PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH (Studi kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh : Muhamad Bayu Lao

0513010259

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

(Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

yang diajukan MUHAMAD BAYU LAO

0513010259

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama Tanggal : ………

DR. INDRAWATI YUHERTIANA, MM. Ak NIP. 030 222 242

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si NIP. 030 194 437


(3)

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH”(Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.


(4)

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu. Dr. Indrawati Yuhertiana, MM.Ak selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Dra. Ec. Dwi Suhartini, MM.Ak selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.

7. Kedua Orang Tua dan kedua Adik yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya. 8. Anggitya Prasinta yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang serta

setia memberikan waktu sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas studinya.

9. Sahabat seangkatan dan seperjuangan yang selalu ada disetiap suka dan duka. Lambe, Slatem, Bopi, Billy Gembul, Ocha, Rahmat, dan lainya yg tidak bisa di sebutkan satu-persatu.

10.Keluarga Besar HMAK yang telah memberikan ilmu tentang berorganisasi serta banyak memberikan inspirasi dalam kehidupan kepada penulis.

11.Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.


(5)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, September 2010


(6)

DAFTAR GAMBAR………. vii

DAFTAR LAMPIRAN……….. viii

ABSTRAK……….……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………. 1

1.2. Perumusan Masalah………..……. 6

1.3. Tujuan Penelitian………..……. 6

1.4. Manfaat Penelitian………..……... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu………..……… 7

2.2. Landasan Teori………...……… 11

2.2.1. Pemahaman……… 11

2.2.1.1. Pengertian Pemahaman………... 11

2.2.2. Pengertian Akuntansi………..………... 12

2.2.2.1. Bidang-bidang Akuntansi………... 13

2.2.3. Laporan Keuangan………..………... 15

2.2.4. Pengguna dan Kebutuhan Informasi………..……... 16

2.2.5. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik... 16

2.2.6. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah…….. 19

2.2.6.1. Peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah……... 19

2.2.6.2. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah………… 20

2.2.7. Kriteria Kualitas Informasi……… 22

2.2.7.1. Kerelevanan……… 22

2.2.7.2. Keterandalan……….. 23


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 36

3.1.1. Definisi Operasional Variabel... 36

3.1.2. Pengukuran Variabel... 36

3.2. Teknik Pengumpulan Sampel……….………... 38

3.2.1. Populasi….………... 38

3.2.2. Sampel... 38

3.3. Teknik Pengumpulan Data………….………... 39

3.3.1. Jenis Data……….……….. 39

3.3.2. Metode Pengumpulan Data……….…………... 40

3.4. Instrumen Penelitian... 40

3.5. Teknik Analisis... 42

3.5.1. Asumsi ANOVA (Analisis Of Variance)... 42

3.5.1.1. Uji Outlier………... 42

3.5.1.2. Distribusi Normal... 43

3.5.1.3. Random Sampling ………... 44

3.5.1.4. Homogeneity of variance... 45

3.5.2. Uji Hipotesis... 46

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian………..……….. 48

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur... 48

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi... 50

4.1.3. Gambaran Umum Jurusan Akuntansi... 50

4.1.4. Visi, Misi Jurusan Akuntansi... 51


(8)

4.2.3. Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik Terhadap

Laporan Pemerintah... 59

4.3. Analisis Hasil Penelitian……….………... 63

4.3.1. Asumsi Analysis Of Variance (ANOVA)………. 63

4.3.1.1. Uji Outlier………...……… 63

4.3.1.2. Uji Normalitas... 65

4.3.1.3. Random Sampling……….. 66

4.3.1.4. Homogeneityof Variance………. 67

4.3.2. Analysis Of Variance (ANOVA)……….. 68

4.4. Pembahasan………..……….. 70

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian... 70

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu………...……… 71

4.4.3. Keterbatasan Penelitian………...…... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….. 73

5.2. Saran……… 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

Tabel 4.2 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Keuangan... 53

Tabel 4.3 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Keuangan... 54

Tabel 4.4 : Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Keuangan... 55

Tabel 4.5 : Distribusi Bagian Pertama Mahasiswa Akuntansi Manajemen... 56

Tabel 4.6 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Manajemen... 57

Tabel 4.7 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Manajemen... 57

Tabel 4.8 : Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Manajemen... 58

Tabel 4.9 : Distribusi Bagian Pertama Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik... 59

Tabel 4.10 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik... 60

Tabel 4.11 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik... 60

Tabel 4.12 : Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik... 62

Tabel 4.13 : Hasil Uji Outlier Pada Variabel Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Keuangan... 64

Tabel 4.14 : Hasil Uji Outlier Pada Variabel Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Manajemen... 64

Tabel 4.15 : Hasil Uji Outlier Pada Variabel Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik... 65

Tabel 4.16 : Hasil Uji Normalitas……….. 65

Tabel 4.17 : Levene’s Test Of Homogeneity Of Variance………... 67

Tabel 4.18 : Hasil ANOVA... 68

Tabel 4.19 : Hasil Uji Tukey Hipotesis Ke-1... 69

Tabel 4.20 : Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu... 71

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Kerangka Pikir... 34


(10)

Laporan Keuangan Pemerintah

Lampiran 3 : Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Manajemen Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Lampiran 4 : Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Lampiran 5 : Output Uji Outlier Pada Variabel Tingkat Pemahaman

Mahasiswa Akuntansi Keuangan Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Lampiran 6 : Output Uji Outlier Pada Variabel Tingkat Pemahaman

Mahasiswa Akuntansi Manajemen Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Lampiran 7 : Output Uji Outlier Pada Variabel Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Sektor Publik Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Lampiran 8 : Output Uji Normalitas Pada Variabel Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Lampiran 9 : Input Anova

Lampiran 10 : Output Uji Run Test Pada Variabel Tingkat Pemahaman

Mahasiswa Akuntansi Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Lampiran 11 : Output Anova

Lampiran12 : Kuisioner


(11)

Oleh

Muhamad Bayu Lao

ABSTRAK

Dengan ditetapkannya PP SAP maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah memiliki suatu pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, namun demikian produk reformasi ini tidak optimal jika tidak diimbangi oleh kesiapan sumber daya manusianya untuk menerima dan mengimplementasikannya. Adapun tujuannya adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pemahaman antara Mahasiswa Akuntansi konsentrasi Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah.

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode survei. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling yang berupa purposive sampling yaitu mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan konsentrasi Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik yang telah lulus atau sedang menempuh mata kuliah akuntansi sektor publik. Analisis yang digunakan adalah Analysis Of Variance (ANOVA).

