PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEOUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN PESERTADIDIK PADA STANDAR KOMPETENSI MEMELIHARA TRANSMISI DI SMK NEGERI 8 BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Pembatasan Masalah ...6

E. Tujuan Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian ...7

G. Definisi Operasional ...8

H. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Media Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Media Pembelajaran ...10

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ...12

3. Macam-macam Media Pembelajaran ...16

4. Pemilihan Media Pembelajaran ...21

B. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar ... 23

C. Media Pembelajaran Berbasis Video ... 25

D. Langkah-Langkah Membuat Naskah Video Pembelajaran ... 29

E. Kemampuan Pemahaman ... 30


(2)

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian ... 34

B. Prosedur Penelitian ... 35

C. Metode Pengembangan Sistem ... 37

D. Desain Media Pembelajaran Berbasis Video ... 39

E. Uji Coba Produk ... 40

F. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 41

G. Instrumen Penelitian ... 42

H Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Tahap Studi Pendahuluan ... 47

a. Studi Pustaka ...47

b. Penelitian Sejenis yang telah Dilakukan ...48

c. Gambaran Umum Pembelajaran di SMK Negeri 8 Bandung ...49

2. Tahap Studi Pengembangan ...50

a. Kebutuhan Perangkat Lunak ...51

b. Kebutuhan Perangkat Keras ...51

c. Diagram Alir (Flowchart) Media ...52

d. Skenario Video ...52

e. Tahap Pengembangan Draft Awal ...52

f. Uji Ahli (Expert Judgment) ...54

g. Uji Coba Terbatas ...58

h. Revisi Media ...61

B. Pembahasan ... 65

1. Produk Media Pembelajaran berbasis Video ...65

a. Identitas Media ...65

b. Karakteristik dan Analisis Media ...65


(3)

2. Kemampuan Pemahaman ... 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72 A. Simpulan ... 72 B. Saran ...

73 DAFTAR PUSTAKA ... 75


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 12

2.2 Hierarki media audio visual dari C.J Duncan ... 16

2.3 Model yang dikembangkan Brets ... 17

3.1 Skematik Tahap-tahap Penelitian Research and Development ... 35

3.2 Paradigma Pembuatan Prototype ... 38

4.1 Tampilan Menu Utama ... 53

4.2 Tampilan Menu Pemilihan Judul Video ... 53

4.3 Tampilan Video ... 54

4.4 Tampilan Menu Utama pada Media (a) Sebelum (b) Sesudah ... 62

4.5 Tampilan Menu Tambahan (a)Menu Tujuan (b)Daftar Meteri Ajar ... 62

4.6 Tampilan Menu Video (Pemilihan Video) pada Media (a) Sebelum (b) Sesudah ... 63

4.7 Tampilan pada saat Pemutaran Video (a) Sebelum (b) Sesudah ... 64

4.8 Penambahan Tombol “exit” pada Menu Utama ... 64

4.9 Arsitektur Media Pembelajaran Berbasis Video ... 66


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Hasil Belajar Memperbaiki Transmisi Tahun Ajaran

2010/2011 ... 3

2.1 Taksonomi Media ... 19

2.2 Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat ... 20

3.1 Subyek Penelitian ... 42

3.2 Konversi Tingkat Pencapaian ... 44

3.3 Klasifikasi Nilai N-Gain ... 46

4.1 Kelengkapan Alat Praktikum Memelihara Transmisi di SMK Negeri 8 Bandung ... 49

4.2 Hasil Uji Ahli Rancangan Media ... 55

4.3 Hasil Uji Ahli Media Pembelajaran Berbasis Video ... 56

4.4 Hasil Uji Ahli Isi Mata Pelajaran ... 58

4.5 Hasil Data Pretest dan Posttest Uji Coba Terbatas ... 60

4.6 Hasil Angket Uji Coba Terbatas pada Peserta didik ... 61


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Silabus Memelihara Transmisi ...77

Lampiran A.2 RPP Memelihara Transmisi ...79

LAMPIRAN B Lampiran B.1 Diagram Alir (Flow Chart) Media Pembelajaran Berbasis Video ... 85

Lampiran B.2 Skenario Media Pembelajaran Berbasis Video ...86

LAMPIRAN C Lampiran C.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes ...88

