PENERAPAN PBL BERBASIS METODE PRAKTIKUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI TERTULIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA.

(1)

PENERAPAN PBL BERBASIS METODE PRAKTIKUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI

TERTULIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IPA

Oleh

ENDA AMELIA TARIGAN 1303103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN PBL BERBASIS METODE PRAKTIKUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI

TERTULIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Oleh

Enda Amelia Tarigan

S. Pd. Universitas Negeri Medan, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

© Enda Amelia Tarigan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

PENERAPAN PBL BERBASIS METODE PRAKTIKUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI

TERTULIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Oleh

ENDA AMELIA TARIGAN 1303103

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH, PEMBIMBING

Dr. Diana Rochintaniawati, M. Ed. NIP. 1967091911991032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Dr. Phil. Ari Widodo, M. Ed NIP. 196705271992031001


(4)

PENERAPAN PBL BERBASIS METODE PRAKTIKUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI

TERTULIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Enda Amelia Tarigan NIM 1303103

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penerapan Problem Based Learning (PBL) berbasis metode praktikum pada pembelajaran IPA Terpadu terhadap penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi tertulis siswa SMP kelas VII. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan desain penelitian Non-Equivalent Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian terdiri dari 61 orang siswa kelas VII dari salah satu SMPN di Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling pada kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan tes penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi tertulis. Teknik analisis data menggunakan uji Normalitas, uji Homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi Mann-Whitney untuk penguasaan konsep sebesar 0,041 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil ini diperoleh dari data posttest penguasaan konsep untuk siswa yang menggunakan PBL berbasis metode praktikum sebesar 60 dan metode praktikum verifikasi sebesar 53,83. Hasil penelitian menunjukkan nilai Sig Mann-Whitney untuk kemampuan argumentasi tertulis sebesar 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil ini diperoleh dari data posttest untuk siswa yang menggunakan PBL berbasis metode praktikum sebesar 63,57 dan metode praktikum verifikasi sebesar 74,44. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari implementasi PBL berbasis metode praktikum pada pembelajaran IPA Terpadu untuk meningkatkan penguasaan konsep, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan argumentasi tertulis siswa dimana nilai posttest siswa kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen.

Kata Kunci : PBL berbasis metode praktikum, penguasaan konsep, kemampuan argumentasi tertulis


(5)

IMPLEMENTATION OF PBL BASED ON PRACTICAL METHOD TO THE MASTERY OF CONCEPTS AND THE ABILITY OF THE

STUDENT WRITTEN ARGUMENTS ON THE MATTER OF INTERACTION OF LIVING

THINGS WITH THEIR ENVIRONMENT

Enda Amelia Tarigan NIM 1303103

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the implementation of Problem Based Learning (PBL) based on practical method Integrated Learning science in mastery of concepts and the ability of the written arguments from Junior High School’s student Class VII. This study uses Quasi Experimentation with Non-Equivalent Pretest-Posttest Design as the study design. The sample of the research consisted of 61 Class VII students from SMPN in Bandung. The Sampling Technique is Simple Random Sampling to the class. The technique of data collection uses the mastery concepts test and the ability of written arguments. Technique of data analysis uses normality test, homogeneity test, and hypothesis testing. The result of the research shows that value of Sig Mann-Whitney for the mastery concepts is 0,041 < 0,05 so the Ho is rejected and H1 is accepted. The result is obtained from the posttest data of mastery concepts for students using PBL based practical method at 60 and practical method of verification at 53,83. The result of the research shows that Sig Mann-Whitney for the ability of written argumentation is 0,001 < 0,05 so Ho is rejected and,H1 is accepted. The result is obtained from the posttest data of mastery concepts for students using PBL based practical method at 63,57 and practical method of verification at 74,44. According to the result of this research, it can be concluded that there is significant differences from implementation of PBL based on practical method Integrated Learning science in knowledge to increase the mastery of concepts but there is no significant differences in the ability of the students in written arguments because posttest data of control class is higher than experiment class.

Keywords: PBL based on practical method, mastery of concepts, the ability of written arguments.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

LEMBAR PENGESAHAN TESIS………... ii

PERNYATAAN………. iii

ABSTRAK……….. iv

ABSTRACT……… v

KATA PENGANTAR……… vi

UCAPAN TERIMA KASIH……….. vii

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR GAMBAR……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian……….. 1

B. Indentifikasi Masalah………. 6

C. Batasan Masalah………. 6

D. Rumusan Penelitian……… 6

E. Pertanyaan Penelitian……….. 6

F. Tujuan Penelitian………... 7

G. Manfaat Penelitian………. 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……….. 8

A. Model Problem Based Learning………. 8

B. Metode Praktikum……….…….. 12

C. Penguasaan Konsep Peserta Didik ...………... 14

D. Kemampuan Argumentasi………..……… 18

E. Pembelajaran Terpadu Tipe Connected...………... 24

F. Materi Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungannya……..…….. 25


(7)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………... 36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian……… 36

B. Metode dan Desain Penelitian………... 36

C. Populasi dan Sampel……….. 37

D. Definisi Operasional……….. 37

E. Variabel Penelitian……….……… 39

F. Instrumen Penelitian……….. 39

G. Analisis Butir Soal………... 41

H. Teknik Analisis Data……….……….... 49

I. Hipotesis Penelitian ….……… 51

J. Prosedur Penelitian ……… 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 54

A. Data Hasil Penelitian……….………. 54

B. Pembahasan……….……….……….. 77

C. Hasil Wawancara Guru…………..………... 102

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, dan REKOMENDASI.……….. 106

A. Simpulan………. 106

B. Implikasi……… 106

C. Rekomendasi………. 107

DAFTAR PUSTAKA……….. 108


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran PBL………...……….. 12

2.2. Dimensi Proses Kognitif……….…………... 16

2.3. Kerangka Kerja Analitik Erduran et al……….. 23

2.4. Pengkodean dalam Asesmen Argumentatif……….……… 24

3.1. Desain Penelitian………….……….. 37

3.2. Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep.……… 40

3.3. Kisi-kisi Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis………. 40

3.4. Hasil Analisis Signifikansi Soal Penguasaan Konsep……… 42

3.5. Hasil Analisis Signifikansi Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis Menggunakan Anatest V4……….. 44 3.6. Interval Reliabilitas……… 45

3.7. Klasifikasi Tingkat Kesukaran……….. 46

3.8. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Penguasaan 46

Konsep………..……… 3.9. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis………..……….. 47 3.10. Klasifikasi Daya Pembeda………..……. 47

3.11. Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep…………. 48

3.12. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis………..………. 48 3.13 Tahapan Pelaksanaan Penelitian……… 52

4.1. Data Hasil Penelitian pada Pretest Penguasaan Konsep….…………. 54

4.2. Data Hasil Penelitian pada Postest Penguasaan Konsep….…………. 55

4.3. Hasil Uji Hipotesis Skor Pretest dan Postest Penguasaan Konsep….. 56 4.4.Analisis Penguasaan Konsep Berdasarkan Jenjang Kognitif…………

4.5. Analisis Penguasaan Konsep Berdasarkan Indikator Pembelajaran…

57 59 4.6.Data Hasil Penelitian pada Pretest Kemampuan Argumentasi

Tertulis………..


(9)

4.7.Data Hasil Penelitian pada Posttest Kemampuan Argumentasi

Tertulis………..

61

4.8 Hasil Uji Hipotesis Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Argumentasi

Tertulis……….

63

4. 9. Jumlah Komponen Argumentasi Tertulis……… 63 4.10. Rekapitulasi Kualitas Argumentasi Lisan Peserta Didik………….. 66 4.11. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan I……… 69 4.12. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan II……… 71 4.13. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan III……… 74 4.14. Hasil Wawancara Guru Mengenai Metode Praktikum Berbasis

PBL……...