Hasil Analysis Of Variance (ANOVA) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi keuangan, manajemen dan sektor publik dalam memahami laporan keuangan pemerintah, dan tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi sektor publik lebih besar dibandingkan dengan tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi manajemen dan keuangan


(12)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Abad 21 menghadapkan lingkungan strategis nasional dan internasional yang berbeda dengan tantangan strategis yang dihadapi pada Abad 20. Di akhir Abad 20 dan dalam dekade-dekade awal Abad 21, Indonesia menghadapi tantangan-tantangan berat di segala bidang; krisis multi dimensi, ancaman desintegrasi, dan keterpurukan ekonomi. Indikator-indikator pembangunan menunjukan bahwa posisi Indonesia berada dalam kelompok terendah dalam peta kemajuan pembangunan bangsa-bangsa, baik dilihat dari indeks pembangunan manusia, ketahanan ekonomi, struktur industri, perkembangan pertanian, sistem hukum dan peradilan, penyelenggaraan clean government, dan penyelenggaraan

good governance baik pada sektor publik mau pun bisnis. Selain itu, Indonesia masih dipandang sebagai negara dengan resiko tinggi, dengan tingkat korupsi termasuk tertinggi, demikian pula dari besarnya hutang luar negeri. Dan perkembangan politik di Indonesia yang ditandai dengan kekasaran politik dan jumlah partai politik terbesar di dunia, menunjukan kultur politik dan kehidupan demokrasi yang belum mantap, merupakan fenomena yang memerlukan perhatian sungguh-sungguh dari setiap pemimpin bangsa (Mustopadidjaja:2001)


(13)

Berbagai assessment yang diadakan oleh lembaga-lembaga internasional selama ini menyimpulkan bahwa Indonesia sampai saat ini belum pernah mampu mengambangkan good governance. Mungkin karena alasan itulah Gerakan Reformasi yang digulirkan oleh para mahasiswa dari berbagai kampus telah menjadikan Good Governance, walaupun masih terbatas pada Pemberantasan Praktek KKN (Clean Governance). Namun, hingga saat ini salah satu tuntutan pokok dari Amanat Reformasi itupun belum terlaksana. Kebijakan yang tidak jelas, penempatan personl yang tidak kredibel, enforcement menggunakan, sertra kehidupan politik yang kurang berorientasi pada kepentingnan bangsa telah menyebabkan dunia bertanya apakah Indonesia memang serius melaksanakan good governance? (Sofian Efendi: 2005)

Salah satu upaya untuk mewujudkan good governance adalah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Dalam pemerintah yang transparan dan akuntabel, tentunya ada suatu jaminan bahwa segala informasi atau peristiwa penting kegiatan pemerintah terekam dengan baik dengan ukuran-ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan melalui proses akuntansi ke dalam bentuk laporan keuangan, di mana kita bisa melihat segala yang terjadi dan terdapat di dalam ruang entitas tersebut yaitu entitas pemerintah.

Pemerintah demokratis harus bertanggung jawab atas integritas kinerja dan kepengurusan. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan informasi yang berguna untuk menaksir akuntabilitas tersebut serta untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Melalui laporan keuangan, informasi yang


(14)

dibutuhkan berbagai pihak seperti rakyat, penanam modal dan kreditur, akan dapat disajikan secara komprehensif.

Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Presiden RI telah menetapkan Keppres No 84 tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), sebagaimana diubah dengan Keputusan Presiden nomor 2 tahun 2005. KSAP telah berhasil menyusun suatu Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan Presiden sebagai Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP).Dengan ditetapkannya PP SAP maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah memiliki suatu pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Namun demikian, produk reformasi keuangan ini akan tidak optimal jika tidak diimbangi oleh kesiapan sumber daya manusianya untuk menerima dan mengimplementasikannya.Hal ini menyebabkan tuntutan peningkatan kualitas dan profesionalisme para akuntan pemerintah. Kualitas akuntan pemerintah sangat dipengaruhi kualitas pendidikannya. Hal ini dikarenakan akuntan pemerintah merupakan produk dari proses pendidikan di perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang merupakan tempat belajar dari calon akuntan pemerintah harus berperan dalam menghadapi situasi ini dengan berupaya agar dapat menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Untuk menghasilkan calon akuntan pemerintah yang memiliki pengetahuan dan kompetensi yang cukup, pendidikan akuntansi perlu diarahkan dalam menghadapi perkembangan


(15)

ini. Berbagai perkembangan yang terjadi di bidang pemerintahan mengakibatkan perubahan peran akuntan pemerintah. Cara yang ditempuh salah satunya dengan mempersiapkan sedini mungkin dan dengan sebaik-baiknya dari segi teknis maupun non teknis, para mahasiswa yang merupakan calon akuntan pemerintah, melalui akuntan pendidik sebagai fasilitator dalam mentransfer ilmu di perguruan tinggi. Sedangkan profesionalisme akuntan pemerintah dipengaruhi oleh seberapa besar pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki para akuntan pemerintah agar dapat memenuhi permintaan dan tuntutan peraturan dunia kerja. Dari data yang di peroleh, Rata-rata IPK Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jatim melalui Biro Admik adalah 2,931. Dari data tersebut Mahasiswa dapat memahami Laporan Keuagan.secara universal.

Dengan demikian semakin pentingnya informasi keuangan di sektor pemerintahan, tanggung jawab akuntan pemerintah juga menjadi semakin besar. Untuk menjawab tantangan yang timbul akuntan pemerintah dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup untuk berpraktik dalam lingkungan yang berkembang. Semakin ketatnya persaingan perlu diantisipasi dengan cara meningkatkan kompetensi akuntan pemerintah.

Keahlian teknis yang harus dimiliki oleh akuntan pemerintah salah satunya penguasaan yang mantap terhadap Laporan Keuangan Pemerintah sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) selain Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan teknis yang lainnya. Oleh karena itu bagi para mahasiswa agar menjadi akuntan pemerintah yang profesional dan berkualitas harus bisa memahami Laporan Keuangan Pemerintahan.


(16)

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian Sulastri (2006) yang meneliti pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan. Hasilnya adalah sebagian besar mahasiswa akuntansi memahami Standar Akuntansi Pemerintahan. Tidak terdapat perbedaan pemahaman antara mahasiswa akuntansi di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada pemahaman Mahasiswa pada Laporan Keuangan Pemerintah yang telah dijelaskan melalui Standar Akuntansi Pemerintah. Alasan peneliti untuk merubah pada Laporan Keuangan Pemerintah untuk memperdalam Laporan Keuangan Pemerintah yang telah diatur oleh SAP. Serta untuk menguji pemahaman Mahasiswa Akuntansi pada konsentrasi Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Sektor Publik.

Sesuai dengan apa yang diuraikan pada latar belakang di atas maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji mengenai pemahaman Laporan Keuangan Pemerintah antara mahasiswa akuntansi dan apakah terdapat perbedaan pemahaman Laporan Keuangan Pemerintahan antara mahasiswa Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Sektor Publik.


(17)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan maka dapat dirumuskan hal pokok yang menjadi permasalahan adalah “Apakah ada perbedaan pemahaman Laporan Keuangan Pemerintahan antara mahasiswa Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Sektor Publik?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pemahaman antara Mahasiswa Akuntansi konsentrasi Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa akuntansi, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran untuk memahami pengetahuan dasar akuntansi terutama Laporan Keuangan Pemeritahan.

2. Bagi institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan akuntansi, dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi tentang pengajaran akuntansi khususnya tingkat pemahaman Mahasiswa terhadap Laporan Keuangan Pemerintah.


(18)

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan tentang Pemahaman Mahasiswa terhadap Laporan Keuangan Pemerintah sudah pernah dikaji dalam beberapa skripsi diantaranya yaitu Nina Sulastri dan Adinda Tri. Pada bagian ini dibahas hal-hal yang berhubungan kedua penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh:

A. Nina Sulastri (2006) ‐ Judul Penelitian

Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Standar Akuntansi Pemerintah

‐ Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah mahasiswa akuntansi memahami Standar Akuntansi Pemerintahan.

