PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017 SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP
PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ALIFAH AMRI MIRFAQOH
NIM 11512055
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
IAIN SALATIGA
2016
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP
PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ALIFAH AMRI MIRFAQOH
NIM 11512055
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
IAIN SALATIGA
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Bungaku akan harum hingga tertelan masa, karena Bungaku, mahkota pertiwi ”
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini kupersembahkan kepada: 1.
Bapak tercinta, Muhson Ali dan Mama tersayang, Purwanti yang telah menjadi donatur terbesar saya dalam segala hal, sehingga LULUS dengan gelar S1.
2. Sahabat-sahabati PMII Kota Salatiga.
3. Sahabat-sahabati TEATER LINTANG SONGO Kota Salatiga.
4. Teman-teman PONPES AL-HASAN khususnya Nia, Isna, Riha, Kholis, 5.
Teman-teman MAHAD PUTRI Angkatan 2012 Khususnya Kamar Fatimah Erlitha, Fifi, Dhita, Pipit, Nana
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan inayah- Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat Islam.
Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih secara tulus kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
3. Ibu Peni Susapti, S. Si, M. Si. selaku Kajur PGMI dan pembimbing skripsi yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksana dalam membimbing, mengarahkan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya.
4. Bapak Dr. Marno selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo Salatiga.
5. Ibu Ratna Puspita Sari, S. Pd selaku guru kelas V di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo Salatiga.
6. Segenap Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga.
7. Teman-teman PGMI Salatiga angkatan 2012 yang tidak disebutkan satu persatu.
8. Teman-teman IAIN Salatiga angkatan 2012, teman-teman tarbiyah sebasib seperjuangan.
9. Semua pihak yang telah membatu baik material maupun spiritual dalam penulisan skripsi.
Semoga atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran untuk pembaca selalu penulis harapakan demi kesempurnaan penelitian ini. semua yang membutuhkan.
Salatiga, 2016 Penulis
ABSTRAK
Mirfaqoh, Alifah Amri. 11512055. Peingkatan Prestasi Belajar IPA Materi
Fotosintesis dengan Media POP-UP pada Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Islmaiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga Tahun 2016. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Peni Susapti, S. Si, M. Si.
Kata kunci: Prestasi Belajar, Pop-up, Fotosintesis
Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa prestasi belajar siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga dalam
pelajaran IPA materi fotosintesis masih rendah. Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga, Tahun 2016? Penelitian ini menggunakan media pop-up materi fotosintesis. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dalam penelitian ini diambil dengan metode pengamatan siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran serta dengan menggunakan metode dokumentasi untuk mengambil data yang relevan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa: dengan menggunakan media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga, Tahun 2016. Hasil tes siswa yang mengalami peningkatan prestasi yaitu pada siklus I saat pre test yang tuntas 8 siswa/40% terjadi peningkatan saat post
test menjadi 13 siswa/65% berarti ada peningkatan sebanyak5 siswa/25%. Pada
siklus II saat pre test yang tuntas 11 siswa/55% terjadi peningkatan saat post test menjadi 17 siswa/85% berarti ada peningkatan 6 siswa/30%.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. ii
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………… iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… v
ABSTRAK ……………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1 A.
Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 7 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 7 D.
Hipotesis ……………………………………………………………… 8 E.Manfaat Penelitian
…………………………………………………. 8 F. Definisi Operasional …………………………………………………. 8 G.
Metode Penelitian …………………………………………………. 12 1.
Rancangan Penelitian …………………………………………… 12 2.
…………………………………………… 12 Subyek Penelitian 3.
Langkah-langkah Penelitian …………………………………….. 13 4. Instrumen Penelitian …………………………………………… 15 5.
…………………………………………… 16 Pengumpulan Data H.
Analisis Data ……………………………………………………….. 17
I. Sistematika Penulisan ……………………………………………. 18
……………………………………… 37
Kesimpulan ………………………………………………………… 72 B. Saran
BAB V PENUTUP ………………………………………………………... 72 A.
