PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi.
PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
ppp
Disusun oleh : Ani Andriyani
0906054
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
HALAMAN PENGESAHAN
ANI ANDRIYANI
PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA
PELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP : 19570408 198403 1 003
Pembimbing II
Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd NIP : 19680828 199802 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP : 19570408 198403 1 003
(3)
Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Sejarah
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS I
SMAN 1 Sukaresmi)
Oleh Ani Andriyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Ani Andriyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
HALAMAN PERNYATAAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN METODE PROYEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi) ” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya tulis saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudia hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Desember 2013 Yang membuat pernyataan,
Ani Andriyani NIM. 0906054
(5)
ABSTRAK
Selama ini pembelajaran selalu diasumsikan di dalam kelas dan di dalam jam pelajaran saja. Padahal pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas dan jam pelajaran di sekolah dengan perencanaan yang baik, sehingga ruang untuk belajar bagi siswa lebih luas dan lebih terstruktur. Proses pembelajaran perlu menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sehingga dapat menunjukkan bakat, minat, kemampuan, serta dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Proses pembelajaran sebisa mungkin perlu menyediakan tugas-tugas ataupun proyek-proyek yang memungkinkan siswa bekerja namun tetap terstruktur dan terencana dengan baik. Perencanaan inilah yang menjadi tonggak tercapainya keberhasilan belajar siswa. Dalam menciptakan suatu pembelajaran yang lebih baik perlu diterapkannya suatu metode yang tepat dan dapat membuat siswa lebih sering dan giat belajar di luar jam pelajaran di sekolah yang terbatas. Metode yang lebih bersifat mengembangkan keaktifan siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah secara berkelompok, mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan informasi, mengembangkan kecakapan, dan kebiasaan belajar. Sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran sejarah. Alternatif pemecahan masalah yang peneliti dapatkan adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut maka Skripsi ini mengambil judul “Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi)”. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penerapan metode proyek berupa pengerjaan suatu proyek berdasarkan pemahaman materi siswa. Proyek ini dikerjakan secara berkelompok, agar siswa dapat saling bertukar fikiran dan membantu siswa yang kurang agar seluruh siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Sukaresmi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah, karena selama ini pelajaran sejarah selalu dianggap remeh namun berbanding terbalik dengan pencapaian siswa karena hasil belajar sejarah siswa rendah. Hasil belajar siswa rendah dilihat dari hasil belajar yang telah siswa capai sebelumnya. Pembelajaran ini pun diharapkan mampu mengajarkan siswa untuk dapat mencari keterhubungan antara peristiwa masa lalu dengan apa yang sedang terjadi di masa sekarang serta nilai-nilai yang dapat diambil dari suatu peristiwa sejarah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain Kemis & Taggart. Desain PTK model Kemmis & taggart dalam satu siklus diawali dengan rencana tindakan, kemudian pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan tes. Instrumen penelitiannya menggunakan lembar observasi, lembar wawancara, dokumentasi dan tes. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa penerapan metode proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Sukaresmi. Hal ini terlihat dari pencapaian siswa dalam setiap pelaksanaan siklus yang mengalami peningkatan, baik dalam pengerjaan setiap proyek maupun tes hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Sukaresmi. Pemberian proyek yang diberikan kepada siswa dapat disesuaikan dengan karakter siswa dan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi guru dan pihak sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menuangkan pemahaman siswa dalam berbagai bentuk proyek yang menarik.
(6)
ABSTRACT
During this learning is always assumed to be in the classroom and in the school hours only. In fact, learning can be done outside of school hours in the classroom and school with good planning, so the space for students to study a broader and more structured. The learning process needs to place students as a subject of study, so as to show their talents, interests, abilities, and can develop her full potential. The learning process as much as possible need to provide tasks or projects that allow students to work but still structured and well planned. Planning is at the milestone achievement of student learning success. In creating a better learning needs proper implementation of a method and can make students more frequent and active learning outside school hours are limited. Develop methods that are more active students in learning both in school and outside of school in groups, develop the ability to synthesize and integrate information, develop skills, and study habits. So that students can improve learning outcomes in the subjects of history. Alternative solutions to problems that researchers get is to use project -based learning to improve student learning outcomes. Under these conditions, this thesis takes the title " Project Implementation Method For Improving Student Results Effort In History Lesson (Classroom Action Research Class XI IPS - 1 SMAN 1 Sukaresmi) ". Research carried out with regard to the implementation of projects such as construction methods of a project based on student understanding of the content study. This project is done in groups, so that students can exchange thoughts and help students who are less so that all students can improve the results of result. The research in class XI IPS 1 SMAN 1 Sukaresmi. The main objective of this research is to improve student learning outcomes in the teaching of history, because during this history lesson is always taken for granted but is inversely related to student achievement as the result of low student studying history. Low student learning outcomes seen from the student learning outcomes that have been achieved previously. Learning is also expected to teach students to be able to search for connectedness between past events with what is happening in the present and the values that can be taken from a historical event. The research method used is the method of class room action research (PTK) using design Temmis & Taggart. TOD design models Kemmis & Taggart in one cycle begins with a plan of action, then the action, observation, and reflection. Data collection techniques used were observation, interviews, documentation studies and tests. Instrument research using observation sheets, interview sheets, documentation and testing. Based on the research that has been carried out, shows that the application of the project method can improve student learning outcomes in the teaching of history in class XI IPS 1 SMAN 1 Sukaresmi. This is evident from the achievement of students in each execution cycle has increased, both in the execution of each project and achievement test. It can be concluded that the application of the project method can improve student learning outcomes in the teaching of history in class XI IPS 1 SMAN 1 Sukaresmi. Giving projects given to students can be adapted to the character of the students and the subject matter being studied. The results of this study could be a recommendation for teachers and schools to develop learning that gives students the chance to pour understanding of students in various forms of interesting projects
(7)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Metode Proyek ... 10
1. Pengertian Metode Proyek ... 10
2. Tahapan-Tahapan Dalam Metode Proyek ... 13
3. Kelebihan Metode Proyek ... 16
4. Kelemahan Metode Proyek ... 18
B. Hasil Belajar ... 19
1. Pengertian Hasil Belajar ... 19
2. Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran Sejarah ... 23
C. Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Sejarah ... 25
1. Teori ... 25
2. Peranan Metode proyek Dalam Hasil Belajar sejarah ... 29
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 34
A. Lokasi Dan SubjekPenelitian ... 34
1. Lokasi Penelitian ... 34
2. Subjek Penelitian ... 34
B. Desain Penelitian ... 35
1. Rencana (plan) ... 36
2. Tindakan (act) ... 37
3. Pengamatan (observe) ... 37
4. Refleksi (reflect) ... 38
C. Metode Penelitian ... 38
D. Prosedur Penelitian ... 39
E. Definisi Operasional ... 40
(8)
2. Hasil Belajar ... 43
F. Instrumen Penelitian ... 44
1. Lembar Panduan Observasi ... 44
2. Wawancara ... 44
3. Dokumentasi... 45
4. Tes ... 45
G. Teknik Pengumpulan Data ... 45
1. Catatan Lapangan ... 46