2. Apakah ada perbedaan pemahaman antara mahasiswa PTN dan PTS dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan.


(19)

‐ Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi PTN dan PTS dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan

Ha : Terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi PTN dan PTS dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan

‐ Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada analisis butir tiap item Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, tiap pertanyaan yang berdasar pada Pernyataan Standar yang sama dikelompokkan dan dianalisis secara bersamasama, sehingga tiap PSAP diperoleh rata-rata. Kemudian dilakukan analisis gabungan dimana rata-rata tiap PSAP dikumpulkan dan diperoleh rata-rata gabungan. Dari analisis pada seluruh item Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan diperoleh rata-rata gabungan sebesar 73,4%. Dengan kata lain sebagian besar mahasiswa akuntansi memahami Standar Akuntansi Pemerintahan.

2. Pengujian terhadap Ha dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney U test. Uji ini dilakukan karena data berdistribusi bebas. Analisis ini dilakukan dengan bantuan SPSS for windows 12.0. Dari pengolahan data yang dilakukan diperoleh p-value sebesar 0,147. Nilai ini melebihi nilai 0,05, dengan kata lain Ha ditolak.


(20)

Dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi jenjang strata satu pada perguruan tinggi di Surakarta dan Sukoharjo angkatan tahun 2002 sampai dengan tahun 2004.

B. Adinda Tri (2007) ‐ Judul Penelitian

Pemahaman Staff Instansi Daerah dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Standar Akuntansi Pemerintah

‐ Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Apakah mahasiswa akuntansi memiliki pemahaman standar akuntansi pemerintahan sesuai yang tercantum dalam PP no. 24 tahun 2005?

2. Apakah staff instansi pemerintah daerah sub bagian akuntansi dan keuangan memiliki pemahaman standar akuntansi pemerintahan sesuai yang tercantum dalam PP no. 24 tahun 2005?

3. Apakah terdapat perbedaan pemahaman antara mahasiswa akuntansi dengan staff instansi pemerintah daerah sub bagian akuntansi dan keuangan terhadap standar akuntansi pemerintahan sesuai yang tercantum dalam PP no. 24 tahun 2005?


(21)

‐ Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah

Ha1 : Terdapat perbedaan antara staff instansi pemerintah sub bagian keuangan dengan mahasiswa akuntansi dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan.

‐ Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan analisis terhadap masing – masing PSAP kemudian dilakukan analisis gabungan, hasilnya adalah pemahaman aparat pemerintah terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan adalah 78,08%, sedangkan pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan adalah 72,69%.

2. Setelah dilakukan uji independent samples T test untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara aparat pemerintah dan mahasiswa akuntansi dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan, hasilnya adalah terdapat perbedaan antara aparat pemerintah dan mahasiswa akuntansi dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan.

Persamaan penelitian ini dengan Nina Sulastri dan Adinda Tri Wijanarko adalah menguji tentang Pemahaman Mahasiswa Akuntansi.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini dengan Nina Sulastri adalah pada objek penelitiannya yaitu pada Mahasiswa Akuntansi UPN”Veteran”


(22)

Jawa Timur dan pada pemahaman terhadap Laporan Keuangan. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Adinda Tri Wijanarko adalah pada objek penelitiannya yang hanya pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur dan pada pemahaman terhadap Laporan Keuangan

Dengan demikian penelitian sekarang merupakan sebuah wacana baru untuk nantinya bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.

2.2. Landasan Teori

Dalam penelitian ini disajikan beberapa teori yang merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk memecahkan masalah yang diajukan dalam penelitian.

2.2.1. Pemahaman

2.2.1.1. Pengertian Pemahaman

Pengertian paham menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) yaitu pandai dan mengerti benar tentang suatu hal. Sedangkan menurut Bloom sebagaimana yang terdapat dalam Winkle (1991) pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif yang merupakan sasaran evaluasi hasil belajar, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan.

Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pemahaman seseorang adalah lingkungan dimana individu itu berada. Baron dan Greeberg seperti yang


(23)

dinyatakan dalam Kustono (2001) menyatakan bahwa kondisi lingkungan individu berpengaruh terhadap proses pengolahan informasi. Institusi negeri dan swasta mempunyai karakter yang berbeda. Karakter tersebut mungkin dalam bentuk kesempatan riset dan program-program peningkatan pengetahuan lainnya, baik formal maupun informal.

2.2.2. Pengertian Akuntansi

Siegel dan Marconi (dalam Ikhsan dan Ishak, 2005), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu, mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Accounting Accounting Association (AAA) statement No.4, mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengklasifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini. (Ikhsan dan Ishak, 2005)

Dari definisi di atas, maka akuntansi diartikan sebagai kegiatan mencatat segala event atau kejadian yang mengakibatkan perubahan kas sehingga menghasilkan Laporan Keuangan melalui siklus akuntansi. Event tersebut meliputi Pengukuran, identifikasi, dan transaksi.


(24)

2.2.2.1. Bidang-Bidang Akuntansi

Dalam perkembangan zaman yang semakin maju memicu perkembangan ilmu akuntansi yang semakin luas. Perkembangan ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam perkembangan kurikulum pendidikan akuntansi. Materi-materi khusus yang dipelajarai dalam bidang studi akuntansi adalah: a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Materi yang tercakup di dalamnya menyangkut masalah pencatatan transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi lain serta menyangkut masalah penyusunn berbagai laporan periodik dari pencatatan tersebut. Laporan-laporan tersebut sifatnya umum dan khusus juga dapat memberikan informasi yang berguna kepada manajer, pemilik perusahaan, kreditor, lembaga pemerintah, masyarakat umum serta para pemakai informasi keuangan yang lain (Niswonger dan Warren, 1997: 15).

b. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)

Adalah bidang akuntansi yang membahas suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara independent, dalam melaksanakan suatu pemriksaan, seorang akuntan tersebut memeriksa catatan yang mendukung laporan keuangan sebuah perusahan dan memberikan pendapat mengenai kelayakan dan keandalan laporan keuangan perusahaan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan keandalan laporan keuangan tersebut menyangkut ketaatan pada prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (Niswonger dan Warren,


(25)

c. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Bidang akuntansi ini menekankan pada masalah penetapan dan pendendalian biaya. Lingkupnya ialah mengenai biaya selama proses produksi dan harga pokok dari barang yang sudah selesai diproduksi. Hasil akhirnya biasanya adalah laporan-laporan operasi dan manajerial yang disusun berdasarkan data dasar berupa biaya yang menunjukkan tingkat proses produksi dalam periode tertentu (Suwardjono, 1996: 27).

d. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Bidang akuntansi ini menekankan pada masalah pemanfaatan data biaya untuk menentukan biaya barang yang terjual (cost of goods sold), pengendalian dan perencanaan produksi. Bidang ini lebih menekankan pada pemanfaatan data akuntansi untuk pengambilan keputusan dan pengendalian operasi perusahaan secara keseluruhan yang meliputi fungsi produksi, pemasaran, personalia, dan pendanaan (Suwardjono, 1996: 27).

e. Sistem Akuntansi (Accounting System)

Bidang ini mempelajari berbagai rancangan bangunan prosedu-prosedur untuk pengumpulan, penciptaan, dan pelaporan data akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan tertentu. Pengertian sistem akuntansi kemudian cenderung menjadi lebih sempit yaitu menjadi electronic data processing yang menjadi bagian sistem yang lebih besar yaitu sistem informasi akuntansi (Suwardjono, 1996: 27).


