Studi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu | Erliani | GeoTadulako 5841 19379 1 PB

(1)

STUDI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH PADA SISWA

KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS TERPADU

DI SMP NEGERI 15 PALU

MADE ERLIANI

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

JUNI 2014


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Studi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu

Penulis : Made Erliani Stambuk : A351 09 038

Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan

Palu, Juni 2014 Pembimbing I

Prof. Dr. H. Juraid, M.Hum Nip. 19581130 198503 1 004

Pembimbing II

Amiruddin, S.Pd., M.Pd Nip. 19820907 2006 041001

Mengetahui

Ketua Jurusan P. IPS FKIP Koordinator Program Studi

Universitas Tadulako Pendidikan Geografi

Drs. Abduh H. Harun, M.Si Widyastuti, S.Si., M.Si


(3)

ABSTRAK

Made Erliani, 2014. Studi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Juraid dan Pembimbing (II) Amiruddin.

Penelitian Studi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu. Latar belakang penelitian didasarkan karena siswa kurang memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah, khususnya buku-buku IPS Terpadu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu. Jenis penilitian ini deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Palu sebanyak 324 siswa. Dari jumlah populasi diambil sampel sebanyak 32 siswa, teknik sampel yang digunakan adalah Purposive samplingdengan taraf pengambilan 10%. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Palu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif menggunakan teknik persentase untuk mengetahui Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 15 Palu. Hasil analisis membuktikan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Palu kurang memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang pembelajaran, hal ini disebabkan karena kurangnya koleksi buku-buku penunjang dan koleksi buku-buku terbaru khususnya Mata Pelajaran IPS Terpadu, ruangannya tidak diatur layaknya sebagai ruang perpustakaan sekolah yang nyaman untuk dikunjungi dan dipergunakan sebagai tempat belajar. Kurangnya rak buku menyebabkan penempatan buku menjadi tidak teratur, sehingga siswa kesulitan dalam menemukan buku yang dibutuhkan. Kurang profesionalnya pengelola perpustakaan sekolah dalam mengelola perpustakaan sekolah, dan waktu pelayanan di perpustakaan sekolah masih terbatas hal ini menyebabkan siswa kelas VIII malas berkunjung ke perpustakaan sekolah.


(4)

ABSTRACT

Made Erliani, 2014. Studies on the Use of School Library at Eighth Grade Students in Social Terpadu Subject in SMP Negeri 15 Palu. Skripsi, Geography Education Study Program, Social Education Department, Teacher Training and Education Faculty, Tadulako University. Under the Supervisors (1) Prof. Dr. H. Juraid. M.Hum and (II) Amiruddin, S.Pd.,M.Pd.

Research studies on the use of school library at eighth grade students in Social Terpadu subject in SMP Negeri 15 Palu. Background research based on students lack utilize the books in the school library, in particular Social Science Terpadu books. The purpose of this research was to examine the used of school libraries in the eighth grade students in Social Terpadu subject in SMP Negeri 15 Palu. This type of research was descriptive qualitative. The population in this research was the eighth grade students of SMP Negeri 15 Palu as 324 students. Sample taken from a population of as many as 32 students. Sampling technique used was purposive sampling with taking 10% level. The data collected in this research was the use of data by school library at eighth grade students of SMP Negeri 15 Palu. Data collection techniques using observation, questionnaires, interviews, and documentation. The data obtained, collected, and analyzed using descriptive analysis using techniques to determine the utilization percentage of the school library at eighth grade students in Social Terpadu subject in SMP Negeri 15 Palu. The results of the analysis prove that the eighth grade students of SMP Negeri 15 Palu less utilize the school library as a means of supporting the learning, this is caused due to lack of supporting collection of books and a collection of new books in particular Social Terpadu subject, the room was not arranged like a school library room convenient to visit and be used as a place of learning. Lack of books bookshelf lead placement become irregular. So that students' difficulties in determining the required book. Lack of professional managers in managing the school library, and the service time in the school library is still limited. This causes students at eighth grade lazy to visited the school library. Keywords: The use of school library.


(5)

BAB I PENDAHULUAN

Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan diikuti oleh siswa selalu mengarah pada keinginan untuk mencapai keberhasilan. Guru ingin berhasil dalam menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka diperlukan langkah-langkah yang mengarah pada penyempurnaan dalam kegiatan pembelajaran termaksud dalam pemanfaatan sumber belajar terutama yang ada di perpustakaan sekolah.

Pentingnya perpustakaan sekolah dapat di lihat dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah yang di selenggarakan pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar diantaranya perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai tempat menyediakan buku-buku pelajaran dan referensi lainnya yang perlu didayagunakan secara maksimal bagi tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi siswa. Perpustakaan sekolah sebagai tempat menyediakan buku-buku pelajaran dan referensi lainnya yang perlu didayagunakan secara maksimal bagi tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi siswa.

Setelah dilakukan observasi awal oleh penulis menemukan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Palu kurang memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah, khususnya buku-buku IPS Terpadu. Ini di sebabkan karena kebanyakan siswa lebih sering menggunakan fasilitas internet daripada menggunakan buku-buku di perpustakaan sekolah. Selain itu minimnya rak juga membuat buku menjadi tidak teratur sehingga siswa menjadi kurang dan malas memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam mengerjakan tugas atau pun membaca dan kurangnya pengetahuan pengelola perpustakaan dalam mengelola dan mengembangkan perpustakaan sekolah. Serta minimnya dana yang di anggarkan pada perpustakaan sekolah, terutama pada fasilitas-fasilitas yang menunjang dalam pengembangan perpustakaan tersebut. Seperti kurangnya rak buku, kurangnya koleksi buku-buku terbaru dan masih menggunakan buku album dalam mencatat koleksi buku di dalam perpustakaan sekolah, seharusnya pengelola perpustakaan sekolah sudah menggunakan komputer dalam melakukan hal tersebut.