Lampiran C.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Tanggapan ...89

Lampiran C.3 Instrumen Tes ...90

Lampiran C.4 Instrumen Angket Tanggapan ...93

LAMPIRAN D Lampiran D.1 Lembar Judgment Instrumen Tes ...95

Lampiran D.2 Lembar Judgment Instrumen Angket Tanggapan ...96

Lampiran D.3 Lembar Judgment Media ...100

Lampiran D.4 Lembar Judgment Isi ...106

LAMPIRAN E Lampiran E.1 Hasil Pretest-Posttest Peserta Didik ...108

Lampiran E.2 Hasil Tanggapan Peserta Didik ...109

LAMPIRAN F Lampiran F.1 Surat Keputusan Penunjukan Pembimbing Skripsi ...110

Lampiran F.2 Lembar Kegiatan Bimbingan ...112


(7)

Lampiran F.4 Surat Keterangan Penelitian ...115

Lampiran F.5 Berita Acara Seminar I ...116

Lampiran F.6 Berita Acara Seminar II ...117


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangpesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengakibatkan perlu adanya penyesuaian terhadap keadaan yang terjadi disegala bidang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam mewujudkan dan membentuk sumber daya manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

Tercapainya tujuan pendidikan tidak terlepas dari adanya pengembangan pada proses pembelajaran, media pembelajaran, pengadaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, dan sebagainya (Wahab, 2011). Berkaitan dengan pengembangan pendidikan tersebut, guru memegang peranan yang sangat penting dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, seorang guru sudah seharusnya memiliki pengetahuan mengenai inovasi dalam pembelajaran. Inovasi tersebut dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar lebih baik dan lebih menarik, sehingga peserta didik menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan berdampak positif terhadap hasil belajarnya.

Pembelajaran merupakan proses yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Namun pada kenyataannya di lapangan, dalam proses


(9)

belajar mengajar, guru masih menekankan peranannya sebagai penyampai materi tanpa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak benar-benar diajak untuk berpikir selama proses belajar mengajar berlangsung. Peserta didik hanya bersifat pasif yang hanya menerima konsep yang disampaikan guru.

Berdasarkan pengamatan selama melakukan Progam Latihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 8 Bandung, terdapat beberapa masalah yang dialami peserta didik pada mata pelajaran produktif. Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran teknik otomotif, dintaranya adalah konsep-konsep yang masih dianggap cukup sukar untuk dipahami karena mengandung generalisasi, konsepnya bersifat abstrak, dan penggunaan kata-kata asing yang tidak lazim digunakan. Apalagi dalam kegiatan praktikum yang menuntut peserta didik untuk mengetahui konsep serta urutan yang akan dipraktekkan.

Mata diklat memelihara transmisi merupakan salah satu mata diklat produktif di SMK pada program studi Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Mata diklat memelihara transmisi dipelajari karena transmisi merupakan salah satu bagian penting dari kendaraan. Transmisi digunakan untuk merubah putaran, kecepatan, dan torsi dengan menggunakan perbandingan roda gigi. Banyak komponen penyusun sistem transmisi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Hal ini menyulitkan peserta didik terutama ketika proses pembongkaran dan pemasangan karena komponen satu dan lainnya tidak boleh tertukar. Observasi awal penulis ketika melakukan PLP di SMK Negeri 8 Bandung melihat bahwa mata diklat memelihara transmisi sulit dipelajari oleh peserta didik terutama


(10)

ketika melakukan proses praktikum. Guru pengajar mata diklat memelihara transmisi cukup kesulitan karena banyaknya jumlah peserta didik, sedangkan jumlah alat peraga memelihara transmisi kurang. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan media pembalajaran tambahan yang lain.

