BAB I PENDAHULUAN - PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BMT AMAL MULIA - Test Repository

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Arsyad, L. (2008,1), menjelaskan bahwa sektor ekonomi mikro

  mempunyai ketahanan yang kuat dalam krisis tetapi diimbangi dengan adanya dukungan dalam hal permodalan, melalui Lembaga Keuangan Mikro yang disingkat LKM baik yang dibentuk pemerintah atau swasta. Tujuan LKM sebagai organisasi pembangunaan adalah untuk melayani kebutuhan finansial dari pasar yang tidak terlayani.

  Menurut Lubis, S.K. (2004;123), koperasi merupakan satu bentuk dari LKM yang berasas kekeluargaan. Modal usaha koperasi didapatkan dari uang simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, pinjaman, pengumpulan hasil usaha, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat gerak koperasi. Setiap tahun tutup buku koperasi harus ada laporan secara tertulis oleh pengurus Laproan keuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota.

  Salah satu koperasi yang berasas kekeluargaan dan berdasarkan syariah adalah baitul mal wal tamwil pada umumnya disingkat menjadi BMT. Koperasi yang berdasarkan syariah sangat diperlukan masyarakat pada khususnya kaum muslim.

  BMT Amal Mulia berada di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang memiliki kegiatan funding dan financing. Pembiayaan BMT Amal Mulia sangat memperhatikan sektor UKM yang benar-benar membutuhkan modal yang ringan tetap bertahan.

  Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian sehingga dalam penulisan tugas akhir mengambil judul: PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BMT AMAL MULIA.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu:

  1. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia ?

  2. Bagaimana perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia ?

  C. Tujuan Dan Kegunaan

  Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai upaya pemecahan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia.

  2. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia.

  Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini, adalah:

  1. Bagi penulis Untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang operasional perbankan dalam penerapan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.

  Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam penerapan pemberian pembiayaan.

  3. Bagi STAIN Salatiga Dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa program studi

  Perbankan Syari’ah pada khususnya dan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakan pada umumnya.

D. Metode Penulisan

  1. Tepi Penelitian Penelitian dilakukan secara intensif dan terperinci, perlu diketahui bahwa idelanya seseorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh suatu interpelasi yang sistematik dari faktor-faktor yang menunjang. Dengan penelitian diharapkan bisa diketahui prosedur yang telah diterapkan oleh BMT Amal Mulia untuk tahun-tahun berikutnya.

  2. Jenis - jenis data

  a. Data primer Data primer diperoleh langsung dari perusahaan sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain ;

  Data register nasabah Data tentang perkembangan pembiayaan dan angsuran Data laporan keuangan

  Data sekunder merupakan data untuk melengkapi data pokok diperoleh dari keperpustakaan BMT meliputi : Sejarah dan perkembangan BMT Amal Mulia Jenis-jenis produk Struktur organisasi Pelayanan pembiayaan

  3. Interview (wawancara) Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan dan pimpin perusahaan. Teknik pengumupulan data ini digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakapan.

E. Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan D. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI A. Telah Pustaka B. Pengertian pembiayaan C. Macam pembiayaan D. Kerangka teoritik

  A. Sejarah singkat BMT Amal Mulia

  B. Tujuan BMT Amal Mulia

  C. Visi dan Misi BMT Amal Mulia

  D. Struktur Organisasi

  E. Produk-produk BMT Amal Mulia

  BAB IV ANALISIS A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia B. Kelebihan dan Kelemahan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia D. Perkembangan Realisasi Pembiayaan E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan F. Perkembangan Pembiayaan Khusus Untuk Pengusaha Kecil G. Perkembangan Angsuran PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

  6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

  Irawati, A., (2007), menemukan bahwa seorang calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan di BRI Syariah Cabang Solo, harus membawa persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan BRI Syariah yaitu memiliki usaha yang jelas, mengisi formuli permohonan, menyerahkan fotocopy kartu keluarga, fotocopy jaminan, dan bersedia di survey. Berkas pengajuan pembiayaan diserahkan kebagian pembiayaan kemudian diadakan survey. Selanjutnya berkas pengajuan pembiayaan diperiksa untuk menentukan apakah nasabah layak atau tidak untuk menerima pembiayaan. Dalam analisis pihak BRI Syariah Cabang Solo selalu berpedoman pada prinsip 5 C yaitu character, capacity, capital,

