ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN BAHASA JEPANG YANG TERDAPAT DALAM LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN JEPANG.

(1)

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang yang

Terdapat Dalam Laporan Bulanan Perusahaan Jepang

Thesis

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

FLORIANA GANDI

1009511

PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

日本企業の月次報告における日本語訳の誤用分析

修士論文

筆者:

FLORIANA GANDI

1009511

インドネシア教育大学大学院日本語教育専攻

2013


(3)

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa

Jepang yang Terdapat Dalam Laporan

Bulanan Perusahaan Jepang

Oleh Floriana Gandi S.Pd IKIP Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Seni

© Floriana Gandi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed Agus Suryadimulya, M.A., Ph.D NIP 196605071996011001 NIP 196008171989021002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed NIP 196605071996011001


(5)

承認者

第I指導教官 , 第II指導教官 ,

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed Agus Suryadimulya, M.A., Ph.D NIP 196605071996011001 NIP 196008171989021002

インドネシア教育大学大学院

日本語教育学専攻長

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed NIP 196605071996011001


(6)

第一審査委員

Dr.Dedi Sutedi,MA,M.Ed NIP:196605071996011001

第二審査委員

Agus Suryadimulya,M.A.Ph.D NIP:196008171989021002

第三審査委員

Dr. Wawan Danasasmita ,M.Ed NIP:195201281982031002

第四審査委員

Nandang Rahmat ,M.A.Ph.D NIP:195706251983031002


(7)

第一審査委員

Dr.Dedi Sutedi,MA,M.Ed NIP:196605071996011001

第二審査委員

Agus Suryadimulya,M.A.Ph.D NIP:196008171989021002

第三審査委員

Dr. Wawan Danasasmita ,M.Ed NIP:195201281982031002

第四審査委員

Nandang Rahmat ,M.A.Ph.D NIP:195706251983031002


(8)

i 要旨

本研究 日本企業 月次報告 け 日本語訳 誤用分析 翻訳過

程 言語能力 生 せ目的語 本格的意味 伝 う 複雑

活動 こ 基 い 研究 始 翻訳 び通訳 いう活動 難

い いう意見 くあ たた 数 日本語 学ぶ学生 将来的 通訳者

び翻訳者 いう仕事 対 興味 い人 い こ

日 本 企 業 勤 日 本 語 学 科 卒 業 者 会 社 翻 訳 通 訳 た 時

そ 難 い 感 たこ あ

日本企業 通訳また 翻訳際 困 事 あ た

間 い た いう質問 基 い 研究 実施 始 日本企

業 ポ 通訳また 翻訳 こ 間 い あ 認識 たこ

本研究 月次報告 け ン ネ 語 日本語 翻訳 際

う 誤用 発生 及び 問題 原因 た いう問題

提起 明 目的 あ

本研究 使用 方法 タ 事例研究法 あ

タ あ 事 例 descriptive analysis 記 述 的 分析 含 ま

そ 完了 ま 観察 分析 あ 集中 実行 研究

あ 本研究 う 現象 頻繁 表示さ 月次報告

焦点 当 た翻訳 誤訳 あ 本研究 統語論 誤用分析 焦点

9 人 通訳者 日本企業 月次報告 書いた メン 部分 翻訳 た結果

対象 た

日本人 ネ ブ ピ カ 確認 た結果 4 カ

分別 そ (1) 助詞 誤用 (2) 言葉 誤用 (3)文型 誤用

(4) ソ 言語 転送 意図 失敗 文 誤用 あ そ

4 カ 順番 番号 第三章 述べ い 作成

タ分析 基 い 日本人 ネ ブ ピ カ 結果 基 い

識別 こ 7 翻訳 誤用 合計 あ 誤用 カ エ

形 ほ エ あ また バ エ 形 エ ソ

言語 転送 意図 失敗 文 誤用及び漢字 誤用 良く

あ そ 原因 迫田 2000 5 あ 1)言語転移 2) 過剰

一般化 3)訓練場 転移 4) 学習 及び 5) ミュニ ョ

ン そ 誤用原因 以外 ソ 語( ン ネ 語) エ


(9)

i

目次

I. 承認証

II. 概要………..………..……….i

III. 要約………...………….……….………ii

IV. 前書 ……….….……….……….iii

V. 謝辞………….………..….……….….………..iv

VI. 目次………..……….……….…v

VII. 表 一覧...………..vii

VIII. 第 章 序論 1.1 じめ ………..….1

1.2研究問題……….………..7

1.3研究 範囲……….……..…7

1.4研究 目的………..……….8

1.5 研究 意義………8

1.6 本論文 構成………8

IX. 第 章 基礎的理論 2.1 翻訳 定義……….10

2.2 語訳 種類……….11

2.3 言語誤用……… 12

2.4 言語誤用 分類………...……….……….………..18

2.5 シンタクス 定義……… 20

2.6 誤用分析 おける手段……… 23

X. 第 章 研究 方法 3.1 研究 方法……… 25


(10)

ii

3.3 ータ 収集法………..………..28

3.4研究 用具……….………30

3.5 ータ 分析方法……….………31

XI. 第 章 ータ分析及び考察 4.1 分析結果 掲示……….32

4.2. 誤用 類………....………..….33

4.2.1助詞 誤用……….….…...33

A. 助詞 誤用…..……….….…...33

B. を 助詞 誤用……….….…...37

C. 助詞 誤用………..….….…...38

D. 助詞 誤用…….……….….…...40

E. 助詞 誤用……….……….….…...42

F. で 助詞 誤用………..…….….…...44

G. へ 助詞 誤用………...……….….…...44

4.2.2言葉 誤用……….………...45

4.2.3 文法 誤用………..51

4.2.4 表現 誤用………..…56

4.2.5. 文章訳文失敗 誤用... 61

XII. 第 章 結論及び今後 課題 5.1 結論………..64

5.2 今後 課題………..70

XIII. 参考文献……….………....73


(11)

iii

表 一覧

3.1 研究 対象………..27

3.2 通訳者 印象………..30

5.1 誤用 カ ゴリおよび頻度………..64

5.2 助詞 誤用………..64

5.3 言葉 誤用頻度……….……….65

5.4 文法的 誤用……….66

5.5 表現の誤用頻度………..66

5.6 文章訳文失敗 誤用...………67

5.7 コミュニケーション影響………67


(12)

1

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern merupakan beberapa fungsi yang dapat terpenuhi jika segala macam informasi yang berkaitan dengan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan technology tersebut dapat kita peroleh dan dipahami. Informasi tersebut adalah informasi yang dihadirkan dari berbagai literatur baik dalam negeri ataupun luar negeri. Kehadiran berbagai informasi dari berbagai negara dengan berbagai bahasa menjadikan fungsi alih bahasa antar negara menjadi bagian penting dalam proses pengadaan informasi di berbagai bidang. Terpenuhinya dengan baik kebutuhan informasi tersebut dapat dicapai jika proses transfer bahasa dapat dilakukan dengan baik dan benar . Dengan demikian, aktivitas penerjemahan menjadi hal yang sangat penting.

