KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

(1)

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN

INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP

PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh :

MOHAMAD ZAID

0713010230/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR


(2)

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN

INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP

PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

USULAN PENELITIAN

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Untuk menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi

Oleh:

MOHAMAD ZAID

0713010230/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ”

JAWA TIMUR


(3)

USULAN PENELITIAN

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN

INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP

PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

Yang diajukan

Mohamad Zaid

0713010230/FE/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Rina Moestika, SE.MM

Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Progdi Akuntansi

DR. Sri Trisnaningsih MSi


(4)

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN

INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP

PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

Yang diajukan

Mohamad Zaid

0713010230/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan

Pembimbing Utama

Rina Moestika, SE.MM

Tanggal :...

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Drs Ec Saiful Anwar, Msi


(5)

SKRIPSI

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN

INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP

PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

Yang diajukan

MOHAMAD ZAID

0713010230/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan

dan diterima oleh Tim Penguji skripsi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Jawa Timur

Pada tanggal 3 September 2010

Pembimbing Utama:

Tim penguji :

Ketua

Rina moestika SE.MM

Drs. Ec. H. Munari , MM

Sekretaris

Drs.Ec. Sjarief H. SE. MM

Anggota

Rina moestika SE.MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul :

“ Kemampuan

Berkomunikasi, Kemampuan Intelektual, dan Kepribadian Terhadap

Pemahaman Akuntansi”

, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini, penulis

menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya :

1.

Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Drs. Ec. H. Rachman A. Suwaidi,Ms. selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

4.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

5.

Rina Moestika, SE.MM

, sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan, serta saram umtuk penulis.


(7)

7.

Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih

sedalam-dalamnya kepada Ayah dan Ibu beserta seluruh anggota keluarga yang

telah memberikan banyak dorongan, semangat, serta doa restu baik

secara moral maupun secara materiil.

8.

Kepada Ardiyanti Purnomo, orang yang selalu memotivasi aku disaat

aku terpuruk dan selalu ada disaat aku butuhkan. Semoga dirimu segera

menyelesaikan tugas akhirmu.

9.

Kepada sahabat-sahabatku yang sudah berjuang bersamaku selama ini,

baik yang secara langsung ataupun tidak langsung telah menghiasi

hari-hariku.

Peneliti menyadari bahwa apa yang telah disajikan di dalam penelitian ini

masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala

kebaikan atas semua bantuan kepada peneliti.

Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ekonomi. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Surabaya, Mei 2011


(8)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...iii

Daftar Tabel...viii

Daftar Gambar...x

Daftar Lampiran...xi

Abstraksi...xii

BAB I : PENDAHULUAN

...1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Akuntansi ... 10

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi ... 10

2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi ... 11

2.2.2. Akuntansi Keperilakuan ... 14

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan ... 14


(9)

2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi...14

2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi ... 15

2.2.4. Komunikasi ... 16

2.2.4.1. Pengertian Komunikasi ... 16

2.2.4.2. Unsur Komunikasi ... 17

2.2.4.3. Tipe Komunikasi ... 18

2.2.4.4. Fungsi Komunikasi ... 19

2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi ... 20

2.2.5. Kemampuan Intelektual ... 22

2.2.5.1. Pengertian Intelektual ... 22

2.2.5.2. Dimensi Kemampuan Intelektual ... 23

2.2.5.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Intelektual ... 24

2.2.6. Kepribadian ... 26

2.2.6.1. Pengertian Kepribadian ... 26

2.2.6.2. Faktor-faktor Kepribadian ... 26

2.2.6.3. Teori Kepribadian ... 37

2.2.7. Kerangka Pikir ... 30

2.2.7.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Pemahaman

Akuntansi ... 30

2.2.7.2. Pengaruh Kemampuan Intelektual terhadap


(10)

2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman

Akuntansi ... 32

2.3. Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.1.1. Definisi Operasional ... 34

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 35

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 36

3.2.1. Populasi ... 36

3.2.2. Sampel ... 36

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.3.1. Jenis Data ... 38

3.3.2. Sumber Data ... 38

3.3.3. Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4. Uji Kualitas Data ... 39

3.4.1. Uji Validitas ... 39

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 40

3.4.3. Uji Normalitas ... 40

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 41


(11)

3.5.3. Autokorelasi ... 42

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 42

3.6.1. Teknik Analisis ... 42

3.6.2. Uji Hipotesis ... 43

3.6.2.1. Uji Spesifikasi Model F ... 43

3.6.2.2. Uji t ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

4.1.1. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

4.1.2. Klasifikasi Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif ... 46

4.1.3.Klasifikasi Berdasarkan Kemampuan Berkomunikasi ... 47

4.1.4. Klasifikasi Berdasarkan Kemampuan Intelektual ... 50

4.1.5. Klasifikasi Berdasarkan Kepribadian ……....…………. 53

4.1.6. Klasifikasi Berdasarkan Pemahaman Akuntansi....…….56

4.2. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 59

4.2.1. Uji Kualitas Data ... 59

4.2.1.1. Uji Validitas ... 59

4.2.1.2. Uji Reliabilitas ... 62

4.2.1.3. Uji Normalitas ... 62


(12)

4.2.2.2. Heterokedasitas ... 64

4.2.3. Analisis Regresi Berganda ... 65

4.2.4. Koefisien Determinasi ... 66

4.2.5. Uji Hipotesis ... 67

4.2.5.1. Uji Kesesuaian Model Regresi ... 67

4.2.5.1.1 Uji F ... 67

4.2.5.1.2 Uji t………...………68

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

4.4. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan

Manfaat Penelitian... 75

4.5. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang .. 77

4.6. Keterbatasan Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... 79

5.2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Statistik Responden Berdasarkan jenis Kelamin ... 46

Tabel 4.2. Statistik Responden Responden berdasarkan IPK ... 46

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban

Responden Mengenai Variabel Kemampuan Berkomunikasi ... 47

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban

Responden Mengenai Variabel Kemampuan Intelektual ... 50

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban

Responden Mengenai Variabel Kepribadian ... 53

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban

Responden Mengenai Variabel Pemahaman Akuntansi ... 56

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Berkomunikasi ... 59

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Intelektual ... 59

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kepribadian ... 60

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Akuntansi ... 61

Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel ... 62

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas ... 62

Tabel 4.14. Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

Tabel 4.15. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 64

Tabel 4.16. Hasil Estimasi Koefisien Regresi ... 65


(14)

Tabel 4.19. Hasil Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 69

Tabel 4.20. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 76


(15)

DAFTAR GAMBAR


(16)

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL,

DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI

MAHASISWA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)

Oleh :

Mohamad Zaid

Abstrak

Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan

lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya menguasai kemampuan di

bidang akademik saja, tetapi juga kemampuan lain di bidang tertentu (

softskill)

sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja. Dalam

melaksanakan pekerjaannya secara professional, lulusan fakultas ekonomi ini

membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri.

