PEMBELAJARAN HIDROKARBON DENGAN GEM-INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL SISWA SMA.

(1)

PEMBELAJARAN HIDROKARBON DENGAN GEM-INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL SISWA SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan

Oleh :

AAT RATNA AYU S NIM : 1007038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Pembelajaran Hidrokarbon dengan GEM-Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Intelektual Siswa SMA

Oleh Aat Ratna Ayu S

S.Pd UPI Bandung, 2003

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan IPA Konsentrasi Kimia

© Aat Ratna Ayu S 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

i

Aat Ratna Ayu S., 2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi penggunaan model pembelajaran GEM-inkuiri (Generated, Evaluated, and Modified) dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa pada topik hidrokarbon. Desain penelitian ini menggunakan one group pretets-postest design. Pada keterlaksanaan model pembelajaran dalam kegiatan inti berdasarkan pada tahapan GEM-inkuiri yaitu menemukan hubungan, mengevaluasi hubungan dan memodifikasi hubungan. Dari semua indikator keterampilan intelektual, klasifikasi, komparasi, proses, sebab akibat dan deskripsi merupakan keterampilan intelektual yang diukur dalam pembelaran GEM-inkuiri ini. Tes awal dan tes akhir digunakan untuk penguasaan konsep dan keterampilan intelektual. Hasil analisis tes awal dan tes akhir menghasilkan bahwa penguasaan siswa terhadap konsep hidrokarbon mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada konsep memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna dengan rata-rata N-Gain sebesar 74,89% dan yang sedikit mengalami peningkatan pada konsep menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan strukturnya dengan rata-rata N-Gain sebesar 37,50%. Begitu juga siswa mengalami peningkatan keterampilan intelektual terutama pada indikator proses yang mengalami peningkatan paling tinggi dengan rata-rata N-Gain sebesar 74,89% dan sedikit mengalami peningkatan pada indikator sebab akibat dengan rata-rata N-Gain sebesar 23,73%.

Kata Kunci : Pembelajaran GEM-inkuiri, penguasaan konsep, keterampilan intelektual, hidrokarbon.


(5)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penjelasan Istilah ... 7

BAB II MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL SISWA DENGAN PEMBELAJARAN GEM-INKUIRI ... 9

A. Pembelajaran GEM-Inkuiri ... 9

B. Penguasaan Konsep ... 13


(6)

vi

Aat Ratna Ayu S., 2013

D. Senyawa Hidrokarbon ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Subyek Penelitian ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 32

D. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Keterlaksanaan Model Pembelajaran GEM-inkuiri ... 39

B. Pembelajaran GEM-inkuiri terhadap Penguasaan Konsep Siswa . 51 C. Pembelajaran GEM-inkuiri terhadap Keterampilan Intelektual.... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN ... 86


(7)

(8)

viii

Aat Ratna Ayu S., 2013

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Tiga Tingkat Strategi Pengajaran Diamati dalam Kimia ... 12

Tabel 2.2 Sifat fisis senyawa alkana ... 27

Tabel 2.3 Sifat Fisis Beberapa Alkena dan Alkuna ... 31

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 36

Tabel 3.2 Kategori Gain Ternormalisasi ... 38

Tabel 4.1 Keterkaitan Antara Tahapan GEM-inkuiri, Keterampilan Intelektual dan Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama .. 42

Tabel 4.2 Keterkaitan Antara Tahapan GEM-inkuiri, Keterampilan Intelektual dan Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua ... 43

Tabel 4.3 Keterkaitan Antara Tahapan GEM-inkuiri, Keterampilan Intelektual dan Aktivitas Siswa pada Pertemuan Tiga ... 45

Tabel 4.4 Keterkaitan Antara Tahapan GEM-inkuiri, Keterampilan Intelektual dan Aktivitas Siswa pada Pertemuan Keempat 48

Tabel 4.5 Skor pre test, post test dan N-Gain ... 52

Tabel 4.6 Hasil Nilai N-Gain Tes Penguasaan Konsep ... 54

Tabel 4.7 Hubungan Sub Konsep dengan Nomor Soal ... 55

Tabel 4.8 Rata-rata Skor untuk Tiap Sub Konsep ... 56

Tabel 4.9 Penyebaran N-Gain Penguasaan Konsep ... 60


(9)