Tabel 1.1 Nilai Hasil Belajar Memperbaiki Transmisi Tahun Ajaran 2010/2011

NILAI KELAS XI TKR 3 PERSENTASE KETERANGAN

90-100 0 0 Lulus amat baik

80-89 11 36,84% Lulus baik

75-79 16 51,13% Lulus cukup

0<74 5 12,03% Belum lulus

Jumlah 32 100%

(Sumber: Arsip guru Produktif SMKN 8 Bandung) Tabel tersebut menunjukan masih banyaknya peserta didik yang mendapat predikat “lulus cukup”. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata diklat memelihara transmisi di SMK Negeri 8 Bandung. Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah menggunakan model pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran video. Model ini dikembangkan sebagai alat bantu yang dapat menunjang dalam penguasaan konsep dan membantu dalam proses praktikum peserta didik yang dapat menciptakan efek audio dan visual, sehingga konsep mudah dimengerti dan menarik untuk dipelajari. Media video dipilih karena dapat merekam proses pembongkaran serta pemasangan komponen transmisi yang komponennya cukup banyak dan pemasangannya tidak boleh tertukar sehingga peserta didik mendapatkan visualisasi tentang urutan pembongkaran dan pemasangan komponen transmisi.


(11)

Menurut kerucut pengalaman Edgar Dale (Sadiman et al., 2009:8) melukiskan bahwa semakin konkret peserta didik mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya jika semakin abstrak peserta didik mempelajari bahan pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman yang didapatkan. Namun pada kenyataanya, pengalaman secara langsung sangatlah sulit dilaksanakan dalam proses pembelajaran, itu disebabkan oleh tidak semua bahan pelajaran dapat dihadirkan secara langsung dalam proses pembelajaran.

Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Wahab, 2001:3).

Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Pebianto (2011), yang meneliti tentang efektivitas penggunaan video tutorial untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMKN 12 Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan video tutorial dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Zaenal (2007) meneliti tentang pengaruh video pembelajaran terhadap penguasaan konsep pada kompetensi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas yang menggunakan media video dan kelas yang tidak menggunakan media video. Penelitian sejenis lainnya dilakukan oleh Samosir (2006), yang meneliti


(12)

tentang efektivitas penggunaan media video dalam proses pembelajaran pada kompetensi pengecoran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan pembelajaran dengan menggunakan media video lebih efektif dengan dibandingkan dengan menggunakan metode klasikal, terbukti dengan meningkatnya prestasi peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut dan penelitian sebelumnya yang sejenis, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai media pembelajaran berbasis video. Namun pada penelitian yang akan penulis lakukan, menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan media video yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun judul yang diangkat pada penelitian ini adalah: “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik pada Standar Kompetensi Memelihara Transmisi di SMK Negeri 8 Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru masih menekankan peranannya sebagai penyampai materi tanpa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Peserta didik sulit memahami mata diklat memelihara transmisi.

3. Jumlah alat peraga pada mata diklat memelihara transmisi di SMK Negeri 8 Bandung kurang sedangkan jumlah peserta didik yang mengikuti mata diklat memelihara transmisi banyak.


(13)

C. Rumusan Masalah

Berdasar kepada latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis video yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada standar kompetensi memelihara transmisi ?”.

Maka secara lebih khusus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana desain media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi?

2. Bagaimanakah tahapan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dengan penggunaan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi?

4. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi sebagai media pembelajaran yang dikembangkan?

D. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian dan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka penulis membatasi permasalahan di dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini ditujukan pada arah pengembangan media pembelajaran mata


(14)

2. Kemampuan yang akan ditelaah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis video ini adalah kemampuan pemahaman peserta didik.

3. Penelitian ini dilaksanakan sampai pada uji coba terbatas saja, sehingga penelitian ini dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas XI dan di satu sekolah yaitu SMK Negeri 8 Bandung.

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi peserta didik pada mata diklat memelihara transmisi. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Membuat desain media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi.

2. Mengetahui tahapan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dengan penggunaan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi.

4. Mengetahui tanggapan peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi sebagai media pembelajaran yang dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis video ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :


(15)

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif penggunaan media pembelajaran.

2. Bagi guru, media pembelajaran berbasis video ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas proses dan kemampuan memahami pelajaran pada mata diklat memelihara transmisi.

3. Bagi peserta didik, penggunaan media pembelajaran berbasis video ini diharapkan akan meningkatkan prestasi pada mata diklat memelihara transmisi.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memperluas wawasan dalam bidang pengembangan media pembelajaran.