(26)

f. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)

Akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisisaran suatu transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan. Bahtiar Arif, Muchlis, Iskandar (2001: 3)

g. Akuntansi Pajak (Tax Accounting)

Bidang ini membahas berbagai transaksi penting perusahaan dan berbagai peraturan perpajakan yang bersangkutan serta pengaruh peraturan tersebut terhadap laporan keuangan khususnya penentuan besarnya laba perusahaan (Suwardjono, 1996: 28).

h. Akuntansi Keprilakuan (Behavioral Accounting)

Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).

2.2.3. Laporan Keuangan

Menurut (Zaki Baridwan 2000: 17), “laporan keuangan merupakan suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”. Dikutip dari (http://id.wikipedia.org) Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu


(27)

periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Dari definisi di atas, maka Laporan Keuangan Pemerintah adalah catatan informasi Pemerintah yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

2.2.4. Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Laporan keuangan pemerintah disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah adalah : (Deddi Nordiawan 2006:34)

1. Masyarakat

2. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa.

3. Pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman

4. Pemerintah.

Pemerintah harus memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

2.2.5. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik

Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik menurut (Mardiasmo, 2004: 161) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik adalah:


(28)

Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik

1. Kepatuhan dan Pengelolaan.

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Rektrospektif.

Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada. Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima, serta memungkinkan bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

3. Perencanaan dan Informasi Otoritas.

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas dimasa yang akan datang. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi pendukung mengenai otoritas penggunaan dana.


(29)

4. Kelangsungan Organisasi.

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa dimasa yang akan datang.

5. Hubungan Masyarakat.

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

6. Sumber Fakta dan Gambaran.

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum dari akuntansi dan laporan keuangan adalah:

1. Memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan (stewardship).


(30)

2. Memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.

2.2.6. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2.2.6.1. Peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Menurut (Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah: 6) Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

a. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.


(31)

b. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

c. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

d. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan dating diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

2.2.6.2. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Sesuai degan (Keragka Konseptual Akutasi Pemeritahan: 7) Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:


(32)

1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan.


(33)

2.2.7. Kriteria Kualitas Informasi

Informasi keuangan akan dipakai apabila terdapat kebermanfaatan terhadap keputusan pemakai. Oleh karena itu suatu informasi memiliki karakteristik kualitatif. Kebermanfaatan merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu kriteria ini disebut karakteristik kualitatif. Kriteria kualitas terbagi menjadi kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas primer terdiri atas kerelevanan (relevance) dan keterandalan (reliability). Sedangkan kualitas sekunder terdiri atas keterbandingan (comparability), konsistensi (consistency), dan netralitas (neutrality).

2.2.7.1. Kerelevanan

Kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Informasi dikatakan relevan apabila mengandung tiga nilai berikut ini.

1. Nilai Prediktif : informasi dapat membantu pemakai dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapanharapan pemakai akan hasil suatu kejadian masa lalu atau datang akan terjadi.

2. Nilai balikan : Informasi dapat membantu pemakai dalam mengkoreksi harapan-harapan pemakai di masa lalu.


(34)

3. Ketepatwaktuan : Tersedianya informasi bagi para pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.

(dikutip dari Nina Sulastri (2006)) 2.2.7.2. Keterandalan

Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi kayakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Keterandalan bertumpu pada ketepatan penyimbolan (representational faithfulness) yakni kecocokan antara pengukur dan fenomena yang diukur. Selain itu keterandalan dapat dilihat dari nilai keterujian dari suatu informasi. Yang dimaksud keterujian adalah kemampuan informasi untuk diuji secara independen. Kenetralan juga menjadi unsur sekunder keterandalan. Kenetralan adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu dalam perlakuan akuntansi.

2.2.7.3. Keterbandingan

Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik.

2.2.8. Pengukuran dan Pengakuan

Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi,


(35)

kejadian atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribut objek tersebut. Sedangkan pengakuan secara konseptual berarti penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi.

2.2.9. Standar Akuntansi Pemerintah

Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite ini dibentuk berdasarkan Keppres RI Nomor 84 Tahun 2004, kemudian diubah dengan Keppres RI Nomor 2 Tahun 2005.

KSAP terdiri dari Komite Konsultatif Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Konsultatif) dan Komite Kerja Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Kerja). Komite Konsultatif bertugas memberi konsultasi dan/atau pendapat dalam rangka perumusan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite Kerja bertugas mempersiapkan, merumuskan, dan menyusun konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. KSAP menyampaikan konsep Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan kepada Menteri Keuangan untuk proses penetapan menjadi Peraturan Pemerintah. Sampai saat ini KSAP telah mengeluarkan sebelas Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.


(36)

1. PSAP No. 01: Penyajian Laporan Keuangan

Standar ini mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum. Tujuan umum di sini berarti laporan keuangan tersebut memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan. Bila dalam PSAK No. 1 basis akuntansi yang digunakan seluruhnya adalah basis akrual maka basis akuntansi yang disyaratkan oleh PSAP No.1 adalah basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Menurut PSAK No.1 sebuah perusahaan dianjurkan untuk menyajikan laporan keuangan yang lengkap. Laporan keuangan yang lengkap bagi entitas perusahaan meliputi neraca; laporan laba-rugi; laporan perubahan ekuitas; laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan bagi entitas pemerintahan komponen-komponen yang harus terdapat dalam suatu set laporan keuangan pokok yaitu:

a) Laporan Realisasi Anggaran, b) Neraca,

c) Laporan Arus Kas, dan

d) Catatan atas Laporan Keuangan.

Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan kecuali Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.


(37)

2. PSAP No. 02: Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran merupakan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode yang disajikan dengan basis kas. Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut.

a) Pendapatan

Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.

b) Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Contoh belanja di sektor pemerintah antara lain belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, dan lain-lain. c) Transfer

Terdiri dari transfer masuk dan transfer ke luar. Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain. Sedangkan transfer ke luar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.

d) Surplus atau deficit

Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan sedangkan defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu priode pelaporan.


(38)

e) Penerimaan pembiayaan

Penerimaan pembiayaan antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahan negara/daerah, dan lain-lain.

f) Pengeluaran pembiayaan

Contoh pengeluaran pembiayaan antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, dan lain-lain.

g) Pembiayaan neto

Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SIKPA)

Adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan.

3. PSAP No. 03: Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu. Menurut PSAK No.2 arus kas diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Sedangkan dalam laporan arus kas dalam PSAP no. 03 diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi asset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran. Yang dimaksud aktivitas nonanggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan pemerintah. Dalam menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan dua cara.


(39)

1. Metode Langsung

Metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto.

2. Metode tidak Langsung

Dalam metode ini surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksitransaksi operasional nonkas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual) penerimaan kas atau pembayaran yang lalu atau yang akan datang, serta unsur pendapatan dan belanja dalam bentuk kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi aset nonkeuangan dan pembiayaan.

4. PSAP No. 04: Catatan atas Laporan Keuangan

Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi disebabkan tidak semua informasi dapat dipahami oleh semua kalangan. Catatan atas laporan keuangan juga harus mengungkapkan informasi yang bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca laporan.

5. PSAP No. 05: Akuntansi Persediaan

Persediaan merupakan aset yang berwujud:

a) barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah;

b) bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;


(40)

c) barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan

d) barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah. PSAK No. 14 menyatakan bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Sedangkan PSAP No. 05 menyatakan bahwa persediaan disajikan sebesar:

a. biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

b. biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

c. nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi atau rampasan.

