PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM PE

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT. PJB UBJ O&M PLTU 1 INDRAMAYU JAWA BARAT

PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM PELUMASAN TURBIN UAP

Disusun oleh

Nama

: Muhammad Azhar Rizki

NIM

: 5212413001

Jurusan/Prodi : Jurusan Teknik Mesin/Teknik Mesin S1

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

ABSTRAK

Muhammad Azhar Rizki Pengoprasian Dan Pemeliharaan Sistem Pelumasan Pada Turbin Uap

PT.PJB UBJO&M PLTU Indramayu, Jawa Barat

Jl. Sumur Adem,Kecamatan Sukra,Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

Teknik Mesin S1 – Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang

Tahun 2016

Proses produksi listrik pada pembangkit listrik tenaga uap tidak lepas dari turbin uap yang merupakan komponen utama dalam unit pemangkit. Pada rangkaian turbin dan generator terdapat 9 bantalan, untuk memperkecil gesekan pada saat rotor turbin berputar maka bantalan-bantalan penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas. Sistem pelumasan ini dilakukan oleh lube oil sistem , oleh karena itu diperlukan lube oil sistem pada turbin untuk mencegah kerusakan akibat gesekan pada rotor di unit pembangkit listrik

Sstem pelumasan turbin uap merupakan Suatu sistem yang mengatur pelumasan komponen-komponen yang bergerak dalam turbine dan bantalan ( bearing ) serta peralatan pendukung lainnya. Sistem ini mengatur agar fungsi pelumasan secara kontinyu pada turbin uap agar dapat berjalan dengan maksimal. Adapun hal-hal yang perlu di perhatikan diantaranya bagian-bagian sistem pelumasan turbin, siklus sistem pelumasan turbin, SOP sistem pelumasan turbin, dan parameter operasi, serta pemeliharaan.

Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan ini ,untuk memperoleh data yang falid dilakukan beberapa metode yaitu metode observasi, metode wawancara dan metode studi literatur.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat- Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan dapat

menyelesaikan laporan pratik kerja lapangan dengan judul “Sistem Pelumasan Turbin Uap ” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang dan dalam rangka memenuhi program perkuliahan semester VII. Laporan ini dibuat berdasarkan observasi umum yang telah dilakukan disebagian unit yang ada di PT PJB UBJ O&M Indramayu Jawa Barat, studi literatur, dan Maintenance unit yang dipakai untuk menyelesaikannya.

Perwujudan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa selalu memberikan doa agar penulis diberikan kemudahan, kelancaran, dan selalu memberi semangat kepada penulis.

2. Bapak Rusiyanto, S.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

3. Bapak Samsudin Anis, S.T., M.T., Ph.D. selaku Ketua Prodi Teknik Mesin S1 Universitas Negeri Semarang.

4. Bapak Dr. Eng. Karnowo S.T.,M.Eng. selaku Dosen Pembimbing PKL di

Jurusan Teknik Mesin Prodi Teknik Mesin S1 Universitas Negeri Semarang.

5. Bapak Dasir selaku SPV Maintenance Mesin 1 yang senantiasa memberikan arahan dalam kegiatan PKL.

6. Bapak Firman Adam selaku Pembimbing Lapangan PKL di PT PJB UBJ O&M Indramayu Jawa Barat

7. Mbak Neneng selaku Staff SDM yang telah membantu dalam mengurus proses administrasi selama PKL berlangsung.

8. Saudari Sofi Norcahyati yang selalu memberi suport dan doa serta masukan untuk penulis.

9. Mas Anas dan Mas Fadhil yang menjadi teman sekelopok dalam kegiatan PKL.

10. Semua teman-teman Prodi Teknik Mesin S1 Universitas Negeri Semarang yang telah mendukung dan memberikan semangat, serta memberikan bantuan dalam proses PKL.

11. Semua pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih memiliki banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar bisa menjadi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Indramayu, 20 Agustus 2016

Penulis

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 53

B. Saran ............................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55 LAMPIRAN .......................................................................................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Flow diagram turbine lube oil system ............................................... 56 Lampiran 2. Foto bersama tim maintenance mesin 1 ............................................ 57

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sedemikian pesat, sehingga menuntut mahasiswa untuk selalu siap mengahadapinya. Tidak hanya mengenai teori-teori saja yang diperoleh saat kuliah, akan tetapi mahasiswa juga dituntut dapat mengaplikasikannya dalam dunia kerja. Untuk menambah ilmu pengetahuan maka harus disertai suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan gambaran mengenai dunia kerja dan cara penerapan ilmu pengetahuan tersebut dengan cara mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL). PKL adalah salah satu cara untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dimiliki serta untuk dapat memperoleh pengalaman kerja di perusahaan atau suatu instansi.

Turbin uap merupakan salah satu bagian penting dari sistem pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Turbin mengubah energi yang terkandung dalam uap melalui sudu-sudu menjadi gerak putar pada poros turbin kemudian diteruskan ke generator sehingga menghasilkan listrik. Turbin merupakan bagian terpenting dari setiap pembangkit listrik. Dari sisi ekonomi juga merupakan bagian yang termahal dari sistem PLTU itu sendiri. Oleh karena itu perawatan dan penjagaan kondisi turbin harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar usia penggunaan turbin bisa semakin lama dan performa turbin juga dalam kondisi yang baik.

Proses produksi listrik di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu tidak lepas dari turbin uap yang merupakan komponen utama dalam unit pemangkit. Pada rangkaian turbin dan generator terdapat 9 bantalan, untuk memperkecil gesekan Proses produksi listrik di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu tidak lepas dari turbin uap yang merupakan komponen utama dalam unit pemangkit. Pada rangkaian turbin dan generator terdapat 9 bantalan, untuk memperkecil gesekan

PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu Jawa Barat merupakan salah satu perusahaan penghasil listrik yang cukup besar untuk daerah Jawa-Bali dan mempunyai peranan penting dalam perencanaan sistem kelistrikan di Indonesia, Dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada tanggal 25 juli 2016 sampai dengan 25 agustus 2016 di PLTU 1 Indramayu Jawa Barat penulis akan membahas mengenai Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Pelumasan pada Turbin uap di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu.

B. Batasan Masalah

1. Prinsip dan tujuan pelumasan

2. Bagian – bagian sistem pelumasan

3. Standar operasi, dan parameter operasi

4. Pemeliharaan sistem pelumasan turbin uap

C. Tujuan Kegiatan

1. Mengetahui dan memahami sistem pelumasan turbin di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu.Jawa Barat.

2. Mengetahui cara pengoperasian dan parameter serta pemeliharaan sistem pelumasan turbin di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu.Jawa Barat.

