variabel

yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan

pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolahan data yang pada


(27)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 61 digeneralisasikan hasil sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan

angka yang cukup akurat. Metode penelitian kuantitatif menurut (Sugiyono

2011:14) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di LPMP Provinsi Kalimantan Tengah, ini

dilakukan karena rendahnya kinerja staf yang ada saat ini. Penelitian ini untuk

mengetahui mutu kinerja pegawai , kompetensi pegawai dan mutu proses

pelaksanaan kerja. Penelitian dilaksanakan selama 30 hari dari tanggal 1 April

sampai 1 Mei 2012..

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam

lingkup waktu yang ditentukan. Populasi memiliki parameter yakni besaran

terukur yang menunjukkan ciri dari populasi itu (Zuriah, 2009:116, dalam

sugiono, 2010:117).

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan


(28)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 62 oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. (Sugiono, 2011: 297).

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dari

penelitian ini adalah seluruh pegawai LPMP Provinsi Kalimantan Tengah yang

berjumlah 102 orang. Hal ini dapat terlihat jelas pada jumlah sebaran SDM/seksi

pegawai LPMP Provinsi Kalimantan Tengah berikut ini :

Tabel 3.1

Sebaran SDM Per- Seksi

No. Subbagian/ Seksi Jumlah Pegawai

1. Subbagian Umum 61 orang

2. Seksi Program Sistem dan Informasi 14 orang

3. Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi 14 orang

4. Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan 13 orang

Total 102 orang

Sumber data LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Menurut (Suharsimi Arikunto 2008:131) “Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif

dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki

peluang yang sama untuk menjadi sampel. Pada penelitian ini tidak mungkin

semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, di

antaranya yaitu keterbatasan biaya, tenaga, waktu yang tersedia. Untuk itu,


(29)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 63 dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak

diteliti.

Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek

populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili

yang lain yang tidak diteliti. Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian

ini yaitu dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin (Riduan,

2005:65), sebagai berikut.

1 ²

. 

d N

N n

n = 102 = 102 = 50,49 (102). 0.12 + 1 2.02

Jumlah sampel dapat ditentukan sebesar 50,49 dibulatkan menjadi 51

responden. Dari perhitungan menggunakan rumus diatas diperoleh jumlah

pembulatan sampel 51 pegawai, tetapi diambil sampel sebanyak 70 pegawai.

Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik

simple random sampling. Dalam pengambilan simple random sampling seluruh Di mana:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi


(30)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 64 individu yang menjadi populasi memiliki peluang yang sama dan bebas dipilih

sebagai anggota sampel (Sukmadinata,2010:255).

Dalam pemilihan sampel secara random ini, peneliti berupaya untuk

mendapatkan sampel yang berimbang mencakup seluruh populasi pegawai di

setiap seksi dengan menambahkan instrumen melebihi perhitungan proporsional

sampel. Hal ini menghindari terjadinya sebagian responden tidak mengembalikan

instrumen. Jumlah sampel dari setiap seksi terdapat dalam tabel 3.2 sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Sampel Per- Seksi

No. Subbagian/ Seksi Jumlah Pegawai

1. Subbagian Umum 43 orang

2. Seksi Program Sistem dan Informasi 9 orang

3. Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi 9 orang

4. Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan 9orang

Total 70 orang

Sumber data LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

3.3 Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden LPMP Provinsi Kalimantan

Tengah yang menjadi komponen dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,


(31)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 65 responden yang menjadi menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah pegawai

LPMP Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari pegawai sub bagian atau

seksi: (1) Subbagian Umum, sebanyak 43 orang (2) Seksi Program Sistem dan

Informasi, sebanyak 9 orang (3) Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi, sebanyak 9

orang (4) Seksi Fasilitas Sumber Daya Pendidikan, sebanyak 9 orang. Berikut

dikemukakan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur,

pendidikan terakhir, pangkat dan masa kerja sebagai pegawai LPMP Provinsi

Kalimantan Tengah.

Untuk memperoleh gambaran karakteristik responden dilakukan melalui

deskripsi data skor karakteristik responden dan subjek penelitian untuk masing – masing variabel. Berikut karakteristik responden berdasarkan rekapitulasi data

pada tabel dibawah ini.