Tabel 4.11 Rata-rata Jumlah Skor Siswa untuk Keterampilan

Intelektual ... 72

Tabel 4.12 Penyebaran N-Gain Keterampilan Intelektual ... 75

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Siklus GEM-Inkuiri ... 12

Gambar 3.1 The One-Group Pretes-Postes Design ... 32

Gambar 3.2 Alur Penelitian ... 33

Gambar 4.1 Perolehan skor pretes, postes dan N-gain ... 53

Gambar 4.2 Perbandingan N-Gain Penguasaan Konsep untuk Setiap Sub Konsep ... 58

Gambar 4.3 Ketercapain Penguasaan Konsep untuk Setiap Sub Konsep 59 Gambar 4.4 Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep 1 ... 61

Gambar 4.5 Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep 2 ... 62

Gambar 4.6 Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep 3 ... 64

Gambar 4.7 Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep 4 ... 65

Gambar 4.8 Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep 5 ... 67

Gambar 4.9 Perbandingan N-GainKeterampilan Intelektual Siswa ... 73


(10)

x

Aat Ratna Ayu S., 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 86

Lampiran A.2 Lembar Observasi ... 106

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Soal ... 107

Lampiran B.2 Validasi Soal Dan Rubrik Penilaian ... 108

Lampiran B.3 Soal Hidrokarbon ... 114

Lampiran B.4 Pedoman Wawancara Guru ... 118

Lampiran B.5 Pedoman Wawancara Siswa ... 119

Lampiran C.1 Hasil Validasi Ahli (judgment) ... 120

Lampiran C.2 Analisis Validasi Butir Soal ... 124

Lampiran D.1 Data Tes Awal, Tes Akhir dan N-Gain ... 126

Lampiran D.2 Data N-Gain Penguasaan Konsep ... 129

Lampiran D.3 Data N-Gain Keterampilan Intelektual ... 134

Lampiran E.1 Foto Penelitian ... 139

Lampiran E.1 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 140


(11)

(12)

1

Aat Ratna Ayu S., 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar pada hakekatnya merupakan proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat di pandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pendidikan, tiga komponen utama proses belajar mengajar yaitu guru, siswa dan bahan ajar. Pembelajaran merupakan aspek yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa, karena pembelajaran pada hakikatnya proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra, yaitu penglihatan (visual): melihat kejadian sesuatu peristiwa, pendengaran (auditory): mendengar sesuatu bunyi, pembauan (olfactory): bau makanan membuat kita merasa lapar, rasa atau pengecap (taste): lidah kita merasa dan dapat membedakan antara asin dan masam, sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara permukaan licin dan permukaan kasar


(13)

2

(Asrori: 2007). Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan sebagian besar siswa beranggapan bahwa ilmu kimia sukar untuk dipahami. Hal ini diketahui dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Di samping itu, proses belajar mengajar hanya menggunakan informasi verbal melalui metode ceramah dan masih berpusat pada guru (teacher oriented). Sehingga hasil belajar yang diperoleh hanya pengetahuan konsep yang kadang kurang bermakna dan kurang mendukung pengembangan keterampilan berpikir siswa. Akibatnya siswa kurang terlatih dalam menggunakan nalarnya dan kurang mampu menghubungkan pelajaran yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Siregar, 1998).

Dalam kegiatan pembelajaran, apabila ada siswa yang tidak mengalami perubahan penguasaan konsep dan tidak terangsang untuk melakukan perbaikan, seperti tidak mau belajar maka perlu diberikan suatu pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan serta dapat mengingatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan memecahkan masalah, tentu saja memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pendidikan. Keterampilan intelektual sebagai salah satu hasil proses belajar dapat dikembangkan secara lebih efisien, tergantung sejauh mana para guru dapat


(14)

3

Aat Ratna Ayu S., 2013

mempersiapkan sebuah materi pembelajaran dengan konsep-konsep yang terstruktur secara sitematis sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan intelektualnya secara maksimal.

Merujuk dari hal tersebut maka pembelajaran kimia harus menerapkan cara bagaimana mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan, yang dapat mengubah paradigma pendidikan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru dapat menyelenggarakan dan mengelola proses pembelajaran secara efisien sehingga tercipta suatu kondisi yang diharapkan para siswanya mampu mengembangkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektualnya secara optimal sebagai suatu hasil proses belajar. Siswa diharapkan menguasai konsep-konsep ilmu kimia secara utuh dan bertahan lama, bukan hanya sekedar hapalan secara terlepas-lepas satu sama lain, dan kebermaknaan belajar akan tercapai apabila siswa mampu mengaitkan pengetahuan baru atau informasi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya (Ausubel dalam Dahar, 1996).