D. Manfaat Kegiatan

1. Mendapat pengalaman langsung di dunia kerja.

2. Mampu menerapkan metode penyelesaian masalah secara umum dengan menganalisa sampai menarik kesimpulan.

3. Memahami cara pengoperasian dan parameter serta pemeliharaan sistem pelumasan turbin di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu.Jawa Barat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan, pada tanggal

25 juli 2016 sampai dengan 25 agustus 2016 di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu Jawa Barat, yang beralamat di Desa Sumur Adem Kecamatan sukra Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

F. Metode Pegumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara penulisan yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap, tepat, dan jelas yang berhubungan dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan. Metode dalam pengumpulan data dan informasi dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan adalah:

1. Metode Observasi Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung ke lapangan mengenai objek yang akan dibahas pada laporan Praktek Kerja Lapangan ini, agar mendapat gambaran secara nyata tentang system, proses yang terjadi dan mendapatkan data-data secara akurat.

2. Metode Wawancara Metode ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada pembimbing lapangan atau teknisi yang bersangkutan, agar mendapat gambaran yang lebih

3. Metode Studi Literatur Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan membaca dan mempelajari semua literature yang berhubungan dengan masalah yang dibahas pada perpustakaan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu Jawa Barat adalah salah satu pembangkit listrik yang masuk dalam program pembangkitan listrik 10.000 MW atau biasa disebut dengan Fast Track Program (FTP)

Gambar 2.1. PT PJB UBJOM PLTU Indramayu Nama Perusahaan

: PLTU 1 Indramayu Jawa Barat Pemilik

: PT. PLN (Persero) Kantor Pusat Manager

: PT. PLN (PERSERO) UNIT PEMBANGKITAN

JAWA BALI

Operator : PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI UBJ O&M INDRAMAYU JAWA BARAT Alamat

: Desa Sumur Adem, Kecamatan Sukra, Kabupaten

Indramayu, Jawa Barat

Nomor Telepon

Status pemodalan

: BUMN Luas Pabrik : 83 Ha

Daya Output

: 3 x 330 MW

Transmisi : Sukamandi dan Kosambi Baru Bahan Bakar

: Batubara low range (4200 kcal/kg)

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

“Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia”.

Misi Perusahaan

1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing.

2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practise dan ramah lingkungan.

3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi tehnik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis

C. Sejarah Perusahaan

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) sejak berdiri tahun 1995 senantiasa mengabdikan diri untuk bangsa dan negara Indonesia, serta mendorong perkembangan perekonomian nasional dengan menyediakan energi listrik yang bermutu tinggi, andal dan ramah lingkungan. Dengan visi menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia,

PJB tiada henti berbenah dan melakukan inovasi dengan tetap berpegang pada kaidah tata pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Berkat dukungan shareholders dan stakeholders, PJB tumbuh dan berkembang dengan berbagai bidang usaha, tanpa meninggalkan tanggung jawab sosial perusahaan demi terwujudnya kemandirian masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.

Awalnya PJB hanya menjalankan bisnis membangkitkan energi listrik dari enam Unit Pembangkitan (UP) yang dimiliki, yaitu : UP Gresik (2.219 MW), UP Paiton (800 MW), UP Muara Karang (908 MW), UP Muara Tawar (920 MW), UP Cirata (1.008 MW) dan UP Brantas (281 MW).

Sekarang ini PJB berkembang dan menjalankan berbagai usaha yang terkait dengan bidang pembangkitan yang antara lain: jasa Operation and Maintenance (O&M) Pembangkit, Engineering, Procurement and Construction (EPC), konsultan bidang pembangkitan, pendidikan dan pelatihan tata kelola pembangkitan, pendidikan dan pelatihan energi terbarukan, serta usaha lain yang dalam rangka memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki perusahaan. PJB mendirikan anak perusahaan di bidang Operation and Maintenance, perusahaan di bidang EPC pembangkit, serta melakukan joint venture commpany untuk mengembangkan pembangkit baru ataupun menjalankan bisnis O&M pembangkit.

PLN telah menunjuk PT PJB sebagai aset operator untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU proyek percepatan Diversifikasi Energi 10.000 MW. Proses penunjukan ini melalui beberapa tahap , yaitu :

1. RUPS PT PJB tanggal 28 januari 2008 yang diantaranya memutuskan bahwa PT PJB ditugaskan untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU Indramayu,PLTU Indramayu,PLTU Paiton,PLTU Pacitan.

2. PT PJB mengajukan proposal pengelolaan O&M PLTU 10.000 MW melalui surat No. A009a 150,Tanggal 30 Mei 2008.

3. Surat PLN kepada PT PJB No. 02027/060/DIRUT/2008, tanggal 22 Juli 2008, perihal : Penunjukan pengolahan O&M PLTU Batubara, yang intinya dengan pertimbangan proposal yang disampaikan PT PJB, PLN menunjuk PT PJB untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU pada empat lokasi, yaitu :

a. PLTU 1 - Jawa Barat 1 Indramayu 3x330 MW

b. PLTU 1 - Jawa Tengah Indramayu 2x215 MW

c. PLTU 1 - Jawa Timur Pacitan 2x 315 MW

d. PLTU 2 - Jawa Timur Paiton Baru 1x660 MW

4. Letter of intent No. 01765/121/DIRUT/2008 tanggal 25 Juli 2008, yang intinya bahwa sejalan dengan keputusan RUPS PT PJB pada tanggal 28 Januari 2008 dan setelah mempelajari surat PT PJB No. A009a150 tanggal

30 Mei 2008, PLN menugaskan PT PJB untuk melaksanakan operasi dan pemeliharan PLTU proyek percepatan pada empat lokasi.

5. Perjanjian induk antara PLN dan PT PJB tentang jasa operasi dan pemeliharaan pusat listrik tenaga uap proyek percepatan 10.000 MW, pada tanggal 16 Desember 2008, yang menyepakati untuk mengatur, menetapkan ketentuan dan syarat-syarat pokok pelaksanaan jasa operasi dan 5. Perjanjian induk antara PLN dan PT PJB tentang jasa operasi dan pemeliharaan pusat listrik tenaga uap proyek percepatan 10.000 MW, pada tanggal 16 Desember 2008, yang menyepakati untuk mengatur, menetapkan ketentuan dan syarat-syarat pokok pelaksanaan jasa operasi dan