1. Umur

Tabel 3.3 Data Karakteristik Umur Responden

Umur

Jumlah

27 – 35 36 – 45 46 – 55 56 - 60

33 orang

26 orang

7 orang

4 orang


(32)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 66

Grafik 3.1 Umur Responden

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat usia responden terbanyak di usia

35 tahun. Responden juga ada berusia 27 tahun sampai 59 tahun. Terlihat pada

grafik umur 36 dan 37 tahun rendah, kemungkinan dikarenakan pada saat itu

krisis penerimaan pegawai atau belum banyaknya penerimaan pegawai pada saat

itu, antara tahun 1999-2000.

2. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3.4 Data Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persen


(33)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 67

Perempuan 31 44,3

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dijelaskan bahwa dari 70 responden

laki - laki berjumlah 39 orang dan responden perempuan berjumlah 31

orang. Data ini diperjelas dengan grafik sebagai berikut:

Grafik 3.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Pada grafik diatas dapat dilihat jenis kelamin laki-laki lebih

banyak dibandingkan perempuan, kemungkinan besar laki-laki lebih

banyak dibutuhkan sebagai laboran dan melakukan pemetaan.

3. Pendidikan


(34)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 68 Tabel 3.5 Data Karakteristik Pendidikan Responden

Pendidikan Frequency Percent

SLTP 2 2.9

SMA 4 5.7

D3 7 10.0

S1 35 50.0

S2 22 31.4

Total 70 100.0

Berdasarkan tabel pendidikan diatas dapat dilihat frekuensi pendidikan

responden yang menjadi sampel dari tingkat SLTP sampai S2. Terlihat responden

yang banyak berpendidikan S1 dan S2. Data ini diperjelas dengan grafik sebagai

berikut:


(35)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 69 Grafik 3.3 diatas menunjukkan masih ada staf yang berpendidikan SLTP,

SLTA dan D3. Hal ini menggambarkan bahwa masih ada staf yang berpendidikan

SLTP dan SLTA hal ini dikarenakan pengangkatan tenaga honorer yang sudah

lama bekerja di LPMP Provinsi Kalimantan Tengah dan masih berpendidikan

rendah, ini menunjukkan perlunya peningkatan pendidikan bagi Sumber Daya

Manusia di LPMP Provinsi Kalimantan Tengah untuk meningkatkan jenjang

pendidikan bagi pegawai dengan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Pangkat dan Golongan

Karakteristik responden berdasarkan pangkat golongan.

Tabel 3.6 Data Karakteristik Pangkat Golongan Responden

Pangkat /Gol Frequency Percent

I/c 2 2.9

II/a 3 4.3

II/b 1 1.4

II/c 5 7.1

II/d 2 2.9

III/a 12 17.1

III/b 22 31.4

III/c 12 17.1

IV/a 6 8.6

IV/b 4 5.7


(36)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 70 Pangkat /Gol Frequency Percent

I/c 2 2.9

II/a 3 4.3

II/b 1 1.4

II/c 5 7.1

II/d 2 2.9

III/a 12 17.1

III/b 22 31.4

III/c 12 17.1

IV/a 6 8.6

IV/b 4 5.7

IV/d 1 1.4

Total 70 100.0

Berdasarkan tabel 3.6 diatas dapat dilihat pangkat golongan responden

yang menjadi sampel terbanyak yaitu III/b dan untuk pangkat golongan II/b dan

IV/d hanya 1 (satu) responden dari 70 orang. Data ini dapat diperjelas dengan


(37)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 71 Grafik 3.4 Karakteristik Pangkat Golongan Responden

Pada grafik 3.4 terlihat masih ada responden yang berpangkat golongan

I/b. Masih adanya pegawai yang berpangkat golongan I/b, diakibatkan dari

pengangkatan honorer yang sudah lama. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada

pegawai yang bergolongan rendah dan ini harus menjadi perhatian manajemen

kantor untuk peningkatan SDM dikemudian hari sehingga tidak ada lagi pegawai

yang berpangkat golongan I.

