PERASAAN DAN HARAPAN ANAK-ANAK DARI KELUARGA BERCERAI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

PERASAAN DAN HARAPAN ANAK-ANAK DARI KELUARGA

BERCERAI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Christina Devita Sari

  

089114037

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Motto dan Persembahan Trust your self. You know more than you think you do

  • -spockl-

  Penelitian ini kupersembahkan untuk: Bapak, Ibu, Dan Keluargaku,

  

PERASAAN DAN HARAPAN ANAK DARI KELUARGA BERCERAI

CHRISTINA DEVITA SARI

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perasaan dan harapan yang terjadi pada anak-anak dari keluarga bercerai. Peneliti menggunakan data dokumen laporan praktikum CAT yang tersedia di Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun 2005-2011. Peneliti mendapatkan sembilan dokumen tes CAT dengan subjek berusia 6-11 tahun.Dengan menggunakan analisis tematik peneliti menemukan bahwa sebagian besar subjek mengungkapkan perasaan yang negatif seperti takut, khawatir, sedih akan keterpisahan, cemas, tidak berdaya,tidak aman, trauma akan bahaya dan diacuhkan ayah. Sementara itu harapan yang sering muncul adalah harapan akan kebersamaan dengan orangtua, harapan bahwa orangtua memberi rasa aman terkait dalam menghadapi bahaya serta harapan orangtua memberikan kasih sayang terkait pengabaian orangtua.Perasaan dan harapan tersebut merupakan akibat dari perubahan struktur keluarga sebagai tempat untuk berbagi kasih sayang, perlindungan pasca perceraian orangtua. Kata kunci : perasaan, harapan, anak, keluarga bercerai

  

FEELINGS AND EXPECTATIONS OF CHILDRENS FROM DIVORCED

FAMILIES

Christina Devita Sari

  

Abstract

This study was conducted to describe the feelings and expectations tha toccur in children from divorced families. Researchers used data CAT report document which is available at the Laboratory of the Faculty of Psychology, University of Sanata Dharma year 2005-2011. Researchers got nine CAT test papers with subjects aged 6-11 years. By using thematic analysis researchers found that most of the subjects expressed negative feelings such as fear, worry, sadness of separateness, anxious, helpless, insecure, traumatized of the dangers and ignored of father. While the expectation is that often arise hope will be togetherness, hope tha tparents give a sense of security in the face of danger associated with parental expectations related affectionate parental neglect .Feelings and expectations are the result of changes infamily structure as a place to share love, protection, post-divorce parenting Keywords: feelings, hopes, children, familydivorce

  Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Dalam rangka memenuhi syarat tersebut, maka penulis mengangkat judul “PERASAAN DAN HARAPAN ANAK-ANAK DARI KELUARGA BERCERAI.

  ” Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan berhasil sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada :

  1. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si. selaku Kaprodi Psikologi.

  3. Ibu Agnes Indar Etikawati, M.Si.,P.si. selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing dan teliti memeriksa serta memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

  4. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, M.Si. dan Ibu Auqilina Tanti Arini, S.Psi, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan pengetahuan baru bagi saya untuk menjadikan skripsi ini semakin baik.

  5. Seluruh dosen dan karyawan yang telah membimbing maupun membantu penulis menuntut ilmu dan berproses di Fakultas Psikologi USD ini. Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Bu Nanik, dan Pak Gik terima kasih atas bantuan,motivasi, maupun dukungan selama ini.

  6. Kakak-kakak angkatan yang laporan CAT-nya sudah digunakan dalam penelitian ini. Terima kasih.

  7. Bapak, Ibu, kakak-kakakku, keponakanku terima kasih untuk doa, semangat, peneguhan dan kesabaran menungguku menyelesaikan skripsi ini.

  8. Mas Tedo terima kasih untuk semangat yang selalu diberikan untukku 9.

  Sahabat-sahabatku Puput, Mila, Dewi, dan teman- teman satu bimbingan Tiway, Ayu, Stela dan teman-teman Psikologi 2008 terima kasih atas sharing pengalaman dan semangat.

  10. Terima kasih Riana, Gigi untuk semua bantuannya 11.

Terima kasih untuk teman-teman Mudika Santo Alloysius Gonzaga dan

  Solfes. Terima kasih persahabatan yang indah. Kangen bernyanyi bersama kalian.

  Penelitian ini jauh dari sempurna, maka dari itu kritik serta saran sangatpeneliti harapkan.

