KECEMASAN PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE II Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i

KECEMASAN PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PENYAKIT
DIABETES MELITUS TIPE II

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh :
Maria Melisa Kristina Lay Dasilba
NIM : 089114147


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv

MOTTO
Saat keadaan disekelilingku ada di luar kemampuanku, kuberdiam diri
mencari Tuhan.
Saat kenyatan di depanku mengecewakan perasaanku, ku menutup mata
memandang Tuhan.
Doa mengubah segala sesuatu.
Seperti mata air di tanggan Tuhan mengalir ke manapun Kau mau, tiada
yang mustahil di mata Tuhan.

sebab doa mengubah segala sesuatu.

Percaya pada diri sendiri, meski saat ini kamu sedang
bersedih, karena penyemangat terbesar dalam hidupmu adalah
dirimu sendiri.
ORA ET LABORA

Semangat.............. ^_^

PERSEMBAHAN

Semua usahaku ini ku persembahkan untuk kemuliaan Tuhan yang menjadi
penopangku
Bunda Maria yang menjadi pelindungku
Mami Lany dan Papi Hiong yang selalu memberi dukungan semangat dan doa
serta bekerja keras membiayai kuliahku
Mama Nona dan Papa Fei yang selalu memberikan semangat
Ci Linda, Ko Indra, Ko Yohan dan Ongso galuh serta ponakan Rafael tersayang
yang sangat ku cintai


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi

KECEMASAN PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PEYAKIT
DIABETES MELITUS TIPE II


Maria Melisa Kristina Lay Dasilba

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala kecemasan dan cara mengatasi
kecemasan pada individu yang mengalami penyakit diabetes melitus tipe II. Jenis penelitian ini
adalah
kualitatif
fenomenologi
untuk
mengeksplorasi,
mendeskripsikan
maupun
menginterpretasikan maksud dari suatu fenomena maupun pengalaman personal dan sosial yang
dialami oleh subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang. Subjek dipilih
menggunakan teknik snowball atau bola salju yaitu dilakukan secara berantai dengan meminta
informasi pada orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya, demikian seterusnya
yang sesuai dengan kriteria yaitu subjek yang mengalami penyakit diabetes melitus tipe II,
minimal 6 bulan, berusia 40-60 tahun, sudah menikah, dan masih memiliki pasangan. Hasil
penelitian ini adalah keempat subjek mengalami kecemasan neurotik dan memiliki gejala

kecemasan fisik serta gejala kecemasan psikologis. Gejala-gejala kecemasan tersebut dapat diatasi
dengan cara relaksasi.
Kata kunci : diabetes melitus tipe II, gejala kecemasan, cara mengatasi kecemasan.

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii

ANXIETY IN INDIVIDUALS WITH DIABETES MELLITUS TYPE II
Maria Melisa Kristina Lay Dasilba

ABSTRACT
This study aimed to find out the symptoms of anxiety and how to overcome anxiety in
individuals with diabetes mellitus type II. Type of research is qualitative phenomenology that

explore, describe and interpret the intent and phenomena as well as personal and social
experienced by subjects of research. Subjects in this study were four people. Subjects were
selected using snowball technique that are performed in sequence by requestes information on
people who have been intervied or contacted before, and so on according criteria of the subject
who experienced diabetes mellitus type II at least six months, 40-60 years old, are married, and
still has a pair. The results of this study are all of subject, four of them, experienced neurotic
anxiety, have physical anxiety and psychological anxiety symptoms. These anxiety symptoms can
be overcome with relaxations.
Keyword: diabetes mellitus type II, symptoms of anxiety, how to overcome anxiety.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ix

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan di surga atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan orang lain.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas kesehatan, perlindungan dan
bimbingan-Nya sampai saat ini sehingga penenulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.

2.


Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Santa Dharma yang memberikan pelajaran berharga selama
kuliah.

3.

Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya, Ph. D. selaku dosen pembimbing skripsi
yang selalu memberikan pencerahan dengan saran dan pendapat yang
sangat bermanfaat bagi penelitian ini. Terima kasih atas bimbingan,
kesabaran, dan diskusi yang mengantarkan pemikiran dan penalaran
penulis untuk terus bertumbuh.

4.

Ibu Ratri Sunar A., M.Si selaku Kaprodi dan Dewi Soerna Anggreani, M.
Si selaku wakaprodi

5.


Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi.,M.Si., selaku dosen pembimbing
akademik.

6.

Mas Gandung, Bu Nanik, dan Pak Gie, terima kasih atas bantuan yang
sudah diberikan selama ini. Mas Doni atas bantuannya dalam peminjaman
buku dan jurnal di ruang baca dan Mas Muji atas bantuan dan
dukungannya selama ini, terutama pada saat penulis melakukan praktikum.

7.

EOS, MLS, MRTH dan ADQ selaku individu dalam penelitian dalam
penelitian ini. Terima kasih atas bantuan dan kesediaan kalian untuk
berbagi pengalaman dan informasi dengan peneliti.

8.

Teman-teman Psikologi 2008: Vista, Ocha, Hesti, Anggit dan semua
teman yang namanya tidak bisa disebut satu persatu terima kasih atas

semangat dan canda tawa selama kita belajar ilmu jiwa.

9.