Pemahaman akuntansi merupakan pemahaman seorang mahasiswa untuk

mengerti tentang akuntansi. Disini pemahaman akuntansi diukur berdasarkan

nilai mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah,

akuntansi keuangan lanjutan, pemeriksaan akuntansi (audit), dan teori

akuntansi.

Penelitian ini dilaksanakan secara survey yang menggunakan data primer

dari responden yang menjadi obyek penelitian. Sampel yang digunakan

sebanyak 61 Mahasiswa akuntansi tahun 2007. Skala pengukuran yang dipakai

untuk mengukur variabel X dan Y yaitu dengan menggunakan Skala Interval

yang tidak hanya mengelompokkan individu namun juga mengukur besaran

perbedaan preferensi antar individu. Sedangkan teknik penyusunan skala

menggunakan metode perbedaan semantik (

Semantik Differetial Scale

). Data

yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier

berganda dengan alat bantu komputer.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi,

kemampuan intelektual, dan kepribadian berpengaruh secara tidak signifikan

terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan variabel kepribadin berpengaruh

secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Pemahaman

akuntansi mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi,

berpikir kritis, dan kepribadian sebesar 26,3%. Sedangkan sisanya dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Keyword

:

Kemampuan berkomunikasi, kemampuan intelektual,

Kepribadian,

dan

Pemahaman Akuntansi


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya menguasai kemampuan di bidang akademik saja, tetapi juga kemampuan lain di bidang tertentu (softskill) sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja. Dalam melaksanakan pekerjaannya secara professional, lulusan fakultas ekonomi sangat membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri. Hal ini disebabkan karena tuntutan pekerjaan itu sendiri yang mewajibkan lulusan ekonomi khususnya di bidang akuntansi harus memahami benar mengenai ilmu yang mereka tekuni. Pada umumnya dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa pendidikan tinggi merupakan persiapan untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Perguruan tinggi merupakan jenjang peralihan dari masa anak-anak (siswa) berproses menjadi seorang manusia yang mempunyai jati diri. Dengan memasuki perguruan tinggi, seorang mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menyongsong kehidupannya agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Menurut Afandi (2008) akuntansi merupakan kegiatan jasa yang terdiri dari proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan


(18)

penganalisaan data keuangan perusahaan. Kegiatan pencatatan dan penggolongan merupakan proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608). Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dari nilai-nilai yang di dapatkannya dalam mata kuliah, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah di perolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupannya bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktikkan didunia kerja (http://eprints.undip.ac.id/23251/1/SKRIPSI.PDF).

Tingkat pemahaman seseorang dapat ditunjang dari berbagai macam faktor, salah satunya adalah kemampuan berkomunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang berarti memberitahukan, berpartisipasi, menjadikan milik bersama. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia untuk memberitahukan atau menyebarluaskan informasi, berita, pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai dengan tujuan untuk menggugah partisipasi orang yang diajak. Semakin baik kemampuan berkomunikasi seseorang maka diharapkan tingkat pemahaman orang tersebut dalam menghadapi atau menyelesaikan suatu masalah yang ia


(19)

hadapi menjadi semakin baik pula. Seseorang yang mampu mengutarakan pendapatnya secara baik dan benar akan mempermudah orang lain dalam memahami apa yang telah ia sampaikan.

Dalam dunia perkuliahan komunikasi merupakan hal yang sangat penting, Komunikasi merupakan salah satu cara penyampaian materi dari pengajar ke mahasiswanya. Seorang pengajar yang baik hendaknya memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik pula. Hal ini dimasudkan agar mahasiswanya dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang disampaikan oleh pengajar tersebut. Demikian pula dalam hal penyampaian materi, agar mahasiswa dapat memahami akuntansi dengan baik, pengajar hendaknya dapat memahami khalayak. Komunikator juga hendaknya mempermudah bahasa yang digunakan, sehingga khalayak (dalam hal ini adalah mahasiswa) dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh komunikator (pengajar) (Cangara, 2009). Hal ini juga dapat di kaitkan dengan ilmu akuntansi, semakin baik kemampuan berkomunikasi seorang mahasiswa maka semakin baik pula tingkat pemahaman mahasiswa tersebut dalam menyelesaikan masalah.

Kemampuan berkomunikasi dan pemahaman seseorang tidak lepas dari intelektualitas yang ia miliki. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Menurut Robbin dalam Munari (2009) kemampuan intelektual memiliki beberapa dimensi diantaranya adalah : Kecerdasan numeris, pemahaman verbal,


(20)

kecepatan konseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruangan, ingatan). Winkel dalam buku psikologi pengajaran (2005:112)

menyatakan bahwa intellectual skill adalah kemampuan untuk

berhubungkan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk representasi, khususnya konsep dan berbagi lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual merupakan kemampuan mahasiswa dalam membaca, memahami dan menginterprestasikan setiap informasi.

Selain kemampuan berkomunikasi dan intelektual, hal yang tidak kalah penting dalam pemahaman seseorang tentang ilmu akuntansi adalah kepribadian. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes dalam Saputra, 2006).

Di UPN “Veteran” JATIM khususnya Program Studi Akuntansi, jumlah mahasiswa reguler angkatan 2007 yang masih aktif mengikuti perkuliahan pada tahun 2010 sebanyak 154 mahasiswa. Jumlah ini


(21)

merupakan jumlah terbanyak diantara progdi lain yang berada di bawah naungan Fakultas Ekonomi. (UPT Telematika, 2010-2011)

Dari data yang diperoleh khususnya untuk angkatan 2007, tingkat pemahaman akuntansi yang dapat diindikatorkan melalui nilai untuk bidang kajian akuntansi adalah sebagai berikut. Untuk mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah (AKM) I, total mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini sebanyak 155 mahasiswa. Dari total 155 mahasiswa, sebesar 54,19% mendapat nilai A sampai B-. Sisanya yaitu sebesar 45,81% mendapat nilai dibawah B-. Sedangkan untuk mata kuliah yang lain semisal Akuntansi Keuangan Lanjutan (AKL), total mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini sebanyak 137 mahasiswa. Dari total 137 mahasiwa ini, sebesar 81,04% mendapat nilai A sampai B-. Sedangkan sisanya sebesar 18,96% mendapat nilai dibawah B-. (Biro Admik, 2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa akuntansi angkatan 2007 memiliki tingkat pemahaman akuntansi yang baik. Hal ini sejalan yang dikemukakan oleh Eko Wahyu Saputro (2006) yang menyimpulkan bahwa kepribadian berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi di Jurusan Akuntansi.

Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Diah H S dan Nurjanti (2007) menyimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi yang baik dapat membantu seorang mahasiswa dalam memahami sebuah permasalahan yang sedang dihadapi sehingga menjadi lebih mudah untuk diselesaikan. Selain


(22)

itu penelitian lain yang tidak kalah penting pernah dilakukan oleh Munari (2009) menyimpulkan bahwa kemampuan intelektual seseorang berpengaruh terhadap nilai pengantar akuntansi.