6. PSAP No. 06: Akuntansi Investasi

Pernyataan standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah pusat dan daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi, pengukuran, dan metode penilaian investasi serta pengungkapannya pada laporan keuangan.

Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai biaya dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh


(41)

investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan. Hal ini tidak berbeda dengan PSAK No. 13 tentang akuntansi untuk investasi, di mana investasi lancer disajikan sebagai aktiva lancar dan investasi jangka panjang disajikan sebagai aktiva tak lancar.

Penilaian investasi pemerintah menggunakan empat metode, yaitu.

1. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya.

2. Kepemilikan 20% - 50% atau kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas.

3. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas.

4. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.

7. PSAP No.07: Akuntansi Aset Tetap

Dalam entitas perusahaan suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang, yang berkaitan dengan aktiva tersebut, akan mengalir ke dalam perusahaan dan biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal sebagaimana yang termaktub dalam PSAK No. 16. Dalam entitas pemerintahan untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:

a) memiliki masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;


(42)

c) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan d) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Aset tetap diakui pada saat aset tetap diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak dimungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar saat perolehan. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang.

8. PSAP No. 08: Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan jika:

1. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan dating berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;

2. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan 3. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. Dan diungkapkan pada akhir periode akuntansi.

9. PSAP No. 09: Akuntansi Kewajiban

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban


(43)

jangka panjang. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/ atau pada saat kewajiban timbul.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

Apabila terdapat tunggakan maka jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah harus disajikan dalam bentuk Daftar Umur (aging schedule) Kreditur pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian pengungkapan kewajiban. Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada pemakainya.

10. PSAP No. 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti transaksi anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian. Dalam standar ini dinyatakan bahwa terhadap segala kesalahan harus dilakukan koreksi segera setelah diketahui. Karena dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode


(44)

sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi.

Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.

11. PSAP No. 11: Laporan keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.

Dalam standar ini proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal accounts). Namun demikian apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka hal tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2.3. Kerangka Pikir

Laporan Keuangan Pemerintah merupakan Laporan pertanggung jawaban secara financial dalam Pemerintahan. Seperti halnya pada Laporan keuangan sektor swasta, Laporan Keuangan Pemerintah merupakan salah satu keahlian yang


(45)

harus dikuasai oleh Mahasiswa. Oleh karena itu bagi Mahasiswa Akuntansi, pemahaman akan Laporan Keuangan Pemerintah sangatlah penting. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pemahaman seseorang adalah lingkungan dimana individu itu berada. Baron dan Greeberg seperti yang dinyatakan dalam Kustono (2001) menyatakan bahwa kondisi lingkungan individu berpengaruh terhadap proses pengolahan informasi.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan telaah teori yang telah di kemukakan di atas, maka dapat dibuat kerangka pikir yang dapat digunakan dalam penyelesaian permasalahan ini. Sumber kerangka pemikiran adalah bahasa landasan teori yang dihubungkan dengan variabel penelitian dalam upaya untuk memecahkan masalah, sehingga untuk diagram kerangka pikir dapat digambarkan pada Gambar 1 sebagai berikut :

Gambar 1 : Kerangka Pikir

PEMAHAMAN MAHASISWA  AKUNTANSI KEUANGAN 

PEMAHAMAN MAHASISWA  AKUNTANSI MANAJEMEN 

PEMAHAMAN MAHASISWA  AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 

PEMAHAMAN MAASISWA TERHADAP  LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH 

  PAHAM 

TIDAK  PAHAM 

  PAHAM 

TIDAK  PAHAM 

  PAHAM 

TIDAK  PAHAM 


(46)

2.4. Hipotesis

Dari kerangka pikir diatas, maka peneliti menetapkan hipotesis penelitiannya sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara Mahasiswa Akuntansi Keuangan,

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah

H1 : Terdapat perbedaan antara Mahasiswa Akuntansi Keuangan,

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah


(47)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional menurut Nazir (2005) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman.

Pemahaman adalah pandai dan mengerti benar serta memiliki kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari pada Laporan Keuangan Pemerintah.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan dengan pernyataan yang bersifat tertutup. Dalam pertanyaan tertutup responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia atas beberapa item pernyataan yang diberikan. mengukur Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah.

Kuesioner diajukan kepada responden dengan memberikan beberapa pernyataan yang berhubungan dengan pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap


(48)

Laporan Keuangan Pemerintah. Seluruh pernyataan akan diukur dengan skala

dichotomous. Hal ini dilakukan untuk menghindari pernyataan tidak tahu pada skala median karena scope penelitian berada di daerah yang notabene menganut budaya netral dalam memberikan suatu pernyataan sehingga akan menimbulkan efek bias pada hasil penelitian. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi dengan cara memberi skor atau nilai untuk setiap jawaban.

Ketentuan pemberian skor adalah apabila responden menjawab dengan benar pernyataan yang terdapat pada kuesioner maka akan mendapat skor 1 (satu). Apabila jawaban responden salah maka akan diberi skor 0 (nol).

Tabel 3.1 : Pegukuran Variabel

Variabel Indikator Pemahaman terhadap

Laporan Keuangan Pemerintah

 Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Pemerintah

 Peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah  Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah  Jenis-jenis Laporan Keuangan

Pemerintah

 Laporan keuangan Pemerintah menurut SAP 


(49)

3.2. Teknik Pengumpulan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Sekaran, 2000). Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi jenjang strata satu pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Sesuai data yang diperoleh, dari TU FE UPN “Veteran” Jatim jumlah Mahasiswa Akuntansi sebanyak 870 Mahasiswa.

Pertimbangan peneliti adalah karena pada saat kuesioner disebar hanya ketiga mahasiswa tersebut yang statusnya aktif.

3.2.2. Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan penelitian terhadap keseluruhan populasi. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian terhadap sampel untuk mewakili populasinya. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dipilih secara detail (Sekaran, 2000).

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling yang berupa purposive sampling. Non probability sampling

merupakan metode pengambilan sampel yang setiap anggota populasinya mempunyai kesempatan yang tidak sama untuk dipilih menjadi sampel (Sekaran, 2000). Purposive sampling adalah metode pengumpulan informasi dari


(50)

target-target tertentu yaitu orang-orang tertentu yang memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Sekaran, 2000).

Purposive sampling digunakan oleh peneliti dengan alasan karena sampel yang diambil bias representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Selain itu dengan metode ini pengumpulan data bisa dilakukan dengan cepat dan dengan biaya lebih murah. Mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Mahasiswa akuntansi jenjang strata satu yang telah lulus dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik atau sedang mengambil mata kuliah akuntansi sektor publik.

3. Mahasiswa Akuntansi yag telah mengambil konsentrasi Keuangan, Manajemen, atau Sektor Publik.

Dari kriteria diatas jumlah sampel penelitian ini sebanyak 90 Mahasiswa. Yang masing-masing konsentrasi 30 sampel.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Sekaran (2000) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari individu, kelompok-kelompok


(51)

tertentu, dan juga responden yang telah ditentukan secara spesifik oleh peneliti yang memiliki data secara spesifik dari waktu ke waktu.

