Pelaksanaan Bina Lingkungan Dalam Program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) PT. Petrokimia Gresik (PERSERO) (Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik).

(1)

SOCIAL RESPONSIBILITY( TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN)

PT. PETROKIMIA GRESIK (PERSERO)

(Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di Kelurahan

Lumpur Kabupaten Gresik)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN: “Veteran” Jawa Timur

Disusun Oleh : YUDHISTIRA ADITYA

NPM. 0641010024

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2011


(2)

rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Bina lingkungan dalam program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) PT. Petrokimia Gresik (persero)” (Studi Kasus Tentang Kampung Sehat di Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik). Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan kurikulum pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

Berkat Rahmat dan karuniaNya, penelitian ini dapat terselsaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis maupun non teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses penyelesaian Skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu namun berkat bimbingan dan kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skirpsi ini.

Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapakan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Drs. Pudjo Adi, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahanya kepada penulis. Disamping itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(3)

Administrasi Negara.

3. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan tambahan pengetahuan dan materi perkulihan sehingga membuka wawasan penulis terhadap berbagai permasalahan sosial kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

4. Ibu Dra. Diana Hertati, Msi dan Ibu Ertien Rining N, Msi. Sebagai anggota tim penguji, yang telah memberikan masukan bagi kesempuranaan skripsi ini. 5. Papa tercinta dan Mama tersayang dan terkasih yang selalu setia berdo’a serta puasa buat penulis, memberikan bimbingan, nasehat, arahan dan kasih sayang yang tak terhingga serta telah memberikan dorongan dan dukungan tiada batas untuk tetap bersemangat dan optimis dalam menghadapi segala cobaan dan ujian, selama proses penyusunan skripsi ini J

6. Adik Tercinta dan keponakan-keponakan tersayang yang cantik dan cakep, lucu-lucu, sholeh dan sholeha, tanpa senyum, canda , tawa serta semangat, penulis tidak akan bisa menyelesaikan pendidikan ini J

7. Bapak Moch. Sjaiful Ansor, S.S selaku Staf muda Hubungan Lembaga dan Media Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Staf PT. Petrokimia Gresik yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

studi maupun dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, Maaf yaa penulis sering ngrepotin mulai dari numpang ngeprint, numpang naruh laporan, numpang naruh sepatu dan baju, serta jadi pelampisaan saat susah dan senang pokoknya banyak deh...J J J

11. Buat Sahabat tercinta sepecial Didik dan Anton, yang selalu sabar mendampingi penulis dan senantiasa memberikan, bantuan, dorongan, inspirasi penulis, serta semangat dalam menjalani studi maupun dalam menyelsaikan penyusunan skripsi ini, dan tidak lupa dikala penulis lagi menghadapi kejunuhan selalu mengajak penulis buat jalan-jalan dan mengedit skripsi ini...J J J

12. Sahabat- Sahabat angkatan 2006 dan semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi iniJ J J

13. Buat kendaran tercinta Kijang Ijo, Motor Supra dan Motor Mio Merah yang sekarang berganti menjadi Mio Hitam J J J tentunya yang selalu menemani penulis dalam susah senang mencari data kesana kemari dan mengantarkan penulis untuk menyelesaikan studi maupun penyusunan skripsi ini J J J


(5)

Skripsi ini merupakan bagian dari proses penyempuranaan ilmu pengetahuan yang berkembang sehingga segala masukan yang berguna bagi penyempuranaan skripsi ini sangat diharapkan.

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan khasanah pengetahuan khususnya dalam program Corporate Social Responsibility PT. Petrokimia Gresik (persero). dan penulis mohon maaf bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat di harapkan demi perbaikan dan penyempuranaan skripsi ini, dan penulis mengucapkan terima kasih serta besar harapan penulis semoga sekrpsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juni 2011


(6)

Daftar Isi………... vi

Daftar Gambar………...…….. ix

Daftar Tabel………..……... x

Abstraksi... xi

BAB I. PENDAHULUAN………...……. 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah...………... 10

1.3. Tujuan Penelitian... 10

1.4. Kegunaan Penelitian... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ………...…………... 12

2.1. Penelitian Terdahulu………... 12

2.2. Landasan Teori...………... 15

2.2.1. Pengertian Kebijakan Publik………....………... 15

2.2.1.1. Sifat Kebijakan Publik.……...……...……….. 16

2.2.1.2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik...……...…... 17

2.2.1.3. Model Kebijakan Publik... 18

2.2.1.4. Faktor Penghambat dan pendukung Kebijakan... 20

2.2.2. Pengertian BUMN / Badan Usaha Milik Negara... 21

2.2.3. Tanggung Jawab Sosial / Corporate Social Responsibility... 22

2.2.3.1. Model dan Implementasi Corporate Social Responsibility... 24

2.2.3.2. Program yang dijalankan perusahaan dalam CSR... 27

2.2.4. Pembangunan Masyarakat / Community Development... 28


(7)

BAB III. Metode Penelitian ...………...……. 34

3. 1. Jenis Penelitian….………..……... 34

3. 2. Fokus Penelitian………..….…...…. 35

3. 3. Lokasi Penelitian... 36

3. 4. Sumber Data………... 37

3. 5. Pengumpulan Data……….…...…. 38

3. 6. Analisis Data……….…………..…. 40

3. 7. Keabsahan Data...………..………... 42

BAB IV. Hasil dan Pembahasan... 44

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 44

4.1.1. Sejarah Terbentuknya PT. Petrokimia Gersik... 44

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan... 46

4.1.3. Strukutur Oragnisasi Perusahaan... 47

4.1.4. Sekilas Mengenani Kegiatan CSR di PT. Petrokimia Gersik... 48

4.1.5. Profil Departemen Humas... 48

4.1.6. Struktur Organisasi Departemen Humas PT. Petrokima Gersik... 49

4.1.7. Tugas Dan Fungsi Departemen Humas... 50

4.1.8. Kompesisi Pegawai Departemen Humas PT. Petrokimia Gersik ...53

4.1.2 Sejarah Terbentuknya Kelurahan Lumpur... 55

4.1.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 56

4.1.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama... 56


(8)

4.3.1. Pelaksanaan Program kampung sehat... 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 80

5.1 Kesimpulan... 80

5.2 Saran... 81

Daftar Pustaka ……… LAMPIRAN


(9)

Tabel 1.1 Permasalahan masyarakat lingkungan ...………... 9

Tabel 4.1 Daftar Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 53

Tabel 4.2 Daftar Pegawai Berdasarkan Pendidikan... 53

Tabel 4.3 Daftar Pegawai Berdasarkan Jabatan... 54

Tabel 4.4 Daftar Pegawai Berdasarkan Agama... 54

Tabel 4.5 Daftar Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan... 55

Tabel 4.6 Daftar Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 56

Tabel 4.7 Daftar Penduduk Berdasarkan Agama... 56

Tabel 4.8 Daftar Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 57

Tabel 4.9 Matrik Keberhasilan Program Kampung Sehat... 78


(10)

Gambar 3.1. Analisis Model Interaktif ……….... 42

Gambar 4.1.Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gersik... 47

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Departmen Humas PT. Petrokimia Gersik... 49

Gambar 4.3 Foto Kegiatan Penyuluhuan Kesehatan... 65

Gambar 4.4 Foto Kegiatan Penyuluhuan Kesehatan... . 67

Gambar 4.5 Foto Kegiatan Pengobatan Umum... 68

Gambar 4.6 Foto kegiatan Pengobatan Umum... 69

Gambar 4.7 Foto Kegiatan Pengobatan Umum... 70

Gambar 4.8 Foto Kegiatan Perbaikan Gizi Balita... 72

Gambar 4.9 Foto Kegiatan Perbaikan Gizi Balita... 73


(11)

YUDHISTIRA ADITYA. Pelaksanaan Bina Lingkungan Dalam Program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) PT. Petrokimia Gresik (PERSERO) (Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik).

Seiring dengan perkembangan zaman, suatu instansi sebagai organisasi sosial perlu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu instansi perlu memberikan perhatian kepada lingkungannya terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan operasional instansi dengan menjalankan program CSR ( Corporate Social Responsibility/tanggung jawab sosial).

PT. Petrokimia Gresik sebagai salah satu BUMN berbentuk perseroan dan sebagai bagian dari masyarakat memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung dan melaksanakan program CSR. Komitmen ini dipicu terutama oleh faktor-faktor SK Menteri BUMN No. Kep-236/MBU/2003 diperbarui PER BUMN No. PER 05/MBU/2007 tentang program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan.

Perumusan masalah adalah bagimana sasaran dan kegiatan program kampung sehat dalam program CSR PT.Petrokimia Gresik di Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sasaran dan kegiatan program Kampung Sehat di kelurahan Lumpur.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kulitatif dengan fokus penelitiannya yaitu program Kampung Sehat dengan sasaran kajian sasaran program Kampung sehat dan kegiatan program Kampung sehat. Sebagai key person adalah staf muda pembinaan wilayah Humas PT. Petrokimia Gresik. sebagai informan adalah Kepala Rumah Sakit Petrokimia Gresik, kepala kelurahan Lumpur dan masyarakat Lumpur.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan program Kampung sehat di kelurahan Lumpur yaitu sasaran untuk pelaksanaan program Kampung sehat adalah untuk seluruh lapisan masyarakat kelurahan Lumpur. Sedangkan untuk kegiatannya ada tiga, yaitu penyuluhan, pengobatan umum, perbaikan gizi pada balita. Untuk kegiatan penyuluhan masyarakat dapat mengetahui tentang pentingnya kesehatan bagi dirinya. Sedangkan untuk kegiatan pengobatan umum, masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan memeriksakan kesehatannya. Untuk kegiatan perbaikan gizi, warga dapat penyuluhan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi pada balita dan keluarganya. Selain itu masyarakat juga mendapatnkan bantuan modal untuk mendirikan home industri agar dapat meningkatkan pendapatan keluarganya.