  Penulis, Chistina Devita Sari

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

  

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 1. Manfaat secara Teoritis …………………………………………... 5 2. Manfaat secara Praktis………………………………………......... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 6

A. Perasaan dan Harapan .......................................................................... 6

  1. Perasaan dan Harapan dalam Kepribadian ....................................... 6

  2.Arti Perasaan dan Harapan ................................................................ 7

  B. Dampak Perceraian ............................................................................. 9

  1. Dampak Perceraian pada Orangtua .................................................. 9

  2. Dampak Perceraian Orangtua terhadap Relasi dengan Anak .......... 9

  3. Dampak Perceraian pada Anak ........................................................ 10

  C. Children Apperception Test ( CAT ) ................................................... 12

  D. Perasaan dan Harapan Anak-anak dari Keluarga Bercerai ................ 13

  E. Pertanyaan Penelitian.......................................................................... 15

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 16

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 16 B. Fokus Penelitian ................................................................................. 17

  1. Perasaan......................................................................................... 17

  2. Harapan ......................................................................................... 17

  C. Subjek Penelitian ................................................................................ 18

  D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 18

  E. Analisis Data ....................................................................................... 20

  F. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................. 21

  

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 23

A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 23

  1.Pengumpulan Dat a……………………………………………….. 23

  2. Analisis Data……………………………………………………... 23

  B. Hasil Penelitian... .............................................................................. .. 24

  1.Deskripsi Tiap Subjek Penelitian: Latar Belakang, Perasaan dan Harapan …………………………………………………….. 24 2.

  Perasaan dan Harapan semua Subjek ............................................. 37 3. Pengelompokan Tematis ................................................................ 38

  C. Pembahasan ........................................................................................ 42

  

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 48

A. Kesimpulan ........................................................................................ 48 B. Saran ................................................................................................... 49 1. Bagi Peneliti Selanjutnya……………………………………….. 49 2. Bagi Orangtua, Khususnya Orangtua yang Bercerai………….... 49 3. Bagi Psikolog dan Praktisi Anak……………………………………… 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

LAMPIRAN .................................................................................................... 54

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Perasaan Semua Subjek ..................................................................... 37 Tabel 2. Harapan Semua Subjek ...................................................................... 38 Tabel 3. Kategori Perasaan dan Harapan yang Sering Muncul pada Semua Subjek ............................................................................ 39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data tahun 2011 di Indonesia menunjukkan bahwa dari dua juta

  pernikahan setiap tahun, 12-15% berakhir dengan perceraian. Menurut (Hurlock dalam Kertamuda, 2009), rumah tangga yang pecah karena perceraian dapat lebih merusak anak dan hubungan keluarga, dibandingkan rumah tangga yang pecah karena kematian.

  Anak-anak dari keluarga bercerai memiliki kecenderungan untuk menunjukkan masalah-masalah eksternal seperti kenakalan dangangguan dalam perkembangannya dengan lingkungan, (Hurlock dalam Kertamuda, 2009), lemahnyakompetensi sosial dan relasi sebaya (Jaenicke et al dalam Taylor and Andrew, 2009). Dampak eksternal lain yang ditimbulkan adalah kurang memiliki tanggung jawab sosial, putus sekolah, menurunnya prestasi akademik, menggunakan obat-obatan, memiliki hubungan intim yang kurang baik, aktif secara seksual di usia dini, berhubungan dengan peer yang anti sosial, dan memiliki nilai diri yang rendah (Conger dan Chao dalam Santrok, 1996).

  Selain dampak eksternal perceraian orangtua juga menyebabkan terjadinya masalah internal seperti kecemasan dan depresi(Hurlock dalam Kertamuda, 2009), lemahnya kesehatan fisik, gangguan tingkah laku,

  2 gangguan kecemasan dan phobia (Taylor and Andrew, 2009; Amato, 2010). Selain itu perceraian orangtua juga memiliki dampak negatif pada gambaran diri anak (Jaenicke et al dalam Taylor and Andrew, 2009), frustrasi dan mengalami perasaan takut karena perubahan situasi keluarga dan perasaan cemas karena ditinggalkan salah satu orangtuanya, (Heterington dalam Dagun, 1990).

  Perceraian dan perpisahan orangtua dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Anak bisa merasakan dan melihat suatu kondisi yang terjadi pada kedua orang tuanya, sesaat sebelum mereka memutuskan untuk bercerai. Namun anak tidak mampu mengungkapkan apa yang dirasakan karena ada kekecewaan dan kekhawatiran bahwa kondisi yang terjadi antara kedua orangtuanya disebabkan oleh dirinya (Hurlock dalam Kertamuda, 2009).

  Pada anak dari keluarga bercerai akan terlihat jika anak merasa minder dan malu jika melihat temannya bersama kedua orangtuanya terlebih jika ditanya tentang keberadaan orangtuanya. Hal tersebut membuat anak menjadi merasa serba salah dan merasa berbeda dengan teman-temannya karena dia tidak lagi memiliki orangtua yang utuh, (Hosman dan Froiland dalam Kertamuda, 2009). Anak menjadi malu, merasa tidak pantas dicintai, marah dan menyalahkan diri mereka atas perceraian orangtuanya. Perasaan malu, merasa berbeda, tidak pantas dicintai dan marah tersebut akan terus tertanam, sehingga dapat memperngaruhi perilaku dan kepribadiannya di masa mendatang.

  3 Variabel penelitian ini adalah perasaan dan harapan yang masuk dalam

need . Need merupakan petujuk atau dorongan seseorang dalam bertingkahlaku.