G. Definisi Operasional

Terdapat beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu didefinisikan dengan maksud agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai pokok masalah dan arah penelitian. Istilah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Media pembelajaran berbasis video adalah sistem penyampaian pengajaran dengan menggunakan media video. Media pembelajaran berbasis video mengintegrasikan beberapa judul video ke dalam sebuah sistem. Pengguna media dapat memutar judul video sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan video disajikan dengan bantuan komputer yang diproyeksikan ke layar monitor atau diproyeksikan ke layar lebar, sehingga peserta didik dapat melihat dan mendengar gerakan serta suaranya. 2. Kemampuan pemahaman adalah tingkat kemampuan pikiran yang mampu


(16)

ini pikiran tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. (Purwanto, 2006:44)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.

BAB I meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II berisi landasan teori yang berkaitan dengan belajar, mengajar, media pembelajaran, pembelajaran berbasis video, pengembangan media pembelajaran berbasis video, dan evaluasi hasil pembelajaran.

BAB III membahas tentang metode penelitian, prosedur penelitian, ujicoba produk, lokasi dan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB IV menjelaskan uraian hasil penelitian, seperti hasil studi pendahuluan, pengembangan media pembelajaran berbasis video, produk media pembelajaran berbasis video beserta pembahasan hasil penelitian.

BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi para pengguna hasil penelitian.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu media, metode penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau dikenal juga dengan istilah Research And Development

(R&D). Penelitian pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan

dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat dan/atau strategi pembelajaran, digunakan mengatasi di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori.

Menurut Borg and Gall dalam Sudarna (2011:49), yang dimaksud dengan metode penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and

validate educational product”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:297), metode

penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Adapun kemudian metode ini dikolaborasikan dengan metode eksperimen pada tahap tertentu, karena diperlukan pengujian mengenai peningkatan pemahaman siswa yang menggunakan media. Penelitian Research and Development ini dimanfaatkan untuk menghasilkan media pembelajaran berbasis video sebagai


(18)

upaya meningkatkan pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah menengah kejuruan.

B. Prosedur Penelitian

Tahapan yang akan dilakukan pada penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis video ini adalah dengan menggunakan tahapan sederhana. Sugiyono (2011:434) dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” menggambarkan proses penelitian pengembangan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skematik Tahap-tahap Penelitian Research and Development (Sugiyono, 2011:434)

Temuan Draft Desain Media Pemb.

Berbasis Video

Penyusunan perangkat Media

Pemb. Berbasis Video Uji Coba Terbatas

Evaluasi dan Perbaikan

Uji Coba Lebih Luas Evaluasi dan

Penyempurnaan

1. Implementasi Produk 2. Post test

Produk Final

Studi Literatur

Studi Lapangan tentang bentuk Pembelajaran Mata Pelajaran yang

terjadi

Deskripsi dan analisis Temuan (Model Faktual)

2. TAHAP STUDY PENGEMBANGAN 1. TAHAP STUDY PENDAHULUAN


(19)

Tahapan penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis video untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik mengenai memelihara transmisi ini menggunakan prosedur dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap studi pendahuluan, merupakan tahap prasurvey (tahap awal), dimana kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran dengan penggunaan media berbasis video,

b. mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan erat dengan pembelajaran dengan penggunaan media berbasis video,

c. melakukan studi lapangan untuk mengetahui gambaran umum berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sarana, dan fasilitas pembelajaran yang mendukung.

2. Tahap studi pengembangan, kegiatan yang dilakukan pada tahap kedua ini adalah meliputi:

a. perencanaan media, seperti : pengembangan materi, penyusunan flowchart dan storyboard;

b. pengembangan draft awal, c. uji coba terbatas,

d. evaluasi dan perbaikan, e. uji coba lebih luas,

f. evaluasi dan penyempurnaan.

3. Tahap evaluasi, pada tahap ini dilakukan: a. pre test,


(20)

b. implementasi produk, c. post test,

d. perolehan produk final.

C. Metode Pengembangan Sistem 1. Metode Prototype

Menurut Pressman (2012:50), dalam melakukan perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat mengunakan metode prototype. Metode ini cocok digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat yang akan dikembangkan kembali. Metode ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan pengguna, dalam hal ini pengguna dari perangkat yang dikembangkan adalah peserta didik. Kemudian membuat sebuah rancangan kilat yang selanjutnya akan dievaluasi kembali sebelum diproduksi secara benar.