6. Penyampaian Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Jasa Operasi dan Pemeliharaan PLTU PPDE Sistem Jamali kepada PT PJB oleh PLN melalui surat No. 00059/150/DIR/2009 tanggal 12 Januari 2009. KAK ini dimaksud sebagai acuan PT PJB dalam mempersiapkan program – program dan persiapan pra-COD dan membuat kesepakatan-kesepakatan untuk ditangkan dalam perjanjian jasa O & M dengan PLN. Untuk itu PJB mengimplementasikan berbagai sistem manajemen best practice , yang antara lain: Manajemen Asset Pas 55, Manajemen SDM berbasis Kompetensi, Manajemen Resiko, Manajemen Mutu ISO 9000, Manajemen Lingkungan ISO 14000 dan K3 OHSAS 18000, Manajemen GCG, Manajemen Teknologi Informasi, Knowledge management , Manajemen Baldrige , Manajemen House Keeping 5S, Manajemen Pengamanan, dan Sistem Manajemen Terpadu (PJB Integrated Management System ).

Sampai dengan akhir 2012, PJB memiliki kapasitas terpasang 6,977 MW dan daya mampu 6.324 MW. Di sisi produksi, sejak tahun 2004 PJB menerapkan fuel mix strategy, dan sampai dengan tahun 2012 komposisi pemakaian energi primer tercatat sebesar 67,71% menggunakan bahan Sampai dengan akhir 2012, PJB memiliki kapasitas terpasang 6,977 MW dan daya mampu 6.324 MW. Di sisi produksi, sejak tahun 2004 PJB menerapkan fuel mix strategy, dan sampai dengan tahun 2012 komposisi pemakaian energi primer tercatat sebesar 67,71% menggunakan bahan

BAB III PROSES PRODUKSI PLTU 1 JAWA BARAT INDRAMAYU

A. Siklus Air dan Uap

Proses produksi listrik di PLTU 1 Jawa Barat Indramayu dalam pelaksanaanya melalui beberapa tahapan proses. Tahapan proses tersebut saling behubungan satu sama lain menjadi siklus. Secara garis besar, siklus yang terjadi dalam proses produksi listrik di PLTU 1 Jawa Barat Indramayu terbagi menjadi dua siklus yaitu siklus uap dan air serta siklus bahan bakar

Gambar 3.1 Siklus Air dan Uap

Pada siklus air dan uap, dimulai dengan pengambilan air laut dengan menggunakan sea water pump , sebelumnya air laut disaring terlebih dahulu menggunakan Bar Screen untuk menghindari sampah dan benda-benda asing atau Pada siklus air dan uap, dimulai dengan pengambilan air laut dengan menggunakan sea water pump , sebelumnya air laut disaring terlebih dahulu menggunakan Bar Screen untuk menghindari sampah dan benda-benda asing atau

Selanjutnya air tawar yang diolah di MED akan dihilangkan mineralnya yg terkandung didalamnya di Water Treatment Plant (WTP) . Prosesnya dengan cara mengikat ion positif dan negatif raw water dengan menggunakan resin. Resin tersebut akan mengikat ion negatif dan ion positif yang ada di raw water . Hasilnya akan didapat demin water yaitu air bebas mineral yang kemudian ditampung pada Demin Water Tank. Kemudian dari Demin Water Tank air dialirkan menuju Condensate Tank.

Di Condensate Tank ini air akan ditampung dan akan digunakan untuk menambah air kondensat pada Kondensor bila terjadi kekurangan. Setelah melalui Kondensor air kondensat akan dipompa menggunakan Pompa Kondensat menuju Condensate Polisher . Condensate Polisher adalah tangki yang didalamnya berisi resin kation dan anion. Fungsinya adalah menangkap impurites (kotoran) yang terkandung pada air kondensat. Air yang sudah lewat dari condensate polisher kemudian mengalir melewati low presure heater untuk pemanasan awal. Media pemanasnya adalah uap yang diambil di low pressure turbine . Prinsip kerjanya Di Condensate Tank ini air akan ditampung dan akan digunakan untuk menambah air kondensat pada Kondensor bila terjadi kekurangan. Setelah melalui Kondensor air kondensat akan dipompa menggunakan Pompa Kondensat menuju Condensate Polisher . Condensate Polisher adalah tangki yang didalamnya berisi resin kation dan anion. Fungsinya adalah menangkap impurites (kotoran) yang terkandung pada air kondensat. Air yang sudah lewat dari condensate polisher kemudian mengalir melewati low presure heater untuk pemanasan awal. Media pemanasnya adalah uap yang diambil di low pressure turbine . Prinsip kerjanya

Di dalam Daerator terjadi kontak langsung antara air pengisi dan uap yang disebut open feed water . Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas tersebut bergerak dengan cepat kebagian atas Daerator seanjutnya dibuang menuju atmosfer. Uap yang digunakan berasal dari ekstrasi uap IP Turbine . Setelah dari Daerator air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump menuju Ekonomiser, tapi air terlebih dahulu dilewatkan High Pressure Heater untuk memanaskan air pengisi. Di High Pressure Heater tekanan dan temperaturnya lebih tinggi dibandingkan tekanan dan temperatur yang yang ada di Low Pressure Heater . Setelah memasuki HP heater kemudian air masuk ke Steam Drum . Steam Drum adalah alat yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahakan air pengisi boiler yang masih berbentuk air dengan yang sudah berbentuk uap basah. Uap akan langsung dialirkan ke Superheater , sementara air akan mengalir kebawah water wall untuk diuapkan dan kemudian dialirkan ke Superheater .

Di Superheater uap basah dari Steam Drum dan water wall akan dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut. Uap panas lanjut ini kemudian dialirkan ke HP Turbine , uap akan mengalami ekspansi. Uap dari HP Turbine akan dipanaskan kembali di boiler melalui Reheater . Di dalam Reheater uap akan diapanaskan lagi pada tekanan konstan. Keluar dari Reheater uap langsung dialirkan ke IP Turbine untuk memutar sudu-sudu turbin tersebut. Setelah Di Superheater uap basah dari Steam Drum dan water wall akan dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut. Uap panas lanjut ini kemudian dialirkan ke HP Turbine , uap akan mengalami ekspansi. Uap dari HP Turbine akan dipanaskan kembali di boiler melalui Reheater . Di dalam Reheater uap akan diapanaskan lagi pada tekanan konstan. Keluar dari Reheater uap langsung dialirkan ke IP Turbine untuk memutar sudu-sudu turbin tersebut. Setelah

Terakhir uap yang keluar dari Low Presssure Turbine kemudian dialirkan di Kondensor untuk dikondensasikan menjadi air pengisi. Proses kondensasi uap mengguanakan media air laut sebagai pendinginnya yang dipompakan oleh Circulating Water Pump yang berada di Pump House . Air kondensat ini kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler dengan proses yang sama.