2. Wawancara ... 46
3. Studi Dokumentasi ... 47
4. Tes ... 47
H. Pengolahan Data dan Analisi Data ... 47
1. Pengolahan Data ... 47
2. Teknik Analisis Data ... 48
3. Uji Validasi Data dan Interpretasi ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Desain Perencanaan Penerapan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Sejarah ... 52
1. Langkah-langkah Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ... 53
2. Deskripsi Silabus dan RPP ... 55
B. Pelaksanaan Dan Tahapan... 58
1. Deskripsi Kegiatan Tahap Siklus ... 58
2. Analisis Kegiatan Pelaksanaan dan tahapan ... 90
a. Kegiatan Pendahuluan ... 91
b. Kegiatan Inti ... 94
c. Kegiatan Penutup... 98
C. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah Menerapkan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Sejarah ... 99
1. Deskripsi Kinerja Siswa Dalam Mengerjakan Proyek ... 99
2. Analisis Terhadap Hasil Pengerjaan Proyek ... 112
3. Analisis Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Tes ... 134
D. Kendala dan Solusi Yang dihadapi Pada Penerapan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Sejarah ... 138
E. Analisis Hasil Penelitian ... 140
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 147
A. Simpulan ... 147
B. Saran ... 150
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tindakan 1 ... 64
Tabel 4.2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tindakan I &II ... 71
Tabel 4.3 Daftar Nilai hasil Belajar Siswa pada Tindakan I, II, & III ... 80
Tabel 4.4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Tindakan 1-Tindakan IV ... 88
Tabel 4.5 Lembar Observasi Kerja Kelompok Pembuatan Artikel ... 100
Tabel 4.6 Lembar Observasi Kerja Kelompok Membuat Lirik ... 104
Tabel 4.7 Lembar Observasi Kerja Kelompok Membuat Laporan ppt ... 107
Tabel 4.8 Lembar Observasi Kerja Kelompok Membuat mading ... 111
Tabel 4.9 Lembar Kriteria Penilaian Artikel... 113
Tabel 4.10 Predikat Penilain Artikel Kelompok ... 114
Tabel 4.11 Lembar Penilaian Proyek Membuat Lirik ... 117
Tabel 4.12 Predikat Penilain Proyek Kelompok... ... 118
Tabel 4.13 Lembar Penilaian Proyek Membuat Laporan PowerPoint ... 121
Tabel 4.14 Predikat Penilain PowerPoint Kelompok ... 122
Tabel 4.15 Lembar Penilaian Proyek Membuat Mading Sejarah ... 125
Tabel 4.16 Predikat Penilain Mading Kelompok ... 126
Tabel 4.17 Presentase Skor Kelompok dalam Membuat Artikel ... 128
Tabel 4.18 Presentase Skor Kelompok Dalam Membuat Lirik ... 129
Tabel 4.19 Presentase Skor Kelompok Dalam Membuat laporan ppt ... 130
Tabel 4.20 Presentase Skor Kelompok dalam Membuat Mading ... 131
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart ... 35
Gambar 3.2 Teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman ... 63
Gambar 4.1 Grafik Garis Hasil Belajar berdasarkan Proyek Siswa... 133
Gambar 4.2 Grafik Garis Hasil Belajar berdasarkan Proyek Siswa... 133
Gambar 4.3 Grafik Garis Rata-Rata Nilai Siswa Pada Setiap Tindakan ... 136
Gambar 4.4 Grafik Batang Rata-Rata Nilai Siswa Pada Setiap Tindakan ... 137
Gambar 4.5 Diagram Rata-Rata Hasil belajar Siswa Berdasarkan Nilai Tes dan NilaiProyek ... 138
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Sejarah
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan I Lampiran 3 Tes & Marking Scheme Tindakan II
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan II Lampiran 5 Tes & Marking Scheme Tindakan II
Lampiran 6 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan III Lampiran 7 Tes & Marking Scheme Tindakan III
Lampiran 8 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan IV Lampiran 9 Tes & Marking Scheme Tindakan IV
Lampiran 10 Foto Beberapa Kegiatan Siswa Lampiran 11 SK Pembimbing
Lampiran 12 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing I) Lampiran 13 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing II) Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 15 Surat Bukti Telah Melaksanakan penelitian Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk memperoleh perubahan dalam diri. Hal ini berarti siswa berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam proses pembelajaran. Di Indonesia proses pembelajaran telah diatur oleh pemerintah dalam suatu Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah. Salah satunya yaitu Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang isinya :
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dari peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut menyiratkan bahwa dalam suatu proses belajar diperlukan ruang yang cukup bagi siswa sehingga siswa dapat mengembangkan kreativitas yang dimilikinya sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Selama ini pembelajaran selalu diasumsikan di dalam kelas dan di dalam jam pelajaran saja. Padahal pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas dan jam pelajaran di sekolah dengan perencanaan yang baik, sehingga ruang untuk belajar bagi siswa lebih luas dan lebih terstruktur.
Proses pembelajaran perlu menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sehingga dapat menunjukkan bakat, minat, kemampuan, serta dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Proses pembelajaran sebisa mungkin perlu menyediakan tugas-tugas ataupun proyek-proyek yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri. Hal ini akan mendorong siswa untuk dapat menggali potensinya sendiri serta tidak terfokus pada kehadiran guru dan tatap muka di kelas namun tetap terstruktur dan terencana dengan baik. Perencanaan
(13)
inilah yang menjadi tonggak tercapainya keberhasilan belajar mandiri siswa, jika perencanaannya kurang baik maka pembelajaran tidak akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman atau sesuatu yang telah dipelajari. Guru harus menyadari bahwa kegiatan belajar membutuhkan pengalaman siswa secara langung dalam belajar. Hal tersebut dapat diartikan bahwa siswa dapat mencari sendiri materi pembelajaran yang harus dia ketahui dengan arahan yang tepat dari guru. Belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang meliputi keinginan dan tindakan dari seorang individu. Dari proses usaha itulah sehingga dapat menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan melalui latihan dan pengalaman.
Proses pembelajaran bukanlah proses penyerapan pengetahuan atau trasfer informasi dari guru ke siswa melainkan partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat membuat siswa menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengalaman belajar. Semakin sering materi pelajaran dipelajari maka semakin kuat pula materi pelajaran tersebut diingat oleh siswa. Hal tersebut menyuratkan bahwa jika materi pelajaran sering dipelajari oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah maka siswa akan lebih mudah memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut nantinya akan berdampak pula pada hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa. Jika siswa paham akan suatu materi pelajaran maka hasil belajar nya pun akan baik.
Hasil belajar merujuk pada pencapaian kompetensi atau sasaran / tujuan pembelajaran. Cakupan materi yang terkandung pada setiap kawasan kompetensi cukup luas, cakupan-cakupan itu akan dapat dilihat dengan indikator-indikator operasional. Agar setiap indikator dapat tercapai, maka diperlukan suatu rancangan pembelajaran mandiri dan terprogram agar siswa dapat lebih aktif lagi belajar di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang telah ditetapkan mengingat terbatasnya waktu dalam pembelajaran di dalam kelas.
(14)
3
yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat membantu dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Berbagai usaha dilakukan oleh pelaksana pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar dalam rangka memperoleh kualitas pendidikan yang baik.
Hasil belajar yang didapatkan seseorang ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang ada pada diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis seperti keadaan jasmani dan panca indera. Faktor psikologis, seperti intelegensi, minat dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat Faktor non sosial, seperti lingkungan alam dan fisik yakni ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan lain sebagainya (Mulyasa, 2004:191-193).
Dari berbagai usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar siswanya ternyata masih banyak guru-guru yang menggunakan metode konvensional untuk mengajar di sekolahnya. Padahal berbagai model pembelajaran yang membuat siswa aktif dan kreatif sudah disosialisasikan atau diperkenalkan kepada guru-guru bahkan mungkin sebagian model pembelajaran tersebut sudah sangat dikenal dan guru-guru sudah dapat menerapkannya di sekolah.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti beranggapan perlu diterapkannya suatu metode yang tepat dan dapat membuat siswa lebih sering dan giat belajar di luar jam pelajaran di sekolah yang terbatas. Metode yang lebih bersifat mengembangkan keaktifan siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, baik secara individual maupun kelompok, mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan informasi, mengembangkan kecakapan, dan kebiasaan belajar. Sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran sejarah.