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Diagram Peta Connected……… 25

2.2. Seekor Citah dan Sekelompok Citah………….……… 26

2.3. Rantai Makanan pada Sawah….………... 27

2.4. Jaring-jaring Makanan.………. 27

2.5. Simbiosis Mutualisme Serangga dan Bunga……..………. 29

2.6. Kompetisi Herbivora Padang Rumput……… 29

2.7. Predasi Antara Citah dan Rusa……… 30

2.8. Pencemaran Air……….. 33

2.9. Penumpukan Sampah dapat Menyebabkan Pencemaran Tanah.. 35

3.1. Alur Penelitian……….……… 53

4.1. Nilai Rata-rata Posttest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen 58

dan Kelas Kontrol pada Setiap Jenjang Kognitif……….…….. 4.2. Nilai Rata-rata Posttest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen 60

dan Kelas Kontrol pada Setiap Indiaktor Pembelajaran……… 4.3. Jumlah Komponen Argumentasi yang Muncul pada Kelas 65

Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 4.4. Kualitas Argumen Lisan Kelas Eksperimen……… 67

4.5 Kualitas Argumen Lisan Kelas Kontrol…… ……….. 68

4.6. Rata-rata Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas 77

Eksperimen dan Kelas Kontrol………. 4.7. Rata-rata Pretest dan Posttest Kemampuan Argumentasi 86 Tertulis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A. Instrumen Penelitian

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol……...………. 113

A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen…...……….. 119

A.3. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen……….. 130

A.4. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol………..……….. 140

A.5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen……….. 148

A.6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol……….………… 151

A.7. Wawancara Guru……….………... 154

A.8. Hasil Uji Coba Soal……… 156

A.9. Soal Tes Penguasaan Konsep………. 160

A.10. Soal Tes Argumentasi……….………... 164

A.11. Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep………... 169

A.12. Kisi-Kisi Soal Argumentasi Tertulis………..………. 176

A.13. Rubrik Soal Argumentasi Tertulis…..………... 180

Lampiran B. Analisis Data Penelitian B.1. Skor Mentah Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen………. 182

B.2. Skor Mentah Penguasaan Konsep Kelas Kontrol……... 184

B.3. Skor Mentah Jenjang Kognitif Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen…. 186 B.4. Skor Mentah Jenjang Kognitif Penguasaan Konsep Kelas Kontrol……… 187

B.5.Skor Mentah Indikator Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen………….. 188

B.6.Skor Mentah Indikator Penguasaan Konsep Kelas Kontrol…...………….. 189

B.7. Skor Mentah Kemampuan Argumentasi Tertulis Kelas Eksperimen……. 190

B.8. Skor Mentah Kemampuan Argumentasi Tertulis Kelas Kontrol………… 191

B.9. Rekapitulasi Nilai Penguasaan Konsep……….. 192

B.10. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Argumentasi Tertulis Siswa………….. 193

B.11. Hasil Uji Pretest Penguasaan Konsep……….. 194


(12)

B.13. Hasil Uji N-Gain Penguasaan Konsep……….. 196

B.14. Hasil Uji Pretest Kemampuan Argumentasi Tertulis……….. 197

B.15. Hasil Uji Posttest Kemampuan Argumentasi Tertulis……….. 199

B.16. Hasil Uji N-Gain Kemampuan Argumentasi Tertulis……….. 200

B.17. Rekap Percakapan Siswa……….. 202

B.18. Hasil Analisis Lembar Observasi………. 221

Lampiran C. Surat Penelitian C.1. Surat Permohonan Izin Penelitian………... 225

C.2. Surat Keterangan Setelah Penelitian……… 226


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembentukan pengetahuan adalah suatu proses dimana seseorang mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki ketika berhadapan dengan tantangan, rangsangan, dan persoalan. Pembentukan pengetahuan itu pertama-tama ditentukan oleh kegiatan atau keaktifan orang itu sendiri dalam berhadapan dengan persoalan, bahan, atau lingkungan yang baru (Suparno, 2001). Proses ini dapat dilakukan dengan adanya pembelajaran. Sanjaya (2010) mengatakan bahwa proses pembelajaran adalah suatu sistem yang dipengaruhi oleh berbagai antara lain pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana, lingkungan dan juga kurikulum. Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen pendidik, namun pandangan pendidik sebagai pusat pembelajaran telah bergeser menjadi berpusat pada peserta didik dimana pendidik lebih sebagai fasilitator. Penerapan metode yang membuat proses pembelajaran menjadi terpusat pada pendidik kini tidak disarankan lagi untuk digunakan. Pembelajaran yang dilakukan seharusnya adalah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk melatih kemampuan-kemampuan yang penting untuk menunjang hasil belajar secara optimal, salah satunya adalah kemampuan berargumentasi yang didukung oleh penguasaan konsep. Fasilitas untuk melatihkan kemampuan ini tidak tersedia secara optimal, contohnya metode pembelajaran yang sesuai dan juga lembar kegiatan yang dapat memandu peserta didik dalam pembelajaran. Arnyana (2006) mengatakan bahwa tanggung jawab belajar berada pada diri peserta didik, sehingga dibutuhkan fasilitas-fasilitas yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar secara mandiri. Kondisi yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa seringkali pembelajaran yang diterapkan justru tidak melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya. Peserta didik seharusnya dapat menguasai konsep sekaligus mengungkapnya baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di


(14)

2

kelas, seringkali peserta didik belum mampu mengemukakan gagasannya berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.

Pembelajaran IPA yang diterapkan semestinya bersifat pendekatan saintis yang berpedoman pada hakikat IPA. Carin (1995 dalam Daryanto, 2014) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Kardi dan Nur (1994 dalam Trianto, 2014) menyatakan bahwa penekanan pada pendekatan keterampilan proses dalam proses belajar mengajar IPA juga harus diperhatikan oleh pendidik sehingga peserta didik dapat menemukan fakta, membangun konsep, teori, dan sikap ilmiah itu sendiri yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan. Pendapat ini didukung oleh Trianto (2014) menyatakan bahwa pendidik perlu mengembangkan suatu model pembelajaran IPA yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya.

Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat permasalahan belajar yang dialami peserta didik selama melakukan kegiatan studi kasus tentang analisis kesulitan belajar pada peserta didik di salah satu SMP di Sidareja Cilacap. Selama mengikuti kegiatan belajar, peserta didik cenderung bosan dan tidak tertarik pada materi pelajaran IPA karena pembelajaran yang dilakukan cenderung mengarah pada kegiatan ceramah. Peserta didik lebih antusias belajar saat pembelajaran dilakukan dengan metode belajar aktif seperti melakukan pengamatan dan diskusi. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi karena peserta didik hanya diarahkan untuk melakukan pengamatan dan diskusi. Selama diskusi tersebut berlangsung, peserta didik hanya diarahkan untuk menjawab pertanyaan saja. Peserta didik tidak diarahkan untuk saling bertukar pendapat di dalam kelompoknya sendiri sehingga argumen-argumen yang dihasilkan adalah argumen sederhana yang berisi klaim saja tanpa adanya penjelasan ataupun data yang mendukung.

Bruner (1966 dalam Dahar, 2011) mengatakan bahwa peserta didik yang dikondisikan untuk berusaha sendiri mencari informasi mengenai masalah


(15)

3

serta pengetahuan yang menyertainya atau lebih dikenal dengan belajar penemuan akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna. Hal yang sama juga diajukan oleh Trianto (2014) bahwa proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung seperti menjelajahi dan memahami alam sekitar dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitarnya dan dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini terjadi karena pendidikan IPA diarahkan berbasis masalah dan berbuat dimana hal ini merupakan karakteristik pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/MTs.

Studi yang dilakukan oleh Widodo (2013) pada peserta didik kelas VII A tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik yang rendah disebabkan oleh kurangnya partisipasi aktif dan keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran. Untuk itu dilakukan penerapan model PBL karena dianggap mampu mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan hasil belajar baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil serupa juga dikemukakan oleh Vasconcelos (2012) dalam penelitian pada 24 peserta didik sekolah menengah Portugis usia 12-15 tahun dalam pendidikan lingkungan melalui PBL. Dalam penelitiannya, Vasconcelos mengemukakan bahwa PBL dapat membantu peserta didik mengembangkan kelompok kerja kolaboratif dalam mempelajari masalah lingkungan di kehidupan nyata, selain menjadi metode pembelajaran yang aktif dan dinamis bagi peserta didik.

