Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Tegowanuh Kaloran Temanggung Menggunakan Metode Discovery T1 292010608 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terletak di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Jumlah siswa SD Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 251 siswa. Dengan keadaan bakat, kemampuan, katerampilan, yang berbeda-beda, mayoritas siswa dari SD Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung beragama Islam sedangkan jumlah tenaga pendidik di SD ini ada sebanyak 8 orang guru kelas dan kepala sekolah, 1 guru olahraga, 2 wiyata bakti, 1 orang guru agama islam, 1 orang TU dan 1 penjaga sekolah. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung dengan subyek penelitian siswa kelas IV sebanyak 38 siswa.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Tegowonuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 38 siswa pada pembelajaran Matematika, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Matematika yang telah dilakukan dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 70. Dengan demikian diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian, dapat di lihat dari tabel 4.1 berikut ini:
(2)
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat jelas perbandingannya siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM 70) adalah sebanyak 19 siswa (50 %) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 19 siswa (50 %) siswa. Dengan nilai rata-rata 65,13 sedangkan nilai maksimum adalah 90 sedangkan nilai minimum adalah 40. Standar deviasi 12,707.
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Tegowanuh Sebelum Tindakan
No Nilai Ketuntasan
Jumlah
Frekuensi Persentase (%)
1 < 70 Belum tuntas 19 50
2 ≥ 70 Tuntas 19 50
Jumlah 38 100
Rata-rata 65,13
Distribusi Skor Pra Siklus
No Skor Frekuensi Persentase % Keterangan
1 40 2 6 Belum Tuntas
2 45 0 0 Belum Tuntas
3 50 5 13 Belum Tuntas
4 55 5 13 Belum Tuntas
5 60 6 16 Belum Tuntas
6 65 1 3 Belum Tuntas
7 70 7 18 Tuntas
8 75 4 11 Tuntas
9 80 6 16 Tuntas
10 85 1 3 Tuntas
11 90 1 3 Tuntas
Jumlah 38 100
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
VAR00001 38 40 90 65,13 12,707
Valid N (listwise)
(3)
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Semester II SDN Tegowanuh
Sebelum Tindakan
Hasil Ketuntasan belajar siswa SD Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70 ) sebanyak 19 siswa atau 50 %, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 19 siswa dengan persentase 50 %.
Berdasarkan observasi, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh metode yang sering diterima siswa dalam pembelajaran selalu menggunakan metode ceramah, yang mengakibatkan siswa bosan dan tidak antusias dalam menjawab pertanyaan guru. Diperoleh data hasil belajar siswa yang masih rendah dari siswa kelas IV di SD Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Untuk itu, dalam penelitian di SD Negeri Tegowanuh Kec. Kaloran Kab. Temanggung menggunakan Metode Discovery guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kec. Kaloran Kab. Temanggung, yang akan dilakukan dalam dua siklus.
4.2.2 Perencanaan Siklus I a. Pertemuan I
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas IV mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, alat dan
50% 50%
(4)
media yang akan digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP), rubrik aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, lembar implementasi RPP saat proses belajar mengajar, media yang akan digunakan dalam pembelajaran, buku pembelajaran yang mendukung, dan ruang atau tempat yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan dalam kelas atau pun diluar kelas.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi “Sifat-Sifat Bangun Ruang Balok dan Kubus”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran, kemudian guru menyiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu gambar bangun ruang balok dan kubus. Setelah semua telah dipersiapkan dengan baik oleh peneliti, kemudian menerapkan RPP dengan metode discovery dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kolaborator. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode discovery adalah: (1) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (2) penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (3) siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (4) melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah yang diajukan guru, (5) menganalisis hasil kegiatan yang telah dilakukan siswa, (6) menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (7) aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pengamatan Implementasi Aktivitas Siswa, Lembar Pengamatan Implementasi RPP, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yaitu di kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kaloran.
(5)
4.2.3 Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran).
a. Pertemuan 1
1. Pendahuluan (5 menit) Apersepsi :
Salam, absensi
Tanya jawab pelajaran yang lalu 2. Kegiatan Inti (45 menit)
a) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, Sebutkan sifat-sifat kubus !
b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis,
c) Siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis,
d) Melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah yang diajukan guru e) Menganalisis hasil kegiatan yang telah dilakukan siswa
f) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, g) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. 3. Penutup (20 menit)
Memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
Guru dan siswa melakukan refleksi Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan kedua terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. b. Pertemuan 2
1. Pendahuluan (5 menit)
Tanya jawab pelajaran yang lalu 2. Kegiatan Inti (45 menit)
(6)
Sebutkan sifat-sifat balok !
b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis,
c) Siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis,
d) Melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah yang diajukan guru e) Menganalisis hasil kegiatan yang telah dilakukan siswa
f) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, g) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. 3. Penutup (20 menit)
- Memberi kesempatan kepada siswa ntuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
- Tes formatif
4.2.4 Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus I
Hasil pengamatan impementasi RPP siklus I dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat dalam tabel berikut tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Implementasi RPP pada Siklus I
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
Perencanaan Pembelajaran
Potensi : tersedia RPP, tersedia alat peraga dan sarana penunjang pembelajaran kegiatan belajar
menggambarkan pembelajaran aktif Strategi
Pembelajaran
Potensi : menyampaikan apersepsi, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan langkah-langkah pembelajaran, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat dalam kelompok, kerja lapangan, presentasi kelas, ada kesimpulan dan penguatan.
Hal perlu diperbaiki:
Terlalu cepat dalam memberikan materi
Dalam memberikan materi jangan terlalu cepat.
(7)
.
Manajemen Kelas
Potensi : tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan mobilitas, interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah kegiatan belum dikelola dengan baik.
Hal perlu diperbaiki: pengelolaan waktu,kurang kondusif
pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
.
Penilaian Potensi : perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian Hal perlu diperbaiki: penghargaan terhadap siswa
penghargaan terhadap siswa yang bertanya saat presentasi
Hasil dari pengamatan implementasi RPP pada siklus I mempunyai 4 aspek penting dalam pengamatan. Aspek perencanaan pembelajaran, aspek strategi pembelajaran, aspek manajemen kelas, dan aspek penilaian. Dari tabel 4.3 diatas maka perlu adanya perbaikan pada guru seperti terlalu cepat dalam penyampaian materi serta pengendalian suasana kelas supaya lebih kondusif, pengelolaan waktu perlu diperbaiki, penghargaan terhadap siswa yang melakukan Tanya jawab baik saat diskusi ataupun saat presentasi. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I
No Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I Pra
pembelajaran
Potensi : Siswa siap menerima pelajaran, siswa telah menempati tempat duduknya II Kegiatan Awal
Pembelajaran
Potensi : siswa menjawab pertanyaan apersepsi
Hal perlu diperbaiki: menjawab pertanyaan dari guru
Berikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa masuk pada materi pelajaran
(8)
Dari tabel 4.4 maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan siswa ketika pembelajaran seperti melakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran. Siswa perlu dibimbing dalam diskusi kelompok, dalam menyelesaikan masalah dalam kelompoknya. Siswa perlu dilibatkan dalam melakukan refleksi. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di siklus I.
4.2.5 Refleksi Siklus I
Hasil Penelitian Siklus I
Hasil belajar pada siklus I ini berupa pengamatan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran discovery penilaian pembelajaran berdasarkan penilaian proses dan tes formatif. Hasil dari penilaian pembelajaran discovery siklus I ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil pengamatan implementasi RPP siklus II dan hasil pengamatan siswa pada siklus II akan disajikan pada tabel 4.3.
Hasil belajar pada siklus I yang memperoleh nilai < dari KKM 70 ada 13 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai ≥ KKM 70 ada 25 siswa, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan tindakan menggunakan pembelajaran metode discovery pada Siklus I diketahui masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menemukan sendiri materi yang dipelajari, tetapi selalu diberi informasi oleh guru. Akan tetapi terlihat ada peningkatan dari prasiklus 50% yang 6 tuntas naik 16% menjadi 66% siswa yang tuntas pada siklus II. Hasil distribusi skor dan penilaian formatif siklus I dapat dilihat ditabel 4.5 III Kegiatan Inti
Pembelajaran
Potensi : siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa aktif dalam kelompok masing-masing melakukan tanya jawab, kerja kelompok.
IV. Penutup Potensi : siswa melakukan refleksi bersama guru
Hal perlu diperbaiki: refleksi bersama guru
membimbing siswa melakukan refleksi
(9)
Tabel 4.5
Distribusi Skor Siklus I
No Skor Frekuensi
Persentase
(%) Keterangan
1 60 7 18 Belum tuntas
2 65 6 16 Belum tuntas
3 70 6 16 Tuntas
4 75 13 34 Tuntas
5 80 3 8 Tuntas
6 85 2 5 Tuntas
7 90 1 3 Tuntas
Jumlah 38 100
Pada siklus I telah dilaksanakan tindakan dengan pembelajaran discovery dapat dilihat dari tabel 4.5 distribusi skor Siklus I, ada peningkatan pada prasiklus ke siklus I. Dari 50% siswa tuntas pada prasiklus naik menjadi 66% siswa tuntas pada siklus I. Pada siklus I siswa belum tuntas tercatat mencapai 13 siswa atau 34% (siswa yang mendapatkan skor 60=18%, 65=16%) yang belum memenuhi KKM 70. Sedangkan siswa yang tuntas mencapai 25 siswa atau 66% (siswa yang mendapatkan skor 70=16%, 75=34%, 80=8%, 85=5%, dan 90=3%) sudah memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70. Pada siklus satu skor tertinggi mencapai 90 sedangkan skor terendah adalah 60, rata-rata adalah 71,18 dan standar deviasi adalah 7,83566. Ada peningkatan hasil belajar matematika siswa dan skor rata-rata kelas siswa pun meningkat pada siklus I. Berdasarkan Kriteria
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 38 60,00 90,00 71,1842 7,83566
Valid N (listwise)
(10)
Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan skor siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6:
Tabel 4.6
Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa Jumlah Persentase
(%)
1 Tuntas 25 66
2 Belum tuntas 13 34
Jumlah 38 100
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai skor kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM 70) sebanyak 13 siswa atau 34%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 25 siswa dengan persentase 66%. Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Siklus I
Akan tetapi pada Siklus I telah terjadi peningkatan pembelajaran yaitu pada kondisi awal yang dapat dilihat pada ketuntasan pembelajaran dari 50% naik menjadi 66% pada hasil penilaian Siklus I. Berdasarkan kekurangan yang terjadi
66% 34%
(11)
pada Siklus 1, ada 13 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Maka peneliti akan memperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II, agar pembelajaran tercapai secara optimal. Hal perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada Siklus II antara lain dengan cara:
a) Dalam penyampaian sebaiknya guru jangan terlalu cepat sehingga siswa lebih fokus dan lebih menekankan pada materi
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami.
c) Siswa melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah yang telah disusun guru supaya dilapangan siswa dapat bekerja secara maksimal.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.3.1.Perencanaan Siklus II
a. Pertemuan 1
Perencanaan pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada siklus I, maka pada perencanaan siklus II ini dalam menyampaikan materi tidak terlalu cepat, sehingga siswa fokus dan lebih menekankan pada materi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, dan membimbing siswa untuk melakukan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah yang telah disusun guru supaya dilapangan siswa dapat belajar secara maksimal.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
pokok bahasan “Sifat-sifat Bangun Ruang”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru menyiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, kemudian menerapkan RPP dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kolaborator.
b. Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan 1 maka pada perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan dengan pertemuan 1. Sebelum
(12)
mengajar pada pertemuan 2, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Rubrik Penilaian Siswa, Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yaitu di kelas IV.
4.3.2Pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran).
a. Pertemuan 1
1) Pendahuluan (5 menit) a) Salam pembuka b) Doa
c) Absensi d) Apersepsi
Guru bertanya ”sebutkan benda yang berbentuk balok yang ada di
sekitar kita?”
Guru bertanya ”sebutkan benda yang berbentuk kubus yang ada di sekitar kita?”
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti (45 menit)
a) Menyampaikan perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, 1. Bagaimana cara membuat jaring-jaring kubus?
2. Bagaimana cara membuat jaring-jaring balok ?
b) Membimbing siswa untuk menetapkan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis,
c) Siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis,
d) Melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah yang diajukan guru e) Menganalisis hasil kegiatan yang telah dilakukan siswa
(13)
f) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, g) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. 3) Penutup (20 menit)
a) Memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih belum mengerti
b) Membimbing siswa melakukan refleksi
b. Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan kedua terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
a) Menyampaikan perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, 1. Gambarlah berbagai macam jaring-jaring kubus?
2. Gambarlah berbagai macam jaring-jaring balok ?
b) Membimbing siswa untuk menetapkan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis,
c) Siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis,
d) Melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah yang diajukan guru e) Menganalisis hasil kegiatan yang telah dilakukan siswa
f) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, g) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. 4) Penutup (20 menit)
c) Memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih belum mengerti
d) Mengerjakan tes
4.3.3Implementasi dan Observasi Siklus II
Hasil pengamatan implementasi RPP siklus II dan hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II akan disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut.
(14)
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Implementasi RPP Siklus II
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
.
Perencanaan Pembelajaran
Potensi : tersedia RPP dan sarana penunjang pembelajaran kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran inovatif
Baik
Strategi Pembelajaran
Potensi : Menyampaikan tujuan pembejaran dan langkah-langkah pembelajaran menyampaikan apersepsi, membantu siswa membangun
pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan.
Hal perlu diperbaiki: menjelaskan kembali langkah-langkah pembelajaran discovery.
Perlu ditingkatkan lagi langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran discovery . Manajemen Kelas
Potensi : tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan mobilitas, interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah kegiatan belum dikelola dengan baik
Hal perlu diperbaiki: pengelolaan waktu
pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
.
Penilaian Potensi : perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian Hal perlu diperbaiki: penghargaan terhadap siswa
penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah
Hasil dari pengamatan implementasi RPP pada siklus II mempunyai 4 aspek penting dalam pengamatan. Aspek perencanaan pembelajaran, aspek strategi pembelajaran, aspek manajemen kelas, dan aspek penilaian. Dari tabel 4.7 diatas maka perlu adanya perbaikan pada guru seperti pengelolaan waktu dalam pembelajaran dan penghargaan terhadap siswa yang menjawab dan aktif dalam
(15)
pembelajaran perlu ditingkatkan lagi agar siswa semakin termotivasi dalam belajar dan akan memberikan sikap positif terhadap teman satu kelasnya. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II
No Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I
Pra
pembelajaran
Potensi : Siswa telah siap dengan pembelajaran,
Baik
II
Kegiatan Awal Pembelajaran
Potensi : siswa menjawab pertanyaan apersepsi dan menyimak langkah-langkah kegiatan. Hal perlu diperbaiki: menjawab pertanyaan dari guru
Lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada
pembelajaran
III.
Kegiatan Inti Pembelajaran
Potensi : siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa aktif dalam kelompok masing-masing melakukan tanya jawab, diskusi kelompok.
Baik, berjalan sesuai harapan
IV.
Penutup Potensi : siswa melakukan refleksi bersama guru.
Baik, sesuai dengan rencana guru
Dari tabel 4.8 maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan siswa ketika pembelajaran seperti melakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran.
4.3.4 Refleksi Siklus II
Hasil Penelitian Siklus II
Hasil belajar pada siklus II ini berupa pengamatan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran discovery penilaian pembelajaran berdasarkan penilaian proses dan tes formatif. Hasil dari penilaian pembelajaran discovery siklus II ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2.
(16)
Berdasarkan analisis dan penilaian proses dan tes formatif siswa pada siklus II terdapat 37 siswa yang tuntas atau 97% siswa memenuhi KKM 70. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada materi manfaat sifat-sifat bangun ruang. Hal ini dapat dilihat pada hasil ketuntasan belajar siswa yang sudah mencapai KKM (70). Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di siklus II, Distribusi Skor Siklus II dapat dilihat ditabel 4.9:
Descriptive Statistics N
Minimu
m Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 38 65.00 100.00 90.1316 9.75974
Valid N
(listwise) 38
Pada siklus II telah dilaksanakan tindakan dengan pembelajaran discovery dapat dilihat dari tabel 4.9 Distribusi skor Siklus II, siswa yang tuntas mencapai KKM 37 siswa atau 97%, sedangkan yang belum tuntas mencapai KKM 1 siswa
Tabel 4.9
Distribusi Skor Siklus II
No Skor Frekuensi Persentase % Keterangan
1 65 1 3 Belum Tuntas
2 70 3 8 Tuntas
3 75 2 5 Tuntas
4 80 1 3 Tuntas
5 85 4 10 Tuntas
6 90 8 21 Tuntas
7 95 9 24 Tuntas
8 100 10 26 Tuntas
(17)
atau 3%. Adapun uraian nilainya adalah 100=26%, 95=24%, 90=21%, 85=10%, 80=3%, 75=5%, 70=8%, 65=3%). Pada siklus II nilai tertinggi mencapai 100 sedangkan skor terendah adalah 65. Rata-rata skor pada siklus II mencapai skor 90,13 sedangkan standar deviasinya 9.75974.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan skor siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10:
Tabel 4.10
Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa Jumlah Persentase
(%)
1 Tuntas 37 97
2 Belum tuntas 1 3
Jumlah 38 100
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai skor kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM 70) sebanyak 1 siswa atau 3%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 37 siswa dengan persentase 97%. Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Siklus II 97%
3%
(18)
Siklus II telah terjadi peningkatan pembelajaran yaitu pada siklus 1 ketuntasan pembelajaran dari 66% naik menjadi 97% pada hasil penilaian Siklus II. Berdasarkan kekurangan yang terjadi pada Siklus II, ada 1 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70, ini dikarenakan siswa tersebut mengalami cacat tubuh pada pendengarannya, sehingga sulit menangkap pelajaran.
4.3 Perbandingan Antar Siklus
Perbandingan keuntasan antar prasiklus, siklus I dan siklus II dapat ditunjukan perbandingannya pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Perbandingan Ketuntasan Nilai pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No. Kriteria
Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1 Tuntas 19 50 25 66 37 97
2
Tidak
Tuntas 19 50 13 34 1 3
Jumlah 38 100 38 100 38 100
Besarnya jumlah siswa pada prasiklus yang tuntas mencapai 19 siswa atau 50% siswa, sedangkan yang tidak tuntas mencapai 19 siswa atau 50% dari keseluruhan siswa kelas IV adalah 38 siswa, pada siklus I ada peningkatan siswa yang tuntas menjadi 25 siswa yang tuntas atau 66%, sedangkan yang tidak tuntas menyusut menjadi 13 siswa atau 34%, ini menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus ke II meningkat lagi, siswa yang tuntas mencapai 37 siswa atau 97%, dan yang tidak tuntas 1 atau 3% dari jumlah siswa kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kaloran Temanggung. Dapat dilihat melalui gambar 4.4.
(19)
Gambar 4.4
Grafik Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Sikus I, Siklus II Dari gambar 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas dalam mata pelajaran matematika terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 19 siswa. Sedangkan setelah siklus I hasil belajar matematika siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dan siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 37 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam materi “jaring-jaring balok dan kuubus”. Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 19 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas pada mata pelajaran matematika, setelah siklus I jumlah siswa yang hasil belajar belum tuntas dalam mata pelajaran matematika sebanyak 13 siswa dan siklus II yang belum tuntas 1 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang belum tuntas semakin sedikit. Gambar 4.5 adalah perbandingan rata-rata skor prasiklus, siklus I dan siklus II.
19
25
37
19
13
1 0
5 10 15 20 25 30 35 40
prasiklus siklus 1 siklus 2
Tuntas
(20)
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Rata-rata Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Perbandingan skor rata-rata dari prasiklus, siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan dari 66 pada prasiklus, naik menjadi 71 pada siklus I dan naik menjadi 82 pada siklus II. Gambar 4.6 menyajikan perbandingan skor maksimal dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
Gambar 4.6
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 65
71
90
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Prasiklus siklus 1 siklus2
Perbandingan Rata-Rata Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
90 90
100
84 86 88 90 92 94 96 98 100 102
prasiklus siklus 1 siklus 2
Perbandingan Nilai Maksimal Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
(21)
Besarnya skor maksimal dari prasiklus 90. Siklus 1 skor maksimal tetap 90. Pada siklus II terjadi peningkatan skor maksimal dari 90 pada siklus I menjadi 100. Adapun perbandingan skor minimal prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 dapt dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.7
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Pada skor minimal ini kondisi prasiklus mencapai 40, sedangkan setelah diadakan tindakan siklus I, skor minimal naik menjadi 60, pada tindakan siklus II skor minimal naik menjadi 65. Dengan demikian tindakan yang diberikan dapat mendorong naiknya skor minimal. Analisis yang terakhir yaitu membandingkan standar deviasi tiap siklusnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil observasi sebelum tindakan/prasiklus yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kaloran Temanggung, ditemukan bahwa tingkat kompetensi siswa masih rendah. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru cenderung menjelaskan materi dengan ceramah dan menyuruh siswa menghafal rumus matematika, kemudian menyuruh siswa mengerjakan soal latihan. Keadaan ini menjadikan siswa jenuh dan tidak kreatif. Karena pembelajaran lebih berpusat
40
60
65
0 10 20 30 40 50 60 70
Prasiklus siklus 1 siklus 2
Perbandingan Skor Minimal Prasiklus, siklus 1, dan siklus 2
(22)
pada guru. Guru tidak pernah membuat variasi dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa rendah, yaitu 50% siswa belum memenuhi KKM (70).
Metode discovery ini menempatkan guru sebagai fasilitator, bukan sumber utama pembelajaran, posisi guru sebagai fasilitator akan membuat siswa lebih banyak melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya bersikap pasif dan menunggu instruksi dari guru. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode discovery adalah: (1) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (2) penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (3) siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (4) melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah yang diajukan guru, (5) menganalisis hasil kegiatan yang telah dilakukan siswa, (6) menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (7) aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tindakan berupa penerapan metode discovery mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kaloran Temanggung. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada siklus I yang memenuhi KKM (70) pada pra siklus 50% dengan rata-rata hasil belajar siswa 65,13 menjadi 66% dengan rata-rata hasil belajar siswa 71,18. Pada siklus I target penelitian belum tercapai, karena target penelitian tercapai jika ketuntasan kelas 90%. Adapun penyebab belum tercapaianya target penelitian pada siklus I adalah siswa masih kesulitan dalam mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, maka peneliti melakukan penelitian lanjut ke siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari 66% siswa yang mencapai KKM (70) menjadi 97% dengan rata-rata hasil belajar siswa 90,13, dan hanya 3% atau 1 siswa yang belum mencapai KKM (70), ini dikarenakan siswa tersebut mengalami cacat tubuh pada pendengarannya, sehingga sulit menangkap pelajaran.
(1)
atau 3%. Adapun uraian nilainya adalah 100=26%, 95=24%, 90=21%, 85=10%, 80=3%, 75=5%, 70=8%, 65=3%). Pada siklus II nilai tertinggi mencapai 100 sedangkan skor terendah adalah 65. Rata-rata skor pada siklus II mencapai skor 90,13 sedangkan standar deviasinya 9.75974.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan skor siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10:
Tabel 4.10
Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa Jumlah Persentase
(%)
1 Tuntas 37 97
2 Belum tuntas 1 3
Jumlah 38 100
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai skor kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM 70) sebanyak 1 siswa atau 3%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 37 siswa dengan persentase 97%. Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Siklus II
97% 3%
(2)
Siklus II telah terjadi peningkatan pembelajaran yaitu pada siklus 1 ketuntasan pembelajaran dari 66% naik menjadi 97% pada hasil penilaian Siklus II. Berdasarkan kekurangan yang terjadi pada Siklus II, ada 1 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70, ini dikarenakan siswa tersebut mengalami cacat tubuh pada pendengarannya, sehingga sulit menangkap pelajaran.
4.3 Perbandingan Antar Siklus
Perbandingan keuntasan antar prasiklus, siklus I dan siklus II dapat ditunjukan perbandingannya pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Perbandingan Ketuntasan Nilai pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No. Kriteria
Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1 Tuntas 19 50 25 66 37 97
2
Tidak
Tuntas 19 50 13 34 1 3
Jumlah 38 100 38 100 38 100
Besarnya jumlah siswa pada prasiklus yang tuntas mencapai 19 siswa atau 50% siswa, sedangkan yang tidak tuntas mencapai 19 siswa atau 50% dari keseluruhan siswa kelas IV adalah 38 siswa, pada siklus I ada peningkatan siswa yang tuntas menjadi 25 siswa yang tuntas atau 66%, sedangkan yang tidak tuntas menyusut menjadi 13 siswa atau 34%, ini menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus ke II meningkat lagi, siswa yang tuntas mencapai 37 siswa atau 97%, dan yang tidak tuntas 1 atau 3% dari jumlah siswa kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kaloran Temanggung. Dapat dilihat melalui gambar 4.4.
(3)
Gambar 4.4
Grafik Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Sikus I, Siklus II Dari gambar 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas dalam mata pelajaran matematika terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 19 siswa. Sedangkan setelah siklus I hasil belajar matematika siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dan siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 37 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam materi “jaring-jaring balok dan kuubus”. Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 19 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas pada mata pelajaran matematika, setelah siklus I jumlah siswa yang hasil belajar belum tuntas dalam mata pelajaran matematika sebanyak 13 siswa dan siklus II yang belum tuntas 1 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang belum tuntas semakin sedikit. Gambar 4.5 adalah perbandingan rata-rata skor prasiklus, siklus I dan siklus II.
19
25
37
19
13
1 0
5 10 15 20 25 30 35 40
prasiklus siklus 1 siklus 2
Tuntas Tidak Tuntas
(4)
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Rata-rata Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Perbandingan skor rata-rata dari prasiklus, siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan dari 66 pada prasiklus, naik menjadi 71 pada siklus I dan naik menjadi 82 pada siklus II. Gambar 4.6 menyajikan perbandingan skor maksimal dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
Gambar 4.6
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
65
71
90
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Prasiklus siklus 1 siklus2
Perbandingan Rata-Rata Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
90 90
100
84 86 88 90 92 94 96 98 100 102
prasiklus siklus 1 siklus 2
Perbandingan Nilai Maksimal Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
(5)
Besarnya skor maksimal dari prasiklus 90. Siklus 1 skor maksimal tetap 90. Pada siklus II terjadi peningkatan skor maksimal dari 90 pada siklus I menjadi 100. Adapun perbandingan skor minimal prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 dapt dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.7
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Pada skor minimal ini kondisi prasiklus mencapai 40, sedangkan setelah diadakan tindakan siklus I, skor minimal naik menjadi 60, pada tindakan siklus II skor minimal naik menjadi 65. Dengan demikian tindakan yang diberikan dapat mendorong naiknya skor minimal. Analisis yang terakhir yaitu membandingkan standar deviasi tiap siklusnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil observasi sebelum tindakan/prasiklus yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kaloran Temanggung, ditemukan bahwa tingkat kompetensi siswa masih rendah. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru cenderung menjelaskan materi dengan ceramah dan menyuruh siswa menghafal rumus matematika, kemudian menyuruh siswa mengerjakan soal latihan. Keadaan ini menjadikan siswa jenuh dan tidak kreatif. Karena pembelajaran lebih berpusat
40
60
65
0 10 20 30 40 50 60 70
Prasiklus siklus 1 siklus 2
Perbandingan Skor Minimal Prasiklus, siklus 1, dan siklus 2
(6)
pada guru. Guru tidak pernah membuat variasi dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa rendah, yaitu 50% siswa belum memenuhi KKM (70).
Metode discovery ini menempatkan guru sebagai fasilitator, bukan sumber utama pembelajaran, posisi guru sebagai fasilitator akan membuat siswa lebih banyak melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya bersikap pasif dan menunggu instruksi dari guru. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode discovery adalah: (1) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (2) penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (3) siswa mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (4) melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah yang diajukan guru, (5) menganalisis hasil kegiatan yang telah dilakukan siswa, (6) menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (7) aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tindakan berupa penerapan metode discovery mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tegowanuh Kaloran Temanggung. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada siklus I yang memenuhi KKM (70) pada pra siklus 50% dengan rata-rata hasil belajar siswa 65,13 menjadi 66% dengan rata-rata hasil belajar siswa 71,18. Pada siklus I target penelitian belum tercapai, karena target penelitian tercapai jika ketuntasan kelas 90%. Adapun penyebab belum tercapaianya target penelitian pada siklus I adalah siswa masih kesulitan dalam mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, maka peneliti melakukan penelitian lanjut ke siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari 66% siswa yang mencapai KKM (70) menjadi 97% dengan rata-rata hasil belajar siswa 90,13, dan hanya 3% atau 1 siswa yang belum mencapai KKM (70), ini dikarenakan siswa tersebut mengalami cacat tubuh pada pendengarannya, sehingga sulit menangkap pelajaran.