KONSEP UKHUWAH DALAM AL QUR’AN (STUDI KOMPARATIF ANTARA KITAB TAFSIR AL-LUBAB DAN THE MESSAGE OF THE QURAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

  

KONSEP UKHUWAH DALAM AL QUR’AN

(STUDI KOMPARATIF ANTARA KITAB TAFSIR

AL-LUBAB DAN THE MESSAGE OF THE QURAN)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh:

Abrar Azfar Al Akram

  

NIM: 215-14-011

PROGRAM STUDI ILMU AL- QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN HUMANIORA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Abrar Azfar Al Akram NIM : 215-14-011 Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora Jurusan : Ilmu Al-

  Qur’an dan Tafsir Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan dipubilkasikan oleh perpustakaan IAIN Salatiga. Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 17 Juli 2018 Yang menyatakan, Abrar Azfar Al Akram NIM: 215-14-011 Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Abrar Azfar Al Akram NIM : 215-14-011 Jurusan : Ilmu Al-

  Qur’an dan Tafsir Judul

  :“Konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif Antara Kitab Tafsir Al-Lubab Dan The Message of The Quran) ” Telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.

  Salatiga, 17 Juli 2018 Pembimbing Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.

  NIP. 19720531 199803 1 002

  

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara Abrar Azfar Al Akram dengan Nomor Induk Mahasiswa

  

215-14-011 yang berjudul “Konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an (Studi

Komparatif antara Kitab Tafsir Al-Lubab dan The Message of The

Quran)” telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian Fakultas

  Ushuluddin Adab dan Humaniora, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada Senin, 10 September 2018 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir.

  Salatiga, 27 September 2018

  Panitia Ujian Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dr. Mubasirun, M. Ag. Dr. Adang Kuswaya, M. Ag. NIP. 19590202 1990031001 NIP.19720531 199803 1002 Penguji I Penguji II Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag. Tri Wahyu Hidayati, M. Ag. NIP.19541002 198403 1001 NIP. 19741123 200003 2002 Dekan FUADAH Dr. Benny Ridwan, M. Hum. NIP. 19730520 199903 1006

  

MOTTO

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan...

akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan, selama manusia itu setia atau

percaya pada hatinya sendiri

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk abi dan umi penulis yang selalu berjuang, memberikan motivasi dan pelajaran, serta pengalaman yang membuat penulis belajar dan memahami kehidupan, Kepada saudara-saudaraku yang selalu mendukung semua cita-cita dan harapan penulis, Dan almamaterku IAIN Salatiga.

  

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحّرلا الله مسب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul

  “Konsep Ukhuwah Dalam Al-Qur’an (Studi

Komparatif Antara Kitab Tafsir Al-Lubab Dan The Messsage Of The

Quran)” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan

  kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, dengan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait sehingga kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih setulusnya kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Benny Ridwan, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan teladan dengan semangat bekarya.

  3. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir sekaligus sosok penyemangat, pendorong kesuksesan dan contoh bagi mahasiswa-mahasiswanya, khususnya mahasiswa IAT yang sangat bangga dan berbahagia selama ini berada dalam bimbingan beliau.

  4. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang memiliki peran besar dalam mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  5. Kepada seluruh Dosen Fuadah khususnya pada Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Salatiga yang tak henti-hentinya selalu menyemangati dan mendorong mahasiswa untuk maju dan berkembang.

  6. Abi Sarno dan Umi Senilawati tersayang, dan yang selalu membimbing penulis, memberikan doa, nasihat, kasih dan sayang, serta motivasi dalam kehidupan penulis.

  7. Mas M. Roid Al-Faruqi dan adek penulis Abdul Hakim Al-Malik, yang selalu mendukung dalam setiap kegiatan dan harapan-harapan penulis

  8. Sahabat dan kawan seperjuangan penulis, Asprilia Putri, Ayusta, Novita, Wahyu, Fisa, Latip, Neny, Dai, Samsul, Layla, Mbak Bicha, Ocim, Fisa, Trisna, Yusuf, Dan Nuha yang semuanya telah memberikan pengalaman berjuang bersama.

  9. Terimakasih pada Teman-teman KKN, Cik Nur, Dika, Elsa, Ifa, Longit, Hikmah, Fatur dan Eka atas dukungan dan motivasinya 10. Anak didik dan adek-adek penulis dalam Pencak Silat SMK N 2

  Salatiga, annizar, devan, chayono, santi, yuda, anam, mamad, khakim, irvan, aldi, warsito, luhur, saiful, dan friski, sri, syahdan, fajar, feli, dan azril yang menjadi partnerku dalam mencurahkan bakat dan keringat.

  Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam segi isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 27 September 2018 Abrar Azfar Al Akram

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep Ukhuwah yang digali berdasar ayat-ayat Ukhuwah dalam Al- Qur’n sebagai solusi atas permasalahan umat saat ini, di mana antara kelompok dalam agama islam saling merasa sebagai golongan yang lebih baik dari yang lain dalam hal akidah dan syariat. Pernyataan utama yang dijawab dalam penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Ukhuwah dalam Al-Quran? (2) Bagaimana penafsiran Muhammad Asad terhadap ayat-ayat Ukhuwah dalam Al-Quran? (3) Apa persamaan dan perbedaan konsep Ukhuwah dalam pandangan M. Quraish Shihab dan Muhammad Asad?

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam memperoleh data peneliti menggunakan metode kepustakaan (library ). Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dengan

  research menggunakan metode analisis komparatif.

  Dari hasil penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa (1) Penafsiran Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Lubab sangat terlihat konteks ke- Indonesiaan. Seperti dalam menafsirkan beberapa ayat Ukhuwah, nampak sajian yang diberikan oleh Quraish Shihab merupakan solusi dari permasalahan umat Islam, terkhusus di Indonesia (2) Sedang penafsiran Muhammad Asad dalam kitab tafsir The Message of The Quran lebih menitik beratkan pada tindakan bercerai-berai yang merupakan oposisi dari konsep Ukhuwah, serta dijelaskan panjang lebar mengenai balasan dan peringatan bagi orang-orang yang berselisih (3) terdapat kesamaan antara konsep Ukhuwah antara 2 Penafsir, bahwa tindakan yang berlawanan dengan konsep Ukhuwah (persaudaraan) seperti bercerai-berai dan berselisih dapat menimbulkan perpecahan bagi umat itu sendiri, di samping itu tindakan tersebut dibenci dan mengundang murka allah, sehingga orang- orang yang bercerai-berai akan di jerumuskan dalam api neraka sebagai perbedaan yang dalam konsep Ukhuwah yang ditawarkan oleh Muhammad Asad dan Quraish Shihab yaitu Muhammad Asad menjelaskan ayat-ayat Ukhuwah secara tidak langsung, jelasnya dalam kitab tafsirya Asad lebih banyak membahas mengenai tindakan yang merupakan oposisi dari tindakan Ukhuwah yaitu “bercerai-berai” dan konsekuensi yang akan manusia terima dari tindakan tersebut, termasuk di dalamnya larangan utuk mendekati tindakan tersebut, berbeda dengan Quraish Shihab yang menafsirkan ayat tersebut langsung menyangkut tema pentingnya Ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam umat, yang kemudian dihubungkan dengan bahaya tindakan bercerai-berai dengan berbagai konsekuensinya.

  

Kata Kunci: Komparatif, Ukhuwah, Al-Lubab, The Message Of The Quran

PEDOMAN TRANSLITERASI 1.

  Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis

  (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf

  Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

ARAB LATIN

  Kons. Nama Kons. Nama Alif Tidak dilambangkan

  ا Ba B Be

  ب Ta T Te

  ت Tsa Es Es (dengan titik di atas)

  ث Jim J Je

  ج Cha Ha Ha (dengan titik di bawah)

  ح Kha Kh Ka dan ha

  خ Dal D De

  د Dzal Dh De dan ha

  ذ Ra R Er

  ر Za Z Zet

  ز Sin S Es

  س

  Syin Sh Es dan ha ش

  Shad So Es (dengan titik di bawah) ص

  Dlat Do De (dengan titik di bawah) ض

  Tha To Te (dengan titik di bawah) ط

  Dha Zo Zet (dengan titik di bawah) ظ

  Koma terbalik di atas ع ‘Ain ‘

  Ghain Gh Ge dan ha غ

  Fa F Ef ف

  Qaf Q Qi ق

  Kaf K Ka ك

  Lam L El ل

  Mim M Em م

  Nun N En ن

  Wawu W We و

  Ha H Ha ـه

  Hamzah Apostrof ء ’

  Ya Y Ye ي

  2. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan gabungan huruf sebagai berikut: a.

  Vokal rangkap ( ْ وَأ )ْ dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya: al-yawm.

  b.

  Vokal rangkap ( ْ يَأ ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya: al-bayt.

  3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( ْ ةَحِتاَف لا = al-f̄atihah ), ( م وُلُع لا = al-‘ul̄um ) dan ( ْ ةَم يِق = q̄imah ).

  4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya (

  ْ دَح =

  haaddun ), ( ْ دَس = saddun ), ( بِّيَط = thayyib ).

  5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif- lam, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya (

  ْءآمَّسلا = al-sam ْ ̄ a’ ). ت يَب لا = al-bayt ), ( 6.

  T̄a’ marb̄ut’ah mati atau yang dibaca seperti ber-haarakat suk̄un, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan

  t̄a’ marb̄ut’ah yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”,

  misalnya ( للاِه لاُْةَي ؤُر = ru’yah al-hil̄al atau ru’yatul hil̄al ).

  7. Tanda apostrof (’) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ( ُْةَي ؤُر = ru’yah

  ), ( ءاَهَقُف = fuqah̄a’).

