PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI Persepsi Mahasiswa Dan Mahasiswi Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi (Studi Kasus Pada Mahasiswa & Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakart

(1)

PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI

(Studi Kasus Pada Mahasiswa & Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guma Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

NOVYKA PRITA HAPSARI B200 080 004

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

-SURAT

PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

B i s mi I I a hir r ahmanirr o him

Yang berlandatangan dibawah ini, saya :

Nama NIM

Fakultas / Jurusan Jenis

Judul

NO\ryKA PRITA IIAPSARI

B 200 080 004

Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Akuntansi Skripsi

PERSEPSI MAHASISWA

DAN

MAHASISWI

TERHADAP

ETIKA BISNIS DAN

ETIKA

PROFESI

(Studi

Kasus Pada Mahasisrva dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1.

Memberika hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2.

Memberikan

hak

menyimpan, mengalih mediakan

/

mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan

UMS,

tanpa

perlu

meminta

ijin

dari

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3.

Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS,

dari

semua bentuk tuntutan hokum yang

timbul

atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakafia, 11 Maret 2013 Yang Menyatakan


(4)

PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI TERHADAP

ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI

(

Studi Kasus Pada Mahasiswa & Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Surakarta)

NOVYKA PRITA HAPSARI B 200 080 004

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta terhadap etika bisnis dan etika profesi.

Untuk menguji penelitian ini, peneliti mengambil 76 sampel responden dengan teknik purposive sampling yang mewakili 38 responden mahasiswa dan 38 responden mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun angkatan 2008. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner. Untuk memeproleh nilai yang mendukung tujuan penelitian ini di lakukan uji t-test untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi tentang etika bisnis dan etika profesi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta. Hasil ini didasarkan pada hasil uji t bahwa persepsi mahasiswa yang memperoleh nilai thitung > ttabel

(3,804 > 1,671) dan mahasiswi yang memperoleh nilai thitung > ttabel (2,840 >

1,671) signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,010 (p<0,05). Kemudian pada persepsi tentang etika profesi juga terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta. Hasil ini didasarkan pada hasil uji t bahwa persepsi mahasiswa yang memperoleh nilai nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan

mahasiswi yang memperoleh nilai thitung > ttabel (3,087 > 1,671) signifikan pada

taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,008 (p<0,05). Kata kunci: Etika bisnis, etika profesi, dan mahasiswa.


(5)

A. PENDAHULUAN

Kemajuan ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar– besarnya. Implikasi-implikasi negatif dari tajamnya persaingan bisnis telah demikian menggejala dalam banyak hal pencapain. Keuntungan yang sebesar-besarnya telah menjadi suatu ideologi, sehingga berbagai hal yang dianggap menghalangi atau menghambat pencapain keuntungan sebesar-besarnya tersebut harus ditiadakan. Selain itu ada pandangan lain bahwa dunia bisnis adalah dunia lain dari kehidupan manusia, mereka mempunyai standard moral tersendiri yang ciri–cirinya bersifat impersonal dan menyerupai permainan atau game.

Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh pelaku bisnis. Profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini sering terjadi beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh, akuntan baik akuntan publik, akuntan intern perusahaan, maupun akuntan pemerintahan.

Masalah etika profesi merupakan suatu isu yang selalu menarik untuk kepentingan riset. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Para pelaku bisnis ini diharapkan mempunyai


(6)

integritas dan kompetensi yang tinggi (Abdullah dan Abdul Halim, 2002). Penelitian mengenai etika bisnis dan etika profesi akuntan aktivitasnya tidak terlepas dari aktivitas bisnis baik yang menuntut mereka untuk bekerja secara professional sehingga selain harus memahami dan menerapkan etika profesinya, akuntan juga harus memahami dan menerapkan etika dalam bisnis.

B. LANDASAN TEORI PERSEPSI

Persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan atau stimulus yang muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.

Namun demikian karena persepsi tentang obyek atau peristiwa tersebut tergantung pada suatu kerangka, ruang dan waktu, maka persepsi etika seorang akuntan atau mahasiswa akuntansi juga akan sangat subyektif dan situasional (Ludigdo dan Machfoedz, 1999).

ETIKA

Etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam


(7)

hidupnya. Dapat diktakan bahwa etika mendiskriskripsikan suatu perwujudan dari norma dan tingkah laku yang dapat membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini mempunyai arti khusus karena setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia merupakan hasil dari pengambilan keputusan yang diambil sendiri diiringi dengan tersedianya berbagai macam kesempatan untuk mempertanggungjawabkan nilainya.

