Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat Di RSU Restu Ibu Medan Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi merupakan sarana
untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia
meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan
sumber daya perawat pelaksana yang memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi.
Hunaira (2014) menyatakan bahwa 40%-60% pelayanan kesehatan di rumah
sakit merupakan pelayanan keperawatan. Perawat merupakan tenaga kesehatan
yang paling dominan di rumah sakit dan memberikan pelayanan kepada pasien
selama 24 jam sehari secara terus menerus. Kemampuan perawat yang tidak memadai
sebagai hambatan utama untuk memberikan kesehatan yang berkualitas tinggi.
Sumber daya manusia perawat merupakan jumlah terbesar di rumah sakit
sekitar 60-70%. Oleh karena itu produktivitas perawat menjadi sangat penting untuk
diperhatikan, khususnya dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Tenaga keperawatan berada digaris depan bagi keberhasilan suatu Rumah
Sakit dan merupakan faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra Rumah
disebabkan karena perawat pelaksana secara berkesinambungan memberikan
pelayanan kesehatan terus menerus selama 24 jam kepada pasien. Pasien sebagai
pengguna jasa seringkali menilai bahwa kualitas pelayanan dan perawatan sama

pentingnya dengan kualitas pengobatan yang mereka terima dan karena sifat dan

1
Universitas Sumatera Utara

fungsi tenaga ini adalah mendukung pelayanan medik berupa pelayanan keperawatan
yang dikenal dengan asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan
perawat mempunyai arti penting dalam menentukan baik buruknya pelayanan
kesehatan yang diberikan, karena mereka adalah ujung tombak dalam pemberian
pelayanan keperawatan di ruang IGD sehingga perawat dituntut untuk memiliki
budaya kerja (Subanegara, 2005).
Menurut Kusumapradja (2006) penyebab pelanggan tidak puas terhadap
pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah perilaku manusia, oleh karena itu penting
dilakukan pembenahan dalam budaya organisasi sehingga setiap tenaga keperawatan
mampu melaksanakan pelayanan yang prima. Pelayanan prima adalah memberikan
kepada pelanggan apa yang memang mereka harapkan pada saat mereka
membutuhkan, dengan cara yang mereka inginkan.
Pelayanan prima ini hanya dapat dicapai dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan mencakup komponen praktik yang bersifat : disiplin, inisiatif, responsif,
komunikasi, dan kerjasama serta berlandaskan sikap ”caring” yaitu menekankan pada

keteguhan hati, kemurahan hati, janji tanggung jawab yang mempunyai kekuatan atau
motivasi untuk melakukan upaya memberi perlindungan dan meningkatkan martabat
klien (Kusumapradja, 2006).
Budaya organisasi dapat membantu kinerja perawat pelaksana, karena
menciptakan tingkat motivasi kerja yang luar biasa bagi perawat pelaksana untuk
memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang
diberikan oleh organisasinya. Nilai-nilai yang dianut bersama membuat perawat

Universitas Sumatera Utara

pelaksana merasa nyaman bekerja, memiliki komitmen dan kesetiaan serta membuat
perawat pelaksana berusaha lebih keras, meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
perawat pelaksana, serta mempertahankan keunggulan kompetitif. Keyakinan
bersama itulah yang menjadi kunci sukses suatu organisasi sehingga seluruh elemen
yang ada dapat berfungsi optimal dan merupakan arah yang membentuk sikap dan
perilaku manusia dalam suatu kegiatan organisasi. Beberapa aspek yang menjadi ciri
sikap dan perilaku manusia sebagai implementasi budaya organisasi adalah : disiplin,
inisiatif,

responsif,


komunikasi

dan

kerjasama

anggota

organisasi

dalam

melaksanakan pekerjaan sebagai upaya mencapai tujuan organisasi (Robbin 1993).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dimana yang
satu dengan lain saling mempengaruhi yakni: kemampuan yang dimiliki (bakat,
minat, faktor kepribadian), usaha yang dicurahkan (motivasi, etika kerja, kehadiran
dan rancangan tugas), dan dukungan organisasi yang diterimanya (pelatihan/
pengembangan, peralatan/teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja.
Ketiga hal ini sangat menentukan kinerja perawat pelaksana, dimana bila salah satu

faktor berkurang atau tidak ada maka kinerja akan berkurang,
Kinerja perawat pelaksana merupakan faktor utama dalam menentukan
keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja perawat sebenarnya sama dengan
prestasi kerja di organisasi perusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan
standar obyektif yang terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan
dan diberi penghargaan yang tinggi, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai
prestasi yang lebih tinggi. Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam

Universitas Sumatera Utara

mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggungjawabnya
dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu, (Haryono, 2004).
Kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar praktik profesi yang telah dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) pada tahun 2000, yang mengacu dalam tahap proses keperawatan,
yang meliputi: (1) Pengkajian, (2) Diagnosis keperawatan, (3) Perencanaan, (4)
Implementasi, (5) Evaluasi.
Hasil penelitian terdahulu Juneta Zebua tahun 2009 yang berjudul ”Pengaruh
budaya organisasi dan insentif terhadap kinerja staf dalam pengembalian berkas

rekam medis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan”, yang sampelnya
80 orang tenaga staf rekam medis pada Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
yang tersebar di 6 bagian/urusan unit rekam medis RSUP H.Adam Malik Medan.
Hasil survei kuesioner pendahuluan kepada 30 staf rekam medik di 6 urusan
rekam medik RSUP H Adam Malik Medan (Januari 2009) mengindikasikan bahwa
implementasi budaya organisasi dan pemberian insentif tidak baik, hal ini terlihat dari
sebanyak 51% respoden mengatakan budaya organisasi di RSUP H. Adam Malik
masih tidak baik, 48.9% responden mengatakan sangat tidak baik, sebanyak 77.8%
responden mengatakan insentif di RSUP H. Adam Malik masih tidak baik sebanyak
20.0% responden mengatakan kurang baik.
Proses keperawatan ini membutuhkan keterampilan analisa dan komunikasi
yang baik. Pada proses keperawatan terutama pada tahap implementasi dari proses