Namun fenomena yang terjadi saat ini, sebagian peserta didik tidak dapat mengungkapkannya suatu kasus secara langsung kepada dosen saat mengikuti pelajaran di kelas, sebagian mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2007 cenderung memilih diam. Ketika ditanyakan alasannya, subyek menjawab bahwa mereka tidak dapat berpikir jika berhadapan langsung dengan dosen. Subyek lebih suka apabila ujian diadakan secara tertulis, bukan lisan. Mereka beranggapan bahwa ujian secara tertulis membuat mereka lebih tenang dalam berpikir dan menjawab soal yang diajukan.

Dari fenomena yang ada dan beberapa penelitian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Berkomunikasi, Kemampuan Intelektual dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut : “Apakah kemampuan berkomunikasi, kemampuan intelektual, dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap


(23)

pemahaman akuntansi mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris kemampuan berkomunikasi, kemampuan intelektual dan kepribadian terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Bagi Akademik

Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk mengkaji materi-materi yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi, pemikiran kritis, dan kepribadian pada mahasiswa. Sehingga akan didapat hasil yang optimal bagi proses belajar mahasiswa


(24)

Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik mengenai kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian terhadap pemahaman akuntansi.

3. Bagi Pembaca

Dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang cara berkomunikasi yang baik dan tepat serta berpikir kritis untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dimiliki.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Pelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dikaji dalam beberapa skripsi senelumnya. Pada bagian ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui persamaan ataupun perbedaannya.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah kepribadian pernah dilakukan oleh Eko Wahyu Saputro (2006) dengan Judul “Pengaruh Keinginan Memperoleh Gelar Akutan, Pemahaman Tentang Manfaat Gelar Akuntan, dan Tipe Kepribadian terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu di Jurusan Akuntansi”. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukannya adalah bahwa keinginan memperoleh gelar akuntan, pemahaman tentang manfaat gelar akuntan, dan tipe kepribadin berpengaruh terhadap motivasi menyelesaikan studi di Jurusan Akuntansi terbukti kebenarannya. Hipotesis yang menyatakan bahwa Keinginan Memperoleh Gelar Akuntan, mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi tidak terbukti kebenarannya. Variabel yang terbukti berpengaruh dominan adalah pemahaman tentang manfaat gelar akuntan.


(26)

Selanjutnya penelitian lain yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi pernah di lakukan oleh Diah H S dan Nurjanti (2007) dengan Judul “Kemampuan Mahasiswa Berkomunikasi Lisan Melalui Proses Belajar Mengajar”. Kesimpulan yang dapat di ambil dari penilitian ini adalah bahwa pengujian hipotesis yang menyebutkan terdapat perbedaan tingkat ketakutan dalam berkomunikasi lisan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir dapat diterima. Hasil mean tingkat ketakutan berkomunikasi lisan mahasiswa baru lebih besar dari pada mahasiswa lama. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa baru lebih takut untuk berkomunikasi lisan sehingga kemampuan berkomunikasi mahasiswa baru lebih rendah dibanding mahasiswa lama.

Adapun penelitian lain yang tidak kalah penting yang berhubungan dengan kemampuan intelektual pernah dilakukan oleh Munari (2009) dengan Judul ” Kajian nilai pengantar akuntansi mahasiswa baru program studi akuntansi “. Disimpulkanan berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat diketahui bahwa ketiga variabel bebas yaitu kebiasaan belajar, kemampuan dan usaha, kemampuan intelektual, hanya variabel kemampuan dan usaha, kemampuan intelektual berpengaruh terhadap nilai pengantar akuntansi. Sedangkan untuk kebiasaan belajar tidak bepengaruh. Tidak berpengaruhnya kebiasaan belajar terhadap nilai pengantar akuntansi menunjukkan bahwa kebiasaan belajar bukan merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai pengantar akuntansi. Hal ini berarti keberhasilan


(27)

atau meningkatnya nilai pengantar akuntansi dapat disebabkan karena tingkat kemampuan dari masing-masing individu yang berbeda meskipun seseorang kurang memiliki kebiasan belajar namun apabila tingkat pemahaman kemampuan berfikir dan tingkat ingatan atas materi-materi pelajaran yang dimiliki individu baik maka secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Akuntansi

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi

Ziegel dan Marconi (1989) dalam Akuntansi Keprilakuan (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4) mendefinisikan sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal da;am proses pengambilan keputusan ekonomi.

Perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh American Accounting

Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses

pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 5).


(28)

Accounting Principle Board (APB) Statemen No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara berbagai alternatif (Harahap 2007 : 5)

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengindentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekomomi yang fungsinya memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi

Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga memiliki bidang – bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman. Perkembangan ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam perkembangan kurikulum pendidikan akuntansi. Materi-materi khusus yang dipelajari dalam bidang studi akuntansi adalah :

a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan


(29)

untuk pihak-pihak diluar perusahaan. (Soemarsono dalam Riswanti : 18, 2010)

b. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)

Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun ada tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. (Soemarsono dalam Riswanti : 18, 2010).

c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Pengertian Akuntansi manajemen adalah bagian dari pengertian akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Kehadiran akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan organisasi.(makalah manajemen dot com)

d. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya. Ia terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Fungsi


(30)

utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi. (Soemarsono dalam Riswanti : 19, 2010)

e. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan terjadinya keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan perpajakan. (Soemarsono dalam Riswanti : 19, 2010).

f. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)

Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Ia menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan (business aspect) dari administrasi keuangan Negara. (Soemarsono dalam Riswanti : 19, 2010)

g. Sistem Akuntansi (Accounting System)

Bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporankepada pemegang saham,


(31)

kreditur, badan-badan pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai, dan pihak-pihak lain. (Soemarsono dalam Riswanti : 19, 2010) h. Akuntansi Keprilakuan (Behavioural Accounting)

Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).

2.2.2 Akuntansi Keperilakuan

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi merupakan suatu sistem yang mengasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya, sedangkan ilmu keprilakuan adalah merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keprilakuan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan manusia dengan sistem akuntansi (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 1 ).

2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan

Tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk melakukan pengukuran dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik bersifat internal maupun eksternal (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4 )


(32)

2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi

Agar seorang dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik diperlukanlah suatu pemahaman. Pemahaman seorang mahasiswa akuntansi pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Paham dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Hal ini berarti orang yang memiliki pemahaman akuntansi merupakan orang yang pandai dan mengerti benar akan akuntansi.

Dalam hal ini pemahaman akuntansi di ukur dengan menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang menggambarkan unsur-unsur akuntansi secara umum (Melandy dan Aziza, 2006).

Jadi, mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami apabila ilmu akuntansi yang diperolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan di dunia kerja, dan seberapa mengarti seorang mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari dalam hal ini mengacu pada mata kuliah akuntansi pokok. 2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi


(33)

Tujuan pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999) dalam Praptiningsih (2009) adalah :

1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang

arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.

2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi

3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam

praktik bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.

2.2.4 Komunikasi

2.2.4.1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa Latin

Communico, yang artinya membagi (Cherry dalam Cangara, 2009). Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang

mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human


(34)

simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2009).

