PEM ER IN TA H KABU PA TEN M A G E LA N G DINAS PENDIDIKAN SEK O LA H D A SA R NEGERI G R A B A G 3 K ECA M ATAN G R A BA G
M E N IN G K A T K A N K E T R A M P IL A N B A C A A L -Q U R ’A N D E N G A N M E N G G U N A K A N A L A T P E R A G A K A R T U H U R U F PA D A S IS W A K E L A S V SD N E G E R I G R A B A G 3
T A H U N 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah STAIN SALATIGA
Oleh : A R B 1 Y A T U N NIM. 11406460 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA
2008
PEM ER IN TA H KABUPATEN M A G E LA N G DINAS PENDIDIKAN SEK O LA H D A SA R NEGERI G R A B A G 3 K ECAM ATAN G R A BA G
SURAT KETERANGAN
No. Surat: 423.6/17.18/03/V/2008
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : WASONO, BA NIP :130651821
Pangkat / Gol / Ruang : Pembina / IVa Jabatan : Kepala sekolah SD Negeri Grabag 3
Dengan ini menerangkan bahwa: Nama : ARBIYATUN NIM : 11406460 Alamat : Gunungsari, Banyusari. Grabag, Magelang Dengan ini menerangkan bahwa nama tersebut diatas telah mengadakan Penelitian di SD N Grabag 3 sejak tanggal 7 - 2 1 Mei 2008 dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QURAN DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008.Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar - benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Grabag, 22 Mei 2008 Kepala Sekolah SDN Grabag 3
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008
Nama : ARBIYATUN N I M : 11406460
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 24 Agustus 2008
Dewan Penguji,
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Tentara Pelajar no. 2 Telp. (0234) 3333706 Kcde Pos 50721 Salatiga
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
j i i ^ 1 1 4 ^ 1 jfeMUDengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali dihadapan munaqosyah skripsi.
Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dijadikan bahan pertimbangan.
Salatiga, 9 Agustus 2008 Peneliti
A rbiyatun NIM. 11406460 li
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 23433, 33706 Kode Pos 50721 Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Salatiga, 9 Agustus 2008 No. : Lamp. : 1 (satu) naskah Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
A j
IS j j J Aii' A a a J j ^ ^LwJl
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama : ARBIYATUN Nomor induk : 11406460
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL- Q U R A N DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008 Untuk diajukan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi.
Demikian untuk menjadikan periksa. A j j j j A_a^ j j >%]£■ ^ ^LuJl j
Pembimbing M. Hafidz, M.Ag
N IP .150327090
iii
HALAMAMAN PENGESAHAN
Nama : Arbiyatun
NPM : 11406460
Program Studi : Tarbiyah
Judul Proposal Penelitian : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-
QUR’AN (Pemahaman Hukum Nun Sukun/ Tanwin) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008 Salatiga, 2008
Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen pembimbing
MOTTO
A A C* j J (JA rtinya: Orang yang terbaik dari kalian ialah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya (HR. Bukhori).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Suami tercinta yang selalu menemaniku dalam suka dan duka.
2. Anak-anakku tersayang yang menjadi penyemangat dalam setiap langkahku.
3. Teman-teman seperjuangan. vi
ABSTRAK
Hasil belajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kec. Grabag belum memuaskan, khususnya pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin. Hal ini diduga karena guru dalam mengajar masih terlalu monoton dan kurang menarik siswa,maka perlu menggunakan alat peraga.
Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan alat kartu peraga dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga prestasi dalam Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang beijumlah 40 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki 17 siswa dan perempuan 23 siswa. Seluruh siswa diberi pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif dan menggunakan alat peraga kartu huruf dengan 3 siklus. Siklus I diberi materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf khalqi, Siklus II dengan materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan u f j J J , sedang pada siklus III siswa diberi materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan ^ £ j i '-* o* -1»
Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan observasi terhadap belajar siswa, tes berbentuk isian yang ditujukan kepada siswa. Analisis diawali dari proses pembelajaran dengan melihat masalah masalah yang dihadapi siswa dan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung.kemudian hasil tes akhir siklus 1 ,11,dan siklus III dianalisis untuk dilihat hasilnya.