Terkait masalah tersebut terutama dengan melihat kurangnya pemanfaatan perpustakaan sekolah pada Mata Pelajaran IPS Terpadu khususnya di kelas VIII. Maka


(6)

penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Studi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 15 Palu”.

Mencermati uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah pada siswa kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 15 Palu?. Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan perpustakaan sekolah pada siswa kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 15 Palu.

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian ini adalah: 1)Bagi siswa, diharapkan untuk dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang pembelajaran dan membiasakan siswa untuk menggali lebih banyak informasi dengan membaca buku. 2) Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan umpan balik untuk lebih memanfaatkan perpustakaan sekolah yang turut menunjang proses pembelajaran dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk mencari informasi/bahan berkaitan dengan materi pelajaran yang dipelajari. 3) Bagi pihak sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu sekolah, terutama mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang pembelajaran. 4) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi untuk melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.

BAB II METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Maksudnya bahwa penulis merumuskan hasil penelitian ini secara deskriptif berdasarkan hasil analisis dari pemanfaatan perpustakaan sekolah pada siswa kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 15 Palu, berdasarkan data yang diperoleh melalui angket dan menganalisis hasil wawancara setelah melakukan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Palu yang terletak di Jl. Imam Haji Hayun No. III, Kelurahan Besusu Barat, Provinsi Sulawesi Tengah. Sasaran utama penelitian ini adalah perpustakaan sekolah dan siswa siswi kelas VIII yang terdiri dari 15 kelas dengan jumlah 324 orang siswa. Penelitian ini diadakan mulai pertengahan bulan Februari 2014 sampai pertengahan bulan Maret 2014.


(7)

Populasi merupakan keseluruhan subjek yang di teliti, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Palu pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 324 orang siswa. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah perwakilan dari keseluruhan objek yang akan menjadi sasaran penelitian. maka penentuan sampel pada penelitian ini di tetapkan 10%. Oleh karena itu sampel yang diperoleh 10% dari 324 orang siswa menjadi 32 orang siswa. Jenis Sampel dalam penelitian ini adalahPurposive samplingyaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya.

Langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan rencana penelitian ini adalah melakukan observasi penelitian, menentukan sampel penelitian, menyebarkan angket dan melakukan wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan penelitian sesuai dengan tujuan yang ditetapkan peneliti. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis sehingga akan menghasilkan kesimpulan yang akan mempertanggungjawabkan kebenaran, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase, teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa besar persentase pemanfaatan perpustakaan sekolah pada siswa kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 15 Palu.

Adapun rumus yang digunakan adalah:

P =

Keterangan :

P = Persentase (jumlah persentase yang dicari)

F = Frekuensi ( jumlah alternatif jawaban yang dipilih) N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap (Sugiyono,2011:245)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh melalui angket bahwa, 13 atau 40,6% siswa menjawab tujuan ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok, frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah 24 atau 75% siswa menjawab 1-2 kali dalam 1 minggu, 16 atau 50% siswa kurang senang membaca buku-buku IPS Terpadu, 12 atau 37,5% siswa menjawab


(8)

ketersediaan buku-buku-buku IPS Terpadu mempengaruhi pengalaman belajar dinperpustakaan sekolah, 12 atau 37,5% siswa menjawab mandiri belajar di perpustakaan sekolah, 16 atau 50% siswa menjawab perpustakaan sekolah kurang menumbuhkan minat baca pada materi IPS Terpadu, 15 atau 46,9% siswa menjawab dengan membaca buku di perpustakaan sekolah dapat mengembangkan kecakapan berbahasa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu, 16 atau 50% siswa menjawab setelah menggunakan buku merapikan kembali buku pada tempatnya, 14 atau 43,8% siswa menjawab perpustakaan sekolah bermanfaat dalam penyelesaian tugas-tugas pada Mata Pelajaran IPS Terpadu, 14 atau 43,8% siswa menjawab perpustakaan sekolah bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi tentang materi pelajaran IPS Terpadu, 22 atau 68,7% siswa menjawab tersedia lengkap buku-buku IPS Terpadu di perpustakaan sekolah, 20 atau 62,5% siswa menjawab ketersediaan koleksi buku penunjang IPS Terpadu kurang lengkap, 18 atau 56,3% siswa menjawab tersedia peta di perpustakaan sekolah, 18 atau 56,3% siswa menjawab tersedia atlas di perpustakaan sekolah, 16 atau 50% menjawab kurang tersedia globe di perpustakaan sekolah, 18 atau 56,3% siswa menjawab letak gedung perpustakaan sekolah baik, 17 atau 53,1% siswa menjawab kondisi gedung perpustakaan sekolah baik, 15 atau 46,9% siswa menjawab pengaturan ruang perpustakaan sekolah kurang baik, 17 atau 53,1% siswa menjawab pengelola perpustakaan sekolah baik, dan 16 atau 50% siswa menjawab bimbingan dan arahan pengelola perpustakaan sekolah baik.