…………………………………….. 68
Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ……………………………….. 63 B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………... 63 A.
Deskripsi Pelaksanaan Persiklus ……………………………………… 44
Subyek Penelitian …………………………………………………... 39 B.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ……………………………….. 39 A.
……………………………………… 37 4. Jenis-jenis Media Pop-up
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………. 21 A.
Pengertian Media Pop-up ……………………………………… 35 2. Manfaat Media Pop-up ……………………………………………. 36 3. Kegunaan Media Pop-up
……………………………………… 32 D. Media Pop-up ………………………………………………………… 35 1.
Pengertian Fotosintesis ……………………………………………. 30 2. Proses Terjadinya Fotosintesis ……………………………….. 31 3. Hasil Proses Fotosintesis
Fungsi Mata Pelajaran IPA ……………………………….. 27 3. Tujuan Mata Pelajaran IPA ……………………………………… 28 4. Kegiatan Mata Pelajaran IPA ……………………………………… 28 5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA …………………………. 29 C. Fotositesis ………………………………………………………… 30 1.
Pengertian Mata Pelajaran IPA ……………………………….. 25 2.
IPA ……………………………………………………………….. 25 1.
……………………………….. 24 B.
Pengertian Prestasi Belajar ……………………………………... 21 2. Fungsi Prestasi Belajar ……………………………………………. 22 3. Kegunaan Prestasi Belajar ……………………………………... 23 4. Faktor-faktor Prestasi Belajar
Prestasi Belajar ………………………………………………….. 21 1.
………………………………………………………………. 72
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... xiii
LAMPIRAN ……………………………………………………………… iix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………….... xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Identitas MI ………………………………………… 40
Tabel 2. Data Tenaga MI ………………………………………… 41
Tabel 3. Data Kelas V MI ………………………………………… 42
Tabel 4. SK, KD dan Indikator Pembelajaran ……………….. 45
Tabel 5. Langkah Pelaksanaan Siklus I ……………………………. 46
Tabel 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus I ……………………… 50
Tabel 7. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ……………….. 52
Tabel 8. Sk, KD dan Indikator Pembelajaran Siklus II …………. 55
Tabel 9. Langkah Pelaksanaan Siklus II ……………………… 56
Tabel 10. Data Nilai Siklus I ………………………………… 64
Tabel 11. Data Nilai Siklus II …………………………………. 66
Tabel 12. Data Prestasi Belajar Per Siklus …………………….. 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ……………………… 13
Gambar 2. Proses Fotosintesis ………………………………….. 31
Gambar 3. Menyimpan Cadangan Makanan di dalam Umbi ….. 33
Gambar 4. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Batang 33 Gambar 5. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Buah
…. 34 Gambar 6. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Biji
…. 34 Gambar 7. Diagram Ketuntasan Nilai IPA Per Siklus
……….. 69
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus
tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar belakang sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu (Tirtarahardja dan La Sulo, 2008:82). Oleh karena itu, peran media pembelajaran dalam dunia pendidikan sangatlah berarti yaitu untuk menggabungankan gagasan pemikiran dari setiap latar belakang sosial-kebudayaan masyarakat tertentu.
“Menurut Schram media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Jadi media adalah perluas an dari guru” (Susilana dan Riyana, 2009: 6). Dalam prosesnya pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Maka dari itu, belajar membutuhkan interaksi berupa komunikasi yangmana terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pemilihan media pembelajaran menjadi bagian terpenting dalam upaya menciptakan pembelajaran yang aktif. Oleh karenanya setiap pertemuan pembelajaran perlu dirancang sebuah siklus pembelajaran yang menarik dan memungkinkan siswa dapat berpartisipasi secara aktif.
