PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI HUKUM PERKAWINAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI HUKUM PERKAWINAN
MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN
MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
HANIF MUHIBBURRAHMAN
NIM. 114-13-013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
Siti Rukhayati M.Ag. Dosen IAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth. Dekan FTIK
IAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Hanif Muhibburrahman NIM : 114-13-013 Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
FIQH MATERI HUKUM PERKAWINAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS
XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, September 2018 Pembimbing, Siti Rukhayati M.Ag.
NIP.197704032003132003
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan lingkar Salatiga Km. 2 Telepon : (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI HUKUM PERKAWINAN
MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DI SUSUN OLEH : HANIF MUHIBBURRAHMAN NIM 114-13-013
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 Oktober 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil.
Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag. Penguji I : Imam Mas Arum, M.Pd.I. Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Salatiga, 2 Oktober 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Hanif Muhibburrahman NIM : 114 13 013 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. . Naskah skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-
repository IAIN SALATIGA.
Salatiga, September 2018 Yang menyatakan
Hanif Muhibburrahman NIM 114 13 013
MOTTO
Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan
Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan
(QS : Al-Insyirah ayat 5 dan 6)
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan rahmat , ridho dan hidayah-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang telah Engkau berikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan impianku :
1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi Ayahanda M Amin Ma‟ruf dan Ibunda Nur Hikmah Suguyarti, yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan kasih sayang yang tulus.
2. Istriku tercinta, Riyhammah yang telah mendukung dan memberikan semangat.
3. Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta memberikan motivasi khususnya teruntuk Dedy Aris Setiawan.
4. Teman-teman tercinta PAI Ekstensi, PPL, KKN dan semuanya yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
5. Tidak lupa kepada seluruh teman-teman PAI Ekstensi angkatan 2013, yang selalu meluangkan waktu untuk mengajari dan menyusun skripsi, terimakasih atas semuanya atas kekompakannya dari awal sampai akhir.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohhmanirrohim
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat- sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan senang hati menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan juga selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini
5. Kepala sekolah Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran Bapak Makmun Santoso, M.Pd.I beserta guru dan karyawan, yang berkenan memberikan ijin
6. Guru Pengampu Mata Pelajaran fiqih kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran Bapak Agus Saghara, S.Pd.I yang berkenan meluangkan waktu untuk membantu jalannya penelitian di Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran
7. Siswa siswi kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran yang sudah berkenan menjadi subyek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh
Selanjutnya penulis hanya dapat berdoa “Jazakumullah khoirul katsiran”. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Salatiga, September 2018 Penulis
Hanif Muhibburrahman NIM 114-13-013
ABSTRAK
Muhibburrahman, Hanif . 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Fiqh Materi Hukum Perkawinan Melalui Metode Discovery Learning Pada Siswa Kelas Xi Keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Studi Pendidikan Guru
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Discovery Learning
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqh materi hukum perkawinan melalui metode discovery
learning pada siswa kelas XI Keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Keagamaan MA Al Manar Bener Kecamatan Tengaran. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI Keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kabupaten Semarang 2017/2018. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pra siklus diperoleh data siswa yang tuntas berjumlah 8 siswa dari 22 siswa atau 36% sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 14 siswa atau 64% dengan rata-rata 59,09. Selanjutnya dari persentase siswa yang tuntas pada siklus I 55% dan naik pada siklus II sebesar 93,3%, sehingga telah memenuhi indikator kinerja yaitu minimal 85% dari seluruh siswa tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai KKM yang telah ditentukan.