  

collateral, dan condition. Nasabah datang ke BRI Syariah Cabang Solo untuk

  realisasi dengan membawa jaminan asli yang selanjutnya jaminan diserahkan kepada bagian pembiayaan. Akad dimulai setelah kedua belah pihak setuju dengan semua perjanjian, maka berkas diserahkan ke Teller menyerahkan uang ke petugas akad dan oleh petugas akan diserahkan kepada nasabah. Dengan bagi hasil pembiayaan mudharabah di BRI Syariah Cabang Solo dihitung dengan cara jumlah pembiayaan yang diajukan dibagi jangka waktunya, diperoleh angsuran pokok. Untuk menghitung bagi hasilnya jumlah pembiayaan dikalikan dengan kesepaktan bagi hasil pada umumnya 2%. dalam pembiayaan komoditas terpilih UMKM dari tiga sektor penyumbang PDRB terbesar di Jawa Tengah. Yang dilakukan oleh, Bank Indonesia Semarang bekerjasama dengan Center for Micro and Small Enterprise Dynamics (CEMSED) Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga menemukan bahwa lembaga keuangan bank semakin mendapat tempat di hati masyarakat dengan kenyataan bahwa lembaga keuangan bank menjadi sumber pembiayaan prioritas yang dipilih oleh 418 (43,36%) dari 964 responden untuk pengajuan pinjaman di waktu yang akan datang. Hal itu ditemui pada semua sektor baik pertanian, industri maupun perdagangan. Prioritas selanjutnya adalah lembaga keuangan informal dan sumber dana institusi seperti BUMN. Hal ini dapat dimengerti karena sumber dana informal dinilai mempunyai prosedur yang lebih mudah dan sifatnya tidak mengikat.

  Sementara itu, sebagian besar responden (41%) menginginkan adanya kegiatan pendampingan usaha oleh pihak lembaga keuangan. Kebutuhan untuk mendapat pendampingan paling banyak muncul pada sektor industri, disusul sektor pertanian dan paling sedikit pada sektor PHR. Sebagian besar responden yang membutuhkan pendampingan berharap konsultasi kewirausahaan merupakan bentuk pendampingan yang dapat mereka peroleh dari pihak pendamping terlebih pada sektor industri dan PHR. Pada sektor pertanian, konsultasi teknik produksi merupakan bentuk pendampingan yang paling diharapkan.

B. Kerangka Teoritik

  Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana atau uang yang dipersamakan dengan itu berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana, atau uang yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengambilkan uang/tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/bagi hasil.

  Menurut Arifin, Z., (2003;123) bahwa pemberdayaan dan keperpihakan pemerintah terhadap koperasi, usaha kecil dan menengah masih kecil kepada sumber-sumber pendanaan, sehingga kuantitas dan kualitas penyaluran pembiayaan pada usaha kecil dapat belum dilaksanakan secara optimal.

  Permasalahan yang mendasar dalam penyaluran pembiayan kepada usaha kecil selain aspek permodalan adalah kurangnya jiwa kewirausahaan, terbelakang teknis produksi, serta lemahnya kemampuan dan pemasaran. Oleh karena itu pola pembinaan, pengawasan dan pendampingan secara teknis harus selalu dilaksanakan dalam setiap aktivitas penyaluran pembiayaan.

  1. Unsur-Unsur Kredit/Pembiayaan Menurut Kasmir ( 2004;74) yang menyampaikan lima unsur kredit yaitu kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa.

  a. Kepercayaan Kepercayan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.

  b. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangi hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah.

  c. Jangka waktu Setiap waktu yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

  d. Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pahahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengambilan (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

  Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank, bank mengharap suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank konvesional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

  2. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit/Pembiayaan Menurut Kasmir (2004;91) prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C dan analisis 7 P.

  a. Character Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.

  Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.

  Keyakinan ini tercermian dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standing. Maksud dari

  

social standing kedudukan sosial di suatu daerah misalnya seorang pemuka agama

  pasti mempunyai pengaruhi yang besar didalam masyarakat. Character merupakan ukuran untuk melihat “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.

  Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit, maka penting untuk melihat kemampuan peminjam untuk mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlibat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka kemampuan untuk membayar kredit semakin baik.

  c. Capital Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membayar suatu usaha 100% artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain.

  

Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki

nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

  d. Collateral

  Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

  bersifat fisik misalnya sertifikat tanah dan BPKB kendaran motor mapun non fisik misalnya kepercayaan, tanggung jawab, dan kejujuran. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai lindung bank dari resiko kerugian.

  e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi tertentu .

  Contoh : Bila bahan bakar minyak dinaikkan oleh pemerintah maka industri otomotif akan lesu. Perbankan sebaiknya berhati-hati dalam memberikan kredit yang menyangkut industri otomotif. Bila perlu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.