Hasil observasi tanggal 17 Februari 2014 untuk melihat sarana perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu. Hasilnya terlihat bahwa sarana dan prasarana perpustakaan sekolah masih sangat minim. Luas perpustakaan sekolah jauh dari kenyamanan dalam penggunaannya sebagai tempat alternatif siswa dalam belajar, maka tidak heran banyak siswa yang kurang memanfaatkan perpustakaan sekolah. Observasi tanggal 18 Februari 2014 untuk mengetahui koleksi buku perpustakaan SMP Negeri 15 Palu, diketahui bahwa koleksi buku IPS Terpadu terbaru belum tersedia baik buku paket maupun buku penunjang, hanya terdapat buku paket IPS Terpadu dan buku penunjang yang berasal dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran terbitan lama. Observasi tanggal 19 Februari 2014, untuk melihat penataan buku yang ada di perpustakaan sekolah belum sesuai, siswa kesulitan dalam mencari buku sebab buku yang tersusun tercampur dengan buku Mata Pelajaran lain, selain itu kurangnya rak buku menyebabkan penempatan buku menjadi tidak teratur dan tidak sesuai dengan Mata Pelajaran, hal lain yang ditemukan dalam ruangan perpustakaan sekolah adalah kondisi koleksi buku, rak buku, meja belajar siswa, meja pengelola perpustakaan, buku-buku catatan pengelola, lemari penitipan barang di penuhi dengan debu.


(9)

Hasil wawancara dengan Bapak Nasrun Ismail sebagai kepala SMP Negeri 15 Palu

mengungkapkan belum ada fasilitas yang menunjang perpustakaan sekolah, belum ada tenaga pengelola yang profesional dalam mengelola perpustakaan. Karena menurut beliau, masih banyak yang perlu dipersiapkan untuk mencapai hal tersebut, baik secara dana maupun kemampuan individu. Sampai sekarang belum ada pelatihan untuk tenaga pengelola sehingga untuk sementara perpustakaan sekolah dikelola dengan sangat sederhana. Sementara itu buku yang sekarang ada hanya sebatas bantuan dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran terbitan lama. (wawancara tanggal 25 Februari). Ibu Listianingsih sebagai guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang merangkap menjadi kepala pengelola perpustakaan mengungkapkan masih banyak yang belum tersedia di perpustakaan sekolah, terutama kurangnya dana yang menyebabkan perpustakaan sekolah masih kekurangan rak buku sehingga penempatan buku di tata dengan sederhana, belum ada buku terbaru, selama ini siswa hanya menggunakan buku-buku terbitan lama. Untuk menambah koleksi buku perpustakaan sangat bergantung dengan dana yang ada, dengan dana yang terbatas menyebabkan perpustakaan kurang membeli bahan pustaka untuk menambah koleksinya. Oleh karena itu untuk mengantisipasi masalah tersebut tiap tahunnya pihak perpustakaan mengharapkan sumbangan dari pemerintah. Faktor lain yang mempengaruhi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah adalah waktu pelayanan di perpustakaan sekolah masih terbatas, sehingga siswa kadang-kadang kesulitan dalam meminjam buku (wawancara tanggal 25 Februari). Ibu Ana sebagai pengelola yang sudah tiga tahun mengelola perpustakaan mengungkapkan belum pernah mengikuti pelatihan tenaga perpustakaan, beliau mengungkapkan perpustakaan sekolah belum memenuhi kebutuhan siswa sebab tidak ada fasilitas yang menunjang perpustakaan sekolah, kurangnya rak buku menjadi alasan umum di perpustakaan ini, ukuran perpustakaan juga menjadi kendala dalam menata rak buku dan meja belajar siswa, sehingga sumber belajar IPS Terpadu yang meliputi atlas, peta, dan globe tidak di pajangkan di ruang baca melainkan disimpan di ruangan lain. Sistem yang digunakan pengelola perpustakaan dalam dalam melayani siswa di perpustakaan adalah sistem terbuka yang memperbolehkan siswa masuk ke ruang perpustakaan sekolah untuk melihat-lihat, membaca, mengerjakan tugas, dan meminjam untuk dibaca di rumah yang sesuai dengan kebutuhan siswa (wawancara tanggal 26 Februari). Bapak Ramenuse sebagai Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu mengungkapkan keinginan siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah masih sangat minim. Dikarenakan kurangnya buku penunjang terbaru, hanya tersedia buku paket Mata Pelajaran IPS Terpadu dan buku penunjang terbitan lama. Kurang profesionalnya pengelola dalam mengelola


(10)

perpustakaan sekolah, sehingga penataan ruangan dan koleksi buku, meja belajar siswa tidak memperlihatkan segi kenyamanan, pengelola perpustakaan kurang menarik perhatian siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah, hal ini menyebabkan siswa terkadang malas berkunjung ke perpustakaan sekolah. Terkadang siswa berkujung ke perpustakaan sekolah karena diarahkan oleh guru Mata Pelajaran untuk belajar dan mengerjakan tugas. Tanpa arahan dari guru Mata Pelajaran siswa kurang memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar (wawancara tanggal 26 Februari). Ibu Linda sebagai guru Mata Pelajaran IPS Terpadu mengungkapkan perpustakaan sekolah menunjang dalam proses pembelajaran, siswa yang tidak mempunyai buku pelajaran meminjam di perpustakaan sekolah. Beliau selalu memberikan dorongan kepada siswa tentang manfaat perpustakaan. Beliau juga mengatakan bahwa penataan ruang sangat mempengaruhi kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah apabila penataannya kurang baik akan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, begitu juga sebaliknya apabila penataan perpustakaan sangat baik maka siswa merasa nyaman dan tenang dalam belajar di perpustakaan sekolah. Kurangnya buku penunjang juga mempengaruhi minat siswa untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana yang turut menunjang pembelajaran (wawancara tanggal 26 Februari). Bapak Basirun sebagai guru Mata Pelajaran IPS Terpadu mengungkapkan hal yang sama, meskipun beliau selalu memberikan dorongan kepada siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah, dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk diselesaikan di perpustakaan sekolah, membaca dan mencari buku-buku yang sesuai dengan tugas yang diberikan yang ada kaitannya dengan materi pelajaran. Namun koleksi buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah masih terbitan lama, belum ada buku-buku-buku-buku penunjang terbaru yang dapat membantu proses pembelajaran, kondisi ini menyebabkan siswa kurang memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam kegiatan belajar. Meskipun ada siswa yang memanfaatkan perpustakaan, itu pun siswanya hanya itu saja atau siswa yang mempunyai kemauan untuk belajar. Hal ini tentunya merupakan satu hal yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kelengkapan buku bahan pelajaran yang sesuai dengan kurikulum (wawancara tanggal 26 Februari). Aldy siswa kelas VIIIB mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu dikelola dengan sederhana, hal ini nampak dari penataan ruang perpustakaan yang tidak memperlihatkan segi kenyamanan, dimana rak buku, bangku dan meja belajar untuk membaca sangat dekat jaraknya dan diatur tidak berbeda (wawancara tanggal 18 Februari). Siti Masita siswa kelas VIIIC mengungkapkan bahwa koleksi buku yang ada di perpustakaan sekolah masih menggunakan terbitan lama. Kurangnya koleksi buku terbaru menyebabkan siswa kesulitan