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa banyak alat yang dilalui siklus air dan uap. Alat-alat tersebut antara lain:

1. CWP (Circulation Water Pump) CWP adalah sebuah pompa besar yang digunakan untuk memompakan air laut yang sudah disaring menuju Kondensor. Di PLTU 1 Indramayu pompa CWP ada dua unit pada tiap unitnya dengan digerakan oleh motor listrik. Gambar CWP dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2 CWP (Circulation Water Pump)

2. Sea Water Pump Sea Water Pump adalah alat untuk mensuply air laut ke Desalination Plant . hasil filtrasi yang sebagian kecil menuju Chlorination Plant dan sebagian

3. Clorination Plant Clorination Plant adalah tempat pengolahan air untuk membuat klorin dengan cara menambahkan bahan-bahan kimia kedalam air laut.

Gambar 3.3 Clorination Plant

4. Desalination Plant Desalination plant adalah tempat pengolahan air laut menjadi air tawar dengan cara menghilangkan kadar garam air laut. Pada PLTU 1 Indramayu menggunakan MED (Multy Effect Desalination).

Gambar 3.4 Desalination Plant

5. Raw Water Tank Raw water tank adalah tangki yang berfungsi untuk menyimpan air hasil desalinasi sebelum dialirkan ke WTP (Water Treatment Plant) . Kapasitas di

PLTU 1 Indramayu sebesar 2 x 3000 kiloliter.

6. WTP (Water Treatment Plant) WTP adalah tempat pengolahan air tawar dari raw water tank untuk dijadikan demin water (air bebas dari mineral-mineral).

7. Demin Water Tank Demin Water Tank adalah bak penampungan untuk menyimpan demin hasil WTP sebelum dialirkan ke Condensate Tank . Kapasitas plant di PLTU 1 Indramayu sebesar 2 x 1500 kiloliter.

8. Condensate Tank Condensate Tank adalah bak penampungan air kondensat dan demin water . Air yang ada pada Condensate Tank digunakan untuk menambah air kondensat dari Kondensor jika sistem masih membutuhkan air.

Gambar 3.5 Condensate Tank

9. Kondensor Kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkondensasikan uap dari LP Turbine dengan media pendinggin air laut yang dipompakan melalui CWP. Cara kerjanya adalah uap keluaran dari LP Turbine mengalir melalui pipa- pipa kondensor kemudian air laut dialirkan didalam kondensor sehingga terjadi kondensasi.

Gambar 3.6 Kondensor

10. Condensate Pump Condensate Pump Digunakan untuk mengalirkan air kondensat dari Kondensor menuju Daerator dengan memalui beberapa alat diantaranya Condensate Polishing, Gland Steam Condenser , dan LP Heater.

. Gambar 3.7 Condensate Pump

11. Condensate Polisher Condensate Polisher adalah berupa tangki yang didalamnya berisi resin kation dan resin anion. Fungsinya untuk mempertahankan konduktivitas air.

Gambar 3.8 Condensate Polisher

12. Gland Steam Condensor Gland Steam Condensor adalah alat yang digunakan untuk menarik dan mengkondensasikan uap dari gland steam turbin

Gambar 3.9 Gland Steam Condensor

13. LP Heater LP Heater adalah pemanas awal air pengisi sebelum masuk ke Deaerator. Media pemanasnya adalah uap ekstraksi dari Low Pressure Turbine . Di PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu menggunakan 4 LP Heater.

Gambar 3.10 LP Heater

14. Deaerator Deaerator adalah alat yang berfungsi sebagai pemanas kontak langsung dengan air pengisi, karena didalam Daerator uap dan air sama-sama disemprotkan didalam Daerator . Selain itu Deaerator juga berfungsi untuk mengurangi bahkan

menghilangkan kadar gas O 2 dari air pengisi. Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas bergerak cepat ke bagian atas Deaerator dan dibuang ke udara.

Gambar 3.11 Deaerator

15. Boiler Feed Pump Boiler Feed Pump adalah pompa yang berfungsi memomakan air pengisi boiler dari Daerator menuju ke Ekonomiser dengan melewati HP Heater . Di

PLTU ini menggunakan 3 buah pompa, 2 pompa beroperasi dan 1 stand by . Semua unit pada PLTU Indramayu menggunakan penggerak motor MBFP.

16. HP Heater(High Presure Heater) HP Heater adalah alat pemanas kedua air pengisi boiler dari daerator setelah LP Heater. HP Heater menggunakan uap yang berasal dari hasil ekstrasi uap IP Turbine sehingga dapat menaikan temperature . Pada PLTU 1 Indramayu menggunakan HP Heater berjumlah tiga dan susunannya seri. Jadi air pengisiannya melewati HP Heater 1 kemudian melewati HP Heater 2 dan melewati HP Heater 3.

17. Boiler Boiler adalah alat yang digunaka untuk menguapkan air pengisi dari fasa cair menjadi uap basah dan kemudian uap basah diuapkan lagi menjadi uap panas lanjut. Dalam Boiler ada beberapa alat yang digunakan untuk mengolah air yaitu Ekonomiser, Steam Drum, Superheater dan juga Reheater. Pada PLTU menggunakan boiler pipa air dengan kapasitas maksimal uap yang dihasilkan sebesar 1050 ton/jam dan efisiansi 92,76 %.

