PENGARUH STRATEGI NATION BRANDING “WONDERFUL INDONESIA” TERHADAP PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN AUSTRALIA KE INDONESIA.

(1)

PENGARUH STRATEGI NATION BRANDING “WONDERFUL

INDONESIA” TERHADAP PROSES KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN AUSTRALIA KE INDONESIA

(Survei pada Wisatawan Australia yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Ngurah Rai Bali)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Sri Utami 0905988

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH STRATEGI NATION BRANDING “WONDERFUL

INDONESIA” TERHADAP PROSES KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN AUSTRALIA KE INDONESIA

(Survei pada Wisatawan Australia yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Ngurah Rai Bali)

Oleh

Sri Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

© Sri Utami

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

PENGARUH STRATEGI NATION BRANDING “WONDERFUL INDONESIA” TERHADAP PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG

WISATAWAN AUSTRALIA KE INDONESIA

(Survei pada Wisatawan Australia yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Ngurah Rai Bali)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Vanessa Gaffar, SE., AK., MBA NIP. 19740307 200212 2001

Pembimbing II

Marceilla Hidayat, BA (Hons), Par., MM NIP. 19760826 200312 2 003

Mengetahui : Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata,

HP. Diyah Setiyorini,MM NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,

Sri Utami NIM. 0905988


(4)

ABSTRAK

Sri Utami, 0905988, Pengaruh Strategi Nation Branding Wonderful Indonesia Terhadap Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan Australia ke Indonesia (Survei pada Wisatawan Australia yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Ngurah Rai Bali), Skripsi 2013, di bawah bimbingan Dr. Vanessa Gaffar, SE., AK., MBA dan Marceilla Hidayat, BA (Hons), Par., MM.

Sebagai industri yang diperdagangkan secara internasional dan berkembang pesat, pariwisata menjadi salah satu kategori utama dalam sektor perekonomian. Bagi Indonesia, pariwisata merupakan salah satu sumber utama penghasilan devisa serta dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Australia merupakan salah satu dari tiga target utama pangsa pasar pariwisata dan juga merupakan salah satu penyumbang wisatawan terbesar di Indonesia. Program nation branding merupakan salah satu strategi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Kemenparekraf) untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, yaitu dengan mengembangkan strategi dan koordinasi kampanye pariwisata melalui nation branding. Nation branding adalah menerapkan branding dan teknik komunikasi pemasaran untuk mempromosikan citra suatu bangsa yang nantinya akan berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan. Dalam penelitian ini, variabel bebas (X) yang digunakan yaitu Nation Branding yang terdiri dari tourism, people, dan culture and heritage. Variabel terikat (Y) yaitu proses keputusan berkunjung. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah survei dengan teknik stratified random sampling, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 120 responden. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah path analysis (analisis jalur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nation branding memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan berkunjung.


(5)

ABSTRACT

Sri Utami, 0905988, The Influence of Nation Branding Strategy Wonderful Indonesia on Australian Tourists Decision Making Process to Visit Indonesia (Survey on Australian tourist who visit Indonesia through Soekarno-Hatta Jakarta and Ngurah Rai Bali airport), Thesis 2013, Under the guidance of Dr. Vanessa Gaffar, SE., AK., MBA and Marceilla Hidayat, BA (Hons), Par., MM. As an internationally traded industries and rapidly growing , tourism is becoming one of the main categories in the economy sector. For Indonesia, tourism is one of the main sources of foreign exchange earnings as well as to create jobs and opportunities for further development. Australia is one of the three main target tourism market share and is also one of Indonesia's biggest tourist contributor. Nation branding program is one of the strategy from the Ministry of Tourism and Creative Economy (Kemenparekraf) to increase the number of tourist visits, namely by developing strategies and coordination of tourism through nation branding campaign. Nation branding is applying techniques of branding and marketing communications to promote the image of a nation that will affect the number of tourist visits. In this study, the independent variable (X) is nation branding consist of tourism, people, culture and heritage. Dependent variable (Y) is visit decision process. This type of study is descriptive verificative, and the method used is stratified random sampling technique, with samples of 120 respondents. Path analysis is used as a techniques of data analysis and hypothesis. The results show that nation branding has a significant influence on visit decision process.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR………. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Nation Branding ... 11

2.1.1.1 Konsep Nation Branding ... ... 14

2.1.1.2 Manfaat dan Tujuan Nation Branding ... 18

2.1.1.3 Dimensi Nation Branding ... 19

2.1.2 Proses Keputusan Berkunjung ... 24

2.1.2.1 Definisi Proses Keputusan Berkunjung ... 24


(7)

2.1.2.3 DimensiProses Keputusan Berkunjung ... 29

2.1.3 Pengaruh Nation Branding terhadapProses Keputusan Berkunjung... 32

2.1.4Orisinalitas Penelitian ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran... 36

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 43

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan ... 43

3.2.1.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2.1.2 Metodelogi yang digunakan ... 44

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 45

3.2.3 Jenis dan Sumber Data... 48

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling... 49

3.2.4.1 Populasi... 49

3.2.4.2 Sampel... 50

3.2.4.3 Teknik Sampling... 51

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... 53

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas .. ... . 55

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 55

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... ... . 59

3.2.7 Rancangan Analisis Data ... 61


(8)

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ... 70

4.1.1 Profil Kemenparekraf Indonesia ... 70

4.1.1.1 Identitas Kemenparekraf Indonesia ... 70

4.1.1.2 Sejarah Singkat Kemenparekraf Indonesia ... 71

4.1.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ... 72

4.1.1.4 Tujuan ... 73

4.1.2 Profil Wisatawan Australia di Indonesia ... 75

4.1.2.1 Karakteristik Wisatawan Australia Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 75

4.1.2.2 Karakteristik Wisatawan Australia Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan ... 76

4.1.2.3 Pengalaman Berwisata ... 78

4.1.2.4 Perencanaan Kunjungan ... 79

4.1.2.5 Alasan Berkunjung ... 79

4.1.2.6 Media Informasi ... 80

4.2 Gambaran Nation Branding di Indonesia... 81

4.2.1 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Tourism ... 82

4.2.2 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap People...….. 83

4.2.3 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Culture and Heritage... 85

4.2.4 Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Nation Branding Indonesia ... 87


(9)

4.3 Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan Australia ke Indonesia... 89

4.3.1 Participation Decision Wisatawan Australia ... 89

4.3.2 Tourism Budget Decision Wisatawan Australia... 91

4.3.3 Frequency and length of stay Wisatawan Australia... 92

4.3.4 Kind of Destination Wisatawan Australia…………..……….…… 93

4.3.5 Final Destination Wisatawan Australia………..…… 94

4.3.6 Mode of Transportation Choice Wisatawan Australia………...… 95

4.3.7 Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Proses Keputusan Berkunjung ke Indonesia... 97

4.4 Pengujian Hipotesis... 99

4.4.1 Pengaruh Nation Branding Terhadap Proses Keputusan Berkunjung ke Indonesia ... 99

4.5 Implikasi dan Hasil Temuan Penelitian... 104

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 104

4.5.2 . Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan... 108

5.2 Rekomendasi... ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 112


(10)

DAFTAR TABEL

No.

Tabel Judul Hal.

1.1 Market Share Wisman Tahun 2010, 2011, dan 2012 ……..…... 2

1.2 Market Share Kawasan Asia Pasifik Tahun 2010, 2011, da 2012... 3

1.3 Daya Saing Perjalanan dan Wisata Negara ASEAN...... 4

1.4 Kunjungan Wisman Bulanan Ke Indonesia... 4

1.5 Kunjungan Wisman Berdasarkan Kebangsaan...... 5

1.6 Kunjungan Wisman Berdasarkan Dua Pintu Masuk Utama... 6

1.7 Target Wisatawan Mancanegara 2013...... 6

1.8 Strategi dan Kebijakan Pemasaran Pariwisata Indonesia... 7

2.1 Definisi Nation Branding Menurut Para Ahli... 16

2.2 Definisi Keputusan Pembelian Menurut Beberapa Ahli ... 25

2.3 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Strategi Nation Branding dan Proses Keputusan Berkunjung... 33 3.1 Operasionalisasi Variabel...... 45

3.2 Jenis dan Sumber Data...... 49

3.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Australia ke Indonesia Melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai Tahun 2012 ... 50 3.4 Proposisi Sampel Wisman di Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai... 52 3.5 Teknik Pengumpulan Data... 54

3.6 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi... 56


(11)

No.