  Menurut Bellak yang termasuk dalam need adalah behavioral, object, figures (Bellak, 1997). Sedangkan menurut Murray,need meliputi motives, trends, dan

  

feelings dari tokoh utama (Murray dalam Semeonoff, 1975). Selanjutnya

  peneliti memilih need dimana keinginan, trends disebut dalam penelitian ini sebagai harapan dan feelings sebagai perasaan. Sehingga penelitian ini mengambil perasaan dan harapan sebagai variabel yang dapat melihat need dari para subjek.

  Dengan melihat dampak-dampak negatif dari perceraian orangtua terhadap anak maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui perasaan- perasaan dan harapan-harapan anak dari keluarga bercerai. Berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya yang melihat dampak perceraian orangtua seperti kenakalan, penurunan nilai akademik, dll. Penelitian ini untuk melihat respon afektif anak-anak dari keluarga bercerai mengenai dinamika yang ada pada diri mereka dalam merespon perceraian orangtua.Oleh karena itu penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui perasaan dan harapan anak sebagai gejala psikologis anak dari perasaan dan harapan anak yang terpendam agar kebutuhan mereka bisa dipahami dan tidak mengakibatkan perilaku menyimpang.

  Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dokumen CAT(

  Children’s Apperception Test). Tes ini di rancang untuk subjek anak-

  anak usia 3-10 tahun. Tes ini disajikan dengan konsep proyektif dengan

  4 memberikan sepuluh stimulus gambar. Gambar-gambar dalam CAT dirancang untuk memunculkan respon terkait dengan sikap dan reaksi anak dengan figur orang tua, fantasi tentang intra atau ekstra agresi, penerimaan terhadap dunia orang dewasa dan ketakutan-ketakutan anak terhadap kesendirian.

  Dalam penelitian ini penulis lebih memilih menggunakan CAT karena metode proyektif CAT dianggap lebih mampu untuk melihat perasaan-perasaan dan harapan anak secara lebih mendalam yang mungkin tidak mereka sadari sehingga muncul ke dalam cerita. Perasaan dan harapan anak yang tertuang di dalam cerita adalah sebagai pancaran atau ekspresi dari perasaan dan harapan anak secara nyata (Bellak, 1997). Selain itu instrumen CATlebih mudah direspon anak-anak dibandingkan metode lain seperti wawancara dan observasi. CAT lebih mampu mengungkap kebutuhan melalui cerita dikarenakan jika menggunakan wawancara anak akan mengalami keterbatasan dalam merespon dan menjelaskan pertanyaan yang mereka hadapi (Bellak, 1997).

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ‘Apa perasaan dan harapan anak- anak dari keluarga bercerai?’ C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perasaan dan harapan anak yang berasal dari keluarga bercerai.

  5

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis

  Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan menambah keragaman pengetahuan dalam dunia psikologi perkembangan anak secara khusus mengenai perasaan dan harapan anak dari keluarga bercerai yang terungkap dari CAT.

  Penelitian ini diharapkan tidak hanya sekedar tahu dan memahami perasaan dan harapan anak dari keluarga bercerai namun juga agar para orangtua yang sudah bercerai mengetahui perasaan dan harapan anak-anak mereka.

BAB II LANDASAN TEORI A. Perasaan dan Harapan 1. Perasaan dan Harapan dalam Kepribadian Murray mengemukakan peranan dari needadalah adalah sebagai

  sesuatu yang menjelaskan motivasi dan petujuk dari tingkah laku (Murray dalam Duane&Schultz, 2004).Menurut Murray kebutuhan adalah suatu konstruk yang mewakili suatu daya pada bagian otak, kekuatan yang mengatur persepsi dan kegiatan manusia. Perasaan dan harapan tersebut mengarahkan kecenderungan seseorang dalam memahami tingkah laku. Kebutuhan hampir sama dengan konsep dalam kepribadian bahwa kebutuhan berkaitan dengan proses-proses fisiologi dalam otak. Kebutuhan bisa dibangkitkan dari dalam atau digerakkan sebagai akibat rangsangan dari luar. Kebutuhan membuat organisme aktif sampai situasi organisme dan lingkungan dirubah untuk mereduksi kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan dibarengi oleh emosi-emosi atau perasaan-perasaan tertentu dan sering dibarengi oleh tindakan-tindakan tertentu (Murray dalam Hall & Lindzey, 1993).

  Perasaan dan harapan dalam penelitian ini adalah sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut bergerak aktif dan menggerakkan motivasi seeorang dalam melakukan perilaku tertentu. Dengan kata lain adalah jika anak-anak dari keluarga bercerai memiliki perasaan-perasaan negatif dan memiliki harapan-harapan yang belum terpenuhi maka akan memotivasi anak dalam melakukan tindakan tertentu.

Perasaan

  Menurut KBBI perasaan adalah rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai) sesuatu. Perasaan adalah suatu afeksi awal untuk seseorang mengambil tindakan atau emosi. Perasaan juga diartikan sebagai suatu keadaan sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal (Chaplin dalam Wlgito, 2003). Perasaan tersebut sebagai suatu keadaan kejiwaan pada suatu organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme. Dalam kata lain perasaan dalam diri individu dapat muncul sebagai akibat dari seseorang melihat, mendengar atau mengalami kejadian-kejadian tertentu sehingga mengakibatkan seseorang melakukan reaksi tertentu.

  b.