Ci Lia, Ci manda, Ella ndut, Budi Hartono, dan Erick terima kasih untuk
keceriaan kalian, ayoo kita kumpul lagi yuk...

10.

Nitha, Ermen, Nancy, Densi, Itin Moron, Idha dan Ipon terima kasih buat
dukungan, motivasi dan doa bagi penulis, kalian adalah orang-orang yang
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................

iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................

v

ABSTRAK ....................................................................................................

vi

ABSTRACT ..................................................................................................

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ..................................

viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................

ix

DAFTAR ISI .................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................

vx

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xvi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................

1

A.

Latar Belakang ...................................................................................

1

B.

Rumusan Masalah ..............................................................................

5

C.

Tujuan ................................................................................................

5

D.

Manfaat ..............................................................................................

6

1. Manfaat teoritis ............................................................................

6

2. Manfaat praktis ............................................................................

6

BAB II. LANDASAN TEORI .....................................................................

7

A.

Kecemasan .........................................................................................

7

1. Pengertian Kecemasan .................................................................

7

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii

B.

2. Teori Kecemasan .........................................................................

9

a. Teori psikoanalitik .................................................................

9

b. Teori interpersonal .................................................................

9

c. Teori biologi ...........................................................................

10

3. Jenis-jenis Kecemasan .................................................................

10

a. Kecemasan realitas .................................................................

10

b. Kecemasan neurotik ...............................................................

11

c. Kecemasan moral ...................................................................

12

4. Gejala-gejala Kecemasan .............................................................

12

a. Gejala fisiologis .....................................................................

12

b. Gejala psikologis ....................................................................

12

5. Cara Mengatasi Kecemasan .........................................................

13

a. Penerimaan diri ......................................................................

13

b. Relaksasi ................................................................................

13

c. Psikoterapi ..............................................................................

15

Diabetes Melitus Tipe II ....................................................................

18

1. Pengertian Diabetes Melitus ........................................................

19

2. Klasifikasi Diabetes Melitus ........................................................

20

3. Epidemiologi Diabetes Melitus ....................................................

22

4. Gejala-gejala Diabetes Melitus ....................................................

23

5. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Diabetes Melitus .........

24

a. Usia ........................................................................................

24

b. Stress ......................................................................................

24

c. Pola makan .............................................................................

24

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii

C.

d. Obesitas atau kegemukan .......................................................

25

e. Kurangnya berolah raga .........................................................

25

6. Komplikasi ...................................................................................

25

a. Hiperglekimia ........................................................................

25

b. Kerusakan ginjal ....................................................................

25

c. Gangren ..................................................................................

26

d. Gangguan penglihatan ...........................................................

26

e. Serangan jantung koroner ......................................................

26

Kecemasan Pada Individu Yang Mengalami Penyakit Diabetes
Melitus Tipe II ...................................................................................

27

Kerangka Penelitian ...........................................................................

34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................

35

A.

Jenis dan Metode Penelitian ...............................................................

35

B.

Fokus Penelitian .................................................................................

36

C.

Subjek Penelitian ...............................................................................

36

1. Kriteria subjek penelitian .............................................................

36

2. Prosedur pengambilan subjek penelitian .....................................

37

D.

Metode Pengumpulan Data ................................................................

38

E.

Metode Analisis Data .........................................................................

39

1. Organisasi data .............................................................................

39

2. Koding (memberi kode) ...............................................................

40

3. Intepretasi .....................................................................................

40

Pemberian Kredibilitas Data ..............................................................

40

D.

F.

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................

42

A.

Proses Penelitia ..................................................................................

42

1. Persiapa Penelitian .......................................................................

42

2. Pelaksanaan Penelitian .................................................................

43

3. Jadwal Pengambilan Data ............................................................

44

4. Proses Analisis Data ....................................................................

45

Analisis Subjek ..................................................................................

45

1. Subjek 1 (OES) ............................................................................

45

2. Subjek 2 (MLS) ............................................................................

51

3. Subjek 3 (MRTH) ........................................................................

57

4. Subjek 4 (ADQ) ...........................................................................

63

C.

Analisis Antar Subjek ........................................................................

68

D.

Pembahasan ........................................................................................

69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

75

A.

Kesimpulan ........................................................................................

75

B.

Keterbatasan Penelitian ......................................................................

76

C.

Saran ..................................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

78

LAMPIRAN ..................................................................................................

81

B.

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Panduan Wawancara ...............................................................................

39

Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data .......................................................................

44

Tabel 3. Analisis Antar Subjek .............................................................................

68

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara Subjek 1 (OES) ........
Lampiran 2. Biodata Subjek 1 (OES) ..............................................................
Lampiran 3. Koding Subjek 1 (OES) ..............................................................
Lampiran 4. Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara Subjek 2 (MLS) ........
Lampiran 5. Biodata Subjek 2 (MLS) .............................................................
Lampiran 6. Koding Subjek 2 (MLS) ..............................................................
Lampiran 7. Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara Subjek 3 (MRTH) ....
Lampiran 8. Biodata Subjek 3 (MRTH) ..........................................................
Lampiran 9. Koding Subjek 3 (MRTH) ..........................................................
Lampiran 10. Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara Subjek 4 (ADQ) .....
Lampiran 11. Biodata Subjek 4 (ADQ) ...........................................................
Lampiran 12. Koding Subjek 4 (ADQ) ............................................................