ETIKA BISNIS

Etika bisnis merupakan bagian dari etika sosial, yang tumbuh dari etika pada umumnya. Menurut Muslich (1998) dalam Murtanto dan Marini (2003) mendefinisikan bahwa “Etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara yang ideal dalam pengetahuan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi atau social, dimana penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Menurut Raharjo dalam Sri Ekayani dan Adi Putra (2003), “Etika bisnis beroperasi pada tingkat individual, organisasi, dan sistem.”

Etika bisnis menurut Keraf (1998) adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etika ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, moral, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga membedakan dari perusahaan lain.


(8)

ETIKA PROFESI

Dalam hal etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1994) menyatakan bahwa etika professional juga berkaitan dengan perilaku moral yang yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional (Agoes, 1996). Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.

GENDER

Pengertian gender menurut Fakih (2001) adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara social maupun cultural. Pengertian tersebut sejalan dengan kesimpulan yang diambil oleh Umar (1995) yang mendifinisikan gender sebagai suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasikan perbedaan laki-laki dan


(9)

perempuan dilihat dari segi budaya. Sehingga gender dalam arti ini mendefinisikan laki-laki dan perempuan dari sudut pandang non biologis

Dari berbagai kajian sosial inilah muncul berbagai teori sosial yang kemudian dijadikan sebagai teori gender atau sering juga disebut teori-teori feminism.

HIPOTESIS

H1 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang etika bisnis

H2 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang etika profesi

C. METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Djarwanto, 1996:37). Populasi dalam peneletian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta tahun angkatan 2008.


(10)

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat mewakili populasinya (Djarwanto, 1996:41). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta tahun angkatan 2008 yang memenuhi kriteria.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

yang merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu, karena peneliti hanya akan memilih sampel yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya etika bisnis dan etika profesi sehingga mereka dapat memberikan jawaban yang dapat mendukung jalannya penelitian yang memiliki kriteria sebagai berikut : a. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Surakarta tahun angkatan 2008 yang masih aktif. b. Mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah yang telah mencakup

muatan etika yang diantaranya Pendidikan Agama, Kewarganegaraan, Pengauditan, Ilmu Budaya Dasar, Perpajakan, Teori Akuntansi, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen, Ilmu Alamiah Dasar, Akuntansi Keuangan, Akuntansi Pengantar, Akuntansi Sektor Publik, Manajemen Keuangan, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen, Bisnis Pengantar.

c. Mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah yang telah mencakup muatan etika dengan nilai minimal B (Baik). Dengan sistem pemberian


(11)

nilai : (A = 4 = Sangat Baik) ; (B = 3 = Baik) ; (C= 2 = Cukup) ; (D = 1 = Kurang) ; (E = 0 = Gagal)

d. Bersedia menjadi responden

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa dan mahasiswi terhadap etika bisnis dan etika profesi. Adapun penjelasan nya sebagai berikut :

1. Etika Bisnis

Etika bisnis menurut Keraf (1998) adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etika ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, moral, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga membedakan dari perusahaan lain. Penelitian ini memfokuskan pada prinsip-prinsip etika bisnis yaitu : prinsip otonomi, kejujuran, tidak berbuat jahat dan berbuat baik, keadilan, dan hormat pada diri sendiri. Pengukuran skor pada penelitian ini menggunakan skala likert 5 alternatif yang terdiri atas : SS (Sangat Setuju) Score = 5, S (Setuju) Score = 4, N (Netral) Score = 3, TS (Tidak Setuju) Score = 2, STS (Sangat Tidak Setuju) Score = 1.

2. Etika Profesi

Dalam hal etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang


(12)

menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan. Penelitian ini memfokuskan pada prinsip-prinsip etika profesi yang meliputi : prinsip tanggung jawab, keadilan, otonomi, dan integritas moral. Pengukuran skor pada penelitian ini menggunakan skala likert 5 alternatif yang terdiri atas : SS (Sangat Setuju) Score = 5, S (Setuju) Score = 4, N (Netral) Score = 3, TS (Tidak Setuju) Score = 2, STS (Sangat Tidak Setuju) Score = 1.