(11)

dalam menemukan materi yang berkaitan dengan Mata Pelajaran IPS Terpadu, dalam mengerjakan tugas siswa hanya menggunakan buku paket, terkadang siswa juga datang ke warnet untuk mengerjakan tugas. Pengelola perpustakaan belum mampu untuk mendesain ruangan perpustakaan sekolah sehingga tidak ada daya tarik bagi siswa untuk berkunjung, hal ini terlihat penataan rak buku dan bangku yang sederhana dan tidak ada inovasi tata letak keduanya (wawancara tanggal 18 Februari). Purti ananda siswa kelas VIIID salah seorang siswa kelas VIII menyatakan suasana ruangan perpustakaan yang tidak nyaman, dan berdebu atau tidak ada daya tarik siswa untuk mengunjungi perpustakaan sekolah, kemudian perpustakaan sekolah tidak diatur layaknya sebagai ruang perpustakaan sekolah yang nyaman untuk dikunjungi dan dipergunakan sebagai tempat membaca. Sehingga tidak ada nuansa yang berbeda ketika memasuki ruangan perpustakaan sekolah (wawancara tanggal 18 Februari). Andrean siswa kelas VIIID menyatakan pada umumnya koleksi buku yang ada di perpustakaan sekolah merupakan buku-buku pelajaran resmi dan berdasarkan pada kurikulum lama. Sangat terbatas buku-buku alternatif yang menunjang proses pembelajaran sehingga membuat siswa bosan dan tidak membantu siswa yang ingin mendapatkan informasi lebih dari buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Penataan buku sangat sederhana sehingga siswa sangat kesulitan untuk mencari buku di perpustakaan dengan cepat, karena harus mencari buku tersebut dengan meneliti buku dalam satu rak (wawancara tanggal 19 Februari). Dewi Wulan siswa kelas VIIIE mengungkapkan hanya terdapat buku lama dan hanya sebatas buku pelajaran, tidak ada buku alternatif, semua buku-buku yang dirokomendasi oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran. Sehingga kami sebagai siswa yang ingin mencari wawasan yang lebih luas atau mencari bahan bacaan alternatif tidak dapat tersalurkan (wawancara tanggal 19 Februari). Yuri Sintiya siswa kelas VIIIJ mengungkapkan kurangnya buku bacaan penunjang Mata Pelajaran IPS Terpadu di perpustakaan sekolah membuat siswa menjadi bosan dan koleksi buku yang ada tidak membantu siswa yang ingin mendapat informasi lebih dari buku yang disediakan di perpustakaan sekolah, hal ini mungkin disebabkan karena anggaran yang disediakan oleh pihak sekolah sangat minim untuk penambahan koleksi buku di perpustakaan sekolah, sehingga dalam mengerjakan tugas atau mencari materi-materi yang berkaitan dengan Mata Pelajaran siswa menggunakan fasilitas internet (wawancara tanggal 19 Februari).

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan angket dan melihat tingkat persentase dari setiap alternatif jawaban dapat digambarkan bahwa keberadaaan


(12)