(12)

1.1 Latar Belakang

Pembangunan perekonomian Indonesia yang mulai berkembang setelah didera krisis ekonomi membuat bangkitnya berbagai sektor perekonomian, keadaan ini membuat persaingan antar instansi sejenis makin ketat. Era keterbukaan ini menempatkan setiap perusahaan lebih mudah dilihat oleh siapa saja, kapan saja, dan darimana saja, artinya siapapun dapat mengetahui tentang apapun termasuk aktivitas tanggung jawab sosial instansi dengan cepat.

Seiring dengan perkembangan zaman menjadikan instansi lupa akan fungsinya yaitu sebagai organisasi bisnis akan tetapi instansi juga sebagai organisasi sosial. Orientasi bisnis yang hanya terfokus pada tujuan ekonomi tersebut dewasa ini telah menghadapi tantangan, karena secara langsung maupun tidak langsung dalam menjalankan kegiatan operasinya instansi harus berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Peran instansi terhadap kemerosotan kualitas lingkungan hidup dan sosial masyarakat membawa dampak negatif misalnya polusi, eksploitasi tenaga keja dan sumber energi, kerusakan lingkungan dan penggunaan energi yang tidak bertanggungjawab.


(13)

Ide tanggung jawab sosial awalnya adalah bagaimana instansi memberikan perhatian kepada lingkungannya, terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan operasional instansi. Pada mulanya tidak banyak instansi, apalagi di Indonesia yang memperhatikan hal tersebut. Umumnya instansi masih berkutat pada aspek finansial atau aspek ekonomis untuk menunjukan keberhasilannya, namun sering dengan kesadaran penyelamatan lingkungan instansi-instansi di seluruh dunia kini sudah memperhitungkan aspek dampak lingkungan dan sosial dalam menjalankan pengembangan program Tanggung Jawab Sosial / Corporate Social Responsibility (CSR).

Program Corporate Social Responsibilty (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

Menurut World Council for Sustainable Development definisi Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan dari bisnis untuk berperilaku dan berkontribusi bagi pembengunan ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawannya, serta masyarakat lokal ataupun masyarakat luas. CSR merupakan konsep dimana perusahaan mengintegrasikan masyarakat dan lingkungan dalam kegiatan bisnis dan interaksi mereka, dengan para stakeholder dengan dasar sukarela.

Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang sumber daya alam atau berkaitan dengan sumber daya alam, diwajibkan untuk melaksanakan CSR sebagaimana diatur dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 40 Tahun


(14)

2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74. Pada perusahaan BUMN yang berbentuk perseroan, selain melekat tujuan perusahaan untuk memperoleh optimalisasi laba, perusahaan juga dituntut untuk memberikan pelayanan kepada publik.

Dalam perkembangan CSR terdapat suatu terobosan baru, gagasan CSR yang dikemukakan oleh John Eklington (1997) yang terkenal dengan The Triple Botton Line yang terdapat dalam buku Canibalts with Forks, The Triple Botton Line of Twentieth Century Business, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single botton line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple botton lines. Disini botton line lainnya, selain finansial adalah sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan juga memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.

Perkataan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menunjukkan suatu badan usaha yaitu suatu badan usaha yang melakukan kegiatan usaha. Sedangkan, usaha diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud.


(15)

Menurut Halim dalam buku Pemberdayaan BUMN di Indonesia (2003:19) pengertian badan usaha mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

a. Perwujudan atau pengejawantahan organisasi perusahaan yang memberi bentuk, cara kerja, wadah kerja dan bentuk/besar kecilnya tanggung jawab pengurusnya/ anggotanya.

b. Menghasilkan laba yang didapat dari hasil pemasaran barang-barang dan atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

c. Merupakan perwujudan dari suatu perusahaan yang terorganisir.

Badan Usaha milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Dari pengertian badan usaha, sebagaimana dijelaskan diatas maka secara sederhana BUMN dapat didefinisikan sebagai badan usaha atau badan yang melakukan kegiatan usaha yang dimiliki oleh negara.

Peran BUMN dalam pelaksanaan CSR dituangkan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang disingkat PKBL BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang masuk kategori usaha skala besar yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada dasarnya merupakan wujud tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi


(16)

masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

PT. Petrokimia Gresik sebagai salah satu BUMN berbentuk Perseroan dan sebagai bagian dari masyarakat memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung dan melaksanakan program CSR. Komitmen ini dipicu terutama oleh faktor-faktor antara lain adanya tuntutan lingkungan global dalam penerapan CSR, perubahan persepsi manajemen terkini bahwa CSR adalah bagian dari Good Corporate Governance.

Atas dasar ini maka CSR di PT. Petrokimia Gresik dijadikan sebagai bagian dari strategi bisnis instansi, dan untuk melaksanakannya, manajemen telah mengeluarkan kebijakan yang dituangkan dalam Keputusan Direksi sebagai acuan dalam pengelolaan CSR di PT. Petrokimia Gresik.

PT Petrokimia Gresik yang resmi beroperasi sejak 10 Juli 1972 terus tumbuh dan akan selalu berkembang. Menyadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberi berbagai dampak kepada masyarakat, maka pertumbuhan dan perkembangan perusahaan harus menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan masyarakat sekitar. Keberadaan perusahaan perlu mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat dan pemerintah setempat. Sehubungan dengan hal itu, perusahaan perlu melaksanakan berbagai kegiatan kemasyarakatan yang menyentuh kepentingan / kebutuhan masyarakat dan merata ke berbagai lapisan masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan misi perusahaan, yaitu “berperan aktif dalam community development”.


(17)

Selanjutnya Menteri Negara BUMN mengeluarkan pula surat edaran No. S-366/M-MBU/2002 yang meminta kepada BUMN untuk meningkatkan pembinaan lingkungan terutama disekitar lokasi operasional BUMN tersebut. Dalam surat itu dikemukakan bahwa BUMN dapat melaksanakan Program Bina Lingkungan dengan bentuk kegiatan, antara lain bantuan bencana alam, bantuan pendidikan masyarakat sekitar, pembiayaan pengembangan prasarana / sarana umum, bantuan sarana ibadah, bantuan peningkatan kesehatan masyarakat.

Program Bina Lingkungan di PT. Petrokimia Gresik secara umum dibagi dalam 2 (dua) program utama, berdasarkan tempat atau pelaksana kegiatan / bantuan, yaitu:

1. Program Perusahaan (sentralisasi)

a. Perusahaan sebagai tempat dan pelaksana / penyelenggara utama kegiatan Bina Lingkungan, yang mana bisa diikuti, disaksikan, dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum tidak terbatas pada batasan administratif wilayah desa / kelurahan.

b. Pada prakteknya, pelaksanaan kegiatan bisa bekerjasama dengan pihak lain sejauh memiliki kesamaan visi dan tujuan.

c. Pemberian bantuan kepada pihak lain (lembaga/organisasi) yang secara spesifik tidak mewakili / representasi dari suatu desa / kelurahan atau lembaga yang lebih tinggi dari desa / kelurahan atau melingkupi beberapa desa / kelurahan.


(18)

2. Program Desa / Kelurahan (desentralisasi)

a. Kegiatan Bina Lingkungan bertempat di wilayah desa / kelurahan dan atau masyarakat desa / kelurahan.

b. Perusahaan berperan sebagai pendukung kegiatan tersebut baik dalam bentuk bantuan dana, material maupun sponsorship.

c. Pemberian bantuan / sponsorship kepada pihak lain (lembaga / organisasi pemerintah / masyarakat) yang secara spesifik mewakili / represntasi dari suatu desa / kelurahan.

Mengingat cakupan dari program CSR dalam Bina Lingkungan versi PT. Petrokimia Gresik yang dilaksanakan sedemikian luas, maka penulis membatasi hanya membahas pelaksanaan program Bina Lingkungan yang dilaksanakan di kelurahan Lumpur. Alasannya adalah kelurahan Lumpur merupakan wilayah paling dekat dengan PT. Petrokimia Gresik, yang terkena dampak langsung dengan beroperasinya PT. Petrokimia Gresik.

Wilayah Lumpur merupakan salah satu wilayah di kecamatan Gresik yang berada di pinggir pantai dan terletak di dekat pabrik PT. Petrokimia Gresik. Luas wilayah kelurahan Lumpur berdasarkan data monografi desa tahun 2011 seluas 34.637 hektare. Dibagian selatan kelurahan ini berbatasan dengan kelurahan Karangpoh dan Tlogopojok. Di sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Tlogopojok. Di sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Kroman dan kelurahan Sukodono. Sedangkan di bagian utara berbatasan langsung dengan Selat Madura.


