IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2016 2017 (STUDI EMPIRIK SISWA TUNA RUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2016/ 2017

(STUDI EMPIRIK SISWA TUNA RUNGU

DI SMPLB NEGERI SALATIGA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh

FISCHA AMILA

NIM 111 10 140

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2016/ 2017

(STUDI EMPIRIK SISWA TUNA RUNGU

DI SMPLB NEGERI SALATIGA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh

FISCHA AMILA

NIM 111 10 140

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  “Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”

  

~ Ki Hadjar Dewantara ~

  “Tidak mungkin akan ada inovasi penting dalam pendidikan apabila tidak berpusat pada sikap guru-gurunya. Keyakinan, asumsi, perasaan para guru: semua itulah yang membentuk atmoster dalam lingkungan belajar: yang menentukan kualitas kehidupan.”

  

~ Postman dan Weingartner ~

PERSEMBAHAN

  Untuk yang terkasih kedua orangtuaku, Saudara-saudaraku, dan para dosenku, serta sahabat-sahabatku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, karunia, dan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

  Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia. Dan semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya. Amin.

  Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar akademik Sarjana pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Judul skripsi penulis adalah

  “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

  

AGAMA ISLAM TAHUN 2016/ 2017 (STUDI EMPIRIK SISWA TUNA

RUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA)

  .” Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan , bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., sebagai Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Dra. Nurhasanah, M.Pd., selaku pembimbing akademik.

  5. Drs. H. Alfred L.,M.SI, selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dan berbagi ilmu untuk mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi.

  6. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si., Dr. Muh. Saerozi, M.Ag., Jaka Siswanta, M.Pd., Drs. Miftahuddin, M.Ag., Achmad Maimun, M.Ag., Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag., Prof. Dr. H. Budihardjo,M.Ag., Drs. Abdul Syukur, M.Si, Dra.Farikah, M.Pd., Muna Erawati, S.Psi., M.Si., Dr. Zakiyuddin, M. Ag., M.Farid Abdullah, S.PdI., serta seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang senantiasa berbagi ilmu.

  7. Bapak Muhlisun, selaku kepala sekolah Sekolah Luar Biasa Negeri Salatiga yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

  8. Bapak Eko Puji Widodo, selaku guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Negeri Salatiga yang membantu penulis dalam penelitian di sekolah tersebut.

  9. Seluruh bapak dan ibu guru, serta karyawan SLB Negeri Salatiga.

  10. Bapak Untoro, selaku guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga karena berbagi ilmu dalam hal yang berkaitan dengan penelitian.

  11. Kedua orangtuaku (Bapak Jamaludin dan Ibu Siti Nasikhah), kedua adikku (Ahmad Nurul Yaqin dan Ahmad Khoiru Niam), kedua kakak sepupu (Mas Heri Kristanto dan Mbak Titik Anggreini), tante dan pamanku (Bulik sahabat (Dina Khusniah, Alfi Nur Jannah, Ajna Dina, Nenden Esa, Febri Ari, Ria Januarita, Ika Wijaya S., dan Nikmatul Khoiriyah) yang selalu memberikan doa dan motivasinya.

12. Kepada siapapun dan semua pihak yang telah memberikan ilmu, memberi bantuan, serta dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipatganda kepadanya. Selanjutnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini. Sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.

  Salatiga, 12 Juni 2017 Fischa Amila Penulis

  

ABSTRAK

  Amila, Fischa. 2017. Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama

  

Islam Tahun 2016/ 2017 (Studi Empirik Siswa Tuna rungu di SMPLB Negeri

Salatiga) . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Alfred L.,M.Si.

  

Kata Kunci: implementasi model pembelajaran, metode, dan media pembelajaran

  Implementasi model pembelajaran PAI siswa tuna rungu merupakan penerapan konsep langkah-langkah pembelajaran PAI bagi siswa tuna rungu. Problematika bagi siswa tuna rungu adalah kelemahannya dalam mendengar serta mengucapkan kata dengan baik dan benar sehingga pemahaman akan kosakata sangatlah minim.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang implementasi model pembelajaran PendidPikan Agama Islam (studi empirik siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga).