  DAFTAR ISI

  Halaman Judul ............................................................................................ i Halaman Keaslian Tulisan ........................................................................ ii Halaman Persetujuan Pembimbing .......................................................... iii Halaman Pengesahan ................................................................................ iv Halaman Motto Dan Persembahan ............................................................ v Kata Pengantar ......................................................................................... vi Abstrak ..................................................................................................... ix Halaman Pedoman Transliterasi ................................................................ x Daftar Isi ................................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ................................................................ 1 B. Rumusan masalah ......................................................................... 7 C. Tujuan penelitian .......................................................................... 7 D. Manfaat penelitian .................................................................... .. 7 E. Tinjauan pustaka ........................................................................ .. 8 F. Metode penelitian ...................................................................... 10 G. Sistematika penulisan ................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Ukhuwah ....................................................................... 14 1. Pengertian Ukhuwah Islamiyah ........................................... 14 2. Macam Ukhuwah dalam Al-Qur’an .................................... 18 3. Ayat-ayat Ukhuwah dalam Al-Qur’an ................................ 19 B. M. Quraish Shihab Dalam Kitab Tafsir Al-Lubab..................... 29 1. Biografi M. Quraish Shihab................................................. 29 2. Kitab tafsir Al-Lubab........................................................... 38 C. Muhammad Asad Dalam Kitab Tafsir The Message of The Quran .......................................................................................... 42

  2. Kitab tafsir The Message of The Quran .............................. 52 D. Metode Komparatif .................................................................... 55

  BAB III PEMBAHASAN A. Tafsir ayat Ukhuwah menurut Muhamad Asad dan Quraish Shihab

  ............................................................................................... 61 1.

  Tafsir Surat Ali ‘Imron ayat 103 ......................................... 61 2. Tafsir Surat Ali ‘Imron ayat 105 ......................................... 63 3. Tafsir Surat Yuunus ayat 99 ................................................ 64 4. Tafsir Surat Al-Hujuraat ayat 10 ......................................... 66 5. Tafsir Surat Al-Hujuraat ayat 13 ......................................... 67 6. Tafsir Surat Ar-Rum ayat 31-32 .......................................... 70 7. Tafsir Surat At-Taubah ayat 11 ........................................... 76 8. Tafsir Surat Al-An’am ayat 38 ............................................ 79 B. Konsep Ukhuwah dalam kitab tafsir The Meessage of The Quran dan Al-

  Lubab ......................................................................................... 82 1.

  Konsep Ukhuwah dalam tafsir The Message of The Quran 82 2. Konsep Ukhuwah dalam tafsir Al-Lubab ............................ 87 C. Persamaan dan Perbedaan antara Kitab Tafsir The Meessage of The Quran dan Al-Lubab ............................................................................. 92

  1. Persamaan antara Kitab Tafsir The Meessage of The Quran dan Al- Lubab ................................................................................... 92 2. Perbedaan antara Kitab Tafsir The Meessage of The Quran dan Al-

  Lubab ................................................................................... 94 D. Refleksi ...................................................................................... 98

  BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 101 B. Saran .......................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Penafsiran dalam The Message of The Quran, 103 Lampiran II Penafsiran dalam Al-Lubab, 124-125

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al- Qur’an merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah

  kepada manusia yang memiliki julukan Al-Amin (yang paling dapat dipercaya) di Makkah pada masa itu, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Allah SWT menurunkan Al-

  Qur’an secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22-23 tahun, diawali pada tanggal 17 Ramadhan ketika Rasululullah SAW berumur 40 tahun sampai sempurnanya Al-

  Qur’an dengan wafatnya Rasulullah SAW ketika berumur 63 tahun. Turunnya Al-

  Qur’an seccara berangsur-angsur bukan tanpa alasan, akan tetapi “budaya yang berjalan pada saat itu adalah tradisi lisan, sehingga sulit dan tidak masuk akal apabila wahyu Allah yang berupa Al-

  Qur’an ini turun secara lengkap dan Allah juga memperhatikan si si ‘penerima’ yaitu nabi

  Muhammad yang tingkatnya sejajar dengan kaumnya sendiri (kaum muslim Makkah), memberikan waktu kepada nabi Muhammad untuk mendapatkan pemantapan hati, sedang pada awal turunnya Al-

  Qur’an proses komunikasi Allah

  1

  melalui wahyu amat s . Secara singkat menurut ulit baginya” penjelasan para ulama Al-

  Qur’an dapat didefinisikan sebagai kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, dengan lafadz berbahasa Arab, secara mutawatir, termasuk ibadat bagi yang membacanya, diawali dengan surat Al-Fatihah dan

  

2 diakhiri dengan surat An-Nas . 1 Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al- Qur’an “Kritik Terhadap Dengan diturunkannya Al- Qur’an kepada

  Rasulullah SAW, menandakan bahwa nabi Muhammad membawa bersamanya agama Islam yang ajarannya, berkaitan dengan perintah dan larangan, dan aturan yang Allah aturkan, sudah dituliskan dalam kitab yang Allah turunkan melalui nabi Muhammad yaitu Al-

  Qur’an. Dikarenakan dakwah yang dilakukan oleh nabi Muhammad, ajaran Islam menyebar bersama dengan bertambahnya jumlah pemeluk agama Islam di tanah Arab. Perkembangan ini selanjutnya menyebar ke seluruh dunia, salah satunya di tanah Nusantara. Sejarah masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad 7 atau 8 Masehi namun mengenai jalur masuknya, terdapat 4 teori yang membahas mengenai hal ini, yaitu teori Gujarat, teori Mekkah, teori Persia dan

  3 teori Cina.