Berdasarkan berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan interaksi antar pribadi, dimana terdapat pertukaran informasi yang bertujuan untuk membangun hubungan antar manusia.

2.2.4.2. Unsur Komunikasi

Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica

menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan (Cangara 2009 : 22).

Menurut Cangara (2009) unsur-unsur komunikasi adalah : 1. Sumber

Sering disebut pengirim atau komunikator. 2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.


(35)

Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

4. Penerima

Merupakan pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

6. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi.

2.2.4.3. Tipe Komunikasi

Menurut Cangara (2009 : 30) tipe komunikasi dibagi menjadi empat yaitu :


(36)

1. Komunikasi dengan diri sendiri

Merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. 2. Komunikasi antarpribadi

Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka.

3. Komunikasi Publik

Merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

4. Komunikasi Massa

Merupakan proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya msssal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.

2.2.4.4. Fungsi Komunikasi

Harold D. Lasswell (Cangara 2009 : 59) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain :


(37)

2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada.

3. Melakukan transformasi warisan social kepada generasi berikutnya. Selain itu, fungsi komunikasi juga bisa ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri yaitu :

1. Komunikasi dengan Diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan. 2. Komunikasi antar pribadi berfungsi untuk meningkatkan hubungan

insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

3. Komunikasi Publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat

kebersamaan, memengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik, dan meghibur.

4. Komunikasi Massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi,

meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.

2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi

Meski gangguan dan rintangan komunikasi dapat dibedakan, tetapi sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan karena adanya gangguan. Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam (Cangara, 2009 : 153), yakni :


(38)

1. Gangguan Teknis

Terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mngalami kerusakan.

2. Gangguan Semantik dan Psikologis.

Gangguan Semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantik sering terjadi karena :

a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit imengertioleh khalayan tertentu.

b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa

yang digunakan oleh penerima.

c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima.

d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi

terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.

Rintangan Psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu.

3. Rintangan Fisik

Rintangan fisik merupakan rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik


(39)

juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu pancaindra paa penerima.

4. Rintangan Status

Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara peserta komunikasi.

5. Rintangan Kerangka Berpikir

Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dengan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda.

6. Rintangan Budaya

Rintangan budaya ialah rintangan yang terjadi yang disebabkan adanya perbedaan norma, kebebasan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.

2.2.5. Kemampuan Intelektual 2.2.5.1. Pengertian intelektual

Dalam kehidupan sehari-hari orang bekerja,berfikir menggunakan pikiran(intelek)nya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuaan intelegensinya. Dilihat dari intelegensinya, kita dapat mengatakan seseorang pandai atau bodoh, pandai sekali/cerdas(genius)atau pander/dungu (idiot) ; Dalam Kamus


(40)

Besar Bahasa Indonesia, Intelektual berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan (Depdikbud,2000:437). Istilah intelek menurut Chaplin(1981) berasal dari kata intelek (bahasa inggris) yang berarti : ”Proses kognitif berfikir,daya menghubungkan serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan dan kemampuan mental atau intelegensi”(Soeparwoto,2005:81). Menurut Wiliam Stem, Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan (Purwanto, 2003:52).

Wechler merumuskan intelegensi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif (suharto & hartono,1991: 100). Menurut Robbins (2001 : 46) kemampuan intelektual adalah kemampuan mental.

Berkaitan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual adalah kapasitas umum dari kesadaran individu untuk berfikir, menyesuaikan diri, memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana, cepat dan tepat baik yang dialami diri sendiri maupun dilingkungan.

2.2.5.2. Dimensi Kemampuan Intelektual

Rubbins (2001 : 46) ,menyebutkan dimensi yang membentuk kemampuan intelektual ini terdiri dari 7 dimensi yaitu :


(41)

1. Kelahiran berhitung adalah kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.

2. Pemahaman verbal adalah kemampuan memahami apa yang dibaca

atau didengar serta hubungan kata satu dengan yang lainnya.

3. Kecepatan konseptual adalah kemampuan mengenali kemiripan

dan beda visualn dengan cepat dan tepat.

4. Penalaran Induktif adalah kemampuan mengenali suatu urutan

logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.

5. Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan

menilai implikasi dari suatu argument.

6. Visualisai ruang adalah kemampuan membayangkan bagaimana

suatu obyek akan tampakseandainya posisinya dalam ruang diubah.

7. Ingatan(memori)adalah kemampuan mendalam dan mengenang

kemabali pengalaman masa lalu.

Sedangkan Menurut Munzert (2003:36), indentifikasi kemampuan intelektual yang tertuang dalam sikap intelegensi (Intelegent Behavior) antara lain:

1. Mengenal soal pengetahuan dan informasi kepengertian yang lebih luas.

2. Ingatan.

3. Aplikasi akan tepatnya belajar dari situasi yang berlangsung. 4. Kecepatan memberikan jawaban dan penyelesaian.


(42)

5. Keseluruhan tindakan menempatkan segalanya dengan seimbang dan efisien.

2.2.5.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelektual

Menurut purwanto (2003 : 57) faktor-faktor yang mempengaruhi intelektual seseorang :

1. Pembawaan

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri-ciri yang dibawa sejak lahir . batas-batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal pertama-pertama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

2. Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan ,tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dilakukan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan umur.

3. Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.Dapat kita bedakan


(43)

pembentukan sengaja(seperti yang dilakukan sekolah-sekolah)dan pembentukan tidak sengaja(pengaruh alam sekitar).

4. Minat

Minat adalah mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu apa yang menarik minat seseorang untuk menjadi guru mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

5. Kebebasan

Kebebasan adalah bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.

2.2.6. Kepribadian

2.2.6.1. Pengertian Kepribadian

Beberapa orang bersifat pasif dan pendiam, sementara yang lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, seperti pendiam, setia, ambisius, atau suka bergaul, kita mengkategorikan mereka dari segi sifat-sifat kepribadian. Menurut Robbins (2001), kepribadian seseorang merupakan suatu konsep dinamis yang menggambarkan pertumbuhan dan pengembangan dari system psikologis keseluruhan dari seseorang. Menurut Behling dan Eikel tidak ada cirri kepribadian yang sifatnya umum untuk suatu Negara atau suku bangsa.


(44)

Kepribadian menurut Gibson, dkk (1996 : 156) adalah serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderngan yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Dalam mendefinisikan kepribadian ada beberapa prinsip pada umumnya yang diterima ahli psikologi, yaitu :

1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi. Apabila tidak demikian maka individu itu tidak akan mempunyai arti. 2. Kepribadian kelihatannya diorganisasi dalam pola-pola. Pola ini

sedikit banyak dapat diamati dan diukur.

3. Walaupun kepribadian itu mempunyai dasar biologis, tetai

perkembangan khususnya adalah hasil dari lingkungan sosial dan kebudayaan.

4. Kepribadian memiliki segi-segi yang dangkal, seperti sentiment atau perasaan mengenai wewenang atau etika kerja.

5. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dank has. Setiap orang

berbeda dari setiap orang lain dalam beberap hal, sedangkan dalam beberapa hal serupa.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain.