  Sedangkan penilaian dengan 7 P kredit adalah sebagai berikut :

  a. Personality

  Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

  lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

  Personality hampir sama dengan character dari 5 C.

  b. Party

  Party yaitu mengklasifiksi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

  Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit usaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.

  c. Purpose

  Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

  termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat untuk tujuan perdagangan.

  d. Prospect Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

  e. Payment

  Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

  kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

  f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

  

Profitability diukur dari priode ke priode apakah akan tetap sama atau akan

  semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

  g. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

  Menurut Antonio .S., dan Karnaen (1992;21), menyatakan macam-macam pembiayaan sebagai berikut : a. Pembiayaan Mudharabah

  Al Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan pengusaha, di mana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan ditanda tangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah misalnya 70:30; 65:35. Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan) maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian, pengusaha akan menanggung kerugian managerial

  

skill dan waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan

diperolehnya.

  b. Pembiayaan Musyarakah Al-Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, di mana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan, atau menggugurkan haknya dalam manajemen proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan baik menurut proporsi penyertaan modal masing- masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama (unproportional). Ketika merugi kewajiban hanya terbatas sampai batas modal masing-masing.

  Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan ( 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst). Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi (inventory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan Kredit Modal Kerja yang bisa diberikan oleh bank-bank konvensional, dan karenanya pembiayaan Murabahah berjangka waktu di bawah 1 tahun (short run financing).

  d. Pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil Bai Bistaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayar cicilan.

  Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran cicilan. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi). Pembiayaan Bai Bistaman Ajil mirip dengan Kredit Investasi yang diberikan oleh bank-bank konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas satu tahun (long run financing).

  e. Pembiayaan Ijarah Ijarah atau pure leasing adalah pemberian kesempatan kepada penyewa untuk mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama.

  f. Pembiayaan Al Qardhul Hasan Al Qardul Hasan atau Benevolent Loan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembilkan apapun kecuali modal pinjaman.

  16 BAB III

LAPORAN OBYEK

  A. Gambaran Umum

  1. Sejarah Berdirinya Koperasi BMT Amal Mulia merupakan salah satu dari 15 Koperasi Syariah baru di wilayah Kabupaten Semarang yang lahir melalui program P3T (Penanggulangan

  Pengangguran Pekerja Trampil) pada bidang LEP (Lembaga Ekonomi Produktif) yang diselenggarakan kerja sama antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten Semarang.

  Proses pendirian diawali dengan sosialisasi Koperasi Syariah oleh PINBUK Dati II Kabupaten Semarang pada acara Pengajian IPHI Kecamatan Suruh yang diselenggarkan di rumah Bapak. H. Syahri Dusun Morangan Desa Suruh, soialisasi perdana Kecamatan Suruh ini baru bersifat informatif.

  Bersamaan dengan Calon Pengelola yang telah terseleksi melalui P3T tersebut mengikuti pelatihan tentan manajemen operasional Koperasi Syariah se- Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo yang diselenggarakan oleh PINBUK Dati I Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diadakan selama dua minggu dan dilanjutkan dengan Job on Training di Koperasi Syariah Assa’adah Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari.

  Setelah pelatihan purna dan Job on Training selesai kemudian diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan Agustus 1998 di rumah Bapak H.Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim formatur ditindak lanjuti pertemuan di Gedung Ar-Rohmah yang dihadiri oleh calon Pendiri tepat pada acara itu disahkan Susunan Pengurus BMT AMAL MULIA Suruh serta disepakati ketentuan simpanan Pokok per anggota Rp. 200.000,- dan simpanan wajib per anggota pendiri sebanyak Rp. 2.000,- setiap bulannya.

  Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998 telah diresmikan BMT Amal Mulia oleh Bapak Camat Suruh yang diwakili oleh MPP Kecamatan Suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal Mulia Suruh yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh sejumlah tokoh Masyarakat, Pengurus, Anggota Pendiri dan tamu undangan lainnya.

  2. Obyek Tempat Praktik.

  Objek tempat praktik adalah Koperasi BMT Amal Mulia, yang terletak Dusun Karangasem Desa Suruh, Kecamatan Suruh. Jl. Raya Suruh-Salatiga.

  Pertimbangan pemilihan lokasi antara lain :

  a. Daerah sekitar lokasi BMT Amal Mulia di Suruh belum terdapat lembaga keuangan sekitar yang sejenis.

  b. Kantor yang mudah dijangkau transprotasi sebab kantor berhadap langsung dengan Jalan Suruh – Salatiga.

  c. Tempat dengan dengan aktivitas ekonomi berupa pasar sekitar 100 meter, sehingga dapat memudah nasabah.