Muhson (2009) berpendapat bahwa PBL adalah suatu pembelajaran dimana peserta didik diberikan suatu permasalahan. Peserta didik akan berusaha mencari mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan cara secara aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber. Pendapat lain juga mengatakan bahwa PBL adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar dimana sebelum belajar, peserta didik harus mengidentifikasi suatu masalah baik yang dihadapi secara nyata ataupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para pebelajar


(16)

4

menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut (Pusdiklat, 2004 dalam Muhson, 2009). Masalah-masalah yang disajikan sebagai dasar pembelajaran ini diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk menemukan solusi dengan berbagai sumber yang ada serta membangun konsep dalam dirinya sendiri. Konsep yang dibangun dengan menemukan akan lebih lama diingat oleh peserta didik, dan hal ini tentu saja berpengaruh terhadap penguasaan konsep peserta didik.

Peserta didik yang mempelajari IPA seyogyanya menjadi peserta yang aktif dalam pengetahuan dan terlibat dalam debat tentang topik sains yang relevan dan penting bagi mereka dan masyarakat tempat mereka tinggal. Selain itu terdapat hubungan antara proses berargumen dengan pemahaman peserta didik dalam sains. Peserta didik yang mempelajari sains seharusnya dapat menginformasikan pengetahuan, mengerti secara ilmiah, mendemonstrasikan pola logis dan rasional dalam bernalar, dan mendukung argumen mereka dengan bukti. Penelitian menunjukkan bahwa ada dampak yang besar dari keterlibatan argumentasi dalam hasil belajar peserta didik dengan lebih banyak pengetahuan (Venville dan Dawson, 2010). Pengetahuan awal individu akan berdampak pada kualitas dan kompleksitas argumen ilmiah yang diproduksi peserta didik. Selain itu argumentasi mungkin juga mempengaruhi kualitas dan kompleksitas pengetahuan. Dari penjelasan Venville dan Dawson (2010) tentang harus aktifnya peserta didik dalam topik sains dan masyarakat tempat tinggal mereka, penerapan model PBL yang menempatkan masalah sebagai dasar pembelajarannya dianggap cocok untuk membangun penguasaan konsep serta kemampuan argumentasi peserta didik dalam belajar IPA.

Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan di salah satu SMP di Kabupaten Cianjur, penulis menemukan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep-konsep pelajaran IPA dan mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan pendidik baik dalam pembelajaran di kelas maupun kelompok kecil. Peserta didik cenderung menjawab pertanyaan secara ringkas tanpa menyertakan penjelasan ilmiah ataupun teori yang


(17)

5

mendukung. Kondisi ini disebabkan belum terbiasanya peserta didik dalam mengemukakan gagasan pribadi berkaitan dengan materi. Peserta didik cenderung malu bahkan takut salah saat diminta untuk menjawab pertanyaan atau pendapatnya. Metode belajar yang digunakan oleh pendidik juga berpusat pada diskusi dan presentasi. Dalam diskusipun, peserta didik juga hanya membahas tentang hasil pengamatan dan menjawab soal. Ketika melakukan presentasi, peserta didik hanya diminta membacakan hasil diskusi kelompok tanpa ada tanggapan dari kelompok lain. Tentunya akan lebih baik jika peserta didik dibiasakan untuk saling memberi tanggapan mengenai materi yang sedang dipelajari.

Penerapan model pembelajaran juga jarang dilakukan padahal dengan penerapan model pembelajaran yang tepat, misalnya PBL (Bilgin et al., 2009), dapat membantu peserta didik dalam berpikir, menyelesaikan masalah dalam proses meningkatkan keterampilan berpikir dengan menghubungkan konsep yang sedang dipelajari dalam konteks dunia nyata. Selain dapat membantu peserta didik dalam menemukan konsep, PBL juga dapat melatih peserta didik untuk dapat mengungkapkan pendapatnya tentang solusi dan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.

Dari dua permasalahan yang ditemukan dilakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis praktikum dapat mempengaruhi penguasaan konsep peserta didik dan kemampuan argumentasi tertulis peserta didik. PBL berbasis praktikum dipilih karena pemberian masalah sebagai kunci awal pembelajaran dan praktikum sebagai metode pembelajaran diharapkan mampu mengkondisikan peserta didik untuk belajar mengenai konsep dan berlatih mengungkapkan pengetahuannya dalam bentuk argumen ilmiah. Penerapan PBL berbasis praktikum dapat melatih peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan pendapatnya terhadap suatu masalah yang ditemui dalam proses belajar mengajar, membuktikan dengan praktikum, mengaitkannya dengan konsep, serta menyimpulkannya berdasarkan data yang diperoleh melalui praktikum. Berdasarkan uraian di atas maka timbul suatu pertanyaan apakah PBL berbasis metode praktikum


(18)

6

dapat berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi tertulis peserta didik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tingginya tingkat kesulitan yang dialami peserta didik dalam mempelajari konsep-konsep IPA Terpadu.

2. Rendahnya kualitas argumen peserta didik dimana argumen yang diberikan oleh peserta didik cenderung mengandung klaim sederhana tanpa menyertakan penjelasan, teori atau data yang mendukung secara lisan maupun tertulis, baik dalam pembelajaran di kelas maupun kelompok kecil.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas maka dalam penelitian ini faktor yang akan diteliti dibatasi pada penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap penguasaan konsep peserta didik sesuai dengan taksonomi Bloom revisi dari C1 hingga C4 dan kemampuan argumentasi tertulis menggunakan framework Toulmin yang dibatasi pada Claim (klaim), Warrant (jaminan atau pembenaran), dan Data (penyajian data yang mendukung) pada KD 3.8 dan KD 3.9 di kelas VII SMP.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan PBL berbasis metode praktikum dan metode praktikum verifikasi terhadap penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi tertulis peserta didik?

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:


(19)

7

1. Bagaimana perbedaan rata-rata posttest penguasaan konsep antara peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan PBL berbasis metode praktikum dibanding peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan metode praktikum verifikasi?

2. Bagaimana perbedaan rata-rata posttest kemampuan argumentasi tertulis peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan PBL berbasis metode praktikum dibanding peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan metode praktikum verifikasi?

3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan PBL berbasis metode praktikum pada materi interaksi mahluk hidup dengan lingkungannya?

F. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan gambaran penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap penguasaan konsep peserta didik.

2. Mendapatkan gambaran penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap kemampuan argumen tertulis peserta didik.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif.

2. Bagi pendidik, sebagai bahan pertimbangan metode pembelajaran yang inovatif.

3. Bagi peserta didik, sebagai latihan untuk belajar menemukan masalah dan solusi untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan pembelajaran serta berargumentasi secara ilmiah.

4. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan referensi penelitian.


(20)

36

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Bandung Jawa Barat pada Semester Genap di bulan April Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi

Eksperimental dengan tipe The Non-Equivalen Pretest-Posttest Design,

dimana desain ini biasanya digunakan pada eksperimen yang menggunakan kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang kondisinya diperkirakan sama (Sugiyono, 2013). Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang sudah ada. Dalam penelitian ini, subjek penelitian terdiri dari satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen.

Pengambilan kelas kontrol dan eksperimen di lakukan secara simple

random sampling pada kelas. Kelas kontrol adalah kelas yang mendapat

perlakuan dengan praktikum verifikasi, sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang mendapat perlakuan PBL berbasis metode praktikum. Setelah penentuan kelas kontrol dan eksperimen, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, lalu perlakuan yaitu praktikum verifikasi dan PBL berbasis metode praktikum serta posttest. Perbedaan nilai rata-rata antara nilai pretest dan posttest akan digunakan untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan selama pembelajaran dilakukan.


