Pengaruh edukasi terhadap aspek perilaku swamedikasi common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul - USD Repository

  

PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU

SWAMEDIKASI COMMON COLD OLEH KADER-KADER KESEHATAN

DI KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Nisitantri Prabaningrum NIM : 058114018

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU

SWAMEDIKASI COMMON COLD OLEH KADER-KADER KESEHATAN

DI KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Nisitantri Prabaningrum NIM : 058114018

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Make  Hopes as long as you can cause live nothing means when you stop hoping  Kita

  

 semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita 

adalah  pahlawan dari cerita kita sendiri (Mary Mccarthy) 

  

Banyak  kegagalan dalam hidup ini 

dikarenakan  orang‐orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan 

keberhasilan  saat mereka menyerah (Thomas Alva Edison) 

  

Perdamaian   tidak  dapat  dijaga  dengan  kekuatan.  Hal  itu  hanya  dapat  diraih 

dengan  pengertian (Einstein) 

Semua  indah pada waktunya 

  Karya ini kupersembahkan kepada : Jesus Christ n Bunda Maria yang telah berkenan mendengarkan doa dan permohonanku,

Diriku, Bapak, Ibu, Kakak dan adik tercinta, Kakak Ipar, Yanuarius Budi Santoso, Teman-teman

seperjuangan, almamater tercinta Sanata Dharma dan setiap orang yang haus akan pengetahuan

  PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Edukasi Terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi Common

  

Cold Oleh Kader-Kader Kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul” dengan

  baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana farmasi (S. Farm) di Universitas Sanata Dharma.

  Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji yang telah memberi banyak masukan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar

  2. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen pembimbing dan sebagai nara sumber dalam penyuluhan common cold, atas segala bimbingan, masukan, kebaikan dan kesabarannya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

  3. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, SJ., M.Sc. selaku dosen pembimbing atas bantuan, bimbingan, masukan dan kesabarannya sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu

  4. Bapak Yosef Wijoyo M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas masukan dan saran-saran yang membangun

  5. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan doa, spirit, moral maupun material sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar.

  6. Christiana Shinta Estri Wahyuningrum dan YB Dwi Setianto atas segala dukungan doa, semangat dan bantuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

  7. Yudha Triagung Pamungkas atas segala dukungan yang telah diberikan kepada penulis

  8. Yanuarius Budi Santoso atas pengorbanan, kesabaran, kesetiaan dan dukungan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

  9. Bernadetta Eka Niasari atas dukungan semangat dan kesetiaannya sebagai tempat berbagi dan motivator yang handal.

  10. Beatrik Noviyanti atas semangat, dukungan, bantuan dan pinjaman bukunya.

  11. Hetty, Siska, Ria, Desi dan Reni atas dukungan semangat dan doa yang diberikan.

  12. Buat anak kos angkatan 2005 (Ina, Agatha, Nia, Indra) atas dukungan dan teman seperjuangan dalam menempuh kesulitan hidup

  13. Anak-anak kos agata atas kebaikan dan kepedulian kalian semua

  14. Vincentia Septiana selaku teman seperjuangan atas kesabaran dan dukungannya sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar

  15. Andine, Novi, Rini, Vivi, Dewi, Christin, dan Vira atas dukungan dan semangat yang telah diberikan

  16. Anak farmasi angkatan 2005 khususnya kelas A atas dukungan dan bantuannya

  17. Alexander Daru Wijayanto atas bantuan dalam pemecahan rumus serta semangat dan doa yang telah diberikan

18. Rina dan Tina atas dukungan semangat dan doanya

  19. Bapak Lurah Desa Canden dan Trimulyo yang sudah berkenan membantu dan menyediakan tempat penyuluhan

  20. Bapak Lurah Desa Sumberagung dan Patalan yang sudah berkenan memberi ijin sehingga penelitian ini dapat berlangsung

  21. Seluruh Bapak dukuh di Kecamatan Jetis atas bantuan dan ijin yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar

  22. Kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis (khusunya bagi para responden penelitian) atas waktu luang, kesabaran dan kesediaannya dalam mengikuti penelitian ini. Terima kasih atas doa dan dukungannya 23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu

  Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan skripsi yang tidak sempurna ini. Oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk mencapai kesempurnaan. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna bagi semua orang khususnya dalam peningkatan ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, 18 Agustus 2009 Penulis