“Menerjemahkan adalah menyampaikan berita yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa penerima supaya isinya benar-benar mendekati aslinya. Dengan kata lain, makna dan gaya terjemahan haruslah serupa. Tujuan penerjemahan ialah menyampaikan berita dalam bahasa penerima. Jika ada tujuan lain, bukanlah kerja penerjemah. Akan tetapi dalam menyampaikan berita melalui bahasa penerima, kita perlu melakukan

beberapa penyesuaian tatabahasa dan pembendaharaan kata. (E.Sadtono, 1985;9)

翻訳 一 芸 産物 あ 原語 訳語

そうほう

,双方 わ 個人

団体 身 い 文法 ,語い 知識 動員 文章表現 技


(13)

2

“Terjemahan adalah salah satu produk seni. Selain memadukan pengetahuan tatabahasa dan kata yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok dalam mengalihkan bahasa sumber ke bahasa sasaran, terjemahan juga merupakan hasil pengetahuan dan praktek mengungkapkan kembali sebuah kalimat yang

memenuhi persyaratan”

(Naruse, 1995;1)

Selain E. Sadtono dan Naruse, Nida dan Charles R.Taber, dalam buku The Theory and Practice of Translation yang dikutip oleh Widyamartaya (1989;11) memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut :

Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.

Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-pertama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.

Dalam kegiatan menghasilkan kembali kalimat ke dalam bahasa sasaran, penerjemahan mengalami beberapa proses. Proses alih bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran merupakan sebuah aktivitas berbahasa yang melibatkan kompetensi berbahasa baik membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. De Maar yang dikutip oleh A.Widyamartaya (1989;15) mengemukakan petunjuk-petunjuknya mengenai cara menerjemahkan, juga menunjukkan adanya tiga tahap dalam proses penerjemahan :


(14)

3 (a) membaca dan mengerti karangan itu

(b) menyerap segenap isinya dan membuatnya menjadi kepunyaan kita

(c) mengungkapkannya dalam lenggam bahasa kita dengan kemungkinan perubahan sekecil-kecilnya akan arti atau nadanya.

“翻訳 解体(decomposition), 再構 restructuring 過程 両者

転移 transfer 彼 ぶ作業 あ ”

Proses menerjemahkan adalah membongkar, menyusun kembali, dan melakukan transfer yang berhubungan diantara keduanya. (Naruse, 1995;55) Kalimat yang dihasilkan dari hasil terjemahan tidak jarang mengalami pergeseran dari makna asalnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan yang menyebabkan kesalahan penerjemahan. Salah satunya yaitu masalah pribadi dalam proses pemindahan bahasa, seperti yang dijelaskan oleh E.Sadtono (1985; 93 point c & d ) sebagai berikut :

1. Rasa Tidak Yakin terhadap bahasa sendiri

“…. Adanya tokoh-tokoh penulis nasional yang merasa mereka harus mengikuti tingkat dan bentuk bahasa yang mereka anggap lebih tinggi derajatnya itu. Oleh karena itu bukan hanya kata-kata, pepatah, perhitungan, dan tata kalimat yang menarik yang mereka pinjam, melainkan juga sekaligus dengan bentuk tata bahasanya karena mereka

menganggap bahwa bahasa yang lebih tinggi derajatnya itulah yang betul”

2. Tidak mengetahui sifat-sifat penerjemahan

“….oleh karena banyak orang menganggap bahwa bahasa adalah kata -kata, tanggapan umum tentang penerjemahan ialah menggantikan


(15)

kata-4 kata dalam bahasa A dengan kata-kata dalam bahasa B. Semakin seorang penerjemah terpengaruh dengan cara ini semakin rumitlah masalah yang

dihadapinya”

Shihabudin (2005;3) juga menjelaskan tentang permasalahan yang menimbulkan banyaknya terjadi kesalahan dalam penerjemahan sebagai berikut :

1)Kegiatan penerjemahan itu sendiri yang memang sulit;

2)Adanya perbedaan yang substansial antara bahasa sumber dan bahasa sasaran;

3)Kurangnya penguasaan penerjemah terhadap bahasa sasaran sehingga menimbulkan gejala interferensi; dan

4)Kurangnya penguasaan penerjemah terhadap teori terjemahan.

Pada penelitian terdahulu tentang “Analisis Kesalahan Leksikal dan Gramatikal Terjemahan Mahasiswa Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado”, Soeparman (2009) menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan penerjemahan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa berupa penghilangan kata ganti orang, perubahan bentuk kata, kesalahan menyusun struktur kalimat, frase, dan lain-lain, salah mengganti ungkapan serta penggunaan kata yang kurang tepat. Secara keseluruhan ditemukan 73 kasus kesalahan yang meliputi kesalahan pada aspek sintaktis yang berjumlah 43 kesalahan atau 58.91% dari total kesalahan yang dilakukan. Serta kesalahan aspek semantis yang berjumlah 30 kesalahan atau


(16)

5 41.09% dari total kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini kemungkinan disebabkan beberapa hal diantaranya ; 1) Responden berusaha menerjemahkan dengan mengikuti gaya bahasa penulis bahasa sumber dan tidak mengikuti gaya bahasanya di dalam bahasa target. 2) Responden mengurangi atau menambah informasi (berwujud kata) karena berbagai kendala, khususnya kendala kebahasaan. 3) Responden mengalihbahasakan setiap kata kalimat bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sesuai dengan urutan sebagaimana adanya bahasa Jepang, dan lain sebagainya. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kesalahan penerjemahan disebabkan oleh ketidakmampuan responden dalam menerjemahkan sebuah teknik-teknik dan metode penerjemahan.

Selain Soeparman, penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2011) tentang “Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku Tingkat Dasar” menyimpulkan bahwa kesulitan dalam menerjemahkan terutama terletak pada: a. pemahaman makna/padanan kata 25.9%,

b. pola kalimat 22.2%, c. struktur bahasa 29.5%,

d. lainnya (a&b 3.7%, a&c 3.7%, a,b,dan c 14.8%)

Penelitian lain tentang kesalahan penerjemahan yang dilakukan oleh Achmad (2013) dengan judul “Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang yang Terdapat Dalam Karya

Ilmiah Mahasiswa S2” menyimpulkan bahwa kesalahan struktur bahasa Jepang yang


(17)

6 adalah kesalahan bentuk struktur bahasa jepang sebanyak 16 (35.56%) kesalahan. Lalu diikuti oleh kesalahan akibat penghilangan bagian dari struktur bahasa jepang sebanyak 11 (24.44%) kesalahan, kesalahan urutan kata, dan kesalahan perubahan bentuk kata dalam kalimat sebanyak 7 (15.56%) kesalahan, dan kesalahan penambahan dalam struktur bahasa jepang sebanyak 4 (8.89%) kesalahan. Terdapat banyak kesalahan yang menyebabkan penerjemahan kalimat secara menyeluruh yang mengakibatkan kegagalan mentransfer maksud bahasa sumber sehingga pembaca orang Jepang tidak mengerti maksud kalimat yang ditulis. Untuk kesalahan yang berakibat tidak dimengerti oleh pembaca sebanyak 20 (100%) kesalahan. Kesalahan termasuk kesalahan global dikarenakan maksud kalimat tidak tersampaikan.

