PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh : DEFRI TRIWANTORO

0913010127/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh : DEFRI TRIWANTORO

0913010127

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

yang diajukan

Defri Triwantoro 0913010127

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi

Pembimbing Utama

Dra. Erry Andhaniwanti, MAks, AK. Tanggal :………….. NIP : 19591223 199203 2001

Mengetahui Kaprogdi Akuntansi,

Dr. Hero Priono, Msi, Ak NIP : 19611011 199203 1001


(4)

TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

yang diajukan

Defri Triwantoro 0913010127

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Erry Andhaniwanti, MAks, AK. Tanggal :………….. NIP : 19591223 199203 2001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1003


(5)

Disusun Oleh : Defri Triwantoro 0913010127/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 31 Mei 2013

Pembimbing Utama Tim Penguji

Ketua

Dra. Erry Andhaniwati, MAks, Ak Dra. Ec. Tituk D. W, MAks Sekretaris

Dra. Ec. Sari Andayani, MAks Anggota

Dra. Erry Andhaniwati, MAks, Ak Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H.R.Dhani Ichsanuddin Nur, SE.MM NIP. 19630924 198903 1001


(6)

مﯾﺣرﻟ ا نﻣﺣ رﻟ ا ا مﺳﺑ

ت ﺎﺋﯾﺳ نﻣو ﺎﻧﺳﻔﻧا رورﺷ نﻣ ﺎﺑ ذوﻌﻧو هرﻔﻐﺗﺳﻧو ﮫﻧﯾﻌﺗﺳﻧو هدﻣﺣﻧ دﻣﺣﻟا نا

ﮫﻟ يد ﺎھ ﻼﻓ ﮫﻠﻠﺿﯾ نﻣو ﮫﻟ لﺿﻣ ﻼﻓ ﷲدﮭﯾ نﻣ ﺎﻧﻟﺎﻣﻋا

,

ﮫﻟا ﻻ نا دﮭﺷا

ﻻ هدﺣو ﷲ ﻻا

ﮫﻟوﺳرو هدﺑﻋ ادﻣﺣﻣ نادﮭﺷاو ﮫﻟ كﯾرﺷ

.

ﮫﺒﺤﺻو ﮫﻟٲ ﻰﻠﻋو ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻧﺪﯿﺳ ﻰﻠﻋ ﻞﺻ ﻢﮭﻠﻟا

ﻦﯿﻌﻤﺟا

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Tiada kata yang indah yang diucapkan oleh seorang hamba selain rasa syukur kepada Allah SWT atas kemudahan yang masih kita rasakan hingga detik ini. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, penolong tentara-Nya yang memuliakan agama-Nya. Sebagai makhluk yang lemah dan banyak salahnya, patutlah kita merasa sangat bersyukur atas segala nikmat yang tak kunjung padam yang ia berikan kepada kita di tengah kealpaan kita sebagai makhluk-Nya, dan patutlah kita merasa takut akan murka-Nya, karena begitu sangat mudahnya Ia untuk membolak-balikkan hati manusia dari jalan yang lurus ke jalan yang tak diridhoi-Nya dan juga sebaliknya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan alam, suri tauladan kita, manusia yang paling sholeh sedunia yang pernah hidup di muka bumi ini, Nabi Muhammad SAW, juga kepada segenap keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang Insya Allah kita termasuk di dalamnya yang selalu istiqomah menegakkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Lebih khusus puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul


(7)

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Tentu ini bukan akhir, tetapi saya yakin ini adalah awal dari tanggungjawab sebagai bagian dari peran akademis dan amanah untuk terus memberikan kontribusi dalam rangka pembangunan bangsa.

Penyusun juga menyadari skripsi ini tidak mungkin bisa terselesaikan apabila serta bantuan dan support dari berbagai pihak. Berkat pengorbanan, perhatian, serta motivasi merekalah, baik secara langsung maupun tidak langsung, skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tiada terkira kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung baik doa dan dukungan yang diberikan atas terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Erry Andhaniwanti, MAks, AK. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, saran, kritikan, doa,


(8)

terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik, mengajar dan mengayomi. Jasa-jasa yang telah engkau berikan akan selalu tertanam di hati penulis.

6. Ibuku, Ibuku, Ibuku dan Bapakku yang sangat kucintai keduanya, terima kasih atas curahan kasih sayang yang engkau berikan dan dukungannya baik secara moril maupun materiil yang tidak terhingga.

7. Keluarga besar saya terima kasih atas dukungannya Mas Dodik, Mas Afandi, Mbak Lilik serta keponakan Muhammad Khalifi Dzikri kalian semua penyemangat hidupku.

8. Rosita beserta keluarga (Ibu Mus, Bapak Toto dan Fifi), terima kasih atas supportnya selama ini dan maaf belum bisa membalas kebaikan seperti kalian baik kepadaku. Doaku selalu menyertai kalian semua, semoga senantiasa di beri keberkahan Allah SWT.

9. Keluarga besar Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) sampai alumni terima kasih atas dukungan, semangat, doa, keceriaa dan kekeluargaannya selama ini.

10.Seluruh sahabat-sahabatku tersayang (Amarus, Octaria, Ery, Anggun, Ajeng, Gober, Andika, Riza, Bagus, Rio, Dedy, Mario, Gofur, Rizki, Andy, Soleh, John, Galih, Andre dll) dan kawan-kawan dari semester pertama sampai


(9)

atas bantuan dan dukungan kalian semua selama penulis melakukan penelitian ini.

Dengan segala kerendahan hati, hamba akui belum banyak yang bisa kuberikan untuk mereka semua. Hanya kasih sayang dan ridho-Mu semata yang selalu kuharap. Semoga Engkau membalas amalan, menyayangi, mengampuni dosa dan menunjukkan jalan yang lurus kepada mereka semua. Amiiin

Sebagaimana pepatah mengatakan “Tak Ada Gading Yang Tak Retak” Tak Ada Manusia Yang Sempurna. Demikian pula dengan penyusunan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan. Untuk itu maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Berawal dari ketidakmampuan, yang tidak terlepas dari khilaf dan lupa, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya , 10 Rajab 1434 H 20 Mei 2013 M Penyusun

Defri Triwantoro NPM: 0913010127


(10)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Landasan Teori ... 16

2.2.1 Akuntansi ... 16

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi ... 16

2.2.1.2 Tujuan Akuntansi ... 17

2.2.2 Pemahaman Akuntansi ... 18

2.2.2.1 Pengertian Pemahaman Akuntansi ... 18

2.2.2.2 Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 19

2.2.2.3 Tujuan Pemahaman Akuntansi ... 19


(11)