Dari analisis diperoleh ketuntasan belajar siswa meningkat, dari siklus I,mencapai ketuntasan klasikal 75 % dengan nilai rata rata 75,5 , siklus II ketuntasan klasikal 95% dengan nilai rata rata 90 dan pada siklus III dengan ketuntasan klasikal
100% dengan nilai rata rata 93. Dari hasil analisis bahwa melalui penggunaan alat peraga kartu huruf pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V . Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 . Mengingat pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu huruf dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pokok bahasan nun sukun dan tanwin, maka seyogyanya guru dapat mempergunakan dalam pembelajaran, dan hendaknya guru berkreatif untuk menciptakan alat peraga yang lebih banyak melibatkan siswa. vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Di dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis, baik berupa bimbingan maupun kritik yang bersifat membangun yang mana semua itu sangat bermanfaat bagi penulis.
Untuk itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, terutama kepada :
1. B pk. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN yang telah berkenan memberi fasilitas dalam penelitian ini.
2. Bpk. Drs. H. Sa’adi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberi semangat dan dorongan sehingga kami dapat menyelesaikan kuliah.
3. Bpk. M. Hafidz, M.Ag selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah membimbing, sehingga terselesainya skripsi ini.
4. Bpk. Kepala Sekolah SD Negeri Grabag 3 Wasono, BA.
5. Bapak dan ibu guru SD Negeri Grabag 3 yang telah membantu dalam penelitian.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khusunya bagi kalangan pendidik.
Salatiga, 9 Agustus 2008 Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
BA B I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di dalam belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tehnik penyajian yang biasanya disebut metode mengajar dan penggunaan alat peraga.
Tehnik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara - pengajaran yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai tehnik penyajian bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran atau bahan pelajaran tersebut mudah, dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Di dalam kenyataan cara atau metode, mengajar atau tehnik penyajian yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan {message) lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan serta sikap.
Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi, ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri dalam menghadapi persoalan.
1 Kita mengenal bermacam-macam metode dan alat peraga yang tradisional yang digunakan sejak zaman dahulu kala, sampai pada zaman modem seperti sekarang ini. Dari bermacam-macam teknik mengajar baik yang menggunakan alat peraga maupun yang tidak menggunakan alat peraga, ada yang menekankan peranan guru yang utama dalam penyajian, tetapi ada juga yang menekankan pada media hasil teknologi modem seperti televisi, radio, kaset, video, tape, film, head proyektor dan lain-lain.
Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam setiap kali pertemuan bukanlah asal pakai tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus, sebab dalam kegiatan belajar mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan keija siswa sendiri. Penjelasan dan peragaan semata tidak akan membuahkan hasil-hasil belajar yang langgeng, yang bisa membuahkan hasil belajar langgeng hanyalah kegiatan belajar yang aktif.
Agar belajar menjadi aktif, maka alat peraga harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah, untuk bisa memenuhi hal itu maka perlu tehnik penyajian yang melibatkan pendengaran, melihat, mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat, sehingga pelajaran yang diterima oleh siswa akan lebih berkesan. Menurut pengamatan penulis selama menjadi guru agama alat peraga kartu huruf belum pernah digunakan dalam kaitannya dengan hukum nun sukun dan tanwin.
2 Dengan menyadari hal tersebut di atas maka dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Ketrampilan Membaca Al- Qur’an Tentang Hukum Nun Sukun dan Tanwin Dengan Menggunakan Alat Peraga Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Grabag 3 Kab. Magelang Tahun 2007/2008”.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil pengamatan penulis data awal menunjukkan adanya kesenjangan hasil belajar siswa, antara harapan dan kenyataan. Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan adalah suatu masalah yang harus perlu dicari sebab-sebab yang menimbulkan kesenjangan tersebut untuk diatasi.