  BMT Amal Mulia Suruh adalah sebuah lembaga ekonomi swadaya yang tumbuh dan berkembang di wilayah Suruh dan sekitarnya. BMT terlahir dengan tujuan untuk berperan aktif dalam memberdayakan dan mengembangkan ekonomi umat melalui sebuah lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariat Islam sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi dengan sasaran utama para pedagang dan pengusaha kecil serta masyarkat umum kelas menengah kebawah. Adapun target yang hendak dicapai adalah terbentuknya pusat penghimpunan dan pendistribusian dana umat berdasarkan syariat Islam dengan system bagi hasil melalui kegiatan atau usaha yang bersifat produktif, sosial, dan perspektif, untuk memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup.

  4. Struktur Organisasi Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu lembaga atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik. Struktur organsisasi yang ditentukan dengan baik juga harus didukung moral karyawan untuk membentuk kerja yang loyal dan hormonis.

  Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.

  

SUSUNAN ORGANISASI KOPERASI BMT AMAL MULIA

RAT PENGURUS MANAJER

STAF/PENGELOLA BADAN PENGAWAS

  a) PENGURUS i. Ketua

  − FATHUL MUNIB ii. Sekretasi − HARTOYO SPd − BENDAHARA − H. ROBIYAH

  b) BADAN PENGAWAS i. Ketua

  − H. SUYITNO ii. Anggota − H. FATHUL DJAWAD ZUDHI − H. BUDOYO AKBAR

  

SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA

KOPERASI BMT AMAL

MULIA

MANAJER

MUSTOFA AL AMIN S. Ag

KEPALA OPERASIONAL

  

ISTIA’ANAH. SE

KABAG PEMBIAYAAN KABAG PEMBUKUAN

AMIR MAHMUD STAF CUTEMER SERVICE SITI SA’IDAH AMd STAF KASIR/TELLER KIPTIYAH BA

  

KABAG PEMASARAN KABAG KANTOR KAS

EDI YULIANTO

IWAN SUSIANTO SE

  

PEMASARAN PEMASARAN

RESTINA HARDANIK SE SLAMET BAGYO

STAF KASIR/TELLER LELY FAUZIYAH ST

B. Data - Data Deskriptif

  1. Produk-produk BMT Amal Mulia

  a) Produk Simpanan i. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar)

  Merupakan bentuk simpanan Mudharabah biasa yaitu simpanan pihak ketiga yang di simpan di BMT atas dasar akad wadi'ah (titipan) dan BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang oleh para penyimpan sewaktu-waktu dapat ditarik.

  a. Syarat : − Foto copy kartu identitas (KTP/SIM/Passport) − Setoran awal minimum Rp. 10.000,- − Selanjutnya minimal Rp. 5.000,- − Menandatangani kesepakatan nisbah bagi hasil

  b. Nisbah bagi hasil : − 35 % nasabah : 65 % BMT ii. Si Suqur (Simpanan Sukarela Qurban)

  Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan dari pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada debitur.

  Nasabah menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu dan penarikanya sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati. Simpanan ini dikhususkan untuk melaksanakan ibadah qurban. Penyetoran dapat dilakukan setiap hari tetapi tabungan hanya dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah qurban / bulan Dzulhijjah setiap tahunnya.

  Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang penarikanya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan BMT.

  Jangka waktu jatuh tempo sebagai berikut :

  1. Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40 % untuk penabung dan 60 % untuk BMT.

  2. Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45 % untuk penabung dan 55 % untuk BMT.

  3. Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50 % untuk penabung dan 50 % untuk BMT.

  b) Produk Layanan Selain produk yang tersebut di atas, Koperasi BMT Amal Mulia Suruh juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk layanan yang bertujuan untuk lebih mempermudah nasabah Koperasi BMT Amal Mulia Suruh yang meliputi :

  • Pembayaran Listrik dengan biaya Rp. 1.600,-
  • Pembayaran rekening Telepon dengan biaya Rp. 2.000,-
  • Pembelian pulsa
  • Transfer Bank • FIF
i. Pembiayaan Mudharabah (MDA) Merupakan pembiayaan modal kerja di mana seluruh dana disediakan oleh

  BMT, dan nasabah harus mengambilkan pinjaman ditambah bagi hasil yang disesuaikan dengan keuntungannya

  

SKEMA MUDHARABAH

PERJANJIAN

BAGI HASIL NASABAH BMT USAHA PEMBAGIAN KEUNTUNGAN MODAL Merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk investasi atau modal kerja dengan kondisi berbagi modal dan pengelolaan antara BMT dengan anggota dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati.

  

SKEMA MUSYAROKAH NASABAH BMT USAHA KEUNTUNGAN

BAGI HASIL

KEUNTUNGAN SESUAI PORSI

KONTRIBUSI MODL

(NISBAH) Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan yang barang, rumah atau bangunan dan jasa yang diperlukan nasabah, dan nasabah membayar harga pokok sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up).