Alternatif pemecahan masalah yang peneliti dapatkan adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek untuk memperbaiki hasil belajar
(15)
siswa. Bellance (2012: 17) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan sebagai metode pembelajaran, penjelasannya yaitu:
Pembelajaran berbasis proyek diresmikan sebagai metode pendidikan oleh Jhon Dewey dan para pengikutnya. Proyek-proyek yang memperjuangkan prinsip-prinsip progresif dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang akan menggantikan pendekatan yang lebih pasif digunakan pada waktu itu. Dalam pandangan mereka, untuk tujuan belajar, belajar dengan melakukan lebih unggul daripada membaca dalam sebuah buku, mereka akan lebih memahami proses.
Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Dipilihnya model atau pendekatan pembelajaran ini, dilandasi oleh pemikiran bahwa model pembelajaran ini akan membuat siswa lebih aktif, kreatif, inovatif serta termotivasi untuk belajar sehingga siswa dengan mudah memahami apa yang diajarkan oleh guru dan hasil belajar yang diperoleh siswa lebih baik dari sebelumnya.
Proyek yang akan dibuat adalah proyek yang muatan isinya dirancang dan dikerjakan sendiri oleh siswa, dengan demikian metode proyek ini dapat melihat dan mengukur kemampuan siswa. Dalam pembelajaran proyek pembelajaran telah direncanakan, terorganisir dan berlangsung secara sistematis melalui bimbingan guru. Dengan demikian melalui metode proyek ini pembelajaran menjadi efektif karena didukung oleh komunikasi dengan siswa sehingga siswa tertarik dan berminat mengerjakan berbagai proyek yang dicanangkan.
Pembelajaran akan didesain secara menyenangkan dan bermakna bagi kehidupan siswa. Metode proyek ini bisa beragam jenisnya sehingga dapat disesuaikan dengan karakter siswa. Dalam penelitian ini proyek yang akan dikembangkan oleh siswa diantaranya ialah pembuatan artikel, syair bertema sejarah, laporan dalam bentuk powerpoint, serta mading sederhana. Terlebih lagi proyek ini dikerjakan secara berkelompok, diharapkan melalui pembelajaran
(16)
5
kelompok siswa lebih rajin mengerjakan tugas karena ada teman untuk saling bertukar fikiran.
Melalui metode proyek proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dalam mengerjakan secara berkelompok, serta keterampilan yang diharapkan melalui indikator-indikator yang telah disampaikan kepada siswa. Pembelajaran yang menerapkan metode proyek dapat dilakukan secara berkesinambung. Setelah guru memaparkan beberapa materi pokok yang harus diketahui oleh siswa, kemudian guru memberikan suatu proyek agar dapat mengembangkan pengetahuan siswa itu sendiri. Setelah siswa mengumpulkan proyek tersebut kemudian guru memeriksa ketercapaiannya dengan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran siswa. Agar siswa bisa mempersiapkan pembelajaran selanjutnya maka guru menugaskan siswa untuk mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk pengerjaan proyek pada pertemuan yang akan datang. Hal tersebut menggambarkan continuitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa agar siswa terbiasa untuk belajar demi pencapaian hasil belajar yang diharapkan.
Pengerjaan proyek ini melibatkan banyak pihak disekitar siswa, diantaranya keluarga dan teman sebaya. Keluarga berperan dalam mendukung secara financial. Kemudian jika materi pembelajaran bisa dekaitkan dengan kehidupan aktual siswa maka ada baiknya mengembangkan proyek yang mendorong siswa untuk melakukan pengamatan ataupun investigasi untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa, hal ini membuat siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial disekitarnya. Dengan belajar kelompok siswa bisa menjalankan salah satu tugas perkembangannya yaitu mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi”.
(17)
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
Bagaimana mengembangkan metode proyek sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi
Untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana perencanaan penerapan metode proyek dalam mata pelajaran sejarah agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi?
2. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode proyek secara optimal dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi?
3. Bagaimana peningkatan hasil-hasil belajar sejarah dengan menerapkan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi?
4. Bagaimana upaya-upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam mengembangkan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode proyek sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi. Adapun tujuan khusus yang diharapkan dari penelitian ini lebih diarahkan untuk :
1. Mengkaji dan mendeskripsikan perencanaan metode proyek untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi ;
(18)
7
2. Mengkaji dan mendeskripsikan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penerapan metode proyek secara optimal dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi ;
3. Melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah yang diperoleh dari penggunaan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi ;
4. Menganalisis dan mendeskripsikan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi ;
D. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik siswa kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi, guru sejarah, sekolah yang bersangkutan dan terlebih lagi bagi peneliti. Manfaat penelitian ini secara khusus dijabarkan sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Dengan diterapkannya metode proyek diharapkan ada perubahan sikap dalam diri siswa yang asalnya tidak pernah belajar sebelum mengikuti mata pelajaran sejarah menjadi sebaliknya karena siswa harus mengerjakan proyek yang telah diberikan oleh guru. Selain itu, pengetahuan siswa lebih dalam dan luas karena siswa memiliki waktu lebih banyak dalam mempelajari materi mata pelajaran sejarah. Tidak hanya itu siswa memiliki pengalaman belajar karena proyek yang diberikan sehingga materi pembelajaran lebih menempel dalam ingatan siswa. Dengan demikian prestasi akademiknya pun diharapkan dapat mengalami peningkatan.
2. Bagi Guru Sejarah
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan solusi alternatif dalam mengatasi pembelajaran mandiri siswa dan pembelajaran di luar sekolah dalam pembelajaran sejarah.
(19)
3. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran sejarah di sekolah tersebut.
4. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dapat menambah wawasan serta keterampilan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan peneliti langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Pengalaman langsung tersebut dapat menjadi bekal dan memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai guru sejarah.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan tersebut yaitu :
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini berisi uraian secara rinci mengenai latar belakang penulisan yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian tindakan kelas, identifikasi dan perumusan masalah serta pembatasan masalah yang diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi.
Bab II merupakan tinjauan pustaka. Dalam bab ini dijelaskan mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan metode proyek dan hasil belajar. Penjelasan konsep-konsep tersebut berupa informasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Bab III ialah metode penelitian. Dalam bab ini berisi penjabaran mengenai metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Bab ini mencakup pemaparan komponen-komponen: lokasi dan subjek penelitian; desain penelitian; metode penelitian; definisi operasional; instrumen penelitian; proses pengembangan instrumen; tekhnik pengumpulan data dan alasan rasionalnya.
(20)
9
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan seluruh informasi dan data-data yang diperoleh peneliti tentang Penerapan Metode Penugasan sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS-1 SMAN 1 Sukaresmi. Pemaparan dalam bab ini terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, serta pembahasan atau analisis temuan.
Bab V yaitu kesimpulan dan saran. Dalam bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai penerapan metode proyek untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
(21)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMAN 1 Sukaresmi yang lokasinya terletak di Jl. Mariwati Km. 4 Sukaresmi Telp. 0263-581209 Cianjur 43254. Lokasi sekolah terletak di desa Kawungluwuk, kecamatan Sukaresmi, kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Lingkungan sekolah berada di sisi kiri Jl. Mariwati dan dikelilingi oleh persawahan. Kondisi sekolah yang dikelilingi persawahan menjadikan suasana sekolah kondusif dan tidak bising sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran. Adapun alasan peneliti memilih SMAN 1 Sukaresmi adalah sekolah ini merupakan salah satu sekolah terbaik di kabupaten Cianjur. Selain itu sekolah ini merupakan tempat peneliti menyelesaikan sekolah semasa SMA, sehingga peniliti dapat mengetahui kondisi sekolah dengan cukup baik.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang peneliti gunakan adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Sukaresmi yang berjumlah 39 orang dengan rincian 23 orang siswi perempuan dan 16 siswa laki-laki. Peneliti menetapkan kelas tersebut menjadi subjek penelitian karena siswa di kelas tersebut memiliki keaktifan dan daya kritis yang cukup baik untuk belajar namun hasil belajar yang didapatkan siswa kurang maksimal dalam pembelajaran sejarah. Ketika pra-penelitian dilakukan, peneliti melihat bahwa celotehan-celotehan siswa di dalam kelas ini justru merupakan pemikiran kritis siswa, sayangnya hal tersebut kurang mendapatkan arahan yang tepat. Untuk itu peneliti merasa tertantang untuk mengatasi masalah tersebut.