Guru harus memilih dan mengunakan model pembelajaran yang relevan dengan konsep yang sedang dipelajari, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang memberikan porsi ruang dan waktu terbesar kepada siswa, dimana siswa diajak untuk terlibat langsung ke dalam proses ilmiah. Pada dasarnya pendekatan inkuiri lebih


(15)

4

menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan intelektualnya, melatih kemampuan siswa dalam menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah.

Model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa untuk terlibat dalam proses perolehan pengetahuan akan memberikan dampak yang lebih bermakna dalam penguasaan konsep, keterampilan intelektual, keterampilan dalam melakukan proses IPA, dan keterampilan dalam berpikir.

Salah satu model pembelajaran inkuiri adalah GEM-inkuiri (Generated, Evaluated, and Modified). Pembelajaran GEM-inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu, dimana siswa terlibat dalam menghasilkan, mengevaluasi, dan memodifikasi hipotesis.

Penelitian menunjukkan bahwa model inkuiri akan membuat siswa menjadi lebih kreatif, berpikir positif, dan bebas berekspresi (Kune, 1995 dalam Albeta 2004). Pembelajaran ini berlaku menyeluruh pada semua siswa, walaupun pada dasarnya setiap individu membutuhkan perhatian yang berbeda selama proses menemukan suatu konsep. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Samia Khan (2007) yang menyatakan bahwa pembelajaran melalui GEM-Inkuiri dapat membantu siswa dalam memperkaya dan mengekspresikan model mental struktur kognitif siswa.


(16)

5

Aat Ratna Ayu S., 2013

Berdasarkan kajian terhadap materi pelajaran kimia, hidrokarbon merupakan suatu materi pokok yang sangat penting dipelajari siswa karena contoh-contoh senyawanya banyak ditemukan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hidrokarbon merupakan konsep yang terdapat dalam senyawa organik sebagai konsep dasar dan terkait dengan konsep-konsep lainnya untuk mempelajari konsep-konsep kimia lebih lanjut. Namun, konsep hidrokarbon sangat luas, bersifat abstrak, dan memiliki hubungan antar konsep, sehingga dalam mempelajarinya perlu kesinambungan.

Berdasarkan studi pendahuluan dari hasil-hasil tes sebelumnya, pemahaman siswa terhadap hidrokarbon secara umum rendah. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan pengetahuan sebelumnya, baik dalam mengerjakan soal maupun dalam menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam mempelajari hidrokarbon selain harus mengingat jenis-jenis senyawanya, juga harus dapat mengenal struktur dasar dan menuliskan atau menggambarkan rumus struktur senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan intelektual dan penguasaan konsep hidrokarbon siswa.

Penerapan model pembelajaran GEM-inkuiri diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa yang mampu melibatkan siswa di kelas dalam keseluruhan proses pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.


(17)

6

Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana pembelajaran GEM-Inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep hidrokarbon dan keterampilan intelektual siswa SMA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah pembelajaran GEM-inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep hidrokarbon dan keterampilan intelektual siswa SMA?”

Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah model pembelajaran GEM-inkuiri yang dapat meningkatkan penguasaan konsep hidrokarbon dan keterampilan intelektual siswa SMA? 2. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep hidrokarbon setelah

diterapkan pembelajaran GEM-inkuiri?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan intelektual siswa setelah diterapkan pembelajaran GEM-inkuiri?

C. Tujuan Penelitian


(18)

7

Aat Ratna Ayu S., 2013

1. Memperoleh informasi tentang model pembelajaran GEM-inkuiri yang meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa pada topik hidrokarbon.

2. Memperoleh informasi tentang pembelajaran GEM-inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada topik hidrokarbon.

3. Memperoleh informasi tentang pembelajaran GEM-inkuiri terhadap keterampilan intelektual siswa pada topik hidrokarbon.

D. Manfaat Penelitian

Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama dalam dunia pendidikan. diantaranya sebagai beikut:

1. Bagi siswa, dengan penerapan pembelajaran GEM-inkuiri, diharapkan siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran yang dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menarik dan bermakna sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa.