  Fokus penelitian yaitu (1) Bagaimanakah implementasi model pembelajar

  • an Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga?, (2) Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga?, (3) Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga?, (4) Apa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam implemen- tasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga?, (5) Apa saja solusi yang dilakukan guru dalam implementasi mo
  • del pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka dilakukan penelitian menggunakan metode kualitatif berdasarkan sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data didapatkan melalui observasi, wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, serta dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya dengan mengumpulkan, mereduksi, penyajian, penarikan kesimpulan, serta pengecekan keabsahan data yang meliputi trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode.

  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa implementasi (penerapan) model pembelajaran khususnya untuk siswa tunarungu, guru lebih banyak menggunakan bahasa dan gerakan isyarat, pendekatan oral mulut, metode menulis, kegiatan latihan/ praktek, serta pemanfaatan media yang bersifat visual. Serta tidak semua model pembelajaran dapat diimplementasikan secara sempurna dalam proses belajar mengajar khususnya untuk siswa tunarungu. Sedangkan metode yang digunakan adalah Metode Ceramah, Praktek/ Latihan, Drill, Methode Maternal

  

Reflektif , Insist on Writing, Metode Bang Jo, Maching a Card, Provide

  Dan media pembelajaran yang digunakan adalah LCD, Whiteboard, Captioning.

  

Puzzle Card, Video, dan alat peraga lalu lintas. Kesulitan yang dihadapi guru

  

DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................

  I LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii

HALAMAN JUDUL .................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................. vii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................ viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang ...................................................................................

  B.

  6 Fokus Penelitian .................................................................................

  C.

  7 Tujuan Penelitian ...............................................................................

  D.

  7 Kegunaan Penelitian ..........................................................................

  E.

  8 Penegasan Istilah ................................................................................

  F.

  Metode Penelitian 1.

  15 Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................

  2.

  16 Kehadiran Peneliti ........................................................................

  3.

  16 Lokasi Penelitian ..........................................................................

  4.

  16 Sumber Data .................................................................................

  5.

  17 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................

  6.

  19 Analisis Data ................................................................................

  7.

  21 Pengecekan Keabsahan Data .......................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Model Pembelajaran 1.

  26 Definisi Model Pembelajaran ......................................................

  2. Model-Model Pembelajaran dan Implementasinya a.

  27 Model Perolehan Konsep .......................................................

  b.

  28 Model Berpikir Induktif .........................................................

  c.

  28 Model Pertemuan Kelas .........................................................

  d.

  29 Model Simulasi Sosial ...........................................................

  e.

  30 Model Pembelajaran Tematik ................................................

  f.

  30 Model Pembelajaran PAKEM ...............................................

  g.

  31 Model Pembelajaran Kontekstual ..........................................

  h.

  33 Model Pembelajaran e-Learning .........................................

  B.

  Metode Pembelajaran 1.

  35 Definisi Metode Pembelajaran .....................................................

  2. Metode-Metode Pembelajaran a.

  36 Metode Ceramah ....................................................................

  b.

  36 Metode Diskusi ......................................................................

  c.

  37 Metode Tanya Jawab/ Interaktif ............................................

  d.

  37 Metode Demonstrasi ..............................................................

  e.

  37 Metode Sosio Drama ..............................................................

  f.

  38 Metode Karyawisata ..............................................................

  g.

  38 Metode Drill ...........................................................................

  h.

  38 Metode Problem Solving ....................................................... i.

  38 Metode Make a Match Card ..................................................

  C.

  Media Pembelajaran 1.

  39 Definisi Media Pembelajaran .......................................................

  2.

  40 Media-Media Pembelajaran .........................................................

  3.