5. Masa Kerja

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Tabel 3.7 Data Karakteristik Masa Kerja responden

Masa Kerja Jumlah

1 – 10 11 – 20 21 – 34

49 orang 12 orang 9 orang


(38)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 72 Dapat dilihat pada tabel 3.7 diatas bahwa masa kerja responden yang

terbesar yaitu di 1 - 10 tahun masa kerja berjumlah 49 responden. Lebih jelasnya

data ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 3.5 Masa Kerja Responden

Berdasarkan grafik 3.5 diatas diketahui minimum masa kerja responden

yaitu 1 tahun sedangkan maksimum masa kerja responden mencapai 34 tahun. Ini

menggambarkan bahwa pada masa kerja 13 tahun sampai 34 tahun terlihat

sedikitnya pegawai, ini dikarenakan pada tahun 1999 – 2000 masih sedikit penerimaan pegawai di LPMP Provinsi Kalimantan Tengah pada saat itu.


(39)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 73 Menurut (Sugiyono 2011:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat

dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu

orang dengann yang lain. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan

variabel. (Kerlinger 1973) dalam (Sugiyono 2011:61) menyatakan bahwa

variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari

suatu nilai yang berbeda (different values).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dirumuskan disini bahwa

variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang dibedakan menjadi :

1. Variabel bebas ( independent variabel )

Variabel bebas yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel terikat (Sugiyono,

2011:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi pegawai


(40)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 74 2. Variabel terikat ( dependent variabel )

Variabel terikat yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas ( Sugiyono, 2011:61 ). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah mutu proses pelaksanaan kerja (Y1) dan

mutu kinerja pegawai (Y2).

Untuk memudahkan penelitian dalam menginterprestasikan

variabel-variabel penelitian perlu dirumuskan definisi operasional masing-masing variabel-variabel.

1. Kompetensi pegawai yang dimaksud sangat diperlukan dalam setiap proses

sumber daya manusia, seleksi karyawan, manajemen kinerja, perencanaan,

pelaksanaan dan sebagainya. (Hutapea dan Thoha, 2008:28) dalam

(Sudarmanto, 2009:47), mengungkapkan bahwa ada tiga komponen utama

pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang,

kemampuan, dan perilaku individu. Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sesuai bidang yang digelutinya.

2. Mutu proses pelaksanaan kerja proses merealisasikan apa yang telah

direncanakan, dipikirkan dan ditetapkan dan terstandar. Pengertian kinerja

atau prestasi kerja untuk pelaksanaan kerja diberi batasan oleh (Maier dalam

As’ad, 2001: 46) sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan dan sesuai standar kerja, atau standar operasional pekerjaan ( SOP )


(41)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 75 3. Mutu kinerja pegawai, bahwa kinerja (performance) sangat dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan motivasi. Dengan demikian mutu

kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari

pekerjaan tersebut. Menurut (Hasibuan 2003: 78), kinerja adalah hasil kerja

nyata dan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian yaitu untuk mendapatkan data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket atau kuisioner ini

merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung

( peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden).

Angket yang memuat pertanyaan mengacu pada kisi-kisi. Angket

dijawab atau diisi sendiri oleh responden. Dalam pengantar angket dijelaskan

maksud pengedaran angket, dan jaminan kerahasiaan jawaban. Petunjuk

pengisian menjelaskan bagaimana cara mengisi, menchecklist atau menyilang

atau merespon pertanyaan yang tersedia.

3.6 Instrument Penelitian

Untuk memudahkan penelitian dalam pengumpulan data maka

mempergunakan instrument penelitian dengan alat bantu berupa daftar pertanyaan

yang mengacu pada kisi-kisi instrumen atau angket yang telah dikembangkan.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala


(42)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 76 dengan skala likert, akan mengacu pada indikator instrumen. Instrument

penelitian dibuat dalam bentuk silang (X).

Indikator pertanyaan merupakan penjabaran dari variabel kompetensi pegawai,

mutu proses pelaksanaan kerja dan mutu kinerja, ini bertujuan untuk mengukur

variabel yang terikat.

Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada seseorang atau responden ( Arikunto, 2005:101). Angket disebarkan pada

responden sebanyak 85 responden. Pemilihan dengan model angket didasarkan

karena, (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden mengisi pertanyaan yang sama,

(c) responden bebas memberikan jawaban atas angket, dan (d) dapat digunakan

untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam

waktu yang tepat. Dengan menggunakan teknik model angket akan terkumpul

data yang berupa tulisan responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan

didalam angket tersebut. Indikator – indikator yang merupakan penjabaran dari Kompetensi Pegawai (X) terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja (Y1) dan Mutu

Kinerja Pegawai (Y) merupakan pokok materi yang diolah dan disusun menjadi

sejumlah pertanyaan dalam angket yang menggunakan skala likert dengan 5

(lima) alternatif jawaban. Adapun kisi – kisi angket disajikan dalam tabel 3.8 diberikut ini:

Tabel 3.8 Kisi – kisi angket Variabel Kompetensi Pegawai (X)


(43)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 77 Kompetensi Pegawai (X) (Spencer and Spencer, 1993:3) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik orang dan mengidentifik asi cara berperilaku atau berfikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu tertentu, dalam (Sudarmanto, 2009:46) Komponen– komponen kompetensi yaitu, Pengetahuan adalah informasi seseorang dalam bidang spesifik tertentu, ketrampilan merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu atau tugas mental 1. Pengetahuan 2. Ketrampilan 3. Sikap

1. Mengetahui tugas dan fungsi Lembaga

2. Penguasaan tugas

3. Tingkat Pengetahuan dengan standar kinerja

4. Tingkat perhatian terhadap kualitas kerja.

5. Tingkat penguasaan Teknologi

1. Memiliki keahlian spesifik 2. Mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik 3. Kemampuan mengatasi masalah.

4. Kerjasama dalam kelompok 5. Kemampuan menentukan prioritas pekerjaan. 1. Kesetiaan Ordinal Ordinal Ordinal

1 dan 2

3 dan 4

5 dan 6

7 dan 8

9 dan 10

11 dan 12

13 dan 14

15 dan 16

17, 18, 19, 20, 21 dan 22

23, 24 dan 25


(44)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 78 tertentu, dan

sikap adalah nilai dan citra diri seseorang.

2. Kejujuran

3. Memiliki sikap yang tangguh

4. Keyakinan diri.

5. Bertanggungjawab terhadap pekerjaan.

28 dan 29

30 dan 31

32 dan 33

34 dan 35

Tabel 3.9 Kisi – Kisi Angket Variabel Mutu Proses Pelaksanaan Kerja (Y1)

Variabel Subvariabel Indikator Skala No.Item

Mutu Proses Pelaksanaan Kerja (Y1) Menurut teori George C. Edwards III (1990) dalam ( Subarsono, 2011:90-92) implementasi kebijakan dipengaruhi oleh (1). Komunikasi, (2). Sumberdaya, (3). Struktur birokrasi

1. Visi dan Misi Lembaga 2. Komunikasi 3. Sumber Daya Manusia

1. Kejelasan isi Kebijakan

2. Melakukan kerja sesuai dengan Visi dan Misi

Lembaga

3. Melaksanakan pekerjaan sesuai Tupoksi Lembaga

1. Tujuan dan Sasaran Lembaga

2. Kesesuai Uraian tugas dan tanggung jawab 1. Ketersediaan SDM sesuai kompetensi 2. Pelaksanaaan Ordinal Ordinal Ordinal

1 dan 2

3 dan 4

5, 6 dan 7

8, 9 dan 10

11 dan 12

13 dan 14


(45)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 79 4. Struktur

Birokrasi

pekerjaan sesuai kualifikasi pendidikan

3. Kejelasan uraian tugas tahunan lembaga dan tugas tambahan

4. Kejelasan pelaksanaan program kerja

1. Adanya Prosedur operasi yang standar

2. Prosedur birokrasi

Ordinal

17

18 dan 19

20 dan 21

22 dan 23

24 dan 25

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Angket Variabel Mutu Kinerja Pegawai (Y2)

Variabel Subvariabel Indikator Skala No. Item

Mutu Kinerja Pegawai (Y2) Mathis (2002:78) kinerja pegawai adalah yang mempeng aruhi seberapa banyak mereka 1. Kualitas hasil pekerjaan 1. Kesesuaian menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar. 2. Kesesuaian pekerjaan dengan keinginan atasan. 3. Kesesuaian Ordinal Ordinal Ordinal

1,2 dan 3

4,5,6,7,8 dan 9


(46)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 80 memberi kan kontribus i kepada organisas i yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu. 2. Kuantitas hasil 3. Ketepatan Waktu

pekerjaan dg team

4. Kesesuaian pekerjaan rutin dan pekerjaan tambahan

1. Jumlah

Pekerjaan sesuai dg target atau

tupoksi yg

telah ditetapkan lembaga.