Tabel Judul Hal.

3.8 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ……… 61

3.9 Alternatif Jawaban Menurut Skala Linkert ……….……..……… 62

4.1 Karakteristik Wisatawan Australia Dilihat dari Jenis Kelamin dan Usia... 75

4.2 Karakteristik Wisatawan Australia Dilihat dari Pendidikan dan Pekerjaan... 77

4.3 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Tourism……….. 82

4.4 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap People……… 84

4.5 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Culture and Heritage……… 86

4.6 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Nation Branding... 87

4.7 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Participation Decision………... 90

4.8 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Tourism Budget Decision………... 91

4.9 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Frequency and length of Stay………. 92

4.10 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Kind of Destination………. 93

4.11 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Final Destination………... 95

4.12 Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Mode of Transportation Choice…………. 96

4.13 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan terhadap Proses Keputusan Berkunjung……….. 97

4.14 Matrik Korelasi Antara Sub Variabel Nation Branding dengan Proses Keputusan Berkunjung Ke Indonesia………... 100

4.15 Uji Anova (Uji F) ……….. 101

4.16 Pengujian Koefisien Jalur………... 102

4.17 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Nation Branding terhadap Proses Keputusan Berkunjung………. 103


(12)

DAFTAR GAMBAR No.

Gambar Judul Hal.

2.1 Segitiga Positioning-Differentiation-brand……….. 12

2.2 Kerangka Konseptual Nation Brand Identity and Image………... 20

2.3 Nation Brand Hexagon...... 21

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 26

2.5 Lima Tahap Proses Keputusan Berkunjung... 29

2.6 Kerangka Pemikiran Nation Branding terhadap Proses Keputusan Berkunjung………... 39

2.7 Paradigma Penelitian Nation Branding terhadap Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan ………... 40

3.1 Struktur Kausal Antara X dan Y ………...…. 64

3.2 Diagram Jalur Hipotesis ………...………...… 65

3.3 Jalur Sub Struktur Hipotesis………. 65

4.1 Karakteristik Wisatawan Australia Dilihat dari Jenis Kelamin dan Usia... 76

4.2 Karakteristik Wisatawan Australia Dilihat dari Pendidikan dan Pekerjaan…... 78 4.3 Pengalaman Berwisata Wisatawan Australia………... 78

4.4 Perencanaan Kunjungan Wisatawan Australia ……... 79

4.5 Alasan Berkunjung Wisatawan Australia………. 80

4.6 Media Informasi Wisatawan Australia………... 81

4.7 Variabel Nation Branding pada Garis Kontinum………. 89

4.8 Proses Keputusan Berkunjung pada Garis Kontinum………... 99 4.9 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Nation Branding terhadap Proses

Keputusan Berkunjung……….


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World Tourism Organization pariwisata akan terus berkembang pada periode 2010-2030 yang arah perkembangannya akan lebih signifikan, dengan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) di seluruh dunia akan meningkat rata-rata 3,3 % per tahun.

Sebagai industri yang diperdagangkan secara internasional dan berkembang pesat, pariwisata menjadi salah satu kategori utama dalam sektor perekonomian. Bagi negara berkembang, pariwisata merupakan salah satu sumber utama penghasilan devisa serta dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Diungkapkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) bahwa pada tahun 2012 kedatangan wisman meningkat sebesar 4% dan melebihi rekor global yaitu 1 miliar wisatawan untuk pertama kalinya dalam sejarah. Walaupun tantangan ekomomi sedang berlangsung, UNWTO menyatakan bahwa kedatangan wisman diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2013 sebesar 3 hingga 4 %.

Berdasarkan data yang diambil dari UNWTO dalam hal pembagian pangsa pasar (market share) wisman di dunia, semua kawasan mengalami peningkatan kunjungan wisman pada tahun 2012 kecuali kawasan Middle East yang


(14)

mengalami penurunan, dengan Eropa menjadi kawasan yang paling diminati wisman baik pada tahun 2011 maupun tahun 2012, hal ini disebabkan karena Eropa meraih pangsa pasar sebesar 51,7 % dari pangsa pasar dunia.

Kawasan Asia Pasifik menempati peringkat kedua pada pangsa pasar dunia baik pada tahun 2011 maupun tahun 2012 dan meraih pangsa pasar sebesar 22,5 % dari pangsa pasar di dunia. Asia Pasifik mengalami peningkatan kunjungan wisman yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan pada kunjungan ke Eropa, Asia Pasifik mengalami perubahan peningkatan sebesar 6,8 % sedangkan Eropa hanya mengalami peningkatan sebesar 3,3 %. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 berikut.

TABEL 1.1

MARKET SHARE WISMAN TAHUN 2010, 2011 dan 2012

International Tourist Arrivals (Million)

Market Share

(%)

Change (%) 12/11

2010 2011 2012 2012

World 952 996 1,035 100 3.8

Europe 487.6 517.5 534.8 51.7 3.3

Asia Pacific 205.1 218.1 232.9 22.5 6.8

Americas 150.3 156.3 162.1 15.7 3.7

Africa 49.8 49.2 52.3 5.1 6.3

Middle East 59.2 55.3 52.6 5.1 -4.9

Sumber : Modifikasi dari World Tourism Organization, Januari 2013

Dalam kawasan Asia Pasifik itu sendiri masih terbagi ke dalam beberapa kawasan, yaitu North-East Asia, South-East Asia, Oceania, dan South Asia. Peringkat tertinggi kunjungan wisman diraih oleh North-East Asia(Jepang, Korea, Cina, Taiwan, Hongkong dan Mongalia) dengan market share sebesar 11,9 % dan South-East Asia (Malaysia, Indonesia, Thailand, Kamboja, Vietnam dsb) di peringkat kedua dengan market share sebesar 8,1 %. Kawasan Oceania(Australia,


(15)

New Zealand, Papua New Guinea dan Kepulauan Pasifik) dan South Asia (Bangladesh, Bhutan, India, Nepal dsb) meraih market share dengan jumlah 1,2% dan 1,4%. Pembagian market share di kawasan Asia Pasifik dapat dilihat dari Tabel 1.2 berikut.

TABEL 1.2

MARKET SHARE KAWASAN ASIA PASIFIK TAHUN 2010,2011 dan 2012

International Tourist Arrivals (Million)

Market Share

(%)

Change (%) 12/11

2010 2011 2012 2012

Asia Pacific 205.1 218.1 233 22.5 6.8

North-East Asia 111.5 115.8 122.8 11.9 6

South-East Asia 70 77.3 84 8.1 8.7

Oceania 11.6 11.7 12.1 1.2 4

South Asia 12 13.4 14 1.4 4.4

Sumber : Modifikasi dari World Tourism Organization, Januari 2013

Berdasarkan data pembagian pangsa pasar di kawasan Asia Pasifik, walaupun South-East Asia berada pada peringkat kedua dalam pangsa pasar wisman, tetapi kenaikan dari jumlah kunjungan wisatawannya cukup tinggi. Bisa dikatakan bahwa Asia yang kebanyakan terdiri dari negara-negara berkembang juga mempunyai perkembangan pariwisata yang baik, hal ini dapat dilihat dari peningkatan wisman yang berkunjung ke Asia.

The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013 yang menjelaskan secara lebih detail tentang persaingan pariwisata di Eropa, Amerika, Afrika dan juga Asia Pasifik, dikatakan bahwa Singapura menduduki peringkat pertama dalam daya saing pariwisata dan perjalanan di Asia Pasifik dan Malaysia meraih peringkat ke-8, sedangkan Indonesia meraih posisi ke-12.


(16)

TABEL 1.3

DAYA SAING PERJALANAN DAN WISATA NEGARA ASEAN Negara Peringkat di Dunia 2009 Peringkat di Dunia 2011 Peringkat di Dunia 2013 Peringkat di Asia Pasifik 2011 Peringkat di Asia Pasifik 2013

Singapura 10 10 10 1 1

Malaysia 32 35 34 7 8

Thailand 39 41 43 10 9

Brunei 69 67 72 11 13

Indonesia 81 74 70 13 12

Vietnam 89 80 80 14 16

Filipina 86 94 82 18 17

Kamboja 108 109 106 21 20

Sumber : Modifikasi dari The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013

Dilihat dari tabel di atas, Indonesia mengalami peningkatan daya saing di tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan mengalahkan Brunei. Menurut Forum Ekonomi Dunia, Indeks Daya Saing Perjalanan dan Wisata mengukur faktor-faktor dan kebijakan yang dibuat untuk pengembangan sektor pariwisata di negara-negara yang berbeda dengan menggunakan 13 ukuran, yaitu kebijakan peraturan regulasi, regulasi lingkungan, keselamatan dan keamanan, kesehatan dan kebersihan, infrastruktur transportasi, serta natural sources yang ada.