(45)

Kepribadian seseorang dewasa sekarang umumnya dianggap terbentuk baik dari faktor lingkungan, dalam kondisi situasional (Robbins, 2001 : 50-52).

1. Keturunan

Tiga arus riset yang berbeda memberikan beberapa kredibilitas kepada argumen bahwa hereditas atau keturunan memainkan satu bagian penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Arus pertama melihat pada tiang fondasi genetik dan perilaku dan tempramen manusia di kalangan anak-anak kecil. Arus kedua mengemukakan studi tentang dua anak kembar yang dipisahkan pada saat lahir. Arus ketiga memeriksa konsistensi dalam kepuasan jabatan sepanjang waktu dan sepanjang situasi.

2. Lingkungan

Diantara faktor-faktor yang memberikan tekanan pada informasi kepribadian adalah budaya. Lingkungan memainkan satu peran penting dalam membentuk kepribadian kita.

3. Situasi

Situasi mempengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seorang individu, walaupun umumnya stabil dan konsisten, justru berubah dalam situasi-situasi


(46)

berbeda. Permintaan yang bervariasi dari situasi yang berbeda menimbulkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang. 2.2.6.3. Teori Kepribadian

Pendekatan teoritis dalam Gibson, dkk (1996 : 157) yang banyak memahami kepribadian dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

1. Pendekatan ciri/sifat (trait Theories)

Menurut Allport, ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan, sumber keunikan individu. Ciri (Trait) didefinisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, yang merupakan perilaku berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.

2. Teori Psikodinamis

Teori psikodinamis menurut Freud adalah susunan personalitas atau kepribadian seseorang itu dapat menjelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Freud percaya bahwa ada tiga hal penting yang saling berhubungan, dan berlawanan (konflik). Ketiga hal tersebut adalah :

a. Identitas Diri (ID)

Merupakan bagian dari kepribadian primitif dan tidak sadar, yang menjadi gudang bagi perangsang pokok. Bagian ini bekerja secara tidak rasional dan impulsif, tanpa


(47)

mempertimbangkan apakah hal-hal yang diinginkan itu mungkin atau dapat diterima secara moral.

b. Superego

Adalah gudang nilai-nilai individu termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat. Superego dapat disamakan dengan hati nurani.

c. Ego

Berfungsi sebagai penengah dalam pertentangan. Ego mewakili gambaran seseorang mengenai suatu kenyataan fisik dan sosial. Suatu gambaran mengenai apa yang akan menimbulkan sesuatu dan hal-hal yang mungkin terjadi dalam dunia yang dialaminya. Bagian dari tugas ego adalah memilih tindakan yang member keputuasan kepada desakan hati tanpa menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki. 3. Teori Humanistik

Teori ini menekankan pentingnya cara berpersepsi terhadap dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya. Pendekatan Carl Rogers atas pemahaman kepribadian adalah

Humanistic atau terpusat pada orang (people centered). Ia menasehatkan agar kita mendengarkan apa dikatakan orang mengenai dirinya sendiri dan memperlihatkan pandangan serta arti dari pengalaman orang-orang tersebut. Roger


(48)

berkeyakinan bahwa perangsang organism manusia yang paling mendasar adalah tertuju pada perwujudan diri, usaha keras yang terus menerus untuk mewujudkan potensi yang melekat pada dirinya.

2.2.7. Kerangka Pikir

2.2.7.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Pemahaman Akuntansi

Komunikasi merupakan salah satu cara penyampaian materi dari pengajar ke mahasiswanya. Seorang pengajar yang baik hendaknya memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal ini dimasudkan agar mahasiswanya dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang disampaikan oleh pengajar. Demikian pula dalam hal penyampaian materi. Agar mahasiswa dapat memahami akuntansi dengan baik, pengajar hendaknya dapat memahami khalayak. Komunikator juga hendaknya mempermudah bahasa yang digunakan, sehingga khalayak (dalam hal ini adalah mahasiswa) dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh komunikator (pengajar) (Cangara, 2009).

Menurut Teori Analisis Transaksional yang dikemukakan oleh Eric Berne, dalam konteks komunikasi, Analisis Transaksional dapat diartikan sebagai mengurai secara sistematis proses pertukaran pesan yang bersifat timbal balik di antara perilaku komunikasi. Dalam Analisis Transaksional, akan diketahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam diri individu ketika melakukan komunikasi dengan seseorang dan bagaimana


(49)

kita mengidentifikasi, memahami, dan mengendalikan aspek-aspek yang terkait dengan komunikasi yang sedang berlangsung (Santoso dan Setianingsih, 2010).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemahaman setiap individu, sehingga dapat dikatakan pula bahwa kemampuan komunikasi juga berpengaruh tehadap pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa.

2.2.7.2. Pengaruh Kemampuan Intelektual Terhadap Pemahaman Akuntansi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Intelektual berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan (Depdikbud,2000:437). Wechler merumuskan intelegensi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif (suharto & hartono,1991: 100). Menurut Robbins (2001 : 46) kemampuan intelektual adalah kemampuan mental.

Berkaitan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual adalah kapasitas umum dari kesadaran individu untuk berfikir, menyesuaikan diri, memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana, cepat dan tepat baik yang dialami diri sendiri maupun dilingkungan. Sehingga semakin tinggi kemampuan intelektual seseorang maka semakin baik pula daya serap terhadap ilmu yang akan ia


(50)

dapatkan. Dalam kasus ini, kemampuan intelektual akan sangat berpengaruh khususnya dalam bidang pemahaman akuntansi.

2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman Akuntansi

Menurut Teori Humanistik yang ditentukan oleh Freud, kepribadian disebabkan oleh karena orang-orang yang menghadapi rangsangan fundamental, sebuah pertempuran berkelanjutan antara kedua bagian dari kepribadian yakni apa yang dinamakan dengan The ID dan Superego

yang dimoderasi oleh ego (Gibson, dkk, 1996). Menurut teori ini, pengajar harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, pengajar harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.

Combs dalam Anonim (2009) berpendapat bahwa yang penting ialah bagaimana membuat siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Dari kerangka pikir yang ada, maka dapat di gambarkan sebuah bagan kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


(51)

Regresi Linier Berganda

2.3. Hipotesis

Hipotesis atau dugaan sementara yang dapat di asumsikan dalam penelitian ini adalah “Kemampuan komunikasi, kemampuan intelektual, dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.”

BAB III

METODE PENELITIAN

Pemahaman Akuntansi (Y)

Kepribadian (X3)

Kemampuan Intelektual (X2)


(52)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi Operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X)

a. Kemampuan Komunikasi (X1)

Kemampuan komunikasi tidak hanya mengacu pada cara dimana kita berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi meliputi banyak hal seperti bagaimana cara kita menanggapi lawan bicara, gerakan tubuh, serta mimik muka, nada suara kita dan banyak hal lainnya.

b. Kemampuan Intelektual (X2)

Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Selain itu kemampuan intelektual merupakan kemampuan mahasiswa dalam membaca, memahami dan menginterprestasikan setiap informasi khususnya yang berkaitan dengan Akuntansi Keuangan dan tidak menutup kemungkinan informasi yang berkaitan dengan akuntansi secara keseluruhan.