(22)
35
B. Desain Penelitian
Desain pelaksanaan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model spiral yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart tahun 1988. Model penelitian Kemmis dan Taggart ini terdiri dari empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang keempat tahapan ini saling berhubungan dan dilakukan dalam setiap satu siklus penelitian. Tahapan-tahapan dalam siklus ini akan terus dilakukan secara berulang-ulang hingga tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dapat tercapai dan menunjukkan hasil yang positif.
Peneliti menggunakan desain tersebut dengan alasan dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode penugasan yang cenderung sederhana dalam pelaksanaan tindakannya. Selain daripada itu intensitas pembelajaran sejarah dalam pertemuan kelas pun hanya sedikit sekali serta evaluasi dapat dilakukan dalam setiap akhir tindakan. Sehingga peneliti memutuskan bahwa desain penelitian dengan model Kemmis dan Taggrat ini merupakan desain yang pas untuk diterapkan dalam penelitian ini. Adapun siklus desain Kemmis dan Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:
Adopsi Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2008:66)
Refleksi Observasi
Tindakan 1 Rencana
tindakan1 Rencana tindakan2
Pra
Rencana tindakan3 Observasi
Observasi Refleksi Refleksi
Tindakan 2
Tindakan 3 dst
(23)
Dari gambar tersebut terdapat empat langkah penting dalam penelitian tindakan kelas, yaitu rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti telah menyusun beberapa rancangan penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Rencana (plan)
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi peneliti menyusun suatu rencana pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode proyek. Peneliti merancang suatu proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif belajar baik secara mandiri maupun kelompok di luar jam pelajaran di sekolah. Pada tindakan pertama ini peneliti mencoba untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan spontan kepada siswa, dimana mengetahuan para siswa terhadap materi akan dijadikan tolak ukur oleh peneliti dalam mengembangkan proyek akan diberikan pada pertemuan berikutnya. Peneliti akan menyusun serangkaian rencana kegiatan terstruktur dan tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan, diantaranya :
Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator atau guru mitra peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.
Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian.
Mendiskusikan metode yang peneliti rencanakan akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas.
Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat pembelajaran dalam penelitian.
Merencanakan sistem pembelajaran proyek yang akan digunakan dalam PBM sehingga dapat meningkatkan intensitas belajar siswa di luar sekolah dan jam pelajaran.
Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan antara peneliti dengan guru mitra agar dapat memperbaiki tindakan selanjutnya.
(24)
37
Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian.
2. Tindakan (act)
Tahapan ini merupakan tindakan nyata yang akan diterapkan sesuai dengan hasil indentifikasi masalah dan perencanaan pada tahap sebelumnya sebagai solusi untuk meningkat hasil belajar siswa. Peneliti memberikan pertanyaan pancingan tentang suatu materi yang akan dipelajari. Dari jawaban-jawaban siswa diharapkan akan terlihat tingkat pengetahuan siswa tentang materi tersebut. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni:
Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran yang telah disusun.
Mengoptimalkan penggunaan metode proyek sehingga dapat dimengerti oleh siswa.
Mengadakan evaluasi non test selama proses tindakan berlangsung.
Menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.
Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra penelitian.
Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan dengan guru mitra.
Melaksanakan pengolahan data.
3. Pengamatan (observe)
Pada tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Dilakukan untuk mendokumentasikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan untuk melihat rendah atau tingginya perubahan yang terjadi pada hasil belajar siswa. Pada kegiatan observasi ini, peneliti melakukan:
(25)
Pengamatan mengenai kesesuaian penggunaan metode proyek dengan materi agar siswa tidak bosan.
Pengamatan kesesuaian penggunaan metode proyek dengan kaidah-kaidah teoritis yang digunakan.
Mengamati perkembangan hasil belajar siswa.
4. Refleksi (reflect)
Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan. Selain itu juga peneliti akan merefleksikan hasil diskusi balikan untuk memperbaiki siklus selanjutnya.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan oleh seorang peneliti melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan untuk menjawab suatu permasalahan. Menurut Hatimah (2000 : 95) metode penelitian adalah:
“suatu cara yang harus dilakukan oleh peneliti melalui serangkaian prosedur
dan tahapan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencari jawaban terhadap suatu
masalah”.
Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Ebbut (Wiriaatmadja, 2008 : 12) :
“penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek kependidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.
Hal tersebut didukung oleh Wiriatmadja (2008 : 13) bahwa :
“penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata
(26)
39
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian kelas digunakan karena melalui metode ini guru dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.
Dengan penggunakan penelitian tindakan kelas segala gejala yang muncul selama proses penelitian dapat teramati dan tercover dengan baik. Selain dari itu, metode ini berhenti ketika terbukti permasalahan yang dialami siswa dapat teratasi. Hal ini berdampak positif, agar pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah dapat meningkat dan lebih menarik bagi siswa sehingga guru harus melakukan inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Bagi para guru selaku pengajar, penelitian tindakan kelas juga dapat terus memperbaiki kinerja dan mutu pendidikan, dan hasil akhir dari tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilaksanakan dengan maksimal.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus hingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dan menunjukan hasil yang stabil. Kegiatan awal dalam penelitian ini ditandai dengan melaksanakan pra penelitian dalam beberapa kelas, untuk mencari kelas yang cocok untuk pelaksanaan penelitian. Berdasar kepada hasil pra penelitian maka kelas XI IPS-1 dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penelitian. Selanjutnya peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran sejarah mengenai kondisi kelas yang akan dijadikan tempat penelitian dan mencari alternatif solusi yang dapat dilakukan. Peneliti kemudian menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan.
Hasil pra penelitian di kelas XI IPS-1 menunjukkan bahwa permasalahan pembelajaran yang terjadi adalah rendahnya hasil belajar siswa. Peneliti bermaksud untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas XI IPS-1 dengan meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode proyek dalam
(27)
pembelajaran sejarah. Dengan metode ini diharapkan intensitas belajar siswa di luar sekolah dan jam pelajaran dapat meningkat. Tahapan dalam penelitian ini dibagi ke dalam empat tahap yaitu perencanaan (plan) , pelaksanaan (action) , observasi (observation) , dan refleksi (reflection), setiap tahap ini dilaksanakan secara sistematis dan saling berhubungan satu sama lain.
E. Definisi Operasional
1. Metode Proyek
Peneliti melihat bahwa pembelajaran di luar sekolah dan di luar jam pelajaran selama ini tidak efektif. Hal ini dikarenakan selain perencanaan yang kurang matang juga karena jika diberikan tugas atau pekerjaan rumah banyak siswa yang mengerjakan tugas sekedar menggugurkan kewajiban demi mendapatkan nilai tanpa mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi dirinya. Fakta di lapangan banyak siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru namun pada saat tes hasil yang didapat siswa rendah.
Metode proyek ini pun dilakukan karena bahan pelajaran sejarah yang banyak tidak memungkinkan dijelaskan satu per satu seluruhnya. Siswa harus mampu mencari sendiri dengan menciptakan suatu produk berdasarkan pemahaman materi yang dimilikinya. Dengan demikian materi pelajaran yang tersedia tidak tersampaikan sepenuhnya melalui ceramah, tetapi melalui variasi kegiatan lain di dalam kelas saat pembelajaran. Agar materi pelajaran tersampaikan secara keseluruhan dan tepat waktu serta kompetensi yang diharapkan dapat tercapai, maka metode proyek inilah yang akan peneliti gunakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Proyek-proyek yang peneliti berikan kepada siswa bertujuan memperdalam bahan pelajaran karena dengan produk yang siswa kerjakan dapat mengecek ketersampaian bahan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.