(19)

Penduduk asli Lumpur berasal dari suku bangsa Jawa yang sudah sejak dulu berada di daerah Lumpur Gresik. Sejak dulu pula nenek moyang mereka bekerja sebagai nelayan tradisional di daerah tersebut.

Jumlah penduduk berdasarkan data monografi desa tahun 2010 sebanyak 5709 jiwa, dengan komposisi antara laki-laki dan perempuan relatif berimbang. Kelurahan Lumpur memiliki jumlah Kepala Keluarga mencapai 1728 Kepala Keluarga (KK), tersebar pada 3 Rukun Warga (RW) dan 22 Rukun Tetangga (RT).

Dalam kegiatan operasionalnya, PT. Petrokimia Gresik sering mendapat komplain dari masyarakat lingkungan daerah kelurahan Lumpur dimana daerah atau lokasinya paling dekat/berhimpitan langsung dengan lokasi pabrik yang sehari-harinya terkena dampak langsung operasi pabrik. Penyebabnya adalah pabrik dianggap kurang ramah lingkungan dan kurang memberikan manfaat. Hal tersebut mengacu pada polusi, suara yang bising, kekhawatiran timbulnya bahaya ledakan. Kesan utama yang muncul dari eksistensi PT Petrokimia Gresik justru bukan dari hasil produksinya tetapi kekhawatiran terhadap dampak negatif industri tersebut. Pengalaman sehari-hari masyarakat selama ini, setelah bertahun-tahun tinggal di sekitar wilayah industri tersebut, meruncingkan persepsi bahwa PT. Petrokimia Gresik lekat dengan polusi, entah itu yang berkaitan dengan kualitas udara maupun air. Beberapa kasus ledakan, kebocoran dan rutinitas produksi yang menimbulkan bau tidak sedap telah menjadi bagian dari identitas PT. Petrokimia Gresik.


(20)

Tabel 1.1

PERMASALAHAN MASYARAKAT LINGKUNGAN

Lokasi Penyebab Sumber Frekuensi Waktu Akibat

Kelurahan

Lumpur

Bau amoniak Phonska/

RFO/ kapal

Tinggi Setiap saat Sesak napas

Pendangkalan pantai Pengerukan

pelabuhan

Tinggi Setiap saat Pendapatan nelayan

turun

Debu phonska Phonska Tinggi Setiap saat Tumbuhan warna

merah

Sumber: data Humas PT. Petrokimia Gresik 2008-2010

Dari permasalahan diatas, sebagian besar dampak yang ditimbulkan dari PT. Petrokimia Gresik adalah mengenai masalah kesehatan terhadap masyarakat keluruhan Lumpur. Oleh karena itu Humas perlu melaksanakan kegiatan kampung sehat sebagai wujud dari pelaksanaan program CSR. Dimana dalam pelaksanaan program kampung sehat adalah dengan memberikan bantuan pengobatan gratis dan memberikan penyuluhan tentang kesehatan terhadap masyarakat kelurahan Lumpur.

Melihat fenomena diatas, program CSR mengenai bina lingkungan yang dilaksanakan oleh PT. Petrokimia Gresik merupakan wujud partisipasi perusahaan dalam membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap “PELAKSANAAN BINA LINGKUNGAN DALAM

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSHAAN) PT. PETROKIMIA GRESIK (PERSERO)

( Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di Kelurahan Lumpur


(21)

1.2 Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian terlebih dahulu harus ditentukan perumusan masalah yang harus dipecahkan sebelum melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah yang penulis kemukakan sesuai objek yang akan diteliti adalah “Bagaimana pelaksanaan Bina Lingkungan dalam program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) PT. Petrokimia Gresik (persero) (Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik)?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Sasaran program kampung sehat yang diadakan oleh PT. Petrokimia Gresik di kelurahan Lumpur.

2. Kegiatan program kampung sehat yang diadakan oleh PT. Petrokimia Gresik di kelurahan Lumpur.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti:

Berguna untuk menambah pengetahuan, kajian dan pemahaman tentang Corporate Social Responsibility. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan teori yang didapat di bangku kuliah dengan keadaan


(22)

yang terjadi sebenarnya dilapangan serta merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1).

2. Bagi Instansi Terkait:

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Humas PT. Petrokimia Gresik untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat sekitar perusahaan.

3. Bagi Universitas:

Sebagai bahan referensi yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan oleh peneliti lainnya yang ingin mengembangkan pokok kajian serupa dimasa mendatang, serta untuk menambah referensi perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara.


(23)

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

1. Diah Febriyanti (2010) dalam penelitiannya Good Corporate Governance Sebagai Pilar Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada PT. Bank X, Tbk). Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan praktik CSR di bank X apakah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan apakah memiliki dampak dan berhubungan terhadap core business Bank X, serta untuk menjelaskan motivasi terhadap pengungkapan praktik CSR dalam annual report yang merupakan media komunikasi terhadap stakeholder. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pengambilan data melalui wawancara yang mendalam, observasi dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini bertujuan untuk menjawab lima rumusan masalah. Yang pertama adalah mengenai penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dimana salah satu prinsipnya adalah

responsibility yang diimplementasikan dengan pelaksanaan praktik-praktik CSR perusahaan. Yang kedua dan ketiga mengenai motivasi apa yang mendorong praktik dan pengungkapan CSR perusahaan dilaksanakan. Motif perusahaan untuk melaksanakan CSR adalah karena ingin menerapkan dan melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara utuh


(24)

sedangkan motif mengungkapkan CSR adalah karena perusahaan ingin mendapatkan pengakuan dari masyarakat, memenuhi keinginan

stakeholder perusahaan, merupakan komitmen perusahaan, dan untuk menginformasikan stakeholder perusahaan. Yang keempat adalah apa saja program CSR yang telah dijalankan perusahaan. Yang kelima adalah bagaimana kegiatan yang berupa program-program CSR diungkapkan. 2. Wenny Setiawati, mahasiswa UPN “Veteran” Jatim fakultas Fisip program

studi Ilmu Administrasi Negara, dalam penelitiannya Penerapan Corporate Social Responsibility Melalui Program Kemitraan Telkom Comunity Development Center Surabaya Timur dalam Pemberdayaan Usaha Kecil pada Pengrajin Batik di Jetis Sidoarjo. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan CSR melalui Program Kemitraan Telkom CDC Surabaya Timur dalam memberdayakan Usaha Kecil pada Pengrajin Batik di Jetis Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Program Kemitraan yang dilakukan oleh PT. Telkom mempunyai kejelasan serta telah mendapat dukungan baik dari pemerintah maupun dari pihak Telkom dengan dikeluarkannya Peraturan-Peraturan yang mendukung pelaksanaan Program dan juga pelaksanaan dari bentuk-bentuk Program Kemitraan telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

3. Ahmad Tobari, mahasiswa UPN “Veteran” Jatim fakultas Fisip program studi Ilmu Administrasi Negara, dalam penelitiannya Pemberdayaan


(25)

Usaha Kecil melalui Pinjaman Modal Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (Studi Tentang dana Pinjaman Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perum Perumnas regional VI). Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana pemberdayaan usaha kecil melalui Program Kemitraan antara Usaha Kecil dan Menengah dengan Perum Perumnas Regional VI Surabaya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberdayaan usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu pemberian pinjaman modal usaha untuk meningkatkan produktivitas Mitra Binaan dan pelaksanaan diklat pelaksanaan internet sebagai upaya pembinaan Mitra Binaan PKBL Perum Perumnas Regional VI di Surabaya

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Kebijakan Publik

Menurut Heclo dalam Soenarko (2005;41), kebijakan publik adalah apa saja yang ditetapkan pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.

Menurut Jenkins dalam Wahab (2004:4), mengatakan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu instansi dimana keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut.


(26)

Menurut Eyestone dalam Winarno (2002:15), menyatakan bahwa kebijakan publik adalah hubungan suatu pemerintah dengan lingkungannya.

Dapat disimpulkan pengertian-pengertian diatas bahwa kebijakan publik adalah serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik/pemerintah berkenaan dengan tujuan yang dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya, adanya hubungan suatu pemerintah dengan lingkungannya dan apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan dalam batas-batas kewenangan dari aktor politik/pemerintah tersebut. Dalam pemberdayaan masyarakat Menteri Badan Usha Milik Negara sebagai aktor politik menetapkan keputusan yang dituangkan dalam program Kemitraan dan bina Lingkungan guna untuk mencapai tujuan dalam memberdayakan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.

2.2.1.1. Sifat Kebijakan Publik

Menurut Winarno (2002:19), sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci beberapa kategori sebagai berikut:

1. Tuntutan-tuntutan kebijakan

Adalah tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh aktor-aktor swasta atau pemerintah, ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah dalam suatu sistem politik.


(27)

2. Keputusan kebijakan

Adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah yang mengesahkan atau memberi arah atau substansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik.

3. Pernyataan-pernyataan kebijakan

Adalah pernyataan-pernyataan resmi atau artikulasi-artikulasi (penjelasan) kebijakan publik.