DAFTAR TABEL
3.1. Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecmatan Tengaran
3.2. Data Inventaris MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran
3.3. Daftar Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Al Manar Bener
3.4. Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener
3.5. Daftar Nama Siswa
3.6. Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa kelas XI Keagamaan MA Al-Manar Bener
4.1. Hasil Belajar Siswa Siklus I
4.2. Tabel Pengamatan Guru Siklus I
4.3. Tabel Pengamatan Siswa Siklus I
4.4. Hasil Belajar Siswa Siklus II
4.5. Tabel Pengamatan Guru Siklus II
4.6. Tabel Pengamatan Siswa Siklus II
DAFTAR GAMBAR
1.1. Siklus Penelitian Tindak Kelas
4.1. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
4.2. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3. Instrumen Observasi Guru Siklus I Lampiran 4. Instrumen Observasi Guru Siklus II Lampiran 5. Instrumen Observasi Siswa Siklus I Lampiran 6. Instrumen Observasi Siswa Siklus II Lampiran 7. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus I Lampiran 8. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus II Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa Lampiran 10. Dokumentasi Lampiran 11. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian Lampiran 13. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam datang disertai dengan lahirnya sebuah paradigma baru
tentang proses kehidupan manusia dalam menjalani hidup di dunia sebagai hamba Allah dan pemimpin di bumi. Kehadiran Islam sebagai salah satu pendobrak kebekuan dan kejumudan peradaban manusia proses ini disertai dengan sebuah revolusi dalam bidang pendidikan sebagai salah satu prasarat pokok untuk membangun sebuah peradaban manusia yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin untuk mengelola alam ini (Thoha, 2006: 4).
Hakekat pendidikan sendiri yang semula merupakan kegiatan simbiosis dengan kehidupan dalam masyarakat primitif dengan bentuk pendidikan tradisional non formal menuju hakekat pendidikan sebagai kegiatan formal dan administratif, akhirnya telah melahirkan pendidikan formal dalam wujud persekolahan sehingga kini pendidikan lebih identik dengan pembelajaran di sekolah. Menilik hal di atas dan jika dikaitkan dengan proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia, maka pendidikan di Indonesia masih bersifat pada pengenalan teori untuk masukan-masukan kognitif taraf rendah. Artinya, pendidikan yang substansial yang menekankan pada nilai-nilai belum terlaksana karena peserta didik masih ditempatkan wawasan nilai dari pendidik, yakni pendidik yang memiliki kemampuan untuk menghayati ilmu, mengetahui rahasia ilmu yang diajarkan, kekuatan dan kelemahan teori-teori serta validitasnya.
Dalam mengajar tentunya seorang pendidik memakai strategi kreasi intelektual dan strategi kognitif dari pada informasi verbal. Cara mengajar yang demikian membutuhkan peranan yang besar dari guru atau pengajar untuk dapat menumbuhkan dan mengarahkan peserta didik pada keaktifan dan pengembangan potensi serta berproses menempa diri sesuai dengan bakat dan kesadaran dari perserta didik itu sendiri akan pentingnya sebuah pendidikan. Strategi seperti ini diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan keterlibatan maksimal siswa dalam belajar.
Metode pembelajaran yang statis dan kaku, sikap dan mental pendidik yang dirasa kurang mendukung proses, dan materi pelajaran yang kurang relevan menyebabkan proses pembelajaran materi Fiqih kurang menarik. Adanya kelemahan-kelemahan metode yang digunakan karena metode yang digunakan masih cenderung menggunakan metode ceramah. Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang biasa dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton. Sedangkan dalam proses pembelajaran peran guru sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Adapun tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Yakni guru lebih banyak sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari „menemukan sendiri‟ bukan dari „apa kata guru‟. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan metode inkuiri.
Peran guru dalam pembelajaran dengan metode discovery learning hanya sebagai fasilitator oleh karena itu guru harus peran aktif dan kreatif dalam memberikan materi pelajaran pada siswa sehingga terwujud proses pembelajaran yang berkualitas. Setiap materi yang disajikan memiliki makna dengan kualitas yang beragam. Makna tersebut berupa pemberian kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep apa yang dipelajarinya.
Pembelajaran Fiqih di kelas XI keagamaan Madrasah Aliyah Bener masih dominan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa hanya pasif mendengarkan ceramah guru saja. Karena hanya mendengarkan ceramah guru, ada sebagian siswa yang kurang konsentrasi. Akibatnya siswa tidak memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut tercermin dari hasil belajarnya yang rata-rata baru mencapai 62 dengan ketuntasan 61% (KKM = 70).
Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa, sehingga siswa tidak pasif mendengarkan guru, tetapi juga aktif memahami materi yang disampaikan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan metode discovery learning. Discovery konsep secara individu, dalam memori siswa akan selalu teringat, sehingga akan mudah memahami materi yang disampaikan.