(21)

37

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

A O1 X1 O2

B O3 X2 O4

Keterangan :

A : kelas perlakuan B : kelas kontrol

O1 : pretest kelas eksperimen

O2 : posttest kelas eksperimen

O3 : pretest kelas kontrol

O4 : posttest kelas kontrol

X1 : Model PBL berbasis metode praktikum

X2 : Metode praktikum verifikasi C. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII di salah satu SMP Negeri di Bandung T.A. 2014/2015.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas VII dengan jumlah sampel 61 peserta didik.

D. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah:

1. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran alternatif yang

dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar melalui permasalahan yang ada dalam konteks kehidupan nyata. Adapun sintak PBL pada tahap 1 yaitu memberikan orietasi tentang permasalahan pada peserta didik, tahap 2 mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, tahap 3 membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Untuk melihat keterlaksanaan model ini akan digunakan lembar observasi keterlaksanaan.


(22)

38

2. Metode praktikum adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini. Metode ini menggunakan rangkaian prosedur ataupun kegiatan percobaan untuk memperoleh data dan membuktikan suatu teori. Pada metode ini, peserta didik diberikan panduan ataupun lembar kegiatan yang harus dilakukan selama praktikum berlangsung. Kegiatan praktikum yang dilakukan terdiri dari tiga praktikum yaitu pengamatan tentang komponen lingkungan di halaman sekolah, percobaan tentang pola interaksi mahluk hidup, serta pengujian pH dan ciri fisik air.

3. Penguasaan konsep adalah kemampuan peserta didik dalam memahami materi, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam konteks kehidupan nyata berdasarkan tingkatan kognitif Bloom revisi yang dimulai dari mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4),

mengevaluasi (C5), dan mensintesis (C6), namun pada penelitian yang

diukur hanya pada C1 hingga C4 saja. Penguasaan konsep peserta didik akan diukur melalui pretest dan posttest dalam bentuk pilihan berganda untuk mengetahui pemahaman konsep peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran.

4. Kemampuan argumentasi peserta didik merupakan salah satu jenis kemampuan yang memerlukan pemikiran yang kritis dalam memberikan gagasan dan juga pendapat mengenai suatu masalah. Pada penelitian ini kemampuan argumentasi yang akan diteliti adalah kemampuan argumentasi tertulis yang menggunakan framework argumentasi Toulmin yang terdiri claim/ counter claim, warrant, backing, dan rebuttal yang dibatasi pada Claim (klaim), Warrant (jaminan atau pembenaran), dan

Data (penyajian data yang mendukung) pada peserta didik kelas VII SMP.

Kemampuan argumentasi tertulis peserta didik diukur dengan menggunakan soal uraian yang mengunakan rubrik esai (Lampiran B.4). Selain itu argumentasi lisan yang terjadi selama pembelajaran juga dianalisis. Hal ini dilakukan untuk melihat kualitas argumen lisan peserta didik. Kualitas argumen peserta didik yang dianalisis menggunakan adaptasi rubrik Erduran et al. (2004 dalam Christenson et al., 2012;


(23)

39

Garcia-Mila et al., 2013). Pada adaptasi rubrik ini terdapat 4 level yaitu level 1: argumen yang mengandung klaim sederhana, level 2: argumen yang terdiri dari klaim dan data, level 3: argumen yang terdiri dari klaim dengan salah satu data, pembenaran, atau dukungan, namun tidak mengandung beberapa sanggahan, dan level 4: kriteria diatas ditambah satu atau lebih sanggahan.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah PBL berbasis metode praktikum dan metode praktikum verifikasi.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi tertulis peserta didik pada materi Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungannya.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini adalah pendidik, prosedur kegiatan praktikum, dan soal yang diujikan.

F. Instrumen Penelitian a. Tes Penguasaan Konsep.

Tes penguasaan konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang disusun sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Soal penguasaan konsep yang digunakan pada pretest dan postest adalah sama untuk dapat melihat seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran terhadap penguasaan konsep peserta didik. Soal pada tes penguasaan konsep dirancang dengan sesuai dengan Taksonomi Bloom revisi. Kisi-kisi soal yang digunakan pada penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Lampiran A.11.


(24)

40

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep

N o

Indikator No Butir Soal Jenjang Kognitif

1 Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem

1,11 C1

2 Mendeskripsikan interaksi-interaksi antar mahluk hidup dalam ekosistem

2,5,6,12,15,16,19 C2

3 Mendeskripsikan proses makan dan dimakan dalam ekosistem

4,7,8,9,18 C3

4 Mengidentifikasi dampak-dampak dari pencemaran lingkungan

3,10,13,14,17,20 C4

b. Tes Kemampuan Argumentasi Tertulis.

Tes kemampuan argumentasi yang digunakan pada penelitian ini adalah soal uraian sehingga peserta didik dapat menuliskan argumen yang dimilikinya beserta informasi dan data yang mendukung argumennya tersebut. Kisi-kisi soal yang digunakan pada kemampuan argumen tertulis dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Lampiran A.12.

Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis

No Indikator No Butir Soal

1 Mengidentifikasi perubahan-perubahan pada lingkungan dan pengaruhnya pada kehidupan

1,2

2 Mengidentifikasi jenis interaksi yang terjadi antar mahluk hidup

3,4

3 Menjelaskan penanggulangan pencemaran lingkungan 5

c. Lembar Observasi Pembelajaran.

Lembar observasi pembelajaran digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan sintak dari PBL yang direncanakan diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu lembar observasi pendidik untuk melihat


(25)

41

aktivitas pendidik dan lembar observasi peserta didik untuk melihat aktivitas peserta didik selama penerapan model pembelajaran. Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembar daftar centang. Jadi dalam pengisian penilaian kegiatan pembelajaran, observer hanya memberikan centang pada kolom yang sesuai. Format lembar observasi yang digunakan pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Lampiran A.5 dan A.6.

G. Analisis Butir Soal 1. Validitas Tes

Suatu tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran tersebut adalah teknik korelasi Product Moment (Arikunto, 2013) sebagai berikut:

  

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Keterangan :

rxy : validitas yang akan dicari

ΣXY : jumlah perkalian skor item X dan skor total Y X : jumlah skor item X

Y : jumlah skor total Y N : jumlah responden

ΣX2 : jumlah kuadrat skor item X

ΣY2 : jumlah kuadrat skor total Y

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, item soal dapat dinyatakan valid jika rxy> rtabel pada taraf α= 0,05. Berdasarkan analisis dengan menggunakan

program Anatest, skor korelasi validitas diinterpretasikan dengan menggunakan nilai signifikansi korelasi. Soal yang digunakan untuk penguasaan konsep yang diujicoba kepada peserta didik adalah 30 butir soal dimana hasil analisis menunjukkan bahwa 16 soal (53,3 %) dengan kategori valid dan 14 (46,7 %) soal tidak valid. Namun karena jumlah soal yang valid hanya 16 butir maka dilakukan perbaikan pada empat butir soal yang dianggap mewakili indikator pembelajaran,


(26)

42

jenjang kognitif yang hendak diukur, dan daya pembeda dengan kategori cukup untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil analisis signifikansi penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan keterangan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran A.8.