2.2.4.1 Pengertian Media Pendidikan ... 24

2.2.4.2 Manfaat Media Pendidikan ... 24

2.2.4.2 Pengaruh Media Pendidikan Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 25

2.2.5 Minat Belajar ... 26

2.2.5.1 Pengertian Minat Belajar ... 26

2.2.5.2 Pengaruh Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 30

2.2.6 Motivasi .. ... 31

2.2.6.1 Pengertian Motivasi ... 31

2.2.6.2 Tujuan Motivasi ... 32

2.2.6.1 Teori Motivasi ... 33

2.2.5.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 34

2.3 Kerangka Pikir ... 35

2.4 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36


(12)

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 42

3.2.1 Populasi ... 42

3.2.2 Sampel ... 42

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.3.1 Jenis Data ... 44

3.3.2 Sumber Data ... 44

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 45

3.4.1 Uji Validitas ... 45

3.4.2 Uji Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 51

4.1.1 Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ... 51

4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ... 55

4.1.3 Gambaran Umum Jurusan Akuntansi ... 55

4.1.4 Tempat Kedudukan ... 56

4.1.5 Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan ... 56

3.4.1 Falsafah ... 56


(13)

4.1.7 Riwayat Progdi Akuntansi ... 58

4.1.7.1 Visi Progdi Akuntansi ... 60

4.1.7.2 Misi Progdi Akuntansi ... 60

4.1.7.3 Tujuan Progdi Akuntansi ... 60

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

4.2.1 Karakteristik Responden ... 61

4.3 Deskripsi Variabel ... 62

4.4 Hasil Analisa ... 70

4.4.1 Goodness Of Fit Outer Model ... 71

4.4.1.1 Uji ConvergentValidity ... 71

4.4.1.2 Uji Composite Reliability ... 76

4.4.1.3 Uji Discriminant Validity ... 77

4.5 Pengujian Hipotesis ... 78

4.5.1 Goodness Of fit Inner Model (Uji Model Struktural) ... 78

4.5.2 Uji Inner Weight ... 79

4.6 Pembahasan ... 80

4.6.1 Goodness Of fit Outer Model ... 80

4.6.2 Goodness Of fit Inner Model... 81

4.6.3 Implikasi Penelitian ... 83


(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 88 5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

Oleh: Defri Triwantoro

ABSTRAK

Pada dunia globalisasi saat ini perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat Indonesia berjalan semakin hari semakin cepat seiring dengan adanya modernisasi serta teknologi yang maju dan berkembang, akuntansi adalah salah satu diantaranya. Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam mengukur, mengkomunikasikan dan menginterprestasikan informasi aktifitas keuangan. Penelitian ini merumuskan masalah mengenai apakah media pendidikan, minat belajar dan motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Angkatan 2010. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh antara media pendidikan, minat belajar dan motivasi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Variabel yang digunakan adalah Media Pendidikan (X1), Minat Belajar (X2), dan Motivasi (X3) terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y). Skala dalam penelitian ini yaitu skala likert. mahasiswa Strata satu (S1) program studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010 yang berjumlah 189 mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini adalah 66 mahasiswa. Teknik analisis yang digunakan yaitu Partial Least Square (PLS). Hasil dari penelitian ini adalah model Partial Least Square (PLS) yang dihasilkan cocok untuk menguji pengaruh Media Pendidikan (X1), Minat Belajar (X2), dan Motivasi (X3) terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel Media Pendidikan dan Minat Belajar tidak berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, sedangkan variabel Motivasi berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

Kata kunci : Media Pendidikan, Minat Belajar, Motivasi dan Tingkat


(16)

(Case Study On Accounting Students UPN "Veteran" East Java)

By:

Defri Triwantoro

ABSTRACT

In the current globalized world knowledge development of Indonesian society goes increasingly rapidly with the modernization and technological progress and develop, accounting is one of them. Accounting as the language of business, the business world is very helpful in measuring, communicating and interpreting financial activity information. This study formulates the problem as to whether media education, interest in learning and motivation affect the level of student understanding of accounting at the University of National Development "Veteran" East Java class of 2010. The purpose of this study was to determine empirically and prove the influence of media education, interest in learning and motivation on the level of understanding of accounting.

Variable used is Media Education (X1), Interests in Learning (X2), and Motivation (X3) on Comprehension Level Accounting (Y). Scale in this study is a Likert scale. Strata one student (S1) Accounting courses Universities National Development "Veteran" East Java class of 2010, amounting to 189 students. The sample in this study was 66 students. Analysis technique used was Partial Least Square (PLS).

The results of this study are models Partial Least Square (PLS) is generated suitable for testing the effect of Media Education (X1), Interest in Learning (X2), and Motivation (X3) on Comprehension Level Accounting (Y). Based on the research that has been done suggests that variables Interests Media Education and Learning does not affect the level of understanding of accounting, while the motivation variables affect the level of understanding of accounting.

Keywords: Media Education, Interest in Learning, Motivation and


(17)

1.1 Latar Belakang

Pada dunia globalisasi saat ini perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat Indonesia berjalan semakin hari semakin cepat seiring dengan adanya modernisasi serta teknologi yang maju dan berkembang. Negara kita adalah Negara yang memerlukan adanya tenaga yang terampil serta ahli dalam bidangnya untuk membangun Negara. Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, pendidikan dirasa penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pemanfaatan sumber daya alam agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, bidang pendidikan merupakan prioritas utama yang mempunyai peranan yang penting bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa dengan memasuki perguruan tinggi, seorang mahasiswa di harapkan dapat mempersiapkan diri untuk menyongsong kehidupannya di masa mendatang untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih sempurna apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini.

Persyaratan di lapangan atau di dunia kerja yang semakin tinggi, nantinya mempengaruhi kebijakan suatu perguruan tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas demi memenuhi target Indeks Prestasi (IP) yang diinginkan perusahaan. Perlu adanya pengorbanan untuk mewujudkan


(18)

suatu lembaga perguruan tinggi yang mampu menghasilkan output berkualitas sehingga selalu peka dan tanggap, serta memiliki kemampuan handal mensiasati perkembangan global.

Keluhan yang sering dilontarkan terhadap akuntansi adalah bahwa akuntansi merupakan pelajaran yang sulit untuk melangkah tingkat berikut, padahal sulitnya memahami akuntansi sebenarnya disebabkan oleh pendekatan yang tidak logis dalam proses pengenalan. Maka hal ini diperlukan kecerdasan emosional. (Suwardjono,1999).