Gambar 3.12 Boiler

18. Ekonomiser Ekonomiser adalah alat yang ada di dalam Boiler yang fungsinya untuk memanaskan temperature feed water sebelum masuk ke Steam Drum. Pemanasan awal ini perlu yaitu untuk meningkatkan efisiensi Boiler dan juga agar tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar di dalam Boiler. Perbedaan temperatur tersebut dapat mengakibatkan keretakan pada dinding Boiler. Konstruksi Ekonomiser berupa sekelompok pipa-pipa kecil yang disusun berlapis-lapis. Di bagian dalam pipa mengalir air pengisi yang dipompakan oleh Boiler Feed Pump dan dibagian luar pipa mengalir gas buang hasil pembakaran yang terjadi di boiler. Karena temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air pengisi, maka gas panas menyerahkan panas ke air pengisi sehingga temperatur air pengisi menjadi naik dan diharapkan mendekati titik didihnya, tapi tidak sampai pada titik didihnya karena dapat menimbulkan terbentuknya uap.

19. Steam Drum Steam Drum adalah alat yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahkan air pengisi boiler yang masih berbentuk uap basah. Di dalam Steam Drum terdapat peralatan pemisah uap. Campuran feed water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator sehingga uap air pada campuran akan jatuh dan masuk ke saluran Primary dan Secondary Super heater .

20. Super heater Superheater adalah alat yang digunakan untuk memanaskan uap basah

yang berasal dari Steam Drum untuk dipanaskan menjadi uap panas lanjut atau uap kering. Aliran sirkulasi uapnya yaitu uap jenuh dari steam drum dialirkan ke yang berasal dari Steam Drum untuk dipanaskan menjadi uap panas lanjut atau uap kering. Aliran sirkulasi uapnya yaitu uap jenuh dari steam drum dialirkan ke

21. Reheater Reheater adalah bagian dari Boiler yang fungsinya untuk menaikan temperatur uap yang keluar dar HP Turbine pada tekanan tetap, sementara temperaturnya naik. Prinsipnya uap superheat yang berasal dari HP Turbine dilewatkan lagi di ruang bakar kemudian uap tersebut akan mengalir ke IP Turbine.

22. HP Turbine (High Pressure Turbine) HP Turbine adalah turbin uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler dengan tekanan dan suhu tinggi digunakan untuk memutar sudu turbin. Poros HP Turbine . HP Turbine memiliki 11 baris sudu.

Gambar 3.13 HP Turbine

23. IP Turbine (Intermediate Pressure Turbine) IP Turbine adalah turbin tekanan menengah. Uap yang digunakan untuk memutar sudu IP Turbine adalah uap dari keluaran HP turbine yang sudah dipanaskan ulang di Reheater . . IP turbine terdiri dari 12 baris sudu.

Gambar 3.14 Intermediate Turbine

24. LP Turbine ( Low Pressure Turbine ) LP Turbine adalah turbin tekanan rendah yang porosnya dikopel langsung dengan poros Generator. Uap yang digunakan adalah uap yang keluar dari IP Turbine , tanpa adanya pemanasan lagi. LP Turbine yang memutar Generator yang dapat menghasilkan listrik.. Uap yang keluar dari LP Turbine akan dialirkan ke Kondensor untuk dikondensasikan dan kemudian air kondensatnya digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. LP Turbine memiliki 10 baris sudu.

25. Generator Generator adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan listrik. Generator ini dibantu oleh sistem eksitasi untuk memperkuat medan magnet pada Generator.

B. Siklus Bahan Bakar Batubara

Gambar 3.15 Siklus Bahan Bakar

Pada bahan bakar dari batubara, batubara diangkat dari Tongkang menuju Boiler mengguanakan Belt Conveyor , kemudian dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama sistem penanganan batubara yang berfungsi untuk menangani pembongkaran dan penyimpanan batubara hingga Coal Bunker .

Batubara diangkut dengan mengguanakan Ship Unloader yang dikeruk dan ditakar menggunakan Grab dan Hoper . Kemudian batubara ini diangkut menggunakan Konveyor untuk dibawa ke dua bagian yaitu Coal Yard untuk ditampung dan Cruisher untuk dihancurkan lalu menuju Coal Bunker . Kedua adalah sistem pengiriman batubara dari bunker menuju boiler.

Batubara dari Coal Feder akan dipasok oleh Coal Bunker . Coal feder berfungsi mengalirkan dan mengukur batubara yang akan masuk kedalam Pulvilizer. Di Pulvilizer batubara akan dihaluskan hingga menjadi serbuk. Setelah menjadi serbuk batubara akan dibawa ke Burner oleh Primary Air Fan dengan cara dihembuskan, lalu udara tersebut akan ditambah dengan udara yang dihasilkan dari Secondary Air Fan didalam Burner untuk membakar batubara pada ruang bakar Boiler.

Dari penjelasan diatas alat-alat yang dilalui oleh jalur bahan bakar batubara antara lain:

1. Jetty Jetty adalah jalan panjang ke laut yang berfungsi sebagai jalur menuju Ship Unloader.

Gambar 3.16 Jetty

2. Ship Unloader Ship Unloader adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkut batubara dari Kapal Tongkang. Ship Unloader sendiri ada dua bagian yaitu, Grab, dan Hoper . Grab adalah alat yang digunakan untuk mengeruk batubara dari Kapal

Tongkang dan kemudian dimasukan ke Hoper . Hoper sendiri berfungsi untuk menakar sekaligus menyaring batubara sebelum dipindahkan ke Konveyor. Kapasitas dari Grab sendiri adalah kurang lebih 43 ton batubara. Dalam dua hari ditargetkan dapat melaksanakan tiga kali pembongkaran dengan syarat cuaca baik.

Gambar 3.17 Ship Unloader

3. Belt Conveyor

Belt Conveyor adalah alat transportasi batubara dari Ship Unloader menuju Coal Yard . Belt Conveyor bisa dilihat pada gambar 3.23 di bawah ini.

Gambar 3.18 Belt Conveyor

4. Transfer Tower Transfer Tower adalah bangunan yang didalamnya berisi tempat perpindahan jalur Belt Conveyor.

Gambar 3.19 Transfer Tower

5. Stacker Reclamer Stacker Reclamer adalah alat yang digunakan untuk menempatkan batubara dari Transfer Tower ke Coal Yard . Sedangkan Reclamer adalah alat yang digunakan untuk mengambil batu bara dari Coal Yard .

Gambar 3.20 Stacker Reclamer

6. Coal Yard Coal Yard adalah lapangan batu bara yang digunakan sebagai penampungan sementara batubara sebelum digunakan.

7. Crusher House Crusher House adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat tiga alat yaitu Crusher, Metal Detector, dan Magnetic Separator. Crusher adalah alat yang digunakan untuk memecah batubara menjadi butiran-butiran yang lebih kecil. Sementara Metal Detector berfungsi sebagai alat yang mendeteksi adanya logam pada batubara. Sedangkan Magnetic Separator adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengambil logam-logam yang mungkin terdapat pada batubara.