Tabel 3.4. Hasil Analisis Signifikansi Soal Penguasaan Konsep dengan Menggunakan Anatest V4

No Butir Soal Daya pembeda (% ) Interpretasi Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

rxy Signifikan

si Korelasi

Keterangan

1 66,67 Baik Sedang 0,447 Signifikan Dipakai

2 0,00 Jelek Sangat Mudah 0,027 - Tidak

dipakai

3 66,67 Baik Mudah 0,468 Sangat

Signifikan

Dipakai

4 0,00 Jelek Sangat Mudah NAN NAN Tidak

dipakai

5 55,56 Baik Sedang 0,432 Signifikan Dipakai

6 22,22 Cukup Sukar 0,208 - Diperbaiki

7 0,00 Jelek Sangat Mudah 0,048 - Tidak

dipakai

8 55,56 Baik Sedang 0,381 Signifikan Dipakai

9 33,33 Cukup Sedang 0,314 - Diperbaiki

10 0,00 Jelek Sangat Mudah NAN NAN Tidak

Dipakai

11 11,11 Jelek Sangat Mudah 0,190 - Tidak

dipakai

12 44,44 Baik Mudah 0,443 Signifikan Dipakai

13 44,44 Baik Mudah 0,350 Signifikan Dipakai

14 0,00 Jelek Sangat Mudah NAN NAN Tidak

dipakai

15 22,22 Cukup Mudah 0,141 - Diperbaiki

16 0,00 Jelek Sangat Mudah 0,080 - Tidak

dipakai

17 44,44 Baik Sangat Mudah 0,465 Sangat

Signifikan

Dipakai

18 0,00 Jelek Sangat Mudah NAN NAN Tidak

dipakai

19 -22,22 Tidak Baik Sangat Mudah -0,264 - Tidak

dipakai

20 44,44 Baik Mudah 0,350 Signifikan Dipakai

21 0,00 Jelek Sangat Mudah NAN NAN Tidak

dipakai

22 44,44 Baik Sangat Mudah 0,440 Signifikan Dipakai

23 55,56 Baik Sukar 0,488 Sangat

Signifikan

Dipakai

24 22,22 Cukup Sedang 0,154 - Diperbaiki

25 44,44 Baik Sedang 0,422 Signifikan Dipakai


(27)

43

No Butir

Soal

Daya pembeda

(% )

Interpretasi Daya Pembeda

Tingkat Kesukaran

rxy Signifikan

si Korelasi

Keterangan

27 33,33 Cukup Sangat Mudah 0,392 Signifikan Dipakai

28 44,44 Baik Sedang 0,384 Signifikan Dipakai

29 55,56 Baik Sedang 0,427 Signifikan Dipakai

30 55,56 Baik Sedang 0,461 Sangat

Signifikan

Dipakai

Setelah dilakukan pengujian terhadap soal penguasaan konsep, maka diperoleh 20 soal berbentuk pilihan ganda yang digunakan untuk menguji penguasaan konsep peserta didik pada materi interaksi mahluk hidup dengan lingkungannya. Adapun kisi-kisi soal penguasaan konsep yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Soal untuk kemampuan argumentasi tertulis memiliki tujuh butir soal essai yang dilengkapi dengan artikel pada setiap soal, hasil analisis dengan Anatest menunjukkan empat butir soal (57,1 %) dengan kategori signifikan dan tiga butir soal (42,9 %) tidak signifikan. Namun karena jumlah soal yang valid hanya empat butir maka dilakukan perbaikan pada satu butir soal yang dianggap mewakili indikator pembelajaran hendak diukur dan dengan daya pembeda pada kategori baik untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil analisis signifikansi penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan untuk keterangan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran A.8.

Lanjutan Tabel 3.4. Hasil Analisis Signifikansi Soal Penguasaan Konsep dengan Menggunakan Anatest V4


(28)

44

Tabel 3.5 Hasil Analisis Signifikansi Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis dengan Menggunakan Anatest V4

No Butir

Soal

T Daya Pembeda

Tingkat Kesukaran

Korelasi Signifikansi Keterangan

1 5,00 Cukup Mudah 0,634 Signifikan Dipakai

2 3,77 Baik Sedang 0,528 - Diperbaiki

3 5,82 Baik Sedang 0,682 Signifikan Dipakai

4 5,00 Baik Mudah 0,673 Signifikan Dipakai

5 1,60 Jelek Sedang 0,423 - Tidak dipakai

6 6,10 Baik Sedang 0,746 Sangat

signifikan

Dipakai

7 2,67 Jelek Sedang 0,384 - Tidak dipakai

Setelah dilakukan pengujian terhadap soal kemampuan argumentasi tertulis, maka diperoleh 5 soal berbentuk essai yang dilengkapi artikel yang digunakan untuk menguji kemampuan argumentasi tertulis peserta didik pada materi interaksi mahluk hidup dengan lingkungannya. Adapun kisi-kisi soal kemampuan argumentasi tertulis yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

2. Reliabilitas Tes

Realibilitas soal berhubungan dengan tingkat kepercayaan. Suatu soal dapat dikatakan mempunyai tarif kepercayaan tinggi jika soal tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reabilitas soal dapat dicari dengan rumus yang K-R 20 sebagai berikut:

r11 =

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar (proporsi subjek yang mendapat skor 3)

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q = 1-p)


(29)

45

N = banyaknya item (butir pertanyaan) S = standar deviasi dari tes

Untuk menafsir harga reliabilitas dari soal maka harga perhitungan dikonfirmasikan ke tabel harga kritik rtabel dengan α= 0,05 jika rhitung > rtabel

maka soal dikatakan reliabel. Interpretasi tingkat reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Interval Reliabilitas (r11)

Interval (r11) Kriteria 0,00 ≤ r11≤ 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r11≤ 0,40 Rendah

0,40 ≤ r11≤ 0,60 Cukup

0,60 ≤ r11≤ 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r11≤ 0,10 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil analisis tes dengan menggunakan Anatest, soal penguasaan konsep memiliki nilai reliabilitas 0,62 sehingga dapat diartikan bahwa soal penguasaan konsep yang diujicobakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Soal kemampuan argumentasi tertulis memiliki nilai reliabilitas 0,61 sehingga dapat diartikan bahwa soal kemampuan argumentasi tertulis yang diujicobakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

3. Tingkat Kesukaran Tes

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Kesukaran soal ditunjukkan oleh besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) yaitu bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal (Arikunto, 2013). Indeks kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.


(30)

46

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Tabel 3.7. Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Kategori

0,00 - 0,30 Soal sukar

0,31 - 0,70 Soal sedang

0,71 - 1,00 Soal mudah

Tingkat kesukaran soal penguasaan konsep berdasarkan hasil analisis soal uji coba penguasaan konsep dengan menggunakan Anatest V4 menunjukkan bahwa terdapat 13 butir soal (43,3%) kriteria sangat mudah, lima butir soal (16,7 %) dengan kriteria mudah, 10 butir soal (33,3 %) dengan kriteria sedang, dan dua butir soal (6,7 %) dengan kategori sukar. Hasil analisis tingkat kesukaran soal penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini.

Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Penguasaan Konse p

No Kriteria No Soal Jumlah Persentase (% 1 Sangat mudah 2,4,7,10,11,14,16,17,18,19,21,22,27 13 43,3 %

2 Mudah 3,12,13,15,20, 5 16,7 %

3 Sedang 1,5,8,9,24,25,26,28,29,30 10 33,3 %

4 Sukar 6,23 2 6,7 %

Total 30 100%

Tingkat kesukaran soal kemampuan argumentasi tertulis berdasarkan hasil analisis soal uji coba dengan menggunakan Anatest V4 menunjukkan bahwa terdapat dua butir soal (28,6 %) dengan kriteria mudah, dan lima butir soal (71,4 %) dengan kategori sedang. Hasil analisis daya pembeda soal penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.9.