perpustakaan sekolah sangat membantu dalam proses pembelajaran siswa, namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa, hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang memperlihatkan sebanyak 13 atau 40,6% siswa menjawab tujuan ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok yang diberikan oleh guru Mata Pelajaran. Pada umumnya para siswa hanya mengunjungi perpustakaan sekolah sebanyak 1-2 kali dalam seminggu yang menunjukkan masih kurangnya kesadaran siswa untuk menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat belajar selain ruang kelas sebagai pusat seluruh kegiatan pembelajaran. 16 atau 50% siswa menjawab kurang senang dalam membaca buku-buku IPS terpadu, 16 atau 50% siswa menjawab kurang menumbuhkan minat baca pada materi IPS Terpadu dan 15 atau 46,9% siswa menjawab mengembangkan kecakapan berbahasa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu. Hal ini mengambarkan bahwa buku-buku bacaan koleksi Mata Pelajaran IPS Terpadu kurang mempengaruhi minat baca siswa karena koleksi buku-buku yang ada di perpustakan sekolah didominasi buku paket. Ketersediaan buku-buku bacaan ilmu pengetahuan lainnya sangat diperlukan, sebagai penambah wawasan siswa. Karena tujuan ke perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, tetapi juga membaca buku-buku yang berkaitan dengan Mata Pelajaran. Sebanyak 12 atau 37,5% siswa menjawab ketersediaan buku-buku IPS Terpadu mempengaruhi pengalaman belajar di perpustakaan sekolah dan sebanyak 12 atau 37,5% siswa menjawab mandiri belajar di perpustakaan sekolah. Melalui pemanfaatan perpustakaan sekolah siswa mampu meningkatkan kemauan dan keterampilannya, menambah pengetahuan siswa tentang materi yang sudah di pelajari atau yang akan dipelajari dengan mengisi waktu luang sebelum mengikuti pelajaran. Sebanyak 16 atau 50% siswa menjawab merapikan kembali buku yang sudah digunakan pada tempatnya, 14 atau 43,8% siswa menjawab perpustakaan sekolah bermanfaat dalam penyelesaian tugas-tugas Mata Pelajaran IPS Terpadu dan sebanyak 14 atau 43,8% siswa menjawab perpustakaan sekolah bemanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi tentang materi pelajaran IPS Terpadu. Oleh karena itu perpustakaan sekolah merupakan pusat penyimpanan bahan informasi khususnya buku-buku bacaan dan juga merupakan perantara dalam menyampaikan informasi kepada siswa, maka perpustakaan sekolah sangat diharapkan dalam menunjang pembelajaran dengan menyediakan buku-buku bacaan yang bermutu, segar dan menarik serta aktif secara terus menerus dapat memberikan pelayanan kepada siswa. Sebanyak 22 atau 68,7% siswa menjawab lengkap ketersediaan buku-buku IPS Terpadu di perpustakaan sekolah, sebanyak 20 atau 62,5% siswa menjawab kurang lengkap ketersediaan koleksi buku penunjang IPS Terpadu di perpustakaan sekolah,


(13)

sebanyak 18 atau 56,3% siswa menjawab tersedia peta di perpustakaan sekolah, 18 atau 56,3% siswa menjawab tersedia atlas di perpustakaan sekolah, dan 16 atau 50% menjawab kurang tersedia globe di perpustakaan sekolah. Ketersediaan buku Mata Pelajaran IPS Terpadu di perpustakaan sekolah membantu siswa-siswa yang tidak memiliki buku paket dengan cara meminjam buku diperpustakaan hal ini bertujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Sebanyak 18 atau 56,3% siswa menjawab letak gedung perpustakaan sekolah baik, 17 atau 53,1% siswa menjawab kondisi gedung perpustakaan sekolah baik, dan 15 atau 46,9% siswa menjawab pengaturan ruang perpustakaan sekolah kurang baik. Letak gedung perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu dianggap sebagai pendukung kegiatan pembelajaran karena dengan letaknya yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh siswa, memudahkan siswa untuk berkunjung dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah. Selain itu penataan ruangan sangat penting, sebab dengan penataan ruangan memungkinkan pemakaian ruang perpustakaan sekolah lebih efisien, memperlancar para pengelola dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, dan mencegah adanya rasa terganggu antara satu pihak dengan pihak yang lain. Sebanyak 17 atau 53,1% siswa menjawab pengelola perpustakaan baik dan 16 atau 50% siswa menjawab bimbingan dan arahan pengelola perpustakaan sekolah baik. Pengelola perpustakaan yang baik perlu ditingkatkan agar bisa menarik minat siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagaimana mestinya yaitu sebagai sarana pendidikan. Dari segi pelayanan baik dalam membantu pembelajaran seperti memberikan koleksi buku yang dibutuhkan oleh siswa. Namun kenyataanya hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan mengemukakan bahwa pengelola perpustakaan kurang berupaya dalam mendorong siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Beliau menambahkan tinggi rendahnya kunjungan siswa ke perpustakaan tergantung dari kebutuhan siswa itu sendiri tanpa harus memberikan dorongan untuk siswa.

Keadaan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu masih sangat minim. Sarana merupakan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan seperti buku-buku yang harus memenuhi syarat atau baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu antara perpustakaan dan buku menjadi hal utama dalam proses pembelajaran. Keadaan perpustakaan perlu diperbaiki seperti meja, kursi, rak buku, dan yang paling penting lagi perlunya tambahan koleksi buku-buku khususnya buku penunjang Mata Pelajaran IPS Terpadu. Prasarana yang berupa gedung atau ruangan yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dan perpustakaan untuk menyimpan buku-buku sekolah. Kondisi ruangan perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu belum dilengkapi dengan pendingin ruangan atau AC. Hal lain yang ditemukan penulis bahwa kondisi koleksi


(14)

buku, rak buku, meja dan kursi belajar siswa, meja dan kursi pengelola perpustakaan, buku catatan pengelola, dan lemari penitipan barang dipenuhi dengan debu, hal ini membuktikan bahwa perpustakaan sekolah belum dikelola dengan baik sehingga tidak memperlihatkan segi kenyamanan dan membuat siswa malas untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana belajar.

