- Sekretariat 5. BAB I sd BAB IV

(1)

11 Bab I

P e n d a h u l u a n

A. Latar Belakang

Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013, dimana dalam era Reformasi yang berkembang sampai saat ini telah membawa banyak perubahan diberbagai bidang, pemusatan kekuatan ekonomi nasional pada sekelompok pengusaha tertentu telah surut, dan seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Paradigma pembangunan ekonomi yang semula lebih berorientasi pada pembangunan bahan industri berskala besar mulai bergeser kepada pembangunan ekonomi yang lebih ditekankan pada ekonomi kerakyatan. Perubahan paradigma tersebut diharapkan akan berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi.

Adapun akibat dari krisis ekonomi yang belum pulih saat ini telah menyebabkan kegiatan perekonomian nasional menjadi lumpuh termasuk hasil pembangunan nasional di sektor Industri dan Perdagangan. Dimana sektor industri dan Perdagangan sebagai pengerak utama pembangunan ekonomi nasional mempunyai rencana dan kontribusi yang sangat penting, oleh karena itu untuk mengatasi krisis tersebut diatas Pemerintah mengambil langkah-langkah kebijakan, yang diarahkan antara lain pada pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat.

Dalam rangka mewujudkan hal di atas, maka langkah yang dilakukan adalah Menumbuhkan Ekonomi Pedesaan Berbasis Sumberdaya Lokal dan Mengembangkan Investasi dengan Mengedepankan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan.

Dalam tahun 2013 ini dimasa lima tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil


(2)

Gubernur terpilih, berbagai upaya percepatan dilakukan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mengimplementasikan prioritas kebijakan di atas dan telah menempuh berbagai upaya di sektor Industri dan Perdagangan antara lain berupa pengembangan kemitraan usaha yang berbasis sumberdaya lokal dan berorientasi global, pengembangan dan pembinaan Industri Kecil Menengah/Usaha Kecil Menengah, peningkatan penyediaan dan distribusi barang/jasa termasuk peningkatan pengawasan barang dan jasa yang beredar, perlindungan konsumen, pengendalian stabilitas harga dan pengembangan sistem informasi manajemen, serta peningkatan pembinaan produksi, promosi dan ekspor komoditas unggulan daerah Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012 sekurang-kurangnya Ada Satu Kebijakan Prioritas Dari 9 (Sembilan) Prioritas Pembangunan Daerah NTB yang terkait dengan Pembangunan sektor Industri dan Perdagangan Peningkatan Kesempatan Kerja, Peningkatan Investasi dan Peningkatan Ekspor. Dalam rangka mewujudkan perioritas pembangunan tersebut, kebijakan yang ditempuh sebagai berikut :

Pertama, mempercepat reformasi kelembagaan ekonomi untuk meningkatkan kepastian usaha mengarah pada terciptanya mekanisme pasar yang berkeadilan bagi terwujudnya landasan perekonomian yang berdaya saing dan berdaya tahan tinggi.

Kedua, meningkatnya investasi, mendorong peningkatan basis produksi dan ekspor nonmigas serta memperkuat ketahanan pangan dengan penggerak sektor industri yang didukung oleh pemanfaatan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan, termasuk industri yang berbasis sumber daya alam seperti agro, kelautan, pertambangan, dan sumber daya mineral.

Ketiga, meningkatkan kualitas pertumbuhan melalui pemerataan kesejahteraan dan perluasan kesempatan berusaha terutama bagi penduduk miskin.


(3)

Sesuai dengan Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme serta Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang hal yang sama telah diterbitkan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat .

1. Kedudukan

Sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah

2. Tugas Pokok

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah Bidang Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi.


(4)

3. Fungsi

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok tersebut maka fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan; 2. Perencanaan program dan kegiatan bidang industri dan perdagangan;

3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perindustrian dan perdagangan;

4. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;

5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;

6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan ditindaklajuti dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengembangan Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (BP3ED), Peraturan


(5)

Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 40 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengolahan Komoditi Ungulan Daerah dan Kemasan (BPKUD & K) pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah ditetapkan struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari :

1. Kepala Dinas.

2. Sekretaris , terdiri dari :

a. Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Agro Kimia dan Aneka Industri, terdiri dari : a. Seksi Industri Agro dan Kimia;

b. Seksi Industri Logam dan Mesin;

c. Seksi Industi Alat Transportasi dan Telematika. 4. Bidang Pengembangan Industri Kecil, terdiri dari

a. Seksi Sarana dan Usaha; b. Seksi Bimbingan Produksi;

c. Seksi Pengembangan Potensi dan Kerja sama Industri. 5. Bidang Perdagangan Dalam Negeri , terdiri dari :

a. Seksi Pengadaan dan Penyaluran; b. Seksi Usaha Perdagangan;

c. Seksi Pembinaan dan Perlindungan Konsumen. 6. Bidang Perdagangan Luar Negeri , terdiri dari :

a. Seksi Ekspor; b. Seksi Impor;

c. Seksi Pengembangan dan Kerjasama.


(6)

7. Balai Metrologi :

a. Kasubag TU;

b. Seksi Masa dan Timbangan; c. Seksi Arus Panjang dan Volume. 8. BP3ED :

a. Kasubag TU; b. Seksi Penelitian;

c. Seksi Promosi dan Informasi. 9. BPKUD & K

a. Kasubag TU

b. Seksi Pelatihan, Pembinaan Industri Makanan, Minuman dan Kerajinan c. Seksi Teknis Pelayanan Desain dan Kemasan

10. Jabatan Fungsional.

Secara rinci struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB terdapat pada lampiran 4.

D. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat selama Tahun 2013. Capaian Kinerja Tahun 2013 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja Tahun 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan Organisasi. Analisis atas Capaian Kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentikasinya sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja masa datang. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010


(7)

Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB, struktur organisasi.

Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kerja, menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 meliputi RPJMD Tahun 2009 – 2013, Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2009 – 2013 dan Penetapan Kinerja Tahun 2013.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013, menjelaskan analisis mengenai pencapaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian Indikator Kinerja per sasaran per program, evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja, serta Akuntabilitas Keuangan untuk Tahun 2013.

Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa akan datang.