Harapan

  Menurut KBBI harapan adalah sesuatu yg (dapat) diharapkan: keinginan supaya menjadi kenyataan. Harapan adalah jumlah darikemauanmental dankekuatan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan (Snyder, 1994).Sedangkan menurut Rogers harapan disebut sebagai ideal self. Ideal self merupakan apa yang diinginkan tentang dirinya. Menurut Rogers harapan akan muncul dari dalam diri anak apabila ada suatu kesenjangan yang muncul dari diri yang dikehendaki ( ideal self ) dan diri yang sebenarnya ( real self ). Di dalam perkembangannya apabila kesenjangan ideal self dan real self tersebut terlampau besar maka akan mengakibatkan kegoncangan yang menyebabkan anak memiliki konsep diri yang negatif (Rogers dalam Schultz, 1997).

  Rogers berpendapat bahwa kebutuhan adalah sesutu yang penting bagi pertumbuhan diri manusia karena kebutuhan merupakan dorongan di dalam diri manusia. Dorongan tersebut bisa digunakan untuk mengaktualisasikan, memelihara, dan mengikat semua segi individu (Rogers dalam Schultz, 1997).

  Dalam penelitian ini kebutuhan yaitu perasaan dan harapan anak tersebut digali menggunakan tes appersepsi. Menurut Bellak (dalam Karmiati & Suryaningrum, 2008) apersepsi merupakan proses dinamis yang terjadi pada individu dalam memberikan interpretasi terdahap hasil persepsi. Dalam tes ini subjek diberikan stimulus berupa gambar ambigu sehingga subjek bisa dengan leluasa mengungkapkan perasaan-perasaan atau harapan-harapan yang dipendamnya. Dalam penelitian ini perasaan dari subjek diidentikkan dari cerita subjek yang dikemukakan oleh subjek dengan menyebutkan perasaan-perasaan tersebut secara gamblang. Sedangkan harapan-harapan subjek dapat diperoleh dari keinginan- keinginan subjek yang diulang-ulang maupun dari cerita yang secara gamblang mengungkapkan harapan atau kebutuhan.

B. Dampak Perceraian 1. Dampak Perceraian pada Orangtua

  Perceraian dalam keluarga membawa dampak dampak secara psikologis bagi orangtua. Orangtua yang bercerai akan mengalami depresi dan gangguan kecemasan pasca perceraian yang terjadi. Orangtua yang bercerai memiliki dampak perceraian diantaranya adalah ingin hidup menyendiri, menjauhi banyak teman,depresi, tidak mood, putus asa dan pesimis, kehilangan gairah untuk beraktivitas. Dampak lain yang ditimbulkan adalah mengalmi penurunan energi, mengalami penurunan konsentrasi (National institute of Mental Health dalam Taylor, 2008).Sementara itu pada ayah perceraian memberi dampak dalam pola pikirnya. Ia mengalami kesulitan dalam taraf berpikir, merenungi dirinya bagaimana menghadapi persoalan ini ( Heterington dalam Dagun, 1990).

  Orangtua yang mengalami depresi pasca perceraian mengalami gangguan dalam beraktivitas termasuk berinteraksi dengan anak-anak mereka. Mereka akan merasa gampang marah, stres, mudah putus asa, mudah capek dan kehilangan kesenangan berinteraksi sosial. Perasaan ini membawa perasaan frustasi dan dapat meningkatkan konflik (Rosen & Amador dalam Taylor& Andrew, 1996). Orangtua yang depresi menjadi sangat kurang bermain dan sangat kurang afeksi terhadap anak mereka sehingga hubungan orangtua dan anak menjadi renggang (Lyons-Ruth, Wolfe, & Lyubchik dalam Taylor, 2000).

  Perasaan depresi pada orangtua tersebut membawa dampak pada hubungannya dengan anak sehingga menyebabkan dampak psikologis yang meliputi beberapa segi kehidupan anak dan perkembangannya.

  a.

  Dampak Sosial Anak dari orangtua yang depresi mempunyai peluang tiga kali lebih besar menjadi depresi (Downey & Coyne dalam Taylor&Andrew,

  2009). Disebutkan pula bahwa hal tersebut juga memiliki dampak pada

  self image , kemampuan sosial dan relasi sebaya, kenakalan, penggunaan

  obat terlarang, dan aktif secara sex di usia dini (Jaenicke et al., dalam Andrew&Taylor, 2009).

  b.