Hasil wawancara dari beberapa pihak sekolah dapat dipahami bahwa masih banyak yang belum tersedia di perpustakaan sekolah, terutama kurangnya dana yang menyebabkan perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu masih kekurangan rak buku sehingga penempatan buku di tata dengan sederhana, dengan dana yang terbatas menyebabkan pengelola perpustakaan kurang membeli koleksi bahan pustaka seperti buku-buku penunjang sehingga koleksi buku yang ada masih terbitan lama dan tidak dapat membantu siswa yang ingin mendapatkan informasi lebih dari buku yang disediakan, sehingga dalam mengerjakan tugas atau mencari materi-materi yang berkaitan dengan Mata pelajaran siswa lebih memanfaaatkan internet sebagai sumber informasi. Kurang profesionalnya pengelola dalam mengelola perpustakaan sehingga penataan ruangan, koleksi buku, meja belajar siswa tidak memperlihatkan segi kenyamanan, sehingga kurang menarik perhatian siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Disamping itu waktu pelayanan perpustakaan sekolah masih terbatas dikarenakan perpustakaan sekolah hanya buka sampai pukul 14.30 sore sementara siswa kelas VIII melaksanakan aktivitas belajarnya dikelas mulai pukul 13.00 siang, dari beberapa siswa mengungkapkan jika ingin memanfaatkan perpustakaan dalam hal meminjam, membaca atau mengerjakan tugas sekolah siswa datang ke sekolah lebih awal sebelum pukul 13.00 agar bisa beraktivitas dalam hal memanfaatkan perpustakaan sekolah.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu belum optimal, karena kurangnya koleksi buku-buku penunjang dan koleksi buku-buku terbaru di perpustakaan sekolah khususnya Mata Pelajaran IPS Terpadu. Ruangannya tidak diatur layaknya sebagai ruang perpustakaan sekolah yang nyaman untuk dikunjungi dan dipergunakan oleh siswa sebagai tempat membaca. Kurangnya rak buku menyebabkan penempatan buku menjadi tidak teratur, sehingga siswa kesulitan dalam menemukan buku yang dibutuhkan. Kurang profesionalnya


(15)

pengelola perpustakaan sekolah dalam mengelola perpustakaan sekolah, dan waktu pelayanan di perpustakaan sekolah masih terbatas hal ini menyebabkan siswa malas berkunjung ke perpustakaan sekolah.

4.2 Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, maka penulis menyarankan: 1) Diharapkan kerjasamanya antar pihak sekolah dan pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan Pengajaran untuk memperhatikan perpustakaan sekolah terutama dalam penambahan koleksi-koleksi buku yang diperlukan oleh para pengguna perpustakaan sekolah utamanya yang disusun berdasarkan kurikulum saat ini. 2) Diharapkan kepada pihak pengelola perpustakaan untuk lebih kreatif lagi dalam menarik minat para siswa untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah dan bagi guru Mata Pelajaran hendaknya lebih banyak memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih memanfaatkan perpustakaan sekolah. 3) Diharapkan kepada siswa untuk lebih mematuhi aturan yang diberlakukan oleh pengelola perpustakaan, menggunakan perpustakaan sekolah sesuai dengan manfaatnya sebagai sarana penunjang pembelajaran serta menjaga koleksi-koleksi buku yang ada di perpustakaan dengan baik.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Darmono, (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Malang : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Hamalik, O. (2001).Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara

Ramadhan, Achmad dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir Skripsi dan Artikel Penelitian.

Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sudjana, N. (1987). Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sumardji. (1990),Pelaksanaan Perpustakaan. Kasinius, Yogyakarta

Soedibyo, N. (1987)Pengelolaan Perpustakaan. Jilid 1. Tim Alumi Bandung Sugiyono. (2011).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta.


(1)

dalam menemukan materi yang berkaitan dengan Mata Pelajaran IPS Terpadu, dalam mengerjakan tugas siswa hanya menggunakan buku paket, terkadang siswa juga datang ke warnet untuk mengerjakan tugas. Pengelola perpustakaan belum mampu untuk mendesain ruangan perpustakaan sekolah sehingga tidak ada daya tarik bagi siswa untuk berkunjung, hal ini terlihat penataan rak buku dan bangku yang sederhana dan tidak ada inovasi tata letak keduanya (wawancara tanggal 18 Februari). Purti ananda siswa kelas VIIID salah seorang siswa kelas VIII menyatakan suasana ruangan perpustakaan yang tidak nyaman, dan berdebu atau tidak ada daya tarik siswa untuk mengunjungi perpustakaan sekolah, kemudian perpustakaan sekolah tidak diatur layaknya sebagai ruang perpustakaan sekolah yang nyaman untuk dikunjungi dan dipergunakan sebagai tempat membaca. Sehingga tidak ada nuansa yang berbeda ketika memasuki ruangan perpustakaan sekolah (wawancara tanggal 18 Februari). Andrean siswa kelas VIIID menyatakan pada umumnya koleksi buku yang ada di perpustakaan sekolah merupakan buku-buku pelajaran resmi dan berdasarkan pada kurikulum lama. Sangat terbatas buku-buku alternatif yang menunjang proses pembelajaran sehingga membuat siswa bosan dan tidak membantu siswa yang ingin mendapatkan informasi lebih dari buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Penataan buku sangat sederhana sehingga siswa sangat kesulitan untuk mencari buku di perpustakaan dengan cepat, karena harus mencari buku tersebut dengan meneliti buku dalam satu rak (wawancara tanggal 19 Februari). Dewi Wulan siswa kelas VIIIE mengungkapkan hanya terdapat buku lama dan hanya sebatas buku pelajaran, tidak ada buku alternatif, semua buku-buku yang dirokomendasi oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran. Sehingga kami sebagai siswa yang ingin mencari wawasan yang lebih luas atau mencari bahan bacaan alternatif tidak dapat tersalurkan (wawancara tanggal 19 Februari). Yuri Sintiya siswa kelas VIIIJ mengungkapkan kurangnya buku bacaan penunjang Mata Pelajaran IPS Terpadu di perpustakaan sekolah membuat siswa menjadi bosan dan koleksi buku yang ada tidak membantu siswa yang ingin mendapat informasi lebih dari buku yang disediakan di perpustakaan sekolah, hal ini mungkin disebabkan karena anggaran yang disediakan oleh pihak sekolah sangat minim untuk penambahan koleksi buku di perpustakaan sekolah, sehingga dalam mengerjakan tugas atau mencari materi-materi yang berkaitan dengan Mata Pelajaran siswa menggunakan fasilitas internet (wawancara tanggal 19 Februari).