(31)

47

Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis

No Kriteria No Soal Jumlah Persentase

(% )

1 Mudah 1,4 2 28,6 %

2 Sedang 2,3,5,6,7 5 71,4 %

Total 7 100%

4. Daya Pembeda Tes

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang dapat menjawab soal (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang tidak dapat menjawab soal (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2013). Untuk menentukan daya pembeda masing-masing soal digunakan rumus berikut:

DP = = PA-PB

Keterangan:

DP = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.10. Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 - 0,20 Jelek (poor)

0,21 - 0,40 Cukup (satisfactory)

0,41 - 0,70 Baik (good)

0,71 - 1,00 Baik Sekali (excellent)

D = negative Tidak Baik

Daya pembeda soal penguasaan konsep berdasarkan hasil analisis soal uji coba penguasaan konsep dengan menggunakan Anatest menunjukkan bahwa terdapat satu butir soal (3,3%) kriteria tidak baik, 9 butir soal (30%) dengan


(32)

48

kriteria jelek, lima butir soal (16,7%) dengan kriteria cukup, dan 15 butir soal (50%) dengan kategori baik. Hasil analisis daya pembeda soal penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep

No Kriteria No Soal Jumlah Persentase

(% )

1 Tidak baik 19 1 3,3%

2 Jelek 2,4,7,10,11,14, 16, 18, 21 9 30%

3 Cukup 6,9,15,24,27 5 16,7%

4 Baik 1,3, 5,8,

12,1317,20,22,23,25,26,28,29,30

15 50%

Total 30 100%

Daya pembeda soal kemampuan argumentasi tertulis berdasarkan hasil analisis soal uji coba dengan menggunakan Anatest V4 menunjukkan bahwa terdapat, dua butir soal (28,6 %) dengan kriteria jelek, satu butir soal (14,3 %) dengan kriteria cukup, dan empat butir soal (57,1 %) dengan kategori baik. Hasil analisis daya pembeda soal kemampuan argumentasi tertulis dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kemampuan Argumentasi Tertulis

No Kriteria No Soal Jumlah Persentase (% )

1 Jelek 5,7 2 28,3 %

2 Cukup 1 1 14,3 %

3 Baik 2,3,4,6 4 57,1 %


(33)

49

H. Teknik Analisis Data 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Menurut Coladarci (2011), uji normalitas menggunakan rumus :

e e

f f

f0 2

2 

Keterangan :

2

= chi kuadrat

fe = frekuensi yang diharapkan

fo = frekuensi pengamatan

Dengan kriteria sebagai berikut,

Jika nilai Sig > 0,05, maka Ho diterima, H1 ditolak Jika nilai Sig < 0,05, maka H1 diterima, Ho ditolak

Adapun hipotesis yang digunakan pada uji normalitas adalah, Ho : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah data yang akan dianalisis berasal dari populasi dan varians yang homogen atau tidak. Adapun uji homogenitas untuk dua sampel bebas adalah :

F = Keterangan :

F : nilai F hitung S12 : varians terbesar

S22 : varians terkecil

Dengan kriteria sebagai berikut,

Jika nilai Sig > 0,05, maka Ho diterima, H1 ditolak Jika nilai Sig < 0,05, maka H1 diterima, Ho ditolak

Adapun hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut,


(34)

50

Ho : data yang digunakan berasal dari varians yang sama. H1 : data yang digunakan berasal dari varians yang berbeda

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi tertulis peserta didik melalui perlakuan PBL berbasis praktikum. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata uji t dua pihak. Persamaan uji t (Sudjana, 2005) adalah :

t =

̅ ̅

dimana S =

Keterangan:

̅ = peningkatan hasil tes rata-rata kelas eksperimen.

̅ = peningkatan hasil tes rata-rata kelas kontrol. = jumlah peserta didik kelas eksperimen. = jumlah peserta didik kelas kontrol. S = simpangan baku.

= varians kelas eksperimen. = varians kelas kontrol. Dengan kriteria sebagai berikut,

Jika nilai Sig > 0,05, maka Ho diterima, H1 ditolak Jika nilai Sig < 0,05, maka H1 diterima, Ho ditolak

Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan menggunakan


(35)

51

I. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Penguasaan Konsep

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap penguasaan konsep peserta didik.

Ha : terdapat perbedaan yang signifikan dari penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap penguasaan konsep peserta didik.

b. Hipotsesis Kemampuan Argumentasi Tertulis

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap kemampuan argumentasi tertulis peserta didik. Ha : terdapat perbedaan yang signifikan dari penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap kemampuan argumentasi tertulis peserta didik.

J. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan adalah tahapan yang dilakukan dimulai dengan melakukan observasi awal tentang kondisi sekolah dan untuk mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini peneliti juga membuat proposal tentang rancangan penelitian yang dilakukan. Selain peneliti juga membuat instrumen penelitian dan memvalidasikannya.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest) kepada peserta didik kelas kontrol dan kelas perlakuan untk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan argumnetasi tertulis peserta didik menyangkut materi yang akan diajarkan. Setelah pelaksanaan pretest, peneliti melakukan penerapan PBL berbasis metode praktikum pada kelas perlakuan dan praktikum verifikasi pada kelas kontrol sesuai waktu yang telah direncanakan. Lembar observasi diisi selama perlakuan berlangsung. Pada akhir pembelajaran, peneliti memberikan tes akhir atau (posttest) untuk mengetahui hasil dari


(36)

52

penerapan PBL berbasis metode praktikum terhadap tingkat penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi tertulis peserta didik.

3. Tahap analisis data

Data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik yang sesuai. Dari hasil pengujian statistik yang diperoleh ditarik kesimpulan mengenai data penelitian yang diperoleh.

Adapun tahapan pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini.

Tabel 3.13. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Pertemuan Materi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Persiapan Persiapan

Pretest Pretest

I Lingkungan Lingkungan

II Pola Interaksi Mahluk

Hidup

Pola Interaksi Mahluk Hidup

III Pencemaran Lingkungan Pencemaran Lingkungan

Posttest Posttest


(37)

53

Observasi awal ke sekolah

Mengidentifikasi masalah

Membuat proposal tentang rancangan penelitian

Pembuat instrumen penelitian  Lembar observasi  Instrumen tes untuk

penguasaan konsep dan kemampuan argumentasi

tertulis peserta didik  Judgement

 Uji coba instrumen

Membuat RPP

Penentuan sampel penelitian

Pretest

Model PBL berbasis praktikum Lembar observasi

Metode Praktikum Verifikasi Lembar observasi

Posttest

Analisis data Penarikan kesimpulan


(38)

106

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan antara peserta

didik yang diberi perlakuan dengan PBL berbasis metode praktikum dengan peserta didik yang yang diberi perlakuan metode praktikum verifikasi pada materi Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungannya. Rata-rata posttest pada kelas eksperimen adalah 60 sedangkan kelas kontrol 53,83. Hasil yang signifikan ini dapat dilihat dari analisis uji

Mann-Whitney pada posttest dengan nilai signifikansi 0,041 < α (0,05).

2. Terdapat perbedaan kemampuan argumentasi tertulis yang signifikan antara peserta didik yang diberi perlakuan dengan PBL berbasis metode praktikum dengan peserta didik yang yang diberi perlakuan metode praktikum verifikasi pada materi Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungannya. Rata-rata posttest pada kelas eksperimen adalah 63,57 sedangkan kelas kontrol 74,44. Hasil yang signifikan ini dapat dilihat dari analisis uji Mann-Whitney pada posttest dengan nilai

signifikansi 0,001 < α (0,05).

3. Pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik dilakukan dalam tiga kali pertemuan dimana seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua (100%) sedangkan pada pertemuan ketiga kegiatan pembelajaran yang terlaksana adalah sebesar 94,11 %.

B. Implikasi

1. Jenis pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan kesiapan peserta didik. Jika pembelajaran yang diterapkan sesuai maka akan dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan baik dalam penguasaan konsep ataupun kemampuan argumentasi tertulis.


(39)

107

2. Kemampuan argumentasi lisan yang baik dapat mendukung kemampuan argumentasi tertulis.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan PBL berbasis metode praktikum pada maka disarankan sebagai berikut:

1. Kurangnya waktu dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keterlaksanaan pembelajaran. Masih diperlukan banyak waktu untuk penyesuaian pembelajaran dengan perlakuan yang sama walaupun pada materi yang berbeda. Untuk itu diperlukan perencanaan pengalokasian waktu yang lebih efektif untuk membiasakan peserta didik dengan metode ini.

2. Selain karena waktu, hal lain yang turut memberikan pengaruh adalah kesiapan peserta didik dalam menerima pembelajaran yang lebih kompleks serta tidak semua sub materi dalam pembelajaran IPA dapat diajarkan dengan menggunakan PBL berbasis metode praktikum, sehingga metode ini hanya bisa diterapkan pada materi tertentu saja. Untuk itu dibutuhkan penelusuran dan pengembangan lebih lanjut pada materi-materi IPA yang dapat dipraktikumkan.