TABEL 1.4

KUNJUNGAN WISMAN BULANAN KE INDONESIA PADA TAHUN 2010, 2011 dan 2012

Bulan 2010 2011 2012 (+/-) %

Januari 493.799 548.821 652.692 18,9

Februari 523.135 568.057 592.502 4,3

Maret 594.242 598.068 658.602 10,1

April 555.915 608.093 626.100 2,9

Mei 600.031 600.191 650.883 8,4

Juni 613.422 674.402 695.531 3,1

Juli 658.476 745.451 701.200 -5,9


(17)

Bulan 2010 2011 2012 (+/-) %

September 560.367 650.071 683.584 5,2

Oktober 594.654 656.006 688.341 5

November 578.152 654.948 693.867 6

Desember 644.221 724.539 766.966 6

Grand Total 7.002.944 7.649.731 8.044.462 5,2

Sumber : Website Budaya Pariwisata

Tercatat hingga bulan Desember 2012 kunjungan wisman ke Indonesia menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya kecuali pada bulan Juli 2012 yang mengalami penurunan sebesar 6% yang disebabkan adanya krisis Eropa, bulan puasa dan penyelenggaraan Olimpiade London 2012.

TABEL 1.5

KUNJUNGAN WISMAN BERDASARKAN KEBANGSAAN

No Nationality 2010 2011 2012 Growth

(%)

1. Singapura 1.128.731 1.248.469 1.437.225 15,11

2. Malaysia 1.033.435 1.036.947 1.261.347 21,64

3. Australia 730.895 886.446 993.813 12,11

4. Cina 469.365 453.827 665.504 46,64

5. Jepang 418.971 381.318 485.846 27,41

Sumber : Modifikasi dari Website Budaya Pariwisata,

Kunjungan wisman ke Indonesia berdasarkan kebangsaan, Singapura menempati peringkat pertama dan terlihat menunjungan pertumbuhan sebesar 15.11 persen. Dilihat dari kebangsaan, wisman yang datang ke Indonesia pada umumnya merupakan wisman ASEAN. Saat ini ada 16 negara yang menjadi fokus pasar pariwisata Indonesia, di antaranya Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, Cina, Korea, dan Filipina. Dari negara-negara ini, tiga diantaranya menjadi penyumbang devisa terbesar, yaitu Singapura, Malaysia,dan Australia, dengan dua pintu masuk utama yaitu, Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan


(18)

Ngurah Rai Bali. Jumlah kunjungan wisatawan berdasarkan dua pintu masuk utama pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut.

TABEL 1.6

KUNJUNGAN WISMAN BERDASARKAN DUA PINTU MASUK UTAMA

No. Negara

Dua Pintu Masuk Utama Soekarno-Hatta

Jakarta

Ngurah Rai Bali

1 Singapura 178.650 117.226

2 Malaysia 310.211 169.490

3 Australia 84.161 786.535

4 Cina 207.196 317.126

5 Jepang 195.967 188.419

Sumber : Modifikasi dari Website Budaya Pariwisata,

Sampai pada tahun 2012 wisatawan asing yang datang ke Indonesia masih didominasi oleh wisatawan ASEAN dan Australia, melihat dari banyaknya jumlah wisatawan tersebut maka Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam Rapat Kordinasi Sinkronisasi Program Pemasaran Pariwisata 2013 menetapkan target atau fokus pasar wisman. Target wisman pada tahun 2013 menurut tiga peringkat teratas dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut.

TABEL 1.7

TARGET WISATAWAN MANCANEGARA 2013 No. Fokus Pasar

Target 2013

Optimis Moderat Pesimis

1 Singapura 1.750.000 1.680.000 1.625.000

2 Malaysia 1.400.000 1.340.000 1.290.000

3 Australia 1.220.000 1.170.000 1.125.000

Sumber: Paparan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata (2012)

Dilihat dari target wisman yang ditentukan, kebanyakan wisatawan berasal dari kawasan ASEAN yang masih berada di wilayah dan memiliki ras yang sama, yaitu Asia. Wisatawan Australia itu sendiri berbeda dengan wisatawan dari wilayah Asia, perbedaan bisa terlihat dari karakteristik mereka, gaya berwisata


(19)

mereka, gaya hidup dan lainnya. Melihat peningkatan wisawatan Australia yang lebih kecil dibandingkan dengan persentase pertumbuhan wisatawan ASEAN lainnya, pariwisata Indonesia seharusnya mempunyai peluang dan potensi yang sangat besar jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Dalam upaya meraih dan meningkatkan target kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia dan bersaing dengan negara ASEAN lainnya, pemerintah lebih gencar mempromosikan nation brandingWonderful Indonesia” agar mampu bersaing dengan negara lain, dan memberikan persepsi yang lebih baik di mata wisatawan Australia, persepsi yang baik akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Strategi yang diterapkan dapat dilihat di Tabel 1.7 berikut.

TABEL 1.8

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMASARAN PARIWISATA INDONESIA

Strategi Pemasaran Pariwisata Indonesia Keterangan

Strategi Pemasaran Terpadu

1. Penyebarluasan Wonderful Indonesia (nation branding) 2. Product Match Market 3. Segmented Product

4. Perkuatan Sosialisasi Kegiatan Pemasaran

5. Perluasan Jaringan Mitra Operator Luar Negeri

6. Pembentukan Visit Indonesia Tourism Office (VITO)di fokus-fokus pasar

Mengembangkan strategi dan koordinasi kampanye nation branding Indonesia 1. Vertical Marketing: 2. Horizontal Marketing:

Kebijakan Pemasaran

1. Peningkatan Citra 2. Promosi dan Fasilitasi 3. Penjualan Promosi Destinasi

Partisipasi pada Bursa Internasional, Direct Selling, Festival Indonesia,

Penyelenggaraan Event Pariwisata, Operasionalisasi VITO, Co-Marketing Event Pariwisata Daerah

Sumber: Modifikasi Paparan Wamen dan Paparan Promosi Wilayah Amerika dan Pasifik, Kemenparekraf 2012


(20)

Tabel 1.7 diatas merupakan strategi dan kebijakan yang telah dibuat oleh Kemenparekraf dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan menetapkan sasaran sebanyak 9 juta wisatawan di tahun 2013. Sebuah nation brand di suatu negara seharusnya ada, dengan atau tanpa kesadaran upaya dalam membuat nation brand, sebagaimana setiap negara saat ini mempunyai masing-masing citra di mata audiens internasional, baik itu kuat atau lemah, jelas atau samar. Melihat elemen-elemen dari nation branding, “Wonderful Indonesia” yang telah diterapkan oleh Indonesia mewakili identitas Indonesia sebagai negara yang memiliki wonderful nature, wonderful culture, wonderful people, wonderful food dan wonderful price. Pendekatan terhadap brand ini mempertahankan karakteristik Indonesia yang sudah melekat di benak masyarakat dan juga diharapkan akan mendukung program-program pemasaran pariwisata yang akan datang. Peningkatan citra melalui strategi nation branding ini akan mempengaruhi persepsi wisatawan yang nantinya akan menjadi pertimbangan untuk menentukan keputusan wisatawan berkunjung ke Indonesia karena pemilihan tujuan wisata tentunya terjadi melalui proses keputusan berkunjung yang dilakukan oleh wisatawan. Sehingga dalam prosesnya wisatawan dihadapkan dalam berbagai pilihan kebutuhan untuk berwisata yang dipengaruhi faktor-faktor yang relevan.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka perlu dilakukan penelitian dengan

judul “PENGARUH STRATEGI NATION BRANDING “WONDERFUL INDONESIA” TERHADAP PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG


(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran nation branding “Wonderful Indonesia”.

2. Bagaimanakah gambaran proses keputusan berkunjung wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia.

3. Seberapa besar pengaruh nation branding “Wonderful Indonesia” yang terdiri dari people, tourism, culture dan heritage terhadap proses keputusan berkunjung wisatawan Australia untuk berkunjung ke Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Nation branding “Wonderful Indonesia” yang terdiri dari people, tourism, culture dan heritage.

