Pengembangan Pembelajaran IPA DI SD

UNIT 4 PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPA

Lia Yuliati

PENDAHULUAN

Pada unit ini mahasiswa diajak berlatih mengembangkan perencanaan pembelajaran atau membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP merupakan penjabaran dari silabus dan menunjukkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam satu pertemuan. Sebagian guru menyusun RPP dalam satu kompetensi dasar dengan beberapa pertemuan sesuai kebutuhan.

Setelah mempelajari Unit 4 ini diharapkan mahasiswa dapat 1) mengidentifikasi konsep-konsep esensial IPA untuk jenjang sekolah dasar berdasarkan kompetensi dasar; 2) menyusun bahan ajar, 3) menentukan dan membuat media pembelajaran IPA; 4) menjelaskan karakteristik model-model pembelajaran IPA; 5) menyusun skenario pembelajaran IPA dengan model tematik dan siklus belajar; dan 6) menerapkan model pembelajaran tematik dan siklus belajar berdasarkan RPP yang telah disusunnya dalam pembelajaran. Pencapaian kompetensi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka difokuskan pada kegiatan diskusi dan latihan terbimbing, sedangkan kegiatan mandiri difokuskan pada latihan secara individu sesuai dengan tugas terstruktur yang diberikan. Selama kegiatan tatap muka dan mandiri, mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar cetak serta bahan rujukan yang dianjurkan dalam Unit 4. Pencapaian tujuan pembelajaran diukur melalui tes tulis dan pengumpulan tugas-tugas terstruktur.

Pengembangan perencanaan pembelajaran (RPP) pada Unit 4 ini merupakan penjabaran dari kurikulum dan silabus yang dibahas pada Unit 2 dan Unit 3. Kompetensi mengembangkan RPP ini merupakan dasar untuk

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Materi ajar pada Unit 4 ini terdiri dalam empat sub-unit yaitu bahan ajar IPA dan media pembelajaran IPA SD (sub-Unit 4.1), model-model pembelajaran IPA SD (sub-Unit 4.2), penilaian pembelajaran IPA SD (sub-Unit 4.3), dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (sub-Unit 4.4). Pada sub-Unit

4.1 mahasiswa akan diajak untuk mengidentifikasi materi esensial dalam IPA SD dan menyiapkan media pembelajaran yang sederhana. Pada sub-Unit 4.2 mahasiswa akan diajak untuk mengenal dan mendalami model pembelajaran tematik dan model pembelajaran siklus belajar untuk mengembangkan pembelajaran IPA aktif dan inovatif. Pada sub-Unit 4.3 mahasiswa akan diajak untuk mengenali dan menyusun penilaian proses dalam pembelajaran IPA. Pada sub-Unit 4.4 mahasiswa akan diajak untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPA aktif dan inovatif yang merupakan kompilasi kegiatan sub-Unit

4.1, sub-Unit 4.2, dan sub-Unit 4.3.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

SUB-UNIT 4.1 BAHAN AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

A. PENGANTAR

Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Bahan ajar merupakan merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika guru tidak dapat memilih dan menguasai bahan ajar dengan baik maka besar kemungkinan kompetensi dasar yang menjadi syarat minimal penguasaan kompetensi tidak akan tercapai. Jika hal ini terjadi maka hasil belajar siswa tidak akan optimal, dalam jangka pendek mungkin tidak lulus dari sekolah.

Pada saat menyusun bahan ajar, hal penting lainnya yang harus diperhatikan guru adalah menyiapkan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran untuk mempermudah penguasaan konsep IPA. Tentunya tidak mudah menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar yang disiapkan apalagi dengan berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, sebagai pelaksana proses pembelajaran guru hendaknya memahami dan mengerti tentang pemilihan bahan ajar dan media pembelajaran. Pada sub-Unit 4.1 ini mahasiswa akan diajak untuk mengenali cara-cara memilih bahan ajar dan media pembelajaran yang murah tetapi memiliki kualitas yang cukup baik.