(8)

Bab II

Perencanaan dan Penetapan Kinerja

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2000 tanggal 29 Desember 2000, Tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat . Sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi.

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok tersebut maka fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan; 2. Perencanaan program dan kegiatan bidang industri dan perdagangan;

3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perindustrian dan perdagangan;

4. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;

5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;


(9)

6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :

1. RPJMD Tahun 2009 – 2013

2. RENSTRA Dinas Perindag Prov. NTB Tahun 2009 – 2013 3. Penetapan Kinerja Tahun 2013

A. RPJMD 2009 - 2013

RPJMD Provinsi NTB 2009 – 2013, ditetapkan sebagai rambu, pedoman dan arah bagi pemerintah daerah khususnya dan masyarakat NTB umumnya untuk bersama mewujudkan visi-misi daerah dalam program pembangunan yang terpadu, fokus dan responsif terhadap tantangan dan perubahan zaman. Berkaitan dengan hal tersebut telah di tetapkan kerangka Visi Pembangunan NTB Periode 2009 – 2013 sebagai berikut :

”TERWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA BARAT YANG BERIMAN DAN BERDAYASAING”

(NTB BERSAING)

Ada tiga kata kunci dalam visi pembangunan Provinsi NTB 2009 – 2013 :

- Kata ’masyarakat NTB’ : mengandung pengertian seluruh warga masyarakat yang ada di wilayah NTB

- Kata ’beriman’ : berarti masyarakat yang agamis atau religius, yang melaksanakan ajaran agama dengan baik, berakhlak mulia dan saling menghargai satu sama lain dalam keberagaman sosial – budaya


(10)

- Kata ’berdayasaing’ : mengandung makna kemampuan masyarakat NTB baik secara individu maupun kolektif untuk berupaya meraih prestasi, memiliki kompetensi dan kemampuan berinovasi menjawab tantangan zaman. Sehingga masyarakat NTB terdongkrak harka hidup dan martabatnya.

Visi NTB kemudian dijabarkan dalam Misi Pembangunan NTB 2009 – 2013. Misi merupakan rumusan dari upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi NTB 2009 – 2013 yaitu Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman Dan Berdayasaing.

Adapun Misi tersebut adalah :

1. Mengembangkan masyarakat madani yang berakhlak mulia, berbudaya, menghormati pluralitas dan kesetaraan gender;

2. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkeadilan, terjangkau dan berkualitas;

3. Menumbuhkan ekonomi berbasis sumberdaya lokal dan mengembangkan investasi dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan;

4. Melakukan percepatan pembangunan insfrastruktur strategis dan penerpan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

5. Menegakkan Supremasi Hukum, Pemerintahan yang Bebas KKN dan memantapkan otonomi daerah.

B. Rencana Strategis Tahun 2009 - 2013

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 – 2013 merupakan rencana jangka menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berisi tentang gambaran, sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat


(11)

beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan.

Penyusunan RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengacu pada RPJMD Tahun 2009 – 2013 yang telah ditetapkan Pemerintah, khususnya terkait dengan prioritas pembangunan bidang ”Ekonomi dan Rumpun Hijau”. Secara ringkas substansi RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat di ilustrasikan sebagai berikut :

a. Visi

Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB, adalah ”Terwujudnya

Masyarakat Dalam Mengembangkan Industri dan Perdagangan Yang

Berdaya Saing”.

b. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB menetapkan enam Misi yang akan dilakukan secara konsisten sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur.

2. Meningkatkan pertumbuhan industri berbasis ekonomi kerakayatan dan kompetensi industri inti daerah yang berorientasi pasar global

3. Meningkatkan pengembangan sarana usaha, produksi dan kerjasama di bidang industri agro kimia dan aneka industri.

4. Meningkatkan akses perluasan pasar produk ekspor dan imfor, promosi dan mengembangkan kerjasama di bidang perdagangan luar negeri.

5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem distribusi barang dan jasa, tertib niaga, perlindungan konsumen dan kepastian berusaha.

6. Meningkatkan pengkajian, analisis dan verifikasi standar ukur, teknis tera dan


(12)

tera ulang ukuran, takaran, timbangan dan perlengkapan, pengawasan, pengelolaan di bidang kemetrologian.

c. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB menetapkan enam tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai dengan tahun 2013, yaitu :

1. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur.

2. Meningkatkan Pertumbuhan Industri Yang Berbasis Ekonomi Kerakyatan Dan Kompetensi Industri Inti Daerah Yang Berorientasi Pasar Global .

3. Meningkatkan Pengembangan Sarana Usaha, Produksi Dan Kerjasama Di Bidang Industri Agro Kimia Dan Aneka Industri.

4. Meningkatkan Akses Perluasan Pasar Produk Ekspor, Promosi Dan Mengembangkan Kerjasama Di Bidang Perdagangan Luar Negeri.

5. Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Sistem Distribusi Barang Dan Jasa, Tertib Niaga, Perlindungan Konsumen Dan Kepastian Berusaha.

6. Meningkatkan Pengkajian, Analisis Dan Verifikasi Standar Ukur, Teknis Tera Dan Tera Ulang Ukuran, Takaran, Timbangan Dan Perlengkapan, Pengawasan, Pengelolaan Di Bidang Kemetrologian.

d. Sasaran

Berdasarkan atas tujuan, selanjutnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB menjabarkan dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode RENSTRA. Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun 2009 – 2013 adalah sebagai berikut :


(13)

Tabel 1 :

Sasaran Strategis & Indikator Kinerja

No. Sasaran Indikator

1. Tujuan I :

Meningkatkan Kinerja Pelaksanaan Tugas, Fungsi Dan Peran Kelembagaan

- Membangun sumberdaya aparatur secara profesional yang diikuti dan didukung dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas

- Meningkatnya kemampuan sumberdaya aparatur

- Meningkatnya manajemen kelembagaan

- Meningkatnya sarana dan prasarana kerja aparatur

2. Tujuan II :

Memperkuat Industri Yang Berbasis Ekonomi Kerakyatan Dan Kompetensi Inti Daerah Yang Berorientasi Pasar Global

- Meningkatkan dan menguatkan IKM Unggulan melalui sistem klaster berbasis One Village One Product (OVOP)

