PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI BANDUNG : Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.

(1)

PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI BANDUNG

(Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh

Diany Junita Chandra 0807192

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ABSTRAK

Diany Junita Chandra, 0807192, Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung. (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi) di bawah bimbingan Dr. Elly Malihah, M.Si dan Oce Ridwanudin, SE.,MM.

Perkembangan industri pariwisata di Indonesia terus mendapatkan perhatian utama dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, industri pariwisata Indonesia sedang memasuki era baru yang berskala besar dan global serta dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Indonesia. Wilayah di Jawa Barat yang cukup banyak memiliki beragam destinasi wisata ialah Kabupaten Bandung. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung yang memiliki potensi di sektor pariwisata adalah Kecamatan Cimenyan yang berada di wilayah Bandung Timur. Kecamatan Cimenyan memiliki beberapa potensi pariwisata yang salah satunya adalah Padepokan Dayang Sumbi. Padepokan Dayang Sumbi merupakan suatu tempat wisata yang menawarkan kepada wisatawan tak hanya sekadar mendapat kesenangan saat berwisata tapi juga akan memperoleh tambahan ilmu, khususnya ilmu tentang sutera. Pada tahun 2011 Padepokan Dayang Sumbi mengalami penurunan kunjungan. Salah satu cara yang dilakukan Padepokan Dayang Sumbi untuk meningkatkan keputusan berkunjung adalah dengan melakukan perubahan dari segi ambient conditions, spatial layout and functionality, dan sign, symbol and artifact. Pada teori pemasaran hal ini dinamakan servicescape. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran servicescape, gambaran keputusan berkunjung dan pengaruh servicescape terhadap keputusan berkunjung. Objek dalam penelitian ini adalah instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung, dengan jumlah populasi sebanyak 78 instansi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah servicescape (X). Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah keputusan berkunjung (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan program SPSS 18.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan servicescape berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Adapun rekomendasi untuk perusahaan dalam meningkatkan keputusan berkunjung adalah dengan dengan melengkapi peralatan pendukung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, seperti alat peraga berupa tempat menyimpan kepompong (seriprime) untuk mendukung pada saat menjelaskan mengenai proses ulat sutera dan menyesuaikan alunan musik yang diputar sesuai dengan tema dari Padepokan Dayang Sumbi.


(3)

ABSTRACT

Diany Junita Chandra, 0807192, Influence of Servicescape to Decision for Visit Padepokan Dayang Sumbi Bandung. (Census to the Institution Who Visit

Padepokan Dayang Sumbi) under the guidance Dr. Elly Malihah, M.Si and Oce Ridwanudin, SE.,MM.

The development of the tourism industry in Indonesian continues to receive major attention in the Indonesian economy. Currently, Indonesia's tourism industry is entering a new era of large-scale, global, and can make a significant contribution to the Indonesian economy. The area in West Java which pretty much has a variety of tourist destinations is Bandung Regency. One of the districts in Bandung which has potential in the tourism sector is the Sub-district Cimenyan who are in East Bandung. Sub-district Cimenyan has some potential for tourism, one of which is Padepokan Dayang Sumbi. Padepokan Sumbi Dayang is a tourist spot that offers the tourists do not just have fun when visit Padepokan Dayang Sumbi, but also will gain additional knowledge, especially knowledge about silk. In 2011 Padepokan Dayang Sumbi visit decreased. One way that made Padepokan Dayang Sumbi to enhance visit decision is make changes in terms of ambient conditions, spatial layout and functionality, and a sign, symbol and artifact. In marketing theory this is called servicescape. This study aims to reveal the servicescape, image-making visit and servicescape influence on the decision to visit. Objects in this study is the Institution. Padepokan Dayang Sumbi visiting Bandung, with a population of as many as 78 Institution. The independent variable in this study is the servicescape (X). The dependent variable in this study is the decision of visit (Y). The method used in this research is descriptive and verification, this study done in less than one year, the method used is the cross sectional method. The sampling technique used was saturated sampling and data analysis technique used is multiple regression with SPSS 18.0 for windows. Results showed servicescape affect the visit decision. The recommendation for the company to improve visit decision with support complement equipment to meet the needs of visitors, such as a place to props form a cocoon (seriprime) to support at the time to explain the process of silkworms and adjust the music being played in accordance with the theme of Padepokan Dayang Sumbi.


(4)

DAFTAR ISI COVER

ABSTRAK ... i

ABSTRACT…….. ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka... ... 13

2.1.1 Servicescape Bagian dari Physical Evidence ... 13

2.1.1.1 Physical Evidence (Bukti Fisik) ... 21

2.1.1.2 Konsep Servicescape ... 22

2.1.1.3 Peran Servicescape ... 25

2.1.1.4 Dimensi Servicescape ... 27

2.1.2 Keputusan Berkunjung ... 28

2.1.2.1 Definisi Keputusan Berkunjung ... 28

2.1.2.2 Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Konsumen ... 29

2.1.2.3 Dimensi Keputusan Berkunjung ... 32

2.1.3 Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 33

2.1.4 Resume Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36


(5)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 43

3.2.2 Operasional Variabel ... 44

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 47

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 48

3.2.4.1 Populasi ... 48

3.2.4.2 Sampel ... 50

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.6 Hasil Pengujian Realibilitas dan Validitas ... 52

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 52

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 54

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 56

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 56

3.2.7.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi... ... 62

4.1.1 Profil Perusahaan ... 62

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 62

4.1.1.2 Sejarah Perusahaan ... 62

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 64

4.1.2 Profil Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 64

4.1.2.1 Keterkaitan Karakteristik Jenis Instansi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 68

4.1.2.2 Keterkaitan Karakteristik Jenis Instansi Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir ... 70


(6)

4.1.3.1 Jumlah Kunjungan Intansi ke Padepokan Dayang

Sumbi ... 71

4.1.3.2 Daya Tarik Instansi Menurut Informasi Mengenai Padepokan Dayang Sumbi ... 72

4.1.3.3 Pengalaman yang Didapat Setelah Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 74

4.1.3.4 Alasan Instansi Memilih Padepokan Dayang Sumbi ... 75

4.2 Tanggapan Instansi Terhadap Servicescape ... 76

4.2.1 Tanggapan Instansi Terhadap Ambient Conditions ... 79

4.2.2 Tanggapan Instansi Terhadap Spatial Layout and Functionality ... 81

4.2.2 Tanggapan Instansi Terhadap Signs, Symbol, and Artifacts ... 84

4.3 Tanggapan Instansi Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 86

4.4 Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... ... 93

4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Regresi ... 93

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 93

4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 95

4.4.1.3 Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas ... 96

4.4.1.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 97

4.4.1.5 Pengujian Model FIT dengan Data (ANOVA/Ujia F) ... 99

4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikasi Secara Parsial (Uji t) ... 99

4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 101

4.5 Implikasi Hasil Penelitian... 102

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 102


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan ... ... 105

5.2 Rekomendasi ………. ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109


(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Hal

1.1 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Jawa Barat Tahun 2007-2010 ... 2

1.2 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kabupaten Bandung 2007-2010... 4

1.3 Potensi Pariwisata di Kecamatan Cimenyan ... 5

1.4 Daftar Harga Paket Wisata di Padepokan Dayang Sumbi ... 6

1.5 Data Grup yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Tahun 2008-2011... 7

2.1 Elemen-elemen Physical Evidence ... 21

2.2 Typology of Servicescape ... 24

2.3 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 34

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 45

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 48

3.3 Data Jumlah Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 49

3.4 Daftar Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Tahun 2011 ... 49

3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Servicescape dan Variabel (Y) Keputusan Berkunjung ... 53

3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel (X) Servicescape dan Variabel (Y) Keputusan Berkunjung ... 56

4.1 Nama Instansi dan Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 65

4.2 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 68

4.3 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir ... 70

4.4 Alasan Instansi memilih Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 75

4.5 Rekapitulasi hasil penelian servicescape ... 78

4.6 Tanggapan Instansi Terhadap Temperature ... 79

4.7 Tanggapan Instansi Terhadap Lighting ... 80

4.8 Tanggapan Instansi Terhadap Music ... 81


(9)

4.10 Tanggapan Intansi Terhadap Peralatan ... 82

4.11 Tanggapan Intansi Terhadap Furniture ... 83

4.12 Tanggapan Instansi Terhadap Fungsional ... 84

4.13 Tanggapan Instansi Terhadap Signs ... 85

4.14 Tanggapan Instansi Terhadap Labels ... 86

4.15 Rekapitulasi Keputusan Berkunjung ... 87

4.16 Tanggapan Intansi Terhadap Pilihan Produk ... ……….. 88

4.17 Tanggapan Instansi Terhadap Pilihan Merek ... 89

4.18 Tanggapan Instansi Terhadap Pilihan Penyalur ... 90

4.19 Tanggapan Instansi Terhadap Waktu Kunjungan ... 91

4.20 Tanggapan Instansi Terhadap Metode Pembayaran ... 92

4.21 Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas ... 97

4.22 Hasil Analisis Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 98

4.23 Hasil Output ANOVA ……… ... 99


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Hal

2.1 Four Service Characteristic ... 14

2.2 Tiga Jenis Pemasaran Jasa ... 19

2.3 Five-Stage Model of the Consumer Buying Process ... 29

2.4 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision ... 31

2.5 Kerangka Pemikiran Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung ... 39

2.6 Paradigma Penelitian Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung ... 40

3.1 Regresi Berganda ... 60

4.1 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 67

4.2 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 69

4.3 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir ... 71

4.4 Jumlah Kunjungan Instansi ke Padepokan Dayang Sumbi ... 72

4.5 Informasi mengenai Padepokan Dayang Sumbi ... 73

4.6 Pengalaman yang Didapat Setelah Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 74

4.7 Tanggapan Pengunjung Terhadap Servicescape ... 77

4.8 Tanggapan Pengunjung Terhadap Keputusan Berkunjung ... 87

4.9 Histogram Dependent Variable Keputusan Berkunjung... 94

4.10 Normal Probability Plot ... 95


(11)

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengembangan industri pariwisata di Indonesia terus mendapatkan perhatian utama dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, industri pariwisata Indonesia sedang memasuki era baru yang berskala besar dan global serta dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, pengelolaan pariwisata Indonesia sudah selayaknya dilakukan dengan tata kelola destinasi pariwisata (Destination Management Organization/DMO) yang terencana, dapat diukur, lentur dan padu serta memiliki prospektif yang baik. Tanpa adanya tata kelola yang baik, maka pengembangan

destinasi pariwisata Indonesia akan sulit untuk dilakukan

(http://pariwisatindonesia.net).

Indonesia memiliki 33 Provinsi yang mempunyai beragam potensi pariwisata. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi yang besar untuk dikunjungi oleh para wisatawan adalah Jawa Barat. Hal ini disebabkan karena pengembangan pariwisata Jawa Barat didukung oleh keberagaman budaya dan pesona alam yang memikat dari tiap kota dan kabupatennya.

Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang begitu beragam, baik dari sisi produk wisata maupun pasar wisatawan, dengan alam dan budaya yang dimiliki, Jawa Barat menawarkan berbagai daya tarik wisata. Jawa Barat kaya akan sumber pasar wisatawan yang tentunya dapat dijadikan objek kunjungan baik oleh


(13)

wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Pada Tabel 1.1 dijelaskan bahwa tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata.

TABEL 1.1

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE JAWA BARAT TAHUN 2007-2012

Tahun Wisatawan Nusantara

Pertumbuhan (%) Wisnus

2007 23.859.547

2008 23.782.802 -0,3

2009 24.075.027 1,2

2010 25.066.687 4,1

2011 25.781.420 2,9

Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ), 2012

Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jawa Barat sempat mengalami penurunan. Berdasarkan Tabel 1.1 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat pada tahun 2007 sebanyak 23.859.547 wisatawan yang pada tahun 2008 mengalami penurunan dengan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat hanya sebanyak 23.782.802 wisatawan. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, pada tahun 2009 sampai tahun 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Hal ini membawa dampak positif bagi perkembangan sektor pariwisata di Jawa Barat.

Melihat fenomena tersebut, pengembangan kawasan-kawasan pariwisata yang terdapat di Provinsi Jawa Barat harus dilakukan dengan maksimal. Pengembangan potensi pariwisata dapat dilakukan baik secara internal maupun secara eksternal. Pengembangan secara internal dilakukan dengan memperhatikan


(14)

3

kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing destinasi pariwisata di Jawa Barat. Pengembangan pariwisata secara internal diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar destinasi pariwisata dengan cara memanfaatkan kelebihan yang dimiliki objek daya tarik wisata sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pengembangan secara eksternal dilakukan dengan memperhatikan peluang dan ancaman yang terdapat pada setiap destinasi pariwisata di Jawa Barat.

Wilayah di Provinsi Jawa Barat memiliki destinasi wisata yang cukup beragam. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa destinasi pariwisata merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Sedangkan wisatawan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wilayah di Jawa Barat yang cukup banyak memiliki beragam destinasi wisata ialah Kabupaten Bandung. Terlihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung seperti yang terlihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut:


(15)

TABEL 1.2

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN BANDUNGTAHUN 2007-2011

Tahun Wisatawan Nusantara

Pertumbuhan (%) Wisnus

2007 3.277.073

2008 3.342.044 2.0

2009 3.632.011 8.7

2010 4.021.239 10.7

2011 4.542.458 13

Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2012

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Bandung sebanyak 3.277.073 wisatawan dan jumlah tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya terlihat pada tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan nusataran yang berkunjung sebanyak 4.542.458 wisatawan.

Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 277 desa dan kelurahan (pasca-pemekaran). Pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Soreang. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung yang memiliki potensi di sektor pariwisata adalah Kecamatan Cimenyan yang berada di wilayah Bandung Timur. Wilayah yang masuk kedalam Kecamatan Cimenyan ialah Cibeunying, Ciburial, Cikadut, Cimenyan, Mandalamekar, Mekarmanik, Mekarsaluyu, Padasuka, dan Sindanglaya. Wilayah Cimenyan berupa perbukitan mulai dari


(16)

5

daerah Bojongkoneng hingga perbatasan Cilengkrang. Kecamatan Cimenyan memiliki beberapa potensi pariwisata yang dapat dilihat pada Tabel 1.3.

TABEL 1.3

POTENSI PARIWISATA DI KECAMATAN CIMENYAN

No. Objek Wisata

Lokasi 1 Mountain View Golf Resor Dago Pakar Desa Mekarsaluyu

2 Padepokan Dayang Sumbi Desa Mekarmanik

3 Caringin Tilu Kelurahan Padasuka

4 Oray Tapa Desa Mekarmanik

5 Budi Daya Madu Desa Ciburial

Sumber: www.kecamatancimenyan.wordpress.com

Berdasarkan Tabel 1.3, Kecamatan Cimenyan memiliki beberapa potensi pariwisata yang salah satunya adalah Padepokan Dayang Sumbi. Padepokan Dayang Sumbi terletak di Jl. Arcamanik Sindanglaya km.4, Kampung Pamoyanan, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Bandung Timur.

Padepokan Dayang Sumbi merupakan suatu tempat wisata yang menawarkan kepada wisatawan tak hanya sekadar mendapat kesenangan saat berwisata tetapi juga memberikan wisatawan tambahan ilmu, khususnya ilmu tentang kain sutera. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Padepokan Dayang Sumbi.

Wisatawan yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi dapat melihat proses pembuatan kain sutera dari tahap awal penangkaran bermula dari penetasan yang kemudian menjadi larva, setelahnya berubah menjadi ulat hingga pada tahap kepompong. Berlanjut ke proses pemintalan kepompong menjadi benang sampai penenunan kain sutera dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Pendalaman materi kegiatan disesuaikan dengan tingkatan kelompok usia yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.


(17)

Melalui jenis wisata yang berkonsep edukasi yang ditawarkan oleh Padepokan Dayang Sumbi diharapkan akan membentuk pemahaman wisatawan mengenai sutera. Hal ini memberikan pada anak-anak dan generasi muda pengalaman yang unik. Di mana mereka tidak hanya mendengar secara teori saja tentang proses pembuatan kain sutera tapi juga dapat bersentuhan langsung dengan hewan yang menghasilkan serat sutera yaitu ulat sutera. Oleh karena itu, para wisatawan yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi mendapatkan ilmu atau pelajaran yang baru tanpa merasa bosan.

Padepokan Dayang Sumbi ini terletak di daerah pegunungan yang tidak terlalu jauh dari kota dengan udara yang segar, pemilihan tempat di Desa Mekarmanik dikarenakan pemeliharaan ulat sutera yang baik minimal berada 700 meter di atas permukaan laut dengan suasana yang cukup tenang dan cukup tanaman murbei sebagai bahan makanan ulat sutera juga harus terbebas dari polusi. Paket wisata yang ditawarkan Padepokan Dayang Sumbi relatif murah dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini :

TABEL 1.4

DAFTAR HARGA PAKET WISATA PADEPOKAN DAYANG SUMBI

Paket Wisata Kapasitas Fasilitas Harga Tiket

Paket Kupu Sutera

Kunjungan untuk

perorangan/keluarga/instansi kecil

- Welcome Drink - Welcome Snack

- Pengenalan Budidaya Ulat Sutera - Meninjau Rumah Ulat Sutera - Reeling Benang Sutera - Penenunan Kain Sutera - LKS

- Tangkap Jangkrik

- Mini Lomba (balap karung dan bakiak)

- Bermain Dengan Kelinci Di Halaman Kelinci

- Cinderamata (buku ulat sutera, stek pohon murbei dan gantungan kunci kepompong ulat sutera)

Rp. 55.000,- / peserta


(18)

7

Lanjutan Tabel 1.4

Paket Wisata Kapasitas Fasilitas Harga Tiket

Paket Ulat Sutera

Kunjungan Instansi Tunggal ( 1 (satu) instansi / sesi)

- Welcome Drink - Welcome Snack

- Pengenalan Budidaya Ulat Sutera - Meninjau Rumah Ulat Sutera - Reeling Benang Sutera - Penenunan Kain Sutera - LKS Tangkap Jangkrik - Mini Lomba (balap karung dan

bakiak)

- Bermain Dengan Kelinci Di Halaman Kelinci

- Cinderamata (buku ulat sutera, stek pohon murbei dan gantungan kunci kepompong ulat sutera)halaman kelinci.

Rp. 50.000,- / peserta

Minimum 50 peserta

Paket Kepompong

Kunjungan dengan waktu terbatas dan dapat digabung dengan instansi lain.

- Welcome Drink

- Pengenalan Budidaya Ulat Sutera - Meninjau Rumah Ulat Sutera - Reeling Benang Sutera - Penenunan Kain Sutera - LKS

- Tangkap Jangkrik

- Mini Lomba (balap karung dan bakiak)

- Bermain Dengan Kelinci Di Halaman Kelinci

Rp. 25.000,- / peserta

Minimum 60 peserta

Sumber: Padepokan Dayang Sumbi, 2012

Berdasarkan pada Tabel 1.4 harga yang ditawarkan pada setiap paket wisata yang ditawarkan relatif murah dibandingkan dengan objek wisata lainnya. Fasilitas yang ditawarkan oleh Padepokan Dayang Sumbi cukup lengkap dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi. Jumlah Instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi dari tahun 2008-2011 dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini:

TABEL 1.5

DATA INSTANSI YANG BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI TAHUN 2008-2011.

Lanjut ke halaman berikutnya

No. Tahun Jumlah Jumlah Pertumbuhan

Instansi Orang (%)

1. 2008 60 6678

2. 2009 72 6711 0.49%


(19)

Lanjutan Tabel 1.5

No. Tahun

Jumlah Instansi

Jumlah Orang

Pertumbuhan (%)

4. 2011 78 6721 -3.50%

Total 296

Sumber: Padepokan Dayang Sumbi, 2012

Berdasarkan Tabel 1.5, terlihat jumlah instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi pada tahun 2011 mengalami penurunan dari tahun 2010. Pada tahun 2010 jumlah instansi yang berkunjung sebanyak 86 instansi. Namun pada tahun 2011 jumlah instansi yang berkunjung berkurang sebanyak 8 instansi atau berkurang sebanyak 3,50% menjadi sebanyak 78 instansi.

Terjadinya penurunan presentase wisatawan yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi dikarenakan terdapat objek wisata yang sejenis dimana sama-sama berkonsep pendidikan, seperti Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung dan Saung Angklung Udjo di Padasuka, Bandung.

Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola, penurunan terjadi karena adanya keterbatasan daya tampung di Ruang Audio Visual karena hanya dapat menampung kurang dari 100 orang, sehingga pada akhir tahun 2011 pihak pengelola membuat Ruang Audio Visual yang lebih besar yang dapat menampung kurang lebih 300 orang. Selain itu, ada beberapa fasilitas fisik yang dinilai kurang nyaman. Berdasarkan hal tersebut, selain mengalami masalah penurunan yang di akibatkan oleh munculnya kompetitor, Padepokan Dayang Sumbi mengalami masalah dengan fasilitas yang ada.

Mengatasi permasalahan yang tersebut, pihak Padepokan Dayang Sumbi melakukan strategi promosi. Strategi promosi yang dilakukan adalah dengan


(20)

9

melakukan personal selling, dimana pihak Padepokan Dayang Sumbi

mengirimkan perwakilannya untuk berkunjung ke instansi-instansi untuk memperkenalkan dan menjelaskan secara detail mengenai paket-paket wisata dan fasilitas-fasilitas yang ada di Padepokan Dayang Sumbi secara langsung. Selain itu, pihak Padepokan Dayang Sumbi melakukan kegiatan gathering dengan mengundang perwakilan dari instansi untuk berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi secara gratis. Hal ini dilakukan agar perwakilan instansi dapat merasakan fasilitas yang ada di Padepokan Dayang Sumbi. Upaya-upaya tersebut harus didukung oleh fasilitas fisik yang baik.

Oleh karena itu, pihak Padepokan Dayang Sumbi pada saat ini sedang berupaya melakukan perubahan fasilitas fisik yang dalam teori pemasaran hal ini

dinamakan servicescape. Servicescape menurut Fitzsimmons (2011:154)

merupakan fasilitas fisik dalam pelayanan yang di desain untuk kebutuhan tamu untuk mempengaruhi perilaku tamu dan memuaskan tamu dimana desain fasilitas fisik akan memberikan dampak yang positif terhadap tamu dan karyawan.

Wisatawan membutuhkan fasilitas fisik (servicescape) yang baik untuk memenuhi kebutuhannya pada saat berkunjung, sedangkan bagi pengelola merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada wisatawan. Servicescape menurut Fitzsimmons (2011:157) terdiri dari tiga unsur, yaitu:

1. Ambient Conditions

Didefinisikan sebagai dimensi yang berhubungan dengan latar belakang lingkungan, seperti suhu, pencahayaan, suara, musik, dan aroma yang mempengaruhi panca indera.


(21)

Pada unsur ambient conditions pihak Padepokan Dayang Sumbi telah melakukan perubahan pada ruang audio dan rumah ulat yang atapnya menggunakan kirai sehingga ruangan tersebut terasa lebih sejuk dari sebelumnya dan kelembabannya terjaga.

2. Spatial layout and Functionality

Meliputi penempatan peralatan, furniture dan hubungan diantaranya menciptakan tata ruang dan fungsional untuk pelayanan.

Pada unsur spatial layout and functionality pihak Padepokan Dayang Sumbi melakukan perubahan dengan mengganti furniture yang ada di ruang produk, yaitu meja tempat display produk digantikan dengan lemari kaca sehingga produknya pun dapat terlihat menarik dan terbebas dari debu.

3. Signs, Symbols and, Artifacts

Segala sesuatu yang terdapat dalam lingkungan fisik yang berfungsi

sebagai sinyal secara langsung atau tidak langsung untuk

mengkomunikasikan norma dan perilaku yang diterima.

Pada unsur Sign, symbol and artifact pihak Padepokan Dayang Sumbi melakukan perubahan dengan memberi tanda disetiap ruangan yang ada di Padepokan Dayang Sumbi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh servicescape yang ditawarkan Padepokan Dayang Sumbi dapat


(22)

11

mengenai “PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI BANDUNG”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana servicescape yang terdiri dari ambient conditions, spatial layout and functionality, sign, symbols and artifacts di Padepokan Dayang Sumbi Bandung.

2. Bagaimana keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi

Bandung.

3. Bagaimana pengaruh servicescape yang terdiri dari ambient

conditions, spatial layout and functionality, signs symbols & artifacts terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai servicescape yang terdiri dari

ambient conditions, spatial layout andfunctionality, sign, symbols and artifacts di Padepokan Dayang Sumbi Bandung.

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai keputusan berkunjung ke

Padepokan Dayang Sumbi Bandung.


(23)

symbols & artifacts terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari kegunaan akademik (teoritik) dan kegunaan praktis (empirik).

a. Kegunaan Teoritis

Memberikan masukan Ilmu mengenai kepariwisataan pada jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata khususnya manajemen pemasaran destinasi serta dapat memberikan saran bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan kajian mengenai ilmu pemasaran khususnya mengenai Servicescape dan keputusan berkunjung.

b. Kegunaan Praktis ( Empirik)

1. Memberikan masukan bagi pihak Padepokan Dayang Sumbi untuk

meningkatkan servicescape sehingga dapat menarik minat untuk

berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung.

2. Menjadikan masukan bagi Padepokan Dayang Sumbi untuk

meningkatkan kinerja Padepokan Dayang Sumbi sebagai upaya untuk meningkatkan keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung.


(24)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai servicescape terhadap keputusan berkunjung. Menurut Sugiyono (2010:59), variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah servicescape atau variabel X, yang terdiri dari tiga dimensi yaitu Ambient conditions (X1), Spatial layout and functionality (X2), dan Sign, symbols and artifact (X3). Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variable terikat (dependent variable) atau variabel Y adalah keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, waktu berkunjung, dan metode pembayaran.

Unit analisis yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah para instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan Cross sectional method adalah metode penelitian yang mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai variabel-variabel tersebut dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh servicescape terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.


(25)

3.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian menurut Sugiyono (2010:2) merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid (ketepatan). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional (masuk akal), empiris (dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses penelitian menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis).

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Freddy Rangkuti (2011:17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan karakteristik pasar. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang

gambaran mengenai servicescape dan keputusan berkunjung di Padepokan

Dayang Sumbi.

Penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan mencari hubungan antara sebab dan akibat (Sugiyono, 2011:24). Adapun penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini, penelitian verifikatif

bertujuan untuk mengetahui pengaruh servicescape terhadap keputusan


(26)

44

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey.

Menurut Sugiyono (2010:11) bahwa:

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.

Penelitian yang menggunakan metode ini yaitu informasi dari populasi dikumpulkan langsung ditempat secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan pada satu saat tertentu yang dinamakan cross sectional (Freddy Rangkuti, 2011:20). Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah pengaruh Servicescape (X) yang tediri dari ambient conditions(X1), spatial layout and functionality (X2) dan signs symbols & artifacts (X3) terhadap keputusan berkunjung (Y). Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel itu dapat terlihat dalam Tabel 3.1 berikut:


(27)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.Item

1 2 3 4 5 6

Servicescape (X)

Servicescape adalah fasilitas fisik dalam pelayanan yang di desain untuk kebutuhan tamu untuk mempengaruhi perilaku tamu dan memuaskan tamu dimana desain fasilitas fisik akan memberikan dampak yang positif terhadap tamu dan karyawan

Fitzsimmons (2011:154). Ambient Conditions (X.1) Didefinisikan sebagai dimensi yang berhubungan dengan latar belakang lingkungan, seperti suhu, pencahayaan, suara, musik, dan

aroma yang mempengaruhi panca indera. (Fitzsimmons, 2011:157) Suhu Pencahayaan Musik

Tingkat kesesuaian suhu di Padepokan Dayang Sumbi

Tingkat pencahayaan di area Padepokan Dayang Sumbi

Tingkat kesesuaian alunan musik yang diputarkan di Padepokan Dayang Sumbi Ordinal Ordinal Ordinal C.1.1 C.1.2 C.1.3 Spatial layout and functionality (X.2) Meliputi penempatan peralatan, furniture

dan hubungan diantaranya menciptakan tata ruang dan fungsional

untuk pelayanan. (Fitzsimmons,

2011:157)

 Tata ruang / layout

Peralatan

Furniture

Fungsional

Tingkat kesesuaian tata ruang di Padepokan Dayang Sumbi Tingkat kelengkapan

peralatan pendukung di ruangan audio video (LCD, sound system, DVD player, dll) Tingkat kesesuaian

ukuran furniture di setiap ruang Padepokan Dayang Sumbi. Tingkat kegunaan

peralatan di area Padepokan Dayang Sumbi Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal C.2.1 C.2.2 C.2.3 C.2.4


(28)

46

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.Item

1 2 3 4 5 6

Signs, Symbols, Artifacts

(X.3)

Segala sesuatu yang terdapat dalam lingkungan fisik

yang berfungsi sebagai sinyal secara

langsung atau tidak langsung untuk mengkomunikasikan

norma dan perilaku yang diterima.

(Fitzsimmons, 2011:157)

Sign

Labels

Tingkat kejelasan tanda atau petunjuk arah ke Padepokan Dayang Sumbi

Tingkat kejelasan petunjuk arah di dalam area Padepokan Dayang Sumbi

Tingkat kejelasan label penanda ruangan atau fasilitas yang ada di Padepokan Dayang Sumbi Ordinal Ordinal Ordinal C.3.1 C.3.2 C.3.3 Keputusan Berkunjung (Y)

Purchase decision is in the evaluation stage, the consumers from preferences among the brands in the choice set and may also from an intention to buy the most

preferred brand. Kotler dan Keller (2012:170) Pilihan Produk  Pemilihan berdasarkan keunikan produk  Pemilihan berdasrkan keunggulan produk

 Tingkat keunikan produk wisata yang ditawarkan

 Tingkat keunggulan produk wisata yang ditawarkan Ordinal Ordinal D.1.1 D.1.2 Pilihan Brand (nama temapat wisata) Pemilihan berdasarkan kepopuleran brand Pemilihan berdasarkan Citra wisata edukasi

 Tingkat kepopuleran brand Padepokan Dayang Sumbi sebagai salah satu wisata edukasi

 Tingkat pemilihan merek berdasarkan citra Padepokan Dayang Sumbi sebagai wisata edukasi

Ordinal

Ordinal

D.1.3

D.1.4


(29)

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.Item

1 2 3 4 5 6

Pilihan Penyalur  Pemilihan berdasarkan kestrategisan lokasi  Pemilihan berdasarkan kemudahan akomodasi  Tingkat kestategisan lokasi Padepokan Dayang Sumbi

 Tingkat kemudahan akomodasi untuk menjangkau lokasi Padepokan Dayang Sumbi Ordinal Ordinal D.1.5 D.1.6 Waktu kunjungan

 Kunjungan saat hari libur

 Kunjungan saat hari kerja

 Kunjungan saat weekend

 Tingkat intensitas kunjungan pada saat hari libur

Tingkat intensitas kunjungan pada saat hari kerja

Tingkat intensitas kunjungan pada saat weekend Ordinal Ordinal Ordinal D.1.7 D.1.8 D.1.9 Metode Pembayaran

 Keberagam metode pembayaran  Kemudahan Pembayaran  Tingkat keberagaman metode pembayaran  Tingkat kemudahan

dalam melakukan pembayaran secara transfer Ordinal Ordinal D.1.10 D.1.11

Sumber: Pengolahan Data, 2012

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder), yaitu:

1. Data Primer menurut Ulber Silalahi (2009:289) adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut first-hand-information.


(30)

48

2. Data Sekunder menurut Ulber Silalahi (2009:291) adalah merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang selanjutnya diterangkan pada Tabel 3.2 .

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Sumber Data Jenis Data

1. Statistik kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara Di Jawa Barat 2007 – 2010

Badan Pusat Statistik, 2011

Data Sekunder

2. Statistik kunjungan wisatawan di Kabupaten Bandung 2007-2011

Disbudpar Kabupaten Bandung, 2010

Data Sekunder 3. Potensi pariwisata di Kecamatan

Cimenyan

Kecamatan Cimenyan, 2012

Data Sekunder 4. Data wisatawan dan instansi yang

berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi 2008-2011

Padepokan Dayang Sumbi, 2012

Data Sekunder

5. Tanggapan wisatawan mengenai Servicescape

Padepokan Dayang Sumbi, 2012

Data Primer 6. Tanggapan wisatawan mengenai

keputusan berkunjung

Padepokan Dayang Sumbi, 2012

Data Primer

Sumber : Hasil pengolahan data dan referensi 2012

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel 3.2.4.1 Populasi

Setiap kegiatan penelitian senantiasa memerlukan sumber data. Data yang diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis dan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti atau untuk menguji hipotesis. Menurut Sugiyono

(2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi juga

diartikan sebagai kelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana peneliti tertarik untuk mempelajarinya atau


(31)

menjadikannya objek penelitian. Jadi seorang peneliti harus menentukan populasi terlebih dahulu untuk menjadi sasaran penelitiannya.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi dalam kurung waktu satu tahun. Populasinya diambil dari kunjungan instansi ke Padepokan Dayang Sumbi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 78 instansi.

TABEL 3.3

DATA JUMLAH INSTANSI YANG BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI

Sumber : Padepokan Dayang Sumbi, 2012

Berikut ini daftar instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi tahun 2011 :

TABEL 3.4

DAFTAR INSTANSI YANG BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI TAHUN 2011

No. Nama Instansi No. Nama Instansi

1 TK Az-Zahra 41 SD Santo Yusuf

2 Smile Kids 42 SD Salman AlFarisi

3 SD Indriyasana 43 SDN Banjarsari

4 Bandung Internatinal School 44 TK Anglia

5 SDK 5 BPK Penabur 45 TK Cerdas Muthahari

6 SD Darul Hikam 46 TKK BPK Penabur 638

7 TKK Santa Ursula 47 SDK Maria Bintang Laut 8 SD Kalam Kudus 48 SDN Cimahi Mandiri 1

9 SDK 1 Bina Bakti 49 SD Guruminda

10 TK Santo Yusuf 50 MI At-Taqwa

11 TKK BPK Penabur 51 RA Permata Ilmu

12 TK Abatas 52 SD Ibnu Sina

13 TK Permata Hati 53 SD St. Agustinus

Lanjut Ke Halaman Berikutnya

No. Tahun Jumlah

Instansi

1. 2009 72

2. 2010 86


(32)

50

Lanjutan Tabel 3.4

14 Panti Asuhan Wisma Putra 54 SD BPK Singgasana

15 SDK Trimulia 55 SD Bintang Mulia

16 TKK BPK Penabur Cimahi 56 SDIT Imam Bukhari

17 SD Nurul Aulia 57 SDK Santa Maria

18 SDN Banjarsari 4 58 SDN Panggilingan I

19 TK Assalam 59 SMPK 1 Bina Bakti

20 SDK 2 Bina Bakti 60 TK Growing Star

21 SMP Darul Hikam 61 SD Asy-Syifa

22 TK Andria 62 TK Niagara

23 SD St. Aloysius 63 TK Salima

24 SD St. Angela 64 TK Galenia

25 SMA St. Aloysius 65 TKA Al-Hikmah 26 TK Tiara Bunda 66 TK Nurul Irfan

27 TK Permata Hati Padalarang 67 Sekolah Alam Bandung

28 TK Biruni 68 SD Plus Nuri Halli

29 TK Tadika Putri 69 Little Smart 30 TK Taman Firdaus 70 TK Triaslingga 31 SDK 1 BPK Penabur 71 SDN Banjarsari 3

32 Dompet Dhuafa 72 TK Mentari

33 Tabloid Al-Hikmah 73 SD Sinar Bunga Hati 34 TK Kemala Bhayangkari 74 SD Tunas Unggul 35 TKK BPK Penabur 246 75 TK BPI

36 SD Slamet Riyadi 76 TK Al-Amanah

37 TK Tridaya 77 SD Terpadu Niagara

38 MI Miftahul Huda 78 SD Hidup Baru

39 TK Bianglala

40 SDIT Uswatun Hasanah

Sumber : Padepokan Dayang Sumbi, 2012

3.2.4.2 Sampel

Pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Menurut Sugiyono (2010:116) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel pada penelitian ini menggunakan populasi instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi yang berjumlah 78 instansi. Pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh yang istilah lainnya adalah sensus. Menurut Sugiyono (2010:122) Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.


(33)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data secara langsung dari sumber yang bersangkutan. Wawancara ini dilakukan pada pihak pengelola Padepokan Dayang Sumbi untuk memperoleh data mengenai profil perusahaan, fasilitas yang tersedia, dan jumlah instansi yang berkunjung.

2. Observasi, Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Padepokan Dayang Sumbi, khususnya yang berhubungan dengan masalah yang tengah diteliti dan tanggapan instansi terhadap servicescape di Padepokan Dayang Sumbi.

3. Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui

penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, penilaian responden terhadap servicescape dan keputusan berkunjung. Kuesioner ditujukan kepada instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.

4. Studi Literatur. Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari servicescape dan keputusan


(34)

52

berkunjung. Pada penelitian ini studi literatur didapat dari berbagai sumber seperti skripsi, jurnal, media cetak, dan media elektronik.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Insrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Pengujian Validitas dapat menggunakan rumus korelasi sederhana atau sering kali disebut sebagai korelasi Pearson. Adapun rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dapat dijabarkan sebagai berikut:

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy            (Sugiyono, 2010:248) Keterangan:

rxy = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = skor total

X = jumlah skor dalam distribusi X

Y

 = jumlah skor dalam distribusi Y 2

X

 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X 2

Y

 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = banyaknya responden


(35)

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung < rtabel

3. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dan tingkat signifikansi α=0,05

Berdasarkan pengujian kuesioner terhadap 15 responden dengan tingkat signifikasi 5%, maka didapat nilai rtabel sebesar 0,514. Berikut ini hasil pengujian

validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (X) SERVICESCAPE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

Servicescape (X) Ambient Conditions (X1)

1 Tingkat kesesuaian suhu di Padepokan Dayang Sumbi 0,842 0,514 Valid

2 Tingkat pencahayaan di area Padepokan Dayang Sumbi 0,683 0,514 Valid

3 Tingkat kesesuaian alunan musik yang diputarkan di

Padepokan Dayang Sumbi 0,758 0,514 Valid

Spatial layout and functionality (X2)

1 Tingkat kesesuaian tata ruang di Padepokan Dayang

Sumbi 0,902 0,514 Valid

2 Tingkat kelengkapan peralatan pendukung di ruangan

audio video (LCD, sound system, DVD player, dll) 0,883 0,514 Valid 3 Tingkat kesesuaian ukuran furniture di setiap ruang

Padepokan Dayang Sumbi. 0,815 0,514 Valid

4 Tingkat kegunaan peralatan di area Padepokan Dayang

Sumbi 0,921 0,514 Valid

Sign, symbols and artifact (X3)

1 Tingkat kejelasan tanda atau petunjuk arah ke

Padepokan Dayang Sumbi 0,808 0,514 Valid

2 Tingkat kejelasan petunjuk arah di dalam area

Padepokan Dayang Sumbi 0,811 0,514 Valid

3 Tingkat kejelasan label penanda ruangan atau fasilitas

yang ada di Padepokan Dayang Sumbi 0,781 0,514 Valid

Keputusan Berkunjung (Y)

1 Tingkat keunikan produk wisata yang ditawarkan 0,723 0,514 Valid

2 Tingkat keunggulan produk wisata yang ditawarkan 0,656 0,514 Valid

3 Tingkat kepopuleran brand Padepokan Dayang Sumbi

sebagai salah satu wisata edukasi 0,635 0,514 Valid


(36)

54

Lanjutan Tabel 3.5

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

4 Tingkat pemilihan merek berdasarkan citra Padepokan

Dayang Sumbi sebagai wisata edukasi 0,707 0,514 Valid

5 Tingkat kestategisan lokasi Padepokan Dayang Sumbi 0,703 0,514 Valid

6 Tingkat kemudahan akomodasi untuk menjangkau

lokasi Padepokan Dayang Sumbi 0,673 0,514 Valid

7 Tingkat intensitas kunjungan pada saat hari libur 0,656 0,514 Valid

8 Tingkat intensitas kunjungan pada saat hari kerja 0,682 0,514 Valid

9 Tingkat intensitas kunjungan pada saat weekend 0,775 0,514 Valid

10 Tingkat keberagaman metode pembayaran 0,786 0,514 Valid

11 Tingkat kemudahan dalam melakukan pembayaran

secara transfer 0,650 0,514 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012

Berdasarkan Tabel 3.5 , dapat dilihat dimana semua item pertanyaan yang di uji dinyatakan valid karena skor rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0,514. 3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Menurut Freddy Rangkuti (2011:46), reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Reliabilitas memberikan kesesuaian antara hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang nilainya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal yang berisi uraian (Suharsimi Arikunto, 2006:196).

Koefisien Cronbach alpha (Cα) merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrument penelitian. Suatu instrument penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas yang memadai jika koefisien Cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,70. Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah:


(37)

r11 = k ∑ σ b²

1- -

k - 1 σ t ² (Suharsimi Arikunto, 2006:196)

Keterangan :

r 11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan

σ t ² = Varians total

∑ σ b ² = Jumlah varians butir

Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini :

( ∑ X²) ∑ X² N

σ 2

=

N (Suharsimi Arikunto, 2006:184)

Keterangan:

σ 2 =

Varians

∑ X = Jumlah Skor

N = Jumlah Responden

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) SERVICESCAPE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG

No. Variabel Alpha

Cronbach

Hasil Keterangan

1. Servicescape 0,70 0,783 Reliabel

2. Keputusan Berkunjung 0,70 0,765 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012

Berdasarkan Tabel 3.5, dapat dilihat bahwa kedua variabel yang digunakan adalah reliabel, karena hasil hitungan kedua variabel tersebut lebih dari 0,70.


(38)

56

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif khususnya untuk variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif yang berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Media penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan data yang terdapat pada variabel penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh servicescape terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Padepokan Dayang Sumbi. Variabel bebas atau variabel X dalam penelitian ini adalah servicescape yang memiliki beberapa dimensi Ambient Conditions (X1), Spatial Layout and Funcionality (X2), Signs, Symbol and Artifacts (X3). Sedangkan variabel terikat atau variabel Y dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung.

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket). Kuesioner ini disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Yaitu memberikan keterangan mengenai Servicescape (X) yang terdiri dari Ambient Conditions (X1), Spatial Layout and Funcionality (X2), Signs, Symbol and Artifacts (X3).


(39)

Teknik analisis data merupakan cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.

Analisis data deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, yaitu:

1. Analisi deskriptif tentang servicescape di Padepokan Dayang Sumbi yang terdiri dari ambient conditions, spatial layout and functionality, dan sign, symbols and artifacts.

2. Analisi deskriptif tentang keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.

3. Analisi deskriptif tentang servicescape yang terdiri dari ambient conditions, spatial layout and functionality, dan sign, symbols and artifacts terhadap keputusan berkujung ke Padepokan Dayang Sumbi.

3.2.7.2 Rancangan Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan data ordinal sehingga tidak langsung dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik regresi. Oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval. Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.


(40)

58

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut :

(Dencity at Lower Limit)(Dencity at Upper Limit) Scale Value =

(Area Below Upper Limit) – (Are Below Lower Limit) f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus

persamaan berikut:

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah análisis korelasi dan regresi linear berganda yaitu didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal yang dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2010:277).

Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus tersedia sehingga dapat menemukan persamaan melalui perhitungan. Dalam penelitian ini persamaan regresi berganda ialah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Sumber: Sugiyono (2010:289) Nilai hasil transformasi : score = scale valueminimum +1


(41)

Keterangan:

Y = Subjek / nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = konstanta

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. ambient

conditions = X1, spatial layout and functionality = X2, dan sign, symbols and artifacts = X3.

Teknik analisis regresi linear berganda dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:

a. Uji asumsi normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas, yaitu data sampel hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan normal probability plot. b. Uji asumsi multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi


(42)

60

terganggu. Parameter yang sering digunakan untuk mendeteksi

multikolinearitas adalah nilai VIF (variance inflation factor). Suatu regresi dikatakan terdeteksi multikolinearitas apabila nilai VIF menjauhi 1.

c. Uji asumsi heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Suatu regresi dikatakan tidak terdeteksi heteroskedastisitas apabila diagram pencar residualnya tidak membentuk pola tertentu.

Dalam penelitian ini menggunakan análisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (X) yaitu servicescape yang terdiri dari ambient conditions (X1), spatial layout and functionality (X2), dan sign, symbols and artifacts (X3) terhadap variabel

dependen (Y) yaitu keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi, maka terlebih dahulu hipotesis konseptual tersebut digambarkan dalam sebuah paradigma seperti pada Gambar 3.1 berikut:

ε

GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA

X

X X


(43)

Sebagai langkah terakhir dari analisis data ialah pengujian hipotesis untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda antara variabel X dan Y.

Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan uji F dihitung dengan rumus :

) 1 (

) 1 (

2 2

R m

m N R F

   

Sumber : Sugiyono, 2010:286 Keterangan

R : Koefisien korelasi ganda m : Jumlah prediktor

n : jumlah anggota sampel

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipótesis yang diajukan adalah: Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima(signifikan)

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)

Secara statistik hipótesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat di tulis sebagai berikut: 1. Ho : ρ = 0 , artinya :

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara servicescape terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.

2. Ha : ρ≠ 0 , artinya:

Terdapat pengaruh yang signifikan antara servicescape terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan regresi berganda, antara Servicescape yang terdiri dari Ambient Conditions, Spatial Layout and Functionality, dan Sign,symbols and Artifact terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran dari pelaksanaan servicescape di Padepokan Dayang Sumbi dapat dilihat dari dimensi-dimensinya yaitu Ambient Conditions, Spatial Layout and Functionality, dan Sign,symbols and Artifact yang mendapat penilaian yang tinggi dari instansi yang berkunjung. Hal ini membuktikan bahwa Padepokan Dayang Sumbi memperhatikan lingkungan fisik dengan baik. Penilaian tertinggi diperoleh oleh Sign,symbols and Artifact sedangkan penilaian terendah diperoleh oleh Ambient Conditions seperti dijelaskan di bawah ini:

a. Secara keseluruhan servicescape di Padepokan Dayang Sumbi sudah baik terutama pada signs, symbols, and artifacts. Karena signs, symbols, and artifacts yang telah dilaksanakan oleh Padepokan Dayang Sumbi telah membantu instansi yang berkunjung dalam memberi petunjuk arah menuju ke lokasi maupun petunjuk arah di dalam area Padepokan Dayang Sumbi dan memberi kejelasan


(45)

b. Sedangkan, yang mendapat penilaian terendah adalah ambient conditions, hal ini dikarenakan instansi yang berkunjung masih merasakan kekurangan pada kesesuaian alunan musik yang diputar di Padepokan Dayang Sumbi. Karena alunan musik yang diputar tidak sesuai dengan tema dari Padepokan Dayang Sumbi yaitu tema pedesaan, dimana seharusnya alunan musik yang diputar adalah musik tradisional sunda bukan musik klasik.

2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi mendapat penilaian yang tinggi. Penilaian tertinggi diantara variabel dimensi keputusan berkunjung yaitu pilihan produk. Hal ini dikarenakan Padepokan Dayang Sumbi memiliki keunikan pada produk wisata yang ditawarkan sehingga menjadikan keunggulan tersendiri bagi Padepokan Dayang Sumbi. Sementara penilaian terendahnya adalah pilihan penyalur. Lokasi Padepokan Dayang Sumbi berada di dekat jalan utama di kota Bandung tapi untuk menuju lokasi tersebut harus melalui jalan yang cukup sempit dan terjal. Akomodasi untuk menuju lokasi pengunjung harus membawa kendaraan pribadi atau menyewa bus, karena tidak ada angkutan umum yang melewati lokasi Padepokan Dayang Sumbi.

3. Pada penelitian ini menunjukan bahwa Servicescape yang terdiri dari ambient conditions, spatial layout and functionality, dan sign,symbols and artifact berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi. Subvariabel yang memiliki pengaruh terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi adalah spatial layout and functionality.


(46)

107

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari temuan yang telah dihasilkan, maka penulis memberikan rekomendasi seperti hal-hal sebagai berikut:

Konsep servicescape merupakan aspek yang sangat penting dalam pemasaran jasa termasuk jasa wisata. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan rekomendasi seperti hal-hal berikut:

1. Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan penulis, penilaian responden terhadap servicescape di Padepokan Dayang Sumbi yang mendapatkan penilaian terendah yaitu pada aspek keseseuaian alunan musik yang diputar di Padepokan Dayang Sumbi mendapat penilaian yang masih rendah dari instansi yang berkunjung. Oleh karena itu rekomendasi yang diberikan adalah agar pengelola sebaiknya mengganti alunan musik yang diputar dengan musik tradisional sunda, sehingga alunan musik yang diputar akan terasa lebih sesuai dengan tema dari Padepokan Dayang Sumbi.

2. Keputusan berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi yang mendapatkan nilai

terendah terdapat pada aspek akomodasi untuk mejangkau lokasi, untuk menjangkau lokasi Padepokan Dayang Sumbi harus menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa bus. Maka dari itu rekomendasi yang diberikan adalah agar pengelola menyediakan angkutan dari Padepokan Dayang Sumbi, yaitu berupa mobil wara-wiri. Dimana mobil tersebut dapat digunakan untuk menjemput pengunjung baik dari gerbang masuk jalan arcamanik sindanglaya maupun dari tempat parkir bus.


(47)

berkunjung, namun hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola adalah mengenai spatial layout and functionality, karena merupakan faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan keputusan berkunjung dengan melengkapi peralatan pendukung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, seperti alat peraga tempat menyimpan kepompong (seriprime) untuk mendukung pada saat menjelaskan mengenai proses ulat sutera.

4. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya melakukan penelitian dengan survei terhadap instansi yang berkunjung. Rekomendasi untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan pengamatan yang mencakup manajemen dari Padepokan Dayang Sumbi, jadi tidak terbatas hanya pada instansi yang berkunjung saja. Karena manajemen juga perlu diteliti sejauh mana strategi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fitzsimmons, James A and Mona J. Fitzsimmons. 2011. Service Management: Operations, Strategy, Information Technology 7th edition,. The McGraw-Hill. International Edition.

Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing Global 14th edition. New Jersey: Prentice.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14th edition. New Jersey: Prentice.

Lovelock, Christopher dan Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing:People, Technology, Strategy.7th edition., Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Hall.

Morrison, Alastair. M. 2010. Hospitality and Travel Marketing. United State: Delmar Thomson Learning.

Russel, Edward. 2010. The fundamental of marketin. Ava Book Production.Ltd. Singapore

Schiffman, Leon. G and Leslie Kanuk. 2007. Consumer Behavior. New Jersey: Pearson.


(49)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kaulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suliyanto. 2005.

Tjiptono, Fandy. 2011. Pemasaran Jasa. Bayu Media Publishing.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Yazid. 2008. Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: CV.

Adipura.

Zeithaml, Valerie.A., Mary Jo Bitner and Dwayne D. Gremler. 2009. Service Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm 5th edition. McGraw Hill.

Jurnal:

McDonnell, Angela dan C.Michael Hall.2008. A framework for the evaluation of winery servicescape A New Zealand case. Journal of tourism and Cultural Heritage Vol.6 No. 2 pages.231-247

Hightower, R and Thomas L.B. 2009. Inv Estimating The Role of The Physical Environment in Hedonic Service Consumption. Journal of Business Research.

Lengkong, Victor and Lumanauw Bode. Jurnal Megadigma Vol.2 No.2. April 2008.


(50)

Ginna Indah Avrianti.2011. Pengaruh lingkungan fisik organisasi (servicescape) Terhadap Keputusan Untuk Mengunjungi Museum Negeri Sri Baduga Bandung.

Rindiyantika Ermaya. 2011. Pengaruh Fasilitas Fisik Organisasi (Servicescape) Terhadap Kepuasan Wisatawan Museum Konperensi Asia Afrika Bandung Nurul Aini. 2012. Pengaruh Lingkungan Fisik Organisasi (Servicecape)

Terhadap Keputusan Berkunjung Konsumen Pada Pusat Perbelanjaan Modern Braga City Walk Bandung

Moh. Raharso Dan Sri Raharso. 2008. Peran Servicescape Di Wisata Leisure Terhadap Kepuasan.

Internet:

http://pariwisataindonesia.net

http://padepokandayangsumbi.blogspot.com


(1)

106

Diany Junita Chandra, 2013

Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

label penanda di setiap ruangan di Padepokan Dayang Sumbi.

b. Sedangkan, yang mendapat penilaian terendah adalah ambient conditions, hal ini dikarenakan instansi yang berkunjung masih merasakan kekurangan pada kesesuaian alunan musik yang diputar di Padepokan Dayang Sumbi. Karena alunan musik yang diputar tidak sesuai dengan tema dari Padepokan Dayang Sumbi yaitu tema pedesaan, dimana seharusnya alunan musik yang diputar adalah musik tradisional sunda bukan musik klasik.

2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi mendapat penilaian yang tinggi. Penilaian tertinggi diantara variabel dimensi keputusan berkunjung yaitu pilihan produk. Hal ini dikarenakan Padepokan Dayang Sumbi memiliki keunikan pada produk wisata yang ditawarkan sehingga menjadikan keunggulan tersendiri bagi Padepokan Dayang Sumbi. Sementara penilaian terendahnya adalah pilihan penyalur. Lokasi Padepokan Dayang Sumbi berada di dekat jalan utama di kota Bandung tapi untuk menuju lokasi tersebut harus melalui jalan yang cukup sempit dan terjal. Akomodasi untuk menuju lokasi pengunjung harus membawa kendaraan pribadi atau menyewa bus, karena tidak ada angkutan umum yang melewati lokasi Padepokan Dayang Sumbi.

3. Pada penelitian ini menunjukan bahwa Servicescape yang terdiri dari ambient conditions, spatial layout and functionality, dan sign,symbols and artifact

berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi. Subvariabel yang memiliki pengaruh terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi adalah spatial layout and functionality.


(2)

107

Diany Junita Chandra, 2013

Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari temuan yang telah dihasilkan, maka penulis memberikan rekomendasi seperti hal-hal sebagai berikut:

Konsep servicescape merupakan aspek yang sangat penting dalam pemasaran jasa termasuk jasa wisata. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan rekomendasi seperti hal-hal berikut:

1. Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan penulis, penilaian responden terhadap servicescape di Padepokan Dayang Sumbi yang mendapatkan penilaian terendah yaitu pada aspek keseseuaian alunan musik yang diputar di Padepokan Dayang Sumbi mendapat penilaian yang masih rendah dari instansi yang berkunjung. Oleh karena itu rekomendasi yang diberikan adalah agar pengelola sebaiknya mengganti alunan musik yang diputar dengan musik tradisional sunda, sehingga alunan musik yang diputar akan terasa lebih sesuai dengan tema dari Padepokan Dayang Sumbi.

2. Keputusan berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi yang mendapatkan nilai terendah terdapat pada aspek akomodasi untuk mejangkau lokasi, untuk menjangkau lokasi Padepokan Dayang Sumbi harus menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa bus. Maka dari itu rekomendasi yang diberikan adalah agar pengelola menyediakan angkutan dari Padepokan Dayang Sumbi, yaitu berupa

mobil wara-wiri. Dimana mobil tersebut dapat digunakan untuk menjemput pengunjung baik dari gerbang masuk jalan arcamanik sindanglaya maupun dari tempat parkir bus.


(3)

108

Diany Junita Chandra, 2013

Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Secara keseluruhan servicescape terbukti dalam meningkatkan keputusan berkunjung, namun hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola adalah mengenai spatial layout and functionality, karena merupakan faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan keputusan berkunjung dengan melengkapi peralatan pendukung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, seperti alat peraga tempat menyimpan kepompong (seriprime) untuk mendukung pada saat menjelaskan mengenai proses ulat sutera.

4. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya melakukan penelitian dengan survei terhadap instansi yang berkunjung. Rekomendasi untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan pengamatan yang mencakup manajemen dari Padepokan Dayang Sumbi, jadi tidak terbatas hanya pada instansi yang berkunjung saja. Karena manajemen juga perlu diteliti sejauh mana strategi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.


(4)

Diany Junita Chandra, 2013

Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fitzsimmons, James A and Mona J. Fitzsimmons. 2011. Service Management: Operations, Strategy, Information Technology 7th edition,. The McGraw-Hill. International Edition.

Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing Global 14th edition. New Jersey: Prentice.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14th edition. New Jersey: Prentice.

Lovelock, Christopher dan Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing:People, Technology, Strategy.7th edition., Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Hall.

Morrison, Alastair. M. 2010. Hospitality and Travel Marketing. United State: Delmar Thomson Learning.

Russel, Edward. 2010. The fundamental of marketin. Ava Book Production.Ltd. Singapore

Schiffman, Leon. G and Leslie Kanuk. 2007. Consumer Behavior. New Jersey: Pearson.


(5)

Diany Junita Chandra, 2013

Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kaulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek

Jakarta: PT. Rineka Cipta Suliyanto. 2005.

Tjiptono, Fandy. 2011. Pemasaran Jasa. Bayu Media Publishing.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Yazid. 2008. Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: CV.

Adipura.

Zeithaml, Valerie.A., Mary Jo Bitner and Dwayne D. Gremler. 2009. Service Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm 5th edition. McGraw Hill.

Jurnal:

McDonnell, Angela dan C.Michael Hall.2008. A framework for the evaluation of winery servicescape A New Zealand case. Journal of tourism and Cultural Heritage Vol.6 No. 2 pages.231-247

Hightower, R and Thomas L.B. 2009. Inv Estimating The Role of The Physical Environment in Hedonic Service Consumption. Journal of Business Research.

Lengkong, Victor and Lumanauw Bode. Jurnal Megadigma Vol.2 No.2. April 2008.


(6)

Diany Junita Chandra, 2013

Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Ginna Indah Avrianti.2011. Pengaruh lingkungan fisik organisasi (servicescape) Terhadap Keputusan Untuk Mengunjungi Museum Negeri Sri Baduga Bandung.

Rindiyantika Ermaya. 2011. Pengaruh Fasilitas Fisik Organisasi (Servicescape) Terhadap Kepuasan Wisatawan Museum Konperensi Asia Afrika Bandung

Nurul Aini. 2012. Pengaruh Lingkungan Fisik Organisasi (Servicecape)

Terhadap Keputusan Berkunjung Konsumen Pada Pusat Perbelanjaan Modern Braga City Walk Bandung

Moh. Raharso Dan Sri Raharso. 2008. Peran Servicescape Di Wisata Leisure Terhadap Kepuasan.

Internet:

http://pariwisataindonesia.net

http://padepokandayangsumbi.blogspot.com