B. URAIAN

1. Pengembangan Bahan Ajar IPA SD

a. Pengertian

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Pengetahuan yang termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, dan nama orang. Misal, penemu benua Amerika adalah Copernicus Columbus. Pengetahuan yang termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek. Misal, massa adalah besaran kuantitas suatu benda. Pengetahuan yang termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggamb arkan ―jika..maka….‖, misalnya Jika logam dipanasi maka akan memuai , rumus menghitung massa jenis ( ) adalah massa dibagi volume. Pengetahuan yang termasuk materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misal, langkah-langkah mengoperasikan peralatan mikroskop atau langkah-langkah percobaan pengaruh kalor pada benda Untuk mempermudah pemahaman klasifikasi materi pembalajaran, perhatiakn dan pelajari Tabel 4.1.

b. Penentuan Cakupan Bahan Ajar

Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran. Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing

Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Tabel 4.1 Klasifikasi Materi Pembelajaran Menjadi Fakta, Konsep, Prinsip dan Prosedur

No Jenis Pengertian dan contoh Materi

1. Fakta Menyebutkan kapan, berapa, nama, dan di mana. Contoh: Penemu benua Amerika adalah Copernicus Columbus, ayan berkembang biak dengan cara bertelur, sapi adalah hewan menyusui berkaki empat.

2. Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus. Contoh: Definisi : massa adalah besaran kuantitas suatu benda. Identifikasi: belatung berasal dari telur hewan yang menetas pada metamorfosis; Klasifikasi: berdasarkan jenis makanannya paruh burung dikelompokkan menjadi paruh yang lancip- melengkung dan kuat, paruh yang lebar-tumpul, paruh yang lancip- panjang Ciri khusus: alat pernapasan pada ikan adalah insang

3. Prinsip Penerapan dalil, atau hukum yang dapat dinyatakan dengan pernyataan j ika…maka.... Contoh: Hukum Archimedes: Jika benda padat dimasukkan ke dalam zat cair/fluida maka akan mengalami gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan zat cair tersebut.

4. Prosedur Bagan arus atau bagan alur (flowchart), algoritma, langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut. Contoh: Langkah-langkah percobaan pengaruh kalor pada benda (perubahan wujud):

1. Meletakkan balok es batu ke dalam kaleng susu bekas

2. Memanaskan kaleng yang berisi balok es di atas kompor spiritus/nyala lilin

3. Mencatat perubahan wujud yang terjadi pada es dan mencatat waktu yang diperlukan es untuk mencair .

Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran, kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika tujuan pembelajaran IPA dimaksudkan untuk membelajarkan siswa tentang macam-macam bentuk tulang daun, maka uraian materinya mencakup: (1) tulang daun bentuk menyirip, misal pada daun rambutan, lombok,nangka; (2) tulang daun bentuk melengkung, misal pada daun sirih, lada, gadung; (3) tulang daun bentuk pita/sejajar, misal pada daun jagung, padi, alang-alang, tebu; dan tulang daun bentuk menjari misal pada daun pepaya, singkong/ketela pohon.

Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya pada mata pelajaran IPA kelas V, salah satu kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki oleh siswa adalah: ‖menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, bai k sementara maupun tetap‖. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap tersebut termasuk jenis prosedur. Jika dianalisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari siswa agar mampu menyimpulkan hasil penyelidikan perubahan sifat benda yang bersifat sementara maupun tetap

Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Pembelajaran IPA SD

2) perubahan benda yang bersifat tetap; 3) percobaan tentang perubahan sifat benda, baik yang bersifat sementara maupun tetap. Setiap jenis dari keempat materi tersebut masih dapat diperinci lebih lanjut sesuai tujuan pembelajaran yang ditentukan.

c. Penentuan Urutan Bahan Ajar

Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi proses pencernaan makanan pada manusia. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari proses pencernaan makanan pada manusia jika materi tentang organ-organ penyusun sistem organ pencernaan belum dipelajari lebih dulu mengenai urutan dan fungsi masing-masing organ.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu pendekatan prosedural dan pendekatan hierarkis. Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah- langkah melaksanakan suatu tugas. Misal, langkah-langkah menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh manusia, dan termometer untuk mengukur suhu benda. Kedua kegiatan tersebut sama-sama menggunakan termometer tetapi tentunya jenis termometer yang digunakan berbeda dan cara menggunakannya juga berbeda sesuai karakteristik jenis termometernya. Jika urutan cara mengoperasikan kedua jenis termometer tersebut tidak diikuti maka hasil pengukurannya tidak tepat dan akan merusak fungsi termometer yang digunakan.