Dalam wacana pendidikan, ada dua tataran yang sering dipertentangkan yang sesungguhnya saling membutuhkan, yakni teori dan praktik. Sedangkan hukum perkawinan adalah menyangkut materi norma- norma dalam Islam mengenai perkawinan. Oleh karena itu dalam pembelajaran hendaknya tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah dan juga siswa dituntut untuk menghafal dan memahami saja akan tetapi hendaknya siswa diajarkan untuk menemukan konsep hukum perkawinan.
Dalam materi hukum perkawinan ini, jika siswa mampu menemukan konsep atau kunci dari materi yang dirumuskan, maka siswa akan memahami siapa yang merumuskan materi tersebut.
Dalam memahami hukum perkawinan untuk siswa XI belum banyak yang memahami. Melalui metode discovery learning, siswa memahami dan menemukan konsep untuk memahami hukum perkawinan, sehingga siswa akan mudah memahami materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil pengamatan sementara, siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang masih banyak yang belum memahami masalah hukum perkawinan sehingga hasil belajarnya menjadi rendah. Hal tersebut merupakan tantangan yang sangat berat bagi peneliti selaku guru agama untuk melakukan penelitian. fiqih materi hukum perkawinan siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang melalui metode discovery learning Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penerapan metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih materi hukum perkawinan siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018 ?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih materi hukum perkawinan melalui metode pada siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al
discovery learning
Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis yang peneliti kemukakan adalah metode Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penerapan metode discovery
learning adalah sebagai berikut:
a. Ketuntasan belajar individu Siswa mencapai ketuntasan secara individu apabila Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 dari seluruh penguasaan.
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal Menurut Trianto (2009:241) ketuntasan siswa secara klasikal dalam pelajaran PAI adalah 85% siswa di kelas dapat mencapai KKM.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
1) Bagi guru Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan selama ini, sehingga dapat diambil langkah-langkah
Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, dengan harapan bahwa pembelajaran tidak hanya terfokus pada ceramah guru, tetapi juga harus didukung keaktifan siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
3) Bagi sekolah Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran di MA dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan.
b. Manfaat praktis
Pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat yaitu: 1) Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu dan efektifitas pembelajaran di sekolah.
2) Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi siswa dan menambah wawasan serta ketrampilan dalam pembelajaran fiqih. 3) Bagi siswa akan memperoleh pelajaran hukum perkawinan yang lebih menarik, menyenangkan dengan menggunakan metode discovery
learning .
F. Definisi Operasional
1. Peningkatan WJS Poerwadarminto (2014:628 dan 1078) menyimpulkan bahwa “peningkatan adalah suatu bentuk hasil usaha mempertinggi atau membuat lebih, sedang kemampuan adalah kesanggupan, ketrampilan, atau kekuatan.
2. Hasil Belajar Hasil belajar diartikan sebagai kemampuan memahami suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian (Trianto, 2008: 158).
3. Mata Pelajaran Fiqih Pelajaran fiqih merupakan salah satu bagian pendidikan agama
Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dari ketentuan dan tata caranya (Saebani, 2009: 24).
Perkawinan menurut hukum islam adalah akad yang sangat kuat atau miitsaqon gholiidhon untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Berdasarkan syariat islam dan tuntunan cara perkawinan yang benar maka hukum perkawinan dapat digolongkan dalam lima kategori yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.
3. Discovery Learning
Discovery Learning sebagai salah satu metode yang
memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari (Huda, 2012: 33).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama akhir Pebruari-awal Maret 2018 terdiri 2 siklus.
c. Subjek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas Kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang sebanyak 22 orang siswa pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Setiap akhir kegiatan siklus diadakan refleksi, sehingga kelemahan-kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada siklus berikutnya.
Suharsimi Arikunto (2006: 16) mengemukakan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Berikut skema dari proposal penelitian: Perencanaan
SIKLUS I pelaksanaan Refleksi pengamatan perencanaan
Refleksi SIKLUS II pelaksanaan Pengamatan
?