Pendidikan ilmu pengetahuan alam adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang cukup memegang peran penting dalam pembentukkan karakter siswa yang berkualitas, karena ilmu pengetahuan alam merupakan sarana berfikir untuk mengkaji segala sesuatu yang dapat terjadi dalam pengalaman hidup seorang siswa dikehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidik dibidang
sains . Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan hasil
belajar IPA siswa di sekolah.Pembelajaran IPA di MI Noborejo, Argomulyo, Salatiga selama ini masih kurang bervariasi dan kreatif. Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran IPA adalah ceramah dan tanya jawab. Guru hanya menjelaskan suatu konsep materi kemudian siswa diberi latihan lewat lembar kerja siswa. Media pembelajaranpun hanya tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tanpa ada tindakkan selanjutnya. Jika ditelusuri peneliti adanya media pembelajaran hanya sebatas pajangan sekolah yang penuh debu sebagai tanda bahwa sekolah tersebut memiliki media pembelajaran, apabila diadakan kunjungan dari luar sekolah. Penggunaan model pembelajaran secara konvesional ini membuat siswa menjadi pasif, sehingga mengakibatkan kurang keaktifan dan rendahnya prestasi belajar
IPA. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar sebagian siswa yang belum memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan yaitu nilai 70.
Pemerolehan nilai KKM tersebut berdasarkan kompleksitas indikator (kesulitan & kerumitan), daya dukung (sarana/prasarana, kemampuan guru,lingkungan, dan biaya), intake siswa (masukan kemampuan siswa) dikutip dari (BP. Cipta Jaya: vi). Dapat hitung dengan rumus:
Keterangan: K : Kompleksitas (point tinggi 1, sedang 2, rendah 3) DD : Daya Dukung (point tinggi 3, sedang 2, rendag 1)
IS : Intake Siswa (point tinggi 3, sedang 2, rendah 1) Masih terdapat juga kegiatan belajar IPA yang bersifat teacher
centered dimana siswa hanya duduk dan diam, mendengarkan materi, serta
mengerjakan latihan soal dengan bimbingan guru. Kegiatan pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan, sehingga kurang kreatif dalam memahami pembelajaran. Situasi belajar yang monoton tanpa melibatkan keaktifan dan kekreativitasan siswa akan membuat siswa menjadi pasif, karena segala sesuatu tergantung pada guru.
Terkadang guru lupa akan sistem pembelajaran yang menyenangkan, serta membuat siswa betah akan proses pembelajaran yang berlangsung. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti. Kebanyakkan siswa di MI Noborejo, sering izin kekamar mandi jika proses pembelajaran
IPA berlangsung. Itu menandakan bahwa seorang siswa jenuh dalam proses pembelajaran yang mereka lalui sehingga, mereka mencari alternatif lain untuk membuat semangat belajar mereka kembali. Dari itu semua menjadi catatan terpenting bagi seorang guru dalam mengubah paradigma pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan bukan berarti dalam prosesnya hanya hura-hura atau bahkan permainan semata. Seperti pendapat Meier,
“menyenangkan atau membuat susana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura.
Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal.
‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegembiraan ini jauh lebih penting ketimbang segala teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih atau digunakan (Hernowo, 2005: 35).
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membuat pembelajaran menjadi menarik diantaranya penggunaan media pembelajaran. Dengan media pembelajaran dapat memudahkan seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran
IPA, materi fotosintesis. Mengapa peneliti mengambil mata pelajaran fotosintesis karena, materi fotosintesis merupakan mata pelajaran yang dianggap peneliti memungkinkan untuk diadakan inovasi pembelajaran. Di samping itu pula dalam materi fotosintesis terdapat proses terjadinya penggabungan antara air, zat hijau daun, gas karbon dioksida yang akan diubah menjadi glukosa serta gas oksigen dengan bantuan cahaya matahari. Dari kesemua itu jika diramu dalam media pembelajaran pop-up, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Media pop-up merupakan solusi yang peneliti tawarkan kepada pendidik. Media ini merupakan salah satu alternatif media pembelajaran dengan potensi yang dimilikinya untuk menarik perhatian siswa. Dengan menampilkan suatu bentuk tiga dimensi dan bersifat interaktif, dapat memberikan materi pendidikan dengan cara yang berbeda. Penggunaan tokoh kartun yang dekat dengan imajinasi siswa sengaja peneliti tampilkan pada bentuk tiga dimensi di media pop-up ini, dimana “alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur dapat menghidupkan gagasan abstrak dan men gikutsertakan pelajaran kinestetik” (Darmansyah,
2011: 23) sehigga diharapkan dapat menjadi solusi dari kesulitan belajar siswa pada materi fotosintesis yang masih bersifat abstrak. Dan pemilihan materi fotosintesis ini juga merupakan saran dari guru kelas yang perlu diadakan inovasi pembelajaran untuk dapat meninggkatkan prestasi belajar
IPA di Madrasah.