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis (berjenjang) menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Uraian berikut adalah contoh urutan materi pembelajaran secara hierarkis.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Uraian tentang deskripsi hubungan anatara sifat bahan dengan bahan penyusunnya.

Agar siswa mampu mendeskripsikan hubungan sifat bahan dengan bahan penyusunnya, siswa terlebih dulu harus melakukan percobaan. Misal, percobaan untuk menemukan konsep sifat benang plastik (bahan tali plastik) dan sifat tali plastik, dibandingkan dengan benang katun (bahan) yang terbuat dari serat katun (bahan penyusun benang katun). Setelah melakukan percobaan, diharapkan siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya (jika sifat bahan penyusun semakin kuat maka bahan tersebut juga semakin kuat). Sewlanjutnya, siswa menerapkan konsep yang dimilikinya untuk memecahkan masalah yang terkait dengan hubungan pemilihan bahan dengan kekuatan bahan dalam kehidupan sehari- hari. Misal, suatu hari Ahmadi diminta untuk mengikat kayu bakar untuk dibawa pulang dari kebun ke rumah. Di kebun tersebut ditemukan 2 macam tali dengan bahan yang berbeda. Ada tali plastik, dan ada tali dari serpihan batang pisang yang sudah setengah kering. Tali manakah yang sebaiknya dipilih Ahmadi untuk mengikat kayunya? Jelaskan, mengapa Ahmadi memilih tali tersebut?

Contoh lain tentang urutan tentang hubungan struktur mata dengan fungsinya, yang disajikan pada berikut.

Kompetensi dasar Urutan Materi

1.3 Mendeskripsikan

1. struktur mata

hubungan struktur panca

2. fungsi setiap bagian mata indera, misal mata dan

3. fungsi mata

fungsi mata

4. hubungan kornea dengan fungsi mata

5. cara kerja mata

d. Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.

Prinsip relevansi artinya keterkaitan . Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai contoh, jika kompetensi yang

Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Prinsip konsistensi artinya keajegan . Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah mendeskripsikan hubungan struktur panca indera dengan fungsinya yang meliputi struktur mata (yaitu selaput bening, iris mata, pupil, lensa mata, otot pemegang lensa, badan bening, retina, bintik kuning, syaraf mata), fungsi setiap bagian mata, fungsi mata sebagai indera penglihat, dan hubungan antara bagian mata dengan fungsi mata, maka materi yang diajarkan juga harus meliput susunan bagian-bagian mata secara berurutan dari luar ke dalam, fungsi setiap bagian mata, fungsi mata, dan hubungan antara bagian mata dengan fungsi mata.

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

e. Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar

Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, guru terlebih dahulu perlu memahami kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.

Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.

b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hapalan adalah dengan menggunakan ―jembatan keledai”, ―jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk me ngajarkan prosedur adalah ―demonstrasi‖. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:

1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, simbo l atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya ―ya‖ maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah ―fakta‖.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya ―ya‖ berarti materi yang harus diajarkan adalah ―konsep‖.

3. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila ―ya‖ maka materi yang harus diajarkan adalah ―prosedur‖.

4. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya ―ya‖, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori ―prinsip‖.

Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya ―Ya‖, maka materi pembelajaran

yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.

5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya ―Ya‖, maka materi pembelajaran

yang harus diajarkan adalah aspek motorik.

2. Media Pembelajaran IPA SD

Apa yang dimaksud dengan media? Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara umum, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.

Media memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Mengapa? Media merupakan alat bantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Jika digunakan secara benar, media pembelajaran dapat memperlancar interkasi guru dan siswa, siswa dan siswa, serta siswa dan sumber belajar.

Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak ragamnya. Secara umum, media pembelajaran di SD terdiri dari media audio, media visual, dan

Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Berdasarkan bentuk penyajiannya, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi media pembelajaran non-projected yaitu media pembelajaran yang langsung dapat digunakan tanpa menggunakan alat proyeksi seperti gambar, charta, foto, dan peta, dan media pembelajaran projected yaitu media pembelajaran yang memerlukan alat proyeksi seperti film, slide, dan power point.