  40 Jenis dan Klasifikasi Media .........................................................

  2.

  43 Cakupan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .......................

  3.

  46 Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................

  E.

  Tuna Rungu & Tuna Wicara 1.

  48 Definisi Tuna Rungu & Tuna Wicara ..........................................

  2.

  49 Faktor Penyebab Tuna Rungu ......................................................

  3.

  50 Klasifikasi Tingkat Pendengaran Tuna Rungu dan Tuna Wicara 4.

  52 Pembelajaran anak Tuna Rungu & Tuna Wicara ........................

  a.

  Pendekatan Pembelajaran Komunikasi 1)

  55 Verbal ............................................................................... 2)

  56 Non Verbal ....................................................................... 3)

  57 Metode Pembelajaran BKPBI .......................................... 4)

  58 Campuran .........................................................................

  b.

  Pendekatan Pembelajaran Bahasa 1)

  58 Metode Formal ................................................................. 2)

  59 Metode Okasional ............................................................ 3)

  59 Metode Maternal Reflektif ...............................................

  5.

  61 Kesulitan-Kesulitan Tuna Rungu .................................................

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum 1.

  63 Sejarah Berdirinya Sekolah ..........................................................

  2.

  64 Identitas Sekolah ..........................................................................

  3.

  65 Slogan dan Visi SLB Negeri Salatiga ..........................................

  4.

  66 Fasilitas Kegiatan Belajar Mengajar SLB Negeri Salatiga ..........

  5.

  66 Struktur Organisasi SLB Negeri Salatiga ....................................

  6.

  66 Daftar Nama Guru dan Karyawan SLB Negeri Salatiga .............

  7.

  68 Daftar Nama Siswa Tuna Rungu SMPLB Negeri Salatiga .........

  B.

  68 Daftar Informan ...........................................................................

  C.

  Temuan Penelitian

  2. Metode Pembelajaran PAI bagi Siswa Tuna Rungu SMPLB Negeri Salatiga .............................................................................

  3. Media Pembelajaran PAI bagi Siswa Tuna Rungu SMPLB Negeri Salatiga .............................................................................

  4. Kesulitan yang Dihadapi Guru dan Solusi yang Dilakukannya dalam Implementasi Model Pembelajaran pada Proses Belajar- Mengajar ......................................................................................

  BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Siswa Tuna Rungu di SMPLB Negeri Salatiga ................................. B. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Siswa Tuna Rungu di SMPLB Negeri Salatiga ..................................................... C. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Siswa Tuna Rungu di SMPLB Negeri Salatiga ..................................................... D. Kesulitan yang Dihadapi Guru dalam Implementasi Model Pembelajaran ...................................................................................... E. Solusi yang Dilakukan dalam Implementasi Model Pembelajaran ... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran .................................................................................................. DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN

  74

  76

  78

  82

  88

  92

  93

  97 100 103

  

DAFTAR TABEL

2. 1 Implementasi Model Perolehan Konsep .................................................

  34

  60

  57

  54

  40

  31

  34

  38

  37

  36

  35

  34

  2. 2 Model Pembelajaran Inquiry Training .................................................... 2. 3 Model Pembelajaran Non Directive Teaching ........................................ 2. 4 Model Pembelajaran Awarenes Training ................................................ 2. 5 Model Pembelajaran Pertemuan Kelas ................................................... 2. 6 Model Pembelajaran Bermain Peran ...................................................... 2. 7 Model Pembelajaran Simulasi Sosial ...................................................... 2. 8 Model Pembelajaran Jurisprudential Inquiry ......................................... 2. 9 Model Pembelajaran Modifikasi Perilaku .............................................. 2. 10 Model Pembelajaran Kasus ................................................................... 2. 11 Model Pembelajaran Targhib-Tarhib ................................................. 2. 12 Model Pembelajaran Active Learning ................................................... 2. 13 Model Pembelajaran Quantum Learning .............................................. 3. 1 Daftar Nama Guru dan Karyawan SLB Negeri ......................................