Dalam hal ini penulis membuat identifikasi sebagai berikut:
1. Apakah materi yang disampaikan terlalu luas?
2. Apakah guru dalam menggunakan metode kurang tepat?
3. Apakah guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga?
4. Apakah kurang sesuainya pendekatan pembelajaran yang dipakai?
5. Apakah kurangnya waktu yang memadai? Dari masalah-masalah tersebut, guna mengatasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan (rendahnya) prestasi siswa, kreatif guru dalam menyampaikan materi pelajaran merupakan bagian dari proses belajar tersebut. Upaya untuk mengoptimalkan proses kegiatan belajar harus mengacu pada efektifitas pengajaran, kreatifitas, minat, dan prestasi siswa.
Penggunaan alat peraga/media pengajaran perlu dipertimbangkan sebagai salah satu uraian dan kreatifitas dalam pengajaran. Pemilihan atas keragaman harus tepat sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, sehingga tidak monoton dan membosankan. Kartu huruf adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menerangkan materi hukum bacaan nun sukun atau tanwin pada kelas 5 SD Negeri Grabag 3. Diharapkan dengan penggunaan alat peraga ini siswa lebih mudah memahami dan dapat mempraktekkan dalam membaca Al-Qur’an. Adapun permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Apakah dengan pembelajaran bantuan alat peraga kartu huruf dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar?
2. Apakah dengan pembelajaran berbantuan alat peraga kartu huruf siswa lebih dapat lebih terampil dalam praktek membaca Al-Qur’an?
3. Apakah dengan alat peraga kartu huruf hasil belajar siswa dapat ditingkatkan? C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai b erik u t:
1. Untuk mengetahui keaktifan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag dalam membaca Al-Qur’an setelah memakai alat peraga kartu huruf.
2. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam baca Al-Qur’an dengan alat peraga kartu huruf.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4
D. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu dengan pembelajaran berbantuan alat peraga kartu huruf pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang tahun 2007/2008, maka aktifitas, ketrampilan dan kemampuan siswa dalam memahami hukun nun sukun dan tanwin dapat ditingkatkan sehingga kemampuan membaca Al-Qur’an juga meningkat.
E. Manfaat Penelitian
Kualitas bobot penyajian dan evaluasi yang kontinue terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam harus tetap diprioritaskan untuk mencapai hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan mengungkapkan sejauh mana kemampuan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag dalam membaca Al-Qur’an yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar menggunakan alat bantu, alat peraga kartu huruf sehingga diharapkan bermanfaat bagi :
1. Manfaat Bagi Siswa Siswa lebih termotifasi dalam belajar karena dikenalkan dengan hal yang baru yaitu kartu huruf. Siswa akan lebih paham dan tidak mudah lupa karena siswa terlibat langsung, sehingga hasil belajar akan lebih meningkat.
5
2. Manfaat Bagi Guru Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar, dapat merencanakan, merancang dan membuat alat peraga dengan baik.
3. Manfaat Bagi Sekolah Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat merupakan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk perencanaan masa-masa yang akan datang, salah satunya adalah memberi fasilitas dan sarana bagi pengadaan alat peraga pengajaran agama Islam.
F. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini penulis lakukan pada bulan Mei tahun
2003. Adapun jadwal pelaksanaannya adalah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian2. Subyek Penelitian/Populasi Populasi adalah seluruh obyek atau individu yang akan diteliti atau dengan QkaXa lain populasi adalah kenyataan yang diperoleh peneliti.
Selanjutnya dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto bahwa apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian itu disebut penelitian populasi.
7 Karena penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran maka subyek penelitian adalah merupakan penelitian populasi yaitu seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.
3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang relevan dan valid penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode yang satu dengan yang lain dapat saling melengkapi. Adapun metode yang penulis gunakan adalah sebagai b erik u t: a. Metode dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang merupakan catatan, manuskrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan ssbagainya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai jum lah siswa, nilai siswa dan keadaan sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.
b. Metode test Metode test diartikan sebagai serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam memperoleh data mengenai kemampuan anak dalam membaca Al- Qur’an.
8 c. Metode interview Adalah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi tentang situasi umum Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.