  INTISARI Swamedikasi merupakan kegiatan atau tindakan mengobati diri sendiri maupun keluarganya dengan Obat Tanpa resep (OTR) secara tepat dan bertanggung jawab. Common cold merupakan penyakit yang banyak diderita dan ditangani dengan swamedikasi. Untuk mencapai tujuan terapi diperlukan perilaku swamedikasi yang tepat dan bertanggungjawab, sedangkan perilaku swamedikasi masyarakat masih rendah sehingga diperlukan tindakan untuk mengubah perilaku tersebut. Salah satu cara mengubah perilaku seseorang adalah dengan pemberian edukasi melalui penyuluhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan swamedikasi common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental non randomized

  

pre-test dan post-test dengan kelompok kontrol. Data diperoleh dari 91 responden

  perlakuan dan 91 responden kontrol dari desa terpisah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Responden merupakan kader-kader kesehatan yang pernah mengalami common cold. Intervensi yang diberikan berupa penyuluhan oleh seorang apoteker. Post-test dilakukan secara bertahap yaitu pada hari yang sama dengan penyuluhan dan satu bulan setelah penyuluhan dengan menggunakan kuisioner yang sama dengan

  

pretest. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Mann Whitney dan

Wilcoxon.

  Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian edukasi berpengaruh terhadap perubahan perilaku swamedikasi common cold oleh kader- kader kesehatan dengan angka signifikansi untuk pengetahuan sebesar 0,000; sikap sebesar 0,000 dan tindakan sebesar 0,011.

  Kata kunci : edukasi, aspek perilaku, pengetahuan, sikap, tindakan, swamedikasi,

  common cold

  ABSTRACT Self-medication is an activity or action to cure ourselves or family by giving non prescription drugs in appropriate and responsible way. Common cold belongs to illness that mostly occurs and can be cured by self-medication. In order to reach the aim of the therapy an appropriate and responsible self medication treatment in necessary, an the other hand self medication in society is still weak that needs an action to change that behavior. One way to change people’s behavior is by giving an education and illumination. The aim of this research is to find the effect of education to knowledge, attitude, and practice of common cold self medication treatment by health framework in sub-district of Jetis, Bantul regency.

  This research is an quasi experimental with non randomized pretest and posttest with control group design. The data is collected from 91 treatment respondent and 91 control respondent from separated village. Sampling method used is purposive sampling. The respondent are health framework who have experienced common cold. The intervention is an illumination given by a Pharmacist. Posttest is given step by step i.e in the same day when illumination is held and one month after illumination by giving the same questionnaire given an pretest. The data result is analyzed using appropriate statistic test such as Mann- Whitney and Wilcoxon.

  The result of this research reveals that education gives an affect to common cold self medication treatment by health framework with significance mark for knowledge is 0,000; attitude is 0,000 and practice is 0,011. Key word : illumination, behavior aspect, knowledge, attitude, practice, self medication, common cold

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v PRAKATA ......................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... x

  INTISARI ......................................................................................................... xi

  

ABSTRACT ......................................................................................................... xii

  DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi

  BAB I. PENGANTAR .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

  1. Perumusan masalah ..................................................................................... 4

  2. Keaslian penelitian ...................................................................................... 4

  3. Manfaat penelitian ...................................................................................... 5

  B. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5

  1. Tujuan umum .............................................................................................. 5

  2. Tujuan khusus ............................................................................................. 6

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................. 7 A. Pengobatan Mandiri ........................................................................................ 7

  1. Definisi ....................................................................................................... 7

  2. Perilaku swamedikasi ................................................................................. 7

  B. Common Cold ................................................................................................. 9

  1. Definisi ....................................................................................................... 9

  2. Epidemiologi .............................................................................................. 9 3.

  Etiologi ....................................................................................................... 10 4. Patofisiologi ................................................................................................ 10 5. Gejala dan tanda ......................................................................................... 13 6. Komplikasi ................................................................................................. 13 7. Penatalaksanaan ......................................................................................... 13 8. Swamedikasi common cold ........................................................................ 18 C. Perilaku Kesehatan .......................................................................................... 20 1.