  

SKEMA IJAROH NASABAH PENJUAL

OBJEK SEWA

KEUNTUNGAN Adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan nasabah dan nasabah membayar harga barang tersebut secara angsuran ditambah keuntuangan (margin) yang disepakati bersama.

  

SKEMA BAI BITSAMAN AJIL (BBA)

BMT NASABAH

PENYEDIA BARANG PEMBELI

  Merupakan pembiayan yang diberikan untuk pembelian barang yang diperlukan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah di tentukan sebesar harga barang ditambah mark up yang diberikan kepada BMT

  

SKEMA MURABAHAH (MBA)

BMT NASABAH

PENYEDIA BARANG PEMBELI

  Keterangan Desember 2007 Desember 2008 Prosentasi Aset Nominal Nominal Ke Naikkan

Kas 1,369,517,200 Rp 1,424,335,100 Rp 4.00%

Pembiayaan 3,592,007,300 Rp 5,957,194,350 Rp 65.85%

Cad. Pengh. Pembiy. 469,186 Rp 469,186 Rp Aktiva Tetap 433,157,250 Rp 433,157,250 Rp

Akumulasi Penyusutan 33,771,299 Rp 50,688,947 Rp 50.69%

Beban dibayar dimuka 59,494,173 Rp 69,206,128 Rp 16.32%

Total Aset 5,419,935,438 Rp 7,833,203,881 Rp 44.53%

  Jumlah Aset sangat besar terlihat dari data laporan keuangan sebagai berikut :

  3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan BMT Amal Mulia memberikan pembiayan kepada nasabah dalam bentuk akad musyarakah, bai bistsaman ajil dan qardul hasan. Dapat digambarkan melalui tabel realisasi pembiayaan pada tahun 2008 sebagai berikut :

  Tabel Realisasi Pembiayaan pada Tahun 2008 dan Tahun 2009

  Bulan Musyarakah Bai

  Bitsaman Ajil

  Qardhul Hasan

  Prosentase Perubahan Mus. Q.H.

  Januari'2008 523,350,000 Februari 419,700,000 -20 % Maret 285,450,000 3,000,000

  • 32 %
  • 10 %
  • 49 % 1950 %

  April 668,300,000 900,000 134 % Mei 603,375,000

  Juni 376,750,000 -38 % Juli 405,200,000 8 % Agustus 844,050,000 2,000,000 108 % 122 % September 432,400,000 41,000,000

  Oktober 459,515,000 6 % Nopember 813,450,000

  77 %

  Desember 895,900,000 10 % Januari'2009 576,050,000 -36 % Februari 673,200,000

  17 %

  Maret 443,100,000 -34 %

  Total 8,419,790,000 43,900,000 3,000,000

  31 BAB IV

  ANALISIS

A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia

  1. Prosedur Permohonan Pembiayaan Mengisi formulir dan menandatangi permohonan menjadi anggota BMT kemudian. Permohonan pembiayaan yang inti adalah modal yang diperlukan nasabah. Nasabah pembiayaan yang mengajukan permohonan dilengkapi persyaratan sebagai berikut :

  − Foto copy KTP Suami-Isteri yang masih berlaku sebanyak 2 lembar. − Copy KK dan surat nikah bagi yang sudah menikah sebanyak 2 lembar − Copy Agunan rangkap 2, dalam hal agunan milik orang lain harus ada Surat Kuasa bermateri cukup.

  − Surat pernyataan dari Penjamin di atas materai sesuai dengan ketentuan (untuk belum kawin)

  Untuk mendapatkan pembiayaan, nasabah harus menjadi calon anggota dengan membuka rekening tabungan Si rela.

  2. Prosedur pemeriksaan dan proses pengajuan.

  a. Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan kelengkapan persyaratnnya. Mencocokkan fotokopi berkas pengajuan dengan aslinya dan memberitahukan calon debitur untuk menunggu informasi lebih lanjut.

  b. Mencatat permohonan kredit ke dalam buku permohonan pembiayaan diproses lebih lanjut.

  d. Masuk file calon debitur tersebut dalam Daftar Proses Pembiayaan dan digolongkan dalam nasabah baru atau lama.

  Ada ketentuan yang berbeda untuk nasabah baru dan nasabah lama.

  1) Nasabah baru − Mengisi surat permohonan pembiayaan − Melengkapi syarat-syarat − Harus memiliki atau membuka terlebih dahulu rekening tabungan si rela.

  − Harus memiliki kartu anggota koperasi dengan mengluarkan biaya Rp 20.000,-. Biaya tersebut yang sewaktu-waktu dapat ambil jika nasabah tidak berhubungan lagi pada BMT.

