Makalah DASAR DASAR MANAJEMEN DALAM ORGA

Makalah

DASAR-DASAR MANAJEMEN DALAM ORGANISASI

Disusun Oleh :

Vitrail Gloria Nancy Mairi 17101106020 Sisitem Informasi

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FALKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Dasar – Dasar Managemen” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah membimbing, membantu, dan mendorong dalam pembuatan makalah ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi saya sendiri dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dasar-dasar ilmu managemen dan penerapannya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dan saya juga sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini memang masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang nantinya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca.

Penyusun,

Vitrail Gloria Nancy Mairi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu manajemen bila dicermati sama usianya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai makluk sosial ada kecenderungan untuk berorganisasi dan bekerja sama. Dalam kehidupan sehari-hari manusia adalah anggota suatu organisasi , misalnya organisasi agama, olah raga, seni, usaha dan orgnaisasi lainnya. Masing-masing orgnaisasi berbeda satu dengan lainnya, ada yang formal dan tidak formal.

Namun organisasi-organisasi tersebut mempunyai unsur-unsur yang sama, yaitu ada kelompok orang, ada tujuan yang hendak dicapai, ada rencana cara pencapaian tujuan, ada pemimpin (manajer) yang bertanggung jawab atas keberhasil pencapaian tujuan. Dengan kata lain para manajer diberi tanggung jawab untuk menentukan kegiatan yang memungkinkan setiap individu dapat memberikan sumbangan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Hampir semua orang dalam melakukan segala kegiatan dan aktivitasnya dapat dipastikan selalu menggunakan manajemen. Manajemen dibutuhkan oleh semua orang,semua macam kegiatan dan semua tipe organisasi. Dalam kenyataannya, manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa macam organisasi antara lain organisasi sekolah,perkumpulan kesenian, perkumpulan olahraga ataupun organisasi perusahaan. Manajemen dibutukan semua orang karena memiliki tujuan yang hendak dicapai baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi dan dapat mencapai efisiensi dan efektivitas.

Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian? Karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut, akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, teknologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya, Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian? Karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut, akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, teknologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya,

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud managemen dan manager?

2. Bagaimana perencanaan manajemen dalam suatu perusahaan?

3. Apa yang dimaksud deparmentasi dan kekuasaan?

4. Apa yang dimaksud dengan organisasi?

5. Apa yang dimaksud motivasi dan pengarahan?

6. Bagaimana penerapan evaluasi dan pengawasan dalam organisasi atau perusahaan?

7. Bagaimana koordinasi dan komunikasi yang baik?

8. Apa yang dimaksud negosiasi?

9. Bagaimana proses pengembangan diri dan perencanaan karier?

10. Apa yang dimaksud tunjangan karyawan?

11. Bagaimanakah managemen internasional dan managemen masa depan itu?

C. TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami pengertian managemen dan manager.

2. Memahami perencanaan managemen dalam suatu perusahaan.

3. Mengetahui dan memahami pengertian deparmentasi dan kekuasaan.

4. Mengetahui dan memahami pengetian organisasi.

5. Mengetahui dan memahami pengertian motivasi dan pengarahan.

6. Memahami bagaimana penerapan evaluasi dan pengawasan dalam organisasi atau perusahaan

7. Memahami dan mengerti bagaimana koordinasi dan komunikasi yang baik.

8. Mengetahui dan memahami pengertian negosiasi.

9. Memahami penerapan proses pengembangan diri dan prencanaan karier.

10. Mengetahui dan memahami pengertian tunjangan karyawan.

11. Mengetahui dan memahami pengertian managemen internasional dan managemen masa depan.

BAB II PEMBAHASAN

A. MENAGEMEN DAN MANAGER

1. Definisi Managemen Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to manager

yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”. Untuk mengartikan dan mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat

dilihat dari tiga pengertian, yaitu :

a. Manajemen sebagai suatu proses

b. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia

c. Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagaimana cara orang mencapai suatu tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat menurut:

a. George R.Terry, Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain.

b. Haiman, Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.

c. Stoner, Mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan sumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

d. Mary Parker Follet, Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.