  Pengetahuan (knowledge) ........................................................................... 20 2. Sikap (attitude) ........................................................................................... 21 3. Praktik atau tindakan (practice) ................................................................. 22 D. Teori Perilaku .................................................................................................. 23

  1. Teori Weber ............................................................................................... 23

  2. Teori Parsons .............................................................................................. 23

  3. Teori kepercayaan kesehatan dari Rosenstock ........................................... 24

  E. Perubahan Perilaku ......................................................................................... 25

  1. Pengetahuan ................................................................................................ 25

  2. Sikap ........................................................................................................... 26

  3. Perilaku ....................................................................................................... 27

  F. Teori Perubahan Perilaku ................................................................................ 27

  1. Teori stimulus organisme (SOR) ................................................................ 27

  2. Teori perubahan perilaku dari Green .......................................................... 28

  3. Teori pertentangan kekuatan dari Lewin .................................................... 29

  G. Promosi Kesehatan .......................................................................................... 30 H.

  Landasan Teori ................................................................................................ 32 I. Hipotesis ......................................................................................................... 33

  BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 34 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................... 34 B. Variabel Penelitian .......................................................................................... 34 C. Definisi Operasional ....................................................................................... 35 D. Subyek dan Kriteria Inklusi Penelitian ........................................................... 36 E. Populasi dan Besar Sampel ............................................................................. 36 F. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 37 G. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................................... 37 H. Instrument Penelitian ...................................................................................... 38 I. Tahapan Penelitian .......................................................................................... 39

  1. Penentuan lokasi penelitian ........................................................................ 39

  2. Pengurusan ijin penelitian .......................................................................... 40

  3. Penentuan besar sampel .............................................................................. 40

  4. Pembuatan instrument ................................................................................ 41

  5. Pengambilan data ........................................................................................ 42

  6. Tabulasi data ............................................................................................... 44

  J. Analisis Hasil .................................................................................................. 44

  1. Pengujian normalitas data ........................................................................... 44

  2. Pengujian hasil data .................................................................................... 45 K. Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 45

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 46 A. Karakteristik Responden ................................................................................. 46 1. Karakteristik umur responden .................................................................... 46 2. Karakteristik tingkat pendidikan responden ............................................... 49 3. Karakteristik pekerjaan responden ............................................................. 50 4. Karakteristik tingkat pendapatan responden .............................................. 52 5. Frekuensi kejadian penyakit common cold selama satu bulan ................... 54 B. Pola Pengobatan Responden Saat Terkena Penyakit Common Cold .............. 55 1. Kejadian common cold selama satu bulan terakhir .................................... 55 2. Cara penanganan responden ketika terkena penyakit common cold ......... 56 C. Pengaruh Edukasi Terhadap Perilaku Swamedikasi Common Cold ............... 57 1. Pengaruh edukasi terhadap pengetahuan .................................................... 59

  2. Pengaruh edukasi terhadap sikap ................................................................ 62

  3. Pengaruh edukasi terhadap tindakan .......................................................... 65

  4. Rangkuman pembahasan ............................................................................ 68

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 74 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 74 B. Saran ............................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76

  LAMPIRAN ......................................................................................................... 80 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 132

  DAFTAR TABEL Halaman

  Tabel I. Distribusi frekuensi umur responden penelitian baik untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol .............................................. 47 Tabel II. Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov ...................................... 59 Tabel III. Perbandingan hasil uji Mann-Whitney tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan .................................................................. 59 Tabel IV. Perbandingan pengetahuan pretest-posttest antara responden kelompok kontrol dan perlakuan...................................................... 61 Tabel V. Perbandingan hasil uji Mann-Whitney sikap sebelum dan sesudah penyuluhan ....................................................................................... 62 Tabel VI. Perbandingan sikap pretest-posttest antara responden kelompok kontrol dan perlakuan....................................................................... 64 Tabel VII. Perbandingan hasil uji Mann-Whitney tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan ....................................................................................... 65 Tabel VIII. Perbandingan tindakan pretest-posttest antara responden kelompok kontrol dan perlakuan....................................................................... 67 Tabel IX. Perbandingan hasil pretest dan posttest kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ............................................................................. 68