2. Bagi guru, semoga dapat menjadi masukan dan pengetahuan baru yang bermanfaat untuk dikembangkan dan diimplemantasikan di sekolah sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih menarik bagi siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan dan referensi dalam mengembangkan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan sehingga dapat bermanfaat bagi perbaikan kualitas pendidikan di masa yang akan datang.


(19)

8

E. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalapahaman dalam beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, diantaranya:

1. Pembelajaran GEM-inkuiri yaitu “pembelajaran inkuiri dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan, mengevaluasi dan memodifikasi hipotesis sehingga siswa makin kaya dalam mengekspresikan model mental struktur kognitifnya”. ( Samia Khan, 2007).

2. Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui seluruh konsep yang diajarkan dan perkembangan hubungan proposional antara konsep yang menjadi pusat perhatian dan konsep lain yang dihubungkan. (Novak dan Gowin, 1984).

3. Keterampilan intelektual merupakan keterampilan untuk membangun pengetahuan berupa eksplanasi atau solusi melalui penggunaan hukum, aturan, dan teori yang dijadikan dasar dalam membuat eksplanasi materi subyek yang terkait untuk merumuskan kesimpulan. (Siregar, 1994).

4. Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon merupakan materi yang terdapat di kelas X semester 2 yang terdiri dari mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya, rumus umum alkana alkena alkuna, tata nama alkana alkena alkuna, menyimpulkan hubungan titik didih senyawa


(20)

9

Aat Ratna Ayu S., 2013

hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan struktunya, serta isomer. (Depdiknas, 2004).


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Quasi eksperiment adalah penelitian yang menggunakan kelompok subyek utuh dalam penelitian dimana kelompok tersebut secara alami sudah terbentuk dalam kelas. (Fraenkel, 2008). Berikut gambarannya:

Keterangan: O1 = Pretes O2 = Postes

X = Pembelajaran dengan GEM – inkuiri

Gambar 3.1. The One-Group Pretest-Postes Design

(Fraenkel, et al, 2008)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA di salah satu SMA di Kabupaten X dengan jumlah 30 siswa.

C. Prosedur Penelitian


(22)

33

Aat Ratna Ayu S., 2013

Terdapat beberapa tahapan prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini, diantaranya: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Secara garis besar, alur penelitiannya terdapat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Kajian tentang hidrokarbon Kajian tentang

GEM-inkuiri

Kajian tentang penguasaan konsep

Perancangan model pembelajaran Penyusunan Instrumen

Uji Validitas Tes Awal

Tes Akhir

Temuan Penelitian

Kesimpulan Analisis dan Pembahasan persiapan

Akhir pelaksanaan

Penerapan Pembelajaran GEM-inkuiri Kajian tentang


(23)

34

Adapun tahapan-tahapan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah mengkaji variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian, serta penyusunan instrumen penelitian.

Studi literatur hidrokarbon dimulai dengan mengkaji buku paket untuk melakukan analisis konsep yang meliputi label konsep, definisi konsep, atribut konsep, dan hirarki konsep.

Studi keterampilan intelektual dan pengusaan konsep dengan mengidentifikasi indikator-indikator pengusaaan konsep dan keterampilan intelektual yang tepat dan sesuai dengan konsep yang diajarkan.

Merancang pembelajaran GEM-inkuiri sesuai dengan konsep hidrokarbon.

a. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: (a) Tes Uraian


(24)

35

Aat Ratna Ayu S., 2013

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2008). Alat ukur tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep terdiri dari 8 tes uraian .

Sebelum instrumen digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen penelitian tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel supaya data yang dihasilkan akurat. Test juga dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi penerapan pembelajaran GEM-inkuiri.

(b) Format Observasi

Format observasi kegiatan digunakan untuk mengungkap aktivitas guru sampai akhir pembelajaran serta bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran GEM-inkuiri.

(c) Lembar panduan wawancara

Lembar panduan wawancara digunakan untuk mengungkap tanggapan guru mengenai kelebihan dan kekurangan diterapkannya pembelajaran GEM-inkuiri dan tanggapan siswa terhadap pembelaran.

Sebelum tes ini dilakukan di sekolah yang akan diteliti, soal terlebih dahulu dijudgement oleh ahli dan diuji cobakan di sekolah lain sebagai langkah pembakuan perangkat tes.