3. Saat peserta didik tidak memunculkan argumen dengan level lebih tinggi, sebaiknya pendidik memunculkan pertanyaan atau pernyataan lain yang masih berkaitan dengan fenomena awal yag diberikan untuk memacu peserta didik memproduksi argumen.

4. Disarankan juga untuk penelitian selanjutnya kemampuan argumen tidak hanya diukur dengan menggunakan tes tertulis namun juga tes lisan.


(40)

108

DAFTAR PUSTAKA

Adian, D, G. & Pratama, H, S. (2013). Teknik Berargumentasi, Berpikir sebagai

Kecakapan Hidup. Jakarta : Kencana.

Agustian, D. (2014). Pengaruh Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah

Global Terhadap Penguasaan Konsep, Kemampuan Penalaran dan Kesadaran Lingkungan Siswa Kelas X. Tesis. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Akinoglu, O. & Tandogan, R. O. (2007). The Effects of Problem-Based Active

Learning in Science Education on Student’s Academic Achievement,

Attitude and Concept Learning. ISSN: 1305-8223. Turkey : Eurasia Journal

of Mathematics, Science and Technology Education.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi Pendidikan

Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Arends, R. I. (2012). Learning to Teach, Ninth Edition. United States of America : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.

Arnyana, I.B.P. (2006). Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan

Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, No 4, Tahun XXXIX, ISSN

0215-8250. Singaraja : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.

Arnyana, I.B.P. (2007). Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untuk

Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007, No 2, Tahun XXXX,

ISSN 0215-8250. Singaraja : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksa. Berland, L.K. & Hammer, D. (2012). Framing for Scientific Argumentation,

Vol49,No.1, PP.68-9. United States of America : Journal of Research in Science Teaching.

Bilgin, I., Senocak, E. & Sosbilir, M. (2009). The Effects of Probem Based

Learning Instruction on University Student’ Performance of Conceptual and


(41)

109

1305-8223. Turkey : Eurasia Journal of Mathematics, Sains & Technology Education.

Campbell, N. A., Reece, J. B. & Urry, M. L. (2010). Biologi Edisi Kedelapan

Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Choi, A., Hand, B. & Norton-Meier, L. (2013). Grade 5 Student’s Online

Argumentation about Their In-Class Inquiry Investigations. Research

Science Education

Christenson, N, et al. (2012). Using the SEE-SEP Model to Analyze Upper

Secondary Student’s Use of Supporting Reasons in Arguing Socioscientific

Issues. Vol. 21 Issue 3, page 342. Swedia : Journal Science Education

Technology.

Coladarci, T., Cobb, C. D., Minium, E.W. & Clarke, R.B. (2011). Fundamental

of Statistical Reasoning in Education, Third Edition. United States of

America : Wiley.

Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum

2013). Yogjakarta : Penerbit Gava Media.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Erlangga.

De Graaff, E. & Kolmos, A. (2003). Characteristic of Problem Based Learnig. Vol 19, No 5, pp657-662. Inggris Raya : TEMPUS Publications.

Fogarty, R. (1991). The Mindful School : How to Integrate the Curricula. United States of America : IRI/ Skylight Publishing Inc.

Garcia-Mila, M., Gilabert, S., Erduran, S. & Felton, M. (2013). The Effect of

Argumentative Task Goal on the Quality of Argumentative Discourse,

Volume 97, No.4, pp. 497-523. Spanyol : Science Education.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/ Gain Scores. United States of America : Indiana University.

Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama, No 1 Volume 1ISSN : 1907-8838. Bandung : Educationist.

Inch, E. S., Warnick, B. & Endres, D. (2006). Critical Thinking and

Communication. The Use of Reason in Argument. Fifth Edition. United


(42)

110

Jalaludin, D. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan Kecakapan Ilmiah Siswa Didik SMA. Tesis.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models Of Teaching. Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Juliawan, D. (2012).Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kuta Tahun Pelajaran 2011/2012.Singaraja : Universitas

Pendidikan Ganesha. Diakses pada tanggal 29 September 2014 dari

http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/ 400/192

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Ilmu Pengetahuan Alam, Edisi

Revisi. Jakarta : Kemendikbud.

Kind, P. M., Kind, V., Hofstein, A.& Wilson, J. (2011). Peer Argumentation in

the School Science Laboratory –Exploring Effects of Task Features. Vol 33

pp 2527-2558 ISSN 0950-0693 (print)/ ISSN 1464-5289 (online)/11/182527-32. United Kingdom : International Journal of Science Education.

Koenenman , M., Goedhart, M. & Ossevoort, M. (2013). Introducing

Pre-university Students to Primary Scientific Literatur Through Argumentation Analysis Vol.43 page 2009-2034. Netherlands : Research Science

Education.

Kulatunga, U., Moog, R. S. & Lewis, J. E. (2013). Argumentation and

Participation Patterns in General Chemistry Peer-Led Sessions. Vol. 50,

No. 10,pp. 1207-1231 (2013). United Stated of America : Journal of Research in Science Teaching,

Muhson, A. (2009).Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa

Melalui Penerapan Problem Based Learning. Jurnal Kependidikan Volume

39, Nomor 2, November 2009, hal. 171-182. Yogyakarta : FISE Universitas Negeri Yogyakarta.

Novianti, D. S. (2012). Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penguasaan Konsep Siswa SMP. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.


(43)

111

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Redhana, I. W. (2012).Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pertanyaan

Socratik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3. Singaraja: FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.

Roshayanti, F. (2012).Pengembangan Model Asesmen Argumentatif untuk

Mengukur Keterampilan Argumentasi Mahasiswa pada Konsep Fisiologi Manusia. Disertasi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu

Perlu. Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru . Bogor : Penerbit Ghalia

Indonesia.

Rustaman, N. Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologis. Malang : Universitas Negeri Malang Press.

Rustaman, N. Y. (2007). Assesmen dalam Pembelajaran Sains. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sampson, V. & Clark, B D. (2009). A Comparison of the Collaborative

Scientific Argumentation Practises of Two High and Two Low Performing Groups. vol. 41 issue 1 page 63 – 97. United States of America : Research Science Education.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sari, P. M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Praktikum

Terhadap KPS, Sikap Ilmiah, dan Penguasaan Konsep Sistem Regulasi.

Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Sudjana. (2013). Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogjakarta : Penerbit Kanisius.

Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam


(44)

112

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Vasconcelos, C. (2010). Teaching Environmental Education through PBL:

Evaluation of a Teaching Intervention Program. DOI

10.1007/s11165-010-9192-342:219–232. Portugal : Research Science Education. Oporto University.

Venville, G. J. & Dawson, V.M. (2010). The Impact of a Classroom Intervention

on Grade 10 Students’ Argumentation Skills, Informal Reasoning, and

Conceptual Understanding of Science, Volume 47,No.8, PP.952-977.

Australia: Journal of Research in Science Teaching.

Wartini. (2014). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum melalui Inkuiri

Terbimbing dengan Verifikasi Pada Konsep Fotosintesis Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Wasis & Irianto, S. Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departermen Pendidikan Nasional.

Widodo, L. W. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Peserta

didik dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013.Jurnal

Fisika Indonesia No: 49, Vol XVII, Edisi April 2013ISSN : 1410-2994. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dalan.

Winarsih, A., Nugroho, A., P., Sulistyoso H., Zajuri, M., Supliyadi & Suyanto, S. (2008). IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

2. Kemampuan argumentasi lisan yang baik dapat mendukung kemampuan argumentasi tertulis.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan PBL berbasis metode praktikum pada maka disarankan sebagai berikut:

1. Kurangnya waktu dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keterlaksanaan pembelajaran. Masih diperlukan banyak waktu untuk penyesuaian pembelajaran dengan perlakuan yang sama walaupun pada materi yang berbeda. Untuk itu diperlukan perencanaan pengalokasian waktu yang lebih efektif untuk membiasakan peserta didik dengan metode ini.