2. Jumlah

pekerjaan sesuai dg target yg telah ditetapkan atasan.

1. Pekerjaan

selesai tepat waktu

2. Tdk ada waktu yg terbuang Ordinal Ordinal dan 12 13, 14,15 dan 16

17 dan 18

19 dan 20

21, 22 dan 23

24, 25, 26, 27 dan 28

3.7 Uji Instrumen Penelitian

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yang bersifat

kuantitatif dalam bentuk data interval dan menggunakan analisis statistik.


(47)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 81 Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap

konsep yang diukur sehingga benar – benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur ( Arikunto, 2005:167),

terdapat dua macam validitas suatu instrumen yaitu validitas logis dan validitas

empiris. Validitas logis menunjukkan pada kondisi sebuah instrumen evaluasi

yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan penalaran atau analisis akal bahwa

instrumen tersebut telah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan. Validitas

logis terdiri dari validitas isi dan validitas konstruk.

Validitas isi yaitu validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi

instrumen dengan analisis rasional yaitu menentukan apakah butir – butir instrumen telah menggambarkan indikator dari variabel yang ditentukan.

Sedangkan validitas konstruk menunjukkan pada abstraksi dan generalisasi

khusus dan merupakan konsep yang diciptakan untuk kebutuhan ilmiah dan

terbatas yang membentuk konsep kompetensi pegawai terhadap mutu proses

pelaksanaan kerja dan mutu kinerja.

Untuk menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari korelasi antara

bagian – bagian dan alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment

adalah:


(48)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 82 rxy =

 

  } Y) ( Y }.{n. X) ( X {n. Y) X).( ( XY n 2 2 2

2 (Riduwan, 2011:62)

Keterangan :

rxy = besarnya koefisiens korelasi

n = jumlah responden

X = skor variabel X

Y = skor variabel Y

Uji validitas secara manual bisa dihitung dengan menggunakan rumus

korelasi Product Moment seperti diatas, sedangkan untuk memudahkan uji validitas ini bias dengan menggunakan Program SPSS for Window hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan analisa correlation-bivariate-Pearson (Sumber : Sugiyono : 2007) atau dengan menggunakan scale-realibility analysis-pada tabel

item total statistics dengan item corrected item total correlation (Sumber : Kusnendi; Bhuono Agung Nugroho). Adapun kriterianya bisa menggunakan

syarat minimal validitas sebesar 0,20 sebagai nilai kritis atau membandingkannya

dengan r tabel pada tabel r product- moment. Dalam penelitian ini menggunakan criteria minimal uji validitas 0,235.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for window versi 17.0 diperoleh data hasil analisis validitas lengkap dari output SPSS dapat dilihat pada

tabel 3.11 sebagai berikut :

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Pegawai (X) NO

ITEM

KOEFISIEN


(49)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 83

1 0.496 0.235 VALID

2 0.423 0.235 VALID

3 0.703 0.235 VALID

4 0.397 0.235 VALID

5 0.666 0.235 VALID

6 0.528 0.235 VALID

7 0.317 0.235 VALID

8 0.547 0.235 VALID

9 0.723 0.235 VALID

10 0.504 0.235 VALID

11 0.241 0.235 TIDAK VALID

12 0.685 0.235 VALID

13 0.634 0.235 VALID

14 0.393 0.235 VALID

15 0.540 0.235 VALID

16 0.639 0.235 VALID

17 0.398 0.235 VALID

18 0.845 0.235 VALID

19 0.635 0.235 VALID


(50)

82

21 0.764 0.235 VALID

22 0.541 0.235 VALID

23 0.017 0.235 TIDAK VALID

24 0.436 0.235 VALID

25 0.426 0.235 VALID

26 0.533 0.235 VALID

27 0.131 0.235 TIDAK VALID

28 0.385 0.235 VALID

29 0.585 0.235 VALID

30 0.563 0.235 VALID

31 0.378 0.235 VALID

32 0.437 0.235 VALID

33 0.177 0.235 TIDAK VALID

34 0.533 0.235 VALID

35 0.526 0.235 VALID

Dapat dilihat pada tabel diatas, butir pertanyaan variabel (X) pada nomor

11, 23, 27 dan 33 tidak valid karena nilai r > 0,30. Instrumen yang dapat dipakai

dalam penelitian ini menjadi 31 item dari 35 item pertanyaan.