Melalui media pop-up ini dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar yang berbentuk buku. Disertai dengan pembelajaran edukatif tentang fotosintesis yang dikemas semenarik mungkin dan dekat dengan lingkungan mereka, seperti mengajak siswa untuk berpartisipasi dengan memberi mereka pertanyaan berkaitan dengan cerita. Pengguna ilustrasi, warna, dan tipografi disesuaikan dengan kesukaan anak-anak sehingga mereka merasa lebih akrab dengan karakter-karakter yang dibuat.
Buku pop-up dipilih sebagai alternatif media yang dikembangkan karena buku pop-up merupakan salah satu bidang kreatif dari paper engineering yang kini semakin digemari dan sedang berkembang di Indonesia. Buku pop-up sudah banyak beredar di pasaran, akan tetapi masih didominasi karya/produk luar negeri, sedangkan buku lokal masih sangat terbatas. Buku pop-up karya anak negeri sejauh ini lebih mendominasi kegiatan di kalangan komunitas (workshop) atau kebutuhan acara tertentu, misalnya karya pop-up untuk buku tahunan sekolah, kartu ucapan, undangan, dll. Dan buku pop-up yang berisikan tema pembelajaran masih jarang ditemukan.
Buku pop-up diawali dengan adanya movable book (buku bergerak) dan flip the flap (susunan kertas bertumpuk) di Eropa. Akan tetapi kehadiran buku pop-up lebih diminati oleh masyarakat karena pop-
up lebih memiliki dimensi dibandingkan dengan movable book dan flip the
flap . Hal inilah yang menjadikan pop-up lebih mudah diingat, karena
selain memiliki dimensi, pop-up juga dikenal lebih memiliki efek mengejutkan dari efek pergerakan yang dihasilkan pada saat teknik-teknik beroperasi.
pop-up
Dalam penelitain ini, peneliti bermaksud mengamplikasikan pembelajaran fotosintesis dalam media buku pop-up agar siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari pembelajaran IPA materi fotosintesis. Pemilihan media buku pop-up ini selain sesuai dengan kondisi siswa, juga dinilai lebih menarik dibandingkan dengan media sebelumnya yang hanya berupa lembaran buku siswa. Selain itu, penggunaan media buku pop-up dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran ketika memahami isi materi pembelajaran.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPA MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO ARGHOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016” B.
Rumusan Masalah
Apakah penerapan media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, kota Salatiga tahun 2016? C.
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis dengan media pop-up pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, kota Salatiga tahun 2016.
D. Hipotesis Penelitian
Penerapan Media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar
IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo kota Salatiga tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik
Sebagai acuan dalam mengembangkan kajian ilmu pendidikan khususnya pada pelajaran IPA materi fotosintesis dengan media pop-
up .
2. Manfaat Praktis a.
Sebagai acuan untuk mengembangkan kajian ilmu pendidikan alam khususnya mengajar IPA di SD/MI.
b.
Sebagai saran dan inovasi media pembelajaran bagi pendidik untuk mengembangkan pembelajaran IPA materi fotosintesis pada peserta didik di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, kota Salatiga.
F.Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran (Arifin, 2011: 12).