4. Hasil-hasil kebijakan

Adalah manivestasi nyata dari kebijakan-kebijakan publik hal-hal yang sebenarnya dilakukan menurut keputusan-keputusan dan pernyataan-pernyataan kebijakan.

5. Dampak-dampak kebijakan

Adalah akibat-akibatnya bagi masyarakat baik yang diinginkan atau tidak diinginkan yang berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah.

2.2.1.2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik

Menurut Winarno (2002:28), proses pembuatan kebijakan merupakan proses yang komplek karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu,kebijakan publik membagi proses-prose penyusunan kebijakan publik ke dalam beberapa tahap.Tahap-tahap kebijakan publik sebagai berikut:


(28)

1) Tahap penyusunan ganda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik.Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetensi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan.

2) Tahap formulasi kebijakan

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik.

3) Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan-kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan pengadilan.

4) Tahap implementasi

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan.

5) Tahap penilaian kebijakan

Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah.


(29)

2.2.1.3. Model Kebijakan Publik

Dye (1995) merumuskan model-model kebijakan publik dalam sembilan model formulasi kebijakan, yaitu:

1) Model Kelembagaan (Institusional)

Model ini bermakana bahwa tugas pemerintah yang mendasarkan pada fungsi-fungsi kelembagaan yang bersifat universal dan fungsi pemaksaan dari pemerintah di setiap sektor dan tingkat dalam kehidupan bersama. 2) Model Proses

Kebijakan publik merupakan proses politik yang menyertakan rangkaian kegiatan antara lain: identifikasi permasalahan, menata agenda formulasi kebijakan, perumusan proposal kebijakan, legitimasi kebijakan, imlementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan.

3) Model Kelompok

Model ini mengandalkan kebijakan sebagai titik keseimbangan, intinya adalah interaksi di dalam kelompok akan menghasilkan keseimbangan dan keseimbangan adalah yang terbaik.

4) Model elit

Model ini melandaskan diri pada asumsi bahwa dalam setiap masyarakat terdapat dua kelompok, yaitu pemegang kekuasaan (elit) dan yang tidak memiliki kekuasaan (massa).


(30)

5) Model Rasional

Model ini mengedepankan gagasan bahwa kebijakan publik sebagai

maximumsocial gain berarti pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus memilih kebijakan yang memberikan manfaat lebih bagi masyarakat. 6) Model Inkremental (Pragmatis)

Model ini melihat bahwa kebijakan publik merupakan variasi atau kelanjutan dari kebijakan di masa lalu karena para pembuat kebijakan tidak memiliki cukup waktu, intelektual maupun biaya untuk melakukan evaluasi kebijakan secara komprehensif.

7) Model Teori Permainan

Model ini adalah model yang sangat abstrak dan deduktif dalam formulasi kebijakan. Gagasan pokok model ini adalah pertama formulasi kebijakan berada dalam situasi kompetisi yang intensif dan kedua para aktor berada dalam situasi pilihan yang sama-sama bebas.

8) Model Pilihan Publik

Model ini melihat kebijakan sebagai sebuah proses formulasi keputusan kolektif dari individu-individu yang berkepentingan atas keputusan tersebut.

9) Model sistem

Model ini mengandaikan bahwa kebijakan merupakan hasil atau output dari sistem politik.salah satu kelemahan dari model ini adalah terpusatnya perhatian pada tindakan-tindakan yang dialakukan pemerintah dan pada


(31)

akhirnya kita kehilangan perhaian pada apa yang tidak pernah dilakukan pemerintah.

2.2.1.4. Faktor Penghambat dan Pendukung Implementasi Kebijakan

Hogwood dan Gunn dalam Wahab (2002:61) membagi pengertian kegagalan (Policy foilure) ke dalam 2 (dua) kategor yaitu non implemetasi (tidak terimplementasikan) dan unsuccessfull implementasi (implementasi yang tidak berhasil). Sedangkan implementasi yang tidak berhasil biasanya terjadi manakala telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun mengingat kondisi eksternal tidak menguntungkan, kebijakan tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan dampak atau hasil akhir yang dikehendaki.

Kemudian Sunarko (2000:185) mengemukakan bahwa pelaksanaan kebijakan itu dapat mengalami kegagalan atau tidak membuahkan hasil yang disebabkan diantaranya sebagai berikut teori yang menjadi dasar kebijakan tidak tepat, oleh karena itu harus dilakukan ”formulation” terhadap kebijakan tersebut antara lain:

a) Sarana yang dipilih untuk pelaksanaannya tidak efektif.

b) Sarana yang digunakan tidak atau kurang dipergunakan sebagaimana mestinya.

c) Adanya kekurangan akan tersedianya sumber-sumber pembantu (waktu, uang, dan sumber daya manusia)


(32)

Menurut Winarno (2002:162), untuk memperbaiki implementasi kebijakan ada beberapa langkah yaitu:

a) Dalam mengusulkan langkah-langkah perbaikan harus dipahami lebih dulu hambatan yang muncul dalam proses implementasi dan mengapa hambatan tersebut muncul.

b) Mengubah keadaan yang menghasilkan faktor penghambat tersebut.

Selain faktor penghambat pelaksanaan kebijaksanaan juga dikemukakan oleh Soenarko (2000:186) yaitu:

a) Persetujuan, dukungan dan kepercayaan masyarakat.

b) Pelaksanaan haruslah mempunyai cukup informasi, terutama mengenai kondisi dan kesadaran masyarakat yang menjadi kelompok sasaran.

2.2.2. Pengertian BUMN / Badan Usaha Milik Negara

Perkataan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menunjukkan suatu badan usaha yaitu suatu badan usaha yang melakukan kegiatan usaha. Sedangkan, usaha diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud.

Menurut Halim dalam buku Pemberdayaan BUMN di Indonesia (2003:19) pengertian badan usaha mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

a. Perwujudan atau pengejawantahan organisasi perusahaan yang memberi bentuk, cara kerja, wadah kerja dan bentuk/besar kecilnya tanggung jawab pengurusnya/ anggotanya.


(33)

b. Menghasilkan laba yang didapat dari hasil pemasaran barang-barang dan atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

c. Merupakan perwujudan dari suatu perusahaan yang terorganisir. Badan Usaha milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Dari pengertian badan usaha, sebagaimana dijelaskan diatas maka secara sederhana BUMN dapat didefinisikan sebagai badan usaha atau badan yang melakukan kegiatan usaha yang dimiliki oleh negara.

2.2.3. Tanggung Jawab Sosial / Corporate Social Responsibility (CSR)

Sebagai sebuah konsep, Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai definisi dalam beberapa versi karena implementasi yang dilakukan oleh perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya berbeda-beda.

Menurut Kotler dan Lee dalam Solihin (2009:5) ”Corporate Social Responsibility is a commitment to improve community well being through discretionary business practices and contribution of corporate resources”(tanggung jawab sosial perusahaan adalah kegiatan yang semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan berkontribusi kepada sumberdaya perusahaan).

Menurut versi Bank Dunia dalam Diah Febriyanti (2010:23) definisi

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah “CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with


(34)

employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development” (CSR adalah komitmen bisnis sebagai kontribusi untuk keberlanjutan perkembangan ekonomi yang bekerja sama dengan pekerja, perwakilan mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk memperbaiki kualitas hidup, dimana keduanya baik untuk bisnis maupun pengembangan).

Menurut Bank Dunia dalam Diah Febriyanti (2010:25), tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standart usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.

Sedangkan menurut Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis yang berperan untuk mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.

Sejauh ini definisi yang banyak digunakan adalah pemikiran Elkington tentang triple bottom line. Menurut Elkington (1997) dalam Diah Febriyanti (2010:45) CSR adalah adanya segitiga dalam kehidupan stakeholders yang mesti diperhatikan korporasi di tengah usahanya mencari keuntungan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial, yang kemudian diilustrasikan dalam bentuk segitiga.


(35)

Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian diatas bahwa CSR adalah suatu bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan mutu kehidupan bagi karyawan perusahaan dan masyarakat lingkungan sekitar perusahaan maupun masyarakakat luas.

2.2.3.1. Model dan Imlementasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Model CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia (Said dan Abidin,2004) sebagai berikut:

a. Keterlibatan langsung

Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan social atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Disini perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan.

c. Bermitra dengan pihak lain

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga/organisasi non pemerntah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

d. Mendukung atau bergabung dengan konsorium

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.


(36)

Menurut Sedyono (2004), model CSR membagi kewajiban perusahaan menjadi empat jenis tanggungjawab atau yang dikenal dengan “Model Empat Sisi”, yaitu adanya empat tanggungjawab perusahaan yang bersifat ekonomis, artinya memperoleh laba bagi pemegang sahamnya; legal, mematuhi peraturan dan hukum (berhubungan dengan lingkungan, dan sebagainya). Selain kewajiban ekonomis dan legal, ada kewajiban-kewajiban lain terhadap stakeholders di luar pemegang saham, yaitu ethical dimana perusahaan harus memnuhi kaidah-kaidah normatif. Seperti berlaku fair, transparan, tidak membeda-bedakan ras dan gender, dan tidak korupsi. Model tanggung jawab selanjutnya bersifat discretionary, yaitu tanggung jawab yang sebenarnya tidak harus dilakukan, tetapi atas kemauan sendiri misalnya pemberian beasiswa.