xvi

81
82
83
87
88
89
93
94
95
97
98
99

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era perkembangan saat ini banyak orang yang memiliki gaya hidup
yang tidak sehat, salah satunya adalah dari pola makan yang dimiliki individu. Hal
ini disebabkan karena tuntutan waktu yang mengharuskan individu melakukan
aktivitas dengan cepat dan agar lebih efisien individu memilih mengkonsumsi
makanan siap saji. Akibat dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat
tersebut, individu akan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan. Salah satu
gangguan kesehatan saat ini yang sering kita jumpai adalah penyakit diabetes
melitus.
Penyakit diabetes melitus dikenal sebagai penyakit kencing manis, yaitu
penyakit yang banyak di derita oleh sebagian penduduk Indonesia. Bahkan negara
ini memiliki urutan ke empat terbesar di dunia. Pada tahun 2006 diperkirakan
jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia telah menjadi 14 juta orang,
dimana baru 50% yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30%
yang datang berobat teratur (Soegondo, 2007). Bahkan resiko kematian pengidap
diabetes melitus empat kali lebih besar dibandingkan pada orang yang tidak
mengidap penyaki diabetes melitus. Angka menunjukkan penyebab kematian 50%
akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Keduanya
merupakan komplikasi dari penyakit diabetes melitus. Selain kematian, diabetes
melitus juga menyebabkan kecacatan. Menurut WHO (2003) saat ini ada sekitar
230 juta penderita diabetes melitus di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

meningkat menjadi 350 juta pada tahun 2025. Bisa dikatakan setiap tahun, ada
enam juta penyandang diabetes melitus baru di dunia.
Bersadarkan fakta diatas maka dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus
merupakan penyakit yang mematikan dan memerlukan penanganan yang lebih
serius dibandingkan penyakit yang lainnya (Anderson, 2004). Penyakit diabetes
melitus dapat dikendalikan dengan mengontrol kadar gula dengan cara mengatur
asupan dan pembakaran kalori. Penyakit diabetes melitus terjadi pada individu
yang mengalami peningkatan gula (glukosa) dalam darah dan mengakibatkan
kekurangan insulin atau reseptor insulin yang tidak berfungsi dengan baik
(Christyani, 2007).
Diabetes melitus memiliki beberapa klasifikasi yaitu :
1.

Diabetes melitus tipe I
Pada diabetes melitus tipe I, terjadi kerusakan pada sel beta (β)
pankreas melalui reaksi yang dinamakan sebagai reaksi autoimun, akibat
kerusakan tersebut pankreas gagal untuk menghasilkan hormon insulin
(Katzung, 2007).

2.

Diabetes melitus tipe II
Diabetes melitus tipe II ini pada awalnya, sel tubuh menjadi kurang
peka terhadap insulin sehingga dibutuhkan lebih banyak insulin untuk
dapat memasukan glukosa atau gula ke dalam sel. Individu dengan
kelemahan pada pankreas akan mengalami keterbatasan dalam produksi
insulin biasanya disebabkan karena faktor usia (Katzung, 2007).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

3.

Diabetes melitus tipe III
Diabetes melitus tipe III yang dikenal dengan diabetes melitus
gestasional terjadi pada ibu hamil dan diketahui pada saat kehamilan,
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon. Diabetes melitus
tipe ini beresiko terhadap proses persalinan (Katzung, 2007).

Penelitian ini akan membahas mengenai kecemasan pada individu yang
mengalami penyakit diabetes melitus tipe II karena selain merupakan penyakit
keturunan, diabetes melitus tipe II merupakan bentuk penyakit diabetes paling
umum diseluruh dunia. Selain itu, diabetes melitus tipe II ini merupakan dampak
dari gaya hidup yang tidak sehat (tidak ideal). Penyakit diabetes melitus tipe II
berbeda dengan penyakit diabetes tipe lainnya. Hal ini dikarenakan diabetes
melitus tipe II lebih sering dijumpai pada orang dewasa. Selain itu, diabetes
melitus tipe II lebih cenderung disebabkan oleh gangguan fungsi insulin.
Gangguan insulin yang terjadi sebenarnya dapat di picu oleh beberapa hal yang
kemudian disebut sebagai faktor pemicu diabetes. Faktor pemicu tersebut meliputi
gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, pola makan yang tidak teratur dan kurang
aktifitas fisik atau olahraga. Faktor keturunan bukanlah faktor pemicu utama
untuk diabetes melitus tipe II. Sedangkan, diabetes melitus tipe I disebabkan oleh
gangguan produksi insulin saja dan diabetes tipe III yang disebut dengan
gestasional terjadi pada ibu hamil karena adanya ketidakseimbangan hormon.
Penyakit diabetes melitus tipe II juga lebih mudah menyerang mereka yang
berusia 40 tahun atau lebih, yaitu pada saat mereka bertambah usia dan
mengalami kegemukan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Penyakit diabetes melitus tipe II dapat mempengaruhi kondisi psikologis
seseorang. Menurut Putra dan Swastini (2009) dalam jurnalnya mengatakan
bahwa individu yang mengalami diabetes melitus tipe II ini, akan mengalami
kecemasan dalam menghadapi penyakitnya. Kecemasan merupakan respon
individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan (penyakitnya) yang
mengganggu kehidupannya. Kecemasan yang dihadapi oleh masing-masing
individu yang mengalami diabetes melitus tipe II berbeda-beda sesuai dengan
kondisi individu tersebut.
Individu yang menderita diabetes melitus tipe II sangat beresiko
mengalami luka yang tak kunjung sembuh dan beresiko untuk di amputasi.
Hilangnya bagian tubuh akibat amputasi yang dialami menimbulkan perasaan
cemas yang berkepanjangan karena ketidakmampuan melakukan aktivitas seharihari secara optimal (WHO, 2003).
Perasaan cemas yang muncul dalam diri individu disebabkan karena
diagnosa penyakit yang dideritanya. Gangguan tersebut dikaitkan dengan
ancaman adanya kematian, komplikasi yang timbul karena penyakit diabetes
melitus tipe II seperti hipoglikemia yang tak kunjung sembuh (Brunner &
Suddarth, 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pengalaman keluarga
peneliti ditemukan adanya kecemasan pada individu yang mengalami diabetes
melitus tipe II bahkan individu menggunakan insulin secara terus menerus
sehingga menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Selain itu, ada berbagai
respon emosional yang muncul dari individu seperti perasaan sedih, takut,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