- Tumbuhnya wira usaha baru 1.750 unit yang menyerap tenaga kerja sebanyak 17.500 orang dengan nilai investasi sebesar Rp. 85 Milyar

- Menguatnya IKM Unggulan Daerah memalui program One Village One Product (OVOP) - Bertambahnya wira usaha baru

sektor industri sebanyak rata-rata 350 unit setahun

- Bertambahnya penyerapan tenaga kerja rata-rata sebanyak 3.500 orang setahun

- Penyerapan investasi rata-rata sebesar Rp. 17 Milyar setahun . Tujuan III :

Memperluas Pengembangan Sarana Usaha, Produksi Dan Kerjasama Di Bidang Industri Agro Kimia Dan Aneka Industri

- Meningkatkan kemampuan IKM dan penciptaan iklim usaha

- Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan pelaku usaha/IKM dalam mengembangkan iklim usaha 4. Tujuan IV :

Memperluas Pasar Produk Ekspor, Promosi Dan Mengembangkan Kerjasama Bidang Perdagangan Luar Negeri

- Meningkatnya nilai ekspor non migas menjadi US$ 5.500 juta - Bertambahnya komoditi ekspor

menjadi 45 komoditi

- Meningkatnya akses pasar ekspor produk-produk unggulan NTB dan terjalinnya kerjasama perdagangan dengan negara lain


(14)

5. Tujuan V :

Meningkatkan Kelancaran Pengadaan Dan Penyaluran Barang Kebutuhan Pokok Dan Barang Penting/Strategis Lainnya Di Pasaran - Intensifikasi pengawasan

peredaran barang dan jasa serta pelaksanaan kemetrologian dan perlindungan konsumen

- Meningkatnya pengawasan terhadap barang dan jasa yang beredar di pasar

6. Tujuan VI :

Meningkatkan pengkajian, analisis dan verifikasi standar ukur, teknis tera dan tera ulang ukuran, takaran, timbangan dan perlengkapan, pengawasan, pengelolaan di bidang kemetrologian

- Meningkatkan pelayanan kemetrologian di Kab./Kota se - NTB untuk terwujudnya tertib niaga

- Tercapainya retribusi (PAD) sektor Industri dan Perdagangansebesar Rp. 1 Milyar

- Meningkatnya pelayanan

kemetrologian di Kab./Kota se - NTB untuk terwujudnya tertib niaga

- Tercapainya target retribusi rata-rata sebesar Rp. 200 Juta per tahun

e. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang sebagai ukuran keberhasilan organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dan RPJMD Tahun 2009 – 2013. Indikator Kinerja Utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada dalam RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2009 – 2013 yang memiliki fokus pada perspektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya internal bussines process (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan sebagai Indikator Kinerja Utama.

Indikator Kinerja Utama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB yang akan digunakan pada periode waktu tahun 2009 – 2013 sesuai periode RENSTRA adalah sebagai berikut :


(15)

Tabel 2 :

Indikator Kinerja Utama

C. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Penetapan Kinerja merupakan amanat INPRES Nomor 5 Tahun 2004 dan Edaran Surat Menteri Negara PAN Nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja. Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelolanya. Tujuan khusus Penetapan Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen penerima amanah dan pemberi amanah sebagai dasar penialaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah membuat Penetapan Kinerja Tahun 2013 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja ini telah mengacu pada RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dan RPJMD Tahun 2009 – 2013. Oleh

No. Indikator Kinerja Utama Target 2012

1. Terlaksananya mandatory pelayanan tera/tera ulang UTTP se NTB

60.000 buah/unit

2. Terlaksananya peningkatan ekspor Nusa Tenggara Barat

Ekspor Non Migas Rp. 1,5 Milyar

US,720 Ju

3. Terlaksananya pasar lelang komoditi forword

40 kali

- Nilai transaksi Rp.

36.106.841.000,-Milyar


(16)

karena itu indikator-indikator kinerja dan target tahunan yang digunakan dalam Penetapan Kinerja ini adalah indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dan diintegrasikan dalam RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2009 – 2013.

Tabel 3 :

Penetapan Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

1. Meningkatnya efektifitas perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

Barang dan jasa yang diawasi 13 Komoditi Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya

yang diuji, ditera dan tera ulang (UTTP) 60.000 bh 2. Meningkatnya Kerjasama Internasional Kapasitas Pengusaha UKM peserta workshop informasi

peluang pasar perdagangan luar negeri 30 orang

Barang impor yang diawasi 10 Laporan

Barang ekspor yang diawasi 23 Laporan

3.

Meningkatnya Kontinuitas dan Kualitas Komoditi Eksport IKM

Aparat pembina UKM dibidang Ekspor 4 orang

Pelaku UKM ekspor 30 orang

Calon pelaku ekspor 30 orang

4. Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi Perdagangan Dalam

Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat

kurang mampu 1.089 bungkus

Negeri Tersedianya Laporan ketersediaan sembako

menjelang Hari Besar Keagamaan 4 buku Tersediaan laporan pemantauan perdagangan

antar pulau 4 laporan

Tersedianya laporan barang-barang strategis dan

Bahan Bakar Minyak (BBM) 4 laporan 5.

Meningkatnya Kapasitas Pedagang Kaki Lima dan Asongan

Bantuan tenda & Gerobak yang diterima PKL

dan Asongan (masing-masing 30 Unit) 60 unit 6. Meningkatnya Kapasitas

Usaha Daerah

Aparat Instansi Terkait peserta rakor

sinkronisasi program kerja indag 40 orang

Buku Visualisasi Data Indag 12 buah

Buku Profil Kelembagaan dan Komoditi produk

Indag 160 buku

Pengusaha IKM yang mengikuti Gelar Produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB, Gelar Produk Daerah di NTB dan Patisipasi pada NTB Ekspo 2013

8 UKM


(17)

Koordinasi pembinaan UKM Indag Provinsi

Anggota MPU 3 kali

7.

Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Industri Kecil dan Menengah

- IKM peserta Pelatihan Pengolahan Pangan

berbasis PIJAR 140 orang

- Peserta workshop membatik dalam rangka

hari batik nasional 50 orang

- IKM peserta Pelatihan Pengolahan Ikan Air tawar

20 orang

- IKM peserta Pedampingan Langsung oleh TFPP

9 IKM Pengusaha IKM Tembakau yang dilatih

Kemitraan Usaha 40 orang

IKM peserta Pelatihan Pande Besi 20 orang

Uji Mutu dan Sertifikasi Halal Produk IKM 19 produk Hotel yang diberikan penghargaan dalam

mengggunakan produk lokal 1 kgt

IKM peserta pelatihan marmer 20 orang

Sarana gedung unit finishing Produk Unggulan

Daerah dan Kemasan 1 unit

8.

Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri

Pengusaha IKM berbasis PIJAR, Kopi, Bakso, perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, Pengolahan Madu, Pengolahan buah jus, Kerupuk, IKM Batu Bata dan IKM makanan

13 unit Terpantaunya mutu garam beryodium yang

beredar dimasyarakat 1 Dokumen

9. Terwujudnya Struktur APBD

yang Mantap Paritas Daya Beli Rp. 750.000


(18)

Bab III

Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4 :

Pengukuran Kinerja Tahun 2013 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

2013 REALISASI %

1 2 3 4 5 6

1.

Meningkatkan efektifitas

perlindungan - Barang dan jasa yang diawasi (SNI) 13 Komoditi 10 Komoditi 76,92 konsumen dan pengamanan

perdagangan - Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya yang diuji, ditera dan tera ulang (UTTP)

60.000 buah 31.585 buah 52,64 2. Meningkatnya Kapasitas

Kerjasama Internasional

- Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri

30 Orang 30 Orang 100 - Laporan Barang impor yang diawasi 10 Laporan 10 Laporan 100 - Laporan Barang ekspor yang diawasi 23 Laporan 23 Laporan 100 3. Meningkatnya Kontinuitas dan

Kualitas Komoditi - Aparat pembina UKM dibidang Ekspor 4 Orang 4 Orang 100

- Pelaku UKM ekspor 30 Orang 30 Orang 100

- Calon pelaku ekspor 30 Orang 30 Orang 100 4. Meningkatnya Efektifitas dan

Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

- Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu

1.089 Bungkus

1.580

Bungkus 145,09

- Tersedianya Laporan ketersediaan sembako


(19)

- Tersediaan laporan pemantauan

perdagangan antar pulau 4 Laporan 4 Laporan 100

- Tersedianya laporan barang-barang strategis

dan Bahan Bakar Minyak (BBM) 4 Laporan 4 Laporan 100 5. Meningkatnya Kapasitas

Pedagang Kaki Lima dan

Asongan 5.1.

Bantuan Tenda & Gerobak yang diterima PKL dan Asongan (masing-masing 30 unit)

60Unit 60 Unit 100 6. Meningkatnya Kapasitas Usaha

Daerah 6.1. Aparat Instansi Terkait peserta rakor

sinkronisasi program kerja indag 40 Orang 40 Orang 100

6.2. Buku Visualisasi Data Indag 12 Buah 12 Buah 100

6.3. Buku Profil Kelembagaan dan

Komoditi produk Indag 160 Buku 160 buah 100

6.4

Pengusaha IKM yang mengikuti Gelar Produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB, Gelar Produk Daerah di NTB dan Patisipasi pada NTB Ekspo 2013

8 UKM 8 UKM 100

6.5. Koordinasi pembinaan UKM Indag

Provinsi Anggota MPU 3 kali 3 kali 100 7. Meningkatnya Kapasitas Industri

Kecil dan Menengah 7.1. - IKM peserta Pelatihan Pengolahan

Pangan berbasis PIJAR 140 Orang 140 Orang 100

- Peserta workshop membatik dalam

rangka hari batik nasional 50 Orang 50 Orang 100

- IKM peserta Pelatihan Pengolahan

Ikan Air tawar 20 Orang 20 Orang 100

- IKM peserta Pedampingan Langsung

oleh TFPP 9 IKM 9 IKM 100

7.2. Pengusaha IKM Tembakau yang

dilatih Kemitraan Usaha 40 Orang 40 Orang 100 7.3 IKM peserta Pelatihan Pande Besi 20 Orang 20 Orang 100

7.4 Uji Mutu dan Sertifikasi Halal Produk

IKM 19 Produk 19 Produk 100

7.5 Hotel yang diberikan penghargaan

dalam mengggunakan produk lokal 1 Kegiatan 1 Kegiatan 100 7.6 IKM peserta pelatihan marmer 20 Orang 20 Orang 100

7.7 Sarana gedung unit finishing Produk

Unggulan Daerah dan Kemasan 1 Unit 1 Unit 100


(20)

8. Meningkatnya Kapasitas

Teknologi Industri

8.1.

Pengusaha IKM berbasis PIJAR, Kopi, Bakso, perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, Pengolahan Madu, Pengolahan buah jus, Kerupuk, IKM Batu Bata dan IKM makanan

13 Paket 20 Paket 153,85

8.2. Terpantaunya mutu garam beryodium

yang beredar dimasyarakat 1 Dokumen 1 Dokumen 100 9 Terwujudnya Struktur APBD yang

Mantap 9.1. Paritas Daya Beli Rp. 750.000 Rp. 647.710 86,36 * )Angka Sementara

**) Berdasarkan Angka Sangat Sementara, Estimasi 3 Tahun Sebelumnya

Tabel 5 :

Pengukuran Kinerja Berdasarkan Pagu Anggaran Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA P R O G R A M % CAPAIAN

No URAIAN URAIAN URAIAN ANGGA

RAN (000) REALIS ASI (000) TERH ADAP TARG ET THN 2013 FISIK

(1) (2) (3) (6) (7) (9) (11) (12)

1. Perlindungan

Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan

396,515

381,668, 96.26 96.26

1. Meningkatnya efektifitas perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

- Barang dan jasa yang diawasi (SNI)

- Peningkatan Pengawasan

Barang dan Jasa

- Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya yang diuji, ditera dan tera ulang (UTTP)

- Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah

2. Peningkatan Kerjasama

Perdagangan Internasional

91,579,3

86,380,3 94.32 100

2. Meningkatnya Kapasitas Kerjasama Internasional

- Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri

- Workshop informasi peluang pasar luar negeri

- Laporan Barang impor yang

diawasi

- Pengawasan terhadap

peredaran barang impor

- Laporan Barang ekspor yang diawasi

- Pengawasan peredaran barang

ekspor

3. Peningkatan dan

Pengembangan Ekspor

117,450

79,246 67.47 75 3. Meningkatnya

Kontinuitas dan Kualitas Komoditi Eksport IKM

Aparat pembina UKM dibidang Ekspor

- Pelatihan Ekspor Impor bagi aparat pembina


(21)

Pelaku UKM ekspor

- Pelatihan Ekspor Impor bagi pelaku UKM ekspor

Calon pelaku ekspor

- Pelatihan eksport costing and pricing bagi pelaku ekspor dan calon ekspor

4. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 130,203,4 113,269, 2

86.99 86.99

4. Meningkatnya

Efektifitas dan Efisiensi Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu

- Operasi Pasar Rakyat

Perdagangan Dalam Negeri

Tersedianya Laporan ketersediaan sembako menjelang Hari Besar Keagamaan

- Pemantauan ketersediaan sembako menjelang hari besar keagamaan

Tersediaan laporan pemantauan perdagangan antar pulau

- Pemantauan perdagangan

antar pulau

Tersedianya laporan barang-barang strategis dan Bahan Bakar Minyak (BBM)

- Pemantauan barang-barang

strategis dan BBM

5. Pembinaan Kaki Lima

dan Asongan 112,500 102,600 91.20 91.20

5. Meningkatnya Kapasitas Pedagang Kaki Lima dan Asongan

Bantuan gerobak yang diterima PKL dan Asongan

- Pengadaan tenda pedagang

untuk Kaki Lima dan Asongan

6 Pembinaan dan Pengembangan Usaha Daerah 395,487,7 365,921, 9

92.52 92.52

6. Meningkatnya Kapasitas Usaha Daerah

Aparat Instansi Terkait peserta rakor sinkronisasi program kerja indag

- Penyusunan Dokumen

Program INDAG

Buku Visualisasi Data Indag - Penyusunan Visualisasi Data

indag

Buku Profil Kelembagaan dan Komoditi produk Indag

- Penyusunan Profil

Kelembagaan/produk indag

Pengusaha IKM yang mengikuti Gelar Produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB, Gelar Produk Daerah di NTB dan Patisipasi pada NTB Ekspo 2013

Festival pameran produk kopi

Koordinasi pembinaan UKM Indag Provinsi Anggota MPU

- Peningkatan Kerjasama Mitra

Praja Utama

7. Pengembangan Industri

Kecil dan Menengah 750,690,5

716,143, 7

95.40 149.96

7.

Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Industri Kecil dan Menengah

- IKM peserta Pelatihan Pengolahan Pangan berbasis PIJAR

- Fasilitasi Bagi Industri Kecil dan Menengah terhadap Pemanfaatan Sumber Daya

- Peserta workshop membatik dalam rangka hari batik nasional

- IKM peserta Pelatihan

Pengolahan Ikan Air tawar


(22)

- IKM peserta Pedampingan

Langsung oleh TFPP

Pengusaha IKM Tembakau yang dilatih Kemitraan Usaha

- Pelatihan dalam Rangka Memperkuat Kemitraan antara Petani dan Perusahaan Mitra

IKM peserta Pelatihan Pande Besi

- Pelatihan Teknis Produksi

pande Besi

Uji Mutu dan Sertifikasi

Halal Produk IKM

- Fasilitasi Sertifikat Halal dan pengujian mutu produk

Hotel yang diberikan penghargaan dalam mengggunakan produk lokal

- Penilaian dan pemberian penghargaan kepada pelaku usaha hotel yang menggunakan produk lokal

IKM peserta pelatihan marmer

- Pelatihan Teknis Produksi Pembuatan Marmer

Sarana gedung unit finishing

Produk Unggulan Daerah dan Kemasan

- Pembangunan Gedung

Kantor

8. Peningkatan

Kemampuan Teknologi Industri

3,734,270 ,4

3,381,27

0,49 90.55 90.55 8. Meningkatnya

Kemampuan Teknologi Industri

Pengusaha IKM berbasis PIJAR, Kopi, Bakso, perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, Pengolahan Madu, Pengolahan buah jus, Kerupuk, IKM Batu Bata dan IKM makanan

- Pembinaan dan Pengembangan kemampuan teknologi industri melalui pemberian bantuan mesin dan peralatan produksi dan Unit Finishing Produk Unggulan Daerah dan Kemasan

Terpantaunya mutu garam beryodium yang beredar dimasyarakat

- Monitoring Garam Beryodium di tingkat produksi dan perdagangan

9. Terwujudnya Struktur

APBD yang Mantap Paritas Daya Beli

J U M L A H 5,728,696

,34

5,226,50

0,5 91.23 97.81

B. Analisis Capaian Kinerja

Tabel 6 :

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya efektivitas perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Barang dan jasa yang diawasi (SNI) 13 komoditi 10 komoditi 100 2. Alat ukur yang diuji/ditera 60.000 bh 31.585 bh 52,64


(23)

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk kedua indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Barang dan jasa yang diawasi sesuai ketentuan SNI dan operasionalisasi dan pengembangan UPT Kemetrologian Daerah telah mencapai target, upaya yang dilakukan dalam mencapai target tersebut yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dengan efektif dan efisien melakukan pemantauan dilapangan dan koordinasi dengan Instansi terkait dengan komoditi barang dan jasa yang diawasi. Untuk indikator kinerja Alat ukur yang diuji/ditera masih belum mencapai target disebabkan ada beberapa kendala diantaranya masih terbatasnya aparatur Kemetrologian dalam melakukan pelayanan ke kabupaten / kota, Anggaran serta sarana prasarana yang terbatas guna melayani dan menjangkau daerah di kabupaten / kota dalam melakukan tera/tera ulang.

