HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 - Test Repository

  

HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP

PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH

PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01

KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

SKRIPSI

  Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

  Disusun oleh : SITI MASKANAH

  NIM : 11411020

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website :

  Benny Ridwan, M.Hum DOSEN IAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lam : 3 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudari Siti Maskanah Kepada Yth. Ketua IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : Siti Maskanah NIM : 11411020 Jurusan : Tarbiyah Program : Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP

  PERILAKU IHSAN DI SEKOLAH (PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016) Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas segera dimunaqosahkan.

  Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

  Salatiga, 13 Oktober 2015 Pembimbing

  Benny Ridwan, M.Hum

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website :

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

  DISUSUN OLEH : SITI MASKANAH

  NIM : 11411020 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal

  24 Maret 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil ........................................

  Sekretaris Penguji : Benny Ridwan, M.Hum ........................................ Penguji I : Dr. Zakiyuddin, M.Ag ........................................ Penguji II : Dra. Siti Farikhah, M.Ag ........................................

  Salatiga, 10 April 2016 Dekan FTIK IAIN Salatiga

  Suwardi, M.Pd

  NIP. 19670121 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Siti Maskanah NIM : 11411020 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip / dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

  Salatiga, 13 Oktober 2015 Penulis

  Siti Maskanah

  NIM. 11411020

  

MOTTO

   Sesungguhnya Allah tidak akan pernah merubah nasib seseorang jika orang tersebut tidak mau merubahnya sendiri (QS. 13: 11).

   Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang setelah melakukan kesalahan atau berbuat dosa mereka segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan

  (Sabda Rasulullah SAW).  Yang mengantar kesuksesan seseorang itu adalah orang tua, guru.

  Kesuksesan itu sejauh mana dalam menyukseskan orang lain, istri, anak, tetangga, dan kerabat jadi sukses. Kesuksesan seseorang bukan dari yang didapatkan akan tetapi bagaimana kontribusi dia bagi orang lain (AA Gym).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 

  Allah SWT Sang Penguasa di langit dan bumi. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan (QS. Al Fatihah : 5),

   Nabi Muhammad saw, sebagai tauladan yang tidak ada duanya,

   Ibu Siti Aminah terhormat yang selalu memberi doa restu kepada penulis,

   Suami (Mas Giyono) tercinta yang selalu memberi dorongan dalam segala langkah menuju perbaikan,

   Rekan-rekan seangkatan yang penuh keakraban,

   Pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, hanya dengan karunia dan keridhoan-Nya skripsi ini dapat tersusun. Selesainya penulisan skriksi ini merupakan hasil usaha penulis dengan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada : 1.

  Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga, 2. Benny Ridwan, M.Hum selaku pembimbing, 3. Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten

  Semarang yang telah berkenan memberi kesempatan kepada penulis guna mengadakan penelitian,

  4. Segenap keluarga yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga studi dan skripsi ini dapat diselesaikan,

5. Sahabat-sahabat yang bersedia membantu baik tenaga maupun pikiran sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini.

  Seiring doa dan harapan, semoga amal baik dan jasa dari semua pihak mendapat keridhoan Allah. Dengan penuh kesadaran penulis akui, skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dalam disiplin ilmu dan berfikir ilmiah. Maka dari itu kepada para ahli sangat diharapkan saran dan koreksinya untuk kesempurnan skripsi ini.

  Salatiga, 05 Oktober 2015 Penulis

  Siti Maskanah

  NIM 11411020

  

ABSTRAK

  SITI MASKANAH, MASKANAH, SITI. 2016. HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH (PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO

  01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016) SKRIPSI JURUSAN TARBIYAH. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA

  ISLAM NEGERI SALATIGA DOSEN PEMBIMBING BENNY RIDWAN, M.HUM

  KATA KUNCI : KEDISIPLINAN GURU DAN PERILAKU IHSAN SISWA Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana hubungan kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah pada siswa MI

  Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2016. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana hubungan kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa dan bagaimana upaya anak dalam menerapkan perilaku ihsan. Setelah dilakukan penelitian diharapkan guru bisa meningkatkan kedisiplinan serta siswa dapat berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Kemudian data ditranskrip menjadi data yang lengkap. Transkrip data dianalisis dengan cara penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian dapat disimpulkan untuk bahwa disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Sedangkan yang dimaksud dengan ihsan siswa adalah perilaku seseorang dalam hal ini adalah siswa berkelakuan baik khususnya di lingkungan sekolah.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i NOTA PEMBIMBING .................................................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 3 E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 4 F. Metode Penelitian .................................................................... 5 1. Populasi dan Sampel ........................................................ 5 2. Variabel Penelitian ........................................................... 5 3. Definisi Operasional ......................................................... 6 4. Metode Pengumpulan Data .............................................. 8 5. Teknik Analisis Data ........................................................ 9 G. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Kedisiplinan Guru .......................................... 13 1. Pengertian Kedisiplinan Guru .......................................... 13 2. Indikator Kedisiplinan Guru ............................................. 16 3. Pola Pembelajaran ............................................................ 18 4. Teknik-teknik Membina Kedisiplinan di Sekolah ............ 19

  B.

  Kajian Tentang Perilaku Ihsan Siswa ...................................... 20 1.

  Pengertian Perilaku Ihsan ................................................. 20 2. Indikator Perilaku Ihsan ................................................... 21 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ......................................................................... 24

  C.

  Hubungan Kedisiplinan Guru Terhadap Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ................................................................................ 26

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Situasi Umum MI Miftahul Huda ............................................ 28 1. Sejarah Singkat ................................................................. 28 2. Sarana dan Prasarana Penunjang Proses Pembelajaran .... 29 B. Profil Sekolah .......................................................................... 32 C. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ........ 33 D. Keadaan Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 .................... 34 E. Keadaan Siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ................... 35 F. Kegiatan Ekstrakurikuler ......................................................... 35 G. Penyajian Data Penelitian ........................................................ 36 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan .............................................................. 35 B. Analisis Lanjutan ..................................................................... 53 C. Interpretasi Data ...................................................................... 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 56 B. Saran ........................................................................................ 57 DAFTAR PUSATAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun

  Pelajaran 2015/2016 .............................................................. 35 Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2015/2016 ........................... 37 Tabel 3.3 Data Siswa Kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ........................................................................ 37 Tabel 4.1 Jawaban Angket Kedisiplinan guru ...................................... 40 Tabel 4.2 Nilai Angket Kedisiplinan Guru ........................................... 41 Tabel 4.3 Interval Kedisiplinan Guru .................................................... 43 Tabel 4.4 Nilai Nominasi Kedisplinan Guru ......................................... 44 Tabel 4.5 Nilai Prosentase Tingkat Kedisiplinan Guru ......................... 46 Tabel 4.6 Jawaban Angket Perilaku Ihsan di Sekolah ......................... 46 Tabel 4.7 Nilai Angket Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ....... 48 Tabel 4.8 Interval Angket Tentang Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ... 50 Tabel 4.9 Nilai Interval Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ..................... 50 Tabel 4.10 Nilai Prosentase Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah ................ 52 Tabel 4.11 Tabel Kerja untuk Mencari Korelasi Nilai Angket Kedisiplinan Guru dan Perilaku Ihsan Siswa di Sekolah Siswa Kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01... 53

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di sekolah guru merupakan orang yang paling bertanggungjawab

  terhadap tingkah laku anak. Ia memiliki peranan penting dan sangat berpengaruh atas keberhasilan pendidikan siswanya. Sejak anak keluar dari rumah, maka figur untuk dipercaya dan ditiru adalah gurunya sebagai orang yang dijadikan cermin. Sudah semestinya guru menempatkan dirinya sebagai uswah hasanah dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan kedisiplinan di sekolah.

  Banyak orang berkesimpulan bahwa guru adalah faktor penentu keunggulan untuk mutu sekolah. Bahkan penentu keberhasilah pendidikan suatu bangsa. Jadi dalam posisi ini harus menjadi agent of change pembentuk pribadi bangsa yang konstruktif dan dinamis.

  Berkaitan dengan tanggungjawab guru tersebut ada hal yang krusial untuk diperhatikan dan ditimbulkan adalah sikap disiplin guru. Disiplin akan menimbulkan kesan yang baik di hadapan anak. Namun pada kenyataannya, masalah kedisiplinan sering kurang mendapat perhatian serius dari para guru.

  Sehingga menimbulkan persepsi negatif dalam diri anak. Misalkan guru terlambat masuk kelas, keluar kelas sebelum waktunya, berpakaian kurang etis, dan mengajar seenaknya (cukup ditinggali catatan, dan sebagainya). Hal ini dapat menimbulkan rasa yang tidak puas. Sehingga anak protes dengan berperilaku kurang disiplin dan tidak patuh dengan guru, misalnya anak diberi PR tidak mengerjakan, tidak mengenakan seragam sebagaimana mestinya, dan sebagainya.