Gambar 3.21 Crusher House

8. Sampling House Sampling House adalah bangunan yang digunakan untuk mengambil

sample dari batubara. Sampling House dapat dilihat pada gambar 3.28 dibawah ini.

9. Coal Bunker Coal Bunker adalah suatu wadah yang digunakan untuk menampung sekaligus menukar batubara sebelum dimasukan ke Coal Feeder .

Gambar 3.22 Coal Bunker

10. Coal Feeder Coal Feeder adalah suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan batubara dari Coal Bunker menuju Coal Pulvilizer . Di PLTU 1 Indramayu ada 5 Coal Feeder yang bekerja dan 1 standby dengan kecepatan hantar maksimal 65 ton per jam.

Gambar 3.23 Coal Feeder

11. Mill (Coal Pulvilizer) Mill adalah suatu alat yang digunakan untuk menghancurkan batubara menjadi ukuran yang sangat kecil hingga berbentuk serbuk. Mill ini juga berfungsi sebagai tempat percampuran udara dari Primary Air Fan dan Secondary Air Fan dengan batubara berbentuk serbuk sebelum disemburkan ke Boiler. Mill di PLTU

1 Indramayu dipasang sebanyak 6 untuk tiap unit.

Gambar 3.24 Mill

12. Burner Batubara Burner adalah alat yang berfungsi sebagai nozel untuk menyemprotkan

batubara ke ruang bakar di Boiler . Burner batubara terbagi menjadi enam layer, dan tiap layernya terdapat 4 deret nozel di masing-masing sudut. Jadi total dari burner batubara adalah sebanyak 24 di setiap unitnya.

Gambar 3.25 Burner Batubara

13. Furnance Furnance adalah tempat ruang pembakaran batubara di dalam Boiler. Tekanan gas panas yang berada di dalam ruang bakar dapat lebih besar dari pada tekanan udara luar (Tekanan positif) dan dapat juag bertekanan lebih kecil dari tekanan udara luar (Tekanan negatif). Yamg memasok udara pembakaran adalah FD Fan (Forced Draft Fan). Di PLTU 1 Indramayu menggunakan tekanan negatif pada ruang bakarnya.

14. ESP (Elektrostatic Prespitator) Udara hasil pembakaran pada boiler harus melewati ESP sebelum meleati chimney . Fungsi dari ESP sendiri adalah untuk menarik debu terbang ( ash ) dari hasil pembakaran. Gas buang yang melewati ESP disedot menggunakan Induce

Draft Fan .

Gambar 3.26 ESP

15. ID Fan (Induce Draft Fan) ID Fan adalah kipas yang digunakan untuk menghisap dan membuang gas hasil pembakaran di dalam Boiler sekaligus menjaga tekanan ruang bakar agar tetap negatif. Gas hasil pembakaran kemudian dialirkannya ke Chimney .

Gambar 3.27 ID Fan

16. Primary Air Fan Primary Air Fan merupakan alat yang digunakan untuk mentransfer serbuk batu bara dari Coal Mill ke dalam Furnance. Fungsi lainya dari Primary Air Fan yaitu untuk memanaskan serbuk batubara sebelum masuk ke furnance .

Gambar 3.28 Primary Air Fan

17. Forced Draft Fan Forced Draft Fan adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan udara pembakaran di dalam furnance dengan cara menyuplai udara sekunder ke ruang bakar agar terjadi pembakaran sempurna dan purging ruang bakar saat awal sebelum pembakaran.

Gambar 3.29 Forced Draft Fan

18. Chimney Chimney adalah cerobong besar untuk membuang gas hasil pembakaran di boiler. Ketinggian Chimney di PLTU 1 Indramayu sekitar 215m.

Gambar 3.30 Chimney

Dari dua siklus yaitu siklus air dan uap serta siklus bahan bakar tersebutlah proses PLTU berjalan. Poros Generator (Rotor) yang diputar oleh LP Turbine akan menembus medan magnet yang dihasilkan oleh stator dan dari situlah listrik dihasilkan. Medan magnet pada generator dibuat selalu kuat dengan bantuan alat eksitasi. Eksitasi adalah sistem pemasok listrik DC untuk penguat medan Rotor Alternator. Dengan mengalirnya arus DC ke kumparan Rotor, maka Rotor menjadi magnet dengan jumlah kutub sesuai jumlah kumparannya. Alat untuk membangkitkan arus eksitasi disebut eksiter. Listrik yang dihasilkan oleh satu Generator adalah sebesar 330 MW pada 100% load dengan tegangan 24KV. Kemudian Trafo Step Up tegangan dinaikan menjadi 150 KV sebelum dialirkan ke kabel SUTET.

C. Jalur Bahan Bakar Minyak (Solar)

Jalur bahan bakar cair (solar) dimulai dari pengiriman bahan bakar solar oleh pihak pertamina. Solar kemudian ditampung di HSD Storage Tank . Ketika digunakan soalar dipompakan oleh Forwading Pump langsung menuju Burner Oil. Burner Oil adalah alat yang berfungsi sebagai nozel untuk menyemprotkan Jalur bahan bakar cair (solar) dimulai dari pengiriman bahan bakar solar oleh pihak pertamina. Solar kemudian ditampung di HSD Storage Tank . Ketika digunakan soalar dipompakan oleh Forwading Pump langsung menuju Burner Oil. Burner Oil adalah alat yang berfungsi sebagai nozel untuk menyemprotkan

1. Fuel oil tank (HSD Storage Tank) Fuel oil tank adalah bak penampungan bahan bakar cair (solar) dari truk pengirim bahan bakar.

2. Pompa Bahan Bakar (Fuel Oil Pump) Fowarding pump adalah pompa bahan bakar yang digunakan untuk memompakan bahan bakar solar dari Fuel Tank menuju Burner.

3. Burner oil Burner oil adalah alat yang berfungsi sebagai nosel untuk menyemprotkan bahan bakar solar di ruangan bakar Boiler. Burner Oil terdiri dari 6 layer, dan pada masing-masing layer terdapat 4 nozel pada masing-masing sudut. Jadi totalnya ada 24 buah Burner Oil tiap unit.