Manajemen sebagai suatu kolektivitas, yaitu merupakan suatu kumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk untuk mencapai tujuan bersama. Kumpulan orang-orang disini menunjukan adanya tingkatan kepemimpinan (pimpinan atas, menengah dan bawah).

Pendapat ini dikemukakan oleh Henry Fayol. Manajemen sebagai suatu ilmu karena telah dipelajari sejak lama dan menjelaskan tentang gejala-gejala, gejala-gejala diteliti dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu menggunakan bantuan disiplin ilmu lainnya seperti ilmu sosial, filsafat, matematik dan statistic dan lain sebagainya. Dalam praktek, istilah manajemen dipakai dalam organisasi yang lebih besar dan berdiri sendiri dan dapat dibedakan dengan jelas dari organisasi lain.

2. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang masing-masing berusaha membantu

para manajer untuk memahami dan memimpin perusahaannya serta mengatasi masalahmasalah di dalam perusahaan. Tiga aliran tersebut adalah :

a. Aliran Klasik (Classical school)

b. Aliran Perilaku (Behaviaoral school)

c. Aliran Ilmu Manajemen ( Management Science School) Selain tiga aliran tersebut, dalam perkembangan ilmu manajemen telah dikembangkan

pula dua bentuk pendekatan yang berusaha untuk menggabungkan ketiga aliran di atas, pendekatan itu adalah :

a. Pendekatan Sistem (Sistem Approach)

b. Pendekatan Kontingensi (Contingency approach)

c. Aliran Klasik (Classical School)

Dari sifat kerja manajemen dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1) Manajemen Administratif (MA), adalah manajemen atau pejabat /pimpinan yang kerjanya menitik beratkan pada pemikiran kerja (suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai ke tingkat paling bawah serta para pekerjanya). Dipelopori oleh Henry Fayol .

2) Manajemen Operatif (MO), adalah manajemen atau pejabat /pimpinan yang langsung memimpin kerja ke arah tercapainya kerja yang nyata. Maksudnya adalah suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai ke tingkat paling bawah yang titik beratnya pada efisiensi dan produktivitas. Dipelopori oleh F.W.Taylor .

3) Manajemen Administratif dan Manajemen Operatif (MA/MO), adalah manajemen atau pejabat /pimpinan yang dapat bertindak sebagai manajemen administrative dan manajemen operatif (pejabat interpretor), yakni dapat menterjemahkan manajemen administrative ke manajemen operatif dan sebaliknya.

Dilihat dari segi luasnya atau ruang lingkupnya, manajemen dapat di bagi menjadi :

1) Makro manajemen Makro manajemen adalah manajemen dengan ruang lingkup yang besar, pada

umumnya terdapat dalam bidang kenegaraan dan perusahaan-perusahaan besar.

2) Mikro manajemen Mikro manajemen adalah manajemen dengan ruang lingkup yang

kecil/sempit/khusus (misalnya manajemen personalia, pergudangan, financial, dan lain sebagainya).

3. Fungsi Manajemen Fungsi manajemen adalah proses dari langkah-langkah mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, staffing, memimpin dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Banyak pandangan-pandangan yang berbeda dari para ahli mengenai rumusanrumusan fungsi-fungsi manajemen, di sini penulis mengambil pandangan dari seorang ahli bernama George R. Terry. Dalam bukunya “ Principles of management” George R. Terry merumuskan fungsi-fungsi manajemen dengan singkatan POAC, yaitu :

a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah sesuatu yang akan direncanakan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberkan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan- rumusan tentang “apa” dan “bagaimana “ suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. Persiapan-persiapan tesebut dapat berupa tindakan-tindakan administrasi atas tindakantindakan selanjutnya.

b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan aktivitasaktivitas, pegelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas, b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan aktivitasaktivitas, pegelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas,

c. Actuating (Penggerakan) Penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang agar orang-orang tersebut mau dan suka bekerja. Berdasarkan pengertian tersebut jelaslah bahwa peranan penggerakan (actuating) sangat penting, karena penggerakan berfungsi untuk menggerakan fungsi-fungsi manajemen yang lain, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan. Menggerakan orang-orang agar mau dan suka bekerja mempunyai arti bagimana menjadikan para pegawai sadar akan tugas dan kewajiban serta bertanggung jawa atas tugas yang dibebankan kepadanya tanpa menunggu perintah dari siapapun.

