KEEFEKTIFAN MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN.

(1)

KEEFEKTIFAN MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS)

DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013-2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar Konsentrasi Bahasa Indonesia

oleh Yudi Bachtiar NIM 1201294

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

KEEFEKTIFAN MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS)

DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013-2014)

oleh Yudi Bachtiar

S. Pd. UPI Purwakarta, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M. Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar konsentrasi

bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana

© Yudi Bachtiar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

KEEFEKTIFAN MODEL THINK-PAIRS-SHARE (TPS) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013-2014)

oleh Yudi Bachtiar NIM. 1201294

disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing: GPembimbing I,

Pembimbing II,


(4)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

KEEFEKTIFAN MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS)

DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013-2014)

oleh: Yudi Bachtiar 1201294

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena rendahnya keterampilan siswa kelas V SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta dalam menulis laporan pengamatan. Keterampilan awal menulis mayoritas siswa memiliki kualitas yang rendah, baik dari aspek isi dan relevansi isi gagasan yang dilaporkan, organisasi isi laporan, ketepatan analisis data dan penyimpulan dari hasil penginderaan terhadap objek, gaya dan ketetapan diksi, serta ketepatan ejaan dan tanda baca. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model think-pair-share dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan non-equivalent control group design. Penelitian dilakukan di SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta dengan mengambil partisipan penelitian yakni siswa kelas V yang ditentukan secara random menggunakan teknik stratified sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes esai menulis laporan pengamatan. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik melalui uji normalitas, homogenitas, dan t-test.

Berbeda dengan kelas konvensional yang cenderung tidak mengalami kemajuan yang signifikan. Pasca mendapatkan treatment berupa model think-pair-share, keterampilan siswa kelas eksperimen dalam menulis laporan pengamatan meningkat secara signifikan. Setelah dilakukan uji t terhadap data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh thitung=2,298, dan ttabel (0,975)=2,040

dengan taraf signifikansi 95%. Dengan demikian, thitung=2,298>ttabel (0,975)=2,040.

Jadi, terdapat perbedaan tingkat keterampilan antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol dalam menulis laporan pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara empirik bahwa model think-pair-share dapat digunakan untuk peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan dengan mengubah gaya pembelajaran dari individual-kompetitif ke kooperatif-kolaboratif yang lebih memberdayakan siswa.


(5)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

Kata kunci: keterampilan menulis, pembelajaran kooperatif, model think-pair- share

EFFECTIVENESS OF THINK-PAIR-SHARE (TPS) MODEL IN IMPROVING OBSERVATIONS REPORT

WRITING SKILLS

(Quasi-Experimental studies in the V Grade of SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta School Year 2013-2014)

by: Yudi Bachtiar 1201294

ABSTRACT

Background of this research was the phenomenon of lower skills of fifth grade students in SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta in writing observation reports. Early writing skills of the students were low, both of the content and relevance of the reported content of ideas, organization of the report content, the accuracy of the data analysis and conclusions from the results of the detection of objects, style and diction of the statutes, and the accuracy of spelling and punctuation. This research aimed to describe the effectiveness of think-pair-share model in improving the writing skills of observation reports. this study used quasi-experimental method with non-equivalent control group design. The study was conducted in SD Plus al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta, the participants of this research are the fifth grade students were determined randomly using stratified sampling technique. The research instrument used was an essay test of writing observation reports. The data were analyzed statistically by tests of normality, homogeneity, and t-test. Unlike conventional classes tend not experience significant progress. After getting treatment in the form of a model think-pair-share, the experimental class students' skills in writing observation reports increased significantly. After the t test to the posttest data of experimental class and control class, obtained tstatistic=2.298,

and ttable (0.975)=2.040 with a significance level of 95%. Thus tstatistic=2.298>ttable (0.975)=2.040. So, there is a difference in skill level between students of the

experimental class with students of the control class in writing observation reports. The results of this study demonstrate empirically that the think-pair-share model can be used to improve the writing skills of observation reports by changing the learning style from the individual-competitive to cooperative-collaborative that more empowering students.


(6)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv


(7)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian... 8

C. Tujuan Penelitian... 10

D. Manfaat penelitian... 10

E. Struktur Organisasi Tesis... 10

BAB II MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN... 11

A. Model Think-Pair-Share ... 11

B. Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan Deskripsi... 36

C. Kerangka Pemikiran... 43

D. Hipotesis Penelitian... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 46

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 46

B. Desain Penelitian... 48

C. Metode Penelitian... 50

D. Definisi Operasional... 50

E. Instrumen Penelitian... 51


(8)

vii

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(9)

vii

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 60

A. Hasil Penelitian... 60

1. Deskripsi Nilai Pretest dan Posttest Menulis Laporan Pengamatan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 60

2. Uji Persyaratan Analisis... 62

3. Uji Hipotesis Penelitian... 63

B. Pembahasan Penelitian... 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 99

A. Simpulan... 99

B. Saran... 99

DAFTAR PUSTAKA... 101 LAMPIRAN


(10)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komparasi Kelompok Belajar Kooperatif Versus Kelompok Belajar Konvensional... 19 Tabel 3.1 Keadaan Murid Kelas V SDP al-Muhajirin Tahun Ajaran

2013-2014... 47 Tabel 3.2 Sintaks Model Think-Pair-Share... 49 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Menulis Laporan Pengamatan... 53 Tabel 3.4 Pengembangan rubrik penilaian menulis laporan

pengamatan... 54 Tabel 4.1 Nilai Pretest dan Posttest Menulis Laporan

Pengamatan... 60 Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, dan

Gain menulis laporan pengamatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 62 Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan

Posttest menulis laporan pengamatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 63 Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji t Data Pretest dan Posttest menulis

laporan pengamatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 64


(11)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perspektif Menyeluruh Pembelajaran Kooperatif... 20

Gambar 2.2 Kerangka Teoretik Pembelajaran Kooperatif... 28

Gambar 2.3 Ciri-Ciri Kunci Model Think-Pair-Share... 34

Gambar 4.1 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen... 61

Gambar 4.2 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 61

Gambar 4.3 Sampel Pretest Subjek Nomor 14 di Kelas Eksperimen... 65

Gambar 4.4 Sampel Posttest Subjek Nomor 14 di Kelas Eksperimen... 66

Gambar 4.5 Sampel Pretest Subjek Nomor 3 di Kelas Kontrol... 67

Gambar 4.6 Sampel Posttest Subjek Nomor 3 di Kelas Kontrol... 68

Gambar 4.7 Komparasi Nilai Pretest dan Posttest Subjek Nomor 14 dan Subjek Nomor 3... 69

Gambar 4.8 Sampel Pretest Subjek Nomor 31 di Kelas Eksperimen... 70

Gambar 4.9 Sampel Posttest Subjek Nomor 31 di Kelas Eksperimen... 71

Gambar 4.10 Sampel Pretest Subjek Nomor 18 di Kelas Kontrol... 72

Gambar 4.11 Sampel Posttest Subjek Nomor 18 di Kelas Kontrol... 73

Gambar 4.12 Komparasi Nilai Pretest dan Posttest Subjek Nomor 31 dan Subjek Nomor 18... 74

Gambar 4.13 Sampel Pretest Subjek Nomor 23 di Kelas Eksperimen... 75

Gambar 4.14 Sampel Posttest Subjek Nomor 23 di Kelas Eksperimen... 76

Gambar 4.15 Sampel Pretest Subjek Nomor 20 di Kelas Kontrol... 78


(12)

x

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.17 Komparasi Nilai Pretest dan Posttest Subjek Nomor 23


(13)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran II Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran III Uji Persyaratan Analisis Lampiran IV Dokumentasi Penelitian


(14)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak bermulanya sejarah peradaban dunia, bahasa telah menjadi alat utama bagi manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan komunikasi itu dicirikan dengan penggunaan simbol-simbol lisan dan atau tertulis secara acak sesuai makna yang telah diterima oleh masyarakat penuturnya (Ohoiwutun, 2007:14). Melalui penggunaan bahasa, manusia tidak saja mampu mengenal dirinya, namun juga mampu mengenal budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya, sehingga memperoleh pengetahuan untuk mengembangkan kebudayaan dan peradabannya (BSNP, 2006).