  − Harus diadakan survei terhadap nasabah yang bersangkutan. 2) Nasabah lama − Mengisi surat permohonan pembiayaan − Melengakapi syarat-syarat − Petugas akan melihat data angsuran pembiayaan sebelumnya, apakah pembiayaan sebelum bermasalah atau lancar.

  − Usaha yang dijalankan bisa menguntungkan atau tidak dengan analisa bagi hasil yang diberikan setiap mengangsur.

  − Dilakukan survei jika nasabah mengajukan pembiayaan meningkat dari sebelum serta tambah jaminan. Melakukan identifikasi Nasabah melalui pihak ketiga (tangga, teman, rekan seprofesi, saudara pemohon, orang tua, ketua RT dan sebagainya).

  Berdasarkan identifikasi tersebut maka dilakukan pendataan tempat usaha (analisis usaha) dengan cara menwawancarai pemohon yang meliputi kondisi usaha, sistem manajemen, data keuangan, teknik produksi, faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi, siklus produksi, karaker pemohon dan sumber pendapatan. Melakukan taksasi jaminan dan penilaian kelayakan usaha.

  Penilaian jaminan dapat dilakukan sebagai berikut :

  a. Jaminan berbentuk BPKB BPKB tersebut harus diwilayah Kabupaten Semarang. Kabupaten Boyolali, dan Kota Salatiga. Nilai jaminan 50% dari harga jual kendaraan.

  Misalnya : Nasabah A menjaminkan Yamaha Mio 2007 yang mempunyai nilai jual pada saat ini Rp 7.500.000-. Maka BMT dapat merealisasi pembiayaan

  Rp 3.750.000,-.

  b. Jaminan berbentuk Sertifikat Tanah.

  Sertifikat tanah sebut harus di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Nilai jaminan 50 % dari harga jual tanah.

  4. Persiapan Realisasi Pembiayaan Mengisi dan melengkapi kolom lembar disposisi, yaitu nomor anggota, nomor pembiayaan, tahapan angsuran, tanggal realisasi, tanggal jatuh tempo, jumlah kredit, besar angsuran, cara angsuran, jamin, dan akad. untuk asrip dan lembar kedua untuk nasabah dan membuat berkas kartu angsuran (outstanding) untuk nasabah. Serta angsuran, akad, tanda terima agunan, dan slip pencairan. Memberitahu kepada nasabah tentang waktu dan jumlah realisasinya dan dijelaskan pemohon harus hadir bersama suami/istri.

  5. Realisasi pembiayaan a. Menerima jaminan dari nasabah dan nasabah menerima tanda terima jaminan.

  b. Kabag pembiayaan pengakadan dan meminta nasabah menandatangi PP dan persetujuan pembayaran.

  c. Khusus untuk jaminan sertifikat tanah harus yang bertanda tangan si pemilik atau yang beratas nama tidak dapat diwakilkan, bila yang bersangkutan pemilik tanah meninggal harus surat waris dari keluarga.

  d. Membubuhkan stempel BMT setelah ditandatangani oleh para saksi.

  e. Kemudian debitor memberikan tanda tangan pada slip pembiayaan, slip adminstrasi dan asuransi, kabag pembiayaan membubuhkan tanda tangannya, cap/stempel perusahaan dan tanggal pencarian pada persetujuan pembiayaan.

  f. Pemohonan kredit yang terealisasi harus dicatat pada Buku Realisasi Pembiayaan berdasarkan lembar disposisi pembiayaan oleh Kabag Pembiayaan. Kemudian teller memberi dana sesuai dengan realisasi kepada debitor. Teller meminta biaya administrasi dan asuransi dengan perhituangan sebagai berikuti : dibawah Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 2 %, sedangkan realisasi pembiayaan diatas Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 1,2 %.

  Contoh pertama ; Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 3.000.000,- maka debitor wajib membayar Rp 60.000,-.

  Contoh kedua : Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 7.000.000,- maka debitor wajib membayar Rp 84.000,-.

  b) Perhitungan untuk biaya asuransi adalah jumlah realisasi pembiayaan setiap Rp 1.000.000,- dikenakan biaya Rp 2.650,- dalam jangka waktu angsuran satu tahun, untuk dua tahun dikenakan biaya Rp 3.960,- dan tiga tahun dikenakan biaya Rp 5.260,-.