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengunjungi universitas yang dijadikan sampel oleh peneliti. Peneliti akan menyebarkan kuisioner untuk mahasiswa akuntansi secara langsung dengan terlebih dahulu memastikan bahwa mahasiswa yang bersangkutan adalah mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi yang sedang dan atau telah menempuh konsentrasi Akuntansi. Kemudian peneliti memberi penjelasan ringkas mengenai cara pengisian kuesioner dan kemudian peneliti menunggu pengisian kuesioner itu, sehingga tingkat pengembalian kuesioner diharapkan bisa lebih tinggi.

3.4. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner dengan pernyataan tertutup. Kuisioner tertutup merupakan kuisioner dengan jawaban yang telah disediakan oleh penyusun kuisioner. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan materi yang terkandung dalam Laporan Keuangan Pemerintah. Kuisioner ini terdiri dari tiga bagian :

1. Pada bagian pertama berisi data umum responden yaitu mengenai Nama Responden, Jenis Kelamin, NPM, Konsentrasi, Angkatan, serta data yang diperlukan sebagai syarat dalam pengisian kuisioner.


(52)

2. Pada bagian kedua terdiri dari petanyaan deskripsi pengetahuan umum Mahasiswa terhadap kondisi Laporan Keuangan Pemerintah yang terjadi saat ini.

3. Pada bagian ketiga terdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan Pemahaman Mahasiswa terhadap Laporan Keuangan Pemerintah yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pertanyaan no.1 dan 2 digunakan untuk mengukur pemahaman Mahasiswa Akuntansi terhadap Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Pemerintah.

b. Pertanyaan no.3 digunakan untuk mengukur pemahaman Mahasiswa Akuntansi terhadap Peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah.

c. Pertanyaan no.4 digunakan untuk mengukur pemahaman Mahasiswa Akuntansi terhadap Pelaporan Keuangan Pemerintah.

d. Pertanyaan no.5 - 17 digunakan untuk mengukur pemahaman Mahasiswa Akuntansi terhadap Laporan Keuangan Pemerintah yang terkandung dalam Standar Akuntansi Pemerintah

Dalam Kuisioner ini terdapat beberapa pertanyaan negatif yang tertuang pada no. 6, 7, 12 dan 15. Semakin banyak Responden memilih jawaban ”salah” semakin tinggi pemahaman Mahasiswa terhadap Laporan Keuangan Pemerintah.


(53)

3.5. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah ANOVA (Analisis Of Variance) yaitu suatu metode untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat (metrik) dengan lebih dari dua variabel bebas atau factor (non-metrik atau kategorikal). (Ghozali, 2002 : 26)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman Laporan Keuangan Pemerintah, sedangkan variabel bebas (factor) adalah mahasiswa, yang terdiri dari 3 kategori yaitu Mahasiswa Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik.

Tujuan ANOVA (Analisis Of Variance) adalah untuk menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak (Santoso, 2000 : 108). Tujuan ANOVA (Analisis Of Variance) tersebut sama dengan tujuan penelitian ini yaitu menguji apakah ada perbedaan tingkat pemahaman laporan keuangan pemerintah diantara Mahasiswa Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik.

3.5.1. Asumsi ANOVA (Analisis Of Variance) 3.5.1.1. Uji Outlier

Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lain. Data outlier bisa terjadi karena beberapa sebab, yaitu : (1) kesalahan dalam pemasukan data, (2) kesalahan dalam pengambilan sampel, dan (3) memang ada data-data ekstrim yang tidak bisa dihindarkan keberadaannya.


(54)

Deteksi adanya outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversikan nilai data penelitian kedalam standart score atau disebut juga dengan Z-score yang mempunyai nilai rata-rata nol dan standart deviasi satu.

Rumus z-score :

X x z 

Dimana :

x = Nilai data

X = Nilai rata-rata  = Standar deviasi

Sebuah data dikategorikan sebagai data outlier, jika nilai Z yang didapat lebih besar dari angka +2,50 atau lebih kecil dari angka -2,5. Jika dilihat pada tabel z, nilai z = 2,5 sama dengan luas daerah di bawah kurva normal sebesar 99,38%. Hal ini berarti 99,38% dari seluruh nilai data adalah data yang normal atau jika data tersebut bervariasi dari rata-ratanya, variasi tersebut masih dalam batas normal. (Santoso, 2002 : 26).

3.5.1.2. Distribusi Normal

Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov merupakan uji goodness of fit yang berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara distribusi sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji Kolmogorov Smirnov menentukan apakah


(55)

skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi teoritis, dimana distribusi teoritis adalah apa yang diharapkan sesuai dengan hipotesis nol (H0).

Hipotesis :

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Kaidah pengambilan keputusan :

a. Jika tingkat signifikan (p-value) < 5% maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika tingkat signifikan (p-value) > 5% maka distribusi adalah normal.

(Ghozali, 2002 : 36)

3.5.1.3. Random Sampling

Uji statistik yang digunakan adalah Runs Test yaitu uji sampel rangkaian tunggal untuk memeriksa keacakan, pada prinsipnya ingin mengetahui apakah suatu rangkaian kejadian merupakan hasil proses yang acak (random) dalam arti tidak direncanakan terlebih dahulu, atau tidak membuat sebuah pola tertentu. (Santoso, 2005 : 402 – 405)

Hipotesis :

H0 = pola perolehan pilihan Mahasiswa Akuntansi bersifat acak


(56)

Kaidah pengambilan keputusan :

a. Jika tingkat signifikan (p-value) < 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Jika tingkat signifikan (p-value) > 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3.5.1.4. Homogeneity of variance

Variabel terikat (tingkat pemahaman) harus memiliki variance yang sama dalam setiap kategori variabel bebas (Mahasiswa). Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui Homogeneity of variance adalah uji Levene’s Test Of Homogeneity Of Variance (Ghozali, 2002 : 28).

Adapun langkah-langkah uji Levene’s Test Of Homogeneity Of Variance

adalah :

Hipotesis :

H0 = Variance variabel terikat (dependent variable) dalam setiap kategori

variabel bebas (independent variable) adalah sama.

H1 = Variance variabel terikat (dependent variable) dalam setiap kategori

variabel bebas (independent variable) adalah berbeda.

Kaidah pengambilan keputusan :

Menolak H0 jika probabilitas (tingkat signifikan) dari Levene’s test of

homogeneity of variance lebih kecil dari 5% dan menerima H0 jika probabilitas

(tingkat signifikan) dari Levene’s test of homogeneity of variance lebih besar dari 5% (Santoso, 2000 : 129).


(57)

3.5.2. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis penelitian ini, dimana hipotesis ke-1 adalah "Terdapat perbedaan antara mahasiswa Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah” :

a. Hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara Mahasiswa Akuntansi Keuangan,

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah.

H1 : Terdapat perbedaan antara Mahasiswa Akuntansi Keuangan,

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah.

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%.

c. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

‐ Apabila probabilitas (sig) > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak yang

artinya tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik dalam memahami Laporan Keuangan Pemerintah.

‐ Apabila probabilitas (sig) < 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima yang


(58)

(59)

4.1. DeskripsiObyekPenelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Universitas Pembangunan ”Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan ”Veteran” (AAPV) Surabaya.

Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) ”Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia. Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi no.062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN ”Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976, yang selanjutnya pada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Cadang Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : KEP/01/11/1993 tanggal 27 Pebuari 1993 tentang Penataan UPN ”Veteran”. UPN ”Veteran” Cabang Jawa Timur, yang semula di


(60)

bawah UPN ”Veteran” Yogyakarta, menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN ”Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor ; Kep/0307/U/1994- 10/XI/1994 tanggal 29 Nopember 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangungan Nasional melalui Pelaksanaan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari perguruan tinggi kedinasan menjadi perguruan tinggi swasta. UPN ”Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 fakultas dengan 16 Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.