Metode Analisis Data 1. Pengujian Instrumen

a) Uji Validitas

Uji validitas diperlukan untuk mengkorelasikan antara skor yang diperoleh yang masing-masing pertanyaan dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson’s Corelation Moment. Jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan bahwa butir pertanyaan tersebut valid atau sah. Jika sebaliknya, bernilai negatif atau positif namun lebih kecil dari r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan invalid dan harus dihapus.

b) Uji Reliabilitas

Menurut Sekaran (2000:228) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yg sama. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item-item pernyataan yang telah valid. Reliabilitas


(13)

instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien

cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar 0,6 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut handal atau reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran data dalam penelitian ini untuk mengetahui sebaran data atau varian data dengan menggunakan metode Statistical Packages for Social Science (SPSS) Kolmogorov Smirnov Test, yaitu untuk menyakinkan bahwa variabel yang dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau distribusi. Pengujian ini menggunakan pengujian dua sisi, yaitu dengan membandingkan taraf signifikan tertentu. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikan, maka sebaran data penelitian adalah normal. Sebaliknya, jika probabilitas lebih kecil dari taraf signifikan, maka sebaran tidak normal (Ghozali, 2001:112)

b) Uji Homogenitas varian’s antar kelompok

Uji homogenitas varians antar kelompok ditujukan untuk mengetahui bahwa masing-masing kelompok sampel berasal dari populasi yang sama dan varian dari masing-masing kelompok adalah homogenitas (Ghozali, 2001 : 128).

Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan metode

Statistical Packages for Social Science (SPSS) Test Homogenitas


(14)

sebaran normal data. Pengujian homogenitas data menggunakan

Levene’s Test for Equality of Variance. Jika nilai Levene’s test signifikan (di bawah 5%), maka hipotesa nol akan ditolak bahwa group memiliki varians yang berbeda dan hal ini tidak memenuhi syarat. 3. Pengujian Hipotesis

Pengujian pada hipotesis ini menggunakan statistik parametrik dengan alat analisis independent sampel t-test untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan rata-rata diantara dua kelompok sampel yang saling independent (Djarwanto, 1996: 314).

Rumus t-test adalah sebagai berikut (Djarwanto, 1996: 312):

2 1 2 1 Sx Sx x x t    Keterangan :

x1 = rata-rata X1

x2 = rata-rata X2

2

1 Sx

Sx  = standard eror beda rata-rata

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan 5%, dengan ketentuan degree of freedom (d.f) = n1 + n2 -2 atau dapat dilakukan juga dengan melihat p- value, maka keputusanya:

a. Apabila t~ hit > t~tabel: Ho ditolak dan Ha diterima, alpha= 0,05, df n1 + n2 -2


(15)

b. Apabila t~hit < t~ tabel : Ho diterima dan Ha ditolak, alpha= 0,05; df n1 + n2 -2

c. Apabila p-value/asysimp. sig < alpha = 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

d. Apabila p-value/asysimp. sig > alpha = 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t test perbedaan persepsi tentang etika bisnis diperoleh nilai thitung > ttabel (3,804

> 1,671) untuk mahasiswa dan diperoleh nilai thitung > ttabel (2,840 > 1,671)

untuk mahasiswi pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,010 (p<0,05). Maka H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa dan mahasiswi. Berarti penelitian ini dapat dikaitkan dengan penelitian Ekayani dan Putra (2003) tentang persepsi akuntan dan mahasiswa di Bali terhadap etika bisnis. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t test perbedaan persepsi tentang etika profesi diperoleh nilai thitung > ttabel (3,804

> 1,671) untuk mahasiswa dan diperoleh nilai thitung > ttabel (3,087 > 1,671)


(16)

(p<0,05). Maka H2 diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswi. Berarti penelitian ini dapat dikaitkan dengan penelitian Ekayani dan Putra (2003), Bawono dan Lutfia (2008). Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

E. PENUTUP Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t-test

tentang perbedaan persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa memperoleh nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan mahasiswi memperoleh

nilai thitung > ttabel (2,840 > 1,671) maka signifikan pada taraf signifikansi

5% dengan nilai p-value 0,010 (p<0,05). Maka H1 diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa dan mahasiswi.

2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t-test

tentang perbedaan persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa memperoleh nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan mahasiswi memperoleh

nilai thitung > ttabel (3,087 > 1,671) maka signifikan pada taraf signifikansi

5% dengan nilai p-value 0,008 (p<0,05). Maka H2 diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa dan mahasiswi.


(17)

Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak memilih responden dari satu angkatan saja karena tidak hanya mahasiswa satu angkatan saja yang telah mengambil mata kuliah yang dimaksud.