Menurut (Budhiyanto dan Nugroho, 2004) Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam mengukur, mengkomunikasikan dan menginterprestasikan informasi aktifitas keuangan Akuntansi banyak disalah artikan, sebagai bidang studi yang banyak menggunakan angka-angka untuk menghasilkan laporan keuangan. Kesalahan dalam pendekatan pengajaran akuntansi sering menyebabkan adanya persepsi dan pemahaman yang keliru tentang akuntansi. Padahal akuntansi tidak hanya memfokuskan pada masalah perhitungan semata, namun lebih pada penalaran yang membutuhkan logika berfikir.

Menurut Goleman (2000) secara garis besar membagi dua kecerdasan emosional yaitu kompetensi personal yang meliputi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan keterampilan sosial.

Proses belajar mengajar dalam berbagai aspek sangat terkait dengan kecerdasan emosional mahasiswanya karena mampu melatih kemampuan


(19)

mahasiswa. Dukungan media pendidikan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaarn di kampus. Media pendidikan erat hubungannya dengan cara belajar mahasiswa karena media pendidikan yang digunakan oleh seorang tenaga pengajar pada waktu memberikan perkuliahan dipakai pula oleh mahasiswa untuk menerima bahan yang diajarkan tersebut. Media pedidikan yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan mata kuliah yang diberikan kepada mahasiwa. Apabila mahasiswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, pemahaman mereka mengenai akuntansi juga akan meningkat (Hamalik: 1982).

Seseorang yang menaruh perhatian terhadap sesuatu yang dianggapnya menarik, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan dan akan semakin menumbuh kembangkan minat. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuat pula minat dan ketertarikan orang tersebut dalam mendalami kegiatannya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan terhadap objek yang diminati.

Minat berperan penting dalam tingkat pemahaman seorang mahasiswa. Jika ketika ada mahasiswa yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari bidang akuntansi maka berbanding lurus dengan itu, tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa tersebut akan tinggi pula.


(20)

Kemampuan motivasi juga berpengaruh terhadap prestasi dan pemahamannya dalam belajar karena dapat mendorong mahasiwa untuk tidak mudah menyerah, sehingga ia akan mencari jalan untuk menemukan kesuksesan, sehingga mahasiswa mempunyai keinginan untuk berkembang dan maju untuk memaksimumkan pemahaman atas ilmu yang mereka dapatkan (Purwanto,2000: 77).

Kemampuan-kemampuan tersebut mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Kesulitan belajar yang dicirikan oleh menurunya prestasi belajar sebagai bentuk kegagalan bisa berkaitan dengan dominan efektif, misalnya situasi emosi akan mempengaruhi belajar (Trisniwati dan Suryaningrum, 2003).

Tabel 1.1 : Hasil Survey Pendahuluan Mata

Kuliah

Paham Kurang

Paham

Pengantar Akuntansi I 80 % 20 %

Pengantar Akuntansi II 68 % 32 %

Akuntansi Keuangan Menengah I 48 % 52 %

Akuntansi Keuangan Menengah II 64 % 36 %

Akuntansi Keuangan Lanjutan I 88 % 12 %

Akuntansi Keuangan Lanjutan II 92 % 8 %

Audit I 96 % 4 %

Teori Akuntansi 72 % 28 %


(21)

Keterangan : Paham = mendapat nilai > B

Kurang Paham = mendapat nilai < B

Berdasarkan hasil survey terhadap 25 mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2010 menunjukkan bahwa 80 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata kuliah Pengantar Akuntansi I dan 20 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Pengantar Akuntansi I. Hasil survey pendahuluan untuk mata kuliah kuliah Pengantar Akuntansi II menunjukan bahwa 68 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata kuliah Pengantar Akuntansi II dan 38 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Pengantar Akuntansi II. Hasil survey untuk mata kuliah kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I menunjukan bahwa 48 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I dan 52 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I. Hasil survey untuk mata kuliah kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II menunjukan bahwa 64 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II dan 36 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II. Hasil survey untuk mata kuliah kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I menunjukan bahwa 88 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I dan 12 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I. Hasil survey untuk mata kuliah kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II menunjukan bahwa 92 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata


(22)

kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II dan 8 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II. Hasil survey untuk mata kuliah kuliah Audit I menunjukan bahwa 96 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata kuliah Audit I dan 4 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Audit I. Hasil survey untuk mata kuliah kuliah Teori Akuntansi menunjukan bahwa 72 % mahasiwa akuntansi sangat paham dengan mata kuliah Teori Akuntansi dan 28 % mahasiwa kurang paham terhadap mata kuliah Teori Akuntansi.

Selain itu hal tersebut juga diperkuat dengan nilai hasil Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang menempati prosentase terbesar adalah kisaran > 3,0 seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Angkatan 2010

Jumlah Mahasiwa

< 2,5 10 % 20 Mahasiwa

2,5 – 3,0 32 % 60 Mahasiwa

> 3,0 58 % 109 Mahasiwa

Sumber: (Biro Admik UPN “Veteran” Jawa Timur)

Dengan adanya fenomena tersebut berarti bahwa pemahaman pada bidang pokok akuntansi masih kurang, hal ini kemungkinan disebabkan karena mahasiswa kurang mengetahui potensi yang meliputi media pendidikan serta


(23)

minat belajar dan motivasi yang dimilikinya sehingga mahasiswa kurang mampu mengembangkannya secara optimal.

Secara umum, penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang sesuai dengan judul dalam penelitian ini, rata-rata banyak menggunakan metode analisis Statistical Product and Service Solution (SPSS). Metode SPSS ini sebenarnya sudah cukup baik tetapi ada beberapa hal dari metode SPSS yang perlu disempurnakan supaya hasilnya lebih baik dan kesulitan-kesulitan yang ditemui oleh peneliti sebelumnya dapat teratasi dan ditemukan solusinya. Oleh karena itu di sini peneliti menggunakan metode Partial Least Square (PLS) yang masih jarang digunakan.

Ada beberapa kelebihan dalam penggunaan metode analisis PLS ini. Salah satunya adalah ukuran sampel yang digunakan tidak harus besar dibandingkan dengan metode analisis SPSS yang minimal 30 sampel. Kelebihan lainnya dalam PLS ini adalah data yang diolah tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang sama).

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)”.


(24)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah media pendidikan, minat belajar dan motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Angkatan 2010?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak yang dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh antara motivasi, minat belajar dan media pendidikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan dan sekaligus menerapakan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang ada.. 2. Bagi Universitas

Mampu memberikan umpan balik bagi bagi pihak perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan akuntan yang berkualitas dan memberikan masukan kepada pihak jurusan dalam menetapkan kebijaksanaan- kebijaksanaan di


(25)

masa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi sejenis, serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis ilmiah perpustakaan.