Depdiknas (2005: 895) juga menjelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan menurut Sumardi Suryabaya, prestasi adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar (1983: 27) yang dikutip dari (Yonny, dkk, 2012: 158). Dari pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dilakukan seseorang atau siswa dengan sadar pengetahuan.
2. IPA
H.W Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes di dalam buk unya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala- gejala alam. Betapa pun indahnya suatu teori, jika dirusmuskan tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan/observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan/alam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan (eksperiment), kemudian berdasarkan hasil eksperiment itulah di rumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori pun tidak berdiri sendiri. Teori selalu didasarkan oleh suatu hasil pengamatan (Ahmadi dan Supatmo, 2000: 1). Apabila disimpulkan oleh peneliti, IPA adalah ilmu pengetahuan terhadap pengamatan gejala-gejala alam yang merumuskan keterangan ilmiahnya.
3. Media Pembelajaran
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: 6). Dalam bahasa Arab, kata media atau perantara disebut dengan kata
لئاس و bentuk jamak dari ةليس و (Mahmud Yunus, t.t: 499). Jadi secara bahasa media berarti pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad, 1996:3) yang dikutip dari (Sukiman, 2012: 27- 28) dengan judul buku ‘Pengembangan Media Pembelajaran’. Sedangkan menurut Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah “seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya
” (Sanjaya, 2014: 58). Dapat ditarik kesimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat penyampai pesan yang digunakan pendidik dalam menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi siswa yang harus dicapai.
4. POP-UP
Menurut Alit Ayu Dewantari dalam artikelnya yang berjudul Workshop Pop-up Mengamati, Mengenal, dan Memahami Pop-up.
Dijelaskan bahwa teknik pop-up telah digunakan sejak 7 abad yang tahun 1306. Saat itu teknik pop-up memiliki sebutan teknik bergerak/Movable. Pada abad ke-15, teknik ini dimanfaatkan juga oleh para medis untuk menggambarkan anatomi tubuh manusia.
Buku bergerak untuk medis ini disebut Lift Flaps (Lift Flaps adalah alat yang digunakan di dunia medis untuk mengetahui anatomi tubuh manusia). Baru pada abad ke-18, teknik ini mulai diaplikasikan untuk tema yang meliputi kisah dogeng, fiktif, seni dan dunia hiburan, baik untuk kalangan dewasa maupun anak-anak. Penerapan pop-up sendiri baru digunakan pada tahun 1930-an hingga saat ini.
Terdapat banyak definisi mengenai pop-up dari beberapa teori pada buku hingga pendapat dari para pakar. Menurut Ellen G, Kreiger Rubin, seorang professional dan pengamat di bidang paper
enginnering , menggungkapkan bahwa pop-up merupakan sebuah
ilustrasi yang ketika halaman tersebut dibuka, ditarik, atau diangkat, akan timbul tingkatan kesan tiga dimensi, (Dewantari, 2003: 1)
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK). Penelitian Tindak Kelas (PTK) adalah “pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan” (Suyadi, 2014: 18). Alasan utama pemilihan rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses penelitian.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Kota Salatiga, Tahun 2016. Alasan mengambil subyek kelas V dikarenakan media ini pantas dengan materi kelas tersebut serta merupakan saran bagi peneliti, yang perlu diadakan inovasi pembelajaran. Dan mengambil di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Salatiga karena peneliti sudah pernah melakukan praktek mengajar lapangan di MI tersebut, sehingga peneliti sudah sedikit paham dengan keadaan siswa disana.
3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian tersebut perlu dibahas secara tersendiri mengingat setiap langkah dalam penyusunan proposal PTK sering didahului dengan berbagai hal yang harus dipersiapkan secara cukup teliti. Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 16) dalam buku yang disusun oleh Suyadi (2014: 50).
permasalahan
Siklus I Perencanaan Pelaksanaan
Tindadakan I Tindakan I Refleksi PengamatanSiklus II Perencanaan Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II Pengamatan
Refleksi
?