(25)

36

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Keterangan

1 Tingkat pengusaan konsep dan keterampilan

intelektual siswa

Tes (pretes dan postes)

Dilakukan di awal dan akhir pembelajaran 2 Respon dan aktivitas siswa

selama kegiatan pembelajaran Lembar observasi kegiatan pembelajaran Dilakukan saat pembelajaran

3 Tanggapan terhadap pembelajaran GEM-inkuiri

wawancara Dilakukan

setelah

pembelajaran

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan sebelum dilakukan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran diberikan tes awal untuk mengetahui konsep awal siswa. Setelah tes awal mengimplementasikan pembelajaran GEM-inkuiri.

Pembelajaran yang disusun diimplementasikan pada pembelajaran kimia. Implementasi model ini memerlukan waktu enam kali pertemuan,


(26)

37

Aat Ratna Ayu S., 2013

yang terdiri dari empat kali pertemuan untuk implementasi model pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk tes.

Setelah selesai mengimplementasikan model pembelajaran, maka dilakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diterapkannya pembelajaran GEM-inkuiri.

3. Tahap akhir

Setelah implementasi pembelajaran dilakukan dengan tuntas, dan semua data telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data, pembahasan, dan menyimpulkan hasil penelitian.

D. Analisis Data

Teknik analisis data ini meliputi tiga tahapan, yaitu: 1. Uji Instrumen

Instrumen yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi dan uji coba. Validitas adalah suatu ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang harus dan akan diukur (Arikunto, 2008). Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kriteria (criteria related validity). Uji validitas isi menggunakan judgement dengan pertimbangan ahli dengan


(27)

38

tujuan untuk melihat kesesuain standar isi yang ada dalam instrumen sedangkan uji validitas kriteria dihitung dengan menggunakan bantuan program excel 2007.

Pada pengujian instrumen penelitian ini digunakan validitas dengan judgement pada para ahli.

2. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data mentah yang belum memiliki makna. Berikut adalah langkah-langkah analisis data kuantitatif:

(a) Menghitung nilai pretes dan postes setiap siswa pada tiap kategori.

� =

� �

× 100

(b) Untuk mengetahui adanya peningkatan penguasaan konsep siswa dilakukan dengan cara menghitung N-Gain. N-Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes. Gain skor ternormalisasi menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan skor (Hake, 1999). Rumus gain menurut David E. Meltzer adalah:

N-Gain = (pretest) awal skor tes -maksimum Skor (pretest) awal skor tes -(postest) akhir Skor tes x 100%


(28)

39

Aat Ratna Ayu S., 2013

Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:

Tabel 3.2. Kategori Gain Ternormalisasi

Gain ternormalisasi (G) Kriteri Peningkatan

G<0,30 Rendah

0,30≤G≤0,70 Sedang


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan: 1. Model pembelajaran hidrokabon berdasarkan pada tahapan GEM-inkuiri

yang terdiri dari menemukan hubungan, mengevalusi hubungan dan memodifikasi hubungan. Dari semua indikator keterampilan intelektual, klasifikasi, komparasi, proses, sebab akibat dan deskripsi merupakan keterampilan intelektual yang diukur dalam pembelajaran GEM-inkuiri ini. Pembelajaran dimulai dari mempelajari klasifikasi hidrokarbon, rumus umum, tata nama, sifat fisis, dan terakhir isomer.

2. Pembelajaran GEM-inkuiri secara umum dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Secara keseluruhan konsep yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada konsep memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna dengan rata-rata N-Gain sebesar 74,89% dan yang sedikit mengalami peningkatan pada konsep menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan strukturnya dengan rata-rata N-Gain sebesar 37,55%.

3. Pembelajaran GEM-inkuiri secara umum dapat meningkatkan keterampilan intelektual siswa. Secara keseluruhan yang mengalami peningkatan paling tinggi pada indikator proses dengan rata-rata N-Gain sebesar 74,89% dan


(30)

82

Aat Ratna Ayu S., 2013

yang mengalami sedikit peningkatan pada indikator sebab akibat dengan rata-rata N-Gain sebesar 23,73%.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan:

1. Pembelajaran GEM-inkuri mengalami kendala terutama pada tahap memodifikasi hubungan, hal ini disebabkan oleh karena siswa kurang terbiasa dalam menuliskan gagasan dan ide secara tertulis dengan bahasa sendiri, untuk mengatasi hal tersebut guru dapat membiasakan siswa dalam mengungkapkan gagasan atau ide baik dengan bahasa lisan dan tulisan dengan pemberian tugas menuliskan fenomena kimia yang diamati dalam kehidupan sehari-hari dengan kata-kata sendiri.