3. Bagi Pembaca

Memberikan informasi kepada pembaca tentang beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi pada mahsiswa akuntansi.


(26)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh:

1. Melandy dan Aziza (2006)

Penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi”. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu tingkat pemahaman akuntansi yang diproksikan dengan rata-rata nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi, yaitu mata kuliah pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi lanjutan 1, akuntansi lanjutan 2, auditing 1, dan teori akuntansi. Variabel independen pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional yang dikembangkan menjadi lima komponen yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi tingkat akhir pada perguruan tinggi negeri yang ada di Propinsi Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan (UNIB, UNAND dan UNSRI). Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan melihat kesamaan karakteristik sampel


(27)

yang akan diteliti yaitu sama-sama universitas negeri. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para akuntan yang berkualitas.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1) Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, 2) Pengaruh kepercayaan diri sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntans dan 3) perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh positif adalah pengendalian diri dan empati, sedangkan pengaruh negatif yaitu pengenalan diri, motivasi dan keterampilan sosial. Pengaruh kepercayaan diri terhadap kelima variabel independen tersebut adalah sebagai quasi moderator. Pada penelitian ini pula terlihat adanya perbedaan tingkat pengenalan diri dan motivasi antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah, sedangkan untuk varibel pengendalian diri, emapti, dan keterampilan sosial tidak terdapat perbedaan.


(28)

2. Tjun dkk (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha ini berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender”. Penulis membandingkan kecerdasan emosional antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita dalam memahami mata kuliah akuntansi. Kecerdasan emosional yang akan diteliti terbagi menjadi lima komponen, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Sedangkan mata kuliah akuntansi yang dipilih oleh penulis adalah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, akuntansi manajemen, pengauditan, dan teori akuntansi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjun dkk menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini dapat terlihat dari hasil uji regresi yang menunjukkan nilai signifikansi 0,003 ≤ 0,05, sehingga H1 diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan peneliti sebelumnya. Hal ini mungkin disebabkan karena sampel yang berbeda. Kesimpulan lainnya juga menyebutkan bahwa Tidak terdapat perbedaan kecerdasaan emosional dan ada perbedaan pemahaman akuntansi antara mahasiswa pria dan mahasiswa wanita. Berdasarkan hasil uji juga terlihat bahwa kecerdasan emosional pria lebih besar dari kecerdasan emosional wanita (nilai mean pria sebesar 78,93 > nilai mean wanita sebesar 77,87).


(29)

Berdasarkan hasil uji juga terlihat bahwa pemahaman akuntansi wanita lebih besar dari pemahaman akuntansi pria (nilai mean wanita sebesar 41,18 > nilai mean pria sebesar 37,74).

3. Kirmizi (2009)

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dimoderasi Oleh Kepercayaan Diri”. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiwa Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi yang ada di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiwa jurusan akuntansi dan sampel dalam penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa jurusan akuntansi tingkat akhir yang telah menempuh 120 Sistem Kredit Semester (SKS), karena peneliti mengasumsikan bahwa mahasiwa tersebut telah mendapat manfaat maksimal dari pengajaran akuntansi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para akuntan yang berkualitas. Pada penelitian ini akan menguji kembali pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Dalam pennelitian ini menggunakan variabel pengendalian diri, motivasi, dan keterampilan sosial sebagai dimensi dari kecerdasan emosi, dan ditambah variabel kepercayaan diri yang kuat sebagai variabel moderating. Dalam kaitannya dengan variabel moderating, peneliti dalam hal ini memilih kepercayaan


(30)

diri yang kuat sebagai pemoderasi hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi.

Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosi mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Dalam penelitian ini kecerdasan emosi digambarkan kedalam tiga dimensi yaitu : pengendalian diri, motivasi dan keterampilan social. Selain itu variable tingkat kepercayaan diri yang kuat juga mempengaruhi hubungan kecerdasan emosi dengan pemahaman akuntansi. Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengendalian diri, motivasi, dan keterampilan sosial dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sedangkan kepercayaan diri yang kuat mempunyai pengaruh yang negative signifikan terhadap hubungan pengendalian diri dengan tingkat pemahaman akuntansi dan keterampilan social dengan tingkat pemahaman akuntansi.

4. Rahmi (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi ini mengambil studi kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta). Dengan penelitian yang berjudul“Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi” ini peneliti mengambil fenomena pada pemahaman akuntansi. Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar sangat penting karena mahasiswa terkadang


(31)

merasa kesulitan untuk memahami akuntansi yang kemudian akan menjadi penghalang untuk naik ke tingkat berikutnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran akan tugas mahasiswa yaitu belajar dan juga pola belajar menghafal yang akan menyebabkan mahasiswa cepat lupa. Mahasiswa di perguruan tinggi dididik tidak hanya untuk mendapatkan prestasi akademis yang baik tetapi juga memiliki ketrampilan sosial dan mental yang kuat agar dapat menjadi akuntan professional yang mampu bersaing di dunia nyata. Seorang mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang baik akan berdampak positif terhadap perilaku belajarnya, karena mahasiswa tersebut akan mampu menghadapi tekanan atau kesulitan yang datang dengan terus belajar tanpa putus asa sehingga dapat lebih mudah dan akan lebih memahami akuntansi.

Kesimpulan yang pertama menyimpulkan Kecerdasan emosional yang terdiri dari pengendalian diri, pengenalan diri, empati, motivasi dan ketrampilan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kesimpulan kedua yaitu kecerdasan spiritual yang terdiri dari prinsip ketuhanan, kepercayaan yang teguh, berjiwa kepemimpinan, berjiwa pembelajar, berorientasi masa depan, prinsip keteraturan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Dan kesimpulan terakhir menyebutkan bahwa perilaku belajar yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, kebiasaan menghadapi ujian


(32)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahamamn akuntansi.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Akuntansi

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pembuat pengambil keputusan (Horngren dkk, 2006).

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan (Yadiati, 2006: 6).

Siegel dan Marconi (dalam ikhsan dan Ishak, 2005), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu, mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Halim (2002: 32), akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh


(33)

pihak – pihak yang memerlukan, termasuk analisis atas laporan tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu sistem yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi dengan tujuan untuk mengidentifikasian, mengukur, mencatat, melaporkan dan mengkomunikasian kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

2.2.1.2 Tujuan Akuntansi

Menurut Ikhsan dan Ishak, (2005: 6) informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari informasi keuangan memiliki tujuan antara lain :

1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.