Dari dua siklus yaitu siklus air dan uap serta siklus bahan bakar tersebutlah proses PLTU berjalan. Poros Generator (Rotor) yang diputar oleh LP Turbine akan menembus medan magnet yang dihasilkan oleh stator dan dari situlah listrik dihasilkan. Medan magnet pada generator dibuat selalu kuat dengan bantuan alat eksitasi. Eksitasi adalah sistem pemasok listrik DC untuk penguat medan Rotor Alternator. Dengan mengalirnya arus DC ke kumparan Rotor, maka Rotor menjadi magnet dengan jumlah kutub sesuai jumlah kumparannya. Alat untuk membangkitkan arus eksitasi disebut eksiter. Listrik yang dihasilkan oleh satu Generator adalah sebesar 330 MW pada 100% load dengan tegangan 24KV.

Kemudian Trafo Step Up tegangan dinaikan menjadi 150 KV sebelum dialirkan ke kabel SUTET.

D. Sistem Pendinginan Pada PLTU

Pada suatu unit pembangkit thermal, sistem pendingin ialah sistem yang berfungsi untuk mendinginkan komponen-komponen maupun perlatan-peralatan yang beroprasi pada unit pembangkit sehingga komponen atau peralatan tersebut terhindar dari kerusakan yang diakibatkan oleh panas yang berlebihan (overheating). Media yang digunakan untuk pendinginan umumnya menggunakan air, dan udara.

1. Klasifikasi Sistem Pendinginan Secara garis besar pendinginan diklasifikasikan menjadi dua sistem, yaitu:

a. Sistem pendingin terbuka Dalam sistem pendinginan terbuka, air dipasok secara terus menerus dari laut dengan cara dipompa menggunakan CWP ke Kondensor dan akhirnya dibuang kembali ke tempat asalnya. Letak saluran masuk dan saluran buang harus terpisah dan sejauh mungkin untuk mencegah terjadinya resirkulasi air dari sisi pembuangan mengalir ke sisi masuk. Penyebab yang akan terjadi bila terjadi resirkulasi adalah akan menurunnya efisiensi pada Kondensor kerena temperatur air meningkat.

b. Sistem Pendingin Tertutup Saat media pendingin yang telah digunakan akan dimanfaatkan kembali sebagai media pendingin. Sistem ini merupakan solusi terhadap tersedianya air b. Sistem Pendingin Tertutup Saat media pendingin yang telah digunakan akan dimanfaatkan kembali sebagai media pendingin. Sistem ini merupakan solusi terhadap tersedianya air

2. Alat – alat sistem pendinginan Pada sistem pendinginan di PLTU ada beberapa alat yaitu:

a. Circulating Water Pump (CWP) CWP adalah bagian pertama dari sistem pendinginan. Pompa ini bertugas mengambil air pendingin dari laut, kemudian memompakan air dari laut ke alat pendingin yaitu Kondensor maupun ke Heat Exchaanger.

b. Kondensor Kondensor adalah alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap keluaran dari LP Turbine . Air yang digunakan untuk megkondensaisi uap pada Kondensor harus melewati tiga penyaringan air. Pertama air disaring melalui bar screen , kemudian melewati traveling screen lalu disaring di Debish Filter agar kotoran-kotoran yang terbawa terpisah dan tidak masuk ke Kondensor.

c. Heat Exchanger Heat Exchanger adalah pendingin air tawar dengan fluida pendinginannya adalah air laut. Air tawar didinginkan oleh alat ini adalah air tawar yang berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas turbin, minyak pelumas peralatan lain, Generator, serta motor yang ada pada CWP.

d. Close Cooling Water System (CCWS) CCWS adalah alat yang berfungsi mendistribusikan air tawar yang sudah

didinginkan oleh Heat Exchanger ke seluruh peralatan yang ada di unit.

BAB IV SISTEM PELUMASAN TURBIN UAP

A. Definisi Sistem Pelumasan Turbin Uap

Sstem pelumasan turbin uap merupakan Suatu sistem yang mengatur pelumasan komponen-komponen yang bergerak dalam turbine dan bantalan ( bearing ) serta peralatan pendukung lainnya. Sistem ini mengatur agar fungsi pelumasan secara kontinyu pada turbin uap agar dapat berjalan dengan maksimal.

Sistem ini didesain sedemikian rupa sehingga sebagian besar peralatan di sistem pelumas diatur dalam tangki minyak untuk mempermudah operasi dan pemantauan serta pencegahan kebakaran, Volume operasi yang diperlukan normal

untuk tangki harus 30,6 m 3 suatu peralatan dalam sistem pelumas yang termasuk dapat diatur ke dalam tangki yaitu :

1. Ac lube oil pump

2. DC emergency oil pump

3. Single tongue check valve

4. double-tongue check valve

5. Oil-fume separator

6. Oil level indicator

7. Oil ejector

8. Electric heater

9. Overflow Valve and Inner Pipelines .

B. Prinsip dan Fungsi Pelumasan

1. Prinsip Pelumasan Prinsip pelumasan dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Pelumasan Batas. Pelumasa batas adalah pelumasan dimana permukaan kedua benda yang bergesekan dipisahkan oleh lapisan pelumas yang sangat tipis sehingga pada beberapa lokasi masih terjadi gesekan diantara kedua benda tersebut

b. Pelumasan Film. Dengan memberikan lapisan minyak pelumas yang lebih tebal (berupa film) diantara kedua benda yang bergesekan, tidak lagi terjadi gesekan diantara kedua benda tersebut. Prinsip pelumasan yang baik adalah pelumasan film. Fungsi utama minyak pelumas adalah untuk pelumasan, sedangkan fungsi lain yang tak kalah pentingnya adalah untuk pendingin, perapat, mengurangi korosi, peredam kejut dan kontrol.

2. Fungsi Pelumasan Fungsi dari Pelumasan bantalan pada turbin adalah untuk mencegah kontak langsung antara bantalan dengan poros turbin. Oleh karna itu sangat di butuhkan pelumasan. Pelumasan bantalan pada turbin adalah masalah yang sangat penting sehingga turbin tidak boleh di putar tanpa pelumasan akan menyebabkan kerusakan material

a. Sebagai pelumas Melumasi adalah sebagai fungsi utama dari system pelumasan. Bertujuan untuk mencegah kontak langsung antara bantalan dengan poros a. Sebagai pelumas Melumasi adalah sebagai fungsi utama dari system pelumasan. Bertujuan untuk mencegah kontak langsung antara bantalan dengan poros

c. Untuk mengurangi korosi Pelumas dapat mengurangi laju korosi karena membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam, sehingga menghambat terjadinya korosi.