Prototype bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang

harus dievaluasi dan dimodifikasi kembali. Segala perubahan dapat terjadi pada saat prototype dibuat untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk lebih memahami kebutuhan pengguna secara lebih baik.

Berikut adalah tahapan dalam metode prototype :

a. Komunikasi dan pengumpulan data awal, yaitu analisis terhadap kebutuhan pengguna (dalam hal ini adalah peserta didik)

b. Quick design (desain cepat), yaitu pembuatan desain secara umum untuk


(21)

c. Pembentukan prototype, yaitu pembuatan perangkat prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan.

d. Evaluasi terhadap prototype, yaitu mengevaluasi prototype dan memperhalus analisis terhadap kebutuhan pengguna.

e. Perbaikan prototype, yaitu pembuatan tipe yang sebenarnya berdasarkan hasil dari evaluasi prototype.

f. Produksi akhir, yaitu memproduksi perangkat secara benar sehingga dapat digunakan oleh pengguna.

Gambar 3.2 Paradigma Pembuatan Prototype (Pressman, 2012:51)


(22)

2. Software yang Digunakan

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini ditujukan kepada peserta didik sebagai pengguna. Media tersebut mengandung video, gambar, dan audio yang terintegrasi dengan bantuan software. Software yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran berbasis video ini adalah Ulead Video Studio 11.

Ulead Video Studio 11 merupakan software yang dapat mengedit, menambahkan,

dan mengintegrasikan video dengan file lain seperti audio dan gambar. Software ini mudah digunakan karena menu-menu yang ada pada software ini sangat mudah untuk dicoba.

D. Desain Media Pembelajaran Berbasis Video

Media pembelajaran berbasis video yang baik harus mengikuti kriteria-kriteria tertentu. Menurut Riyana (2007:11), pengembangan video pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Tipe Materi, pada setiap materi pembelajaran tidak semuanya dapat dijelaskan secara baik dengan menggunakan media video, misalnya materi yang berupa teknis merakit mesin kendaraan bermotor.

2. Durasi Waktu, media video berbeda dengan film pada umumnya yang berdurasi rata-rata 2 jam dan maksimal 3,5 jam. Media pembelajaran menggunakan video haruslah memiliki durasi antara 15-40 menit, karena hal ini dikaitkan dengan kemampuan daya ingat manusia dan kekuatan berkonsentrasi cukup terbatas antara 15-20 menit. Apabila terlalu lama konsentrasi manusia cenderung terganggu dan mengalami kelelahan. Maka dari itu, selebihnya waktu diisi dengan review dari guru dan siswa.


(23)

3. Format Sajian Video, media video pembelajaran mengutamakan kejelasan dan penguasaan materi yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Format video yang cocok untuk pembelajaran diantaranya: naratif, wawancara, presenter, dan format gabungan.

4. Ketentuan Teknis, media video tidak terlepas dari aspek teknis yaitu efek kamera, teknis pengambilan gambar, teknik pencahayaan, editing dan suara. Media pembelajaran yang baik adalah yang lebih menekankan pada kejelasan pesan.

5. Penggunaan Musik dan Sound Effect, musik dan sound effect menjadi bagian penting dalam sajian video. Video akan lebih menarik dan bermakna jika sajian sound mendukung dan tepat. Beberapa ketentuan tentang musik dan

sound effect adalah sebagai berikut: musik untuk pengiring suara sebaiknya

dengan intensitas volume yang lemah (soft) sehingga tidak mengganggu sajian visual dan narrator, musik yang digunakan sebagai background sebaiknya musik instrumen, jangan menggunakan musik dengan lagu yang popular. Hal ini akan mengakibatkan buyarnya konsentrasi siswa yang lebih terfokus pada suara alunan lagu, menggunakan sound effect untuk menambah suasana dan melengkapi sajian visual dan menambah kesan lebih baik.

E. Uji Coba Produk

Uji coba produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan. Tahap ini dilakukan setelah desain produk selesai. Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak yang dilihat dari kesesuaian dengan pengguna untuk menyelesaikan


(24)

masalah pembelajaran. Uji coba dilakukan untuk melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Produk yang baik memenuhi dua kriteria, yaitu kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria).