Sesuai dengan Instruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst/01/II/1996 tanggal 6 Pebuari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab Pembinaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”, telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA), dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Magister Akuntansi (Mak) dengan ijin penyelenggaraan No : 2307/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 2003/2004 menambah satu program studi baru, yaitu Teknik Informatika di bawah Fakultas Teknologi Industri, dengan ijin Operasi No. 2140/D/T/2005 tanggal 11


(61)

Juli 2005 serta program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasional Nomor : 183/D/T/2007 tanggal 30 Januari 2007.

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi

Hingga saat ini Fakultas Ekonomi terdiri dari 3 jurusan yaitu Manajemen, Akutansi, dan Ilmu Studi Pembangunan. Manajemen dan Ilmu study Pembangunan telah mempunyai status akreditas B. Sedangkan Akutansi mempunyai status akreditas A.

4.1.3. Gambaran Umum Jurusan Akuntansi

Jurusan akuntansi dibagi menjadi tiga konsentrasi yaitu :

1. Akuntansi Keuangan bertujuan untuk mencetak Mahasiswa lulusan Akuntansi dengan konsentrasi keuangan (Akuntan Publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan.

2. Akuntansi Manajemen bertujuan mencetak Mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi manajemen (Akuntan Internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan perusahaan, penilaian kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.

3. Akuntansi Sektor Publik bertujuan mencetak Mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi sektor publik yang handal dan kompeten yang mampu


(62)

bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintahan dan penanggung jawab pemerintah daerah ke pusat.

4.1.4. Visi, Misi Jurusan Akuntansi a. Visi

Sebagai pusat keunggulan dalam proses belajar mengajar dalam bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika.

b. Misi

1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional dibidang akuntansi yang memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.

2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional dibidang akuntansi yamg siap menjadi tulamg punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya.

3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan, dan orientasi global.


(63)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi jenjang strata satu pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.Sedangkan jumlah sampel yang diambil sebanyak 90 orang mahasiswa, dimana 30 orang mahasiswa adalah mahasiswa akuntansi keuangan, 30 orang mahasiswa adalah mahasiswa akuntansi manajemen dan 30 orang mahasiswa lagi adalah mahasiswa akuntansi sector publik.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling

dengan criteria yaitu mahasiswa akuntansi jenjang strata satu yang telah lulus dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik atau sedang mengambil mata kuliah akuntansi sector publik.

4.2.1. Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Keuangan Terhadap Laporan KeuanganPemerintah

Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama membahas mengenai identitas responden yaitu nama, NPM, konsentrasi, pernah atau belum mengikuti organisasi, dan pernah atau belum menempuh mata kuliah pengantar sektor publik.


(64)

Tabel 4.1 : Distribusi Bagian Pertama Mahasiswa Akuntansi Keuangan Jawaban No. Uraian

Pernah Belum 15 15 1. Mengikuti organisasi

30% 30% 30 0 2. Menempuhmatakuliahpengantarsektorpublic

100% 0% Sumber : Lampiran 1A dan 1E

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden yaitu mahasiswa akuntansi keuangan sudah menempuh mata kuliah pengantar sektor publik dan 50% responden pernah mengikuti organisasi sedangkan 50% nya lagi belum pernah mengikuti organisasi.

Bagian kedua kuesioner membahas mengenai bentuk fisik dan isi laporan keuangan pemerintah serta pendapat atas laporan keuangan pemerintah pusat. Tabel di bawah ini adalah distribusi frekuensi dari jawaban responden :

Tabel 4.2 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Keuangan Jawaban No Uraian

Pernah Belum 21 3 1 Melihat bentuk fisik laporan keuangan

pemerintah 70% 30%

12 18 2 Membacaisilaporankeuanganpemerintah

40% 60% Sumber : Lampiran 1A dan 1E


(65)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu mahasiswa akuntansi keuangan sudah pernah melihat bentuk fisik laporan keuangan pemerintah, namun belum pernah membaca isi laporan keuangan.

Tabel 4.3 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Keuangan Jawaban No Uraian

Pernah Belum 11 19 1 BPK tidak memberikan pendapat atas laporan

keuangan pemerintah pusat (LKPP) 36,7% 63,3% Sumber : Lampiran 1A dan 1E

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu mahasiswa akuntansi keuangan menjawab bahwa BPK memberikan pendapat atas laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) tahun 2004 – 2008 yaitu sebesar 63,3% sedangkan sisanya 36,7% responden membenarkan pernyataan tersebut.


(66)

Tabel 4.4: Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Keuangan

Jawaban Tingkat Pemahaman

No Item

Pernyataan

Betul Salah Paham Tidak

Persentase tingkat pemahaman 27 3 27 3

1 Item 1

90% 10% 90% 10% 90% 27 3 27 3

2 Item 2

90% 10% 90% 10% 90% 27 3 27 3

3 Item 3

90% 10% 90% 10% 90% 27 3 27 3

4 Item 4

90% 10% 90% 10% 90%

24 6 24 6

5 Item 5

80% 20% 80% 20% 80% 22 8 8 22

6 Item 6

73,3% 26,7% 26,7% 73,3% 27% 25 5 5 25

7 Item 7

83,3% 16,7% 16,7% 83,3% 17% 25 5 25 5

8 Item 8

83,3% 16,7% 83,3% 16,7% 83% 26 4 26 4

9 Item 9

86,7% 13,3% 86,7% 13,3% 87%

14 16 14 16

10 Item 10

46,7% 53,3% 46,7% 53,3% 47% 27 3 27 3

11 Item 11

90% 10% 90% 10% 90% 20 10 10 20

12 Item 12

66,7% 33,3% 33,3% 66,7% 33% 20 10 20 10

13 Item 13

66,7% 33,3% 66,7% 33,3% 67% 24 6 24 6

14 Item 14

80% 20% 80% 20% 80%

22 8 8 22

15 Item 15

73,3% 26,7% 73,3% 26,7% 27% 26 4 26 4

16 Item 16

86,7% 13,3% 86,7% 13,3% 87% 24 6 24 6

17 Item 17

80.00% 20.00% 80.00% 20.00% 80%

Rata-rata 68%


(67)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa akuntansi keuangan paham terhadap laporan keuangan pemerintah, dan rata-ratapersentase tingkat pemahamannya adalah 68%.

Masing-masing item pernyataan menunjukkan tingkat pemahaman lebih dari 50%, kecuali item 6, 7, 12 dan 15 menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi keuangan tidak paham terhadap laporan keuangan pemerintah. Hal ini terbukti responden lebih memilih jawaban betul dibandingkan dengan jawaban salah.

4.2.2. Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Manajemen Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama membahas mengenai identitas responden yaitu nama, NPM, konsentrasi, pernah atau belum mengikuti organisasi, dan pernah atau belum menempuh mata kuliah pengantar sektor publik.

Tabel 4.5 : Distribusi Bagian Pertama Mahasiswa Akuntansi Manajemen Jawaban No Uraian

Pernah Belum 22 8 1 Mengikuti organisasi

73,3% 26,7% 30 0 2 Menempuhmatakuliahpengantarsektorpublic

100% 0% Sumber : Lampiran 1A dan 1E

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden yaitu mahasiswa akuntansi manajemen sudah menempuh mata kuliah pengantar sektor


(68)

publik dan 73,3% responden pernah mengikuti organisasi sedangkan 26,7% nya lagi belum pernah mengikuti organisasi.