C. Bagian – Bagian Sistem Pelumasan Turbin Uap Bagian – bagian utama yang terdapat pada turbine lube oil system adalah sebagai berikut:

1. Main oil tank Main oil tank adalah tangki yang dapat menampung minyak pelumas dalam jumlah besar dan berfungsi untuk membuang gas-gas yang terakumulasi dalam tangki lube oil serta membantu perputaran minyak pelumas kembali ke tangki.. Suhu minyak pelumas selalu dimonitor dan di jaga agar tetap pada batas – batas yang di tetapkan agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.

Gambar 4.1 Main Oil Tank

2. Main oil pump Main oil pump merupakan Pompa yang dikopel langsung dengan rotor HP turbine. Desain pompa minyak utama ini adalah 100% MCR. Pompa ini pada kondisi operasi normal mengeluarkan minyak bertekanan yang berfungsi

a. Mensuplai pelumasan pada bearing-bearing turbin ketika turbin telah mencapai atau mendekati putaran normalnya.

b. Memfungsikan oil ejector yang mensuplai sisi hisap dari MOP. Pompa ini bertipe sentrifugal yang memerlukan tekanan positif pada sisi suction.

c. Menyediakan suplai minyak untuk peralatan thrust bearing trip , yaitu :

1) pelumasan bantalan

2) peralatan over speed trip device

3) peralatan protective trip device

4) emergency trip piston valve EH fluid interface

5) Mendukung sistem turbine generator seal oil back up . Tabel 4.1 main oil pump

Deskriptif Detail Type PE75

Main oil pimp inlet oil pressure 0,09 ~ 0,16 Mpa Main oil pump outlet oil pressure

0,3 Mpa Kecepatan MOP 3000 rpm Flow 216 � 3 /ℎ

Gambar 4.2 main oil pump

3. AC pump AC Pump adalah pompa yang digerakan oleh motor AC dan memasuk minyak pelumas ke turbin pada saat start turbin atau saat putaran rendah . Tabel 4.2 AC Pump

Gambar 4.3 AC Pump

4. DC Pump

Pompa ini digerakkan oleh motor DC yang disuplai dari battery. Pompa ini ber fungsi untuk mensuplai minyak pelumas dalam kondisi darurat, seperti ketika terjadi black-out, dimana tegangan AC hilang, dan digunakan selama unit turbin shutdown. Dengan tujuan untuk memasok minyak pelumas untuk masing- masing bantalan untuk mencegah kerusakan unit.

Tabel 4.3 DC Pump

Gambar 4.4 DC Pump

5. Lube Oil cooler Lube Oil cooler Atau Pendingin Minyak Pelumas, biasanya terdiri dari dua unit, salah satunya beroprasi dan yang lainnya stand-by , dan menggunakan media pendingin air. Lube Oil Cooler dengan media pendingin air akan lebih kecil 5. Lube Oil cooler Lube Oil cooler Atau Pendingin Minyak Pelumas, biasanya terdiri dari dua unit, salah satunya beroprasi dan yang lainnya stand-by , dan menggunakan media pendingin air. Lube Oil Cooler dengan media pendingin air akan lebih kecil

Gambar 4.5 lube oil cooler

6. Filter turbine. Oleh karena itu oli harus mampu memindahkan partikel di bawah Filter berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terdapat dalam oli. Untuk memastikan bearing bebas dari trouble, lube oil harus memenuhi criteria dan spesifikasi yang di tentukan dalam manual operational of gas 6 um. Filter bertype duplex, dimana masing-masing sisi mampu beroperasi dalam aliran penuh. Penggantian kedua sisi di buat tanpa menyela pasokan oli ke system.

Perbedaan tekanan (differentuial pressure) pada filter di control oleh differential pressure switch, dapat mengindikasikan apakah filter dalam kondisi kotor atau bersih.

Gambar 4.6 filter

7. Oil Purifier system Oil Purifier system adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan minyak pelumas dari kotoran cair maupun kotoran padat.

8. Jacking oil Pump Jacking oil Pump yaitu pompa yang berfungsi untuk mengangkat poros turbin pada saat start awal. Tabel 4.4 jacking oil pump

Gambar 4.7 jacking oil pump

9. Exhaust fan Berguna untuk menventilasi udara dan menjaga level oli dalam tangki dan mengatur perputaran oli kembali ke tangki dari melumasi bearing – bearing .

D. Siklus Sistem Pelumasan Turbin Uap

Gambar 4.8 Siklus Pelumasan Turbin Siklus pelumasan turbin di mulai AC pump memompa minyak pelumas dari main oil tank ke filter lalu menuju bearing-bearing yang terdapat pada komponen main oil pump, turbin dan generator lalu kembali ke main oil tank. Lalu minyak pelumas di alirkan ke cooler oil dan di sirkulasikan kembali ke main oil tank Saat putaran turbin mencapai 3000 Rpm, main oil pump auto start dan AC pump stop. .

E. Standard Operational Procedure (SOP) Sistem Pelumasan Tutbin Standard operational procedure (SOP) sistem pelumasan turbin merupakan tatacara pengoprasian alat berdasarkan standar pengoprasian yang telah ditentukan. SOP sistem pelumasan turbin diantaranya :

1. Persiapan start up Tabel 4.5 Persiapan start up

No Kegiatan operator control room Kegiatan operator lokal Pastikan semua venting valve di line

1 Monitor kegiatan operator lokal lube oil yang akan di operasikan

sudah tertutup Pastikan kondisi duplex filter dan

2 Memonitor indikasi di CCR filter turning gear dalam kondisi bersih

Pastikan semua manual valve di lube

3 Monitor kegiatan operator lokal oil cooler yang akan digunakan

sudah di buka Pastikan level main oil tank di atas

4 Monitor kegiatan operator lokal batas normal lebih dari 500 mm

5 Monitor kegiatan operator lokal Operasikan oil purifier system

Cek temperatur closed cooling Pastikan sistem cooling sudah

6 di monitor CCR

beroprasi normal

2. Pelaksanaan start up Tabel 4.6 Pelaksanaan start up

No Kegiatan operator control room Kegiatan operator lokal Venting duplex filter untuk

membuang udara yang terjebak di

1 Monitor kegiatan operator lokal dalam line lube oil , tutup venting

apabila oil sudah keluar.

Setelah venting duplex filter