4. Metode Analisa Data Analisa yang digunakan dalam penelitian tindakan diwakili oleh momen refleksi putaran. Dari refleksi tindakan putaran pertama akan diperoleh hasil, yang kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Sehingga dengan melakukan refleksi tersebut peneliti akan memiliki wawasan otentik dalam menafsirkan data.
Berdasarkan hal tersebut maka tehnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi b e rik u t: a. Data yang diperoleh dari presentasi tertinggi untuk selanjutnya ditafsirkan dalam bentuk kata/uraian dan ditarik kesimpulan.
Adapun rumus yang dipakai dalam mencari presentasi adalah : P = F x 100%
N F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number o f case P = Angka presentasi1
b. Data yang bersifat kuantitatif disajikan dalam bentuk uraian kemudian ditafsirkan selanjutnya ditarik kesimpulan.
1) Anas Sujana, Metode Statistik, Transito Bandung, 1994 him. 40.
c. Keseluruhan hasil penelitian baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif disajikan kemudian diambil kesimpulan dengan menggunakan metode berpikir induktif.
Jadi pembahasan dalam penelitian ini bersifat diskriptif analitik.
G. Sistematika Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi menjadi tiga bagian dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Muka
Bagian ini meliputi halaman judul, halaman nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman tabel.
2. Bagian Isi Skripsi Dalam bagian ini terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab antara lain ialah:
Bab I Pendahuluan bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa tindakan, manfaat penelitian, pelaksanaan penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan yang mencakup tinjauan kepustakaan dan kerangka berfikir. Bab III Metode Penelitian yang memuat lokasi penelitian, subjek yang diteliti, prosedur keija dalam penelitian yang meliputi tiga siklus yaitu Siklus
10
1, Siklus 2 dan Siklus 3. Selain itu juga memuat sumber data dan cara pengolahan data serta tolok ukur keberhasilan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat hasil pelaksanaan siklus 1, hasil pelaksanaan siklus 2 dan hasil pelaksanaan siklus 3 dan pembahasan. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir yang berisi, Daftar Pustaka serta Lampiran-lampiran.
11
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses untuk menghilangkan kebodohan dan keterbelakangan. Dengan belajar diharapkan teijadi suatu perubahan pada individu pelaku belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.1
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.1
2 Dari kedua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah kegiatan untuk mendapatkan perubahan yang diperoleh dari pengalaman yang berupa pengetahuan. Selanjutnya untuk mendapat pengetahuan ada beberapa pendapat sebagaimana yang disampaikan oleh para ahli adalah sebagai b erik u t: 1) Nasution, D ikdatikAsas Mengajar, Bina Aksara, Jakarta, 1995 him. 35.
2) Slameto, Belajar Mengajar Dalam Kredit Semester, Bina Aksara, Jakarta, 1991 him. 76.
12 a. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya Menurut teori ini bahwa manusia memiliki daya-daya kejiwaan yang harus dilatih agar menjadi kuat. Belajar adalah melatih daya-daya agar berfungsi. Dari teori ini belajar hanya dengan menghafal.3
b. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Menurut teori ini bahwa keseluruhan itu terdiri atas penjumlahan bagian- bagian atau unsur-unsurnya. Dalam aliran ini terdapat dua macam teori belajar yang terkenal yaitu :
1) Teori Connectionisme Teori ini dikemukakan oleh Thorndike yang dikutip oleh Arifin, mengatakan bahwa belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antar S (stimulus) dengan R (respon) atau tanggapan dari stimulus.4 Belajar adalah proses penerimaan rangsangan berupa penyajian bahan-bahan pelajaran dalam berbagai bentuk dan isinya, kemudian anak didik memberikan gerak balas (respon) terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk pemikiran, pemahaman dan penghayatan sampai pada pengembangan yang disebut oleh Bond, gabungan antara S dan R. 2) Teori Conditioning
Teori conditioning ini dikemukakan oleh Pavlov yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang teijadi karena adanya sarat. Sarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon) untuk dijadikan seorang itu belajar haruslah memberikan 3) Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1991 him. 37.