  33

  32

  32

  31

  30

  29

  29

  27

  2. 2 Klasifikasi Kerucut Pengalaman Dale .................................................... 2. 3 Skema Pendekatan Pembelajaran anak Tuna Rungu .............................. 2. 4 Abjad Jari ................................................................................................ 2. 5 MMR SMP-SMA .................................................................................... 3. 1 Struktur Organisasi SLB Negeri Salatiga ...............................................

  DAFTAR GAMBAR 2. 1 Perkembangan Pembelajaran PAKEM ...................................................

  3.2 Daftar Siswa Tuna Rungu SMPLB Negeri Salatiga ................................

  66

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN 3 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 4 SURAT TUGAS SKRIPSI LAMPIRAN 5 PERMOHONAN IJIN SKRIPSI LAMPIRAN 6 SURAT KETERANGAN PENELITIAN LAMPIRAN 7 PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 8 BIODATA INFORMAN LAMPIRAN 9 LEMBAR KONSULTASI LAMPIRAN 10 SKK LAMPIRAN 11 ARSIP FOTO PENELITIAN LAMPIRAN 12 DATA SLB NEGERI SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  merupakan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan oleh pendidik untuk menerapkan suatu model pembelajaran tertentu guna mempermudah transfer informasi dan pengetahuan kepada peserta didik atau siswa.

  Kegiatan praktek dalam proses belajar mengajar dapat membantu peserta didik untuk memahami materi pembelajaran melalui pengalaman belajar praktik-empirik.

  Dalam Sisdiknas (No. 20 tahun 2003: 3), menegaskan juga bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

  Arends (1997) mengemukakan bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya karena masing- masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu (Trianto, 2012: 25).

  Dalam implementasi model pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak bisa terlepas dari dua komponen lainnya yaitu metode dan media pembelajaran. Karena komponen-komponen

  Ada beberapa model dan metode yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan kita seperti model pembelajaran pemrosesan informasi, interaksi sosial, PAKEM, quantum learning, kontekstual, dan lain sebagainya. Dan beberapa metode pembelajaran, contohnya metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelas, resitasi, dan lain-lain.

  Tentu media juga memiliki peranan penting dalam implementasi model pembelajaran tertentu. Media dapat menjadi sarana penghubung interaksi berkenaan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (siswa). Beberapa contoh media pelajaran adalah media cetak, buku, OHP, LCD, dan seiring berkembangnya teknologi maka media pembelajaran semakin berkembang. Media berperan penting sebagai suplemen dalam proses interaksi belajar-mengajar.

  Beberapa masalah bisa timbul dalam praktek implementasi model pembelajaran tertentu, seperti dari segi fasilitas sekolah, kondisi peserta didik, dan pemahaman serta penguasaan pendidik terhadap model pembelajaran tertentu. Terkadang guru kurang menguasainya, terlebih model dan metode pembelajaran itu diimplementasikan pada siswa berkebutuhan khusus. Tentu hal ini akan berbeda dengan anak biasa.

  Esensi implementasi adalah suatu proses dan aktivitas untuk mentransfer ide ataupun gagasan, program, dan harapan yang dituangkan dalam bentuk desain tertulis supaya dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut (Nurdin,2003: 73).

  Menurut Hafidz dan Kastolani (2009: 141) kesempatan untuk memperoleh pengajaran dan pendidikan dalam Islam diberikan kepada semua individu dan semua anggota masyarakat, baik sempurna maupun cacat.