Dampak Psikologis

  Anak yang orangtuanya bercerai memiliki resiko dua kali mengalami depresi. Yang pertama anak akan mengalami depresi karena melihat orang tuanyabercerai dan yang kedua anak menjadi dampak dari depresi orangtuanya. Anak juga mengalami gangguan kecemasan, dan memiliki perilaku merusak. Gangguan kecemasan dialami oleh anak yang berusia delapan sampai 11 tahun. Secara keseluruhan anak yang mengalami depresi yang disebabkan oleh dampak perceraian dari orang tua orang tua pada usia delapan sampai 11 tahun memiliki dua kali kemungkinan mengalami gangguan mental (Radke&Yarrow, dalam Tailor,2009).

  Anak-anak di dalam penelitian ini berada di tahap anak-anak akhir, anak-anak sudah mampu mengembangkan gambaran keadaan ideal. Dari gambaran kedaan ideal tersebut dapat menggambarkan tentang harapan sosok orang tua yang ideal dan membandingkan orang tua mereka dengan standar ideal mereka (dalam Santrock, 2002). Hal tersebut akan memunculkan harapan ideal mengenai keluarga dan orang tuanya yang telah bercerai. mereka memiliki harapan akan keluarga yang utuh dan bersama-sama dengan orangtua ketika mereka melihat teman- teman mereka bersama dengan orarngtuanya (Hosman dan Folilan dalam Kertamuda, 2009).

  Dengan demikian perceraian membawa dampak yang cukup besar bagi anak-anak dalam perkembangan mental dan sosialnya. Dampak negatif dari perceraian membuat anak terganggu dalam perkembangannya.

  Kaitannya dalam penelitian ini perasaan-perasaan tersebut akan dilihat sebagai hasil dari dinamika subjek pasca perceraian orangtua. Kita perlu mengetahui perasaan dan harapan apa saja yang subjek rasakan sehingga jika kita sudah mengetahi perasaan-perasaan dan harapan yang muncul, maka harapannya adalah kita bisa mencegah reaksi negatif yang akan ditimbulkan dari perasaan-perasaan tersebut dan harapan-harapan anak tersebut.

  C.

   Children Apperception Test ( CAT )

  Dalam penelitian ini penggalian respon subjek menggunakan Children

  Apperception Test. CAT adalah tes dengan teknik proyektif yang digunakan

  anak dalam rentang waktu 3 sampai 10 tahun. CAT ini di desain untuk memfasilitasi dalam memahami hubungan anak dengan figur-figur yang penting dan dorongan-dorongan yang ada pada mereka. Gambar-gambar dalam CAT dirancang untuk memunculkan respon mengenai masalah makan secara khusus dan masalah oral secara umum, masalah persaingan antar saudara, relasi dengan figur orangtua, fantasi tentang agresi, tentang penerimaan dunia orang dewasa, ketakutan terkait kesendirian di malam hari, dinamika hubungan interpersonal, kumpulan drive, dan pertahanan diri. CAT menggunakan figur hewan dikarenakan anak lebih bisa memahami dan lebih dekat dengan cerita tokoh hewan sehingga anak-anak bisa lebih mengungkapkan respon dengan mudah. Sedangkan CAT-H ( Human ) digunakan oleh anak berusia 11 sampai dengan 15 tahun. CAT dan CAT-H memiliki 10 kartu yang memiliki stimulus ambigu dan memiliki tema-tema tertentu yang muncul dari kartu-kartu tersebut. Tema-tema tersebut antara lain: 1.

  Kartu 1 : deprivasi oral 2. Kartu 2 : permainan, ketakutan akan agresi, simbol masturbasi 3. Kartu 3 : gender, kebingungan peran, konflik antara kepatuhan dan otonomi

  Kartu 5 : mengamati, menduga, kebingungan, keterlibatan emosional anak

  6. Kartu 6 : kecemburuan terhadap kedekatan orangtua,menginginkan otonomi dari orangtua

  7. Kartu 7 : agresifitas dalam hidup anak, ketakutan terhadap agresi 8.

  Kartu 8 : hubungan dengan orangtua, relasi ibu dan anaknya 9. Kartu 9 : ketakutan akan gelap, ditinggalkan sendiri, rasa ingin tahupada apa yang terjadi di ruangan sebelah

  10. Kartu 10: hukuman, konsep moral anak, toilet training Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil cerita-cerita yang mengungkapkan perasaan-perasaan dan harapan anak yang terlihat dalam variabel tiga dalam form Bellak. Gambar-gambar pada kartu didesain untuk memunculkan respon yang dirasakan oleh anak. Cerita-cerita tersebut akan direspon anak sesuai dengan apa yang sedang mereka rasakan dan pikirkan. Segala perasaan dan harapan anak yang muncul di dalam cerita tersebut adalah pancaran perasaan dan harapan anak secara nyata.