2. Menyediakan informasi keungan mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaa serta asal dari kekaayaaan tersebut

3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.


(34)

5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan perusahaaan.

6. Menyediakan informasi yang dapat membantu pra pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan

2.2.2 Pemahaman Akuntansi

2.2.2.1 Pengertian Pemahaman Akuntansi

Menurut (Budhiyanto dan Nugroho, 2004) tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seseorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari pada mata kuliah akuntansi. Tanda seseorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dari nilai-nilai yang didapatkan dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan menguasai konsep-konsep yang terkait. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat atau dapat dipraktekan di dunia kerja.

Paham memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi ini dapat diukur dari nilai mata kuliah yang meliputi pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi


(35)

keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, pengauditan 1, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakn mata kuliah yang didalamnya terdapat unsure-unsur yang menggambarkan akuntansi secara umum (Melandy dan Aziza, 2006)

2.2.2.2 Tingkat Pemahaman Akuntansi

Tingkat pemahaman akuntansi merupakan sejauh mana seseorang mahasiwa akuntansi mengerti terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi. Tanda seorang mahasiwa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dari nilai-nilai yang didapatkan dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait. Mahasiwa dikatakaan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah diperolehnya selama ini diterpakan dalam kehidupan bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekan di dunia kerja (Budhiyanto dan Nugroho).

2.2.2.3 Tujuan Pemahaman Akuntansi

Menurut Suwardjono (1991: 1), tujuan pemahaman akuntansi adalah :

1. Memahamkan pengetahuan akuntansi tanpa menimbulkan kekeliruan tentang akuntansi.


(36)

2. Menanamkan sifat positif terhadaap pengetahuan akuntansi yang cukup luas lingkupnya.

3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau organisasi yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.

2.2.3 Kecerdasan Emosional

2.2.3.1 Pengertian Kecerdasan Emosional

Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis. Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak hanya ini saja. Pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain di luar kecerdasan intelektual (IQ), seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dan lain – lain yang harus juga dikembangkan (Melandy dan Azizah, 2006: 5).

Temuan David Wechsler (1958) dalam Trisnawati dan Suryaningsum (2003) mendefinisikan kecerdasan sebagai keseluruhan dan kemampuan seseorang untuk bertindak bertujuan, untuk berpikir rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungannya secara efektif. Temuan Wechsler ini mengidentifikasikan, selain aspek kognisi, aspek


(37)

non-kognisi juga berpengaruh dalam mencapai keberhasilan hidup. Kematangan dan kedewasaan menunjukkan kecerdasan dalam hal emosi. Mayer, dalam Goleman (2000), menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman dari kanak – kanak hingga dewasa, lebih penting lagi bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari (Budhiyanto dan Nugroho: 2004).

Menurut Wibowo (2002) kecerdasan emosional adalah untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi, sehingga memberikan dampak yang positif (Melandy dan Azizah, 2006: 5).

Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilih kepuasan dan mengatur suasana hati. Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh manusiawi (Suryaningsum, dkk., 2004: 353).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan – kemampuan untuk


(38)

mengendalikan diri, mengelola emosi diri, kemampuan untuk mengatasi masalah, dan kemampuan untuk memotivasi diri. Menurut Mu’tadin (2002) terdapat tiga unsur penting kecerdasan emosional yang terdiri dari kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan); dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain) (Melandy dan Azizah, 2006: 5).

2.2.3.2 Komponen Kecerdasan Emosional

Goleman (2000) secara garis besar membagi dua kecerdasan emosional yaitu kecakapan pribadi yang meliputi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan kecakapan sosial yang terdiri dari empati dan keterampilan sosial. Goleman, mengadaptasi lima hal yang tercakup dalam kecerdasan emosional dari model Salovely dan Mayer, yaitu: pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan kemampuan sosial seperti pada table berikut ini:


(39)

Tabel 2.1. Kerangka Kerja Kecakapan Emosi Kecakapan Pribadi

Menentukan bagaimana kita mengolah diri sendiri.

Kecerdasan Sosial

Menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan.

Kesadaran Diri

Mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya dan intuisi.

 Kesadaran emosi: mengenali emosi diri sendiri dan efeknya.

 Penilaian diri secara efektif:

mengetahui kekuatan dan batas – batas diri sendiri.

 Percaya diri: keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.

Kendali Diri

Mengelola kondisi, implus, dan sumber daya diri sendiri.

 Kontrol diri: mengelola emosi dan desakan hati yang merusak.

 Dapat dipercaya: memelihara norma kejujuran dan integritas.

 Berhati-hati: bertanggungjawab atas kinerja pribadi.

 Adaptabilitas: keluwesan dalam menghadapi perubahan.

 Inovasi: mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi baru.

Motivasi

Kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran  Dorongan berprestasi: dorongan untuk

menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.

 Komitmen: menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan.  Inisiatif: kesiapan untuk

memanfaatkan kesempatan.  Optimisme: kegigihan dalam

memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.

Empati

Kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.  Memahami orang lain: mengindra

perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.

 Orientasi pelayanan: mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.

 Mengembangkan orang lain:

merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka.

 Mengatasi keseragaman:

menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam – macam orang.

 Kesadaran politik: mampu membaca arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

Keterampilan Sosial

Kepintaran dalam mengguagah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain.  Pengaruh: memiliki taktik untuk

melakukan persuasi.

 Komunikasi: mengirimkan pesan yang jelas dan menyakinkan.

 Kepemimpinan: membangkitkat inspirasi dan memandu kelompok orang lain.

 Katalasator perubahan: memulai dan mengelola perubahan.

 Manajemen konflik: negoisasi pemecahan silang pendapat.  Membangun ikatan: menumbuhkan

hubungan sebagai alat.

 Kolaborasi dan kooperasi: kerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama.  Kemampuan tim: menciptakan sinergi

kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama


(40)

2.2.4 Media pendidikan

2.2.4.1 Pengertian media pendidikan

Media pendidikan menurut Gagne (1970), adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, sedaangkan Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan secara meransang mahasiswa untuk belajar (Sadiman, 1986: 6). Menurut Hamalik (1982: 12), media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaran kampus.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat mahasiswa sehingga terjadi proses belajar.

2.2.4.2 Manfaat Media Pendidikan

Menurut Encyclopedia of Educationel Research dalam Hamalik (1989: 15), manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir. 2. Memperbesar perhatian para mahasiswa.


(41)

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar. 4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri di kalangan mahasiswa. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu

6. Membantu tumbuhnya pengertian, sehingga membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisien yang lebih banyak dalam belajar.