  Pendidikan juga untuk mendidik generasi dengan seluruh aspeknya dalam kehidupan, Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al- Jumu’ah: 2

  َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ

َ با تِكْنا َُمٍُُمِّه عٌُ َ َْمٍٍِِّك زٌُ َ ًَِِتا ٌآ َْمٍٍِْ ه ع ُُهْت ٌ َْمٍُْىِّم َالُُس ر َ هٍٍِِّّمُ ْلْا ًِف َ ث ع ب يِذَّنا َ ٌُُ

٢ َ- َ َ َ َُمْب ق َ َ اُُوا ك َ َ َ ل لَ ض

  • Artinya: Dia-lah yang Mengutus seorang Rasul kepada kaum yang

  ًِف ن هِم َ هٍِبُّم نِإ َ َ ة مْكِحْنا َ

  

buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada

mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan

kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya,

mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata . (Q.S. al-Jumuah: 2)

  Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003, pasal 5 dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (ayat 1), dan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan / atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (ayat 2). Kelaianan yang dimaksud adalah anak berkebutuhan khusus dimana anak memiliki karakteristik yang khusus berbeda dengan anak pada umumnya. Beberapa jenis ABK adalah tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, autis, downsyndrom, tuna laras, tuna daksa, dan sebagainya.

  Setiap anak memiliki bakat dan potensinya masing-masing, dengan adanya pendidikan luar biasa ABK diberi kesempatan yang sama seperti anak pada umumnya. Sehingga mereka mampu berkomunikasi mandiri dengan orang-orang sekitarnya.

  Kendala yang dialami oleh tuna rungu adalah berbicara, terkadang mereka sulit mengungkapkan kata-kata, ataupun kalimat dengan cepat.

  Mereka berbicara sedikit lamban dari orang biasa. Sedangkan dalam proses pembelajaran membutuhkan komunikasi yang baik antara pendidik dan peserta didik. Hal ini menjadi tugas pendidik untuk membangun komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran terhadap peserta didiknya yang memiliki kekhususan yaitu tunarungu.

  Menurut Prashing (2007: 71) menerima keragaman manusia dan kebutuhan belajar mereka akan mengarah pada praktek pengajaran yang lebih baik, dengan penggunaan teknik-teknik manajemen kelas yang baru.

  Anak tuna rungu juga memiliki hak yang sama seperti anak normal lainnya. Mereka menginginkan kesempatan untuk menggali potensi- potensinya guna meraih impian dan cita-cita di masa depannya. Setiap muslim tidak terkecuali memiliki kewajiban yang sama untuk memperoleh pengetahuan dan tidak mempersulitnya. Dalam hadits disebutkan,

  َ َ َ َ لا ق َُة بْعُش ا ى ثَّد حَ لا قَ دٍِْع سَ ُهْبَ ًْح ٌَا ى ثَّد ح َ لا قَ راَّش بَ ُهْبَُدَّم حُمَا ى ثَّد ح َِحاٍََّّتناَ ُُْب أًَِى ثَّد ح

  

َاَُزِّش ب ََاَُزِّس عُتَ ل ََاَُزِّس ٌَ لا قَ مَّه س ًٍََِْ ه عَُ َّاللََّىَّه صَ ًِِّبَّىناَ ْه عَ كِنا مَ ِهْبَِس و أَ ْه ع

)يراخبناَياَر(َاَُزَّف ىُت ل َ

  Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id berkata, telah menceritakan

  

jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lain

lari.

  (H.R Bukhari)

  Dalam kegiatan belajar mengajar transfer pengetahuan, ada langkah-langkah/ prosedur yang harus dilakukan untuk menerapkan (mengimplementasikan) model dan metode pembelajaran tertentu. Terutama dalam berlangsungnya proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam kepada siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga yang memiliki keterbatasan/ kekurangan dalam mendengar secara sebagian ataupun keseluruhan. Selain itu media pembelajaran yang digunakan dan karakter daripada siswa tuna rungu dalam pembelajaran PAI serta pengolahan bahasa dan tingkat wicaranya.