Media pembelajaran dapat bersifat alami dan buatan. Media pembelajaran alami merupakan media pembelajaran yang sesuai dengan benda aslinya di alam seperti hewan, tumbuhan, danau, dan gunung. Media pembelajaran buatan merupakan media pembelajaran hasil modfikasi atau meniru benda aslinya, seperti model alat pernafasan, model jantung manusia, dan torso. Media-media tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan dan kemampuan guru serta sekolah.

Penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA memiliki relevansi yang sangat tinggi karena memiliki kesesuaian dengan hakikat IPA. IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis yang diikuti dengan pengujian gagasan-gagasan. IPA sebagai proses lebih menekankan pada perolehan konsep IPA melalui pengalaman belajar yang lebih nyata, yang melibatkan segala kemampuan dan potensi yang dimilkinya.

Peranan media pembelajaran IPA sehubungan dengan pendekatan ketrampilan proses, antara lain: 1) dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antara siswa dan sesamanya dalam kegiatan belajar mengajar; 2) dapat merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan siswa agar dapat mendorong kegiatan pembelajaran sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna bagi siswa; 3) dapat membangkitkan keinginan

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Berkaitan dengan keterampilan proses, manfaat media pembelajaran IPA bagi siswa adalah: 1) dapat meningkatkan motivasi belajar, 2) dapat menyediakan variasi belajar, 3) dapat memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar, 4) dapat memberikan contoh yang selektif, 5) dapat memberi contoh yang selektif, 6) dapat merangsang berpikir analisis, dan 7) dapat memberikan situasi belajar yang menyenangkan tanpa beban atau tekanan. Manfaat media pembelajaran IPA bagi guru adalah: 1) dapat memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran, 2) dapat memberikan sistematika belajar, 3) dapat memudahkan kendali pengajaran, 4) dapat membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian, 5) dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar, dan 6) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Media pembelajaran dapat memiliki nilai praktis, yaitu:

1) dapat menampilkan obyek yang terlalu besar, yang tidak mungkin dibawa kedalam kelas, seperti bulan, bumi dan matahari;

2) dapat memperlambat gerakan yang terlalu cepat seperti gerakan kecambah yang tumbuh, gerak benda jatuh;

3) memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka yang sulit diamati atau yang berbahaya di lingkungan belajar.

Guru IPA hendaknya dapat mempertimbangkan kelayakan suatu alat menjadi sebuah media pembelajaran Pertimbangan yang dapat dipakai guru IPA untuk memilih media pembelajaran yang baik antara lain:

1) kelayakan praktis (keakraban guru dengan jenis media pembelajaran) meliputi ketersediaan media pembelajaran di lingkungan belajar setempat, ketersediaan waktu untuk mempersiapkan media, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung dan keluwesan, artinya mudah dibawa kemana-mana, digunakan kapan saja dan oleh siapa saja;

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

2) kelayakan teknis (relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan merangsang terjadinya proses belajar); dan

3) kelayakan biaya (biaya yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat yang diperoleh). Disamping itu, media pembelajaran IPA SD tidak rumit dalam penyediaan dan penggunaannya. Alat tersebut hendaknya didesain dengan perencanaan yang matang. Perencanaan itu mencakup beberapa hal antara lain; analisis untung ekonomis secara ekonomis, jumlah dan jenis alat yang akan digunakan, keterampilan yang diperlukan, gambar atau bagan yang akan dibuat, rancangan atau konstruksi alat, dan evaluasi alat yang dibuat.

Berikut ini adalah sebuah contoh media pembelajaran IPA SD yang sederhana berupa pemanfaatan barang bekas. Pembuatan alat praktikum secara sederhana dapat menggunakan barang bekas. Barang bekas disini dapat berupa kaleng susu atau kaleng biskuit. Dalam suatu rumah tangga pasti banyak memiliki barang bekas yang tidak terpakai lagi tapi kalau dibuang dapat merusak lingkungan. Kalau barang tersebut dapat dipergunakan untuk membuat suatu media pembelajaran maka guru tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Dan juga tidak perlu mengajar hanya dengan metode ceramah saja yang membuat anak menjadi bosan untuk belajar.