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Instrumen Mutu Proses Pelaksanaan Kerja(Y1)

NO ITEM

KOEFISIEN

VALIDITAS r KRITIS KETERANGAN

1 0.392 0,235 VALID

2 0.304 0,235 TIDAK VALID

3 0.609 0,235 VALID

4 0.420 0,235 VALID

5 0.631 0,235 VALID

6 0.490 0,235 VALID

7 0.567 0,235 VALID

8 0.497 0,235 VALID

9 0.403 0,235 VALID

10 0.664 0,235 VALID

11 0.551 0,235 VALID


(51)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 83

13 0.494 0,235 VALID

14 0.449 0,235 VALID

15 0.457 0,235 TIDAK VALID

16 0.551 0,235 VALID

17 0.498 0,235 VALID

18 0.581 0,235 VALID

19 0.486 0,235 VALID

20 0.558 0,235 VALID

21 0.446 0,235 VALID

22 0.527 0,235 VALID

23 0.672 0,235 VALID

24 0.413 0,235 TIDAK VALID

25 0.347 0,235 VALID

Dapat dilihat pada tabel 3.7 butir pertanyaan variabel (Y1) pada nomor

2,15 dan 24 tidak valid. Instrumen yang dapat dipakai dalam penelitian ini

menjadi 22 item dari 25 item pertanyaan.

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Instrumen Mutu Kinerja Pegawai (Y2)

NO ITEM

KOEFISIEN

VALIDITAS r KRITIS KETERANGAN

1 0.478 0.235 VALID

2 0.440 0.235 TIDAK VALID

3 0.466 0.235 VALID

4 0.340 0.235 VALID

5 0.669 0.235 VALID

6 0.485 0.235 VALID

7 0.481 0.235 VALID

8 0.706 0.235 VALID

9 0.545 0.235 VALID

10 0.624 0.235 VALID

11 0.576 0.235 VALID

12 0.530 0.235 VALID

13 0.639 0.235 VALID


(52)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 84

15 0.572 0.235 VALID

16 0.528 0.235 VALID

17 0.520 0.235 VALID

18 0.637 0.235 VALID

19 0.520 0.235 VALID

20 0.485 0.235 VALID

21 0.572 0.235 VALID

22 0.314 0.235 TIDAK VALID

23 0.624 0.235 VALID

24 0.766 0.235 VALID

25 0.516 0.235 VALID

26 0.494 0.235 VALID

27 0.665 0.235 VALID

28 0.544 0.235 VALID

Dapat dilihat pada tabel 3.8 butir pertanyaan variabel (Y2) pada nomor 4

dan 22 tidak valid. Instrumen yang dapat dipakai dalam penelitian ini menjadi 26

item dari 28 item pertanyaan.

2. Uji Reabilitas

Pengertian reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan

reliabel atau andal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten (Sunyoto, 2011:68). Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus

alpha. Adapun rumus Alpha dalam Suharsimi Arikunto (1999 : 109) sebagai

berikut :

r 11 =

           t i k k   1 1


(53)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 85 Dimana :

r11 = Reliabilitas yang dicari

Σσi = Jumlah varians skor tiap-tiap item

σt = Varians total

Uji realibilitas secara manual bisa dihitung dengan menggunakan rumus

Alpha, sedangkan dengan menggunakan Program SPSS for Window hal ini bisa

dihitung dengan menggunakan scale-realibility analysis pada tabel realibility Statistics. Kriteria yang digunakan yaitu minimal 0,5 (Sugiyono, 2007); 0,6 (Bhuono Agung Nugroho, 2005) atau 0,7 (Kusnendi, 2009). Dalam penelitian ini

kriteria yang digunakan

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for window versi 17.0 diperoleh reliabilitas tiap instrumen pada tabel dibawal ini mengindikasikan

tingginya reliabilitas instrumen.

