PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU PERMAINAN SEJARAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung.

(1)

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU PERMAINAN

SEJARAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

oleh:

TRI SUMARDI

0705878

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Permainan Sejarah dalam Upaya

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Sejarah

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA

1 SMA Negeri 14 Bandung)

Oleh Tri Sumardi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Tri Sumardi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

“PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU PERMAINAN SEJARAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN SEJARAH”

( Penelitian Tindakan Kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung)

Oleh : TRI SUMARDI

0705878

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Hansiswany Kamarga, M.Pd NIP. 19560902 198703 2 001

Pembimbing II

Yeni Kurniawati, S.Pd, M.Pd NIP. 19770602 200312 2 001

Diketahui Oleh :

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 195704081984031003


(4)

ABSTRAK

Aktivitas belajar merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar agar terciptanya kegiatan pembelajaran yang dinamis. Judul dari penelitian ini adalah “Penerapan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung). Penelitian ini berawal pada permasalah siswa di kelas XI IPA 1 dalam proses pembelajaran di kelas siswa. Siswa di kelas tersebut kurang aktif dalam pembelajaran sejarah ditandai dengan kurangnya aktivitas bertanya, menanggapi, maupun menjawab pertanyaan dari guru. Ditakutkan akan terjadi perbedaan persepsi antara guru dan siswa dalam pembelajaran sehingga apa yang seharusnya disampaikan guru kepada siswa tidak seutuhnya diterima siswa dengan benar. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas XI IPA 1 melalui penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah. Kartu permainan sejarah berisi mengenai materi pembelajaran sejarah lalu dikemas dalam kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data mengenai pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menerapkan media pembelajaran kartu permainan sejarah, data tersebut adalah data aktivitas belajar seperti: aktivitas melihat, aktivitas mendengarkan, aktivitas lisan. Metode pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini terdiri dari 4 siklus, yang masing-masing siklusnya terdiri dari 1 tindakan. Hasil observasi pada setiap siklusnya, sebagai berikut: (1) Siklus 1 aktivitas belajar siswa di kelas menunjukan 54%, (2) Siklus 2 aktivitas belajar siswa di kelas menunjukan 69%, (3) Siklus 3 aktivitas belajar siswa di kelas menunjukan 71%, (4) Siklus 4 aktivitas belajar siswa di kelas menunjukan 81%. Berdasarkan hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sejarah menunjukan tingkat keberhasil. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung pada setiap siklusnya.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Media Kartu Permainan Sejarah dan Aktivitas Belajar.


(5)

Tri Sumardi, 2013

ABSTRACT

Learning activity is an important factor in teaching and learning activities in order to create a dynamic learning activities. The title of the study is "Application of Media Card Games History to Improve Activity Lesson Student In Learning History (Classroom Action Research in Class XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung). This study contradicts the problems of students in class XI IPA 1 in the learning process of students in the classroom. Students in the class are less active in the teaching of history is characterized by the lack of activity of asking, responding to, and answer questions from the teacher. Feared would happen differences in perception between teachers and students in learning so that what should have been submitted by teachers to students is not entirely accepted students properly. This has encouraged researchers to improve the conditions for learning in class XI science 1 through the application of learning media card game history. Card game history containing the history of the learning materials and packaged in group discussions and class discussions. The main objective of this research is to improve students' learning activities. The method I used in this study was Classroom Action Research (CAR) using a model of Kemmis and Mc Taggart, starting from planning, action, observation and reflection. The data taken in this study is the data on the implementation of the teaching of history by applying instructional media card game history, data is data of learning activities such as: activity view, listening activities, oral activity. Methods of data collection obtained through observation, interview and documentation. The study consisted of four cycles, each cycle consisting of 1 action. The observations in each cycle, as follows: (1) Cycle 1 students' learning activities in the classroom showed 54%, (2) Cycle 2 students' learning activities in the classroom showed 69%, (3) Cycle 3 students' learning activities in the classroom showed 71% , (4) Cycle 4 student learning activities in the classroom showed 81%. Based on the above observations it can be concluded that the application of instructional media card game history in improving student learning activities in the subjects of history indicates the level of success. It is characterized by increased activity of class XI IPA 1 SMAN 14 Bandung at each cycle.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 9

1.5Definisi Operasional ... 10

1.6Sistematika Penulisan ... 14

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN KARTU PERMAINAN SEJARAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA ... 16

2.1Aktivitas Belajar Siswa ... 16

2.1.1 Pengertian Belajar ... 16

2.1.2 Pengertian Aktivitas Siswa ... 18

2.1.3 Pengertian Aktivitas Belajar Siswa ... 19

2.2 Media Pembelajaran Sejarah ... 24

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 24

2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran ... 25

2.2.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 27

2.3 Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah... 30


(7)

Tri Sumardi, 2013

2.3.2 Proses Pembuatan ... 32

2.3.3 Penggunaan Kartu Permainan Sejarah ... 33

2.4 Keterkaitan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1Metode Penelitian ... 37

3.2Desain Penelitian ... 39

3.3Sasaran Penelitian ... 45

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 45

3.3.2Subjek Penelitian ... 45

3.4 Definisi Operasional... 46

3.4.1 Media Kartu Permainan Sejarah ... 46

3.4.2 Aktivitas Belajar Siswa ... 48

3.5 Intrumen Penelitian ... 51

3.5.1 Pedoman Observasi ... 51

3.5.2 Wawancara ... 53

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.6.1 Metode Observasi... 53

3.6.2 Metode Wawancara ... 54

3.6.3 Dokumentasi ... 56

3.7 Teknik Analisis Data ... 56

3.7.1 Analisi Data Aktivitas Belajar Siswa ... 56

3.7.2 Pengumppulan Data ... 57

3.7.3 Kodefikasi Data ... 57


(8)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 60

4.1Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 14 Bandung ... 60

4.1.1.1 Profil SMA Negeri 14 Bandung ... 60

4.1.1.2 Kondisi Guru dan Siswa SMA Negeri 14 Bandung ... 67

4.1.2 Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 71

4.2 Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah ... 73

4.2.1 Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 73

4.2.1.1 Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 73

4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 74

4.2.1.3 Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus I... 76

4.2.1.4 Refleksi dan Revisi Tindakan Pembelajaran Sikus I ... 80

4.2.2 Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 81

4.2.2.1 Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 81

4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 82

4.2.2.3 Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 84

4.2.2.4 Refleksi dan Revisi Tindakan Pembelajaran Sikus II ... 88

4.2.3 Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus III... 89

4.2.3.1 Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 89

4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 90

4.2.3.3 Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 91

4.2.3.4 Refleksi dan Revisi Tindakan Pembelajaran Sikus III ... 96

4.2.4 Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 96

4.2.4.1 Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 96

4.2.4.2 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 97

4.2.4.3 Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 98


(9)

Tri Sumardi, 2013

4.3 Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian melalui Penerapan Media

Kartu Permainan Sejarah dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa ... 103

4.3.1 Data Hasil Wawancara ... 103

4.3.1.1 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Guru ... 103

4.3.1.2 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Siswa ... 105

4.3.2 Data Hasil Pengolahan Aktivitas Belajar ... 107

4.4 Analisis Hasil Penelitian melalui Penerapan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa ... 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 138

5.1 Kesimpulan ... 138

5.2 Saran ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 144 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Skor Aktivitas Belajar Siswa ... 50

Tabel 3.2 Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 52

Tabel 4.1 Data Guru SMA Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2012/20123 ... 67