  DAFTAR GAMBAR Halaman

  Gambar 1. Ikatan antara rhinovirus dengan reseptor ICAM-I ........................... 11 Gambar 2. Produksi partikel virus baru oleh sel yang terinfeksi ....................... 11 Gambar 3. Patogenesis common cold ................................................................ 12 Gambar 4. Algoritma swamedikasi common cold ............................................. 19 Gambar 5. Proses terbentuknya sikap dan reaksi............................................... 22 Gambar 6. Teori Max Weber ............................................................................. 23 Gambar 7. Teori Parsons ................................................................................... 24 Gambar 8. Proses perubahan perilaku ............................................................... 28 Gambar 9. Karakteristik umur responden penelitian ......................................... 48 Gambar 10. Kategorisasi umur responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol .............................................................................................. 48 Gambar 11. Karakteristik tingkat pendidikan responden penelitian.................... 49 Gambar 12. Karakteristik jenis pekerjaan responden penelitian ......................... 50 Gambar 13. Kategorisasi pekerjaan responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol .............................................................................................. 51 Gambar 14. Karakteristik tingkat pendapatan responden penelitian ................... 52 Gambar 15. Kategorisasi tingkat pendapatan responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ............................................................................. 54 Gambar 16. Frekuensi kejadian penyakit common cold rata-rata tiap bulan pada responden penelitian ........................................................................ 55

  Gambar 17. Persentase responden yang mengalami common cold selama satu bulan terakhir ................................................................................... 56 Gambar 18. Cara penanganan common cold oleh responden penelitian ............. 57 Gambar

  19. Perbandingan perubahan variabel pengetahuan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol ................................................ 60 Gambar 20. Perbandingan perubahan variabel sikap antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol ................................................................ 63 Gambar

  21. Perbandingan perubahan variabel tindakan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol ................................................ 66 Gambar 22. Perbandingan perubahan perilaku swamedikasi responden kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol ................................................ 70

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  Lampiran 1. PERIJINAN ...................................................................................... 80 Lampiran 2. INFORMED CONSENT .................................................................. 81 Lampiran 3. KUESIONER ................................................................................... 84 Lampiran 4 . JAWABAN KUESIONER PENELITIAN...................................... 88 Lampiran 5. SARAN KUISIONER YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK

  PENELITIAN SELANJUTNYA ................................................... 90 Lampiran 6. UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS KUESIONER ................ 92 Lampiran 7. HASIL UJI STATISTIK .................................................................. 93 Lampiran 8. HASIL KUESIONER RESPONDEN ........................................... 112 Lampiran 7. FOTO-FOTO PENYULUHAN .................................................... 130

BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 telah menetapkan Visi

  pembangunan kesehatan di Indonesia dengan “Indonesia Sehat 2010” yang menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu secara adil dan merata (Ismaryani, 2008).

  Sebagai jawaban atas tantangan tersebut, disusunlah visi Depkes “Masyarakat yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” dengan misi “Membuat Masyarakat Sehat”. Salah satu strateginya melalui penggerakan dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat. Dalam hal ini masyarakat harus berperan aktif dalam pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan yang merupakan salah satu tujuan nasional akan terwujud apabila masyarakat dalam negara tersebut sehat (Ismaryani, 2008).

  Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama promosi kesehatan. Masyarakat sebagai sasaran primer (primary target) promosi kesehatan harus diberdayakan agar mereka mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atas proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmojo, 2007).

  Mencermati perjalanan setiap program dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang telah dilakukan selama ini, kader kesehatan mempunyai peranan besar dalam setiap kegiatan dan program kesehatan. Kader kesehatan telah mengabdi dan membina masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, melalui berbagai kegiatan yang dilakukan, baik di dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) maupun di luar posyandu (Issumantri, 2007).

  Menurut Departemen Kesehatan RI yang dimaksud dengan Kader Kesehatan adalah siapa saja anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang mau dan sanggup bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam melaksanakan kegiatan dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan berbagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Kader sebaiknya dapat membaca, menulis dan masih cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat di samping usahanya mencari nafkah (Issumantri, 2007).

  Swamedikasi merupakan kegiatan atau tindakan mengobati diri sendiri maupun keluarganya dengan Obat Tanpa Resep (OTR) secara tepat dan bertanggung jawab. Obat Tanpa Resep (OTR) meliputi obat bebas dan obat bebas terbatas. Keuntungan pengobatan sendiri menggunakan OTR antara lain: aman bila digunakan sesuai dengan aturan, efektif untuk menghilangkan keluhan, efisiensi biaya, efisiensi waktu, dapat ikut berperan dalam mengambil keputusan terapi, dan meringankan beban pemerintah dalam keterbatasan jumlah tenaga kerja dan sarana kesehatan di masyarakat (Holt dan Edwin, 1986 cit Kristina, Prabandari dan Sudjaswadi, 2008).