khawatir, dan cemas akibat penyakit yang dialami individu. Penyakit diabetes
individu akan semakin memburuk saat individu dalam keadaan cemas dan
masalah emosional ini menyebabkan kadar gula berada dalam keadaan tinggi
secara kronis (Mc Quade & Aikman, 1987).
Menurut Christyani (2007) subjek diabetes melitus tipe II pada umumnya
mengalami cemas terhadap segala hal yang berhubungan dengan diabetes melitus
tipe II, misalnya cemas terhadap kadar gula yang tinggi, cemas terhadap
komplikasi akibat diabetes dan pada laki-laki cemas terhadap disfungsi seksual.
Individu yang mengalami diabetes melitus tipe II akan mengalami cemas karena
penyakit ini adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, memperpendek umur,
pengobatannya harus dilakukan seumur hidup, harus melaksanakan diet yang
ketat dan hidupnya tidak bebas lagi (Tarno, 2004).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah yang dapat
dirumuskan dari penelitian ini adalah :
1.

Bagaimana gejala-gejala kecemasan yang muncul pada individu yang
mengalami penyakit diabetes melitus tipe II?

2.

Bagaimana individu yang mengalami penyakit diabetes melitus II
mengatasi gangguan kecemasannya?
C. Tujuan Penelitian

1.

Tujuan Umum
Penelitian ini untuk mengetahui kecemasan pada individu yang mengalami
penyakit diabetes melitus tipe II.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

2.

Tujuan Khusus
a. Mengetahui gejala-gejala kecemasan yang muncul pada individu yang
mengalami penyakit diabetes melitus tipe II.
b. Melihat cara mengatasi kecemasan pada individu yang mengalami
penyakit diabetes melitus tipe II.
D. Manfaat Penelitian

1.

Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam bidang
ilmu psikologi (pada umumnya), pada ilmu psikologi kesehatan, dan ilmu
psikologi kesehatan mental (pada khususnya).

2.

Manfaat Praktis
Dapat dijadikan acuan untuk mengenali gejala-gejala yang muncul dan
mengatasi kecemasan yang timbul akibat penyakit diabetes melitus tipe II.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecemasan
1.

Pengertian kecemasan
Menurut Freud (dalam Semiun, 2005), kecemasan merupakan suatu keadaan

perasaan yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang
memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak
menyenangkan itu sering sulit menunjuk perasaan dengan tepat, tetapi kecemasan
itu sendiri selalu dirasakan. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang
melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya
dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat
sampai ego dikalahkan.
Freud (dalam Semiun, 2005), mengemukakan gagasan bahwa kecemasan
disebabkan oleh perasaan tidak berdaya yang luar biasa. Bila kecemasan
meningkat sampai individu merasa kelangsungan hidupnya terancam, maka
simtom-simtom neurotik mungkin terbentuk sebagai usaha untuk menghilangkan
perasaan emosional. Kecemasan pada dasarnya merupakan pengalaman
ketidakberdayaan, seperti perasaan tidak berdaya untuk menangani kebutuhankebutuhan internal, tidak berdaya menanggulangi ancaman-ancaman dari luar dan
isyarat-isyarat

disintergrasi,

dan

tidak

berdaya

untuk

mempertahankan

kelangsungan hidup.
Kecemasan adalah suatu perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala
seperti ketegangan fisik, dan kekhawatiran tentang masa depan (American

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Psychiatric Association, 1994; Barlow, 2002). Pada manusia, kecemasan bisa jadi
berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak
khawatir dan gelisah, resah), atau respon fisiologis yang bersumber di otak dan
tercermin dalam bentuk denyut jantung yang meningkat dan otot yang menegang.
Kecemasan merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa
yang akan datang, yang ditandai oleh adanya kekhawatiran karena tidak dapat
memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow & Craske,
1994).
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang sering dialami oleh individu dalam
kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan salah satu aspek kepribadian yang
menjadi konsep utama dalam beberapa teori kepribadian. Menurut Preist (1987),
kecemasan adalah perasaan yang dialami ketika seseorang berpikir tentang
sesuatu yang tidak meyenangkan yang akan terjadi dan timbul karena berbagai
alasan serta situasi.
Pada kecemasan, bahayanya bersifat tidak jelas dan terkadang irasional,
misalnya ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi atau perasaanperasaan tertekan yang muncul dalam kesadaran. Hal ini dapat terjadi karena
kekecewaan, ketidakpuasan, tidak aman, atau adanya perasaan bermusuhan
dengan orang lain. Kecemasan bersifat tidak jelas atau kabur oleh karena itu
kecemasan menjadi sangat subjektif, artinya sesuatu yang menimbulkan
kecemasan pada diri seseorang belum tentu dapat menimbulkan kecemasan pada
orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Jadi definisi yang dipakai dalam penelitian ini adalah kecemasan sabagai
suasana hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala-gejala ketegangan dimana
seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di
masa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Kecemasan melibatkan
perasaan, perilaku, dan respons-respons fisiologis.
2.

Teori tentang kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) teori yang telah dikembangkan untuk

menjelaskan penyebab kecemasan, antara lain :
a.

Teori psikoanalitik
Dalam pandangan psikoanalitik ansietas atau kecemasan adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitife seseorang, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang. Ego berfungsi menengahi
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas atau
kecemasan meningkatkan ego bahwa adanya bahaya (Freud dalam Semiun,
2005).

b.

Teori interpersonal
Kecemasan terjadi karena ketakutan akan pola interpersonal. Hal ini
juga

berhubungan

dengan

trauma

pada

masa

perkembangan

atau

pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang
menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya
sangat mudah untuk mengalami kecemasan berat dan penolakan interpersonal
menyebabkan individu merasa tidak berharga (Stuart & Sundeen, 1998).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

c.

Teori biologi
Menurut Kendler, Davis & Kessler (1997) Berdasarkan teori
biologi, kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah-wilayah kromosom
yang berbeda secara kolektif membuat kita mengalami cemas. Kecemasan
juga berhubungan dengan sirkuit otak dan sistem neurotransmiter tertentu.
Daerah otak yang paling sering berhubungan dengan kecemasan adalah
sistem limbik yang bertindak sebagai mediator antara batang otak dan
korteks (Charney & Drevets, 2002).
Reseptor

ini

mungkin

membantu

mengatur

kecemasan.

Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) dan
endorfin juga memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan kecemasan.
3.

Jenis-jenis kecemasan
Jenis-jenis kecemasan yang dimaksud adalah pembagian kecemasan

mengikuti dasar tertentu. Klasifikasi jenis ini merupakan varian dari kecemasan
yang muncul dikarenakan ada bahaya yang mengancam. Freud (dalam Semiun,
2005) membagi kecemasan berdasarkan ketergantungan ego pada id, yaitu:
a.

Kecemasan Realitas
Kecemasan ini merupakan kecemasan atau rasa takut akan bahayabahaya nyata di dunia luar, seperti banjir, gempa, runtuhnya gedung-gedung.
Kecemasan realitas ini berbeda dengan ketakutan karena tidak menyangkut
objek ketakutan yang spesifik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

b.

Kecemasan Neurotik
Kecemasan neurotik adalah kecemasan terhadap tidak terkendalinya
naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang bisa
mendatangkan hukuman baginya. Misalnya menjadi agresif atau hanyut
dalam hasrat seksual. Berlandaskan penjelasan diatas, sebab hukuman yang
ditakutkan oleh ego individu berasal dari dalam diri ke luar diri individu
misalnya kecemasan terhadap kelemahan atau kekurangan yang dimilikinya
dan ia berusaha menutupi kelemahan atau kekurangan yang dimilikinya agar
tidak diketahui orang lain.
Kecemasan neurotik merupakan kecemasan yang berasal dari dalam
tubuh individu. Gejala fisiologis yang biasanya menyertai adalah ketegangan
otot, kegelisahan, gemetar, detak nadi yang cepat, susah tidur, mudah
tersinggung. Daradjat (1983) mengatakan bahwa kecemasan merupakan rasa
cemas terhadap penyakit. Bentuk penyakit yang paling sederhana ialah cemas
umum, dimana orang merasa cemas yang kurang jelas, tidak tertentu dan
tidak ada hubungannya dengan apa-apa. Kecemasan tersebut akan
mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. Kecemasan neurotik berupa cemas
akan benda-benda atau hal-hal tertentu misalnya takut melihat darah,
serangga, binatang-binatang kecil, takut tempat tinggi atau orang banyak. Ada
pula cemas dalam bentuk ancaman yaitu kecemasan yang menyertai gejalagejala gangguan dan penyakit jiwa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

c.

Kecemasan Moral
Kecemasan moral terjadi karena konflik antara ego dan superego.
Kecemasan moral juga terjadi bila kita gagal melakukan apa yang dianggap
baik atau benar secara moral. Kecemasan moral ini juga merupakan salah satu
ketakutan terhadap hati nurani. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar
dalam realitas, karena dimasa lampau orang telah mendapatkan hukuman
sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar moral dan mungkin akan
mendapat hukuman lagi.
Kecemasan moral merupakan kecemasan yang timbul akibat tekanan
superego atas ego individu berhubung individu telah atau sedang melakukan
tindakan yang melanggar moral. Kecemasan ini menyatakan diri dari dalam
diri dalam bentuk rasa bersalah atau rasa berdosa (Koeswara, 1991).

4.

Gejala-gejala kecemasan
Gejala adalah tanda-tanda yang menunjukkan adanya keadaan tetentu.
Menurut Mustafa Fahmy (1977) gejala-gejala kecemasan dikategorikan
dalam dua gejala, yaitu :
a. Gejala Fisiologis : tanda-tanda kecemasan yang tampak pada gejala fisik
atau pada bagian tubuh individu yang ditandai dengan ujung jari dan
tangan dingin, banyak mengeluarkan keringat, nafsu makan hilang, detak
jantung cepat, tidur tidak nyenyak, kepala pusing dan pernafasan
terganggu.
b. Gejala Psikologis : tanda-tanda kecemasan yang tampak pada psikologis
inidividu yang berkaitan dengan penderitaan seperti ketakutan yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

berlebihan seakan-akan terjadi bahaya atau kecelakaan, tidak mampu
memusatkan perhatian, tidak berdaya, tidak percaya diri, serta ingin lari
dalam menghadapi suasana kehidupan.
5.

Cara Mengatasi Kecemasan
Menurut Bruno, 1998 (dalam Christyani, 2007) ada beberapa cara yang

untuk mengatasi kecemasan yang muncul dari dalam diri agar hidupnya menjadi
lebih baik dan tenang.
a.

Penerimaan diri
Penerimaan diri

menurut Hurlock (1973) adalah suatu tingkat

kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik
dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu
yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri, yang tidak memiliki beban
perasaan terhaap diri sendiri sehingga individu lebih banyak memiliki
kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Individu cenderung ingin
sempuran dan ketika individu tersebut gagal memenuhi kriteria pribadi,
individu tersebut merasa jijik dengan diri sendiri. Penerimaan diri seharusnya
membuat individu mencintai diri sendiri dengan segala kesalahan yang ada
dan peduli pada diri sendiri meskipun mempunyai kekurangan. Kekurangan
yang dipunyai oleh seseorang adalah termasuk penyakit yang ada di dalam
tubuh individu.
b.

Relaksasi
Banyak hal yang dapat individu lakukan untuk mengolah kekhawatiran
yang berlebihan, salah satunya adalah dengan metode relaksasi. Metode ini

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

terbukti dapat membuat perasaan seseorang menjadi lebih baik. Ada dua
metode relaksasi yang cukup mudah dan murah untuk dilakukannya, yaitu :
1)

Olah raga
Olah raga secukupnya, diawali dengan berjalan kaki sekitar 15
sampai 20 menit akan membantu individu merasa rileks apalagi bila
setelah berolah raga individu duduk di kursi yang nyaman, memejamkan
mata, dan melamun sejenak tanpa berupaya mengendalikan arah peristiwaperistiwa mental. Tubuh akan terasa sangat rileks secara otomatis.
Berjalan kaki meningkatkan aktivitas bagian sympathetic dari sistem saraf
otonom sedangkan duduk dengan mata terpejam secara otomatis
menghidupkan kegiatan antagonis dari saraf parasympathetic sistem saraf
otonom. Relaksasi akan muncul sesudahnya tanpa usaha yang diakukan
secara sadar. Olah raga secukupnya juga membantu pembentukan
endorfin, pengirim pesan kimiawi dalam otak yang memberi perasaan
sejahtera dalam diri individu.

2) Mandi air hangat
Mandi dengan air hangat akan membantu otot-otot rileks secara
otomatis karena kehangatan akan memperbesar pembuluh darah sehingga
menghasilkan aliran arah yang lebih besar ke seluruh tubuh. Mandi air
hangat ini dapat dilakukan dengan mengguyur tubuh dengan air hangat
atau berendam dalam air hangat di spa atau bak air hangat tetapi tidak baik
juga jika temperatur air hangat terlalu tinggi dan berendam terlalu lama.
Individu disarankan tidak meminum minuman keras pada saat berendam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

dalam bak air hangat karena minuman keras akan menurunkan kesiagaan
sedangkan berendam dalam air hangat juga akan menurunkan kesiagaan.
c.

Psikoterapi
Ada beberapa bentuk mengatasi kecemasan melalui pendekatan
psikoterapi menurut Jeffry, Spence, dan Beverly (2003), yaitu :
1) Pendekatan psikodinamis
Pendekatan psikodinamis ini dirintis oleh Sigmund Freud dalam
kerangka kerja psikoanalisis klasi. Dari pendekatan ini, kecemasan
merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-konflik tak sadar dan
usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional
menyadarkan bahwa kecemasan individu merupakan simbolisasi dari
konflik dalam (inner conflict) diri individu; dengan adanya simbolisasi ini,
ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi.
Dengan demikian ego dapat lebih memberi perhatian kepada tugas-tugas
yang lebih kreaktif dan memberi peningkatan.
Terapis psikodinamis yang lebih modern juga menyadarkan
individu mengenai sumber-sumber konflik yang berasal dari dalam.
Tetapi, dibandingkan dengan pendekatan yang tradisional, individu lebih
menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaan hubungan
sekarang ini dari pada hubungan-hubungan di masa lalu atau masa lampau,
dan mendorong individu untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih
adaptif. Terapis semacam ini lebih pendek waktu terapinya dan lebih
direktif dibandingkan dengan psikoanalisis tradisional. Meskipun terapis-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

terapis psikodinamik mungkin terbukti membantu dalam menangani
gangguan-gangguan

kecemasan,

bukti

empiris

ekstensif

yang

membuktikan efektivitas tidaklah mencukupi (USDHHS, 1999).
2) Pendekatan kognitif
Mementingkan

berfikir

rasional

sebagai

tujuan

terapeutik,

menekankan modifikasi atau pengubahan keyakinan irasional yang telah
merusak berbagai konsekuensi emosional dan tingkah laku. Atau secara
ringkasnya seorang klien didukung untuk menggantikan ide-ide yang tidak
rasional dengan ide yang lebih rasional untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi dalam hidupnya (Andi, 2010). Terapi kognitif dari Beck
berusaha untuk mengidentifikasi dan mengoreksi keyakinan-keyakinan
yang disfungsional atau terdistorsi. Terapis kognitif membantu individu
untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pemikiran individu dan
membantu individu untuk memandang situasi secara rasional. Individu
mungkin meminta untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk menguji
keyakinan individu, yang mungkin akan membawa individu untuk
mengubah keyakinan yang ternyata tidak berdasar pada realitas. Terapis
juga membantu individu untuk mengembangkan ketrampilan sosial untuk
meningkatkan efektivitas interpersonal individu dan mengajari individu
bagaimana cara menghadapi penolakan sosial bila itu terjadi tanpa
mengkatastrofekannya (Mariam dan Free Fall, 1985, dalam Jeffrey,
Spencer, dan Beverly, 2003).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

3) Pendekatan humanistik
Pendekatan humanistik percaya bahwa banyak dari kecemasan
yang berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Kecemasan
terjadi

bila

ketidakselarasan

antara

inner

self

seseorang

yang

sesungguhnya dan kodek sosialnya mendekat ke arah kesadaran. Individu
merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, tetapi tidak mampu
untuk mangatakan apa itu karena bagian diri yang tidak diakui tidak secara
langsung diekspresikan dalam kesadaran. Karena ketidaksetujuan individu
lain, individu mungkin gagal mengembangkan bakat mereka dan gagal
mengenali perasaan-perasaan yang autentik. Dengan demikian terapisterapis humanistik bertujuan membantu individu untuk memahami dan
mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan individu yang
sesungguhnya. Sebagai akibatnya, individu menjadi bebas untuk
menemukan dan menerima diri individu yang sesungguhnya, dan tidak
bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan individu yang
sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan individu mulai muncul ke
permukaan (Mariam dan Free Fall, 1985, dalam Jeffrey, Spencer, dan
Beverly, 2003).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara yang
dapat digunakan oleh individu diabetes melitus tipe II untuk mengatasi kecemasan
yang muncul dari dalam diri agar hidupnya menjadi lebih baik dan lebih tenang.
Penerimaan diri individu pada penyakit yang ada dalam diri dan juga mencintai
diri dengan segala keberadaannya adalah salah satu cara untuk mengurangi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

kecemasan. Individu dapat melakukan relaksasi untuk mengatasi kecemasan yang
muncul. Relaksasi dapat membuat perasaan seseorang menjadi lebih baik, bahkan
tidak membutuhkan biaya yang cukup mahal dengan berolahraga atau mandi air
hangat. Mandi dengan air hangat akan membuat otot-otot rileks secara otomatis
karena kehangtan akan memperbesar pembuluh darah sehingga menghasilkan
aliran darah yang lebih besar ke seluruh tubuh. Selain itu, psikoterapi juga dapat
membantu mengatasi kecemasan yang muncul pada individu dan tentu saja
memerlukan biaya yang besar dibandingkan dengan metode relaksasi.
B. Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu Negara. Walaupun belum ada survey nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat, diperkirakan penderita diabetes
melitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa ke atas
pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit
diabetes melitus belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan
kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar
antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak,
system saraf, hati, mata dan ginjal. Diabetes melitus merupakan salah satu
penyakit degeneratif, dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah
(hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

1.

Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit yang hiperglikemia yang ditandai
dengan keadaan dengan kegiatan absolut insulin atau penurunan relatif
insensitivitas sel terhadap insulin. Diabetes melitus dimengerti masyarakat
umum sebagai penyakit metabolik yang ditandai dengan tanda hiperglikemia
dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut maupun
kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut
dalam tubuh. Gangguan primer diabetes melitus terletak pada metabolisme
karbohidrat, yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme protein dan
lemak. Pengidap diabetes melitus sebagian besar merupakan penyakit
keturunan (Guthrie & Guthrie, 2009). Diabetes melitus (DM) merupakan
penyakit yang banyak diderita oleh sebagian penduduk Indonesia. Resiko
kematian pengidap diabetes melitus empat kali lebih besar dibandingkan
nondiabetik. Angka menunjukkan penyebab kematian 50% akibat jantung
koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Keduanya merupakan komplikasi dari
penyakit

diabetes

melitus.

Selain kematian,

diabetes melitus

juga

menyebabkan kecacatan.
Diabetes melitus sendiri didefinisikan sebagai penyakit dimana tubuh
pengidapnya tidak bisa mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam
darahnya. Jadi, pengidap mengalami gangguan metabolisme dari distribusi
gula oleh tubuh sehingga tubuh kita tidak bisa memproduksi insulin dalam
jumlah yang cukup atau tidak mampu menggunakan insulin secara efektif.
Akibatnya terjadi kelebihan gula di dalam darah sehingga menjadi racun di

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

dalam tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan dalam darah tersebut melimpah
ke sistem urine (Anderson, 2004).
Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan
sehingga memerlukan penanganan yang serius. Pengobatan yang dilakukan
oleh para pengidap diabetes melitus adalah obat oral, olah raga, diet, serta
terapi insulin. Penyakit diabetes melitus juga menyebabkan komplikasi
apabila tidak mendapat penanganan yang serius. Komplikasi diabetes melitus
tersebut antara lain jantung koroner, gagal ginjal, kebutaan atau amputasi
(Soegondo, 2007). Anderson (2004), menyebutkan bahwa jika yang
mengidap adalah ibu hamil maka penyakit ini dapat membahayakan baik
pada ibu ataupun sang bayi yang akan dilahirkan.
2.

Klasifikasi diabetes melitus
Dokumen konsensus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s
Expert Committee in the Diagnosis and Classification of Diabates Mellitus
menjabarkan empat kategori utama diabetes: tipe 1, dengan karateristik
ketiadaan insulin absolut; tipe 2, ditandai dengan resistensi insulin disertai
efek sekresi insulin. Tipe 3, tipe spesifik lainnya; dan tipe 4, diabetes
gestasional atau diabetes yang terjadi pada ibu hamil (Elizabeth, 2009).
a.

Diabetes Melitus tipe I
Diabetes melitus tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat
ketiadaan absolut insulin. Sebelumnya, tipe diabetas ini disebut ini sebagai
diabetes melitus dependen insulin (IDDM), karena individu pengidap
penyakit ini harus mendapat insulin pengganti. Diabetes melitus tipe I

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

biasanya di jumpai pada individu yang tidak gemuk berusia kurang dari 30
tahun, dengan perbadingan laki-laki lebih sedikit dari wanita, karena
insidens tipe I dapat timbul pada semua kelompok usia (Elizabeth, 2009).
b.

Diabetes Melitus tipe II
Hiperglekemia yang disebabkan insensitivitas seluler terhadap
insulin disebut diabetes melitus tipe 2. Selain itu, terjadi defek sekresi
insulin ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan insulin yang cukup
untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal. Meskipun kadar
insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal,
jumlah insulin tetap rendah sehingga kadar glukosa plasma meningkat.
Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta (β) pankreas, diabetes
melitus tipe 2 yang biasanya disebut diabetes melitus tidak tergantung
insulin atau NIDDM (noninsulin insulin dependent diabetes melitus),
sebenarnya kurang tepat karena banyak individu yang mengidap penyakit
diabetes melitus tipe 2, lebih banyak wanita yang mengidap penyakit ini
dibandingkan pria. Predisposisi genetik yang kuat dan faktor lingkungan
yang nyata dapat menyebabkan diabetes melitus tipe 2 (Elizabeth, 2009).

c. Diabetes Melitus tipe III
Pada diabetes melitus ini merujuk pada berbagai penyebab spesifik
lain untuk peningkatan kadar gula darah, seperti penyakit yang tidak
melibatkan pankreas, terapi obat, makan yang berlebihan, gaya hidup yang
tidak sehat dan lain-lain (Katzung, 2007).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

d. Diabetes Melitus tipe IV
Diabetes melitus tipe IV atau diabetes gestasional, adalah diabetes
yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.
Meskipun diabetes tipe ini sering membaik setelah bersalin, sekitar 50%
wanita pengidap kelainan ini tidak akan kembali ke status nondiabetes
setelah kehamilan berakhir. Bahkan, jika membaik setelah persalinan,
resiko untuk mengalami diabetes tipe 2 setelah sekitar 5 tahun pada waktu
mendatang lebih besar dari pada normal (Elizabeth, 2009).
3.

Epidemiologi Diabetes Melitus
Epidemiologi

mempelajari

frekuensi

dan

penyebaran

masalah

kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor yang mempengaruhinya.
Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit
menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga
mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga epidemiologi dapat
diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam
konteks lingkungannya (Beaghole & Kjellstrom, 1993).
Berdasarkan bukti epidemiologi terkini, jumlah penderita diabetes
melitus di seluruh dunia saat ini mencapai 200 juta, dan diperkirakan
meningkat lebih 330 juta pada tahun 2025. Alasan peningkatan ini termasuk
meningkatkan angka harapan hidup dan pertumbuhan populasi yang tinggi
dua kali lipat disertai peningkatan angka obesitas yang dikaitkan dengan
urbanisasi dan ketergantungan terhadap makanan olahan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

Menurut Handayani (2007) saat ini ada sekitar 230 juta pengidap
diabetes melitus di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi
350 juta pada tahun 2025 bisa dikatakan bahwa setiap tahun, ada enam juta
penyandang diabetes melitus baru di dunia. Dari fakta diatas dapat
disimpulkan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit yang mematikan
dan memerlukan penanganan yang lebih seri