Bagian kedua kuesioner membahas mengenai bentuk fisik dan isi laporan keuangan pemerintah serta pendapat atas laporan keuangan pemerintah pusat. Tabel di bawah ini adalah distribusi frekuensi dari jawaban responden :

Tabel 4.6 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Manajemen Jawaban No Uraian

Pernah Belum 25 5 1 Melihat bentuk fisik laporan keuangan

pemerintah 83,3% 16,7%

23 7 2 Membacaisilaporankeuanganpemerintah

76,7% 23,3% Sumber : Lampiran 1A dan 1E

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 83,3% mahasiswa akuntansi manajemen sudah pernah melihat bentuk fisik laporan keuangan pemerintah, namun hanya 76,7%nya yang sudah pernah membaca isi laporan keuangan.

Tabel 4.7 : Distribusi Bagian Kedua Mahasiswa Akuntansi Manajemen Jawaban No Uraian

Pernah Belum 22 8 1 BPK tidak memberikan pendapat atas laporan

keuangan pemerintah pusat (LKPP) 73,3% 26,7% Sumber : Lampiran 1A dan 1E

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu mahasiswa akuntansi manajemen menjawab bahwa BPK tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) tahun 2004 – 2008


(1)

70   

persentase tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi keuangan sebesar 0,68 (Lampiran 11).

4.4. Pembahasan

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi baik akuntansi keuangan, manajemen dan sektor public memahami laporan keuangan pemerintah, dan rata-rata tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi lebih dari 50%, dimana rata-rata tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi keuangan sebesar 68%, rata-rata tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi manajemen sebesar 72% dan rata-rata tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi sektor public sebesar 81%.

Uraian tersebut menyimpulkan bahwa ada perbedaan antara mahasiswa akuntansi keuangan, manajemen dan sektor publik dalam memahami laporan keuangan pemerintah, dan tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi sektor publik lebih besar dibandingkan dengan tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi manajemen dan keuangan. Hal ini disebabkan sebagian besar dan hampir seluruh mahasiswa akuntansi sektor publik pernah melihat bentuk fisik laporan keuangan pemerintah. Tidak hanya melihat bentuk fisik, mahasiswa akuntansi sektor publik pernah membaca isi laporan keuangan pemerintah tersebut. Berdasarkan tabel 4.10, 90% mahasiswa akuntansi sektor publik pernah melihat bentuk fisik laporan keuangan pemerintah dan 80% nya pernah membaca isi laporan keuangan pemerintah tersebut. Sedangkan prosentase untuk mahasiswa akuntansi


(2)

71   

manajemen dan keuangan lebih kecil dibandingkan dengan prosentase mahasiswa akuntansi sektor publik.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Adinda Tri (2007) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara aparat pemerintah dan mahasiswa akuntansi dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan. Namun, hasil ini tidak didukung oleh penelitian Nina Sulastri (2006) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Surakarta dan Sukoharjo

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

Dibawah ini adalah rangkuman perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu:

Tabel 4.20 : Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Kesimpulan

1

Nina Sulastri

(2006)

Tidak terdapat perbedaan antara Mahasiswa Akuntansi perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Surakarta dan Sukoharjo

2

Adinda Tri (2007)

Terdapat perbedaan antara aparat pemerintah dan Mahasiswa akuntansi dalam memahami Standar Akuntansi Pemerintahan

3

M. Bayu Lao (2010)

Ada perbedaan antara mahasiswa akuntansi keuangan, manajemen, sektor publik dalam memahami laporan keuangan pemerintah

Sumber : BAB II

   


(3)

72   

4.4.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang disadari sepenuhnya dalam penelitian ini akan menjadi inspirasi peneliti yang ingin melakukan studi yang memperluas atau mengkonfirmasi penelitian ini, dengan demikian penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu :

1. Data penelitian yang dihasilkan dari penggunaan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden, hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya.

2. Penelitian ini dilakukan secara tertulis sehingga tidak terlepas kemungkinan adanya responden yang kurang memahami pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

3. Penempatan pertanyaan negatif pada kuisioner tidak acak sehingga diduga responden dalam mengisi kuisioner cenderung memilih jawaban (B)/ Benar. Hal ini dapat dilihat pada Banyaknya Mahasiswa yang belum pernah membaca isi laporan keuangan pemerintah tetapi persentase pemahaman lebih dari 50%.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini membahas mengenai “Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah” memberikan kesimpulan bahwa :

1. Mahasiswa akuntansi baik akuntansi keuangan, manajemen dan sektor public memahami laporan keuangan pemerintah atau mahasiswa akuntansi memiliki rata-rata tingkat pemahaman lebih dari 50%.

2. Ada perbedaan antara mahasiswa akuntansi keuangan, manajemen dan sektor publik dalam memahami laporan keuangan pemerintah, dan tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi sektor publik lebih besar dibandingkan dengan tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi manajemen dan keuangan.

5.2. Saran

Dari hasil pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi universitas, hendaknya lebih meningkatkan pemahaman mahasiswa akuntansi keuanganterhadap laporan keuangan pemerintah.

2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya memperluas jangkauan penelitian, tidak hanya mahasiswa akuntansi UPN ”Veteran” Jatim saja.

73   


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Wuryan, 2006, Akuntansi Sektor Publik. Edisi 1. Cetakan 1. Penerbit Bayumedia, Malang

Arif, Bahtiar, 2001, Akuntansi Pemerintahan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi Penerbit Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya

Baridwan, Zaki, (2000), Intermediate accounting. Edisi 7. Pengarang BPFE, Yogyakarta

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keperilakuan Penerbit PT.Salemba Empat, Jakarta.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta :Salemba Empat.

Kustono, Alwan Sri. 2001. Persepsi Dosen Akuntansi terhadap Kesetaraan PABU dan SAK. Tesis UGM

Mardiasmo, 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta

Mustopadidjaja, 2001, Reformasi Birokrasi, Perwujudan Good Governance, Dan Pembangunan Masyarakat Madani. Seminar Silaknas ICMI, Jakarta

Nordiawan, Deddi, 2006, Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Republik Indonesia, 2003, undang-undang nomor17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. ,2004, undang-undang nomor1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

,2004, undang-undang nomor15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

,2005, peraturan pemerintah republik indonesia nomor 24 tahun tentang standar akuntansi pemerintahan.

Sekaran, Uma, 2006, Research Methods for Business, 4th Edition, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sulastri, Nina. 2006. Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan. Skripsi UNS


(6)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta

Tri Wijanarko, Adinda. 2007. Pemahaman staff instansi daerah dan mahasiswa akuntansi terhadap standar akuntansi pemerintah. Skripsi UNS

Ulfa Fauziah Arby., 2009, Jenis Profesi Akuntansi dan Kode Etik Masing-masing Profesi, http://fauziahupearby.blogspot.com

Umar, Husein, 1997, Riset Akuntansi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Penerbit Grasindo, Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 3 107

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO 45 (Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 1 88

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur.

0 4 98

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

0 0 101

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur).

0 0 112

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH (Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

0 0 17

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 25

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur

0 0 25

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO 45 (Studi Kasus pada Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 23