(53)

Kepribadian merupakan cirri khas seseorang atau karakteristik individu yang membedakan orang tersebut dengan orang lain.

2. Variabel Terikat (Y) Pemahaman Akuntansi

Mengacu pada pengertian dan pemahaman mahasiswa tentang akuntansi. Dalam hal ini, seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap ilmu akuntansi yang telah dipelajari diukur dari pemahaman dalam mata kuliah akuntansi pokok.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner untuk Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) yang digunakan pernah dikembangkan oleh beberapa peneliti sebelumnya.

Untuk Kemampuan Berkomunikasi (X1) Kuesioner dikembangkan dari

penelitian Diah H S dan Nurjanti (2007), Kemampuan Intelektual (X2) dikembangkan dari penelitian Munari (2009) dan Kepribadian (X3) diambil dari penelitian Eko Wahyu Saputro (2006). Sedangkan Variabel Terikat (Y) yaitu Pemahaman Akuntansi, Kuesioner dikembangkan dari penelitian Riswanti (2010).

Teknik pengukuran skalanya menggunakan Semantik Differetial yaitu skala yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat


(54)

positif terletak di sebelah kanan (angka 7), dan jawaban sangat negatif terletak di sebelah kiri (angka 1).

Tidak paham sangat paham

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak paham dengan paham. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung paham dengan pertanyaan yang di berikan. Adapun skala data yang digunakan adalah interval.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur kelas pagi tahun ajaran 2007 yang masih aktif mengikuti perkuliahan yaitu sebanyak 154 orang (UPT Telematika, 2010/2011).

3.2.2. Sampel


(55)

Pengertian sampel menurut Sumarsono dalam Riswanti (2009 : 48 ) adalah bagian darisebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling yaitu tehnik pengambilan sampel anggota

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiono:2003:57). Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus

Slovin:

Rumus

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi (154 mahasiswa angkatan 2007)

e = Presentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10%


(56)

Responden ini mewakili populasi kriteria mahasiswa akuntansi kelas reguler angkatan 2007 yang telah tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran 2010/2011, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 61 orang atau responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.2. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu ataupun perseorangan (Umar, 2009 : 42). Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner. 2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini digunakan untuk proses lebih lanjut (Umar, 2009 : 42). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari UPT Telematika dan biro admik UPN “Veteran” Jawa Timur berupa data jumlah mahasiswa reguler angkatan 2007 beserta nilai rata-rata mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I dan Akuntansi Keuangan Lanjutan masing-masing mahasiwa.


(57)

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari pengisian kuesioner pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2007 kelas pagi yang masih aktif.

3.3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nazir, 2005:174). Metode pengumpulan data dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :

a. Observasi langsung

Yaitu mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran” Jawa Timur untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara atau kuesioner.

b. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden yang diteliti untuk mendapat keterangan.

c. Kuesioner

Adalah daftar pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden yang menyangkut dengan masalah penelitian. Dari jawaban responden kemudian diberikan nilai atau skor. Dalam penelitian ini


(58)

yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas (Soemarsono, 2004: 31) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan.Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasi antara skor total yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan, apabila kolerasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.Ukuran untuk menentukan validitas adalah:

 Jika t hasil positif, serta t hasil hitung > t tabel berarti pernyataan valid

 Jika t hasil tidak positif, serta t hasil hitung < t tabel berarti pernyataan tidak valid (Ghozali, 2004 : 110).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sumarsono, 2004 : 34). Pengukuran reliabilitas menggunakan tehnik

cronbach alpha, (Ghozali, 2006:44) dengan kriteria pengujian sebagai berikut :


(59)

 Jika alpha > 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau butir variabel tersebut reliabel.

 Jika alpha < 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004 : 43)

3.5. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap uji asumsi klasik yang meliputi asumsi multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik menyatakan bahwa persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) artinya pengambilan keputusan uji-F dan uji-t tidak boleh bias.


(60)

3.5.1. Multikolinearitas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi linier antar variable independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF, yaitu :

 Jika besaran VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

 Jika besaran VIF >10, maka terjadi multikolinearitas. (Ghozali, 2006 : 95-96).

3.5.2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2006:105). Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.


(61)

Autokorelasi adalah hubungan yang muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali 2006:99) Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena data dari serangkaian pengamatan tidak tersusun dalam rangkaian waktu (time series data).

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis

Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian di atas, maka tehnik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan alasan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen (Y) dengan tiga variabel independen (X1, X2 dan X3). Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut (Nazir, 2005 : 463) :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Keterangan :

Y = Pemahaman Akuntansi

X1 = Kemampuan Komunikasi

X2 = Kemampuan Intelektual

X3 = Kepribadian

a = Konstanta


(62)

e = Standart error 3.6.2. Uji Hipotesis

3.6.2.1. Uji Spesifikasi Model F

Pengujian hipotesis spesifikasi model untuk model regresi yang digunakan dengan variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (menurut Anonim, 2009; L-22) digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

 H0 : bj = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y).

 H1 : bj ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)

Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k] dimana:

n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel Kriteria kesimpulan :

 H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05

 H0 ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 Dengan nilai F hitung :

(Anonim, 2009 : L-22) Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji F adalah :


(63)

 Ho ditolak jika Fhit≥ Ftab

3.6.2.2. Uji t

Uji keberartian koefisien dilakukan dengan statistik t. Uji dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y (Menurut Anonim, 2009; L-21) :

1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang nyata diantara X1, X2 atau X3 terhadap Y)

H1 : bj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang nyata X1, X2 atau X3 terhadap Y)

Dimana j = 1,2,3,....,k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 derajat bebas [n-k] Dimana:

n : jumlah pengamatan k : jumlah variable Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05 H0 ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 3. Dengan nilai t hitung :


(64)

bj = Koefisien Regresi se(bj) = Standart eror

4. Daerah kritis H0 melalui kurva distribusi t student dua sisi.

 H0 diterima jika – ttab≤ thit≤ ttab

 H0 ditolak jika thit < - ttab atau thit > ttab

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian.

Hasil yang didapat dari kuesioner yang disebarkan kepada 61 responden adalah sebagai berikut :

4.1.1. Klasifikasi berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1

Statistik Responden Berdasarkan jenis Kelamin Jenis

Kelamin Jumlah %

Laki – Laki 28 45,9%

Perempuan 33 54,1%

Total 61 100%


(65)

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 28 mahasiswa (45,9%). Sedangkan untuk jumlah responden perempuan adalah sebanyak 33 mahasisiwi (54,1%).