2. Proses keputusan berkunjung wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. 3. Pengaruh nation branding “Wonderful Indonesia” yang terdiri dari people,

tourism, culture dan heritage terhadap proses keputusan berkunjung wisatawan ke Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan teoritis:

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu mengenai manajemen pemasaran pariwisata, khususnya mengenai


(22)

nation branding dan proses keputusan berkunjung, serta dapat memberikan masukan bagi para pelaku dan peneliti dalam pengembangan dunia pariwisata.

2. Kegunaan praktis:

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dapat mengembangkan strategi pemasaran dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia melalui strategi nation branding.


(23)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan mengukur mengenai kinerja nation branding yang dimiliki Indonesia, yakni “Wonderful Indonesia” terhadap proses keputusan berkunjung wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini sebagai variabel bebas atau independent adalah nation branding sebagai (X) yang terdiri dari tourism (X1), people (X2), culture and heritage (X3), dan proses keputusan

berkunjung sebagai Y yang merupakan variabel terikat yang terdiri dari participation decision, tourism budget decision, frequency and length of stay decisions, kind of destination, final destination dan mode of transportation choice. Adapun yang dijadikan unit responden adalah wisatawan Australia yang masuk melalui bandara internasional Soekarno-Hatta dan Ngurah-Rai.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah metode cross sectional. Sugiyono (2008:8) mengemukakan bahwa metode cross sectional adalah “Metode penelitian yang mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan 3.2.1.1 Jenis Penelitian


(24)

Berdasarkan veriabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut

Sugiyono (2010:53) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan/atau mencari hubngan

variabel satu sama lain”.

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai nation branding dan keputusan berkunjung wisatawan. Sedangkan verifikatif,

menutut Sugiyono (2008:36) adalah “Penelitian yang membandingkan keberadaan

satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu

yang berbeda”. Penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, penelitian verifikatif dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui perngaruh nation branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

3.2.1.2 Metode yang Digunakan

Berdasarkan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Menurut Kellenger dalam Sugiyono (2008:37), bahwa yang dimaksud dengan metode survey adalah sebagai berikut,

Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.


(25)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi Nation Branding dan Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan. Adapun sebagai variabel X adalah Nation Branding yang terdiri dari tourism, people, culture and heritage. Sedangkan Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan sebagai variabel Y yang terdiri dari participation decision, tourism budget decision, frequency and length of stay decisions, kind of destination, final destination dan mode of transportation choice. Untuk lebih jelasnya maka disajikan pada tabel operasional variabel berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No

Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Nation Branding

(X)

Nation branding adalah reputasi negara yang mirip dengan sebuah citra merek perusahaan atau produk dan sama pentingnya. Sebuah nation brand mencerminkan realitas yang kompleks dari suatu negara dengan cara

merangkum budaya, sejarah, masyarakat, pemerintah dan bisnis di dalam suatu motto atau gambar. (Anholt, 2007:271)

Tourism

Tourism dapat menciptakan citra visual

dari suatu negara dan mempengaruhi kinerja

bangsa dan masuknya investor asing (Anholt,

2005:101)

Natural Attraction

Tingkat kemenarikan

atraksi alam di Indonesia Ordinal 1 Tingkat keunikan atraksi

alam di Indonesia Ordinal 2

Man-made attraction

Tingkat kemenarikan

atraksi buatan di Indonesia Ordinal 3 Tingkat keunikan atraksi

buatan di Indonesia Ordinal 4

People People mengukur

reputasi suatu negara dilihat dari kompetensi

Keramahan dan keterbukaan

penduduk

Tingkat keramahan


(26)

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

penduduknya, keterbukaan, dan keramahan (Anholt,

2005:101)

Tingkat kenyamanan

berkomunikasi Ordinal 6 Tingkat keterbukaan

penduduk Ordinal 7

Skilled workforce

Tingkat keterampilan

karyawan di hotel Ordinal 8 Tingkat keterampilan

karyawan di DTW Ordinal 9 Tingkat keterampilan

karyawan di public services

Ordinal 10

Culture and Heritage

Culture mengungkapkan persepsi global suatu

negara (Anholt, 2005:101))

Cultural history and heritage

Tingkat keaslian warisan

budaya di Indonesia Ordinal 11 Tingkat kemenarikan

warisan budaya di Indonesia

Ordinal 12

Tingkat keunikan warisan

budaya di Indonesia Ordinal 13 Tingkat keberagaman

warisan budaya di Indonesia

Ordinal 14

Proses Keputusan Pembelian

(Y)

Most of the people consider consciously or unconsciously a process of decisions concerning their holidays trips through stages until finally decide on their final decision

(Eugenio-Martin: 2003:2)

Pertimbangan terlebih dahulu yang menyangkut pilihan untuk berpergian atau

tidak dalam kurun waktu tertentu (Eugenio-Martin: 2003:4) Participation Decision Tingkat kebutuhan berdasarkan minat/hobi berdasarkan dorongan pribadi

Ordinal 15

Tingkat keinginan untuk mencoba pengalaman baru berdasarkan kemudahan akses

Ordinal 16

Tingkat keinginan untuk berkunjung berdasarkan ketersediaan informasi tentang destinasi

Ordinal 17

Tingkat keinginan untuk berkunjung berdasarkan persepsi wisatawan terhadap destinasi


(27)

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Banyak pengeluaran pariwisata yang mungkin akan dikeluarkan (Eugenio-Martin: 2003:7) Tourism Budget Decision

Tingkat alokasi biaya

untuk persiapan perjalanan Ordinal 19 Tingkat alokasi biaya

untuk transportasi Ordinal 20 Tingkat alokasi biaya

untuk akomodasi Ordinal 21 Tahap dimana

wisatawan memutuskan seberapa sering dan untuk berapa lama akan

tinggal di destinasi pilihan (Eugenio-Martin:

2003:12)

Frequency and Length of Stay

Decisions

Tingkat frequency

berkunjung Ordinal 22

Tingkat lamanya

berkunjung Ordinal 23

Tahap dimana wisawatan mempertimbangkan

jenis wisata atau destinasi yang diinginkan, apakah memenuhi kriteria dan

kebutuhan wisatawan atau tidak (Eugenio-Martin: 2003:15) Kind of Destination Decisions

Tingkat variasi DTWyang diberikan di destinasi tujuan

Ordinal 24

Tingkat kepopuleran

destinasi yang dituju Ordinal 25

Tahap dimana wisatawan membentuk

niat dan keputusan untuk melakukan kegiatan wisata (Eugenio-Martin: 2003:19) Final Destination Tingkat kesesuaian destinasi dengan kebutuhan

Ordinal 26

Tingkat kesesuaian

destinasi dengan persepsi Ordinal 27

Pilihan bagaimana cara menuju destinasi yang

dituju (Eugenio-Martin: 2003:19) Mode of Transportation Choice Tingkat variasi

transportasi Ordinal 28

Tingkat kualitas


(28)

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tingkat kesesuain harga dan servis transportasi yang didapat

Ordinal 30

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Ulber Silalahi (2010:180) tentang definisi pengumpulan data adalah sebagai berikut,

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.Oleh karena itu, data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai salah satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu.

Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan melalui berbagai sumber.Data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Ulber Silalahi (2010:289-291) memberikan pengertian sebagai berikut,

Data primer adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah

dari pelaku yang disebut “first-hand information”. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.

Berdasarkan jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut:


(29)

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Data Primer Sumber

Digunakan untuk Tujuan Penelitian

T-1 T-2 T-3

Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Nation Branding Indonesia

Wisatawan √ - √

Tanggapan Wisatawan Australia terhadap Proses Keputusan Berkunjung

Wisatawan - √ √

Data Sekunder Sumber

Data Kunjungan

Wisatawan Australia ke Indonesia

Website

Kemenparekraf - - -

The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013

Website World

Economy Forum - - -

Profil Kawasan Website

Kemenparekraf - - -

Kegiatan Pemasaran

Indonesia Kemenparekraf - - -

Sumber: Data primer, diolah kembali

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:115) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Ulber Silalahi (2010:253)

menyatakan bahwa “Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel


(30)

Populasi pada penelitian ini adalah wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia melalui bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah-Rai.Penyebaran angket di dua tempat tersebut dimaksudkan untuk memudahkan penyebaran angket pada populasi sasaran. Berikut proposisi jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia melalui kedua bandara tersebut,sebagai berikut:

TABEL 3.3

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN AUSTRALIA KE INDONESIA MELALUI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA DAN

NGURAH-RAI TAHUN 2012

Bandara Jumlah Wisatawan

Soekarno-Hatta Jakarta 84.161

Ngurah Rai Bali 786.535

Total 870.696

Sumber: Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia melalui bandara internasional Soekarno-Hatta dan Ngurah-Rai.