Tabel 4.2 Data Siswa SMA Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 70

Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 77

Tabel 4.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 85

Tabel 4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ... 92

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus IV ... 99

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 108

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Aktivitas Visual ... 111

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Aktivitas Mendengarkan ... 113

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Aktivitas Lisan ... 116

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji-t Siklus I dan Siklus II ... 120

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji-t Siklus II dan Siklus III ... 122

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji-t Siklus III dan Siklus IV ... 124


(11)

Tri Sumardi, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penggunaan Media ... 6

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan Taggart ... 39

Gambar 4.1 Denah SMA Negeri 14 Bandung ... 66

Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi Kelompok ... 75

Gambar 4.3 Diskusi Kelompok ... 83

Gambar 4.4 Siswa Sedang Presentasi ... 91

Gambar 4.5 Siswa Melakukan Diskusi Kelompok ... 98

Gambar 4.6 Diagram Penilaian Kelompok ... 110

Gambar 4.7 Diagram Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 110

Gambar 4.8 Diagram Penilaian Aktivitas Visual ... 111

Gambar 4.9 Diagram Penilaian Aktivitas Mendengarkan ... 114


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan karakter bangsa sehingga perlu untuk menciptakan pendidikan berkualitas. Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri dalam keagamaan, spiritual, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan lain yang diperlukan untuk bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sebagaimana yang diungkapkan dalam Pasal 1 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi hal penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga akan diperoleh apa yang ingin dicapai, sebagaimana ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang fungsi Sistem Pendidikan Nasional, bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi menumbuhkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada


(13)

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Keberhasilan pendidikan nasional yang baik salah satunya bisa dicapai melaui proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Proses pembelajaran yang baik diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi untuk menunjang bakat, minat dan psikologis peserta didik. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2006 Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa:

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Proses belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya sebagaimana dijelaskan oleh Sadiman (1986:2), belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti, yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Keberhasilan dalam proses belajar didukung oleh beberapa faktor yang dipengaruhi oleh tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, bahan, alat evaluasi dan suasana evaluasi Widiarni dalam (http://akta408.wordpress.com/2008/10/30/keberhasilan-belajar-mengajar/), sehingga proses belajar merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan berpengaruh dalam menumbuhkan kegiatan belajar pada siswa menuju pada perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Agar kegiatan


(14)

belajar dinikmati siswa maka kegiatan belajar harus bersifat menyenangkan, sehingga siswa merasa nyaman, aman dan asyik. Menurut Kurnia dalam (http://baleatikan.blogspot.com/2012/11/pembelajaran-menyenangkan

joyful.html), perasaan yang mengasyikan atau menenangkan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu. Selain itu Pembelajaran yang menyenangkan perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi diri secara oftimal.

Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Mata pelajaran sejarah berlandaskan kepada ilmu sejarah yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kesejarahan dan memiliki andil bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran sejarah pada tingkat SMA, sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran siswa tetang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.

2. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. 3. Menumbuhkan pemahaman siswa terhadap proses terbentuknya

bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga kini dan masa yang akan datang.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa lalu.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik Nasional maupun Internasional.


(15)

(http://www.puskur.or.id/data/2006/KTSP%20depdiknas%20SMA_MA/0 8.%20Sejarah.pdf)

Kenyataannya pembelajaran sejarah berdasarkan pendapat Kamarga (hankey.pbworks.com/w/page/16454829/Pembelajaran%20Sejarah) sejarah selalu diidentikan dengan pelajaran mengetahui dan menghafalkan peristiwa/fakta sejarah tanpa menelaah lebih lanjut apa sebenarnya yang diinginkan dari pemahaman terhadap peristiwa sejarah tersebut sehingga pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah masih kurang maksimal. Pembelajaran sejarah hanya bersumber pada buku teks tanpa berupaya untuk menumbuhkan keterampilan individu para siswa. Sebagian siswa menganggap pelajaran sejarah kurang memiliki nilai guna bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Sehingga siswa menganggap sejarah hanya membicarakan masa lalu saja yang tidak bisa diambil maknanya untuk hari ini. Mata pelajaran sejarah seharusnya mampu untuk menumbuhkan pengetahuan tentang sejarah nasional maupun umum, serta dapat mengambil makna dari apa yang dipelajari yang bisa dimanfaatkan untuk hari ini dan masa yang akan datang.

Peneliti melakukan pra penelitian yang dilakukan pada hari Senin, 06 Februari 2012 pada mata pelajaran sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung. Di kelas X-A memiliki kesamaan dengan permasalahan pembelajaran yang dibahas sebelumnya. Mata pelajaran sejarah diidentikan dengan pelajaran mengetahui dan menghafalkan peristiwa/fakta sejarah. Ditemukan beberapa persoalan yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif diantaranya, sebagai berikut: pertama kegiatan pembelajaran di kelas tersebut


(16)

kurang aktif ditandai dengan kurangnya aktivitas bertanya, menanggapi, maupun menjawab pertanyaan dari guru. Siswa cenderung kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa disertai respon seperti tanggapan atau pertanyaan dari siswa. Kedua, pada saat kegiatan belajar berlangsung terlihat beberapa siswa mempunyai kegiatan sendiri diluar proses belajar di kelas, seperti: menggambar, mengobrol di luar mata pelajaran dan mengerjakan tugas lain dan sebagainya. Ketiga, kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga kurang mampu dalam membantu siswa untuk memahami pelajaran yang akan disampaikan oleh guru terhadap siswa. Hal ini menyebabkan pembelajaran sejarah di kelas tersebut tidak berjalan semestinya seperti di kelas lainnya. Siswa di kelas lainnya ikut aktif dalam proses pembelajaran sejarah seperti bertanya dan menanggapi guru, sehingga ditakutkan akan menimbulkan salah pemahaman dari apa yang ingin disampaikan oleh guru bila proses pembelajaran berlangsung seperti itu.

Menanggapi permasalahan yang terjadi di kelas tersebut penulis mewawancarai guru kelas X SMA Negeri 14 Bandung, beliau menjelaskan bahwa pada proses pembelajaran sejarah di kelas tersebut memiliki karakter yang berbeda. Kelas tersebut terkesan lebih pasif dibandingkan dengan kelas lainnya ditandai dengan kurangnya antusias siswa dalam kegiatan belajar seperti bertanya dan menjawab.

Permasalahan di kelas tersebut mengarah pada kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kurangnya aktivitas siswa tersebut salah satunya dikarenakan guru kurang mengembangkan media sehingga siswa tidak ikut aktif


(17)

dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu alat penghubung antara guru dan siswa, sama halnya seperti yang diungkapkan oleh Munadi (2008:5) media pembelajaran sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru dan pendidik yang biasa dikenal sebagai media pembelajaran sehingga komunikasi yang akan disampaikan oleh guru terhadap siswanya lebih mudah dengan bantuan media pembelajaran.

Menggunakan media pembelajaran dalam pengajaran sejarah diharapkan dapat mempermudah siswa untuk menerima dan memahami pelajaran sejarah. Media pembelajaran memiliki arti penting dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan dengan tepat akan menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Hal ini ditegaskan oleh Sujana (1995:37) bahwa proses dan keberhasilan belajar siswa menunjukkan perbedaan yang nyata antara pembelajaran yang menggunakan media dengan tanpa media.


(18)

Berdasarkan bagan tersebut tergambarkan bahwa media pembelajaran merupakan pengantar yang baik dalam menyampaikan apa yang ingin disampaikan oleh pemberi pesan kepada penerima pesan. Menurut Sadiman (2009:14) bahwa, media pembelajaran sebagai salah satu alat yang dapat mengatasi permasalahan pembelajaran, seperti: perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indra, cacat tubuh, hambatan letak geografis, jarak waktu dan lain-lain. Menggunakan media pembelajaran maka guru akan lebih mudah dalam menyampaikan pesan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

Media pembelajaran yang digunakan dalam menyajikan suatu materi pelajaran kepada siswa memiliki berbagai macam. Peneliti berpendapat bahwa salah satu cara penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar adalah dengan menggunakan media pembelajaran kartu permainan sejarah. Kartu permainan disini bukanlah suatu kartu yang digunakan oleh orang untuk bermain permainan pada umumnya, melainkan suatu media pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino untuk menarik minat siswa dalam belajar sejarah. Kartu permainan sejarah digunakan untuk memahami tokoh-tokoh, peristiwa, dan fakta sejarah, untuk mempermudah dalam proses pembelajaran.

Uraian di atas mendorong ketertarikan peneliti melakukan penelitian sekaligus upaya perbaikan, yang diinitegrasikan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: Penerapan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah


(19)

Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X- A SMA Negeri 14 Bandung)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah utama yang akan dikaji adalah “Penerapan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung)”.

Untuk memperjelas kajian ini, masalah pokok tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini :

1. Bagaimana kondisi awal sebelum menggunakan media kartu permainan sejarah dalam pembelajaran sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung?

2. Bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan media kartu permainan sejarah dalam pembelajaran sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung?

3. Apakah penerapan media kartu permainan sejarah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung?

4. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru sejarah dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan media kartu permainan sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung?


(20)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan kondisi awal sebelum menggunakan media kartu permainan sejarah dalam pembelajaran sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung.

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan media kartu permainan sejarah dalam pembelajaran sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung.

3. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi guru sejarah dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan media kartu permainan sejarah di kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung.

1.4Manfaat Penelitian

Dengan menggunakan media kartu permainan sejarah sebagai salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran sejarah, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan media pembelajaran sejarah, juga menjadi bekal peneliti untuk terjun ke dunia pengajaran yang sesungguhnya.

2. Bagi siswa, meningkatkan minat belajar siswa dalam memahami proses pembelajaran sejarah dan meningkatkan aktivitas belajar siswa. 3. Bagi guru, membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa dan menambah pengetahuan dan menambah media pembelajaran dalam mata pelajaran sejarah.


(21)

4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agar mutu pendidikan bisa menjadi lebih baik.

1.5Definisi Operasional

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka dibawah ini terdapat beberapa definisi operasional yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Media Kartu Permainan Sejarah

Media permainan (games) adalah kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula (Sadiman, 2008: 74). Sehingga permainan adalah sebuah alat yang dimainkan secara bersama untuk mencapai tujuan yang sama dengan aturan-aturan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kartu permainan yang dimaksud adalah sebuah alat permainan yang terdiri dari dua bagian, yang satu berisikan pertanyaan dan yang satu lagi berisikan jawaban hingga dapat membuat satu lingkaran yang utuh. Kartu permainan Sejarah adalah alat permainan yang di dalamnya berisikan bagian-bagian dalam pembelajaran sejarah di sekolah.

Penggunaan media kartu permainan sejarah dalam pembelajaran sejarah pada penelitian ini lebih diarahkan untuk menumbuhkan minat siswa, meningkatkan respon siswa, serta belajar sejarah sebagai proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Keterampilan yang


(22)

dibentuk tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah. Media kartu permainan sejarah di dalam terdapat proses pembelajaran secara visual terhadap penyampaian pelajaran sejarah sehingga memudahkan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari mengenai materi sejarah, juga terdapat tahapan kerja sama dalam suatu kelompok kecil yang terdiri dari beberapa siswa dan menempatkan seorang guru sebagai pengarah.

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penggunaan media kartu permainan sejarah dalam penelitian ini, diantaranya :

a. Kelompok Belajar

Pada tahapan ini sebelumnya siswa dibentuk kelompok belajar yang terdiri beberapa siswa yang telah dibagi sebelumnya. Semua anggota kelompok belajar mempersiapkan diri dengan mengkaji buku sumber. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk mengerjakan kartu permainan sejarah, siswa menyusun rangkaian kartu permainan sejarah hingga menyusun lingkaran yang sempurna. Kartu permainan sejarah ini untuk menarik minat proses pembelajaran sejarah di kelas. Kartu permainan sejarah ini untuk menyampaikan pokok pembelajaran yang akan dibahas dan didiskusikan, selanjutnya setiap kelompok belajar mengikuti presentasi kelas.


(23)

b. Presentasi Kelas

Pada tahapan ini, setiap kelompok belajar mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan menyajikan hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya, pada presentasi kelas ini ditekankan hanya menyangkut pokok-pokok masalah materi saja, sesi tanya jawab dibatasi cukup dengan dua pertanyaan, mengingat banyaknya kelompok belajar yang akan tampil agar sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan waktu pelajaran.

c. Menyimpulkan Hasil Diskusi Kelompok

Pada tahapan ini, guru mengarahkan siswa secara bersama-sama untuk menyimpulkan hasil diskusi, guru memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang melakukan presentasi kelas. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik melihat bagaimana kelompok mampu menyelesaikan permainan sejarah pada saat proses diskusi berlangsung. Guru melakukan penguatan terhadap materi pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Pembelajaran yang berlangsung di kelas di dalamnya terdapat aktivitas belajar siswa. Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya kegiatan / keaktifan, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas. Belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 28), adalah proses perubahan


(24)

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, sehingga aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi di dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Aktivitas belajar memiliki berbagai macamnya. Oemar Hamalik (2001: 172) mengklasifikasikan aktivitas belajar terbagi delapan kelompok, yaitu: a) Kegiatan-kegiatan visual, b) Kegiatan-kegiatan lisan, c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, d) Kegiatan-kegiatan menulis, e) kegiatan menggambar, f) kegiatan metrik, g) Kegiatan-kegiatan Mental dan h) Kegiatan-Kegiatan-kegiatan Emosional. Aktivitas belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan visual, kegiatan mendengarkan dan kegiatan lisan, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Kegiatan Visual

1) Siswa diarahkan untuk membaca.

2) Siswa diarahkan untuk mengerjakan kartu permainan. b. Kegiatan Mendengarkan.

1) Siswa diarahkan mendengarkan penyajian bahan.

2) Siswa diarahkan mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok.

c. Kegiatan Lisan

1) Siswa diarahkan mengajukan pertanyaan. 2) Siswa diarahkan mengemukakan pendapat. 3) Siswa diarahkan memberi saran.


(25)

Indikator-indikator aktivitas belajar tersebut mengacu pada lembar kegiatan siswa yang di dalamnya menjelaskan kegiatan-kegiatan siswa yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X-A, diharapkan berpengaruh juga terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam bentuk angka keberhasilan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan hasil penelitian akan dijabarkan dalam sistematika penulisan berikut ini :

Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang masalah sehingga penulis mengambil judul “Penerapan Media Pembelajaran Kartu Permainan Sejarah Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah ( Penelitian Tindakan Kelas X-A SMA Negeri 14 Bandung)”.

Selain berisi mengenai latar belakang masalah, dalam bab satu ini juga berisi mengenai rumusan permasalahan yang penulis ambil, tujuan penelitian, sistematika penulisan serta manfaat penulisan skripsi ini bagi peneliti khususnya dan jajaran sekolah pada umumnya.

Dalam bab II berisi mengenai landasan teoritis. Dalam bab ini memaparkan teori-teori atau pendapat dari berbagai tokoh yang sesuai dengan judul yang penulis ambil. Isi dari bab ini adalah definisi mengenai media pembelajaran secara umum, kemudian aktivitas belajar, selanjutnya media


(26)

pembelajaran sejarah yang diasumsikan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Bab III ini membahas mengenai metode penelitian. Dalam bab ini berisi metode-metode yang akan digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. Seperti metode dan teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengembangan penelitian.

Bab IV berisi mengenai hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan. Dalam bab ini membahas secara rinci dari rumusan permasalahan yang terdapat dalam bab pertama.

Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran. Bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan dan saran.

Daftar pustaka berisikan buku ataupun rujukan yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian.


(27)

Tri Sumardi, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan (2007: 107) mengemukakan penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses orang lain. Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2002: 124) penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar teman sejawatnya atau untuk menguji asumsi-asumsi dari teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas atau juga untuk mengimplementasikan atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah. Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2005: 13) bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. PTK merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek pembelajaran itu dilakukan.

Pemilihan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa,


(28)

Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya. 2. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap

dinamika pembelajaran di kelasnya.

3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

4. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

5. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

Secara ringkas, penelitian tindakan kelas pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh subjek yang hendak diteliti (siswa). Digunakannya penelitian tindakan kelas ini untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar diharapan dapat menumbuhkan aktivitas belajar. Objek penelitian yang digunakan di SMA Negeri 14 Bandung pada pra-penelitian dilakukan dikelas X-A, karena kenaikan kelas yang menyebabkan siswa berbeda. Penelitian tersebut sehingga digantikan pada kelas XI IPA 1 karena memiliki


(29)

Tri Sumardi, 2013

kesamaan karakter kelas yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian yang sama. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa dengan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar.

3.2. Desain Penelitian

Sementara itu, desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah model Kemmis dan Taggart dengan gambaran siklus. Siklus tersebut terdiri dari empat tahap yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation), Refleksi (Reflection). Secara lebih terperinci siklus yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan Taggart

http://www.bakharuddin.net/2012/03/penelitian-tindakan-kelas-ptk-langkah.html


(30)

penelitian ini yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Rencana (Plan)

Perencanaan (plan), dalam tahap perencanaan ini dilakukan proses identifikasi permasalahan yang ada di kelas setelah itu melakukan analisis masalah, lalu mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan analisis masalah yang didapatkan, mulai dari penetapan waktu, materi, metode penyampaian materi. Perencanaan tindakan ini disusun dengan cermat dari tindakan pertama, evaluasi, hingga refleksi dan selanjutnya.

Rencana tindakan disusun dengan cara melakukan kesepakatan bersama mengenai fokus observasi. Fokus observasi meliputi alat pengumpul data berupa lembar observasi, metode observasi, sampai pada alternatif tindakan dan analisis data. Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

 Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu kelas XI IPA 1.

 Melakukan pengamatan pra-penelitian terhadap kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

 Meminta kesediaan peneliti mitra untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan di kelas penelitian.  Menyusun kesepakatan dengan kolaborator tentang penentuan


(31)

Tri Sumardi, 2013

 Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada saat penelitian yaitu mengenai Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia.

 Menentukan materi yang sesuai dengan media pembelajaran kartu permainan sejarah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Materi yang digunakan adalah Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Majapahit.

 Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan media pembelajaran kartu permaian sejarah.

 Membuat media pembelajaran kartu permaian sejarah yang akan digunakan pada saat penelitian.

 Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran kartu permaian sejarah dalam kegiatan belajar mengajar.

 Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.

2. Tindakan (Act)

Tindakan (act), langkah ini adalah aksi yang akan dilakukan oleh guru sebagai upaya dalam perbaikan proses pembelajaran. Tindakan ini


(32)

merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati dan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator terhadap siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 14 Bandung. Pada tahap inilah proses yang paling penting dan menentukan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Selain memerlukan perencanaan yang baik, juga diperlukan kerjasama dari semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Penelitian tindakan kelas ini diperlukan beberapa kali tindakan hingga mencapai titik jenuh siswa. Jika sudah mencapai titik jenuh siswa maka siklus dianggap selesai. Pada tahap ini, tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

 Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran Sejarah dengan menggunakan media kartu permainan sejarah sesuai dengan materi, silabus, rencana pembelajaran, serta metode dan langkah-langkah yang telah direncanakan.

 Mengoptimalkan penggunaan media kartu permainan sejarah dalam kegiatan belajar mengajar.

 Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat aktivitas siswa dalam penerapan media kartu permainan sejarah yang digunakan dalam penelitian.

 Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya berkaitan dengan penggunaan media kartu permainan sejarah dalam kegiatan belajar mengajar.


(33)

Tri Sumardi, 2013

 Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.

 Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

3. Pengamatan (Observe)

Pengamatan (observe) merupakan pengamatan terhadap semua aktivitas siswa di kelas yang muncul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selain itu, dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti akan melakukan analisis berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan tindakan. Pengamatan pada penelitian tindakan kelas mempunyai fungsi menyimpan implikasi tindakan yang diberikan oleh peneliti kepada siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 14 Bandung. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator mengumpulkan berbagai informasi di kelas dari mulai aktivitas siswa sampai pada aktivitas guru pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan. Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

 Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian.


(34)

 Mengamati kesesuaian penggunaan media pembelajaran kartu permainan sejarah dengan pokok bahasan.

 Mengamati kesesuaian penggunaan media pembelajaran kartu permainan sejarah dengan kaidah-kaidah teoritis seperti menarik minat siswa jelas terlihat dengan mencakup materi yang akan dibahas atau relevan tidaknya dengan materi, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat.

 Mengamati apakah guru mampu menggunakan media pembelajaran kartu permaian sejarah tersebut dengan optimal.  Mengamati apakah penggunaan media pembelajaran kartu

permaian sejarah yang digunakan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi (reflection) berarti merefleksikan hasil evaluasi pada seluruh aksi dan proses penelitian. Refleksi ini juga merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini guru dan kolaborator melakukan evaluasi dan revisi terhadap seluruh proses penelitian mengenai kekurangan dan kelebihan kegiatan belajar mengajar. Dalam refleksi juga dilakukan perbaikan dan pengembangan untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:


(35)

Tri Sumardi, 2013

 Melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa setelah tindakan dilakukan.

 Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

3.3Sasaran Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 14 Bandung. Sekolah yang berlokasi di Jln. Yudhawastu Pramuka IV Kota Bandung. Sekolah tersebut bisa mewakili sekolah-sekolah lainnya di Kota Bandung karena memiliki karakter yang heterogen dalam setiap kelasnya. Siswanya terdiri dari berbagai kalangan sehingga cocok dengan penelitian yang akan dilakukan.

3.3.2 Subjek Penelitian

Subjek Penilitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 14 Bandung adalah kelas XI IPA 1, dengan jumlah siswa di kelas XI IPA 1 sebanyak 41 kelas terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas XI IPA 1 karena pada saat pra-penelitian yang dilakukan sebelumnya di kelas X-A, peneliti menemukan beberapa masalah yang perlu dicari pemecahannya masalah atau solusinya. Permasalahan yang telah dikemukakan pada Bab sebelumnya menunjukkan bahwa di kelas X-A memiliki kesamaan karakter kelas dengan XI IPA 1 sehingga memungkinkan dilakukan penelitian di kelas XI IPA 1. Aktivitas belajar kelas XI IPA 1 pada mata pelajaran sejarah kurang dibandingkan dengan kelas lainnya, diharapkan


(36)

dengan adanya penelitian ini dapat menjadi contoh untuk kelas lainnya dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

3.4Definisi Operasional

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka dibawah ini terdapat beberapa definisi operasional yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

3.4.1 Media Kartu Permainan Sejarah

Media permainan (games) adalah kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula (Sadiman, 2008: 74). Sehingga permainan adalah sebuah alat yang dimainkan secara bersama untuk mencapai tujuan yang sama dengan aturan-aturan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kartu permainan yang dimaksud adalah sebuah alat permainan yang terdiri dari dua bagian, yang satu berisikan pertanyaan dan yang satu lagi berisikan jawaban sehingga bila dipasangkan antara jawaban dan pertanyaan yang benar dapat membuat satu lingkaran yang utuh. Kartu permainan Sejarah ini sebagai alat permainan yang di dalamnya berisikan bagian-bagian dalam pembelajaran sejarah di sekolah.

Penggunaan media kartu permainan sejarah dalam pembelajaran sejarah pada penelitian ini lebih diarahkan untuk menumbuhkan minat siswa belajar, meningkatkan respon siswa, serta belajar sejarah sebagai


(37)

Tri Sumardi, 2013

proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Keterampilan yang dibentuk tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah. Media kartu permainan sejarah di dalam terdapat proses pembelajaran secara visual terhadap penyampaian pelajaran sejarah sehingga memudahkan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari mengenai materi sejarah, juga terdapat tahapan kerja sama dalam suatu kelompok kecil yang terdiri dari beberapa siswa dan menempatkan seorang guru sebagai pengarah.

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penggunaan media kartu permainan sejarah dalam penelitian ini, diantaranya :

a. Kelompok Belajar

Pada tahapan ini sebelumnya siswa dibentuk kelompok belajar yang terdiri beberapa siswa yang telah dibagi sebelumnya. Semua anggota kelompok belajar mempersiapkan diri dengan mengkaji buku sumber. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk mengerjakan kartu permainan sejarah, siswa menyusun rangkaian kartu permainan sejarah hingga menyusun lingkaran yang sempurna. Kartu permainan sejarah ini untuk menarik minat proses pembelajaran sejarah di kelas. Kartu permainan sejarah ini berguna menyampaikan pokok pembelajaran yang akan dibahas dan didiskusikan, selanjutnya setiap kelompok belajar mengikuti presentasi kelas.


(38)

b. Presentasi Kelas

Pada tahapan ini, setiap kelompok belajar mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan menyajikan hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya, pada presentasi kelas ini ditekankan hanya menyangkut pokok-pokok masalah materi saja, sesi tanya jawab dibatasi cukup dengan dua pertanyaan, mengingat banyaknya kelompok belajar yang akan tampil agar sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan waktu pelajaran.

c. Menyimpulkan Hasil Diskusi Kelompok

Pada tahapan ini, guru mengarahkan siswa secara bersama-sama untuk menyimpulkan hasil diskusi, guru memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang melakukan presentasi kelas. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik melihat bagaimana kelompok mampu menyelesaikan permainan sejarah dan pada saat proses diskusi berlangsung. Guru melakukan penguatan terhadap materi pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran.

3.4.2 Aktivitas Belajar Siswa

Pembelajaran yang berlangsung di kelas di dalamnya terdapat aktivitas belajar siswa. Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya kegiatan / keaktifan, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan


(39)

Tri Sumardi, 2013

yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas. Belajar menurut Hamalik (2001: 28), adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, sehingga aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi di dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Aktivitas belajar memiliki berbagai macamnya. Hamalik (2001: 172) mengklasifikasikan aktivitas belajar terbagi delapan kelompok, yaitu: a) kegiatan visual, b) kegiatan lisan, c) kegiatan mendengarkan, d) kegiatan menulis, e) Kegiatan-kegiatan menggambar, f) Kegiatan-Kegiatan-kegiatan metrik, g) Kegiatan-Kegiatan-kegiatan Mental dan h) Kegiatan-kegiatan Emosional. Aktivitas belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan dan kegiatan menulis, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Kegiatan Visual

1) Siswa diarahkan untuk menjelaskan penjelasan guru. 2) Siswa diarahkan untuk membaca..

3) Siswa diarahkan untuk mengerjakan kartu permainan b. Kegiatan Mendengarkan.

1) Siswa diarahkan mendengarkan penyajian bahan. 2) Siswa diarahkan mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok.


(40)

c. Kegiatan Lisan

1) Siswa diarahkan mengajukan pertanyaan. 2) Siswa diarahkan mengemukakan pendapat. 3) Siswa diarahkan memberi saran.

Indikator-indikator aktivitas belajar tersebut mengacu pada lembar kegiatan siswa yang di dalamnya menjelaskan kegiatan-kegiatan siswa yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian tingkat keberhasilan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari kriteria penilaian yang berdasarkan interval skala angka dari 1 hingga 4. Penjelasan untuk skala angka tersebut dimulai dari skala 1 sebagai penilaian kurang baik, skala 2 sebagai penilaian cukup baik, skala 3 sebagai penilaian baik dan skala 4 sebagai penilaian sangat baik. Adapun penilaian tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Skor Aktivitas Belajar Siswa Skala Skor Total Skor Aktivitas

Belajar Penskoran

1 10-16 Kurang Baik

2 17-24 Cukup Baik

3 25-31 Baik

4 32-40 Sangat Baik

Perubahan aktivitas belajar siswa yang berpengaruh pada berhasil atau tidaknya aktivitas belajar siswa dapat terlihat dari kriteria skor aktivitas belajar di atas. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung, diharapkan berpengaruh


(41)

Tri Sumardi, 2013

juga terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam bentuk angka keberhasilan.

3.5 Instrumen Penelitian

Data penelitian yang dibutuhkan adalah aktivitas belajar pada pra-penelitian maupun pada saat tindakan dilakukan yang mencakup aktivitas visual, aktivitas mendengarkan dan aktivitas lisan. Oleh karena itu dalam mengumpulkan semua data yang ada di lapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian. Adapun perangkat-perangkat yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:

3.5.1 Pedoman Observasi

Menurut Margono (2000: 158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Observasi yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur, menurut Sugiyono (2009) observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi pada saat observasi, observer akan diberikan lembar observasi sehingga observer hanya akan mengamati aktivitas siswa berdasarkan pada indikator-indikator aktivitas belajar siswa. Observasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung, dimana peneliti memberikan lembar observasi kepada observer.


(42)

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian aktivitas belajar. Penilaian aktivitas belajar ini terdiri dari aktivitas visual (visual activities), aktivitas mendengarkan (listening aktivities) dan aktivitas lisan (oral activities). Lembar observasi yang digunakan untuk pengukuran aktivitas belajar siswa terdiri dari beberapa indikator, dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2

Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa Indikator Aktivitas Belajar Siswa

No. Jenis Aktivitas Indikator

1 Aktivitas visual (visual activities)

 Memperhatikan penjelasan guru  Membaca buku sumber

 Kemampuan mengerjakan kartu pemainan sejarah

2 Aktivitas mendengarkan (listening aktivities)

 Siswa antusias mendengarkan dan aktif dalam diskusi kelompok menggunakan media kartu permainan sejarah

 Kelompok antusias mendengarkan dan aktif saat diskusi kelas menggunakan media kartu permainan sejarah

3 Aktivitas lisan (oral

activities)

 Kemampuan memaparkan hasil temuan kelompoknya dalam mengunakan media kartu permainan sejarah

 Kemampuan bertanya pada diskusi kelas  Kemampuan menjawab pertanyaan pada

diskusi kelas

 Kemampuan menyampaikan pendapat saat diskusi kelas

 Kemampuan menambahkan pernyataan orang lain saat diskusi kelas

Indikator observasi diatas akan digunakan oleh peneliti sebagai alat bantu mempermudah dalam penilaian aktivitas belajar. Indikator observasi juga digunakan dalam menganalisis dan merefleksi setiap tahapan tindakan


(43)

Tri Sumardi, 2013

pembelajaran. Indikator observasi bertujuan untuk melihat perbedaan pembelajaran dalam menggunakan media kartu permainan sejarah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung.

3.5.2 Wawancara

Menurut Denzim dalam Goetz dan LeCompte (1984) yang dikutip oleh Rochiati wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang lebih mendalam pada siswa. Data yang akan digali dari siswa seperti: bagaimana pandangan siswa terhadap kartu permainan sejarah serta perubahan apa saja yang terjadi pada proses pembelajaran sejarah menggunakan kartu permainan sejarah. Sehingga dapat memberikan informasi untuk penguatan penelitian ini selain observasi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data penelitian. Data yang Adapun metode-metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:

3.6.1 Metode Observasi

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, yang meliputi aktivitas siswa ketika tindakan dilakukan. Dengan demikian dapat


(44)

diketahui dengan jelas kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas.

Metode observasi yang dilakukan adalah observasi terbuka, dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan (Arikunto, 2002: 25). Observasi dalam penelitian tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

Teknik observasi yang digunakan adalah observasi nonpartisipan. Teknik nonpartisipan ini, observer tidak melibatkan dirinya dalam interaksi dengan objek penelitian. Observer tidak memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti.

Obeservasi pada penelitian ini akan menghasilkan data-data mengenai peningkatan aktivitas belajar. Peningkatan aktivitas belajar yang diteliti adalah peningkatan aktivitas visual (visual activities), aktivitas mendengarkan (listening aktivities) dan aktivitas lisan (oral activities). Data tersebut dapat memberikan gambaran setiap perubahan aktivitas belajar di dalam kelas.

3.6.2 Metode Wawancara

Menurut Nazir (Tamam, 2007: 41) Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara atau penanya dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.


(45)

Tri Sumardi, 2013

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru pada penggunaan media pembelajaran kartu permainan sejarah dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Pada proses wawancara, penelitian ini menggunakan jenis wawancara terarah (guided interview). Peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya (Rahardjo : 2011) tersedia di (http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/288-metode-pengumpulan-data-penelitian-kualitatif.html). Wawancara dapat berjalan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Peneliti menyiapkan pedoman wawancara untuk mendapatkan data yang diperoleh. Data yang diperoleh menjadi bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar. Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang dianggap dapat mewakili seluruh siswa, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pedoman wawancara untuk siswa disusun oleh peneliti sendiri, untuk memperoleh pandangan siswa terhadap tindakan guru dalam proses pembelajaran menggunakan media kartu permainan sejarah. Oleh karena itu, bentuk wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Hasil wawancara itu dimaksudkan agar guru melaksanakan perbaikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah direncanakan bersama peneliti, peneliti mitra, dan guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.


(46)

3.6.3 Dokumentasi

Menurut Kurniawati, (2006: 44) bahwa dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran pada saat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah kamera digital untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan peneliti pada penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui penilaian aktivitas belajar. Analisa data adalah kegiatan untuk memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis (Niamuddin, 2011) tersedia di http://www.niammuddin.com/teknik-analisa-data.html. Data yang terkumpul tersebut dibahas, ditafsirkan, dan dikumpulkan sehingga dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai hal-hal yang sebenarnya terjadi.

3.7.1 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Data yang terkumpul dari penelitian ini yaitu data hasil observasi siswa baik pada saat pra-penelitian maupun pelaksanaan tindakan dan data observasi guru baik pada saat pra-penelitian maupun pelaksanaan tindakan. Data-data temuan kemudian diolah dan dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian ini, sebab data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak ada gunanya jika tidak dilakukan analisis.


(47)

Tri Sumardi, 2013

Melalui analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Data yang terkumpul kemudian dibuat kategorisasi dalam bentuk tabel dan diproses dalam bentuk grafik pada setiap siklusnya. Hasil kategorisasi tersebut kemudian dideskripsikan, ditafsirkan dari berbagai aspek, baik dari segi latar belakang, karakteristik dan sebagainya (Widoyoko : 2012) tersedia di ( http://refdak.wordpress.com/2012/01/04/teknik-analisis-kualitatif-analisis-data-kualitatif/).

3.7.2 Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian. Data-data tersebut merupakan hasil pengamatan (observasi) yang terdiri dari penilaian aktivitas belajar siswa, pengamatan terhadap guru serta wawancara terhadap guru dan siswa.

3.7.3 Kodifikasi Data

Data-data yang terkumpul kemudian diberikan kode-kode tertentu menurut jenis dan sumbernya. Selanjutnya, peneliti melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data untuk memudahkan penyusunan kategorisasi data. Penilaian aktivitas belajar siswa terbagi menjadi kurang baik, cukup baik, baik dan sangat baik. Penilaian tersebut diberi kode: kurang baik sama dengan 1, cukup baik sama dengan 2, baik sama dengan 3 dan sangat baik sama dengan 4, sehingga dapat memberi penjelasan dan makna terhadap isi temuan penelitian.


(48)

3.7.4 Validasi Data

Data yang baik adalah data yang valid. Suatu data dikatakan valid jika data tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk pada penelitian tindakan kelas. Kegiatan yang bisa digunakan dalam menguatkan validitas yaitu :

1.)Trianggulasi

Dalam proses ini, peneliti mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh dari sumber data, yaitu peneliti utama, peneliti mitra, guru dan siswa, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah dipilih dan disepakati bersama. Data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui observasi mengenai penilaian aktivitas guru dalam bentuk catatan dan jurnal pelaksanaan tindakan.

Guru berperan memberikan data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melakukan refleksi-kolaboratif pada saat diskusi balikan di setiap akhir siklus tindakan. Siswa memberi masukan kepada guru untuk peningkatan pada siklus berikutnya. Sehingga dapat memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya keseluruhan tindakan.

2) Members Check


(49)

Tri Sumardi, 2013

data temuan dengan cara mengkonfirmasikan dengan sumber data. Dalam proses ini, data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru kelas melalui diskusi balikan (refeksi kolaboratif) pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan.

3) Expert Opinion

Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian kepada para pakar, dalam hal ini meminta saran dan masukan kepada pembimbing penelitian ini. 4) Interpretasi

Interpretasi adalah tahap untuk memberikan penjelasan dari semua hasil temuan peneliti. Interpretasi tersebut dapat memberikan gambaran mengenai situasi di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung pada saat penelitian berlangsung. Peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Hasil interpretasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang cukup berarti sebagai bahan untuk kegiatan tindakan berikutnya.


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan yang data-datanya diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Kesimpulan adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang terdapat dalam bab pendahuluan yang akan diuraikan secara singkat di sini. Selain kesimpulan, bab V ini juga berisi saran dari peneliti terhadap beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk lebih mengembangkan pembelajaran sejarah. Adapun hasil kesimpulannya dipaparkan sebagai berikut:

Pertama, pembelajaran yang pasif akan mempengaruhi kegiatan pembelajaran di sekolah karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa adanya timbal balik dari siswa. Hal ini serupa dengan kelas yang digunakan dalam penelitian ini dalam pembelajaran sejarah. Kelas tersebut kurang dalam aktivitas bertanya, menanggapi, maupun menjawab pertanyaan dari guru. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa disertai respon seperti tanggapan atau pertanyaan dari siswa. Belajar pada mata pelajaran sejarah seperti yang menakutkan, menjenuhkan dan kurang rekreatif. Diasumsikan penggunaan media pembelajaran mengarah pada pembelajaran menyenangkan dan berdampak pada aktivitas belajar di kelas.

Kedua, untuk menerapkan media pembelajaran kartu permainan sejarah, perlu perancangan yang matang agar proses pelaksanaan tindakan pembelajaran berjalan lancar di kelas. Berdasarkan dialog yang dilakukan oleh peneliti dengan


(51)

kolaborator, peneliti menyiapkan perangkat perencanaan pembelajaran seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kondisi siswa untuk menunjang proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran kartu permainan sejarah yang disesuaikan dengan indikator aktivitas belajar siswa yang telah ditentukan. Pada perencanaan ini peneliti juga menyusun alat pengumpul data berupa lembar observasi meliputi lembar lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa, pedoman wawancara dan lembar kesan siswa yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa. Perencanaan pembelajaran pada peneliatian ini mempermudah guru dan peneliti dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dan penelitian di kelas.

Ketiga, pada pelaksanaan penelitian penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung pada aspek aktivitas visual, mendengarkan dan lisan. Penelitian tersebut berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan siswa antusias dalam mengerjakan kartu permainan sejarah. Media pembelajaran kartu permainan sejarah mempunyai daya tarik tersendiri bagi siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung. Siswa lebih mudah diarahkan untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa terlibat dalam proses pembelajaran dan mampu mengemukakan pendapatnya. Siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran secara tidak langsung akan merangsang siswa untuk terus belajar sehingga minat siswa belajar sejarah meningkat. Melalui kegiatan diskusi yang dikemas dalam diskusi kelompok dan presentasi kelas, siswa mampu untuk bertanya mengenai apa yang tidak ia ketahui, siswa mengungkapkan pendapat


(52)

sehingga proses pembelajaran sejarah menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Keempat, penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah berpengaruh pada aktivitas belajar siswa di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung pada setiap siklusnya. Terbukti dari data yang peneliti dapat menunjukan perubahan pada aktivitas belajar. Data tersebut sebagai berikut; 1) Siklus 1 perolerah rata-rata aktivitas belajar siswa di kelas adalah 107 poin dari 200 poin (54%). 2) Siklus 2 perolehan rata-rata aktivitas belajar siswa di kelas 138 poin (69%), naik 31 poin atau 15%. 3) Siklus 3 perolehan rata-rata aktivitas belajar siswa dikelas 141 poin (71%), naik 3 poin atau 2%. 3) Siklus 4 perolehan rata-rata aktivitas belajar siswa dikelas 162 poin (81%), naik 21 poin atau 10%. Data tersebut menunjukan bahwa aktivitas belajar pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa, penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 14 Bandung.

Kelima, Penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran sejarah memang menemui beberapa kendala yaitu: 1) Kendala yang dialami sebagian besar mengalami kendala dari segi waktu pembelajaran pada bulan puasa sehingga waktu belajar lebih sedikit dari waktu biasanya sehingga sedikit mengganggu pada proses jalannya diskusi. 2) Belum terbiasanya siswa belajar dengan menggunakan media pembelajaran kartu permainan sejarah. Namun kendala


(53)

tersebut dapat teratasi berdasarkan hasil refleksi dan revisi yang dilakukan peneliti dan mitra peneliti pada setiap siklusnya.

5.2 Saran

Hasil penelitian ini, menghasilkan saran yang bisa rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi untuk penelitian

pendidikan lainnya menggunakan media pembelajaran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah

Peneliti berharap dengan penelitian media pembelajaran kartu permainan sejarah dapat membantu meningkatkan mutu pembelajaran sejarah di SMA Negeri 14 Bandung. Pentingnya media pembelajaran pihak sekolah dapat mendorong guru-guru untuk mengembangkan berbagai ide dalam pembelajaran yang akhirnya akan memperkaya media pembelajaran yang bisa dikembangkan di kelas.

2. Bagi Guru

Peneliti berharap dengan penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dapat membantu memperbaiki permasalah pembelajaran di kelas yang dihadapi oleh guru. Guru dapat melihat kekurangan dan kelebihan dari penelitian ini. Sehingga guru mampu mengambil makna dari penelitian ini guna memperlancar dan memperbaiki masalah-masalah pembelajaran yang ditemukan di sekolah.


(54)

3. Bagi Siswa

Peneliti berharap dengan pokok penelitian media pembelajaran kartu permainan sejarah dapat meningkatkan aktivitas siswa yang akan berpengaruh kepada hasil belajar siswa di kelas. Penerapan media kartu permainan sejarah dapat menjadi salah satu pembelajaran yang memudahkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, asalkan siswa mengikuti aturan yang ada serta dapat mengambil makna dari presentasi yang dilakukan di depan kelas.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta keterampilan dalam penerapan media pembelajaran pada proses pembelajaran. Melalui penelitian ini peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam mengembangkan media pembelajaran. Penelitian ini diharapkan menjadi awal pengembangan media pembelajaran kartu permainan yang menarik untuk siswa dan sesuai yang bisa digunakan oleh penelitian selanjutnya.

Penelitian ini tidak luput dari kekurangan, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Untuk penelitian selanjutnya, yang akan menggunakan media pembelajaran kartu pemainan bahwa kartu pemainan ini bisa juga diujikan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menambahkan soal-soal pada pembelajaran setiap siklusnya.


(55)

Demikian kesimpulan dan saran. Secara umum semoga bermanfaat terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Secara khusus semoga menjadi bahan pertimbangan bagi perkembangan pembelajaran sejarah di sekolah yang pada akhirnya mampu untuk meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran bermakna untuk kehidupan sosial siswa dihari yang akan datang.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arief, dkk. (2008). Media Pendidikan (pengertian , pengembangan dan pemanfataanya). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

A r i k u n t o , S . ( 2 0 0 2 ) . Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. J a k a r t a : P T .

R i n e k a C i p t a .

Djamarah, Z. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Humaniora

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press Kurniawati, D. (2006). Penggunaan Media Puzzle Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Cipocok Jaya Kabupaten Serang). Skripsi. FPIPS : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Margono. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Marno, I. (2010). Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Nasution. (1986). Asas-Asas Kurikulum. Bandung : Jemmars. Sadiman, A. (1986). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali.


(57)

Tri Sumardi, 2013

Sapriya. (2009) Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit : PT. Rosdakarya.

Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sriyono. (1992). Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suharsimi, A. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Tamam, B. (2007). Pengembangan Pola “Pembelajaran Berbasis Masalah“

Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Labschool UPI). Skripsi. FPIPS : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Rosdakarya.

Sumber Internet :


(58)

( http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/media-pembelajaran-dengan-kartu-soal.html) [23 November 2012].

Azhar. (2012). Student Center (Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa). [ONLINE]. Tersedia: (http://sharepangaweruh.blogspot.com/2012/09/ student-centered-pembelajaran-yang.html) [26 November 2012)

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 mengenai tujuan pembelajaran Sejarah ditingkat SMA. [Online]. Tersedia: http://www.puskur.or.id/data/2006/KTSP%20 depdiknas%20SMA/MA/08.%20Sejarah.pdf [05 Maret 20112]

Hartono. (2010). Strategi Pembelajaran Active Learning. [ONLINE]. Tersedia: http://edu-articles.com/lama/?pilih=lihat&id=87 [ 22 November 2012] Kamarga, H.(___). Pembelajaran Sejarah. [ONLINE]. Tersedia: hankey.pbworks

.com/w/page/16454829/Pembelajaran%20Sejarah [06 Maret 2012] Kurnia, D.(2012). Pembelajaran Menyenagkan. [ONLINE]. Tersedia:

http://baleatikan.blogspot.com/2012/11/pembelajaran-menyenangkan-joyful.html [18 Februari 2013]

Niamudin. (2011). Teknik Analisis Data. [ONLINE] . Tersedia: http://www. niammuddin.com/teknik-analisa-data.html [30 November 2012]

Tn. (2011). Keberhasilan Belajar mengajar. [ONLINE]. Tersedia: http://akta408. wordpress.com/2008/10/30/keberhasilan-belajar-mengajar/ [26 Februari 2012]

Tn. (2011). Memperkenalkan Konsep Belajar Aktif. [ONLINE]. Tersedia: http:// trisnabroth.blogspot.com/ [22 November 2012]


(1)

141

tersebut dapat teratasi berdasarkan hasil refleksi dan revisi yang dilakukan peneliti dan mitra peneliti pada setiap siklusnya.

5.2 Saran

Hasil penelitian ini, menghasilkan saran yang bisa rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi untuk penelitian

pendidikan lainnya menggunakan media pembelajaran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah

Peneliti berharap dengan penelitian media pembelajaran kartu permainan sejarah dapat membantu meningkatkan mutu pembelajaran sejarah di SMA Negeri 14 Bandung. Pentingnya media pembelajaran pihak sekolah dapat mendorong guru-guru untuk mengembangkan berbagai ide dalam pembelajaran yang akhirnya akan memperkaya media pembelajaran yang bisa dikembangkan di kelas.

2. Bagi Guru

Peneliti berharap dengan penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dapat membantu memperbaiki permasalah pembelajaran di kelas yang dihadapi oleh guru. Guru dapat melihat kekurangan dan kelebihan dari penelitian ini. Sehingga guru mampu mengambil makna dari penelitian ini guna memperlancar dan memperbaiki masalah-masalah pembelajaran yang ditemukan di sekolah.


(2)

142

3. Bagi Siswa

Peneliti berharap dengan pokok penelitian media pembelajaran kartu permainan sejarah dapat meningkatkan aktivitas siswa yang akan berpengaruh kepada hasil belajar siswa di kelas. Penerapan media kartu permainan sejarah dapat menjadi salah satu pembelajaran yang memudahkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, asalkan siswa mengikuti aturan yang ada serta dapat mengambil makna dari presentasi yang dilakukan di depan kelas.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta keterampilan dalam penerapan media pembelajaran pada proses pembelajaran. Melalui penelitian ini peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam mengembangkan media pembelajaran. Penelitian ini diharapkan menjadi awal pengembangan media pembelajaran kartu permainan yang menarik untuk siswa dan sesuai yang bisa digunakan oleh penelitian selanjutnya.

Penelitian ini tidak luput dari kekurangan, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan media pembelajaran kartu permainan sejarah dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Untuk penelitian selanjutnya, yang akan menggunakan media pembelajaran kartu pemainan bahwa kartu pemainan ini bisa juga diujikan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menambahkan soal-soal pada pembelajaran setiap siklusnya.


(3)

143

Demikian kesimpulan dan saran. Secara umum semoga bermanfaat terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Secara khusus semoga menjadi bahan pertimbangan bagi perkembangan pembelajaran sejarah di sekolah yang pada akhirnya mampu untuk meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran bermakna untuk kehidupan sosial siswa dihari yang akan datang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arief, dkk. (2008). Media Pendidikan (pengertian , pengembangan dan pemanfataanya). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

A r i k u n t o , S . ( 2 0 0 2 ) . Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. J a k a r t a : P T .

R i n e k a C i p t a .

Djamarah, Z. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Humaniora

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press Kurniawati, D. (2006). Penggunaan Media Puzzle Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Cipocok Jaya Kabupaten Serang). Skripsi. FPIPS : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Margono. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Marno, I. (2010). Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Nasution. (1986). Asas-Asas Kurikulum. Bandung : Jemmars. Sadiman, A. (1986). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali.


(5)

Sapriya. (2009) Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit : PT. Rosdakarya.

Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sriyono. (1992). Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suharsimi, A. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Tamam, B. (2007). Pengembangan Pola “Pembelajaran Berbasis Masalah“

Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Labschool UPI). Skripsi. FPIPS : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Rosdakarya.

Sumber Internet :


(6)

(

http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/media-pembelajaran-dengan-kartu-soal.html) [23 November 2012].

Azhar. (2012). Student Center (Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa). [ONLINE]. Tersedia: (http://sharepangaweruh.blogspot.com/2012/09/

student-centered-pembelajaran-yang.html) [26 November 2012)

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 mengenai tujuan pembelajaran Sejarah ditingkat SMA. [Online]. Tersedia: http://www.puskur.or.id/data/2006/KTSP%20

depdiknas%20SMA/MA/08.%20Sejarah.pdf [05 Maret 20112]

Hartono. (2010). Strategi Pembelajaran Active Learning. [ONLINE]. Tersedia:

http://edu-articles.com/lama/?pilih=lihat&id=87 [ 22 November 2012]

Kamarga, H.(___). Pembelajaran Sejarah. [ONLINE]. Tersedia: hankey.pbworks .com/w/page/16454829/Pembelajaran%20Sejarah [06 Maret 2012]

Kurnia, D.(2012). Pembelajaran Menyenagkan. [ONLINE]. Tersedia:

http://baleatikan.blogspot.com/2012/11/pembelajaran-menyenangkan-joyful.html [18 Februari 2013]

Niamudin. (2011). Teknik Analisis Data. [ONLINE] . Tersedia: http://www.

niammuddin.com/teknik-analisa-data.html [30 November 2012]

Tn. (2011). Keberhasilan Belajar mengajar. [ONLINE]. Tersedia: http://akta408.

wordpress.com/2008/10/30/keberhasilan-belajar-mengajar/ [26 Februari

2012]

Tn. (2011). Memperkenalkan Konsep Belajar Aktif. [ONLINE]. Tersedia: http://


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 2 SMA Pasundan 8 Bandung.

0 1 38

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR DALAM UPAYA MENINGKATKAN HISTORICAL COMPREHENSION SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI Ilmu Sosial 4 SMA Negeri 10 Bandung.

5 23 31

PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi.

0 5 46

GAME TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI-IPA 3 SMA Negeri 2 Rangkasbitung.

0 2 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IPA-2 Di SMA N 1 Tasikmalaya.

0 5 65

PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS1 MAN 1 Bandung.

1 1 36

PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SEJARAH :Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung.

0 5 39

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek.

0 1 53

PENERAPAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas X-1 SMA Persatuan Guru Islam Indonesia 2 Bandung.

0 1 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(NUMBERED HEADS TOGETHER) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI IPA 3 TAHUN PELAJARAN 20112012 (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 8 Surakarta)

1 2 86