Proses bLAjar.doc 84KB Apr 25 2011 02:16:46 AM

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangt vital dan sangat penting,mengapa anak (manusia) pelu dan harus dididik?pertanyaan ini menuntut jawaban yang tidak berbeda dengan pertanyaan mengapa anak (manusia) harus belajar?Sebagai jawaban terhadap pertanyaan ini, agaknya kita sependapat bahwa dunia ini tak ada makhluk hidup yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi manusia.Sebaliknya, tidak ada makhluk lain di dunia ini yang setelah dewasa mampu menciptakan apa yang telah diciptakan manusia dewasa. Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa yang lain, tidak belajar, niscaya binasalah ia.ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak di didik atau di ajar oleh manusia. Benar bahwa bayi yang baru di lahirkan telah membawa beberapa naluri atau instink dan potensi-potensi yang di perlukan untuk kelangsungan hidupnya,tetapi jumlahnya terbatas sekali

Disamping kepandaian-kebandaian yang bersifat jasmaniah (skill,motor ability), seperti: merangkak,duduk,berjalan tegak,lari, naik sepeda, makan dengan sendok, dan sebagainya, anak(manusia) itu membutuhkan kepandaiaan-kepandaiaan yang bersifat rohaniyah. Manusia bukan hanya makhluk biologis seperti halnya dengan hewan. Manusia adalah makhluk sosial dan budaya. Jelaslah kiranya,bahwa belajar sangat penting bagi kehidupan seorang manusia. Juga mengerti pula kita sekarang,mengapa anak(manusia) membutuhkan waktu yang lama untuk balajar sehingga menjadi manusia dewasa. Manusia selalu dan senantiasa belajar bilamanapun dan dimanapun dia berada oleh karna itu perlu kita ketahui tentang faktor-faktor yang mendukung peroses belajar (purwanto ngalim:1985:79)


(2)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis merumuskan masalah dalam bentuk beberapa pertanyaan yaitu:

a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar? b. Bagaimana cara belajar yang efektif?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar

1.4 Manfaat

Dengan mengetahui tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam peroses belajar diharapkan para pendidik maupun pelajar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat meningkatkan kualitas belajrnya.


(3)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto ada beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa.

a. belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melaluilatihan atau pengalaman; dalam arti perubahab-perubahan yang di sebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak di anggap sebagai hasil belajar;seperti perubahan – perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat di sebut belajar , maka perubhan itu harus relatif mantap ; harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit di tentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari – hari, berbulan – bulan ataupun bertahun – tahun.ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan – perubahan tingkah laku yang di sebabkan oleh motivasi , kelelahan , adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian , baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian , pemecahan suatu masalah / berfikir, keterampilan , kecakapan , kebiasaan , ataupun sikap. Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology: A realistic Approach mengemukan arti belajar dengan kata - kata yang singkat , yaitu Learning is the Development of New associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang di kemukannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar – benar bersifat internal ( a parely internal event ). Belajar merrupakan suatu proses yang tidak dapat di lihat daengan nyata; proses itu terjadi didalam diri


(4)

seseoarang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang di maksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku yang nampak, tetepi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan – hubungan baru ( New association). Selain itu menurut witherington, dalam buku Educational psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,sikap,kebiasaan,kepandaian,atau suatu pengertian.

2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud, 1985 :11) .

1) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks. Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal. Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas pencapaian

tujuan-tujuan belajar.

Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada


(5)

dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.

Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

a. Perhatian

Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing),

debat dan sebagainya.

Strategi pemebelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada

perhatian yang disengaja.

b. Pengamatan

Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran. Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran. Jika demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penampilan alat-alat


(6)

peraga di dalam penyajian material pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ; bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.

c. Ingatan

Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan. Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya. Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b

(bebek) dan sebagainya.

Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama. Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai. Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons

tantangan-tangan dunia sekitar.

Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.


(7)

d. Berfikir Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan

pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.

Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya

secara mandiri.

e. Motif

Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu. Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar

tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan


(8)

melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.

Sedangkan Menurut Indra Munawar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal, meliputi :

a. Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum

yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan

mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

b. Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin

yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.


(9)

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing,

bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

Selain itu faktor – faktor penting yang sangat erat hubunganya dengan proses belajar ialah : kematangan , penyesuian diri / adaptasi , mengahafal/ mengingat, pengertian , berpikir, dan latihan. Namun kita harus dapat membedakan antara faktor – faktor tersebut dengan pengertian belajar itu sendiri.

2.3 Cara Belajar yang Efektif

Adapun cara belajar yang efektif yaitu: 1. Belajar Sedikit Demi Sedikit 2. Membaca Cepat “Speed Reading”

Satu ungkapan terkenal dari Bill Gates, pendiri Microsoft adalah “You do it bit by bit”. Dia mengungkapkan itu untuk menjelaskan proses pembuatan program komputer. Pembuatan program adalah proses yang memakan waktu yang panjang yang tidak bisa dilakukan seketika yang memerlukan energi besar dan pikiran yang mendalam untuk menyelesaikannya. Ungkapan itu bisa juga diterapkan dalam proses belajar. Pada umumnya murid-murid masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.

Ada empat tahapan yang di tuju dalam belajar : mengenali, menghafal, memahami dan menguasai. Sering mahasiswa masih terjebak bahwa belajar adalah menghafal. Pada akhirnya mahasiswa menjadi jenuh dengan belajar dan otak menjadi mudah lelah karena terlalu penuh penat dengan tumpukan hafalan . dari empat tahapan di atas sejatinya pintu utamanya adalah ’ memahami ’ . memahami adalah mampu menangkap maksud dari apa yang hendak kita pelajari . Apabila kita telah mampu memahami maka dengan sendirinya kita akan hafal. Sedangkan untuk ’ menguasai ’ maka tiada jalan lain kecuali mencoba menerapakanya dalam wujud nyata berulang kali lagi.


(10)

a. Otak kita

Sebagaimana materi dalam kepribadian yaitu langkah menuju sukses, maka hal pertama untuk dapat sukses dalam belajar adalah mengenali diri kita. Terkait belajar maka bagian dari yang harus kita kenali adalah kotak kita. Gelombang oatak kita berkerja dalam longitudinal. Setiap kali kemampuan naik dalam waktu 30 menit dan turun setelahnya , ini berarti, sebagai misal apabila kita belajar selama 50 menit terus menerus maka yang tersimpan dalam memori kita hanyalah yang tersimpan dalam 30 menit pertama sedang pada 20 menit sisanya melayang tanpa bekas di udara. Ini artinya setiap kali 30 menit kita harus mengambil jeda sesaat apakah itu untuk sekedar melemaskan leher ataupum maelihat pemandangan luar jendela untuk kemudian belajar lagi selama 30 menit dan begitu berulang seterusnya.

Lalu bagaimana jka kita belajar dengan sistem kebut semalam (sks) dari mulai jam 6 maghrib sampai pagi jam 6? Sama dengan diatas sebenarrnya yang masuk ke otak kita hanyalah yang kita pelajari dari jam 6 sore tersebut sampai jam 6.30 malam atau menjelang isya. Oleh karena itu maka strategi belajar terbaik adalah rutin setiap hari sekalaipun itu hanya dua jam.

b. Pintu memori

Selanjutnya berbicara memori maka dapat dikatakan ada tiga pintu masukya , pertama melalui mata kita ( visual ) , kedua melalui pendengaran kita ( audio), dan terakhir melalui tulang dan tubuh kita ( kinestik).

c. Jam gelombang otak

Selain perbedaan dalam hal pintu memori, setiap orang juga memiliki kecendrungan metabolisme tubuh yang berbeda termasuk jam – jam dimana fungsi otak berkerja paling optimal. Beberapa orang lebih baik kerja otak dan daya memorinya saat siang hari, beberapa yang lain malam hari , dan beberapa lagi saat pagi atau dini hari. Kenali pada saat mana jam otak mu? Jika sudah maka pada saat itulah jam terbaikmu untuk belajar. Berbisara gelombang otak , manusia memiliki empat macam gelombang otak, yaitu Alfa ( kensentrasi yang santai), Beta (awas dan aktif), Teta (keadaan masih tertidur dan dalam kondisi bermimpi), dan Delta ( tidur lelap). Selanjutnya pada tahun 1970-an , Dr.Georgi Lozanov menemukan bahwa dari empat gelombang tersebut maka gelombang alfa-lah yang paling paling baik kerja otak

Selanjutnya berikut adalah cara untyuk masuk ke dalam kondisi alfa.

1. Pejamkan mata. tarik nafas berl;ahan , atur nafas berlahan, dan rasakan udara masuk keluar melalui lubang hidung kita kemudian membuka rongga-rongga dada kita rasakan damainya.