3.2.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010:116) mengemukakan bahwa “Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Penelitian sampel dapat dilakukan jika populasi terlalu besar dan tersebar sehingga sulit untuk dijangkau oleh peneliti, sulit dalam mengolah data, dan membutuhkan biaya dan waktu yang terlalu banyak.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia, melalui dua pintu masuk utama Indonesia. Untuk


(31)

menghitung sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003:141) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir Perhitungan Rumus Slovin

n = Sampel N = 870.696 e = 10 %

n = 99.98 = dibulatkan menjadi 100

Berdasarkan perhitungan di atas dengan menggunakan sumus Slovin dengan tingkat kelonggaran sebesar 10 % maka diperoleh ukuran sampel (n) minimal sebesar 100. Jadi dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 120 orang dari sebagian wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia. 3.2.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2010:116) mengatakan bahwa “Teknik sampling

adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling merupakan cara atau teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian. Sugiyono (2010:116) menjelaskan bahwa “Probability sampling

n

=

N

1

+

Ne

2

n

=

N

1

+

Ne

2

n = 870.696 1+870.696 * 0.12


(32)

adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Dalam

penelitian ini teknik yang digunakan adalah stratified random sampling. Menurut

Nazir (2004:291), mengemukakan bahwa “Sampel yang ditarik dengan

memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sampel secara randomdari setiap stratum”, dengan rumus sebagai berikut:

Dimana fi adalah sampling fraction stratum i Besarnya subsampel per stratum adalah:

ni = fi . n

Berikut proposisi sampel wisman di kedua bandara tersebut: TABEL 3.4

PROPOSISI SAMPEL WISMAN DI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA DAN NGURAH RAI

No Bandara Perhitungan Sampel

1 Soekarno-Hatta x 120 12

2 Ngurah Rai x 120 108

Total 120

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam teknik ini adalah:

1. Populasi dikelompokkan dalam kelompok yang bersifat homogen, kemudian disesuaikan dengan karakteristik dalam setiap strata. Dalam penelitian ini, populasi yang dibagi yaitu dari jumlah kunjungan


(33)

wisatawan yang berkunjung ke Indonesia melalui bandara internasional Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai berdasarkan asal negara yaitu Australia. 2. Tentukan sebuah checkpoint, dalam penelitian ini yang menjadi tempat

checkpoint adalah bandara internasional Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai. 3. Sampel yang ditarik dari setiap strata dilakukan secara random, setelah itu

dilakukan analisis atribut dan keterangan yang diteliti. Dalam pelaksanaannya, wisatawan yang dijadikan sampel penelitian ditarik secara random.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2010:116)

menerangkan bahwa “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah mendapatkan data melalui wawancara yang dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon”.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Studi literatur diperuntukkan untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori yang berkaitan dengan masalah dan variabel-variabel yang diteliti.


(34)

2. Wawancara

Wawancara sebagai bentuk teknik komunikasi langsung untuk mengetahui pendapat responden dan juga untuk mengetahui program-program strategi pemasaran yang dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisman.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

4. Observasi

Observasi dilakukan untuk meninjau lebih lanjut dan memberi pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

Gambaran yang lebih jelas dari teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah sebagai berikut:

TABEL 3.5

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

No Teknik

Pengumpulan Data Sumber Data

Digunakan untuk Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3

1 Wawancara

Pihak Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

Indonesia

√ - - Wisatawan Australia yang

berkunjung ke Indonesia √ √ √

2 Observasi Kegiatan Pemasaran

Pariwisata Indonesia √ - -

3 Kuesioner Wisatawan Australia yang

berkunjung ke Indonesia √ √ √

4 Studi Kepustakaan

Nation branding dan proses keputusan berkunjung

wisatawan


(35)

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Pengujian Validitas

Data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena data memberikan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi untuk membentuk hipotesis. Oleh karena itu benar atau tidaknya data dapat menentukan mutu hasil penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrument adalah rumus teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearsonyakni sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2010:249) Keterangan:

rxy=

n

å

XY - (

å

X)(Y)


(36)

r = koefisien korelasi antara variabel bebas dan terikat,dua variabel yang dikorelasikan

X = skor untuk pernyataan yang dipilih Y = skor total

X = jumlah skor dalam distribusi X Y = jumlah skor dalam distribusi Y

X2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X Y2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = jumlah sampel

Uji validitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu sebuah software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solution). Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 3.6

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010:250)

Sedangkan untuk pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi sebesar 5 %. Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut:


(37)

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf

signifikasi α=0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel

Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for mac. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti. Berikut adalah hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti kepada 30 responden penelitian.

TABEL 3.7

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No. Pertanyaan Signifikansi Taraf

Signifikasi

Keterangan Valid NATION BRANDING

Tourism

1 Kemenarikan atraksi alam

di Indonesia 0,000 0,05 Valid

2 Keunikan atraksi alam di

Indonesia 0,000 0,05 Valid

3 Kemenarikan atraksi

buatan di Indonesia 0,000 0,05 Valid

4 Keunikan atraksi buatan di

Indonesia 0,000 0,05 Valid

People

5 Keramahan penduduk

Indonesia 0,000 0,05 Valid

6 Kenyamanan

berkomunikasi 0,000 0,05 Valid

7 Keterbukaan penduduk 0,000 0,05 Valid

8 Keterampilan karyawan di

hotel dan restoran 0,000 0,05 Valid

9 Keterampilan karyawan di

DTW 0,000 0,05 Valid

10 Keterampilan karyawan di


(38)

No. Pertanyaan Signifikansi Taraf Signifikasi

Keterangan Valid Culture and Heritage

11 Keaslian warisan budaya

di Indonesia 0,002 0,05 Valid

12 Kemenarikan warisan

budaya di Indonesia 0,000 0,05 Valid

13 Keunikan warisan budaya

di Indonesia 0,000 0,05 Valid

14 Keberagaman warisan

budaya di Indonesia 0,000 0,05 Valid

PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Participation Decision 15 Keinginan untuk berkunjung berdasarkan minat/hobi dan berdasarkan dorongan pribadi/diri sendiri

0,000 0,05 Valid

16

Keinginan untuk

berkunjung berdasarkan kemudahan akses

0,000 0,05 Valid

17

Keinginan untuk

berkunjung berdasarkan ketersediaan informasi tentang destinasi

0,000 0,05 Valid

18

Keinginan untuk

berkunjung berdasarkan persepsi terhadap citra destinasi

0,000 0,05 Valid

Tourism Budget Decision

19 Alokasi biaya untuk

persiapan perjalanan 0,000 0,05 Valid

20 Alokasi biaya untuk

transportasi 0,000 0,05 Valid

21 Alokasi biaya untuk

akomodasi 0,045 0,05 Valid

Frequency and Length of Stay Decision

22 Frekuensi berkunjung 0,000 0,05 Valid

23 Lamanya berkunjung 0,000 0,05 Valid

Kind of Destination Decision

24

Variasi DTW yang diberikan di destinasi tujuan (Indonesia)

0,000 0,05 Valid

25 Kepopuleran destinasi


(39)

No. Pertanyaan Signifikansi Taraf Signifikasi

Keterangan Valid Final Destination

26 Kesesuaian destinasi

dengan kebutuhan 0,000 0,05 Valid

27 Kesesuaian destinasi

dengan persepsi 0,000 0,05 Valid

Mode of Transportation Choice

28 Variasi transportasi 0,000 0,05 Valid

29 Kualitas transportasi 0,002 0,05 Valid

30

Kesesuaian harga dan servis transportasi yang didapat

0,016 0,05 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 3.7 pengukuran validitas pada 30 item pertanyaan untuk variabel nation branding dan proses keputusan berkunjung mempunyai rata-rata signifikansi 0,00. Hal ini menyatakan bahwa instrument tersebut mempunyai validitas dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang benar karena mempunyai validitas kurang dari jika dibandingkan dengan 0,05.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:247) bahwa reliabilitas menunjukkan tingkat keandalan tertentu. Diartikan bahwa realibilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengupul data, karena reliable berarti dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilias intrumen dengan rentang skor antara 1-5 menggunakan rumus Cronbach Alpha (Husein Umar, 2006:146) yaitu:


(40)

r

11

=

k

(

k

-

1)

é

ë ê

ù

û ú

1

-s

b 2

å

s

t 2

é

ë

ê

ê

ù

û

ú

ú

Sumber: Husein Umar (2009:170) Keterangan:

r11= reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

s

b 2

å

= jumlah varians butir tiap pertanyaan

2

t

 = varians total

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan sebagai berikut:

s

2

=

x

2

-

( )

å

x

2

n

å

n

Sumber: Husein Umar (2009:170) Keterangan:

n = jumlah sampel

σ = nilai varians

x = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Uma Sekaran (2006:177) mengemukakan:

Alpha cronbach merupakan keadaan yang menunjukan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi atau satu sama lain. Alpha cronbach dihitung dalam hal rat-rata interkorelasi antar item yang mengukur konsep. Semakin dekat Alpha cronbach dengan angka 1 maka semakin tinggi keandalan konsisitensi internal.