2. Selain karena waktu, hal lain yang turut memberikan pengaruh adalah kesiapan peserta didik dalam menerima pembelajaran yang lebih kompleks serta tidak semua sub materi dalam pembelajaran IPA dapat diajarkan dengan menggunakan PBL berbasis metode praktikum, sehingga metode ini hanya bisa diterapkan pada materi tertentu saja. Untuk itu dibutuhkan penelusuran dan pengembangan lebih lanjut pada materi-materi IPA yang dapat dipraktikumkan.

3. Saat peserta didik tidak memunculkan argumen dengan level lebih tinggi, sebaiknya pendidik memunculkan pertanyaan atau pernyataan lain yang masih berkaitan dengan fenomena awal yag diberikan untuk memacu peserta didik memproduksi argumen.

4. Disarankan juga untuk penelitian selanjutnya kemampuan argumen tidak hanya diukur dengan menggunakan tes tertulis namun juga tes lisan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adian, D, G. & Pratama, H, S. (2013). Teknik Berargumentasi, Berpikir sebagai Kecakapan Hidup. Jakarta : Kencana.

Agustian, D. (2014). Pengaruh Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah Global Terhadap Penguasaan Konsep, Kemampuan Penalaran dan Kesadaran Lingkungan Siswa Kelas X. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Akinoglu, O. & Tandogan, R. O. (2007). The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. ISSN: 1305-8223. Turkey : Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi Pendidikan

Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Arends, R. I. (2012). Learning to Teach, Ninth Edition. United States of

America : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.

Arnyana, I.B.P. (2006). Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, No 4, Tahun XXXIX, ISSN 0215-8250. Singaraja : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.

Arnyana, I.B.P. (2007). Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007, No 2, Tahun XXXX, ISSN 0215-8250. Singaraja : Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksa.

Berland, L.K. & Hammer, D. (2012). Framing for Scientific Argumentation, Vol49,No.1, PP.68-9. United States of America : Journal of Research in Science Teaching.

Bilgin, I., Senocak, E. & Sosbilir, M. (2009). The Effects of Probem Based Learning Instruction on University Student’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. 5 (2), page 153-164, E-ISSN :


(3)

1305-8223. Turkey : Eurasia Journal of Mathematics, Sains & Technology Education.

Campbell, N. A., Reece, J. B. & Urry, M. L. (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Choi, A., Hand, B. & Norton-Meier, L. (2013). Grade 5 Student’s Online Argumentation about Their In-Class Inquiry Investigations. Research Science Education

Christenson, N, et al. (2012). Using the SEE-SEP Model to Analyze Upper Secondary Student’s Use of Supporting Reasons in Arguing Socioscientific Issues. Vol. 21 Issue 3, page 342. Swedia : Journal Science Education Technology.

Coladarci, T., Cobb, C. D., Minium, E.W. & Clarke, R.B. (2011). Fundamental of Statistical Reasoning in Education, Third Edition. United States of America : Wiley.

Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogjakarta : Penerbit Gava Media.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Erlangga.

De Graaff, E. & Kolmos, A. (2003). Characteristic of Problem Based Learnig. Vol 19, No 5, pp657-662. Inggris Raya : TEMPUS Publications.

Fogarty, R. (1991). The Mindful School : How to Integrate the Curricula. United States of America : IRI/ Skylight Publishing Inc.

Garcia-Mila, M., Gilabert, S., Erduran, S. & Felton, M. (2013). The Effect of Argumentative Task Goal on the Quality of Argumentative Discourse, Volume 97, No.4, pp. 497-523. Spanyol : Science Education.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/ Gain Scores. United States of America : Indiana University.

Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama, No 1 Volume 1ISSN : 1907-8838. Bandung : Educationist.

Inch, E. S., Warnick, B. & Endres, D. (2006). Critical Thinking and Communication. The Use of Reason in Argument. Fifth Edition. United States of America : Pearson Education Inc.


(4)

Jalaludin, D. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan Kecakapan Ilmiah Siswa Didik SMA. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models Of Teaching. Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Juliawan, D. (2012).Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kuta Tahun Pelajaran 2011/2012.Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Diakses pada tanggal 29 September 2014 dari http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/ 400/192

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Ilmu Pengetahuan Alam, Edisi Revisi. Jakarta : Kemendikbud.

Kind, P. M., Kind, V., Hofstein, A.& Wilson, J. (2011). Peer Argumentation in

the School Science Laboratory –Exploring Effects of Task Features. Vol 33

pp 2527-2558 ISSN 0950-0693 (print)/ ISSN 1464-5289 (online)/11/182527-32. United Kingdom : International Journal of Science Education.

Koenenman , M., Goedhart, M. & Ossevoort, M. (2013). Introducing Pre-university Students to Primary Scientific Literatur Through Argumentation Analysis Vol.43 page 2009-2034. Netherlands : Research Science Education.

Kulatunga, U., Moog, R. S. & Lewis, J. E. (2013). Argumentation and Participation Patterns in General Chemistry Peer-Led Sessions. Vol. 50, No. 10,pp. 1207-1231 (2013). United Stated of America : Journal of Research in Science Teaching,

Muhson, A. (2009).Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning. Jurnal Kependidikan Volume 39, Nomor 2, November 2009, hal. 171-182. Yogyakarta : FISE Universitas Negeri Yogyakarta.

Novianti, D. S. (2012). Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penguasaan Konsep Siswa SMP. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.


(5)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Redhana, I. W. (2012).Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pertanyaan Socratik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa . Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3. Singaraja: FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.

Roshayanti, F. (2012).Pengembangan Model Asesmen Argumentatif untuk Mengukur Keterampilan Argumentasi Mahasiswa pada Konsep Fisiologi Manusia. Disertasi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru . Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

Rustaman, N. Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologis. Malang : Universitas Negeri Malang Press.

Rustaman, N. Y. (2007). Assesmen dalam Pembelajaran Sains. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sampson, V. & Clark, B D. (2009). A Comparison of the Collaborative Scientific Argumentation Practises of Two High and Two Low Performing

Groups. vol. 41 issue 1 page 63 – 97. United States of America : Research

Science Education.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sari, P. M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Praktikum Terhadap KPS, Sikap Ilmiah, dan Penguasaan Konsep Sistem Regulasi. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana. (2013). Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogjakarta : Penerbit Kanisius.

Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makassar : Badan Penerbit UNM.


(6)

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Vasconcelos, C. (2010). Teaching Environmental Education through PBL: Evaluation of a Teaching Intervention Program. DOI 10.1007/s11165-010-9192-342:219–232. Portugal : Research Science Education. Oporto University.

Venville, G. J. & Dawson, V.M. (2010). The Impact of a Classroom Intervention on Grade 10 Students’ Argumentation Skills, Informal Reasoning, and Conceptual Understanding of Science, Volume 47,No.8, PP.952-977. Australia: Journal of Research in Science Teaching.

Wartini. (2014). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum melalui Inkuiri Terbimbing dengan Verifikasi Pada Konsep Fotosintesis Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Wasis & Irianto, S. Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departermen Pendidikan Nasional.

Widodo, L. W. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013.Jurnal Fisika Indonesia No: 49, Vol XVII, Edisi April 2013ISSN : 1410-2994. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dalan.

Winarsih, A., Nugroho, A., P., Sulistyoso H., Zajuri, M., Supliyadi & Suyanto, S. (2008). IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Penguasaan Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Interaksi Antara Makhluk Hidup Dengan Lingkungan.

0 4 47

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBANGKIT ARGUMEN DENGAN METODE INVESTIGASI SAINS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS.

1 12 36

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA SUBKONSEP INSEKTA.

0 1 43

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN VERIFIKASI PADA KONSEP FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

1 4 53

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM.

0 1 34

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS SAINTIFIK PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP.

0 3 19

KD 3.7 Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungan

33 394 11

PENERAPAN PBL BERBASIS METODE PRAKTIKUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI TERTULIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA - repository UPI T IPA 1303103 Title

0 0 3

PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN -

0 1 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN

0 1 7