D. Perasaan dan Harapan Anak-anak dari Keluarga Bercerai

  Downey dan Coyne dalam Taylor (1990) mengemukakan bahwa anak dari orang tua yang depresi mempunyai tiga kali lebih besar menjadi depresi juga. Mereka juga mempunyai resiko dalam berbagai permasalahan yang mencakup lemahnya daya tahan tubuh, pemerosotan dalam nilai akademik, ketakutan, dan gangguan kecemasan lainnya (Biederman, 2001; Bilings & Moos, 1983; Radke-Yorrow, 1998). Disebutkan pula bahwa hal tersebut juga memiliki dampak pada self image, kemampuan sosial dan relasi sebaya (Jaenicke et al., dalam Taylor, 2000). Anak yang orangtuanya bercerai memiliki resiko dua kali mengalami depresi. Yang pertama anak akan mengalami depresi karena melihat orang tuanya bercerai dan yang kedua anak menjadi depresi karena anak menjadi dampak depresi orangtuanya. Anak usia sekolah yang mengalami depresi pada usia lima sampai 7 tahun, dari usia yang lebih muda terlihat depresi, gangguan kecemasan, dan memiliki perilaku merusak ( Radke-Yarrow, dalam Tailor 1998).

  Perilaku-perilaku anak tersebut didorong oleh motif-motif di dalam diri mereka. Menurut Murray (1997), kebutuhan adalah sebuah konstruk yang menunjukkan sebuah dorongan. Kebutuhan- kebutuhan dalam diri individu tersebut disertai oleh perasaan tertentu. Konsep dari kebutuhan menjelaskan motivasi dan petujuk dari tingkah laku. Kebutuhan dalam penelitian ini yaitu perasaan dan harapan anak yang mereka ungkapkan sebagai reaksi mereka dalam merespon perceraian orangtua.

  Kebutuhan dimiliki muncul dari harapan-harapan dan perasaan tokoh yang diceritakan. Jika dalam bercerita subjek selalu menonjolkan sesuatu yang diulang-ulang terus menerus itu berarti menunjukkan adanya suatu kebutuhan (Karmiati dan Suryaningrum, 2008).

  Dalam penelitian ini kebutuhan pada anak dideteksi menggunakan tes

  

appersepsi atau disebut dengan CAT. Menurut Murray (1975) dan Bellak

  (1973) kebutuhan tersebut meliputi afeksi, dorongan, harapan, namun dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil perasaan dan harapan saja sebagai variabel yang diharapkan mampu mewakili kebutuhan-kebutuhan pada subjek.

  Kebutuhan yang dimiliki muncul dari harapan-harapan tokoh yang diceritakan. Dalam penelitian ini anak dari keluarga bercerai menurut perkembangannya berada di tahap anak-anak akhir, anak-anak sudah mampu mengembangkan gambaran keadaan ideal. Mereka sudah dapat menggambarkan tentang seperti apa sosok orang tua yang ideal dan membandingkan orang tua mereka dengan standar ideal mereka (dalam Santrock, 2002). Dalam hal ini dimungkinkan bahwa subjek memiliki perasaan dan harapan ideal mengenai keluarga dan orang tuanya yang telah bercerai dan diharapkan dengan stimulus CAT perasaan dan harapan anak muncul dalam situasi keluarga bercerai.

  Apa saja perasaan dan harapan anak dari keluarga bercerai yang diperoleh dari CAT?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis

  interpretatif. Analisis interpretatif bertujuan untuk mengungkapkan secara detail bagaimana subjek mengalami dunia personal dan sosialnya. Analisis interpretatif bertujuan untuk memperoleh makna dari berbagai pengalaman, peristiwa, dan status subjek (Smith, 2009).

  Dalam penelitian ini juga menggunakan teknik induktif dalam menginterpretasi data. Teknik induktif adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan. Peneliti tidak menggunakan teori sebagai pijakan awal namun menggunakan data sebagai pijakan awal untuk melakukan penelitian. Jadi bisa disimpulkan bahwa berpikit induktif adalah menarik sebuah kesimpulan umum dari berbagai kejadian yang ada di sekitarnya (Bungin, 2007) ; (Sobur, 2003).

  Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis interpretif untuk memperoleh perasaan dan harapan anak akibat perceraian orangtua dan menggunakan teknik induktif untuk menentukan kategori yang mencakup perasaan-perasaan dan harapan-harapan anak.

B. Fokus Penelitian

  Fokus dari penelitian ini adalah perasaan dan harapan anak-anak dari keluarga bercerai terkait dengan keluarga berdasarkan apa yang terjadi dari CAT. Variabel dalam penelitian ini yaitu perasaan dan harapan adalah data yang di peroleh dari cerita subjek. cerita yang dipilih dan diinterpretasai dalam penelitian ini adalah cerita-cerita yang relevan dengan relasi keluarga, situasi , hubungan dengan keluarga. cerita yang tidak relevan dengan latar belakang subjek dan cerita yang mengisahkan tentang dongeng populer tidak dipakai.

  1. Perasaan

  Perasaan merupakan variabel dalam penelitian ini. Perasaan dalam penelitian ini bisa dilihat dari cerita atau kata yang secara langsung mengungkapkan perasaan-perasaan subjek.

  ‘Ada sebuah keluarga yang bahagia, namun orang tuanya harus pergi meninggalkan anak mereka untuk suatu urusan yang penting. Dengan perasaan takut ditinggal orang tuanya, tiba-tiba rumahnya dirampok

  

  Dalam hal ini subjek secara langsung mengungkapkan perasaan takut karena ditinggal orangtua.