2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya sampel lebih diperluas lagi yaitu dengan menambah sampel dari universitas lain dengan fakultas dan jurusan yang sama sehingga memungkinkan tingkat generalisasinya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset Akuntansi. Kompak. STIE YO.

Agus, Sukrisno, dan I Cenik ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta : Salemba Empat

Anshori, Muh. Rusli, 2005. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, danKaryawan Bagian Akuntansi terhadap Etika Bisnis. Skripsi UNS-tidak dipublikasikan.

Djarwanto, PS. 1996. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE UGM

Ekayani, Ni Nengah Sri, dan Made Pradana Adi Putra. 2003. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Bali Terhadap Etika Bisnis dan Etika profesi. SNA. VI, Surabaya:16-17 oktober.

Fakih. 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: BP UNDIP.


(18)

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta : BPFE.

Keraf, Imam. 2000. Etika Bisnis, Tuntutan dan Retervansinya, Yogyakarta: Kanisius.

Ludigdo, Unti, dan Mas’ud Machfoedz. 1999. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 2, jaunari, pp1-19.

Martadi, Indiana Farid, dan Sri Suranta. 2006. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang, Agustus.

Marzuki. 2007. Kajian Awal tentang Teori-Teori gender. PKn dan Hukum FISE UNY

Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Yogyakarta: BPFE.

Rifki, Muhammad. 2008. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Bisnis di Yogyakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Robbins, Stephen. 2002. Research Methods For Business, a Skill Building.

Approach. Third Edition. New York. John Willey dan Sons. Inc

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business, a Skill Building. Approach. Third Edition. New York. John Willey dan Sons. Inc

Sihwajoeni dan M. Gudono. 2000. Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No.2, juli: 168-184. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA

Yusup, Muhamat, 2005. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi terhadap Etika Profesi Akuntan. Skripsi UNS- tidak dipublikasikan.

Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen Kesetaraan Gender : Perspektif Al-Qur’an.


(1)

instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar 0,6 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut handal atau reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran data dalam penelitian ini untuk mengetahui sebaran data atau varian data dengan menggunakan metode Statistical Packages for Social Science (SPSS) Kolmogorov Smirnov Test, yaitu untuk menyakinkan bahwa variabel yang dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau distribusi. Pengujian ini menggunakan pengujian dua sisi, yaitu dengan membandingkan taraf signifikan tertentu. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikan, maka sebaran data penelitian adalah normal. Sebaliknya, jika probabilitas lebih kecil dari taraf signifikan, maka sebaran tidak normal (Ghozali, 2001:112)

b) Uji Homogenitas varian’s antar kelompok

Uji homogenitas varians antar kelompok ditujukan untuk mengetahui bahwa masing-masing kelompok sampel berasal dari populasi yang sama dan varian dari masing-masing kelompok adalah homogenitas (Ghozali, 2001 : 128).

Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan metode Statistical Packages for Social Science (SPSS) Test Homogenitas varian hanya dilakukan pada item yang telah memenuhi asumsi


(2)

sebaran normal data. Pengujian homogenitas data menggunakan Levene’s Test for Equality of Variance. Jika nilai Levene’s test signifikan (di bawah 5%), maka hipotesa nol akan ditolak bahwa group memiliki varians yang berbeda dan hal ini tidak memenuhi syarat. 3. Pengujian Hipotesis

Pengujian pada hipotesis ini menggunakan statistik parametrik dengan alat analisis independent sampel t-test untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan rata-rata diantara dua kelompok sampel yang saling independent (Djarwanto, 1996: 314).

Rumus t-test adalah sebagai berikut (Djarwanto, 1996: 312):

2 1

2 1

Sx Sx

x x t

   Keterangan :

x1 = rata-rata X1

x2 = rata-rata X2

2

1 Sx

Sx  = standard eror beda rata-rata

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan 5%, dengan ketentuan degree of freedom (d.f) = n1 + n2 -2 atau dapat dilakukan juga dengan melihat p- value, maka keputusanya:

a. Apabila t~ hit > t~tabel: Ho ditolak dan Ha diterima, alpha= 0,05, df n1 + n2 -2


(3)

b. Apabila t~hit < t~ tabel : Ho diterima dan Ha ditolak, alpha= 0,05; df n1 + n2 -2

c. Apabila p-value/asysimp. sig < alpha = 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

d. Apabila p-value/asysimp. sig > alpha = 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t test perbedaan persepsi tentang etika bisnis diperoleh nilai thitung > ttabel (3,804