2.2.4.3 Pengaruh Media Pendidikan Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

Hamalik (1989: 12), media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaarn di kampus. Menurut Ernawatie (2007), media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Media pendidikan erat hubungannya dengan cara belajar mahasiswa karena media pendidikan yang digunakan oleh seorang tenaga pengajar pada waktu memberikan perkuliahan dipakai pula oleh mahasiswa untuk menerima bahan yang diajarkan tersebut. Media pedidikan yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan mata kuliah yang


(42)

diberikan kepada mahasiwa. Apabila mahasiswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, pemahaman mereka mengenai akuntansi juga akan meningkat (Rachmawati, 2010: 41).

2.2.5 Minat Belajar

2.2.5.1 Pengertian Minat Belajar

Dalam memudahkan pemahaman tentang minat belajar, maka dalam pembahasan ini terlebih dahulu akan diuraikan menjadi minat dan belajar.

1. Pengertian Minat

a. Eysenck dkk. (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tdak sama intensitasnya.

b. Witherington (1986) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.

c. Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang


(43)

yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai tersebut.

d. dalam kamus psikologi (Chaplin, 1989) menyebutkan bahwa minat dapat diartikan sebagai:

1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.

2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.

3. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

e. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya. http://psikologi45.blogspot.com/2009/10/minat-dan-bakat.html


(44)

Faktor-faktor timbulnya minat meurut crow dan Crow (2009) terdiri dari:

1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongn ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.

2. Faktor motivasi sosial, yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. 3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan

emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseoran.

2. Pengertian Belajar

Ada banyak pengertian mengenai belajar, hal ini berakar pada kenyataan bahwa apa yang disebut perbuatan belajar itu adalah bermacam-macam. Banyak aktivitas-aktivitas yang oleh hamper setiap orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar, misalnya menghafal syair, menghafalkan nyanyian dan sebagainya.


(45)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar memilki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.

Secara umum kegiatan belajar adalah suatu proses kegiatan dari tidak tahu, tidak mengerti, tidak bisa menjadi tahu, mengerti dan bisa secara optimal.

Menurut Purwanto (2006: 85), beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan – perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan – perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,

harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari – hari, berbulan – bulan, ataupun bertahun – tahun. Ini berarti kita harus


(46)

mengesampingkan perubahan – perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kpribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

2.2.5.2 Pengaruh Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Minat dalam diri individu sangat penting artinya bagi kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat terhadap suatu objek atau aktivitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sendiri sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan terjadi (Nugraha, 2010: 31).

Minat dalam penelitian Nuraini (2007) mempunyai pengaruh positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil


(47)

yang baik dalam belajar seseorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar (Nugraha, 2010: 31).

2.2.6 Motivasi

2.2.6.1 Pengertian Motivasi

Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan oleh Purwanto (2006), antara lain:

1. Duncan, dalam buku organitatuorial behavior mengemukakan: “di dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang didasari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi”.

2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.

3. Menurut John P.Kambel, motivasi merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap berntuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku.

4. Hoy dan Miskel dalam buku educational administrasion (1982: 137), mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai


(48)

kekuatan kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pertanyaan-pertanyaan ketegangan atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan kearah pencapaian tujuan-tujuan personal.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

2.2.6.2 Tujuan Motivasi

Secara umum motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu (Purwanto, 2006)

Menurut Purwanto, (2006: 73), motivasi mempunyai tujuan untuk menggerakkan atau menggugah seeorang agar timbul keinginan dan kemauannyanuntuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang mahasiswa motivasi mempunyai tujuan memacu diri sendiri agar timbul keiinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.


(49)

2.2.6.3 Teori Motivasi

Purwanto (2006: 74), mengemukakan beberapa teori motivasi, yaitu:

a. Teori Hedonisme

Hedonisme suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah ini adalah anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan kesenangan baginya. b. Teori Naluri

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang disebut juga naluri, yaitu:

- Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, - Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan - Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan jenis.

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku manusia yang dilakukannya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri itu. Oleh karena itu, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.


(50)

c. Teori Reaksi Yang Dipelajari atau Teori Lingkungang Kebudayaan Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.

d. Teori Daya Dorong

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

2.2.6.4 Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

Menurut John P.Kambel dalam Purwanto (2006), motivasi merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegitatan yang dikehendaki, dimana motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku. Menurut Goleman (2001) dalam Budhiyanto dan Nugraha (2004), motivasi berarti menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran efektif, dan untuk bertahan kegagalan dan frustasi. Motivasi yang paling ampuh adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.

Berdasrkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Seseorang mahasiswa akuntansi dapat termotivasi untuk berprestasi, akan lebih jeli untuk untuk menemukan cara-cara untuk belajar lebih baik, berusaha membuat inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif.


(51)

2.3 Kerangka Pikir

Gambar 2.1: Kerangka Pikir

Uji Partial Least Square (PLS)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori yang telah dijelaskan maka disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

“Diduga bahwa media pendidikan, minat belajar dan motivasi berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Angkatan 2010”.

Media Pendidkan (X1)

Minat Belajar (X2)

Motivasi (X3)

Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah media pendidikan (X1) minat belajar (X2) dan motivasi (X3), sedangkan variabel dependennya adalah tingkat pemahaman akuntansi (Y).

1. Variabel Independen (X), yaitu:

1) Media Pendidikan (X1) adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaran kampus.

2) Minat Belajar (X2) adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya.

3) Motivasi (X3) adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.


(53)

2. Variabel Dependen (Y)

Tingkat Pemahaman Akuntansi

Tingkat Pemahaman adalah sejauh mana seseorang mahasiwa akuntansi mengerti terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada nilai mata kuliah akuntansi pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, pengauditan 1, dan teori akuntansi. 3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran untuk variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval (interval scale), sedangkan teknik pengukurannya menggunakan skala Likert dalam bentuk checklist. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item intrumen yang dapat berupa pernyataan atau pernyataan (Sugiyono,2006: 107).

Skala Likert (Likert scale) didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut (Sekaran, 2006: 31) :


(54)

1 2 3 4 5 STS TS N S SS

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sedangkan skala pengukuran untuk variabel dependen (Y) juga menggunakan skala interval (interval scale), dengan teknik pengukurannya menggunakan skala Likert. Polanya adalah sebagai berikut

1 2 3 4 5

STP TP R P SP

Sangat Paham (SP) 5

Paham (P) 4

Ragu-ragu (R) 3

Tidak Paham (TP) 2

Sangat Tidak Paham (STP) 1

Beberapa indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur Variabel Independen (X) dan Variabel Dependen (Y) adalah sebagai berikut :


(55)

Variabel Independen (X) terdiri dari tiga variabel yaitu : 1. Media Pendidikan (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan teknik pengukuran skala yang digunakan adalah skala likert. Indikator untuk mengukur variabel ini diadaptasi dari Rahmawati (2010):

1. Penggunaan teknologi yang sudah maksimal

2. Variasi dosen dalam memberikan materi perkuliahan 3. Fasilitas yang memadai

4. Suasana yang mendukung dalam perkuliahan

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lima item pertanyaan dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5

STS TS N S SS Jawaban dengan nilai 1 dan 2 yang dipilih oleh responden menunjukkan tingkat penggunaan media yang kurang optimal. Jika memberikan nilai 3 maka responden bersifat netral. Dan jawaban dengan nilai 4 dan 5 menunjukkan bahwa penggunaan media pendidikan yang maksimal.

2. Minat Belajar (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan teknik pengukuran skala yang digunakan adalah skala likert.


(56)

Indikator untuk mengukur variabel ini diadaptasi dari Evytasari (2010):

1. Kepuasan terhadap materi yang diperoleh 2. Minat belajar terhadap mata kuliah akuntansi 3. Materi yang disusun dosen

4. Rasa ingin tahu terhadap di sampaikan dosen

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lima item pertanyaan dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5

STS TS N S SS Jawaban dengan nilai 1 dan 2 yang dipilih oleh responden menunjukkan minat belajar mahasiswa yang kurang. Jika memberikan nilai 3 maka responden bersifat netral. Dan jawaban dengan nilai 4 dan 5 menunjukkan minat belajar mahasiswa yang tinggi.

3. Motivasi (X3)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan teknik pengukuran skala yang digunakan adalah skala likert. Indikator untuk mengukur variabel ini diadaptasi dari Evytasari (2010):


(57)

2. Motivasi dalam memahami akuntansi 3. Usaha dalam mencapai tujuan

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lima item pertanyaan dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5

STS TS N S SS Jawaban dengan nilai 1 dan 2 yang dipilih oleh responden menunjukkan motivasi dalam diri mahasiswa yang rendah. Jika memberikan nilai 3 maka responden bersifat netral. Dan jawaban dengan nilai 4 dan 5 menunjukkan motivasi dalam diri mahasiswa yang tinggi.

Variabel Dependen (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan teknik pengukuran skala yang digunakan adalah skala likert. Terdapat delapan pertanyaan di dalam kuesioner yang merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, dengan indikator-indikator sebagai berikut :

a. Pemahaman di dalam mata kuliah Pengantar Akuntansi I. b. Pemahaman di dalam mata kuliah Pengantar Akuntansi II. c. Pemahaman di dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan

Menengah I.

d. Pemahaman di dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II..


(58)

e. Pemahaman di dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I.

f. Pemahaman di dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.

g. Pemahaman di dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I. h. Pemahaman di dalam mata kuliah Teori Akuntansi.

Jawaban dengan nilai 1 dan 2 yang dipilih oleh responden menunjukkan tingkat pemahaman akuntansi yang rendah. Jika memberikan nilai 3 maka responden bersifat netral. Dan jawaban dengan nilai 4 dan 5 menunjukkan tingkat pemahaman akuntansi yang tinggi.

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

Unit populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Strata satu (S1) program studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010 yang berjumlah 189 mahasiswa (Biro Admik UPN “Veteran” Jatim).

3.2.2 Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota


(59)

populassi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suharyadi dan Purwanto, 2004: 326).

Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus (Umar, 2002:141):

= 1 +

Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang diinginkan

Maka:

n =

N

=

189

= 189

= 65,39 ≈ 66 1+N(10%)2 1 + 189(0,01) 2,89

Berdasarkan perhitungan diatas jumlah anggota sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 65,39 yang kemudian dibulatkan sehingga anggota sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 66 mahasiswa.


(60)

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dengan cara menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah terstruktur yang akan diisi oleh responden, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengkopi atau mencatat data – data yang terkait sebagai pendukung seperti sejarah singkat berdirinya dan visi misi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur, khususnya Jurusan Akuntansi.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini adalah responden yaitu mahasiswa Strata satu (S1) program studi akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur tahun 2010 yang menempuh studi dan tidak sedang cuti kuliah.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam


(61)

alternative yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006: 82). Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Strata satu (S1) Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur tahun 2010 yang menempuh studi dan tidak cuti.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan peneliti dengan menelusuri data historis berupa informasi diantaranya sejarah singkat berdirinya Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur serta visi misi, khususnya jurusan Akuntansi.

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS), metode Partial Least Square (PLS) merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuruan skala ukuran variable tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan structural untuk menguji teori atau pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variable laten untuk tujuan prediksi, dan PLS dimaksudkan untuk


(62)

causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. (Ghozali, 2011:18-19)

1. Inner Model

Inner model yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural model dan substantive theory). Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada substantive theory (Ghozali, 2011:23). Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

Persamaan Model Struktural: η1= γ11 ξ1+ γ12 ξ2+ γ13 ξ3 + ζ

Keterangan:

 η = Variabel Laten Endogen (Variabel Terikat)

 ξ = Variabel Laten Eksogen (Variabel Bebas)

 γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen

 ζ = Galat model structural

( Sofyan Yamin, 2011: 38) 2. Outer Model

Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model). Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya (Ghozali, 2011:23). Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator


(63)

sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten (Sofyan Yamin, 2011:10)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen (Bebas): X1 = X11 + 1

X2 = X21+ 2 X3 = X31 + 3 X4 = X41 + 4 X5 = X51 + 5 X6 = X61 + 6 X7 = X71 + 7

dan seterusnya sampai X15 = X151 + 15 Keterangan:

 X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen   adalah variabel laten eksogen

 X adalah loading faktor variabel eksogen   adalah galat pengukuran pada variabel eksogen

(Sofyan Yamin, 2011: 37)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen (Terikat) Y1 = Y11 + 1

Y2 = Y21 + 2 Y3 = Y31 + 3


(1)

4.7 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang Tabel 4.13 : Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

NO NAMA JUDUL KESIMPULAN 1. Melandy dan Aziza Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi

Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh positif adalah pengendalian diri dan empati, sedangkan pengaruh negatif yaitu pengenalan diri, motivasi dan keterampilan sosial. Pengaruh kepercayaan diri terhadap kelima variabel independen tersebut adalah sebagai quasi moderator. Pada penelitian ini pula terlihat adanya perbedaan tingkat pengenalan diri dan motivasi antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah, sedangkan untuk varibel pengendalian diri, emapti, dan keterampilan sosial tidak terdapat perbedaan.