Pada penelitian ini, yang melatarbelakangi pemilihan tema adalah ditemukannya kesalahan dalam hasil terjemahan ke dalam bahasa Jepang di Perusahaan jepang. Di perusahaan jepang, setelah meeting laporan bulanan, beberapa orang peserta mengeluarkan pendapat tentang terjemahan seperti

“Terjemahannya kurang mengerti”, “Dikira-kira saja”, “Isinya harus dikonfirmasi lagi” dan sebagainya. Untuk mengetahui kesalahan seperti apa yang dimaksud, penulis memberikan test kecil kepada para penerjemah dengan memetik beberapa

kalimat laporan bulanan, dan ditemukan kesalahan berikut :

1. サ プ ラ イ ヤ ー 問 題 発 生 す び 早 急 対 策 毎 日 日 報


(18)

7

3. 早 い 対 策 業 者 問 題 あ 毎 日 レ ポ ー ト 作

.

4. 早 スプライヤー問題解決す 日報 作

Dari data di atas dapat diketahui bahwa masih banyak kesalahan ditemukan dari hasil terjemahan oleh para penerjemah. Kemudian, setelah melakukan pengecekan kepada para penerjemah tentang kesan terjemahan, maka semua penerjemah

mengatakan “Sulit”.

Pembelajar bahasa Jepang setelah lulus dari lembaga pendidikan, tentunya akan mengaplikasikan bahasa Jepang sesuai dengan bidang pekerjaannya . Mengetahui sejauh mana penggunaan bahasa Jepang secara baik dan benar oleh penutur bahasa Jepang sebagai bahasa kedua dalam proses penerjemahan menjadi salah satu alasan yang menarik perhatian untuk melakukan penelitian tentang analisis kesalahan.

Menganalisis kesalahan yang dilakukan saat penutur masih mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa kedua dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan saat melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, termasuk didalamnya saat mengoreksi pekerjaan si terdidik. Dengan keterampilan yang dimiliki, guru dapat menganalisis kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh si terdidik dan memperolah masukan tentang perbaikan seperti apa yang harus dilakukan. Sehingga kesalahan tersebut dapat segera diperbaiki. Tetapi, tidak demikian hal nya dengan para pembelajar bahasa Jepang yang sudah lulus dan bekerja di perusahaan jepang, perlu adanya suatu penelitian untuk mengetahui kesalahan apa saja yang ditemukan pada


(19)

8 hasil terjemahan di lingkungan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan sintaktis pada hasil terjemahan bulanan (getsuji houkoku) sebuah perusahaan jepang. Penulis menilai masih diperlukan upaya untuk memberikan masukan bagi para penerjemah tentang identifikasi kesalahan-kesalahan apa saja yang ditemukan dari hasil terjemahannya. Dengan mengetahui penyebab-penyebab timbulnya kesalahan diharapkan dapat menggali faktor-faktor kesulitan yang dihadapi oleh penerjemah. Hasil penelitian pun nantinya diharapkan dapat memberikan masukan untuk pemecahan masalah dalam aktivitas penerjemahan di lingkungan perusahaan. Sehingga tidak hanya menekankan kepada maksud dan isinya tetapi hasil terjemahan laporan bulanan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang akan ditampilkan lebih baik. Alasan-alasan yang dikemukakan diatas penulis jadikan latar belakang penelitian dengan tema “Analisis kesalahan terjemahan bahasa Jepang dalam Laporan Bulanan di Perusahaan jepang”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Kesalahan aspek sintaktis (partikel, kata, struktur, ungkapan) apa saja yang ditemukan dalam laporan salah satu perusahaan jepang sebagai hasil terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang ?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan itu terjadi?


(20)

9 1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kalimat-kalimat yang dianalisis adalah kalimat hasil terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang pada laporan bulanan (getsuji houkoku) di perusahaan jepang.

2. Analisis kesalahan hanya terbatas aspek sintaktis (partikel, kata, struktur, ungkapan) serta alasan terjadinya kesalahan.

1.4. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan kesalahan aspek sintaktis (partikel, struktur, kata, ungkapan) yang ditemukan dalam laporan salah satu perusahaan Jepang sebagai hasil terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan itu terjadi.

3. Mendeskripsikan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan yang ditemukan.


(21)

10 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Manfaat secara teoritis adalah penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti tentang kesalahan berbahasa dan proses penerjemahan dan diharapkan dapat menjadi informasi berguna bagi perusahaan dalam menciptakan solusi untuk perbaikan proses dan hasil terjemahan. Sedangkan manfaat secara praktisnya adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan motivasi bagi penerjemah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan saat menerjemahkan.

1.6. Sistematika penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan tesis yang akan dilakukan penulis diuraikan sebagai berikut. Pertama yaitu Bab 1 Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II Kajian teoritis yang berisi tinjauan pustaka yang menyangkut teori yang berkaitan dengan analisis kesalahan berbahasa dan teori penerjemahan. Bab III Metode Penelitian yang berisi pengertian metodologi penelitian, instrument dan sumber data penelitian, jenis data serta teknik pengolahan data yang terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan yang berisi tentang pembahasan mengenai kesalahan penerjemahan kalimat laporan bulanan salah satu perusahaan Jepang dilihat dari aspek sintaktis dan aspek semantis. Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi simpulan dari analisis kesalahan penerjemahan


(22)

11 kalimat laporan bulanan serta saran yang diajukan penulis untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut.


(23)

27

Bab III

Metode Penelitian

3.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif . Metode kualitatif deskriptif adalah prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif, yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya. Metode ini digunakan untuk meneliti kesalahan penerjemahan laporan bulanan di salah satu perusahaan Jepang beserta faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Metode penelitian kualitatif deskriptif menjadi landasan bagi penulis untuk menggunakan metode ini karena penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian dengan metode atau

pendekatan studi kasus (Case Study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu

obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. (Nawawi,2003) dalam Achmad (2013).

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif

adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Beberapa

pakar memberikan batasan studi kasus secara berbeda. Menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Syamsudin (2007;175) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu


(24)

28

latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Studi kasus berdasarkan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya didefinisikan oleh pakar lain Yin (1987) dalam Syamsudin (2007;175) bahwa studi kasus merupakan sebuah inkuiri secara empiris yang menginvestigasi fenomena

sementara dalam konteks kehidupan nyata (real life of context); ketika batas di antara

fenomena dan konteks tidak tampak secara jelas; dan sumber-sumber fakta ganda yang digunakan. Batasan-batasan yang diberikan oleh para peneliti tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variable-variabelnya.

“Di sini perlu dilakukan analisis secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait

dengan kasus tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh kesimpulan yang akurat “

(Sutedi, 2009:61).

Fenomena yang menjadi kasus dalam penelitian ini adalah kesalahan penerjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang dalam laporan bulanan yang kerap muncul

dan difokuskan pada slide laporan bulanan di perusahaan Jepang. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat kesalahan penerjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang yang bersumber dari 5 kalimat hasil terjemahan 9 orang penerjemah dalam laporan bulanan salah satu perusahaan Jepang sehingga jumlah total kalimat yang dianalisis adalah 45 kalimat. Fokus analisis kesalahan pada kesalahan sintaktis yang muncul dalam penerjemahan.


(25)

29

3.2. Sumber Data

Sumber data awal yang diambil sebagai objek penelitian dalam penelitian ini adalah 5 kalimat hasil terjemahan dari 9 orang penerjemah di salah satu perusahaan Jepang . Laporan bulanan yang dimaksud adalah laporan bulanan dari 4 department yang ada di salah satu perusahaan Jepang pada pelaporan bulan April dan Mei 2012. Secara rinci yang diteliti dari hasil terjemahan laporan bulanan tersebut adalah bagian komentar pada slide pelaporan saja dengan pertimbangan bahwa bagian komentar yaitu bagian berupa redaksi yang menjelaskan tabel dan grafik pada isi laporan. 5 kalimat komentar yang sekaligus adalah bahasa sumber adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Objek Penelitian

No Objek Kalimat komentar

1

B1

Sebagai penanggulangan lebih cepat telah dibuatkan laporan

harian setiap timbul masalah di supplier. (P. 2012)

2

B2

Tujuannya untuk mengetahui apakah masalah yang terjadi

mempengarui proses delivery ke pabrik atau tidak. (PPA.2012)

3

B3

Penyebabnya adalah 3 kabel rusak karena penutup kabel tersebut terlepas. (PPA,2012) 4 B4 Pelaksanaan semua event yang dilaksanakan yaitu olympiadept dan family gathering masih dalam tahap pembicaraan dengan


(26)

30

serikat pekerja. (GA.2012)

5

B5

Beberapa department mengambil cuti dibawah jumlah yang

direncanakan ada pula deparment yang mengambil cuti lebih dari yang direncanakan. ( HR.2012)

Selanjutnya data yang telah terkumpul diurutkan dengan disertai kalimat kunci dalam bahasa Jepang yang merupakan hasil terjemahan 1 penutur asli yang paham makna kalimat asli (bahasa sumber) nya. Kalimat kunci ini dicantumkan agar penutur asli yang mengoreksi hasil penerjemahan memiliki panduan tentang maksud dan intisari kalimat asli. Setelah itu, data berbahasa Jepang diserahkan kepada 7 orang penutur bahasa Jepang asli untuk

diperiksa. Penutur asli bahasa Jepang berfungsi sebagai expert judgement terhadap hasil

terjemahan dengan tujuan untuk mengetahui kesalahan apa saja yang muncul dan menguatkan data mengenai penyebab kesalahan penerjemahan tersebut muncul.

3.3. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang diperlukan digunakan metode dan teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini mempunyai teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam


(27)

31

metode simak karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam penelitian ini, penyadapan penggunaan bahasa secara tertulis, karena peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa bukan dengan orang yang sedang berbicara tetapi berupa bahasa tertulis, misalnya naskah kuno, teks narasi, bahasa mass media dan lainnya. Dalam penelitian ini teknik sadap digunakan terhadap objek penelitian bahasa secara tertulis berupa komentar pada slide laporan dengan memilih 5 kalimat yang diterjemahkan oleh 9 orang penerjemah salah satu perusahaan Jepang . Penerjemahan yang dilakukan di salah satu perusahaan Jepang tersebut adalah bagian dari training orientasi karyawan baru dalam hal ini karyawan dengan kompetensi bahasa Jepang untuk memperkenalkan gambaran tentang kalimat-kalimat yang memerlukan penerjemahan di salah satu perusahaan Jepang dan untuk melihat sejauh mana kompetensi penerjemahan yang dimiliki. Selanjutnya teknik sadap diikuti dengan teknik lanjutan yang salah satunya berupa teknik catat. Teknik catat biasanya digunakan pada penggunaan bahasa secara tertulis sebagai lanjutan dari metode simak yang dikumpulkan diperoleh dengan menggunakan teknik catat. Dalam penelitian ini, peneliti

mencatat kesalahan-kesalahan kalimat bahasa Jepang yang muncul pada data tesis yang

sedang diteliti.

Selanjutnya untuk menguatkan data yang telah diperoleh maka peneliti melakukan

interviu terhadap penerjemah dari objek data yang diteliti. Arikunto (2010:198-199) dalam Achmad (2013) berpendapat bahwa wawancara atau kuisioner lisan adalah sebuah dialog


(28)

32

yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara berdasarkan pelaksanaanya dibedakan menjadi tiga, yakni:

a. Interviu bebas (inguided interview), yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja,

tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari bahwa dirinya sedang diwawancara.

b. Interviu terpimpin (guided interview), wawancara yang dilakukan dengan membawa

sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu terstruktur.

c. Interviu bebas terpimpin, merupakan kombinasi antara interviu bebas dan interviu

terpimpin.

Pada penelitian ini, wawancara yang dilaksanakan untuk memperkuat data yang telah

terkumpul adalah dengan menggunakan metode interviu bebas (inguided interview). Agar

proses interviu lebih fokus, penulis membuat kisi-kisi pertanyaan interviu sebagai berikut :

Tabel. 3.2. Kisi-kisi pertanyaan

No Variabel Indikator Pertanyaan

1 Kesan

Mengetahui kesan tentang penerjemahan laporan bulanan

Bagaimana kesan anda dalam menerjemahkan laporan bulanan ?


(29)

33

yang dialami penerjemah bawah ini ?

Pada proses apa merasa kesulitan saat menerjemahkan?

3 Penanggulangan

Mengetahui

penanggulangan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi

permasalahan

Upaya perbaikan seperti apa yang sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan ?

3.4. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau

menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan”

(Sutedi, 2009:115). Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa 45 kalimat berbahasa Indonesia yaitu 5 kalimat yang diterjemahkan oleh 9 orang penerjemah. Kalimat

berasal dari bagian komentar yang tercantum pada laporan bulanan (Getsuji Houkoku) Divisi

Business Operation salah satu perusahaan Jepang yang terdiri dari 5 Department yaitu :

1. Purchasing Department (Kode:P)

2. Part Procurement Assurance Department (Kode:PPA)

3. Administration Department , General Affair Group (Kode : GA)

4. Administration Department, Human Resource (Kode : HR)

Kalimat sumber yaitu kalimat bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan terdiri dari 5 buah kalimat. Pemberian kode untuk kalimat sumber adalah “BI” ( Bahasa Indonesia” dengan penomoran BI 1~BI 5.


(30)

34

Kemudian, kalimat hasil terjemahan sebagai objek penelitian ini adalah 45 buah kalimat hasil terjemahan yang berasal dari 5 kalimat sumber yang diterjemahkan oleh 9 orang penerjemah. Pada setiap kalimat hasil terjemahan, diberikan kode “T” dengan kode penomoran (T1~T45). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kalimat-kalimat berbahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sebagai instrument test.

3.5. Teknik Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data selesai maka seluruh data perlu dianalisis. Proses menganalisis hasil data tersebut dilakukan dengan cara:

a. Mengkaji jenis kesalahan dan letak kesalahan

b. Menentukan kategori kesalahan berdasarkan taksonomi kesalahan dan penyebab

kesalahan.

c. Membandingkan kesalahan penerjemahan tersebut dengan kalimat yang benar atau

yang seharusnya ditulis.

d. Menyimpulkan hasil analisis data secara induktif, yakni cara analisis dari kesimpulan

umum atau generalisasi yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau

fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau generalisasi tersebut. Metode induktif

adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau


(31)

35

generalisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta.


(32)

79

BAB V

Simpulan dan Saran

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data pada penelitian ini dan mengacu pada pertanyaan dalam rumusan masalah BAB 1 mengenai apa saja kesalahan sintaktis yang ditemukan pada hasil terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang dalam terjemahan laporan bulanan di salah satu perusahaan Jepang dan apa saja faktor penyebab kesalahan itu terjadi, maka berdasarkan hasil analisa data, berikut adalah jawaban yang dapat disimpulkan.

1. Kesalahan yang muncul dalam terjemahan laporan bulanan salah satu perusahaan Jepang dipilah kedalam :

Tabel 5.1 Kategorisasi kesalahan

Kategorisasi Kesalahan Frekuensi Persentase

Kesalahan partikel 24 36%

Kesalahan kata 15 23%

Kesalahan struktur bahasa jepang 11 17%

Kesalahan ungkapan 11 17%

Kesalahan secara keseluruhan 5 8%

Jumlah 66 kesalahan 100%

Untuk kesalahan partikel, penulis mengkategorikan kembali kesalahan partikel berdasarkan jenis partikel tersebut. Dengan hasil analisa sebagai berikut :


(33)

80

Tabel 5.2. Kesalahan Partikel

Item Frekuensi Persentase

1. Kesalahan partikel 2. Kesalahan partikel を 3. Kesalahan partikel 4. Kesalahan partikel 5. Kesalahan partikel 6. Kesalahan partikel 7. Kesalahan partikel

6 3 3 6 4 1 1 25% 13% 13% 25% 17% 4% 4%

Total Kesalahan 24 100%

Berdasarkan hasil analisis data, kesalahan penggunaan partikel yang dibagi dalam 7 subkategori kesalahan yaitu partikel no, o, wa, ga, ni, de dan e, ditemukan frekuensi kesalahan dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu kesalahan penggunaan parikel no dan partikel ga adalah yang tertinggi sebanyak 6 buah (25%) , terbesar kedua setelah partikel no adalah partikel ni sebanyak 4 buah (13%), kemudian kesalahan partikel wa dan partikel wo

sebanyak 3 item (13%) , partikel de dan e masing-masing sebanyak 1 item (4%) .

Tabel 5.3. Kesalahan kata

Item Frekuensi Persentase 1. Kesalahan karena penambahan (addition)

2. Kesalahan bentuk missformation

7 8

46.67% 53.3%

Total Kesalahan 15 100%

Kesalahan kata yang ditemukan disebabkan oleh penambahan (addition) sebanyak 7 kalimat (46.67%) dan kesalahan karena kesalahbentukan (missformation) sebanyak 8 kalimat


(34)

81

(53.3%).

Tabel 5.4. Kesalahan struktur bahasa jepang

Item Frekuensi Persentase

1.Kesalahan Addition 2.Kesalahan Omission 3.Kesalahan Missformation 4.Kesalahan Missordering 0 1 8 2 0% 9% 73% 18%

Total Kesalahan 11 100%

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan banyak kesalahan berdasarkan struktur bahasa jepang. Kesalahan struktur bahasa jepang yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 11 kesalahan dan yang paling banyak muncul adalah kesalahbentukan (missformation) bahasa jepang sebanyak 8 kesalahan (73%). Diikuti oleh kesalahan akibat salah urutan sebanyak 2 kesalahan (18%) dan kesalahan karena penanggalan (omission) sebanyak 1 kesalahan (9%).

Tabel 5.5. Kesalahan Ungkapan

Item Frekuensi Persentase

1.Kesalahan missformation

11

100%

Total Kesalahan 11 100%

Kesalahan ungkapan yang ditemukan semuanya berupa kesalahan bentuk struktur (missformation) . Kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan bentuk struktur ini terutama

pada penerjemahan bentuk intransitif dan kata kerja berawalan ‘di~’ yang diterjemahkan ke dalam bentuk ‘~rareru’ dalam bahasa Jepang. Kesalahan tersebut dikategorikan sebagai


(35)

82

kesalahan interlingual yaitu adanya pengaruh bahasa ibu atau pada proses language transfer

dalam bahasa perantara. Dilihat dari efek komunikasi kesalahan tersebut dikategorikan sebagai kesalahan lokal.

Tabel 5.6. Kesalahan Kalimat secara menyeluruh

Item Frekuensi Persentase

1.Kesalahan karena penambahan (addition) 2.Kesalahan karena penanggalan (omission )

4 1

80% 20%

Total Kesalahan 4 100%

Kesalahan kalimat secara menyeluruh maksudnya adalah ketidakmampuan penerjemah dalam melakukan penerjemahan sehingga kalimat dalam bahasa sumber gagal diterjemahkan. Hal ini disebabkan penambahan kalimat dan penghilangan kalimat sebagai strategy yang dilakukan penerjemah untuk mengatasi kesulitan. Ketidakmampuan ini disebabkan bukan karena belum diperolehnya kompetensi bahasa kedua tetapi dikarenakan faktor lain seperti kurang percaya diri,kurang perhatian, dan kelehahan. Hal ini bisa terlihat pada penambahan kalimat yang tidak ada dalam bahasa sumber, penulisan kanji yang salah, dan penulisan 2 partikel secara berdampingan.

Berdasarkan taksonomi efek komunikasi, maka untuk masing-masing kategori diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.7 Efek komunikasi


(36)

83

1 Partikel 6 26% 18 42%

2 Kata 3 13% 12 28%

3 Struktur 6 26% 5 12%

4 Ungkapan 5 22% 6 14%

5 Kalimat secara keseluruhan 3 13% 2 5%

Total 23 100.0% 43 100.0%

Hasil analisa tentang kesalahan dilihat dari taksonomi efek komunikasi, menunjukkan bahwa kesalahan yang berdampak secara lokal lebih banyak dari kesalahan yang berdampak global. Sekalipun dampak secara global lebih sedikit tetapi selisih antara kesalahan lokal dan global sangat tipis sehingga dapat dikatakan hasil terjemahan masih beresiko menimbulkan kegagalan dalam menyampaikan pesan dari bahasa sumber. Terutama terlihat jelas pada ketidakmampuan menerjemahkan kalimat intransitif yang diterjemahkan ke dalam bentuk pasif.

Dilihat dari penyebab terjadinya kesalahan mengacu pada teori chuukangengo Sakoda, maka diketahui penyebab kesalahan sebagai berikut :

Tabel 5.8 Penyebab Kesalahan


(37)

84

a. 言語転移 Language Transfer merupakan pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa kedua yang dipelajari sehingga menimbulkan kesalahan berbahasa. Kesalahan sintaktis yang disebabkan oleh faktor Language Transfer pada penelitian kali ini jumlahnya adalah 12 kesalahan (18.2%) dari total jumlah kesalahan. Hal ini terjadi karena penerjemah saat mengalihbahasakan ke dalam bahasa sasaran (bahasa Jepang) menyusunnya kembali ke dalam kaidah-kaidah bahasa sumber (bahasa Indonesia) baik dari cara mengurutkan kalimat ataupun melalukan pemilihan kata. Kesalahan tersebut banyak ditemukan pada pemakaian partikel dan pemilihan kosakata.

b. 過 剰 一 般 化 Overgeneralization)merupakan kesalahan yang disebabkan oleh

ketidakmampuan penerjemah dalam menguasai aturan-aturan bahasa kedua (bahasa target). Sehingga melakukan pemberlakukan secara umum kaidah-kaidah yang dipahaminya ke dalam bentuk kalimat yang seharusnya lebih spesifik.


(38)

85

Kesalahan karena overgeneralisasi ini menjadi penyebab tertinggi dari total kesalahan yaitu sebanyak 38 kesalahan (58%). Kesalahan yang diakibatkan oleh overgeneralisasi banyak terdapat pada kesalahan partikel dan struktur.

c. 訓練 上の 転移 Transfer of Training merupakan kesalahan yang terjadi dikarenakan pengaruh negatif yang muncul ketika pengajar menyampaikan materi dengan dua bahasa yang berbeda. Kesalahan yang ditimbulkan karena transfer of training ditemukan sebanyak 0 kesalahan (0%) . Tidak seorangpun dari penerjemah yang mengemukakan bahwa ketidakmampuannya dalam menerjemahkan sebagai hasil dari kesalahan dalam strategy pengajaran mata kuliah terjemahan.

d. 学 習 ト ラテ ー Learning Strategy berhubungan dengan metode pembelajaran yang salah menimbulkan kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan yang disebabkan oleh learning strategy sebanyak 10 kesalahan (15.2%) . Kesalahan akibat dari learning strategy disebabkan karena penerjemah belum memahami kaidah-kaidah menerjemahkan, sehingga cenderung melakukan alih bahasa secara langsung per bagian dalam kalimat tanpa melakukan identifikasi kalimat sumber dan memahami terlebih dahulu sepenuhnya maksud kalimat sumber.

e. コ ミ ュ ニ ケ ー ョ ン ト ラ テ ー Communication Strategy :Kesalahan yang

didasarkan pada kurangnya pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi atau keadaan saat tidak bisa mengucapkan kata atau ungkapan tertentu maka diganti dengan kata lain dalam berkomunikasi hanya ditemukan 6 kesalahan (9.1%).


(39)

86

Kesalahan yang dikarenakan oleh communication strategy muncul pada ungkapan dan kosakata, dimana penerjemah mencari solusi nya sendiri untuk

3.Upaya perbaikan untuk menanggulangi masalah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 9 orang penerjemah, mengenai kesan menerjemahkan, semua penerjemah (100%) menyatakan kesan sulit dalam menerjemahkan. Kesulitan ini sebagaian besar dikarenakan penerjemah belum memiliki pengalaman dalam proses penerjemahan, disamping itu para penerjemah juga tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan diterjemahkan. Materi yang dimaksud adalah pengetahuan dasar tentang area pekerjaan yang akan diterjemahkan dan istilah-isitilah yang sering muncul pada wacana terjemahan. Kesulitan tersebut menjadi salah satu latar belakang timbulnya kesalahan, tepatnya termasuk ke dalam kesalahan

pascasistematis (post-systematicerrors) yakni kesalahan yang dibuat si terdidik ketika mempraktekan bahasa. Kemudian, 9 orang penerjemah tersebut mengemukakan bahwa kesulitan terbesar terletak pada pemilihan dan pemakaian kata dan diantaranya sebanyak 2 orang diantaranya merasa sulit dalam menggunakan pola kalimat dan ungkapan yang tepat. Untuk mengatasi kesulitan saat menerjemahkan, semua penerjemah mengatakan bahwa cara yang dilakukan adalah dengan mencari padanan kata yang diketahuinya saja atau bentuk kalimat yang sudah biasa digunakan. Ini menunjukkan alasan mengapa

overgeneralisasi menjadi penyebab tertinggi.

5.2. Saran


(40)

87

seperti apa yang harus diberikan dalam pengajaran penerjemahan yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ditemukan pada pembahasan di atas. Penulis berharap akan ada penelitian selanjutnya yang mampu melakukan tindak lanjut kepada penelitian ini seperti penelitian tentang strategy pemerolehan kompetensi penerjemah di perusahaan Jepang oleh lembaga tinggi pendidikan bahasa Jepang, tentunya setelah melakukan analisa lebih mendalam terhadap strategy pembelajaran penerjemahan yang ada saat ini dan mengatasi gap yang ditemukan dalam proses pengajaran dan praktik dilapangan.

Pada proses penerjemahan di lingkungan pekerjaan di perusahaan Jepang yang melibatkan para penerjemah yang juga adalah alumni dari lembaga-lembaga tinggi penyelenggara bahasa Jepang, perlu dilakukan proses training baik training pengenalan area kerja yang menjadi objek penerjemahan, training pemahaman istilah-istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan di tempat kerja, serta training keahlian dalam melakukan transfer bahasa. Saat ini disadari bahwa banyak perusahaan Jepang yang melakukan perekrutan penerjemah tanpa melalui proses training yang memadai dan proses assesment untuk memperoleh standarisasi kompetensi penerjemah. Proses training ini memang memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk memperoleh kesamaan pemahaman dan kompetensi penerjemah, maka dari itu perlu dibuat sebuah perencanaan kebutuhan manpower dengan kompetensi bahasa jepang yang lebih awal dan pembuatan program training untuk para penerjemah yang efektif dan efisien di setiap perusahaan. Khususnya di perusahaan Jepang sebagai tempat objek penelitian pada kali ini, diperlukan suatu program training jangka pendek untuk para penerjemah baru seperti pengenalan area kerja, pengenalan istilah-istilah di tempat kerja, dan on job training seperti memberikan kesempatan bagi penerjemah baru


(41)

88

untuk secara bergilirian melakukan latihan penerjemahan di berbagai area baik saat meeting ataupun proses penerjemahan di gemba (lapangan). Selain itu, perlu dilakukan study banding dengan perusahaan induk yang berada di Jepang dalam pembuatan kamus digital yang khusus dibuat untuk kebutuhan semua pihak dalam perusahaan tentang berbagai macam istilah di berbagai area pekerjaan yang dimaksudkan untuk mempermudah setiap pihak dalam melakukan penerjemahan ke dalam bahasa Inggris atau sebaliknya. Hal ini tentunya harus didukung oleh semua pihak yang terlibat sebagai user bagi para penerjemah.

Selain upaya perbaikan dalam menciptakan sarana pengadaan manpower yang berkompetensi memadai untuk menjadi penerjemah, sebagai lanjutan dari penelitian ini, perlu adanya penelusuran lebih lanjut tentang penyebab timbulnya kesalahan. Pada penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa overgeneralisasi sebagai strategy terbanyak yang dilakukan oleh penerjemah dalam mengatasi kesulitan penerjemahan.Terhadap kesimpulan tersebut maka perlu penelusuran lebih lanjut mengenai penyebab banyaknya strategy

overgeneralisasi, contoh kasus, dan cara penanggulangannya.

Dengan penelitian lebih lanjut diharapkan dapat meminimalisasi gap yang ada dan menghasilkan para alumni yang memiliki kompetensi memadai untuk siap diterjunkan sebagai penerjemah di perusahaan Jepang.


(42)

89

Daftar Pustaka

Dahidi,A. (2001). ”Analisis Kesalahan”. Sebuah Modul dalam Matrikulasi. Bandung, PPS UPI. Tidak diterbitkan.

Dahidi,A. (2002). ”Handout Seputar Penerjemahan”. Sebuah Modul dalam Perkuliahan Mata Kuliah Honyakuhoo. Bandung,PPS UPI. Tidak diterbitkan.

Hartono,Rudi.2009. Teori Terjemahan (A Handbook for translator).Semarang:Cipta Prima Nusantara.


(43)

90

橋 本 学 2006 第 言 語 学習 者 誤 用 関 分 析 を第 言 語 教 育 活

予備的考察 岩手大学人文社会科学部紀要 第78号 105-113

Indihadi Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa. BBM.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta : PT Gramedia.

Larson Mildred. L.1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih Bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan.

Manaf, Ngusman Abdul. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press. 2009.

成瀬 武史 1995 翻訳 諸相:理論 実 東京 開文社出版

Pateda,Mansoer.1989.Analisis Kesalahan.Nusa Tenggara Timur:Nusa Indah.

Purwati, Kunkun.2011.Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku Tingkat Dasar. Bandung:UPI.

迫 久美子 2002 日本語教育 生 :第 言語習得研究 東京 ア ク

Safrina,Rd (2001). Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.1. no.1. Bandung,FPBS UPI. Sakri,Ajat.1985.Ihwal Menerjemahkan.Bandung:Penerbit ITB.

Simatupang, Maurits D.S.2000. Pengantar Teori Terjemahan.Jakarta:DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.


(44)

91

Sutedi,Dedi.2009.Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang.Bandung:Humaniora. Syamsuddin,AR dan Damaianti,S Vismaia.2007.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung:Rosda. Sadtono,E.1985. Pedoman Penerjemahan.Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa.

Simatupang, M.D.S. (2000). Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Soeparman, Meiky.2009. “Analisis Kesaalahan Leksikal dan Gramatikal Terjemahan Mahasiswa Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado”. Bandung:UPI

Suryawinata,Z. dan Hariyanto,S. (2003). Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan).Yogyakarta:Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa.Bandung:Angkasa. Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago.1995.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

Bandung:Angkasa. Tarigan, Henry Guntur.1984.Pengajaran Sintaksis.Bandung:Angkasa.

Widyamartaya,A.1989.Seni Menerjemahkan:Yogyakarta:Kanisius.

Lampiran

A. Kalimat-kalimat hasil terjemahan sebagai objek penelitian :

1. TS 1 :


(45)

92

2. TS 2 :

迅 対策 し 毎回サ イヤ 問題 起こ 日報 作

3. TS 3 :

早い対策 し 業者 問題 あ 毎日 ポ 作 し

.

4. TS 4 :

早 ス イヤ 問題解決 日報を作 し

5. TS 5 :

何 問題 サ イヤ 発生 時 早い対処 日報を作 し

6. TS-6 :

サ ヤ 問題 あ び 日報 解 う 作 7. TS-7 :

迅 応答 日時 ポ を さ し 問題 サ イヤ 発生

8. TS-8:

サ イヤ 何 問題 発生 び 早い対策 う日報を

く し

9. TS-9

ス イヤ 問題を解決 為 日報を作 し

10.TS-10

HPPM 発送過程 問題 あ う を知 為 目的 あ .

11.TS-11

そ 目的 何 問題 PP 配信 セスを影響 問題を知

12.TS-12


(46)

93

13. TS-13

そ 為 配送問題HPPM (ここ 明 ) 知 い

14.TS-14

HPPM 発送 セスを 問題 う 言う目的 有

15.TS-15

理 そ 問題 HPPM 配送 影響 あ を見分け こ

16.TS-16

問題 配信 セス HPPM 影響を え 起こ う を調

こ を目指し

17. TS-17

目標 こ 発生し 問題 HPPM 影響を え う を

知 い

18.TS-18

配送問題 影響を え う 確認し

19.TS-19

3NG有 原因 線 開け

20.TS-20

原因 し あ 3本 ワイヤ あ

21.TS-21

原因 引 離さ

22. TS-22

外 3線 NG

23. TS-23

原因 蓋 取 し

24.TS-24

配線 け わけ あ

25.TS-25

3線 原因

26.TS-26

原因 外 良

27.TS-27


(47)

94

28. TS-28

全部 さ イベン ン ック部門 家族 集い 労働者 会話中

29.TS-29

部門 ン ア 家族 集い 予定 イベン 全部組合 相談中

30.TS-30 Olympiadept や Family Gathering い う 行 わ イ ベ ン 労 働 組 合 話中

31.TS-31

全部開催さ ヘ ト オリ ヒ ト 部門 家族 集 従業員 話

し中 .

32.TS-32

全部 イベン さ ン ック部門 家族 集い 今 組合 話

中 あ

33.TS-33

ム ア あ 家族 イベン 労働組合 相談 さ

34.TS-34

イベン を行う.そ olimpiade 部門 家族 集い今 労働組合

検討し い 段階

35. TS-35

ン ア 家族イベン 組合 話中

36.TS-36

全 開 催 さ ヘ ト オ リ ヒ ト 部 門 家 族 集 従 業 員 話 し 中

37.TS-37

最低 イ ン計画以 休暇を 部門 あ 超え 部門 あ

38.TS-38

いく 部門 予定タ ッ 以 休暇を取 予定タ ッ 以 休暇

を取 部門 あ

39.TS-39

いく 部 計画し タ ッ 休暇を 計画し タ ッ


(48)

95

40. TS-40

いく 部門 予定さ い 有休計画 少 多

し し

41.TS-41

最低休暇 ン 少 い取 部門 有 超え 部門 有 こ

別々 部門 注目

42. TS-42

科 予 定 し 標 的 以 帰 休 を 取 予 定 し 標 的 以 を 取 科

43.TS-43

数部門 決 有給 あ 使わ 従業員 い 決 有給以 使

う従業員 い

44. TS-44

いく 部門 休暇タ ッ 以 あ 計画さ 休暇タ ッ

以 あ

45.TS-45

い 部門 決 休暇を取 し い そ 為 取 各


(49)

参考文献

Dahidi,A. (2001). ”Analisis Kesalahan”. Sebuah Modul dalam Matrikulasi. Bandung, PPS

UPI. Tidak diterbitkan.

Dahidi,A. (2002). ”Handout Seputar Penerjemahan”. Sebuah Modul dalam Perkuliahan Mata

Kuliah Honyakuhoo. Bandung,PPS UPI. Tidak diterbitkan.

Hartono,Rudi.2009. Teori Terjemahan (A Handbook for translator).Semarang:Cipta Prima

Nusantara.

橋 本 学・2006 第二 言 語 学習 者 の誤 用に 関 す る分 析 を第 二言 語 教 育に 活 かす ため の

予備的考察・岩手大学人文社会科学部紀要・第78号 105-113

Indihadi Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa. BBM.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta : PT Gramedia.