  Sekarang ini di Indonesia menjadi negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, bahkan masyarakat Indonesia merupakan pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Menurut data U.S. Commission On

  International Religious Freedom (komisi A.S untuk

  kebebasan beragama internasional) atau USCRIF, lebih dari 87 persen dari populasi 258 juta jiwanya mengidentifikasi diri

  4

  mereka sebagai Muslim. Melihat kepada data yang lebih detil, badan pusat statistik tahun 2010 menyebutkan jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia adalah 207.176.162 yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia, dari keseluruhan masyarkatnya 237.641.326, jadi kurang lebih hanya 30 juta 3 Abd. Ghofur : “Telaah kritis masuknya Islam ke Indonesia”. Jurnal Ushuluddin Vol. XVII No. 2, Juli 2011. hlm. 161.

  jiwa yang memeluk agama selain Islam di Indonesia, yang terbagi dalam rincian agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Chu serta agama lain yang tidak diakui oleh negara secara resmi. Secara lebih rinci, pemeluk agama Islam terbanyak adalah di provinsi Jawa Barat dengan jumlah 41.763.592 jiwa, sedang pemeluk agama Islam paling sedikit

  5 adalah dari provinsi Bali dengan jumlah 52.0244 jiwa.

  Dengan jumlah kaum muslim yang menjadi mayoritas pemeluk agama di Indonesia, tentu saja menimbulkan imbas kepada umat muslim sendiri, bukan hanya mengarah kepada hal-hal yang positif akan tetapi juga mengarah kepada hal-hal yang negatif. Jika kita lihat kembali umat Muslim di Indonesia terbagi dalam berbagai kelompok, baik yang berbentuk organisasi maupun yang bukan organisasi, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir Indonesia, Front Pembela Islam, Jamaah Tabligh, dan Salafi. Diantara yang lain ada juga yang masuk pada aliran sesat dalam pandangan MUI, diantaranya LDII (Lembaga Dakwah Islamiiah Indonesia), Ingkar Sunnah, Negara Islam Indonesia (NII) dan kelompok lainnya.

  Adanya berbagai kelompok dalam Islam semacam ini tidak dapat di hindari, karena pemahaman akan Islam dan hukum-hukumnya memiliki pemahaman yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang masing-masing. Disamping itu hal ini merupakan keistimewaan Al-

  Qur’an yang dapat dipahami dari berbagai sudut pandang, dan hal ini menciptakan cara berfikir yang mempengaruhi suatu kelompok kepada tujuan tertentu yang ingin diraih dalam memahami Al- Qur’an dan agama yang dibawa bersamanya, yaitu agama Islam. Akan tetapi disisi lain tentu saja jumlah kelompok yang banyak juga menimbulkan beberapa akibat negatif di akibatkan perbedaan pendapat antara satu kelompok dengan yang lain.

  Di antara satu masalah, misalnya dalam konteks Indonesia adalah masalah penolakan pengajian di Garut, Jawa Barat. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut menolak kehadiran Ustadz Bachtiar Nasir dan KH Ahmad Shabri Lubis untuk berdakwah ke Kabupaten

  

6

Garut, sabtu (11/11/2017). Jamiyyah Persatuan Islam

  menyikapi persoalan tersebut. “Penolakan terhadap ulama yang akan berceramah dengan dalih apapun, tentu sangat disesalkan. Karena tidak mencerminkan adanya Ukhuwah

  7 Islamiyah di antara umat Islam ”, ujar Prof. Dadan Wildan.

  Sedang dalam permasalahan lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau umat Islam tidak saling menyalahkan dan mengkafirkan.

  "Salah satu problem yang saat ini berkembang dan ada di masyarakat yaitu adanya tudingan mengkafirkan kelompok tertentu," ungkap Zainal Abidin, Minggu (7/5). "Misalkan ada yang pakai celana di atas mata kaki dan di bawah mata kaki. Mestinya hal-hal seperti itu tidak diperdebatkan, karena

  8 tidak prinsip dalam beragama atau dalam Islam," ujarnya. 6 http://jabar.tribunnews.com/2017/11/06/pengurus-nu-garut-tolak- kehadiran-ustaz-bachtiar-nasir-dia-tak-tegas-terhadap-paham-radikalisme

  Diakses pada tanggal 08/03/18 jam 05:32 7 http://persis.or.id/pcnu-garut-tolak-pengajian-ubn-seperti-ini-sikap- persis/ Diakses pada 08/03/18 jam 05:36 8 https://www.merdeka.com/peristiwa/mui-minta-umat-Islam-tak-

  Sehingga dari masalah yang demikian ini penulis merasa perlu adanya jawaban terhadap perbedaan kelompok Islam di Indonesia dan jalan keluarnya atau solusi terhadap hal tersebut dalam usaha menghindari tindakan saling menyalahkan antara suatu kelompok terhadap kelompok lain yang memiliki perbedaan cara pandang. Sedang agama ditujukan untuk manusia, yang memiliki kesetiaan pada moralitas, kebenaran dan keindahan. Bukan sekedar bangkitnya pemahaman agama yang lebih tepat disebut pengerasan agama, di mana terjadi tindak penindasan disertai

  9 nama agama.