  Guru yang disiplin akan menciptakan anak-anak disiplin, dan guru yang kurang disiplin akan menciptakan anak-anak yang kurang disiplin pula.

  Dengan penanaman disiplin diharapkan dapat membantu siswa untuk mandiri dan bertanggungjawab. Menurut hemat penulis, hal yang semacam ini terjadi di lingkungan mana saja sebagaimana yang terjadi di beberapa Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, dimana siswa-siswi yang kurang disiplin salah satu penyebabnya adalah merosotnya kedisiplinan guru.

  Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH (pada siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan, Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2016) B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang hendak diteliti adalah :

1. Bagaimana variasi tingkat kedisiplinan guru MI Miftahul Huda

  Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang ? 2. Bagaimana variasi perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01

  Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang ?

  3. Adakah hubungan antara kedisiplinan guru terhadap perilaku siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang ? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui variasi tingkat kedisiplinan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui variasi perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan agar membawa manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut :

  1. Memberi gambaran nyata tentang hubungan kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

2. Memberi gambaran nyata tentang kondisi kedisiplinan guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

3. Bagi para guru, khususnya guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01

  Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manfaat berdisiplin bagi guru dalam membina perilaku ihsan siswa.

E. Hipotesis Penelitian

  Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah dan akan diterima jika fakta-fakta tersebut

  1 salah.

  Sehubungan dengan penelitian ini yang berjudul : HUBUNGAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA DI SEKOLAH (PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016), maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat hubungan yang segnifikan antara kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2016.

1 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Andi Offset, Yogyakarta, 2000, hlm. 63.

F. Metode Penelitian

  Dalam memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini, maka akan penulis uraikan dahulu tentang subyek dari penelitian ini yaitu populasi.

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian

  2

  . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 49 siswa.

  1. Variabel Penelitian Penelitian ini mengkaji 2 variabel, yaitu kedisiplinan guru menjadi variabel pertama (X) dan perilaku ihsan siswa sebagai variabel kedua (Y).

  Asumsi yang melandasi penelitian ini adalah bahwa kedisiplinan guru berpengaruh terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah. Dengan kata lain, variabel pertama diduga berpengaruh terhadap variabel kedua.

  2. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap rumusan masalah yang dimaksud, maka sebelumnya penulis akan menguraikan tentang batasan pengertian yang dimaksud dalam judul penelitian ini yaitu :

2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 115.

  a.

  Kedisiplinan Guru Secara etimologis, kedisiplinan diambil dari kata disiplin yang berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala

  3 perbuatan selalu menaati tata tertib (di sekolah atau kemiliteran) .

  Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya)

  4 mengajar .

  Secara keseluruhan, kedisiplinan guru dapat diartikan ketaatanguru dalam melaksanakan tata tertib keguruan baik yang berkaitan dengan tugasnya kepada atasan maupun tanggungjawabnya dalam mendidik dan membimbing siswa di sekolah.

  Adapun indikator kedisiplinan guru adalah sebagai berikut : 1)

  Berpakaian seragam, 2)

  Datang tepat waktu, 3)

  Mengisi daftar hadir, 4)

  Mengajar sesuai jadwal,

5) Memberikan evaluasi.

  b.

  Perilaku Ihsan Perilaku ihsan terdiri dari kata perilaku dan ihsan. Adapun perilaku sendiri berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti hal,

  5 3 sifat atau keadaan , sementara laku berarti perbuatan, kelakuan, cara 4 W.J.S Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2006, hlm. 254. 5 Ibid, hlm. 335.

  Ibid, hlm. 738.

  6

  menjalankan sesuatu atau berbuat sesuatu . Perilaku pada judul di atas difokuskan pada perbuatan atau kelakuan. Sedangkan ihsan adalah baik, kebaikan, perbuatan baik, derma, dan sebgainya yang tidak diwajibkan.

  Berdasarkan pengertian di atas, maka perilaku ihsan diartikan keadaan dimana seseorang yang dalam hal ini adalah siswa yang berkelakuan baik, khususnya di lingkungan sekolah.

  Perilaku ihsan dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain : 1)

  Masuk ke ruang kelas sesuai peraturan, 2)

  Mengenakan seragam sekolah dengan benar, 3)

  Ikut menjaga nama baik sekolah sesuai almamater, 4)

  Menghormati guru dan karyawan, 5) Bergaul dengan teman.