Adapun tahapan dalam uji coba produk adalah sebagai berikut:

1. Uji ahli atau validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan, media, dan bidang studi. Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi disebut Expert

Judgement.

2. Analisis konseptual 3. Revisi I

4. Uji coba kelompok kecil atau uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk.

5. Revisi II 6. Produk akhir

F. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian untuk uji coba terbatas dilakukan di SMK Negeri 8 Bandung bertempat di jalan Kliningan No. 31 Bandung. Penelitian uji coba terbatas dilakukan pada peserta didik kelas XI pada program keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 8 Bandung.


(25)

Tabel 3.1 Subyek Penelitian Tahapan Uji coba Jumlah sampel Karateristik Sampel

Proses, Orientasi, dan Hasil Uji coba

Awal,

Uji Ahli 3 orang

Tenaga ahli: perancangan, media, dan bidang studi

(Expert Judgement), kuesioner, interview, draf awal produk; kesesuaian substasi,

metodologi, ketepatan media. Utama, Kelompok 30 orang (1 kelas) Pemakai produk: siswa, jumlah terbatas (1 kelas)

Kesesuaian produk dengan pemakai

G. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011:148) menyatakan bahwa “instrumen penelitian adalah adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penyebaran Angket, dipergunakan untuk memperoleh informasi yang mengarah pada dua aspek, yaitu :

a. Aspek media, meliputi: kejelasan susunan dalam program, keterbacaan teks, kualitas tampilan gambar, pemakaian suara narasi, penggunaan suara musik sebagai ilustrasi.

b. Aspek instruksional seperti misalnya: standar kompetensi yang akan dicapai, kemudahan memahami materi, keluasan dan kedalaman materi, kemudahan memahami kalimat yang digunakan, ketepatan urutan penyajian.

2. Observasi, dipergunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman pada pembelajaran memelihara transmisi dengan menggunakan media


(26)

pembelajaran berbasis video.

3. Tes, dipergunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis video. Tes ini terdiri dari dua macam, yaitu : pre test, yang diberikan sebelum mendapatkan perlakuan, dan post test, yang diberikan setelah mendapatkan perlakuan.

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah, karena dengan mengolah data, data tersebut dapat memberi arti yang berguna bagi pemecahan masalah penelitian. Data yang diperoleh adalah berupa skor yang didapat dari tes awal dan tes akhir.

Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul, secara garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto (2006:235) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan pada persiapan ini adalah: a. Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites.

b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.

c. Menyebarkan soal tes kepada responden

d. Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden. 2. Tabulasi

a. Memberikan skor (scoring) pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden.


(27)

b. Menjumlah skor yang didapat.

3. Penerapan data-data sesuai dengan pendekatan penelitian

Penelitian ini lebih mengarah pada pengembangan produk berupa media pembelajaran berbasis video. Oleh karena itu pada penelitian ini tidak diperlukan adanya uji hipotesis dan hanya menghitung peningkatan (gain) kemampuan pemahaman peserta didik yang diperlukan sebagai revisi pada tahap implementasi sebelum produk tersebut diproduksi secara masal.

Data yang diperoleh melalui angket dan observasi akan diuraikan secara deskriptif naratif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari angket berupa deskriptif persentase.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut :

� � �= Σ ( ℎ )

� �� 100 %

(Sudjana, 2004) Keterangan :

∑ = jumlah

n = jumlah seluruh item angket

Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan, maka digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 3.2 Konversi Tingkat Pencapaian

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi

75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0 – 54% Sangat Kurang Direvisi


(28)

Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor pre test dan post

test) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan

mana yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 2 dari 4 ke 6 dan siswa yang memiliki gain 2 dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 10. Gain absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 akan lebih berat dari pada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki gain absolut sama, belum tentu memiliki N-gain prestasi belajar yang sama. Hake (1999) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain ternormalisasi (normalize gain).

