HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN STRES KERJA.
No. Skripsi: 438/Skripsi/Psi - FIP/UPI.5.2014
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA DENGAN STRES KERJA
(Studi Korelasi Pada Karyawan Bagian Pencetakan Di PT. Lion Star, Cikarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi
Oleh :
Gilang Wentar Rahardja 057095
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
(2)
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA DENGAN STRES KERJA
(Studi Korelasi Terhadap Karyawan Bagian Pencetakan PT. Lion Star, Cikarang)
Oleh
Gilang Wentar Rahardja
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Gilang Wentar Rahardja 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
i ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA DENGAN STRES KERJA
(Studi Korelasi Terhadap Karyawan Bagian Pencetakan PT. Lion Star, Cikarang)
Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan kerja dengan stress kerja. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dan tingkat stress kerja serta mencari tahu apakah ada hubungan diantara keduanya. Untuk kemudian diolah menjadi sumber informasi dan jawaban dari masalah yang dipelajari dalam penelitian. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan angket sebagai alat pengumpul data. Lokasi penelitian dilakukan di PT. Lion Star, Cikarang sedangkan subjek penelitian adalah 70 orang karyawan bagian pencetakan. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah
simple ramdom sampling, dimana pengambilan subjek sebagai sumber data
dilakukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan mempersepsikan program kesehatan dan keselamatan kerja telah berjalan dengan baik dan merasa puas dengan hal itu, sedangkan untuk stres kerja menunjukkan tingkat stres kerja yang rendah. Untuk hubungan antara kedua variabel, menunjukkan adanya hubungan dalam tingkat sedang dengan arah yang negatif. Penulis berharap program kesehatan dan keselamatan kerja lebih diperhatikan lagi, karena scera langsung hal ini merupakan cara untuk melindungi karyawan.
(5)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
ii ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN EMPLOYEE PERCEPTION OF HEALTH AND SAFETY WORK WITH WORK STRESS
(Correlation Study Against Employee Printing Part PT. Lion Star, Cikarang)
This study examines the relationship between employees perception of the implementation of occupational health programs with job stress. Goals to be achieved in this study was to determine the perceptions of employees to implementation of occupational health and safety programs and the level of work stress as well as to find out whether there is a relationship between them. To then processed into a source of information and answers to the problems studied in the research. Methods of research used descriptive method with a questionnaire as a data collection tool. Location of the research conducted at PT. Lion Star, Cikarang while research subjects were 70 employees in the printing. The sampling technique used in making the subject is simple random sampling, whereas the subject as the source of data is done randomly. The results showed that employees perceive health and safety program has been going well and feel satisfied with it, while work stress showed a low level of job stress. For the relationship between the two variables, indicating the existence of a relationship with a moderately negative direction. The author hopes occupational health and safety programs more attention again, because this is a direct scera way to protect employees.
(6)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR ………...……… iii
UCAPAN TERIMA KASIH...iv
DAFTAR ISI ... ...v
DAFTAR TABEL ………..……… ix
DAFTAR GAMBAR ………...………. xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah...5
1.3 Tujuan...5
1.4 Kegunaan Penelitian...5
1.4.1 Kegunaan Teoritis...5
1.4.2 Kegunaan Praktis...6
1.5 Metode Penelitian...6
1.6 Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian...7
1.6.1 Lokasi Penelitian...7
1.6.3 Populasi dan Sample Penelitian...7
(7)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi...9
2.1.1 Pengertian Persepsi...9
2.1.2 Proses Persepsi...10
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persepsi...13
2.2 Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja...15
2.2.1 Pengertian dan Fungsi Pemeliharaan Tenaga Kerja...15
2.2.2 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja...16
2.2.3 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja...17
2.2.4 Syarat Kelayakan Keselamatan Kerja...18
2.2.5 Unsur-unsur Yang Mendukung Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 20
2.2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan Kerja...22
2.3 Stress Kerja...30
2.3.1 Pengertian Stress...31
2.3.2 Pengertian Stress Kerja...32
2.3.3 Penyebab Stress Kerja...33
2.3.4 Gejala Stress Kerja...37
(8)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian...41
3.2 Variabel Penelitian...41
3.3 Definisi Operational Variabel...42
3.3.1 Persepsi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja...40
3.3.2 Stress Kerja...45
3.4 Instrumen Penelitian...45
3.4.1 Alat Ukur Persepsi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja...46
3.4.2 Alat Ukur Stress Kerja...48
3.4.3 Uji Validitas...49
3.4.4 Uji Reliabilitas...49
3.5 Skoring dan Kategorisasi...51
3.5.1 Persepsi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja...51
3.5.2 Stress Kerja...52
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian...54
3.7 Teknik Analisis Data...55
3.7.1 Uji Normalitas...56
3.7.2 Uji Korelasi...57
(9)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
3.8.1 Tahap Persiapan...59
3.8.2 Tahap Pelaksanaan/Pengumpulan Data...59
3.8.3 Tahap Pengolahan Data...60
3.8.4 Tahap Pembahasan...60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...61
4.1.1 Gambaran Umum Persepsi Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja... ... 61
4.1.2 Gambaran Umum Stress Kerja... 62
4.1.3 Hubungan Antara Persepsi Pelaksanaan K3 dengan Stress Kerja... 64
4.2 Pembahasan... 65
4.2.1 Persepsi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 65
4.2.2 Stress Kerja... 66
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan... 68
5.2 Rekomendasi... 69
DAFTAR PUSTAKA... 70
(10)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Syarat Kandungan Debu Pada Lingkungan Kerja ……….26 Tabel 2.2 Syarat Kandungan Bahan Pencemar Pada Lingkungan Kerja ………...27 Tabel 2.3 Syarat Getaran Pada Lingkungan Kerja ………28
Tabel 2.4 Syarat Toilet Pada Lingkungan Kerja ………...30
Tabel 2.5 Tabel Efek Stress Kerja ……….39 Tabel 3.1 Skor Pilihan Jawaban ……….46 Tabel 3.2 Klasifikasi Item Skala Persepsi Terhadap Pelaksanaan Program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ………..47
Tabel 3.3 Klasifikasi Item Stres Kerja ………48 Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Kesehatan dan Keselamatan Kerja 50 Tabel 3.5 Tabel Skoring Instrumen Persepsi Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ………....51
Tabel 3.6 Formula Pengategorisasian Persepsi Pelaksanaan K3 Responden …….51 Tabel 3.7 Pengategorisasian Persepsi Pelaksanaan K3 Responden ………...52
(11)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
Tabel 3.8 Teknik Skoring Instrumen Stres Kerja ………...53
Tabel 3.9 Formula Stres Kerja Responden ………53
Tabel 3.10 Pengategorisasian Stres Kerja Responden ……….54
Tabel 3.11 Uji Normalitas ………57
Tabel 3.12 Koefisien Korelasi Guilford ………...58
Tabel 3.13 Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment ……….58
Tabel 4.1 Sebaran Data Menurut Tingkat Kepuasan Pelaksanaan K3 ………61 Tabel 4.2 Sebaran Data Menurut Tingkat Stres Kerja ………63 Tabel 4.3 Korelasi Antara Persepsi Pelaksanaan K3 dengan Stres Kerja ………...64
(12)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Sebaran Data Menurut Tingkat Kepuasan Pelaksanaan K3 ……62 Gambar 4.2 Grafik Sebaran Data Menurut Tingkat Stres Kerja ……….63
(13)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lingkungan tempat para karyawan bekerja kerja terdiri dari berbagai macam komponen. Baik itu komponen secara fisik, sosial atau psikologis. Dalam hal komponen fisik, maka yang termasuk didalamnya adalah pabrik, mesin produksi, panas, getaran, suara dan hal lainnya. Kondisi-kondisi seperti di atas tidak bisa dihindari karena bagaimanapun juga karyawan telah dihadapkan pada lingkungan kerja yang ada. Sehingga karyawan harus siap menghadapi lingkungan kerja mereka karena karyawan dituntut untuk bekerja dalam kondisi yang sudah ada. Kondisi-kondisi yang muncul tersebut menimbulkan masalah tersendiri, baik secara psikologis maupun fisik. Dalam hal psikologis kondisi lingkungan kerja, dapat memicu timbulnya stres kerja dan dalam hal fisik dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Data Depnakertrans pada trisemester pertama tahun 2007 mencatat terjadinya 37.845 kejadian kecelakaan kerja di Indonesia (www.depnakertrans.go.id), berarti hampir setiap 1 jam terjadi kecelakaan kerja di Indonesia.
Pemerintah dan perusahaan pun menyadari munculnya kondisi ini. Pemerintah dan perusahaan berusaha para karyawan dari dampak fisik maupun psikologis yang timbul dari kondisi lingkungan kerja yang ada. Dalam hal ini pemerintah menerbitkan UU No.1 1970 tentang tenaga kerja, yang mengatur tentang
(14)
2
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan, serta ketetapan Menkes No. 261/MENKES/SK/II/1998, yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan yang mensyaratkan tentang kondisi lingkungan kerja yang sehat bagi tenaga kerja (www.depkes.go.id).
Dalam rangka mengakomodir ketentuan dari pemerintah, perusahaan pun melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3), untuk melindungi karyawan mereka. Karena perusahaan juga menyadari bahwa karyawan adalah ujung tombak dalam perusahaan untuk mencapai tujuan, mereka juga ingin karyawan mereka dapat bekerja secara nyaman dan aman sehingga mampu bekerja produktif dan memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan. Program kesehatan dan keselamatan kerja melingkupi serangkaian upaya untuk melindungi para karyawan dari kondisi fisik lingkungan kerja yang mungkin menimbulkan ancaman secara fisik dan psikologis (Sumakmur P. K, 1998). lebih lanjut, program kesehatan dan keselamatan kerja bisa dikatakan sebagai upaya pemeliharaan karaywan yang dilakukan perusahaan. Dimana hakikat dari pemeliharaan karyawan menyangkut perlindungan kondisi fisik, mental dan emosi karyawan (Flippo dalam Hasibuan, 1991).
Karyawan sendiri sebagai individu memiliki karakterisrik dan kepribadian mereka masing. Karyawan juga memiliki sudut pandang dan pemikiran yang berbeda, dimana dalam hal ini karyawan memiliki pandangan tersendiri dalam kondisi-kondisi yang ada dalam lingkungan kerja mereka. Pandangan-pandangan tersebut dipengaruhi oleh hal-hal seperti karakteristik individu, pengalaman dan
(15)
3
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3
pengetahuan. Sehingga karyawan pun pasti memiliki pandangan tersendiri tentang pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan perusahaan.
Kondisi lingkungan kerja yang dihadapi oleh karyawan tidak hanya memberikan dampak secara fisik, namun juga memberikan dampak psikologis bagi karyawan. Dampak-dampak psikologis yang muncul seperti stres kerja, depresi dan trauma. Pada penelitian yang dilakukan Angeline O. M Chan dan Chan Yiong Huak (2004), dengan judul “Influence of Work Environment on
Emotional Health in a Health Care Setting. Occupational Medicine”, didapatkan hasil bahwa para dokter dan perawat di Singapura, mengalami gejala depresi dan stres karena lingkungan kerja mereka yaitu rumah sakit, dikarenakan lingkungan kerja mereka menghadapkan para dokter dan perawat kepada kejadian-kejadian seperti orang yang terluka parah, orang yang sekarat dan orang yang meninggal.
Sedangkan pada penelitian Tomas Lund et.al (2006), yang berjudul “Physical Work Environment Risk Factors For Long Term Sickness Absence: Prospective
Findings Among A Cohort Of 5357 Employees In Denmark”, diketahui bahwa faktor lingkungan kerja yang tidak sehat dapat mempengaruhi keadaan fisik dan mental karyawan sehingga menyebabkan tingkat absensi karyawan tersebut meningkat. Pada penelitian ini kita melihat bahwa tekanan lingkungan kerja menyebabkan karyawan tidak produktif dengan meningkatnya tingkat absensi sehingga mempengaruhi produktifitas dari perusahaan.
(16)
4
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4
Dalam penelitian Hilde Mausner Dorsch dan William W. Eaton (2000), yang berjudul “Psychosocial Work Environment and Depression: Epidemiologic
Assessment Of The Demand–Control Model”, dikemukakan bahwa tekanan psikologis yang dihasilkan oleh kondisi lingkungan kerja menyebabkan karyawan menderita depresi dan dysphoria. Selain itu Mccoy dan Evans ( Morrow, 2006), mengatakan bahwa faktor seperti getaran, suara dan suhu udara mempengaruhi stres kerja pada karyawan.
PT. Lion Star sebagai perusahaan manufaktur yang memproduksi produk-produk plastik menggunakan mesin-mesin besar yang mendukung operasional mereka selain tentunya sumber daya manusia. Mesin-mesin produksi yang digunakan adalah mesin yang memerlukan kehati-hatian dan kecermatan dalam pengoperasiannya. Oleh karena itu dituntut kehati-hatian dari para karyawan untuk mengoperasikannya. Untuk melindungi karyawan mereka, maka PT. Lion Star melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja, yang mewajibkan para karyawan melindungi diri mereka dengan menggunakan pakaian kerja, helm, kacamata dan penutup telinga. Hal ini dilakukan perusahaan untuk melindungi karyawan mereka baik secara fisik dan psikologis. Namun tentunya karyawan sebagai individu yang memiliki ciri dan karakteristik berbeda memiliki pandangan yang berbeda tentang program kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana pandangan mereka terhadap program kesehatan dan
(17)
5
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5
keselamatan kerja yang dilakukan perusahaan tentunya memberikan pengaruh pada karyawan baik itu secara fisik atau psikologis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti tentang “hubungan persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan keselamatan kerja dengan stres kerja pada karyawan di PT. Lion Star”.
1..2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Lion Star?
2. Bagaimana tingkat stres kerja pada karyawan PT. Lion Star?
3. Apakah terdapat hubungan persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan tingkat stres kerja?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi pelaksanaan program kesehatan kerja dengan stres kerja, serta melihat tingkat persepsi pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dan stres kerja pada karyawan.
(18)
6
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Dalam konteks teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk lebih memahami hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan kerja serta kaitannya dengan tingkat stres kerja pada karyawan, baik itu bagi ilmu Psikologi atau ilmu-ilmu lain yang ingin melanjutkan penelitian ini.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Dalam konteks praktis penelitian ini membantu perusahaan untuk lebih memahami persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula membantu perusahaan untuk lebih memahami tentang stres kerja yang terjadi pada karyawan. Sehingga mampu merancang program-program yang lebih baik untuk melindungi karyawan.
1.5 Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan penelitian yang menggunakan angka dalam pengumpulan data, penafsiran data, dan penampilan hasilnya. Selain itu, pendekatan kuantitatif ini juga sering kali disertai oleh tabel, grafik, bagan, dan gambar dalam pemahaman kesimpulan penelitiannya (Arikunto, 2006).
(19)
7
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7
Metode statistik yang digunakan adalah metode statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono,2007).
1.6 Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian 1.6.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada bagian produksi PT. Lion Star.
1.6.2 Populasi dan Sample Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang sedang diteliti. Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat, simbol-simbol dan nonverbal, iklan, televisi, radio, surat kabar, dan lain-lain. Objek riset ini juga disebut satuan analisis (unit of
analysis) atau unsur-unsur populasi. Jadi, unit analisis ini merupakan unit yang
akan diteliti. (Sugiyono, 2005). Yang menjadi populasi penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Lion Star.
Sedangkan sample merupakan beberapa bagian kecil atau cuplikan yang diambil dalam populasi (Ferguson dalam Sevilla dkk, 2006). Untuk keperluan pengambilan sample maka dilakukan teknik simple random
(20)
8
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8
sampling. Teknik simple random sampling, adalah teknik untuk mengambil sample secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada (Sugiyono, 2007).
1.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 = tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja karyawan PT. Lion Star dengan persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja.
H0: ( ρ1 = ρ 2 )
Ha = terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja karyawan di PT. Lion Star dengan persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja.
Ha : (ρ 1 ≠ρ 2 )
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Jika nilai signifikansi > 0,01, maka H0 diterima b. Jika nilai signifikansi < 0,01, maka H0 ditolak
(21)
9
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9
(22)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 41
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan penelitian yang menggunakan angka dalam pengumpulan data, penafsiran data, dan penampilan hasilnya. Selain itu, pendekatan kuantitatif ini juga sering kali disertai oleh tabel, grafik, bagan, dan gambar dalam pemahaman kesimpulan penelitiannya (Arikunto, 2006).
Metode statistik yang digunakan adalah metode statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono,2007).
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi anatar satu orang dengan yang yang lain atau antara satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhandy dalam Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ada dua variable yang terlibat yaitu variable independen dan variable dependen.
(23)
42
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 42
Adapun variable yang diukur dalam penelitian ini;
Independent Variable (X) = persepsi terhadap pelaksanaan K3 Dependent Variable (Y) = stres kerja
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Persepsi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, lokasi kerja dan tata pelaksanaan (Sumakmur, 1989). Dimana beberapa faktor yang menjadi unsur pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja menurut Sumakmur (1989) :
1. Perencanaan
Dimensi ini berkaitan dengan prencanaan yang berhubungan dengan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Ketatarumahtanggan
Dimensi ketatarumahtanggaan berkaitan dengan penempatan alat produksi dan kelengkapannya sehingga menimbulkan kesan yang nyaman. Selain itu penerapan zona-zona di dalam perusahaan juga termasuk di dalamnya seperti zona keselamatan dan zona wajib pakaian kerja.
(24)
43
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43
Pemilihan pakaian kerja sesuai jenis pekerjaan penting untuk pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja. Pakaian kerja harus terbuat dari bahan yang baik, memudahkan gerak dan nyaman digunakan.
4. Peralatan perlindungan diri
Cara terbaik menghindari kecelakaan kerja dalah dengan menggunakan alat perlindungan diri selama bekerja, termasuk di dalamnya adalah : a. Pelindung mata
Pelindung mata digunakan haruslah nyaman, tidak mengurangi penglihatan dan mampu melindungi mata secara keseluruhan.
b. Sepatu pengaman
Sepatu pengaman haruslah mampu melindungi kaki jika tertimpa benda berat atau benda yang mungkin terinjak, selain itu tahan terhadap suhu tertentu, nyaman dan tidak selip ketika dipakai.
c. Sarung pengaman
Sarung pengaman tidak hanya melindungi tangan ketika bekerja namun juga harus memungkinkan jari untuk bergerak bebas ketika bekerja.
d. Topi pengaman
Topi pengaman melindungi karyawan dari benda-benda yang mungkin menimpa karyawan ketika bekerja.
(25)
44
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44
Pelindung telinga tidak hanya melindungi karyawan dari kebisingan, namun juga melindungi karyawan dari benda asing, percikan api dan percikan logam pijar ketika bekerja.
f. Pelindung paru-paru
Pelindung paru-paru digunakan untuk melindungi karyawan dari gas berbahaya dan debu.
5. Pemakaian warna, peringatan tanda-tanda dan label
Pemakaian warna digunakan untuk memberikan tanda pada tempat yang menandakan tempat itu berbahaya, pintu keluar atau jalur lintas ketika keadaan darurat. Pemberian tanda digunakan untuk memberikan peringatan akan kemungkinan timbulnya bahaya di tempat pemasangan tanda tersebut. 6. Penerangan
Penerangan pada ruang kerja haruslah cukup dan diatur sesuai jenis pekerjaan sehingga tidak menyebabkan kelelahan penglihatan.
7. Ventilasi dan pengaturan suhu
Selain sebagai alat sirkulasi udara, ventilasi juga berfungsi untuk menghilangkan debu, uap dan partikel berbahaya, sedangkan pengaturan suhu bertujuan untuk mencegah timbulnya suhu yang terlalu ekstem di tempat kerja.
8. Suara bising
Mencegah suara bising dilakukan dengan perencanaan penggunaan mesin produksi sampai dengan pemasangan bahan kedap suara.
(26)
45
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45
9. Ruang kerja
Perencanaan program kesehatan keselamatan kerja juga dipengaruhi oleh ruang kerja, pada pekerjaan luar ruangan mungkin saja dibutuhkan alat tambahan seperti tali pengaman dan hal lainnya.
3.3.2 Stres Kerja
Stres kerja adalah kondisi atau reaksi ketika karyawan dihadapkan pada tuntutan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan. Ketika terjadi ketidak seimbangan antara tuntutan dengan lingkungan atau individu maka stres kerja akan terjadi (Irene Houtman dan Katrin Jettinghof, 2007), dengan reaksi sebagai berikut:
1. Physiological Responses
Meliputi gejala seperti meningkatnya detak jantung, tekanan darah, meningkatnya kinerja kelenjar tubuh dan sesak napas.
2. Emotional Responses
Meliputi gejala seperti mudah gugup dan mudah tersinggung.
3. Cognitive Responses
Meliputi gejala kurang konsentrasi dan mudah lupa.
(27)
46
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46
Meliputi gejala seperti mudah marah, mudah memebuat kesalahan dan perubahan perilaku.
3.4 Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket adalah alat pengumpul data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pernyataan atau pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pernyataan atau pertanyaan tersebut (Umar: 2004). Untuk mengukur persepsi terhadap pelaksanaan program K3 dan stres kerja, digunakan skala Likert. Dimana pada skala ini, disediakan lima pilihan jawaban yang masing-masing memiliki nilai dan dua macam pernyataan yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Pada instrumen persepsi pelaksanaan program K3 dan stres kerja, semua item termasuk pernyataan favourable.
Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung. Responden diminta memilih salah satu jawaban yang telah disediakan berdasarkan keadaan sebenarnya yang ia rasakan. Adapun lima pilihan jawaban tersebut adalah:
Tabel 3.1 Skor Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
(28)
47
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47
3.4.1 Alat Ukur Persepsi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Untuk mengukur persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja, digunakan angket yang disusun oleh Sobari dalam rangka pembuatan skripsi Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi,Universitas Islam Bandung pada tahun 1999. Dimana alat ukur ini disusun berdasarkan teori Sumakmur (1989) tentang faktor-faktor dalam program kesehatan dan keselamatan kerja.
Tabel 3.2
Klasifikasi Item Skala Persepsi Terhadap
Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
No. Aspek Indikator Nomor
Item 1. Perencanaan Perencanaan perawatan alat
Perencanaan pelatihan Penataan lokasi
1 2
Setuju 4 2
Ragu-Ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
(29)
48
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48
Penyusunan/penyimpanan Alat pencegahan kebakaran Fasilitas perawatan
Perbaikan alat-alat
3 4 5 6 7 2. Ketatarumahtanggaan
Keteraturan
ketatarumahtanggaan Penggantian alat-alat Tata letak mesin
8 9 10
3. Pakaian kerja
Penggunaan pakaian kerja Kualitas pakaian kerja
11 12
4. Peralatan perlindungan diri
Pelindung mata Sepatu pengaman Sarung tangan Penutup hidung Pelindung telinga Pelindung paru-paru
13 14 15 16 17 18 5. Pemakaian warna, tanda
peringatan dan label
Warna dinding Peringatan Tanda
Penggunaan kabel
19 20 21
6. Penerangan Penempatan lampu
Pengaturan penerangan
22 23 7. Ventilasi dan
pengaturan suhu
Ventilasi
Pengaturan suhu
24 25
8. Suara bising Rancangan mesin
Rancangan ruangan
26 27 9. Ruang kerja Perencanaan alat keselamatan
kerja
Penggunaan alat keselamatan kerja
28 29
3.4.2 Alat Ukur Stres Kerja
Untuk mengukur stres kerja digunakan alat ukur Copenhagen Psychosocial Questionaire (COPSOQ), yang disusun oleh Psychosocial Department, National
(30)
49
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49
Institute of Occupational Health, Copenhagen, Denmark. Alat ukur ini terdiri dari 19 item pernyataan.
Tabel 3.3
Klasifikasi Item Stres Kerja
No. Aspek Indikator Nomor Item
Behavioural Stress Sosialisasi Menepati janji Sulit bersantai Sulit untuk bahagia Pola makan
Mudah marah Kurang inisiatif Merasa dilecehkan
16 7 18 9 17 8 10 19 Somatic Stress Masalah pencernaan
Nyeri dada
Jantung berdebar-debar Sesak napas
Sakit kepala Nyeri otot Berkeringat 1 11 2 12 3 13 4 Cognitive Stress Konsentrasi
Pengambilan keputusan Kemampuan mengingat Berpikir jernih
14 5 15 6
3.4.3 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
(31)
50
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 50
t 2 2 b 1 1 -k k 11 r sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006).
3.4.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 2006: 178).
Untuk menguji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha dengan bantuan
soft ware SPSS 12.0 for windows. Adapun rumus Cronbach Alpha adalah
sebagai berikut:
(Arikunto, 2006: 196) Dimana:
r11 = reliabilitas alat ukur
k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal ∑σb2 = jumlah varians butir
(32)
51
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51
Reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal rxx= 0,900. Namun, apabila koefisien reliabilitas yang didapat tidak setinggi itu, masih dapat cukup berarti dalam kasus tertentu. Terutama bila skala yang bersangkutan digunakan bersama-sama dengan tes-tes lain dalam suatu perangkat pengukuran (Azwar: 2008).
Untuk instrumen persepsi pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja setelah diolah menggunakan SPSS 12.0 maka didapatkan nilai koefisien reliabilitas 0.895, yang berarti instrumen ini cukup reliabel untuk digunakan. Sedangkan untuk instrumen stres kerja, telah terstandarisasi dengan koefisien reliabilitas 0.89 yang berarti instrumen ini cukup reliabel untuk digunakan.
Tabel 3.4
Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi K3
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.895 29
3.5 Skoring dan Kategorisasi 3.5.1 Persepsi Pelaksanaan K3
(33)
52
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 52
Untuk instrumen persepsi pelaksanaan K3 peneliti menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban dan semua item merupakan jenis item favourable. Instrumen disusun dengan penilaian rating scale, dengan rating nilai 5-1. Dimana kolom isian paling kiri bernilai 5 dan mengerucut hingga kolom isian paling kanan yang bernilai 1.
Tabel 3.5
Tabel Skoring Instrumen Persepsi Pelaksanaan K3
Pilihan Jawaban 5 4 3 2 1 Pilihan Jawaban
Setelah melakukan skoring terhadap hasil jawaban responden, kemudian peneliti melakukan pengategorisasian untuk melihat seberapa besar tingkat kepuasan kerja secara umum ke dalam lima kategori, yaitu kategori ”sangat puas”, kategori ”puas”, kategori ”cukup puas”, kategori ”tidak puas”, dan kategori ”sangat tidak puas”. Adapun formula pengategorisasiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Formula Pengategorisasian Persepsi Pelaksanaan K3 Responden
Kriteria Kategori
x ≤ (n min + 1,5 σ) Sangat Tidak Puas (n min + 1,5 σ) < x ≤ (n min + 2,5 σ) Tidak Puas (n min + 2,5 σ) < x ≤ (n min + 3,5 σ) Cukup Puas (n min + 3,5 σ) < x ≤ (n min + 4,5 σ) Puas
(34)
53
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53
Jumlah item pada instrumen ini berjumlah 29, sehingga skor maksimum yang didapat adalah 145 dan skor minimum adalah 29. Dari nilai maksimum dan miimum tersebut diketahui bahwa rentangnya adalah 116 (maksimum-minimum) dan σ sebesar 19,3 (116:6). Dari keterangan di atas, maka didapat hasil pengkategorisasian untuk kepuasan kerja sebagai berikut:
Tabel 3.7
Pengategorisasian Persepsi Pelaksanaan K3 Responden
Kriteria Kategori
x < 58 Sangat tidak puas
58 ≤ x < 77 Tidak puas
77 ≤ x < 97 Cukup puas
97 ≤ x < 116 Puas
116 ≤ x Sangat puas
3.5.2 Stress Kerja
Untuk instrumen stress kerja, peneliti menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS); Setuju (S); Ragu-Ragu (R); Tidak Setuju (TS); dan Sangat Tidak Setuju (STS), dengan semua item memiliki sifat unfavourable. Untuk responden yang memilih pilihan Sangat Setuju (SS) akan mendapatkan skor 5, responden yang memilih pilihan Setuju (S) akan mendapatkan skor 4, responden yang memilih pilihan Ragu-Ragu (R) akan mendapatkan skor 3, responden yang memilih pilihan Tidak Setuju (TS) akan mendapatkan skor 2 dan responden yang memilih pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) akan mendapatkan skor 1. Adapun rincian dari teknik skoring instrumen stres kerja ini dapat dilihat pada tabel berikut:
(35)
54
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 54
Tabel 3.8
Teknik Skoring Instrumen Stres Kerja
Pilihan Skoring
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Setelah melakukan skoring terhadap hasil jawaban responden, kemudian peneliti melakukan pengategorisasian untuk melihat seberapa besar tingkat stres kerja secara umum ke dalam lima kategori, yaitu kategori ”sangat tinggi”, kategori ”tinggi”, kategori ”sedang”, kategori ”rendah”, dan kategori ”sangat rendah”. Adapun formula pengategorisasiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Formula Stres Kerja Responden
Kriteria Kategori
x ≤ (n min + 1,5 σ) Sangat Rendah (n min + 1,5 σ) < x ≤ (n min + 2,5 σ) Rendah (n min + 2,5 σ) < x ≤ (n min + 3,5 σ) Sedang (n min + 3,5 σ) < x ≤ (n min + 4,5 σ) Tinggi
(n min + 4,5 σ) < x Sangat Tinggi
Jumlah item pada instrumen ini berjumlah 19, sehingga skor maksimum yang didapat adalah 95 dan skor minimum adalah 19. Dari nilai maksimum dan minimum tersebut diketahui bahwa rentangnya adalah 76 (maksimum-minimum)
(36)
55
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 55
dan σ sebesar 12,7 (76:6). Dari keterangan di atas, maka didapat hasil pengkategorisasian untuk stress kerja sebagai berikut:
Tabel 3.10
Pengategorisasian Stres Kerja Responden
Kriteria Kategori
x < 38 Sangat Rendah
38 ≤ x < 51 Rendah
51 ≤ x < 63 Sedang
63 ≤ x < 76 Tinggi
76 ≤ x Sangat Tinggi
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek dari sebuah penelitian. Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Lion Star bagian pencetakan berjumlah 85 orang. Sedangkan sample merupakan beberapa bagian kecil atau cuplikan yang diambil dalam populasi (Ferguson dalam Sevilla dkk, 2006). Untuk keperluan pengambilan sample maka dilakukan teknik simple random sampling. Teknik
simple random sampling, adalah teknik untuk mengambil sample secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada (Sugiyono, 2007).
Sampel adalah sebagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi (Arikunto, 2006). Sampel ini akan dijadikan sumber data yang dapat mewakili keseluruhan dari populasi. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin, yaitu sebagai berikut:
(37)
56
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 56
N n = ——— 1 + Ne²
Keterangan:
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = Persentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel, yaitu sebesar 5% atau 0,05
Dengan jumlah populasi sebanyak 85 orang karyawan, maka pengambilan sampel untuk diteliti adalah:
2 e N 1 N n 2 85( 0,05) 1 85 n 1,2125 85 n 70 n
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel minimum sebanyak 70 orang. Adapun karakteristik sampel adalah:
1. Sudah bekerja minimal 1 tahun di bagian produksi. Mereka akan lebih mengerti tentang program kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan perusahaan.
(38)
57
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 57
2. Karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMU/sederajat. Agar diperoleh tingkat kemampuan yang sama sehingga memudahkan dalam pengisian angket.
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data dari seluruh responden terkumpul, maka peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan. Sebelum melakukan analisis data, peneliti akan melakukan pengujian terhadap data tersebut.
Data yang diperoleh akan berbentuk data ordinal, yang kemudian dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data memiliki distribusi normal ataukah tidak. Jika data memiliki distribusi normal, maka data akan dianalisis menggunakan statistik parametrik, yaitu uji korelasi Pearson Product
Moment, apabila data memiliki distribusi tidak normal, maka data akan
dianalisis menggunakan statistik non parametrik, yaitu uji korelasi Rank
Spearman.
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel bebas atau variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel dengan kaidah keputusan jika signifikansi
(39)
58
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58
lebih besar dari alpha 0,01 (taraf kesalahan 1%) maka dapat dikatakan data tersebut normal. Konsep uji normalias dari Kolmogorov-Smirnov ini ialah dengan membandingkan data yang sebenarnya dengan data yang berdistribusi normal dengan mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.
Pengujian Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan dengan menggunakan bantuan dari SPSS versi 12.0, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.11
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
Stres_Kerja K3
N 70 70
Normal
Parameters(a,b)
Mean 38.34 121.10
Std. Deviation 3.261 7.355
Most Extreme Differences
Absolute
.113 .134
Positive .113 .134
Negative -.101 -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .948 1.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .330 .162
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Dari hasil pengujian normalitas, didapatkan signifikansi data untuk stres kerja sebesar 0.330, dan untuk persepsi pelaksanaan K3 sebesar 0.162. Karena nilai p > 0.01 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara data yang diuji dengan data normal yang baku. Hal ini menunjukan bahwa kedua data dari variabel penelitian ini memiliki data dengan distribusi yang normal.
(40)
59
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 59
Uji korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel ini terdiri dari dua macam, yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan variabel X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y disebut koefisien korelasi (r). Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson (Sugiyono, 2005), yaitu :
2 2 2 2 Y -Y n X -X n Y X -XY n rUntuk mengetahui seberapa erat hubungan antara kedua variabel tersebut, maka hasil dari koefisien korelasi yang didapat akan disesuaikan dengan tabel Guilford (Sugiyono, 2008) berikut ini:
Tabel 3.12
Koefisien Korelasi Guilford
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0, 20 – 0,39 Rendah
0, 40 – 0,59 Sedang
0, 60 – 0,79 Tinggi
0, 80 – 1,00 Sangat Tinggi
Setelah melakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa data persepsi pelaksanaan K3 dan stres kerja memiliki distribusi yang normal. Berdasarkan hasil tersebut, maka uji korelasi yang
(41)
60
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60
digunakan adalah uji korelasi Parametrik dengan menggunakan Pearson Product
Moment. Uji korelasi ini akan menggunakan bantuan software SPSS 12.0. Tabel 3.13
Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment
Correlations
K3 Stres_Kerja
K3 Pearson
Correlation 1 -.487(**) Sig. (2-tailed) . .000
N 70 70
Stres_Kerja Pearson
Correlation -.487(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 .