Larson Mildred. L.1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih Bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan.

Manaf, Ngusman Abdul. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press. 2009.

成瀬 武史・1995 翻訳の諸相:理論と実際 東京・開文社出版

Pateda,Mansoer.1989.Analisis Kesalahan.Nusa Tenggara Timur:Nusa Indah.

Purwati, Kunkun.2011.Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku Tingkat Dasar. Bandung:UPI.


(50)

Safrina,Rd (2001). Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.1. no.1. Bandung,FPBS UPI. Sakri,Ajat.1985.Ihwal Menerjemahkan.Bandung:Penerbit ITB.

Simatupang, Maurits D.S.2000. Pengantar Teori Terjemahan.Jakarta:DirektoratJenderal

Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint

Blanc.

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Sutedi,Dedi.2009.Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang.Bandung:Humaniora.

Syamsuddin,AR dan Damaianti,S Vismaia.2007.Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa.Bandung:Rosda.

Sadtono,E.1985. Pedoman Penerjemahan.Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa.

Simatupang, M.D.S. (2000). Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Soeparman, Meiky.2009. “Analisis Kesaalahan Leksikal dan Gramatikal Terjemahan Mahasiswa

Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado”. Bandung:UPI

Suryawinata,Z. dan Hariyanto,S. (2003). Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan).Yogyakarta:Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa.Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago.1995.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.


(51)

Tarigan, Henry Guntur.1984.Pengajaran Sintaksis.Bandung:Angkasa. Widyamartaya,A.1989.Seni Menerjemahkan:Yogyakarta:Kanisius.


(1)

93 Floriana Gandi, 2013

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang Dalam Laporan Bulanan Di Perusahaan Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13. TS-13

そ 為 配送問題HPPM (ここ 明 ) 知 い

14.TS-14

HPPM 発送 セスを 問題 う 言う目的 有

15.TS-15

理 そ 問題 HPPM 配送 影響 あ を見分け こ

16.TS-16

問題 配信 セス HPPM 影響を え 起こ う を調

こ を目指し

17. TS-17

目標 こ 発生し 問題 HPPM 影響を え う を

知 い

18.TS-18

配送問題 影響を え う 確認し

19.TS-19

3NG有 原因 線 開け

20.TS-20

原因 し あ 3本 ワイヤ あ

21.TS-21

原因 引 離さ

22. TS-22

外 3線 NG

23. TS-23

原因 蓋 取 し

24.TS-24

配線 け わけ あ

25.TS-25

3線 原因

26.TS-26

原因 外 良

27.TS-27


(2)

94 Floriana Gandi, 2013

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang Dalam Laporan Bulanan Di Perusahaan Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28. TS-28

全部 さ イベン ン ック部門 家族 集い 労働者 会話中

29.TS-29

部門 ン ア 家族 集い 予定 イベン 全部組合 相談中

30.TS-30 Olympiadept や Family Gathering い う 行 わ イ ベ ン 労 働 組 合 話中

31.TS-31

全部開催さ ヘ ト オリ ヒ ト 部門 家族 集 従業員 話

し中 .

32.TS-32

全部 イベン さ ン ック部門 家族 集い 今 組合 話

中 あ

33.TS-33

ム ア あ 家族 イベン 労働組合 相談 さ

34.TS-34

イベン を行う.そ olimpiade 部門 家族 集い今 労働組合

検討し い 段階

35. TS-35

ン ア 家族イベン 組合 話中

36.TS-36

全 開 催 さ ヘ ト オ リ ヒ ト 部 門 家 族 集 従 業 員 話 し 中

37.TS-37

最低 イ ン計画以 休暇を 部門 あ 超え 部門 あ

38.TS-38

いく 部門 予定タ ッ 以 休暇を取 予定タ ッ 以 休暇

を取 部門 あ

39.TS-39

いく 部 計画し タ ッ 休暇を 計画し タ ッ


(3)

95 Floriana Gandi, 2013

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang Dalam Laporan Bulanan Di Perusahaan Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40. TS-40

いく 部門 予定さ い 有休計画 少 多

し し

41.TS-41

最低休暇 ン 少 い取 部門 有 超え 部門 有 こ

別々 部門 注目

42. TS-42

科 予 定 し 標 的 以 帰 休 を 取 予 定 し 標 的 以 を 取 科

43.TS-43

数部門 決 有給 あ 使わ 従業員 い 決 有給以 使

う従業員 い

44. TS-44

いく 部門 休暇タ ッ 以 あ 計画さ 休暇タ ッ

以 あ

45.TS-45

い 部門 決 休暇を取 し い そ 為 取 各


(4)

64

Floriana Gandi, 2013

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang Dalam Laporan Bulanan Di Perusahaan Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

参考文献

Dahidi,A. (2001). ”Analisis Kesalahan”. Sebuah Modul dalam Matrikulasi. Bandung, PPS UPI. Tidak diterbitkan.

Dahidi,A. (2002). ”Handout Seputar Penerjemahan”. Sebuah Modul dalam Perkuliahan Mata Kuliah Honyakuhoo. Bandung,PPS UPI. Tidak diterbitkan.

Hartono,Rudi.2009. Teori Terjemahan (A Handbook for translator).Semarang:Cipta Prima Nusantara.

橋 本 学・2006 第二 言 語 学習 者 の誤 用に 関 す る分 析 を第 二言 語 教 育に 活 かす ため の

予備的考察・岩手大学人文社会科学部紀要・第78号 105-113

Indihadi Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa. BBM.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta : PT Gramedia.

Larson Mildred. L.1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih Bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan.

Manaf, Ngusman Abdul. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press. 2009.

成瀬 武史・1995 翻訳の諸相:理論と実際 東京・開文社出版

Pateda,Mansoer.1989.Analisis Kesalahan.Nusa Tenggara Timur:Nusa Indah.

Purwati, Kunkun.2011.Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku Tingkat Dasar. Bandung:UPI.


(5)

65

Floriana Gandi, 2013

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang Dalam Laporan Bulanan Di Perusahaan Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Safrina,Rd (2001). Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.1. no.1. Bandung,FPBS UPI. Sakri,Ajat.1985.Ihwal Menerjemahkan.Bandung:Penerbit ITB.

Simatupang, Maurits D.S.2000. Pengantar Teori Terjemahan.Jakarta:DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Sutedi,Dedi.2009.Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang.Bandung:Humaniora. Syamsuddin,AR dan Damaianti,S Vismaia.2007.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung:Rosda. Sadtono,E.1985. Pedoman Penerjemahan.Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa.

Simatupang, M.D.S. (2000). Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Soeparman, Meiky.2009. “Analisis Kesaalahan Leksikal dan Gramatikal Terjemahan Mahasiswa Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado”. Bandung:UPI

Suryawinata,Z. dan Hariyanto,S. (2003). Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan).Yogyakarta:Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa.Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago.1995.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.


(6)

66

Floriana Gandi, 2013

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang Dalam Laporan Bulanan Di Perusahaan Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, Henry Guntur.1984.Pengajaran Sintaksis.Bandung:Angkasa. Widyamartaya,A.1989.Seni Menerjemahkan:Yogyakarta:Kanisius.