2. Pembelajaran dengan GEM-inkuiri diperlukan strategi pertanyaan yang dapat merangsang siswa untuk mengungkapkan gagasan atau ide dan bertanya, maka bagi yang akan melakukan penelitian yang serupa mempersiapkan kemampuan untuk mengoptimalkan pertanyaan dalam pembelajaran.

3. Model pembelajaran ini dapat digunakan pada materi kimia lainnya disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan dipelajari.

4. Pembelajaran GEM-inkuiri sebaiknya menjadi suatu model yang sering digunakan dalam pembelajaran agar siswa terbiasa untuk mampu menemukan konsep sendiri sebagai bekal bagi mereka dalam belajar secara mandiri.


(31)

83

5. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk pembelajaran GEM-inkuiri pada kelas dengan karakteristik yang berbeda atau pada mahasiswa.


(32)

83

Aat Ratna Ayu S., 2013

DAFTAR PUSTAKA

Albeta. (2004). Focus On Inquiry: a Teacher Guide to Implimenting

Inquiry-based Learning. Tersedia: http://www.

Learning.gov.ab.ca/k_12/cureiculum/by subject/jocusoninquiry.pdf.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.

Beyer, B.K. (1971). Inquary in The Social StudyClassroom. Ohio: charles E. Merril Publishing Company.Sudrajat, A. (2008) stategi pembelajaran. [online]. Tersedia: http//akhmadsudrajatwordpress.com/2008/01/12/model-pembelajara-2 (7 Juli 2009).

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2004). Silabus Kurikulum 2004. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat Menengah.

Fessenden & Fessenden. (1982). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Fraenkel, J dan Wallen, N.E. (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. San Francisco: The McGraw-Hill Companies.


(33)

84

Hake, R.( 1997). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A six-thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses: Journal American Association of Physics Teacher.

Harlen, W. Et. al. (1990). Progres In Primery Science. Workshop Material for Teacher Education. New York : Chapman and Hall Inc.

Herron, J. D. et al. (1977). “Evaluation of The Lengeot Test of Cognitive Development”. Journal of Rsearch in Science Teaching. 18. (2). 123-130.

John Dewey, terj. John de Santo. (2002). Pendidikan dan Pengalaman. Yogyakarta: Kepel Press.

Michael Purba. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Muis Sad Iman. (2004). Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan

Progresivisme John Dewey. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Mulyasa E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Rosda Karya.

Ngalim Purwanto. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Novak. J &Gowin, D. B. (1984). Lerning Hoe to Learn. New York. Cambridge

university. Dalam dindin Sholehudin (2009). Penggunaan Media Animasi Komputer untuk Meningkatkan Pemahaman Level Mikroskopik dan


(34)

85

Aat Ratna Ayu S., 2013

penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan kelarurtan dan hasil kali Kelarutan. Tesis Magister UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Samia Khan. (2007). Model-Based Inquiries in Chemistry .[online]. Tersedia: www.interscience.wiley.com [9 Juli 2007].

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientsai Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Siregar, N. (1994). Buku Panduan Analisis Dan Penulisan Buku Teks Untuk Pengembangan Keterampilan Intelektual Mahasiswa. Bandung : FPMIPA IKIP Bnadung.

Siregar, N. (1998). Penelitian Kelas: Teori, Metodologi dan Analisis. Bandung : IKIP Bandung Press.

Slameto. (2005). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono . (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, Nana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Jakarta.


(35)

86

Uno, H. B. (2010) . Model Pembelajarn Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Wainwright. (2003). CIBL (Center for Inquiry-Based Learning) (online). Tersedia: http://biolgy-duke.edu/cibl/inquiry/what is Inquiry. Html (5 November 2009).