(41)

Koefisien Alpha cronbach (Cσ) merupakan statistik paling umum yang dugunakan untuk menguji realibilitas suatu instrumen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software komputer SPSS 20.0. Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:

TABEL 3.8

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel C σ Keterangan

1 Nation Branding 0,850 0,700 Reliabel

2 Proses Keputusan Berkunjung 0,888 0,700 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan Tabel 3.8 variabel yang memiliki nilai reliabilitas tertinggi adalah nation branding dengan nilai Chitung sebesar 0,895, sedangkan proses

keputusan berkunjung memiliki nilai Chitung sebesar 0,888. Cσ masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai 0,700 maka instrumen pebelitian dinyatakan reliabel atau memiliki tingkat keandalan tinggi.

3.2.7 Rancangan Analisis Data

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket). Kuisioner ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dari data mengenai nation branding (X) yang terdiri dari tourism, people, culture and heritage dan proses keputusan berkunjung (Y). Teknik analisis data merupakan cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna serta untuk menguji hipotesis yang telah


(42)

dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.

Proses untuk menguji hipotesis di mana metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis jalur (path analysis). Dalam hal ini, analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) baik secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu juga analisis jalur merupakan satu tipe analisis multivariat untuk mempelajari efek-efek langsung dan tidak langsung dari sejumlah variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel sebab (yang disebut ultimate variabel) terhadap variabel lainnya yang disebut variabel akibat. Untuk memenuhi persyaratan digunakannya metode analisis jalur maka sekurang-kurangnya data yang diperoleh adalah data interval.

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analys atau analisis jalur. Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas terhadap variabel terkait. Setiap pernyataan dari angket terdiri dari lima kategori penilaian, yaitu sebagai berikut:

TABEL 3.9

ALTERNATIF JAWABAN MENURUT SKALA LINKERT

Alternatif Jawaban Skala

Sangat setuju/selalu/sangat positif 5

Setuju/sering/positif 4

Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3

Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2

Sangat tidak setuju/tidak pernah 1


(43)

Operasi matematika tidak berlaku untuk data ordinal, maka dalam proses merubahnya menjadi data interval dipakai proporsi untuk menentukan nilai dari setiap poin angka ordinal. Proporsi itu akan menjadi dasar besar nilai interval dari nilai ordinalnya. Langkah-langkah dalam teknik analisis data verifikatif dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Method of Successive Interval (MSI)

(Method of Successive Interval merupakan metode untuk merubah data ordinal menjadi skala interval berurutan menurut Harun Al Rasyid (1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menentukan frekuensi setiap respon

b. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel

c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif

d. Menentukan nilai batas Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

e. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon.

f. Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformedscale value (TSV), melalui persamaan berikut:


(44)

Dalam penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel dengan variabel dependen serta akan ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

2. Path Analysis (Analisis Jalur)

Data penelitian yang berskala interval kemudian akan ditentukan pasangan data variabel independen dari semua penelitian. Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan, terdapat pengaruh antar variabel penelitian. Hipotesis tersebut digambarkan dalam paradigma sebuah penelitian sebagai berikut

Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan, terdapat hubungan antara tiap variabel penelitian.

GAMBAR 3.1

STRUKTUR KAUSAL ANTARA X DAN Y Keterangan: X = Nation Branding

Y = Proses Keputusan Berkunjung = Epsilon (variabel lain)

Struktur hubungan di atas menunjukkan bahwa nation branding berpengaruh terhadap proses keputusan berkunjung. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara nation branding dan proses keputusan berkunjung yaitu variabel residu dan dilambangkan dengan , namun pada penelitian ini variabel tersebut tidak diperhatikan.

X Y


(45)

Struktur hubungan antara nation branding (X) dan proses keputusan berkunjung (Y) diuji melalui analisis jalur dengan hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara nation branding (X) yang terdiri dari tourism (X1.1), poeple (X1.2), culture and heritage (X1.3) terhadap proses

keputusan berkunjung (Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1.Menggambar struktur hipotesis

GAMBAR 3.2

DIAGRAM JALUR HIPOTESIS

2.Selanjutnya diagram hipotesis di atas diterjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut:

GAMBAR 3.3

JALUR SUB STRUKTUR HIPOTESIS Keterangan:

X1 = Nation branding

Y

X X1.1

X X1.2

X X1.3 X X1

X Y


(46)

X1.1 = Tourism

X1.2 = People

X1.3 = Culture and heritage

Y = Proses keputusan berkunjung

 = Epsilon (Variabel lain)

Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas

R1 = =

3.Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis Menghitung matriks invers korelasi

R1 -1 =

4.Menghitung semua koefisien jalur melalui rumus Menghitung matriks invers korelasi

X1.1 X1.2 X1.3

1 r X1.1 X1.2 r X1.3 X1.1

1 r X1.3 X1.2

1

X1.1 X1.2 X1.3

C1.1.1.1 C1.1.1.2 C1.2.1.3

C1.2.1.2 C1.2.1.3

C1.3.1.3

X1.1 X1.2 X1.3

Pyx1.1 C1.1.1.1 C1.1.1.2 C1.1.1.3 ryx1.1

Pyx1.2 C1.1.1.2 C1.1.1.3 = ryx1.2


(47)

5.Hitung R2Y (X1.1, X1.2, X1.3) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total

X1.1, X1.2, X1.3 terhadap Y dengan menggunakan rumus:

R2Y (X1.1,…, X1.2) = PYX1.1,…,PYX1.3 RYX1.1

…. RYX1.3

6.Pengujian secara keseluruhan dengan uji F Keputusan penerimaan atau penolakan Ho Rumusan hipotesis operasional

Ho: PYX2.1 = PYX2.2 = PYX2.3 = 0

HI: sekurang-kurangnya ada sebuah PPYXi  0,i= 1, dan 2 statistik uji yang

digunakan adalah

a. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel Pengaruh X1 Terhadap Y

Pengaruh X1.1 terhadap Y

Pengaruh Langsung = PYX1.1.PYX1.1

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.2) = PYX1.1.rX1.1X1.2.PYX1.2

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.3) = PYX1.1.rX1.1X1.3.PYX1.3+

Pengaruh total X1.1 terhadap Y = ………

Pengaruh X1.2 terhadap Y

Pengaruh Langsung = PYX1.2.PYX1.2

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.1) = PYX1.1.rX1.1X1.1.PYX1.1

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.3) = PYX1.1.rX1.1X1.3.PYX1.3+

Pengaruh total X1.2 terhadap Y = ………

Pengaruh X1.3 terhadap Y

Pengaruh Langsung = PYX1.3.PYX1.3

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.1) = PYX1.1.rX1.1X1.1.PYX1.1

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.2) = PYX1.1.rX1.1X1.2.PYX1.2+

 

k i i X X i X X k i i X X X X

r

P

k

r

P

k

n

F

i 1 1 1 1 1 1

1

(

)

1

(


(48)

Pengaruh total X1.3 terhadap Y = ………

b.Menghitung pengaruh variabel lain () dengan rumus sebagai berikut.

7.Pengujian secara individual dengan uji t

Hasil Fhitung dibandingkan dengan tabel distribusi F-Snedecor, apabila

Fhitung≥ Ftabel, maka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada pengujian

secara individual, statistik yang digunakan adalah

t mengikuti distribusi t-student dengan derajat kebebasan n-k-1.