Tabel 7 :

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya kapasitas kerjasama internasional Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1.Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri

30 org 30 org 100

2.Laporan Barang impor yang diawasi 10 Laporan 10 Laporan 100 3.Laporan Barang ekspor yang diawasi 23 Laporan 23 Laporan 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri dan Dokumen hasil pemantauan peredaran barang ekspor impor sudah mencapai target. Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan melibatkan langsung pengusaha UKM dalam kegiatan workshop mengenai informasi peluang pasar luar negeri. Dari kegiatan yang dilakukan tersebut diharapkan kepada pengusaha UKM sendiri dan aparat terkait agar lebih memahami mengenai kebijakan maupun prosedur ekspor sehingga ekpsor produk-produk NTB dapat lebih meningkat.


(24)

Tabel 8 :

Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya kontinuitas dan kualitas komoditi ekspor IKM Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1.Aparat pembina UKM dibidang Ekspor 4 orang 4 Orang 100 2.Pelaku UKM ekspor 30 orang 30 Orang 100 3.Calon pelaku ekspor 30 orang 30 Orang 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk ketiga indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Aparat pembina UKM/IKM yang terlatih di bidang ekspor impor, Pelatihan ekspor impor bagi pelaku UKM ekspor, dan Pelatihan Ekspor Costing and Pricing bagi pelaku ekspor dan calon ekspor telah mencapai target. Upaya yang dilakukan dalam mencapai target tersebut yaitu terkait dengan kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan yang melibatkan pelaku usaha dan aparat terkait.

Tabel 9 :

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya efektivitas dan efisiensi perdagangan dalam negeri Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu

1.089

bungkus 1580 bungkus 145,09 2. Tersedianya Laporan ketersediaan

sembako menjelang Hari Besar Keagamaan 4 buku 4 Buku 100 3. Tersediaan laporan pemantauan

perdagangan antar pulau 4 laporan 4 Laporan 100 4. Tersedianya laporan barang-barang

strategis dan Bahan Bakar Minyak (BBM) 4 laporan 4 Laporan 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran yaitu Operasi pasar rakyat, pemantauan ketersediaan sembako menjelang hari besar keagamaan, pemantauan perdagangan antar pulau, serta pemantauan


(25)

mencapai target tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan operasi pasar langsung dilapangan untuk mengantisipasi adanya gejolak harga sembako dipasaran terhadap masyarakat.

Tabel 10 :

Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya kapasitas pedagang kaki lima dan asongan Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Bantuan gerobak yang diterima PKL dan Asongan

15 unit 30 unit 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Bantuan gerobak yang diterima PKL dan asongan telah mencapai target, upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan pemberian bantuan gerobak kepada Pedagang Kaki Lima dan Pedagang Asongan sebanyak 30 Paket, yang diharapkan bagi para pedagang tersebut lebih leluasa dalam melakukan aktivitasnya dan dampak eksternalnya yaitu tertatanya para pedagang kaki lima dan asongan.

Tabel 11 :

Sasaran Strategis 6 : Meningktanya kapasitas usaha daerah Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Aparat instansi terkait peserta rakor sinkronisasi program kerja indag

40 org 40 org 100

2. Buku visualisasi data indag 12 buku 12 buku 100 3. Buku profil kelembagaan dan komoditi

produk indag

160 buah 160 buah 100

4. Pengusaha ikam yanng mengikuti gelar produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB,dan partisipasi pada NTB expo 2013

8 IKM 8 IKM 100

5. Koordinasi pembinaan UKM indag Provinsi anggota MPU

3 kali 3 kali 100


(26)

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk kelima indikator kinerja sasaran diatas telah mencapai target yang diinginkan, ini menandakan bahwa pencapaian target kinerja atas sasaran tersebut dikategorikan baik.

Tabel 12 :

Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya kapasitas industri kecil dan menengah Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1.IKM peserta Pelatihan Pengolahan Pangan berbasis PIJAR

140 org 140 org 100

- Peserta workshop membatik dalam rangka hari batik nasional

50 org 50 org 100

- IKM peserta Pelatihan Pengolahan Ikan Air tawar

20 org 20 org 100

- IKM peserta Pedampingan Langsung oleh TFPP

9 org 9 org 100

2. Pengusaha IKM Tembakau yang dilatih Kemitraan Usaha

40 org 40 org 100

3. IKM peserta Pelatihan Pande Besi 20 org 20 org 100 4. Uji Mutu dan Sertifikasi Halal Produk IKM 19 produk 19 produk 100 5. Hotel yang diberikan penghargaan dalam

mengggunakan produk lokal

1 Kegiatan 1 kegiatan 100

6. IKM peserta pelatihan marmer 20 org 20 org 100 7. Sarana gedung unit finishing Produk

Unggulan Daerah dan Kemasan

1 unit 1 unit 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk ketujuh indikator kinerja sasaran yaitu presentasi pemanfaatan sumber daya bagi IKM, IKM pengolahan tembakau, pandai besi, pembuatan marmer, fasilitasi sertifikasi halal, pembangunan gedung, dan Pengusaha IKM tembakau yang dilatih kemitraan usaha telah mencapai target.


(27)

Tabel 13 :

Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya kapasitas teknologi industri Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Pengusaha IKM berbasis PIJAR, kopi, bakso dan perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, pengolahan madu, pengolahan buah jus, kerupuk, IKM batu bata dan IKM makanan.

13 Pkt 20 Pkt 100

2. Terpantauanya mutu garam beryodium yang beredar

1 dokumen 1 dokumen 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk kedua indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Pengusaha IKM berbasis PIJAR, kopi, bakso dan perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, pengolahan madu, pengolahan buah jus, kerupuk, IKM batu bata dan IKM makanan. dan Terpantauanya mutu garam beryodium yang beredar telah memenuhi target dimana upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target tersebut yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan, sosialisasi maupun magang kepada para pelaku IKM terkait.