  Dari hal-hal tersebut yang ingin penulis tekankan adalah mengenai pemahaman umat muslim Indonesia mengenai konsep “Ukhuwah” dalam Al-Qur’an sebagai solusi permasalahan perbedaan pendapat antara satu kelompok dengan kelompok lain yang sampai pada tindakan menyalahkan, dan dilihat dari masalah di atas tindakan menyalahkan tersebut semakin melebar pada tindakan yang lain. Seolah-olah Islam khususnya di Indonesia sekarang ini sangat lemah dan mudah diruntuhkan dari luar, karena permasalahan yang berasal dari dalam seperti saat ini.

  Dalam usaha memahami konsep Ukhuwah dalam Al- Qur’an, tentu saja penulis perlu memahami ayat-ayat yang berhubungan dengan permasalahan Ukhuwah antar sesama umat muslim di Indonesia. Dalam usaha memahami konsep tersebut dalam Al-

  Qur’an, penulis akan merujuk pemahaman Ukhuwah dalam pemikiran M. Quraish Shihab dalam tafsir

  Al-Lubab dan Muhammad Asad dalam tafsir The Message of

  The Quran , yang metodenya sama sama menggunakan

  metode tafsir Ijmaly (global). Alasan penulis bersandar kepada penafsiran Ijmaly adalah karena sebagai pembaca, usaha memahami tafsir Ijmaly terbilang sangat mudah karena tafsir nya yang ringkas dan dapat dipahami oleh banyak kalangan. sehingga hasil kesimpulan yang didapatkan oleh penulis dapat dipahami oleh banyak kalangan pula.

  Dari berbagai banyak penafsiran yang menggunakan metode tafsir Ijmaly, penulis memilih memilih kitab tafsir

  The Message of The Quran karya Muhammad Asad di

  antaranya, karena Asad menganut pandangan-pandangan yang berasal dari Al- Qur’an dan Sunnah, yang tanpa itu pemikirannya tentang Islam dan peradaban Muslim tidak akan ada. Dengan demikian, Al-

  Qur’an dan Al-Sunnah ini

  10

  menjadi soko guru pemikiran Asad. Dan dalam kitab tafsir

  The Message of The Quran , Muhammad Asad melakukan

  penelitian terhadap masyarakat Arab Badui yang memiliki tradisi bahasa Arab yang paling dekat dengan bahasa Arab yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW.

  Dan dalam penelitian kali ini penulis mengkomparasikan dengan hasil karya M. Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Lubab, adalah karena Prof. Quraish sendiri yang merupakan penafsir kontemporer yang banyak dijadikan rujukan, dari penafsiran juga pemikirannya terhadap Al-

  Qur’an meski beberapa pemikirannya terlihat kontroversional. Tujuan penulis mengambil pemikiran beliau terhadap konsep Ukhuwah dalam Al-

  Qur’an adalah penulis merasa perlu untuk melihat pandangan Prof. Quraish Shihab. 10 M. Taufiq Rahman : “RASIONALITAS SEBAGAI BASIS TAFSIR

  Sehingga nantinya pemikiran Asad dapat dibandingkan dengan konteks ke Indonesia an yang memang ditujukan untuk mencari pemahaman konsep Ukhuwah Islam yang harus dibangun di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil pokok-pokok rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab terhadap ayat- ayat Ukhuwah dalam Al- Qur’an? 2.

  Bagaimana penafsiran Muhammad Asad terhadap ayat- ayat Ukhuwah dalam Al-Q ur’an? 3. Apa persamaan dan perbedaan konsep Ukhuwah dalam pandangan M. Quraish Shihab dan Muhammad Asad?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun Tujuan dan manfaat yang ingin kami capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui penafsiran M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Ukhuwah dalam Al- Qur’an 2.

  Untuk mengetahui penafsiran Muhammad Asad terhadap ayat-ayat Ukhuwah dalam Al- Qur’an 3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep

  Ukhuwah dalam pandangan M. Quraish Shihab dan Muhammad Asad D.

   Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.

  Bagi penulis Memberikan wawasan dan pemahaman dalam hal penafsiran ayat Ukhuwah dalam Al-

  Qur’an, serta perbedaan persamaan antara kedua Mufassir. a.