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan angket dan melihat tingkat persentase dari setiap alternatif jawaban dapat digambarkan bahwa keberadaaan


(2)

perpustakaan sekolah sangat membantu dalam proses pembelajaran siswa, namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa, hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang memperlihatkan sebanyak 13 atau 40,6% siswa menjawab tujuan ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok yang diberikan oleh guru Mata Pelajaran. Pada umumnya para siswa hanya mengunjungi perpustakaan sekolah sebanyak 1-2 kali dalam seminggu yang menunjukkan masih kurangnya kesadaran siswa untuk menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat belajar selain ruang kelas sebagai pusat seluruh kegiatan pembelajaran. 16 atau 50% siswa menjawab kurang senang dalam membaca buku-buku IPS terpadu, 16 atau 50% siswa menjawab kurang menumbuhkan minat baca pada materi IPS Terpadu dan 15 atau 46,9% siswa menjawab mengembangkan kecakapan berbahasa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu. Hal ini mengambarkan bahwa buku-buku bacaan koleksi Mata Pelajaran IPS Terpadu kurang mempengaruhi minat baca siswa karena koleksi buku-buku yang ada di perpustakan sekolah didominasi buku paket. Ketersediaan buku-buku bacaan ilmu pengetahuan lainnya sangat diperlukan, sebagai penambah wawasan siswa. Karena tujuan ke perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, tetapi juga membaca buku-buku yang berkaitan dengan Mata Pelajaran. Sebanyak 12 atau 37,5% siswa menjawab ketersediaan buku-buku IPS Terpadu mempengaruhi pengalaman belajar di perpustakaan sekolah dan sebanyak 12 atau 37,5% siswa menjawab mandiri belajar di perpustakaan sekolah. Melalui pemanfaatan perpustakaan sekolah siswa mampu meningkatkan kemauan dan keterampilannya, menambah pengetahuan siswa tentang materi yang sudah di pelajari atau yang akan dipelajari dengan mengisi waktu luang sebelum mengikuti pelajaran. Sebanyak 16 atau 50% siswa menjawab merapikan kembali buku yang sudah digunakan pada tempatnya, 14 atau 43,8% siswa menjawab perpustakaan sekolah bermanfaat dalam penyelesaian tugas-tugas Mata Pelajaran IPS Terpadu dan sebanyak 14 atau 43,8% siswa menjawab perpustakaan sekolah bemanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi tentang materi pelajaran IPS Terpadu. Oleh karena itu perpustakaan sekolah merupakan pusat penyimpanan bahan informasi khususnya buku-buku bacaan dan juga merupakan perantara dalam menyampaikan informasi kepada siswa, maka perpustakaan sekolah sangat diharapkan dalam menunjang pembelajaran dengan menyediakan buku-buku bacaan yang bermutu, segar dan menarik serta aktif secara terus menerus dapat memberikan pelayanan kepada siswa. Sebanyak 22 atau 68,7% siswa menjawab lengkap ketersediaan buku-buku IPS Terpadu di perpustakaan sekolah, sebanyak 20 atau 62,5% siswa menjawab kurang lengkap ketersediaan koleksi buku penunjang IPS Terpadu di perpustakaan sekolah,


(3)

sebanyak 18 atau 56,3% siswa menjawab tersedia peta di perpustakaan sekolah, 18 atau 56,3% siswa menjawab tersedia atlas di perpustakaan sekolah, dan 16 atau 50% menjawab kurang tersedia globe di perpustakaan sekolah. Ketersediaan buku Mata Pelajaran IPS Terpadu di perpustakaan sekolah membantu siswa-siswa yang tidak memiliki buku paket dengan cara meminjam buku diperpustakaan hal ini bertujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Sebanyak 18 atau 56,3% siswa menjawab letak gedung perpustakaan sekolah baik, 17 atau 53,1% siswa menjawab kondisi gedung perpustakaan sekolah baik, dan 15 atau 46,9% siswa menjawab pengaturan ruang perpustakaan sekolah kurang baik. Letak gedung perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu dianggap sebagai pendukung kegiatan pembelajaran karena dengan letaknya yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh siswa, memudahkan siswa untuk berkunjung dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah. Selain itu penataan ruangan sangat penting, sebab dengan penataan ruangan memungkinkan pemakaian ruang perpustakaan sekolah lebih efisien, memperlancar para pengelola dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, dan mencegah adanya rasa terganggu antara satu pihak dengan pihak yang lain. Sebanyak 17 atau 53,1% siswa menjawab pengelola perpustakaan baik dan 16 atau 50% siswa menjawab bimbingan dan arahan pengelola perpustakaan sekolah baik. Pengelola perpustakaan yang baik perlu ditingkatkan agar bisa menarik minat siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagaimana mestinya yaitu sebagai sarana pendidikan. Dari segi pelayanan baik dalam membantu pembelajaran seperti memberikan koleksi buku yang dibutuhkan oleh siswa. Namun kenyataanya hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan mengemukakan bahwa pengelola perpustakaan kurang berupaya dalam mendorong siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Beliau menambahkan tinggi rendahnya kunjungan siswa ke perpustakaan tergantung dari kebutuhan siswa itu sendiri tanpa harus memberikan dorongan untuk siswa.

Keadaan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu masih sangat minim. Sarana merupakan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan seperti buku-buku yang harus memenuhi syarat atau baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu antara perpustakaan dan buku menjadi hal utama dalam proses pembelajaran. Keadaan perpustakaan perlu diperbaiki seperti meja, kursi, rak buku, dan yang paling penting lagi perlunya tambahan koleksi buku-buku khususnya buku penunjang Mata Pelajaran IPS Terpadu. Prasarana yang berupa gedung atau ruangan yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dan perpustakaan untuk menyimpan buku-buku sekolah. Kondisi ruangan perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu belum dilengkapi dengan pendingin ruangan atau AC. Hal lain yang ditemukan penulis bahwa kondisi koleksi


(4)

buku, rak buku, meja dan kursi belajar siswa, meja dan kursi pengelola perpustakaan, buku catatan pengelola, dan lemari penitipan barang dipenuhi dengan debu, hal ini membuktikan bahwa perpustakaan sekolah belum dikelola dengan baik sehingga tidak memperlihatkan segi kenyamanan dan membuat siswa malas untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana belajar.

Hasil wawancara dari beberapa pihak sekolah dapat dipahami bahwa masih banyak yang belum tersedia di perpustakaan sekolah, terutama kurangnya dana yang menyebabkan perpustakaan sekolah SMP Negeri 15 Palu masih kekurangan rak buku sehingga penempatan buku di tata dengan sederhana, dengan dana yang terbatas menyebabkan pengelola perpustakaan kurang membeli koleksi bahan pustaka seperti buku-buku penunjang sehingga koleksi buku yang ada masih terbitan lama dan tidak dapat membantu siswa yang ingin mendapatkan informasi lebih dari buku yang disediakan, sehingga dalam mengerjakan tugas atau mencari materi-materi yang berkaitan dengan Mata pelajaran siswa lebih memanfaaatkan internet sebagai sumber informasi. Kurang profesionalnya pengelola dalam mengelola perpustakaan sehingga penataan ruangan, koleksi buku, meja belajar siswa tidak memperlihatkan segi kenyamanan, sehingga kurang menarik perhatian siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Disamping itu waktu pelayanan perpustakaan sekolah masih terbatas dikarenakan perpustakaan sekolah hanya buka sampai pukul 14.30 sore sementara siswa kelas VIII melaksanakan aktivitas belajarnya dikelas mulai pukul 13.00 siang, dari beberapa siswa mengungkapkan jika ingin memanfaatkan perpustakaan dalam hal meminjam, membaca atau mengerjakan tugas sekolah siswa datang ke sekolah lebih awal sebelum pukul 13.00 agar bisa beraktivitas dalam hal memanfaatkan perpustakaan sekolah.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu belum optimal, karena kurangnya koleksi buku-buku penunjang dan koleksi buku-buku terbaru di perpustakaan sekolah khususnya Mata Pelajaran IPS Terpadu. Ruangannya tidak diatur layaknya sebagai ruang perpustakaan sekolah yang nyaman untuk dikunjungi dan dipergunakan oleh siswa sebagai tempat membaca. Kurangnya rak buku menyebabkan penempatan buku menjadi tidak teratur, sehingga siswa kesulitan dalam menemukan buku yang dibutuhkan. Kurang profesionalnya


(5)

pengelola perpustakaan sekolah dalam mengelola perpustakaan sekolah, dan waktu pelayanan di perpustakaan sekolah masih terbatas hal ini menyebabkan siswa malas berkunjung ke perpustakaan sekolah.

4.2 Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, maka penulis menyarankan: 1) Diharapkan kerjasamanya antar pihak sekolah dan pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan Pengajaran untuk memperhatikan perpustakaan sekolah terutama dalam penambahan koleksi-koleksi buku yang diperlukan oleh para pengguna perpustakaan sekolah utamanya yang disusun berdasarkan kurikulum saat ini. 2) Diharapkan kepada pihak pengelola perpustakaan untuk lebih kreatif lagi dalam menarik minat para siswa untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah dan bagi guru Mata Pelajaran hendaknya lebih banyak memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih memanfaatkan perpustakaan sekolah. 3) Diharapkan kepada siswa untuk lebih mematuhi aturan yang diberlakukan oleh pengelola perpustakaan, menggunakan perpustakaan sekolah sesuai dengan manfaatnya sebagai sarana penunjang pembelajaran serta menjaga koleksi-koleksi buku yang ada di perpustakaan dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darmono, (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Malang : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Hamalik, O. (2001).Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara

Ramadhan, Achmad dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir Skripsi dan Artikel Penelitian.

Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sudjana, N. (1987). Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sumardji. (1990),Pelaksanaan Perpustakaan. Kasinius, Yogyakarta

Soedibyo, N. (1987)Pengelolaan Perpustakaan. Jilid 1. Tim Alumi Bandung Sugiyono. (2011).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR

1 16 116

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

Efektifitas Pelajaran oleh Guru IPS di Kelas VII terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa di SMP Negeri 15 Palu | U. Mangatul | GeoTadulako 2596 7784 1 PB

0 0 16

Studi Tentang Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMPN 1 Labuan | Supriyani | GeoTadulako 2607 7828 1 PB

0 0 15

Penggunaan Metode Field Study dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas VIII SMP Negeri 11 Palu | Heljayanti | GeoTadulako 2602 7808 1 PB

0 0 18

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU | Nizar | GeoTadulako 3261 10116 1 PB

0 0 15

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU | Hariyati | GeoTadulako 3255 10092 1 PB

0 0 16

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kelompok Investigasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biswa SMP Negeri 12 Palu pada mata pelajaran IPS Terpadu | Riana | GeoTadulako 5847 19419 1 PB

0 0 38

Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII D dan VIII E SMP Negeri 5 Palu | Adnyana | GeoTadulako 5827 19311 1 PB

0 0 16

KELAYAKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS TERPADU PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 LARIANG

0 0 10