  Contoh Pertama : Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 4.500.000,- dengan jatuh tempo angsuran 1 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.925,- Contoh Kedua Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 3.000.000,- dengan waktu jatuh tempo 2 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.800,- Contoh Ketiga Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 5.000.000,- dengan waktu jatuh tempo selama 3 tahun premi asuransi yaitu Rp 26.300,-. a. Deditur yang datang langsung ke Koperasi BMT harus membawa kartu angsuran. Kartu angsuran diserahkan pada teller untuk dicek serta diisi termasuk salinan dan mengisi slip angsuran disertai tanda tangan deditur.

  b. Setelah itu slip angsuran divalidasi oleh petugas/teller dengan komputer.

  Jika debitur tidak dapat mendatangi ke Koperasi BMT tanpa beri tahuan sebelumnya atau telah jatuh tempo maka Dedt Colector akan mendatangi debitur ke rumah.

  7. Pelunasana pembiayaan dan pengambilan jaminan

  a. Nasabah membawa uang pelunasan terakhir serta kartu angsuran ke kantor koperasi.

  b. Teller akan menerima kartu angsuran dan mengecek jumlah uang.

  c. Teller membuat slip angsuran dan memvalidasi pada komputer serta selanjutnya menyetempel “LUNAS”. Setempel “LUNAS” juga dibubuhkan pada kartu angsuran setelah diisi terlebih dahulu. Termasuk mengisi arsip kartu angsuran serta menyetempel “LUNAS”.

  d. Setelah selesai teller memberikan slip angsuran terakhir berstempel lunas dan kartu angsuran berstempel lunas kepada nasabah.

  e. Sebelum menyerahkan barang jaminan terlebih dahulu nasabah menandatangi Kwintasi Pengambilan Jaminan pada kolom “yang mengambil”.

  f. Kemudian petugas (pihak BMT) menandatangani pada kolom “yang menyerahkan”. ke nasabah.

  h. BMT harus mempunyai salinan kwintasi pengambilan jaminan sebagai tanda, bawah barang tersebut sudah tidak bersetatus jaminan di BMT Amal Mulia.

B. Kelebihan dan Kekurangan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia

  a. Kelebihan Terdapat asuransi untuk nasabah pembiayaan Terdapat layanan jemput bola untuk nasabah membayar angsuran tidak langsung ke BMT.

  Syarat mudah dan proses cepat.

b. Kekurangan Dalam jaminan sekertifikat tidak melibatkan notaris.

  Biaya adminitasi mengunakan prosentase Tidak terdapat cadangan resiko dalam pembiayaan.

C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia

  BMT Amal Mulia mayoritas pemberian pembiayaan mengunakan akad musyarakah. Sebab mayoritas dari nasabah BMT Amal Mulia adalah kalangan pengusaha kecil sehingga cocok mengunakan akad pembiayaan tersebut. Perhitungan bagi hasil maksimal 2 % bisa kurang tergantung hasil survei dan kekuatan sumber pendapatan. Pemberlakuan bagi hasil hanya berlaku pada saat modal itu terlibat dalam usaha tersebut bila modal itu dikembalikan semua dilunasi angsurannya maka bagi hasil hanya pada bulan tersebut, walapun jatuh apapun akadnya tidak mengunakan cadangan resiko. Hanya menerapkan simpanan pembiayaan itu pun bila nasabah meminta. Simpanan pembiayaan akan kembali ke rekening si rela nasabah.

  Contoh : Nasabah A pembiayaan terealisasi sejumlah Rp 1.500.000,- mengambil angsuran 1 tahun dan nasabah meminta ada simpanan pembiayaan Rp 5.000,- .

  Nasabah A mempunyai kewajiban mengangsur setiap bulan kepada BMT yaitu angsuran pokok Rp 125.000- ditambah 2 % untuk bagi hasil. Nilai 2 % diperoleh melalui kesepakatan dari nasabah dengan Kabag Pembiayaan, sesuai juga dengan hasil survei. Angsuran pokok sebesar Rp 125.000,- ditambah bagi hasil sebesar Rp 30.000,- serta simpanan pembiayaan Rp 5.000,- sehingga total angsuran Rp 160.000,-. Jika nasabah A menutup angsuran dengan membayar pada bulan ke enam sejumlah angsuran pokok Rp 750.000,- cukup bagi hasil bulan ke enam saja yang dibayarkan sebesar Rp 30.000,- Jadi total angsuran untuk menutup angsuran adalah Rp 780.000,-.

D. Analisa Perkembangan Realisasi Pembiayaan

  Dari data realisasi pembiayaan tahun 2008 dan 2009 memperlihatkan bahwa dana pembiayaan musyarakah lebih banyak jika dibandingkan pembiayaan lain. Sebab banyak nasabah yang mempergunakan pembiayaan untuk modal usaha, sehingga akadnya adalah musayarakah. Bila mengunakan pembiayaan Bai Bitsaman Aji kurang kurang tepat sebab pembiayaan untuk pengadaan barang. tidak terdapat bagi hasil.