2. Tjun dkk Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender

1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini dapat terlihat dari hasil uji regresi yang menunjukkan nilai signifikansi 0,003 ≤ 0,05, sehingga H1 diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan peneliti sebelumnya. Hal ini mungkin disebabkan karena sampel yang berbeda.

2. Tidak terdapat perbedaan kecerdasaan emosional dan ada perbedaan pemahaman akuntansi antara mahasiswa pria dan mahasiswa wanita. Berdasarkan hasil uji juga terlihat bahwa kecerdasan emosional pria lebih besar dari kecerdasan emosional wanita (nilai mean pria sebesar 78,93 > nilai mean wanita sebesar 77,87). Berdasarkan hasil uji juga terlihat bahwa pemahaman akuntansi wanita lebih besar dari pemahaman akuntansi pria (nilai mean wanita sebesar 41,18 > nilai mean pria sebesar 37,74).

3. Kirmizi Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dimoderasi Oleh Kepercayaan Diri

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosi mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Dalam penelitian ini kecerdasan emosi digambarkan kedalam tiga dimensi yaitu : pengendalian diri, motivasi dan keterampilan social. Selain itu variable tingkat kepercayaan diri yang kuat juga mempengaruhi hubungan kecerdasan emosi dengan pemahaman akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, hipotesis 5, hipotesis 6.

4. Rahmi Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

1. Kecerdasan emosional yang terdiri dari pengendalian diri, pengenalan diri, empati, motivasi dan ketrampilan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

2. Kecerdasan spiritual yang terdiri dari prinsip ketuhanan, kepercayaan yang teguh, berjiwa kepemimpinan, berjiwa pembelajar, berorientasi masa depan, prinsip keteraturan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

3. Perilaku belajar yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, kebiasaan menghadapi ujian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahamamn akuntansi

5. Defri Triwantoro Pengaruh media pendidikan, minat belajar dan motivasi terhadap tingkat pemahaman akuntansi

1. Model PLS yang dihasilkan cocok untuk menguji pengaruh Media Pendidikan, Minat Belajar, dan Motivasi terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

2. Variabel Media Pendidikan dan Minat Belajar tidak berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

3. Variabel Motivasi berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

Sumber : Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

87

4.8 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah :

1. Adanya perbedaan persepsi yang dimiliki antara masing-masing responden dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.

2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan pasti akan berbeda apabila dilakukan wawancara langsung kepada responden. 3. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan

responden pada saat pengisian kuesioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.


(3)

88

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari penelitan ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Model PLS yang dihasilkan cocok untuk menguji pengaruh Media Pendidikan, Minat Belajar, dan Motivasi terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

2. Variabel Media Pendidikan dan Minat Belajar tidak berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

3. Variabel Motivasi berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya, sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menambai atau menggunakan variabel lain sebagai variabel yang telah ada yang dapat berpengaruh terhadp

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

89

tingkat pemahaman akuntansi, misalnya pengendalian diri, ketrampilan sosial, ketrampilan sosial, empati dan kompetensi dosen.

2. Bagi Universitas

Diharapkan pihak universitas lebih meningkatkan media pendidikan, minat belajar dan motivasi dalam kegiatan perkuliahan agar dapat meningkatkan pemahaman akuntansi para mahasiswa.

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat memanfatkan media pendidikan yang sudah ada dan mampu meningkatkan minat belajar dan motivasi dengan cara yang positif guna meningkatkan tingkat pemahaman akuntansi sehingga apa yang menjadi tujuan utama dapat tercapai.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam, 2011, Structural Equations Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Edisi 3. Badan Penerbit Undip, Semarang. Horngren dkk, 2006, Akuntansi. Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia.

Hamalik, Oemar, 1993, Psikologi Manajemen : penuntun bagi pemimpin. Cetakan pertama, penerbit trigenda karya, bandung.

Halim, Abdul, 2002, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Penerbit Salemba empat, Jakarta

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keperilakuan Penerbit PT.Salemba Empat, Jakarta.

Latan, Hengky dan Ghozali, Imam, 2012, Partial Least Squares, Metode dan Aplikasi Menggunakan Program WarpPLS 2,0. Badan Penerbit Undip, Semarang.

Purwanto, Ngalim, 2006, Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jilid 2, Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit CV. Alfabeta.

Suwardjono, 1999, Akuntansi Pengantar : Konsep, Proses, Penyusunan Laporan Pendekatan Sistem Terpadu, BPFE, Yogyakarta

Yamin, Sofyan, 2011, Partial Least Square Part Modelling: Aplikasi Dengan Software XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS. Seri 4. Penerbit Salemba Infotek, Jakarta.

Yadiati, Winwin dan Wahyudi, Ilham, 2006, “Pengantar Akuntansi”. Cetakan pertama, penerbit Prenada Media Group.

SKRIPSI:

Evytasari, Aditya Anggraeni, 2010, “Pengaruh Pengendalian Diri, Motivasi, dan Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

Nugraha, Judha Mradipta, 2010, “Pengaruh Motivasi, Keterampilan Sosial, dan Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur”.

Rachmawati, Novy, 2010, “Pengaruh beberapa faktor belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi”, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur”.

Rahmi, Filia, 2010, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

JURNAL:

Budhiyanto, Joan Suryanti dan Ika Paskah Nugroho, 2004, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. X No. 2, September 2004, 260-281.

Kirmizi R 2009, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dimoderasi Oleh Kepercayaan Diri”,n Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol. 9 No.2, Agustus 2009 : 36-61.

Nurna, Aziza dan Rissyo Melandy R.M. 2006. “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi”. Padang. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Nuraini, Maya, 2007, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Minat Belajar

Mahasiwa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”,

Jurnal Beta vol. V No. 2, 151-159.

Tjun, Lauw Tjun, Setiawan, Santry dan Setiana, Sinta, 2009, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender”, Jurnal Akuntansi Vol. 1 No. 2 November 2009:101-108.

Trisnawati, Eka Indah dan Suryaningrum, Sri, 2003, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap 1ìngkat Pemahaman Akuntansi”, SNA VI, 16-17 Oktober 2003, 1073-1091.

WEB:


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 5 100

PENGARUH MOTIVASI, KETERAMPILAN SOSIAL, MINAT BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 1 92

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN MINAT BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 125

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 97

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur.

0 4 98

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 3 135

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR SKRIPSI

0 0 24

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 25

PENGARUH MOTIVASI, KETERAMPILAN SOSIAL, MINAT BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 25