  2. Harapan

  Variabel dkedua dalam penelitian ini yaitu harapan dapat diperoleh dari cerita subjek. Harapan tersebut bisa dilihat dari perilaku orangtua, situasi keluarga dalam cerita dan bisa juga ditangkap secara keseluruhan serta dari cerita subjek yang diulang-ulang.

  ‘Akhir ceritanya ibu, bapak, nenek, dan anaknya ini berdamai dan tidak akan melakukan perbuatan itu lagi Dalam cerita tersebut bisa dilihat bahwa subjek memiliki keinginan atau harapan agar keluarganya berbaikan.

C. Subjek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteriatertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagaiberikut: a.

  Subjek berada pada masa pertengahan anak-anak (middle childhood) yang berada pada usia enam hingga 11 tahun.

  b. Subjek merupakan anak dari orangtua yang bercerai.

  c. Perceraian orangtua terjadi dalam masa kehidupan subjek dan dalam halini perceraian orangtua terjadi ketika subjek sudah lahir.

D. Metode Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dokumen. Disebut dokumen karena merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, bisa berupa gambar, tulisan atau karya dokumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan bisa berupa cerita, biografi, catatan harian, dan sejarah kehidupan (Maleong,2009). Dokumen memiliki beberapa kelebihan, antara lain: dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong; sebagai bukti untuk suatu pengujian; sifatnya alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks (Guba dan Lincoln dalam Moleong,2009). Data dokumen dalam penelitian ini adalah respon dari pengetesan CAT (

Children’s Apperception Test) dan dilengkapi oleh latar belakang subjek

  Dalam penelitian ini respon CAT merupakan data utama. CAT merupakan tes proyektif apersepsi atau tes bercerita (story telling). CAT terdiri dari sepuluh gambar yang terdapat stimulus ambigu. Melalui gambar yang disajikan dalam CAT ini, anak dapat memproyeksikan dan lebih mudah mengekspresikan kebutuhan, konflik, kecemasan, dan dinamika hubungan interpersonal. Selain itu, melalui CAT anak akan mudah dalam mengekspresikan ide-ide yang sulit dibicarakan secara langsung dengan metode wawancara, (Wenar & Kerig, 2000).

  Dalam proses administrasi CAT tester harus membangun rapport yang baik dengan anak terlebih pada anak yang lebih muda usianya. CAT harus dikemas menjadi sebuah permainan dan bukan sebuah tes (Bellak, 2007). Anak akan diberikan 10 kartu bergambar yang diberikan satu per satu dan anak akan diminta untuk menceritakan apa saja dengan objek yang ada di dalam kartu tersebut. Cerita tersebut mengungkap apa yang sedang terjadi, apa yang sedang dilakukan oleh tokoh dalam kartu dan siapa tokoh yang berada di dalam kartu tersebut. Ketika cerita sudah tersusun, tester kemudian menggali informasi lebih dalam lagi seperti tempat dan usia tokoh dalam kartu.Dalam melakukan penggalian informasi, terster juga harus memperhatikan aktivitas fisik yang menyertai subjek dalam bercerita, gestur, ekspresi wajah yang disebut dengan elaborasi respon (Blatt dalam Bellak, 1997).

  Penelitian ini juga menggunakan latar belakang subjek untuk mendapatkan data secara lebih mendalam dan menyeluruh. Data latar belakang diperoleh berdasarkan wawancara dan observasi. Latar belakang tersebut meliputi kehidupan intrapersonal subjek atau pandangan subjek terhadap diri sendiri dan kehidupan interpersonal subjek yang meliputi keluarga, pandangan subjek terhadap orang tua, relasi dengan keluarga dan teman sebaya.

  Kemudian penyimpulan secara menyeluruh terhadap hasil dalam CAT diperoleh dengan menggunakan analisis tematik yaitu dengan cara menentukan, (Bellak, 1997) : 1.

  Tema Deskriptif Merupakan ringkasan cerita yang mempunyai arti untuk menjelaskan psikodinamika subjek. Dalam tahap ini cerita-cerita subjek yang diringkas dan kemudian dimasukkan di kolom deskriptif.

  2. Tema Interpretif Adalah tema yang dinyatakan dalam kalimat yang bersifat hipotesis yang kemudian digeneralisasikan. Dalam tahap ini peneliti merumuskan kalimat yang lebih umum yang mengandung sebab-akibat.

  3. Tema Diagnostik Tema diagnostik ini merupakan pernyataan yang sudah mengarah ke sifat devinisi. Dalam tahap ini peneliti menentukan jenis perasaan dan harapan anak berdasarkan tema interpretif, dan latar belakang subjek di kolom tema diagnostik.

  Perumusan hasil diagnostik atau pemilihan deskriptif dibatasi pada cerita-cerita yang relevan pada subjek dan latarbelakang subek sendiri serta tidak berasal dari cerita poluler. Setelah diperoleh tema-tema diagnostik dari setiap tema subjek peneliti kemudian menggunakan cara berpikir indukti untuk menentukan kesimpulan hasil. Analisis tematik digunakan sebagai gambaran umum perasaan dan harapapan subjek sedangkan induktif digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

  Dalam penelitian menggunakan CAT ini dalam pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik diskursus dimana peneliti mendiskusikan temuan dan analisis dengan orang lain (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005). Dalam hal ini penulis mendiskusikan temuan dan hasil analisis dengan orang yang berkompeten di bidang tes CAT yaitu dosen pembimbing. Diskursus dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

  1. Peneliti melakukan analisis tematik terhadap cerita CAT yaitu tema deskriptif, tema interpretif, dan tema diagnostik dan dibatasi mengenai hubungan dengan keluarga saja.

  2. Peneliti dengan seorang psikolog, dalam hal ini dosen pembimbing skripsi melakukan diskusi. Hal ini untuk memperoleh kesepakatan terhadap interpretasi.

  3. Melakukan pengecekan kembali terhadap tema diagnostik (perasaan dan harapan).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Pengumpulan Data Peneliti mengambil data dari laboratorium Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun 2005-2011. Data dipilih berdasarkan kriteria subjek

  yang sudah ditetapkan yaitu anak berusia enam sampai dengan 11 tahun yang berasal dari keluarga bercerai. Perceraian terjadi setelah subjek lahir.

  Berdasarkan kriteria tersebut peneliti mendapatkan delapan laporan dengan menggunakan CAT-Human dan satu laporan menggunakan CAT Animal.

  Subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima subjek laki-laki dan empat lainnya adalah subjek perempuan.

  Dari pelaksanaan penelitian peneliti mengambil data berupa cerita yang memiliki unsur hubungan terhadap keluarga saja dan relevan dengan kehidupan sehari-hari subjek serta tidak berasal dari cerita populer. Peneliti mendapatkan56 data. Subjek 1 kartu yang relevan sembilan kartu, subjek dua 8 kartu, subjek 3 enam kartu, subjek 4 enam kartu, subjek 5 enam kartu, subjek 6 empat kartu, subjek 7 tujuh kartu, subjek 8 sembilan kartu, subjek 9 tujuh kartu.

  Interpretasi Interpretasi dilakukan dengan menggunakan analisis tematik yang dibatasi pada perasaan dan harapan anak. Peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi tema deskriptif kemudian merumuskan tema interpretif dan menentukan tema diagnostik. Cerita-cerita subjek diringkas dan kemudian dimasukkan di kolom deskriptif. Selanjutnya peneliti merumuskan kalimat yang lebih umum di kolom tema interpretif. Tahap selanjutnya peneliti menentukan jenis perasaan dan harapan anak berdasarkan tema interpretif, dan latar belakang subjek di kolom tema diagnostik.

  b.

  Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik diskursus yaitu peneliti meminta pertimbangan kepada dosen pembimbing akademik yang menguasai interpretasi CAT. Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti kemudian didiskusikan dengan dosen pembimbing untuk menentukan kesepakatan tentang jenis perasaan dan harapan- harapan anak yang muncul.

  Berikut ini adalah deskripsi masing-masing subjek berdasarkan data CAT dan latar belakang: a.

  Subjek FSC i.

Latar Belakang

  Saat ini subjek FCS tinggal bersama eyangnya. Orangtua subjek bercerai pada saat subjek berumur 8 tahun dikarenakan ayah subjek tidak memiliki pekerjaan dan tidak dapat menghidupi keluarga. Subjek sering dimarahi oleh neneknya karena dianggap membandel dan tidak menurut serta sering mencuri uang di toko neneknya. ii. Perasaan dan Harapan

  Perasaan yang muncul pada subjek FSC adalah perasaan diacuhkan oleh figur ayah terkait dengan kasih sayang (P1), merasa sedih karena dimarahi dan merasa bersalah, ibu memaksakan kehendak (P2).

  Sementara itu harapan yang muncul pada subjek adalah harapanuntuk melakukan sesuatu bersama,kebersamaan, tinggal, berkumpul bersama keluarga (H1). iii. Dinamika

  Orangtua subjek bercerai dikarenakan ayah subjek tidak memiliki pekerjaan, sejak saat itu subjek tinggal bersama neneknya dikarenakan ibunya menikah lagi dan rumah eyangnya dekat dengan sekolahan tempat subjek menimba ilmu.Hal ini membuat subjek FSC memiliki perasaan diacuhkan oleh figur ayah terkait dengan kasih sayang (P1) karena pasca perceraian orangtuanya subjek tidak pernah lagi bertemu dengan ayahnya sehingga subjek memiliki harapan untuk melakukan sesuatu bersama atau kebersamaan, tinggal, berkumpul bersama keluarga.Subjek senang menonton acara berita dan kartun seperti naruto. Kebiasaannya ini sering membuat eyangnya marah-marah karena subjek jadi malas, sulit diatur sekedar untuk mandi, belajar atau sarapan. Hal tersebut membuat subjek merasa sedih karena dimarahi dan merasa bersalah, ibu memaksakan kehendak (P2).

  b.