C. Akuntablitias Keuangan

Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan adalah aspek pembiayaan. Dari segi pendapatan, dalam rangka penghimpunan dana bagi pembangunan daerah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara barat ditargetkan untuk menghimpun Penerimaan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan lainnya sebesar Rp. 300.000.000,- sampai dengan akhir tahun 2013, realisasi penerimaan telah mencapai Rp. 312.840.522,- atau 104,28% dengan rincian sebagai berikut :


(28)

Tabel 14 :

Penerimaan Asli Daerah Tahun 2013

Uraian Target Realisasi % Lebih / Kurang

Retribusi Pelayanan

Tera/Tera Ulang 300.000.000 279.079.340 93,03 20.920.660 Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Syah (SP III) 0 0 0 0

Pendapatan dari

pengembalian LHP 0 27.951.182 0 27.951.182 J u m l a h 300.000.000 312.840.522 104,28 12.840.522

Dari sisi Belanja, Alokasi dana untuk tahun 2013, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat memperoleh sejumlah dana dengan perincian sebagai berikut :

- Belanja Tidak Langsung Rp. 9.197.956.200,-

- Belanja Langsung Rp. 8.286.180.200,-

Jumlah Rp.

17.484.136.400,-- Anggaran Dekonsentrasi (APBN) Rp. 6.853.928.000,- 1. Belanja Tidak langsung

Belanja tidak langsung dalam DPA-SKPD Tahun Anggaran 2013 berjumlah Rp. 9.197.956.200,- untuk membiayai dua jenis belanja yang terdiri dari : - Belanja Pegawai Rp. 6.355.085.551,- (92.63%) - Tambahan Penghasilan PNS Rp. 2.070.541.060,- (90.76%)

T o t a l Rp. 8.425.626.611,- (92.08%)

Dari jumlah anggaran belanja tidak langsung Tahun 2013 yang tersedia sebesar Rp. 9.197.956.200,- tersebut telah terealisir sampai dengan akhir tahun 2013 sejumlah Rp. 8.425.626.611,- atau 92,08% atau terjadi sisa anggaran sebesar Rp.


(29)

pada tabel berikut :

Tabel 15 :

Belanja Tidak Langsung

No. Program Anggaran (Rp.) Bobot Realisasi %

1. Belanja Pegawai 6.860.608.900 74,59 6.355.085.551 92,63 2. Tambahan

Penghasilan PNS 2.281.280.000 33.25 2.070.541.060 90,76 Jumlah 9.141.888.900 64,58 8.425.626.611 92,08

2. Belanja Langsung

Anggaran Belanja Langsung Tahun 2013 berjumlah Rp. 8.286.180.200,- untuk membiayai 13 program sebagai berikut :

Tabel 16 : Belanja Langsung

No. Program Anggaran (Rp.) %

Alokasi Realisasi 1. Pelayanan Administrasi

Perkantoran

683.677.033 666.752.007 97,52

2. Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur

1.627.511.600 1.426.968.658 87,68

3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

57.136.000 46.382.500 81,18

4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

173.391.207 153.842.707 88,73

5. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

15.768.000 10.264.000 65.09

6. Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

396.515.000 381.668.750 96.26

7. Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

117.450.000 79.246.000 67.47

8. Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional

91.579.300 86.380.300 94,32

9. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

130.203.400 113.269.268 86,99

10. Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan


(30)

11. Pembinaan dan Pengembangan

Usaha Daerah

395.487.760 365.921.960 92,52

12. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

750.690.500 716.143.750 95.40

13. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

3.734.270.400 3.381.270.490 90.55

Total Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88

Dari jumlah anggaran belanja langsung yang disediakan sebesar Rp. 8.286.180.200,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi sebesar Rp. 7.530.710.390,- atau 90,88% dari keseluruhan anggaran. Dengan demikian ada sisa anggaran sebesar Rp. 755.469.810,-.

Untuk lebih jelasnya kedua jenis belanja tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 17 :

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB

Per Tanggal 31 Desember 2013

No. Uraian Jumlah Anggaran Realisasi %

1. Belanja Tidak Langsung

9.197.956.200 8.425.626.611 92,08

2. Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88

Jumlah 17.484.136.400 15.956.337.001 91,26

3. Anggaran Dekonsentrasi (APBN)

Anggaran dekonsentrasi Tahun 2013 berjumlah Rp. 6.853.928.000,- untuk membiayai tujuh program/kegiatan sebagai berikut :


(31)

Tabel 18 :

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB

Per Tanggal 31 Desember 2013

No. Program Anggaran (Rp.) %

Alokasi Realisasi 1. Revitalisasi dan Penumbuhan

Industri Agro 500.000.000 486.300.000 97,26 2. Revitalisasi dan Penumbuhan

Industri Kecil dan Menengah 3.623.000.000 3.444.201.375 95,06 3. Pengembangan Perdagangan

Dalam Negeri 1.652.493.000 1.568.550.250 94,92 4. Peningkatan Perdagangan Luar

Negeri 578.435.000 554.310.500 95,83

5. Pengembangan Eskpor Nasional 500.000.000 472.285.000 94,45

Total 6.853.928.000 6.525.647.125 95,21

Dari jumlah anggaran dekonsentrasi yang disediakan sebesar

Rp. 6.853.928.000,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi sebesar Rp. 6.525.647.125,- atau 95,21%.

Dari uraian diatas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 ini dapat di kategorikan baik.


(32)

Bab IV P e n u t u p

A. Simpulan

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah yang diberikan tugas, tanggungjawab dan amanah untuk melakukan perumusan, perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan azas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat berlandaskan pada tujuan, sasaran dan program kerja yang ditetapkan baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 – 2013 maupun Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 – 2013.

2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Tahun Anggaran 2013. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan gambaran bahwa


(33)

keberhasilan dalam pelaksanaan pengembangan industri dan perdagangan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha khususnya.

B. Saran

1. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan guna pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan akan dilakukan secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi secara tepat dan kemampuan sumberdaya yang tersedia serta kemampuan yang ada termasuk berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan, langkah percepatan pelaksanaan kegiatan awal tahun anggaran dan perkembangan masalah-masalah aktual pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2. Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka optimalisasi dan mekanisme manajemen internal organisasi dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat akan ditingkatkan secara pro aktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan.

3. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi terkait baik dipusat maupun daerah akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat berbagai pencapaian target indikator yang telah ditetapkan hanya dapat dilakukan dengan melibatkan segenap instansi pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dunia usaha dan masyarakat.

4. Menjadikan SAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi Pemerintah secara nyata dan akuntabel, dengan menerapkan fungsi reward and punishment yang tegas dan ketat.