Kaleng bekas dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi tekanan udara, sifat air, bunyi dll. Untuk sifat air, misalnya, kaleng bekas dapat digunakan untuk membuktikan bahwa air menekan ke segala arah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat 4 lubang dengan jarak sama antar satu lubang dengn lubang lain di sekeliling sisi kaleng. Contoh lain, untuk tekanan udara dapat digunakan kaleng bekas yang dilubangi secara vertikal untuk mengetahui hubungan antara laju air terhadap jarak air yang keluar dari lubang kaleng dan juga terhadap tinggi permukaan air di dalam kaleng. Masih banyak lagi barang bekas selain kaleng yang dapat digunakan untuk membuat alat praktikum IPA.

C. LATIHAN

Kerjakan latihan di bawah ini untuk memperdalam pemahaman anda terhadap bahan ajar dan media pembelajaran.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

1. Pilihlah masing-masing satu kompetensi dasar mata pelajaran IPA SD kelas awal (kelas 1-3) dan kelas tinggi (kelas 4-6). Tentukan salah satu materi IPA masing-masing KD untuk alokasi waktu 2 x 35 menit.

2. Buatlah indikator dan tujuan pembelajaran untuk alokasi waktu dan materi yang sudah ditentukan pada soal 1.

3. Susunlah bahan ajar materi tersebut sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran serta alokasi waktu yang disediakan.

4. Tentukan media pembelajaran yang akan digunakan. Media yang digunakan hendaknya merupakan media sederhana yang bersifat konkret dan dapat diperoleh dengan mudah, sederhana dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

D. RANGKUMAN

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Hal yang penting dalam menentukan bahan ajar adalah ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Selain itu juga perlu diperhatikan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.

Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Langkah- langkah pemilihan bahan ajar meliputi mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, dan memilih sumber bahan ajar.

Media merupakan alat bantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Secara umum media pembelajaran di SD terdiri dari media audio, media visual,

Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA memiliki relevansi yang sangat tinggi karena memiliki kesesuaian dengan hakikat IPA karena dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antara siwa dan sesamanya dalam kegiatan belajar mengajar; merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan siswa agar dapat mendorong kegiatan relajar mengajar, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna bagi siswa; membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa, sehingga perhatian siswa dapat terpusat pada bahan pelajaran yang diberikan guru; meletakan dasar- dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga membuat pelajaran lebih lama diingat; dan memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri dikalangan siswa.

E. TES FORMATIF

Jawablah pertanyaan di bawah ini untuk mengukur pemahaman anda pada materi

bahan ajar dan media pembelajaran .

1. Jelaskan langkah-langkah pemilihan bahan ajar yang dapat mencapai tujuan

pembelajaran?

2. Jelaskan prinsip-prinsip penentuan cakupan bahan ajar?

3. Sebutkan jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA di SD? Jelaskan!

4. Jelaskan keterkaitan penggunaan media pembelajaran dengan hakikat IPA

dan keterampilan proses IPA!

F. UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban sub-Unit 4.1yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub-Unit 4.1.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Rumus:

Skor jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan =

X 100%

Skor total

Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi skor

25. Skor berikutnya ditentukan dengan persentase tingkat kebenaran jawaban. Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :

90 – 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 – 79% = cukup < 70%

= kurang Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi sub-Unit 4.1 terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

SUB-UNIT 4.2 EVALUASI PEMBELAJARAN IPA

A. PENGANTAR

Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru setelah memilih bahan ajar dan media pembelajaran adalah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tersebut menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

Beberapa ahli menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bergantung pada tahapan atau langkah-langkah pembelajaran yang bermuara pada model pembelajaran. Ada banyak model-model pembelajaran yang dikembangkan dan model-model pembelajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Di antara beberapa model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran tematik dan model pembelajaran Learning Cycle (siklus belajar). Kedua model tersebut direkomendasikan ahli-ahli pembelajaran untuk digunakan pada pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Apa yang dimaksud dengan dengan model pembelajaran tematik dan siklus belajar? Bagaimanakah menyusun pembelajaran dengan model-model tersebut? Pada sub-Unit 4.2 ini anda akan diajak untuk mengenali karakteristik model pembelajaran tematik dan siklus belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.

B. URAIAN

1. Model Tematik (Integrated Model)

Apa yang disebut model tematik? Mengapa di sekolah dasar, khususnya siswa kelas awal (kelas 1, 2, dan 3) dianjurkan menggunakan model pembelajaran tematik? Apa keunggulannya dibanding model pembelajaran lainnya?