d. Pengendalian/Pengawasan (Controlling) Mc. Farland memberikan definisi, pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan. Pengawasan dimkasudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian dan lain-lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan.

e. Staffing Fungsi staffing dalam manajemen diartikan sebagai suatu proses prosedur langkah demi langkah yang berkesinambungan untuk menjaga agar organisasi selalu memperoleh orangorang yang tepat dalam posisi yang tepat pada waktu yang tepat. Lanhkag-langkah tersebut antara lain : (1).Perencanaan sumber daya manusia (SDM), (2).Pengadaan pegawai baru (rekrutmen melalui seleksi), (3).Pemilihan dan penempatan, (4).Induksi dan Orientasi (a.pemindahan, b.latihan dan pengembangan,c.penilaian prestasi)

B. PERENCANAAN B. PERENCANAAN

keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan/tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan

proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

b. Tujuan Perencanaan Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai

dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai. Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan ( a way to anticipate and offset change ).

b. Perencanaan memberikan pengarahan ( direction ) kepada administrator-administrator maupun non-administrator.

c. Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang- tindih dan pemborosan ( wasteful ) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.

d. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk memudahkan pengawasan.

c. Jenis-jenis Perencanaan Ada beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberpa segi, yaitu :

1) Jenis perencanaan menurut prosesnya

a. Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.

b. Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan dari pada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:

 Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan  Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan  Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan  Prosedur kerja yang harus dipatuhi  Struktur organisasi yang harus dipenuhi

c. Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang sering kali dimuat dalam perencanaan ini adalah:

 Analisa daripada program perencanaan  Penetapan prosedur kerja  Metode-metode kerja  Tenaga-tenaga pelaksana  Waktu, dan sebagainya

2) Jenis perencanaan menurut jangka waktunya

a. Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun

b. Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun

c. Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun

3) Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya

a. National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara

b. Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah

c. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.

4) Jenis perencanaan menurut penggunaannya 4) Jenis perencanaan menurut penggunaannya

b. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali

5) Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan

a. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran

b. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikelas IPA

6) Jenis perencanaan menurut James Af Stoner dan R.Edwar Freeman, 1994

a. Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas.

b. Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari hari.

C. DEPARTEMENTASI DAN KEKUASAAN

1. Pengertian Departementasi Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi:

a. Departementasi Fungsional Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.

Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi. Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.

Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit. Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.

1) Kebaikan  Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.

 Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.  Memusatkan keahlian organisasi.  Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi pada organisasi.  Tugasnya jelas.  Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak.  Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas.  Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan.

2) Kelemahan  Menciptakan konflik antar fungsi.  Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.

 Umpan balik yang lambat.  Memusatkan pada kepentingan tugasnya.  Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.  Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas.  Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem.  Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki.

b. Departementasi devisional Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.

Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik. Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik. Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap

1) Struktur organisasi divisional atas dasar produk. Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat berbeda. Setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logik yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat telah disesuaikan.

2) Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut departementalisasi daerah, regional atau geografis, adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya. Faktor-faktor lokasi yang terutama menjadi pertimbangan adalah sumber bahan mentah, pasar dan tenaga kerja. Perusahaan yang menjual produknya diberbagai wilayah yang tersebar luas, dapat membaginya menjadi kelompok-kelompok wilayah dengan manajer tersendiri (area manager) untuk setiap wilayah. Perusahaan- perusahaan jasa, perbankan dan peruahaan-perusahaan bukan manufakturing lainnya lazin diorganisasikan atas dasar wilayah, dengan membuka kantor-kantor cabang.

3) Struktur organisasi divisional atas dasar langanan. Departementalisasi langganan adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk atau jasa tertentu. Pembentukan divisi ata dasar langganan ini terutama digunakan dalam pengelompokan kegiatan-kegiatan penjualan atau pelayanan, dan diperlukan bila suatu divisi menjual sebagian besar atau semua produknya kepada suatu kelas langganan tertentu. Sebagai contoh, perusahaan elektronika mungkin mempunyai divisi-divisi yang terpisah untuk langganan militer, industri dan konsumen. Sebagai suatu pedoman umum, perusahaan-perusahaan manufacturing dengan garis produk yang sangat beraneka ragam cenderung diorganisasikan atas dasar langganan atau produk.