(1)

Tabel 14 :

Penerimaan Asli Daerah Tahun 2013

Uraian Target Realisasi % Lebih / Kurang

Retribusi Pelayanan

Tera/Tera Ulang 300.000.000 279.079.340 93,03 20.920.660 Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Syah (SP III) 0 0 0 0

Pendapatan dari

pengembalian LHP 0 27.951.182 0 27.951.182

J u m l a h 300.000.000 312.840.522 104,28 12.840.522

Dari sisi Belanja, Alokasi dana untuk tahun 2013, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat memperoleh sejumlah dana dengan perincian sebagai berikut :

- Belanja Tidak Langsung Rp. 9.197.956.200,- - Belanja Langsung Rp. 8.286.180.200,- Jumlah Rp.

17.484.136.400,-- Anggaran Dekonsentrasi (APBN) Rp. 6.853.928.000,- 1. Belanja Tidak langsung

Belanja tidak langsung dalam DPA-SKPD Tahun Anggaran 2013 berjumlah Rp. 9.197.956.200,- untuk membiayai dua jenis belanja yang terdiri dari : - Belanja Pegawai Rp. 6.355.085.551,- (92.63%) - Tambahan Penghasilan PNS Rp. 2.070.541.060,- (90.76%) T o t a l Rp. 8.425.626.611,- (92.08%)

Dari jumlah anggaran belanja tidak langsung Tahun 2013 yang tersedia sebesar Rp. 9.197.956.200,- tersebut telah terealisir sampai dengan akhir tahun 2013 sejumlah Rp. 8.425.626.611,- atau 92,08% atau terjadi sisa anggaran sebesar Rp.


(2)

716.262.289,-. Secara rinci realisasi anggaran belanja tidak langsung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 15 :

Belanja Tidak Langsung

No. Program Anggaran (Rp.) Bobot Realisasi %

1. Belanja Pegawai 6.860.608.900 74,59 6.355.085.551 92,63 2. Tambahan

Penghasilan PNS 2.281.280.000 33.25 2.070.541.060 90,76

Jumlah 9.141.888.900 64,58 8.425.626.611 92,08

2. Belanja Langsung

Anggaran Belanja Langsung Tahun 2013 berjumlah Rp. 8.286.180.200,- untuk membiayai 13 program sebagai berikut :

Tabel 16 : Belanja Langsung

No. Program Anggaran (Rp.) %

Alokasi Realisasi

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

683.677.033 666.752.007 97,52

2. Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur

1.627.511.600 1.426.968.658 87,68

3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

57.136.000 46.382.500 81,18

4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

173.391.207 153.842.707 88,73

5. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

15.768.000 10.264.000 65.09

6. Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

396.515.000 381.668.750 96.26

7. Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

117.450.000 79.246.000 67.47

8. Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional

91.579.300 86.380.300 94,32

9. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

130.203.400 113.269.268 86,99

10. Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan


(3)

11. Pembinaan dan Pengembangan Usaha Daerah

395.487.760 365.921.960 92,52

12. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

750.690.500 716.143.750 95.40

13. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

3.734.270.400 3.381.270.490 90.55

Total Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88

Dari jumlah anggaran belanja langsung yang disediakan sebesar Rp. 8.286.180.200,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi sebesar Rp. 7.530.710.390,- atau 90,88% dari keseluruhan anggaran. Dengan demikian ada sisa anggaran sebesar Rp. 755.469.810,-.

Untuk lebih jelasnya kedua jenis belanja tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 17 :

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB

Per Tanggal 31 Desember 2013

No. Uraian Jumlah Anggaran Realisasi %

1. Belanja Tidak Langsung

9.197.956.200 8.425.626.611 92,08

2. Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88

Jumlah 17.484.136.400 15.956.337.001 91,26

3. Anggaran Dekonsentrasi (APBN)

Anggaran dekonsentrasi Tahun 2013 berjumlah Rp. 6.853.928.000,- untuk membiayai tujuh program/kegiatan sebagai berikut :


(4)

Tabel 18 :

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB

Per Tanggal 31 Desember 2013

No. Program Anggaran (Rp.) %

Alokasi Realisasi

1. Revitalisasi dan Penumbuhan

Industri Agro 500.000.000 486.300.000 97,26

2. Revitalisasi dan Penumbuhan

Industri Kecil dan Menengah 3.623.000.000 3.444.201.375 95,06 3. Pengembangan Perdagangan

Dalam Negeri 1.652.493.000 1.568.550.250 94,92 4. Peningkatan Perdagangan Luar

Negeri 578.435.000 554.310.500 95,83

5. Pengembangan Eskpor Nasional 500.000.000 472.285.000 94,45

Total 6.853.928.000 6.525.647.125 95,21

Dari jumlah anggaran dekonsentrasi yang disediakan sebesar

Rp. 6.853.928.000,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi sebesar Rp. 6.525.647.125,- atau 95,21%.

Dari uraian diatas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 ini dapat di kategorikan baik.


(5)

Bab IV P e n u t u p

A. Simpulan

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah yang diberikan tugas, tanggungjawab dan amanah untuk melakukan perumusan, perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan azas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat berlandaskan pada tujuan, sasaran dan program kerja yang ditetapkan baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 – 2013 maupun Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 – 2013.

2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Tahun Anggaran 2013. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan gambaran bahwa


(6)

keberhasilan dalam pelaksanaan pengembangan industri dan perdagangan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha khususnya.

B. Saran

1. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan guna pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan akan dilakukan secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi secara tepat dan kemampuan sumberdaya yang tersedia serta kemampuan yang ada termasuk berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan, langkah percepatan pelaksanaan kegiatan awal tahun anggaran dan perkembangan masalah-masalah aktual pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2. Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka optimalisasi dan mekanisme manajemen internal organisasi dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat akan ditingkatkan secara pro aktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan.

3. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi terkait baik dipusat maupun daerah akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat berbagai pencapaian target indikator yang telah ditetapkan hanya dapat dilakukan dengan melibatkan segenap instansi pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dunia usaha dan masyarakat.

4. Menjadikan SAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi Pemerintah secara nyata dan akuntabel, dengan menerapkan fungsi reward and punishment yang tegas dan ketat.