N 70 70
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Setelah diuji dengan SPSS 12.0, maka didapatkan nilai hasil uji koefisien korelasi antara persepsi pelaksanaan K3 dengan stres kerja sebesar -0.487 dan nilai probabilitas sebesar 0.000.
3.8 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan terbagi menjadi empat tahap, yaitu :
3.8.1 Tahap Persiapan
1. Mengurus administrasi perizinan penelitian.
2. Melakukan observasi awal pada karyawan bagian produksi PT. Lion Star mengenai masalah yang muncul pada karyawan bagian produksi
3. Melakukan studi pustaka.
(42)
61
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 61
5. Menetapkan populasi dan sampel penelitian serta teknik pengambilan sampel yang akan digunakan.
6. Menyusun proposal penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
3.8.2 Tahap Pelaksanaan/Pengumpulan Data
1. Menyelesaikan perizinan di PT. Lion Star.
2. Menemui pejabat yang berwenang di PT. Lion Star dan bagian Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendapatkan data dari responden yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.
3. Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan dan memohon kesediaan subjek untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini, kemudian mereka diberi petunjuk mengenai tata cara pengisian angket.
3.8.3 Tahap Pengolahan Data
1. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden. 2. Melakukan skoring.
3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik melalui
soft ware SPSS 12.00 untuk menguji reliabiltas alat ukur.
4. Melakukan pengkategorisasian responden
5. Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian menentukan teknik korelasi yang digunakan.
6. Melakukan pengujian hipotesis melalui uji signifikansi. 7. Membuat kategorisasi skala.
(43)
62
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 62
3.8.4 Tahap Pembahasan
1. Menampilkan hasil penelitian.
2. Menginterpretasikan hasil analisis dan membahas berdasarkan kajian pustaka dan latar belakang penelitian.
3. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi-rekomendasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
(44)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 68
68
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Karyawan PT. Lion Star bagian pencetakan secara keseluruhan merasa puas terhadap pelaksanaan program K3 yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa PT. Lion Star berhasil dalam menerapkan kebijakan program K3 yang telah dicanangkan pemerintah pada sector industry untuk melindungi para tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan mendukung pemerintah dalam mengkampanyekan zero accident di sector industry dan konstruksi.
2. Karyawan PT. Lion Star bagian pencetakan memiliki tingkat stress kerja yang rendah, mereka mampu menghadapi berbagai tekanan dan tuntutan dalam lingkungan kerja mereka. Ditunjukkan dengan rendahnya keberadaan gejala stress kerja pada karyawan yang didapat berdasar dari hasil penyebaran instrumen.
3. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan antara kedua variable dalam tingkat yang sedang dan dalam arah yang negative, yaitu ditunjukkan dengan
(45)
69
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69
nilai koefisien korelasi -0.487 dan p = 0.000. dengan hubungan yang negative, maka jika tingkat persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program K3 baik, maka tingkat stress kerja pada karyawan akan rendah.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti akan memberikan beberapa rekomendasi guna meningkatkan dan memelihara penilaian karyawan terhadap pelaksanaan program K3 serta menjaga tingkat stress kerja tetap rendah karyawan PT. Lion Star bagian pencetakan.
1. Rekomendasi untuk perusahaan
a. Tetap menjalankan program K3 yang sudah berjalan sekarang agar karyawan senantiasa merasa aman ketika bekerja dan terlindung dari kemungkinan kecelakaan kerja. Selain program K3 yang diatur pemerintah, perusahaan juga bias mengembangkan program K3 sendiri yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di perusahaan.
b. Dukungan perusahaan dalam pelaksanaan program K3 dalam hal ini melalui manajemen harus ditingkatkan dan diperluas. Sehingga rasa tanggung jawab untuk menaati peraturan K3 yang ada akan semakin meluas kepada karyawan dan juga sekaligus meningkatkan pengawasan dalam hal pelaksanaan program K3.
(46)
70
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70
c. Hendaknya program K3 diperluas tidak hanya pada karyawan bagian produksi saja, namun juga kepada staf kantor, sehingga budaya sadar K3 akan makin menguat di dalam perusahaan, dan program “zero accident” dapat tercapai
2. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk coba menggali hal yang belum tercakup dalam penelitian ini. Selain itu peneliti selanjutnya diharapakan dapat menggali aspek-aspek yang belum dibahas dalam penelitian ini sebagai pengembangan dalam penelitian ini, baik itu dalam aspek K3 maupun stress kerja.
(47)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. (2000). Tes Prestasi. Fungsi dan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chan, Angelina O.M dan Huak, Chan Yioung. (2004). Influence of Work
Environment on Emotional Health in a Health Care Setting. Occupational
Medicine. Volume 3. 207-212.
Dorsch, Hilde Mausner dan Eaton William. (2000). Pyschosocial Work Environment and Depression: Epidemiologic Assesment Of The Demand Control Model. American Journal Of Public Health. Volume 50: 1765-1770.
Farida, Vida Hasna & Euis Honiatri. (2005). Mengikuiti Prosedur Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bandung: Armico
Gallardo, Christian A. (2007). Work Stress Management. Florida: NIOSH Publication
Hasibuan H, Malayu S P. (2001) Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Houtman, Irene & Karin Jettinghof. (2005). Raising Awareness Of Stress At
Work In Developing Countries. Jenewa: WHO Publication Husein, Umar. (2001). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT SUN
Lund, Thomas et.al. (2006). Physical Work Environment Risk Factors For Long
Term Sickness Absence: Prospective Findings Among A Cohort Of 5357 Employees In Denmark. Occupational Health. 449-452.
Morrow, J Ira. (2006). Personnel Psychology. ProQuest Psychology Journal 264-266.
Sugiyono. (2007).Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sumakmur, (1989). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Gunung Agung
(1)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
5. Menetapkan populasi dan sampel penelitian serta teknik pengambilan sampel yang akan digunakan.
6. Menyusun proposal penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti. 3.8.2 Tahap Pelaksanaan/Pengumpulan Data
1. Menyelesaikan perizinan di PT. Lion Star.
2. Menemui pejabat yang berwenang di PT. Lion Star dan bagian Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendapatkan data dari responden yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.
3. Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan dan memohon kesediaan subjek untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini, kemudian mereka diberi petunjuk mengenai tata cara pengisian angket.
3.8.3 Tahap Pengolahan Data
1. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden. 2. Melakukan skoring.
3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik melalui
soft ware SPSS 12.00 untuk menguji reliabiltas alat ukur.
4. Melakukan pengkategorisasian responden
5. Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian menentukan teknik korelasi yang digunakan.
6. Melakukan pengujian hipotesis melalui uji signifikansi. 7. Membuat kategorisasi skala.
(2)
62
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 62
3.8.4 Tahap Pembahasan
1. Menampilkan hasil penelitian.
2. Menginterpretasikan hasil analisis dan membahas berdasarkan kajian pustaka dan latar belakang penelitian.
3. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi-rekomendasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
(3)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Karyawan PT. Lion Star bagian pencetakan secara keseluruhan merasa puas terhadap pelaksanaan program K3 yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa PT. Lion Star berhasil dalam menerapkan kebijakan program K3 yang telah dicanangkan pemerintah pada sector industry untuk melindungi para tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan mendukung pemerintah dalam mengkampanyekan zero accident di sector industry dan konstruksi.
2. Karyawan PT. Lion Star bagian pencetakan memiliki tingkat stress kerja yang rendah, mereka mampu menghadapi berbagai tekanan dan tuntutan dalam lingkungan kerja mereka. Ditunjukkan dengan rendahnya keberadaan gejala stress kerja pada karyawan yang didapat berdasar dari hasil penyebaran instrumen.
3. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan antara kedua variable dalam tingkat yang sedang dan dalam arah yang negative, yaitu ditunjukkan dengan
(4)
69
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69
nilai koefisien korelasi -0.487 dan p = 0.000. dengan hubungan yang negative, maka jika tingkat persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program K3 baik, maka tingkat stress kerja pada karyawan akan rendah.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti akan memberikan beberapa rekomendasi guna meningkatkan dan memelihara penilaian karyawan terhadap pelaksanaan program K3 serta menjaga tingkat stress kerja tetap rendah karyawan PT. Lion Star bagian pencetakan.
1. Rekomendasi untuk perusahaan
a. Tetap menjalankan program K3 yang sudah berjalan sekarang agar karyawan senantiasa merasa aman ketika bekerja dan terlindung dari kemungkinan kecelakaan kerja. Selain program K3 yang diatur pemerintah, perusahaan juga bias mengembangkan program K3 sendiri yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di perusahaan.
b. Dukungan perusahaan dalam pelaksanaan program K3 dalam hal ini melalui manajemen harus ditingkatkan dan diperluas. Sehingga rasa tanggung jawab untuk menaati peraturan K3 yang ada akan semakin meluas kepada karyawan dan juga sekaligus meningkatkan pengawasan dalam hal pelaksanaan program K3.
(5)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
c. Hendaknya program K3 diperluas tidak hanya pada karyawan bagian produksi saja, namun juga kepada staf kantor, sehingga budaya sadar K3 akan makin menguat di dalam perusahaan, dan program “zero accident” dapat tercapai
2. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk coba menggali hal yang belum tercakup dalam penelitian ini. Selain itu peneliti selanjutnya diharapakan dapat menggali aspek-aspek yang belum dibahas dalam penelitian ini sebagai pengembangan dalam penelitian ini, baik itu dalam aspek K3 maupun stress kerja.
(6)
Gilang Wentar Rahardja, 2014
Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan stres kerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. (2000). Tes Prestasi. Fungsi dan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chan, Angelina O.M dan Huak, Chan Yioung. (2004). Influence of Work
Environment on Emotional Health in a Health Care Setting. Occupational
Medicine. Volume 3. 207-212.
Dorsch, Hilde Mausner dan Eaton William. (2000). Pyschosocial Work Environment and Depression: Epidemiologic Assesment Of The Demand Control Model. American Journal Of Public Health. Volume 50: 1765-1770.
Farida, Vida Hasna & Euis Honiatri. (2005). Mengikuiti Prosedur Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bandung: Armico
Gallardo, Christian A. (2007). Work Stress Management. Florida: NIOSH Publication
Hasibuan H, Malayu S P. (2001) Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Houtman, Irene & Karin Jettinghof. (2005). Raising Awareness Of Stress At
Work In Developing Countries. Jenewa: WHO Publication Husein, Umar. (2001). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT SUN
Lund, Thomas et.al. (2006). Physical Work Environment Risk Factors For Long
Term Sickness Absence: Prospective Findings Among A Cohort Of 5357 Employees In Denmark. Occupational Health. 449-452.
Morrow, J Ira. (2006). Personnel Psychology. ProQuest Psychology Journal 264-266.
Sugiyono. (2007).Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sumakmur, (1989). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Gunung Agung