Bellance (2011, xix) mengemukakan bahwa keterlibatan siswa akan memperkaya pembelajaran dengan meningkatnya keinginan dan semangat untuk
(28)
41
belajar. Peningkatan semangat belajar, inti dari motivasi dalam diri, menarik siswa untuk mengerjakan proyek-proyek yang ditugaskan sebagaimana mereka menangkap pelajaran-pelajaran yang diberikan.
Indikator-indikator yang menjadi tolak ukur dari metode proyek ini adalah :
Siswa dapat menentukan pekerjaan proyek yang akan ia kerjakan sesuai dengan kemampuan dan ketertarikannya sendiri dengan mengembangkan proyek yang diberikan.
Siswa dapat merespon dengan baik semua bahan, alat-alat, dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan untuk pengerjaan proyek-proyek yang ditugaskan kepada siswa.
Siswa dapat melengkapi proyek yang dikerjakan dengan pendekatan multidisipliner agar pemahaman siswa terhadap materi lebih baik lagi.
siswa dapat mengikuti proses pembelajaran agar mempermudah siswa memahami materi sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan proyek-proyek yang diberikan. Proyek yang diberikan terhadap siswa dimaksudkan lebih kepada proses yang dilalui siswa untuk membuat suatu proyek berdasarkan pemahamannya.
Siswa dapat menunjukkan perkembangan pekerjaannya setiap minggu kepada guru agar dapat dicek dan teramati perkembangan pembelajaran melalui metode proyek yang diberikan kepada siswa.
Sementara itu bentuk-bentuk proyek yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
Membuat artikel yang menghubungkan peristiwa sejarah dengan peristiwa faktual.
Mengubah lirik sebuah lagu, menjadi lagu yang berlirik sejarah. Hal ini menjadi salah satu variasi proyek yang menyenangkan bagi siswa, sehingga materi pelajaran mudah dipahami oleh siswa.
Membuat laporan pembelajaran dalam bentuk power point. Hal ini dimaksudkan agar melalui pembelajaran sejarah siswa pun dapat memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang saat ini.
(29)
Membuat mading sederhana yang bertema sejarah.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penerapan metode proyek adalah sebagai berikut :
Pembelajaran di dalam kelas dipergunakan dengan seefektif mungkin dan dikembangkan dengan berbagai metode dan media yang menarik.
Metode proyek menjadi salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Proyek yang dikerjakan di luar kelas diberi waktu selama satu minggu untuk kemudian dikumpulkan. Sedangkan untuk proyek yang akan dikerjakan di dalam kelas, bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek akan diinformasikan seminggu sebelumnya sehingga waktu pembelajaran akan lebih efisien. Aspek-aspek yang menjadi penilaian akan sebelumnya dikomunikasikan kepada siswa, agar siswa mengetahui dan mengerjakan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Fungsi dari proyek-proyek yang dikerjakan bukan mencari nilai melainkan variasi kegiatan belajar siswa agar siswa dapat memahami materi pembelajaran melalui proyek yang mereka kerjakan.
Proyek-proyek yang disebutkan di atas mengharuskan siswa lebih memahami dan menguasai materi. Untuk itu diperlukan keaktifan siswa dalam memperdalam pengetahuannya dengan lebih banyak belajar di luar jam pelajaran, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa tinggal mengaplikasikan apa yang telah mereka kumpulkan dan pelajari sebelumnya. Selain dari itu proyek yang diberikan akan dibuat semenarik mungkin agar siswa tertarik dan antusias ingin mengerjakan proyek tersebut. Dengan mengerjakan proyek-proyek yang diberikan secara bertahap oleh peneliti, diharapkan siswa menjadi terbiasa untuk melakukan intruksi guru dengan baik dalam mengerjakan sesuatu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sehingga saat siswa mengerjakan tes yang dilakukan secara berkala, siswa akan lebih baik lagi dalam mengerjakannya. Hal ini akan mengarah pada pengkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
(30)
43
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh oleh siswa setelah melalui kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Hal tersebut dinyatakan dalam penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar, sehingga nampak terlihat pada diri individu baik berupa nilai maupun berupa perubahan tingkah laku.
Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar dalam ranah kognitif berdasar atas tingkat kemampuan berfikir yang dirumuskan oleh Bloom. Hasil belajar dalam ranah kognitif yang dimaksud adalah pada tingkat pengetahuan, pemahaman, serta analisis. Alasan peneliti memilih hasil belajar kongnitif dari ranah pengetahuan hingga analisis adalah kompetensi dasar pada semester 1 kelas XI lebih banyak menuntut pemahaman serta analisis siswa terhadap peristiwa sejarah. Tujuan dari metode proyek ini ialah siswa memiliki hasil belajar yang meningkat yaitu lebih dapat mengetahui, memahami, menerapkan, dan menganalisis peristiwa sejarah agar lebih bermakna bagi siswa. Indikator yang hendak dicapai dalam hasil belajar ini adalah :
Siswa dapat mengetahui setiap materi dalam pelajaran sejarah melalui setiap tugas atau proyek yang diberikan
Siswa dapat memahami materi sejarah lebih mendalam melalui sproyek-proyek yang dikerjakan
Siswa dapat menganalisis setiap peristiwa sejarah melalui proyek yang mereka kerjakan sendiri sehingga setiap peristiwa sejarah dapat lebih dimengerti
Siswa dapat menerima dengan memperhatikan setiap instruksi proyek yang diberikan kepada siswa
Siswa dapat memberikan respon positif terhadap setiap proyek yang dikerjakan
Siswa dapat mereview materi yang telah dipelajari di kelas melalui proyek-proyek yang dikerjakan
(31)
Siswa dapat mengkaitkan materi sejarah dengan keadaan sekitar siswa saat ini melalui proyek yang dikerjakan, agar tugas dapat dirasakan manfaatnya oleh siswa
Siswa dapat menunjukan peningkatan hasil belajar melalui pencapaian nilai dari tes yang diberikan.
Alat pengumpul data dari hasil belajar dalam ranah kognitif adalah jawaban siswa atas tes-tes yang diberikan setiap minggu selama penelitian berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah melalui metode proyek. Peneliti akan menggunakan empat alat penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Adapun alat yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Lembar Panduan Observasi
Lembar panduan observasi digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau pada saat penelitan berlangsung. Maksud dari penggunaan lembar panduan observasi ini ialah untuk mengamati, kemudian mencatat aktivitas apa saja yang terjadi selama pembelajaran berlangsung seperti interaksi antara guru dan siswa maupun antara sesama siswa dalam pembelajaran sejarah dengan mengunakan metode proyek.
Peneliti memilih observasi sebagai salah satu instrumen penelitian karena pengumpulan data dengan observasi bersifat kualitatif, serta dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga fakta-fakta yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran dapat teramati secara baik.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
(32)
45
mengenai hal-hal yang dianggap diperlukan dalam penelitian. Melalui wawancara peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan yaitu untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap mata pelajaran sejarah dengan menggunakan metode proyek dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan dalam pelaksanaan wawancara, hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan wawancara dapat sesuai dan terstruktur dengan data yang diharapkan. Bentuk wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu tekhnik wawancara dengan terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dapat digunakan untuk mengabadikan bagaimana proses pembelajaran berlangsung terekam dalam kegiatan siswa yang tertuang dalam dokumen-dokumen proyek-proyek pekerjaan siswa yang kemudian dapat dianalisis sehingga data yang diperlukan dapat diperoleh oleh peneliti.