  Beberapa problematika siswa tuna rungu, adalah kesulitan dalam menerjemahkan sesuatu yang abstrak & kesulitan belajar dalam hal mengingat karena faktor keterlambatan kematangan otak yang mengakibatkan minimnya kosakata, serta mereka cenderung bersikap asosial dalam lingkungan pergaulannya.Masalah lain yang timbul adalah kurangnya pelatihan bagi pengajar PAI anak berbutuhan khusus terutama siswa tunarungu, tidak adanya buku pedoman khusus, dan hanya menginduk pada KI KD untuk pembelajaran PAI siswa biasa, serta minimnya tingkat pemahaman pengajar mengenai model pembelajaran tertentu. Hal inilah yang menjadikan keterlambatan perkembangan pendidikan siswa tuna rungu dan tersendatnya penerapan model

  Melihat hambatan, problematika, serta pemaparan diatas tentang pendidikan dan proses pembelajaran siswa tuna rungu, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian kepada anak berkebutuhan khusus dengan judul

  IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2016/ 2017 (Studi Empirik Siswa Tuna rungu di SMPLB N Salatiga).

B. Fokus Penelitian

  Berikut ini merupakan rumusan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus dalam penelitian.

1. Bagaimanakah implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga? 2. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan

  Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga? 3. Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan

  Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga? 4. Apa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di

  SMPLB Negeri Salatiga? 5. Apa saja solusi yang dilakukan guru dalam implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB

  Negeri Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  Berikut ini adalah sasaran sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan dan menjadi tujuan penelitian.

  1. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga.

  2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga.

  3. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga.

  4. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga.

  5. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan guru dalam implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Berikut ini kegunaan ataupun manfaat penelitian yang dilaksanakan baik secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

  Memberikan pemahaman kepada pelaksanaannya pendidikan khususnya tentang model pembelajaran yang diimplementasikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap siswa tuna rungu di SMPLB Negeri Salatiga berserta implementasinya.

2. Manfaat Praktis a.

  Mendeskripsikan partisipasi guru dalam menggunakan model pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan implementasinya terhadap siswa tuna rungu di SLBN Salatiga pada jenjang SMPLB.

  b.

  Memberikan solusi pembelajaran khususnya untuk siswa tuna rungu dan meningkatkan pengetahuan bagi peneliti.

E. Penegasan Istilah 1. Implementasi Model Pembelajaran

  Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari perbedaan pemahaman antara pembaca dan peneliti mengenai istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Berikut ini beberapa istilah yang terdapat dalam konsep rumusan fokus penelitian.

a. Implementasi

  Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 327), memilki arti pelaksanaan, penerapan. Sehingga mengimplementasikan bisa diartikan melaksanakan, menerapkan.

  Jadi implementasi itu yang diterapkan dan dilaksanakan yaitu kurikulum beserta rencana pelaksanaan pembelajaran untuk

  Dan dalam Kamus Inggris Indonesia (An English-

  Indonesian Dictionary ), implementation berarti pelaksanaan, implementasi (John M. Echols & Hassan Shadily, 2005:313).

  Menurut Martinis dan Bansu (2009: 128), implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dlam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan konsep. Nurdin (2003: 70) berpendapat bahwa implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, dan mekanisme suatu sistem. Maka implementasi merupakan kegiatan terencana dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan tertentu guna mencapai tujuan kegiatan. Oleh sebab itu, implementasi tidak berdiri sendiri dan dipengaruhi suatu objek.

  Maka penulis menyimpulkan bahwa implementasi adalah suatu tindakan dengan menerapkan langkah-langkah yang terencana.

b. Model Pembelajaran

  Didalam Kamus Psikologi, model adalah satu penyajian fisik dari satu sistem untuk memperlihatkan cara kerja sistem tersebut (J.P. Chaplin, 2011: 307).

  Dalam Kamus Inggris Indonesia (An English-Indonesian

  Dictionary ), mode memiliki arti cara (John M. Echols & Hassan mengartikan model adalah suatu pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

  Menurut Meyer, model diartikan sebagai suatu konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata serta dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Trianto, 2012: 21).

  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Sisdiknas No. 20 tahun 2003: 3).