Sedangkan menurut Harahap (2002), keterlibatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan keadaan di negara Indonesia, yaitu:

1) Lingkungan hidup, antara lain: pengawasan terhadap efek polusi, perbaikan pengrusakan alam, keindahan lingkungan, pengurangan polusi suara, penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan air limbah, riset dan pengembangan lingkungan, kerjasama dengan energi.

2) Sumber daya manusia dan pendidikan, antara lain: keamanan dan kesehatan karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan rekreasi karyawan, menambah dan memperluas hak-hak karyawan, dsb.

3) Praktek bisnis yang jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan wanita, jujur dalam iklan, kredit, service, produk, jaminan,


(37)

mengontrol kualitas produk, pemerintah, universitas, dan pembangunan lokasi rekreasi.

4) Membantu masyarakat lingkungan, antara lain: memanfaatkan tenaga ahli perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak campur tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan, sekolah, rumah ibadah, dsb.

5) Kegiatan seni dan kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya dalam iklan, dsb.

6) Hubungan dengan pemegang saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi pada semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial.

7) Hubungan dengan pemerintah, antara lain: menaati peraturan pemerintah, membatasi kegiatan lobbying, mengontrol kegiatan politik perusahaan, membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan, membantu secara umum peningkatan kesejahteraan social masyarakat, dsb.

Menurut Solihin (2009:145) dalam implementasi program CSR yang baik diperlukan beberapa kondisi, yaitu:

a. Kondisi pertama, implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari pihak yang terlibat.


(38)

b. Kondisi kedua adalah ditetapkannya pola hubungan (relationship)

diantara piha-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR.

c. Kondisi Ketiga adalah adanya pengelolaan program yang baik yang dapat diwujudkan bila adanya kejelasan tujuan program, mendapat dukungan terhadap program yang tengah dijalnkan dari pihak-pihak yang terlibat, terdapat kejelasan mengenai durasi waktu pelaksanaan program serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program.

2.2.3.2. Program yang Dijalankan Perusahaan dalam Corporate Social

Responsibility (CSR)

Menurut Pambudi (2005), program-program CSR yang dijalankan perusahaan meliputi:

a. Program-program bidang sosial, antara lain pelayanan dan kampanye kesehatan, beasiswa pendidikan, pembangunan dan renovasi sarana sekolah, sumbangan sosial untuk bencana alam, sekolah binaan serta pendidikan dan pelatihan teknologi informasi.

b. Program-program bidang ekonomi, antara lain pemberdayaan dan pembinaan UKM dan pengusaha, kemitraan dalam penyediaan kebutuhan dan bahan baku produksi, kredit pembiayaan dan bantuan modal untuk pengembangan usaha, pengembangan agrobisnis, serta pemberdayaan dan pengembangan tenaga kerja lokal.


(39)

c. Program-program bidang lingkungan adalah pembinaan dan kampanye lingkungan hidup, pengelolaan fisik agar lebih asri, pengelolaan limbah, pembangunan sarana air bersih, penanaman pohon atau penghijauan dan pertanian anorganik.

Program-program CSR ini biasanya dijalankan dalam waktu yang berbeda-beda sesuai dengan perusahaan masing-masing. Kurang dari 1 tahun, 1-2 tahun, 3-5 tahun, 6-7 tahun, 8--10 tahun serta lebih daari 11 tahun.

Menurut Gurvy Kavei dalam Diah Febriyanti (2010:45), CSR dipraktekkan dalam tiga wilayah atau area antara lain di tempat kerja, seperti aspek keselamatan kerja, pengembangan skill karyawan dan kepemilikan saham. Di komunitas antara lain dengan memberikan beasiswa dan pemberdayaan ekonomi terhadap lingkungan, antara lain pelestarian lingkungan dan proses produksi yang ramah lingkungan.

Dengan demikian maka program CSR dijalankan dalam berbagai bidang, seperti bidang sosial, ekonomi, dan bidang lingkungan. Program yang dilakukan CSR menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Selain itu program yang dilakukan merupakan program yang berdampak jangka panjang atau berfungsi sebagai prime mover / penggerak awal.

2.2.4. Pembangunan masyarakat / Community Develpoment (CD)

Menurut Payne (1995), praktik paling terkenal dari CSR adalah

Community Development (CD), walau keduanya tidak dapat disamakan.


(40)

kemampuan masyarakat, terutama kelompok-kelompok paling tidak beruntung, dalam pemenuhan kebutuhan berdasarkan potensi seluruh sumber daya yang dapat diaksesnya. Community Development memiliki sejarah panjang dalam praktek pekerjaan sosial.

Konsep Community Development telah banyak dirumuskan di dalam berbagai definisi. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam Luz. A.Einsiedel (1968:7) mendefinisikannya: ” as the process by which the efforts of the people themselves are united with those of governmental authorities to improve the economic, social and cultural conditions of communities, to integrade these communities into the life of the nations, and to enable them to contribute fully to national progress”.

(Definisi ini menekankan bahwa pembangunan masyarakat, merupakan suatu “proses” dimana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level nasional.

US International Cooperation Administration mendeskripsikan dalam (The Community Development Guidlines of the International Cooperation Administration, Community Development Review, December, 1996, p.3)

Community Development itu sebagai : ” a process of social action in which the people of a community organized themselves for planning action; define their


(41)

common and individual needs and problems; make group and individual plans with a maximum of reliance upon community resources; and supplement the resources when necessary with service and material from government and non-government agencies outside the community “.

Definisi di atas lebih menekankan bahwa konsep pembangunan masyarakat, merupakan suatu proses “aksi sosial” dimana masyarakat mengorganiser diri mereka dalam merencanakan yang akan dikerjakan; merumuskan masalah dan kebutuhan-kebutuhan baik yang sifatnya untuk kepentingan individu maupun yang sifatnya untuk kepentingan bersama; membuat rencana-rencana tersebut didasarkan atas kepercayaan yang tinggi terhadap sumber-sumber yang dimiliki masyarakat, dan bilamana perlu dapat melengkapi dengan bantuan teknis dan material dari pemerintah dan badan-badan nonpemerintah di luar masyarakat.

Seorang pakar Community Development Arthur Dunham (1958:3) merumuskan definisi Community Development itu sebagai berikut.

“organized efforts to improve the conditions of community life, and the capacity for community integration and self-direction. Community Development seeks to work primarily through the enlistment and organization of self-help and cooprative efforts on the part of the residents of the community, but usually with technical assistance from government or voluntary organization.

Rumusan di atas menekankan bahwa pembangunan masyarakat merupakan usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, dan memberdayakan masyarakat untuk mampu


(42)

bersatu dan mengarahkan diri sendiri. Pembangunan masyarakat bekerja terutama melalui peningkatan dari organisasi-organisasi swadaya dan usaha-usaha bersama dari individu-individu di dalam masyarakat, akan tetapi biasanya dengan bantuan teknis baik dari pemerintah maupun organisasi-organisasi sukarela.

Dari definisi Community Development diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Community Development merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisir dan dilaksanakan tahap demi tahap dimulai dari tahap pemulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi.

2.2.4.1 Tujuan Community Development

Tujuan utama program Community Development menurut Hadi (2001) adalah untuk mengembangkan kemampuan dari suatu masyarakat sehingga mampu menyelesaikan permasalahan mereka. Program Community Development

sebenarnya bertujuan untuk:

a. Mengangkat masyarakat yang miskin akibat tergusur oleh kegiatan proyek dengan memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka. b. Merealisasi keadilan distributif

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat secara nyata

Menurut Cox (1993), tujuan community development adalah memberantas kemiskinan, merealisasi keadilan distributif dan peningkatan partisipasi masyarakat secara nyata. Sasaran program Community Development


(43)

tertinggal. Community Development sifatnya fungsional, yaitu mendorong masyarakat menjadi swakarsa.


(44)

2.3. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur peneliti dalam memberikan penjelasan kepada orang lain. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber: Pedoman Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility PT. Petrokimia Gresik.

SK Menteri BUMN No. Kep-236/MBU/2003 diperbarui PER BUMN No. PER 05/MBU/2007

Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

Surat Keputusan Direksi PT. Petrokimia Gresik No: 0198/07/TU/.04.02/30/SK/2005

Tentang Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PT. Petrokimia Gresik

Program kampung sehat:

1. Sasaran program

kampung sehat

2. Kegiatan program

kampung sehat: a. Penyuluhan b. Pengobatan

umum

c. Perbaikan gizi

Biro Humas

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Pelaksanaan CSR dalam Program Bina Lingkungan Biro Kemitraan dan


(45)

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yang mencoba menggambarkan secara mendalam suatu obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan maksud ingin memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang peran Humas PT. Petrokimia Gresik dalam melaksanakann program Corporate Social Responsibility (CSR). Secara teoritis, menurut Bagdan dan Taylor dalam Moleong (2004:4), penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Prosedur penelitian ini diarahkan pada situasi dan individu secara utuh sebagai obyek penelitian sebagaimana dinyatakan Moleong (2004:4) bahwa pendekatan kualitatif diarahkan pada situasi dan invidu tersebut secara holistic (utuh) dalam hal peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai suatu keutuhan.