  Perkembangan dari bulan ke bulan cukup baik walapun terjadi naik turun tetapi pada bulan Desember mengalami peningkatan yang cukup singnifikan.

  Disebabkan pada bulan Desember terdapat Hari Raya Idul Adha, dimana membuat para pedagang ternak meminjam modal usaha di BMT untuk usaha berjualan hewan korban.

E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan

  Jumlah nasabah realisasi pembiayan di BMT Amal Mulia tercacat dalam data sebagai berikut :

  

Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan

  Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Pembiayaan baru 598 574 790 Prosentase perubahan - 4 % 37,6 %

  

Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan pada Tahun 2009

  Januari Februari Maret Pembiayaan baru

  76

  86

  62 Prosentase perubahan 13% - 28% Tercermin dari makin banyak nasabah yang ingin bermitra dengan BMT Amal Mulia. Pada tahun 2007 mengalami penurunan jumlah nasabah yang terealisasi oleh BMT Amal Mulia penuruan sekitar 4%, disebabkan penerapan software yang memerlukan penyesuaian dan kurang bantuan dana dari pemerintah dan mitra BMT. Pada tahun 2008 masalah tersebut serius ditangani dengan cara pelatihan dan memodifikasi software supaya lebih efisien. Untuk bantuan dana, BMT mengembangkan jaringan kerja sama dengan pemerintah daerah atau pusat serta mitra kerja supaya pembiayaan dapat berkembang dengan optimal. Semua usaha yang dilakukan BMT tidak sia-sia terbukti pada tahun 2008 peningkatan nasabah sebesar 37,6 %.

F. Perkembangan Pembiayaan Khusus untuk Pengusaha Kecil

  BMT mempunyai tanggung jawab untuk membangkitkan ekonomi umat Islam melalui Lembaga Keuangan Mikro sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi dengan sasaran utama para pedagang dan pengusaha kecil. Untuk meningkatkan kalangan UKM harus ada permodal untuk berusaha serta pembinaan untuk mereka. Maka BMT sangat memperhatikan kalangan pengusaha kecil terlihat dari data sebagai berikut :

  Tabel Jumlah Nasabah

  Nasabah Tahun 2009 Jenis Profesi

  Januari Februari Maret Pedagang

  28

  40

  19

  4 - Petani

  1 1 -

  • Peternak Jasa

  5

  6

  14 Total nasabah

  37

  47

  34 Tabel Jumlah Realisasi Pembiayaan Jumlah Realisasi Pembiayaan

  Jenis Profesi Tahun 2009

  Januari Februari Maret Pedagang Rp 204,450,000 Rp 293,200,000 Rp 155,000,000

  Petani Rp 13,000,000 Rp 3,000,000 - Peternak

  • Rp 1,000,000 - Jasa Rp 18,500,000 Rp 43,000,000 Rp 140,200,000

  Total Rp 235,950,000 Rp 337,200,000 Rp 298,200,000

  Catatan : Kasifikasi jasa di atas adalah para perkerja informal seperi tukang sopir, ojek, kusir delman, tukang sol sepatu dan lain-lain

  Tabel Pengolongan Nasabah Pada Jumlah Realisasi

Tabel Pengolongan Nasabah pada Waktu Jatuh Tempo

  16 4. > Rp 5.000.000,- −

  Rp 2.500.000,-

  7

  10

  6 3. > Rp 2.500.000,- −

  Rp 5.000.000,-

  15

  23

  Rp 7.500.000,- 6 -

  1. Kurang Rp 1.000.000,-

  7

  5. Di atas Rp 7.500.000,-

  5

  9

  5 Total Nasabah

  37

  47

  4 5 - 2. > Rp 1.000.000,- −

  34 No Jumlah Pembiayaan Nasabah Tahun 2009 Januari Februari Maret

  No Waktu Jatuh Tempo Nasabah Tahun 2009

  9 3 20 bulan 1 - - 4 1 tahun

  Januari Februari Maret

  1 Di bawah 1 tahun

  4

  8

  5 2 15 bulan - - 1 3 18 bulan

  5

  4

  14

  47

  17

  10 5 2 tahun

  13

  14

  7 6 3 tahun -

  4

  2 Total Nasabah

  37

  34

G. Perkembangan Angsuran

  BMT Amal Mulia sangat memperhatikan angsuran yang dilakukan oleh nasabah. Bila terjadi kemacetan langsung ditangani dengan cepat dan profesional.

  Cara yang dilakukan BMT Amal Mulia untuk menangani pembiayaan macet sebagai berikut :