4) Struktur organisasi divisional atas dasar proses. Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis. Departementalisasi proses atau peralatan adalah 4) Struktur organisasi divisional atas dasar proses. Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis. Departementalisasi proses atau peralatan adalah

5) Struktur organisasi atas dasar alphanumerical Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga.

c. Organisasi Proyek dan Matriks Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan

mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.

1) Struktur Organisasi Proyek Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.

2) Struktur Organisasi Matriks Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.

2. Kekuasaan

Kekuasaan ( authority ) adalah kemampuan untuk memerintah dan memberi keputusan yang baik secara langsung maupun tidak mempengaruhi tindakan - tindakan pihak lainnya. Melihat sifat ilmu sosial yang tidak etis - normatif maka kekuasaan memiliki pengertian yang netral untuk melihat baik dan buruknya perlu di lihat penggunaannya bagi keperluan masyarakat.

Definisi kekuasaan, manurut para ahli sosiologi, yaitu : Max weber , kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di

dalam suatu hubungan social yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang menjadi pijakan kemungkinan itu.

Selo soemardjan dan soelainan soemardi , menjelaskan bahwa adanya kekuasaan tergantung dari yang berkuasa dan yang dikuasai. Ralf dahrendorf , kekuasaan adalah milik kelompok, milik individu dari pada milik struktur social. Soerjono soekanto , kekuasaan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta - juta manusia. Oleh karena itu, kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Adanya wewenang maupun kekuasaan merupakan suatu pengaruh yang nyata atau potensial. Mengenai pengaruh tersebut, lazimnya diadakan perbedaan sebagai berikut:

a. Pengaruh bebas yang didasarkan pada komunikasi dan bersifat persuasif.

b. Pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi aktif yang terbagi menjadi dua hal, yaitu:

Pihak yang berpengaruh membantu pihak yang dipengaruhi untuk mencapai tujuannya. Pihak yang berpengaruh mempunyai pengaruh di dalam kemampuan. Sumber-sumber kekuasaan yang dimiliki para penguasa atau pemimpin, dalam masyarakat informal maupun formal adalah : Seseorang yang mempunyai harta benda (kekayaan) yang lebih banyak, sehingga mempunyai keleluasan untuk bergerak dan mempengaruhi pihak lain. Dengan status tertentu, seseorang dapat memberikan pengaruhnya atau memaksa pihak lain supaya melakukan sesuatu sesuai kehendaknya.

Wewenang legal atas dasar peraturan-peraturan formal (hukum) yang dimiliki seseorang, dapat memberikan kekuasaan pada seseorang untuk mempengaruhi pihak lain sesuai dengan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketetapan dalam peraturan.

Kekuasaan dalam pula tumbuh dari adanya kepercayaan khalayak, seperti tradisi, kesucian, dan adat istiadat.

a. Kekuasaan yang tumbuh dari khrisma atau wibawa seseorang.

b. Kekuasaan yang didasarkan pada pedelegasian wewenang.

c. Kekuasaan yang tumbuh dari pendidikan, keahlian, serta kemampuan.

3. Wewenang dan Tanggung Jawab Wewenang merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas

dalam suatu perusahaan. Jenis-jenis wewenang diantaranya :

a. Wewenang garis ( Line authority) Wewenang garis adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab langsung berada pada seseorang atas tercapainya tujuan. Ia berwewenang mengambil keputusan dan berkuasa, berhak serta bertanggung jawab langsung untuk merealisasi keputusan tersebut. Disimbolkan dengan garis.

b. Wewenang staff ( Staff authority) , Wewenang staff adalah kekuasaan dan hak, hanya untuk memeberikan data, informasi dan saran-saran saja untuk membantu lini, supaya bekerja efektif dalam mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai wewenang staf, tidak berhak mengambil keputusan dan merealisasikan keputusan serta tidak bertanggung jawab langsung atas tercapainya tujuan. Tegasnya pemegang wewenang staf hanya merupakan pembantu lini untuk menyediakan data, informasi, dan saran-saran dipakai tidaknya tergantung manajer lini. Disimbolkan dengan garis terputus-putus.

c. Wewenang Fungsional ( Functional authority) Wewenang Fungsional kekuasaan seorang manajer adalah karena proses-proses, praktek-praktek, kebijakan-kebijakan tertentu atau soal-soal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan oleh pegawai-pegawai lain dalam bagian- bagian lain pula. Disimbolkan dengan garis terputus-putus dan titik-titik.

d. Wewenang Wibawa,

Kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku, ketangkasan, dan kemampuan, sehingga ia disegani.

Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Tanggung jawab tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Wewenang diterima maka tanggung jawab harus juga diterima dengan sebaik-baiknya. Inilah sebabnya top manager yang menjadi penangung jawab terakhir mengenai maju/mundurnya suatu perusahaan. Tanggung Jawab ( Responsibility ), tanggung jawab tercipta karena penerimaan wewenang.

D. ORGANISASI

1. Pengertian Organisasi Organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam bentuk apapun akan selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Organisasi merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa alasan, seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kita lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu- individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan tercapai, organisasi dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat menjadi sumber karier yang penting.

Selayaknya sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi anggota organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi mampu mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk, pertama organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan produk barang atau jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi nirlaba atau yang tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit milik pemerintah, sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain.

Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan dengan lebih baik.

2. Tujuan Organisasi

Dalam suatu organisasi yang ideal sebaiknya memiliki tujuan yang jelas. Tujuan inilah yang akan menjadi dasar kegiatan dari sebuah organisasi tersebut. Tanpa adanya tujuan yang jelas organisasi akan terhenti karena tidak adanya yang diperjuangkan. Dengan adanya sebuah tujuan diharapkan menjadi penyemangat kerja serta komitmen bagi para anggotanya.

Tujuan organisasi menurut salah satu pakar ahli yakni Simon bahwa pada tugas guna mewujudkan sasaran organisasi tersebut berada pada masing-masing oindividu yang ada pada tingkat paling bawah di struktur organisasi. Demikian juga bagi individu yang paling bawah di struktur organisasi tersebut tidak boleh diabaikan, hal ini karena mereka ialah anggota level bawah yang dapat menentukan tentang keberlangsungan hidup serta untuk tercapainya tujuan organisasi.

Tujuan organisasi mempunyai pengaruh dalam mengembangkan organisasi baik itu untuk perekrutan anggota, serta pencapaian apa yang ingin dicapai dalam berjalannya organisasi. Tujuan organisasi tersebut sebagai berikut :

a. Untuk mengatasi terbatasnya kemandirian, kemampuan, serta sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan.

b. Tempat untuk mencapai tujuan dengan efisien serta selektif karena dilakukan secara bersama-sama.

c. Tempat dalam mendapatkan pembagian kerja dan jabatan.

d. Tempat untuk mencari keuntungan dan pendapatan bersama-sama.

e. Tempat untuk mengelola lingkungan secara bersama-sama.

f. Tempat untuk mendapatkan penghargaan.

g. Tempat mendapatkan pengawasan dan kekuasaan.

h. Tempat untuk menambat pergaulan serta memanfaatkan adanya waktu luang.

3. Manfaat Organisasi Organisasi juga tidak hanya mempunyai tujuan saja, melainkan juga mempunyai berbagai

manfaat organisasi yang banyak dalam kehidupan. Adanya manfaat organisasi tersebut bisa dirasakan oleh setiap anggota yang aktif dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Salah satu manfaatnya ialah dapat membentuk mental individu yang berani dalam mengungkapkan pendapat di depan umum, bertukar pikiran, dapat tercapai nya sebuah tujuan, serta dapat terbiasa pula dalam melakukan kerjasama kerja guna memecahkan masalah.

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, masih terdapat manfaat organisasi yang dapat diperoleh, namun disini tidak dijelaskan lebih lanjut, antara lain :

a. Melatih leadership.

b. Memperluas pergaulan.

c. Ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya.

d. Membentuk karakteristik seseorang.

e. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan.

f. Kuat dalam menghadapi tekanan.

g. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik.