Hasil Fhitung dibandingkan dengan tabel distribusi F-Snedecor, apabila

Fhitung≥ Ftabel, maka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada pengujian

secara individual, statistik yang digunakan adalah

t mengikuti distribusi t-student dengan derajat kebebasan n-k-1.Langkah-langkah teknik analisis data di atas, dibantu dengan menggunakan Software program SPSS Versi 20 yaitu menguji pengaruh variabel nation branding (X1) yang terdiri dari

) 3 . 1 .. .,... 2 . 1 . 1 . 1 ( 2 2

2

1

X X X X

X

R

P

) 1 ( ) )( 1

( 22( 1.1, 1.2, 1.3) 1 1        k n C C C R P P t J j ij ii X X X XJ X Xi X ) 1 ( ) )( 1

( 2 ( 1.1, 1.2.,..., 1.4) 1 1        k n C C C R P P t J j ij ii X X X Y XJ X Xi X


(49)

tourism (X1.1), people (X1.2), culture and heritage (X1.3)terhadap proses

keputusan berkunjung (Y)

Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut Sugiyono (2010:252) dapat ditulis sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

Jika thitung < ttabel maka Ho ditolak dan H1 ditolak

Pada taraf kesalahan 0,1 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

H= 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel nation branding (X1) yang

terdiri dari tourism (X1.1), people (X1.2), culture and heritage (X1.3)terhadap

proses keputusan berkunjung (Y) ke Indonesia.

Ha ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara variabel nation branding (X1) yang terdiri

dari tourism (X1.1), people (X1.2), culture and heritage (X1.3)terhadap proses


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan path analysis antara nation branding dengan proses keputusan berkunjung wisatawan Australia ke Indonesia maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Nation branding di Indonesia mendapatkan penilaian yang tinggi dari wisatawan Australia sesuai dengan garis kontinum nation branding berada pada kategori tinggi. Nation branding itu sendiri terdiri dari tourism, people, dan culture and heritage. Sub variabel yang mendapatkan nilai tertinggi adalah tourism karena Indonesia sudah mampu memposisikan gambaran bahwa pariwisata dan kekayaan alam maupun budaya yang ada di Indonesia dengan baik. Sementara untuk penilaian terendah adalah people karena menurut wisatawan servis yang mereka dapat kurang baik karena kurangnya keterampilan dari karyawan yang ada.

2. Penelitian menunjukkan bahwa sub variabel dari nation branding yang memberikan pengaruh terbesar terhadap proses keputusan berkunjung adalah people, tetapi people mendapatkan penilaian yang cukup kecil dari wisatawan Australia. Hal ini bisa disebabkan kurangnya kepuasan wisatawan akan servis yang diterima.

3. Proses keputusan berkunjung wisatawan Australia ke Indonesia secara umum berdasarkan garis kontinum berada pada tingkat tinggi. Proses keputusan


(51)

berkunjung wisatawan dinilai berdasarkan participation decision, tourism budget decision, frequency and length of stay, kind of destination decision, final destination, dan mode of transportation choice. Berdasarkan hasil penelitian, yang mendapatkan penilaian paling tinggi adalah kind of destination, hal ini disebabkan karena pada tahap ini wisatawan mempertimbangkan jenis wisata dan destinasi yang diinginkan, apakah akan memenuhi kebutuhan atau tidak, tahan ini merupakan tahap sebelum pada akhirnya wisatawan memutuskan untuk berkunjung atau tidak. Sedangkan yang memiliki penilaian terendah adalah mode of transportation choice karena kondisi transportasi di Indonesia kurang baik, bertolak belakang dengan banyaknya destinasi yang dapat dikunjungi.

4. Penelitian memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh antara nation branding yang terdiri dari tourism, people, dan culture and heritage terhadap proses keputusan berkunjung wisatawan Australia ke Indonesia. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin baik tanggapan wisatawan terhadap nation branding Indonesia maka semakin tinggi proses keputusan berkunjung ke Indonesia.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut dengan harapan dapat memberikan masukan bagi perkembangan pemasaran pariwisata di Indonesia yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

1. Dalam pariwisata, wisata alam ataupun wisata buatan merupakan hal yang terpenting. Indonesia yang kaya akan keindahan alam dan budayanya perlu


(52)

mempertahankan dan memperhatikan kondisi di lokasi daya tarik wisata, baik itu kebersihan dan juga keamanannya untuk turis asing. Walau banyak potensi wisata di Indonesia yang belum tergarap, Kemenparekraf perlu memperhatikan, mengelola, dan memelihara daerah wisata yang sudah tergarap, baik itu wisata alam atau wisata budaya.

2. Masyarakat yang ada di suatu negara memainkan peran yang penting dalam hal pemasaran pariwisata di suatu negara, hal ini dikarenakan konsumen mengasosiasikan orang yang memberikan layanan sebagai bagian dari produk itu sendiri. Penilaian people dalam penelitian ini memiliki nilai yang kecil, maka dari itu untuk meningkatkan penilaian wisatawan terhadap masyarakat atau para pelaku pariwisata Kemenparekraf sebaiknya mengadakan pelatihan untuk para pelaku pariwisata. Melalui program Destination Management Organization (DMO), Kemenparekraf sudah melakukan pelatihan untuk pemandu wisata di beberapa daerah wisata, maka sebaiknya menambahkan pelatihan yang ditujukan untuk pelaku pariwisata di hotel atau restoran.

3. Potensi pariwisata yang ada di Indonesia sangat beraneka-ragam, selain bisa untuk menambah devisa negara, hal ini juga bisa meningkatkan perekonomian rakyat setempat. Namun potensi pariwisata baik alam dan budaya tersebut terkendala akibat infrastruktur yang tidak mendukung. Seperti contoh, akses jalan, bandara, atau pelabuhan yang tidak mendukung untuk mencapai lokasi wisata. Kemenparekraf perlu memperbaiki infrastruktur pariwisata di Indonesia dan menyediakan sarana dan promosi yang lebih baik.


(53)

4. Berdasarkan penelitian ini, nation branding secara umum terbukti mempengaruhi proses keputusan berkunjung wisatawan Australia ke Indonesia. Oleh sebab itu, sebaiknya jika insan pariwisata turut menjaga dan meningkatkan gambaran yang baik akan nation branding Indonesia ini agar sesuai dengan nation branding

pariwisata Indonesia yaitu “Wonderful Indonesia” yang memiliki arti wonderful

nature, wonderful culture, wonderful value of money, wonderful people dan juga wonderful food.

5. Penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih luas mengenai strategi yang dilakukan industri pariwisata, selain itu peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian misalnya mengenai positioning pariwisata sebuah destinasi dilihat dari nature, culture, value of money, people dan food terhadap persepsi atau citra wisatawan asing.


(1)

111

4. Berdasarkan penelitian ini, nation branding secara umum terbukti mempengaruhi proses keputusan berkunjung wisatawan Australia ke Indonesia. Oleh sebab itu, sebaiknya jika insan pariwisata turut menjaga dan meningkatkan gambaran yang baik akan nation branding Indonesia ini agar sesuai dengan nation branding pariwisata Indonesia yaitu “Wonderful Indonesia” yang memiliki arti wonderful nature, wonderful culture, wonderful value of money, wonderful people dan juga

wonderful food.

5. Penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih luas mengenai strategi yang dilakukan industri pariwisata, selain itu peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian misalnya mengenai positioning pariwisata sebuah destinasi dilihat dari nature, culture, value of money, people dan food terhadap persepsi atau citra wisatawan asing.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan. 2009. Marketing. Jakarta: PT.Buku Kita

Anholt, Simon. 2007. Competitive Identity: The New Brand Management for Nations, Cities and Regions. Basingstoke: Palgrave Macmillan.

________. 1998. „Nation-Brands of the Twenty-First Century‟, Journal of Brand Management, 5(6): 395–406

________. 2003. Brand New Justice. The Upside of Global Branding. London: Butter- worth-Heinemann.

Blackwell, R.D., Engel,J.F., Miniar,P.W. 2006. Consumer Behavior. 9th ed. USA:Harcourt. 134.

Blain, C., Levy, S.E., & Ritchie, J. R. B. (2005). Destination Branding: Insights and Practices from Destination Management Organizations. Journal of Travel Research, 43(4), 328-338.

Buchari Alma. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta

Choi, H.C. & Sirakaya, E. 2006. Sustainability indicators for managing community tourism. Tourism Management, Vol. 27, pp.1274-1289.

Chun-An Chen, Hsien-Li Lee, Ming-Huang Lee, Y a-Hui Yang. 2011. How to

Develop Taiwan‟s Tourism Nation Brand. Academic Journal.