  3. Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari populasi menggunakan metode sebagai berikut : a.

  Metode pengumpulan data melalui kuesioner 1)

  Pengertian metode kuesioner

6 Ibid, hlm. 553.

  2) Kuesioner adalah daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang

  7 ingin diselidiki atau responden .

  3) Jenis kuesioner yang digunakan untuk penelitian

  a) Menurut subyek yang menjawab, kuesioner dalam penelitian ini termasuk kuesioner langsung. Maksudnya adalah daftar pertanyaan atau pernyataan itu langsung dijawab oleh subyek yang akan diteliti, yaitu siswa-siswi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan.

  b) Menurut bentuk perntanyaan atau pernyataannya, kuesioner dalam penelitian ini termasuk kuesioner tertutup, yaitu responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dengan memberi tanda cek () pada salah satu alternatif jawaban yakni selalu, kadang-kadang, atau tidak pernah.

  c) Menurut aspek kepribadian yang akan diteliti, kuesioner dalam penelitian ini termasuk kuesioner khusus, maksudnya dalah bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini hanya menanyakan kedisiplinan dari perilaku ihsan.

7 Mangun Edy Wibowo, Teknik Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Semarang, 2007, hlm. 47.

  b.

  Metode dokumentasi Yaitu sejumlah besar data yang tersedia, adalah data variabel seperti terdapat dalam surat-surat catatan harian (jurnal), kenang-

  8 kenangan (memori), laporan-laporan dan lain-lain .

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang : 1)

  Daftar siswa kelas I, II, dan III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 sebagai populasi sekaligus sampel.

  2) Hal-hal yang berhubungan dengan penelitian atau untuk memperoleh data tentang pengeruh kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah.

4. Teknik Analisis Data

  Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh untuk memberikan informasi lebih lanjut. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan statistika. Yang dimaksud statistika adalah suatu pengetahuan yanga berhubungan dengan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan

  9 menganalisa data penyelidikan yang berbwujud angka-angka .

  Alasan-alasan menggunakan metode statistika untuk menganalisa 8 data dalam hal ini adalah :

  

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1996,

9 hlm. 148.

  Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid III, Andi Offset, Yogyakarta, 2000, hlm. 221. a.

  Data yang terkumpul dapat diangkakan sehingga menjadi daya kuantitatif yang berupa angka-angka.

  b. bersifat eksak sehingga mudah dalam Statistika mempertanggungjawabkan kebenarannya.

  c.

  Statistica mempunyai landasan yang kuat dalam menarik kesimpulan melalui proses ilmiah yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan.

  Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa : a. Jawaban responden dalam angket kedisiplinan guru, selanjutnya jawaban-jawaban tersebut dinilai dengan angka atau kuantitas jawaban setiap siswa atau responden dijumlah dan dirata-rata. Angka yang diperoleh rata-rata tersebut digunakan sebagai variabel bebas atau independen yang selanjutnya dalam statistik disebut “X”.

  b.

  Jawaban responden dalam angket perilaku ihsan siswa, selanjutnya jawaban tersebut dinilai dengan angka atau dikuantitaskan, jawaban setiap siswa atau responden dijumlah dan dirata-rata. Angka yang diperoleh dari hasil rata-rata tersebut digunakan sebagai variable terikat atau dependen yang selanjutnya dalam statistik disebut “Y”.

  c.

  Jumlah siswa yang dijadikan sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yang terdiri dari siswa kelas I, II, dan II, kemudian untuk mengolah data yang diperoleh guna mengetahui korelasi antara “X” dan “Y” digunakan rumus sebagai berikut : keterangan : : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

  XY : produk dari X dan Y X : variabel kedisiplinan guru Y : variabel perilaku ihsan siswa N : jumlah responden Dari hasil perhitungan dengan rumus tersebut, maka akan diperoleh angka yang menunjukkan tingkat korelasi antara variabel “X” dan “Y”. Angka-angka tersebut harus di konsultasikan dengan nilai R product moment .

G. Sistematikan Penulisan Skripsi

  BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Landasan Teori Dalam bab ini akan penulis uraikan tentang : Masalah kedisiplinan guru, yakni pengertian kedisiplinan guru, indikator kedisiplinan guru, pola pembelajaran, teknik-teknik membina kedisiplinan di sekolah.

  Masalah perilaku ihsan siswa, yakni pengertian perilaku ihsan, indikator perilaku ihsan, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ihsan siswa di sekolah. Pengaruh kedisiplinan guru terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah.

  BAB III : Laporan Hasil Penelitian Dalam bab ini memuat tentang hasil penelitian dengan beberapa hal yang akan dilaporkan, yakni situasi umum MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang meliputi sejarah singkat serta sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran, profil madrasah, visi misi serta tujuan, keadaan guru, keadaan siswa, kegiatan ekstrakulikuler, dan penyajian data penelitian.

  BAB IV : Analis Data Dalam bab ini menguraikan tentang analisa data serta menguji tentang signifikasi atau tidaknya hipotesa yang penulis ajukan. BAB V : Penutup Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Kedisiplinan Guru 1. Pengertian Kedisiplinan Guru Istilah disiplin dalam bahasan Indonesia berasal dari bahasa Belanda, yang kemudian dipengaruhi juga oleh bahasa Inggris. Istilah

  disiplin menurut pengertian kedua bahasa tersebut berasal dari bahasa Latin “disiplina”. Dalam hal ini dikemukakan oleh empat macam arti disiplin, yaitu latihan yang memperkuat dan sistem aturan tata laku.

  10 a.

  Latihan yang memeperkuat. Disiplin dikaitkan dengan istilah yang memperkuat terutama ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh dan sebagainya.

  b.

  Koreksi dan sanksi. Arti disiplin dalam kaitannya dengan koreksi dan sanksi terutama diperlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi yang melanggar tata tertib dapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan sanksi.

  c.

  Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan. Orang-orang yang berdisiplin adalah orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya.

10 Lemhanas, Disiplin Nasional, PT. Balai Pustaka, Jakarta, 1998, hlm. 11.

  d.

  Sistem aturan tata laku. Setiap kelompok manusia masyarakat atau bangsa selalu terikat pada berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya. Masing-masing wajib berperilaku sesuai dengan tata peraturan yang berlaku, baik yang formal maupun non formal yang disepakati.

  Uraian tentang macam-macam arti disiplin di atas dapat diintisarikan bahwa, disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan lekasanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

  Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikembangkan bahwa disiplin adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan sesuai peraturan yang berlaku, maka kedisiplinan yang dilakukan oleh setiap orang akan dilakukan dengan dengan kesadaran yang tinggi. Tanpa kesadaran yang tinggi maka kedisiplinan yang terwujud.

  Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara inpilisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab

  11 pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

  Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak dapat dipisahkan antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut 11 merupakan kemampuan integratif yang satu tidak dapat dipisahkan

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, 1982, hlm. 38. dengan yang lain. Misalnya seseorang yang dapat mendidik tetapi tidak dapat mendidik tetapi tidak mempunyai kemampuan membimbing, mengajar, dan melatih, maka ia tidak disebut guru yang sejati. Seterusnya, seseorang yang memiliki kemampuan mengajar, tetapi tidak memiliki kemampuan mendidik, membimbing, dan melatih juga tidak dapat disebut sebagai guru yang sebenarnya. Guru harus memiliki

  12 kemampuan keempat-empatnya secara utuh.

  Meskipun demikian, seorang guru adalah manusia biasa, ia sama sekali bukan manusia super yang tanpa cacat. Guru adalah manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Itulah sebabnya, keempat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru berada dalam gradasi yang beraneka ragam. Ada guru yang memiliki kelebihan dalam satu kemampuan, tetapi kurang dalam kemampuan yang lainnya. Sebagai contoh ada guru yang dapat dijadikan panutan dalam tingkah laku siswa, tetapi sedikit kurang menguasai ilmu pengetahuan yang akan ditransfer melalui proses mengajar. Demikian seterusnya, dengan kemampuan membimbing atau melatih.

  Tugas guru adalah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk memberi dorongan, memuji, menghukum, memberi

12 Suparlan, Guru Sebagai Profesi, Hikayat, Yogyakarta, 2006, hlm. 29-30.

  13

  contoh, membiasakan dan lain-lain. Di dalam kelas, guru adalah contoh dan panutan bagi siswa-siswanya.

  Oleh karena itu, tidak berlebihan jika agama Islam menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru), sehingga mereka pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11 :

  الله ِ تَجَرَد اوُتْوُا َِنْي ذَّلا َِمْل عْلا َِنْي ذَّلاَو ِْمُكْن م اوُنَمَأ ِ عَفْرَي

  Artinya : “Allah akan meningikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

  14

  derajat.” Secara keseluruhan kedisiplinan guru dapat diartikan sebagai ketaatan guru dalam melaksanakan tata tertib keguruan baik yang berkaitan dengan tugasnya kepada atasan, maupun yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab dalam mendidik dan membimbing siswa- siswanya.

2. Indikator Kedisiplinan Guru a.

  Berpakaian Seragam Salah satu yang membedakan bagi seorang guru dengan pegawai lain adalah pakaiannya. Oleh karena itu sudah semestinya

13 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosyda Karya, Bandung, 1992,

  14 hlm. 78 Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, CV Penerbit Diponegoro, Bandung, 2000, hlm. 434 jika seorang guru berpakaian seragam yang telah ditentukan oleh sekolah serta berpenampilan rapi.

  b.

  Datang Tepat Waktu Seorang guru hendaknya hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

  c.

  Mengisi Daftar Hadir Siswa Sebelum mengajar, seorang guru sebaiknya membaca daftar hadir siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir pada hari itu.

  Demikian juga setelah selesai mengajar, guru hendaknya mengecek ulang jumlah kehadiran siswa untuk memastikan bahwa tidak ada siswa yang meninggalkan pelajaran sebelum jam pelajaran usai.

  d.

  Mengajar Sesuai Jadwal Jadwal mengajar pada setiap sekolah telah ditentukan. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya mengajar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Apabila seorang guru terpaksa tidak masuk mengajar maka hendaknya dia memberikan tugas kepada siswa- siswanya.

  e.

  Memberikan Evaluasi Untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar sudah berhasil atau belum, hendaknya seorang guru memberikan ulangan kepada siswa-siswanya di setiap akhir bab.

3. Pola Pembelajaran

  Disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan. Tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan murid, dan hasil pembelajaran pun akan berkurang.

  Masalah-masalah kedisiplinan dapat diatasi apabila kita meninggalkan metode lama yang otoriter yang secara paksa menuntut kepatuhan dan mengambil alih garis-garis dasar baru yang berlandaskan prinsip-prinsip kebebasan dan tanggungjawab. Guru tidak boleh mengizinkan segala-galanya, tetapi juga tidak memberikan hukuman di luar batas edukasi. Kita harus belajar untuk dpaat menjadi partner, teman belajar bagi murid-murid, agar kita dapat menuntun mereka dengan penuh pengertian. Kita harus belajar cara membimbing tanpa melakukan penindasan dan memberi kebebasan yang tak terkendalikan.

  Untuk mencapai keseimbangan tersebut di atas, ada enam hal

  15

  yang harus diwujudkan oleh seorang guru, yaitu : a.

  Mengajar setiap harinya dengan kerja keras yang konstan. Guru harus mencurahkan tenaga yang maksimal untuk menjaga kelangsungan bubungan antara kedua belah pihak sebagai partner.

  b.

  Guru merasa sayang terhadap murid-muridnya, dan ia merasakn adanya panggilan untuk menjadi tenaga pengajar.

  c.

  Pengertian dan kesadaran sudah tertanan dalam diri si guru, hal 15 tersebut dapat mencegahnya untuk tidak mudah merasa tersinggung Rudolf Dreikurs, Disiplin Tanpa Hukuman, Remaja Karya, 1984, hlm. 9. atau bahkan kehilangan ketenangan. Ia berani mengoreksi dirinya sendiri dan menerima kritik.

  d.

  Ia bekerja demi pendidikan dalam arti sesungguhnya, dan ia berusaha untuk menjadi teladan.

  e.

  Dengan rasa penuh kepercayaan dan keberanian ia menghadapi segala tantangan baru dan selalu siap sedia melibatkan dirinya secara maksimal.

  f.

  Ia membagi waktunya sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengikuti pendidikan lanjutan. Perhatiannya tidak harus sepenuhnya ditujukan kepada tugas pengajarannya, bidang pengetahuan yang lebih luas akan membuatnya tetap bersifat terbuka dan aktif.

4. Teknik-teknik Membina Kedisiplinan di Sekolah

  Pendidikan adalah suatu proses. Bersama proses itu anak tumbuh dan berkembang dalam belajar. Pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses itu sesuai dengan nilai yang dianggap baik dlam masyarakat. Kuat ;lemahnya pengaruh itu sangat tergantung pada tata disiplin yang ditetapkan dan dicontihkan oleh guru. Sehingga untuk membina disiplin pada siswa, guru harus menggunakan teknik-teknik pembinaan kedisiplinan.

  Teknik yang harus digunakan guru dalam membina kedisiplinan siswa ada tiga, yaitu :

  16 a.

  Teknik keteladanan guru Tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh siswa. Dengan teladan ini timbullah gejala identifikasi positif, ialah penyamaan diri dengan orang yang ditiru. Identifikasi positif itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian.

  b.

  Teknik bimbingan guru Guru hendaknya senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.

  c.

  Teknik pengawasan bersama Disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.

B. Kajian Tentang Perilaku Ihsan Siswa 1.

  Pengertian Perilaku Ihsan Perilaku ihsan diartikan keadaan dimana seseorang yang dalam hal ini adalah siswa berkelakuan baik, khususnya di lingkungan sekolah.

  Hal ini berdasarkan arti “ihsan” dalam surat An Nahl ayat 90:

  َِّن إ ََِّالله ُِرُمْأَي ِ لْدَعْلا ب ِ ناَسْح ْلْاَو

16 Depdikbud, Pengelolaan Kelas di SD, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1996, hlm. 11.

  Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan

  17

  berbuat kebajikan.” Perilaku ihsan dalam pembahasan ini diarahkan pada perilaku disiplin siswa yang berkaitan dengan ketaatan belajar serta etika belajar.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku ihsan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah bagaimana cara siswa dalam melakukan kegiatan sehari-hari di sekolah. Siswa dapat dikatakan berperilaku ihsan dilihat dari kepatuhannya terhadap tata tertib di sekolah.

2. Indikator Perilaku Ihsan Siswa

  Perilaku ihsan siswa dapat dilihat dari beberapa indikator berikut : a. Masuk keluar kelas sesuai peraturan

  Kelancaran proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kedisiplinan pihak-pihak yang terkait dalam proses pendidikan.

  Salah satunya adalah tingkah laku, kerajinan, dan ketertiban siswa pada saat masuk dan keluar kelas.

  Suasana kelas yang gaduh yang disebabkan adanya siswa yang terlambat sangat mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar. Begitu pula guru yang dibuat sibuk siswanya yang suka pulang sebelum waktunya. Siswa yang taat pada peraturan akan

17 Depag, Al Quran dan Terjemahnya, Op Cit, hlm. 221

  membiasakan diri masuk dan keluar kelas sesuai waktu yang telah ditentukan.

  b.

  Menggunakan pakaian seragam sekolah dengan benar Salah satu identitas yang membedakan anak sekolah dengan yang bukan anak sekolah adalah pakaian yang dikenakannya, berikut dengan cara berpakaian. Setiap sekolah biasanya telah menentukan seragam sekolah demi menjaga ketertibaban, kerapian, dan keseragaman.

  Setiap sekolah juga mempunyai batasan. Batasan sendiri tentang model pakaian berikut atribut-atribut yang dikenakan siswa.

  Siswa yang patuh pada tata tertib tidak pernah merasa terpaksa memakai seragam berikut atributnya sesuai ketentuan sekolah, bahkan mungkin saja merasa bangga terhadap apa yang dipakai.

  Secara psikoligis, anak yang berpakaian rapi dapat menimbulkan rasa simpatik dari para guru dan teman-temannya dan biasanya anak tertib berpakaian cenderung rajin dalam kegiatan sekolah lainnya.

  c.

  Ikut menjaga nama baik sekolah Kepatuhan siswa pada peraturan sekolah juga dapat ditunjukkan melalui komitmennya dalam menjaga nama baik sekolah. Penjagaan nama baik sekolah dapat dilakukan dengan cara meraih prestasi sebaik-baiknya, berbudi luhur di lingkungan masyarakat dan lain sebagainya.

  Bagi siswa yang merasa tidak mempunyai perhatian terhadap kemajuan sekolahnya, akan merasa berat dan sulit melakukan hal-hal di atas, sedangkan bagi siswa yang patuh dan merasa memiliki almamaternya, maka akan dilakukan dengan semangat dan sungguh- sungguh.

  d.

  Menghormati guru dan karyawan Guru dan karyawan sebagai pendidik dan yang melayani kebutuhan kebutuhan kegiatan belajar mengajar siswa sudah sewajarnya jika siswa menghormati. Rasa hormat terhadap guru bisa dilakukan dengan cara bersikap sopan, tidak gaduh di kelas, mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang santun dan sebagainya.

  e.

  Bergaul dengan teman Teman dalam kelas merupakan teman sebaya, sedangkan teman di luar kelas adalah teman sepermainan. Teman sebaya artinya teman bergaul yang umurnya sama atau hampir sama.

  Siswa yang baik, maka terhadap teman-temannya dia tidak akan membeda-bedakan, berlaku sombong, atau bahkan menyakiti.

3. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Perilaku Ihsan Siswa Di Sekolah a.

  Keteladanan dari guru Akhlak guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak murid-muridnya. Tingkah laku, cara berbuat, dan beribicara seorang guru akan ditiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu sudah seharusnya seorang guru berpegang teguh pada ajaran- ajaran agama serta berakhlak mulia, berbudi luhur, pengasih, dan penyayang kepada murid-muridnya sebagai anak yang cinta pada keluhuran budi pekerti gurunya, guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan memperbuat sesuatu yang bertentangan dengan perkataannya.

  Hendaklah seorang guru selalu sadar bahwa ia adalah imam yang jadi panutan murid-muridnya dalam akhlak, perkataan, dan semua gerak-geriknya.

  Bahkan menjadi pendidik adalah model bagi para siswa, kapan dan dimana saja menjadi teladan yang baik bagi mereka.

  Mekanisme pembelajaran bukan hanya di ruang-ruang kelas dan jam-jam pelajaran, tetapi sepanjang siswa berada di lingkungannya, di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

  b.

  Tata tertib sekolah Setiap sekolah biasanya mempunyai aturan-aturan tersendiri yang sengaja dibuat untuk mengatur para siswanya. Tata tertib sekolah memegang peranan penting dalam mempengaruhi perilaku ihsan siswa di sekolah.

  Sebagai contoh di sekolah kami, sebelum dibuat tata tertib tentang siswa yang hendak masuk kantor untuk mengambil sesuatu, mereka cenderung bebesa dan kurang memperhatikan etika dan kesopanan, akan tetapi setelah kami buat tata tertib secara tertulis dan kami sosialisasikan kepada mereka, perilaku mereka sudah tidak seperti yang sebelumnya. Para siswa yang tadiya masuk kantor tanpa mengucapkan salam, kini mereka telah terbiasa dengan salam ini. Yang dulunya mereka menggunakan bahasa Jawa untuk mengatakan sesuatu kepada bapak ibu guru, namun setelkah diberi aturan bahwa dalam menyampaikan segala sesuatu kepada bapak ibu guru harus dengan bahas Indonesia yang baik, kini mereka telah terbasa dengan hal ini, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

  Demikian juga dengan tata tertib yang lainnya, misalnya tata tertib masuk perpustakaan, tata tertib masuk ruang komputer, dan tata tertib masuk mushola, dan lain sebagainya. Semua tata tertib tersebut besa sekali pengaruhnya terhadap perilaku ihsan siswa di sekolah.

  c.

  Sanksi dan hukuman Betapapun tata tertib telah dibuat oleh sekolah untuk mengatur para siswanya, akan tetapi manusia bersifat tidak sempurna, maka kemungkinan-kemungkinan untuk berbuat salah, penyimpangan dari anjuran selalu ada. Lagi pula anak-anak bersifat pelupa, lekas melupakan larangan atau perintah yang baru saja diberikan kepadanya.

  Oleh karena itu tata tertib yang telah dibuat, sengaja kami lengkapi dengan sanksi dan hukuman bagi mereka yang lalai dari tata tertib, misalnya bagi putra-putri kami yang terlanjur melanggar tata tertib masuk kantor, maka hukuman bagi mereka adalah mengulangi masuk kantor sesuai dengan tata tertib yang telah disepakati bersama. Bagi para siswa yang melanggar tata tertib di ruang perpustakaan, maka mereka harus menata buku-buku yang ada di rak perpustakaan. Demikian juga jika ada yang melanggar tata tertib di ruang komputer, maka terpaksa mereka harus membersihkan ruang komputer dampai bersih.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DAKUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 132

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

PENGARUH KEDISIPLINAN GURU KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS V DAN VI DI MI MLILIR KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 2 92

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 1 125

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DI TPA DENGAN AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 104

PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 94

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPS PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh

0 1 157

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA CUKIL KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 133