  Memberikan sebuah bacaan yang mampu memberikan jawaban atas konsep Ukhuwah khususnya dalam pemikiran M. Quraish Shihab dan Muhammad Asad b. Mengenalkan kepada pembaca mengenai pemikiran M.

  Quraish Shihab dan Muhammad Asad terhadap konsep Ukhuwah dalam Al-

  Qur’an c. Menjadi solusi atas perpecahan dan persilisihan antar umat Islam di Indonesia yang semakin melemahkan persatuan umat islam khususnya di Indonesia E.

   Tinjauan Pustaka

  Penelitian mengenai konsep-konsep Ukhuwah sudah menjadi banyak tema pembahasan, tema Ukhuwah yang sering menjadi bahan dakwah solusi dari permasalahan perpecahan umat, juga Al-

  Qur’an sebagai sumber dari aturan-aturan dan tatanan yang diatur untuk umat muslim secara khusus, sehingga tidak heran jika penelitian mengenai konsep Ukhuwah yang ditarik dari perspektif Al-

  Qur’an menjadi hal yang menarik untuk dikaji, diantaranya : Thesis dengan judul Studi Analisis Ayat-Ayat

  Ukhuwah Dalam Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab. Disusun oleh Syarifah Laili dari program

  Pascasarjana Program Studi Ilmu Hadis Universitas Islam Negri Sumatera Utara Medan pada tahun 2016.

  Karakteristik Thesis yang berjudul Studi Analisis Ayat-Ayat Ukhuwah Dalam Tafsir Al-Mishbah Karya M.

  Quraish Shihab yang disusun oleh Syarifah Laili, meneliti

  konsep Ukhuwah melalui ayat-ayat Ukhuwah dalam Al- Qur’an dengan melalu pemikiran M. Quraish Shihab yang

11 Misbah . Persamaan dengan penelitian yang dilakukan

  oleh peneliti adalah penelitian ini sama sama menggali konsep Ukhuwah melalui ayat-ayat Ukhuwah dalam Al- Qur’an, dengan melihat penafsiran yang dilakukan oleh Quraish Shihab. Sedangkan perbedaan dengan penelitian peneliti adalah bahwa penelitian yang disusun oleh Syarifah Laili digali dari kitab tafsir Al-Misbah sedangkan peneliti menggali pemikirannya berdasarkan kitab tafsir

  Al-Lubab dan dikomparasikan dengan pemikiran

  Muhammad Asad dalam kitab tasir The Message of The Quran .

  Dan adapun Jurnal Cendekia, Vol 13, No 1, Jan 2015 dengan judul Merajut Ukhuwah Islamiyah Dalam

  Keanekaragaman Budaya Dan Toleransi Antar Agama

  yang disusun oleh Siti Aminah. Jurnal Cendikia merupakan jurnal ilmiah dari Universitas Islam Kadiri.

  Karakteristik penelitian ini melihat kepada konteks ke Indonesiaan dan lebih terkhusus pada pengkajian Ukhuwah Islamiyah, di antaranya faktor tumbuhnya dan cara mengaplikasikannya pada masyarakat yang memiliki perbedaan budaya dan tetap berpegang pada nilai toleransi antar umat beragama. Kesamaan dengan penelitian peneliti adalah sama-sama melihat Ukhuwah dalam konteks ke- Indonesiaan. Sedang perbedaan yang terlihat jelas adalah penelitian ini hanya berfokus pada konsep Ukhuwah secara umum kemudian dikhususkan pada Ukhuwah Islamiyah tanpa mengutip konsep Ukhuwah dari seorang tokoh, berbeda dengan penelitian peneliti yang 11 Syarifah laili, tesis: "Studi Analisis Ayat-Ayat Ukhuwah Dalam Tafsir mengungkapkan konsep Ukhuwah dengan

  12 mengkomparasikan pemikiran 2 tokoh.

F. Metode Penelitian

  Metode adalah sesuatu yang mutlak ada untuk melakukan penelitian. Sebab metode memberikan rambu- rambu agar jalannya penelitian bisa sampai pada tujuan penelitian itu sendiri. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.

  1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library

  research). Studi kepustakaan adalah teknik

  pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litelatur-liteatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada

  13 hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

  2. Sumber Data Sumber data memainkan peran yang sangat penting dalam penelitian agar penelitian tersebut tidak hanya berdasarkan spekulasi belaka. Dalam penelitian ini, penulis memiliki sumber data yang dapat dikategorikan sebagai berikut.

  a) Sumber Primer

  Data primer atau utama adalah data yang menjadi obyek dari penelitian ini, yaitu:

12 Siti Aminah : Merajut Ukhuwah Islamiyah Dalam Keanekaragaman Budaya Dan Toleransi Antar Agama. Jurnal Cendikia. Volume 13, Nomor 1.

  1) Al-Lubab: Makna, Tujuan Dan Pelajaran Dari

  Surah-Surah Al- Qur’an Karya M. Quraish Shihab,

  Penerbit Lentera Hati, Tangerang, 2012. 2)

  The Message of The Quran Karya Muhammad Asad, Penerbit Mizan, Bandung, 2017.

  b) Sumber Sekunder

  Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada, atau data yang diperoleh dari tangan kedua, dari sumber tidak langsung/pendukung. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah buku-buku, artikel, jurnal, dan bahan-bahan kepustakaan lain yang ada relevansinya dengan penelitian ini.