E. MOTIVASI DAN PENGARAHAN

1. Pengertian pengarahan Menurut Terry ( 2008 : 181) Directing atau pengarahan adalah mengintegrasikan usaha –

usaha anggota suatu kelompok sedemikian rupa, sehingga dengan selesainya tugas – tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan – tujuan individual dan kelompok. Cara mengarahkan bawahan / staf yang tepat dilakukan oleh manajer sebab :

a. Mengenal bawahannya

b. Terbiasa dengan kecakapan dan kemampuan mereka

c. Mengerti akan kapasitas dan perhatian mereka

d. Mengetahui apa yang dapat mereka hasilkan

e. Sudah mengamati perilaku mereka Teknik atau strategi pengarahan yang efektif sebagai berikut :

a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang efektif

b. Memberikan informasi mengenai lingkungan fisik dan manusia di tempat bekerja ( untuk pegawai baru)

c. Informasi cara bekerja yang baik

d. Menyampaikan kebijakan – kebijakan/ keputusan – keputusan pimpinan perusahaan yang meliputi :

o Lokasi peralatan dalam organisasi / perusahaan atau pabrik o Penentuan tempat bagian – bagian utama o Perumusan metode kerja o Lokasi peralatan dalam organisasi / perusahaan atau pabrik o Penentuan tempat bagian – bagian utama o Perumusan metode kerja

Dalam bahasa asingnya, terdapat beberapa istilah yang merupakan terminology untuk pengarahan, diantaranya adalah:

a. Directing, yakni menggerakkan orang-orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan.

b. Actuating, yakni menggerakkan orang lain secaara umum.

c. Leading, yakni menggerakkan orang lain dengan cara menempatkan diri dimuka orang-orang yang digerakkan.

d. Commanding, yakni menggerakkan orang lain yang disertai dengan adanya unsure paksaan.

e. Motivating, yakni menggerakkan orang lain dengan terlebih dahulu member alas an- alasanmengapa hal tertentu harus dilaksanakan.

2. Fungsi Pengarahan: Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut.

a. Melunakkan daya resistensi pada seseorang.

b. Untuk membuat seseorang menyukai tugas serta mengerjakannya dengan baik.

c. Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan,kesayangan, kecintaan kepada pimpinan, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja.

d. Untuk menanamkan, memupuk serta memelihara rasa tanggung jawab dengan penuh pada seseorang.

3. Pengertian Motivasi Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang menyebabkan mereka berperilaku

atau mau melakukan sesuatu dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi adalah kemauan untuk melakukan sesuatu, menurut bartol : motivation is the force that energizes behavior, and underlies the tendency to persist dan selanjutnya cutlip & center

mengemukakan sumber – sumber motivasi sebagai berikut :

a. Motivasi pribadi ( personal motivation), berkaitan langsung dengan keadaan, daya nalar, sikap individu yang bersangkutan a. Motivasi pribadi ( personal motivation), berkaitan langsung dengan keadaan, daya nalar, sikap individu yang bersangkutan

Kemudian menurut abraham maslow yang menjadi dasar motivasi perilaku manusia : kebutuhan terdiri atas :

a. Kebutuhan dasar / fisik

b. Kebutuhan rasa aman

c. Kebutuhan akan kasih sayang

d. Kebutuhan harga diri

e. Kebutuhan-untuk mengaktualisasikan diri Menurut Stoner terdapat 4 asumsi dasar manajer dalam pemberian motivasi diantarnya adalah sebagai berikut :

a. Motivasi suatu hal yang baik & positif

b. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang

c. Motivasi seseorang tidak banyak jumlahnya, harus ditambah secara periodik

d. Suatu alat yang digunakan manajer untuk mengatur hubungan kerja dalam orgfanisasi motivator – motivator yang disarankan adalah :  Pemerkayaan jabatan dan rotasi ( job enrichment )

 Partisipasi ( participation )  Manajemen berdasarkan sasaran ( result management )  Manajer penggadaan ( multiplier management )  Kekuatan pikiran  Hubungan manusia yang realistis  Lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan  Jam kerja yang fleksibel  Kritik yang efektif  Tidak ada kesalahan sama sekali ( zero defects)

F. EVALUASI DAN PENGAWASAN

1. Pengertian Evaluasi dan Pengawasan Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat

perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti

Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah

a. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,

b. Mengukur prestasi,

c. Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.