4. Tes
Tes memudahkan terhadap pengukuran ketercapaian kompetensi siswa. Tes esai dan objektif membantu peneliti dalam mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah sumber informasi primer untuk memberikan gambaran tentang
objek penelitian yang sedang diteliti. Menurut Hatimah (2010 : 217) “data adalah
fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti guna memecahkan masalah atau
menjawab pertanyaan penelitian”. Data utama yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah mengenai hasil belajar siswa. Selain dari pada itu peneliti juga memerlukan data lain untuk menunjang hasil penelitian seperti tugas-tugas yang diberikan kepada siswa agar hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tidak hanya berupa hasil dalam ranah kognitif saja tetapi juga mencakup ranah afektif. Teknik
(33)
pengumpulan data yang akan digunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah pedoman penilaian, tes dan studi dokumentasi. Adapun penjelasan dari ketiga teknik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Catatan Lapangan
Menurut Wiriaatmadja (2008 : 125) dalam catatan lapangan dapat memuat informasi mengenai:
“berbagai aspek pembelajaran, suasana kelas, pengelolaan kelas,
hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, mungkin juga hubungan orang tua siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, demikian pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti
aspek orientasi, perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan refleksi”.
Penggunaan catatan lapangan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai suasana kelas, pengelolaan kelas, dan hubungan interaksi siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, maupun siswa dengan orang tua nya dalam mengerjakan tugas di rumah. Catatan lapangan ini dibuat oleh observer dengan cara menuliskan hal-hal yang diamati atau dilihat selama proses pembelajaran berlangsung pada lembar catatan lapangan yang telah peneliti sediakan. Untuk pengerjaan proyek di luar kelas dan jam pelajaran peneliti memberikan catatan lapangan serupa kepada siswa agar diisi oleh setiap anggota kelompok dalam setiap pengerjaan proyek sehingga dapat memperbaiki kinerja proyek yang akan datang.
2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang dilakukan secara lisan dan bertatap muka. Peneliti terlebih dahulu mempersiapkan apa saja yang akan ditanyakan pada saat pelaksanaan wawancara. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan wawancara terstruktur dengan baik. Peneliti harus memiliki hubungan baik dengan narasumber agar dalam pelaksanaan wawancara narasumber dapat dengan leluasa mengemukakan pendapatnya atau mengutarakan jawaban atas pertanyaan yang peneliti ajukan.
(34)
47
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen proyek-proyek yang telah dikerjakan oleh siswa.
4. Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran terhadap hasil belajar. Jenis tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar atau pengisian lembar LKS yang dibuat oleh guru.
H. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut Hatimah (2000 : 224) “pengolahan data adalah suatu proses untuk
mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis”. Pengolahan
data dalam penelitian ini akan dibagi ke dalam dua bagian yaitu pengolahan data kuantitatif dan pengolahan data kualitatif.
a. Data Kuantitatif : Pengolahan kuantitatif dilakukan dengan mengukur tingkat peningkatan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh berasal dari tes objektif dan esai serta penilaian terhadap proyek-proyek yang dikerjakan oleh siswa. Pengolaha data kuantitatif dilakukan melalui dua tahapan yaitu:
Tahap pertama, menentukan skor dari setiap proyek siswa berdasarkan
instrumen penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Setiap skor yang diraih siswa dilihat dari kesesuaian antara pekerjaan siswa dengan aspek yang diharapkan mampu dimunculkan oleh siswa. Selain itu juga skor diperoleh dari tes hasil belajar siswa baik ulangan harian maupun UTS.
Tahap kedua, melakukan uji t. Skor yang diperoleh setiap siswa akan peneliti uji perbedaannya dengan menggunakan uji t melalui program
(35)
spss 16. Penggunaan uji t ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
b. Data kualitatif : Data kualitatif berasal dari catatan lapangan yang peneliti buat selama pembelajar di dalam kelas berlangsung maupun catatan lapangan yang harus diisi oleh orang tua siswa di rumah. Kemudian peneliti menganalisis catatan lapangan tersebut untuk selanjutnya dideskripsikan dengan berlandaskan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.
2. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh tidak akan bermanfaat apabila peneliti tidak melakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis data dilakukan untuk menafsirkan data yang telah diperoleh. Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul dalam penelitian ini diawali dari data pra penelitian hingga pada saat pelaksanaan tindakan. Data-data temuan kemudian diolah dengan sistem pengkodean untuk proyek-proyek dan hasil belajar siswa. Selain itu data lain yang telah diperoleh seperti temuan-temuan dalam catatan lapangan mengalami pengolahan data agar dapat digunakan.
Setelah data yang didapat diolah maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data. Analisis data menjadikan data yang telah diperoleh lebih berarti dan bermakna dalam memecahkan masalah penelitian. Setelah data selesai dianalisis maka peneliti melakukan interpretasi pada penelitian yang telah dilakukan. Dan tahap interpretasi ini akan menjadi acuan terhadap tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis data interaktif Miles dan Huberman. Teknik analisi menurut Miles dan Huberman (1994) dalam Prawito (2008: 104-106) disebut dengan interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing
(36)
49
and verifying conclusions).
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian ini yaitu :
a. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap, tahapan-tahapan tersebut adalah :
Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.
Tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok serta pola-pola data. Catatan yang dimaksudkan adalah gagasan-gagasan atau ungkapan yang mengarah pada teorisasi berkenaan dengan data yang ditemui.
Tahap ketiga, peneliti menyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Dalam komponen reduksi data ini dapat terlihat bahwa peneliti akan mendapatkan data yang sangat sulit untuk diidentifikasi pola serta temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data-data bersangkutan terpaksa harus disimpan (diredusir) dan tidak termasuk yang akan dianalisis.
(37)
Teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1994: 12) b. Penyajian Data (data display)
Komponen kedua analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni penyajian data. Penyajian data melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar melibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data (data display) pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. yang tersaji berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Kegagalan dalam mengupayakan display data secara memadai akan menyulitkan peneliti dalam membuat analisis-analisis. Gambar-gambar dan diagram yang menunjukkkan keterkaitan antar gejala satu dengan gejala lain sangat diperlukan untuk kepentingan analisis data.
c. Penarikan Dan Pengujian Kesimpulan (drawing and verifying conclusions) Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecendrungan dari display data yang telah dibuat. Ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Peneliti dalam kaitan ini masih harus mengonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan –kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai
(38)
51
pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realiitas yang diteliti.
3. Uji Validasi Data dan Interpretasi
a. Validasi data
Validitas Data merupakan salah satu indikator yang menunjukan data hasil penelitian yang telah dilakukan baik atau tidak baik. Jika data tersebut valid maka data penelitian peneliti baik. Validitas merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam PTK. Peneliti melakukan Validasi data dalam penelitian ini dengan cara:
Member Check
Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan dengan cara mengkonfirmasi dengan sumber data. Dalam proses ini, data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasi kebenarannya kepada kolaborator atau guru yang menjadi mitra melalu diskusi pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan.
Ekspert Opinion
Ekspert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian kepada para pakar yang profesional di bidang ini yaitu para pembimbing penelitian ini.
b. Interpretasi
Pada tahap ini peneliti akan mencoba merumuskan temuan-temuan penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dibuat. Hasil temuan yang telah dirumuskan ini kemudian diuraikan dalam bab selanjutnya yaitu bab IV. Sebelum menguraikan hasil temuan, akan dipaparkan kondisi awal pembelajaran di kelas XI IPS-1. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa metode proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS-1 SMAN 1 Sukaremi. Dengan serangkaian tahapan yang telah dilakukan dalam penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(39)
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan sebagai inti dari pembahasan bab-bab sebelumnya. Kesimpulan yang peneliti paparkan mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya sebagai permasalahan penelitian. Berawal dari kondisi pembelajaran siswa di kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Sukaresmi sebelum diterapkannya metode proyek. Kondisi pembelajaran dinilai kurang efektif karena tidak ada variasi metode yang menarik yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Kondisi siswa pada saat jam pelajaran sejarah berlangsung di dalam kelas tampak tidak fokus dan malah melakukan kegiatan lain seperti mengobrol, memainkan gadget, bahkan tertidur.