4.1.2. Klasifikasi berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tabel 4.2

Statistik Responden berdasarkan IPK

IPK Jumlah %

2,00 - 2,50 0 0%

2,51 - 3,00 21 34,4%

3,01 - 3,50 39 64%

3,51 – 4,00 1 1,6%

Jumlah 61 100%

Sumber : Lampiran 2.1

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah responden dengan nilai IPK 2,00-2,50 adalah sebanyak 0 mahasiswa. Sebanyak 21 mahasiswa atau sebesar 34,4% mendapatkan nilai IPK sebesar 2,51-30,0. Sebanyak 39 mahasiswa atau sebesar 64% mendapatkan niai IPK sebesar 3,01-3,50. Dan sebanyak 1 mahasiswa atau sebesar 1,6% mendapatkan nilai IPK diatas 3,51.

4.1.3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Variabel Kemampuan

Berkomunikasi

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel kemampuan komunikasi :


(66)

T a b e l

4 .

4

Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kemampuan Komunikasi

Sumber : Lampiran 2.2

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 5,54 pada item pertanyaan XI.5 “Apakah anda selalu aktif apabila berkomunikasi dengan orang lain?”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung sangat tidak pernah pada item pertanyaan X1.5, artinya mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung tidak pernah aktif jika berkomunikasi

1 2 3 4 5 6 7

X1.1 0 0 0 0 26 20 15 355 5,82

X1.2 0 0 0 2 21 29 9 350 5,74

X1.3 0 0 0 1 23 22 15 356 5,84

X1.4 0 0 0 4 24 23 10 344 5,64

X1.5 0 0 0 5 24 26 6 338 5,54

X1.6 0 0 0 3 25 24 9 344 5,64

X1.7 0 0 0 0 27 19 15 354 5,80

X1.8 0 0 0 2 21 29 9 350 5,74


(67)

dengan orang lain. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5,84 pada item pertanyaan X1.3 “Apakah lingkungan selalu mempunyai pengaruh terhadap kemampuan komunikasi saya?”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung selalu pada item pertanyaan X1.4, artinya mahasiswa program reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian berpendapat bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi yang mereka miliki.

Pada variabel X1.1 menunjukkan bahwa sebesar 0% responden memilih poin 4 dan sebesar 100% responden atau sebesar 61 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden sangat memahami perasaan orang lain setiap kali ia berkomunikasi dengan orang lain.

Variabel X1.2 menunjukkan bahwa sebanyak 2 reponden atau sebesar 3,27% memilih poin 4 dan sebanyak 59 responden atau sebesar 96,73% memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden selalu memperhatikan situasi dan kondisi setiap kali ia berbicara dengan orang lain.

Pada variabel X1.3, sebesar 1,63% responden atau sebanyak 1 mahasiswa memilih poin 4, dan sebesar 98,4% responden atau sebanyak 60 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi mahasiswa.


(68)

Untuk variabel X1.4, sebesar 6,55% responden atau sebanyak 4 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 93,45% responden atau sebanyak 57 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden selalu menjaga perilaku diri ketika mereka berbicara dengan orang lain.

Pada variabel X1.5, sebesar 8,19% responden atau sebanyak 5 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 91,81% responden atau sebanyak 56 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden selalu aktif apabila berkomunikasi dengan orang lain.

Untuk variabel X1.6, sebesar 4,91% responden atau sebanyak 3 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 95,09% responden atau sebanyak 58 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden selalu menghormati ide-ide dan perasaan orang lain, bahkan ketika mereka tidak setuju dengan pendapat itu.

Untuk variabel X1.7, sebesar 0% responden atau sebanyak 0 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 100% responden atau sebanyak 61 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu mengatasai rasa takut atau cemas jika sedang berkomunikasi dengan orang lain.

Swdangkan untuk variabel X1.8, sebesar 3,27% responden atau sebanyak 2 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 96,73% responden atau sebanyak 59 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan


(69)

bahwa responden selalu berfikir dengan matang sebelum menjawab pertanyaan dari orang lain.

4.1.4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Variabel Kemampuan Intelektual Berikut adalah deskripsi jawaban responden menegenai variabel Kemampuan Intelektual :

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kemampuan Intelektual

ITEM SKOR

TOTAL MEAN 1 2 3 4 5 6 7

X2.1 0 0 0 12 24 16 9 327 5,36

X2.2 0 0 0 11 25 16 9 328 5,38

X2.3 0 0 0 15 26 10 10 320 5.25

X2.4 0 0 0 6 24 22 9 339 5,56

X2.5 0 0 0 6 26 20 9 337 5,52

X2.6 0 0 0 7 24 21 9 337 5,52

X2.7 0 0 0 7 24 21 9 337 5,52

X2.8 0 0 0 9 23 20 9 334 5,47

TOTAL 0 0 0 73 196 146 73 2659 5,45

Sumber : Lampiran 2.3

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 5,25 pada item pertanyaan X2.3 “Apakah anda mampu mengorganisir dan menyusun solusi tiap problem atau masalah?”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung sangat tidak mampu pada item pertanyaan X2.2, artinya mahasiswa reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian cenderung tidak mampu


(70)

dihadapinya. Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada nilai 5,56 pada item pertanyaan X2.4 “Apakah anda mampu berkomunikasi lisan maupun tertulis dengan baik?”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban cenderung selalu pada item pertanyaan X2.4, artinya mahasiswa program reguler pagi S1 Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian memiliki kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dengan baik.

Untuk variabel X2.1, sebesar 19,67% responden atau sebanyak 12 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 80,33% responden atau sebanyak 49 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan akuntansi dengan baik.

Pada variabel X2.2, sebesar 18,03% responden atau sebanyak 11 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 81,97% responden atau sebanyak 50 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu membedakan perspektif alternative yang berbeda dan mengintegrasikan perspektif tersebut dalam suatu analisa dengan baik.

Untuk variabel X2.3, sebesar 24,59% responden atau sebanyak 15 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 75,41% responden atau sebanyak 46 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden


(71)

mampu mengorganisir dan menyusun solusi dalam setiap permasalahan yang mereka hadapi dengan baik.

Untuk variabel X2.4, sebesar 9,83% responden atau sebanyak 6 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 90,17% responden atau sebanyak 55 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan baik.

Variabel X2.5, sebesar 9,83% responden atau sebanyak 6 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 90,17% responden atau sebanyak 55 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu mengevaluasi setiap terjadinya masalah yang mereka hadapi dengan baik.

Untuk variabel X2.6, sebesar 11,47% responden atau sebanyak 7 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 88,53% responden atau sebanyak 54 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu membuktikan dan menyimpulkan adanya suatu permasalahan dengan baik.

Untuk variabel X2.7, sebesar 11,47% responden atau sebanyak 7 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 88,53% responden atau sebanyak 54 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi lingkungan dengan baik.


(72)

Sedangkan untuk variabel X2.8, sebesar 14,75% responden atau sebanyak 9 mahasiswa memilih poin 4 dan sebesar 85,25% responden atau sebanyak 52 mahasiswa memilih poin 5-7. Hal ini menunjukkan bahwa responden mampu berargumen secara logis pada setiap pendapat yang mereka kemukakan dengan baik.