> 1,671) untuk mahasiswa dan diperoleh nilai thitung > ttabel (2,840 > 1,671)

untuk mahasiswi pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,010 (p<0,05). Maka H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa dan mahasiswi. Berarti penelitian ini dapat dikaitkan dengan penelitian Ekayani dan Putra (2003) tentang persepsi akuntan dan mahasiswa di Bali terhadap etika bisnis. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t test perbedaan persepsi tentang etika profesi diperoleh nilai thitung > ttabel (3,804

> 1,671) untuk mahasiswa dan diperoleh nilai thitung > ttabel (3,087 > 1,671)


(4)

(p<0,05). Maka H2 diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswi. Berarti penelitian ini dapat dikaitkan dengan penelitian Ekayani dan Putra (2003), Bawono dan Lutfia (2008). Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

E. PENUTUP Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t-test tentang perbedaan persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa memperoleh nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan mahasiswi memperoleh

nilai thitung > ttabel (2,840 > 1,671) maka signifikan pada taraf signifikansi

5% dengan nilai p-value 0,010 (p<0,05). Maka H1 diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa dan mahasiswi.

2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t-test tentang perbedaan persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa memperoleh nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan mahasiswi memperoleh

nilai thitung > ttabel (3,087 > 1,671) maka signifikan pada taraf signifikansi

5% dengan nilai p-value 0,008 (p<0,05). Maka H2 diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa dan mahasiswi.


(5)

Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak memilih responden dari satu angkatan saja karena tidak hanya mahasiswa satu angkatan saja yang telah mengambil mata kuliah yang dimaksud.

2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya sampel lebih diperluas lagi yaitu dengan menambah sampel dari universitas lain dengan fakultas dan jurusan yang sama sehingga memungkinkan tingkat generalisasinya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset Akuntansi. Kompak. STIE YO.

Agus, Sukrisno, dan I Cenik ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta : Salemba Empat

Anshori, Muh. Rusli, 2005. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, danKaryawan Bagian Akuntansi terhadap Etika Bisnis. Skripsi UNS-tidak dipublikasikan.

Djarwanto, PS. 1996. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE UGM

Ekayani, Ni Nengah Sri, dan Made Pradana Adi Putra. 2003. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Bali Terhadap Etika Bisnis dan Etika profesi. SNA. VI, Surabaya:16-17 oktober.

Fakih. 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: BP UNDIP.


(6)

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.

Keraf, Imam. 2000. Etika Bisnis, Tuntutan dan Retervansinya, Yogyakarta: Kanisius.

Ludigdo, Unti, dan Mas’ud Machfoedz. 1999. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 2, jaunari, pp1-19.

Martadi, Indiana Farid, dan Sri Suranta. 2006. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang, Agustus.

Marzuki. 2007. Kajian Awal tentang Teori-Teori gender. PKn dan Hukum FISE UNY

Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Yogyakarta: BPFE.

Rifki, Muhammad. 2008. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Bisnis di Yogyakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Robbins, Stephen. 2002. Research Methods For Business, a Skill Building. Approach. Third Edition. New York. John Willey dan Sons. Inc

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business, a Skill Building. Approach. Third Edition. New York. John Willey dan Sons. Inc

Sihwajoeni dan M. Gudono. 2000. Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No.2, juli: 168-184. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA

Yusup, Muhamat, 2005. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi terhadap Etika Profesi Akuntan. Skripsi UNS- tidak dipublikasikan.

Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen Kesetaraan Gender : Perspektif Al-Qur’an. Jakarta : Paramadina.


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

2 104 76

Pengaruh Etika Periklanan Kartu XL Terhadap Persepsi Konsumen Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara

2 67 97

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Etika Profesi Dan Disiplin Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Bagian Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 53 73

Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)

6 90 115

HUBUNGAN SOSIALISASI PERATURAN ETIKA KEPRIBADIAN TERHADAP PENAMPILAN MAHASISWA DAN MAHASISWI Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM

0 4 2

TANGGAPAN MAHASISWI TERHADAP PESAN TENTANG RAS DAN FEMINITAS DALAM IKLAN SABUN LUX (Studi Pada Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang)

0 3 2

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENGAJAR AKUNTANSI (Komparatif Studi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia)

0 0 14

BAB 1 KONSEP ETIKA BISNIS - Konsep Etika Bisnis

0 0 12

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 14

Pengaruh Etika Periklanan Kartu XL Terhadap Persepsi Konsumen Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara

0 1 14