(11)

2. Bayangkan diri kita berada di sebuah tanaman yang indah, tenang, dengan bunganya yang berwarna warni dan udaranya yang menyegarkan. Sembari dalam hati ucapakan bacaan hamdallah.

3. Setelah merasakan lebih nyaman , baca bacaan basmallah dan do’a do,a sebelkum belajar, lalu berlahan buka mata.

Selain itu jika kita ingin mengetahui tentang bagaimana belajar efektif maka kita juga harus tau bagaimana cara membaca efektif karna hal itu sangat berpengaruh sebab Membaca adalah kemampuan yang harus di pelajari dan memerlukan strategi. Berikut adalah strategii membaca yang efektif :

1. Masuki kondisi alfa . langkah – langkahnya sebagaimana di atas

2. Lakukan supercan. Baca secara umum ( global) keseluruhan halaman, biarkan jari kita menarik sky bolak – balik dan terus turun ke bawah , terakhir buat simpulan prediksi : bacaan yang di depan kita secara umum mengenai apa. 3. Selanjutnya baca secara teliti keseluruhan . biarkan jari – jari kita menuntun

mata kita . setiap selesai satu alinea berhentilah , ambil jeda sembari meresapkan apa yang kita yang baca.

4. Ulangi sambil membuat ringkasan . ringkasan terbaik adalah yang berbentuk peta pikiran

d. Otak kiri –kanan

Sebagaimana kita memiliki banyak barang , maka cara agar kita tidak lupa dimana menaruhnya adalah dengan mengklompokan barang tersebut kemudian menatanya dengan rapi. Memori kita menyimpan semua yang kita lihat, rasakan , dan alami. Begitu banyak dan padat. Menjadi masalah adalah bagaimana memanggil kembali memori kita tersebut saat di butuhkan. Sebagaimana cara kita mengatur barang – barang agar tidak lupa , maka memori kita juga harus di tata dengan rapi . hal sama juga berlaku saat membuat catatan. Lebih mudah di pahami jika beralur,runtut, dan rapi. Dengan catatan runtut dan rapi maka dengan mudah akan kita pahami dan simpan dalam memori.

Selain itu perlu diingat bahwa otak kita terdiri dari otak kiri dan konan yang memiliki fungsi masing – masing. Otak kiri cenderung logis sedangkan otak kanan aenderung imajinasif. Sebagaimana memiliki dua kaki namun memilih berjalan hanya dengan satu kaki sehingga jalan menjadi lambat., maka cara belajar termasuk membuat catatanpun sebaiknya memanfaatkan kedua otak kita agar tidak mudah lelah dalam mengulang dan mempelajarinya. Runtut rapi sehingga alurnya logis ( otak kiri ) namun juga indah dan berwarna warni. Sehinngga tidak membosankan saat membacanya.


(12)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,sikap,kebiasaan,kepandaian,atau suatu pengertian yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prose belajar yaitu : 1) Faktor internal meliputi: faktor biologi dan faktor psikologi

2) Faktor eksternal meliputi: faktor lingkungan keluarga,faktor lingkungan sekolah,serta faktor lingkungan masyarakat

Selain itu adapun strategi untuk belajar efektif yaitu: 1) Belajar Sedikit Demi Sedikit

2) Membaca Cepat “Speed Reading” 3.2 Saran

Pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar cakupannya sangat luas.Hanya keterbatasan waktu dan kemampuan penulis maka pembahasannya dicukupkan hanya sampai disini.Oleh karena itu,penulis menyarankan kepada pembaca atau penulis lain yang tertarik dengan masalah ini untuk membahas masalah ini lebih lanjut dan lebih luas


(13)

Hamalik, Oemar. 1991. Pendidikan Guru. Bandung: Mandar Maju

Tim Dosen fkip. 1981. Dasar - Dasar Pendidikan. Surabay : Usaha Nasional

Yunardi, M Salis Dkk. 2009. Mnembentuk Generasi Al-Kahfi Menbangun Peradaban Madani. Malang

Purwanto, M. Ngalim 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja karya CV Bandung.


(1)

melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.

Sedangkan Menurut Indra Munawar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal, meliputi :

a. Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum

yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan

mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

b. Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin


(2)

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing,

bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

Selain itu faktor – faktor penting yang sangat erat hubunganya dengan proses belajar ialah : kematangan , penyesuian diri / adaptasi , mengahafal/ mengingat, pengertian , berpikir, dan latihan. Namun kita harus dapat membedakan antara faktor – faktor tersebut dengan pengertian belajar itu sendiri.

2.3 Cara Belajar yang Efektif

Adapun cara belajar yang efektif yaitu: 1. Belajar Sedikit Demi Sedikit 2. Membaca Cepat “Speed Reading”

Satu ungkapan terkenal dari Bill Gates, pendiri Microsoft adalah “You do it bit by bit”. Dia mengungkapkan itu untuk menjelaskan proses pembuatan program komputer. Pembuatan program adalah proses yang memakan waktu yang panjang yang tidak bisa dilakukan seketika yang memerlukan energi besar dan pikiran yang mendalam untuk menyelesaikannya. Ungkapan itu bisa juga diterapkan dalam proses belajar. Pada umumnya murid-murid masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.

Ada empat tahapan yang di tuju dalam belajar : mengenali, menghafal, memahami dan menguasai. Sering mahasiswa masih terjebak bahwa belajar adalah menghafal. Pada akhirnya mahasiswa menjadi jenuh dengan belajar dan otak menjadi mudah lelah karena terlalu penuh penat dengan tumpukan hafalan . dari empat tahapan di atas sejatinya pintu utamanya adalah ’ memahami ’ . memahami adalah mampu menangkap maksud dari apa yang hendak kita pelajari . Apabila kita telah mampu memahami maka dengan sendirinya kita akan hafal. Sedangkan untuk ’ menguasai ’ maka tiada jalan lain kecuali mencoba menerapakanya dalam wujud nyata berulang kali lagi.


(3)

a. Otak kita

Sebagaimana materi dalam kepribadian yaitu langkah menuju sukses, maka hal pertama untuk dapat sukses dalam belajar adalah mengenali diri kita. Terkait belajar maka bagian dari yang harus kita kenali adalah kotak kita. Gelombang oatak kita berkerja dalam longitudinal. Setiap kali kemampuan naik dalam waktu 30 menit dan turun setelahnya , ini berarti, sebagai misal apabila kita belajar selama 50 menit terus menerus maka yang tersimpan dalam memori kita hanyalah yang tersimpan dalam 30 menit pertama sedang pada 20 menit sisanya melayang tanpa bekas di udara. Ini artinya setiap kali 30 menit kita harus mengambil jeda sesaat apakah itu untuk sekedar melemaskan leher ataupum maelihat pemandangan luar jendela untuk kemudian belajar lagi selama 30 menit dan begitu berulang seterusnya.

Lalu bagaimana jka kita belajar dengan sistem kebut semalam (sks) dari mulai jam 6 maghrib sampai pagi jam 6? Sama dengan diatas sebenarrnya yang masuk ke otak kita hanyalah yang kita pelajari dari jam 6 sore tersebut sampai jam 6.30 malam atau menjelang isya. Oleh karena itu maka strategi belajar terbaik adalah rutin setiap hari sekalaipun itu hanya dua jam.

b. Pintu memori

Selanjutnya berbicara memori maka dapat dikatakan ada tiga pintu masukya , pertama melalui mata kita ( visual ) , kedua melalui pendengaran kita ( audio), dan terakhir melalui tulang dan tubuh kita ( kinestik).

c. Jam gelombang otak

Selain perbedaan dalam hal pintu memori, setiap orang juga memiliki kecendrungan metabolisme tubuh yang berbeda termasuk jam – jam dimana fungsi otak berkerja paling optimal. Beberapa orang lebih baik kerja otak dan daya memorinya saat siang hari, beberapa yang lain malam hari , dan beberapa lagi saat pagi atau dini hari. Kenali pada saat mana jam otak mu? Jika sudah maka pada saat itulah jam terbaikmu untuk belajar. Berbisara gelombang otak , manusia memiliki empat macam gelombang otak, yaitu Alfa ( kensentrasi yang santai), Beta (awas dan aktif), Teta (keadaan masih tertidur dan dalam kondisi bermimpi), dan Delta ( tidur lelap). Selanjutnya pada tahun 1970-an , Dr.Georgi Lozanov menemukan bahwa dari empat gelombang tersebut maka gelombang alfa-lah yang paling paling baik kerja otak

Selanjutnya berikut adalah cara untyuk masuk ke dalam kondisi alfa.

1. Pejamkan mata. tarik nafas berl;ahan , atur nafas berlahan, dan rasakan udara masuk keluar melalui lubang hidung kita kemudian membuka rongga-rongga dada kita rasakan damainya.


(4)

2. Bayangkan diri kita berada di sebuah tanaman yang indah, tenang, dengan bunganya yang berwarna warni dan udaranya yang menyegarkan. Sembari dalam hati ucapakan bacaan hamdallah.

3. Setelah merasakan lebih nyaman , baca bacaan basmallah dan do’a do,a sebelkum belajar, lalu berlahan buka mata.

Selain itu jika kita ingin mengetahui tentang bagaimana belajar efektif maka kita juga harus tau bagaimana cara membaca efektif karna hal itu sangat berpengaruh sebab Membaca adalah kemampuan yang harus di pelajari dan memerlukan strategi. Berikut adalah strategii membaca yang efektif :

1. Masuki kondisi alfa . langkah – langkahnya sebagaimana di atas

2. Lakukan supercan. Baca secara umum ( global) keseluruhan halaman, biarkan jari kita menarik sky bolak – balik dan terus turun ke bawah , terakhir buat simpulan prediksi : bacaan yang di depan kita secara umum mengenai apa. 3. Selanjutnya baca secara teliti keseluruhan . biarkan jari – jari kita menuntun

mata kita . setiap selesai satu alinea berhentilah , ambil jeda sembari meresapkan apa yang kita yang baca.

4. Ulangi sambil membuat ringkasan . ringkasan terbaik adalah yang berbentuk peta pikiran

d. Otak kiri –kanan

Sebagaimana kita memiliki banyak barang , maka cara agar kita tidak lupa dimana menaruhnya adalah dengan mengklompokan barang tersebut kemudian menatanya dengan rapi. Memori kita menyimpan semua yang kita lihat, rasakan , dan alami. Begitu banyak dan padat. Menjadi masalah adalah bagaimana memanggil kembali memori kita tersebut saat di butuhkan. Sebagaimana cara kita mengatur barang – barang agar tidak lupa , maka memori kita juga harus di tata dengan rapi . hal sama juga berlaku saat membuat catatan. Lebih mudah di pahami jika beralur,runtut, dan rapi. Dengan catatan runtut dan rapi maka dengan mudah akan kita pahami dan simpan dalam memori.

Selain itu perlu diingat bahwa otak kita terdiri dari otak kiri dan konan yang memiliki fungsi masing – masing. Otak kiri cenderung logis sedangkan otak kanan aenderung imajinasif. Sebagaimana memiliki dua kaki namun memilih berjalan hanya dengan satu kaki sehingga jalan menjadi lambat., maka cara belajar termasuk membuat catatanpun sebaiknya memanfaatkan kedua otak kita agar tidak mudah lelah dalam mengulang dan mempelajarinya. Runtut rapi sehingga alurnya logis ( otak kiri ) namun juga indah dan berwarna warni. Sehinngga tidak membosankan saat membacanya.


(5)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,sikap,kebiasaan,kepandaian,atau suatu pengertian yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prose belajar yaitu : 1) Faktor internal meliputi: faktor biologi dan faktor psikologi

2) Faktor eksternal meliputi: faktor lingkungan keluarga,faktor lingkungan sekolah,serta faktor lingkungan masyarakat

Selain itu adapun strategi untuk belajar efektif yaitu: 1) Belajar Sedikit Demi Sedikit

2) Membaca Cepat “Speed Reading” 3.2 Saran

Pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar cakupannya sangat luas.Hanya keterbatasan waktu dan kemampuan penulis maka pembahasannya dicukupkan hanya sampai disini.Oleh karena itu,penulis menyarankan kepada pembaca atau penulis lain yang tertarik dengan masalah ini untuk membahas masalah ini lebih lanjut dan lebih luas


(6)

Hamalik, Oemar. 1991. Pendidikan Guru. Bandung: Mandar Maju

Tim Dosen fkip. 1981. Dasar - Dasar Pendidikan. Surabay : Usaha Nasional

Yunardi, M Salis Dkk. 2009. Mnembentuk Generasi Al-Kahfi Menbangun Peradaban Madani. Malang

Purwanto, M. Ngalim 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja karya CV Bandung.


Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Modifikasi Struktur Senyawa Etil Pmetoksisinamat Melalui Proses Nitrasi- Esterifikasi dengan 1-Butanol Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

3 34 113

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Proses Penyelesaian Perkara Penipuan Oleh Kejaksaan Negeri Bandung

0 15 1

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52