  Sedangkan Joyce mendefinisikan model pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau pola yang digunakan untuk pedoman perencanaan pembelajaran di kelas supaya tujuan pembelajaran tercapai (Trianto, 2012: 22).

  Maka penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu konsep/ sistem yang digunakan sebagai pedoman interaksi belajar-mengajar supaya tujuan pembelajaran tercapai.

c. Pendidikan Agama Islam

  Sedangkan penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tertera pada pasal 37 ayat 1, menyebutkan Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

  Dan menurut Usman (2002:4), menuliskan Pendidikan Agama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan dan akhlak terpuji guna menjadi manusia yang taqwa kepada Allah Swt.

  Dalam katalog kurikulum 2004, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-

  Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

  Maka penulis menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sistematis dalam pendidikan untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Islam.

2. Metode Pembelajaran

  Dalam Kamus Inggris Indonesia (An English-Indonesian ), method memiliki arti metode, cara (John M. Echols &

  Dictionary

  Hassan Shadily, 2005:379). Dan kata metode dalam Kamus Besar

  Bahasa Indonesia berarti cara yang tersusun untuk mencapai tujuan khususnya dalam hal ilmu pengetahuan.

  Metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik didalam interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam program belajar mengajar sebagai proses pendidikan (Daradjat, 1993: 35).

  Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2008: 2).

  Maka penulis menyimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara/ teknik sebagai alat komunikasi dalam proses belajar- mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Media Pembelajaran

  Dalam Kamus Inggris Indonesia (An English-Indonesian

  Dictionary ), medium memiliki arti perantara (John M. Echols &

  Hassan Shadily, 2005:377). Dan dalam Kamus Besar Bahasa

  Indonesia menyebutkan media merupakan alat, sarana, ataupun perantara komunikasi.

  Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima informasi tersebut (Uno, 2011: 113).

  Media pembelajaran merupakan yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan merangsang pikiran perasaan dan kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran (Ngainun & Achmad, 2007: 45).

  Maka penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat/ sarana yang digunakan sebagai perantara untuk menyalurkan informasi dan pengetahuan dalam interaksi

4. Tunarungu dan Tunawicara

  Didalam kamus Psikologi, deaf mute merupakan seseorang yang tidak mampu berbicara disebabkan oleh ketuliannya. Sedangkan deafness adalah ketidakmampuan parsial atau menyeluruh untuk mendengar. Ketulian total ialah ketidakmampuan mendengar semua bunyi atau suara bagaimanapun kerasnya dan ketulian parsial bisa mencakup kepekaan yang semakin berkurang terhadap seluruh tingkatan nada dari bunyi-bunyi atau dakat mencakup hanya ketidakmampuan mendengar titik nada tertentu (J.P. Chaplin, 2011: 124 - 125).

  Dalam Kamus Inggris Indonesia (An English-Indonesian

  

Dictionary ), mengartikan deaf adalah tuli, sedangkan deafmute

  memiliki arti tuli dan bisu (John M. Echols & Hassan Shadily, 2005:166). Sedangkan tuna wicara dalam Kamus Besar Bahasa

  

Indonesia berarti tidak dapat berbicara. Dan kata tuna rungu dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti tidak dapat mendengar.

  Menurut Smart (2010: 34), tuna rungu merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi sesesorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengarannya.

  Tuna wicara ialah kesulitan berbicara yang disebabkan tidak berfungsinya dengan baik organ-organ bicara, seperti langit-langit dan pita suara (Wasita, 2012: 20).

  Maka penulis menyimpulkan bahwa tuna rungu merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mendengar karena kerusakan fungsi indra pendengaran sebagian maupun keseluruhan. Sedangkan tuna wicara adalah ketidakmampuan seseorang berbicara karena tidak

5. Kesulitan dan Solusi Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Tuna rungu

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesulitan kata dasarnya adalah sulit, yang memiliki arti sukar sekali, susah (diselesaikan, dikerjakan). Sedangkan kesulitan adalah keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit, kesukaran, dan kesusahan.