  Seringkali dijumpai bahwa pengobatan sendiri menjadi sangat boros karena mengkonsumsi obat – obatan yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau bisa berbahaya misalnya karena penggunaan yang tidak sesuai dengan aturan pakai. OTR dalam pemakaian harus sesuai dengan indikasi, lama pemakaian yang benar, disertai dengan pengetahuan pengguna tentang resiko efek samping dan kontraindikasinya (Suryawati,1997).

  Penyakit yang dapat diobati sendiri biasanya bersifat self limiting, salah satu contohnya adalah penyakit common cold. Common cold adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pada hidung. Gejala yang terjadi biasanya bersin, sakit tenggorokan, batuk, suara serak, hidung keluar lendir, dan gejala lain seperti sakit kepala, demam dan kedinginan.

  Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diketahui bahwa prevalensi penyakit common cold di Kecamatan Jetis pada akhir tahun 2007 sebesar 12%. Penyakit common cold merupakan penyakit yang ringan, namun bila tidak diobati secara benar dapat memperparah penyakit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Supardi dan Notosiswoyo (2005), pengetahuan pengobatan sendiri umumnya masih rendah dan kesadaran masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga masih kecil.

  Sehubungan dengan hal itu maka diperlukan pembelajaran bagi masyarakat agar mereka dapat menangani penyakit common cold dengan tepat dan bertanggung jawab. Pembelajaran ini dilakukan dengan cara memberikan informasi/edukasi melalui penyuluhan kepada kader-kader kesehatan karena kader-kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam kesehatan masyarakat. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengubah perilaku swamedikasi common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. Aspek Perilaku kesehatan tersebut meliputi tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan.

  Pengaruh pemberian edukasi terhadap perilaku swamedikasi common

cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis menarik untuk diteliti.

  Pertama berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2007 angka kejadian penyakit common cold di Kecamatan Jetis relatif tinggi. Kedua common

  

cold merupakan penyakit ringan yang dapat ditangani dengan pengobatan

  mandiri. Ketiga mengingat peran serta kader-kader kesehatan yang cukup besar dalam kesehatan masyarakat.

  1. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka permasalahan yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah : a.

  Bagaimana karakteristik kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul sebagai kelompok kontrol dan kelompok perlakuan? b. Bagaimana pola penanganan penyakit common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul ? c. Apakah pemberian edukasi berpengaruh terhadap perubahan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan

  Jetis, Kabupaten Bantul ?

  2. Keaslian penelitian

  Penelitian mengenai common cold yang telah dilakukan adalah penelitian yang berjudul “Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu – ibu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” yang dilakukan oleh Handayani (2008) dan penelitian yang berjudul “Pengaruh penyuluhan obat terhadap peningkatan perilaku pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan” yang dilakukan oleh Supardi et al. Sejauh pengetahuan peneliti penelitian tentang pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul belum pernah dilakukan oleh peneliti lain.

3. Manfaat penelitian a.

  Manfaat teoritis Memberikan gambaran mengenai pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan perilaku swamedikasi common cold oleh kader-kader kesehatan di

  Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul b.

  Manfaat praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perubahan perilaku suatu masyarakat khususnya untuk penyakit common cold

  B.

  

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh kader- kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul

2. Tujuan khusus

  Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui karakteristik kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis,

  Kabupaten Bantul

  b. Mengetahui pola penanganan penyakit common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul c.

  Mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh kader-kader kesehatan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengobatan Mandiri

  1. Definisi

  Pengertian pengobatan mandiri menurut The International

  

Pharmaceutical Federation (FIP) dan The World Self Medication Industry

  (WSMI) adalah penggunaan obat tanpa resep oleh masyarakat yang dilakukan sesuai dengan inisiatif mereka sendiri (Anonim, 1999c).

  Peranan dari pengobatan mandiri (Supardi, 1997) antara lain penanggulangan secara tepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis, pengurangan beban pelayanan kesehatan karena keterbatasan sumberdaya dan tenaga, serta peningkatan keterjangkauan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang jauh dari puskesmas.

  2. Perilaku swamedikasi

  Pengobatan mandiri dengan obat tanpa resep menurut Holt dan Hall (1990) hendaknya dilakukan secara tepat dan bertanggung jawab, biasanya pada kasus : a. perawatan simtomatik minor, misalnya badan terasa tidak enak maupun cedera ringan b. penyakit self-limiting atau paliatif misalnya flu dan sakit kepala

  c. pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan, misalnya mabuk perjalanan dan kutu air d. penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga medis profesional lainnya, misalnya arthritis dan asma.