Kelebihan penggunaan media pembelajaran berbasis video terhadap peningkatan kemampuan pemahaman ditinjau berdasarkan perbandingan nilai

gain yang dinormalisasi (N-Gain). Gain yang dinormalisasi (N-Gain) dapat

dihitung dengan persamaan :

� = � −� �

� −� � (Hake, 1999)

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa g adalah gain yang dinormalisasi

(N-gain), Smaks adalah skor maksimum (ideal) dari tes awal dan tes akhir, Spost

adalah skor tes akhir, sedangkan Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya gain


(29)

Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai N-Gain

N-Gain Kategori

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 rendah


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbasis video untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada standar kompetensi memelihara transmisi di SMK Negeri 8 Bandung, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis video berbentuk CD (Compact Disk). Media pembelajaran ini berisikan tentang materi memelihara transmisi. Media ini layak untuk digunakan kepada peserta didik yang memiliki karakteristik sama dengan sampel pada uji coba terbatas, tetapi belum layak digunakan secara meluas.

2. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan media ini telah melalui studi pendahuluan dan studi pengembangan. Media yang dihasilkan sudah melalui proses uji ahli rancangan, uji ahli media pembelajaran, dan uji ahli isi, kemudian dilanjutkan dengan uji coba terbatas pada peserta didik.

3. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada standar kompetensi


(31)

memelihara transmisi. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan (gain) hasil pembelajaran peserta didik.

4. Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran pada mata diklat memelihara transmisi dengan menggunakan media pembelajaran berbasis video ini cukup positif. Hal ini dilihat dari hasil angket berupa persentasi jawaban peserta didik yang menilai baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan media video.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka terdapat beberapa saran untuk semua pihak yang berkepentingan. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:

1. Guru hendaknya lebih memperhatikan pengaturan teknis penggunaan sarana yang lebih efektif dalam menggunakan media selama pembelajaran berlangsung.

2. Peserta didik sebaiknya tidak bergantung pada penggunaan media seutuhnya, selain menggunakan media ini peserta didik juga harus dapat mencari sumber-sumber lain yang mendukung pembelajaran.

3. Bagi sekolah hendaknya lebih memperhatikan kembali sarana dan media yang digunakan untuk pembelajaran. Pembelajaran akan lebih efektif jika didukung dengan sarana dan media yang baik pula, sehingga proses transfer ilmu kepada peserta didik dapat berjalan dengan baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilaksanakannya studi kebutuhan pengguna media pada tahap studi pendahuluan dan perlu dilakukannya penelitian yang


(32)

lebih luas lagi agar menghasilkan media yang benar-benar teruji. Hal ini bertujuan agar penelitiannya memberikan hasil yang lebih konkret.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati. Et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Ariyani, Niken, & Haryanto, Dani. (2010). Pembelajaran Multi Media di Sekolah:

pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Arsyad, Azhar. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Firman, H (2000), Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855. [10 Oktober 2011].

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mashanudin. (2010). Penerapan Multimedia Interaktif Model Drill And Practice

untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Perawatan Sistem Transmisi Manual. Bandung: Tidak diterbitkan.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Pebianto, Agy. (2011). Efektivitas Penggunaan Video Tutorial untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Penelitian Tindakan Kelas Pada standar Kompetensi Menggambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD di SMKN 12 Bandung. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pressman, Roger S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: ANDI. Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Raharjo, Yoga Dwi. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis


(34)

Mengukur Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi. Bandung: Tidak

diterbitkan.

Riyana, Cepi. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung: Program P3AI.

Sadiman, Arif, et al. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Samosir, Henro. (2006). Efektivitas Penggunaan Media Video dalam Proses

Pembelajaran pada Kompetensi Pengecoran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sudarna, Nindin. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis

Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Komponen Aktif di SMK Negeri 2 Cimahi. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sudirman, Arief. et al. (1991). Media Pendidikan. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. dan Rivai, Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi, et al. (2006) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: FIP Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahab, Faisal. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia

Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Prinsip-Prinsip Register di SMK Negeri 2 Cimahi. Bandung: Tidak diterbitkan.

Zaenal. (2007). Pengaruh Video Pembelajaran Terhadap Penguasaan Konsep

pada Kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Zidny, Robby. (2011). Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Kelas X pada

Materi Persamaan Kimia dan Stoikiometri Melalui Penggunaan Diagram Submikroskopik serta Hubungannya dengan Kemampuan Pemecahan Masalah. Bandung: Tidak diterbitkan.