(1)

yang mengalami sedikit peningkatan pada indikator sebab akibat dengan

rata-rata N-Gain sebesar 23,73%.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis

menyarankan:

1. Pembelajaran GEM-inkuri mengalami kendala terutama pada tahap

memodifikasi hubungan, hal ini disebabkan oleh karena siswa kurang

terbiasa dalam menuliskan gagasan dan ide secara tertulis dengan bahasa

sendiri, untuk mengatasi hal tersebut guru dapat membiasakan siswa dalam

mengungkapkan gagasan atau ide baik dengan bahasa lisan dan tulisan

dengan pemberian tugas menuliskan fenomena kimia yang diamati dalam

kehidupan sehari-hari dengan kata-kata sendiri.

2. Pembelajaran dengan GEM-inkuiri diperlukan strategi pertanyaan yang dapat

merangsang siswa untuk mengungkapkan gagasan atau ide dan bertanya,

maka bagi yang akan melakukan penelitian yang serupa mempersiapkan

kemampuan untuk mengoptimalkan pertanyaan dalam pembelajaran.

3. Model pembelajaran ini dapat digunakan pada materi kimia lainnya

disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan dipelajari.

4. Pembelajaran GEM-inkuiri sebaiknya menjadi suatu model yang sering

digunakan dalam pembelajaran agar siswa terbiasa untuk mampu


(2)

5. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk pembelajaran GEM-inkuiri pada


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Albeta. (2004). Focus On Inquiry: a Teacher Guide to Implimenting

Inquiry-based Learning. Tersedia: http://www.

Learning.gov.ab.ca/k_12/cureiculum/by subject/jocusoninquiry.pdf.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.

Beyer, B.K. (1971). Inquary in The Social StudyClassroom. Ohio: charles E. Merril Publishing Company.Sudrajat, A. (2008) stategi pembelajaran. [online]. Tersedia: http//akhmadsudrajatwordpress.com/2008/01/12/model-pembelajara-2 (7 Juli 2009).

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2004). Silabus Kurikulum 2004. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat Menengah.

Fessenden & Fessenden. (1982). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Fraenkel, J dan Wallen, N.E. (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. San Francisco: The McGraw-Hill Companies.


(4)

Hake, R.( 1997). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A six-thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses: Journal American Association of Physics Teacher.

Harlen, W. Et. al. (1990). Progres In Primery Science. Workshop Material for Teacher Education. New York : Chapman and Hall Inc.

Herron, J. D. et al. (1977). “Evaluation of The Lengeot Test of Cognitive Development”. Journal of Rsearch in Science Teaching. 18. (2). 123-130.

John Dewey, terj. John de Santo. (2002). Pendidikan dan Pengalaman. Yogyakarta: Kepel Press.

Michael Purba. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Muis Sad Iman. (2004). Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Mulyasa E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Rosda Karya.

Ngalim Purwanto. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Novak. J &Gowin, D. B. (1984). Lerning Hoe to Learn. New York. Cambridge

university. Dalam dindin Sholehudin (2009). Penggunaan Media Animasi Komputer untuk Meningkatkan Pemahaman Level Mikroskopik dan


(5)

penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan kelarurtan dan hasil kali Kelarutan. Tesis Magister UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Samia Khan. (2007). Model-Based Inquiries in Chemistry .[online]. Tersedia: www.interscience.wiley.com [9 Juli 2007].

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientsai Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Siregar, N. (1994). Buku Panduan Analisis Dan Penulisan Buku Teks Untuk Pengembangan Keterampilan Intelektual Mahasiswa. Bandung : FPMIPA IKIP Bnadung.

Siregar, N. (1998). Penelitian Kelas: Teori, Metodologi dan Analisis. Bandung : IKIP Bandung Press.

Slameto. (2005). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono . (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, Nana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Jakarta.


(6)

Uno, H. B. (2010) . Model Pembelajarn Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Wainwright. (2003). CIBL (Center for Inquiry-Based Learning) (online). Tersedia: http://biolgy-duke.edu/cibl/inquiry/what is Inquiry. Html (5 November 2009).


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 7 39

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI.

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA.

0 4 36

PEMBELAJARAN BERMODEL SIKLUS BELAJAR 7E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

13 25 41

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA TOPIK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 46

PENGEMBANGAN COURSEWARE DIGITAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN HIDROKARBON.

1 2 41

PEMBELAJARAN INKUIRI REFLEKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TERMOKIMIA DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA.

0 6 52

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SISWA SMA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 41

Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Virtual Laboratory Dan Real Laboratory Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Pada Topik Listrik Dinamis.

0 0 40

PENGGUNAAN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM FLUIDA BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

0 0 29