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan tinggi dan fungsi penting bagi bangsa Indonesia, hal tersebut tersurat secara jelas dalam Undang-Undang (UU) No. 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan, yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lebih lanjut, pasal 25 ayat tiga UU tersebut menyatakan bahwa, bahasa Indonesia tidak saja berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa, melainkan juga berfungsi sebagai pengantar pendidikan. Konsekuensi dari amanat UU tersebut adalah tuntutan terhadap para pendidik untuk mengajarkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar kepada peserta didik.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional NKRI, mulai diajarkan kepada anak sejak bangku sekolah dasar. Selama mengenyam pendidikan di jenjang


(15)

2

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan tersebut, anak diajari empat keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan


(16)

3

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan menulis (Slamet, 2007:4). Dengan diajarkannya empat keterampilan berbahasa tersebut, siswa sebagai titik sentral pembelajaran, diharapkan dapat berkomunikasi dengan bahasa yang ia pelajari (bahasa Indonesia) dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, sehingga dapat berinteraksi melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya dalam lembaga-lembaga sosial di mana mereka berada (Ohoiwutun, 2007:110 – 113). Dengan memiliki keterampilan berbahasa yang baik, diharapkan anak akan mampu menjalani hidup dan kehidupannya secara baik pula dan dapat diterima oleh sistem sosialnya. Melalui keterampilan menyimak, anak akan mampu menerima dan mencerna informasi/pengetahuan yang didengarnya; melalui keterampilan berbicara, anak dapat berkomunikasi secara efektif; melalui keterampilan membaca, anak akan mampu menambah khasanah pengetahuannya; dan melalui keterampilan menulis, anak dapat menambah sarana komunikasinya dengan orang lain melalui media tulisan.

Dari empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap sebagai keterampilan yang paling sulit untuk dikuasai karena merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks (Slamet, 2008:141). Masalah ini dinilai wajar terjadi,

karena menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun (Akhadiah, 1992:104), dan bukan pula sekadar kegiatan merangkai kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengungkapkan dan mengembangkan pikiran dalam suatu tulisan yang teratur (Cahyani dan Hodijah, 2007:10).

Meski relatif sulit untuk dikuasai, keterampilan menulis sangat penting untuk dimiliki oleh para siswa. Menulis adalah alat komunikasi yang sangat baik. Melalui menulis, setiap orang dapat menyampaikan perasaan, ide, dan pemberitahuan kepada orang lain. Menulis adalah sebuah kesempatan; menulis memungkinkan para siswa untuk mengekspresikan sesuatu mengenai diri mereka sendiri, mengeksplorasi dan menjelaskan ide-ide. Para siswa dapat menyampaikan ide-ide yang ada di dalam pikiran mereka dengan mengorganisasikannya ke dalam sebuah teks yang baik sehingga siswa yang lainnya dapat mengetahui ide-ide tersebut dan berpikir secara kritis (Sharples dalam Siburian, 2013:31).


(17)

4

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan


(18)

5

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan menulis harus diajarkan dan dilatih sejak dini agar dapat dikuasai dengan baik. Mengingat tingginya tingkat kesulitan dalam menguasai keterampilan menulis, pengajaran menulis mulai diajarkan kepada anak sejak kelas satu sekolah dasar. Pembelajaran menulis tersebut terdiri dari dua fase, yakni fase menulis permulaan yang diajarkan pada kelas I dan II, dan fase menulis lanjut yang diajarkan pada kelas III, IV, V, dan VI.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, silabus pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar mengharuskan siswa untuk mampu menulis dalam berbagai genre. Genre-genre tulisan tersebut adalah narasi, eksposisi, deskripsi, laporan, eksplanasi, eksposisi analitis, prosedur, diskusi, resensi, anekdot, humor, dan berita. Berdasarkan paparan tersebut, menulis deskripsi adalah salah satu genre yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Secara teori, paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan seseorang, tempat, atau benda dengan cara tertentu secara jelas sehingga para pembaca dapat memvisualisasikan topik tulisan dan masuk ke dalam pengalaman penulis (Evawina dalam Siburian, 2013:31).

Menginjak semester kedua di kelas V sekolah dasar, siswa dituntut untuk mampu menulis laporan pengamatan dengan memerhatikan penggunaan ejaan (Suyatno, 2008:113). Laporan pengamatan tersebut dapat berbentuk deskripsi, narasi, dan atau eksposisi (Emilia, 2008:89). Bentuk laporan disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi dasar pembelajaran yang hendak dicapai oleh guru. Dari tiga bentuk tulisan tersebut, menulis deskripsi merupakan bentuk tulisan yang paling tepat untuk digunakan dalam penulisan laporan pengamatan, karena dengan menulis deskriptif, siswa dapat berlatih untuk menyajikan realitas yang dirasakan oleh pancaindranya dalam sebuah tulisan sehingga memberikan pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Semi, 2003:41).


(19)

6

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di Indonesia sendiri, menulis merupakan keterampilan yang dinilai paling terbengkalai dalam pendidikan bahasa. Hal ini disebabkan karena praktek yang salah dalam pembelajaran menulis mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Alwasilah & Suzanna, 2007:223). Menulis merupakan keterampilan yang dibutuhkan dalam setiap mata pelajaran di sekolah. Namun sayangnya, pengajaran menulis di sebagian sekolah belum dilaksanakan dengan baik sehingga menimbulkan stigma negatif bahwa menulis merupakan keterampilan yang sulit dikuasai.

Metode mengajar mempengaruhi belajar (Slameto, 2003:11). Jika guru menyajikan pembelajaran secara sporadis, tidak sistematis dan asal mengajar, maka aktivitas belajar siswa pun tidak akan baik, sehingga akan berpengaruh terhadap prestas belajar siswa.

Pola-pola pendidikan individualistis, digabungkan dengan hafalan yang dikuasai oleh guru, sebenarnya merupakan suatu hal yang kontraproduktif, baik dalam tataran individu maupun sosial. Hal tersebut disebabkan karena model tersebut hanya menekankan pada angka pembelajaran, menciptakan sebuah interaksi yang tidak alamiah, bahkan menjelma menjadi iklim yang antisosial, serta simbol kegagalan dalam upaya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya dan melatih kemampuannya untuk bekerja sama. Bagaimanapun, manusia pada dasarnya suka bekerja sama, berdebat, berdiskusi, dan selalu berupaya menyaingi kompetensi yang dimiliki lawan debat atau diskusinya (Jhonson, dkk dalam Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E.,2009:296).

Dalam proses pembelajaran menulis laporan pengamatan, guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan karya tulisnya secara mandiri, meskipun pada prakteknya mereka mengerjakan karya tulis tersebut secara kolektif melalui diskusi dengan teman sebangku atau teman yang duduk di dekatnya. Keadaan tersebut mengindikasikan keberagaman tingkat kognisi siswa dalam menulis, ada yang tinggi, sedang, dan rendah. Bagi siswa yang berkognisi tinggi dan atau sedang, mereka relatif tidak mengalami banyak kesulitan dalam menulis sehingga


(20)

7

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu mengerjakan karya tulisnya secara mandiri. Namun bagi mereka yang tidak berkognisi tinggi, membuat karya tulis relatif sulit dilakukan sehingga membutuhkan bantuan dari rekannya yang lebih mampu. Selain itu, hasil karya tulis siswa secara umum memiliki kelemahan yang sama, yakni dari segi kualitas dan lingkup isi, organisasi dan tampilan isi, gaya dan ketepatan, bentuk gramatikal, ejaan, dan tulisan tangan dan kerapian.

Selain itu, ketiadaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan juga menjadi faktor lain yang diindikasikan menjadi penyebab rendahnya keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan. Dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan, guru hanya menggunakan contoh-contoh tulisan atau bentuk teks laporan pengamatan dari buku. Padahal, terdapat banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menunjang proses belajar dan pembelajaran di kelas.

Dalam konteks pembelajaran, media-media yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar meliputi peralatan yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran, media-media tersebut antara lain buku, tape ecorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih mudah, baik bagi siswa maupun bagi guru (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2011:4).

Dari tiga faktor yang diindikasikan menjadi penyebab rendahnya keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan, yaitu:1) pendekatan yang memusatkan pembelajaran kepada guru (teacher centered), 2) metode mengajar yang kurang menarik, dan 3) penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik. Faktor pertama dan kedua adalah faktor-faktor yang paling penting untuk diubah, karena dua faktor tersebut digunakan sepanjang pembelajaran, sedangkan media lebih bersifat temporal. Dari pemaparan tersebut, diasumsikan bahwa pembelajaran menulis laporan pengamatan membutuhkan model


(21)

8

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran kooperatif yang dapat memfasilitasi siswa untuk berbagi informasi dengan siswa lainnya dan saling belajar – mengajar di antara mereka.

Model pembelajaran kooperatif membuat aktivitas belajar tidak lagi berfokus kepada guru, melainkan kepada siswa sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lebih aktif, dinamis, dan menyenangkan. Dengan kondisi seperti ini, siswa akan mengalami sebuah perubahan pengertian mengenai belajar, bahwa belajar bukanlah sesuatu yang sulit dan juga menyenangkan (Isjoni, 2010:35-40).

Termasuk ke dalam rumpun model pembelajaran sosial (Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., 2009:299), model pembelajaran kooperatif terdiri dari empat tipe, yakni Student Team Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Assisted Individualization (TAI), dan Group Investigation Technique (GIT) (Slavin, 2010:143-204).Seiring berjalannya waktu, model pembelajaran kooperatif terus berkembang sehingga melahirkan tipe-tipe baru seperti Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Think-Talk-Write (TTW), dan Think-Pair-Share (TPS). Seluruh tipe model pembelajaran kooperatif tersebut pada dasarnya adalah sama, yakni mengutamakan kerja sama dalam kelompok. Namun, masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan tersendiri, sehingga tidak bisa diterapkan untuk seluruh materi dan atau mata pelajaran di sekolah.

Dengan mempertimbangkan karakteristik, kelebihan dan kekurangan dari tipe-tipe model pembelajaran kooperatif tersebut, think-pair-share merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan. Langkah-langkah dalam think-pair-share selaras dengan aktivitas menulis itu sendiri yang membutuhkan kemampuan berpikir (thinking) untuk menuangkan ide dan gagasan dalam tulisan yang teratur. Kemudian dengan kegiatan berpasangan (pairing), dan berbagi (sharing), aktivitas menulis akan menjadi lebih menyenangkan sehingga memberikan motivasi lebih kepada para siswa untuk menulis.


(22)

9

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran think-pair-share dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland, Amerika Serikat pada tahun 1981. Sejak saat itu, think-pair-share telah digunakan oleh banyak penulis dalam bidang pembelajaran kooperatif (Marzano dan Pickering dalam Kaddoura, 2013:4).

Model think-pair-share memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri dan bekerja sama dengan orang lain. Di antara keunggulan model pembelajaran ini, yakni mampu mengoptimalkan partisipasi siswa (Lie, 2010:57).

Dalam prosesnya, pembelajaran dengan menggunakan model think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu (Nurhadi dkk, 2003:66). Tahap utama dalam pembelajaran dengan model think-pair-share adalah thinking, pairing, dan sharing. Pembelajaran diawali dengan pengajuan pertanyaan oleh guru, kemudian masing-masing siswa diarahkan untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut secara mandiri. Setelah itu, guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lainnya untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok mengomparasikan jawaban mereka dengan merumuskan jawaban yang dianggap paling benar atau paling meyakinkan. Pada tahap akhir, guru meminta kepada setiap kelompok untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang hasil diskusi mereka (Ibrahim, 2000:26-27).

Pembelajaran menulis yang disajikan dalam model pembelajaran think-pair-share memberikan ruang bagi para siswa untuk saling membantu dengan rekan sekelasnya dalam sebuah kelompok kerja kecil untuk memecahkan suatu permasalahan. Setelah jawaban atas permasalahan tersebut ditemukan, siswa pun diberikan kesempatan untuk membagi ide yang mereka miliki kepada rekan-rekannya yang lain di kelas. Melalui model think-pair-share, pembelajaran menulis akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan sehingga berimplikasi positif terhadap keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan.


(23)

10

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang dilakukan oleh orang-orang yang berbeda dalam konteks mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai keefektifan model think-pair-share dalam pembelajaran menulis, menunjukkan bahwa penggunaannya mampu meningkatkan keterampilan siswa. Lusianti (2012), menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran think-pair-share dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Pajang 4. Selanjutnya Iqma (2013), menyimpulkan bahwa model pembelajaran think-pair-share tidak hanya efektif meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis berita, namun juga mampu mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif.

Pemaparan di atas mendasari penelitian ini. Melalui penggunaan model pembelajaran think-pair-share, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian

Dari empat keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan yang paling sulit untuk diajarkan. Menulis tidak saja membutuhkan pengetahuan, ide, dan gagasan untuk dituangkan ke dalam tulisan, namun juga membutuhkan kemampuan berpikir yang tinggi untuk merangkai setiap pengetahuan, ide, dan gagasan tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang bermakna bagi pembacanya.

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat tiga unsur yang terlibat, yaitu penulis, isi tulisan, saluran, atau media berupa tulisan (Suparno dan Yunus, 2003:3).

Dari hasil observasi diketahui bahwa teks laporan pengamatan yang dibuat oleh siswa kelas V SDP al-Muhajirin belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Teks tersebut masih memerlukan berbagai perbaikan. Selain hal tersebut, masalah lain dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan di SDP al-Muhajirin adalah ketidakjelasan bentuk teks dan instrumen penilaian. Laporan


(24)

11

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan yang dibuat oleh para siswa tidak memiliki genre yang sama. Sebagian siswa menulis teks laporan pengamatan deskripsi, sebagian lainnya menulis teks laporan pengamatan eksposisi, dan sebagian lainnya menulis teks laporan pengamatan dengan memuat lebih dari satu genre teks. Beragamnya genre teks tersebut akan menyulitkan penilaian oleh guru. Implikasinya, penilaian guru cenderung bersifat subjektif dan menjadi tidak kredibel.

Penilaian pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah harus mengacu kepada sembilan prinsip, yakni sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, dan accountable (BSNP, 2008). Dari sembilan prinsip tersebut, prinsip kedelapan dan kesembilan merupakan dua prinsip yang tidak menjadi acuan penilaian keterampilan menulis laporan pengamatan di SDP al-Muhajirin.

Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Accountable, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar yang objektif. Mengacu kepada dua prinsip penilaian tersebut, penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus menggunakan instrumen penilaian yang jelas sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan di SDP al-Muhajirin, guru menjadi pusat pembelajaran, sedangkan siswa pasif menyimak materi ajar yang diberikan melalui ceramah dan tanya jawab. Untuk merangsang siswa dalam menulis, guru menggunakan media berupa gambar dan contoh teks laporan pengamatan yang terdapat di dalam buku bahasa Indonesia. Dari keadaan tersebut, tergambar bahwa model pembelajaran dan media yang digunakan oleh guru cenderung konvensional, dan kurang menarik, sehingga tidak dapat merangsang siswa untuk mengeluarkan potensi terbaiknya.

Dari pemaparan di atas, diketahui bahwa terdapat beragam faktor yang memengaruhi keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan, sehingga


(25)

12

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan siswa kelas V SDP al-Muhajirin dalammenulis laporan pengamatan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran think-pair-share dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam pendidikan, khususnya mengenai penerapan model think-pair-share dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan di sekolah dasar.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi bagi para guru sekolah dasar dalam mencaritemukan model pembelajaran kooperatif yang lebih inovatif, efektif, dan produktif untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya, dan mata pelajaran lainnya secara umum. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi para guru mengenai kualitas dan keefektifan pengajaran yang selama ini mereka lakukan di kelas.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini dimulai dari bab I pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Pada bab II terdiri dari: kajian Pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab III mengenai metode penelitian berisi penjabaran tentang: lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab V hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari: hasil penelitian, pembahasan penelitian, dan keterbatasan penelitian. Bab V merupakan simpulan dan saran.


(26)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Dengan mempertimbangkan kuantitas, karakteristik, keadaan, dan lokasi penelitian serta keterbatasan peneliti, penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Plus (SDP) al-Muhajirin kabupaten Purwakarta.

SDP al-Muhajirin adalah sekolah dasar Islam swasta yang berada di dalam lingkungan pondok pesantren al-Muhajirin yang berlokasi di Jl. Veteran No. 155 Kebonkolot, Kelurahan Nagrikaler, Kecamatan dan Kabupaten Purwakarta. Mulai berdiri secara resmi pada tahun 1999, siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah tersebut hanya sebanyak 18 anak. Namun, seiring berjalannya waktu, siswa yang mengenyam pendidikan di SDP al-Muhajirin kian bertambah. Pada tahun ajaran 2013-2014, 1.005 anak tercatat sebagai siswa di sekolah dasar tersebut (Dokumen SDP al-Muhajirin, Tahun Ajaran 2013-2014).

Sebagai salah satu sekolah swasta yang unggul dari segi prestasi di kabupaten Purwakarta, SDP al-Muhajirin mengemban misi untuk “Mencetak mukmin salihin, imam al-Muttaqin, dan `Ulama al-Amilin”, dengan moto, “Berzikir dinamis, berakhlak salaf, beraqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama`ah”.

SDP al-Muhajirin dipilih berdasarkan tiga indikator, yakni:1) kemampuan menulis siswa kelas V SDP al-Muhajirin masih membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan; 2) memiliki perlengkapan multimedia (sound system dan proyektor) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pembelajaran; dan 3) belum pernah digunakan sebagai lokasi penelitian sejenis, sehingga terhindar dari penelitian ulang.

Penelitian berfokus pada penggunaan model think-pair-share dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan di kelas V SDP al-Muhajirin. Pada jenjang kelas V, terdapat 207 orang siswa yang terbagi ke dalam enam rombongan


(27)

47

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar dengan komposisi 82 orang siswa laki-laki (39,6%), dan 125 orang siswa perempuan (60,4%). Lebih jelasnya dapat disimak pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Keadaan Murid Kelas V SDP al-Muhajirin Tahun Ajaran 2013-2014

No. Kelas Jumlah Total

L P

01. Siti Aisyah 14 21 35

02. Siti Khodijah 16 17 33

03. Siti Maryam 18 19 37

04. Ibnu Bathutah 12 25 37

05. Ibnu Mas`ud 9 22 31

06. Ibnu Abbas 13 21 34

Jumlah 82 125 207

(Dokumen SDP al-Muhajirin, Tahun Ajaran 2013-2014). Untuk mendeskripsikan keefektifan model think-pair-share dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan, sampel penelitian yang dipilih adalah dua kelas yang memiliki karakteristik yang sama dalam hal tingkat keterampilan menulis laporan pengamatan (sama rendah). Sampel dipilih secara random menggunakan probability sampling dengan teknik stratified sampling.

In stratified sampling, researchers devide (stratify) the population on some specific characteristic (e.g., gender) and then, using simple random sampling, sampel from each subgroup (stratum) of the Population (e.g., females and males). This Guarantee that the sampel will include specific characteristic that the resarcher wants included in the sampel (Creswell, John. W., 2012:144).

Dari segi etnis, seluruh siswa di enam rombongan belajar kelas V berasal dari etnis yang sama, yakni etnis Sunda. Kemudian dari segi prestasi akademik, dari hasil tes awal, diperoleh hasil bahwa rata-rata skor yang diperoleh kelas V Siti Aisyah dan kelas V Ibnu Abbas adalah setara, yakni berada di kisaran 66.

Selanjutnya berdasarkan tabel 3.1 di atas, kelas V Siti Aisyah dan kelas V Ibnu Abbas memiliki jumlah siswa yang hampir sama (35 dan 34), dengan komposisi siswa laki-laki dan perempuan yang tidak jauh berbeda (14:21 dan 13:21). Dengan demikian, kedua kelas tersebut memenuhi syarat untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol karena dapat mendukung terbentuknya


(28)

48

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok yang heterogen dari segi etnis, prestasi akademik, dan jenis kelamin dalam pembelajaran kooperatif dengan model think-pair-share.

Disebabkan oleh begitu dekatnya agenda penelitian dengan jadwal Ujian Sekolah (US) bagi siswa kelas VI dan libur bagi siswa kelas V pada 19 Mei 2014, peneliti hanya diberikan kesempatan oleh pihak sekolah untuk melakukan penelitian dari tanggal 5-16 Mei 2014.

Seluruh siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini telah mengikuti pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolahnya sejak kelas I sampai kelas V. Berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, sejak duduk di bangku kelas I hingga kelas V, siswa telah diajarkan keterampilan menulis dalam berbagai genre. Dengan memilih siswa-siswa tersebut, peneliti berharap bahwa materi atau tugas yang diberikan di kelas selaras dengan kapasitas kemampuan berbahasa Indonesia dan keterampilan menulis mereka.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model think-pair-share dalam meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan. Dalam prakteknya, karena keterbatasan peneliti dalam mengontrol seluruh variabel yang memengaruhi penelitian, maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent control group design dengan menggunakan dua kelompok yang tidak diberikan perlakuan (treatment) yang sama, yakni kelompok eksperimen yang diberikan treatment berupa model think-pair-share dan kelompok kontrol yang diberikan treatment berupa model pembelajaran konvensional.

Desain penelitian tersebut dijelaskan dalam skema berikut: Kelompok Pretest Treatment Posttest

A O1 X O2

B O3 O4


(29)

49

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A :Perlakuan model think-pair-share

B

:-O1 :Pretest kelas eksperimen

O2 :Posttest kelas eksperimen

O3 :Pretest kelas kontrol

O4 :Posttest kelas kontrol

(McMillan dan Schumacher, 2001:342). Penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan. Pertama, melaksanakan pretest di kelas eksperimen dan kelas kontrol guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis laporan pengamatan. Kedua, melaksanakan pembelajaran dengan model think-pair-share pada kelas eksperimen, dan model konvensional pada kelas kontrol. Ketiga, melaksanakan posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol guna mengetahui kemampuan akhir siswa dalam menulis laporan pengamatan setelah diberikan treatment.

Tahapan dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan dengan menggunakan model think-pair-share adalah thinking, pairing, dan sharing. Sintaks dalam think-pair-share dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 3.2

Sintaks Model Think-Pair-Share

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap 1 Pendahuluan

- Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu tiap kegiatan, motivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecah an masalah.

- Guru membagi kelompok yang terdiri dari empat orang

- Guru menentukan pasangan diskusi siswa.

- Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

Tahap 2 Think

- Guru menggali pengetahuan awal siswa.

- Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa.

- Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu. Tahap 3

Pair

Siswa berdiskusi dengan pasangan mengenai jawaban tugas yang dikerjakan secara individu.

Tahap 4 Share

Kedua pasangan bertemu dalam satu kelompok untuk berd iskusi mengenai permasalahan yang sama.

Tahap 5 Diskusi Kelas

Kelompok-kelompok siswa tampil di depan kelas untuk mempresentasikan jawaban LKS.


(30)

50

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penghargaan

Demi diperolehnya data-data penelitian yang utuh dan komprehensif, idealnya penelitian dilakukan dalam enam kali pertemuan di masing-masing kelas (eksperimen dan kontrol). Namun, karena keterbatasan peneliti, penelitian hanya dilakukan dalam tiga kali pertemuan di masing-masing kelas.

C. Metode Penelitian

Berdasarkan klasifikasi jenis-jenis data penelitian, penelitian ini dikenal sebagai penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka untuk dianalisis secara statistik.

Untuk menjawab rumusan masalah dan membuktikan hipotesis penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya, penelitian dilakukan dengan menguji keefektifan model think-pair-share terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan di dalam kelas eksperimen untuk kemudian membandingkan hasilnya dengan keefektifan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan yang digunakan di kelas kontrol, sehingga pada akhirnya diketahui model yang paling efektif di antara keduanya dalam meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan. Dari pemaparan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment), yakni metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yakni variabel bebas (X), yakni model think-pair-share; variabel terikat (Y), yakni, keterampilan menulis laporan pengamatan; dan variabel kontrol, yakni kategori kemampuan awal keterampilan menulis laporan pengamatan.

D. Definisi Operasional

Di dalam kajian ini dijelaskan istilah-istilah yang dinilai penting guna diketahui maknanya.

Think-pair-share merupakan model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya memuat tiga kegiatan utama. Pertama, thinking; Pembelajaran diawali


(31)

51

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pengajuan pertanyaan oleh guru, kemudian masing-masing siswa diarahkan untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut secara mandiri, kedua, pairing; guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lainnya untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Ketiga, sharing; guru meminta kepada setiap kelompok untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan.

Keterampilan menulis laporan pengamatan merupakan kecakapan siswa untuk menggunakan bahasa dalam menulis laporan pengamatan yang melukiskan suatu kejadian berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan siswa sebagai penulis, sehingga menciptakan imajinasi bagi pembaca seakan-akan dapat melihat, mengalami, dan merasakan sendiri cerita yang dibacanya. Teks laporan pengamatan dinilai berdasarkan enam aspek, yakni kualitas dan lingkup isi, organisasi dan tampilan isi, gaya dan ketepatan, bentuk gramatikal, ejaan, dan tulisan tangan dan kerapian.

Dalam penelitian ini, model think-pair-share digunakan dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SDP al-Muhajirin kabupaten Purwakarta tahun ajaran 2013/2014. Keefektifan model think-pair-share dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan akan diketahui pasca pembelajaran dengan membandingkan nilai hasil pretest dan posttest siswa.

E. Instrumen Penelitian

Guna memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, digunakan instrumen penelitian yang relevan.

Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data sehingga kegiatan penelitian dapat dilakukan secara sistematis dan menjadi mudah (Sudjana, 1999:58; Arikunto, 2006:149).

Sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data, instrumen penelitian ini terdiri atas tes esai menulis laporan pengamatan, dan pedoman penilaian menulis laporan pengamatan.


(32)

52

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian terhadap keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan dilakukan pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran dilakukan. Penilaian diartikan sebagai pemberian nilai (Suyata, 2008:2).

Kriteria penilaian keterampilan menulis laporan pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada lima dari enam dimensi menulis kalimat menurut hasil konsensus internasional para guru dan para penimbang (penilai) menulis (International Study of Achievement in Written Composition,1983), yakni:

1) Kualitas dan Lingkup Isi (Quality and Scope of Content)

Dimensi kualitas dan lingkup isi mengkaji jumlah gagasan dalam tulisan yang disusun murid.

2) Organisasi Isi dan Tampilan Isi (Organization & Presentation of Content) Dimensi organisasi isi dan tampilan isi berhubungan dengan jumlah uraian isi laporan (uraian ide) dalam penyusunan tulisan.

3) Gaya dan Ketepatan (Style & Appropriateness)

Dimensi pemilihan gaya & ketepatan tulisan berupa penggunaan variasi frase dalam tulisan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemilihan gaya dan ketepatan adalah penggunaan sekurang-kurangnya satu frase, frase tidak bervariasi, frase bervariasi, frase bervariasi panjang, dan semua bahasa baku dan frase bervariasi.

4) Bentuk Gramatikal (Grammatical Features)

Dimensi bentuk gramatikal tulisan mencakup bentuk kalimat yang ditampilkan murid dalam sebuah tulisan. Bentuk kalimat terkait dengan fungsi kalimat. Adapun fungsi kalimat sebagai berikut.

Inti kalimat (the essentials of sentence) ditulis oleh Rook (1983:8), "A sentence must always have a subject and verb. Sebuah kalimat mesti memiliki subjek dan predikat.

Pembicaran fungsi kalimat mencakup fungsi S (Subjek), P (Predikat), O (Objek), Pel. (Pelaku), dan Ket. (Keterangan). Unsur fungsi S (Subjek) dan P (Predikat) sebagai unsur wajib, serta unsur O (Objek), Pel. (Pelaku), dan Ket.


(33)

53

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Keterangan) merupakan unsur takwajib (unsur manasuka). Unsur wajib itu terdiri atas konstituen kalimat yang tidak dapat dihilangkan, sedangkan unsur takwajib terdiri atas konstituen kalimat yang dapat dihilangkan (Alwi, 1998; Lyons, 1995).

Alisyahbana (1978) menyatakan bahwa suatu kalimat bisa dibentuk dengan minimal dua kata, dua kata yang membentuk kalimat itu mengandung subjek (S) dan predikat (P) sebagai unsur-unsurnya. Dengan adanya S dan P dalam susunan dua kata tersebut, berarti susunan dua kata tersebut dapat dipahami atau dimengerti.

5) Ejaan (Spelling Conventions)

Dimensi ejaan diperlukan dalam menulis. Ejaan yang dijadikan patokan dalam penelitian ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dalam penelitian ini kajian ejaan difokuskan pada penggunaan huruf besar, penggunaan kata depan, penggunaan awalan, pemenggalan suku kata, dan penggunaan tanda baca.

6) Tulisan Tangan & Kerapian (Handwriting & Neatness)

Dimensi tulisan tangan dan kerapian tulisan merupakan indikator tampilan fisik. Tulisan tangan adalah tulisan buatan para murid dengan menggunakan huruf Latin berangkai. Adapun kerapian tulisan adalah kejelasan (keteridentifikasian huruf) tulisan, bentuk huruf (font) produksi microsoft word (Arial, Book Antiqua, Bookman Old Style, Calisto, Century, dsb.) tidak dijadikan ukuran. Jadi, tulisan tangan dan kerapian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kerapian tulisan berangkai dan kejelasan (keteridentifikasian huruf) tulisan (Rahman, 2006:9). 1. Kisi-kisi Tes Menulis Laporan Pengamatan

Kisi-kisi tes disesuaikan dengan tujuan penelitian, yakni mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran think-pair-share dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan. Adapun kisi-kisi tes menulis laporan pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Tes Menulis Laporan Pengamatan

Standar Kompetensi

Kompetensi


(34)

54

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengungkapk an pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk laporan pengamatan berbentuk deskripsi. Menulis laporan pengamatan berbentuk deskripsi dengan memperhatikan kualitas dan lingkup isi, organisasi isi dan tampilan isi, gaya dan ketepatan, bentuk gramatikal, ejaan, tulisan tangan, dan kerapian. Sistematika penyusunan laporan

-Menulis laporan berdasarkan tahapan (dari catatan ke konsep awal/buram awal). -Memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman atau guru menjadi laporan yang baik. Tes unjuk kerja berupa menulis laporan pengamatan

Berdasarkan kisi-kisi tersebut, soal tes menulis laporan pengamatan yang digunakan dalam penelitian baik pretest maupun posttest dikemukakan berikut ini.

Tulislah sebuah laporan pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pilihlah tema yang tepat dan sesuai dengan objek pengamatan

b. Susunlah laporan secara berurut sesuai kerangka laporan pengamatan c. Kembangkan cerita menjadi laporan pengamatan yang utuh

Dalam menulis laporan pengamatan, siswa diarahkan untuk membuat sebuah tulisan yang memperhatikan enam dimensi menulis kalimat dan tersusun dengan kerangka berikut.

A. Pendahuluan Ucapan terima kasih B. Pelaksanaan Kegiatan

1. Tempat dan waktu pengamatan 2. Petugas

3. Hasil yang diperoleh C. Kesimpulan dan Saran D. Penutup


(35)

55

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya rubrik penilaian menulis laporan pengamatan berbentuk deskripsi dikembangkan dalam tabel berikut. Besaran skor yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan dari tiap aspek yang dinilai.

Tabel 3.4

Pengembangan rubrik peniliaan menulis laporan teks pengamatan

No Aspek yang dinilai Skor Kriteria

1. Isi dan relevansi isi gagasan yang

dilaporkan (judul dan gagasan)

Skor 30

30

Sangat Baik:Judul dan isi gagasan yang dikemukakan sangat logis, relevan dan sistematis sesuai dengan topik.

24 Baik:Judul dan gagasan yang dikemukakan

logis dan sistematis sesuai dengan topik. 18

Cukup:Judul dan gagasan yang dikemukakan cukup logis dan cukup sistematis sesuai dengan topik.

12

Kurang:Judul dan gagasan yang dikemukakan kurang logis dan kurang sistematis kurang sesuai dengan topik.

6

Sangat Kurang:tidak ada judul, isi dan gagasan tidak relevan dan tidak sesuai dengan topik.

2. Organisasi isi laporan Skor 25

25

Sangat Baik:Laporan sangat teratur dan rapi, sangat jelas, ada gagasan pokok, pengembang, dan akhir, urutan sangat logis, koherensi antarbagian sangat erat.

20

Baik:Laporan teratur dan rapi, jelas, ada gagasan pokok, pengembang, penutup, urutan logis, koherensi antarbagian erat.

15 Cukup:Laporan cukup teratur,rapi, jelas dan logis, koherensi antarbagian kurang.

10 Kurang:Laporan kurang teratur, rapi, jelas, logis, dan kurang ada koherensi antarbagian. 5

Sangat kurang:Laporan tidak teratur dan tidak rapi, tidak jelas, tidak logis, dan tidak ada koherensi antarbagian.

3. Ketetapan analisis data dan

penyimpulan dari hasil pengindraan

20

Sangat baik:pengamatan terhadap media yang dilaporkan sangat teliti dan ditulis secara runtut,secara detail serta pengembangan ide pokok mendalam mencakup analisis dan


(36)

56

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap objek. Skor 20

penyimpulan.

16

Baik:pengamatan terhadap media yang dilaporkan teliti dan menuliskannya secara runtut, detail serta pengembangan ide pokok mendalam mencakup analisis dan penyimpulan. 12

Cukup:pengamatan terhadap media yang

dilaporkan dituliskan secara terbatas dan cukup runtut.

8

Kurang:Pengamatan terhadap media yang

dilaporkan kurang detail, terbatas dan kurang jelas.

4

Sangat kurang:Pengamatan terhadap media yang dilaporkan kurang detail, sangat terbatas, tidak jelas dan tidak runtut.

4. Gaya dan ketepatan diksi (pilihan struktur dan kosa kata)

Skor 15

15

Sangat baik:Dimensi pemilihan gaya & ketepatan tulisan berupa penggunaan variasi frasa dalam tulisan diksi yang digunakan semua sangat tepat (semua menggunakan kosakata baku, denotasi, dan kata khusus).

12

Baik:Pemilihan gaya & ketepatan tulisan berupa penggunaan variasi frasa dalam tulisan diksi yang digunakan semua tepat (hanya ada 2-3 kesalahan penggunaan kosakata baku, denotasi dan kata khusus)

9

Cukup:Pemilihan gaya & ketepatan tulisan berupa penggunaan variasi frasa dalam tulisan diksi yang digunakan cukup tepat namun ada kesalahan 3-4 penggunaan kata baku denotasi atau kata khusus.

6

Kurang:Pemilihan gaya & ketepatan tulisan berupa penggunaan variasi frasa dalam tulisandiksi yang digunakan kurang tepat namun ada kesalahan 5-6 penggunaan kata baku denotasi atau kata khusus.

3

Sangat kurang:Pemilihan gaya & ketepatan tulisan berupa penggunaan variasi frasa dalam tulisan diksi yang digunakan sangat kurang, terdapat kesalahan dalam setiap kalimat baik penggunaan kata baku maupun denotasi dan kata khusus.


(37)

57

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Ketepatan ejaan dan tanda baca

Skor 10

10

Sangat baik:Memperhatikan ejaan dan tanda baca dengan sangat baik (tidak ada kesalahan sama sekali atau hanya terdapat satu kesalahan) 8

Baik:Memperhatikan ejaan dan tanda baca dengan baik (terdapat 2-3 kesalahan tanda baca dan ejaan).

6

Cukup:Memperhatikan ejaan dan tanda baca dengan cukup baik (terdapat 4-5 kesalahan ejaan dan tanda baca).

4

Kurang:Kurang memperhatikan ejaan dan

tanda baca (terdapat kesalahan ejaan dan tanda baca lebih dari 6 kesalahan).

2 Sangat kurang: dalam teks laporan yang

dibuat tidak memperhatikan ejaan dan tata tulis.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan melalui tujuh tahap. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mengkaji literatur penelitian pendidikan yang sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian. 3. Merumuskan indikator dari setiap data yang telah ditentukan. Indikator

disesuaikan dengan kompetensi dasar dan disusun dalam bentuk RPP.

4. Membuat kriteria penilaian yang sesuai dengan keterampilan menulis laporan pengamatan

5. Mengimplementasikan rumusan yang telah disusun.

6. Mendeskripsikan data berdasarkan kriteria penilaian keterampilan menulis laporan pengamatan.

7. Mengolah data dengan rumus statistik yang telah ditentukan.

Berdasarkan tahapan pengumpulan data penelitian di atas, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah teknik tes.