Pengawasan adalah proses yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dituntun ke arah pencapaian sasaran atau target yang direncanakan. Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang dicapai.

2. Macam-Macam Pengawasan Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Pengawasan Intern dan Ekstern Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di

dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

b. Pengawasan Preventif dan Represif Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang dilakukan terhadap

suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyim pangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.

Di sisi lain, pengawasan re presif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada

akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.

c. Pengawasan Aktif dan Pasif Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang dilaksanakan di

tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui “penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan bukti- bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah

“pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan kebenaranmateri l mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.”

Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan

3. Tujuan Pengawasan Adapun tujuan-tujuan diadakannya pengawasan yaitu :

a. Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan.

b. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta asas- asas yang telah ditentukan.

c. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam bekerja.

d. Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien.

e. Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan kegagalan ke arah perbaikan.

G. KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

1. Pengertian Koordinasi Menurut Dr. Awaluddin Djamin M.P.A , Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama

antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, membantu dan melengkapi. Menurut James G march dan Herben A simon, pengertian koordinasi adalah suatu proses untuk mencapai kesatuan tindakan diantara kegiattan yang saling bergantungan. Menurut Terry, Koordinasi adalah suatu sinkronisasi yang tertib dalam upaya untuk memberikan jumlah yang tepat, waktu mengarahkan pelaksanaan yang mengakibatkan harmonis dan tindakan terpadu untuk tujuan lain.

Adapun syarat-syarat khusus umum yang ada dalam koordinasi adalah sebagai berikut:

a. Sense of cooperation (perusahaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.

b. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.

c. Team Spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian saling menghargai c. Team Spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian saling menghargai

oleh spirit-esprit atau semangatnya.Semangat ini ditentukan oleh tujuans dan cara-cara mencapai tujuan itu dan ini meliputi doktrin.Selain semangat koordinasi juga harus mempunyai aspek-aspek formal yaitu metode-metode, teknik yang ditunjukan untuk mengeja/mencapai sasaran tersebut.

Ringkasnya kekuatan

2. Pengertian Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum sebuah kata depan

yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communion, yang dalam bahasa inggris disebut dengan communion, artinya kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber- communio diperlukan adanya usaha dan kerja, kata itu dibuat menjadi kerja communicate , yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

Komunikasi merupakan bagian integral daripada seluruh proses manajemen. Dengan demikian, jelas bahwa komunikasi merupakan hal yang amat penting untuk mendapat perhatian dari seluruh anggota organisasi, baik tingkat pelaksana, apalagi tingkat pimpinan.Melalui komunikasi yang efektiflah kerjasama yang harmonis dan intim dapat ditumbuhkan, dipelihara dan dikembangkan. Dengan kata lain bahwa tanpa komunikasi yang baik dan efektif, tujuan organisasi tidak akan mungkin tercapai.

Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin.

b. Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan orang lain.

c. Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.

d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan pendekatan persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan orang kemudian menggerakkannya sesuai keinginan kita.

H. NEGOSIASI

1. Pengertian Negosiasi Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan

bersama, sehingga keduanya saling sepakat dan diuntungkan. Negosiasi ini dilakukan apabila ada dua pihak yang awalnya memiliki perbedaan

pendapat, sehingga harus mencari kesepakatan bersama.

2. Tujuan Negosiasi Tujuan dari negosiasi sama seperti pengertian negosiasi, yaitu untuk mencapai

kesepakatan bersama :  Mencapai kesepakatan bersama.

 Mengurangi perbedaan porsi setiap pihak.  Saling menguntungkan kedua pihak yang bernegosiasi.  Tidak ada yang dirugikan.

Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan saat bernegosiasi yaitu :  Mengajak membuat kesepakatan.

 Memberikan alasan kenapa harus ada kesepakatan.  Membandingkan beberapa pilihan.  Memperjelas dan menguji perbandingan yang dikemukakan.

Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama.

Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.

3. Jenis-jenis Negosiasi 3. Jenis-jenis Negosiasi