4) Nasution, loc cit him. 37.
sarat-sarat tertentu. Yang penting adalah kontinue. Yang diutamakan dalam teori ini adalah belajar yang teijadi secara otomatis.5 c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestal
Belajar menurut psikologi Gestal bukan hanya sekadar merupakan proses asosiasi antar stimulus respon yang makin lama makin kuat, karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi
Gestal teijadi karena adanya pengertian. Pengertian ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah tiba- tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya unsur-unsur yang satu dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut pautnya.6 d. Faktor yang mempengaruhi belajar
Di atas telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimana perubahan tersebut dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.
Menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor tersebut ada dua yaitu : 1) Faktor Individu
Yaitu faktor yag ada pada organisme itu sendiri. Yang termasuk faktor ini y a itu :
- Kematangan/pertumbuhan
- Kecerdasan - Latihan - Motivasi
5) Ngalim Purwanto, Psykologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1997 him. 91 6) Ibid him. 101.
2) Faktor Sosial Yaitu faktor yang ada di luar individu. Adapun yang termasuk faktor ini antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajar, alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum penulis membahas Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu penulis akan bahas pendidikan secara umum, antara lain :
1) Bab I pasal 1 ayat 1 undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa akan datang.7 8
2) Menurut AD. Marimba bahwa “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan Q jasmani terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa, dalam rangka menanamkan, membina dan mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia utama yag berakhlak mulia yang terwujud dalam berfikir, bertindak, bersikap dan mempunyai ketrampilan yang berguna bagi nusa dan bangsa.
7) Diijen Pendidikan Dasar, 1995 him. 3. 8) Marimba, Pengertian Pendidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1981 him. 19.
15 Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut para ahli antara lain ia la h : 1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungannya kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan peranan nasional.
2) Adapun menurut Akhmadi pengertian Pendidikan Agama Islam ialah usaha sadar yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi anak didik secara sistematis dan pragmatis berdasarkan hukum Islam agar dapat dipahami, dihayati, dan diamalkan sebagai pandangan hidup untuk keselamatan di dunia sampai di akherat nantinya.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam 1) Dasar Pendidikan Agama Islam
Yang dimaksud dengan dasar Pendidikan Agama Islam disini adalah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaan pendidikan. Adapun dasar Pendidikan Agama Islam itu ada tiga : a) Yuridis
Yaitu dasar Pendidikan Agama Islam yang berasal dari peraturan undang-undang yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam Pendidikan Agama Islam, diantaranya ialah :
- Dasar Ideal dan Konstitusional Disebutkan dalam Undang-undang No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 12: Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
- Dasar Operasional Yaitu dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan secara nasional dalam hal ini adalah undang- undang No. 2 1989 tentang Pendidikan Nasional.
b) Dasar Religius Adalah dasar yang bersumber Al-Qur'an atau Hadits Nabi Muhammad SAW.
17 Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 122 : A rtin y a: “Tidak sepantasnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka itu dapat menjaga diri”. Sedang Hadist Nabi menyebutkan antara lain : A rtin y a: Barang siapa yang memberi petunjuk atas kebaikan, maka dia mendapat pahala seperti yang melakukan kebaikan itu.
A rtin y a: Mencari ilimu itu wajib bagi tiap-tiap orang muslim laki-laki dan perempuan.
c) Dasar Sosial Psikologis Manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan pegangan yang disebut agama. Mereka merasa bahwa dalam jiwanya ada perasaan yang mengakui ada Dzat Yang Maha Kuasa tempat berlindung dan mohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya jik a dapat mendekatkan diri kepada Allah, hal ini sesuai dengan firman A lla h :
( 28 : ■ *=■ ) Mil ^ !
jll (jU jai jlfljT
A rtinya: .... ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan ini merupakan penjabaran dari bunyi Undang-undang No. 2 tahun 1989 Bab II pasal 4 yaitu “..... mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang lu h u r.....”
Dengan melihat kerangka tersebut maka Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan hidup manusia yaitu sebagai hamba Allah SWT yang beriman dan bertqwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
(56 *. ^ ^ S f| 1*3 A rtin y a: Dan tidak aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
19 d. Materi dan Proses Pendidikan Agama Islam Belajar memang sangat komplek, disamping harus memperhatikan cara atau petunjuk belajar harus memperhatikan pula beberapa prinsip-prinsip belajar antara lain ialah : 1) Agar seseorang benar-benar belajar yang mempunyai tujuan.
2) Tujuan itu timbul dari atau hubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan orang lain.
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga bagi dirinya. 4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuan. 5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperoleh pula hasil-hasil sambilan atau sampingan.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis, dan sebagainya. 8) Dalam belajar seorang memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.
9) Untuk belajar diperlukan insting. Belajar harus dipahami, bukan hanya menghafal fakta secara verbalitas.
10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang sering mengejar tujuan lain.
20
11) Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12) Ulangan dan latihan perlu akanteyapi harus didahului oleh pemahaman.
13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemampuan dan hasrat untuk belajar.9 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain :
1) Ada tujuan 2) Ada kesulitan yang menimbulkan aktifi tas 3) Ada materi 4) Menggunakan metode yang tepat 5) Adanya penilaian
e. Alat dan Metode Pendidikan Agama Islam 1) Alat Pendidikan Agama Islam
Menurut Zuhairini alat pendidikan atau media pendidikan itu ada tiga kelompok : > Alat Pengajaran Agama > Alat Pendidikan Agama yang langsung > Alat Pendidikan gama yang tidak langsung 10
Ad. Alat Pengajaran Agama Islam Untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam, maka jalan yang ditempuh adalah memberikan pengajaran agama. Dalam
9) Nasution, loc cit him. 46-47.
10) Zuhairini, M etodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surakarta, 1993 him. 56. pelaksanaan pengajaran agama tersebut dibutuhkan alat sebagai media bantu mengajar alat-alat tersebut dapat dibedakan menjadi tig a :
- Alat pengajaran klasikal, contoh papan tulis, kapur, tempat solat, dan lain-lainnya.
- Alat pengajaran individual, contoh alat-alat tulis, buku pelajaran murid, buku pegangan guru, buku persiapan guru.
- Alat peraga yaitu alat pengajaran yang berfungsi untuk memperjelas atau memberi gambaran yag konkrit tentang hal-hal yang diajarkan.11
Daiam penyampaian pelajaran bermacam-macam alat telah diciptakan agar mempermudah siswa memahaminya. Alat-alat tersebut sep erti:
- Visual audis, contoh gambar-gambar yang diproyeksikan di papan tulis.
- Audio audis, seperti radio, tape recorder.
- Audio visual, seperti televisi, film. Ad. Alat Pendidikan Agama Langsung Menurut Zuhairini yang disebut alat pendidikan langsung yaitu menanamkan pengaruh yang positif pada siswa dengan memberi contoh tauladan, nasehat, perintah berbuat amal soleh dan membiasakan suatu amal dan sebagainya.1
1 11) Ibid him. 51.
1
2
13
12) Ibid him. 52. 13) Ibid him. 53.
22 Ad. Alat Pendidikan Agama yang tidak langsung Alat pendidikan yang bersifat kuratif dengan kata lain bahwa alat pendidikan ini juga disebut hukuman dapat dijadikan sebagai alat untuk mendidik.14
2) Metode Pendidikan Agama Islam Metode adalah suatu cara yang dilaksanakan dalam pendidikan, fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, sehingga tidak kalah pentingnya dengan komponen yang lain.
Penggunaan metode sangatlah sulit dalam efektifitasnya, sebab metode yang baik untuk guru yang satu bisa kurang baik bagi guru yang lain. Hal ini sangat mungkin timbul berbagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Faktor yang menimbulkan banyak metode antara lain :
a) Tujuan pengajaran
b) Materi pelajaran
c) Besarnya kelas (banyaknya siswa)
d) Kemampuan siswa
e) Kemampuan guru
f) Fasilitas
g) Waktu yang tersedia Menurut Drs. Mansyur metode mengajar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :
14) Ibid him. 54.
23 a) Metode mengajar kelompok/klasikal
b) Metode mengajar individual15 Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode mengajar kelompok/klasikal: a) Metode ceramah
b) Metode tanya jawab
c) Metode diskusi
d) Metode demonstrasi
e) Metode sosiodrama
f) Metode karya wisata
g) Metode keija kelompok Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode individual antara la in : a) Metode latihan
b) Metode eksperimen
f. Evaluasi Pendidikan Agama Islam 1) Tujuan Evaluasi
Menurut Akhmadi tujuan evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar mengajar yang menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pelajaran dan untuk mengukur atau menilai efektifitas pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar dan metode-metode mengajar yang dipergunakan.16
15) Akhmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Fak. Tarbiyah IAIN Salatiga, 1987 him. 104. 16) Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Diijen Pendidikan Islam, Jakarta, 1994 him. 138.
24
2) Fungsi Evaluasi Fungsi evaluasi Pendidikan Agama Islam tidak berbeda dengan fungsi pendidikan pada umumnya yaitu : a) Penentuan kelemahan dan kekuatan serta kesanggupan murid dalam memiliki/menguasai materi perlajaran yang telah diterima dalam proses belajar mengajar, atau proses teaching learning.
b) Penentuan komponen-komponen yang perlu diperbaiki/direvisi (metode, materi, alat tujuan, dan lain-lain).
c) Penentuan kelemahan/kekuatan guru dalam melaksanakan program teaching learning.
d) Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan/ perkembangan murid secara individu/kelompok.17 3) Jenis Evaluasi
Menurut Drs. Dewanto, evaluasi dibedakan menjadi empat macam y a itu : a) Evaluasi Formatif
Berfungsi untuk memperbaiki teaching learning
b) Evaluasi Sumatif Berfungsi untuk menentukan angka kemajuan anak
c) Evaluasi Penempatan Berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar
17) Dewanta, Evaluasi Belajar Dalam Prosedur, Usaha Nasional, Surabaya, 1985, him. 19.
d) Evaluasi Diagnotik Berfungsi untuk memecahkan masalah
Tampak bahwa siswa sebagai input selama proses belajar mengajar/proses transformasi dipengaruhi juga oleh sarana, alat pengajaran, alat peraga/media. Sebelum guru mulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum atau sekurang-kurangnya pada waktu penyusunan rencana mengajar guru telah memilih alat yang diperkirakan dapat membantu melancarkan atau mempeijelas konsep yang akan diajarkan.
3. Ketrampilan Membaca Al-Qur’an
a. Pengertian Ketrampilan Membaca Ketrampilan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk
18 * melaksanakan atau mengerjakan sesuatu dengan benar dan cepat.
Sedang membaca artinya adalah melihat serta memahami isi dari pada yang tertulis dengan melisankan, atau mengucapkan, mengeja tau melafalkan apa yang tertulis.1
8 Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa arti ketrampilan membaca yaitu kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk melafalkan tulisan dengan tepat dan cepat.
19
b. Pengertian Al-Qur’an Menurut Prof. Dr. M. Hasbi Ash Shidqi, Al- Quran adalah Wahyu
Illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah disampaikan kepada umatnya, dengan jalan mutawatir yang dihukum kafir bagi yang mengingkari.20
18) Purwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, him. 722.
19) Ibid him. 83. 20) Hasbi Ash Sidqi, Pengantar Ulumul Q ur’an, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, him. 3.
26 Sedang menurut Shubhi Salih adalah
^ j S J
l y J j jSLa l l ^Juuti C-J I I j A
j j c j l a i o v a
4j itL I jiil lj A I . (J S
I II L ^
II -
A rtin y a: Al-Qur’an adalah Firman Allah yang bersifat atau berfungsi sebagai mu’jizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad SAW) yang ditujukan kepada Nabi Muhammad yang diwakilkan atau diriwayatkan secara mutawatir dan dipandang ibadah membacanya.21
Adapun yang penulis maksudkan adalah ketrampilan membaca Al- Qur’an yang meliputi tiga komponen, yaitu:
a. Mahroj atau yang berkaitan dengan pengucapan huruf secara benar dan jelas.
b. Tajwid yaitu yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an secara benar dan tartil.
c. Kelancaran adalah menyangkut ketepatan dalam membaca, merangkai kata-perkata secara benar, tepat dan cepat.
Ketiga komponen tersebut sebagai tolok ukur kesempurnaan bacaan Al- Qur’an, masing-masing komponen berisi indikator secara bertingkat yang menerangkan kemampuan membaca Al-Qur’an.
Komponen penilaian dapat dilihat pada ta b e l: 21) Mastur Zuhdi, Pengantar Ilmu Al-Q ur’an, Bina Ilmu, Surabaya, 1993, him 1.
27
Tabel 1.1 KOMPONEN TES BACA AL- QUR’AN Komponen KeriteriaKelancaran Mahroj Tajwid
1. Anak dapat
1. Anak dapat
1. Anak dapat membaca dengan lancar. mengucapkan huruf mengucapkan dengan benar. huruf dengan
2. Anak dapat merangkai Tinggi
2. Anak dapat berhukum bacaan kata dengan cepat dan membedakan suara/ nun sukun/tanwin tepat. melafalkan dengan jelas.
1. Anak kurang
1. Anak dapat membaca
1. Anak kurang dapat mengucapkan huruf mengenal dengan tetapi tidak lancar. lengkap bacaan
2. Anak agak sulit dengan benar. Sedang
2. Anak kurang dapat nun sukun dan merangkai kata secara membedakan suara huruf tanwin tepat. yang hampir sama.
1. Anak tidak dapat
1. Anak tidak tahu
1. Anak dapat membaca tetapi dengan mengucapkan huruf hukum bacaan nun sukun/tanwin tersendat-sendat. dengan benar. yang bertemu
2. Anak tidak dapat Rendah
2. Anak tidak dapat dengn huruf merangkai kata mengucapkan/membeda dengan cepat dan kan suara huruf yang hijaiyah. mirip/hampir sama. tepat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ketrampilan membaca Al-Qur’an adalah kemampuan membaca Al-Q ur'an secara cepat, tepat dan benar meliputi tiga komponen yaitu mahroj, tajwid dan kelancaran dalam membaca. Pengertian tersebut perlu dijabarkan secara operasional untuk memudahkan pengukuran variabel, jik a diterapkan dalam kontak penelitian tindakan kelas yaitu “Ketrampilan membaca A l-Qur’an”. Ketrampilan membaca Al-Qur’an dalam hai ini adalah yang dikaitkan dengan kemampuan siswa sekolah dasar, penekanannya dalam membaca Al-Qur’an adalah kecakapannya yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari tiga komponen yaitu Mahroj, Tajwid dan kelancarannya.
Adapun kelancaran bacaan diukur dari kecepatan siswa membaca dan merangkai kata-perkata secara benar.
Ketiga komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan membaca Al-Qur’an. Masing-masing komponen penelitian berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan tingkat penyuaraan tertentu, baik mahroj, tajwid, maupun kelancaran bacaan. Kriteria penguasaan tajwid tidak mencakup keseluruhan namun dibatasi pada bagian pokok yang sangat mendasar sesuai dengan materi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar Kelas 5 yaitu H ukum ^^^ bertemu dengan huruf hijaiyah lainnya.
Apabila ketrampilan membaca diartikan dengan Al-Qur’an adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam melafalkan tulisan Al-Qur’an secara tepat dan tepat menurut kaidah-kaidah hukum tajwid.
4. Alat Peraga/Media Pengajaran
Menurut Hamalik disebutkan bahwa “Media pendidikan adalah alat, metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
29 komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”.22 Selanjutnya “M edia pengajaran adalah sarana/alat bantu pembelajaran agar siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru”.23
Alat peraga adalah “Alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa” 24