Gambar. 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Menyiapkan materi ajar tentang fotosintesis. 2)
Menyiapkan Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi fotosintesis dengan menggunakan media pop-up.
3) Menyiapkan lembar soal materi fotosintesis untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
4) Menyiapkan instrument pembelajaran. 5)
Lembar observasi kegiatan siswa tentang proses pembelajaran 6)
Lembar observasi kegiatan guru tentang penggunaan media pembelajaran pop-up.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan media pembelajaran pop-up yang telah direncanakan, dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan (observasing) yaitu mengamati semua peristiwa selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegiatan siswa yaitu melihat dengan seksama, mendengar dengan penuh konsentrasi yang akan mendorong rasa keingin tahuan siswa tentang materi yang disampaikan.
d. Refleksi
Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran menggunakan media pop-
up . Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II dan seterusnya.
4. Instrument Penelitian
“Instrument penelitian adalah yang digunakan berupa lembar pengamatan dan pedoman wawancara” (Daryanto, 2011: 88). Secara etimologi instrument dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau sebagai sarana penelitian berupa seperangkat tes untuk memperoleh data. Secara terminologi instrument merupakan alat bantu (dalam hal ini peneliti) bagi peneliti dalam mengumpulkan data (Tim Penyusun kamus pusat bahasa, kamus bahasa Indonesia, 2008).
Instrument yang digunakan peneliti dalam PTK ini adalah: a.
Pedoman/ lembar pengamatan Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati
kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi “Fotosintesis” di kelas V. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dengan menggunakan media pop-up.
b. Soal Evaluasi
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mendapatkan data yang berupa nilai yang mengambarkan pencapaian target kompetisi setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes tertulis ini terdiri dari soal pilihan ganda dan essay.
c. Dokumentasi
dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi dokument- dokument hasil belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto- foto atau gambar.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas. Metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Observasi
Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Tes
Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar.
H. Analisa Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya, berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi kolabolator sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
Penelitian ini juga mengguanakan analisis deskriptif berupa persentase yaitu sebagai berikut: P =
Ket: P = Persentase X = Jumlah siswa yang tuntas Xi = Jumlah seluruh siswa
Dimana bila dihitung secara klasikal apabila kelas tersebut memiliki ketuntas belajar 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian penulisan, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran.
Bagian inti BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Subyek Penelitian 3. Langkah-langkah Penelitian
4. Instrumen Penelitian 5.
Pengumpulan Data H. Analisis data I. Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar 2. Fungsi Prestasi Belajar 3. Kegunaan Prestasi Belajar 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar B. IPA Pengertian IPA 2. Fungsi Mata Pelajaran IPA 3. Tujuan Mata Pelajaran IPA 4. Kegiatan Mata Pelajaran IPA 5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA C. Fotosintesis 1. Pengertian Fotosintesis 2. Proses Terjadinya Fotosintesis 3. Hasil Proses Fotosintesis D. Media Pop-up 1. Pengertian Pop-up 2. Manfaat Media Pop-up
3. Kegunaan Media Pop-up 4.
Jenis-jenis Media Pop-up
BAB III Pelaksanaan Penelitian A. Subyek Penelitian B. Deskripsi Pelaksanan Penelitian siklus I C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahsan A. Hasil Penelitian Deskripsi Per Siklus B. Pembahasan Hasil Laporan BAB V Penutup A. Kesimpulan B. Saran 3. Bagian Akhir Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.
Menurut W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan atau hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.
Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Winkel (1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Arif Gunarso (1993: 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha- usaha belajar.
Setelah menelusuri uraian diatas, dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1994: 19-20) yang dikutip dari Hamdani (2011:137-138) dalam bukunya yang berjudul Strategi
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dalam memenuhi keberhasilan tertentu setelah mempelajari materi pembelajaran yang diajarkan pendidik
2. Fungsi Prestasi Belajar a.
Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
b.
Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingin tahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”. c.
Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d.