  Dan solusi adalah penyelesaian, pemecahan masalah, jalan keluar. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 853)

  Seperti yang diutarakan oleh Syafruddin Nurdin, bahwa implementasi membutuhkan obyek. Dan pada penulisan ini yang merupaka obyeknya adalah model pembelajaran dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan sasarannya adalah siswa tuna rungu. Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut.

  a.

  Implementasi Model Pembelajaran adalah suatu tindakan dengan menerapkan konsep/ sistem berupa langkah-langkah terencana sebagai pedoman interaksi belajar-mengajar supaya tujuan pembelajaran tercapai.

  b.

  Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu tindakan dengan menerapkan konsep/ sistem berupa langkah-langkah terencana sebagai pedoman interaksi belajar- mengajar dengan tujuan siswa mengenal, memahami, menghayati, c.

  Kesulitan dalam implementasi Model Pembelajaran dikarenakan adanya suatu hal yang menghambat, baik dari segi pendidik maupun peserta didik.

  d.

  Solusi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diimplementasikan pada siswa tuna rungu adalah penyelesaian atau pemecahan masalah oleh pendidik dalam menerapkan model pembelajaran PAI dengan tepat terhadap siswa tuna rungu.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Menurut Neuman (2003) metode penelitian kualitatif berangkat dari pengamatan yang mendetail konkrit pada emprical social reality, sehingga terbangun grounded theory, lalu berkembang menjadi

  , dan berakhir

  subtantive theory, midle range theory, formal theory

  menjadi theoretical frame work (also call paradigm or theoritical system) (Sugiyono, 2013: 23).

  Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subject penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong, 2008: 6).

  Menurut Bogdan dan Biklen (1982) penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu data yang terkumpul berupa kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka (Sugiyono, 2013: 13).

  Metode penelitian kualitatif juga biasa disebut dengan metode

  Menurut Sugiyono (2013:14), tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menemukan teori, menggambarkan realitas, serta mendapatkan pemahaman makna.

  Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, hal-hal yang termasuk dalam penelitian ini adalah survei, jawaban wawancara, contoh - contoh dialog aktual di kelas, atau rekaman audio dan video dari berbagai kegiatan kelas (Woolfolk, 2009: 15).

  2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai human intrument dan pengumpul data yang berperan sebagai pengamat dalam penelitian.

  Menurut Sugiyono (2013: 8) peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisa, memotret, dan mengkontruksikan situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Instrumen penelitian lainnya berupa buku catatan (memo), rekaman audio maupun visual, dokumen, dan lain sebagainya guna menunjang keabsahan data.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini terletak di SLB Negeri Salatiga pada jenjang SMPLB yang beralamat Jalan Hasanudin, Banjaran, Mangunsari, Salatiga. Telp. 0298-328036.

  4. Sumber Data

  Sumber data penelitian kualitatif dapat diperoleh melalui data

  a. Data Primer

  Adalah sumber data yang lansung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013: 225).

  Sumber data primer didapatkan dari beberapa informan yang terkait penelitian, diantaranya pendidik di SMPLB Negeri Salatiga, terutama guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

  b. Data Sekunder

  Adalah sumber yang tidak lansung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013: 225).

  Sumber data sekunder didapat melalui dokumen-dokumen di SMPLB Negeri Salatiga, arsip photo, website sekolah, dan referensi yang sesuai dengan object penelitian.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 122

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PENYANDANG AUTIS DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 127

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VIII SMPN 7 SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 107

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PEMBELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 115

TEKNIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 149

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PENYANDANG TUNARUNGU SISWA KELAS B SMPLB NEGERI SALATIGA 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S.Pd

0 0 153

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNA LARAS DI SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 158

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK N 2 SALATIGA DAN UPAYA-UPAYA PEMECAHANNYA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 126