Tabel 3.14 Hasil Uji reliabilitas Instrumen Kompetensi Pegawai (X) Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0


(54)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 86 Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 3.15 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .869

N of Items 16a

Part 2 Value .571

N of Items 16b

Total N of Items 32 Correlation Between

Forms

.877

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .935

Unequal Length .935 Guttman Split-Half

Coefficient

.710

Tabel 3.16 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Mutu Proses Pelaksanaan Kerja (Y1)


(1)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 177

6. Kompetensi pegawai terhadap mutu kinerja pegawai yang secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya mutu kinerja pegawai. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kompetensi pegawai maka semakin tinggi pula mutu kinerja pegawai. 7. Kompetensi pegawai lebih rendah pengaruhnya dibandingkan dengan

mutu proses pelaksanaan kerja terhadap mutu kinerja pegawai. Dapat disimpulkan bahwa mutu proses pelaksanaan kerja menghasilkan pengaruh yang lebih besar terhadap mutu kinerja pegawai dibandingkan dengan kompetensi pegawai

6. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian maka dapat direkomendasikan bahwa kompetensi pegawai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap mutu proses pelaksanaan kerja dan mutu kinerja pegawai di LPMP Provinsi Kalimantan Tengah yang artinya variabel – variabel tersebut merupakan prediktor untuk peningkatan mutu kinerja pegawai di LPMP Provinsi Kalimantan Tengah, maka perlu direkomendasikan sebagai berikut:

1. Pada kompetensi pegawai bahwa dimensi pengetahuan tergolong rendah pencapaiannya yaitu pada indikator tingkat pengetahuan dengan standar kinerja. Peningkatan ini perlu ditingkatkan melalui pelatihan yang lakukan oleh lembaga yang diikuti para pegawai untuk lebih meningkatkan pengetahuannya. Pada dimensi ketrampilan di indikator memiliki keahlian yang spesifik pencapaiannya sangat rendah. Untuk meningkatkan keahlian spesifik pegawai yaitu melalui


(2)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 178

pelatihan dan diklat, yang dilaksanakan oleh lembaga yang didukung oleh unsur pimpinan supaya pegawai memiliki keahlian yang spesifik yang lebih baik dari sebelumnya. Pada dimensi sikap di indikator keyakinan diri dan kesetiaan masih rendah pencapaiannya. Ini sangat perlu ditingkatkan karena kurangnya keyakinan diri dan kesetiaan akan mengakibatkan rendahnya kepercayaan pada diri pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Perlu peningkatan untuk menjadi lebih baik yaitu melalui In House Training untuk pegawai. Hal ini perlu didukung supaya berjalan dengan baik.

2. Mutu proses pelaksanaan kerja dilihat pada dimensi visi dan misi lembaga pencapaian yang rendah pada indikator kejelasan isi kebijakan. Perlunya peningkatan kejelasan isi kebijakan yaitu melalui sosialisasi kebijakan oleh lembaga yang dilakukan oleh lembaga supaya kejelasan isi kebijakan menjadi lebih jelas. Pada dimensi SDM, ini menunjukkan bahwa SDM pegawai sudah baik akan tetapi perlu juga peningkatan SDM melalui program peningkatan kualifikasi pendidikan S1, S2 dan S3, mengikuti diklat dan pelatihan agar SDM menjadi lebih meningkat lagi. Pada dimensi struktur birokrasi yaitu pada indikator prosedur birokrasi sangat rendah. Perlu adanya perbaikan birokrasi yang ada menjadi lebih fleksibel supaya pelaksanaan kerja dapat berjalan dengan baik. Dan ini sangat perlu didukung oleh unsur pimpinan agar struktur birokrasi berjalan menjadi lebih baik.

3. Mutu kinerja pegawai pada dimensi kuantitas hasil kerja di indikator jumlah pekerjaan yang telah ditetapkan masih rendah pencapaiannya. Untuk peningkatan


(3)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 179

kuantitas hasil ini perlunya sosialisasi oleh lembaga supaya pencapaian kuantitas hasil kerja menjadi lebih baik. Pada dimensi ketepatan waktu di indikator pekerjaan selesai tepat waktu masih pada tingkat yang kurang, untuk meningkatkan supaya pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu yaitu perlunya peningkatan kesadaran pegawai dalam menyelesaikan pekerjaanya dengan peningkatan SDM melalui pelatihan dan diklat untuk meningkatkan mutu kinerja pegawai supaya menjadi lebih baik.

4. Saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian selanjutnya dengan mengkaji variabel – variabel yang mempengaruhi kinerja pegawai sehingga dapat menambah wawasan yang lebih luas. Untuk Lembaga perlu didukung oleh unsur pimpinan dan pegawai itu sendiri supaya peningkatan perbaikan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai hasil menjadi lebih baik lagi.


(4)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 180

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2005), Manajemen Penelitian, Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djatmiko, Yayat Widayati,(2002),Perilaku Organisasi,Alfabeta,Bandung

Dharma, Surya. (2010), Manajemen Kinerja; Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fathoni, Abdulrrahmat. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Fahmi, Irham. (2010), Manajemen Kinerja; Teori dan Aplikasi. Bandung: AlfaBeta

Hasibuan, Malayu S.P. (2010), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hadis, Abdul dan Nurhayati B. (2010), Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: AlfaBeta.

Hariandja, Marihot Tua Efendi , (2002) , Manajemen Sumber Daya Manusia,Cetakan Pertama, PT. Grasindo, Jakarta.

Mangkunegara,AA. Anwar Prabu (2001), MSDM Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Irawan, Prasetya , 2000 , Manajemen Sumber Daya Manusia, STIA-LAN Press, Jakarta.

Mathis, Robert.L and Jakson H (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Martin, A.D, (2000). Kompetensi Model, Tren Baru Revitalisasi SDM. Manajemen.

Nasution. (2005), Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia, Indonesia, Bogor.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2009), Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(5)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 181

Irawan, Prasetya , 2000 , Manajemen Sumber Daya Manusia, STIA-LAN Press, Jakarta.

Panggabean, Murtiana S. ,( 2002), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta

Riani, Asri Laksmi. (2011), Budaya Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sallis, Edward. (2011), Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

Widodo,J. (2008). Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik, Malang: Banyumedia Publishing.

Wibisono, Dermawan. (2006), Manajemen Kinerja; Konsep, Desain, dan Teknik Peningkatan Daya Saing Perusahaan, Jakarta: Erlangga

Siagian, Sondang P. (2004), Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suwarto, F.X dan Koeshartono. (2009), Budaya Organisasi; Kajian Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Thoha, Miftah. (2010), Manajemen Kepegawaian Sipil Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sudarmanto. (2009), Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suwatno dan Priansa, Donni Juni. (2011), Manajemen SDM; dalam Organisasi publik dan Bisnis. Bandung: AlfaBeta

Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta.

Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010), Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Spencer and Spencer. (1993), Competence at Work. Published Simultaneously in Canada


(6)

Loly Novitasari Sinta, 2012

Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Mutu Proses Pelaksanaan Kerja Dan Mutu Kinerja Pegawai

: Studi pada LPMP Provinsi Kalimantan Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 182

Tika, Pabundu. (2010), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: PT. Bumi Aksara

Wibowo. (2008), Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Subarsono, Drs (2011), Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan,Dr (2011), Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik

Penelitian. Bandung: AlfaBeta.

Usman, ( 2009 ), Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tjiptono, Diana ( 2003), Total Quality Management. Yogyakarta: Andi. Sunyoto ( 2002), Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta: PT. Buku Seru. Simamora, Hendry (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 3.

Yogyakarta: STIE YKPN.

Willy Susilo, ( 2002 ), Audit SDM, Jakarta: PT. Vorgistatama Binamega. Winardi (2004), Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta: Kencana. Soeharto,2002, Tesis dengan judul Hubungan antara Gaya Kepemimpinan,

Motivasi dan Kemampuan dengan Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Tengah,MAP UNDIP Semarang.

Timpe, A. Dale,(2000), Kinerja, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Widdodo,Joko,(2004),Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja,Banyumedia Publishing,Malang.

Reksohadiprodjo, S., & Handoko,T.H.,(2001), Manajemen Personalia dan SumberDaya Manusia,Edisi Kedua,BPFE, Yogyakarta.

Wahyuninggrum,(2008). HUBUNGAN KEMAMPUAN, KEPUASAN DAN

DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI

KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN