INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU
BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DESIYANA BHENIKAWATI
NIM. 11111078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2017
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU
BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DESIYANA BHENIKAWATI
NIM. 11111078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2017
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU
BAGI AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DESIYANA BHENIKAWATI
NIM. 11111078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTOMAN JADDA WAJADA
- MAN SHABARA ZHAFIRA
- PERSEMBAHAN
Dengan Setulus hati skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Bapak Eko Susilo & Ibu Suwarni orang tuaku tercintadan mertuaku tercinta (Bapak Slamet Hartopo dan Alm. Ibu Sri Rahayu) yang selalu menyayangiku, mendukung, dan menyemangatiku Terima . kasihatasuntaian doa yang tiada henti terucap dan dorongan untuk mengerjakanskripsiini.
SemogainimenjadilangkahawaluntukmembuatBapakdanIbubanggaterha dapku. TerimakasihBapak, terimakasihIbu
Suamiku tercinta (Agung Dwi Irawan) dan calon buah hatiku yang selalu ku sayangi sepanjang hidupku. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang selalu engkau berikan untukku Kakakku (Danang, Isnuriayah, Eko, Nur), adikku (Desiyani,
Setiawan, Iik), serta keponakanku (Arsyad, Airin) dan seluruh keluarga yang selalu memberi semangat dan doa untukku Bapak Ibu Guru SDN Bakalrejo 02 yang telah menjadi patner kerja yang baik, terimakasih untuk semangat yang selalu kalian berikan.
Teman-teman semua yang tidak dapat saya sebut satu-persatu.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Intensitas Ibadah Shalat Fardu Bagi Aktifis Rohis
SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017
”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam NegeriSalatiga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H.Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan FTKI IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga 4. Bapak Dr.Imam Sutomo, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhirini.
5. Kedua orangtuaku tercinta, Ibu Suwarni dan Bapak Eko Susilo atas segala limpahan kasih sayang dan cinta yang tak pernah putus, atas segala dukungan baik moral maupun materiil. Keikhlasan dan ketulusan doa yang selalu menyertai langkah penulis tidak akan bias terbalaskan.
You’re the best I everhad.
6. Suamiku Agung Dwi Irawan terimakasih atas dukungan dan kasih sayang darimu yang menjadi semangatku, yang selalu mengingatkanku untuk mengerjakan skripsni ini. Always Love You.
7. Segenap keluarga besar kakak- kakak ku Danang Nugroho Jati/ Isnurriyah dan ponakanku Arsyad Muhammad Akhdan dan kembaranku Desiyani Bhenikawati beserta suami terimakasih buat do’a tulus kalian semua,semngat kalian begitu berharga buatku.
8. Seluruh dosen dan petugas admin JurusanPendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.
9. Segenap keluarga besar SMK Muhammadiyah Salatiga yang telah membantu penulis dalam penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritikdan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
Amin yarobbal’alamin Salatiga, 20Maret 2017
Penulis
ABSTRAK
Bhenikawati, Desiyana. 2017. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Bagi Aktifis Rohis
SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun 2016/2017 . Skripsi. Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Kata Kunci: Intensitas Ibadah Shalat Fardu, Rohis Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam ilmu keislaman yang biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun SMA yang kepengurusanya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti organisasi sekolah dapat meningkatkan skillyang dimiliki siswa. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan Rohis terhadap peningkatan intensitas ibadah shalat fardu siswa SMK Muhammadiyah Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana intensitas pelaksanaan shalat fardu siswa sehari-hari? (2) Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis? (3)Adakah relefansi antara siswa yang aktif di Rohis dengan Intensitas ibadah shalat fardunya?
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pelaksanaan ibadah shalat fardu siswa SMK Muhammadiyah Salatiga (2) untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMK Muhammadiyah Salatiga (3) untuk mengetahui relefansi antara siswa yang aktif mengikuti Rohis dengan inten sitas ibadah shalat fardunya di SMK Muhammadiyah Salatiga. Adapun jemis penelitian adalah kualitatif karena data yang digunakan adalah data diskriptif sesuai kondisi objek yang alamiah dan penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Objek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Muhammadiyah Salatiga yang aktif mengikuti kegiatan Rohis sebanyak 9 orang dari kelas X-XII.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis tergolong dalam kategori aktif, serta menunjukkan adanya peningkatan intensitas dalam menjalankan ibadah shalat fardu siswa. Baik data yang berasal dari hasil wawancara maupun observasi. Setelah dilakukan analisis data penelitian terdapat kesimpulan bahwa intensitas ibadah shalat fardu siswa menjadi meningkat setelah mereka aktif mengikuti kegiatan Rohis. Karena siswa menjadi termotivasi dan menjadi sadar akan kewajiban melaksanakan ibadah shalat fardu, dan merasa bahwa ibadah shalat fardu itu adalah sebagai suatu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. ..........i LEMBAR BERLOGO ............................................................................... .........ii HALAMAN JUDUL ................................................................................... .........iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. .........iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. ..........v DEKLARASI ............................................................................................. .........vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. ........vii KATA PENGANTAR ................................................................................ .......viii ABSTRAK ................................................................................................. ..........x DAFTAR ISI .............................................................................................. .........xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... .......xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ........xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .......xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... ..........1 A. LatarBelakangMasalah .............................................................. ......... 1 B. RumusanMasalah ...................................................................... .........4 C. TujuanPenelitian ....................................................................... .........4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... .........5 E. Penegasan Istilah........................................................................ ..........6 F. Metodologi Penelitian ............................................................... .........7 G. Sistematika penulisan ................................................................ .......13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... .......15 A. Ibadah Shalat Fardu................................................................... .......15 1. Pengerian Ibadah Salat Fardu ............................................ .......15 2. Dasar kewajiban Shalat Fardu ............................................. .......17 3. Keistimewaan shalat Fardu ................................................ .......18 4. Syarat-syarat shalat......................................................................19 5. Rukun Shalat................................................................................22 6. Shalat Jama’ dan Qoshar..............................................................23 B. Aktif Mengikuti RohaniI Islam ................................................. ......24 1. Organisasi Rohani Islam ..................................................... . .....24 2. Dasar dan Program Kerja Rohis .......................................... .......25 3. Fungsi Rohis.................................................................................27 4. Faktor-faktor penunjang keberhasilan Rohis................................27 5. Proses Sosialisasi..........................................................................30 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan rohis........................33 C. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa Setelah Aktif Mengikuti Rohani Islam (Rohis) ............................................................................. .......34 1. Keaktifan dalam berorganisasi ............................................ .......34 2. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa setalah Aktif mengikuti Rohani Islam (Rohis) .......................................................... ........37 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN........................................................39 A. Profil SMK Muhammadiyah Salatiga................................................39
1. Sejarah singkat SMK Muhammadiyah Salatiga ................. ........39 2.
Visi dan Misi.................................................................................40 3. Tujuan Sekolah..............................................................................41 4. Data Guru dan Pegawai.................................................................41 B. Keadaan Organisasi Rohis ........................................................ .......42 1.
Susunan pengurus Rohis .................................................... .......42 2. Bentuk aktivitas Rohis SMK Muhammadiyah Salatiga ..... .......43 C.
Hasil Wawancara dan Observasi........................................................46 1.
Wawancara ..................................................................................63 2. Observasi......................................................................................62
BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................ ........65 A. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa ........................................ .......65 B. Keaktifan Mengikuti Rohis ....................................................... .......69 C. Intensitas Ibadah Shalat Fardu Siswa setelah Aktif mengikuti Rohani Islam (Rohis).......................................................................................81 BAB V PENUTUP ...................................................................................... .......83 A. Kesimpulan ............................................................................... .......83 B. Saran-Saran ............................................................................... .......84 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .......86 LAMPIRAN
- – LAMPIRAN ....................................................................... ........88
DAFTAR TABEL Tebel 3.1: Data Guru SMK Muhammadiyah Salatiga ...........................41 Tabel 3.2: Data Pegawai SMK Muhammadiyah Salatiga.......................42 Tabel 3.3: Data siswa yang menjadi sampel penelitian..........................55
DAFTAR LAMPIRAN Lamp. 1: Pedoman wawancara..............................................................89 Lamp. 2: Transkip wawancara...............................................................92 Lamp. 3: Dokumentasi.........................................................................100 Lamp. 4: Profil SMK Muhammadiyah Salatiga...................................102
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan agama menjadi sorotan tajam masyarakat. Banyaknya perilaku menyimpang peserta didik dan remaja pada umumnya
yang tidak sesuai dengan norma agama akhir-akhir ini mendorong berbagai pihak mempertanyakan efektivitas pelaksanaan pendidikan agama di sekolah.
Rendahnya kualitas Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya penyimpangan perilaku peserta didik, namun peran PAI harus menjadi agent of change dalam mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik.
Proses pembelajran PAI dirasa belumlah efektif, sebagian siswa lebih terfokus pada pengembangan kemampuan kognitif dan minim dalam pembentukan sikap (afektif), pembiasaan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan (psikomotor). Selain itu, indikasi adanya perilaku peserta didik yang mengarah pada religious culture dan kontras dengan deskripsi remaja umumnya di kota Salatiga. Realitas sikap keberagamaan siswa di SMK mengalami kemunduran, ini dapat terlihat dari sikap siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama antara lain: siswa sering lalai melaksanakan
1
kewajibannya kepada Allah swt terutama shalat fardu , oleh karenanya, 1 pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak hanya diberikan
Penulisan kata Fardu berasal dari bahasa arab ض ر ف sehingga translatenya menjadi fardlu.
Dalam pembahaan bahasa Indonesia sering ditulis Fardu. Untuk penelitian ini maka ditulis fardu. berupa materi-materi saja tetapi juga mengadakan praktik jika ada keterkaitan dengan perbuatan ibadah, seperti shalat, puasa, mengaji, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perbuatan dalam Pendidikan Agama Islam.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute yang menunjukkan bahwa kaum muda muslim cukup rendah dalam menjalankan kewajiban shalat 5 wak tu dan juga membaca Al Qur‟an, namun mereka menjunjung tinggi nilai- nilai konservatif. Survei juga menunjukkan kaum muda Islam yang selalu menunaikan shalat 5 waktu (28,7 persen), yang sering menunaikan shalat 5 waktu (30,2 persen), yang kadang-kadang menunaikan shalat 5 waktu (39,7 persen), dan yang tidak pernah shalat 5 waktu (1,2 persen). Dari hasil data tersebut untuk yang selalu menjalankan shalat 5 waktu ternyata cukup rendah, papar Burhanudin (detikNews, 4-6- 2011).
Menurut Depdiknas (2003) berhubungan dengan hal tersebut, dalam standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berisi kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh Pendidikan Agama Islam di SMK adalah mampu mempraktikan shalat.
Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Meskipun pada kenyataannya Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah Salatiga waktu yang disediakan sudah 8 jam pelajaran untuk dapat mencapai tiga aspek muatan materi yaitu kognitif, afektif, psikomotor, masih dianggap belum mampu untuk meningkatkan sikap keberagamaan siswa. Sehingga usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membentuk suatu wadah kerohanian yaitu kegiatan Rohani Islam (ROHIS) yang diharap mampu membantu siswa dalam meningkatkan Pendidikan Agama Islam. Rohis merupakan salah satu dari kegiatan yang berbasiskan agama. Dalam kegiatan ini terdapat program- program yang diusahakan dapat menciptakan dan membangun sikap keberagamaan siswa di antaranya adalah pengajian, bakti sosial, pesantren kilat, peringatan hari besar Islam (PHBI), seni baca al-
Qur‟an, praktik pengamalan ibadah dan kreasi remaja muslim (krem). Kegiatan keagamaan pun berjalan dengan didasari sikap toleransi antar umat beragama. Bahkan menurut Muhaimin (2009), diperlukan pula kerjasama yang harmonis dan interaktif di antara para warga sekolah dan para tenaga kependidikan yang ada di dalamnya.
Dengan adanya kerjasama seluruh komponen di sekolah, diharapkan akan melahirkan suatu budaya sekolah yang kuat dan bermutu. Rohis sebagai suatu wadah keagamaan yang bergerak secara independen dimana wadah tersebut dikelola dan dikembangkan oleh siswa serta pembina Rohis, sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang mempunyai kepengurusan, tujuan yang hendak dicapai secara jelas dan dapat memberikan dukungan terhadap pelajaran agama Islam. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAI harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa (nation character building), terlebih dalam hal peningkatan ibadah shalat.
Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDU BAGI
AKTIFIS ROHIS SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA Tahun 2016/2017 ”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana intensitas pelaksanaan shalat fardu siswa sehari-hari? 2.
Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Rohis 3. Apakah ada peningkatan intensitas ibadah shalat fardu siswa setelah siswa mengikuti kegiatan Rohis?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pelaksanaan ibadah shalat siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.
2. Mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ROHIS di SMK Muhammadiyah Salatiga.
3. Mengetahui ada atau tidaknya peningkatan ibadah shalat fardu siswa setelah siswa aktif mengikuti Rohis di SMK Muhammadiyah Salatiga
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan informasi yang bermanfaat, diantaranya :
1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini akan bermanfaaat bagi lembaga pendidikan, terutama pembina dan pengurus ROHIS Hal ini dikarenakan pembina dan pengurus akan lebih kreatif lagi dalam menggunakan teknik yang tepat agar bisa memfasilitasi para siswa yang ingin memperdalam ilmu agamanya. Selain itu juga memberikan wacana sekaligus inspirasi dalam program pengembangan ROHIS siswa dalam kegiatan ibadah shalat siswa.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi peneliti: dapat memperoleh pengalaman danpengetahuan secara langsung tentang kegiatan ROHIS dan pengalaman ibadah shalat siswa.
b.
Bagi guru: hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan guru lebih berfikir kreatif dalam penanaman nilai-nilai keagamaan sehingga dapat memotivasi kedisiplinan siswa dalam mengerjakan shalat.
c.
Bagi siswa: dapat menumbuhkan ide-ide positif terhadap ROHIS yang diadakan sekolah, dan menumbuhkan sikap disiplin dalam menjalankan ibadah shalat.
E. Penegasan Istilah 1.
Intensitas Ibadah Shalat Fardu Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan perintah dan anjuranNya serta menjauhi larangannya karena
Allah semata.
Shalat secara bahasa adalah do‟a, sedangkan menurut isltilah adalah menghadap hati (jiwa) kepada Allah, yang menimbulkan rasa takut akan Allah dan menimbulkan rasa kebesaran dan kekuasaan Allah dalam jiwa, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Tengku Muhammad, 2005: 50).
Indikator intensitas shalat fardu adalah a. Pemahaman bacaan shalat fardu b.
Kelancaran bacaan shalat fardu c. Ketepatan pelaksanaan shalat fardu d.
Kedisiplinan pelaksanaan shalat fardu 2. Keaktifan mengikuti Rohani Islam (Rohis)
Keaktifan merupakan suatu kegiatan atau kesibukan (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 23). Dari pengertian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keaktifan mengikuti kegiatan Rohis adalah aktif mengikuti kegiatan Rohis di sekolah.
Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam keislaman yang biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun di SMA yang kepengurusannya diatur layaknya OSIS.
Sedangkan Rohis menurut penulis adalah kegiatan ekstrakrikuler yang sangat membantu dalam pengembangan agama Islam yang di dalam pelajaran sekolah sangatlah terbatas serta menjadikan siswa lebih termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).
F. Metodologi Penelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian berupa studi kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian suatu unit penelitian secara intensif. Teknik yang digunakan peneliti adalah teknik penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2009:7).
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti turun secara langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat.
3. Lokasi penelitian
Sesuai judul penelitian, lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Salatiga 4. Sumber Data
Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.
Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 2010:107). Sedangkan informan adalah orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (Alwi, 2007:794).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka yang menjadi sumber data adalah: a.
Kepala SMK Muhammadiyah Salatiga untuk mendapatkan data tentang efektivitas penyelenggaraan program pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga.
b.
Pembina Rohis untuk mendapatkan data tentang perencanaan dan proses penyelenggaraan program kegiatan Rohis. c.
Guru bidang studi PAI untuk mendapatkan data tentang bagaimana intensitas ibadah shalat fardu siswa melalui hasil nilai praktik shalat ataupun pengamatan guru terhadap pelaksanaan shalat siswa 5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka digunakan teknik dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Observasi atau yang dikenal dengan nama pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2008:128). Pengamatan yang terdapat dalam penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Salatiga, dan dilakukan pada tahun 2017. Metode ini digunakan penulis dalam proses pengamatan secara langsung di SMK Muhammadiyah Salatiga 2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data penelitian dengan tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara face to face (Hadi, 2000:75). Selain tanya jawab, bisa juga alam bentuk diskusi dengan objek penelitian. Objek penelitian disini yaitu guru dan siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, ladger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Dokumentasiini digunakan penulis guna memperoleh gambaran umum dari keadaan SMK Muhammadiyah Salatiga sesuai apa yang dibutuhkan peneliti.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Noeng Muhajir, 2002:142). Menyusun hasil data penelitian di lapangan dapat dianalisis sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian oleh peneliti.
Dalam penelitian ini analisis data dengan menggunakan data melalui bentuk kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang jelas dan terperinci. Adapun langkah-langkah analisis yang penulis lakukan selama di lapangan adalah: a.
Reduksi Data (Data Reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2012: 338).
Dalam hal ini peneliti mereduksi data dengan membuat kategori sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya dengan membuat pedoman observasi dan pedoman wawancara. Kemudian dari hasil data-data wawancara, observasi dan dokumentasi yang terkumpul, peneliti memilih yang pokok saja.
b.
Penyajian Data (Data Display) Dengan men-display data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2012: 341). Dalam penelitian kualitatif penyajian adata adalah usaha mengorganisasian dan memaparkan data secara menyeluruh guna memperoleh gambaran secara lengkap dan utuh. Peneliti mencatat informasi dari informan spada saat wawancara, dan atau gambar dokumentasi, dan menyajikan nya dalam lampiran. c.
Verifikasi Data (Data Verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode diskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai obyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Setelah semua data terkumpul maka peneliti berusaha menjelaskan suatu objek permasalahan secara sistematis serta memberikan analisis secara cermat dan tepat terhadap pbjek kajian tersebut. Adapun teknik penarikan kesimpulan, peneliti menggunakan teknik induksi yaitu dari pengetahuan dan hasil penelitian mulai bab satu, dua, tiga, dan empat kemudian menuju pada kesimpulan yang bersifat umum pada bab lima.
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini terkait dengan tela‟ah pustaka terdahulu yang berusaha mengupas pembahasan tentang: Imroatul Husna, tahun 2003, yang berjudul: Peranan Aktifitas
Kero hanian Islam ”Al-Kausar” dalam menanamkan nilai-nilai agama
pada siswa SMU Negeri 1 Ponorogo. Menghasilkan temuan tentang
nilai-nilai agama Islam di Sekolah, meliputi sholat dhuha, sholat jama‟ah dan membaca Al- qur‟an melalui kegiatan ekstrakurikuler keag amaan lainnya di bawah naungan kerohanian Islam ” Al-Kausar.”
Berdasarkan judul skripsi yang mereka angkat, maka penulis akan mengadakan penelitian, sehingga sampai saat ini gagasan penelitian muncul dan belum ditemukan penelitian yang membahas tentang:
Intensitas Ibadah Sahalat Fardu Siswa SMK Muhammadiyah Salatiga yang Aktif mengikuti Rohani Islam (Rohis) hal ini sebagai bentuk
betapa pentingnya Rohis bagi anak SMK dalam meningkatkan intensitas ibadah mereka.
G. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitia, penegasan istilah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka Pada bab ini akan diuraikan pembahasan teori yang berkaitan dengan intensitas ibadah shalat fardu dan keaktifan mengikuti Rohis.
BAB III : Hail Penelitian Pada bab ini akan diuraikan tentang profil sekolah, keadaan organisasi Rohis, serta hasil wawancara dan observasi. BAB IV : Analisis Data Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis dari hasil wawancara dan obervasi yang sudah dilakukan oleh peneliti. BAB V : Penutup
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ibadah Shalat Fardu 1. Pengertian Ibadah Shalat Fardu Ibadah berasal dari bahasa Arab berasal dari kata
yang berartitaat, tunduk, patuh, merendahkan diri
ةدابع - ادبع - دبعي - دبع dan hina. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan.
Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri, dan hina diri di hadapan yang disembah disebut „abid (yang beribadah). Budak disebut dengan
دي ب ع karena dia harus tunduk dan patuh serta merendahkan diri terhadap majikannya (tauhid.blogspot.com, 2005).
Dalam istilah syara‟ pengertian ibadah dijelaskan oleh para ulama sebagai berikut: a.
Al-Jurjânî mengatakan:
Ibadah ialah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhannya.
b.
Menurut Ibnu Katsîr:
Himpunan cinta, ketundukan, dan rasa takut yang sempurna
c.Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana yang dikutip Zurinal dan Aminuddin ( 2008: 27) dalam bukunya Fiqih Ibadah, bahwa ibadah adalah ketaatan terhadap sesuatu yang maha besar, yang objeknya tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Maka ketaatan itu kepada objekyang abstrak (yaitu Allah), sedangkan ketundukan kepada objek yang kongkrit yang dapat ditangkap oleh pancaindra, seperti kepada penguasa (manusia, atau makhluk lain) tidak termasuk pengertian ibadah. Menurut kamus istilah fiqih, ibadah yaitu memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah-Nya dan anjuran-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan. Orang beribadah berusaha melengkapi dirinya dengan perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah swt (M. Abdul Majieb, 1994 : 109).
Shalat dalam bahasa berarti do‟a, sedangkan menurut istilah adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir di akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadat dengan Allah menurut syariat yang telah ditentukan .
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara (Tengku Muhammad, 2005: 50).
Menurut Alith (2009:5) shalat adalah ibadah utama umat islam sekaligus bentuk aktual dari penghambaan total yang pertamakaliwajib untuk dilaksanakan olehsetiap muslim yang telahmengucapkan dua kalimat syahadat, baligh dan sehat secara jasmani dan rohani.
Fardu dengan wajib sama artinya yaitu apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Dapat di simpulkan ibadah shalat fardhu secara harfiah adalah tingkat keseringan melakukan doa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah ibadah shalat fardu adalah tingkat keseringan dalam melakukan amal ibdah (perkataan dan perbuatan) yang diawali dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam.
2. Dasar Kewajiban Shalat Fardu
Dalil yang mewajibkan shalat sangat banyak baik dalam Al Qur‟an maupun Hadis Nabi Muhammad SAW.
Dalil Al Qur‟an yang mewajibkan shalat antara lain: a. Q.S Al Baqoroh: 43:
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang- orang yang ruku' [Al Baqoroh (2) ayat 43].
b.
Q.S Al Ankabut: 45
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al Ankabut : 45). c.
Q.S Al Hajj: 77
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan ( Al Hajj: 77) .
Ayat-ayat Allah SWT ini yang memerintahkan umat manusia mendirikan shalat, menyuruh mengerjakan shalat bersama-sama, menyatakan bahwa shalat menghalangi manusia dari rusak dan keji, memerintahkan agar melakukan shalat dengan cara yang sempurna dan menegaakan shalat diwaktu-waktu yang telah ditentukan.
3. Keistimewaan Ibadah Shalat
Shalat adalah penghubung antara hamba dengan tuhannya. Yang memiliki beberapa keistimewaan, antara lain: a.
Shalat adalah fardu yang mula-mula difardukan dari ibadat-ibadat badaniah.
b.
Shalat adalah tiang agama Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meruntuhkn shalat, sesungguhnya ia telah meruntuhkan agama (H.R Al Baihaqy dari Umar R.A, Al Ihya 2:9).
c.
Shalat lima waktu difardukan dimalam mi‟roj, dilangit.
Shalat lima waktu difardukan dilangit, pada malam nabi Muhammad SAW ber isro‟ (berjalan malam) dan bermi‟roj (naik ke alam tinggi). Hanya shalat fardulah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada nabi Muhammad, berbeda dengan ibadah yang lain yang disampaikan melalui malaikat Jibril dahulu.
Diperintahkan shalat fardu itu yang sebelumnya nabi terlebih dahulu dibersihkan dhohir dan batin dengan air zam-zam. Dan Allah SWT memerintahkan shalat kepada nabi Muhammad ketika beliau menghadap Allah menegaskan bahwa shalat itu ibadah yang luar biasa, suatu perbuatan yang sangat terhormat.
d.
Shalat akhir wasiat nabi kita Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain.
Dalam wasiatnya yang terakhir nabi mengatakan: ingatlah akan Allah, terhadap Shalat dan terhadap budak-budak sahaya yang kamu miliki (H.R. Ahmad, Risalah Ash Shalah:8).
e.
Shalat permulaan amal yang dihisap diakhirat dan diakhir ibadah yang ditinggalkan umat didunia.
f.
Shalat seutama-utama syair Islam, dan sekuat kuat tali perhubungan antara hamba dengan Allah (AshSidiqy,1951:20).
4. Syarat-syarat Shalat
Syarat-syarat wajib shalat yaitu: a. Islam
Shalat fardu diwajibkan atas setiap muslim laki-laki dan perempuan yang telah mengaku dan menyatakan dirinya seorang islam dengan membaca dua syahadad. Dengan demikian orang kafir tidak wajib untuk melakukan shalat. b.
Balagh Orang yang sudah balagh diwajibkan untuk melakukan shalat.
Yang dimaksud dengan balagh ialah orang yang telah mencapai umur tertentu dan telah sampai umurnnya untuk melakukan kewajiban agama, laki-laki yang sudah mencapai balagh ditandai dengan mimpi, sedangkan perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi. Batasan balagh ini menandakan bahwa anak balita yang belum mencapai balagh tidak memiliki kewajiban shalat.
c.
Berakal Orang yang berkal diwajibkan untuk shalat, yaitu orang yang sudah mumaziz dan memiliki akal yang sehat dan waras.
d.
Suci dari hadas dan najis Menghilangkan hadas kecil dengan berwudlu dan menghilangkan hadas besar dengan mandi besar. Menghilangkan najis yang berada di tiga tempat yaitu badan, pakaian, dan tempat shalat.
e.
Menutup aurot Batas aurot laki-laki adalah dari pusar sampai lutut sedangkan wanita adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.
f.
Masuk waktu Waktu shalat ada lima waktu yaitu :
Waktu shalat dhuhur berawal ketika matahari condong ke arah barat sampai saat bayangan segala sesuatu sudah sama dengan panjangnya. Waktu shalat ashar, dimulai sejak keluarnya waktu dhuhur hingga matahari menguning atau sampai bayangan mempunyai panjang dua kali lipat.
Waktu shalat manghrib, dimulai sejak matahari terbenam sampai terbenamnya mega merah.
Waktu shalat isya‟, dimulai dari terbenamnya mega merah sampai pertengahan malam, sedangkan waktu darurat sampai terbit fajar.
Waktu shalat subuh, dimulai dari terbit fajar shadiq putih, sampai terbit matahari (Sa‟id, 2006:204-207).
g.
Menghadap kiblat Menghadap ke baitul haram merupakan syarat sahnya shalat.
h.
Niat Niat dalam hati. Menurut bahasa, niat berarti tujuan yakni keeguhan hati untuk melakukan sesuatu(Sa‟id, 2006:257). i.
Telah sampai dakwah Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum. Firman Allah Q.S. AnNisa: 165
(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana . j.
Jaga Orang yang tidur tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang lupa. Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya : “yang terlepas dari hukum ada tiga macam : kanak-kanak hingga ia dewasa, orang tidur hingga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh ”(H.R. Abu daut dan ibnu majah).
5. Rukun Shalat
Rukun-rukun shalat diantaranya yaitu: a. Niat b.
Takbirotul ikhrom c. Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit d.
Membaca surat Al Fatikhah pada tiap-tiap rokaat e. Ruku‟ dengan tumakninah f. I‟tidal dengan tumakninah g.
Sujud dua kali dengan tumakninah h. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah i. Duduk tasyahut akhir dengan tumakninah j. Membaca tasahud akhir k.
Membaca shalawat nabi pada tasahud akhir l. Membaca salam yang pertama m.
Tertib yaitu berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut (Sa‟id Ali,
2008 :238).
6. Shalat Jama‟ dan Qashar a.
Shalat jama‟ berarti menggabungkan shalat, yaitu mengumpulkan dua shalat fardu yang dilakasanakan dalam satu waktu. Misalnya shalat dhuhur dan ashar dikerjakan pada waktu dhuhur atau pada waktu ashar. Shalat jama‟ ini boleh dilaksanakan karena beberapa alasan (halangan) berikut: 1) dalam perjalanan yang bukan untuk maksiat 2) apabila turun hujan lebat 3) karena sakit dan takut 4) jarak yang ditempuh cukup jauh yakni kurang lebihnya 81 km b.
Shalat Qashar adalah shalat yang diringkas, yaitu shalat fardu yang 4 (empat) rakaat (dhuhur,asar,isya‟) dijadikan 2 rakaat, masing-masing dilaksanakan tetap pada waktunya. Sebagaimana menjamak shalat, meng-qashar shalat hukumnya sunnah. Dan ini merupakan rushah (keringan) dari Allah SWT bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) bepergian yang bukan untuk maksiat 2) jauh perjalanan niminal 88,5 km 3) shalat yang di qashar adalah ada‟ (bukan qadla‟) yang empat rakaat 4) tidak boleh bermakmum pada orang yang shalat sempurna (tidak di qashar)
B. Aktif Mengikuti Rohani Islam (Rohis) 1.
Organisasi Rohani Islam (Rohis) Pradjudi Arm osudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama- sama mencapai tujuan tertentu (http://duniabaca.com: 2011).