Teknik tes merupakan rangkaian pertanyaan, latihan, atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan,


(38)

58

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Nurgiantoro, 2001:59). Tes digunakan untuk menguji keefektifan model think-pair-share dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan. Tes mencakup pretest yang dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis laporan pengamatan sebelum pemberian perlakuan, dan posttest yang dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis laporan pengamatan pasca pemberian perlakuan.

Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan dengan menggunakan sarana bahasa tertulis secara tepat (Nurgiantoro, 2001:296). Tes tertulis dalam penelitian ini dilaksanakan sebayak enam kali dalam tiga kali pertemuan dalam bentuk penilaian unjuk kerja. Setiap pertemuan pada pretest dan posttest menggunakan tema yang berbeda dengan harapan akan menghasilkan data penelitian yang lebih sahih.

Pasca tes pada pertemuan pertama dan kedua telah dilaksanakan dan data hasil menulis laporan pengamatan siswa diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah data-data tersebut dengan membandingkan nilai pretest dengan posttest sehingga diperoleh data riil berupa nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel mengenai tingkat keefektifan model pembelajaran think-pair-share dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan.

G. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: 1) mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, 2) menyajikan data, 3) melakukan perhitungan untuk merumuskan masalah, dan 4) melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Analisis data menggunakan statistik inferensial, yakni “statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi di mana sampel diambil. Ada dua macam statistik inferensial, yaitu statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Statistik parametrik


(39)

59

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Statistik nonparametrik digunakan untuk menganalisis data nominal, data ordinal dari populasi yang bebas distribusi.

Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara, yakni analisis data (statistik) dan metode deskriptif. Metode statistik digunakan untuk membandingkan antara hasil pretest dan posttest menulis laporan pengamatan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkah metode deskriptif digunakan untuk mengolah hasil keterampilan menulis laporan pengamatan. Setelah hasil statistik diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan untuk menolak atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil uji hipotesis.

Dalam penelitian ini data diolah dengan software IBM Statistik Program for Social and Science (SPSS) V20 untuk diketahui maknanya. Berikut langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian:

Pertama, data yang telah dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi (maximum).

Kedua, melakukan uji normalitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data-data yang diuji berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi chi kuadrat.

Ketiga, Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui homogenitas variansi sampel yang digunakan. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yang didasarkan pada rata-rata. Keempat, melakukan uji t. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).


(40)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 99

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya mengenai berbagai aspek terkait model think-pair-share, seperti aspek perkembangan kognitif, sosial, dan bahasa anak, ditambah dengan analisis data hasil penelitian, disimpulkan bahwa secara empirik model think-pair-share efektif meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan secara signifikan, terlebih pada aspek organisasi isi, tampilan isi, gaya, dan ketepatan. Meski berbeda dalam hal bentuk tulisan yang dibuat oleh siswa, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lusianti (2012), dan Iqma (2013) mengenai keefektifan model think-pair-share dalam peningkatan keterampilan menulis pantun, dan menulis berita.

B. Saran

Di samping hal-hal positif yang diperoleh, dalam penelitian ini masih ditemui berbagai keterbatasan dan kekurangan. Oleh sebab itu, terdapat saran bagi pihak-pihak terkait.

1. Bagi Kepala Sekolah

Pengetahuan dan wawasan guru sekolah dasar mengenai model pembelajaran kooperatif, khususnya model think-pair-share masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, diharapkan agar kepala sekolah memfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, dan seminar mengenai model-model pembelajaran kooperatif sehingga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas.

2. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Model think-pair-share sebaiknya diimplementasikan pada kelas dengan komposisi siswa yang heterogen dan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, hal


(41)

100

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut bertujuan agar model think-pair-share dapat diimplementasikan secara efektif, mengingat terbatasnya jam pelajaran yang tersedia.

3. Bagi Penelitian di Masa Mendatang

Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian ini memiliki banyak kekurangan dalam berbagai aspek, seperti metode penelitian, desain penelitian, sistem lingkungan, instrumen, dan analisis data penelitian. Seluruh kekurangan tersebut disebabkan oleh terbatasnya sumber daya dan kemampuan peneliti dalam mengontrol variabel-variabel lain yang mungkin memengaruhi penelitian. Penelitian lanjutan perlu dilakukan pada periode waktu yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh pemberian treatment model think-pair-share terhadap keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan yang dapat dijembatani melalui kuasi eksperimen. Selain itu, eksperimen dapat dilakukan dengan mengkaji variabel-variabel lain yang mungkin memengaruhi keterampilan siswa dalam menulis, seperti media yang digunakan, tingkat motivasi, dan kognisi siswa. dengan memperbaiki keterbatasan-keterbatasan tersebut, diharapkan para peneliti selanjutnya dapat menghasilkan temuan-temuan penelitian yang lebih sahih dan relevan.


(42)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 101

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. (1992). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Allen, D., dan Tanner, K. (2005). “Infusing active learning into the large-enrollment biology class: Seven strategies, from the simple to complex”. Cell Biol. Educ., 4, 262-268. DOI: 10.1187/cbe.05-08-0113.

Alwasilah, A. C. Dan Suzanna, S. (2007). Pokoknya menulis: Cara baru menulis dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asma, N. (2006). Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Barbot, B., dkk.,(2012). “Essential skills for creative writing: Integrating multiple domain-specific perspectives”. Thinking Skills and Creativity. 7, (2012), 209–223. DOI: 10.1016/j.tsc.2012.04.006.

Benton, S. L. (1997). Psychological foundations of elementary writing instruction. Kansas: Academic Press.

Cahyani, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan berbahasa di sekolah dasar. Bandung. UPI Press.

Cahyono, Adi. N. (2012). “Vygotskian perspective: Proses scaffolding untuk mencapai Zone of Proximal Development (ZPD) peserta didik dalam pembelajaran matematika”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika: Peningkatan Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya Pembentukan Karakter Bangsa, Yogyakarta.

Cakiroglu, A dan Kuruyer, H. Gul. (2012). “First grade elementary school student’s family involvement in the process of reading and writing skills acquisition”. Procedia - Social and Behavioral Sciences.46, (2012), 5588-5592. DOI: 10.1016/j.sbspro.2012.06.480.

Creswell, John. W. (2012). Educational research: Planning, conducting and evaluating quantitative and qualitative research. Boston: Pearson.

Dahar, R. Wilis. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus besar bahasa Indonesia.

[Online]. Tersedia di: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/. Diakses 13 Maret 2014.

Droga, Louise dan Humphrey, S. (2005). Grammar and meaning. Australia: Target Texts.


(1)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 99

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya mengenai berbagai aspek terkait model think-pair-share, seperti aspek perkembangan kognitif, sosial, dan bahasa anak, ditambah dengan analisis data hasil penelitian, disimpulkan bahwa secara empirik model think-pair-share efektif meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan secara signifikan, terlebih pada aspek organisasi isi, tampilan isi, gaya, dan ketepatan. Meski berbeda dalam hal bentuk tulisan yang dibuat oleh siswa, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lusianti (2012), dan Iqma (2013) mengenai keefektifan model think-pair-share dalam peningkatan keterampilan menulis pantun, dan menulis berita.

B. Saran

Di samping hal-hal positif yang diperoleh, dalam penelitian ini masih ditemui berbagai keterbatasan dan kekurangan. Oleh sebab itu, terdapat saran bagi pihak-pihak terkait.

1. Bagi Kepala Sekolah

Pengetahuan dan wawasan guru sekolah dasar mengenai model pembelajaran kooperatif, khususnya model think-pair-share masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, diharapkan agar kepala sekolah memfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, dan seminar mengenai model-model pembelajaran kooperatif sehingga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas.

2. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Model think-pair-share sebaiknya diimplementasikan pada kelas dengan komposisi siswa yang heterogen dan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, hal


(2)

100

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut bertujuan agar model think-pair-share dapat diimplementasikan secara efektif, mengingat terbatasnya jam pelajaran yang tersedia.

3. Bagi Penelitian di Masa Mendatang

Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian ini memiliki banyak kekurangan dalam berbagai aspek, seperti metode penelitian, desain penelitian, sistem lingkungan, instrumen, dan analisis data penelitian. Seluruh kekurangan tersebut disebabkan oleh terbatasnya sumber daya dan kemampuan peneliti dalam mengontrol variabel-variabel lain yang mungkin memengaruhi penelitian. Penelitian lanjutan perlu dilakukan pada periode waktu yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh pemberian treatment model think-pair-share terhadap keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan yang dapat dijembatani melalui kuasi eksperimen. Selain itu, eksperimen dapat dilakukan dengan mengkaji variabel-variabel lain yang mungkin memengaruhi keterampilan siswa dalam menulis, seperti media yang digunakan, tingkat motivasi, dan kognisi siswa. dengan memperbaiki keterbatasan-keterbatasan tersebut, diharapkan para peneliti selanjutnya dapat menghasilkan temuan-temuan penelitian yang lebih sahih dan relevan.


(3)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 101

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. (1992). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Allen, D., dan Tanner, K. (2005). “Infusing active learning into the large-enrollment biology class: Seven strategies, from the simple to complex”. Cell Biol. Educ., 4, 262-268. DOI: 10.1187/cbe.05-08-0113.

Alwasilah, A. C. Dan Suzanna, S. (2007). Pokoknya menulis: Cara baru menulis dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asma, N. (2006). Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Barbot, B., dkk., (2012). “Essential skills for creative writing: Integrating multiple domain-specific perspectives”. Thinking Skills and Creativity. 7, (2012), 209–223. DOI: 10.1016/j.tsc.2012.04.006.

Benton, S. L. (1997). Psychological foundations ofelementary writing instruction. Kansas: Academic Press.

Cahyani, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan berbahasa di sekolah dasar. Bandung. UPI Press.

Cahyono, Adi. N. (2012). “Vygotskian perspective: Proses scaffolding untuk mencapai Zone of Proximal Development (ZPD) peserta didik dalam pembelajaran matematika”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika: Peningkatan Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya Pembentukan Karakter Bangsa, Yogyakarta.

Cakiroglu, A dan Kuruyer, H. Gul. (2012). “First grade elementary school student’s family involvement in the process of reading and writing skills acquisition”. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 46, (2012), 5588-5592. DOI: 10.1016/j.sbspro.2012.06.480.

Creswell, John. W. (2012). Educational research: Planning, conducting and evaluating quantitative and qualitative research. Boston: Pearson.

Dahar, R. Wilis. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus besar bahasa Indonesia.

[Online]. Tersedia di: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/. Diakses 13 Maret 2014.

Droga, Louise dan Humphrey, S. (2005). Grammar and meaning. Australia: Target Texts.


(4)

102

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ibrahim, Muslimin, dkk. (2000).Pembelajaran kooperatif. Surabaya University Press.

Iqma, N. (2013). “Peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan model think pair share dengan media komik bermuatan cinta lingkungan pada peserta didik kelas viii g smp negeri 1 kandeman semester genap tahun ajar 2012/2013”. Skripsi pada Program Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang.

Isjoni. (2010). Cooperative learning: efektivitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta.

Joyce, B, Wil, M, dan Colhoun, E. (2009). Model-model pembelajaran. (A. Fawaid dan A. Mirza, Trans). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaddoura, M. (2013). “Think pair share: A teaching learning strategy to enchance student’s critical thinking”. Educational Research Quarterly. 36, (4), 3-24. Lie, A. (2010). Cooperatif learning-mempraktikan cooveratif learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Lusianti, A. Fitrika. (2012). “Peningkatan kemampuan menulis pantun melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas IV SDN Pajang 4 (2011/ 2012). Skripsi pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret.

Mascle, D. DeBrine. (2013). “Writing self-efficacy and written communication skills”. Business Communication Quarterly. 76, (2), 216–225. DOI: 10.1177/1080569913480234.

McMillan, J. dan Schumacher, S. (2001). Research in education. New York: Longman.

Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran konstekstual (cooperatif learning di ruang-ruang kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Ohoiwutun, P. (2007). Sosiolinguistik: Memahami bahasa dalam konteks masyarakat dan kebudayaan. Jakarta: Visipro.

Pusat Bahasa. (2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Quinn Allen, L. (2006). “Investigating culture through cooperatif learning”. ProQuest. 39, (1), 11-21.

Radhakrishna, R., Ewing, J., dan Chikthimmah, N. (2012). “TPS (Think, Pair and Share) as an active learning strategy”. NACTA Journal. 56, (3), 84-85. Rahman. (2006). “Kiat guru dalam memicu murid menulis”. Makalah pada

Konferensi Internasional Program Pendidikan Guru untuk Abad ke-21: Jawaban terhadap Tantangan Global, Bandung.


(5)

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reynolds. Mary. E. dan Fish, M. (2010). “Language skills in low-SES rural Appalachian children: Kindergarten to middle childhood”. Journal of

Applied Developmental Psychology. 31 (2010) 238–248. DOI:

10.1016/j.appdev.2010.02.001.

Robertson, K. (2006). Increase Student Interaction with “Think-Pair-Share” and

“Circle Chats”. Colorin Colorado. Diunduh dari

http://www.colorincolorado.org/article/13346.

Rusman. (2010). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Press.

Santrock, J.W, & Yussen, S.R. (1992). Child Development, 5 th Ed. Dubuque: Wm. C. Brown.

Semi, M. Atar. (2003). Menulis efektif. Padang: Angkasa Raya.

Siburian, T. Asih. (2013). “Improving students’ achievement on writing descriptive text through Think Pair Share”. International Journal of Language Learning and Applied Linguistics World. 3, (3), 30-43.

Siddiqui, M. Hasan. (2013). “Group investigation model of teaching: Enhancing learning level”. Indian Journal of Research. 3, (4), 78-80.

Slamet. (2008). Dasar-dasar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dasar. Surakarta: UNS Press.

Slavin, R. (2010). Cooperative learning: Teori, riset, dan praktek. Bandung: Nusamedia.

Sudjana, N. (1999). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.

Sunarto dan Hartono. (1999). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta. Suparno dan M. Yunus. (2006). Keterampilan dasar menulis. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Suprijono, A. (2009). Cooperative learning: Teori dan aplikasi paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suriamiharja, A., dkk. (1997). Petunjuk praktis menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suyatno, H., dkk. (2008). Indahnya bahasa dan sastra Indonesia: untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Syaodih, E. (2010). Psikologi perkembangan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf

Tarigan, D. dan H. G. Tarigan. (1986). Teknik pengajaran keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20, 2003, tentang sistem pendidikan nasional.


(6)

104

Yudi Bachtiar, 2014

Keefektifan model think-pair-share (TPS) dalam peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 24, 2009, tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.

Widyamartaya, A. (1992). Seni menuangkan gagasan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Karnisius.

Woods, Denise M., dan Chen, Kuan-Chou. (2010). “Evaluation techniques for cooperative learning”. International Journal of Management and Information Systems. 14, (1). 1-5.

Yusuf, S., dan Sugandhi, N. M. (2012). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rajawali Press.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

KEEFEKTIFAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 189

KEEFEKTIFAN MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN - repository UPI T PD 1201294 Title

0 0 3