  Perilaku swamedikasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang, pengalaman, sikap dalam mengatasi masalah kesehatan, demografi dan epidemiologi, ketersediaan pelayanan kesehatan, ketersediaan produk obat tanpa resep, dan faktor sosial ekonomi (Holt and Hall, 1990).

  Dalam penggunaan produk obat tanpa resep secara aman dan efektif, seorang konsumen harus memperhatikan beberapa aturan yang digunakan oleh seorang tenaga kesehatan dalam mengobati pasien dengan obat resep. Aturan tersebut seperti pengenalan gejala yang cermat, keadaan objek terapi, pemilihan produk yang akan digunakan, pemilihan dosis dan aturan pakai yang sesuai, memperhitungkan riwayat penyakit seseorang, kontraindikasi, penyakit penyerta dan penggunaan obat yang bersamaan, dan memonitoring respon terhadap pengobatan dan kemungkinan adanya efek samping (Anonim, 2000).

  Untuk produk obat tanpa resep, semua informasi yang dibutuhkan agar dalam penggunaannya efektif dan aman terdapat dalam label, teks informasi kepada pasien, pengalaman pribadi, beraneka macam sumber informasi seperti media, iklan dan nasehat yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional.

  Farmasis memegang peranan penting dalam memberi saran kepada konsumen dalam penggunaan obat yang aman dan tepat ketika akan melakukan pengobatan mandiri (Anonim, 2000).

   

B. Common Cold

  1. Definisi Common cold merupakan infeksi virus yang menyerang saluran

  pernafasan atas yang dapat sembuh dengan sendirinya. Penyakit common cold tidak dapat dicegah maupun diobati (Tietze, 2000). Menurut Clayman (1994) yang disebut sebagai common cold adalah penyakit ringan yang berasal dari infeksi oleh lebih dari 200 jenis virus yang berbeda. Hardnge and Shryock (2003) mendefinisikan common cold sebagai infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung, sinus, kerongkongan) yang disebabkan oleh salah satu dari kemungkinan dua ratus virus, yang menyerang sel-sel lapisan tersebut, menyebabkan lapisan tersebut mengeluarkan lendir. Common cold adalah infeksi minor pada hidung atau tenggorokan yang disebabkan oleh beberapa virus berbeda (Anonim, 2009).

  2. Epidemiologi

  Kejadian common cold tertinggi terjadi pada anak pra-sekolah sebanyak 5-7 kali pertahun tetapi bagi mereka yang tidak memperhatikan kesehatan sehari- hari bisa sampai 12 kali tiap tahun. Orang dewasa biasanya mengalami common

  

cold sebanyak 2-3 kali pertahun tetapi bisa lebih jika mereka hidup dengan atau

  berjumpa secara teratur dengan anak-anak baik pra-sekolah maupun yang sudah sekolah. Asap rokok, rendah nutrisi, peningkatan populasi dan stress psikologi kronik dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit common cold (Tietze, 2000). 

  3. Etiologi

  Rhinovirus merupakan patogen dengan lebih dari 100 serotipe yang biasanya menyebabkan 50-60% penyakit common cold pada orang dewasa.

  Patogen penting lain yang menyebabkan common cold adalah Respiratory

Syncytial Virus (RSV) merupakan patogen pada anak-anak dan coronavirus.

  Beberapa patogen seperti virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, enterovirus, rubeola, rubella, dan varicella menyebabkan gejala yang sama dengan

  common cold (Tietze, 2000).

  Kontak virus dengan nasal mukosa atau conjunctiva menginisiasi infeksi. Model transmisi yang paling efektif adalah kontak antara tangan orang sehat dengan tangan seseorang yang terdapat sekresi hidung yang mengandung virus.

  Dimana orang sehat tersebut kemudian menyentuh hidung atau mata mereka dengan tangan mereka sehingga virus dapat masuk ke dalam tubuh. Model transmisi yang kurang efektif dengan cara menghirup partikel kecil/besar dari aerosol virus atau dengan memegang permukaan benda mati yang terkena virus diikuti dengan self inoculation (Tietze, 2000).