Sebelum menerapkan metode proyek diperlukan suatu perencanaan yang matang agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Perencanaan yang dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap siswa dan diskusi dengan guru mitra / kolaborator. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi selanjutnya peneliti menuangkan dan menjabarkannya dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Setelah perencanaan tahap selanjutnya ialah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan ini dilakukan empat kali tindakan / pertemuan. Setiap pertemuan harus memiliki tiga buah kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Setiap kegiatan merupakan tahapan penting yang harus dilakukan berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Berdasarkan penelitian ini kegiatan awal diisi dengan memeriksa kesiapan siswa, mendata kehadiran siswa, dan melakukan kegiatan apersepsi. Kegiatan inti dari pembeljaran ini ialah setelah guru
(40)
148
mendeskripsikan beberapa pokok pembahasan secara garis besar sebagai landasan berfikir bagi siswa, maka selanjutnya ialah kegiatan siswa secara kelompok untuk merencanakan dan menyusun sebuah proyek pembelajaran berdasarkan apa yang telah dibahas sebelumnya. Sebagai kegiatan penutup dari pembelajaran ini guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi dan guru menugaskan sesuatu yang akan digunakan dalam proyek selanjutnya guna memperlancar kegiatan pembelajaran.
Setelah menerapkan metode proyek ini embelajaran sejarah dinilai mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari perubahan siswa dalam merespon pembelajaran sejarah yang diberikan. Dengan menerapkan metode proyek siswa terlihat lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran, siswa pun lebih kreatif serta aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Dengan demikian pembelajaran sejarah tidak harus terfokus pada penjelasan guru saja yang menghabiskan seluruh waktu pembelajaran dengan ceramah. Siswa dapat menciptakan suatu produk sebagai hasil dari pemahamannya terhadap materi. Hal ini menyiratkan bahwa dalam pembelajaran sejarah dapat dilakukan variasi kegiatan yang lebih baik dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sejarah.
Perubahan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sukaresmi setelah diterapkannya metode proyek menunjukan hal positif dengan hasil belajar yang cukup baik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian dengan menggunakan uji t sampel berpasangan serta hasil pengerjaan proyek siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa memperlihatkan peningkatan, peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tindakan pertama ke tindakan kedua. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal serupa ditunjukan pada tindakan-tindakan selanjutnya, nilai siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tindakan kedua ke tindakan ketiga. Hal berbeda ditunjukkan pada tindakan keempat, hanya sedikit peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hal ini mengindikasikan adanya titik jenuh dalam diri siswa, maka dari itu peneliti memutuskan untuk mengakhiri penelitian
(41)
tindakan kelas dengan menerapkan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Sukaresmi.
Sementara itu kendala dan solusi yang dihadapi oleh peneliti selama menerapkan metode proyek dalam proses pembelajaran di kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Sukaresmi, antara lain yaitu mengenai; a) alokasi waktu dalam pelaksanaan penelitian; b) pada tindakan pertama masih banyak siswa yang nampaknya kurang memahami dari pembelajaran proyek, hal ini terlihat ketika banyak siswa yang berkali-kali bertanya kepada peneliti di luar kelas dan jam pelajaran; c) hasil pengerjaan proyek terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan meskipun rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan proyek telah diberikan kepada siswa; d) kurangnya minat siswa untuk belajar membuat metode ini kurang efektif jika dilaksanakan di luar kelas, hal ini karena kurangnya pengawasan guru akan membuat hanya sebagian siswa yang mengerjakan proyeknya.
Peneliti berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mencari solusi dari kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan penelitian diantaranya; a) alokasi waktu harus benar-benar diperhitungkan sebelum tindakan dilaksanakan dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan termasuk gangguan-gangguan yang mungkin terjadi selama pembelajaran berlangsung; b) diperlukan penjelasan mengenai arahan-arahan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa pada setiap tindakan. Arahan yang diberikan harus lebih spesifik tidak hanya tentang pembelajaran dengan menggunakan metode proyek secara umum, tetapi yang sesuai dengan proyek yanag akan dikembangkan pada pertemuan tersebut; c) proyek yang akan diberikan kepada siswa harus mempertimbangkan karakteristik kelas tempat dilaksanakannya penelitian, hal ini didasarkan pada pengalaman dalam melaksanakan tindakan pertama, proyek yang dikembangkan lebih bersifat teks sehingga membuat siswa kurang tertarik. Karakteristik siswa yang diteliti lebih tertarik kepada hal-hal yang menyenangkan, sehingga kemudian peneliti perlu menciptakan proyek yang bisa membuat siswa tertarik untuk mengerjakannnya; d)
(42)
150
pengerjaan proyek di luar kelas ternyata kurang efektif, antisipasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasinya pun menjadi kurang fungsional. Untuk itu, peneliti perlu membuat suatu proyek yang dapat dilakukan di dalam kelas, namun siswa pun memiliki beberapa pekerjaan yang perlu dipersiapkan sebelumnya di luar kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan waktu sehingga alokasi waktu dapat sesuai dengan yang direncanakan, selain itu siswa pun telah mempersiapkan materi pembelajarannya sebelum pembelajaran di kelas berlangsung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode proyek dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk memecahkan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah. Salah satu permasalahan pembelajaran yang peneliti lakukan ialah untuk mengatasi rendahnya nilai atau hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. Selain itu, metode proyek juga dapat dijadikan sebagai salah satu variasi metode pembelajaran yang dilaksanakan dipersekolahan. Metode ini sangat fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan rencana pembelajaran ataupun kegiatan yang diinginkan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan berdasarkan pengalaman langsung selama proses penelitian membuat peneliti ingin berkontribusi untuk memperbaiki metode yang telah dilaksanakan dan penelitian yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkegiatan dalam dunia pendidikan. Maka dari itu peneliti mengemukakan beberapa saran yang diantaranya sebagai berikut :
1. Peneliti berharap penerapan metode proyek dapat dikembangkan lebih baik lagi dalam setiap mata pelajaran yang dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
2. Peneliti berharap guru-guru dipersekolahan dapat mengembangkan metode proyek sebagai salah satu variasi metode sehari-hari dalam
(43)
pembelajaran di kelas. Selain itu metode proyek ini dapat dijadikan salah satu solusi oleh guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Guru harus lebih cermat lagi dalam menciptakan proyek-proyek yang lebih keatif dan inovatif serta bermanfaat bagi siswa. Sehingga pembelajaran sejarah ini dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh siswa.
4. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik akan mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran sejarah yang dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan menjadi suatu pelajaran yang menyenangkan.dengan menyenangi suatu pelajaran siswa dapat memahami materi pembelajaran sejarah dengan mudah.
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W. dan David R. Ksrthwohl. (2001). A Taxonomy For Learning
Teaching, And Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Education Objectives. New York: Addison Wesley Longman.
Bellance, James. (2011). 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif Untuk
Melibatkan Kecerdasan Siswa. Jakarta: PT Indeks.
Bellance, James. (2012). Proyek Pembelajaran Yang Diperkaya. Jakarta: PT Indeks.
Bossing, Nelson L. (1952). Principles of secondary education. New York: Prentice-Hall.
Departemen Pendidikan. (2005). Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1, Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hatimah, Ihat. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira. Ismaun. (2005). Pengantar belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahan pendidikan.
Bandung: Historia Utama.
Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif
Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.
Kochhar, S.K. (2008). Teaching Of History. Jakarta : Grasindo.
Mahanal, Susriyati dkk. (2009). Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning
Pada Materi Ekosistem Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang.