  3. Teknik Pengumpulan data Karena penelitian ini merupakan library

  research , maka teknik pengumpulan data yang

  digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Mengumpulkan bahan- bahan pustaka yang memiliki sangkut paut dengan penelitian ini.

  4. Analisis Data Penelitian ini menggunkan metode analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan- kesimpulan (inferences) yang dapat ditiru (replicabel) dan dengan data yang valid, dengan memperhatikan konteksnya. Metode ini dimaksudkan untuk menganalis isi seluruh pembahasan mengenai penafsiran M. Quraish

  Sehubungan dengan penelitian ini, penulis akan mengkomparasikan penafsiran M. Quraish Shihab dan Muhammad Asad terhadap ayat-ayat yang berhubungan dengan konsep Ukhuwah. Dengan begitu, kita bisa memahami bagaimana sebernarnya konsep Ukhuwah yang dimaksudkan oleh Al-

  Qur’an sehingga dapat kita aplikasikan agar menjadi solusi dari permasalahan yang sudah disebutkan di atas.

5. Pengecekan Keabsahan Data

  Uji kredibilitas data dibutuhkan untuk memastikan keabsahan data penelitian. Mengenai persoalan ini penulis melakukan cek menyeluruh terhadap kredibilitas semua data yang digunakan serta melakukan diskusi dengan dosen pembimbing yang tentunya lebih mengetahui apabila terdapat hal-hal yang penulis ragukan dalam data-data yang diperoleh tersebut.

G. Sistematika Penulisan

  Sebagai upaya memberi gambaran dalam penyusunan penelitian ini, peneliti dalam menyusun karya ilmiah ini berisi lima bab dengan rincian sebagai berikut.

  Bab pertama, adalah pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelas istilah, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab kedua, membahas mengenai konsep Ukhuwah, biografi penulis dan kitab tafsir yang ditulis Muhammad Asad dalam kitab tafsir The Message of The

  

Quran , sekaligus metode komparatif yang digunakan

dalam penelitian ini.

  Bab ketiga, berisi penafsiran Quraish Shihab dan Muhammad Asad dalam kitab tafsirnya mengenai ayat Ukhuwah dalam Al-

  Qur’an, analisa peneliti terhadap konsep Ukhuwah menurut Quraish Shihab dan Muhammad Asad, kemudian persamaan dan perbedaan antara kitab tafsir The Message of The Quran dan Al-

  Lubab dan ditutup dengan Refleksi

  Bab keempat, merupakan bab penutup dari penilitian yang memuat kesimpulan seluruh hasil penelitian dan Saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Ukhuwah 1. Pengertian Ukhuwah Islamiyah Secara bahasa, dalam kamus Lisan Al-

  ‘Arab

  kata خَأ yang memiliki asal kata akhwun (وخا) bermakna; pertama, saudara senasab atau saudara sekandung. Kedua,

  خَأ juga bermakna teman dekat/sahabat. Dalam kitab Tahdzibut Tahdzib yang dikutip dalam kamus Lisan Al-

  ‘Arab, Al-akhwu

  ( وخلاا) adalah tunggal (dalam arti saudara 1), sedang yang 2 saudara disebut akhowaani (

  ناوخا) dan

  14

  jamaknya adalah ikhwan ( ناوخا) atauْikhwah (ةوخا)

  Secara istilah, Ukhuwah ( ةوخأ) dapat diartikan sebagai persaudaraan, terambil dari akar kata yang awalnya berarti “memperhatikan”. Sehingga dari makna asal ini, Ukhuwah memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Menurut Quraish Shihab, kemunginan perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan antara sesama pihak yang bersaudara, sehingga kemudian makna tersembut berkembang, sampai akhirnya Ukhuwah dipahami sebagai “setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu,

  15

  bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan” Secara mujazi kata Ukhuwah (persaudaraan) 14 mencakup persamaan dalam kamus-kamus bahasa Ibnu Manzur, Lisan Al-Arab, Jilid 1, (Bairut: Daru Sadir), hlm. 40. arab ditemukan bahwa kata خَأ yang membentuk kata

  Ukhuwah digunakan juga dengan arti teman akrab atau sahabat, sedang kata خَأ dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 52 kali, beberapa diantaranya bermakna saudara kandung- seperti pada ayat ayat yang berbicara tentang kewarisan dan sebagian lainnya. Selain bentuk tunggal, ada pula bentuk jamak dari kata

  خَأ yang dikenal dalam dua bentuk, pertama, ikhwaanun ناوخا, yang biasanya bermakna persaudaraan dalam arti tidak sekandung. Kata

  ikhwaanun ( ) dalam Al-

  ن ا وخا Qur’an dikenal sebanyak 22 kali, yang sebagiannya di sandingkan

  16

  dengan kata ad-Diin ( , seperti dalam surat At- نيدلا)

  Taubah ayat 11: ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ

                                ْ ْ ْ ْ ْ ْ

             ْ        ْ    

  11. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan

  menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui.