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mengungkapkan, bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun peristilahannya.


(46)

Sehingga dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan dan ingin mengetahui tentang Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Petrokimia Gresik.

3.2. Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2004:97), fokus penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan batas yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa fokus penelitian pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya.

Fokus dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan masalah dimana masalah penelitian dijadikan sebagai acuan dalam menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian bisa berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di lapangan.

Dalam penelitian kualitatif digunakan variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah Program Corporate Social Responsibility

(CSR) PT. Petrokimia Gresik.

Sesuai dengan hasil wawancara kepada Bapak Moch. Sjaiful Ansor, S.S selaku karyawan PT. Petrokimia Gresik, penelitian ini difokuskan pada program

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk dari pelayanan Humas terhadap masyarakat sekitar PT. Petrokimia Gresik.


(47)

Adapun aspek yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tentang pelaksanaan CSR dalam program kampung sehat di kelurahan Lumpur, dengan sasaran kajian:

1. Sasaran program kampung sehat 2. Kegiatan program kampung sehat:

a. Penyuluhan kesehatan b. Pengobatan umum c. Perbaikan gizi buruk

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna memperoleh data yang akurat. Agar memperoleh data yang akurat atau mendekati kebenaran sesuai dengan fokus penelitian, maka penulis memilih dan menetapkan lokasi penelitian ini di kelurahan Lumpur. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kelurahan Lumpur merupakan wilayah paling dekat dengan PT. Petrokimia Gresik, yang terkena dampak langsung dengan beroperasinya PT. Petrokimia Gresik. Dan humas PT. Petrokimia Gresik mempunyai peran penting untuk memberikan pelayanan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


(48)

3.4. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah berasal dari informan yang berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Informan Kunci (Key Person)

Informan kunci, dimana pemilihannya secara purposive sampling dan diseleksi melalui teknik snowball sampling yang didasarkan atas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan data yang benar-benar relevan dan kompeten. Sebagai informan awal adalah Bapak Moch. Sjaiful Ansor, S.S selaku staf muda Hubungan Lembaga dan Media departemen Humas yang menangani penerimaan peneliti di PT. Petrokimia Gresik. Sedangkan informan selanjutnya diminta kepada informan awal untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi, maka untuk triangulasi data tersebut informan tersebut ditemukan dengan cara snow ball. secara rinci adalah sebagai berikut: Penerapan CSR sebagai bentuk pelayanan Humas PT. Petrokimia Gresik, dengan sasaran kajian pada program pelaksanaan CSR di PT. Petrokimia Gresik, sebagai key person adalah staf muda pembinaan wilayah departeman Humas PT Petrokimia Gresik. Sebagai informan adalah Kepala Rumah Sakit, Kepala Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Ketrampilan (LP2K) Rama, kepala kelurahan Lumpur, masyarakat Lumpur.


(49)

Tempat dan peristiwa dimana fenomena yang terjadi atau yang pernah terjadi berkaitan dengan fokus penelitian yaitu daerah Ring I atau daerah yang paling dekat dengan perusahaan.

3. Dokumen

Dokumen sebagai sumber data yang sifatnya melengkapi data utama yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian antara lain meliputi : ketentuan peraturan perundangan yang berlaku mengenai pelayanan, data mengenai data monografi perusahaan, jumlah masyarakat, dan lain sebagainya.

3.5. Pengumpulan Data

Data merupakan bagian terpenting dalam penelitan karena hakekat dari penelitian adalah pencarian data yang nantinya dianalisa dan diinterpretasikan. Dalam penelitian kualitatif, sumber data yang utama adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.

Dalam rangkaian pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tiga proses kegiatan yang dilakukan, yaitu :

1. Proses memasuki lokasi penelitian (Getting In)

Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik kelengkapan administrative maupun semua persoalan yang berhubungan dengan setting dan subyek penelitian dan mencari relasi awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh pendekatan formal dan informal serta menjalin hubungan


(50)

baik dengan informan (Moleong, 2004:128). Maka dalam tahap ini peneliti memasuki lokasi penelitian guna memperoleh gambaran aktifitasnya dengan membawa surat ijin penelitian Universitas Pembangunan Nasional.

2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian (Getting Along)

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara maupun observasi untuk mencari informasi yang lengkap dan tepat serta menangkap makna intisari dari informasi dan fenomena yang diperoleh tentang pelaksanaan CSR yang diberikan oleh Humas PT. Petrokimia Gresik.

3. Teknik Pengumpulan Data (Logging The Data)

Setelah kedua langkah diatas maka peneliti melakukan pengumpulan data, dimana teknik yang digunakan adalah :

a. Wawancara mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi tentang manfaat CSR yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dengan informan mengenai pelaksanaan CSR yang diberikan Humas PT. Petrokimia Gresik dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan tentang pelayanan Humas melalui program CSR.


(51)

c. Pengamatan (Observation)

Teknik ini dilakukan untuk mengungkap dan memperoleh deskripsi secara utuh dengan pengamatan langsung dengan masyarakat.

3.6. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1992:16), teknik analisa data kualitatif meliputi tiga alur kegiatan sebagai sesuatu yang terjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun suatu analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan model interaktif (interactive models of analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992:16). Dalam model ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatubentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan atau verifikasi. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan ditulis dalam uraian yang jelas dan lengkap yang nantinya akan direduksi, dirangkum, dan difokuskan pada hal-hal yang


(52)

berkaitan dengan penelitian kemudian dicari tema atau pola (melalui proses penyuntingan, pemberian kode, dan pembuatan tabel).

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang ada secara sederhana, rinci, utuh, dan integrative yang digunakan sebagai pijakan untuk menentukan langkah berikutnya dalam menarik kesimpulan dari data yang ada.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data berlangsung, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan dan hal-hal yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentative namun dengan bertambahnya data melalui verifikasi terus menerus akan memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang bersifat grounded (dasar).


(53)

Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Gambar 3.1 Analisis Model Interaktif Menurut Miles dan Huberman

Sumber : Miles dan Huberman dalam terjemahan Tjetjep rohendi rohidi (1992:20)

3.7. Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat kepercayaannya atau kebenarannya dari hasil penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, standar tersebut disebut dengan keabsahan data. Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2004:324). Untuk menetapkan keabsahan data maka diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria yang digunakan yaitu :

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Pada dasarnya penerapan kriterium derajat kepercayaan menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi untuk melakukan inkuiri (penyelidikan) sedemikian rupa, sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai serta untuk menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Pengumpulan Data

Kesimpulan dan verifikasi


(54)

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris yang bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya, jika ia ingin membuat penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut.

3. Kebergantungan (Dependability)

Merupakan substitusi istilah rehabilitas dalam penelitian non kualitatif. Yaitu dengan diadakan pengulangan studi dalam suatu kondisi yang sama hasilnya secara esensial sama maka berarti reabilitasnya tinggi. Penelti sebagai instrument penelitian bisa saja membuat kesalahan karena keterbatasan yang dimiliki atau bisa juga karena keletihan, untuk itu digunakan kriterium ini dimana konsepnya lebih luas daripada rehabilitas. Hal tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan segala-galanya, yaitu yang ada pada rehabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang tersangkut. Hal tersebut akan dibahas dalam konteks pemeriksaan.

4. Kepastian (Conformability)

Kepastian di sini adalah bahwa sesuatu itu obyektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Sesuatu yang obyektif berarti dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan.


(55)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah terbentuknya PT. Petrokimia Gresik

PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bernaung dibawah Departemen Keuangan. Produk utama dari PT. Petrokimia Gresik adalah pupuk nitrogen (pupuk ZA dan pupuk urea) dan pupuk fosfat (pupuk SP-36) serta bahan-bahan kimia lainnya seperti CO2 cair dan kering (dry ice), amonia, asam sulfat, O2 dan N2 cair.

Pada mulanya perusahaan ini dibawah Departemen Perindustrian dan Perdagangan, yaitu dibawah Direktorat Industri Kimia Dasar. Kemudian pada tahun 1992 berada dibawah Direktorat Industri Logam, yaitu sejak berdirinya anak perusahaan PT. Puspetindo yang menghasilkan peralatan-peralatan untuk pabrik. Tetapi sejak tahun 1998 perusahaan ini bernaung dibawah Departemen Keuangan.

PT. Petrokimia Gresik ini merupakan salah satu pabrik diantara pupuk yang ada di Indonesia dan merupakan pabrik kedua yang didirikan setelah PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI) Palembang.

Pada mulanya pabrik pupuk yang hendak dibangun di Jawa Timur disebut Proyek Petrokimia Surabaya, dimana pemerintah telah merancang keberadaannya sejak tahun 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Akan tetapi, nama


(56)

Petrokimia sendiri berasal dari “Petroleum Chemical”yang disingkat menjadi Petrochemical, yaitu bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak dan gas alam.

PT. Petrokimia Gresik berdiri pada tahun 1960 berdasarkan TAP MPRS No.II/1960 sebagai proyek prioritas dalam pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap I (1961-1969) dan diperkuat dengan surat KEPRES No.260/1960. Pada tahun 1964 berdasarkan Instruksi Presiden No.I/1963, PT. Petrokimia Gresik dikembangkan dan diborong oleh kontraktor COSINDIT SPA dari Italia. Pembangunan fisiknya dimulai pada tahun 1966 dengan berbagai hambatan yang dialami, yaitu adanya krisis ekonomi sehingga menyebabkan pembangunan proyek tertunda pada tahun 1968. Pada tahun 1968 pembangunan proyek dimulai kembali sampai percobaan pertama operasional pabrik pada Maret 1970.

Pada tanggal 10 Juli 1972 proyek PT. Petrokimia Gresik diresmikan oleh presiden Soeharto yang kemudian diabadikan sebagai hari jadi PT. Petrokimia Gresik dengan bentuk badan usahanya adalah Perusahaan Umum (PERUM) dengan produksinya yang masih berupa pupuk urea dan pupuk ZA. Dan tepat tiga tahun kemudian yaitu pada tanggal 10Juli 1975 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Petrokimia Gresik (Persero). Pada tahun 1977 berdasarkan PP No.28/1977, PT. Petrokimia Gresik menjadi anggota holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya, terutama dalam bidang pemasaran, keuangan dan produksi.


(57)

Pada saat ini PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa bidang usaha yaitu industri pupuk, industri kimia, industri pestisida, industri peralatan pabrik, jasa rancang bangun dan perekayasaan serta jasa-jasa lain yang telah mampu beroperasi dengan baik, bahkan mempunyai peluang untuk terus ditingkatkan.

4.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati oleh konsumen.

Misi

a. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan.

b. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha.

c. Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung pemenuhan industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community development.

Nilai-nilai dasar perusahaan

a. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional.

b. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.


(58)

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik


(59)

4.1.1.3 Sekilas mengenai kegiatan CSR di PT. Petrokima Gresik

Program Bina Lingkungan merupakan salah satu program kerja yang dilaksanakan oleh Departemen Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL). Tujuan dari program bina lingkungan adalah sebagai wujud bentuk tanggung jawab perusahaan yang dalam hal ini PT. Petrokimia Gresik kepada masyarakat (baik bagi masyarakat yang berada di sekitar perusahaan maupun masyarakat Jawa Timur pada umumnya) dengan harapan agar kehidupan masyarakat menjadi sejahtera. Dimana kedudukan Departemen Humas dalam proses kegiatan pelaksanaan program-program CSR (Corporate Social Responsibility) adalah hanya sebagai biro yang bertugas mengevaluasi pendahuluan dari proposal yang diajukan oleh masyarakat umum.

4.1.1.4 Profil Departemen Humas

PT. Petrokimia Gresik yang diresmikan operasinya sejak 10 Juli 1972 terus tumbuh berkembang. Menyadari bahwa perusahaan berpotensi menimbulkan dampak pada masyarakat maka perusahaan harus menjaga keselamatan, kesehatan, dan keamanan masyarakat sekitar. Selain itu keberadaan perusahaan perlu mendapatkan dukungan sepenuhnya dari masyarakat dan pemerintah setempat. Maka perusahaan perlu melaksanakan kegiatan yang menyentuh kepentingan atau kebutuhan masyarakat melalui Departemen Hubungan Masyarakat (Humas) yang salah satu programnya adalah Community Development.


(60)

4.1.1.5 Struktur Organisasi Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik

Gambar 4.2

Sumber: Data Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik 2011

Kadep Humas

Kabag Protokol Kabag Informasi dan Komunikasi

Plk Administrasi

Pelaksana

Karu Dokumentasi Karu Penata

Kegiatan Kasi Pelayanan &

Penata Kegiatan

Pelaksana Pelaksana Staf Hubungan

Lembaga dan Media Staf muda Staf pemula

Karu Pelayanan Kegiatan Staf Pembinaan

wilayah Staf muda Staf pemula

Pelaksana

Karu Penerbitan Kasi Penerbitan &

Dokumentasi Pelaksana


(61)

4.1.1.6 Tugas dan Fungsi Departemen Humas

A. Kepala Departemen Humas

Humas merupakan ujung tombak perusahaan dalam rangka menjaga citra dan reputasi perusahaan, serta menjaga harmoni/keselarasan antara perusahaan dengan lingkungannya agar keberadaan perusahaan tetap mendapat kepercayaan dari stakeholder.

Adapun fungsi dan tugas Kepala Departemen Humas, antara lain: 1. Mengatur kegiatan yang berkaitan dengan kehumasan dalam

rangka menjaga citra perusahaan.

2. Sebagai juru bicara perusahaan, khususnya bidang informasi dan komunikasi dengan pihak luar/stakeholder, khususnya dengan media cetak dan media elektronik.

3. Menjembatani dan bisa mengakomodir kebijakan/kepentingan manajemen dan kebutuhan stakeholder/masyarakat dna pelanggan.

B. Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi (Infokom)

Bagian Informasi dan Komunikasi (Infokom) merupakan inti aktivitas kehumasan sebenarnya. Karena sebagian besar kegiatan kehumasan ada di bagian Infokom, sehingga kompleksitas permasalahan menjadi tuntutan yang selalu terupdate seiring dengan berkembangnya permasalahan.


(62)

Pelaksanaan program Community Development berdasarkan pada keputusan Menteri BUMN No: Kep 236/MBU/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan diperbarui dengan PER BUMN No: PER 05/MBU/2007, meliputi:

1. Bidang pendidikan dan pelatihan. 2. Bidang kesehatan.

3. Kegiatan sosial kemasyarakatan, antara lain: a. Bantuan sarana dan prasarana umum. b. Bantuan sarana ibadah.

4. Pelastarian lingkungan.

Disamping program Communitiy Development, bagian Infokom juga mempunyai tugas menjalin hubungan dan komunikasi dengan pihak luar (external), antara lain:

1. Membina hubungan dengan media cetak dan media elektronik. 2. Membina hubungan dengan instansi luar (Instansi pemerintah dan

LSM).

3. Pelayanan website PT. Petrokimia Gresik. 4. Pembuatan press release.

C. Kepala Bagian Protokol

Bagian protokol mempunyai fungsi dan tugas sebagai protokoler kunjungan/tamu-tamu perusahaan serta memberi pelayanan dan akomodasi tamu-tamu perusahaan, dan juga melayani kebutuhan perjalanan dinas Direksi. Disamping itu juga mempunyai tugas mendokumentasikan kegiatan perusahaan.


(63)

D. Kepala Seksi Pelayanan dan Penata Kegiatan

Kepala Seksi pelayanan dan Penata Kegiatan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Memberi pelayanan dan akomodasi tamu-tamu perusahaan.

2. Menyiapkan segala kebutuhan perjalanan dinas Direksi (tiket, hotel, dll).

3. Menyiapkan dan mengakomodasi rapat Direksi.

E. Kepala Seksi Penerbitan dan Dokumentasi

Kepala Seksi Penerbitan dan Dokumentasi mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Mendokumentasikan semua kegiatan perusahaan.

2. Membuat buletin (majalah intern perusahaan) yang terbit satu bulan sekali sebagai alat informasi intern kepada karyawan.

3. Mencetak kalender, company profil, agenda, kartu ucapan (hari raya dan natal).


(64)

4.1.1.7 Komposisi Pegawai Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik

Jumlah pegawai di Departemen Humas PT. Petrokima Gresik sebanyak 26 orang pegawai, sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Prosentase (%)

1. Pria 22 85

2. Wanita 4 15

Jumlah 26 100

Sumber: Data Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik 2011

Jumlah pegawai di Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik sebagaian besar adalah pria. Dari jumlah total keseluruhan, jumlah pria ada 22 orang dan wanita 4 orang. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan Departemen Humas yang lebih banyak melakukan pekerjaan diluar kantor.

Tabel 4.2

Daftar Pegawai Berdasarkan Pendidikan

NO Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase (%)

1. S 2 2 8

2. S 1 5 18

3. SMA 19 74

Jumlah 26 100

Sumber: Data Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik 2011

Mayoritas pegawai yang bekerja di Humas PT. Petrokimia Gresik adalah yang berijazah SLTA. Tetapi dalam hal ini tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suatu jabatan.


(65)

Tabel 4.3

Daftar Pegawai Berdasarkan Jabatan

NO Jabatan Jumlah (Orang) Prosentase (%)

1. Kadep 1 4

2. Kabag 2 8

3. Kasi 4 15

4. Karu 8 31

5. Pelaksana 11 42

Jumlah 26 100

Sumber: Data Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik 2011

Dilihat dari jabatan yang diduduki oleh pegawai di departemen humas PT. Petrokimia Gresik sebanyak 11 orang menjabat sebagai pelaksana. Hal ini berdasarkan kebutuhan departemen humas PT. Petrokimia Gresik.

Tabel 4.4

Daftar Pegawai Berdasarkan Agama

NO Agama Jumlah (Orang) Prosentase (%)

1 Islam 24 92

2 Kristen 2 8

Jumlah 26 100

Sumber: Data Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik 2011

Dari komposisi agama, pegawai yang bekerja di departemen humas PT. Petrokimia Gresik mayoritas beragama Islam berjumlah 24 orang. Hal ini dikarenakan di Negara Indonesia mayoritas beragama Islam jika dibandingkan dengan agama lain.


(66)

Tabel 4.5

Daftar Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan

NO Pangkat/Golongan Jumlah (Orang) Prosentase (%)

1. Pembina Utama/IB 1 4

2. Pembina III/2A 2 8

3. Penata III/4B 4 15

4. Penata Madya II/5B 6 23

5. Penata Madya III/5A 2 8

6. Perakit/8A 5 19

7. Perakit Muda I/8B 6 23

Jumlah 26 100

Sumber: Data Departemen Humas PT. Petrokimia Gresik 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pangkat/golongan dalam departemen humas PT. Petrokimia Gresik telah sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam departemen humas.

4.1.2 Sejarah Terbentuknya Kelurahan Lumpur

Asal usul nama Lumpur menjadi nama kelurahan ini karena wilayah daratan desa ini terjadi akibat dari penumpukan lumpur selama bertahun-tahun lamanya. Tumpukan lumpur tersebut semakin hari semakin bertambah luas areanya mengarah ke laut. Kejadian ini sudah berlangsung lama dan warga pun tidak mengetahui kapan awal terbentuknya masyarakat Lumpur ini.


(67)

4.1.2.1Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.6

Daftar Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 2782

2 Perempuan 2927

Jumlah 5709

Sumber: Data monografi Kelurahan Lumpur 2011

Jumlah penduduk berdasarkan data monografi desa tahun 2010 sebanyak 5709 jiwa, dengan komposisi antara laki-laki dan perempuan relatif berimbang. Jumlah laki-laki 2782 orang dan perempuan 2927 orang.

4.1.2.2Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 4.7

Daftar Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

1. Islam 5690

2. Kristen 6

3. Katolik 6

4. Budha 7

Jumlah 5709


(68)

Dari komposisi agama, penduduk Lumpur mayoritas beragama Islam berjumlah 5690 orang. Hal ini dikarenakan di Negara Indonesia mayoritas beragama Islam jika dibandingkan dengan agama lain.

4.1.2.3Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 4.8

Daftar Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Karyawan:

a. Pegawai Negeri b. TNI/POLRI

c. Swasta

45 1 542

2. Wiraswasta/pedagang 785

3. Pertukangan 21

4. Pensiunan 22

5. Nelayan 1882

6. Jasa 15

7. Lain-lain 381

Jumlah 3694

Sumber: Data monografi Kelurahan Lumpur 2011

Jenis pekerjaan penduduk Lumpur sebagian besar sebagai nelayan. Hal ini dikarenakan sejak dulu nenek moyang mereka bekerja sebagai nelayan.


(1)

Gresik dalam pelaksanaan program Kampung Sehat adalah dengan melaksanakan program bidang sosial. Hal ini berdasarkan hasil temuan bahwa dalam pelaksanaan program Kampung Sehat, PT. Petrokimia Gresik melakukan kegiatan penyuluhan dan pelayanan kesehatan

Dalam program Kampung Sehat terdapat kegiatan penyuluhan kesehatan penyakit kronis dan komplikasi. Dalam penyuluhan ini, warga diberi materi pengetahuan tentang penyakit kronis dan komplikasi. Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran warga untuk rutin berobat dan mendeteksi dini penyakitnya, antara lain darah tinggi dan komplikasinya, kencing manis dan komplikasinya.

Selain itu juga diberikan penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan bersih. Dalam penyuluhan ini warga diberi materi tentang cara mencuci tangan yang benar, penanganan pertama diare, pencegahan dan penanganan batuk pilek.

Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh PT. Petrokimia Gresik adalah berupa pengobatan umum. Dimana dalam pengobatan umum ini, warga kelurahan Lumpur dapat memperoleh pemeriksaan secara gratis dari PT. Petrokimia Gresik. Dalam pengobatan umum ini pemeriksaan kesehatan yang dapat langsung ditangani adalah untuk penyakit yang ringan-ringan saja, seperti batuk, pilek, dan lain sebagainya. Untuk sakit gigi juga dapat langsung ditangani, karena dalam melaksanakan pengobatan umum, pihak rumah sakit membawa bus kampung sehat yang telah dilengkapi dengan laboratorium mini. Dalam laboratorium tersebut, pasien dapat memeriksakan giginya. Selain itu masyarakat juga dapat


(2)

dilakukan didalam laboratorium mini tersebut. Masyarakat yang mempunyai penyakit agak berat seperti kolesterol, diabetes, dan lain sebagainya akan diberi pengantar untuk diperiksa dokter spesialis yang berada di rumah sakit.

Selain melakukan kegiatan penyuluhan, program Kampung Sehat juga melaksanakan kegiatan pemberdayaan, sesuai dengan teori Pambudi (2005) dalam program CSR dalam bidang ekonomi. Hal tersebut terbukti dari adanya kegiatan pemberdayaan terhadap warga Lumpur, dengan memberikan bantuan modal untuk mendirikan home industri dari olahan hasil laut yang didapatkan.

Karena dalam program Kampung Sehat ini berhubungan dengan masalah kesehatan maka PT. Petrokimia Gresik bekerjasama dengan Rumah Sakit Petrokimia Gresik dalam menjalankan program Kampung sehat.. Hal ini berarti PT. Petrokimia Gresik menggunakan salah satu model tanggung jawab sosialnya yang umum diterapkan (Said dan Abidin, 2004), yaitu bermitra dengan pihak lain.

Dalam program Kampung Sehat pihak rumah sakit yang melaksanakan, tetapi untuk jadwal kegiatan pihak humas PT. Petrokimia Gresik yang menentukan. Tetapi dalam penentuan jadwal kegiatan, humas PT. Petrokimia Gresik sudah berkoordinasi dengan rumah sakit Petrokimia Gresik.


(3)

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka di akhir laporan ini dapat disimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisa data dan hasil pengamatan untuk fokus penelitian dengan berpedoman pada kerangka berfikir, sebagai berikut:

Sasaran dari program Kampung Sehat tersebut adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat kelurahan Lumpur. Sedangkan untuk kegiatannya terdiri dari tiga kegiatan, yaitu:

1. Penyuluhan kesehatan

Kegiatan penyuluhan kesehatan ini terdiri dari penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan bersih, penyuluhan kesehatan penyakit kronis dan komplikasinya. Dengan adanya kegiatan penyuluhan, masyarakat kelurahan Lumpur sudah mendapatkan manfaat dari penyuluhan tersebut, sehingga kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat.

2. Pengobatan umum

Kegiatan pengobatan umum ini yaitu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan gigi, THT, atau pengambilan sampling darah. Dengan adanya kegiatan pengobatan umum, masyarakat telah mendapatkan pelayanan kesehatan dan kesadaran


(4)

3. Perbaikan gizi balita

Kegiatan perbaikan gizi ini membantu kegiatan posyandu dengan memberikan penyuluhan makanan sehat dan bergizi untuk keluarga, penyuluhan cara pemilihan bahan makanan sehat, pemberian susu kepada balita setiap minggunya. Masyarakat telah mendapatkan manfaat dari kegiatan perbaikan gizi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan Kampung sehat sudah berjalan dengan baik, karena masyarakat kelurahan Lumpur telah mendapatkan pelayanan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan-penyuluhan dan pengobatan umum. Sehingga kesadaran dan derajat kesehatan masyarakat kelurahan Lumpur meningkat.

5.2. Saran

Setiap BUMN mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility, untuk itu penulis akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi sumbangan pemikiran yang berguna untuk lebih meningkatkan pengabdiannya terhadap masyarakat.

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. PT. Petrokimia Gresik diharapkan tetap mempertahankan program Kampung Sehat dan Pelatihan Montir Motor agar pemberdayaan terhadap masyarakat tetap berjalan dan terus diterapkan.


(5)

2. Dibentuk kader-kader kesehatan yang diharapkan mampu sebagai ujung tombak untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar berperilaku sehat dimasing-masing desa.

3. Menambah tenaga dokter dan perawat saat pengobatan umum agar penanganan lebih cepat. Serta melibatkan Hansip dari desa untuk mengatur pasien yang ingin berobat.


(6)

Diah Febriyanti. 2010. “Good Corporate Governance Sebagai Pilar Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada PT. Bank X, Tbk) Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, 2007, Salinan Peraturan Menteri

Negara BUMN No PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan, Jakarta

Miles, Matthew B and Hubberman, Michael A. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.Surabaya : Papyrus.

Moleong, J Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

PT. Petrokimia Gresik. 2006. Pedoman Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT. Petrokimia Gresik. Gresik

Salam M. Faisal, 2003, Pemberdayaan BUMN di Indonesia, Bandung

Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility from Charity to

Sustainability. Jakarta: Salemba Empat

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media Pressindo


Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

10 119 140

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Efektivitas Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan Di Lingkungan XII Kelurahan Silalas Kecamatan Medan Barat

5 51 139

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kesejahteraan Karyawan Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.

1 58 88

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM CSR PT. PETROKIMIA GRESIK : STUDI PADA KELURAHAN LUMPUR KECAMATAN GRESIK KABUPATEN GRESIK.

1 2 115

Pelaksanaan Bina Lingkungan Dalam Program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) PT. Petrokimia Gresik (PERSERO) (Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik)

0 0 22

Hubungan program Corporate Social Responsibility (CSR) "Kampung Sehat" oleh PT. Petrokimia Gresik dengan citra perusahaan pada masyarakat Ring I, Gresik - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 20