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindak Kelas (Arikunto, 2006: 16)a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi: membuat skenario pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat lembar observasi guru dan siswa untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode pembelajaran diaplikasikan, membuat tugas-tugas yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran oleh setiap kelompok untuk mencapai indikator hasil belajar.
b. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat
Pada tahap ini, peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI materi hukum perkawinan dengan menggunakan metode discovery learning. Pada tahap ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat.
c. Observasi Menurut Supardi dalam bukunya Suyadi (2010:63) menyatakan bahwa observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data dengan kata lain observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajarandari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses kegiatan belajar-mengajar.
d. Tahap Refleksi Data yang terkumpul dari hasil observasi terhadap setiap pembelajaran segera diolah dan dideskripsikan maknanya dengan cara diklasifikasikan, dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang bersama dengan kolaborator, terutama yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil kegiatan refleksi ini digunakan sebagai bahan untuk pertimbangan penyusunan rencana tindakan berikutnya. Peneliti dan kolaborator menganalisis hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan rencana perbaikan di siklus II.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut:
a. Lembar pengamatan/blanko pengamatan, digunakan untuk mengamati
secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran PAI materi hukum perkawinan melalui metode discovery learning.
1) Lembar observasi guru Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini menurut
Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek diantaranya: kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan tindak lanjut/follow up.
2) Lembar observasi siswa Pedoman atau lembar pengamatan observasi siswa digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah diadakan tindakan siklus I, siklus II, dst.
c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan metode discovery learning. Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera.
5. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes, lembar observasi dan dokumentasi.
a. Observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengajar saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
b. Tes Tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan memahami materi pelajaran. c. Dokumentasi Dokumen peristiwa saat penelitian tindakan kelas merupakan dokumen otentik pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitisn tindakan kelas, secara umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis dengan membuat penilaian-penilaian kuantitatif (kategori).
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.
Untuk persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Djamarah, 2005: 262): x 100%
P = Persentase F = Frekuensi yang dicari persentasenya
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2010: 204):
X =
Dengan: X = Nilai rata-rata X = Jumlah nilai N = Jumlah siswa
H. Sistematika Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi.
Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I terdiri dari Pendahuluan, berisi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Skripsi. BAB II Kajian Pustaka. Landasan Teori berisi : Hasil Belajar dan
BAB III Pelaksanaan Penelitian, berisi semua hasil penelitian yang dilakukan yang terdiri dari siklus I dan II. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang digunakan. BAB V Penutup, berisi simpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasar simpulan. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan (Dalyono, 1997). Menurut Rogers dalam Dalyono (1997) belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar tersebut. Suradi dalam Sardiman (2001) juga menyatakan bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami belajar jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa tersebut terjadi perubahan baik dalam hal penambahan pengetahuan, keterampilan maupun terjadi perubahan tingkah laku ataupun sikap.
Manusia sebagai mahluk hidup yang mempunyai akal dan pikiran tidak akan pernah berhenti dari proses belajar. Belajar secara sadar atau tidak telah dilakukan manusia secara terus menerus untuk memenuhi segala kebutuhan akan pengetahuan.
Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik 2001: 29) sehingga dapat dikatakan belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung dari proses yang dialami siswa, baik ketika di sekolah, lingkungan rumah atau keluarga.
Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pandangan yang berbeda-beda. Berikut ini pendapat tentang pengertian belajar : a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman (Morgan dalam
Saptorini 2004: 3).
b. Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan seseorang yang dicapai melalui upaya yang dilakukan dan perubahan itu bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan dirinya secara alamiah (Gagne dalam Saptorini 2004: 3).
c. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu d. Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi dengan keadaan (Hilgard E.R dalam Usman 2014: 5).
e. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian (Witherington H. C. dalam Usman 2014: 5).
Dari berbagai pendapat mengenai belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang karena bereaksi dengan keadaan.
Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik atau jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam Sardiman (2001) menyatakan ada 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: a. Visual activities , yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities , seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan c. Listening activities , sebagai contoh adalah mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, interupsi.
d. Writing activities , seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
e. Drawing activities , misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor activities , yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, berternak.
g. , sebagai contoh misalnya mengingat,
Mental activities
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities , seperti misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan diatas, akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan maksimal.
2. Proses belajar Belajar merupakan suatu proses dimana siswa dengan kemampuan awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar yang optimal diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Sedangkan untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar diperlukan program evaluasi yang terstruktur dan terencana.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu (Arikunto, 2002). Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto (2003) faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
2) Faktor intern 1) Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
2) Inteligensi dan bakat Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingakat inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih baik.
3) Minat dan motivasi Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. tujuan. Menurut Nasution (2000) motivasi dapat berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun dari luar (motivasi ekstrinsik). Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk motivasi yang harus diberikan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan berhasil optimal.
Sardiman (2004) menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui. 4) Kematangan dan kesiapan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kematangan dan kesiapan siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru akan mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut. b. Faktor ekstern 1) Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan keberhasilan belajar siswa.
2) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode mengajar guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru dengan siswa dan siswa dengan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga hasil belajarpun terpengaruh.
3) Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat. secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Adapun Nasution (2003: 22) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).
Menurut Subiyanto (2008), hasil belajar adalah sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Menurut Sutrisno (2008), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar menurut Good (Poerwadarminto, 2001) adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam suatu keahlian atau sekumpulan pengetahuan. Dalam hal ini pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran di sekolah, biasanya ditetapkan dengan nilai tes atau ujian yang diberikan oleh guru.
Adapun pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan tersebut meliputi: a. Ranah kognitif, seperti informasi dan pengetahuan, konsep dan prinsip, pemecahan masalah dan kreativitas.
b. Ranah afektif, seperti perasaan, sikap, nilai dan integritas pribadi.
c. Ranah psikomotorik.
Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes.
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara pendidikan (UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar diwujudkan dari hasil penilaian belajar; baik peniliaian kualitatif naupun hasil penilaian kuantitatif yang terangkum dalam buku laporan pendidikan (rapor).
B. HUKUM PERKAWINAN
1. Arti Pernikahan atau Perkawinan
Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah memiliki persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allh SWT.
Nikah adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.
Nikah termasuk perbuatan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. atau sunnah Rasul. Dalam hal ini Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Dan ada banyak hikmah di balik anjuran tersebut. Antara lain adalah :
a. Sunnah Para Nabi dan Rasul
اًجاَْٗصَأ ٌَُْٖى اَْْيَعَجَٗ َلِيْثَق ٍِِّ ًلاُسُس اَْْيَسْسَأ ْذَقَىَٗ ٍهُ٘سَشِى َُاَم اٍََٗ ًحٌَِّّسُرَٗ باَرِم ٍوَجَأ ِّوُنِى ِ ّاللّ ُِ ْرِئِت َّلاِإ ٍحٌَآِت ًَِذْؤٌَ َُأ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum
kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan
b. Bagian Dari Tanda Kekuasan Allah ٌُنٍََْْت َوَعَجَٗ
ِِٔذاٌَآ ٍَِِْٗ اٍََْٖىِإ اُُْ٘نْسَرِّى اًجاَْٗصَأ ٌُْنِسُفَّأ ٍِِّْ ٌُنَى َقَيَخ َُْأ َُُٗش
َّنَفَرٌَ ًٍَْ٘قِّى
ٍخاٌَ ََ َلِىَر ًِف َُِّإ ًحََْحَسَٗ ًجَّدٍََّ٘
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir .(QS. Ar-Ruum : 21)c. Salah Satu Jalan Untuk Menjadi Kaya ءاَشَقُف اُُّ٘٘نٌَ
اُ٘حِنَّأَٗ ُِإ ٌُْنِئاٍَِإَٗ ٌُْمِداَثِع ٍِِْ ٍَِِحِىاَّصىاَٗ ٌُْنٍِْ ىٍَاٌََلأا ٌٍِيَع عِساَٗ َُّاللَّٗ ِِٔيْضَف ٍِِ ُ َّاللّ ٌُِِْْٖغٌُ
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
lagi Maha Mengetahui .(QS. An-Nur : 32)d. Ibadah Dan Setengah Dari Agama
Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengatakan,
خم م م
م ج ب ك بRasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mengatakan, “Siapa yang
menikah, berarti telah melindungi setengah agamanya. Karena itu
bertaqwalah kepada Allah untuk setengah agamanya yang kedua.” Inimerupakan isyarat tentang keutamaan nikah, yaitu dalam rangka