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Pertanyaan-pertanyaan di atas sering kita ajukan ketika membahas pembelajaran di sekolah dasar. Pernahkah anda memikirkan dan mencoba mencari jawabannya? Mungkin anda akan menjawab bahwa model tematik dilaksanakan di SD karena kurikulumnya meminta demikian. Namun, apa alasan KTSP merekomendasikan model tematik untuk pendidikan dasar? Untuk menjawab semua permasalahan ini, pelajarilah sub-Unit 4.2 ini dengan seksama agar dapat memecahkan permasalahan di atas.

a. Pengertian Pembelajaran Model Tematik

Pada KTSP, pembelajaran model tematik merupakan model pembelajaran yang dianjurkan untuk pembelajaran di pendidikan dasar. Pendidikan dasar ini mencakup sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna pada tingkat pendidikan dasar khususnya SD masih bersifat konkret dan holistik (menyeluruh). Siswa pendidikan dasar lebih mudah memahami sesuai berdasarkan seluruh aspek yang dialaminya. Aspek-aspek tersebut bermuara pada beberapa mata pelajaran di sekolah sehingga pembahasannya memerlukan tema atau topik.

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan dua atau lebih mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Di sekolah dasar, pembelajaran tematik meliputi mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, PKn, IPS, dan matematika.

Pemberian tema pada topik yang dibahas dari dua atau lebih mata pelajaran diharapkan akan memberikan banyak keuntungan bagi guru dan siswa. Keuntungan tersebut di antaranya:

1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

2) siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama.

3) pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

5) siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

6) siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain.

7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Mengapa pembelajaran tematik diberikan pada siswa? Apa saja yang melandasi pembelajaran tematik? Landasan pembelajaran tematik mencakup landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis.

1) Landasan filosofis Pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing- masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

2) Landasan Psikologis. Pembelajaran tematik berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

3) Landasan Yuridis Pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

Pada pembelajaran tematik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pembelajaran tematik menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif. Siswa memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget, yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Selain itu, pembelajaran tematik juga menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Sebagai fasilitator belajar siswa, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan

Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Manfaat yang diperoleh bagi guru dan siswa apabila pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan tema adalah: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,

2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2) Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

3) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Hal-hal perlu diperhatikan jika kita akan melaksanakan model pembelajaran tematik adalah bahwa tidak semua mata pelajaran harus dipadukan. Pada pembelajaran tematik dimungkinkan terjadinya penggabungan beberapa kompetensi dasar pada lintas semester. Pembelajaran tematik tidak dilaksanakan jika kompetensi dasar tersebut tidak dapat dipadukan, oleh karen itu jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan atau tidak tercakup pada tema tertentu dibelajarkan secara tersendiri dan tetap diajarkan, baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri. Kegiatan pembelajaran tematik menekankan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral. Untuk keberhasilan pembelajaran, tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Keunggulan model tematik terletak pada ciri-ciri. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

c. Tahap-tahap Model Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari Contoh 1:

Kegiatan Jenis kegiatan Kegiatan pembukaan

Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik

Kegiatan inti  Kegiatan untuk pengembangan membaca  Kegiatan untuk pengembangan menulis  Kegitan untuk pengembangan berhitung

Kegiatan penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita

Contoh 2: Kegiatan

Jenis kegiatan Kegiatan pembukaan

(anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

Waktu

berkumpul

Kegiatan inti  Pengembangan kemampuan menulis (kegiatan

kelompok besar)  Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan

kelompok kecil atau berpasangan)  Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat

pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan

Kegiatan penutup

 Mendongeng  Pesan-pesan moral  Musik/menyanyi

Contoh skenario dengan model pembelajaran tematik dapat dilihat pada website Matakuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD

2. Model Siklus Belajar (Learning Cycle Model)

Apa yang disebut model siklus belajar? Mengapa model siklus belajar perlu dikembangkan guru termasuk guru SD? Pertanyaan ini mungkin muncul dalam benak anda. Untuk menjawab semua pertanyaan ini, pelajarilah sub-Unit

4.2 ini dengan seksama agar dapat memecahkan permasalahan di atas.

a. Pengertian Model Siklus Belajar