  Kedua, selain kata Ikhwan ( ) adalah kata ن اوخا

  ikhwah (

  ة ) yang terdapat dalam Al-Qur’an وخا sebanyak tujuh kali. Keseluruhannya digunakan untuk makna persaudaraan seketurunan (kecuali satu ayat: Innamaa Al-

  Mu’minunna Ikhwat (Al-Hujuraat:

  17 10) .

  Dari dasar diatas, menarik dicari jawaban mengapa Al- Qur’an ketika berbicara tentang

  Ukhuwah Imaniyah/Islamiyah itu menggunakan kata jamak dari خَأ yang berbentuk ikhwah ( وخا ة ), yang biasanya selalu digunakan untuk arti persaudaraan seketurunan. Atau, lebih ringkas mengapa Al-

  Qur’an ketika berbicara tentang Ukhuwah Islamiyah tidak menggunakan kata

  نوخا, sedang kata ini selalu digunakan untuk makna persaudaraan yang tidak seketurunan. Jika kita analisa, bukankah jika kita melihat kondisi saudara- saudara seIslam dan seiman, terdiri dari banyak

  18 bangsa, suku, yang tentunya tidak seketurunan .

  Dalam masalah ini, Quraish Shihab menganggap bahwa hal ini bertujuan untuk mempertegas dan mempererat jalinan hubungan antara sesama muslim. Seakan hubungan tersebut dijalin bukan saja karena keimanan mereka yang mengikat mereka satu sama lain yang ditunjukkan dengan kata Al-M

  u’minun, akan tetapi juga seakan

  diikat oleh persaudaraan seketurunan yang ditunjukkan dengan kata ikhwah ( ة ), sehingga وخا

17 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-

  Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat , hlm. 357. tidak ada satu alasan pun untuk merusak hubungan

  19 antara mereka.

  Disamping kata mufrad akhun ( خَأ) yang bermakna saudara laki-laki dan memiliki jamak

  ikhwan (

  ناوخا) atauْ ikhwah (ةوخا), adapula kata mufrad ukhtun ( تخَأ)ْ yang bermakna saudara perempuan. Sedang jamak kata

  تخَأ yaitu akhwaatun ( ), yang dalam penelitian ini, kata tidak

  ت او خَأ ت او خَأ masuk dalam pembahasan tema besar ukhuwah.

  Ketika berbicara mengenai Ukhuwah, masyarakat muslim secara umum sangat akrab dengan istilah Ukhuwah Islamiyah. Hal ini yang pelu didudukkan maknanya, sehingga bahasan yang dilakukan tentang Ukhuwah tidak mengalami kerancuan. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan kedudukan kata Islamiyah dalam istilah di atas. Kesan yang ditimbulkan dari istilah Ukhuwah Islamiyah bermakna “persaudaraan yang dijalin oleh sesama muslim”, atau dengan kata lain, “persaudaraan antara sesama muslim”, sehingga dengan demikian

  20 kata “Islamiyah” dijadikan pelaku Ukhuwah itu.

  Pemahaman ini dirasa kurang tepat, karena sebenarnya kata Islamiyah yang dirangkaikan dengan kata Ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektifa. Sehingga kesimpulan dari makna Ukhuwah Islamiy 19 ah berarti ”persaudaraan yang

  M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat , hlm. 357.-358. bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam ”. Dalam menetapkan pendapat ini, Quraish Shihab berdasar kepada 2 pendapat. Pertama, Al-

  Qur’an dan hadis memperkenalkan bermacam-macam persaudaraan, seperti yang akan diuraikan selanjutnya. Kedua, karena alasan kebahasaan. Di dalam bahasa arab, kata sifat selalu harus disesuaikan dengan yang disifatinya. Jika yang disifati berbentuk indentitif maupun feminin, kata sifatnya pun harus demikian. Ini terlihat jelas, pada saat kita berkata Ukhuwah Islamiyah dan Al-

  21 Ukhhuwwah Al-Islamiyah.

2. Macam Ukhuwah dalam Al-Qur’an

  Jika kita mengartikan Ukhuwah dalam arti “persamaan” sebagaimana arti asalnya dan penggunaannya dalam beberapa ayat dan hadis, kemudian merujuk kepada Al-

Dokumen yang terkait

PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI MTS AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 124

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 71 DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 126

KONSEP IKHLAS DALAM KITAB MINHAJUL ABIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 100

Karya: K.H Bisri Mustofa SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

0 2 147

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132

APLIKASI HERMENEUTIKA DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN TERHADAP PEMAHAMAN AHLI KITAB DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

0 1 148

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB KIFAYATUL AWAM KARYA SYAIKH IBRAHIM AL- BAJURI SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 118

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

0 0 129

ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 97

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN (Studi kasus di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’an Mojo Andong Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 151