Mulyasa, E. (2004). Manajemen berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung: Rosda.
Pawito. (2008). Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta: PT. LKIS pelangi aksara
Stevani, Endah Purworini. (2005). Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya
Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006.
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(45)
Vastenhouw, M. (1983). Metode Pengajaran Proyek. Bandung: Jemmars.
Walberg, HJ. (1984). Improving the Productivity of American Schools. Dalam Educational Leadership 41.
Wineburg, Sam. (2006). Berfikir Historis Memetakan Masa Depan, Mengajarkan
Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yahya, Muhammad Mukhlis dkk. (2009). Penerapan Model Project Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung : File.upi.edu.
(46)
LAMPIRAN
–
LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Sejarah
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan I Lampiran 3 Tes & Marking Scheme Tindakan II
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan II Lampiran 5 Tes & Marking Scheme Tindakan II
Lampiran 6 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan III Lampiran 7 Tes & Marking Scheme Tindakan III
Lampiran 8 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan IV Lampiran 9 Tes & Marking Scheme Tindakan IV
Lampiran 10 Foto Beberapa Kegiatan Siswa Lampiran 11 SK Pembimbing
Lampiran 12 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing I) Lampiran 13 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing II) Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 15 Surat Bukti Telah Melaksanakan penelitian Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup
(1)
149
Ani Andriyani, 2014
Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah
tindakan kelas dengan menerapkan metode proyek di kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Sukaresmi.
Sementara itu kendala dan solusi yang dihadapi oleh peneliti selama menerapkan metode proyek dalam proses pembelajaran di kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Sukaresmi, antara lain yaitu mengenai; a) alokasi waktu dalam pelaksanaan penelitian; b) pada tindakan pertama masih banyak siswa yang nampaknya kurang memahami dari pembelajaran proyek, hal ini terlihat ketika banyak siswa yang berkali-kali bertanya kepada peneliti di luar kelas dan jam pelajaran; c) hasil pengerjaan proyek terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan meskipun rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan proyek telah diberikan kepada siswa; d) kurangnya minat siswa untuk belajar membuat metode ini kurang efektif jika dilaksanakan di luar kelas, hal ini karena kurangnya pengawasan guru akan membuat hanya sebagian siswa yang mengerjakan proyeknya.
Peneliti berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mencari solusi dari kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan penelitian diantaranya; a) alokasi waktu harus benar-benar diperhitungkan sebelum tindakan dilaksanakan dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan termasuk gangguan-gangguan yang mungkin terjadi selama pembelajaran berlangsung; b) diperlukan penjelasan mengenai arahan-arahan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa pada setiap tindakan. Arahan yang diberikan harus lebih spesifik tidak hanya tentang pembelajaran dengan menggunakan metode proyek secara umum, tetapi yang sesuai dengan proyek yanag akan dikembangkan pada pertemuan tersebut; c) proyek yang akan diberikan kepada siswa harus mempertimbangkan karakteristik kelas tempat dilaksanakannya penelitian, hal ini didasarkan pada pengalaman dalam melaksanakan tindakan pertama, proyek yang dikembangkan lebih bersifat teks sehingga membuat siswa kurang tertarik. Karakteristik siswa yang diteliti lebih tertarik kepada hal-hal yang menyenangkan, sehingga kemudian peneliti perlu menciptakan proyek yang bisa membuat siswa tertarik untuk mengerjakannnya; d)
(2)
150
Ani Andriyani, 2014
Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah
pengerjaan proyek di luar kelas ternyata kurang efektif, antisipasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasinya pun menjadi kurang fungsional. Untuk itu, peneliti perlu membuat suatu proyek yang dapat dilakukan di dalam kelas, namun siswa pun memiliki beberapa pekerjaan yang perlu dipersiapkan sebelumnya di luar kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan waktu sehingga alokasi waktu dapat sesuai dengan yang direncanakan, selain itu siswa pun telah mempersiapkan materi pembelajarannya sebelum pembelajaran di kelas berlangsung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode proyek dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk memecahkan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah. Salah satu permasalahan pembelajaran yang peneliti lakukan ialah untuk mengatasi rendahnya nilai atau hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. Selain itu, metode proyek juga dapat dijadikan sebagai salah satu variasi metode pembelajaran yang dilaksanakan dipersekolahan. Metode ini sangat fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan rencana pembelajaran ataupun kegiatan yang diinginkan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan berdasarkan pengalaman langsung selama proses penelitian membuat peneliti ingin berkontribusi untuk memperbaiki metode yang telah dilaksanakan dan penelitian yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkegiatan dalam dunia pendidikan. Maka dari itu peneliti mengemukakan beberapa saran yang diantaranya sebagai berikut :
1. Peneliti berharap penerapan metode proyek dapat dikembangkan lebih baik lagi dalam setiap mata pelajaran yang dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
2. Peneliti berharap guru-guru dipersekolahan dapat mengembangkan metode proyek sebagai salah satu variasi metode sehari-hari dalam
(3)
151
Ani Andriyani, 2014
Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah
pembelajaran di kelas. Selain itu metode proyek ini dapat dijadikan salah satu solusi oleh guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Guru harus lebih cermat lagi dalam menciptakan proyek-proyek yang lebih keatif dan inovatif serta bermanfaat bagi siswa. Sehingga pembelajaran sejarah ini dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh siswa.
4. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik akan mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran sejarah yang dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan menjadi suatu pelajaran yang menyenangkan.dengan menyenangi suatu pelajaran siswa dapat memahami materi pembelajaran sejarah dengan mudah.
(4)
Ani Andriyani, 2014
Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W. dan David R. Ksrthwohl. (2001). A Taxonomy For Learning Teaching, And Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Education Objectives. New York: Addison Wesley Longman.
Bellance, James. (2011). 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif Untuk Melibatkan Kecerdasan Siswa. Jakarta: PT Indeks.
Bellance, James. (2012). Proyek Pembelajaran Yang Diperkaya. Jakarta: PT Indeks.
Bossing, Nelson L. (1952). Principles of secondary education. New York: Prentice-Hall.
Departemen Pendidikan. (2005). Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1, Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hatimah, Ihat. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira. Ismaun. (2005). Pengantar belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahan pendidikan.
Bandung: Historia Utama.
Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.
Kochhar, S.K. (2008). Teaching Of History. Jakarta : Grasindo.
Mahanal, Susriyati dkk. (2009). Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning Pada Materi Ekosistem Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang.
Mulyasa, E. (2004). Manajemen berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: Rosda.
Pawito. (2008). Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta: PT. LKIS pelangi aksara
Stevani, Endah Purworini. (2005). Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006. Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
(5)
Ani Andriyani, 2014
Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Vastenhouw, M. (1983). Metode Pengajaran Proyek. Bandung: Jemmars.
Walberg, HJ. (1984). Improving the Productivity of American Schools. Dalam Educational Leadership 41.
Wineburg, Sam. (2006). Berfikir Historis Memetakan Masa Depan, Mengajarkan Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yahya, Muhammad Mukhlis dkk. (2009). Penerapan Model Project Based
Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung : File.upi.edu.
(6)
Ani Andriyani, 2014
Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN
–
LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Sejarah
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan I Lampiran 3 Tes & Marking Scheme Tindakan II
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan II Lampiran 5 Tes & Marking Scheme Tindakan II
Lampiran 6 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan III Lampiran 7 Tes & Marking Scheme Tindakan III
Lampiran 8 Rencana pelaksanaan pembelajaran Tindakan IV Lampiran 9 Tes & Marking Scheme Tindakan IV
Lampiran 10 Foto Beberapa Kegiatan Siswa Lampiran 11 SK Pembimbing
Lampiran 12 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing I) Lampiran 13 Frekuensi Bimbingan (Pembimbing II) Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 15 Surat Bukti Telah Melaksanakan penelitian Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup