PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK SOPIR ANGKOT (Studi Kasus Sopir Angkot Trayek Bringin-Salatiga) Tahun 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK SOPIR ANGKOT (Studi Kasus Sopir Angkot Trayek Bringin-Salatiga) Tahun 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) Oleh : FATIKHATUS SAKDIYAH NIM 111-13-211 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN PE

  Saya yang bertanda ta tangan di bawah ini: Nama : Fatikha tikhatus Sakdiyah NIM : 111-13 111-13-211 Jurusan : Pendi ndidikan Agama Islam Fakultas : Fakul kultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  Menyatakan bahwa skr skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupa upakan hasil karya tulis saya sendiri dan dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. ain. Pendapat atau temuan orang lain yan yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau diruj u dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. S h. Selain itu, saya tidak keberatan jika nask naskah skripsi ini dipublikasikan.

  Salatiga, 03 A , 03 Agustus 2017 yang menya yatakan, Fatikhatus S us Sakdiyah NIM. 111-13 -13-211 Imam Mas Arum S.Pd, M.P .Pd, M.Pd Dosen IAIN Salatiga ga

  Persetujuan Pembim imbing

  Lamp. : 4 Eksem ksemplar Hal : Naskah S skah Skripsi

  Kepada: Yth. Dekan FTIK

  IK IAIN Salatiga di-Salatiga

  Assalamu’alaikum Wr. Wr. Wb.

  Dengan hormat, sete setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan dan koreksi, maka naskah Skripsi mahasi hasiswi: Nama : Fatikhatus Sakdiyah NIM : 111 – 13 – 211 Jurusan : S1-Pendidikan Agama Islam Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA A A ANAK SOPIR

  ANGKOT (STUDI KASUS SOPIR ANGK GKOT TRAYEK BRINGIN-SALATIGA TAHUN 2017)

  Dapat diajukan kepad pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

  IN Salatiga untuk diujikan dalam sidang ng munaqosyah. Demikian nota pembimbing i ng ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan di an digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum W m Wr.Wb

  Salatiga, 03 Agust ustus 2017

  Pembimbing, Iman Mas Arum m, M.Pd. NIP.19790507 201101 1 .19790507 201101 1008

  KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK IN

   INDONESIA

  I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

  IN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGUR F URUAN (FTIK)

  Jalan L lan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 603136 031364 Salatiga 50716 We Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email:tarbiyah@ h@iainsalatiga.a.id

SKRIPSI

PENDIDIKAN N AGAMA ISLAM PADA ANAK SOPIR A ANGKOT

  

(STUDI KASUS S S SOPIR ANGKOT TRAYEK BRINGIN-SA -SALATIGA)

TAHUN 2017

Disusun oleh

FATIKHATUS SAKDIYAH

  

NIM: 11113211

  Telah dipertahankan di n di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusa urusan Pendidikan Agama Islam, Fakulta kultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agam gama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada ada tanggal 29 Agustus 2017 dan telah dinyata atakan memenuhi syarat guna memperol roleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil. :.................. .................. Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M.Pd. : Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag. :....................................... ....................................... Penguji II : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. :...................................... ......................................

  

MOTTO

“Bukanlah kekayaan dengan banyaknya harta benda, tetapi

kekayaan sebenarnya adalah yang kaya jiwa (hati) ”

(HR. Bukhari Muslim)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua (Suparmin dan Sarni) yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, memberikan bimbingan, motivasi dan doa yang tidak pernah henti untuk anak-anaknya. Saudara-Saudaraku (Mbak Al, Mbak Yul, Mas Lutfi) yang selalu menyokongku untuk terus bersabar dan berusaha.

  Teman seperjuangan (Mbak Lu’luk Suroya) yang setia berbagi motivasi pengalaman dan bimbinganya.

  Orang yang setia menungguku (Mas Zaini Aslam) yang selalu menasihati dan memotivasi agar sabar dalam cobaan.

  Keluarga besar Pondok Pesantren Samsun Muchana Bringin dan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang banyak memberiku tempaan diri dan pengalaman.

  Keluarga sopir angkot yang banyak memberiku pengalaman.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga dalam penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

  

Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan

syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK SOPIR ANGKOT (STUDI KASUS SOPIR ANGKOT TRAYEK

BRINGIN-SALATIGA TAHUN 21017)” Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memeperoleh gelar S1 fakultas tarbiyah

dan keguruan, kejurusan pendidikan agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang

diterima dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Dengan berakhirnya

penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga,

  

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

IAIN Salatiga.

  

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

IAIN Salatiga.

  

4. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

senantiasa membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  

5. Bapak Supardi S.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang senantiasa

membimbing dan memotivasi untuk menjadi yang terbaik.

  

6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu proses penyusunan

Skripsi.

  7. Ayah, ibu, keluarga rga dan teman-teman yang telah berkontribusi selam lama masa studi.

  

8. Sahabatku dan n orang yang setia menungguku, menemani, ni, dan memberi

semangat(Lu’luk S uk Suroya dan Zaini Aslam).

  

9. Keluarga sopir ang angkot yang bersedia membantu dan berbagi inf informasi sehingga

Skripsi ini dapat te terselesaikan dengan baik

  

10. Keluarga besar Rac Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikhandi IAIN Salat latiga dan keluarga

besar Pondok Pesa santren Samsun Muchana yang telah menjadi medi dia menempa diri.

  11. Semua pihak yang t ng telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini. i.

  Harapan peulis, s lis, semoga amal baik yang telah dibeikan mendapat patkan balasan yang

berlipat ganda dari Alla llah Swt. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berm rmanfaat khususnya

bagi penulis dan umum umnya bagi pembaca. Saran dan kritik yang me membangun sangat

diharapkan untuk kesem empurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 03 Agust gustus 2017 Penulis, Fatikhatus Sakdi kdiyah

  

ABSTRAK

  Sakdiyah, Fatikhatus. 2017. Pendidikan Agama Islam pada Anak Sopir Angkot

  (Studi Kasus Sopir Angkot Trayek Bringin-Salatiga) Tahun 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum S.Pd, M.Pd

  Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam Pada anak Sopir Angkot

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pendidikan agama Islam anak pada sopir angkot (Studi kasus sopir angkot trayek Bringin-Salatiga) tahun 2017. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemahaman orang tua yang berprofesi sebagai sopir angkot trayek Bringin-Salatiga tentang pendidikan agama Islam, (2) Bagaimana upaya orang tua dalam pendidikan agama Islam dengan latar belakang orang tua berprofesi sopir angkot Dan (3) Apa kendala orang tua yang berprofesi sopir angkot dalam memberikan pendidikan agama Islam pada anak.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subyek penelitian adalah keluarga sopir angkot.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa Tidak semua orang tua yang berprofesi sopir angkot, tidak memperdulikan pendidikan agama Islam pada anak. Justru, kebanyakan mereka menginginkan anaknya menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berprestasi. Pendidikan agama islam sebagai pondasi dasar dalam membentengi dirinya.Setelah dilakukan analisis data penelitian, terdapat kesimpulan bahwa pemahaman orang tua yang berprofesi sebagai sopir angkot trayek Bringin-Salatiga tentang pendidikan agama Islam sesuai dengan alquran dan hadis. Upaya orang tua dalam pendidikan agama Islam anak dengan latar belakang pendidikan agama Islam orang tua berprofesi sebagai sopir angkot trayek Bringin-Salatiga yaitu dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik, perintah yang diberikan tanpa merasa terpaksa. Kendala orang tua yang berprofesi sopir angkot dalam memberikan pendidikan agama Islam pada anak memiliki dua yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Apabila orang tua sopir angkot tidak memperhatikan faktor-faktor tersebut besar kemungkinan akan terjadi kendala yang sedikit sulit untuk diselesaikan.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ........................................................................................ 6 F. Metode Penelitian ....................................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Agama Islam........................................................... 14 B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam................................................... 26 C. Kendala Pendidikan Agama Islam Sopir Angkot ................................ ....... 28 D. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 30 BAB III PAPARAN DAN HASIL TEMUAN A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ................................................... 32 B. Temuan Penelitian ...................................................................................... 34 BAB IV ANALISIS DATA A. Pemahaman Orang Tua yang Berprofesi sebagai Sopir Angkot tentang Pendidikan Agama Islam............................................................................. 47

B. Upaya Orang Tua dengan Latar Belakang Berprofesi sebagai Sopir

Angkot dalam pendidikan Agama Islam .................................................... 55

C. Kendala Orang Tua yang Berprofesi Sopir Angkot dalam Memberikan

Pendidikan Agama Islam pada Anak........................................................... 64

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................... 67 B. Saran ............................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 69

LAMPIRAN

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 71

Lampiran II Pedoman Wawancara ................................................................... 72

Lampiran III Surat Tugas pembimbing skripsi .................................................. 74

Lampiran IV Surat Izin Penelitian ..................................................................... 75

Lampiran V Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................... 76

Lampiran VI Daftar Nilai SKK .......................................................................... 77

Lampiran VII Dokumentasi ................................................................................ 81

Lampiran VIII Power Point Skripsi ...................................................................... 84

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu tidak dapat lepas dari pendidikan, sebagai bekal hidup

  karena pendidikan berlangsung sepanjang hayat. Menurut Henderson dalam (Sadulloh, 2014: 5), pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial, dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Dengan demikian, pendidikan sebenarnya dilakukan sejak manusia lahir tanpa disadari, sehingga perlu ditanamkan pendidikan agama Islam sejak dini sebagai pedoman kehidupan.

  Menurut Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam didefinisikan dengan suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan merupakan proses mengembangkan potensi diri secara jasmani dan rohani untuk bekal di dunia dan akhirat. Pendidikan agama Islam berfungsi sebagai pandangan hidup agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangang-Nya yang semata- mata untuk mendapatkan ridho-Nya.

  Seorang bayi yang baru lahir merupakan makhluk Allah swt yang suci, tidak berdaya dan senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan hidupnya di dunia. Sedangkan Ibu dan ayah merupakan orang yang memberikan kasih sayang dan memelihara anaknya dengan baik tanpa mengharapkan imbalan. Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian baik dan membawa nama harum orang tua, karena anak yang baik merupakan kebanggaan orang tua (Majid, 2012: 20-21). Maka orang tua sangat berperan penting dalam merawat anak-anaknya. Sebagaimana dalam Q.S At-Tahrim ayat 6 :

  

      

              

   Artinya : “Hai orang -orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

  keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

  batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Kementerian Agama RI, 2011: 560).

  Berdasarkan ayat di atas anak adalah titipan Allah swt yang diamanahkan kepada kedua orang tua dianggap mampu untuk merawat, mengarahkan, dan menbimbing anaknya yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang sudah diajarkan orang tua kepada anaknya.

  Anak juga mempunyai hak yang harus dipenuhi. Hak tersebut yaitu pendidikan, nama yang baik, dan tempat tinggal sehingga kedua orang tua tidak bisa lepas dari tanggung jawabnya.

  Dalam hal ini pendidikan agama Islam sangat penting. Melalui keluargalah pertama kali anak mendapatkan pengetahuan. Perkembangan anak sangat ditentukan oleh kedua orang tuanya (Faiz, 2016: 2-3). Pendidikan agama islam merupakan landasan bagi anak agar terbentuk akhlak yang baik, mampu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Apabila anak tanpa agama, maka anak tidak akan punya aturan dan tanggung jawab serta sulit untuk diarahkan. Maka orang tua harus sedari dini mengajarkan agama.

  Orang tua merupakan teladan untuk anaknya, sehingga perkataan dan perbuatan yang dilakukan orang tua akan ditirukan anak. Maka perlu kehati- hatian dalam mengucapkan maupun mengerjakan sesuatu hal apapun. Selain itu, orang tua juga mempunyai kewajiban untuk bekerja agar kebutuhan keluarga terpenuhi. Maka, orang tua yang berprofesi apapun memilki tanggung jawab dalam memperhatikan pendidikan anak.

  Sopir merupakan salah satu pekerjaan yang dijadikan mata pencaharian seorang kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Di salatiga terdapat beberapa trayek angkot. Salah satunya yaitu trayek angkot Salatiga- Bringin yang dijadikan sumber mata pencaharian. Sebagian sopir berasalan Sehingga menggantungkan penghasilannya dengan menjadi sopir angkot.

  Sedangkan, profesi sopir angkot menyita banyak waktu yaitu pagi sampai sore. Di sisi lain anak juga memerlukan perhatian, pengarahan, pembinaan seorang ayah sebagai pemimpin keluarga. Hal ini menyebabkan kurangnya waktu dengan anak mengingat pekerjaan itu tidak ada liburnya.

  Secara finansial kebutuhan anak terpenuhi meskipun perhatian orang tua kepada anak, terlebih dalam pendidikan agama Islam belum bisa maksimal. Waktu yang dimiliki orang tua berprofesi sopir untuk anak masih kurang, sebab pagi sudah berangkat untuk mencari nafkah, dan sore baru selesai. Sehingga waktu untuk bersama satu sama lain terutama dengan ayah cukup sedikit.

  Dalam keluarga sopir angkot ayah berperan sebagai tulang punggung keluarga sedangkan ibu dianggap sebagai sosok yang berperan penting dalam pendidikan anaknya. Namun, ada juga seseorang yang berprofesi sopir angkot (Ayah) mampu menjalani kehidupannya dengan merawat anaknya sendiri karena istrinya menjadi TKW di luar negeri. Hal tersebut tidak menyurutkan sang Ayah dalam memperhatikan pendidikan agama Islam pada anaknya. Jadi orang tua, baik Ayah atau Ibu sebenarnya mempunyai peran yang sama, yaitu bersama membina, membimbing, mengarahkan anak agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa untuk bekal dunia dan akhirat.

  Tidak semua orang tua yang berprofesi sopir angkot, tidak memperdulikan pendidikan agama Islam pada anak. Justru, kebanyakan mereka menginginkan agama islam sebagai pondasi dasar dalam membentengi dirinya.

  Dari uraian di atas dan observasi awal dapat dilihat bahwa keagamaan anak dari orang tua yang berprofesi sopir cukup baik, orang tua tetap mengarahkan, mengenalkan pendidikan agama Islam sejak dini. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berkeinginan untuk mengajukan penelitian tentang “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK SOPIR ANGKOT (Studi Kasus pada Sopir Angkot Trayek Bringin-Salatiga) Tahun 2017’’.

  B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pemahaman orang tua yang berprofesi sebagai sopir angkot trayek Bringin-Salatiga tentang pendidikan agama Islam ?

  2. Bagaimana upaya orang tua dalam pendidikan agama Islam anak dengan latar belakang pendidikan agama Islam orang tua berprofesi sebagai sopir angkot trayek Bringin-Salatiga?

  3. Apa kendala orang tua yang berprofesi sopir angkot trayek Bringin – Salatiga dalam memberikan pendidikan agama Islam pada anak?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pemahaman orang tua berprofesi sebagai sopir angkot trayek Bringin-Salatiga tentang pendidikan agama Islam. agama Islam anak dengan latar belakang pendidikan agama Islam orang tua berprofesi sebagai sopir angkot trayek Bringin-Salatiga.

  3. Untuk mengtahui kendala orang tua yang berprofesi sopir angkot trayek Bringin-Salatiga dalam memberikan pendidikan agama Islam pada anak.

  D. Manfaaat Penelitian

  Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi jelas dan manfaat secara praktis dan teoritis antara lain:

  1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan, pengetahuan pendidikan agama Islam anak di keluarga sopir angkot dan menghasilkan informasi mengenai pendidikan agama Islam pada keluarga yang berprofesi sebagai sopir angkot.

  2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dalam pendidikan agama Islam pada anak bagi orang tua yang berprofesi sopir angkot.

E. Penegasan Istilah

  1. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al- Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan

  Menurut Daradjat (2011: 86) Pendidikan Agama Islam merupakan usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai pandangan hidup di dunia dan akhirat.

  2. Sopir Angkot

  Sopir adalah pengemudi mobil menurut KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia, 2007: 1084) sedangkan angkot kepanjangan dari angkutan kota. Sopir angkot adalah seorang pengemudi yang mengangkut penumpang di suatu daerah atau kota.

3. Anak Sopir Angkot

  Dalam Kamus besar bahasa Indonesia (2007: 41)dijelaskan bahwa anak merupakan keturunan.. Anak sopir angkot adalah keturunan yang dilahirkan dari keluarga sopir angkot. Dengan hadirnya anak, maka orang tua merasa ada pihak yang akan meneruskan garis keturunannya sehingga lebih bisa diharapkan kemuslimannya akan berlangsung terus (Mansur, 2005: 9)

F. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Pendekatan

  Dalam penulisan skripsi ini, penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, bukan angka-angka. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam (Moleong, 2009: 4) prosedur penelitian yang orang-orang dan perilaku yang diamati.

  2. Kehadiran Peneliti

  Sesuai pendekatan yang digunakan, adalah deskriptif kualitatif maka kehadiran peneliti prioritas utama dan mutlak. Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai kunci utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan, wawancara tak berstruktur dengan menggunakan buku catatan. Selain itu untuk menunjang perolehan informasi yang valid, peneliti menggunakan alat rekam, kamera, dan peneliti menghandel seluruh penelitian sebagai alat peneliti.

  3. Lokasi

  Lokasi penelitian berada di trayek angkot Bringin-Salatiga dan rumah keluarga sopir angkot.

  4. Sumber Data

  Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu :

  a. Data Primer

  Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya (Supranto, 2003: 20). Data didapat langsung berasal dari orang tua dan anak sopir angkot. Peneliti membatasi keluarga sopir angkot yang memiliki anak.

  b. Data Sekunder

  Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi (Supranto, 2003: 21). Data ini berupa foto-foto, mendukung data primer. Peneliti menggunakan data sekunder untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun data sekunder yang digunakan adalah foto dan data-data lain di tempat penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

  a. Observasi

  Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2016: 145) mengemukakan bahwa,obeservasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari bernagai proses biologis dan psikologis(pengamatan dan ingatan).

  Observasi digunakan agar peneliti mengetahui kondisi yang akan diteliti sehingga peneliti dapat mempersiapkan sesuatu hal yang diperlukan.

  b. Wawancara

  Wawancara merupakan sebentuk kumpulan data yang bermanfaat (Daymon, 2008: 258) secara mendalam agar mendapatkan data yang valid. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan wawancara terbuka dan berstruktur karena narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu maksud dari wawancara. Saat wawancara, peneliti sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara

  Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya adalah anak dan orang tua keluarga sopir angkot.

  c. Dokumentasi

  Dokumentasi adalah menyelidiki data yang berupa buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya dalam memperoleh informasi (Arikunto, 1998: 149). Peneliti mencari data yang berkaitan dengan obyek penelitian berupa foto yang terkait kegiatan pendidikan agama Islam dalam keluarga sopir angkot.

  6. Analisis Data

  Analisis data, menurut Moleong (2009: 280) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

  Dalam tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul dari hasil wawancara dan dokumentasi. Menganalisis data meliputi mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorikannya.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

  Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan Penelitian ini, peneliti menggunakan kriteria kepercayaan

  (credibility). Kriteria kepercayaan digunakan untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai.

  Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data adalah teknik pemeriksaann keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009:

  330). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan data hasil wawancara antar narasumber yang terkait, dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

  a. Tahap sebelum ke lapangan

  Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian

  b. Tahap Pekerjaan Lapangan

  Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan pola pendidikan agama Islam dalam keluarga sopir angkot.

  c. Tahap Analisis Data

  Tahapan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2016: 244).

  Analisis dilakukan sebelum di lapangan, saat di lapangan, dan setelah di lapangan agar data yang dikumpulkan akurat.

d. Tahap Penulisan Laporan

  Tahap ini kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.

  Kemudian melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi kesempuraan skripsi dengan tindaklanjut hasil bimbingan tersebut penulis menghasilkan skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalan 5 (lima) bab yang rinciannya sebagai berikut:

BAB I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

  fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, pihak yang terlibat dalam pendidikan agama Islam anak, metode pembelajaran pendidikan agama Islam, ruang lingkup pendidikan agama Islam, kendala pendidikan agama Islam sopir angkot, dan penelitian yang relevan.

  

BAB III merupakan bab paparan data dan temuan hasil penelitian yang

  berisi gambaran umum lokasi penelitian yaitu angkot trayek Bringin-Salatiga, penyajian data yang meliputi: data responden serta hasil wawancara terhadap sopir angkot dan anak sopir angkot.

  

BAB IV merupakan bab hasil dan analisisn data yang terdiri atas hasil dan

  analisis data tentang pendidikan agama Islam dalam keluarga Sopir Angkot Trayek Bringin-Salatiga BAB V merupakan bab penutup yang terdri atas kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam

  1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan berasal dari kata didik, dengan awalan “pen” dan akhiran “an”, yang berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara perbuatan mendidik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 263). Sedangkan mendidik merupakan memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

  Marimba dalam (Tafsir, 2003: 6) mendefiniskan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai latihan, mental, moral, menumbuhkan kepribadian serta menanamkan rasa tanggung jawab (Arifin, 2014: 7).

  Dengan demikian, pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku setiap manusia secara sadar terhadap perkembangan jasmani dan rohani yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi sehingga menumbuhkan kepribadian serta menanamkan rasa tanggung jawab.

  Agama berasal dai bahasa sansekerta gam yang artinya jalan, agama adalah peraturan, tata cara, kepercayaan kepada tuhan yang maha esa serta berhubungan antarmanusia berdasarkan ajarannya (Ali, 2008: 35). Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan manusia dengan manusia serta lingkungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 12).

  Dalam bahasa Arab kata agama berarti Ad-Din (tunduk) yang didefiniskan makna etimologis dan Qurani (An-Nahlawi, 1996: 35) sebagai berikut:

  “Ad-Din adalah hubungan ketundukan, kepatuhan dan pengahambaan yang dirasakan umat manusia terhadap Sang Pencipta Yang Memeritah dan memberjalankan seluruh urusan alam yang memerintah itu : (a) Yang Maha Mengalahkan, Menghidupkan, Mematikan dan tempat kembali seluruh makhluk; (b) Yang telah meletakkan bagi mereka sebuah sistem kehidupan yang paripurna dan meliputi seluruh aspeknya; (c) Yang menyuruh kita supaya menerapkan sistem itu; dan (d) Yang memberitahukan kepada kita tentang balasanyang disediakan-Nya bagi para mukallaf (pengembang kewajiban) pada hari pembalasan”.

  Dengan demikian, agama dapat diartikan ajaran atau sistem penghambaan, ketundukan, kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berhubungan dengan seluruh urusan alam kelak dipertanggungjawabkan di akhirat.

  Islam merupakan agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 444). Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya (Majid, 2014: 11).

  Jadi, Islam adalah agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada Alquran yang diturunkan oleh Allah Swt kepada umat manusia agar beribadah kepada-Nya untuk melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

  Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dalam kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana untuk mencapai tujuan yang dihendaki (Muhaimin, 2008: 30). Menurut Daradjat (2011: 86) Pendidikan Agama Islam merupakan usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai pandangan hidup di dunia dan akhirat.

  Menurut Majid (2014: 11) Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk kegiatan bimbingan, pengajaran yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar berupa bimbingan, pengajaran, dan asuhan terhadap anak agar anak meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam untuk mencapai tujuan serta sebagai pandangan hidup di dunia dan akhirat.

  2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Tujuan pendidikan agama Islam adalah upaya menyeimbangkan dunia dan akhirat dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Adanya kesinambungan antara akal, hati dan jiwa dalam perkembangan diri manusia merupakan hal yang penting. Karena, dalam pendidikan ada banyak aspek yang harus seimbang, diantaranya yaitu kecerdasaan, sikap, dan ketrampilan sehingga akan terbentuk anak yang kepribadian baik. Apabila tiga aspek tersebut dapat tercapai, maka langkah selanjutnya yaitu mengarahkan anak untuk selalu beribadah kepada-Nya menuju manusia yang beriman dan bertakwa.

  Menurut Abdul Fattah Jalal dalam (Tafsir, 2014: 46) tujuan Pendidikan Islam ialah terwujudanya manusia sebagai hamba Allah, menjadikan manusia menghambakan diri, beribadah kepada Allah agar manusia dapat merealisasikan tujuan hidupnya yang sudah digariskan oleh berikut:

        

  Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Kementerian Agama RI, 2011:

  523).

  Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasanya manusia diciptakan agar selalu beribadah kepada Allah Swt dengan menjalankan perintah-nya dan menjauhi Larangan-Nya.

  Selanjutnya Gunawan (2014: 10-11) Abdurrahman Saleh Abdullah dalam buku Educational Theory a Quranic Outlook menyatakan bahwa tujuan pendidikan harus meliputi empat aspek yaitu:

  a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan ditunjukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah fi al-ardh melalui pelatihan keterampilan fisik sebagai kekuatan iman pendapat imam al-Nawawi.

  b. Tujuan rohani dan agama (ahdap al-ruhaniyah wa ahdaf al-diniyah).

  Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani oleh Nabi Saw sebagai perwujudan perilkau keagamaan.

  c. Tujuan intelektual (ahdaf al-aqliyah). Bahwa proses pendidikan ditunjukan dalam rangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnua, dengan menelaah ayat-ayat-Nya (baik qauliyah dan kauniyah) yang membawa kepada perasaa keimanan kepada Alla. Tahapan pendidikan intelektual ini adalah: 1) pencapaian kebenaran ilmiah (ilmi al-yaqien); 2) pencapaian kebenaran empiris (‘ain al-yaqien); dan 3) pencapaian kebenaran metaempiris, atau kebenran filosofis(haqq al-yaqien).

  d. Tujuan sosial (ahdaf al-ijtimayah) . Bahwa proses pendidkan ditunjukan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh.

  Pribadi di sini tercermin sebagai al-nas yang hidup pada masyarakat yang plural. Menurut Breiter seperti yang dikutip Majid (2014: 17) sebagai berikut: berarti bertindak dengan tujuan agar memengaruhi perkembangan anak sebagai seseorang secar utuh. Apa yang dapat anda lakukan ada bermacam-macam cara, anda kemungkinan dapat dengan cara mengajar dia, anda dapat bermain dengannya, anda dapat mengatur lingkungannya, anda dapat menyensor salutran televisi yang anda tonton, dan anda dapat memberlakukan hukum agar dia jauh dari penjara”.

  Menurut Daradjat (2011: 89-90) Pendidikan Agama mempunyai tujuan-tujuan berintikan tiga aspek, yaitu iman, ilmu, dan amal pada dasarnya berisi : a. Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan displin serta cinta terhadap agama dalam perbagai kehidupan anak yang nantinnya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt taat kepada perintah Allah swt dan rasul- Nya. Memang untuk mencapai tujuan ini agak sulit dan memerlukan banyak kesabaran, karena hasilnya tidak segera tampak mengingat hal tersebut menyangkut masalah pendidikan mental dan kepribadian. Dari sikap yang demikian itulah justru kadar keimanan dapat”diukur” dan dengan keimanan itu pulalah nantinya anak akan menjadi manusai dewasa yang dalam hidupnya mengindahkan dan memuliakan agama sehingga memungkinkan dirinya terjauh dari berbagai godaan dunia yang bertentangan dengan ajaran agamanya serta bertanggung jawab terhadap baik buruknya suatu masyarakat dan negara di aman ia berada.

  b. Ketaatan kepada Allah swt dan Rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak. Berkat pemahaman tentang pentingnya agama dan ilmu pengetahuan (agama dan umum) maka anak menyadari keharusan menjadi seorang hamba Allah yang beriman dan berilmu pengetahuan. Karenanya, ia tidak pernah mengenal henti untuk mengejar ilmu dan teknologi baru dalam rangka mencari keridaan Allah swt. Dengan iman dan llmu itu semakin hari semakin menjadi lebih bertakwa kepada Allah swt sesuai dengan tututan Islam. Dengan kata lain, tujuan pada aspek ilmu ini adalah pengembangan pengetahuan agama, yang dengan pengetahuan itu dimungkinkan pembentukan pribadi yang berakhlak mulia, yang bertakwa kepada Allah swt, sesuai dengan ajaran agama Islam dan mempunyai keyakinan yang mantap kepda Allah swt.

  c. Menumbuhkan dan membina keterampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah swt melalui ibadat salat umpamanya dan dalam hubunganya dengan sesama manusia yang tercermin dalam akhlak perbuatan serta dalam hubungan dirinya dengan alam sekitar melalui cara pemeliharaan dan pengolahan alam serta pemanfaatan hasil usahanya.

  Sedangkan menurut Nahlawi (1996: 161) tujuanlah yang menentukan metode. Allah menciptkan alam ini dengan tujuan tertentu agar manusia merenungkan segala yang ada di dalam alam, agar yang demikian itu dapat mendorongnya untuk menaati dan mencintai Allah, serta tunduk kepada segala perintah-Nya dan bermunajat kepada-Nya Menurut beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai keselarasan setiap kehidupan manusia dengan cara yang berbeda-beda menyesuaikan obyeknya. Sedangkan, metode orang tua dalam mendidik anak ada banyak yang harus disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan anak.

  3. Pihak yang Terlibat Dalam Pendidikan Agama Islam Pada umumnya, mendidik anak dalam pendidikan agama Islam membutuhkan pendidik untuk membentuk karakter anak yang berakhlak mulia dengan mengetahui ajaran agama Islam secara benar. Salah satunya yaitu orang tua yang merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak- anaknya menerima pendidikan (Daradjat, 2011: 35).

  Orang tua sangat berperan penting dalam pendidikan pada anaknya. Anak pertama kali mendapat sentuhan kasih sayang dari Ibu. dilakukan oleh Ibu yang pertama kali akan ditirukan oleh anak. Ayah juga ikut andil dalam pendidikan anak. Sosok ayah dianggap orang tua yang terhebat, terpandai dan penolong bagi anak-anaknya.

  Di sisi lain, pada dasarnya orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan anak yang tidak bisa dipikulkan kepada orang lain.

  Sebab guru dan pemimpin umat umpamanya, tidak seberapa keikutsertaannya dalam pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan yang dipikul para pendidik selain orang tua merupakan pelimpahan tanggung jawab orang tua karena beberapa alasan, sehingga tidak mungkin melaksanakan pendidikan anaknya secara langsung dengan sempurna (Daradjat, 2011: 38). Sedangkan menurut Tafsir (2014: 74) tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal: pertama, karena kodarat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya;

  

kedua karena kepentingan orang tua, yaitu orang tua berkepentingan

  terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tua juga. Dengan demikian, tanggung jawab pertama dan utama terletak pada orang tua.

  Di samping itu, ada pihak lain yang terlibat dalan pendidikan agama Islam anak yaitu guru berperan penting dalam penndidikan agama Islam. Guru merupakan pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagaian tanggung jawab Guru merelakan waktunya untuk mendidik anak orang lain, sebagai perwujudan pengabdian dan membagikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta didik nantinya. Guru mendidik peserta didik dengan senang hati, seperti memperlakukan anaknya sendiri. Maka guru mendidik peserta didik dengan sebaik-baik mungkin tentang ilmu pengetahuan yang belum diketahui peserta didik. Pendidikan biasanya berlangsung di pendidikan formal akan tetapi ada juga dalam bentuk non formal seperti TPA, Madrasah diniyah, mengaji rutinan dalam menambah pengetahuan pendidikan agama Islam.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 88

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PENYANDANG AUTIS DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 127

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 79

TEKNIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 149

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PENYANDANG TUNARUNGU SISWA KELAS B SMPLB NEGERI SALATIGA 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S.Pd

0 0 153

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR DAN HASAN LANGGULUNG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 120

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132