Correia Antonia, Adriano Pimpao. 2008. Decision-making Process of Portugese Tourist Travelling to South America and Africa. Faculty of Economic, University of Algarve, Fasro, Portugal.

Csaba, F. 2005. Corporate Branding. Purpose People Process, Copenhagen Business School Press, Copenhagen.

Dinnie,Keith. 2008. Nation Branding: concepts, issues, practice. Amsterdam: Elsevier.

Direktorat Jenderal Pemasaran. 2013. Rakor Sinkronisasi Program Pemasaran Pariwisata Indonesia 2013. Kemenparekraf


(3)

113

Eugenio-Martin, Juan. 2003. Modelling Determination of Tourism Demand As A 5-Stage Process. A Discrete Choice Methodological Approach. Environment Department University of York. 341-354

F. Woo Yee. 2009. Nation Branding: A Case Study of Singapore. University Nevada. Las Vegas.

Fan, Y. 2006. Branding the nation: what is being branded?. Journal of Vacation Marketing, 12, 1, 5-14.

FutureBrand. 2012. Country Brand Index 2011-2012. Future Brand Gudjonsson, H. 2005. „Nation Branding‟, Place Branding, 1(3): 283–298.

Haven-Tang, C., & Jones, E. 2006. Using local food and drink to differentiate tourism destinations through a sense of place. Journal of Culinary Science and Technology, 4(4), 69-86.

Helmi, Jessica. 2011. A Conceptual Framework on the Relationship between Nation Brand Perception and Donation Behaviour. Deakin University.

Hermawan Kertajaya. 2002. Marketing Plus 2000; Siasat Memenangkan Persaingan Global, Jakarta: Granedia Pustaka Utama.

________. 2004. Hermawan Kertajaya on Brand; Seri 9 Elemen Marketing Mark Plus&Co, Bandung: Mizan Pustaka.

________. & Yuwoshadi. 2005. Attracting Tourist Traders Investors. Jakarta : Gramedia.

Husein Umar. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. ________. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisini Edisi Kedua.

Jakarta : Rajawali Pers.

Iliachenko. 2005. Exploring Culture,History, and Nature as Tourist Destination Branding Constructs. Journal of Academic Research.

Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.


(4)

Kotler, Gertner, P. A., David. 2002. Country as brand, product, and beyond: A place marketing and brand management perspective. Journal of Brand Management, Vol. 9, No. 4/5, 249-261.

________, Philip, and Garry Amstrrong. 2009. Principles of Marketing 12th Edition.

New Jersey : Prentince Hall.

________, Keller. 2012. Marketing Management 14th edition. New Jersey: Prentice Hall.

Lee Kyung Mi. 2009. Nation Branding and Sustainable Competitivenes s of Nations.

University Twentw. South Korea.

Lili Adi Wibowo. 2011. Handout Metodologi Penelitian.

Liu, Z.H. 2003. Sustainable tourism development: a critique. Journal of Sustainable Tourism, 11 (6), 459-475.

Marat, Erica. 2009. Nation Branding in Central Asia: A New Campaign to Present Ideas About the State amd The Nation. Europe-Asia Studies. Routledge,Vol. 61, No. 7, 1123-1136.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2011. Pengembangan Pariwisata Nasional. Kemenparekraf

O‟Shaughnessy, J. and O‟Shaughnessy, N. J. 2000. „Testing the Nation as a Brand:

Some Neglected Issues‟. Journal of Macromarketing,20(1):56 – 64.

Olins,W. 2002. „Branding the Nation – the Historical Context‟. Opinion Piece. Journal of Brand Management, 9(4–5): 241–248.

Oorni, A. 2004. Consumer Objectives and the Amount of Search in Electronic Travel and Tourism Markets. In: Mills, J.E. and Law, R. Eds 2004. Handbook of Consumer Behaviour, Tourism and the Internet. Binghamton: Haworth Hospitality Press

Pedersen, Søren Buhl. 2007. Making Space – An Outline of Place Branding in Samfundslitteratur. Frederiksberg, Denmark.. 9-55, 161-203, 255-233


(5)

115

Prucpairojku, Piyada & Supatana Triamsiriworaku. 2008. Thailand‟s Nation

Branding: A Study of Thai nation-brand equity and Capabilities. Malardalen University.

Puczko L. and Ratz T. 2007. “Trailing Goethe, Humbert and Ulysses Tourism:

Cultural Routes in Tourism”. Cultural Tourism: Global and Local

Perspectives. Haworth Press. New York.

Rahela Farooqi. 2009. Nation Branding: A Study of India‟s Brand Equity and

Capabiliites in Comparison to Two Other South Asian Countries. Pranjana: The Journal of Management Awareness.

Rasyid Harun. Al. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.

Bandung:Unpad.

Sue Jin Lee. 2011. The Korean Wave: The Seoul of Asia. Elon University.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.

Suharismi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta : Alfabeta.

Symons, M. 1999. Gastronomic authenticity and sense of place. In Proceedings of the 9th Australian Tourism and Hospitality Research Conference, Council for Australian University Tourism and Hospitality Education – Part Two (J. Molloy and J. Davies Eds.), pp.333-340, Bureau of Tourism Research. Szondi, G. 2008. Public diplomacy and nation branding: conceptual similarities and

differences Discussion papers in Diplomacy. The Hague: The Netherlands Institute of International Relations “Clingendael”.

________. 2010. From image management to relationship building: A public relations approach to nation branding. Place Branding & Public Diplomacy, 6, 4, 333-343.

Tjiptono, Fandy. 2011. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing: Jawa Timur. Ulber Silalahi. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.Refika Aditama. Uma Sekaran. 2006. Research Method of Business. Salemba Empat. Jakarta.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2013. Program dan Kegiatan Pemasaran Pariwisata 2013. Kemenparekraf


(6)

Website:

Akotia, Mathias. 2010. Nation branding and Nation Image. Feauture article 2010-11-14. (Accessed 05-07-12/2.35) [http://www.ghanaweb.com/ GhanaHomePage/NewsArchive/artikel.php?ID=197380]

Anholt, Simon. 2012. (accesed 02-03-12/5.00) [Available at http://www.simonanholt.com ]

Cromwell, T. Why nation brand is important for tourism. (accessed 10-0812/4.45) [Available at http://eastwestcoms.com/Why-Nation-Branding-Is-Important- For-Tourism.html]

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. (accessed 4-10-12/9.55) [Available at http://www.budpar.go.id ]

Markessinis, Andreas. 2010. Nation Branding. (accessed 05-07-12/2.40) [http://nation-branding.info/tag/andreas-markessinis/ ]

Teslik, L. H. 2007. Nation Branding Explained. (accessed 4-10-12/10.35) [http://www.cfr.org/publication/]

Tolba, Ahmed. 2010. Nation Branding: The Way To Go. (accessed 4-10-12/3.35) [http://www.amcham.org.eg/events_activities/committees/ArticleDetails.asp ?AI=33]

United Nations for World Tourism Organization (UNWTO). 2012. Perkembangan Pariwisata Indonesia (accessed 20-1-12/08.44) [Available at

http://www.investor.co.id/tourism/unwto-optimis-single-destination-asean-picu-pariwisata/27916 ]


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE JENDELA ALAM : Survei pada wisatawan yang berkunjung ke Jendela Alam.

1 13 59

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN : Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

0 2 58

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

13 39 49

PENGARUH BRAND POSITIONING WONDERFUL INDONESIA TERHADAP KEPUTUSAN WISATAWAN MANCANEGARA UNTUK BERKUNJUNG KE INDONESIA: Survei terhadap wisatawan asal Singapore, Malaysia, dan Australia.

1 1 66

PENGARUH FITUR WEBSITE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE KOTA BANDUNG.

0 2 43

PENGARUH DESTINATION BRANDING TERHADAP TOURIST RETENTION PADA WISATAWAN INDONESIA YANG BERKUNJUNG KE THAILAND : Survei pada wisatawan nusantara yang berkunjung ulang ke thailand melalui tour and travel di Bandung.

0 3 57

PENGARUH VACATIONSCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG: Survey terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung.

3 18 120

Pengaruh wisata Kuliner terhadap Keputusan Berkunjung Wisata bagi para Wisatawan ke Kota Bandung.

0 0 24

REPRESENTASI LOGO WONDERFUL INDONESIA SEBAGAI DESTINATION BRANDING PARIWISATA INDONESIA.

3 13 2

PENGARUH KUALITAS ATRIBUT PRODUK PARIWISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE KABUPATEN SUMEDANG

0 0 18