Universitas Sumatera Utara

keperawatan seseorang perawat harus mempunyai kemampuan interpersonal, teknis
dan kolaborasi dengan profesi lain
Permasalahan kinerja perawat sesuai dengan indikator dari kinerja perawat
ini di RSU Restu Ibu peneliti menilai tidak disiplin perawat dalam hal wajib hadir
perawat saat shift dinas, tidak

pasien rawat inap,

tidak

kerjasama perawat senior dan yunior menangani

responsif perawat dalam menangani kegawatdaruratan

pasien trauma, tidak komunikatif perawat IGD dan perawat rawat inap dalam hal
amprahan obat injeksi dan inisiatif perawat dalam hal penanganan pasien exit
merupakan masalah yang sering terjadi di RSU Restu Ibu.
Studi pendahuluan peneliti di ruang IGD RSU

Restu

Ibu, ditemukan

beberapa fenomena antara lain adanya ungkapan ”perawat senior dan yunior” yang
terkait dengan lamanya masa kerja di IGD sehingga berdampak pada hubungan
dengan rekan sekerja menjadi kurang kondusif dan sering meninggalkan tempat tugas

tanpa izin). Identifikasi kemungkinan faktor penyebab rendahnya kinerja perawat
adalah perawat senior seringkali memberi perintah dan kepada perawat yunior pada
saat jam dinas malam dan perawat senior absen pada saat jam dinas sehingga pasien
seringkali tidak mendapatkan pelayanan keperawatan yang maksimal.
Rumah Sakit Umum Restu Ibu Medan merupakan salah satu rumah sakit
swasta di Kota Medan yang menerima rujukan pasien dan memiliki fasilitas
pelayanan yang cukup lengkap, jumlah tenaga perawat 108 orang dan yang bekerja
diruang rawat inap sebanyak 82 orang dengan tingkat pendidikan mayoritas lulusan
Diploma III Keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

Fenomena-fenomena budaya organisasi di RSU Restu Ibu tersebut menjadi
kendala dalam penyusunan shift dinas dalam pemberian injeksi obat, pembagian
beban tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Fenomena lainnya yang sering terjadi, terdapat berbagai keluhan mengenai sikap dan
tindakan kinerja perawat dalam hal asuhan keperawatan di RSU Restu Ibu yang tidak
sesuai dengan harapan masyarakat di antaranya, Pengkajian penanganan pasien di
ruang rawat inap, diagnosis keperawatan pasien di ruang rawat inap , perencanaan
penanganan penyakit pasien di ruang rawat inap, Implementasi terhadap pasien

rawat inap dan evaluasi setelah pasien sembuh dan pulang .
Pelayanan seperti ini menunjukkan kinerja karyawan khususnya perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan masih rendah. Melihat begitu tingginya
tuntutan pasien terhadap mutu pelayanan rumah sakit maka dituntut pula kinerja
perawat yang lebih baik. Maka seluruh perawat diwajibkan datang lebih awal pada
setiap jam dinas.
Berdasarkan data keluhan dapat diketahui bahwa masalah utama adalah
mengenai rendahnya kinerja para perawat menurut pihak Manajemen Keperawatan,
masalah ini disebabkan oleh perilaku para perawat saat berinteraksi dengan para
pasien. Rendahnya Kinerja perawat diasumsikan dipengaruhi oleh budaya organisasi,
khususnya budaya organisasi pada indikator budaya organisasi disiplin,kerja
sama,responsif komunikatif dan inisiatif. Oleh karena itu kinerja yang belum optimal
dapat disebabkan karena pekerja tidak menerapkan budaya organisasi tersebut sesuai
visi dan misi di RSU Restu Ibu yaitu menjadi Rumah Sakit yang memberikan

Universitas Sumatera Utara

pelayanan kesehatan dengan mengutamakan keselamatan pasien secara prima,
komprehensif, professional dan humanis serta memberikan pelayanan kesehatan yang
prima dengan mempermudah prosedur,kejelasan kepastian, keamanan, keterbukan,

berhasil dan berdaya guna keadilan yang merata dan ketepatan waktu.

1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut: apakah budaya organisasi meliputi disiplin,
kerjasama, responsif, komunikatif, dan inisiatif berpengaruh terhadap kinerja perawat
di RSU Restu Ibu Medan Tahun 2015.

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Restu Ibu Medan Tahun 2015.

1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh budaya organisasi dalam
karakteristik disiplin, kerja sama, responsif, komunikatif, inisiatif terhadap kinerja
perawat di Rumah Sakit Umum Restu Ibu Medan tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Bagi rumah sakit Restu Ibu Medan sebagai masukan pada pihak manajemen
bahwa kinerja perawat memegang peranan penting dalam menjamin mutu rumah
sakit.
2. Bagi Program studi Pascasarjana FKM USU sebagai koleksi referensi
perpustakaan dan bahan bacaan bagi para mahasiswa pascasarjana.
3. Bagi Peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan pola pikir dan pengambilan
keputusan dalam penilaian kinerja perawat serta menyusun standar penilaian
kinerja perawat di Rumah Sakit Restu Ibu Medan untuk masa mendatang.
4. Peneliti selanjutnya dan mahasiswa FKM USU peminatan Administrasi Rumah
Sakit (ARS) sebagai bahan referensi dan informasi bagi pihak yang
berkepentingan untuk mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.

Universitas Sumatera Utara