  Kondisi yang dapat memicu timbulnya common cold antara lain daya tahan tubuh lemah atau menurun, pergantian musim biasanya musim dingin, usia balita dan anak-anak lebih mudah terserang common cold dan pada wanita berkaitan dengan siklus menstruasi (Li Wan Po, 1997).

  4. Patofisiologi

  Virus common cold berkumpul dan masuk ke saluran nasal melalui jari yang terkontaminasi atau melalui droplet dari batuk dan bersin. Virus dalam jumlah sed j dikit (1-30 partikel) s sudah cuku up untuk m menghasilka an infeksi. Selanjutnya virus mas suk ke ade enoid dan m menyerang reseptor in ntercellular

a adhesion m molecular-1 (ICAM-1) yang terle etak pada p permukaan sel nasal.

  R Reseptor vir rus dalam s el adenoid t terdapat dala am jumlah y yang besar. Kemudian reseptor beri r ikatan denga an docking p port pada per rmukaan viru us (Anonim , 2007b).

    Gambar  1 .  Ikatan anta ara  rhinoviru us  dengan re eseptor  ICAM M ‐1 (Anonim m,  2007b) 

  Set telah penyer rangan ke re eseptor, viru us masuk da alam sel seb bagai awal t terjadinya in nfeksi. Partik kel virus bar ru diproduks si oleh sel ya ang terinfeks si. Sel yang terinfeksi se t ecara cepat mati dan p ecah, kemu udian melepa askan virus rhinovirus yang baru u y untuk mengi nfeksi sel la ain dalam hi idung dan m memulai pro oses infeksi baru (Anoni b im, 2007b).

    Gambar  2.  Produksi  pa artikel  virus b baru  oleh se l  yang terinf feksi  (Anonim m,  2007b) 

    Hal ini menyeba abkan terjad dinya kompl lek reaksi si istem imun di jaringan y yang meliba atkan akumu ulasi serta a aktivasi leuk kosit dan pr rotein plasm ma ditempat infeksi, yang i g akan meng geluarkan ch hemokine dis stress signa l dan sitokin n, sehingga mengaktifkan mediator nyeri dan reflek neurogenik, menghasilkan penambahan mediator nyeri, vasodilatasi, transudasi plasma, sekresi glandular, dan stimulasi refleks nyeri serabut saraf serta bersin dan batuk. Terjadi hipersekresi cairan hidung yang disebabkan refleks mediator dan mekanisme sistem saraf parasimpatik (Tietze, 2004).

  Rhinovirus berikatan dengan reseptor ICAM-1 ↓

  Virus mengalami replikasi dan menyebabkan infeksi ↓

  Terjadi komplek reaksi sistem imun dijaringan ↓

  Aktivasi leukosit dan protein plasma ditempat infeksi ↓

  Mengeluarkan chemokine distress signal dan sitokin ↓

  Mengaktifkan mediator nyeri dan reflek neurogenik Pengeluaran Formasi bradikinin, Stimulasi reflek histamine dari sel prostaglandin atau nyeri serabut saraf  histamine 

  Vasodilatasi  Bersin-bersin 

  Keluarnya lendir Sakit tenggorokan

  Batuk pada hidung  Hidung tersumbat 

  Gambar 3. Patogenesis common cold (Tietze, 2004) Jumlah virus yang sedikit (1-30 partikel virus) ketika dikenali masuk dalam hidung sudah cukup untuk menyebabkan kekambuhan common cold. Dari waktu virus masuk ke hidung, membutuhkan waktu 8-12 jam untuk daur reproduktif virus yang lengkap dan untuk melepaskan virus baru ke dalam sekresi nasal. Interval ini disebut periode inkubasi. Gejala common cold dapat segera mulai setelah virus diproduksi pertama dalam hidung (10-12 jam). Waktu dari mulainya infeksi sampai puncak gejala secara khas adalah 36-72 jam (Anonim, 2007b).

  5. Gejala dan tanda

  Gejala common cold biasanya muncul 1-3 hari setelah infeksi virus. Sakit tenggorokan adalah gejala pertama yang muncul selanjutnya diikuti oleh hidung tersumbat, rhinorrhea (keluarnya lendir pada hidung), bersin dan batuk. Pasien akan merasa dingin, sakit kepala, merasa tidak enak badan, myalgia (nyeri otot) atau demam dengan suhu rendah. Sakit tenggorokan berubah secara cepat. Gejala nasal mendominasi selama 2-3 hari dan batuk mendominasi selama 4-5 hari.

  Batuk adalah gejala yang jarang (<20%). Gejala bertahan selama 1-2 minggu (Tietze, 2000).

  6. Komplikasi

  Sekitar 80% penderita selesma sampai tingkatan tertentu mengalami sinusitis, yang merupakan infeksi pada sinus. Nyeri di sekitar mata, demam yang makin tinggi, dan sumbatan yang menghebat dapat menjadi tanda bahwa selesma telah menyebabkan infeksi bakteri pada sinus (Schachter, 2005).

  7. Penatalaksanaan

  a. Tujuan terapi Tujuan dari terapi common cold adalah mengurangi gejala dan membantu pasien merasa dan berfungsi dengan baik (Tietze, 2000).

  b. Sasaran terapi Sasaran terapi adalah gejala yang dirasa paling berat dan merupakan awal rantai gejala berikutnya yaitu cairan nasal dan sumbatan nasal. Dengan berkurangnya cairan dan sumbatan nasal, rentetan gejala berikutnya kemungkinan besar juga akan berkurang (Donatus, 1997).

c. Strategi terapi

  Gejala pada common cold dapat dikurangi dengan dua macam terapi yaitu terapi non farmakologi dan farmakologi.

  1) Terapi non farmakologi

  Terapi tanpa obat termasuk peningkatan asupan cairan, istirahat cukup, makan-makanan yang bergizi, peningkatan kelembaban dengan vaporizer cool

  

mist atau mandi uap, kumur dengan larutan saline dan irigasi nasal (Tietze, 2000).

  Delapan gelas air/jus perhari sangat disarankan. Karena dapat menjaga hidung dan tenggorokan dari kekeringan. Hindari kopi, teh atau minuman cola yang mengandung kafein dan minuman yang mengandung alkohol karena kafein maupun alkohol dapat menyebabkan dehidrasi. Berhenti merokok dan hindari orang merokok sebab menghirup asap rokok dapat menyebabkan iritasi tenggorokan dan batuk. Mencuci tangan secara teratur dan menghindari menyentuh hidung ataupun mata ketika terkena common cold dapat mengurangi penyebaran virus (Anonim, 2009).

2) Terapi farmakologi

  Pengobatan menggunakan OTR dapat mengurangi gejala dan harus digunakan sesegera mungkin ketika merasa terkena common cold (Anonim, 2009). Dekongestan merupakan terapi utama pada common cold. Ketika pasien demam (37,8°C) dapat diobati dengan analgesik/antipiretik seperti aspirin, parasetamol, atau ibuprofen. Batuk yang dialami biasanya batuk nonproductive dan dapat diobati dengan antitusive. Sakit tenggorokan dapat diobati dengan lozenges, kumur dan anastetik (seperti benzokain dan diclonin) (Tietze, 2000).

  Hidung tersumbat, batuk dan keluar ingus dapat diobati dengan dekongestan, antihistamin atau kombinasi keduanya. Pengobatan dengan antivirus belum tersedia untuk menyembuhkan common cold. Antibiotik tidak diperlukan dalam pengobatan common cold dan hanya dapat digunakan pada saat terkena common

  

cold bila terjadi komplikasi bakteri yang disebabkan oleh common cold (Anonim,

2009).

  Efektivitas dari antihistamin generasi pertama untuk bersin-bersin, keluar ingus dan kemungkinan batuk telah ditunjukkan dalam penelitian klinik baru-baru ini. NSAID efektif digunakan untuk gejala common cold seperti demam, sakit kepala, dan perasaan tidak enak dan mungkin juga untuk mengendalikan batuk.

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

9 48 194

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual terhadap perilaku pada pekerja seks komersial di lokasi pasar kembang Yogyakarta tahun 2006 - USD Repository

0 0 107

Nrimo bagi masyarakat korban gempa di Bantul : sebuah studi deskriptif di Desa Patalan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 2 127

Pengaruh edukasi tentang HIV/AIDS terhadap perilaku pekerja seks komersial jalanan Yogyakarta tahun 2006 - USD Repository

0 0 95

Pengaruh pemberian edukasi [Tahap II] tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di Dusun Krodan, maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta - USD Repository

0 0 195

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 197

Identifikasi permasalahan perilaku swamedikasi penyakit asma oleh ibu-ibu di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 - USD Repository

0 0 127

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit oleh ibu--ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 216

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 192

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi diare oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 200