4.1.5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Variabel Kepribadian

Berikut adalah deskripsi jawaban responden menegenai variabel kepribadian :

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kepribadian

ITEM SKOR

TOTAL MEAN 1 2 3 4 5 6 7

X3.1 0 0 0 12 27 20 2 317 5,20

X3.2 0 0 0 11 27 21 2 319 5,23

X3.3 0 0 1 11 29 18 2 314 5,15

X3.4 0 0 0 4 25 19 13 346 5,67

X3.5 0 0 0 5 25 18 13 344 5,64

X3.6 0 0 0 3 20 25 13 353 5,79

X3.7 0 0 0 21 31 6 3 296 4,85 X3.8 0 0 0 21 30 6 4 298 4,89

TOTAL 0 0 1 88 214 133 52 2587 5,30

Sumber : Lampiran 2.4

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 4,85 pada item pertanyaan X3.7 “Apakah anda merasa sukses atau berhasil jika telah mencapai lebih banyak sesuatu atau pekerjaan dalam waktu yang singkat?”. Hal ini menunjukkan bahwa


(1)

Munari (2009) Kajian nilai pengantar akuntansi Mahasiswa baru program studi akuntansi Kebiasaan belajar (X1) Kemampuan dan usaha (X2) Kemampuan intelektual (X3) Nilai pengantar akuntansi (Y)

Kemampuan dan usaha (X2), kemampuan intelektual (X3) berpengaruh terhadap nilai pengantar akuntansi (Y), sedangkan untuk kebiasaan belajar (X1) tidak

berpengaruh terhadap nilai pengantar akuntansi (Y).

Zaid (2011) Kemampuan Berkomunikasi, Kemampuan Intelektual dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi Kemampuan Berkomunikasi (X1) Kemampuan Intelektual (X2) Kepribadian (X3) Kemampuan berkomunikasi (X1), dan kemampuan intelektual (X2) tidak berpengaruh secara nyata terhadap

Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur.

Variabel kepribadian (X3) berpengaruh secara nyata terhadap pemahaman Akuntansi Mahasiswa.


(2)

126 4.6. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah :

1. Adanya perbedaan persepsi di antara masing-masing responden di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.

2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang akan berbeda apabila data diperoleh melalui wawancara langsung.

3. Populasi yang diambil hanya berasal dari satu program studi saja yaitu mahasiswa regular program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, hal ini mempengaruhi generalisasi hasil penelitian.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah kemampuan berkomunikasi, kemampuan intelektual dan kepribadian terhadap terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 reguler pagi program studi akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut :

1. Bahwa model regresi yang dihasilkan sesuai untuk memprediksi tingkat pemahaman akuntansi dan membuktikan adanya pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y.

2. Bahwa variabel kemampuan berkomunikasi (X1) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan (tidak nyata) terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bahwa variabel kemampuan intelektual (X2) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan (tidak nyata) terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa S1 program studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur. 4. Bahwa variabel kepribadian (X3) yang mempunyai pengaruh


(4)

128 5.2. Saran

Berdasarkan Hasil Penelitian dan Pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan diatas, Peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

a. Kepada progdi akuntansi untuk lebih meningkatkan kemampuan berkomunikasi dosen pengajar maupun mahasiswa. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memperbanyak sesi diskusi maupun tanya jawab antara dosen pengajar dengan mahasiswa. Selain itu cara yang lain yang tepat digunakan adalah dengan membangkitkan rasa percaya diri mahasiswa serta keingintahuan mereka agar berani mengutarakan pendapat yang mereka pikirkan.

b. Untuk mahasiswa hendaknya lebih meningkatkan lagi kemampuan kompetensi yang mereka miliki agar lebih aktif dalam setiap proses belajar, selain itu hendaknya mahasiswa lebih sering mengikuti acara-acara seminar yang diadakan oleh pihak lembaga universitas maupun lembaga luar universitas agar pengetahuan mereka semakin luas.

c. Selain itu hendaknya mahasiswa mempertahankan kepribadian yang

mereka miliki serta lebih meningkatkannya lagi agar pemahaman yang mereka miliki menjadi lebih baik, tidak hanya dalam bidang kajian akuntansi saja namun dalam hal lain yang mencakup ilmu pengetahuan yang lebih luas. 


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Anonim, 2009,

Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi

Jurusan Akuntansi

, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ghozali, Imam,. 2006,

Implikasi Analisis Multivariate Dengan Program

SPSS

, Edisi Revisi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gibson, Donelly, dan Ivencevich, 1996,

Organisasi : Perilaku, Struktur,

Proses

, Edisi Kedelapan, Penerbit Media Komputindo, Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1995,

Ekonometrika Dasar ( Edisi Bahasa Indonesia )

,

Penerjemah Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri., 2007,

Teori Akuntansi

, Penerbit Raja Grafindo,

Jakarta.

Ikhsan, Ishak, 2005,

Akuntansi Keprilakuan

, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

Nazir, 2005,

Metode Penelitian

, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Purwanto, Ngalim, (1990)

Psikologi Pendidikan

, Bandung, Remaja

Rosdakarya

Robbins, Stephen P., 2001,

Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi,

Aplikasi

, Edisi Kedelapan, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Santoso, dan Setiansah., 2010,

Teori Komunikasi

, Penerbit Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2001,

Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Cetakan

Kedua,

PT Elex media Computindo, Jakarta

Sekaran, Umar., 2006,

Research Method for business

, Penerbit Salemba


(6)

Sumarsono, 2004,

Metode Penelitian Akuntansi

, Edisi Revisi, Penerbit

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Umar, Husein, 2009,

Metode Penelitian untuk Skripsi dan tesis Bisnis

,

Edisi Kedua, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Jurnal

Melandy, dan Aziza., 2006,

“Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap

Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri sebagai

Variabel Pemoderasi”

, Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26

Agustus 2006, Padang.

Munari, 2009,

“Kajian nilai pengantar akuntansi mahasiswa baru

program studi akuntansi”

,Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”, Surabaya.

Praptiningsih, Elok, 2009, “

Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa

terhadap Pemahaman Akuntansi di UPN Veteran Jawa Timur

”,

Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya.

Saputro, Eko Wahyu,. 2006,

Pengaruh Keinginan Memperoleh Gelar

Akutan, Pemahaman Tentang Manfaat Gelar Akuntan, dan Tipe

Kepribadian terhadap Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu

di Jurusan Akuntansi

, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

Suryaningrum, dan Takarini, 2007, “

Kemampuan Mahasiswa

Berkomunikasi Lisan Melalui Proses Belajar Mengajar”

, Jurnal

Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 7 No. 2 September 2007, Hal 1- 14.

Venariesta, Agatha Grida., 2009,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur”

, Skripsi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran Jawa Timur.

Website

http://eprint .undip.ac.id/23251/SKRIPSI.PDF

http://PengertianAkuntansi.ForumPositifdariDahlanforum.htm

hhp:// PengertianPemahaman.PakGuruIan.htm

http://pengertian-akuntansi-manajemen.html


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 3 107

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO 45 (Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 1 88

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur.

0 4 98

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

0 0 112

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH (Studi kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 1 86

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 3 135

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 25

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur

0 0 25

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO 45 (Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 23