(1)

Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai N-Gain

N-Gain Kategori

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 rendah


(2)

Najih Munawar Setra Werdaya, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Memelihara Transmisi

Di SMK Negeri 8 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbasis video untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada standar kompetensi memelihara transmisi di SMK Negeri 8 Bandung, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis video berbentuk CD (Compact Disk). Media pembelajaran ini berisikan tentang materi memelihara transmisi. Media ini layak untuk digunakan kepada peserta didik yang memiliki karakteristik sama dengan sampel pada uji coba terbatas, tetapi belum layak digunakan secara meluas.

2. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan media ini telah melalui studi pendahuluan dan studi pengembangan. Media yang dihasilkan sudah melalui proses uji ahli rancangan, uji ahli media pembelajaran, dan uji ahli isi, kemudian dilanjutkan dengan uji coba terbatas pada peserta didik.

3. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik pada standar kompetensi


(3)

memelihara transmisi. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan (gain) hasil pembelajaran peserta didik.

4. Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran pada mata diklat memelihara transmisi dengan menggunakan media pembelajaran berbasis video ini cukup positif. Hal ini dilihat dari hasil angket berupa persentasi jawaban peserta didik yang menilai baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan media video.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka terdapat beberapa saran untuk semua pihak yang berkepentingan. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:

1. Guru hendaknya lebih memperhatikan pengaturan teknis penggunaan sarana yang lebih efektif dalam menggunakan media selama pembelajaran berlangsung.

2. Peserta didik sebaiknya tidak bergantung pada penggunaan media seutuhnya, selain menggunakan media ini peserta didik juga harus dapat mencari sumber-sumber lain yang mendukung pembelajaran.

3. Bagi sekolah hendaknya lebih memperhatikan kembali sarana dan media yang digunakan untuk pembelajaran. Pembelajaran akan lebih efektif jika didukung dengan sarana dan media yang baik pula, sehingga proses transfer ilmu kepada peserta didik dapat berjalan dengan baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilaksanakannya studi kebutuhan pengguna media pada tahap studi pendahuluan dan perlu dilakukannya penelitian yang


(4)

Najih Munawar Setra Werdaya, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Memelihara Transmisi

Di SMK Negeri 8 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

lebih luas lagi agar menghasilkan media yang benar-benar teruji. Hal ini bertujuan agar penelitiannya memberikan hasil yang lebih konkret.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati. Et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Ariyani, Niken, & Haryanto, Dani. (2010). Pembelajaran Multi Media di Sekolah: pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arsyad, Azhar. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Firman, H (2000), Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855. [10 Oktober 2011].

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mashanudin. (2010). Penerapan Multimedia Interaktif Model Drill And Practice untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Perawatan Sistem Transmisi Manual. Bandung: Tidak diterbitkan.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Pebianto, Agy. (2011). Efektivitas Penggunaan Video Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Penelitian Tindakan Kelas Pada standar Kompetensi Menggambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD di SMKN 12 Bandung. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pressman, Roger S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: ANDI. Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Raharjo, Yoga Dwi. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Praktikum Terhadap Pemahaman Konsep pada Standar Kompetensi


(6)

Najih Munawar Setra Werdaya, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Memelihara Transmisi Di SMK Negeri 8 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Mengukur Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi. Bandung: Tidak diterbitkan.

Riyana, Cepi. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung: Program P3AI.

Sadiman, Arif, et al. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Samosir, Henro. (2006). Efektivitas Penggunaan Media Video dalam Proses

Pembelajaran pada Kompetensi Pengecoran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sudarna, Nindin. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Komponen Aktif di SMK Negeri 2 Cimahi. Bandung: Tidak diterbitkan. Sudirman, Arief. et al. (1991). Media Pendidikan. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. dan Rivai, Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi, et al. (2006) Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: FIP Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahab, Faisal. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Prinsip-Prinsip Register di SMK Negeri 2 Cimahi. Bandung: Tidak diterbitkan. Zaenal. (2007). Pengaruh Video Pembelajaran Terhadap Penguasaan Konsep

pada Kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Bandung: Tidak diterbitkan.

Zidny, Robby. (2011). Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Kelas X pada Materi Persamaan Kimia dan Stoikiometri Melalui Penggunaan Diagram Submikroskopik serta Hubungannya dengan Kemampuan Pemecahan Masalah. Bandung: Tidak diterbitkan.